BAB IV PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Medika Lestari sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Medika Lestari sebagai perusahaan yang bergerak di bidang"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Deskriptif Rumah Sakit Umum Medika Lestari sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan kepada masyarakat, dalam melaporkan biaya lingkungannya diakui sebagai biaya administrasi dan umum. Pengukuran biaya lingkungan tersebut dinyatakan dalam rupiah berdasarkan pengeluaran Unit Sanitasi Lingkungan dalam pengelolaan limbahnya. Berdasarkan dengan keadaan lingkungan di Indonesia yang masih buruk, tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan jasa untuk mengungkapkan aktivitas lingkungan yang terkait erat dengan limbah medik dan non medik sebagai laporan tambahan melengkapi laporan keuangan yang telah diwajibkan, namun kecenderungan yang terjadi di Indonesia adalah perusahaan sangat jarang memasukkan aktivitas lingkungannya ke dalam laporan tambahan yang disajikan bersama dalam laporan keuangan perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena penyajian tersebut masih bersifat sukarela sehingga kewajiban perusahaan terhadap lingkungan merupakan kewajiban yang berdasar tanggung jawab moral manajemen dalam mengelola lingkungan maupun dalam rangka memenuhi AMDAL dan ANDAL dari Pemerintah atau BAPEDAL. RSU Medika Lestari dalam mengelola lingkungannya terutama masalah penanganan limbahnya dilakukan sepenuhnya oleh Unit Sanitasi Lingkungan yang merupakan bagian dari Sarana Panunjang Medis. Unit ini memiliki instalasi pengolahan limbah (IPAL) mulai 36

2 beroperasi pada bulan Maret 1999 dan menjadi bagian yang penting dalam menjaga keadaan lingkungan agar tetap sesuai dengan peruntukannya. IV.1.1 Analisis Neraca Pelaporan keuangan di neraca bertujuan untuk memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi (aktiva), kewajiban (utang), dan modal sendiri (modal atau donasi) dari suatu entitas atau perusahaan. Neraca dengan demikian meringkaskan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu dengan menampilkan aktiva, utang, dan modal serta hubungan antar akun tersebut. Pengakuan dalam konteks neraca adalah proses pencatatan dan pelaporan dalam laporan keuangan secara formal. Pengakuan tersebut melibatkan pos-pos dan angka dengan jumlah totalnya. Pengakuan pada laporan keungan RSU Medika Lestari meliputi elemen-elemen yang mencakup item sebagai pembentuk neraca. Berdasarkan klasifikasi elemen aktiva, dapat diketahui bahwa item item Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap pada Laporan Keuangan RSU Medika Lestari tidak menunjukkan indikasi khusus yang berkaitan dengan perlakuan lingkungan. Jika ditelusuri lebih jauh ke dalam pembagian sub aktiva tetap dari jumlah total aktiva, terdapat aktiva tetap yang meliputi hak atas bangunan dan peralatan medis yang kemudian disatukan dalam aktiva tetap berwujud secara implisit dalam bagan dan rencana strategis organisasi menjadi total aktiva tetap. Berdasarkan klasifikasi elemen kewajiban yang ada, dapat diketahui pula bahwa pos kewajiban pada laporan Keuangan RSU Medika Lestari tidak menunjukkan indikasi khusus terhadap pengakuan utang lingkungannya. 37

3 Seiring perkembangan jaman, perusahaan dituntut untuk melakukan operasi usaha yang ramah lingkungan maka tidak menutup kemungkinan bagi RSU Medika Lestari untuk mengungkapkan modal lingkungan sebagai pelayanan yang ramah dan bersahabat dengan lingkungan. Atas dasar itulah, RSU Medika Lestari dapat menerapkan akuntansi lingkungan dengan memperluas akuntansi konvensional dengan cara mengungkapkan modal lingkungan disamping modal saham di neraca. Pengukuran (measurement) dalam konteks neraca adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan di neraca. RSU Medika Lestari menganut Akuntansi Konvensional dan kebanyakan mengukur elemen-elemen yang ada di neraca seperti aktiva, kewajiban, dan modal dengan menggunakan biaya historis atas dasar harga perolehan yang dinyatakan dalam satuan moneter rupiah. IV.1.2 Analisis Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan ringkasan dari hasil kegiatan perusahaan selama satu periode akuntansi sehingga laporan ini dipandang sebagai laporan yang paling penting dalam laporan tahunan. Laporan laba rugi RSU Medika Lestari meliputi: Pendapatan, Biaya Usaha, dan Biaya Lain lain. Pos-pos tersebut di dalam laporan laba rugi secara eksplisit tidak menunjukkan adanya elemen yang berkaitan dengan pembiayaan lingkungan. Analisis untuk penerapan akuntansi lingkungan dilakukan dengan pengamatan terhadap setiap pos elemen laba rugi dicatatan atas laporan keuangan untuk kemudian ditelusuri lebih lanjut pada elemen biaya-biaya pada laporan laba rugi dan biaya 38

4 pemeliharaan merupakan satu-satunya elemen yang berhubungan dengan lingkungan (unit pengolahan limbah) RSU Medika Lestari. Pembiayaan yang dilakukan Unit Sanitasi Lingkungan di dalam rencana strategis perusahaan, Rencana Anggaran Unit Sanitasi dimasukkan sebagai program kerja yang diposting sebagai biaya pemeliharaan. Rincian pelaporan biaya Unit Sanitasi Lingkungan tersebut dijelaskan sebagai berikut ini : RSU Medika Lestari Anggaran Belanja Unit Sanitasi Pengadaan Peralatan Perkantoran Rp ,00 2. Pengadaan Peralatan Rumah Tangga Rp ,00 3. Biaya Listrik Instalasi Rp ,00 4. Biaya Operasional Tambahan Rp ,00 5. Biaya Program Lingkungan Rp ,00 Jumlah Anggaran Rp ,00 Tabel IV.1 Anggaran Unit Sanitasi Lingkungan Sumber : RSU Medika Lestari Pengakuan selanjutnya terhadap anggaran biaya unit sanitasi tersebut akan dimasukkan bersamaan dengan biaya-biaya operasional unit-unit lainnya yang digolongkan sebagai unit operasional penunjang medis dan unit lain. Di bawah ini akan ditampilkan laporan laba rugi rumah sakit yang sudah sesuai dengan standar akuntansi lingkungannya. 39

5 PENDAPATAN USAHA Departemen Instalasi Rawat Inap (IRNA) Departemen Instalasi Rawat Jalan (IRJA) Departemen Laboratorium BEBAN DEPARTEMENTALISASI Departemen Instalasi Rawat Inap (IRNA) Departemen Instalasi Rawat Jalan (IRJA) Departemen Laboratorium Laba Rugi Kotor BIAYA USAHA Biaya Penjualan Biaya Umum dan Administrasi Biaya Gaji Karyawan Biaya Transportasi Biaya Inventaris Kantor Biaya Peralatan Medis BIAYA BISNIS Biaya Pencegahan Pencemaran Air BIAYA ADMINISTRASI Biaya Monitoring dampak Lingkungan Biaya Perbaikan Lingkungan (Penghijauan, Konservasi,dll) Jumlah Biaya-Biaya Usaha LABA RUGI USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba Rugi Penjualan Aktiva Tetap-Bersih Penghasilan Bunga Beban Bunga Laba Rugi Kurs-Bersih Lain-Lain Bersih Penghasilan Beban Lain-Lain () () Periode Berjalan Tangguhan LABA RUGI SELAMA PERIODE BERJALAN 40

6 Laporan laba rugi yang dibuat oleh RSU Medika Lestari tidak selengkap laporan laba rugi di atas, karena RSU Medika Lestari memang tidak melaporkan dan menempatkan biaya-biaya lingkungan secara khusus. Seharusnya pihak rumah sakit juga menambahkan akun-akun baru dalam laporan laba ruginya tersebut agar bisa terbaca dengan jelas. IV.1.3 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. Oleh karena itu, Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman diantara pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan harus dibuat Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan. Berikut merupakan penjelasan secara rinci tentang akun-akun tambahan yang telah tertera di laporan laba rugi diatas : Biaya adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. 41

7 Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Biaya Bisnis terdiri dari biaya pencegahan pencemaran air adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah proses produksi yang menghasilkan pencemaran dan kerusakan air. Biaya administrasi adalah biaya untuk kegiatan manajemen yang dihasilkan oleh perusahaan dalam aktivitas konservasi lingkungan. Biaya ini termasuk untuk usaha yang secara tidak langsung berkontribusi terhadap pengurangan dampak lingkungan yang dihasilkan seluruh kegiatan bisnis dan biaya untuk usaha menjalin hubungan dan komunikasi dengan masyarakat oleh perusahaan. Biaya konservasi lingkungan merupakan pengendalian terhadap dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi bisnis dengan area bisnis. Biaya konservasi lingkungan global, merupakan biaya yang berhubungan dengan dampak negatif lingkungan terhadap lingkungan global atau suatu bagian yang luas tentang lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan manusia. Biaya monitoring dampak lingkungan adalah biaya yang dikeluarkan untuk penghijauan. Yang artinya dalam lingkungan rumah sakit tersebut diadakan penghijauan dengan ditanamnya pohon dan tanaman yang lebih banyak agar lingkungan rumah sakit terlihat lebih asri dan nyaman bagi pasien dan masyarakat sekitar. 42

8 Biaya-biaya tersebut diatas pastinya mengeluarkan biaya yang mempengaruhi hasil laba rugi rumah sakit tersebut, maka dengan itu biaya ini harus dibebankan dalam akun tersendiri agar para shareholder dapat mengetahui bila hal perbaikan ini memang penting adanya untuk rumah sakit tersebut. IV.1.4 Analisis Laporan RS Terhadap SAK ETAP Posisi keuangan dari Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan untuk kinerja keuangan dari SAK ETAP adalah pendapatan dan beban. Aset diakui jika manfaat ekonomi di kemudian hari besar kemungkinan akan mengalir kepada entitas dan nilainya dapat diukur secara andal. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan entitas harus mentransfer sumber daya di kemudian hari akibat peristiwa masa lalu dan nilainya dapat diukur dengan andal. Pengakuan pendapatan dan beban sebagai akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Neraca minimal mencakup pos-pos : kas dan setara kas, piutang usaha atau piutang lain-lain, persediaan, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha atau utang lain-lain, aset dan kewajiban pajak, ekuitas. Laba Rugi minimal mencakup pos-pos : pendapatan, beban keuangan, laba rugi neto. Laporan Neraca dan Laba Rugi Rumah Sakit Medika Lestari sudah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Hasil laporan dari Rumah Sakit sudah dengan benar melaporkan keuangannya dengan standar ini karena Rumah Sakit Medika Lestari berbentuk Perseroan Terbatas dan tidak go public. Hanya saja Rumah Sakit masih kurang terperinci dalam mencantumkan akunakun yang ada yang berhubungan dengan lingkungan. Hal ini diperlukan agar para 43

9 pengguna laporan keuangan terutama para shareholders dapat memahami dengan jelas dan rinci biaya-biaya apa saja yang sebenarnya sudah rumah sakit keluarkan guna untuk usaha memperbaiki lingkungan di dalam rumah sakit dan di luar rumah sakit di sekitar masyarakat yang ada, dan guna untuk mensejahterakan para karyawan. IV.1.5 Analisis Tahap Perlakuan Akuntansi Lingkungan Tahap-tahap pelaporan akuntansi memiliki kaitan yang erat terhadap perjalanan sebuah rekening untuk diakui dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Akuntansi lingkungan sebagai metode untuk mengungkap dan menyajikan perlakuan biaya yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan memerlukan tahap-tahap yang runtut dan rinci dengan tetap mengacu pada standar akuntansi maupun pernyataan akuntansi yang berlaku umum. Analisis yang akan dilakukan berikut ini akan memperbandingkan kembali tahaptahap yang telah dilakukan oleh RSU Medika Lestari dengan prinsip yang berlaku secara umum : 1. Pengidentifikasian Identifikasi yang dilakukan oleh RSU Medika Lestari dalam melakukan tahapantahapan perlakuan biaya lingkungan khususnya pengelolaan limbah diperlakukan sebagai biaya pemeliharaan. Biaya pemeliharaan artinya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menangani pengelolaan lingkungan yang tidak diperlakukan secara khusus dalam rekening laporan keuangan. RSU Medika Lestari mengidentifikasikan semua kegiatan medis dan non medis memiliki potensi menimbulkan pengaruh lingkungan. Secara teori, RSU Medika Lestari telah melakukan tahapan pertama ini dengan mengalokasikan sejumlah biaya untuk 44

10 pengelolaan kemungkinan pengaruh negatif dari kegiatan operasional usaha di Rumah sakit. 2. Pengakuan RSU Medika Lestari mengakui elemen biaya tersebut sebagai biaya pada saat biaya tersebut digunakan untuk operasional pengelolaan lingkungan. Meskipun pada awal periode akuntansi, unit sanitasi telah menerima dana anggaran untuk satu tahun, namun pada dasarnya kas tersebut adalah sebagai penyisihan alokasi anggaran dan belum dapat disebut sebagai biaya sebab pembiayaan pengelolaan lingkungan tersebut dilakukan setiap bulan dan akan dijumlah total pada akhir periode akuntansi untuk dilaporkan dalam laporan keuangan. 3. Pengukuran RSU Medika Lestari dalam mengukur nilai dan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan lingkungan ini dengan acuan realisasi anggaran periode sebelumnya. RSU Medika Lestari mengasumsikan bahwa realisasi anggaran periode yang lalu merupakan pelajaran pengalaman yang valid untuk dijadikan sebagai acuan dalam menentukan nilai dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan lingkungan dalam satu periode tersebut. 4. Penyajian RSU Medika Lestari melakukan penyajian alokasi biaya lingkungan tersebut secara bersama-sama dengan biaya unit-unit lain yang serumpun. Penyajian tersebut dilakukan bersama sebagai sub-sub biaya dalam rekening biaya pemeliharaan. Hal ini dilakukan oleh RSU Medika Lestari sebab biaya pengelolaan lingkungan tersebut dianggap sebagai bagian dari sarana penunjang medis sehingga tidak perlu melakukan penyajian secara khusus. 45

11 5. Pengungkapan RSU Medika Lestari mengungkapkan pembiayaan akuntansi lingkungan di dalam laporan keuangan menganut model normatif, artinya pengungkapan biaya lingkungan tersebut seolah-olah diungkapkan sebagaimana biaya overhead dalam perusahaan manufaktur sehingga tidak memerlukan penyajian secara khusus dalam laporan keuangan. Penyajian dalam laporan keuangan dilakukan dengan menggabungkan biaya yang serumpun yakni biaya pemeliharaan dan lain-lain. RSU Medika Lestari dapat disimpulkan dalam melaporkan biaya lingkungan tersebut tidak secara khusus membuat neraca yang berhubungan dengan lingkungan atau setidak-tidaknya mencantumkan biaya lingkungan sebagaimana teori dan prinsip yang berlaku umum, sehingga dalam penyajian dalam laporan keuangan tidak dapat diketahui secara eksplisit jumlah dan nilai biaya untuk pengelolaan lingkungan tersebut. Dampak yang ditimbulkan oleh tidak adanya laporan lingkungan yang berupa pencantuman biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menunjang lingkungan agar tidak berbahaya dan merugikan semua pihak atau disebut juga biaya lingkungan adalah shareholder yang tidak bisa melihat dengan jelas berapa biaya lingkungan yang dikeluarkan dan apakah berpengaruh terhadap laba yang ada atau tidak. Dampak lain yang ditimbulkan adalah sulitnya pihak rumah sakit untuk mengajukan perluasan pangsa pasar dan perluasan wilayah kepada pemerintah, karena seperti yang diketahui RSU Medika Lestari masih belum memenuhi syarat yang dikeluarkan pemerintah tentang keberadaan incinerator, karena menurut syarat PP RI No. 18 tahun 1999, semua rumah sakit yang telah berkembang seperti RSU Medika Lestari ini harus sudah memiliki alat incenerator sendiri. Oleh karena itu pemerintah masih belum boleh 46

12 mengeluarkan surat ijin untuk RSU Medika Lestari dalam perluasan wilayahnya, karena takut meresahkan masyarakat sekitar dan juga merugikan pihak-pihak lain. IV.2 Sustainability Report IV.2.1 Rencana Induk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Visi dan Misi CSR RSU Medika Lestari. RSU Medika Lestari masih belum menerapkan tanggung jawab sosial dengan baik, karena dapat dilihat rumah sakit tidak memiliki visi dan misi tanggung jawab sosial yang seharusnya dimiliki setiap perusahaan ataupun organisasi. Rumah sakit ini hanya memiliki visi dan misi umum yang sudah tertera di bab III. Visi dan misi tanggung jawab sosial ini dibuat agar perusahaan bisa mengetahui strategi apa yang seharusnya digunakan untuk bisa menanggulangi dampak negatif dari kegiatan operasi usaha yang sesuai dengan peraturan pemerintah, selain untuk menanggulangi dampak negatif dari kegiatan usaha, apalagi seperti yang diketahui bahwa kegiatan rumah sakit merupakan kegiatan yang menghasilkan limbah berbahaya. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) Adanya kegiatan CSR ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan para stakeholders untuk mengetahui karakteristik rumah sakit dalam berinteraksi dengan masyarakat, lingkungan, dan juga para karyawannya. RSU Medika Lestari juga masih kurang menanggapi tanggung jawab sosial yang harus diterapkan, karena para pemegang saham (shareholders) itu sendiri jarang sekali datang ke rumah sakit untuk melakukan pengawasan kegiatan usaha rumah 47

13 sakit, hal ini menyebabkan rumah sakit kurang melakukan penerapan CSR yang dibutuhkan untuk mensejahterakan setiap elemen yang berada di sekitarnya. Rumah sakit juga kurang memberikan perhatian kepada masyarakat dan karyawannya, karena sampai sekarang rumah sakit hanya memberikan tenggang waktu pembayaran pada masyarakat yang kurang mampu, dan membuat pamphlet atau poster yang berisikan tentang perilaku hidup sehat, HIV/AIDS, dan Gizi yang dilakukan secara berkala, agar pasien ataupun masyarakat yang melihatnya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi rumah sakit tidak mengadakan kegiatan-kegiatan sosial lainnya yang lebih berguna bagi masyarakat yang tidak mampu, misalnya saja seperti pengobatan gratis, imunisasi gratis, seminar tentang HIV/AIDS, dan sebagainya. Selain itu RSU Medika Lestari juga hanya memberikan asuransi dan pengobatan gratis pada karyawan yang mau berobat di rumah sakit itu dan seharusnya para karyawan mengadakan penyusunan dan kesepakatan bersama tentang kesepakatan kerja, yang bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat dan para karyawan bahwa RSU Medika Lestari mempunyai tanggung jawab sosial yang baik. Rumah sakit tidak melakukan survei respon pengguna secara berkala, agar dapat mengetahui bagaimana kinerja rumah sakit yang sudah berjalan selama ini di mata para pasien. IV.2.2 Upaya Pengelolaan Limbah Upaya pengelolaan limbah yang dilakukan RSU Medika Lestari dalam rangka mengurangi dampak negatif dari kegiatan hasil usaha rumah sakit terhadap lingkungan dan masyarakat telah dilakukan cukup baik namun masih ada kekurangan dari pihak 48

14 rumah sakit dalam melakukan pengelolaan limbah yang ada. Dalam masalah pengelolaan limbah, RSU Medika Lestari masih sedikit belum lengkap dalam pembagian dan pemusnahan limbah secara benar dan tepat. Ada beberapa jenis limbah berbahaya yang tidak diuraikan secara terperinci dalam pemusnahannya. Limbah-limbah tersebut ialah limbah patologis yaitu limbah yang berupa jaringan tubuh, organ, anggota badan, plasenta, dan darah yang dibuang saat otopsi. Limbah radioaktif dari pelacakan tumor, prosedur terapis, tindakan kedokteran nuklir, dan sebagainya. Lalu limbah citotoksik yaitu bahan yang telah terkontaminasi saat pemeriksaan atau tindakan terapi citotoksik, limbah yang terdapat citotoksik ini harus dimusnahkan dengan incinerator dengan suhu 100 derajat celcius. Pengurangan Volume Limbah yang dihasilkan RSU Medika Lestari selalu berusaha untuk mematuhi peraturan dan perundangan lingkungan sesuai dengan arahan Dinas Kesehatan Republik Indonesia dan mengembangkan, mengkaji, serta memelihara kebijakan lingkungan ini dan mengkomunikasikan kepada masyarakat luas. RSU Medika Lestari melakukan antisipasi pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh Unit Sanitasi Lingkungan dengan melakukan pengelolaan limbah dengan cara mengurangi dan menetralisir tingkatan limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit, agar limbah-limbah tersebut tidak meluap dan mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan dan juga warga sekitar. Pengelolaan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika dan kimia. Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah, upaya pertama yang harus dilakukan adalah upaya preventif yaitu mengurangi volume bahaya limbah yang 49

15 dikeluarkan ke lingkungan yang meliputi upaya mengurangi limbah pada sumbernya, serta upaya pemanfaatan limbah. Program minimalisasi limbah Indonesia baru mulai digalakkan. Bagi rumah sakit program minimalisasi masih merupakan hal baru yang bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah dan pengelolaan limbah yang masih mempunyai nilai ekonomi. Berbagai upaya telah dipergunakan untuk mengungkapkan pilihan teknologi mana yang terbaik untuk pengelolaan limbah, khususnya limbah berbahaya antara lain reduksi limbah (waste reduction), minimisasi limbah (waste minimization), pemberantasan limbah (waste abatement), pencegahan pencemaran (waste prevention) dan reduksi pada sumbernya (source reduction). Pengelompokan Limbah Dalam pengelolaan limbahnya pihak rumah sakit telah melakukan pemisahan pada setiap kategori-kategori limbah agar menjadi tidak berbahaya dan sesuai dengan prosedur pemusnahan limbahnya. Misalnya saja pengelompokan limbah menjadi limbah padat dan limbah cair, dalam pengelolaannya limbah padat dibagi lagi menjadi limbah padat umum, medis, limbah laboratorium, farmasi, dan limbah infeksius. Limbah tersebut dikumpulkan ke dalam wadah yang berbeda agar tidak tercampur dan mempermudah dalam pemusnahannya. Akan tetapi pihak rumah sakit masih memerlukan bantuan pihak ketiga dalam pengelolaan limbah. Oleh karena itu rumah sakit kurang begitu mengetahui bagaimana cara pengelolaannya dari awal sampai tidak menjadi berbahaya lagi. Rumah sakit hanya menangani pengelolaan limbah cairnya saja, karena rumah sakit telah memiliki alat pemusnah limbah sendiri atau yang lebih dikenal dengan IPAL (instalasi pengelolaan air 50

16 limbah). Dengan adanya mesin IPAL ini, pihak rumah sakit bisa mengetahui bagaimana prosesnya dan seberapa beracunnya limbah cair yang dihasilkan dari setiap hasil usaha rumah sakit sampai dengan limbah tersebut tidak berbahaya dan bisa dialirkan. Hal ini dikarenakan adanya ketidakmampuan pihak RSU Medika Lestari untuk menyediakan lahan atau area yang cukup besar untuk pengelolaan limbah tersebut. Oleh karena itu RSU Medika Lestari ini belum bisa membeli alat pengelolaan limbah yang disebut dengan incinerator sebagai alat pemusnah limbah-limbah padat yang dihasilkan rumah sakit yang cenderung berbahaya, agar tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitar. Hal ini berarti pihak Rumah Sakit tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pihak ketiga. Selain itu pihak rumah sakit juga tahu bagaimana cara kerja pengolahan limbah dan bisa meyakinkan masyarakat luas bahwa dengan keberadaan rumah sakit di sekitar mereka ini tidak akan membawa dampak yang negatif. IV.2.3 Kesungguhan RSU Medika Lestari dalam Mengelola Lingkungan Sejalan dengan rencana induk pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam bidang kesehatan, RSU Medika Lestari berusaha untuk mengendalikan dampak lingkungan akibat kegiatan usaha yang dijalankannya. Mengingat rumah sakit bergerak di bidang kesehatan dan hampir seluruh kegiatan usahanya menggunakan bahan-bahan kimia ataupun benda-benda yang mudah terinfeksi maka rumah sakit dituntut untuk memiliki lingkungan yang bersih baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternalnya dan bertanggung jawab atas pengelolaan limbahnya sendiri. RSU Medika Lestari telah memiliki program-program guna menciptakan lingkungan yang sehat dengan mengadakan penyehatan ruangan yang berguna untuk menghasilkan udara, pencahayaan yang cukup bagi setiap ruangan, dan memperhatikan kekokohan 51

17 bangunan untuk keselamatan kerja yang telah sesuai dengan PERMENKES NO 1204/MENKES/SK/X/2004. Namun dapat dilihat di lingkungan yang sebenarnya di rumah sakit, keadaan kualitas udara, dan pencahayaannya masih kurang baik. Hal ini bisa terlihat bahwa lorong atau pun ruangan rumah sakit masih agak gelap dan udaranya sedikit panas. Dalam kebersihan lingkungannya baik internal maupun eksternal RSU Medika Lestari masih terlihat tidak bersih dan seperti yang diketahui letak rumah sakit berada didekat pemukiman warga sehingga membuat bangunan rumah sakit dari luar tampak kurang bersih dan tidak menarik. Karena kurangnya lahan yang tersedia, pihak rumah sakit masih belum dapat membuat akses jalan yang lebih besar lagi dan hal ini menyebabkan keadaan RSU Medika Lestari tidak memiliki tempat yang cukup jika ada mobil unit gawat darurat yang datang, hal ini disebabkan karena di depan pintu utama RSU Medika Lestari dijadikan tempat parkir motor. Pada suatu waktu Rumah Sakit Medika Lestari berencana untuk mengadakan pembangunan perluasan lahan dan rencana rumah sakit tersebut tidak mendapatkan respon positif dari masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar takut adanya dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari hasil kegiatan sehari-hari rumah sakit ini. Tetapi setelah pihak rumah sakit memberikan pengertian yang pada akhirnya membuat para masyarakat pun dapat mengerti, maka pada akhirnya masyrakat pun ikut mendukung pembangunan perluasan rumah sakit ini. Demikian pula dalam pengelolaan limbahnya, RSU Medika Lestari telah menunjukkan kesungguhan dalam mengelola lingkungan agar tidak menimbulkan dampak buruk, misalnya : 52

18 Pengelolaan Limbah Cair Penyehatan Air, RSU Medika Lestari melakukan pengambilan, pengiriman, dan pemeriksaan sampel air bersih per triwulan, RSU Medika Lestari melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan laboratorium yang dilakukan secara berkala dan menindaklanjuti sarana dan kualitas air bersih secara berkala agar sesuai dengan PERMENKES No. 416 tahun 1990 tentang Standar Air Bersih. Pengelolaan Limbah Cair dengan memperhatikan cara kerja IPAL dan pemeliharaan IPAL secara berkala, juga dengan memeriksa hasil effluent atau standar yang ditetapkan pada limbah yang telah diolah dari unit-unit IPAL pada setiap bulan agar sesuai dengan prosedur berdasarkan PERMENKES No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Tata Laksana Pengelolaan Limbah Cair dan sesuai dengan KEP. 58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. Pengelolaan Limbah Padat Pengelolaan Sampah Medis dan Non Medis, melakukan pemilihan atau penyortiran sampah medis padat dan jarum suntik secara berkala, melakukan pengawasan dari proses pungumpulan, penyimpangan juga secara berkala. Sedangkan untuk sampah non medis dilakukan pemilihan atau penyortiran sampah non medis, dan pengawasan dari proses pengumpulan, penyimpangan, dan pengangkutan secara berkala agar sesuai dengan PERMENKES No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Tata Laksana Pengelolaan Sampah Medis dan Non Medis. 53

19 Pengendalian Lain yang Dilakukan Rumah Sakit Sanitasi Makanan dan Minuman RSU Medika Lestari melakukan pengawasan hygiene sanitasi makanan mulai dari proses pembelian bahan makanan, pengelolaan makanan, peralatan masak, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan yang dilakukan secara berkala dan melakukan pengambilan dan pemeriksaan sample usap alat, rectal swab atau tinja segar, dan sampel makanan secara enam bulan sekali agar sesuai dengan PERMENKES No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman. Disinfeksi dan Sentralisasi, desinfeksi dan sterilisasi terhadap ruang pelayanan medis dan penunjang medis yang dilakukan secara berkala. Agar pelayanan medis dan non medis khususnya untuk ruang operasi dan ruang isolasi bebas dari mikrooganisme yang berdasarkan pada PERMENKES No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Dekontaminasi Melalui Disinfeksi dan Sterilisasi. Biaya Lingkungan RSU Medika Lestari masih belum melakukan pencatatan biaya yang dikeluarkan untuk lingkungan secara baik, karena seperti yang ketahui setiap organisasi kesehatan yang telah melakukan pengelolaan limbah dengan cukup baik, maka akan mempunyai biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan lingkungannya. Akan tetapi pihak rumah sakit masih menganggap biaya tersebut sebagai biaya umum, yang tidak memerlukan pencatatan secara khusus. Seperti yang sudah bahas di atas, dalam laporan laba rugi RSU Medika Lestari tidak ada indicator khusus mengenai biaya lingkungan. Pihak rumah sakit hanya memiliki satu akun untuk menempatkan biaya-biaya lingkungan yang dikeluarkan, yaitu akun pemeliharaan. Akun pemeliharaan ini bukan 54

20 hanya berisi tentang biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan lingkungan saja, melainkan akun ini dibuat untuk memasukan biaya-biaya yang memiliki kategori sama, misalnya saja pemeliharaan alat medis atau jika ada alat medis yang rusak, maka biayanya dimasukan ke dalam akun pemeliharaan. Oleh karena itu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk lingkungan tidak bisa dilihat dengan jelas. Peminimalan Dampak Lingkungan Keberadaan rumah sakit ini memiliki potensi dampak lingkungan yang meliputi kualitas tanah, air, dan udara, serta gangguan lainnya. Untuk meminimalkan dampak lingkungan tersebut, rumah sakit hanya menjalankan langkah kecil yaitu rumah sakit dengan hanya melakukan penanaman pohon di kebun belakang rumah sakit dan juga penempatan tumbuhan dalam pot di dalam rumah sakit agar terlihat lebih asri, selain itu rumah sakit hanya melakukan pemantauan lingkungan secara biasa-biasa saja tidak ada pemantauan secara khusus, misalnya melakukan penyiraman pada tanaman, tidak melakukan pengontrolan pada pohon-pohon yang telah ditanam dan tidak memanggil badan khusus untuk melakukan pelatihan lingkungan secara berkala. Pemanfaatan Daur Ulang Air RSU Medika Lestari telah melakukan pengelolaan limbah cair dengan baik, akan tetapi RSU Medika Lestari tidak mendaur ulang air hasil pengelolaannya tersebut, melainkan langsung dibuang atau dialirkan setelah menjadi tidak berbahaya. Padahal rumah sakit bisa menggunakan air tersebut untuk menyiram tanaman atau pohon-pohon disekeliling rumah sakit agar pihak rumah sakit tidak perlu menambahkan biaya 55

21 penyiraman tanaman kedalam akun biaya air, karena dengan melakukan daur ulang air tersebut rumah sakit akan lebih berhemat dalam pengeluaran biayanya. IV.2.4 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Manfaat bagi Pekerja Jumlah pegawai RSU Medika Lestari terdiri dari 168 orang merupakan pegawai purna waktu, 16 orang merupakan pegawai paruh waktu. Pihak rumah sakit hanya menjamin pengobatan gratis bagi karyawan yang mau berobat di RSU Medika Lestari dan memberikan asuransi kesehatan, tunjangan melahirkan bagi pegawai. Waktu kerja untuk para pegawai juga diperhatikan, yaitu dengan adanya dua kelompok pekerja yang dimaksud pergantian shift pagi dan malam, ini dilakukan agar para pegawai bisa mendapatkan hak mereka dalam beristirahat dengan cukup dan agar tidak ada pemaksaan kerja pada setiap pegawai. Program pensiun imbalan dan pensiun iuran belum diberlakukan di rumah sakit ini dan juga RSU Medika Lestari belum pernah mengadakan pelatihan-pelatihan secara rutin untuk para pegawainya. Para pegawai baru secara otodidak berdasarkan perintah atasan IV.2.5 RSU Medika Lestari Memprioritaskan Kesehatan dalam Keselamatan bagi Seluruh Pegawai Tidak ada indikasi khusus yang dilakukan oleh rumah sakit untuk menjaga keselamatan pegawai secara terperinci, karena itu pihak rumah sakit hanya melakukan pengecekan bangunan secara berkala, penyediaan masker bagi pegawai yang bekerja di laboratorium, pengobatan gratis, dan asuransi jamsostek. Seharusnya rumah sakit bisa 56

22 menyediakan usaha keselamatan atau kesehatan bagi pegawai yang bekerja di bidang laboratorium dan bagi pegawai lain yang rentan akan terkena infeksi yang berasal dari pasien yang terinfeksi dan melakukan pengecekan kesehatan lingkungan kerja para pegawai secara berkala. Sampai saat ini tidak ada kecelakaan-kecelakaan yang memiliki akibat yang fatal bagi para pekerjanya. IV.2.6 Bersama Membangun Kesejahteraan Masyarakat Tanggung jawab RSU Medika Lestari sebagai badan usaha yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan telah mencoba membuktikan tanggung jawabnya walaupun masih kurang sempurna. Pada pertengahan tahun 2009, saat pembangunan perluasan RSU Medika Lestari ini, menimbulkan keresahan bagi warga sekitar karena takut akan limbah dari rumah sakit akan membahayakan mereka dalam aktivitas sehari-hari. Maka terjadilah demo untuk menutup Rumah Sakit tersebut, tetapi setelah pihak RSU Medika Lestari berjanji dan meyakinkan para masyarakat bahwa RSU Medika Lestari telah menjalankan proses pengelolaan limbah sesuai prosedur yang berlaku di Indonesia, maka masyarakat pun pada akhirnya bisa menerima perluasan RSU Medika Lestari ini. Program Kemitraan Program kemitraan bertujuan untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga program yang berjalan di rumah sakit didukung oleh warga sekitar. Program kemitraan bertujuan juga untuk meningkatkan kerja sama yang sudah terjalin dengan pihak ketiga agar hubungan kerja sama yang ada dapat dijaga dengan baik, dan membangun hubungan kerja sama yang baru dengan pihak ketiga dalam hal pemberian kesehatan, seminar gratis, dan lain sebagainya. 57

23 Pengembangan Masyarakat Program pembangunan masyarakat atau sosial adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitar RSU Medika Lestari. Namun sangat disayangkan sampai saat ini RSU Medika Lestari tidak melakukan upaya-upaya untuk membangun perkembangan dan wawasan masyarakat, misalnya saja pemberian dana bagi anak-anak tidak mampu, pengajaran kesehatan gratis bagi masyarakat yang mempunyai niat untuk menjadi perawat. Selain itu RSU Medika Lestari juga dinilai kurang peka terhadap keadaan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. IV.2.7 Dampak Ekonomi RSU Medika Lestari dan Serta Masyarakat Sekitar Seiring berjalannya waktu, RSU Medika Lestari terus tumbuh dan berkembang menjadi suatu rumah sakit yang lebih besar dan lebih banyak melakukan kegiatan usahanya. Pertumbuhan dan perkembangan ini dapat dilihat dari pergantian nama yang awalnya Rumah Sakit Ibu Anak yang hanya mengkhususkan kegiatan usaha di bidang kebidanan, sekarang telah berganti nama dengan Rumah Sakit Umum Medika Lestari yang berarti pihak rumah sakit lebih banyak melakukan dan menyediakan jasa kesehatan. Besaran penerimaan RSU Medika Lestari ini sepenuhnya berasal dari kegiatan usahanya maupun daur penjualan obat-obatnya, dan tidak ada yang diperoleh dari pemerintah, maupun bantuan lain dari organisasi-organisasi terkait. Selain itu RSU Medika Lestari juga telah melakukan perluasan wilayahnya pada tahun Akan tetapi sekarang ini RSU Medika Lestari tidak bisa melakukan perluasan wilayah lagi, karena RSU tidak memiliki alat Incenerator. 58

24 Manfaat Bagi Masyarakat Sekitar RSU Kehadiran RSU Medika Lestari ini juga membawa dampak positif bagi para masyarakat karena dengan adanya kehadiran rumah sakit ini, maka secara tidak langsung juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi kegiatan. Selain itu dengan keberadaan rumah sakit ini, maka RSU Medika Lestari bisa membantu para warga untuk mempunyai ide bisnis baru seperti membuka tempat makan, toko fotocopy, dan masih banyak lainnya. Disamping lapangan pekerjaan, banyak warga yang memanfaatkan pelayanan jasa rumah sakit, karena dengan adanya rumah sakit di sekitar rumah mereka, maka akan memudahkan para warga dalam berobat. Melayani Pelanggan Kelangsungan bisnis dan pencapaian ekonomi rumah sakit tidak bisa terlepas dari keberadaan para pasien atau pelanggan. RSU Medika Lestari telah berusaha melayani jasa kesehatan dengan sebaik-baiknya, termasuk memastikan kesehatan gizi makanan yang akan dikonsumsi oleh para pasien, agar sesuai dengan kebutuhannya. Dalam pelayanan jasa yang sebaik-baiknya, pihak rumah sakit tidak terlepas dari para perawat, tim medis, dan para dokter yang harus menangani setiap situasi dengan cepat atau cekatan. Hal ini dibutuhkan agar bisa memastikan langkah yang tepat untuk para pasien, karena itu seharusnya diadakan pelatihan-pelatihan secara berkala, agar para perawat, tim medis, dan dokter bisa bekerja semaksimal mungkin, karena apa yang mereka kerjakan berhubungan dengan nyawa seseorang. 59

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RSPI PROF.DR.SULIANTI SAROSO

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RSPI PROF.DR.SULIANTI SAROSO ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RSPI PROF.DR.SULIANTI SAROSO Nama : Tressa sariyanti NPM : 28213944 Dosen Pembimbing : Dr.Sigit Sukmono,S.E., M.M. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut peraturan

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT UMUM MEDIKA LESTARI

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT UMUM MEDIKA LESTARI PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT UMUM MEDIKA LESTARI Venny Margareta S Jln. Kh Syahdan no 13 08174940484 venny.margareta90@yahoo.com Dosen Pembimbing Herlin Tundjung Setijaningsih, SE., M.Si.,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Pada bab ini, akan dibahas identifikasi masalah dalam penelitian dan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Pada bab ini, akan dibahas identifikasi masalah dalam penelitian dan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, akan dibahas identifikasi masalah dalam penelitian dan bertujuan untuk menemukan jawabannya melalui metode penelitian yang telah dijalankan. Pembahasan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan adalah sebagai salah satu usaha untuk mencapai kesadaran kemampuan akan hidup sehat bagi masyarakat dan mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan

Lebih terperinci

Bab 1 Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan ataupun rumah sakit adalah limbah produksi dan limbah operasional untuk

Bab 1 Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan ataupun rumah sakit adalah limbah produksi dan limbah operasional untuk Bab 1 Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan ataupun rumah sakit adalah limbah produksi dan limbah operasional untuk rumah sakit. Dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian dunia saat ini terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan semakin meningkat. Berbagai forum internasional tentang lingkungan terus digelar yang telah menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan instansi pemerintahan yang bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAGIAN KEUANGAN RUMAH SAKIT

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAGIAN KEUANGAN RUMAH SAKIT Bagian Keuangan terdiri atas : 1. Sub Bagian Perbendaharaan 2. Sub bagian Penerimaan 3. Sub bagian Verifikasi 4. Sub bagian Akuntansi 1. Sub Bagian Perbendaharaan, mempunyai tugas : Melaksanakan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi atau perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa sebagai output atas kegiatan operasionalnya otomatis memiliki tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah sakit berlangsung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang didasari pada tuntutan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana 126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen

Lebih terperinci

BAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

BAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) BAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) Nama Rumah Sakit Alamat Rumah Sakit Nama Pembimbing Tanggal Bimbingan : : : : STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN PROGRAM KEPEMIMPINAN DAN KOORDINASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,

Lebih terperinci

CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK

CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK Agenda Penerapan KPD2LK Jamsostek Rumah Sakit 2 Laporan Keuangan JAMSOSTEK SEJARAH JAMSOSTEK Pada tahun 1947 UU 33/1947 jo 2/1951 tentang Kecelakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo PCM Ponorogo kota MPKU -PCM Direktur Wakil Direktur S.P.I Manager Umum Manager Administrasi Manager Keuangan Manager Keperawatn

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila disbanding dengan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI LAPORAN KEUANGAN SEMESTERAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI Neraca Laporan Operasional Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 2014 Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007 U R A I A N 31 Desember 2008 31 Desember 2007 ASET ASET LANCAR 94.045.349.685,03 117.364.626.222,84

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber limbah B3 yang harus mendapat perhatian. Limbah B3 yang dikeluarkan dari rumah sakit meliputi limbah infeksius, sisa operasi, sisa suntikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun, selain memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN & ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN & ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Modul ke: 02 ROY Fakultas FEB LAPORAN KEUANGAN & ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN BUDIHARJO, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan

Lebih terperinci

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Penetapan Area Prioritas Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit Khusus Bedah SS Medika berdasarkan prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1 Unit

Lebih terperinci

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA.

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Inna Sindhu Beach Sanur Kamis, 20 September 2012 Pembukuan

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RSUD TARAKAN JAKARTA

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RSUD TARAKAN JAKARTA PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RSUD TARAKAN JAKARTA Safira Elyafei Universitas Bina Nusantara, Jalan Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakrta Barat safira290@yahoo.co.id Kartika Dewi, SE., Ak., MBA. ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Perusahaan Dalam Menghitung Penyusutan. 1. Dasar Penyusutan Masing Masing Aktiva dan Metode Penyusutan Yang Digunakan Oleh Perusahaan Setiap aktiva yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Isu mengenai lingkungan bukan lagi merupakan suatu isu yang baru. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi ekonomi yang dalam kegiatannya mempunyai tujuan tertentu. Setiap perusahaaan memerlukan informasi yang senantiasa dapat

Lebih terperinci

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul menjelaskan arus biaya dalam perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pukul WIB kecuali pada hari minggu akan buka pada pukul 11.00

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pukul WIB kecuali pada hari minggu akan buka pada pukul 11.00 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Snapshoes Care Snapshoes Care usaha cuci sepatu dan tas premium merupakan usaha yang baru terbentuk pada tanggal 12 April 2016. Usaha cuci sepatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 21 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2 DAFTAR LAMPIRAN 1. AKUN

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia, sehingga mendorong untuk segera menyediakan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA LINGKUNGAN

BAB II BIAYA LINGKUNGAN 10 BAB II BIAYA LINGKUNGAN 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Secara umum dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut biaya. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik untuk pribadi, keluarga, masyarakat, perusahaan, pemerintah maupun dunia. Lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian, ternyata

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dengan adanya pertambahan penduduk dan pola konsumsi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA LAMPIRAN B.III : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2017 ANGGARAN KD. REKENING URAIAN TAHUN INI TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2017 ANGGARAN KD. REKENING URAIAN TAHUN INI TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2017 Urusan Pemerintahan 2 Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Bidang Pemerintahan 2. 05 Lingkungan Hidup Unit Organisasi 2. 05. 01 DINAS LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam operasi suatu perusahaan baik perusahaan profit maupun perusahaan non profit (nirlaba)

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) 1. Pendahuluan Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan limbah yang saat ini mulai disadari dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat banyak aktivitas yang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO. Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO. LEBIH / URAIAN ANGGARAN REALISASI URUT (KURANG) 2 BELANJA 33,283,583,941 21,428,982,849

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016

Pedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016 75 Lampiran 1 Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe Tahun 2016 A. Daftar pertanyaan untuk Kepala Instalasi Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan (IPSL)

Lebih terperinci

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3)

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3) DAFTAR ISI Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan K3RS --------------------------------------------- Daftar Isi-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP. 024-7474495 SERTIFIKAT ISO 17025 TAHUN 2005 Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Balai K3) Provinsi Jawa Tengah, mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu unit yang mencakup berbagai kegiatan kompleks didalamnya, antara lain pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, layanan medik,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian kajian kesiapan penanggulangan bencana Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT PADA ACARA SEMINAR PERAN HOSPITAL ENGINEERING DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DIREKTUR JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

STANDAR PPI 1 PPI 1.1 PPI 2 PPI 3 PPI 4 PPI 5 PPI 6 PPI 6.1

STANDAR PPI 1 PPI 1.1 PPI 2 PPI 3 PPI 4 PPI 5 PPI 6 PPI 6.1 D NO 1 2 3 4 STANDAR PPI 1 PPI 1.1 5 6 PPI 2 7 8 9 PPI 3 10 11 12 PPI 4 13 14 15 PPI 5 16 17 18 19 20 PPI 6 21 22 23 PPI 6.1 24 25 26 PPI 6.2 27 28 29 PPI 7 30 31 32 33 PPI 7.1 34 35 36 37 38 PPI 7.2 39

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan tertentu. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007 1. NERACA KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN POKOK PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007 URAIAN 2008 2007 A S E T ASET LANCAR 10.358.455.445,83 9.673.091.225,83

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai refrensi dalam menunjang keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian terdahulu

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) KMA 43026 AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Contoh Audit Lingkungan

Lebih terperinci