BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena pesantren memiliki keunikan tersendiri untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena pesantren memiliki keunikan tersendiri untuk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena pesantren memiliki keunikan tersendiri untuk lebih ditelusuri. Disamping keberadaannya pesantren menjadi salah satu model pembelajaran keagamaan tradisional di Indonesia. Didalamnya tersimpan unsur yang kompleks terkait dengan agama, pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya, maupun politik. Pada umumnya desa-desa di Jawa mempunyai sebuah pesantren, baik yang besar maupun kecil. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang keberadaanya tidak dilembagakan atau dilegalkan secara formal yang memerlukan semacam akta pendirian yang mendapatkan pengesahan dari pemerintah. 1 Selain itu pesantren merupakan lembaga independen masyarakat yang keberadaannya tidak tergantung pada legalitas resmi dari pemerintah. Biasanya pesantren lahir dari masyarakat, dikelola oleh masyarakat, dan akhirnya dapat memberi manfaat untuk masyarakat, terutama masyarakat yang berdimisili di sekitar 1 Kuntowijoyo, Menuju Kemandirian Pesantren dan Pembangunan Desa, (Prisma XVII No. 1,1988), hlm :

2 2 pesantren. 2 Pendek kata, walaupun pesantren bukan lembaga pendidikan formal, namun sampai saat ini tetap saja diminati dan memiliki daya tarik bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang masih memimpikan pendidikan yang memiliki kekuatan moral dan spiritual. Secara Historis pesantren telah mendokumentasikan berbagai peristiwa sejarah bangsa Indonesia, baik itu sejarah sosial budaya masyiarakat Islam, ekonomi, maupun politik bangsa Indonesia. 3 Sejak masa awal penyebaran Islam, pesantren adalah saksi utama bagi penyebaran Islam di Jawa, karena pesantren adalah sarana penting bagi Islamisasi di Indonesia. 4 Perkembangan masyarakat Islam khususnya di Jawa tidak mungkin lepas dari dinamika Pesantren. Tidak seperti daerah-daerah di pesisir Jawa, Purwodadi termasuk sedikit memiliki pesantren. Hal ini mungkin dapat ditelusuri lewat sejarah dan keadaan sosiokultural masyarakat Purwodadi. Sekarang di antara daerah yang memiliki pesantren 2 Dawan Raharjo., Kyai, Pesantren, dan Desa : Suatu Gambaran Awal, (Prisma, no 2,1973), hlm : 6. 3 Steenbrik, Karel A., Pesantren, Madrasah, Sekolah pendidikan Islam dalam Kurun Modren, (Jakarta : LP3ES, 1986), hlm : Rochidin Wahab., Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Bandung: Alfabeta,CV, 2004) hal.153

3 3 adalah desa Menduran, yaitu sebuah desa yang terletak di daerah Purwodadi, Kabupaten Grobogan dan daerahnya terlewati sungai Lusi. Sungai ini merupakan sumber kehidupan penduduk desa yang berada disekitarnya, dan mengalir dari Blora sampai Kudus. Selain pesantren, Menduran memiliki komplek makam yang menjadi salah satu makam cikal balal Grobogan. Kebesarannya di masa lalu membuat desa Menduran tersohor atau lebih dikenal sebagai desa Kramat, sehingga sering kali masyarakat luar hanya mengetahui bahwa Menduran memiliki makam seorang Wali, yang memiliki andil besar dalam berdirinya Grobogan. Tak hanya makam, keadaan ekonomi Desa Menduran pun memiliki dinamika yang unik. Terdapat pluralisme mata pencaharian di kalangan masyarakatnya. Desa Menduran memiliki daerah persawahan yang luas. Daerah tersebut daerah agraris yang cocok untuk bercocok tanam, tetapi banyak kendala-kendala yang terjadi, seperti kekeringan dimusim kemarau, banjir dimusim penghujan, serta hama tanaman yang sering menyerang. Keadaan ekonomi tersebut juga menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk di telusuri. Mengingat tidak banyaknya jumlah pesantren di Kabupaten Grobogan khususnya di Purwodadi dengan jumlah santri yang banyak, maka peran pesantren dalam perubahan sosial di

4 4 Purwodadi tidak bisa diabaikan. Melalui penelitian ini, penulis ingin menemukan data tentang persepsi pesantren terhadap dinamika kehidupan yang terjadi di desa Menduran dan respon mereka terhadap pesantren itu sendiri. Penelitian ini selain bermaksud mengetahui sejarah dan perkembangan pesantren Al Maram juga ingin menguak dampak berdirinya pesantren Al Maram, terhadap dinamika atau perubahan sosial masyarakat yang ada di desa Menduran atau bisa dikatakan ingin melihat sejauh mana perubahan masyarakat setelah berdirinya pesantren. B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa mungkin banyak terjadi dinamika atau perubahan sosial pada sebagian masyarakat Jawa pada tahun 1980 an, Pesantren tidak luput dari praktek kehidupan sosial, sehingga dinamika problematika yang muncul membuat daya tarik tersendiri. Oleh karena itu perlu dikaji sampai seberapa jauh konstribusi Pondok Pesantren Al Maram menjadikan masyarakat desa Menduran menjadi masyarakat yang dinamis dan agamis. Sudah barang tentu timbul

5 5 permasalahan mengenai bagaimana transformasi sosial itu dapat terjadi. Pokok pertanyaan diatas kemudian dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Seperti apakah kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, dan agana di Desa Menduran pada awal tahun 1960-an? 2. Bagaimana pondok pesantren Al Maram dapat berdiri di Desa Menduran, dan adakah tokoh dibalik itu? 3. Adakah dinamika kehidupan atau perubahan baik dibidang sosial, pendidikn, agama, maupun politik di Desa Menduran dengan adanya Pondok Pesantren Al Maram? 4. Seberapa besarkah pengaruh atau dampak pesantren terhadap dinamika kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat Desa Mendura? Sebuah peristiwa memiliki arti sebagai suatu peristiwasejarah dan hendaknya memenuhi beberapa syarat diantaranya pembatasan-pembatasan dalam lingkup temporal dan spasial. 5 Sebagai lembaga, pesantren dimaksudkan untuk 5 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta : PT Gramedia,1992). Hlm. 72

6 6 mempertahankan nilai- niali keislaman dengan titik berat pada akhlah yang baik. Pesantren juga berusaha untuk mendidik masyarakat yang dekat dengan pesantren tersebut agar dapat menjadi orang-orang yang mendalam pengetahuan keislamannya. Kemudian, mereka dapat mengajarkannya kepada masyarakat luas. Untuk menuliskan suatu karya ilmiah dalam ilmu sejarah, diperlukan adanya cakupan spasial dan temporal, karena dengan ditekankannya suatu cakupan spasial dan temporal dalam mengkaji sebuah peristiwa, karya tersebut dapat di bedakan dengan karya ilmiah dari ilmu - ilmu sosial yang lain. Hal itu dikarenakan ciri khas dari penulisan karya sejarah adalah diakronis, yaitu memanjang dalam waktu - waktu tertentu, sedangkan ilmu - ilmu sosial yang lain bersifat sinkronis atau melebar dalam ruang. 6 Penelitian ini mengambil fokus lokasi di Desa Menduran, Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Desa Menduran merupakan desa yang cukup dekat dengan Kota Purwodadi. Selain itu lokasinya tepat dibelakang pasar Purwodadi cukup mudah dijangkau setelah dibangunnya jembatan penghubung. 6 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta : Bentang, 2005),hlm. 108.

7 7 Batasan waktu dari penelitian ini adalah tahun Kurun waktu dua puluh tahun tersebut dirasa sudah cukup untuk melihat dinamika kehidupan yang terjadi desa Menduran atau perubahan yang terjadi dalam masarakat Menduran. Penelitian ini dimulai pada tahun1961, yaitu tahun awal mulai dirintis berdirinya pesantren Al Maram di desa Menduran. Hal ini berangkat dari kepulangan Kyai Munawwar Kholil Yusuf dari salah satu pondok pesantren yang ada di Pati. Beliau berniat untuk meneruskan pembangunan masjid yang sudah lama terbengkalai. Penelitian ini berakhir pada tahun 1981, yaitu dimana mulai bermunculan SD atau pusat pembelajaran baru di Desa Menduran. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui dinamika yang diakibatkan Pondok Pesantren yang ada di masyarakat pedesaan. Persediaan data dan informan tentang Pondok Pesantren sangat menarik untuk di pelajari. Sekaligus merupakan usaha dalam melestarikan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam masyarakat.

8 8 Secara garis besar penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, untuk merekonstruksi terhadap perubahan sosial yang ada di desa menduran. Bagaimana perubahan sosial yang terjadi di desa Menduran pada kurun waktu tersebut. Kedua, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat menambah informasi yang berguna bagi kelengkapan kepustakaan mengenai Pondok Pesantren sebagai salah satu motor penggerak perubahan sosial yang sering terlupakan dalam penulisan sejarah pedesaan di Indonesia. D. Metode Penelitian Dalam melaksanakan sebuah penelitian, hendaknya dilakukan melalui tahap-tahap yang sesuai dengan metode penelitian yang telah ditentukan. Penggunaan metode yang benar merupakan salah satu syarat yang sangat penting dalam melaksanakan suatu penelitian. Penelitian ini diharapkan kepada tahap-tahap penelitian sejarah, yaitu mulai dari pemilihan topik, kedua; pengumpulan sumber, ketiga; verifikasi berupa kritik sumber, keempat; interpretasi, dan terakhir tahapan penulisan. 7 Pemilihan topik telah dilakukan dengan berbagai pertimbangan 7 Ibid. Hlm. 91

9 9 dan akhirnya memilih Pesantren Al Maram dan Dinamika Kehidupan Masarakat Menduran, Purwodadi, Kabupaten Grobogan tahun Peneliti memilih daerah Purwodadi sebagai topik penelitian ini karena kedekatan emosional penulis. Penelitian ini merupakan salah satu keingintahuan penulis akan sejarah desa dan pengaruh pesantren terhadap masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Masalah teori dan metodologi sebagai bagian pokok Ilmu sejarah mulai diketengahkan apabila penulisan sejarah tidak semata-mata bertujuan menceritakan kejadian tetapi bermaksud menerangkan kejadian itu dengan mengkaji sebab-sebabnya, kondisi lingkungan, konteks sosial-kulturalnya, pendeknya secara mendalam hendak dilakukan analisis tentang faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual, serta unsur-unsur yang merupakan komponen dan eksponen dari sejarah yang dikaji. 8 Setelah pemilihan topik, yang dilakukan adalah pengumpulan sumber-sumber atau data-data sejarah yang relevan dengan penelitian ini yaitu sejarah desa dan perubahan sosial. Menurut urutan penyampaiaannya dibagi menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber sejarah dikatakan 8 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal. 2.

10 10 primer bila disampaikan oleh saksi mata dan disebut sumber sekunder jika yang menyampaikan oleh yang bukan saksi mata. 9 Adapun cara teknik yang diempuh dalam pengumpulan sumber-sumber dalam penulisan skripsi ini : 1. Metode Interview Menilik batasan temporal, mencari sumber lisan dilakukan sebagai kekuatan penelitian ini. Sehingga diharapkan dapat merekam peristiwa-peristiwa yang bersifat unik dan idividual dan dapat dilestarikan, walaupun tidak dapat dihindarkan kandungan emosi penutur seringkali ikit mengiringi. 10 Sejarah lisan atau oral histori sangat strategis untuk penulisan sejarah sosial, berhubung makin menipisnya pelaku atau penyaksi sejarah yang masih hidup di berbagai daerah. 11 Dalam penelitian ini, metode ini dilakukan dengan cara bercakap-cakap secara informal (personal communication) atau mendengarkan cerita-cerita dari saksi atau pelaku sehingga 9 Ibid, hlm: Kuntowijoyo, Kegunaan sejarah lisan dalam Penulisan sejarah Nasional sebagai usaha untuk Menggungkap Nilai Masyarakat Dalam Wawasan Budaya Bangsa dalam Analisis kebudayaan, No. 1. Thn Ke-2 ( ), hlm: Djoko Suryo, Transformasi Masyarakat Indonesia dalam Historiografi Indonesia Modren, ( Yogyakarta: STPN Perss,2009) hlm: 68.

11 11 mendapatkan tentang gambaran kondisi masyarakat pada tahun 1960-an dari sudut pandang masyarakat biasa yang sering berbeda dengan bahan-bahan dokumenter. Metode wawancara yang benar dan tepat dapat memberi keterangan lisan yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk menghindari subbyektifitas informasi perlu dilakukan selektifikasi dalam memilih informan yang akan dijadikan sumber lisan. Kemudia perlu dilakukan perbandingan pula dengan sumbersumber tertulis. 2. Metode Pustaka Studi pustaka juga merupakan salah satu cara yang akan digunakan untuk memperkaya hasil penelitian. Dengan melakukan studi pustaka, maka dapat diketahui buku apa saja yang dapat digunakan sebagai sumber sekunder dari tema yang akan penulis teliti. Selain itu, dengan adanya studi pustaka, akan diketahui karya siapa saja yang memiliki hubungan dengan tema yang sedang penulis kaji. Teknis penelitian ini selain dengan menggunakan sumber lisan juga memusatkan pada pencarian data-data pada sumber terulis. Untuk mencari sumber primer penulis mencari data di kantor Arsip Kabupaten Grobogan, tetapi data yang diperoleh

12 12 kurang relevan dengan penelitian ini. Setelah itu penulis mencoba mencari data dari kantor kelurahan Menduran dan kecamatan Purwodadi, serta kantor-kantor yang ada di komplek Kota Purwodadi seperti kator BPS(Badan Pusat Statistik), Dindukcapil(Dinas kependudukan dan Catatan Sipil). Selain itu penulis juga mencari sumber sekunder dari Lybrary Center Yogyakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, Perpustakaan Pedes(Pusat Studi Pedesaan), Perpustakaan Jurusan Ilmu Sejarah, dan UPT II UGM. Langkah selanjutnya adalah verivikasi sejarah yaitu menyeleksi data-data yang sudah diperoleh melalui kritik sumber, dengan demikian akan dapat diketahui apakah data-data terebut otentik atau tidak atau kredibel atau tidak. Tahap terakhir adalah penulisan hasil penelitian pada syarat tulisan Sejarah, yaitu Kronologis. 12 Oleh karena itu tulisan ini akan diuraikan berdasarkan perkembangan dari periode awal hingga akhir sesuai dengan ruang lingkup. E. Tinjauan Pustaka Telah banyak karya-karya sejarah ataupun ilmu sosial yang telah membahas tentang pesantren dan perubahan sosial. Secara 12 Ibid. Hlm: 92.

13 13 panjang lebar kebanyakan membahas seluk beluk pesantren dan perubahan sosial, namun masih jarang yang membahas mengenai perubahan yang terjadi di daerah basis PKI. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan beberapa buku yang setidaknya membahas tentang kehidupan sosial masyarakat dan pesantren sebagai acuan dalam penelitian ini. Maka diantara buku-buku tersebut penulis menggunakan, salah satu buku yang menceritakan mengenai keadaan masyarakat, adalah buku karangan Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyaraka Jawa. 13 Tulisan ini membahas perilaku keagamaan masyarakat Jawa, dengan juga mengunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial selain sejarah Geertz dapat mengelompokkan masyarakat atau menggolongkannya kedalam tiga golongan yaitu abangan, santri, dan priyayi dalam penelitiannya yang dilakukan di daerah Pare, Kediri yang dinamakan Mojokuto. Pembagian inilah yang awalnya dijadikan alat analisis untuk melihat perubahan sosial tersebut. Penelitian ini berbeda dengan tulisan ini karena keadaan ekologis disuatu tempat berbeda-beda sehingga tidak dapat di generalisasikan di Jawa pada umumnya khususnya di Purwodadi. 13 Clifford Geertz,. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, (Jakarta : Pustaka Jaya,1989), hlm : 6-8.

14 14 Tulisan penting lainnya adalah buku yang diterbitkan oleh pengurus pesantren Al Maram. Buku ini diterbitkan guna memperingati Haul Ki Ageng Khafiludin. Buku ini memberikan banyak sumbangan besar untuk mengetahui seluk-beluk perkembangan pesantren Al Maram. Juga tentang kegiatan dan pindidikan pesantren tersebut. Secara umum, buku ini memberikan informasi yang cukup memadahi bagi dasar penelitian ini, karena mencantumkan sejarah pesantren Al Maram. Selanjutnya adalah tesis milik Endah Sri Hartatik, Penanggulangan Kemiskinan di Afdeling Demak dan Grobogan Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya UGM, Tulisan ini menjelaskan bagai mana keadaan ekologi daerah afdeling Demak dan Grobogan dan rencana maupun strategi untuk menanggulangi kekeringan maupun banjir yang menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan wabah penyakit pada daerah tersebut. 14 Purwodadi adalah suatu daerah yang ada di afdeling Grobogan. Walaupun dalam penelitian ini memiliki kurun waktu yang cukup lama berbeda, tetapi keadaan tersebut masih dapat ditemukan di beberapa tempat daerah tersebut. 14 Tesis tidak diterbitkan. Endah Sri Hartatik, Penanggulangan Kemiskinan di Afdeling Demak dan Grobogan Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya UGM, 2002.

15 15 Selain buku penulis juga menggunakan Skripsi yang ditulis Muh. Hisyam Bakhtiar yang berjudul menjadi desa santri : Masyarakat Mojowetan dan Pesantren Sabilurrosyad Blora, Skripsi yang ditulis 2004 ini menunjukkan sejarah kampung yang memiliki perubahan sosial. Dibalik itu semua ada sebuah figura seorang Kyai yang tidak dapat dilepaskan. Dalam skripsi ini ditunjukkan bahwa masyarakat yang dulunya abangan hingga menjadi kaum santri. 15 Kehidupan sosial masyarakat Menduran juga masih dapat ditelusuri dengan sumber-sumber lisan yang pada saat ini masih terdapat di wilayah tersebut. Sumber lisan tersebut dapat digunakan sebagai sumber primer dalam penelitian ini. G. Sistematika Penulisan Agar penyusunan penelitian ini runtut dan mudah dipahami maka diperlukan teknik penulisan secara sistematis. Dalam teknik penulisan ini maka akan dibagi dalam beberapa bab, yaitu : Bab pertama sebagai pendahuluan. Dalam pendahuluan diurakan tentang latar belakang permasalahan, rumusan 15 Skripsi yang ditulis Muh. Hisyam Bakhtiar yang berjudul menjadi desa santri : Masyarakat Mojowetan dan Pesantren Sabilurrosyad Blora, Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, UGM, 2004.

16 16 permasalahan, ruang lingkup penulisan, metodologi penelitian, metode dan sumber yang digunakan,tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan. Bab kedua akan dijelaskan gambaran umum kondisi ekologi Desa Menduran. Kemudian menguraikan tentang keadaan sosial masyarakat Desa Menduran pada tahun 1960-an yaitu sebelum berdirinya pesantren Al Maram, yang melingkupi adat, tradisi, mitos, keragaman agama, keadaan ekonomi dan mata pencaharian penduduk desa, pendidikan, dan kehidupan politik. Bab kedua ini diakhiri dengan membahas sejarah masuknya Islam di Desa Menduran. Bab ketiga membahas sejarah berdirinya Pesantren Al Maram, serta tokoh dibalik pendiri pesantren, yang berupa biografi dari Kyai Munawar Kholil Yusuf. Selanjutnya perkembangan pesantren dan pendidikan formal di Desa Menduran menjadi inti dari bab ini. Bab ke empat berisi tentang korelasi antara dampak berdirinya Pesantren Al Maram dan pengaruhnya terhadap masyarakat Desa Menduran. Kehidupan sosial masyarakat Menduran setelah berdirinya pesantren dapat digunakan untuk melihat dinamika kehidupan sosial yang terjadi yang melingkupi

17 17 kehidupan agama, pengaruh pendidikan, kehidupan ekonomi, dan yang terakhir adalah pesantren dan kehidupan politik. Bab lima, berisi kesimpulan dengan berpedoman pada isi uraian yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu, laporan penelitian ini diakhiri dengan tulisan yang menyangkut beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut berisi tentang jawaban-jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan di bagian pendahuluan.

BAB V KESIMPULAN. Pada akhir abad XVII hampir seluruh Pulau Jawa secara. resmi beragama Islam, tetapi dengan intensitas yang berdeda.

BAB V KESIMPULAN. Pada akhir abad XVII hampir seluruh Pulau Jawa secara. resmi beragama Islam, tetapi dengan intensitas yang berdeda. BAB V KESIMPULAN Pada akhir abad XVII hampir seluruh Pulau Jawa secara resmi beragama Islam, tetapi dengan intensitas yang berdeda. Pusat ajaran Islam berada di kota-kota pesisir Utara. Disitulah titik

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR SINGKATAN... xiv DAFTAR ISTILAH... xv DAFTAR TABEL... xvii

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Data Monografi Kelurahan Menduran. Arsip Kelurahan Menduran, Daftar Murid SD/MI Dsa Menduran. Arsip Kelurahan Menduran, 1986.

DAFTAR PUSTAKA. Data Monografi Kelurahan Menduran. Arsip Kelurahan Menduran, Daftar Murid SD/MI Dsa Menduran. Arsip Kelurahan Menduran, 1986. DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen Data Monografi Kelurahan. Arsip Kelurahan 1974. Daftar Murid SD/MI Dsa. Arsip Kelurahan 1986. Daftar Sumbangan Pembangunan Madrasah. Arsip Kelurahan. 1970. Laporan Kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama yang bergerak dibidang pertanian, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling berhubungan, karena pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa,

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan karakteristik objek penelitian berupa berbagai peristiwa di masa lampau, maka metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyusun karya ilmiah ini,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU SEJARAH

PENGANTAR ILMU SEJARAH Resume Buku PENGANTAR ILMU SEJARAH Karya: Prof. Dr. Kuntowijoyo Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian di dalam kajian budaya selalu mengikuti polapola sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara garis besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan nantinya adalah jenis penelitian lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Suwawa Kabupaten Bone Bolango selama ± 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Suwawa Kabupaten Bone Bolango selama ± 6 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Suwawa Kabupaten Bone Bolango selama ± 6 bulan. Penelitian ini lebih mengedepankan wilayah kultural ketimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi, suatu obyek, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) : Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari pembangunan yang terjadi pada sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara Benua Asia Tenggara dan Australia

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara Benua Asia Tenggara dan Australia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Republik Indonesia ialah sebuah Negara Kepulauan yang juga disebut sebagai Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara Benua Asia Tenggara dan Australia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan mengapa sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka dimana, sebagian besar interaksi adalah sekelompok manusia yang bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan yang masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin

MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin Awal sekali yang perlu ditekemukakan bahwa sesunguhnya dalam lingkup akademis anggapan bahwa semua manusia adalah sejarawan bagi dirinya sendiri adalah kurang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalamskripsi yang berjudul Kehidupan Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan menggunakan sumber primer dan sekunder sebagai objek penelitian. Metode Historis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu dari permasalahan yang telah dirumuskan maka bentuk dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Suwatu Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan penelitian di tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan lagi, dimana arus modernisasi tidak mengenal batasan antar kebudayaan baik regional, nasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu penelitian. Lokasi penelitian ada di desa Pondok Wonolelo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang awalnya sangat berperan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana para siswanya semua tinggal bersama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan koperasi diberbagai bagian dunia cenderung berbedabeda. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang misalnya, telah memasuki tahap perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2000:3), menyatakan: Prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian merupakan sebuah kewajiban dalam suatu penelitian, karena hal ini akan berpengaruh pada pengumpulan data maupun metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis pakai merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan metode sejarah. Tujuan penelitian metode sejarah adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. 1 Metode dapat diartikan juga sebagai suatu cara atau teknis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Pada tahap awal pendidikan Islam itu ditandai dengan adanya hubungan yang erat antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama memiliki pengaruh, yaitu kepemimpinan kiai dan jawara. Kiai merupakan gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan selain karena manusia tercipta sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. yang terjadi di kawasan pelabuhan Muara Angke pada pertengahan tahun 1990an,

BAB I PENGANTAR. yang terjadi di kawasan pelabuhan Muara Angke pada pertengahan tahun 1990an, BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pendaratan ikan berlangsung selama 24 jam dan tidak ada waktu khusus kapal mendarat. Kegiatan pendaratan ikan pada pagi hari, kebanyakan orang adalah nelayan, buruh nelayan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ki Gede Sebayu merupakan tokoh pendiri Tegal yang telah dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ki Gede Sebayu merupakan tokoh pendiri Tegal yang telah dikenal oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ki Gede Sebayu merupakan tokoh pendiri Tegal yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Ketokohan Ki Gede Sebayu sebagai pendiri Tegal memang sudah tersohor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan 76 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian dengan menggambarkan peristiwa atau kejadian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan salah satu dari lebih kurang 400 bahasa daerah dan dialek yang ada di Indonesia (Lembaga Bahasa Nasional dalam Skripsi Ginanjar, Widhi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai III. METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional sebagai sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional sebagai sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMA Negeri 1 Pabedilan adalah salah satu sekolah yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional sebagai sekolah yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (penelitian kancah / field research) dilakukan di dalam medan yang sebenarnya untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB: III METODE PENELITIAN

BAB: III METODE PENELITIAN BAB: III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan dalam Penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Bogdan dan dan Taylor (1972:5): Sebagaimana dikutip Lexy J. Moleong mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. Dengan demikian, data dan informasi menjadi hal yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. Dengan demikian, data dan informasi menjadi hal yang sangat penting karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH Setiap instansi pemerintah maupun lembaga bisnis demi mendukung kelancaran kegiatan administrasinya pasti membutuhkan arsip. Arsip tercipta karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan mengungkapkan hubungan antara peristiwa dengan. makna terutama menurut persepsi partisipan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan mengungkapkan hubungan antara peristiwa dengan. makna terutama menurut persepsi partisipan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif berbentuk deskriptif, tujuan utama dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 73 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu peneliti yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara sederhana pondok pesantren dapat kita artikan sebagai sebuah tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam berbagai masa memegang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Wilayah Analisis Penelitian ini dilakukan pada beberapa wilayah kajian analisis. Kajian utama yang dilakukan adalah mencoba melihat bagaimana respon pesantren terhadap berbagai

Lebih terperinci

STUDI LAPANGAN BAGI PENELITIAN SEJARAH

STUDI LAPANGAN BAGI PENELITIAN SEJARAH STUDI LAPANGAN BAGI PENELITIAN SEJARAH MAKALAH disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Penelitian, diselengggarakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung, di Hotel Agusta Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa Tengah mempunyai potensi yang tidak kalah pentingnya dengan daerah-daerah lain di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara bertahap, organisasi Muhammadiyah di Purwokerto tumbuh dan berkembang, terutama skala amal usahanya. Amal usaha Muhammadiyah di daerah Banyumas meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak melalui permainan tradisional ini dilakukan di Kampoeng Dolanan Nusantara. Kampoeng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pembahasan ini penulis uraikan hal-hal sebagai berikut: orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pembahasan ini penulis uraikan hal-hal sebagai berikut: orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian atau tulisan disebut ilmiah bila suatu tulisan bersusun secara sistematis, mempunyai obyek metode serta mengandung data yang konkret dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip 63 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu landasan gerak yang memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Metode di sini diartikan sebagai suatu cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini bertepatan di kediaman narasumber kesenian Rebana tunggal yaitu Pak Asep yang berada di Jalan Selaawi Rt.06 Rw.02 Kampung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis.

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Oleh karena itu tehnik pengumpulan data banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah (cara)

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah (cara) BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan pada panti rehabilitasi cacat mental dan sakit jiwa Nurussalam Sayung Demak menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. tersebut masih sangat dibutuhkan keberadaannya. Keberadaan arsip sering

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. tersebut masih sangat dibutuhkan keberadaannya. Keberadaan arsip sering 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengelolaan terhadap suatu arsip penting perlu dilakukan mengingat arsip tersebut masih sangat dibutuhkan keberadaannya. Keberadaan arsip sering digunakan

Lebih terperinci