BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Keadaan geografis Desa Suwatu. sehingga terdapat 2 RW. Di Desa Suwatu juga terdapat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Keadaan geografis Desa Suwatu. sehingga terdapat 2 RW. Di Desa Suwatu juga terdapat"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Desa Suwatu a. Keadaan geografis Desa Suwatu Desa Suwatu merupakan satuan wilayah pemerintahan yang berada di Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati. Desa Suwatu berdasarkan struktur pemerintahannya merupakan desa/kelurahan yang dipimpin seorang Kepala Desa/Lurah Desa. Di Desa Suwatu terdiri dari dua dusun yaitu Dusun Suwatu Krajan dan Dusun Ngembe sehingga terdapat 2 RW. Di Desa Suwatu juga terdapat kebayanan/kepala bagian yang merupakan pembagian wilayah administrasi. Dibawah kebayanan/kepala bagian terbagi lagi dalam satuan wilayah adminstrsi yang jumlah keseluruhan dalam satu desa/kelurahan ada 11 RT. Berikut ini terdapat beberapa tabel data untuk menjelaskan keadaan geografis Desa Suwatu. Tabel 4. Letak Wilayah Desa Suwatu Letak Wilayah Desa Suwatu Nama Desa: Suwatu Nama Kecamatan: Tlogowungu Nama Kabupaten: Pati Nama Propinsi: Jawa Tengah Batas Wilayah Desa Suwatu Sebelah Utara: Soneyan Sebelah Timur: Soneyan Sebelah Selatan: Lahar Sebelah Barat: Cabak 88

2 89 Tabel 5. Luas Wilayah Desa Suwatu Luas Wilayah 222 Ha Tanah Fasilitas Umum 1,01 Ha Terbagi Menjadi 2 Dusun 11 RT Tanh Kas Desa 1,75 Ha Tanah 19, 255 Ha Tanah SD 0,18 Ha Perkebunan Tegal/lading 107, 375 Ha Tanah 0,08 Ha Perkantoran Pemerintah Pemukiman 92,35 Ha Tanah Irigasi _ Tabel 6. Keadaan Topografis Desa Suwatu Ketinggian Tempat 120 Meter dari Permukaan Laut (M dpl) Kondisi Tanah Baik Potensi Tanah Baik Bentang Wilayah Datar/Berbukit/Lereng Gunung Curah hujan/jml Bln Hujan.mm/th, 5 bulan Suhu Rata-rata Harian 23 Derajat Celcius Tabel 7. Penggunaan Lahan Produktif dan Produksi Rata-rata Perbulan Desa Suwatu Pertanian 107,375 Ha Luasan/Produksi 1Ha 35 Ton/Th Peternakan 1 Ha Luasan/Populasi 1Ha10.000Ekor Perkebunan 19, 255 Ha Luasan/Produksi 1Ha 15 Ton/Th Kehutanan 0 Ha Luasan/Produksi Ha Ton/Th Perikanan 0 Ha Luasan/Produksi Ha Ekor/Th b. Perekonomian desa suwatu Tabel 8. Angkatan Kerja dan Pengangguran Masyarakat Desa Suwatu Jumlah angkatan kerja (penduduk 934 orang usia th) 91 orang Jumlah penduduk usia th yang

3 90 masih sekolah Jumlah penduduk usia th yang menjadi ibu rumahtangga Jumlah penduduk usia th yang belum bekerja Jumlah penduduk uis th yang bekerja tidak tentu Pengangguran = Pekerja = orang 15 orang 75 orang 636 orang 298 orang Tabel 9. Mata Pencaharian/Pekerjaan Masyarakat Desa Suwatu PNS Polri/TNI Dokter dan Bidan Buruh/Swasta Petani Peternak Buruh Tani/ternak Tukang Guru Swasta/honorer Pengangguran Pengusaha Pedagang 6 orang 0 orang 1 orang bidan 175 orang 195 orang 8 orang 485 orang 61 orang 32 orang 352 orang 5 orang 22 orang Tabel 10. Penguasaan Asset Ekonomi Masyarakat Desa Suwatu Memiliki Rumah Memiliki Sawah/Tegalan Memiliki Ternak Memiliki Alat Transportasi Memiliki Mesin Pertanian Memiliki Mesin Industri ada 676 orang ada 209 orang ada 430 orang ada 7 orang Tidak ada Tidak ada

4 91 Tabel 11. Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Desa Suwatu Toko bangunan 1 unit, dimiliki 1 orang, mempunyai 2 pekerja Warung/Toko Kelontong 10 unit, dimiliki 10 orang, mempunyai 20 pekerja Tabel 12. Penggunaan Lahan Produktif dan Produksi Rata-rata Pertahun Desa Suwatu Pertanian : 87 Luasan Produksi : 1 Ha 10 Ton/Th Peternakan : 2 Luasan Produksi : 1 Ha Ekor Perikanan : Luasan Produksi : Ha Ekor Perkebunan : 10 Luasan Produksi : Ha Ton/Th Kehutanan : Luasan Produksi : Ha Ton/Th c. Keadaan statistik sosial budaya desa suwatu Tabel 13. Jumlah Penduduk Desa Suwatu Jumlah Total Penduduk Jumlah Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah KK 1796 orang 901 orang 895 orang 573 orang Tabel 14. Jumlah Penduduk Desa Suwatu Menurut Kelompok Umur 0 1 tahun 85 orang 1 5 tahun 115 orang 5 6 tahun 150 orang 6 15 tahun 205 orang tahun 351 orang tahun 740 orang 60 tahun ke atas 150 orang Tabel 15. Agama dan Etnis Penduduk Desa Suwatu Agama Islam Etnis 1796 orang Suku jawa 1796 orang

5 92 Tabel 16. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Suwatu Belum Sekolah 200 orang Tidak Pernah Sekolah 251 orang Tidak Tamat SD 150 orang Tamat SD 901 orang Tamat SLTP 245 orang Tamat SLTA 81 orang Tamat D1 - Tamat D2 - Tamat D3 2 orang Tamat S1 19 orang Tamat S2 - Tamat S3 - Tabel 17. Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Penduduk Cacat Masyarakat Desa Suwatu Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Penduduk Usia Thn 1276 orang Ibu Rumahtangga 600 orang Penduduk Masih Sekolah 286 orang Tenaga Kerja = 1 ( ) 390 orang Jumlah Penduduk Cacat Jumlah Cacat Fisik Bawaan - Cacat Kecelakan - Cacat Mental 6 orang Tabel 18. Kelembagaan Sosial Desa Suwatu Organisasi Perempuan: Jumlah Fatayat 2 unit Muslimat 2 unit Yasinan 4 unit Organisasi Pemuda: 1 unit Karangtaruna dan 2 unit Ikatan remaja Masjid/IRMA) Organisasi Bapak: Sewelasan sebanyak 5 unit Organisasi Profesi: - Organisasi Keagamaan: Fatayat/Muslimat 2 unit Nahdatul Ulama/NU 1 unit

6 93 Tabel 19. Organisasi Politik Desa Suwatu Partai Demokrat - PDI-P - Golkar - PKB - 2. Deskripsi Subjek Penelitian Dalam penelitian ini diambil 18 subjek penelitian, yang terdiri dari masyarakat Desa Suwatu (10 orang), tokoh masyarakat Desa Suwatu (2 orang), ketua PPS dan PPL Desa Suwatu (2 orang), KPU Kabupaten Pati dan Panwaslu Kabupaten Pati (2 orang), dan Kepala Desa serta perangkat Desa Suwatu (2 orang). Masing-masing subjek diwawancari dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan. Kendati demikian, saat memerlukan pendalaman atau pemahaman lebih lanjut diajukan pertanyaan-pertanyaan secara spontan. Berikut data lengkap dari masing-masing narasumber/subjek penelitian: Tabel 17. Data Subjek Penelitian No Nama Jabatan 1 Ahmad Jukari, S.Ag., MH Ketua KPU Kabupaten Pati, Pendidikan S1 dan S2, Penghasilan diatas Rp Juta 2 Suyoto SH., MH. Ketua Panwaslu Kabupaten Pati, Pendidikan S1 dan S2, Penghasilan diatas Rp Juta 3 Martono S.Pd Ketua PPS Desa Suwatu, Pendidikan S1, Penghasilan diatas Rp.

7 Juta 4 Sutrisno Ketua PPL Desa Suwatu, Pendidikan SMA, Penghasilan antara Rp Suharto Kepala Desa Suwatu, Pendidikan SMA, Penghasilan diatas Rp Juta 6 Supriyadi S.Pd.I Perangkat Desa, Pendidikan S1, Penghasilan antara Rp Juta 7 Mustiah S,Pd.I Bekerja sebagai Guru RA (guru honorer), Pendidikan S1, Penghasilan kurang dari sama dengan Rp ribu 8 Eni Mustafiah A.Md.Kes Bekerja sebagai Bidan, Pendidikan D3, Penghasilan diatas Rp Juta 9 Agus Priyanto Bekerja sebagai wiraswasta, Pendidikan SMA, Penghasilan diatas Rp Juta 10 Karis Santiko Bekerja sebagai petani, Pendidikan SMA, Penghasilan kurang dari sama dengan Rp ribu 11 Jumadi Bekerja sebagai petani, Pendidikan SMA, Penghasilan antara Rp Juta 12 Duri Absan Bekerja sebagai buruh ternak, Pendidikan SMP, Penghasilan kurang dari sama dengan Rp ribu 13 Siti Usnimah Bekerja sebagai buruh tani, Pendidikan SMP, Penghasilan kurang dari sama dengan Rp ribu 14 Sri Wuryati Bekerja sebagai petani, Pendidikan SMP, Penghasilan antara Rp Juta

8 95 15 Rubiyati Bekerja sebagai buruh tani, Pendidikan SMP, Penghasilan kurang dari sama dengan Rp ribu 16 Siti Maunah Bekerja sebagai buruh tani, Pendidikan SD, Penghasilan kurang dari sama dengan Rp ribu 17 Suasti Bekerja sebagai petani, Pendidikan SD, Penghasilan antara Rp Juta 18 Ngatini Bekerja sebagai buruh tani, Pendidikan SD, Penghasilan kurang dari sama dengan Rp ribu 3. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bagian ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pemaparan hasil penelitian dirangkum dalam dua tema besar. Pertama, mengenai bagaimana budaya politik masyarakat Desa Suwatu pada memilihan umum kepala daerah secara langsung di Kabupaten Pati tahun Bagian pertama lebih mengungkap macammacam budaya politik yang terdapat pada masyarakat Desa Suwatu pada pemilihan umum kepala daerah secara langsung di Kabupaten Pati tahun Disamping itu juga diungkap mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bermacam-macam budaya politik yang terdapat pada masyarakat Desa Suwatu. Kedua, mengenai bagaimana perilaku memilih masyarakat Desa Suwatu pada memilihan umum kepala daerah secara langsung di Kabupaten Pati tahun Pada bagian kedua ini akan dipaparkan

9 96 mengenai macam-macam perilaku memilih yang terdapat pada masyarakat Desa Suwatu pada memilihan umum kepala daerah secara langsung di Kabupaten Pati tahun Dijelaskan pula mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku memilih pada masyarakat Desa Suwatu pada pemilihan umum kepala daerah secara langsung di Kabupaten Pati tahun Berikut akan dipaparkan lebih lanjut. a. Budaya politik masyarakat Desa Suwatu pada pemilihan umum kepala daerah secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 Budaya politik merupakan suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada didalam sistem tersebut (Almond dan Verba. 1984: 14). Sedangkan Miriam Budiardjo menyatakan bahwa salah satu aspek penting dalam sistem politik adalah budaya politik yang mencerminkan faktor subjektif. Budaya politik adalah keseluruhan dari pandangan-pandangan politik, seperti norma-norma, pola-pola orientasi terhadap politik, dan pandangan hidup pada umumnya. Budaya politik mengutamakan dimensi psikologis dari suatu sistem politik, yaitu sikap-sikap, sistem-sistem kepercayaan, simbol-simbol yang dimiliki oleh individu-individu, dan beroperasi di dalam seluruh masyarakat, serta harapan-harapannya (Miriam Budiardjo, 2008: 58-59). Seperti halnya pada masyarakat Desa Suwatu yang mempunyai budaya politik yang dapat kita lihat

10 97 pada Pemilihan Umum Kepala Daerah secara Langsung di Kabupaten Pati Tahun Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa Suwatu maka dapat diketahui bahwa alasan sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menggunakan hak pilihya karena mereka menyadari akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Karena dengan mengikuti Pemilukada secara langsung, berarti mereka turut serta membantu mengubah negeri ini menjadi lebih baik. Mereka juga menggunakan hak pilihnya untuk menyalurkan aspirasinya karena mereka menyadari sebagai Warga Negara Indonesia, yang mempunyai hak untuk menyalurkan aspirasi mereka dalam mengikuti Pemilukada secara langsung. Maka dapat dikatakan bahwa masyarakat Desa Suwatu merupakan masyarakat yang memiliki budaya politik partisipan pada aspek outputnya. Hal ini disebabkan karena masyarakat Desa Suwatu memiliki keikutsertaan atau kepedulian terhadap negara dan daerahnya untuk ikut serta mengubah daerah dan negaranya ini supaya menjadi lebih baik. Hal ini ditunjukkan oleh mereka dengan cara mengikuti atau menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun Tetapi setelah dilakukan wawancara lebih mendalam, ternyata sebagian besar masyarakat Desa Suwatu yang memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati juga dikarenakan mereka mendapatkan imbalan atau hibah berupa uang. Sehingga,

11 98 partisipasi masyarakat Desa Suwatu sepenuhnya belum didasari atas kesadaran secara murni untuk berpartisipasi secara aktif justru mereka cenderung pasif dan pragmatis sebab mereka menggunakan hak pilihnya karena dimobilisasi oleh tim sukses dari calon bupati dan wakil bupati yang ada di Desa Suwatu. Dalam pembahasan diatas terdapat beberapa alasan masyarakat Desa Suwatu yang menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung. Selain itu, juga terdapat faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun Berdasarkan hasil penelitian dilapangan ditemukan fakta bahwa dalam menentukan pilihan politiknya pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin, memang terdapat banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat Desa Suwatu untuk memilih calon bupati dan wakil bupati. Faktor-faktor yang mempengaruhi mereka adalah adanya money politics yang diberikan kepada masyarakat serta pendidikan yang tinggi dari sang calon bupati dan wakil bupati, sebab sebagian besar dari mereka memilih karena faktor tersebut. Sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menjawab bahwa pendidikan yang tinggi dari calon bupati dan wakil bupati sebagai faktor utama dalam menentukan pilihan politiknya pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin karena mereka beranggapan bahwa calon bupati dan wakil bupati yang memiliki pendidikan tinggi

12 99 berarti memiliki pengetahuan yang luas dan dengan pengetahuannya itu, diharapakan dapat memimpin Kabupaten Pati untuk lima tahun ke depan supaya lebih baik lagi. Dan hampir sebagian besar masyarakat juga memilih salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati karena kesamaan agama. Selain itu, sebagian besar dari mereka juga memilih karena kesamaan suku. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak faktor serta pertimbangan yang menyebabkan seseorang menjatuhkan pilihan politiknya pada Pemilukada secara langsung bukan hanya berdasarkan pada agama dan suku semata. Tetapi ada faktor lain yaitu tingginya tingkat pendidikan dari pasangan calon bupati dan wakil bupati pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin. Dalam budaya politik terdapat orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif. Sehingga, dalam penelitian ini masyarakat Desa Suwatu telah diberi pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam pedoman wawancara, yang ditujukan untuk menguji sifat partisipan dari budaya politik masyarakat Desa Suwatu dimana budaya politik partisipan memiliki karakteristik parisipan aktif yang tinggi baik terhadap objekobjek input maupun objek-objek output dari sistem politik. Juga kondisi dalam budaya politik partisipan bahwa mereka memiliki orientasi kognitif yaitu kemampuan yang menyangkut tingkat pengetahuan dan pemahaman serta kepercayaan dan keyakinan individu terhadap jalannya sistem politik dan atributnya, seperti visi

13 100 dan misi calon bupati dan wakil bupati yang sudah dipilih mereka, tokoh-tokoh pemerintahan, kebijaksanaan yang mereka ambil atau mengenai simbol-simbol yang dimiliki oleh sistem politiknya, seperti ibukota negara, lambang negara, kepala negara, batas-batas negara, mata uang yang dipakai, dan lagu kebangsaan negara (Almond dan Verba, 1984: 16). Dalam budaya politik partisipan masyarakat berperan secara aktif dalam pemberian suara dan merekapun mempunyai pengetahuan tentang politik, budaya politik, atribut negara serta visi dan misi dari calon bupati dan wakil bupati yang akan dipilihnya. Dari hasil penelitian dilapangan terdapat fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu mengatakan bahwa visi dan misi yang dibawa oleh calon bupati dan wakil bupati berpengaruh terhadap pilihan politik mereka ketika Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin dan sebagian kecil masyarakat Desa Suwatu yang menjawab bahwa visi dan misi yang dibawa oleh calon bupati dan wakil bupati tidak berpengaruh terhadap pilihan politik mereka. Tetapi, ketika dilakukan wawancara secara mendalam ternyata sebagian besar dari mereka banyak yang tidak mengetahui secara detail isi dari visi dan misi yang dibawa oleh calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Pati yang sudah dipilihnya. Sedangkan masyarakat Desa Suwatu yang mengetahui secara detail isi dari visi dan misi yang dibawa oleh calon bupati dan wakil bupati hanya

14 101 sebagian kecil masyarakat saja. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi politik yang dilakukan oleh PPS Desa Suwatu serta KPU Kabupaten Pati pada masyarakat Desa Suwatu dalam Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin untuk memilih bupati dan wakil bupati dapat dikatakan tidak terlaksana dengan baik. Selain itu, terdapat alasan lain yang mempengaruhi mereka untuk memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati yaitu adanya hibah atau hadiah berupa uang yang dibagi-bagikan oleh tim sukses yang ada di Desa Suwatu. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Desa Suwatu mempunyai budaya politik parokial partisipan dimana mereka mempunyai pengetahuan yang sedikit tentang isi dari visi dan misi yang dibawa oleh calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih. Tetapi disisi lain mereka menjadi partisipan pada output sistem politik sebab mereka sudah menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana pengetahuan politik atau aspek kognitif dari budaya politik masyarakat Desa Suwatu, maka dilakukan wawancara secara dalam kepada mereka mengenai pengetahuan tentang pengertian dari politik dan budaya politik. Berdasarkan hasil wawancara terdapat fakta bahwa sebagian kecil masyarakat Desa Suwatu yang mengerti apa itu pengertian politik dan juga terdapat fakta lain yang cukup mencengangkan yaitu sebagian besar masyarakat Desa Suwatu tidak mengerti apa itu pengertian

15 102 politik. Selain itu, juga ditemukan fakta lain yang juga mencengangkan bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu tidak mengetahui pengertian dari budaya politik sebab hanya sebagian kecil masyarakat yang mengetahui pengertian budaya politik. Hal ini di sebabkan karena kurangnya minat mereka terhadap politik baik minat untuk ikut serta dalam kegiatan politik ataupun minat untuk melihat atau mendengarkan berita politik serta kurangnya pengetahun mereka terhadap politik dan budaya politik. Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat Desa Suwatu juga masih rendah karena sebagian besar dari mereka hanya lulusan sekolah dasar sebanyak 901 orang dan lulusan sekolah menengah pertama sebanyak 245 orang bahkan ada juga dari mereka yang tidak tamat sekolah dasar sebanyak 150 orang. Adapun masyarakat yang lulusan sekolah menengah atas sebanyak 81 orang dan lulusan perguruan tinggi hanya sebagian kecil saja yaitu sebanyak 21 orang (Data RPJM Desa Suwatutahun ). Hampir sebagian besar masyarakat di Desa Suwatu juga lebih mengutamakan pekerjaan mereka dibandingkan memikirkan hal yang berbau politik. Jadi dapat disimpulkan bahwa didalam masyarakat Desa Suwatu terdapat ciri budaya politik parokial partisipan. Sebab mereka sudah berpartisipasi dalam output sistem politik yaitu dengan cara menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin, untuk memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati yang diinginkan oleh mereka. Namun, disisi

16 103 lain dalam pemahaman dan pengetahuan mereka tentang politik dan budaya politik itu sendiri masih sangat kurang (ciri parokial). Setelah kita mengetahui bagaimana aspek kognitif budaya politik masyarakat di Desa Suwatu. Selanjutnya, akan dijabarkan mengenai bagaimana aspek afektif budaya politik masyarakat Desa Suwatu. Berdasarkan hasil wawancara dilapangan dengan masyarakat Desa Suwatu, dapat dilihat gambaran yang tegas bagaimana perasaan masyarakat dalam mengikuti Pemilukada secara langsung, dimana sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa mengikuti Pemilukada secara langsung itu sangat perlu. Masyarakat Desa Suwatu masih memiliki kepercayaan yang cukup tinggi terhadap Pemilukada secara langsung. Terdapat keyakinan dalam psikologi individual dari masyarakat Desa Suwatu bahwa dengan menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi masyarakat Desa Suwatu pada khususnya dan masyarakat di Kabupaten Pati pada umumnya. Ada keyakinan yang dipegang individu-individu pada suatu tingkat tertentu tentang kepercayaanya akan instrumen Pemilukada secara langsung. Selain itu, juga terdapat fakta lain yaitu sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa mereka merasa perlu untuk mengikuti Pemilukada secara langsung sebab mereka menganggap bahwa menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung, itu sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan

17 104 sebagai warga negara Indonesia. Mereka juga mempunyai harapan, bahwa dengan adanya Pemilukada secara langsung bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi masyarakat Desa Suwatu khususnya dan masyarakat di Kabupaten Pati pada umumnya. Dapat kita lihat bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Suwatu sudah memiliki pemahaman tentang pentingnya mengikuti Pemilukada secara langsung. Selain itu, masyarakat Desa Suwatu juga masih mempunyai kepedulian dan harapan terhadap sistem politik yaitu harapan akan adanya perubahan yang lebih baik melalui Pemilukada secara langsung. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita lihat bahwa budaya politik masyarakat Desa Suwatu pada aspek input politik memang sudah ada yaitu pemahaman akan pentingnya mengikuti Pemilukada secara langsung dan harapan akan perubahan yang lebih baik melalui Pemilukada secara langsung. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Desa Suwatu mempunyai ciri budaya politik subjek partisipan. Dimana mereka masih mempunyai kepedulian dan harapan terhadap sistem politik dan mereka juga sudah menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung Di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin. Selanjutnya disini akan dibahas mengenai bagaimana perasaan masyarakat Desa Suwatu dalam mendiskusikan masalah politik di pemerintahan dan bagaimana perasaan mereka setelah menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung. Maka, dari hasil

18 105 penelitian di lapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu merasa atau menganggap bebas berdiskusi atau berbicara mengenai politik dengan semua orang dan mereka juga menganggap bahwa berdiskusi mengenai politik dapat dilakukan secara bebas oleh siapa saja. Masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa perasaan dibatasi dalam berdiskusi mengenai politik relatif tidak ada dalam masyarakat Desa Suwatu. Hal ini merupakan salah satu hal yang penting untuk terciptanya struktur masyarakat yang demokratis. Berbeda dengan sistem politik yang totaliter dimana komunikasi politik dikontrol secara ketat oleh pemerintah dan melakukan kritik terhadap pemerintah dan sistem politiknya sangat beresiko. Jika kita ingin mengaitkan perasaan masyarakat dalam mendiskusikan politik dengan sistem politik yang demokratis, kita dapat melihat suatu gambaran adanya keterbukaan politik. Sebab dalam masyarakat Desa Suwatu tidak ada pembatasan yang cukup serius yang membuat masyarakat menghindari untuk melakukan komunikasi politik. Pada masyarakat Desa Suwatu kita menjumpai frekuensi yang tinggi mengenai perasaan bebas dalam mendiskusikan politik. Kesadaran ini pada tingkat tertentu menunjukkan pemahaman masyarakat akan adanya keterbukaan politik. Tetapi pada kenyataannya, mayoritas masyarakat Desa Suwatu melakukan pembicaraan politik dengan intensitas yang relatif rendah. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Mereka memang bisa bebas melakukan

19 106 pembicaraan politik dengan orang lain tanpa adanya kontrol yang ketat atau tekanan dari pemerintah. Tetapi, bagi mereka melakukan pembicaraan politik belum menjadi menu pembicaraan sehari-hari. Sebab mereka sibuk bekerja untuk mencari uang dari pagi hari sampai sore hari. Bahkan ada yang bekerja sampai malam hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Desa Suwatu menganggap bahwa berdiskusi mengenai politik ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Walaupun mereka mempunyai pemahaman yang kurang mengenai politik dan budaya politik. Tetapi, mereka kadang-kadang juga masih melakukan pembicaraan tentang politik dengan intensitas yang relatif rendah. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Desa Suwatu termasuk dalam tipe budaya politik subjek partisipan. Dimana mereka tetap memiliki pemahaman yang sama sebagai warga negara dan memiliki perhatian terhadap sistem politik, tetapi keterlibatan mereka dalam kegiatan politik dengan cara yang lebih pasif. Mereka hanya berpartisipasi dalam output sistem politik yaitu mereka sudah menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin. Selain itu, mereka juga tetap mengikuti perkembangan berita-berita politik dengan frekuensi yang tidak terlalu sering, tetapi mereka juga tidak berusaha untuk mengawasi, mengawal, mengontrol, dan mengevaluasi kinerja sistem politik negaranya dan perasaan komitmen emosional mereka terhadap negaranya tidak terlalu besar.

20 107 Kemudian, yang paling penting adalah masyarakat berperan aktif dalam mengawasi atau mengontrol serta mengkritisi jalannya pemerintahan dan ambil bagian dalam input sistem politik yaitu ikut serta untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijakan politik. Selain itu, adanya keyakinan dan kepercayaan warga akan pengaruhnya yang kita kaitkan dengan perilaku politik akan kita lihat dalam pembahasan berikut. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan ditemukan fakta bahwa perilaku politik warga masyarakat Desa Suwatu dalam mempengaruhi pejabat pemerintahan dalam proses pembuatan kebijakan politik ditingkat lokal sangat minim. Dari hasil jawaban-jawaban masyarakat Desa Suwatu, sebagian besar dari mereka, mengakui bahwa mereka tidak pernah mencoba mempengaruhi pemerintahan lokal dalam kegiatan politik dan pembuatan kebijakannya. Partisipasi masyarakat Desa Suwatu dalam input sistem politik relatif minim. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa keyakinan dan kepercayaan untuk memaksakan pengaruh mereka belum terlihat dalam perilaku politiknya. Hal ini disebabkan karena mereka hanya merasa sebagai rakyat kecil yang tidak mempunyai kekuasaan dan tidak mempunyai pengaruh dalam pemerintahan. Selain itu, mereka juga tidak tidak yakin dapat mempengaruhi kebijakan politik yang dibuat oleh pemerintah daerah di Kabupaten Pati. Kompetensi politik masyarakat Desa Suwatu sebagai warga negara belum terlihat khususnya dalam

21 108 menggunakan pengaruhnya terhadap input sistem politik yaitu dalam pembentukkan kebijakan politik. Sedangkan masyarakat yang memiliki keyakinan dapat mempengaruhi kebijakan politik hanya sebagian kecil saja. Berdasarkan analisis diatas jelas belum sepenuhnya untuk mendekatkan atau menggambarkan pada karakteristik budaya politik partisipan. Sebab sebagian besar masyarakat Desa Suwatu belum berpartisipasi secara aktif dalam input sistem politik yaitu belum pernah mencoba mempengaruhi proses pembuatan kebijakan publik dan mereka juga tidak yakin bisa mempengaruhi pemerintah daerah dalam proses pembuatan kebijakan politik. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada masyarakat Desa Suwatut erdapat ciri budaya politik subjek partisipan, dimana sebagian besar masyarakat Desa Suwatu merasa tidak memiliki keyakinan dapat mempengaruhi kebijakan politik yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Tetapi, disisi lain mereka juga sudah berpartisipasi pada output sistem politik, yaitu dengan cara menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin. Pertanyaan-pertanyaan sebelumnya yang terdapat pada aspek afektif budaya politik, dimaksudkan untuk menentukan pola-pola kesadaran output sistem politik supaya dapat dilihat apakah masyarakat merasakan bahwa pemerintah memberikan pengaruh kepada mereka dalam kehidupan sehari-hari atau tidak. Pertanyaan

22 109 selanjutnya bermaksud untuk melihat apakah masyarakat di Desa Suwatu mengikuti atau menaruh perhatian pada urusan-urusan pemerintahan dan urusan politik atau tidak. Pertanyaaan ini untuk melihat frekuensi orientasi partisipan masyarakat Desa Suwatu apakah mereka ikut ambil bagian dalam kegiatan politik dan kegiatan pemerintahan atau tidak. Kita dapat menyimpulkan bahwa jika mereka mengikuti berbagai kegiatan politik dan pemerintahan dalam beberapa hal, otomatis mereka terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Kebudayaan politik, mencakup pengertian kewajiban untuk mengambil bagian dalam aktivitas input sistem politik termasuk kompetensi untuk ambil bagian. Tentu saja untuk mengikuti aktivitas politik dalam pemerintahan dan menaruh perhatian pada urusan politik hanyalah merupakan komitmen yang terbatas. Walaupun begitu, tidak ada kebudayaan politik tanpa faktor-faktor tersebut. Analisis dibawah ini menampilkan unsur-unsur evaluatif dari orientasi budaya politik. Dalam pembahasan ini ingin melihat bagaimana kesadaran politik masyarakat Desa Suwatu pada output sistem politik. Kesadaran output atau subjek warga masyarakat Desa Suwatu memperlihatkan adanya suatu kadar yang relatif rendah dalam mengikuti kegiatan politik dan pemerintahan. Hanya sebagian kecil masyarakat yang menyatakan pernah mengikuti kegiatan politik dan kegiatan pemerintahan ditingkat lokal seperti halnya mengikuti kegiatan jaring asmara di Kecamatan ataupun mengikuti acara Musyawarah

23 110 Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) serta ruang konsultasi dan rapat antara DPRD dengan publik di gedung DPRD. Kebanyakan masyarakat Desa Suwatu mengakui bahwa mereka tidak pernah mengikuti kegiatan politik dan kegiatan pemerintahan. Dari jawaban diatas, kita juga dapat melihat bagaimana sifat partisipan dari warga masyarakat Desa Suwatu, yang sebagian besar masyarakatnya memang mengikuti perkembangan berita politik-politik yang terjadi walaupun tidak secara teratur. Tetapi dalam implementasinya, mayoritas masyarakat Desa Suwatu tidak mengikuti kegiatan politik dan kegiatan pemerintahan. Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya tipe partisipan masyarakat Desa Suwatu memang ada tetapi hanya sedikit saja. Sehingga, masyarakat Desa Suwatu bukan tipe partisipan seutuhnya. Artinya kita masih dapat melihat adanya partisipasi politik masyarakat pada input sistem politik walaupun hanya sedikit. Ciri budaya parokial dalam masyarakat Desa Suwatu memang ada tetapi tidak banyak sebab ciri tersebut hanya berkaitan dengan pengetahuan atau aspek kognitif tentang sistem politik pada masyarakat Desa Suwatu yang memang masih kurang. Selain itu, juga masih ada partisipasi politik masyarakat Desa Suwatu terhadap input dan output sistem politik. Sebab, masyarakat Desa Suwatu juga masih mempunyai kepedulian terhadap output sistem politik yaitu menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung dan mereka juga masih mempunyai

24 111 harapan supaya mempunyai kehidupan yang lebih baik setelah diadakannya Pemilukada secara langsung. Pertanyaan selanjutnya berkenaan dengan sikap masyarakat terhadap output sistem politik yaitu peraturan atau kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Peraturan ataupun kebijakan politik yang dikeluarkan bersifat mengikat masyarakat. Secara kolektif masyarakat mau atau tidak mau harus mengikuti peraturan dan kebijakan yang dibuat tersebut. Pelaksanaan dari kebijakan dan peraturan itu sendiri memiliki sanksi yang bersifat paksaan yang berlaku bagi setiap warga negara. Pada tingkat manakah masyarakat memiliki kesadaran akan kebijakan dan peraturan politik yang dibuat menyangkut kehidupan dan perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan yang diajukan untuk melihat kepedulian terhadap peraturan dan kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pati dan pemerintah pusat. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu peduli mengenai peraturan dan kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah karena mereka merasakan kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dan pusat, mempunyai dampak secara langsung terhadap kehidupan mereka sehari-hari. Tetapi, ketika kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah maupun pusat, ternyata memberatkan mereka dan tidak sesuai dengan kepentingan mereka

25 112 maka mereka tidak mempunyai keinginan dan keberanian untuk melakukan protes karena mereka hanya merasa sebagai rakyat kecil yang tidak mempunyai kekuatan dan kekuasaan. Sehingga, mereka cenderung menerima dan melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dan pusat tersebut. Dari jawaban-jawaban masyarakat Desa Suwatu maka kita dapat melihat orientasi yang berbeda-beda dalam menanggapi output dari sistem politik. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat menyatakan hanya peduli pada sebagian peraturan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dan pusat. Sedangkan yang memiliki orientasi yang tinggi terhadap output sistem politik yaitu yang peduli pada semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dan pusat hanya sebagian kecil masyarakat saja. Kemudian yang menyatakan tidak peduli terhadap kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah di Kabupaten Pati, juga hanya sebagian kecil masyarakat saja. Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat Desa Suwatu memang memiliki orientasi terhadap output sistem politik yaitu mereka peduli dan mematuhi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah dan pusat. Tetapi orientasi masyarakat Desa Suwatu terhadap input sistem politik relatif masih rendah yaitu minimnya upaya untuk mempengaruhi kebijakan politik yang dibuat oleh pemerintah daerah dan pusat. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada masyarakat

26 113 Desa Suwatu orientasi politiknya belum bersifat sepenuhnya aktif pada input dan output sistem politik yang mana menjadi karakteristik budaya politik partisipan. Selanjutnya, dalam pembahasan ini ditujukan untuk menguji sifat partisipan dari budaya politik masyarakat Desa Suwatu dimana budaya politik partisipan memiliki karakteristik parisipan aktif yang tinggi baik terhadap objek-objek input maupun objek-objek output dari sistem politik. Sehingga, perlu untuk mengetahui aspek evaluatif masyarakat Desa Suwatu terhadap output sistem politik pemerintah daerah Kabupaten Pati, dimana masyarakat mempunyai pengetahuan dan mengetahui proses kinerja pemerintah daerah Kabupaten Pati selama 1 tahun ini, setelah diadakannya Pemilukada secara langsung. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa menyatakan bahwa kinerja pemerintah daerah Kabupaten Pati selama 1 tahun ini, dapat dikatakan sudah cukup lumayan, tidak terlalu mengecewakan dan juga tidak terlalu buruk. Mereka merasa cukup puas dengan kinerjanya beliau karena mereka merasa sudah ada perubahan jika dibandingkan 1 tahun yang lalu, sebelum adanya bupati dan wakil bupati yang terpilih. Mereka merasa cukup puas sebab melihatnya dari satu aspek saja yaitu setelah beliau terpilih menjadi bupati, terdapat program kerja pemerintah di Kabupaten Pati untuk memperbaiki infrastruktur jalan bagi desa-desa yang jalannya mengalami kerusakan. Dan program

27 114 kerja tersebut memang sudah dilaksanakan dan sudah terealisasi sebab jalan utama dari Desa Suwatu menuju Kecamatan Tlogowungu, yang dulunya rusak parah. Sekarang memang sudah diperbaiki dan jalannya juga sudah mulus karena sudah diaspal goreng. Selain itu, infrastruktur lain yang juga sudah dibangun adalah dibuatkannya selokan di sepanjang jalan yang berada di depan rumah warga Desa Suwatu sepanjang 10 m. Jadi, sebagian besar masyarakat Desa Suwatu, mengevaluasi kinerja bupati dan wakil bupati yang terpilih dari melihat pembangunan infrastruktur yang tampak. Mereka belum menyentuh evaluasi kinerja dari program kerja pada pelayanan birokrasi di instansi-instansi pemerintahan di Kabupaten Pati. Selain itu, visi dan misi dari bapak bupati dan bapak wakil bupati yang sekarang terpilih, salah satu program kerjanya memang ada program kerja untuk memperbaiki infrastruktur jalan-jalan dibeberapa desa yang rusak, salah satunya jalan utama dari Desa Suwatu menuju Kecamatan Tlogowungu yang sudah diperbaiki dan jalannya sudah mulus. Sehingga, sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa kinerja beliau cukup lumayan. Sebab mereka melihat secara langsung bukti nyata yang tampak, tanpa mereka mengevaluasi program kerja yang berupa kinerja birokrasi-birokrasi yang terdapat di instansi-instansi pemerintahan di Kabupaten Pati. Walaupun begitu, setidaknya sebagian besar masyarakat Desa Suwatu, masih mempunyai kepedulian untuk mengevaluasi program kerja pemerintah daerah di

28 115 Kabupaten Pati. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Desa Suwatu mempunyai ciri budaya politik subjek partisipan. Sebab mereka masih mempunyai kepedulian terhadap salah satu output sistem politik pemerintah daerah di Kabupaten Pati yaitu program kerja perbaikan infrastruktur jalan yang rusak. Selain itu, juga ditemukan fakta lain yang terdapat pada sebagian kecil masyarakat Desa yang menyatakan belum puas dengan kinerja beliau selama 1 tahun ini. Sebab, tidak ada perubahan yang signifikan pada kesejahteraaan masyarakat Desa Suwatu pada khususnya. Kemudian, bapak Jukari selaku ketua KPU di Kabupaten Pati yang menambahkan bahwa kinerja beliau selama 1 tahun ini, ada beberapa yang baik dan perlu ditingkatkan. Ada beberapa informasi dari teman-teman beliau, terkait dengan biaya penerimaan siswa baru, dimana biaya pendidikannya juga sudah terlaksana dengan baik dalam arti sudah ada beberapa sekolah yang memberikan keringanan bagi siswa yang kurang mampu. Tetapi dalam beberapa program kerja yang lain, mungkin masih kurang atau tidak maksimal, memang ada. Untuk secara detailnya, mungkin hal seperti itu yang perlu kita cek dengan melihat secara langsung kondisi dilapangan. Menurut beliau, partisipasi masyarakat secara aktif terhadap output sistem politik, yaitu mengecek dan mengevaluasi kinerja pemerintah memang harus dilakukan. Dan kinerja pemerintah daerah di Kabupaten Pati juga baru

29 116 1 tahun, sehingga masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. b. Perilaku Memilih Masyarakat Desa Suwatu pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Secara Langsung di Kabupaten Pati Tahun 2012 Untuk memahami perilaku memilih masyarakat Desa Suwatu pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012, dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis, dan pendekatan rasional. Pada pembahasan ini akan diajaukan pertanyaan untuk mengetahui perilaku memilih masyarakat Desa Suwatu yang dilihat dari pendekatan sosiologis. Berdasarkan hasil wawancara kepada masyarakat Desa Suwatu, ditemukan fakta bahwa sebagian besar dari mereka memilih dikarenakan alasan tingkat pendidikan yang tinggi dari calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih. Selain itu, kesamaan agama juga menjadi salah satu alasan mereka untuk memilih sebab mereka merasa bahwa calon bupati dan wakil bupati yang sudah dipilih tersebut, merupakan seseorang yang beragama dengan baik dalam arti taat melaksanakan ajaran agamanya dan melakukan ibadahnya dengan baik. Selain itu, faktor kesamaan suku juga masih berpengaruh cukup besar dalam menentukan perilaku memilih masyarakat Desa Suwatu. Sebab sebagian besar dari mereka juga memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati dikarenakan kesamaan suku/etnis. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor tingkat pendidikan yang

30 117 tinggi dari calon bupati dan wakil bupati mempunyai pengaruh yang paling besar dalam menentukan perilaku memilih masyarakat Desa Suwatu. Selain itu, kesamaan agama dan kesamaan suku, juga masih mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam menentukan perilaku memilih masyarakat Desa Suwatu. Selanjutnya akan diajukan pertanyaan apakah mereka memilih dikarenakan status sosial mereka dimasyarakat atau tidak. Berdasarkan hasil wawancara ditemukan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa mereka memilih tidak dikarenakan alasan status sosial mereka sebab mereka merasa hanya sebagai rakyat kecil yang tidak mempunyai kekuatan dan kekuasaan. Masyarakat Desa Suwatu banyak yang bekerja sebagai petani, buruh tani, buruh ternak, buruh pabrik, dan tukang. Sehingga, mereka dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja. Selain itu, mereka menggunakan hak pilihnya karena dari panggilan hati nurani dan kesadaran dari diri mereka. Mereka sadar sebagai warga negara yang baik maka mereka harus memilih calon pemimpin untuk lima tahun ke depan. Tetapi, disisi lain terdapat sebagian kecil masyarakat Desa Suwatu yang memilih dikarenakan status sosial mereka di masyarakat. Mereka menyatakan bahwa dengan menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin, mereka bertujuan supaya masyarakat juga ikut menggunakan hak pilihnya. Mereka merasa mempunyai tanggungjawab sebagai pamong desa/kepala Desa, Ketua PPS

31 118 Desa Suwatu dan Ketua PPL Desa Suwatu, maka mereka harus memberikan contoh sebagai seorang warga negara yang baik kepada masyarakat Desa Suwatu dengan cara menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin. Pada pembahasan ini akan diajukan pertanyaan kepada masyarakat Desa Suwatu untuk melihat bagaimana perilaku memilih mereka yang dilihat dengan pendekatan psikologis. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, terdapat fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatuy memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati tidak dikarenakan mempunyai ikatan emosional/kedekatan ideologi (mempunyai ideologi yang sama) antara mereka dengan salah satu partai politik yang mengusung calon calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih sebab mereka memilih karena sudah mempunyai kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara untuk menggunakan hak pilihnya dalam memilih wakil rakyat yang diinginkannya. Selain itu, alasan mereka memilih juga karena melihat figur publiknya yang baik dari 6 calon bupati dan wakil bupati yang terdapat pada Pemilukada secara langsung di Kabupaten Pati tahun 2012 kemarin. Sebab mereka merasa, di zaman sekarang/di era reformasi, mereka bebas memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati yang disukainya serta bebas untuk memilih salah satu partai yang diinginkannya tanpa adanya pemaksaan seperti di zaman orde baru dulu, dimana rakyat dipaksa untuk memilih salah satu partai

32 119 yang sesuai dengan keinginan penguasa/memilih salah satu ideologi dari partai politik yang berkuasa dipemerintahan. Selain itu, juga ditemukan fakta lain dalam penelitian yaitu sebagian kecil masyarakat Desa Suwatu menggunakan hak pilihnya dikarenakan mereka merasa mempunyai ikatan emosional/kedekatan ideologi (mempunyai ideologi yang sama) antara mereka dengan salah satu partai politik yang mengusung calon calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih. Sebab mereka melihat bahwa ideologi yang dimiliki oleh partai politik yang mengusung calon yang sudah mereka pilih tersebut bagus/sesuai dengan apa yang mereka inginkan yaitu partai politik yang peduli dengan rakyat kecil atau rakyat miskin. Pertanyaan selanjutnya diajukan untuk melihat apakah masyarakat Desa Suwatu memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati dikarenakan calon yang mereka pilih tersebut diusung oleh partai politik yang mereka sukai atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan mereka memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati tidak dikarenakan calon yang mereka pilih itu, diusung oleh partai politik yang mereka sukai. Sebab mereka memilih bukan karena partai politiknya tetapi karena figur publiknya yang baik dari calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih. Partai politik apapun kalau figur publiknya baik, maka akan mereka pilih. Selain itu, mereka memilih juga karena melihat kedekatan hubungan yang baik antara calon bupati dan wakil bupati

33 120 tersebut dengan masyarakat Desa Suwatu pada khususnya dan masyarakat di Kabupaten Pati pada umumnya. Sebab dari beberapa calon bupati dan wakil bupati tersebut, pernah berkunjung ke Desa Suwatu untuk meminta dukungan dan doa dari masyarakat Desa Suwatu. Selain itu, ditemukan fakta lain bahwa sebagian kecil masyarakat Desa Suwatu yang memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati dikarenakan calon yang mereka pilih itu, di usung oleh partai politik yang mereka sukai. Sebab, mereka mempunyai harapan dengan partai tersebut supaya memperjuangkan aspirasi mereka. Selain, mereka juga merasa bahwa sepertinya partai tersebut terlihat lebih baik kinerjanya tetapi entah untuk ke depannya nanti. Mereka juga tidak terlalu yakin bahwa partai tersebut bisa konsisten untuk memperjuangkan aspirasi mereka. Setelah membahas mengenai partai politik apakah mempengaruhi mereka untuk memilih atau tidak, maka selanjutnya akan dibahas mengenai kedekatan emosional mereka dengan calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan mereka memilih dikarenakan mereka merasa mempunyai kedekatan emosional dengan salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati, dalam hal ini mereka merasa sudah mengenal sosok pasangan calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih tersebut walaupun mereka tidak mengenal secara dekat. Masyarakat Desa Suwatu hanya sebatas tahu nama lengkap mereka, pekerjaan mereka, dan alamat rumah

34 121 mereka. Sebab kalau masyarakat Desa Suwatu tidak mengenal calon yang akan dipilih, maka akan berbahaya sebab seperti membeli kucing dalam karung yang nantinya bisa menipu rakyat. Dalam arti, setelah terpilih menjadi bupati dan wakil bupati, bisa saja mereka nanti tidak bertanggungjawab dan tidak memperjuangkan nasib rakyat kecil. Sehingga, masyarakat Desa Suwatu merasa perlu untuk mengenal mereka, melihat kepribadian mereka, dan mengetahui latar belakang pekerjaan mereka. Selain itu, juga ditemukan fakta dilapangan bahwa terdapat sebagian kecil masyarakat Desa Suwatu yang menyatakan bahwa mereka memilih tidak dikarenakan mempunyai kedekatan emosional dengan salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati, dalam hal ini mereka tidak mengenal dengan dekat sosok pasangan calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih tersebut. Sebab mereka merasa belum mengenal dengan dekat sosok pasangan calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih. Sebab mereka hanya sekedar mengetahui sedikit informasi tentang calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih tersebut dan itupun mereka tahunya dari tim sukses calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih. Sehingga, mereka khawatir jika mereka memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati yang tidak mereka kenal, nantinya seperti membeli kucing dalam karung yang artinya bisa saja calon tersebut akan menipu rakyat kecil sudah memilihnya. Selain itu, setelah terpilih menjadi bupati dan wakil bupati, bisa saja nanti mereka tidak

35 122 bertanggungjawab dan mereka juga tidak memperjuangkan kepentingan, nasib, dan aspirasi rakyat kecil yang sudah memilih mereka. Selanjutnya akan dibahas mengenai bagaimana perilaku memilih masyarakat Desa Suwatu yang dilihat dari Pendekatan rasional. Setelah dilakukan penelitian dilapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa mereka memilih salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati pada Pemilukada secara langsung dikarenakan program-program/visi misi yang ditawarkan oleh calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih itu, program-programnya menarik dan bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi masyarakat di Kabupaten Pati. Mereka memilih karena visi dan misi atau program kerja yang ditawarkan oleh calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih itu menarik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga, mereka berharap visi dan misi tersebut bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi masyarakat Desa Suwatu khususnya dan masyarakat di Kabupaten Pati pada umumnya supaya lebih sejahtera, lebih mandiri, dan lebih makmur. Tetapi, setelah dilakukan wawancara secara mendalam sebagian besar dari mereka ternyata tidak mengetahui isi secara detail dari visi dan misi dari calon bupati dan wakil bupati yang sudah dipilih mereka. Sedangkan sebagian kecil masyarakat Desa Suwatu, mereka tahu isi dari visi dan misi dari calon bupati dan wakil yang sudah dipilihnya. Memang mereka tidak hafal seluruhnya. Sebab mereka hanya hafal beberapa poin yang menurut mereka penting.

36 123 Dalam hal ini, sosialisasi politik yang dilakukan PPS Desa Suwatu dan KPU di Kabupaten Pati, bisa dikatakan belum berhasil sebab masih banyak masyarakat yang tidak tahu isi dari visi dan misi yang dibawa oleh calon bupati dan wakil bupati. Walaupun begitu, mereka berharap supaya visi dan misi yang dibawa oleh calon bupati dan wakil bupati yang sudah terpilih agar bisa diwujudkan untuk kesejahteraan masyarakat di Desa Suwatu khususnya dan masyarakat di Kabupaten Pati pada umumnya supaya mereka mempunyai kehidupan yang lebih baik lagi. Selain itu, juga ditemukan fakta lain bahwa ada sebagian kecil masyarakat Desa Suwatu yang menyatakan bahwa mereka memilih bukan dikarenakan programprogram/visi misi yang ditawarkan oleh calon bupati dan wakil bupati yang sudah mereka pilih itu, program-programnya menarik dan bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi masyarakat di Kabupaten Pati. Sebab mereka memilih bukan karena mengutamakan visi dan misinya karena visi dan misinya itu, kadang tidak ditepati setelah mereka menjadi bupati dan wakil bupati. Sehingga mereka memilih karena kesadaran dari diri mereka bahwa sudah waktunya memilih maka mereka menggunakan hak pilihnya dan mereka memilih karena kemantapan hati mereka untuk memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati yang diinginkannya. Selanjutnya akan dibahas apakah figur atau kepribadian dari sang calon bupati dan wakil bupati itu mempengaruhi mereka untuk memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati atau tidak. Berdasarkan hasil

37 124 penelitian dilapangan, ditemukan fakta bahwa semua masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa mereka memilih salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati pada Pemilukada secara langsung dikarenakan kepribadian/figur dari kandidat yang dicalonkan. Menurut mereka memilih salah satu calon bupati dan wakil bupati karena kepribadian atau figurnya yang baik, hal tersebut sangat penting. Sebab, kalau memang kepribadian mereka baik maka masyarakat akan mencontohnya karena masyarakat membutuhkan seorang figur pemimpin yang baik. Selain itu, jika kepribadiannya baik, diharapkan bupati dan wakil bupati yang terpilih bisa melaksanakan kinerjanya secara bertanggungjawab dan amanah terhadap rakyatnya serta memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyatnya. Masyarakat Desa Suwatu juga berharap agar bupati dan wakil bupati yang terpilih tersebut, tidak melupakan visi dan misinya serta tidak melanggar janji-janji yang telah diucapkan kepada masyarakat di Kabupaten Pati ketika kampanye dulu. Kemudian, akan dibahas mengenai pertimbangan rasional atau untung rugi dalam memilih calon bupati dan wakil bupati apakah mempengaruhi masyarakat Desa Suwatu atau tidak. Setelah dilakukan penelitian dilapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa mereka memilih dikarenakan calon tersebut memberikan keuntungan kepada mereka (misalnya memberikan imbalan berupa uang atau kebutuhan pokok, kaos, dijanjikan suatu jabatan tertentu ketika calon tersebut sudah terpilih/menjanjikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung. Oleh karena itu, dalam pengertian modern, demokrasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung. Oleh karena itu, dalam pengertian modern, demokrasi dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara demokrasi yang wilayahnya luas dan rakyatnya banyak. Sehingga, demokrasi tidak mungkin dilaksanakan secara langsung. Oleh karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati, maka penulis memperoleh. 1. Budaya Politik Masyarakat Desa Suwatu

BAB V PENUTUP. Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati, maka penulis memperoleh. 1. Budaya Politik Masyarakat Desa Suwatu BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang telah penulis lakukan di Desa Suwatu Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati, maka penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Budaya Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan politik suatu negara, negara tidak lepas dari corak budaya yang ada dalam masyarakatnya. Peran masyarakat dalam kehidupan politik sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Setelah menguraikan dari beberapa aspek yang menjadi dimensi atau orientasi politiknya,yang diukur dari segi pemahaman kognitif, afektif, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang diselenggarkan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil guna menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. 106 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir 59 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah para pemilih pemula yang tercatat dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir Tengah

Lebih terperinci

BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA Standar Kompetensi : 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik A. Pendahuluan Salah satu komponen yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.906, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemilu. Penyelenggara Kode Etik. PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17 tahun ke atas atau telah menikah. Responden tersebut telah memiliki

Lebih terperinci

BAB III DATA RESPONDEN

BAB III DATA RESPONDEN BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2012 NOMOR 11 TAHUN 2012 NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA

Lebih terperinci

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER 4.1. Keadaan Umum Lokasi Desa Cibaregbeg masuk wilayah Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yang merupakan tipologi desa dataran rendah dengan luas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Suwatu Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan penelitian di tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

BUDAYA POLITIK DAN PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT DESA SUWATU PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN PATI TAHUN 2012 SKRIPSI

BUDAYA POLITIK DAN PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT DESA SUWATU PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN PATI TAHUN 2012 SKRIPSI BUDAYA POLITIK DAN PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT DESA SUWATU PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN PATI TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari:

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari: BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Profil Desa Wayang 1. Kondisi Geografis Desa Wayang merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Luas Desa

Lebih terperinci

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan

Lebih terperinci

FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN

FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MADIUN Alamat e-mail Website : Jl.Raya

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL A. Monografi dan Demografi Desa Sriwulan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 1. Monografi

Lebih terperinci

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 JURNAL PENELITIAN OLEH: NILUH VITA PRATIWI G2G115106 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

Lebih terperinci

BUDAYA POLITIK MASYARAKAT PERKEBUNAN (Studi Kasus PTPN IV Bahjambi)

BUDAYA POLITIK MASYARAKAT PERKEBUNAN (Studi Kasus PTPN IV Bahjambi) BUDAYA POLITIK MASYARAKAT PERKEBUNAN (Studi Kasus PTPN IV Bahjambi) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh : Heri Aprilando Simanjuntak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Benai terletak antara 0000-10 00 LS dan 1010 02-1010 55 BT dengan luas wilayah 249,36 km2 atau sekitar 3,26% dari keseluruhan luas Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim Khoirunnas anfauhum linnass (HR. Ahmad, Thabrani) Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya

Bismillahirrahmanirrahim Khoirunnas anfauhum linnass (HR. Ahmad, Thabrani) Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya PENDAHULUAN Bismillahirrahmanirrahim Khoirunnas anfauhum linnass (HR. Ahmad, Thabrani) Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya Berlimpahnya kekayaan alam, luasnya wilayah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

Kuesioner Kualitas calon legislatif perempuan Sumut. I. Identitas Diri 1. Nama : Usia :...Thn 3. Alamat :...

Kuesioner Kualitas calon legislatif perempuan Sumut. I. Identitas Diri 1. Nama : Usia :...Thn 3. Alamat :... Kuesioner Kualitas calon legislatif perempuan Sumut I. Identitas Diri 1. Nama :... 2. Usia :...Thn 3. Alamat :...... 4. Agama : a. Islam d. Hindu b. Kristen katholik e. Budha c. Kristen Protestan f. Kong

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR: 20/Kpts/KPU-Kab/005.435316/Pilbup/Tahun 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA KERJA PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kabupaten Luwu Utara Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan wilayah penelitian dimana wilayah penelitian ini berada di Kabupaten Luwu Utara Provinsi

Lebih terperinci

BUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia

BUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia BUDAYA POLITIK Standar Kompetensi Menganalisis Budaya Politik di Indonesia Kompetensi Dasar 1. Mendiskripsikan pengertian budaya politik 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orde Baru telah mengalami keruntuhan seiring jatuhnya Soeharto sebagai presiden yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun, setelah sebelumnya krisis ekonomi menghancurkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kelurahan Kelurahan Kebomas terletak di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Penduduk Kelurahan Kebomas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA Profile Singkat SPIN SPIN (Survey & Polling Indonesia) adalah lembaga riset independen yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. IV.1. Letak Geografis Dan Batas Wilayah Administratif. sedangkan waktu tempuh menuju ibukota kabupaten sekitar 10

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. IV.1. Letak Geografis Dan Batas Wilayah Administratif. sedangkan waktu tempuh menuju ibukota kabupaten sekitar 10 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN IV.1. Letak Geografis Dan Batas Wilayah Administratif Secara administratif Desa Gufasa termasuk dalam Wilayah Kecamatan Jailolo, kabupaten halmahera barat, dengan jarak

Lebih terperinci

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan 50 BAB II PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan 1. Keadaan Geografis Karang Kembang merupakan salah satu desa dari 23 desa yang berada

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Gambaran Geografis Desa Handil Gayam Desa Handil Gayam adalah sebuah desa yang berkecamatan di Bumi Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN HADIAH/ UANG DI KECAMATAN DIWEK OLEH CALON ANGGOTA DPRD

BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN HADIAH/ UANG DI KECAMATAN DIWEK OLEH CALON ANGGOTA DPRD BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN HADIAH/ UANG DI KECAMATAN DIWEK OLEH CALON ANGGOTA DPRD A. Keadaan Daerah dan Masyarakat di Kecamatan Diwek Kecamatan diwek adalah merupakan salah satu dari beberapa Kecamatan

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego Buay Subing di Desa Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur yang

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang tidak berpenghasilan tetapi justru mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang tidak berpenghasilan tetapi justru mengeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan aktor yang menarik dalam pemerintahan, menarik dalam hal status, fungsi, dan koordinasi partai terhadap aktor-aktor lainnya. Peran partai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana

BAB I PENDAHULUAN. karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan secara langsung bukanlah hal yang baru bagi rakyat Indonesia, karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana pada tahun 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi dimana sistem pemerintahan dilaksanakan dari, oleh, dan untuk rakyat. Dalam negara

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh :

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh : PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh : Topan Umboh Abstrak Partsipasi politik politik pemula

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 Yuliantika 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan Reformasi tidak hanya memasang target rezim orde baru berakhir, tetapi juga bertujuan membangun Indonesia yang demokratis dan berkeadilan. Pemilu tidak saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pertama ini, peneliti akan memberikan paparan mengenai latar belakang permasalahan dan fenomena yang terkait. Selanjutnya, peneliti akan memaparkan rumusan masalah berupa pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK 12 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK A. Kondisi Geografis Desa Olak merupakan salah satu daerah integral yang terletak di Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI WALI MURID TERHADAP KEPEMIMPINAN SD ISLAM SIMBANGWETAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI WALI MURID TERHADAP KEPEMIMPINAN SD ISLAM SIMBANGWETAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERSEPSI WALI MURID TERHADAP KEPEMIMPINAN SD ISLAM SIMBANGWETAN BUARAN PEKALONGAN Analisis digunakan untuk mendapatkan jawaban dari fokus penelitian yang ditujukan dengan cara mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum presiden 2014 semakin ketat dan sangat bersaing tidak hanya dibutuhkan kemampuan dari kandidat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1. Visi Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Desa Banjarejo dan Dusun Wonosari. dusun Wonosari, desa Banjarejo, kecamatan Tanjungsari, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1. Desa Banjarejo dan Dusun Wonosari. dusun Wonosari, desa Banjarejo, kecamatan Tanjungsari, Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Desa Banjarejo dan Dusun Wonosari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler periode LXI Devisi V.B.1 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2016/2017, berlokasi di dusun

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ~ 1 ~ SALINAN BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG

Lebih terperinci

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu negara yang menganut paham demokrasi. Pemilu menjadi sarana pembelajaran dalam mempraktikkan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung 1. Latar Belakang Berdirinya PPMK Krisis ekonomi yang berkepanjangan pasca tahun

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian BAB III PENYAJIAN DATA A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah responden yang memberikan jawaban melalui angket. Adapun yang menjadi responden

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO

BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO Dalam bab ini akan di jabarkan mengenai gambaran umum Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga dan gambaran perempuan miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo. 4.1 Gambaran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2 BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN BUPATI KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI CIREBON Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti,

IV. GAMBARAN UMUM. Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti, 42 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Pekon Banyu Urip 1. Sejarah Singkat Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti, akan tetapi penulis coba mendapatkannya melalui pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi yang dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan jalannya pemerintahan. Warga negara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah 10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan lapangan, terdapat beberapa persoalan mendasar yang secara teoritis maupun praksis dapat disimpulkan sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci