MENCARI KUNCI PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DENGAN MEMBANDINGKAN ASPEK TEKNIK BUDIDAYA, ASPEK SIFAT TANAH DAN FAKTOR LINGKUNGAN.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENCARI KUNCI PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DENGAN MEMBANDINGKAN ASPEK TEKNIK BUDIDAYA, ASPEK SIFAT TANAH DAN FAKTOR LINGKUNGAN."

Transkripsi

1 MENCARI KUNCI PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DENGAN MEMBANDINGKAN ASPEK TEKNIK BUDIDAYA, ASPEK SIFAT TANAH DAN FAKTOR LINGKUNGAN. Studi Kasus : Desa Cilembu Sumedang dan Desa Cilubang Mekar Bogor. GITA SONIA AMALIA A PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 RINGKASAN GITA SONIA AMALIA. Mencari Kunci Produktivitas Ubi Jalar Cilembu dengan Membandingkan Aspek Teknik Budidaya, Aspek Sifat Tanah dan Faktor Lingkungan. Studi Kasus : Desa Cilembu Sumedang dan Desa Cilubang Mekar Bogor. Di Bawah Bimbingan HIDAYAT WIRANEGARA dan ATANG SUTANDI. Ubi Cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas, manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal dan menarik sehingga sangat digemari oleh pelaku usaha tani dan konsumen. Untuk pemanfaatan lahan juga pengembangan sekaligus pemeliharaan ubi Cilembu, perlu adanya pelestarian ubi Cilembu karena dari beberapa pengamatan menunjukkan bahwa ubi Cilembu tidak tumbuh baik di seluruh daerah. Tujuan dari penelitian ini yaitu mencari kunci produktivitas ubi Cilembu dengan membandingkan aspek teknik budidaya, sifat tanah, dan faktor lingkungan di dua tempat yang berbeda yaitu Desa Cilembu Sumedang dan Desa Cilubang Mekar Bogor sehingga bisa menghasilkan umbi yang besar dan rasa yang manis. Lokasi penelitian ini meliputi dua lokasi yang berbeda yaitu di Cilubang Mekar RW 08 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat dan di Sawah Lega Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Hasil pengamatan dari ketiga aspek yang diamati didapat bahwa untuk aspek budidaya dari kedua tempat tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, kedua tempat melakukan proses pembalikkan batang, hanya saja hasil umbi di daerah Bogor ukurannya kecil, sedangkan hasil umbi di Cilembu ukurannya besar. Pada saat pasca panen di Bogor tidak dilakukan proses pemeraman, hasil umbi langsung dipasarkan, sedangkan di Cilembu, saat umbi sudah dipanen ada proses pemeraman, hal ini yang membuat rasa umbi menjadi manis karena ada perubahan pati menjadi gula. Selanjutnya dari aspek sifat tanah meliputi warna tanah dan tekstur tidak ada perbedaan terlalu signifikan, sedangkan untuk analisis kimia K dan C-organik hanya ada sedikit perbedaan yaitu untuk hasil analisis K di Cilubang Mekar bernilai (0.153 me/100 g) dan di Desa Cilembu (0.267 me/100 g) termasuk kedalam kriteria rendah ( me/100 g), sedangkan hasil analisis C-organik di Cilubang Mekar (1.45%) termasuk kedalam kriteria rendah ( %) dan di Desa Cilembu (2.37%) termasuk kedalam kriteria sedang ( %). Aspek terakhir yaitu faktor lingkungan menunjukkan ada perbedaan signifikan yang terlihat dari perbedaan suhu dimana suhu tanah daerah Cilembu Sumedang o C dengan perbedaan selisih suhu >5 o, sedangkan daerah Cilubang Mekar Bogor o C dengan perbedaan selisih suhu <5 o. Juga adanya perbedaan ketinggian tempat penanaman dengan gunung di sekitarnya >500 m dpl. Kunci pertumbuhan produktivitas ubi Cilembu yang didapat untuk sementara yaitu proses pemeraman dan perbedaan suhu yang mengakibatkan hasil umbi berukuran besar dan memiliki rasa yang manis. Kata kunci : cilembu, suhu, pemeraman.

3 SUMMARY GITA SONIA AMALIA. Mencari Kunci Produktivitas Ubi Jalar Cilembu dengan Membandingkan Aspek Teknik Budidaya, Aspek Sifat Tanah dan Faktor Lingkungan. Studi Kasus : Desa Cilembu Sumedang dan Desa Cilubang Mekar Bogor. Di Bawah Bimbingan HIDAYAT WIRANEGARA dan ATANG SUTANDI. Cilembu has high economic value as a distinctive taste, sweet as honey and sticky, chewy meat and interesting so that it is favored by agricultural businesses and consumers. For land use and also as well as the development of Cilembu maintenance, preservation is needed for Cilembu because of several observations indicate that Cilembu does not grow well in all regions. The purpose of this research is to look for the key productivity of Cilembu by comparing aspects of cultivation techniques, soil characteristics, and environmental factors in two different places Cilembu village in Sumedang and Cilubang Mekar village in Bogor so that it can produce large tubers and sweet taste. The location of this study includes two different locations namely in Cilubang Mekar RW 08 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat and in Sawah Lega Cilembu village Kecamatan Pamulihan Sumedang. The observation result of the three observed aspects shows that for the cultivation aspects of both places did not show significant differences, both places make the process of reversal of the stem, the bulb in Bogor is smaller in size, while the yield on Cilembu is large. At the time of post-harvest in Bogor ripening process is not done, the result of tuber is marketed, while in Cilembu, when tubers are harvested there is a process of curing, it makes tubers become sweet due to change the starch into sugar. Further aspects of soil properties included soil color and texture shows that there was not significant different, whereas for chemical analysis of organic C and K there was a little difference. Analytical data the shows K (0,153me/100g) in Cilubang Mekar and those were classified as in the Cilembu village (0,267me/100g) whereas the C-organic in Cilubang Mekar was 1,45% low and in the Cilembu Village was 2,37%. The last aspect of environmental factors showed was not significant different in temperature. Cilembu Sumedang has o C with a difference >5, while the temperature Cilubang Mekar was o C with the difference <5 o. Cilembu places in the valley and closes to mountain with different altitude > 500 m. Key Cilembu productivity growth obtained for the time being the process of curing and temperature differences that cause the bulbs are large and have a sweet taste. Keywords: Cilembu, temperature, curing

4 MENCARI KUNCI PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DENGAN MEMBANDINGKAN ASPEK TEKNIK BUDIDAYA, ASPEK SIFAT TANAH DAN FAKTOR LINGKUNGAN. Studi Kasus : Desa Cilembu Sumedang dan Desa Cilubang Mekar Bogor. GITA SONIA AMALIA A Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

5 LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi Nama Mahasiswa Nomor Pokok : MENCARI KUNCI PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DENGAN MEMBANDINGKAN ASPEK TEKNIK BUDIDAYA, ASPEK SIFAT TANAH DAN FAKTOR LINGKUNGAN. Studi Kasus : Desa Cilembu Sumedang dan Desa Cilubang Mekar Bogor. : GITA SONIA AMALIA : A Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hidayat Wiranegara NIP Dr. Ir. Atang Sutandi, MSi NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir. Syaiful Anwar, MSc. NIP Tanggal lulus :

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 28 Maret Penulis merupakan anak dari pasangan Bapak H. Ahmad Bahrudin dan Ibu Hj. Siti Mulyati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dengan adik laki-laki bernama Afghani Mahmuda Bahreisy. Tahun 2000 penulis lulus dari SDN Panglejar Subang, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 1 Subang. Selanjutnya penulis lulus dari SMAN 1 Subang pada tahun Pada tahun 2006 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selanjutnya tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian. Selama menempuh studi di IPB, penulis aktif di berbagai organisasi. Pada tahun 2008 sebagai divisi Informasi dan Komunikasi FOKKUS (Forum Komunikasi Kulawarga Subang), selanjutnya tahun 2008/2009 sebagai Bendahara HMIT (Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah) yang berlanjut dua kali kepengurusan hingga tahun 2009/2010. Selain itu, penulis dipercaya menjadi asisten dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Tanah pada tahun 2009 dan Dan juga penulis aktif mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang yang telah memberi kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Salawat serta salam kepada junjungan dan tauladan umat, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta pengikut-pengikut Beliau hingga akhir zaman. Skripsi ini berjudul Mencari Kunci Produktivitas Ubi Jalar Cilembu dengan Membandingkan Aspek Teknik Budidaya, Aspek Sifat Tanah Dan Faktor Lingkungan. Studi Kasus : Desa Cilembu Sumedang dan Desa Cilubang Mekar Bogor. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Kedua orang tuaku H. Ahmad Bahrudin (ayah) dan Hj. Siti Mulyati (ibu) atas cinta, kasih sayang dan semangatnya sehingga anakmu ini memperoleh gelar sarjana. Juga adikku satu-satunya Afghani mahmuda Bahreisy. 2. Ir. Hidayat Wiranegara selaku dosen pembimbing skripsi 1 yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Atang Sutandi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi 2 yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ir. Hermanu Widjaja, MSc selaku dosen penguji atas masukannya. 5. Seluruh dosen dan staf Lab. Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan yang telah memberikan dukungan dan fasilitasnya. 6. Keluarga besar Spinky Digital Printing atas do a, dukungan dan fasilitasnya. 7. Keluarga besar Soilers 43 yang setia selama hampir 4 tahun ini selalu semangat dan kompak, terimakasih atas dukungan kalian. 8. Teman-teman semua dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu kelancaran studi. Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, namun berharap dapat tetap memberikan kontribusi yang positif bagi semua pihak yang membacanya. Bogor, Oktober 2010 Penulis

8 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Ubi Jalar Cilembu Pemupukan Kalium Pengaruh Bahan Organik terhadap Keadaan Tanah Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar Budidaya Ubi Jalar... 6 III. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metodologi Penelitian IV. KARAKTERISTIK DAERAH STUDI Lokasi Penelitian Kondisi Geografis Kondisi Umum Wilayah Desa Cilembu Sumedang secara Geografis dan Demografis Kondisi Umum Wilayah Desa Cilubang Mekar Bogor secara Geografis dan Demografis Kondisi Budidaya Ubi Jalar Cilembu Macam dan Varietas Tanah Gembur Bibit Bagus Pemeliharaan Tanaman Hama dan Penyakit Pemanenan Hasil V. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor Budidaya Faktor Fisik Tanah Faktor Kimia Tanah Faktor Lingkungan vi ix

9 VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 32

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perbandingan Teknik Budidaya di Lokasi Penelitian Hasil Data Sifat Fisik Tanah Hasil Analisis Kimia untuk K dan C-organik Hasil Data Faktor Lingkungan Tabel Lampiran 1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah Perbedaan Aspek Pembanding Produktivitas Ubi Cilembu di Lokasi Desa Cilembu dan Desa Cilubang... 34

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Posisi Desa Cilembu terhadap Bukit Kareumbi terdapat beda ketinggian >500 m (skala 1:25.000)... 25

12 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan salah satu tanaman pangan yang dapat digunakan untuk diversifikasi menu guna mempertahankan swasembada beras. Ubi jalar dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tahan kekeringan, dan dapat ditanam sepanjang tahun. Umumnya ubi jalar diusahakan pada lahan tegalan, kebun, dan pekarangan, serta pada lahan sawah tadah hujan. Di Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang, ubi jalar telah lama dikenal dan dibudidayakan secara turun-temurun. Ubi jalar varietas Cilembu yang terkenal dengan sebutan Ubi Cilembu telah dikenal tidak hanya di daerah Sumedang, tetapi hampir dikenal di seluruh Jawa Barat dan sebagai salah satu komoditas unggulan daerah. Ubi Cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas, manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal dan menarik sehingga sangat digemari oleh pelaku usaha tani dan konsumen. Ubi Cilembu telah mampu menembus pasar regional maupun internasional. Ubi jalar Cilembu asal Sumedang sejak lama telah menembus pasar ekspor di Singapura, Malaysia, Korea, dan Jepang. Pengembangan komoditas unggulan Ubi Cilembu tengah menghadapi ancaman penurunan jumlah produksi. Hal ini disebabkan lahan yang mempunyai karakteristik yang sesuai dengan potensi tumbuh Ubi Cilembu secara optimal di desa Cilembu, sudah mulai banyak yang dialihfungsikan menjadi penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan lahan tersebut cenderung bersifat irreversibel, sehingga tidak mungkin mendapatkan kembali karakteristik lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh optimal Ubi Cilembu tersebut seperti semula. Semula lahan pertanian Desa Cilembu yang memungkinkan ditanami ubi jalar adalah seluas 292,16 hektar, yang terdiri dari 192 ha sawah, dan 100,16 ha lahan kering, tetapi sekarang luas tersebut sudah berkurang. (Sufiadi & Erwin, 1996), Untuk mempertahankan keberlanjutan Ubi Cilembu dan potensi pasarnya yang potensial, perlu adanya upaya untuk mencari alternatif lahan yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik yang relatif serupa dengan lahan Cilembu.

13 2 Sampai saat ini belum diketahui secara jelas potensi pengembangan Ubi Cilembu di Kabupaten Sumedang. Pemanfaatan lahan juga pengembangan sekaligus pemeliharaan Ubi Cilembu dapat dilakukan dengan cara pelestarian Ubi Cilembu karena Ubi Cilembu tidak tumbuh di seluruh daerah. Lahan yang sudah ditanami saat ini di daerah Cilembu sekitar 20 hektar. Sekarang ini marak dengan berita adanya Ubi Cilembu palsu, yang dimaksud yaitu ubi yang berukuran agak besar dan mempunyai rasa agak manis seperti halnya Ubi Cilembu. Sudah beredar dipasaran dengan harga yang murah dan para pembeli tidak bisa membedakan kualitas Ubi Cilembu yang asli dan yang tidak asli. Karena untuk saat ini hasil Ubi Cilembu yang bagus hanya bisa ditanam di suatu lokasi lahan di Desa Cilembu itu sendiri, sudah ada beberapa contoh petani yang mencoba menanam di daerah lain, tapi hasil ubinya tidak sebaik yang asli dari Cilembu. Ubi jalar kultivar Nirkum dari desa Cilembu Sumedang, Jawa Barat, dapat ditanam di sawah maupun di lahan kering (Arifin, 2002), mempunyai rasa yang sangat manis setelah dipanggang selama 2 3 jam dalam oven. Ubi jalar Cilembu ini biasa dimakan sebagai penganan, keunggulan rasa ubi tersebut menyebabkan nama Cilembu dipakai sebagai brand ubi jalar Nirkum yang mempunyai rasa manis, walaupun dihasilkan dari luar desa Cilembu. Nama Ubi Cilembu kini dikenal luas di seluruh Indonesia, bahkan ubi ini juga diekspor ke mancanegara Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kunci produktivitas ubi jalar Cilembu yang hasilnya berbeda antara yang ditanam di daerah Cilembu dengan di daerah Cilubang Mekar Bogor dilihat dari faktor yang dibandingkan meliputi teknik budidaya, sifat tanah baik sifat fisik dan sifat kimia, juga faktor lingkungan. Dan menjawab faktor penyebab perbedaan kualitas ubi jalar Cilembu yang di tanam di daerah Cilembu dengan yang ditanam di Bogor.

14 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu Salah satu jenis ubi jalar yang dapat dikonsumsi langsung setelah dipanggang dengan menggunakan oven adalah Ubi Cilembu. Ubi Cilembu sering disebut juga ubi si madu, karena apabila dibakar atau dipanggang akan mengeluarkan cairan berupa gula. Ubi Cilembu berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Luas areal yang ada saat ini di daerah tersebut sekitar 250 ha. (Direktorat Jenderal Bina Produksi tanaman pangan, 2002). Kelebihan Ubi Cilembu dibandingkan dengan ubi jalar lainnya disebabkan oleh jenis dan sifat tanah tempat penanamannya. Ubi Cilembu memang memiliki tingkat kemanisan diatas rata-rata ubijalar pada umumnya. Selain karena faktor genetika, tingginya mutu Ubi Cilembu juga disebabkan oleh adanya pemeraman selama paling sedikit dua minggu setelah panen sebelum dipasarkan. Penyimpanan Ubi Cilembu dilakukan pada ruangan dengan kondisi jendela terbuka (suhu ruang sekitar 27 o C 30 o C). Proses pemeraman ini mengakibatkan terjadinya pemecahan pati pada daging ubi menjadi gula sehingga bagian tengah umbi akan menghasilkan cairan sangat manis seperti madu. Lebih manisnya ubi jalar Cilembu disebabkan kadar gula Ubi Cilembu lebih tinggi dari ubi jalar lain yaitu ubi mentah mencapai 11-13% dan ubi masak 19-23%, sehingga sangat digemari oleh konsumen. (Tino M, 2006) Studi mengenai aktivitas enzim amilase yang mengubah pati menjadi gula pada ubi segar dan ubi yang disimpan. Glukosa, sukrosa dan fruktosa merupakan gula-gula utama dari hasil perombakan pati, komposisi dari gula-gula tersebut berpengaruh terhadap rasa. Fruktosa umumnya memberikan rasa lebih manis dibanding glukosa maupun sukrosa. Karbohidrat dalam ubi jalar berpotensi mengalami perubahan selama penyimpanan, perubahan pati menjadi gula selama penyimpanan dan komposisi karbohidrat tersebut menentukan rasa ubi. Selama penyimpanan, karbohidrat (pati) dalam ubi akan dirombak menjadi molekul yang lebih kecil (gula) untuk mendapatkan energi yang diperlukan dalam proses respirasi. Makin lama penyimpanan, rasa ubi akan lebih manis, namun

15 4 penyimpanan yang terlalu lama akan menyebabkan ubi keriput karena proses penguapan. (Tino M, 2006) Ubi Cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas, manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal. Bentuknya panjang dan kulitnya tak mulus karena ada urat-urat panjang yang menonjol, berdiameter sekitar 7 cm dan lurus. Ketika dipanggang, dibakar, atau dioven, dari kulitnya yang berwarna gading akan muncul lelehan-lelahan seperti madu. Pengolahan Ubi Cilembu yang umum dilakukan adalah dengan cara dioven selama menit (tergantung ukuran ubi) hingga ubi menjadi lunak dan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya. Spesifikasi ada cairan madu tersebut hanya didapati pada Ubi Cilembu. Inilah yang menjadi keistimewaan Ubi Cilembu dibanding ubi lainnya. Setelah dioven ubi akan tahan hingga 2-3 hari pada suhu normal, dan jika ingin lebih awet bisa dimasukkan kedalam lemari pendingin dan dihangatkan kembali bila ingin dikonsumsi. (Tino M, 2006) Cara penyimpanan yang baik adalah dengan menyimpannya di tempat yang tidak lembab lalu diberi alas kardus atau karung agar ubi tidak langsung menyentuh lantai yang dapat mengakibatkan ubi terkena hawa dingin dan menjadi lembab. Ubi yang baru dipanen kurang enak rasanya jika langsung dioven. Ubi siap dioven setelah disimpan di gudang selama dua minggu di tempat yang kelembabannya terjaga. Sistem penggudangan ubi juga harus dilakukan secara cermat agar suhu di dalam ruangan bisa tetap stabil. Perubahan suhu dari panas ke dingin secara mendadak bisa menyebabkan ubi diserang hama lanas. (Tino M, 2006) 2.2. Pemupukan Kalium Menurut Lingga (1995), pemupukan K yang cukup akan meningkatkan produksi secara nyata. Unsur K secara positif berperan penting dalam pembentukan umbi. Makin banyak unsur K dalam tanah, makin banyak pula unsur K yang diisap ke dalam batang dan daun. Hal ini meningkatkan aktifitas fotosintesis, semakin banyak karbohidrat yang terbentuk dan semakin banyak karbohidrat yang disimpan dalam umbi sehingga semakin besar pembentukan umbinya. Menurut Wargiono (1980), berat ubi akan naik dan kualitasnya baik bila

16 5 unsur K yang tersedia cukup. Pupuk K yang biasa diberikan dalam bentuk ZK dan KCl, dosis pupuk yang bisa diberikan yaitu kg ZK per hektarnya Pengaruh Bahan Organik terhadap Keadaan Tanah Menurut M. Soepartini Suhardjo dan U. Kurnia (1993) perkembangan perakaran tanaman paling banyak terletak di lapisan olah atau lapisan atas tanah sampai kedalaman cm yang mengandung paling banyak bahan organik. Bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan perkembangan perakaran. Peranan bahan organik sebagai penyangga hara tanaman dimana bahan organik berbentuk humus dapat menahan hara tanaman menjadi bentuk tidak larut dan tidak mudah tercuci air hujan. Makin tinggi kadar bahan organik, maka makin banyak hara tanaman dapat ditahan, sehingga bahan organik dapat berfungsi sebagai gudang atau media penyimpanan hara tanaman dan pemupukan yang dilakukan dapat lebih efisien. Peran bahan organik lainnya yaitu menstabilkan temperatur tanah. Bahan organik dapat menyerap panas tinggi, sebaliknya dapat juga menjadi isolator panas karena mempunyai daya hantar panas rendah. Karena itu walaupun permukaan tanah mendapat panas yang tinggi dari sinar matahari, tetapi tanah bagian bawah tidak terlalu terpengaruh, sehingga variasi panas pada penampang tanah yang disinari matahari rendah Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar Ubi jalar memiliki daya adaptasi yang luas terhadap lingkungan hidup sehingga dapat dibudidayakan pada berbagai jenis lahan, ketinggian tempat, dan tingkat kesuburan tanah yang berlainan. Oleh karena itu, tanaman ubi jalar mudah tersebar ke seluruh belahan bumi, terutama di daerah tropis. Menurut Juanda dan Cahyono (2000), faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman ubi jalar meliputi temperatur dan kelembapan udara, curah hujan, penyinaran matahari, keadaan angin dan keadaan tanah, letak geografi tanah, topografi tanah, dan sifat tanah (sifat fisika, kimia, dan biologis). Jenis tanah yang paling baik untuk ditanami ubi jalar adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya

17 6 baik dan penanamannya harus dilakukan di atas guludan. Ubijalar mampu tumbuh pada tanah dengan kisaran ph optimum Ubijalar cocok ditanam di lahan tegalan atau sawah bekas tanaman padi, terutama pada musim kemarau. (Juanda dan Cahyono, 2000) Temperatur optimum yang cocok untuk tanaman ubi jalar adalah berkisar antara 21 o C 27 o C. Tanaman ubi jalar masih toleran pada temperatur minimum 16 o C dan temperatur maksimum 40 o C, tetapi hasilnya kurang baik. Sedangkan kelembapan udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman ubi jalar adalah 50% - 60%. Daerah yang memiliki curah hujan antara 750 mm 1500 mm per tahun sangat cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Lama penyinaran cahaya matahari yang diperlukan oleh tanaman ubi jalar adalah jam per hari. Lama penyinaran ini berpengaruh terhadap pembentukan umbi, terutama pada saat umbi terbentuk dan masa perkembangan umbi (Juanda dan Cahyono, 2000). Tanaman ubi jalar yang ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dari permukaan laut dapat memberikan hasil lebih tinggi daripada tanaman ubi jalar yang ditanam di dataran tinggi (pegunungan) dengan ketinggian diatas 1000 m dari permukaan laut. Ubi jalar yang ditanam di daerah pegunungan masih dapat tumbuh dengan baik, namun hasilnya rendah dan umur panennya panjang (Juanda dan Cahyono, 2000) Budidaya Ubi Jalar Menurut Pinus Lingga (1989) bertanam ubi jalar merupakan usahatani yang santai. Tanah tidak perlu repot-repot diolah seperti halnya tanaman padi di sawah. Komposisi biayanya pun lebih murah tapi diharapkan hasil panen dari ubi jalar ini bisa relatif tinggi. Ubi jalar (Ipomoea batatas) tergolong family Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan), dan terdiri tidak kurang dari 400 spesies. Batang menjalar 1-5 meter, berdiameter 3-10 milimeter, dan dalamnya bergetah. Dan pada ketiak daun tumbuh beberapa akar, yang sifatnya bisa berubah dan membesar seperti umbi. Dilihat dari umur tanaman, ada ubi jalar yang berumur genjah (pendek) bisa dipungut hasilnya setelah tanaman berumur 4-6 bulan, dan

18 7 yang berumur panjang (tidak genjah) bisa dipungut hasilnya setelah tanaman berumur 8-9 bulan. (Lingga, 1989) Umumnya ubi jalar ditanam di atas guludan-guludan. Penanaman ini bermaksud untuk menyediakan tempat yang longgar bagi tanaman, agar umbinya bisa dengan mudah berkembang atau bertambah besar. Guludan dibuat dengan cangkul. Baik di tanah tegalan, sawah, ataupun dipekarangan. Ukuran terbagus untuk tanaman ubi jalar adalah lebar 60 cm, tinggi 40 cm. Dan diantara guludan dibuat selokan selebar 30 cm, dengan demikian jarak pertengahan guludan dengan pertengahan guludan lain adalah 90 cm. Kemudian tanah diistirahatkan beberapa hari, agar terjemur matahari. Keuntungan pembuatan guludan setelah tanah dikerjakan adalah rumput-rumput pengganggu bisa lebih mudah diberantas, dan tanah bisa mendapat kesempatan yang cukup untuk menghilangkan keasamannya. Hanya saja biaya pengerjaannya bisa menjadi mahal dan lama. (Ika dan Soemarno, 1991) Ika dan Soemarno (1991) menyatakan bahwa pada umumnya ubi jalar diperbanyak orang dengan menggunakan stek, yaitu bagian batangnya dipergunakan untuk bibit. Batang dipenggal-penggal sepanjang cm menggunakan pisau tajam atau ani-ani. Untuk bibit sebaiknya dipilih dari batang yang masih muda. Bibit yang diperoleh dari ujung batang merupakan bibit tanaman yang paling bagus terletak pada bagian tanaman yang belum mengeluarkan akar. Jika pada batang telah tumbuh beberapa akar, lebih-lebih akar tersebut telah tua dan sering terkena panas pula, maka akar-akar tersebut tak mampu membentuk umbi-umbi yang bagus nantinya. Cara mengambil bibit dengan cara stek, yaitu stek dipotong sepanjang cm atau 3-4 ruas. Satu batang tanaman ubi jalar paling banyak bisa diambil 3 stek. Pinus Lingga (1995) menyatakan bahwa pemeliharaan tanaman ubi jalar berupa penyulaman, pengairan, penyiangan, pemupukan, pemangkasan daun, pembalikkan batang, dan pembasmian hama secara baik tentu akan mendapatkan keuntungan produksi yang berlipat. Penyulaman dilakukan ketika ada bibit tanaman yang mati. Penyulaman harus secepatnya dilakukan, agar tanaman sisipan ini pertumbuhannya tidak terlalu tertinggal dari tanaman sebelumnya. Sampai pada umur satu bulan tanaman ubi jalar masih bisa disulam. Untuk

19 8 penyulaman sebaiknya dipergunakan bibit yang sudah berakar. Perairan tanaman bisa dilakukan pada ubi jalar yang ditanam di sawah dan dikerjakan setelah bibit ditanam. Ada kalanya tanaman yang masih bibit ini digenangi air terus-menerus selama satu minggu, dengan maksud agar bibitnya cepat tumbuh. Penyiangan rumput-rumput dikerjakan setelah tanaman berumur 3 minggu dan dilakukan setelah tanaman diairi selama sehari. Setelah tanaman berumur satu bulan, lereng pematang biasa dibongkar oleh petaninya sampai terlihat akar-akar tanamannya tersembul. Setelah dibiarkan kena panas dan angin selama 10 hari, kembali akarakar yang terlihat tertimbun dan guludan pematang dinormalkan kembali. Pembalikkan batang tanaman juga dianjurkan karena bisa membantu meningkatkan hasil umbi. Pembalikkan dan pengangkatan batang dikerjakan tiap 3 minggu sekali. Sebab pada tanaman yang pertumbuhannya subur dalam waktu satu bulan tanaman akan menjalar sepanjang 1-1½ meter. Bila batang dibiarkan terus menjalar di tanah, dengan segera akan tumbuh akar pada ketiak daun. Akar ini akan membentuk umbi-umbi kecil. Umbi-umbi kecil ini jelas sangat mengurangi tabungan makanan bagi umbi-umbi besar yang tumbuh di guludan. Itulah sebabnya batang ubi jalar secara berkala perlu diangkat dan dibalikkan, agar akar tanaman yang tumbuh pada ketiak daun mati kering kepanasan. Penanaman tanaman ubi jalar di tanah-tanah yang subur tidak memerlukan pemupukan. Tapi pada tanah-tanah yang kesuburannya kurang, untuk memperoleh hasil produksi yang tinggi pemupukan dengan pupuk buatan jelas sangat dianjurkan. Unsur pupuk yang diperlukan tanaman ubi jalar adalah N dan K, unsur P sedikit sekali dibutuhkan. Pemupukan N diberikan dalam bentuk ZA dan urea. Sedang pupuk K diberikan dalam bentuk ZK dan KCl. Sedang pupuk P bisa diberikan dalam bentuk TSP. Dosis pemupukan bisa diberikan kg Urea, ditambah kg ZK, dan 45 kg TSP atau 18 kg P per hektarnya. (Lingga, 1989) Ubi jalar berumur genjah sudah bisa dipungut hasilnya setelah tanaman berumur 4-6 bulan. Tapi untuk jenis berumur panjang terpaksa harus menunggu 8-9 bulan. Mula-mula batang tanaman diangkat, lalu dibabat dengan sabit. Daundaun dikumpulkan, dan bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak. Bedenganbedengan yang telah nampak gundul selanjutnya dibongkar. Pembongkaran bisa

20 9 dikerjakan dengan pacul, sekop, atau luku. Pembongkaran dengan luku adalah cara kerja yang terbaik. Cara penyimpanan ubi jalar yang baik adalah setelah ubi jalar diangin-anginkan beberapa hari (2 hari misalnya), lalu ditimbun pada wadah yang kering dan sejuk. Dasar timbunan diberi alas pasir kering atau abu. Tebalnya kira-kira cm. dengan cara ini ubi jalar bisa tahan disimpan sampai 5 bulan. Disamping terbebas dari hama bongkeng, rasa umbinya pun lebih manis. (Lingga, 1989)

21 10 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini meliputi dua lokasi yang berbeda yaitu di Sawah Lega Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang dan di Cilubang Mekar RW 08 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2010 Juni Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer dengan melakukan survey dan data hasil analisis kimia sampel tanah di kebun Ubi Cilembu di dua lokasi penelitian dan hasil wawancara kepada para petani ubi jalar. Sedangkan data sekunder didapat dari data lingkungan seperti data iklim, curah hujan, temperatur, juga data topografi yang diambil dari informasi data lingkungan masing-masing daerah lokasi penelitian. Bahan yang digunakan di laboratorium yaitu HCl 25%, H 2 SO 4, K 2 Cr 2 O7, FeSO 4, aquades. Sedangkan alat yang dipakai di lapangan berupa bor tanah, plastik transparan, kertas label, pulpen. Alat yang digunakan di laboratorium berupa labu ukur, labu takar, tabung reaksi, tisu alat titrasi Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan cara mengumpulkan data dari dua tempat penelitian seperti data lingkungan meliputi iklim, kelembaban, curah hujan, juga data hasil wawancara mengenai cara budidaya untuk penanaman Ubi Cilembu dari 2 daerah. Lalu menentukan faktor yang akan dibandingkan yaitu meliputi teknik budidaya, sifat tanah baik sifat fisik dan sifat kimia, juga faktor lingkungan. Kemudian membandingkan data yang diperoleh dari faktor pembanding tersebut. Sehingga dari perbandingan tersebut menghasilkan kunci sementara produktivitas ubi jalar Cilembu.

22 11 IV. KARAKTERISTIK DAERAH STUDI 4.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mencakup dua wilayah yaitu di Sawah Lega Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang dan di Cilubang Mekar RW 08 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kondisi Geografis Kondisi Umum Wilayah Desa Cilembu Sumedang secara Geografis dan Demografis Desa Cilembu adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa barat. Letak Desa Cilembu berada didaerah perbukitan, di ketinggian 864 meter dari permukaan laut, yang curah hujannya rata-rata per tahun mm/th dengan keadaan suhu rata-rata o C. Batas desa ini meliputi : sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cigendel; Selatan dengan Desa Mekarbakti; Barat dengan Desa Haurngombong; dan Timur dengan Desa Hutan Karembi Barat. Luas wilayah Desa Cilembu sekitar 539 hektar yang terbagi untuk kawasan pumukiman, persawahan dan perkebunan seluas 198 hektar, sawah irigasi ½ teknis dan sawah tadah hujan seluas 137,9 hektar, tanah kering ladang dan pemukiman seluas 182,7 hektar, perkebunan rakyat 10 hektar, dan tanah fasilitas umum seluas 10,3 hektar, jadi total keseluruhannya sekitar 539 hektar. (Daftar Isian Potensi Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan. Pemerintah Kabupaten Sumedang 2007) Menurut Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan. Pemerintah Kabupaten Sumedang Ubi Cilembu hanya dipanen setahun sekali dengan keterbatasan hasil produksi. Luas tanaman pangan untuk ubi jalar dengan kualitas Nirkum yang selama ini dikenal dengan Ubi Cilembu hanya sekitar 60 hektar. Tanah yang menghasilkan Ubi Cilembu ini hanya terdapat di 4 (empat) blok di Desa

23 12 Cilembu, yaitu Blok Sawah Lega, Blok Sawah Legok, Blok Pangkalan dan Blok Citali. Secara demografis, penduduk desa Cilembu berjumlah sekitar jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki dan penduduk wanita. Pada umumnya mata pencaharian penduduk fokus pada pertanian. Dalam status sebagai petani ini, ada yang berkedudukan sebagai pemilik sawah atau tegalan berkisar penduduk, dan ada juga yang bekerja sebagai penggarap atau buruh tani berkisar 286 penduduk. (Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan. Pemerintah Kabupaten Sumedang 2007) Kondisi Umum Wilayah Desa Cilubang Mekar Bogor secara Geografis dan Demografis Desa Cilubang Mekar Bogor adalah sebuah desa yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Propinsi Jawa barat. Letak Desa Cilubang Mekar Kelurahan Situgede berada di ketinggian 250 meter dari permukaan laut, yang curah hujannya rata-rata per tahun mm/th dengan keadaan suhu rata-rata 24,9 o C 25,8 o C. Batas Desa Cilubang Mekar Kelurahan Situgede ini meliputi : sebelah Utara berbatasan dengan Kali Cisadane; Selatan dengan Kali Sindang Barang; Barat dengan Desa Cikarawang; dan Timur dengan Kelurahan Bubulak. Luas wilayah Desa Cilubang Mekar Kelurahan Situgede sekitar 232,47 hektar yang terbagi untuk kawasan pertanahan bersertifikat hak milik, aset pemerintahan, tanah peruntukan, tanah sawah irigasi, pekarangan dan juga hutan. Sedangkan untuk Luas lahan pertanian ubi jalar hanya sekitar 2 hektar saja. (Monografi Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Propinsi jawa Barat 2008) Secara demografis, menurut data Monografi Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Propinsi jawa Barat (2008), penduduk di Kelurahan Situgede berjumlah sekitar jiwa. Dengan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Mayoritas penduduk di daerah ini bekerja sebagai buruh tani berkisar penduduk. Mata pencaharian

24 13 lainnya yaitu Tani dengan jumlah 357 penduduk kemudian swasta 165 orang diikuti wiraswasta 135 orang, lainnya ada yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, TNI Polri, Pertukangan, juga pensiunan Kondisi Budidaya Ubi Jalar Cilembu Luas lahan di Cilembu ±539 ha, yang ditanami oleh Ubi Cilembu berkisar ±60 ha. Yang ditanam di beberapa blok seperti blok Pangkalan, blok Sawah Lebak, blok Citali, dan blok Sawah Lega. Tapi lahan ubi yang ditanam untuk ubi jalar jenis nirkoem ditanam di pangkalan Citali seluas 20 ha. Sedangkan luas lahan ubi jalar di daerah Cilubang Mekar hanya 1 ha saja Macam dan Varietas Desa Cilembu Sumedang Ubi jalar yang ditanam di desa ini memiliki beberapa varietas, diantaranya varietas menes, arned, noe, dan nirkoem. Bibit yang paling bagus yaitu bibit nirkoem yang hanya bisa ditanam di tanah dan tempat tertentu. Nama nirkoem ini diidentifikasikan hasil pemberian pangeran Sumedang pada beberapa abad yang lalu. Cilubang Mekar Bogor Macam dan varietas yang biasa ditanam di lokasi ini yaitu ubi jalar jenis ubi jepang, juga ubi merah. Namun di lokasi ini pernah dicoba penanaman ubi jalar jenis cilembu. Dengan mengambil langsung ubi jalarnya ke desa Cilembu Tanah Gembur Desa Cilembu Sumedang Ubi Cilembu di daerah ini rata-rata ditanam di sawah tadah hujan. Penanaman ubi dilakukan setelah penanaman sawah. Sehingga dalam setahun siklus penanamannya bisa sawah, ubi, lalu sawah lagi. Jika penanaman ubi di sawah basah maka sawah tersebut harus dikeringkan. Penanaman ubi dilakukan dengan membuat guludan terlebih dahulu. Guludan dibuat dengan pacul. Ukuran tinggi guludan cm dan jarak tanam 1-1,5 m dan diantara guludan dibuat selokan selebar cm Pertumbuhan yang baik membutuhkan waktu ± 6 bulan hingga panen.

25 14 Pengolahan tanah di lahan bekas sawah dilakukan dengan cara jerami dipotong/dibabat dan diletakkan berbaris-baris, selebar 40 cm, dengan jarak tiap tumpukan 100 cm. Selanjutnya tanah-tanah di antara onggokan jerami dicangkul, hasil cangkulan ditaruh di atas jerami, hingga tinggi guludan 40 cm dan luas dasar 60 cm, dengan demikian akan diperoleh bedengan yang kita perlukan. Cara ini akan membuat tanah di dalam guludan menjadi lebih gembur karena jerami akan terurai menjadi humus. Keuntungan pembuatan guludan dengan cara seperti ini yaitu rumput-rumput pengganggu bias lebih mudah diberantas dan tanah bias mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menghilangkan keasamannya. (Lingga, 1989) Setelah contoh tanah diambil dan dilakukan penelitian untuk warna tanah menggunakan buku Munsell diperoleh bahwa warna tanahnya yaitu dark reddish brown (5 YR 3/2) dan tekstur tanah lempung berpasir. Cilubang Mekar Bogor Di tempat ini ubi jalar biasa ditanam di tegalan, jarang yang menanam di lahan bekas sawah. Penanaman ubi dilakukan dengan membuat guludan terlebih dahulu. Guludan dibuat dengan pacul. Ukuran tinggi guludan cm dan jarak tanam 1-1,5 m dan diantara guludan dibuat selokan selebar cm Pertumbuhan yang baik membutuhkan waktu ± 6 bulan hingga panen. Setelah contoh tanah diambil dan dilakukan penelitian untuk warna tanah menggunakan buku Munsell diperoleh bahwa warna tanahnya yaitu reddish brown (5 YR 4/3) dan tekstur tanah lempung berliat Bibit Bagus Desa Cilembu Sumedang Ubi jalar diperbanyak dengan menggunakan stek yaitu bagian batangnya dipergunakan untuk bibit. Batang dipenggal-penggal sepanjang cm atau 3-4 ruas. Pemenggalan dilakukan dengan menggunakan pisau tajam atau ani-ani. Bibit dipilih dari batang yang masih muda dari ujung batang. Satu batang tanaman ubi jalar paling banyak bisa diambil 3 stek.

26 15 Cilubang Mekar Bogor Ubi jalar didapat langsung dengan membeli kepada petani ubi jalar di desa Cilembu (dalam bentuk umbi). Perbanyakan ubi dilakukan dengan menyimpan beberapa umbi di tempat yang terjaga kelembabannya. Setelah beberapa lama hingga akhirnya umbi tersebut menghasilkan tunas, maka tunas itulah yang dijadikan sebagai bibit siap tanam Pemeliharaan Tanaman Desa Cilembu Sumedang Penyulaman dilakukan ketika ada bibit tanaman yang mati. Penyulaman ini harus segera dilakukan agar tanaman sisipan ini pertumbuhannya tidak terlalu tertinggal dari tanaman sebelumnya. Biasanya penyulaman hanya bisa dilakukan hingga tanaman berumur 1 bulan. Dalam hal pengairan, di lahan pertanaman dilakukan penyiraman terusmenerus hingga satu minggu agar tanah menjadi lembab, dan umbi cepat tumbuh. Penyiraman selanjutya bisa dilakukan satu minggu sekali secara berkala. Tetapi jika saat penanaman sedang waktunya musim hujan maka tidak usah disiram lagi. Setelah tanaman berumur satu bulan, lereng pematang biasa dibongkar sampai terlihat akar-akar tanamannya tersembul keluar. Kemudian dibiarkan selama kurang lebih 10 hari, setelah itu dinormalkan kembali. Hal ini dilakukan agar guludan menjadi longgar dan bisa mempercepat pembentukan umbi. Saat keadaan seperti ini biasanya diberi pupuk saat tanaman sudah berumur sekitar 1 bulan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang, juga kompos, tidak menggunakan pupuk kimia, karena tanah sudah subur dengan adanya hara peninggalan dari tanah sawah. Selain itu dilakukan pula pembalikkan batang, karena batang akan terus menjalar. Jika tidak dilakukan hal ini maka akan tumbuh akar pada ketiak daun dan akar ini bisa membentuk umbi-umbi kecil yang nantinya mengurangi tabungan makanan bagi umbi besar yang tumbuh di guludan.

27 16 Cilubang Mekar Bogor Penanaman di lokasi ini baru pertama kalinya, karena petani disini ingin mencoba penanaman Ubi Cilembu di lahan mereka. Dimana bibit yang dipakai juga langsung diambil dari bibit ubi yang biasa dipakai di Cilembu. Karena penanaman di lokasi ini ubi jalar biasa ditanam di daerah tegalan, maka lahan pertanaman dilakukan penyiraman terus-menerus hingga satu minggu agar tanah menjadi lembab, dan umbi cepat tumbuh. Penyiraman selanjutya bisa dilakukan satu minggu sekali secara berkala. Tetapi jika saat penanaman sedang waktunya musim hujan maka tidak usah disiram lagi. Setelah tanaman berumur satu bulan, lereng pematang biasa dibongkar sampai terlihat akar-akar tanamannya tersembul keluar. Kemudian dibiarkan selama kurang lebih 10 hari, setelah itu dinormalkan kembali. Hal ini dilakukan agar guludan menjadi longgar dan bisa mempercepat pembentukan umbi. Pupuk biasa diberikan 1 bulan setelah penanaman. Sebelumnya tanaman di siang seperlunya dan batang dibalik pada guludan selama pertumbuhannya untuk mencegah perakaran pada ruas. Pupuk yang biasa digunakan yaitu pupuk TSP 100 kg dan 50 kg urea per hektarnya, juga memakai pupuk NPK dengan dosis 5 gr/rumpun, jarang menggunakan pupuk organik. Pemeliharaan tanaman di lokasi ini juga dilakukan pembalikkan batang, karena batang akan terus menjalar. Jika tidak dilakukan hal ini maka akan tumbuh akar pada ketiak daun dan akar ini bisa membentuk umbi-umbi kecil yang nantinya mengurangi tabungan makanan bagi umbi besar yang tumbuh di guludan Hama dan Penyakit Desa Cilembu Sumedang Hama yang biasa menyerang tanaman ubi yaitu ulat (karena tanah kurang terurus), hama wereng (karena kurang penyemprotan), juga lanas. Cara pengendaliannya yaitu perlu adanya pemeliharaan secara intensif, juga penyemprotan untuk hama-hama tertentu.

28 17 Cilubang Mekar Bogor Hama yang biasa menyerang yaitu ulat, biasanya ulat ini mengerogoti daun-daun sehingga daun menjadi abis, sehingga untuk proses fotosintesis terganggu, menyebabkan daun menjadi warna kuning Pemanenan Hasil Desa Cilembu Sumedang Proses pemanenan hasil dilakukan secara sederhana, yaitu mencangkul tiap guludan dan mengambil umbi-umbi yang sudah tumbuh besar. Mencangkulnya dari dasar guludan dan harus secara hati-hati, karena jika asal maka ujung cangkul bisa mengenai buah umbinya. Untuk daun-daunnya bisa dikumpulkan atau dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Hasil umbi bisa mencapai 10 ton per hektar. Dengan ukuran panjang umbi sekitar 25 cm 35 cm dan diameter 7 cm 17 cm. Untuk penyimpanan dan pengawetan hasil ubi jalar tidak kuat disimpan lama. Penyimpanan ubi biasanya hanya disimpan di box atau keranjang atau di gudang penyimpanan, dan buah ubinya tidak dibersihkan dulu dari tanah. Ubi yang disimpan tersebut siap untuk dijual. Cara penyimpanan yang baik adalah dengan menyimpannya pada ruangan terbuka dan tidak lembab lalu diberi alas kardus atau karung agar ubi tidak langsung menyentuh lantai yang dapat mengakibatkan ubi terkena hawa dingin dan menjadi lembab. Harga untuk ubi mentah Rp per kilo, sedangkan ubi yang sudah di oven harganya Rp per kilo. Cilubang Mekar Bogor Proses pemanenan hasil juga dilakukan secara sederhana, yaitu dengan mencangkul tiap guludan, kemudian mengambil umbi-umbi yang sudah tumbuh besar. Mencangkulnya dari dasar guludan dan harus secara hati-hati, karena jika asal maka ujung cangkul bisa mengenai buah umbinya. Hasil umbi bisa mencapai 7-8 ton per hektar. Dengan ukuran panjang umbi sekitar 10 cm 17 cm dan diameter sekitar 7 cm 10 cm.

29 18 Karena penanaman Ubi Cilembu di lokasi ini hanya percobaan saja, maka hasil yang didapat sedikit, buahnya tidak terlalu besar dan setelah dicoba untuk di oven rasa buah tidak semanis buah ubi asli cilembu sehingga hasil panen langsung dijual saja.

30 19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Ubi jalar yang ditanam di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang yang sering dinamai Ubi Cilembu ini memiliki rasa yang manis seperti madu dan memiliki ukuran umbi lebih besar dari ubi biasanya. Ubi Cilembu tersebut telah menyebar ke beberapa daerah seperti puncak Bogor, Bandung, Cirebon, hingga luar negeri. Ubi Cilembu tumbuh baik dengan menghasilkan rasa yang manis juga ukuran yang besar jika ditanam di habitatnya yaitu di Desa Cilembu itu sendiri. Tapi hanya ada beberapa hektar saja lahan yang biasa ditanam oleh Ubi Cilembu tersebut. Karena Ubi Cilembu ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka banyak petani ubi jalar yang mulai mencoba menanam Ubi Cilembu di daerah lain selain di Desa Cilembu. Tetapi menurut beberapa penelitian bahwa umbi yang dihasilkan tidak terlalu besar dan rasa yang dihasilkan tidak seperti Ubi Cilembu. Menurut penelitian Muhammad Amir Solihin (2007), Kabupaten Sumedang mempunyai potensi pengembangan Ubi Cilembu seluas hektar dari luas lahan yang dikaji seluas hektar. Upaya pengembangan yang dapat dilakukan harus memperhatikan faktor pembatas yang umumnya disebabkan kondisi kesuburan tanah, kondisi perakaran dan bahaya erosi. Pengembangan ini masih bersifat kuantitas karena secara kualitas sulit dapat menyamai kualitas Ubi Cilembu yang ditanam di Desa Cilembu. Permintaan terhadap Ubi Cilembu semakin meningkat sehingga ada sebagian petani ubi jalar yang ingin mencoba menanam Ubi Cilembu di daerahnya masing-masing dengan harapan menanam Ubi Cilembu dengan bibit yang sama bisa menghasilkan kualitas yang sama dengan hasil Ubi Cilembu dari Desa Cilembu, seperti halnya petani yang ada di Bogor yang lebih tepatnya di Desa Cilubang Mekar Bogor telah mencoba menanam Ubi Cilembu. Penelitian ini ingin menunjukkan kunci perkembangan Ubi Cilembu dengan membandingkan faktor lingkungan, faktor sifat tanah, dan faktor budidaya dari kedua tempat yaitu Desa Cilembu Sumedang dengan Desa Cilubang Mekar Bogor. Sehingga mengetahui faktor yang menyebabkan hasil Ubi Cilembu dengan kualitas ukuran umbi yang besar dan rasa yang manis.

31 Faktor Budidaya Tabel 1. Perbandingan Teknik Budidaya di Lokasi Penelitian Aspek Pembanding Guludan Lokasi Penelitian Desa Cilembu Pengolahan tanah di lahan bekas sawah dilakukan dengan cara jerami dipotong/dibabat dan diletakkan berbaris-baris, selebar 40 cm, dengan jarak tiap tumpukan 100 cm. selanjutnya tanah-tanah diantara onggokan jerami dicangkul, hasil cangkulan ditaruh di atas jerami. Dilakukan setiap 3 minggu sekali Desa Cilubang Guludan langsung dibuat tanpa ada penumpukan jerami terlebih dahulu. Pembalikkan Batang Pupuk Pupuk kandang dan kompos Dilakukan setiap 3 minggu sekali TSP 100 kg, 50 kg urea, per hektarnya, dan NPK 5 gr/rumpun. Pasca Panen Produksi Ada proses pemeraman ± 10 ton/ha Tidak ada pemeraman ± 7 8 ton/ha Perbandingan teknik budidaya antara 2 tempat tersebut memperlihatkan perbedaan dari segi kualitas umbi. Untuk masing-masing tempat melakukan proses pembalikkan batang, tetapi hasil produksi umbi di Cilembu lebih tinggi daripada di Cilubang Mekar. Proses pembalikkan batang tersebut berguna untuk menghasilkan umbi yang berukuran besar karena jika tidak dilakukan maka akan tumbuh akar pada ketiak daun dan akar ini bisa membentuk umbi-umbi kecil. Pembuatan guludan di Desa Cilembu dilakukan dengan cara meletakkan jerami yang sudah dibabat diatas guludan, hal ini dimaksudkan agar setelah beberapa hari jerami tersebut bisa melapuk menjadi kompos, sehingga membuat tanah di guludan tersebut menjadi subur. Pupuk yang diberikan sangat berbeda, di Desa Cilembu hanya menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos sehingga kondisi tanah gembur banyak bahan organik, sedangkan di Desa Cilubang menggunakan pupuk kimia seperti TSP, urea, dan NPK. Hasil umbi yang besar di daerah Cilembu disebabkan karena ditempat ini memiliki suhu yang rendah dan curah hujan tinggi. Saat proses fotosintesis, unsur K berperan dalam pembentukan umbi, banyak karbohidrat yang terbentuk dan

32 21 semakin banyak karbohidrat yang disimpan dalam umbi sehingga semakin besar pembentukan umbinya. (Lingga, 1989) Perbedaan yang lain yaitu terlihat dari proses pemeraman saat pasca panen. Di Cilembu, umbi yang telah dipanen dilakukan proses pemeraman, proses pemeraman ini mengakibatkan terjadinya pemecahan pati pada daging ubi menjadi gula sehingga rasa umbi akan terasa manis setelah di oven. Sedangkan di Bogor, umbi yang telah di panen tidak dilakukan proses pemeraman, jadi umbi langsung dipasarkan karena hasil umbi tidak terlalu besar. Setelah dicoba di oven, rasa yang dihasilkan juga tidak terlalu manis Faktor Fisik Tanah Tabel 2. Hasil Data Sifat Fisik Tanah Tempat Analisis Faktor Fisik Tanah Warna Tanah Tekstur Cilembu Sumedang 5 YR 3/2 (dark reddish brown) lempung berpasir Cilubang Mekar Bogor 5 YR 4/3 (reddish brown) lempung berliat Sifat fisik tanah yang diamati yaitu warna tanah dan tekstur, dari hasil pengamatan bahwa tanah yang berada di Desa Cilembu memiliki warna lebih gelap dari tanah di Cilubang Mekar dan mempunyai tektur lempung berpasir, itu merupakan salah satu kriteria yang bagus untuk dijadikan lahan penanaman Ubi Cilembu. Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil data diatas. Daerah Cilembu yang memiliki warna tanah lebih gelap dan mempunyai tekstur yang lebih ringan berpengaruh kepada ukuran umbi. Umbi yang tumbuh di tanah yang subur dan memiliki tekstur ringan akan menghasilkan ukuran umbi yang lebih besar, karena dengan tekstur yang ringan maka pertumbuhan umbi selama pertanaman akan tumbuh lebih baik karena kondisi tanah menjadi longgar, lain halnya jika tekstur tanah berat maka akan menghambat pertumbuhan umbi Faktor Kimia Tanah Tabel 3. Hasil Analisis Kimia untuk K dan C-organik Tempat Analisis Faktor Kimia Tanah K C-organik Cilembu Sumedang (me/100 g) 2.37% Cilubang Mekar Bogor (me/100 g) 1.45%

33 22 Tabel Analisis Kimia ini menjelaskan bahwa untuk hasil K antara kedua tempat tidak berbeda terlalu signifikan dalam hal kriteria penilaian sifat kimia tanah (kriteria bisa dilihat di tabel lampiran 1), juga hal yang sama ditunjukkan oleh hasil analisis C-organik, tidak terlalu berbeda signifikan. Untuk hasil analisis K di Cilubang Mekar bernilai (0.153 me/100 g) termasuk kedalam kriteria rendah ( me/100 g) dan di Desa Cilembu (0.267 me/100 g) termasuk kedalam kriteria antara rendah dan sedang ( me/100 g) tetapi jika nilainya dibulatkan maka nilai tersebut masuk kedalam kriteria sedang, sedangkan untuk hasil analisis C-organik di Cilubang Mekar (1.45%) termasuk kedalam kriteria rendah ( %) dan di Desa Cilembu (2.37%) termasuk kedalam kriteria sedang ( %). Hal ini menunjukkan bahwa untuk kadar C-organik lebih tinggi di Desa Cilembu dikarenakan lahan pertanaman ubi adalah sawah tadah hujan dimana dalam setahun ada pergiliran tanaman antara tanaman padi dengan tanaman ubi sehingga bahan organik masih ada tersisa dari lahan bekas padi. Dilihat dari kaitannya untuk produktivitas ubi jalar cilembu bahwa nilai K dan C-organik di Desa Cilembu memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan di Desa Cilubang. Hal tersebut menunjukkan di daerah Cilembu memiliki tanah yang lebih subur dengan banyaknya bahan organik dan tanah memiliki banyak K yang diperlukan untuk tanaman. Untuk penanaman tanaman umbiumbian khususnya ubi jalar dibutuhkan tanah yang memiliki kandungan K yang tinggi karena saat proses fotosintesis unsur K berperan dalam pembentukan umbi, banyak karbohidrat yang terbentuk dan semakin banyak karbohidrat yang disimpan dalam umbi sehingga semakin besar pembentukan umbinya. Hasil data untuk aspek sifat tanah baik faktor fisik tanah maupun faktor kimia tanah menunjukkan bahwa hasil umbi Cilembu baik pertumbuhannya dari segi kualitas ukuran dan rasa yang manis jika ditanam di daerah yang memiliki ciri warna tanah lebih gelap dengan tekstur yang ringan seperti lempung berpasir dan memiliki nilai K dan C-organik yang tinggi, karena tanah tersebut memiliki bahan organik yang tinggi sehingga warna tanah lebih gelap dan pembesaran umbi lebih baik karena tekstur tanah yang ringan dan unsur K yang tersedia banyak. Lahan yang dipakai di Desa Cilembu merupakan lahan bekas padi, sehingga saat pengolahan tanah untuk penanaman ubi tidak harus memerlukan

34 23 banyak menggunakan pupuk, karena sudah ada pupuk organik sisa dari penanaman padi sebelumnya. Perkembangan perakaran tanaman paling banyak terletak di lapisan olah atau lapisan atas tanah sampai kedalaman cm yang mengandung paling banyak bahan organik, maka bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan hara sebagai media pertumbuhan dan perkembangan perakaran. Kalium diperlukan untuk aktivitas kambium yang cepat dalam akar umbi yang menyimpan pati di dalamnya. Kalium mempengaruhi aktivitas sintetase pati. Bila kalium ditambahkan, aktivitas sintetase pati dalam umbi ubijalar meningkat tetapi bila ia kurang, aktivitas enzim dapat sangat rendah. Sehingga kalium berpengaruh terhadap rasa umbi yang manis Faktor Lingkungan Tabel 1. Hasil Data Faktor Lingkungan Tempat Analisis Curah Hujan (mm/th) Faktor Lingkungan Suhu Udara Suhu Tanah ( o C) ( o C) Elevasi (m dpl) Cilembu Sumedang Cilubang Mekar Bogor ,9 25, Sumber : Monografi Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Propinsi jawa Barat 2008 dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor. Dilihat dari hasil data diatas bahwa untuk setiap factor lingkungan yang dikaji memiliki perbedaan yang signifikan. Terlihat dari nilai suhu tanah menunjukkan bahwa daerah Cilubang Mekar memiliki regim temperatur isohipertermik, sedangkan daerah Cilembu meliliki regim temperatur hipertermik. Dan Ubi Cilembu biasa ditanam di daerah dengan ketinggian antara m dpl. Hipertermik adalah suatu rejim suhu tanah yang mempunyai rata-rata suhu tanah tahunan 22 C atau lebih dan selisih >5 C antara rata-rata suhu musim panas dan rata-rata suhu musim dingin pada 50 cm di bawah-permukaan. Sedangkan Isohipertermik adalah suatu rejim suhu tanah yang mempunyai rata-rata suhu

35 24 tahunan 22 C atau lebih dan selisih suhu musim panas dan musim dingin <5 C. (Badan Litbang Pertanian, 2006). Hasil data diatas menunjukkan adanya perbedaan signifikan untuk faktor suhu tanah dan suhu udara, sehingga hal ini bisa dijadikan kunci produktivitas Ubi Cilembu selanjutnya, karena suhu bisa mempengaruhi proses pertumbuhan umbi. Kekurangan cahaya mempunyai pengaruh yang langsung terhadap proses-proses fisiologi yang lain. Bila proses respirasinya tidak dapat terlaksana dengan baik, bila cahaya dalam keadaan kurang dan fotosintesis sangat dibatasi maka pembentukan akar tanaman-tanaman tersebut kebanyakan condong untuk berkurang dan kekurangan pembentukan akar ini menyebabkan pertumbuhan tidak kontinyu pada seluruh pertumbuhan tanaman. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan sangat besar. Terdapat suatu ketergantungan yang tidak dapat dipisahkan antara aktivitas dalam akar dan bagian dari atas tanaman. Makanan harus disediakan untuk akar agar dapat berfungsi dalam mengabsorpsi hara dan air secara normal. Sebaliknya fungsi ini akan terhalang sama sekali apabila fotosintesa dan translokasi makanan terganggu. Pertumbuhan akar tanaman dipengaruhi oleh suhu tanah dan berbedabeda untuk tiap jenis tanaman. Tetapi pada umumnya pertumbuhan akar akan meningkat dengan naiknya suhu dari minimum sampai optimum (±30 o C). Suhu mempengaruhi respirasi, respirasi berkurang pada suhu rendah dan meningkat dengan naiknya suhu. Pada suhu yang terlalu tinggi walaupun respirasinya meningkat drastis tetapi setelah beberapa jam laju respirasi akan cepat sekali menurun. Banyak tanaman daerah sedang memiliki suhu optimum yang lebih rendah daripada untuk respirasi, hal inilah yang diduga sebagai penyebab tanaman penghasil karbohidrat seperti ubi jalar di daerah sedang berproduksi lebih tinggi dari daerah beriklim panas. Cahaya mempengaruhi pembentukan akar umbi, intensitas cahaya rendah menurunkan baik aktivitas kambium maupun pembentukan lignin dan menunda perkembangan. Sitokinin memegang peranan dalam perkembangan umbi melalui percepatan pembelahan sel. Sementara akar berkembang kandungan sitokininnya meningkat sebanding dengan kenaikan umbi. (Hetty L.E. Manurung, 2007)

36 25 Ubi Cilembu akan tumbuh baik di daerah yang memiliki suhu udara sekitar o C dan suhu tanah sekitar o C dengan ketinggian tempat sekitar 864 m dpl yaitu di wilayah Desa Cilembu itu sendiri juga memiliki perbedaan ketinggian >500 m dpl antara tempat penanaman dengan gunung di sekitarnya, lain halnya Ubi Cilembu yang ditanam di daerah Cilubang Mekar Bogor yang memiliki suhu udara sekitar 24,9-25,8 o C dan suhu tanah sekitar o C dengan ketinggian tempat sekitar 250 m dpl, hasil umbi yang didapat kecil dan bentuknya agak membulat, setelah di oven pun rasanya tidak semanis Ubi Cilembu asli. Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh terhadap proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap tanaman, sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan air dalam tanah. Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. (Bayong, 2004) Berikut adalah gambar hasil intersect dari peta Rupa Bumi Digital Indonesia Lembar Cicalengka untuk melihat perbedaan ketinggian di daerah Desa Cilembu dengan di Perbukitan Gunung Kareumbi. Gambar 1. Posisi Desa Cilembu terhadap Bukit Kareumbi terdapat beda ketinggian >500 m (skala 1:25.000). Sumber : Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Lembar Cicalengka

37 26 Gambar Posisi Desa Cilembu terhadap Bukit Kareumbi tersebut menunjukkan posisi Desa Cilembu berada di lembah Gunung Kareumbi, dimana ketinggian Desa Cilembu 1000 m dpl, sedangkan ketinggian bukit Gunung Kareumbi 1516 m dpl. Terdapat perbedaan ketinggian >500 m. Karena letak Desa Cilembu yang berada di lembah menyebabkan angin dingin pada malam hari akan turun dari gunung ke lembah sehingga suhu minimum menjadi rendah bisa mencapai 17 o C. Sedangkan pada siang hari suhunya bisa mencapai 22 o C yang bagus untuk proses fotosintesis. Karena jika suhu rendah pada malam hari maka respirasi juga akan rendah, sehingga hasil fotosintat ditimbun dalam bentuk umbi yang menyebabkan umbi berukuran besar. Berbeda halnya dengan daerah Kelurahan Situgede yang berada di dataran rendah dan tidak berada di daerah lembah pegunungan sehingga suhu siang dan malam tidak terlalu berbeda secara signifikan. Di daerah antara Desa Cilembu dan Perbukitan Gunung Kareumbi terjadi proses konveksi yaitu saat tekanan udara turun karena udaranya berkurang, udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah (lembah). Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Sehingga terjadi aliran naik dan turunnya udara dingin. Dan gejala ini terjadi saat malam hari sehingga terjadi angin gunung dimana lembah akan melepaskan energi panas dan puncak gunung yang telah mendingin akan mengalirkan udara ke lembah. 1 Ubi Cilembu akan tumbuh baik di daerah yang memiliki suhu udara sekitar o C dan suhu tanah sekitar o C dengan ketinggian tempat sekitar 864 m dpl yaitu di wilayah Desa Cilembu itu sendiri dan memiliki perbedaan ketinggian >500 m dpl antara tempat penanaman dengan gunung di sekitarnya, lain halnya Ubi Cilembu yang ditanam di daerah Cilubang Mekar Bogor yang memiliki suhu udara sekitar 24,9-25,8 o C dan suhu tanah sekitar o C dengan ketinggian tempat sekitar 250 m dpl, hasil umbi yang didapat kecil dan bentuknya agak membulat, setelah di oven pun rasanya tidak semanis Ubi Cilembu asli. 1

38 27 Hal ini karena fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas pertanian terutama proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik maka respirasi meningkat, sebaliknya jika suhu tanah rendah maka respirasi rendah. Akibatnya aktivitas akar/respirasi yang semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat dan proses distribusi unsur hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat, sehingga hasil fotosintat ditimbun dalam bentuk umbi. Tinggi tempat dari permukaan laut juga menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Lahan yang dipakai di Desa Cilembu merupakan lahan bekas padi, sehingga saat pengolahan tanah untuk penanaman ubi tidak harus memerlukan banyak menggunakan pupuk, karena sudah ada pupuk organik sisa dari penanaman padi sebelumnya. Kunci produktivitas Ubi Cilembu yang telah didapat yaitu mencakup proses pemeraman, suhu tempat penanaman dan adanya perbedaan ketinggian >500 m dpl antara tempat penanaman dengan gunung di sekitarnya. Ubi Cilembu bisa tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki suhu tanah o C serta akan menghasilkan umbi yang besar jika saat proses pemeliharaan tanaman dilakukan proses pembalikkan batang, dan setelah pasca panen dilakukan proses pemeraman agar rasa ubi bisa lebih manis. Dalam halnya untuk perkembangan produktivitas ubi Cilembu di tempat lain selain di daerah Cilembu sebaiknya memperhatikan aspek-aspek yang telah menjadi kunci sementara produktivitas ubi Cilembu. Untuk pelestarian ubi Cilembu selanjutnya bisa dilihat dari ketiga faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor sifat tanah, dan faktor budidaya. Faktor lingkungan seperti suhu, curah hujan, dan ketinggian merupakan faktor yang tidak bisa direkayasa, sehingga jika mencoba menanam di daerah yang memiliki kondisi lingkungan seperti di Desa Cilembu maka faktor budidaya dan faktor sifat tanah yang bisa di rekayasa. Seperti halnya pemberian pupuk, pembuatan guludan, proses pemeraman.

39 28 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.2. Kesimpulan Setelah penelitian ini dilakukan dalam mencari kunci produktivitas Ubi Cilembu dengan membandingkan faktor lingkungan, faktor sifat tanah, dan faktor budidaya maka dapat disimpulkan bahwa kunci dari produktivitas ubi jalar Cilembu yaitu terlihat dari faktor lingkungan dengan perbedaan suhu tanah yang signifikan juga memiliki perbedaan ketinggian >500 m dpl antara tempat penanaman dengan gunung di sekitarnya, juga dari faktor budidaya yang terlihat signifikan yaitu dari proses pemeraman setelah pasca panen. Hal tersebut yang membuat produktivitas Ubi Cilembu menjadi baik dari segi kualitas ukuran dan rasa. Ubi Cilembu yang dihasilkan memiliki ukuran yang besar dengan panjang sekitar 25 cm 35 cm dan diameter sekitar 7 cm 17 cm serta rasa yang manis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ubi Cilembu akan tumbuh baik dengan menghasilkan kualitas umbi yang besar dan rasa yang manis seperti madu dengan melihat kunci produktivitas yang telah ada yaitu penanaman Ubi Cilembu harus dilakukan di tempat yang memiliki suhu tanah o C, ada proses pembalikkan batang saat penanaman, serta ada proses pemeraman setelah pasca panen. Ubi Cilembu setelah panen perlu disimpan dulu selama 3 5 minggu untuk mendapatkan rasa yang manis. Selama penyimpanan tersebut, susut bobot ubi akan meningkat, sedang kadar air daging ubi dan kadar pati tidak berbeda. Beberapa syarat tumbuh ubi jalar pada umumnya yang berada di Kelas Kesesuaian Lahan tidak berlaku untuk semua jenis ubi jalar, khususnya ubi jalar Cilembu. Ubi Cilembu memiliki syarat tumbuh atau habitat sendiri yang lebih spesifik karena ada perbedaan temperatur. Bentuk permukaan lahan juga mempengaruhi perbedaan suhu siang dan malam. Daerah seperti Cilembu yang berada di lembah gunung akan mempunyai perbedaan suhu siang dan malam yang signifikan sehingga bisa menghasilkan umbi Ubi Cilembu berukuran besar dari biasanya yaitu dengan panjang sekitar 25 cm 35 cm dan diameter sekitar 7 cm 17 cm, berbeda halnya dengan daerah di Kelurahan Situgede yang berada di dataran rendah, memiliki suhu siang dan malam yang tidak terlalu berbeda signifikan sehingga umbi yang dihasilkan kecil tidak seperti umbi biasa.

40 Saran Setelah diketahui kunci produktivitas Ubi Cilembu yang baik sehingga menghasilkan umbi dengan ukuran yang besar serta manis, maka kunci ini bisa menjadi dasar untuk penanaman Ubi Cilembu selanjutnya. Penanaman disarankan di tempat yang mempunyai kriteria hampir sama dengan tempat penanaman ubi di Cilembu. Juga harus dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat perbedaan suhu saat musim panas dan dingin serta melihat kesesuain lahan penanaman Ubi Cilembu khususnya di daerah Sumedang yang letaknya dekat dengan daerah Desa Cilembu agar penanaman Ubi Cilembu bisa diperluas di sekitar wilayah Sumedang itu sendiri sehingga Ubi Cilembu masih bisa dilestarikan. Penanaman untuk meningkatkan produktivitas bias dengan cara merekayasa faktor budidaya dan faktor sifat tanah, tetapi sifat lingkungan tidak bisa di rekayasa.

41 30 DAFTAR PUSTAKA Arifin M. (2002). Karakterisasi pedon areal pertanaman ubi jalar nirkum di Desa Cilembu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. Jurnal Agrikultura, Faperta Unpad, vol.13, no 2, Daftar Isian Potensi Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan. Pemerintah Kabupaten Sumedang 2007 Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan. Pemerintah Kabupaten Sumedang 2007 Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan Agribisnis Ubi Jalar Cilembu. Direktorat Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian. Jakarta. Djaenuddin D., et al. (2003), Petunjuk Teknis Evaluasi lahan Untuk Komoditas Pertanian, Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor. Ika R S, Soemarno Budidaya Berbagai Jenis Tanaman Tropika. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya : Malang. Juanda, Dede dan Bambang Cahyono Ubi Jalar, Budi Daya analisis Usaha Tani. Kanisius : Jogjakarta. Leiwakabessy, F. M dan Atang Sutandi Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lingga, Pinus Bertanam Ubi-ubian. Penebar Swadaya : Jakarta. Lingga, Pinus Bertanam Ubi-ubian. Penebar Swadaya. Jakarta. Manurung, Hetty L.E Pengaruh Lama pada Berbagai Media Penyimpanan Bahan Stek Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan Mayastuti, A Pengaruh penyimpanan dan pemanggangan terhadap kandungan zat gizidan daya terima ubi jalar cilembu. Skripsi jurusan gizi dan sumberdaya keluarga, fakultas pertanian, IPB. Monografi Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Propinsi jawa Barat Onggo, Tino M Perubahan komposisi pati dan gula dua jenis ubi jalar nirkum cilembu selama penyimpanan. Jurnal Bionatura Vol. 8 No. 2:

42 31 Rinsema Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhatara Karya Aksara. Jakarta. 235 hal Sarief, Saifuddin Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana : Bandung. Solihin, M. Amir Potensi lahan pengembangan Ubi Cilembu di kabupaten sumedang. Soilrens Vol.8 No.15. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung. Sufiadi, E. dan Erwin Identifikasi Budidaya Ubi Jalar Nirkum di Desa Cilembu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten DT II Sumedang. Universitas Winaya Mukti. Fakultas Pertanian. Suhardjo, M. Soepartini, dan U. Kurnia Bahan organik tanah. Informasi Penelitian Tanah, Air, Pupuk: Bogor. Tjasyono Bayong Klimatologi. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Wargiono, J Ubi Jalar dan Cara Bercocok Tanamnya. Buletin Teknik. Lembaga Pusat Penelitian Bogor. No. 5 Winarto, A., Yudi W, Sri SA, Hanudji P dan Sumarsono Risalah Seminar Penerapan Teknologi Produksi dan Pasca Panen Ubi Jalar Mendukung Agroindustri. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Malang. No. 3 [diakses tanggal 13 Desember 2010]

43 32 LAMPIRAN (a) (b) Gambar 1. Lahan penanaman ubi Cilembu (a) di Cilembu, (b) di Bogor. (a) (b) Gambar 2. Contoh hasil umbi ubi Cilembu (a) di Cilembu, (b) di Bogor

44 33 Gambar 3. Proses pemeraman ubi Cilembu Gambar 4. Ubi Cilembu yang sedang di oven

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu Salah satu jenis ubi jalar yang dapat dikonsumsi langsung setelah dipanggang dengan menggunakan oven adalah Ubi Cilembu. Ubi Cilembu sering disebut

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Ubi jalar yang ditanam di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang yang sering dinamai Ubi Cilembu ini memiliki rasa yang manis seperti madu dan memiliki ukuran umbi lebih besar dari

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH : PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH : RIAN EKO PRADANA / 110301061 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seperti akar tanaman jagung tanaman sorgum memiliki jenis akar serabut. Pada ruas batang terendah diatas permukaan tanah biasanya tumbuh akar. Akar tersebut dinamakan akar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR 6.1. Analisis Aspek Budidaya 6.1.1 Penyiapan Bahan Tanaman (Pembibitan) Petani ubi jalar di lokasi penelitian yang dijadikan responden adalah petani yang menanam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung pada letak 5 22' 10" LS dan 105 14' 38" BT dengan ketinggian 146 m dpl

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2009 di kebun Parungaleng, Cijayanti, Bogor dan Laboratorium Fisika, Laboratorium

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

BUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle)

BUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle) BUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle) Disusun Oleh SUROSO.SP PENYULUH KEHUTANAN LAPANGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2018 I. PENGENALAN TANAMAN SERAI WANGI A.

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI 1 POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus H. Adul Desa Situ Daun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Ach. Firman

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Pada ketinggian tempat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini diperuntukan untuk perkebunan dan budidaya. Disebelah timur lokasi tambang pada jarak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan Lokakarya Fungsional Non Peneliri 1997 PENGEMBANGAN TANAMAN ARACHIS SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Hadi Budiman', Syamsimar D. 1, dan Suryana 2 ' Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah Kabupaten grobogan salah satu wilayah yang secara terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Grobogan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Desa Cipelang Desa Cipelang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, desa ini memiliki luas daerah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Galur adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan Galur terdiri dari 7 Desa yaitu Desa Brosot, Desa Kranggan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani dan Ekologi Tanaman Tebu Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledone, ordo Graminales dan famili Graminae (Deptan, 2005). Batang

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brazilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar Kompos merupakan bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daundaunan, jerami, alang-alang, rerumputan, serta kotoran hewan. Di lingkungan alam,

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis sejalan dengan perkembangan teknologi pengolahan, a.l.

Lebih terperinci

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum PENYIAPAN LAHAN Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai berlatih peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang pembersihan lahan tanaman bawang merah dengan baik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat. Meskipun disadari bawang merah bukan merupakan kebutuhan pokok, akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Ubi Kayu Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang berasal dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci