PEDOMAN PELAYANAN UNIT GIZI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PELAYANAN UNIT GIZI"

Transkripsi

1 PEDOMAN PELAYANAN UNIT GIZI RS ZAHIRAH JAGAKARSA JAKARTA SELATAN 2014 Pedoman pelayanan unit gizi Page 1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkah dan rahmat Nya, sehingga tersusunlah buku pedoman Pelayanan RS.Zahirah ini. Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting, khususnya di Instalasi Gizi, buku ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung jawab masing masing. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit dan melaksanakan visi dan misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi agar senantiasa dapat menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari. Jakarta,September 2014 Tim Penyusun Pedoman pelayanan unit gizi Page 2

3 BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat laju pembangunan, semakin besar pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Di lain pihak pelayanan rumah sakit yang memadai, baik di bidang gizi maupun pengobatan semakin dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan gizi yang diselenggarakan oleh gizi rumah sakit sangat perlu menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta memberi kepastian hukum dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar bagi pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan perlu dilakukan peningkatan pelayanan kesehatan termasuk peningkatan Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit. Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolism tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Selain itu, masalah gizi lebih dan obesitas erat hubungannya dengan penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan penyakit kanker, memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya. Pedoman pelayanan unit gizi Page 3

4 B. Tujuan Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan gizi di RS.Zahirah, hal ini karena pelayanan gizi adalah salah satu komponen penting dalam penatalaksanaan pasien yang dapat berperan meningkatkan mutu gizi, sehingga pengobatan terhadap pasien menjadi lebih terarah. C. Ruang Lingkup Pelayanan Gizi di RS.Zahirah meliputi: 1. Asuhan Gizi Rawat Jalan 2. Asuhan Gizi Rawat Inap 3. Penyelenggaraan Makanan D. Batasan Operasional 1. Gizi Adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit rawat inap dan rawat jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, mengoreksi kelainan metabolisme dalam upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. 2. Standar Pelayanan Gizi Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien tersebut. 3. Tenaga Profesional / Formal Gizi adalah tenaga yang mencakup : Tenaga Gizi yang telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Standar Prosedur Operasional ( SPO ) adalah kumpulan instruksi, langkah langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. 5. Ruangan Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung semua kegiatan yang dipergunakan sesuai dengan standar ruangan gizi, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan penyediaan makan pasien. Semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan sesuai dengan peraturan sarana dan prasarana rumah sakit. 6. Bahan Gizi Pedoman pelayanan unit gizi Page 4

5 a. Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh unit/instalasi gizi sesuai dengan ukuran dan bentuk. b. Bahan makanan basah adalah bahan makanan yang harus disimpan dalam lemari dingin untuk menjaga kualitas dan mutu dari bahan tersebut dengan suhu yang telah ditetapkan. c. Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang harus disimpan dalam tempat kering, tidak mengandung air/lembab untuk menjaga kualitas dan mutu dari bahan tersebut dimana suhu ruangan biasanya berkisar C. d. Bahan tambahan pangan adalah bagian dari bahan baku pangan, yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Bahan yang biasa digunakan untuk makanan antara lain bahan pengawet, pemanis, pewarna, penyedap rasa dan aroma, bahan antigumpal, bahan pemucat, antioksidan dan pengental. e. Air adalah media yang digunakan dalam banyak kegiatan di unit gizi dan harus memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum. 7. Metode Pemeriksaan Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifitas yang berbeda beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang berbeda beda pula. 8. Pemantapan Mutu ( quality assurance ) gizi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin mutu pelayanan terutama dibidang gizi. Pemantapan Mutu terbagi menjadi 3 indikator : a. Indicator proses : indicator yang mengukur elemen pelayanan yang disediakan oleh institusi yang bersangkutan. b. Indicator struktur : indicator yang menilai ketersediaan dan penggunaan fasilitas, peralatan, kualifikasi professional, struktur organisasi yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan. c. Indicator outcome : indicator untuk menilai keberhasilan intervensi gizi yang diberikan. 9. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Gizi Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) gizi merupakan bagian dari pengelolaan gizi secara keseluruhan. Gizi adalah unit pelayanan dimana tempat kerjanya harus terjamin dan aman dalam proses penyelenggaraan makanan banyak. Petugas harus memahami keamanan gizi dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan makanan secara baik menurut standar pelayanan gizi yang benar. Pedoman pelayanan unit gizi Page 5

6 10. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan kegiatan gizi diperlukan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan gizi. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan. E. Landasan Hukum 1. UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai penjabaran dari undangundang tersebut salah satunya adalah Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor HK tahun 1995 tentang pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit (termasuk di dalamnya adalah pelayanan radiologi diagnostik) untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. 2. Departemen Kesehatan RI Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan RI 3. Depertemen Kesehatan RI.Sekretariat Jenderal. Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C. Departemen Kesehatan RI. 4. Departemen Kesehatan RI Standar Profesi Gizi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI 5. Kementerian Kesehatan RI Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta 6. Undang undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pedoman pelayanan unit gizi Page 6

7 BAB II STANDAR KETENAGAAN PELAYANAN GIZI Untuk menjalankan pelayanan gizi didukung oleh tenaga profesional gizi dan tenaga penunjang gizi. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 1. Kepala Unit Gizi Kepala Unit Gizi bertindak sebagai koordinator palaksanaan dan pengembangan pelayanan gizi rumah sakit dan pelayanan pendidikan serta memfasilitasi penelitian di unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut : a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk pencapaian Visi dan Misi RS Zahirah b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga mampu memberikan pelayanan yang unggul dan berperan optimal sebagai revenue center c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi Pedoman pelayanan unit gizi Page 7

8 d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan rutin dan berkala manajemen dan administrasi Unit Gizi e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi terhadap pengelolaan diet pasien f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan gizi berjalan baik dan lancar 2. Administrasi Gizi Administrasi Gizi adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut : a. Mencatat pengeluaran bahan basah b. Mencatat pengeluaran bahan kering c. Mencatat jumlah pasien d. Mencatat permintaan ke logistic umum dan logistic farmasi e. Mencatat tambahan menu (atas permintaan pasien sendiri) 3. Juru Masak Juru Masak adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut : a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah pasien b. Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati sesuai jumlah pasien dan membedakannya sesuai diet pasien c. Memotong sayuran sesuai dengan menu d. Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu e. Mencuci peralatan memasak f. Merapihkan meja persiapan memasak g. Mentestur makanan yang sudah dimasak h. Operan makanan yang sudah siap ke juru saji 4. Juru saji Juru saji adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut : a. Menulis etiket makan (pagi, siang dan sore) b. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan jumlah pasien c. Membersihkan trolley makan dan trolley snack d. Membuat snack untuk pasien yang berdiet e. Menyiapkan snack untuk disajikan ke pasien dan mengantarkannya ke pasien f. Menyiapkan makan sesuai diet pasien dan mengantarkannya ke pasien g. Mangambil peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien h. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien i. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air j. Menanyakan menu sarapan ke pasien k. Mengisi air panas kedalam termos dan mengantarkannya untuk kebutuhan pasien Pedoman pelayanan unit gizi Page 8

9 Berdasarkan uraian kompetensi tersebut, kualifikasi SDM Unit Gizi secara menyeluruh disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut Tabel 1.1 Kualifikasi SDM Unit Gizi NAMA JABATAN Kepala Unit Gizi URAIAN TUGAS a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk pencapaian Visi dan Misi RS Zahirah b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga mampu memberikan pelayanan yang unggul dan berperan optimal sebagai revenue center c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan rutin dan berkala manajemen dan administrasi Unit Gizi e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi terhadap pengelolaan diet pasien f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan gizi berjalan baik dan lancar KUALIFIKASI 1. Memiliki persyaratan kemampuan dibidang teknis, manajerial dan fisik 2. Memiliki pengetahuan dan pengalamam dibidangnya minimal 2 tahun dengan pendidikan minimal diploma gizi 3. Memiliki persyaratan Pedoman pelayanan unit gizi Page 9

10 Administrasi gizi a. Mencatat pengeluaran bahan basah b. Mencatat pengeluaran bahan kering c. Mencatat jumlah pasien d. Mencatat permintaan ke logistic umum dan logistic farmasi e. Mencatat tambahan menu (atas permintaan pasien sendiri) Juru Masak a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah pasien b. Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati sesuai jumlah pasien dan membedakannya sesuai diet pasien c. Memotong sayuran sesuai dengan menu d. Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu e. Mencuci peralatan memasak f. Merapihkan meja persiapan memasak g. Mentestur makanan yang sudah dimasak h. Operan makanan yang sudah siap ke juru saji Juru Saji a. Menulis etiket makan (pagi, siang dan sore) b. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan jumlah pasien c. Membersihkan trolley makan dan trolley snack d. Membuat snack untuk pasien yang berdiet e. Menyiapkan snack untuk disajikan ke pasien dan mengantarkannya ke pasien f. Menyiapkan makan sesuai diet pasien dan mengantarkannya ke pasien g. Mangambil peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien h. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien i. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air j. Menanyakan menu sarapan ke pasien k. Mengisi air panas kedalam termos dan mengantarkannya untuk kebutuhan pasien mental yang baik D3 Gizi/SMU SMU/SMK SMU/SMK Pedoman pelayanan unit gizi Page 10

11 A. Distribusi Ketenagaan 1) Uraian Pekerjaan Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas gizi tiap shiftnya adalah sebagai berikut : a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah pasien b. Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati sesuai jumlah pasien dan membedakannya sesuai diet pasien c. Memotong sayuran sesuai dengan menu d. Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu e. Mencuci peralatan memasak f. Merapihkan meja persiapan memasak g. Mentestur makanan yang sudah dimasak h. Operan makanan yang sudah siap ke juru saji i. Menulis etiket makan (pagi, siang dan sore) j. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan jumlah pasien k. Membersihkan trolley makan dan trolley snack l. Membuat snack untuk pasien yang berdiet m. Menyiapkan snack untuk disajikan ke pasien dan mengantarkannya ke pasien n. Menyiapkan makan sesuai diet pasien dan mengantarkannya ke pasien o. Mangambil peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien p. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien q. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air r. Menanyakan menu sarapan ke pasien s. Mengisi air panas kedalam termos dan mengantarkannya untuk kebutuhan pasien 2) Analisa Beban Kerja Diketahui : Jumlah pasien rata rata : 50 pasien Waktu efektif kerja : 6 jam Waktu rata rata yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan : - Administrasi pasien : 10 menit/pasien - Peracikan makanan : 15 menit/pasien - Pengolahan : 30 menit/pasien - Penyajian : 10 menir/pasien - Pendistribusian makanan : 15 menit/pasien - Kegiatan lain : 15 menit/pasien 3) Perhitungan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan : - Administrasi pasien : 10 menit x 50 = Peracikan makanan : 15 menit x 50 = Pengolahan : 30 menit x 50 = Penyajian : 10 menit x 50 = Pendistribusian makanan : 15 menit x 50 = Kegiatan lain : 15 menit x 50 = 750 Total waktu = menit = 79.2 jam Pedoman pelayanan unit gizi Page 11

12 Jika waktu efektif kerja shift adalah 6 jam, maka petugas farmasi yang di butuhkan adalah : 79.2 jam : 6 jam = 13.2 = 13 orang B. Pengaturan Jaga Gizi merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam rumah sakit, sehingga Gizi harus ada sewaktu waktu, sehingga gizii dibuat 24 jam untuk memenuhi kebutuhan tersebut. untuk pembagian dinas, gizi dibuat 3 shift untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut : a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang kepala unit, 2 orang juru masak dan 2 orang juru saji b. Dinas sore 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 4 orang petugas gizi. c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 3 orang petugas gizi. BAB III STANDAR FASILITAS GIZI A. Denah Instalasi Gizi Pintu masuk Papan pasien Ruang masak Meja Adm Pedoman pelayanan unit gizi Page 12 wc Te m pa t pe ny im pa na

13 Ruang pengolahan makanan Ruang penyimpanan Ruang cuci berkas le m ari le m ari Ruang istirahat staf B. Fasilitas Instalasi Gizi memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari : Ruang Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan Digunakan sebagai penerimaan bahan makanan yang didalamnya memiliki fasilitas : a. Chiller b. Lemari bahan kering c. Kulkas pendingin Ruang persiapan bahan makanan Digunakan sebagai tempat persiapan bahan makanan, pengolahan dan pencucian bahan makanan yang didalamnya memiliki fasilitas : a. Meja distribusi b. Water heater c. Bak cuci ganda d. Lemari makan gantung e. Lemari alat-alat f. Kerata makan berpemanas/tidak berpemanas g. Panic h. Wajan i. Alat pengaduk dan penggoreng j. Alat makan (piring, gelas, sendok, mangkok,dll) k. Blender l. Oven listrik Pedoman pelayanan unit gizi Page 13

14 m. Tempat sampah Ruang fasilitas pegawai Digunakan untuk tempat ganti pakaian pegawai, istirahat, ruang makan, kamar mandi dan kamar kecil yang didalamnya memiliki fasilitas : a. Lemari pakaian b. Meja dan kursi makan c. Matras tidur Ruang pengawas Diperlukan untuk pengawas/kepala unit melakukan kegiatannya yang didalamnya memiliki fasilitas : a. Meja dan kursi kerja b. Computer dan CPU c. Kipas angin d. Telepon Pedoman pelayanan unit gizi Page 14

15 BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN Petugas gizi menerima laporan pasien baru dari bagian keperawatan atau ruang rawat inap berupa daftar diet pasien. Petugas perawatan melaporkan jika ada pasien baru masuk atau ada pasien pulang sebelum jam makan pasien. Petugas gizi memasukkan laporan kedalam buku jumlah pasien. Petugas gizi mencatat di whiteboard sesuai tanggal masuk, ruang atau kelas, nama pasien, umur, dokter dan diagnosa diet pasien. Petugas gizi mencatat kedalam formulir makanan pasien. Petugas gizi mempersiapkan makanan dan snack untuk pasien baru tersebut. Jam makan pasien : Sarapan pagi Snack pagi Makan siang Snack sore Makan sore : WIB. : WIB. : WIB. : WIB. : WIB. Petugas gizi memasak bahan makanan yang sudah disiapkan sesuai dengan standar menu dan standar diet. Setelah makanan matang diletakan dalam wadah bersih Petugas gizi memeriksa kelayakan kondisi fisik dan kebersihan makanan. Menguji rasa makanan sesuai standar resep. Memperhatikan kebutuhan gizi masing-masing pasien sesuai instruksi dokter. Pedoman pelayanan unit gizi Page 15

16 Petugas gizi mengantar makanan keruang perawatan sesuai dengan formulir daftar diet pasien untuk didistribusikan. BAB V LOGISTIK Keperluan logistik di unit gizi meliputi bahan medis yang dipenuhi oleh instalasi gizi seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, micropore, dll. Sedangkan untuk bahan bahan reagensia dan ATK (Alat Tulis Kantor ) dipenuhi melalui bagian pengadaan / logistik. 1) Alur Permintaan Barang Bahan Medis dan Bahan Makanan Ka.Gizi Permintaan Barang Medis ke Logistik Farmasi Non Medis ke Logistik Umum 2) Perencanaan Pengadaan bahan gizi harus mempertimbangkan hal hal sebagai berikut : a) Tingkat Persediaan Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang penyimpanan umum. Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok. Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan bahan makanan di gizi. Reserve stock adalah cadangan bahan makanan/sisa. b) Perkiraan jumlah kebutuhan Pedoman pelayanan unit gizi Page 16

17 Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat. c) Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan ( delivery time ) Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat. Perencanaan dimulai dari Penanggung jawab ADM dan Logistik yang mendata kebutuhan barang barang medis dan non medis habis pakai setiap bulan, mencek barang dan kebutuhan yang diperlukan dan membuat bon permintaan barang yang kemudian diserahkan kepada kepala unit laboratorium untuk ditandatangani untuk kemudian diberikan kepada bagian pengadaan atau kebagian logistic farmasi (untuk barang medis) dan logistic umum (untuk barang non medis) sesuai dengan kebutuhan pemesanannya. 3) Permintaan Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian logistic farmasi (untuk barang medis) dan logistic umum (untuk barang non medis) atau kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintan barang. Dalam keadaan mendesak dan stock barang di gizi kosong, maka permintaan barang bisa dilakukan sewaktu waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan. 4) Penyimpanan Bahan makanan gizi yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan mempertimbangkan : a) Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah : Pertama masuk petama keluar ( FIFO first in first out ), yaitu bahwa barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu. Masa kadarluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO first expired first out ) Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama. b) Tempat penyimpanan Harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya maupun bahan berbahaya. Tempat/wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan makanan contohnya bahan makanan yang cepat rusak disimpan dalam lemari pendingin dan bahan makanan kering disimpan ditempat yang kering dan tidak lembab. c) Kelembaban Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80%-90% d) Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm Pedoman pelayanan unit gizi Page 17

18 e) Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu C f) Suhu Jenis Bahan Makanan Daging, ikan, udang dan Lama Waktu Penyimpanan < 3 hari 1 minggu > 1 minggu C C < C hasil olahnya Telur, buah dan hasil olahnya C C < -5 0 C Sayur, buah dan minuman 10 0 C 10 0 C 10 0 C Tepung dan biji-bijian 25 0 C 25 0 C 25 0 C 5) Penggunaan Penggunaan bahan makanan yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.sedangkan yang memiliki Masa kadarluarsa pendek juga dipakai terlebih dahulu. A. Pengertian BAB VI KESELAMATAN PASIEN Pedoman pelayanan unit gizi Page 18

19 Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. B. Tujuan 1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit 2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 3) Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit 4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan C. Tatalaksana Keselamatan Pasien Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang dilakukan melalui assasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Di Rumah Sakit Zahirah, kegiatan ini dilakukan melalui monitoring indikator mutu pelayanan tiap unit kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan patient safety, tindakan preventif, tindakan korektif. 1) Monitoring indikator mutu pelayanan Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan, Pedoman Mutu Pelayanan unit gizi secara rinci ada pada BAB VIII Pengendalian Mutu. Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patient safety secara rinci dapat dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman mutu pelayanan. Indikator tersebut merupakam milik unit kerja, ditentukan periode pengambilan data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian yang tidak diinginkan pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti diatur pada tindakan preventif. 2) Tindakan Preventif Tindakan Preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan Pedoman pelayanan unit gizi Page 19

20 suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan. 3) Tindakan Korektif Tindakan Korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko Tindakan Korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil inspeksi harus menunjukan telah dilakukannya tindakan koreksi. BAB VII KESELAMATAN KERJA A. Pedoman Umum Kesehatan dan Keselamatn Kerja ( K3 ) gizi merupakan bagian dari pengelolaan gizi secara keseluruhan. Gizi melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan penyajian makanan pasien dan alat-alat memasak. Bagi petugas gizi yang selalu kontak dengan makanan dan pasien, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan gizi dan Pedoman pelayanan unit gizi Page 20

21 tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol bahan makanan secara baik menurut pelayanan gizi yang benar. 1) Petugas / Tim K3 gizi Pengamanan kerja di gizi pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap petugas terutama yang berhubungan langsung dengan penyajian makanan. Untuk mengkoordinasikan, menginformasikan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan keamanan gizi, terutama untuk gizi yang melakukan berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pada satu sarana, diperlukan suatu Tim fungsional keamanan gizi. Kepala gizi adalah penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3 gizi. Dalam pelaksanaannya kepala gizi dapat menunjuk seorang petugas atau membentuk tim K3 gizi. Petugas atau tim K3 gizi mempunyai kewajiban merencanakan dan memantau pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas gizi, dengan tujuan : a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya e. Memberi pertolongan pada kecelakaan f. Member perlindungan pada pekerja g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan i. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup j. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban k. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya l. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan m. Mencegah terkena aliran listrik n. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi Setiap tim gizi sebaiknya membuat pokok pokok K3 gizi yang penting dan ditempatkan di lokasi yang mudah dibaca oleh setiap petugas gizi. 2) Kesehatan Petugas gizi Pada setiap calon petugas gizi harus dilakukan pemeriksaan kesehatan lengkap termasuk foto toraks. Pedoman pelayanan unit gizi Page 21

22 Keadaan kesehatan petugas gizi harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di gizi. Untuk menjamin kesehatan para petugas gizi harus dilakukan hal hal sebagai berikut : a. Pemeriksaan foto toraks dilakukan setiap 3 tahun. b. Pemberian imunisasi Setiap petugas gizi harus mempunyai program imunisasi, terutama bagi petugas yang bekerja di gizi tingkat keamanan biologis 2,3 dan 4. Vaksinasi yang diberikan : Vaksinasi Hepatitis B untuk semua petugas gizi c. Pemantauan Kesehatan Kesehatan setiap petugas gizi harus selalu dipantau, untuk itu setiap petugas harus mempunyai Kartu Kesehatan yang selalu dibawa setiap saat dan diperlihatkan kepada dokter bila petugas tersebut sakit. Minimal setiap tahun dilaksanakan pemeriksaan kesehatan rutin termasuk pemeriksaan laboratorium. Bila petugas gizi sakit lebih dari 3 hari tanpa keterangan yang jelas tentang penyakitnya maka petugas yang bertanggung jawab terhadap K3 gizi harus melapor pada kepala unit gizi tentang kemungkinan terjadinya pajanan yang diperoleh dari laboratorium dan menyelidikinya. 3) Sarana dan Prasarana K3 gizi umum yang perlu disiapkan di gizi adalah : a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan menggunakan sepatu yang berhak tinggi) c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dsb e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah dijangkau f. Tersedia alat/obat P3K yang sederhana 4) Pengamanan pada keadaan darurat a. Sistem tanda bahaya b. Sistem evakuasi c. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) d. Alat komunikasi darurat baik didalam atau keluar gizi e. Sistem informasi darurat f. Pelatiahan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat g. Alat pemadam kebakaran, masker, pasir dan sumber air terletak pada lokasi yang mudah dicapai Pedoman pelayanan unit gizi Page 22

23 h. Alat seperti kampak, palu, obeng, tangga dan tali i. Nomor telepon ambulan, pemadam kebakaran dan polisi di setiap ruang gizi 5) Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal hal berikut : a. Mencegah kecelakaan di ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, misalnya : - Menggunakan alat pembuka pet/bungkus bahan makanan menurut cara yang tepat dan jangan melakukan dan meletakkan posisi tangan pada tempat kea rah bagian alat yang tajam - Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah dan angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut - Pergunakan tutup panic yang sesuai dan hindari tumpahan bahan - Tidak diperkenankan merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan - Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan - Tidak mengangkut barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan anda - Tidak mengangkut barang dalam jumlah yang besar, yang dapat membahayakan badan dan kualitas barang - Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin diruang penerimaan dan penyimpanan b. Mencegah kecelakaan di ruang persiapan,pengolahan dan pada saat distribusi makanan, misalnya: - Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik misalnya gunakan pisau, golok parutan kelapa yang baik dan tidak bercakap-cakap selama menggunakan alat tersebut - Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan/mengolah bahan makanan - Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk pemakaiannya - Bersihkan mesin sesuai petunjuk dan matikan mesin jika tidak digunakan - Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan dibersihkan - Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau mematikan mesin, lampu, gas/listrik dan lain-lainnya - Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan - Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan melebihi porsi yang ditetapkan - Tidak memasukkan muatan ke dalam kereta makan yang melebihi kapasitasnya - Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi - Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi terlalu penuh Pedoman pelayanan unit gizi Page 23

24 - Perhatikanlah, bila membawa makanan pada baki, jangan sampai tertumpah atau makanan tersebut tercampur - Perhatikan posisi tangan sewaktu membuka dan mengeluarkan isi kaleng B. Penanganan Kecelakaan di gizi Kecelakaan yang paling sering terjadi di gizi disebabkan oleh lantai yang licin. Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib di sediakan informasi mengenai cara bekerja di ruang persiapan makanan. Agar mudah terbaca, informasi ini hendaknya dibuat dalam bentuk bagan yang sederhana dan dipasang pada dinding dalam ruang gizi. Selain itu, harus pula di sediakan peralatan untuk menangani keadaan tersebut seperti : a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan menggunakan sepatu yang berhak tinggi) c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dsb e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah dijangkau f. Tersedia alat/obat P3K yang sederhana C. Penanganan Limbah Gizi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif. a. Penanganan Prinsip pengolahan limbah adalah : pemisahan dan pengurangan volume. Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah pilah dan mengurangi keseluruhan volume limbah secara kontinue. b. Penampungan Harus diperhatikan serana penampungan limbah harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas, aman dan hygienis. Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa dibuang dengan landfill, namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksius dan limbah benda tajam. c. Pemisahan limbah Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang adalah dengan cara menggunakan kantong berkode ( umumnya menggunakan kode warna ). Namun penggunaan kode tersebut perlu perhatian secukupnya untuk tidak sampai menimbulkan kebingungan dengan sistem lain yang mungkin Pedoman pelayanan unit gizi Page 24

25 juga menggunakan kode warna, mis: kantong untuk linen biasa, linen kotor, dan linen terinfeksi di rumah sakit dan tempat tempat perawatan. d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah Keberhasilan pemisahan limbah tergantung kepada kesadaran, prosedur yang jelas serta keterampilan petugas sampah pada semua tingkat. BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Agar upaya peningkatan mutu di RS.Zahirah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan. A. Mutu Pelayanan 1) Pengertian mutu a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa b. Mutu adlah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu dicurahkan pada pekerjaan c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar Pedoman pelayanan unit gizi Page 25

26 d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan 2) Pihak yang berkepentingan dengan Mutu a. Konsumen b. Pembayar / perusahaan / asuransi c. Manajemen d. Karyawan e. Masyarakat f. Pemerintah g. Ikatan profesi Setiap kepentingan yang disebut diatas berbeda sudut pandang dan kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional. 3) Dimensi Mutu a. Keprofesian b. Efisiensi c. Keamanan Pasien d. Kepuasan Pasien e. Aspek sosial budaya 4) Mutu terkait dengan Input, Proses, Output Menurut Dinadebian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variable,yaitu : a. Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi, informasi dan lain lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah perencanaan dan peggerakan pelayanan kesehatan. b. Proses ialah interaksiprofesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen ( Pasien / Masyarakat ). Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang penting. c. Output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada konsumen ( pasien / masyarakat ), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut. B. Upaya Peningkatan Mutu Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan RS.Zahirah secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Upaya ini dilakukan melalui : a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakn secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan Pedoman pelayanan unit gizi Page 26

27 Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai dengan target mutu gizi dan kepuasan pelanggan dapat meningkat. Fungsi dari pengendalian mutu adalah 1. Mengawasi setiap tahapan proses 2. Menjamin keamanan pelayanan yang dihasilkan 3. Menghasilkan pelayanan yang bermutu BAB IX PENUTUP Pedoman organisasi Unit Gizi yang sudah kita susun bersama, hendaknya menjadi dasar setiap SDM di Unit Gizi khususnya dan SDM RS.Zahirah dan menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal. Dalam perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman Pelayanan Organisasi ini akan kita revisi bila diperlukan. Pedoman pelayanan unit gizi Page 27

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PEDOMAN PELAYANAN GIZI SOP Direktur 1. Definisi Kegiatan pelayanan gizi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien rawat inap di guna memenuhi keperluan metabolisme tubuh, peningkatan

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

ALUR KERJA INSTALASI GIZI

ALUR KERJA INSTALASI GIZI ALUR KERJA INSTALASI GIZI PELAYANAN GIZI... 3 ALUR PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT...4 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN...5 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT INAP...6 ALUR PENYELENGGARAAN MAKANAN...7 ALUR PENELITIAN

Lebih terperinci

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata pengantar... ii Daftar Isi... iii 1. Perencanaan anggaran belanja... 1 2. Perencanaan menu... 2 3. Persiapan pelaksanaan produksi distribusi sebelum masuk ruang kerja...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016 PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016 I. Pendahuluan Salah satu pelayanan kesehatan dalam rantai sistem rujukan adalah rumah sakit yang didirikan dan diselenggarakan dengan

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur

JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur KODE UNIT : MAR.KP01.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur DESKRIPSI UNIT : Meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyiapkan, menggunakan, menyimpan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan di fasilitas-fasilitas

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT (SIM-RS) RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO - BATU

PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT (SIM-RS) RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO - BATU PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT (SIM-RS) RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO - BATU DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii BAB I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG RS Duta Indah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selalu berusaha melakukan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,yang harus didukung

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEMERINTAHAN KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MONCEK KECAMATAN LENTENG SUMENEP 0 DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI... 2 B RUANG

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SAMBALIUNG JL.Mangkubumi II Rt. VII Sambaliung DAFTAR ISI 0 BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH JL. BRIGJEND. SUDIARTO NO. 347 SEMARANG 2014 PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN A. Pendahuluan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PEDOMAN PELAYANAN GIZI HERMINA SOLO TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resiko kurang gizi akan muncul secara klinik pada orang sakit, terutama pada penderita anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 07/MEN/ IV/2005 TENTANG STANDAR TEMPAT PENAMPUNGAN CALON TENAGA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pelayanan Gizi Rumah Sakit Berdasarkan SK. Men. Kes No. 134 / Men. Kes / IV / 1978 dan SK. Men. Kes No. 983 / 1992 menyebutkan bahwa Instalasi Gizi merupakan wadah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO (World Health Organisation) tahun 1957 diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh, integrasi dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP 1. Nama Jabatan Kepala Instalasi Rawat Inap 2. Ruang Lingkup Meliputi Pelayanan Rawat Inap 3. Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Bidang Keperawatan 4. Persyaratan

Lebih terperinci

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk : GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan. BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Menurut Tarwaka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam persaingan global saat ini, khususnya dunia kesehatan mengalami kemajuan yang pesat dalam teknologi kesehatan, menajemen dan regulasi di bidang kesehatan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 LAPORAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013

GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013 Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 10-17 10 GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013 Siti Yuliani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Obat di Puskesmas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah, yang berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit A. Kualifikasi Tenaga Gizi Rumah Sakit 1. Kepala Unit Pelayanan Gizi (UPG) Kepala UPG adalah penanggung jawab umum organisasi UPG yang ditunjuk oleh pimpinan rumah

Lebih terperinci

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB IX SANITASI PABRIK BAB IX SANITASI PABRIK Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan kebersihan, kesehatan, kesejahteraan pekerja, mencegah terjadinya pencemaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi penyelenggara pelayanan kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan dengan perkembangan penyakit.

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI GIZI

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI GIZI KEPALA INSTALASI GIZI A. Nama Jabatan : Kepala Instalasi Gizi B. Persyaratan/ Kualifikasi : a. Profesi, Pendidikan dan pengalaman : 1) Ahli Gizi (Dietisien/Nutrisionis) 2) Berpendidikan S2 Gizi/S1 Gizi/D4

Lebih terperinci

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Unit Operasional RS Kajian Kajian pada 3 unit kegiatan

Lebih terperinci

Untuk menjamin makanan aman

Untuk menjamin makanan aman Untuk menjamin makanan aman HIGIENE & SANITASI MAKANAN Mencegah kontaminasi makanan oleh mikroba Mencegah perkembangbiakan mikroba Mencegah terjadinya kontaminasi cemaran lain Higiene : upaya untuk memelihara

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU AULIA BLITAR

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU AULIA BLITAR PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU AULIA BLITAR Disusun oleh : Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RUMAH SAKIT UMUM AULIA LODOYO BLITAR JL. RAYA UTARA LODOYO KEMBANGARUM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat A. KEPUASAN PASIEN 1. Definisi Pengertian kepuasan pasien Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan BAB II Penampilan makan Rasa makanan TINJAUAN PUSTAKA Keramahan pramusaji Kebersihan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG CARA PRODUKSI KOSMETIKA YANG BAIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa langkah utama untuk menjamin keamanan kosmetika adalah penerapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK - 11 - BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK Pengelolaan makanan pada jasaboga harus menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan mulai dari pemilihan bahan makanan sampai dengan penyajian makanan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS KEPERAWATAN

URAIAN TUGAS KEPERAWATAN URAIAN TUGAS KEPERAWATAN Nama Jabatan : Bidan / perawatan Pengertian : Seorang bidan/perawat professional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan

Lebih terperinci

Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014)

Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014) Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014) Joint Commission International (JCI) International Patient Safety Goals (IPSG) Care of Patients ( COP ) Prevention & Control of Infections (PCI) Facility

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG TESIS Disusun untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS MENCUCI INSTRUMEN BEDAH L KEPERAWATA N Agar instrumen bedah yang dipakai dapat dibersihkan dari bahan berbahaya pasien 1. Siapkan larutan chlorine 0.5% secukupnya. 2. Selesai melakukan operasi, prosedur

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat pakar dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus

Lebih terperinci

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia BAB VIII KRITERIA SK SOP DOKUMEN LAINNYA 8.1.1 1. SK jenis-jenis pemeriksaan lab yang 1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia 3. Pola ketenagaan 4. Persyaratan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN 97 Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RUMAH SAKIT HARAPAN JL. SENOPATI NO 11 MAGELANG 2016 KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagai salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lamongan, Penyusun

KATA PENGANTAR. Lamongan, Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Pedoman Unit Hemodialisis RSUD Dr. Soegiri Lamongan ini dapat selesai disusun.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

LAPORAN EVALUASI PROGRAM LAPORAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN S.D 217 KOMITE PMKP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI MALUKU PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN PERIODE S.D 217 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara lain melalui kegiatan pengamanan makanan dan minuman, kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. antara lain melalui kegiatan pengamanan makanan dan minuman, kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dinyatakan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan antara lain melalui

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA RESTORAN STANDAR USAHA RESTORAN A. Restoran Bintang 3. I. PRODUK A. Ruang Makan dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci