CARA KERJA APS-6 EATON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CARA KERJA APS-6 EATON"

Transkripsi

1 BAB IV 4.1 Alur Dan Proses Pelaksanaan Dan Pembahasan CARA KERJA APS-6 EATON Access Power Solution Eaton (APS-6) APS-6 atau sering disebut subrackaps-6 merupakan suatu sistem yang di dalamnya terintegrasi beberapa modul rectifier, I/O board, dan kontroler. Subrack menggabungkan dua atau lebih modul rectifier sekaligus mengontrol modul-modul rectifier tersebut yang dirangkai secara paralel untuk mendapatkan daya yang lebih tinggi. APS-6 dapat menampung paling banyak enam buah modul rectifier dan satu display kontroler SC200.Tegangan output dari masing-masing modul rectifier diatur dengan tegangan 54VDC. Gambar 4.1 APS-6 Eaton Fungsi APS pada sebuah site/shelter adalah untuk menyalakan perangkatperangkat yang membutuhkan tegangan input 48VDC. Selain itu, APS juga berfungsi sebagai perangkat untuk men-charging baterai dan juga sebagai ATS AFFRIYANTO Page 60

2 (Automatic Transfer Switch) apabila tegangan input AC pada APS mati/terputus dan digantikan oleh baterai. 1. APS-6 tampak depan Gambar 4.2 APS-6 tampak depan Keterangan : 1. Label Sistem APS-6 2. Modul Rectifier 3. SC200 sistem kontroler 4. MCB (Miniature Circuit Breaker) 5. Penutup MCB 6. DC Common bus baterai terminal 7. DC Common busload terminal 8. Beban dan cable tie rod 9. DC Distribution maksimal 16 Load MCB dan 4 Load Battery 10. DC Distribution Cover AFFRIYANTO Page 61

3 2. APS-6 tampak belakang Keterangan : Gambar 4.3 APS-6 tampak belakang 1. AC Cable entry gland 2. Titik Koneksi grounding 3. I/O Board 4. Voltage Feed Module 5. LVD Kontaktor High Priority 6. LVD Kontaktor Low Priority 7. Load MCB 8. Battery MCB APS-6 memiliki bagian penting lainnya yaitu : 1. Backplane Backplane adalah tempat soket modul rectifier yang berada dibagian belakang subrack dan berfungsi untuk menghubungkan semua modul rectifier secara paralel. AFFRIYANTO Page 62

4 Gambar 4.4 Backplane pada APS-6 Eaton Pada soket APR terdapat lima koneksi yaitu tiga buah koneksi untuk input dan 2 buah koneksi untuk output. Tiga koneksi input yaitu phasa, netral, dan ground. Sementara dua koneksi output adalah tegangan output positif (+) dan negatif (-) dari APR. Untuk output positif dan negatif dari tiap modul APR dihubungkan dengan busbar. Pada APS-6, tegangan sumber 220VAC dari tiap phasa R-S-T dibagi rata per 2 buah modul rectifier yang terhubung pada soket modul di bagian backplan 2. Busbar Gambar 4.5 Backplane pada APS-6 Eaton AFFRIYANTO Page 63

5 Busbar adalah lempengan tembaga untuk menghantarkan danmendistribusikan tegangan listrik tanpa adanya isolator yang melindunginya.biasanya busbar digunakan di dalam panel.penggunaan busbar memiliki kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan kabel. Kelebihannya adalah busbar dapat digunakan untuk keperluan tegangan dan arus yang besar, sedangkan kekurangannya adalah busbar tidak memiliki pelindung isolator dan bentuk busbar tidak dapat diubahubah sesuai dengan keinginan.pada APS-6, busbar ini dibagi menjadi 2 buah bagian, yaitu busbar untuktegangan positif (+) dan tegangan busbar untuk tegangan negatif (-). Output positif dari APR langsung menuju beban melewati busbar.sementara output negatif APR harus melewati kontaktor, shunt, dan MCB. Gambar 4.6 Busbar positif dan negatif pada APS Komponen dan Perangkat pada APS-6 Eaton AFFRIYANTO Page 64

6 1. MCB (Miniature Circuit Breaker) MCB yang digunakan pada input APS-6 biasanya memiliki kapasitas arus maksimal sebesar 32 ampere. Alasannya adalahkebutuhan arus yang digunakan pada tiap modul rectifier mencapai 12 ampere dan satu MCBnya digunakan untuk mengaktifkan dua buah modul rectifier pada APS-6 sekaligus. Gambar 4.7 MCB (Miniature Circuit Breaker) Sementara MCB yang digunakan pada output APS-6 biasanya disesuaikan dengan kebutuhan beban yang terhubung dengan APS-6. Sementara untuk charging baterai biasanya menggunakan MCB dengan kapasitas arus maksimal 63A. MCB pada baterai biasanya dipasangkan auxiliaryswitchterminal sebagai sensor indikator apabila MCB baterai dalamkeadaan off.auxiliary switch terminal dikoneksikan ke bagian fusefail board sebagai indikasi alarm apabila main MCB dalam keadaanoff. Auxiliary switch terminal biasanya dihubungkan disebelah MCB yang berfungsi untuk mengetahui kondisi dari MCB itu sendiri.auxiliary switch terminal merupakan sebuah saklar yang didalamnyaterdapat kontak NC, NO, dan common. Kontak pada auxiliary switch terminal akan dihubungkan ke fuse fail sebagai indikator apabila MCB dalam keadaan mati. AFFRIYANTO Page 65

7 Gambar 4.8 MCB dengan Auxiliary switch Terminal Pada APS-6 jumlah maksimal MCB yang dapat dipasang adalah 20 buah (8 MCB untuk beban high priority, 8 MCB untuk beban low priority, dan 4 MCB untuk baterai). Akan tetapi dalam penggunaan di dalam site, jumlah MCB yang dipakai disesuiakan dengan beban yang akan dipasang pada APS Access Power Rectifier 48 Energy Saver (APR48-ES) Gambar 4.9 Access Power Rectifier (APR48-ES) AFFRIYANTO Page 66

8 Modul rectifier APR48-ES adalah jenis power supplyswitching yang dirancang khusus untuk menjalankan aplikasi aksesdalam jaringan telekomunikasi sepertibts selular dan juga untuk keperluan jaringan komunikasi lainnya. Tegangan input untuk APR48 adalah dari 185VAC 275VAC. APR48-ES bekerja dengan efisiensi lebih dari 96% dengan rentang penggunaan beban dari 30% sampai 100% dari kapasitas 2000 Watt. APR48-ES beroperasi dengan rentang tegangan dari 43V 57,5V, akan tetapi tegangan default pada output APR48-ES adalah +/- 54VDC. Besar arus output maksimal yang dapat dikeluarkan dari modul APR48-ES adalah 41,7 A di tegangan 48VDC. Apabila tegangan output modul rectifier adalah 54,8 VDC, maka besar arus output maksimalnya adalah sekitar 36 A. Pada penggunaan di dalam site, tegangan output modul APR48- ES diatur tegangannya menjadi +/- 54,8 VDC. Alasan diatur tegangannya menjadi 54,8 VDC karena untuk mencharging baterai dengan kapasitas tegangan total 48VDC, maka dibutuhkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan baterai itu sendiri. Gambar 4.10 Bagian pada APR48-ES 3. System Controller SC200 AFFRIYANTO Page 67

9 SC200 adalah kontroller sekaligus display monitor untuk memantau sistem pada subrack APS-6. SC200 menampilkan dan memantau kondisi sistem pada APS-6 yang terdiri dari tegangan input AC, tegangan output modul rectifier APR48, arus yang mengalir pada beban, daya yang dikeluarkan pada subrack, suhu, dan fungsi-fungsi alarm yang tersedia pada SC200 Gambar 4.11 SC200 System Controller SC200 juga berfungsi sebagai interface antara user dengan APS- 6 itu sendiri. Kita dapat mengontrol tegangan output APR48 dan mengatur alarm yang akan difungsikan melalui serial komunikasi yang sudah tersedia. Dari SC200 juga, kita dapat mengatur fungsi-fungsi perangkat yang terdapat pada APS-6. Selain itu, SC200 dilengkapi fitur fitur untuk komunikasi seperti ethernet, server web, dan SNMP ( Simple Network Management Protocol). Dengan adanya fitur ini maka pemberitahuan alarm yang terjadi dapat diketahui dengan , SMS, dan juga via web. AFFRIYANTO Page 68

10 Gambar 4.12 Bagian pada SC I/O Board (IOBGP) I/O board adalah tempat dimana semua perangkat yang terdapat pada subrack APS-6 terhubung. I/O board juga mengatur/mengontrol jalur data dari masing-masing perangkat yang ada dalam APS-6, seperti SC200, sensor, sensor arus (shunt resistor), fuse fail board dan lainnya. Selain itu, I/O board juga mendistribusikan tegangan untuk mengaktifkan kontaktor DC, fusefail board, dan juga sensor temperatur. Gambar 4.13 IOBGP (I/O Board) I/O board pada APS dilengkapi dengan 6 buah input digital dan juga 6 buah output berupa relay. Input digital dan output ini dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan aplikasi DC tools. Output relay ini juga dapat digunakan untuk memberika AFFRIYANTO Page 69

11 peringatan alarm dengan menggunakan kontak relay yang tersedia. Gambar 4.14 Bagian IOBGP Keterangan gambar: 1. Bus Voltage Sense input XH9 2. Power/Comms OK LED 3. Digital Input D1-D6 XH15A, XH15B 4. Digital Output Relay RY1-RY6, XH16-XH21 5. Status LVD Kontactor 2 LED 6. Konektor LVD Kontactor 2 XH5 7. Status LVD Kontactor 1 LED 8. Konektor LVD Kontactor 1 XH4 9. Daya untuk kontaktor konektor XH8 10. Power dan RXP inpuy YH Current Sense input 12. Input sensor temperatur 13. Input sensor baterai Mid-point 14. Input dari fuse fail board AFFRIYANTO Page 70

12 Fungsi dari masukan dan keluaran yang terdapat pada I/O board dibagi menjadi dua kategori yaitu : Sensor : Current Sensor (shunt), Bus Voltage, sensor temperature, dan battery mid point Input/Output : 6 Digital Inputs, 6 Relay Output, 2 LVD Contactor output 5. Voltage Feed Module Voltage feed module adalah sebuah board yang berfungsisebagai pengaman dari terbaliknya polaritas tegangan dan juga pengaman dari melonjaknya tegangan pada input voltage feedmodule. Input tegangan voltage feed module berasal dari outputmodul rectifier. Sementara output voltage feed module akan didistrbusikan menuju sistem kontroler SC200 dan I/ board. Gambar 4.15 Voltage Feed Module gambardiatas, voltage feed module terdiri dari komponen berupa voltage dependent resistor (varistor) dan juga dioda yang dikonfigurasikan seperti dioda bridge AFFRIYANTO Page 71

13 6. Shunt Resistor Shunt resistor atau disebut juga sebagai shunt resistor arusatau current shunt adalah resistor dengan kepresisian tinggi yang bisa digunakan untuk mengukur arus yang mengalir pada suatu rangkaian elektronika atau sebuah beban. Gambar 4.16 Shunt Resistor pada APS-6 Shunt pada APS-6 digunakan untuk membaca arus pada saatmelakukan charging baterai. Shunt yang digunakan pada APS-6 adalah shunt resistor dengan kapasitas 300 Ampere dan tegangan drop sebesar 55mV. Shunt resistor dipasang secara seri diantara output negatifapr48 dan kutub negatif pada baterai. Pada APS-6, shunt resistor memiliki rangkaian yang dipasang secara paralel dengan shunt resistor. Rangkaian ini berfungsi sebagai rangkaian kalibrasi apabila tegangan drop pada shunt resistor tidak sesuai. Rangkaian ini juga berfungsi sebagai penghubung shunt resistor dengan I/O board. Rangkaian ini memiliki 2 buah konektor RJ-45 yang berfungsi sebagai jalur pembacaan data dari output shunt resistor, tetapi yang digunakan hanya salah satunyasaja. Shunt resistor pada APS-6 digunakan tidak melebihi dari 80% dari kapasitas maksimal shunt resistor (80% dari 300 A adalah 240 AFFRIYANTO Page 72

14 A) karena jika penggunaan melebihi dari 80% a, maka shunt resistor akan menghasilkan panas dan mengakibatkan perubahan permanen dari nilai resistansi shunt resistor tersebut. 7. Fuse Fail Board Fuse fail board merupakan sebuah perangkat yang berfungsisebagai sensor untuk mendeteksi adanya MCB yang trip akibat terjadinya hubung singkat pada output APS, kelebihan beban (overload), atau hal yang dapat membuat MCB trip.fuse fail board akan mengirim data MCB yang trip ke I/O board dan akan diproses di SC200 sebagai indikator alarm. Gambar 4.17 Fuse Fail Board Input dari fuse fail berupa 18 pin konektor yang akan dihubungkan ke masing-masing MCB. Fuse fail board ini terdiri dari kumpulan transistor yang akan mengontrol dan memberikan data ke I/O board apabila MCB dalam kondisi mati. Tiap MCB yang tripakan memberikan sebuah tegangan logika yang akan men-trigger transistor dan outputnya akan langsung dikirim ke I/O board melalui kabel UTP. AFFRIYANTO Page 73

15 8. DCKontaktor Kontaktor yang dipakai pada APS-6 adalak kontaktor dengan input berupa tegangan searah (DC). Kontaktor ini memiliki spesifikasi tegangan input sebesar 48VDC dan memiliki kemampuan menghantarkan arus pada kontak utama sebesar 200 A. Pada APS-6, kontaktor yang dipakai berjumlah dua buah. Dua buah kontaktor ini digunakan untuk mengontrol output beban yang terhubung dengan APS. Dua kontaktor ini memiliki fungsi yang berbeda. Kontaktor pertama berfungsi untuk mengaktifkan / meng-nonaktifkan beban yang berjenis low priority dan kontaktor kedua berfungsi untuk menghubungkan / memutuskan arus pada saat charging baterai. Gambar 4.18 DC Contactor Dua kontaktor DC ini dipasang secara paralel dari tegangan negatif modul rectifier APR48. Masing-masing kontaktor akan tersambung ke MCB yang sudah terpasang melalui busbar. 9. Sensor Temperatur Sensor temperatur berfungsi untuk membaca suhu yang ada di dalam panel khususnya untuk mengetahui temperatur pada baterai.sensor suhu ini biasanya diletakkan di bagian bawah panel, khususnya di tempat rak penyimpanan baterai. Sensor ini akan menampilkan suhu baterai pada SC200. Sensor ini berfungsi sebagai indikator keadaan suhu di dalam panel pada bagian baterai.suhu yang direkomendasikan untuk penyimpanan baterai adalah dibawah 28 AFFRIYANTO Page 74

16 Gambar 4.19 Sensor Temperatur Blok Diagram APS-6 Eaton Gambar 4.20 Blok Diagram APS-6 Eaton AFFRIYANTO Page 75

17 A. AC Input 220VAC Supply untuk mengaktifkan sebuah subrack biasanya menggunakan input 3 phasa. Input AC 3 phasa ini akan menyalakan modul-modul rectifier yang terpasang pada subrack APS-6. Tiap phasa akan menyalakan 2 buah modul rectifier. B. MCB (Miniature Circuit Breaker) MCB pada bagian ini berfungsi sebagai pemutus atau penghubung tegangan 220VAC yang akan mengaktifkan APS-6 sekaligus untuk mengamankan apabila adanya short circuit pada modul rectifier. C. APR48-ES Pada bagian ini, AC diubah ke tegangan DC dengan menggunakan sistem power supply switching. Pada diagram blok diatas, keluaran dari modul rectifier APR48-ES terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk beban dan untuk menyalakan sistem kontroler pada subrack APS-6. D. Voltage Feed Module Keluaran tegangan dari modul rectifier APR48-ES akan masuk ke voltage feed module yang digunakan untuk mendistribusikan tegangan ke I/O board, SC200, dan juga DC kontaktor. Pada voltage feed module juga data pada APR48-ES akan dikirimkan langsung menuju I/O board. Data yang pada APR48 seperti nomor serial yang ada pada tiap modul APR48. E. IOBGP (I/O Board) I/O board merupakan pusat dari perangkat yang ada APS-6 karena I/O board mengontrol semua jalur data yang ada pada subrack APS-6 dan juga sebagai penghubung perangkat yang satudengan lainnya. F. SC200 (Supervisory Controller) AFFRIYANTO Page 76

18 SC200 merupakan sistem kontrol dan juga sebagai antarmuka pengguna dengan perangkat.sc200 mengontrol semua perangkat yang ada pada APS.Akan tetapi SC200 tidak langsung terkoneksi dengan I/O board. SC200 mengirim dan menerima data yang ada melalui voltage feed module dan voltage feed module ini akan menghubungkan SC200 dengan I/O board dan perangkat lainnya. G. Fuse Fail Board Fuse fail board menerima inputan data logika dari MCB dan auxiliary switch terminal, setelah itu semua data logika tersebutdikirimkan menuju I/O board sebagai peringatan alarm apabila ada salah satu MCB yang sedang dalam keadaan mati (off). H. DC kontaktor Pada APS-6, terdapat dua buah kontaktor untuk mengaktifkan atau menonaktifkan beban yang terhubung pada APS-6.Dua buah kontaktor ini dikontrol oleh SC200 melalui I/O board. Dua buah kontaktor ini memiliki kegunaan yang berbeda, kontaktor pertama digunakan untuk penghubung atau pemutus baterai dari APS-6 dan kontaktor kedua digunakan untuk keperluan beban lainnya. I. Shunt resistor Pada diagram blok diatas, shunt resistor ditujukan untuk mengukur seberapa besar beban pada saat melakukan charging baterai. Spesifikasi dari shunt resistor yang digunakan pada APS 6 adalah dengan total arus maksimal 300A dengan output tegangan drop sebesar 55mV. Output dari shunt resistor dihubungkan ke I/O board dan ditampilkan pada SC200. J. MCB beban Pada APS6, MCB beban digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan beban dari output APS-6. Kapasitas MCB yang digunakan harus sesuai dengan jumlah arus beban yang akan mengalir melalui MCB. Selain itu, MCB juga berfungsi sebagai pengaman seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. AFFRIYANTO Page 77

19 K. Baterai Baterai merupakan daya cadangan pada site selain genset ketika listrik padam. Baterai ini digunakan untuk menyalakan perangkatperangkat yang ada di dalam site yang terhubung dengan APS-6. Untuk perangkat dengan tegangan input DC 48VDC, maka output tegangan dari baterai akan langsung dihubungkan dengan input perangkat melalui APS-6. Sementara perangkat yang menggunakan tegangan input AC, akan dihubungkan dengan inverter terlebih dahulu sehingga menghasilkan tegangan 220VAC. L. Load Beban (load) pada APS-6 pada site/shelter bermacam-macam seperti BTS (Base Transceiver Station), RBS (Radio Base Station), AC (Air Conditioner) dengan tegangan input 48VDC, dan beban lainnya yang membutuhkan tegangan input DC dari APS Cara Kerja APS-6 Eaton Di dalam site/shelter, subrack memiliki peranan yang sangat penting. Fungsi subrack APS-6 adalah untuk mennyalakan beberapa perangkat/alat penting yang membutuhkan tegangan input 48VDC pada site/shelter. Selain itu, subrack APS-6 juga berfungsi untuk melakukanfungsi charge pada baterai. Pada subrack APS-6, tegangan yang dibutuhkan untuk menghidupkan modul rectifier yang terdapat pada subrack adalah 220 VAC. Tegangan input ini harus melewati MCB yang berfungsi sebagai pengaman dari short circuit(hubung singkat) atau adanya overload (beban berlebih). Setelah melalui MCB, tegangan akan didistribusikan pada bagian backplane subrack untuk mencatu semua modul rectifier. Pada modul rectifier, tegangan input AC akan diubah menjadi tegangan DC. Output tegangan dari modul rectifier dapat diatur dari tegangan 46 VDC sampai 56 VDC. Biasanya tegangan output pada modul rectifier diatur pada tegangan +/- 54,8 VDC. Alasannya karena untuk melakukan charging (pengisian), AFFRIYANTO Page 78

20 tegangan charging harus lebih besar dari tegangan baterai itu sendiri.satu bank baterai terdiri dari empat monoblok baterai.setiap monoblok baterai memiliki tegangan +/- 12VDC.Dalam satu bank, baterai disusun dan dirangkai secara seri.jadi, total tegangan baterai dalam satu bank adalah +/- 48VDC. Untuk men-charging satu baterai bertegangan 12VDC, tegangan charging yang disarankan adalah 13,7 VDC. Berarti total untuk melakukan charging baterai untuk satu bank adalah 54,8VDC, sehingga output tegangan modul rectifier harus diatur di tegangan +/- 54VDC. Selain itu, tegangan 54VDC ini tidak akan merusak perangkat yang memiliki tegangan input 48VDC karena perangkat yang ada pada site/shelter sudah disesuaikan dengan spesifikasi dari modul rectifier APR48 yaitu 46 VDC sampai 56 VDC. Tegangan DC ini akan didistribusikan melalui busbar pada subrack. Tegangan DC akan langsung menuju ke beban dan juga akandipakai untuk menghidupkan beberapa perangkat pada subrack. Dalam menyalakan perangkat tersebut output dari modul rectifier tidak langsung terhubung ke semua perangkat yang ada, tetapi harus melalui perangkat yaitu voltage feed module. Setelah melalui voltage feed module, tegangan akan didistribusikan menuju I/O board dan juga SC200. Selain tegangan, voltage feed module juga menjadi jalur penghubung data antara I/O board dan SC200. Pada I/O board, tegangan dan data yang ada pada tiapperangkat akan diproses. Mulai dari DC kontaktor, fuse fail, sensor, dan shunt resistor. Tegangan output pada APS-6 akan diatur oleh kontaktor yang berfungsi sebagai penghubung atau pemutus arus tegangan yang dikeluarkan oleh modul rectifier. DC kontaktor terhubung langsung dengan tegangan output negatif modul rectifier melalui busbar. Sementara output tegangan DC positif langsung menuju ke beban. Untuk mengetahui besarnya arus yang dipakai oleh beban, maka tegangan output ini harus melalui sebuah perangkat yaitu shunt resistor. Shunt resistor ini dirangkai secara seri pada busbar negatif dan juga dipasang sebelum DC kontaktor. AFFRIYANTO Page 79

21 Setelah melalui komponen-komponen tersebut, tegangan negatif modul rectifier akan menuju beban melalui MCB output. MCB output ini merupakan sebuah pengaman pada bagian output APS apabila beban mengalami hubung singkat (short circuit) atau kelebihan beban (overload). Apabila terjadi hal-hal tersebut maka MCB akan secara otomatis mematikan beban yang bermasalah. Pada keadaan ini, MCB pasti dalam keadaan mati dan MCB yang mati ini akan mengaktifkan fuse fail. Data yang ada pada fuse fail tersebut akan diproses oleh I/O board dan akan ditampilkan pada SC200 sebagai tanda peringatanberupa alarm bahwa adanya masalah dalam sistem APS. Dan bagian terakhir dari sistem APS adalah output tegangan yang dipakai untuk kebutuhan charging baterai dan menyalakan beberapa perangkat lainnya yang ada pada site. Kebutuhan baterai pada site biasanya membutuhkan satu sampai dua buah bank baterai.fungsi utama baterai adalah untuk mem-backup semua perangkat yang terhubung dengan APS-6 ketika sumber listrik utama padam/mati.selain itu, baterai yang digunakan harus memliki kapasitas yang besar.kapasitas baterai yang besar ini bertujuan untuk mem-backup perangkat dalam waktu yang lama. 4.2 Instalasi Komponen dan Perangkat Pada APS-6 Eaton Peralatan dan Perlengkapan Sebelum merakit dan instalasi subrack APS-6, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Peralatan keselamantan Gunakan peralatan keselamatan yang sesuai dengan peraturan keselamatan kerja. Peralatan keselamatan tersebut antara lain : Kacamata pengaman (safety glasses) Sarung tangan pengaman (safety gloves) Alas kaki yang aman (safety footwear) Peralatan yang tepat untuk menangani benda-benda berat (baterai dan lainnya) AFFRIYANTO Page 80

22 Peralatan yang tepat untuk bekerja di tempat yang tinggi 2. Alat-alat penting Gunakan standar peralatan elektronika yang sudah terisolasi dengan baik. Peralatan penting lainnya yaitu : Alat crimping kabel dan crimp lugs yang sesuai dengan ukuran semua kabel dan konektor yang akan digunakan Kunci pas dengan torsi dan kepala kunci pas serta pegangan yang sudah terisolasi Heatshrink tube dan heat gun Multimeter digital Pakaian non-statis Alat yang direkomendasikan Clamp-on ammeter Alat untuk pelabelan Laptop dengan : Port USB (untuk SC200) atau port RS232 (untuk SC100) Aplikasi DCTools Penggunaan Kabel Kabel yang digunakan untuk instalasi pada APS-6 adalah kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) dan kabel listrik jenis NYAF. Kabel UTPdigunakan untuk instalasi bagian-bagian kontroler pada APS-6, sementara kabel listrik jenis NYAF digunakan untuk instalasi tegangan input 220VAC dan juga untuk kabel output dari APS-6 menuju beban. Kabel listrik yang dipakai harus memenuhi spesifikasi.kabel harus sesuai dengan kemampuan menghantarkan arus dan tegangan. Apabila tidak sesuai dengan KHA (kemampuan hantar arus) pada kabel, maka akan mengakibatkan kabel menjadi panas. Dibawah ini adalah tabel KHA berdasarkan luas penampang kabel yang akan dipakai. AFFRIYANTO Page 81

23 Gambar 4.21Tabel KHA Kabel Wiring diagram APS-6 1. Supply AC untuk APR48 Gambar 4.22Wiring AC Supply pada APS-6 Eaton Pada gambar diatas, tegangan dari tiap phasa R-S-T akan dibagi rata untuk menyuplai dua buah modul APR48 dalam APS-6. Alasan APS-6 menggunakan input 3 phasa karena untuk menyeimbangkan kebutuhan daya di dalam site. Apabila hanya menggunakan 1 phasa saja, maka akan mengakibatkan ketidaksetimbangan daya dari masing-masing phasa R-S-T karena APS-6 membutuhkan daya yang cukup besar untuk menyalakan tiap modul APR Koneksi Kontroler APS-6 Eaton AFFRIYANTO Page 82

24 Gambar 4.23 Wiring IOBGP Pada gambar diatas, output dari modul rectifier APR48 adalah 54VDC. Sebelum tegangan DC masuk menuju sistem IOBGP dan sistem kontrol lainnya, tegangan DC ini akan melalui voltage feedmodule. Setelah melalui Voltage Feed Module, tegangan DC akandisebarkan menuju IOBGP dan SC200. Dari IOBGP, tegangan DC akan mengaktifkan kontaktor, sensor, dan juga fuse fail board. 3. Wiring APR48 ke beban Gambar 3.24 Wiring APR48 menuju beban Selain untuk menyalakan kontroler, output dari modul rectifier APR48 juga digunakan untuk menyalakan beban yang terhubung dengan APS-6.Seperti pada gambar, tegangan positif dari APR48 langsung menuju beban tanpa melalui komponen.sementara tegangan negatif dari APR48 harus melalui kontaktor dan juga MCB.Beban APS-6 memiliki AFFRIYANTO Page 83

25 beberapa jenis, diantaranya beban highpriority, low priority, dan juga baterai. Untuk beban high priority,beban hanya akan melalui MCB pada bagian output dari APS-6. Untuk beban low priority, beban akan melalui MCB dan juga sebuah kontaktor. Untuk beban berupa baterai, APS-6 menyediakan sebuah shunt, kontaktor, dan juga MCB Instalasi APS-6 1. Cek tegangan AC dan grounding 2. Siapkan APS 3. Pasang kabel AC Pasang sistem kontroler SC200 Cek polaritas pada APS-6 Cek posisi mounting brackets Pasang MCB untuk beban Pasang MCB untuk baterai Cek grounding ac dan dc Lepas penutup MCB Siapkan kabel untuk suplai ac Pasang kabel suplai ac Cek koneksi kabel 4. Pasang APS pada rak Pasang cage nuts pada rak Pasang APS-6 5. Pasang beban dan kabel baterai 6. Pasang baterai Lepaskan penutup MCB Pasang busbar common ke grounding Pasang kabel baterai Pasang kabel untuk beban Cek koneksi kabel 7. Pasang sensor temperatur baterai Pasang sensor temperatur ke I/O board Sesuaikan jalur kabel antara baterai dengan APS-6 AFFRIYANTO Page 84

26 8. Koneksikan ke sumber tegangan AC Pasangkan semua penutup MCB pada APS-6 Sambungkan kabel ac ke sumber tegangan 9. Cek koneksi kabel 4.3 Masalah yang sering terjadi pada APS-6 Eaton 1. Modul rectifier tidak menyala Penyebab masalah : Tegangan input AC mati Penyelesaian masalah : Nyalakan tegangan AC 2. LED hijau pada salah satu modul APR48 menyala sementara yang lainnya mati Penyebab masalah : Suplai tegangan AC ke modul rectifier Mati : Salah satu phasa mati : Modul rectifier tidak masuk sepenuhnya Penyelesaian masalah : Cek tegangan input AC dan nyalakan teganganinput AC : Cek tegangan per phasa dan nyalakan : Masukkan modul rectifier sepenuhnya denganbantuan sekrup 3. LED kuning pada modul APR48 berkedip-kedip Penyebab masalah : Sistem kontroler sedang memulai Persiapan : Modul rectifier tidak terdaftar pada sistem kontroler Penyelesaian masalah : Tunggu sampai sistem kontroler selesai Persiapan : Lepaskan modul rectifier lalu masukkan Kembali : Mengganti modul rectifier AFFRIYANTO Page 85

27 4. LED merah pada modul APR48 menyala Penyebab masalah : Tegangan DC berlebihan : Masalah internal pada modul rectifier Penyelesaian masalah : Lepaskan dan masukkan kembali modul rectifier : Ganti modul rectifier 5. Sistem tidak memiliki tegangan output (modul APR48 menyala) Penyebab masalah : MCB beban dalam keadaan terbuka : LVD kontaktor terputus dari beban Penyelesaian masalah : Cek MCB yang terbuka : Gunakan SC200 untuk mengatur LVD Kontaktor : Cek kabel tegangan ke LVD 6. LED merah atau LED kuning pada SC200 menyala AFFRIYANTO Page 86

BAB IV PEMBAHASAN Peralatan Pastikan sebelum bekerja kita lengkapi peralatan yang akan dibutuhkan selama peroses installasi.

BAB IV PEMBAHASAN Peralatan Pastikan sebelum bekerja kita lengkapi peralatan yang akan dibutuhkan selama peroses installasi. 30 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perangkat Rectifier Outdoor (ODR) dan Cabinet Site Star harus diinstal dengan baik dan benar agar perangkat tersebut dapat digunakan dengan baik. Pemasangan ODR dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA 4.1 Penerapan Sistem Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem, yang dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 35 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, rangkaian display papan skor LED dapat dibagi menjadi 6 blok utama, yaitu blok power supply, mikrokontroler, driver board, seven segmen,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok Diagram Alat Blok Diagram alat merupakan salah satu hal terpenting dalam perencanaan alat, karena dari blok diagram inilah dapat diketahui cara kerja rangkaian secara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200 PC-Link PC-Link Application Note AN200 GUI Digital Input dan Output Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Digital Input dan Output pada.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN BAB III BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN 3.1 Blok Diagram SWITCH BUZZER MIKROKONTROLLER AT89S52 DTMF DECODER KUNCI ELEKTRONIK POWER SUPPLY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 0 # KEYPAD 43 3.2 Gambar Rangkaian 44 3.3

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER BAB II TEORI DASAR RECTIFIER 2.1 Teori Umum Penyearah (Rectifier) adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (Alternating Curent) menjadi sinyal sumber arus searah (Direct Curent).

Lebih terperinci

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL Eka Wahyudi 1, Desi Permanasari 2 1,2 Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi, Purwokerto 1 ekawahyudi@akatelsp.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan sistem ini memerlukan sensor penerima radiasi sinar infra merah yang dapat mendeteksi adanya kehadiran manusia. Sensor tersebut merupakan sensor buka-tutup yang selanjutnya

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah pengujian serta hasil yang didapatkan dari uji coba alat monitoring base transceiver station dengan identifikasi password

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Bab ini membahas hasil dari sistem yang telah dirancang sebelumnya melalui percobaan dan pengujian. Bertujuan agar diperoleh data-data untuk mengetahui alat yang dirancang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO LAPORAN TUGAS AKHIR Diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Komputer Oleh: JONATHAN ALBERTO HUTAGAOL

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Pada bab perancangan ini penulis menggunakan arsitektur jaringan client/server yang saling terhubung dengan jaringan LAN melalui ethernet. Pengiriman

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Prototype Setelah kita melakukan perancangan alat, kita memasuki tahap yang selanjutnya yaitu pengujian dan analisa. Tahap pengujian alat merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini membahas perancangan sistem telemetri pengamatan suhu dan kelembapan serta kendali peralatan elektronik (seperti kipas) berbasis platform Microcontroller Open Source Wemos.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 UPS dan Fungsinya Terputusnya sumber daya listrik yang tiba-tiba dapat mengganggu operasi sebuah unit bisnis. Pada beberapa contoh kasus bisa berakibat pada berhenti beroperasinya

Lebih terperinci

DX1220 LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512. Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound

DX1220 LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512. Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512 Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound Panel Depan DX1220 terdiri dari 12 modul P-30 (1 ch modul) dan 1 buah DP-5 (DMX interface). Modul P-30 TRIG : menandakan jika

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya. BAB II LANDASAN TEORI Di bab ini, akan dijelaskan komponen-komponen utama yang digunakan untuk merancang pembuatan suatu prototype kwh meter digital dengan menggunakan sensor ACS712 dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Sistem akuisisi data ekonomis berbasis komputer atau personal computer (PC) yang dibuat terdiri dari beberapa elemen-elemen sebagai berikut : Sensor, yang merupakan komponen

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Troubleshooting Motherboard Fungsi motherboard Trace dan bus Daftar jenis bus dalam komputer Definisi Chipset Fungsi Northbridge dan Southbridge Lima pertimbangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Alat Pada tugas akhir ini penulis merancang suatu alat pengaman yang dapat diaplikasikan untuk memberikan informasi keadaan sepeda motor dari tindakan kejahatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Analisa sistem adalah tahap yang bertujuan untuk memahami konsep dari sistem, mengetahui kekurangan dari sistem, dan menentukan kebutuhan hasil

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O

RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O Gunawan Alim Dosen D3 Teknik Elektronika Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No. 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

Aplikasi Kontrol Switch Menggunakan Silicon Controlled Rectifier (SCR) Melalui Parallel Port

Aplikasi Kontrol Switch Menggunakan Silicon Controlled Rectifier (SCR) Melalui Parallel Port Aplikasi Kontrol Switch Menggunakan Silicon Controlled Rectifier (SCR) Melalui Parallel Port Dikdik Krisnandi Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl. Cisitu (Komplek LIPI) No.21/154

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem manajemen catu daya pada studi kasus manajemen catu daya router. Perancangan terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Untuk mengetahui apakah tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat, dan sebagai bagian

Lebih terperinci

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station 2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN.

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perangkat pengukur curah hujan otomatis pada sistem AWS memiliki spesifikasi dan kemampuan yang cukup andal dalam menangani kemungkinan yang terjadi di lapangan. Berikut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Pengantar Perancangan System Pada bab ini dibahas tentang perancangan dan pembuatan Alat Sistem Monitoring Volume dan Kejernihan Air pada Tangki Air Berbasis

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Sistem Monitoring Secara umum sistem kerja alat monitoring mesin terdiri dari 3 blok sistem yakni blok input mesin, blok control dan blok output sistem. Dapat digambarkan dengan

Lebih terperinci