BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan sekaligus, yang meletakkan masyarakat (yang diadvokasi) dan
|
|
- Ivan Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Advokasi seringkali dikaitkan dengan istilah pemberdayaan, keduanya sebenarnya berbeda namun pemberdayaan dan advokasi memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu perubahan sosial di masyarakat menuju masyarakat yang lebih bermartabat dan sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, kedua aksi ini perlu dilakukan sekaligus, yang meletakkan masyarakat (yang diadvokasi) dan para pengambil kebijakan (ikut menyumbang perubahan) sebagai sasaran utamanya. Ada tiga bentuk praktek advokasi di masyarakat, yaitu 1 : 1. Pengembangan Masyarakat (Community Development) 2. Aksi Komunitas (Social Action) 3. Pendekatan layanan masyarakat (Community Service Approach) Mural merupakan salah satu bentuk dari aksi komunitas sebagai praktek advokasi di masyarakat, khususnya oleh para seniman mural. Dengan mural, komunikasi dapat terjalin melalui adanya ruang-ruang publik seperti tembok kota. Mural dapat menyapa dan berdialog dengan publik melalui adanya sebuah karya visual yang memiliki tendensi untuk mengadvokasi isu-isu ekstra estetik seperti lingkungan hidup, problem masyarakat kota, kritik sosial politik dan ekonomi. 1 Widaningrum, Ambar. Manajemen Advokasi. Diambil dari Bahan Kuliah Advokasi tahun ajaran genap 2011/2012 1
2 Yogyakarta terkenal sebagai kota seni dan budaya yang sangat ramah terhadap kreatifitas para seniman untuk menuangkan segala karyanya. Salah satu seni yang dihargai di Kota Yogyakarta adalah mural. Mural dapat dilihat diberbagai sudut kota di Yogyakarta, seperti di daerah perempatan Jetis, jembatan layang Lempuyangan, Jalan Perwakilan, Jalan Beskalan, Jalan Prof. Dr. Yohanes di Sagan, Jalan Kleringan Stasiun Tugu dan kini mural telah meluas ke kampung-kampung, seperti di daerah Wirobrajan, Sayidan, serta Langenasatran. Mural sendiri dapat didefinisikan sebagai lukisan besar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur. 2 Definisi tersebut bila diterjemahkan lebih lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari bangunan yang dalam hal ini adalah dinding. Lebih jauh lagi, dinding-dinding kota dipandang sebagai bagian dari ruang publik dan untuk menumbuhkan serta menjaga perhatian dari masyarakat sipil saat berhadapan dengan Pemerintah. Biasanya mural berisi dengan gambar-gambar dengan berbagai tulisan sebagai bentuk media komunikasi. Di Yogyakarta sendiri, mural mulai merebak pada tahun 2003 dengan adanya Proyek Mural Kota Yogyakarta yang muncul dari gagasan konsep Apotik Komik. Konsep tersebut dikoordinasi oleh seniman publik Samuel Indratma yang menghias kota dengan lukisan-lukisan di tembok. Pada awalnya proyek tersebut dipresentasikan terebih dahulu di depan walikota Yogyakarta saat itu, Hery 2 Anonimous. diunduh pada tanggal 4 Oktober 2012 pukul WIB 2
3 Zudianto. 3 Walikotapun memberikan respon yang positif. Selanjutnya beberapa seniman mural dari Amerika Serikat kemudian diundang untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut. Mural bisa digunakan sebagai upaya kritik terhadap Pemerintah maupun sebagai upaya advokasi bagi masyarakat, misalnya seperti gambar 1 yang berada di Perempatan Jetis berikut ini: Gambar 1.1 Mural dengan pesan positif Sumber: Pitoyo Susanto Pada gambar 1 tersebut terdapat gambar dua orang anak yang sedang menaiki sepeda dan ada kata Sego Segawe yang berarti sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe. Dalam mural ini, seniman ingin mengadvokasi masyarakat agar kembali untuk menggunakan sepeda untuk menjalani aktivitas. Hal ini berhubungan pada tingginya penggunaan kendaraan bermotor yang menyebabkan kemacetan dan tingginya tingkat polusi udara sehingga masyarakat 3 Wicandra, Obed Bima. Berkomunikasi Secara Visual Melalui Mural di Jogjakarta. Nirmana, Vol. 7, No.2, Tahun Diunduh dari dgi-indonesia.com, 4 Oktober 2012 pukul 08:59 WIB 3
4 dihimbau untuk menggunakan sepedanya untuk beraktivitas. Seni mural dapat menjadi media komunikasi visual yang bisa mengadvokasi masyarakat maupun Pemerintah, karena mural memiliki banyak manfaat jika dikelola secara positif. Salah satu contoh di kota Yogyakarta, mural dijadikan sebagai bahasa protes dan watchdog government. Beberapa seniman menggambar mural untuk menunjukkan protes kepada walikota Yogyakarta, dengan menggunakan tag line Jogja Ora Didol. Beberapa seniman membuat mural Jogja Ora Didol di ruang publik untuk mengingatkan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya Wali Kota Haryadi Suyuti, bahwa saat ini Kota Yogyakarta sudah tidak berhati nyaman lagi. Kenyamanan dan Keistimewaan Kota Yogyakarta dihapuskan oleh materialistik dan kapitalistik. Kondisi dan gairah Pemerintah Yogyakarta dalam menjual kawasan saat ini membuat masyarakat menjadi gerah sehingga beberapa seniman membuat suatu mural agar Pemerintah tahu bahwa Yogyakarta tidak dapat terus menerus dibangun untuk kepentingan pribadi. Berikut ini adalah contoh gambar mural Jogja Ora Didol : Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 Mural Jogja Ora Didol Sumber: Tribun Rockers 4
5 Yang menjadikan mural Jogja Ora Didol semakin mendapat sorotan besar dari masyarakat yaitu karna ditangkapnya seorang pemuda bernama Muhamad Arif Buwono oleh Satpol PP karena melakukan aksi mural di sudut pojok Benteng Wetan Yogyakarta. Sebenarnya Arif hanya menebalkan tulisan Jogja Ora Didol karena ia memiliki pemikiran yang sama dengan slogan tersebut. Arif merasakan suatu bentuk ketidakadilan akan sebuah kebijakan politik seperti penyelenggaraan manajemen Kota Yogyakarta saat ini. Hal tersebutlah yang mendorong Arif memiliki gagasan untuk merapikan tulisan Jogja Ora Didol, agar dapat terlihat dan terbaca dengan baik oleh masyarakat. Sosiolog Universitas Gadjah Mada, Deradjad Sulistyo Widhyharto 4 juga menuturkan bahwa tindakan penangkapan aparat terhadap Arief merupakan aksi anti-klimaks pemerintah yang tidak mampu memaknai dinamika sosial budaya. Di Yogyakarta terdapat kekuatan sosial budaya yang tidak ditangkap sebagai kekuatan, tetapi justru malah dianggap sebagai gangguan. Derajad juga mengatakan bahwa sudah seharusnya kekuatan ini dimaknai Pemerintah kota secara positif. Belakangan ini kegiatan seni budaya berkurang dan kegiatan komunitas juga kurang diangkat. Menurutnya Yogyakarta adalah gudangnya kekuatan ide, gagasan dan kreatifitas, sudah seharusnya mereka diperlakukan sebagai subyek (pelaku) bukan sebagai objek. Derajad juga menambahkan bahwa Fenomena mural dan street art lainnya sudah biasa bagi masyarakat Yogyakarta. 4 Anonim Jogja Ora Didol, Arif: Pemuda Bernurani, Berani&Anarki. Harian Tribun Jogja, 12 Oktober
6 Masyarakat sudah melihat ini sebagai bentuk ekspresi, protes dan sebagainya. Karenanya dengan melihat sosok Arief sebagai warga biasa yang ikut bersolidaritas pada aksi seniman, itu akan membuka ruang luas untuk solidaritas. Setiap warga negara mempunyai suara dalam formulasi keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpatisipasi secara konstruktif. 5 Dalam hal mural, mural telah turut serta dalam penciptaan dan membuka ruang partisipasi bagi siapa saja yang ingin ikut dalam mengemukakan pendapat dalam bentuk visual atau gambar. Gagasan atau isi dari mural sebagai sebuah bentuk advokasi harus dipikirkan secara mendalam dan menyeluruh, agar dampak terhadap masyarakat dapat lebih tepat guna dan bermanfaat. Gagasan atau makna yang terkandung, sebaiknya berkaitan dengan atau sesuai kondisi dan situasi dimana mural itu berada. 6 Misalnya mencerminkan budaya setempat, pelestarian budaya lokal, berbagai macam kesenian rakyat, propaganda seperti perlunya KB, bahaya narkoba, miras, penyakit masyarakat seperti judi, budaya hidup sehat, membangun semangat rakyat, maupun informasi yang diperlukan bagi masyarakat, penunjuk jalan, tanda atau ikon, misal rumah sakit dan kantor polisi. 5 Nugroho D, Riant.2003.Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo 6 Syamsiar, Cia Bentuk Dan Strategi Perupaan Mural Di Ruang Publik. Brikolase Vol. 1, No. 1, Juli Dalam jurnal.isi.-ska.ac.id diunduh pada tanggal 27 oktober 2012 pukul WIB 6
7 Ada beberapa pandangan dari Ade Tanesia mengenai mural yang telah merambah ruang publik 7, yaitu: 1. Perkembangan seni mural di ruang kota diawali oleh kalangan perupa. Seperti di Yogyakarta. Merebaknya mural diawali oleh kalangan para seniman yang menginginkan terciptanya keindahan di tembok-tembok kota. Selanjutnya mulai banyak warga masyarakat yang menggunakan seni mural sebagai sebuah media advokasi untuk memberikan masukan kepada Pemerintah, begitu pula sebaliknya. 2. Kepentingan perupa untuk mengekspresikan karyanya di ruang publik ternyata direspon cukup baik oleh Pemerintah Daerah dengan kepentingan keindahan kota. Meskipun kepentingan tersebut bisa jadi tidak sejalan, namun menerapkan seni di ruang-ruang kota menuntut adanya proses negosiasi dengan berbagai pihak, terutama aparat pemerintah. Seperti salah satu unsur dari advokasi, yang membutuhkan adanya proses negosiasi dari berbagai pihak. Sehingga dalam hal ini, perlu adanya pengaturan atau suatu kebijakan yang jelas dan harus dibuat oleh Pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengatur tentang visualisasi seni mural sebagai media advokasi. 7 Pandjaitan, Ade Tanesia Mural Merambah Ruang Publik Kota & Ruang Galeri.Diunduh dari pada tanggal 29 November 2012 pukul WIB 7
8 3. Praktek mural telah menjadi salah satu medium ekspresi yang diminati oleh warga kota, terutama anak muda yang tergabung dalam komunitas mural, yang selama ini tidak diperhitungkan dalam proses kebijakan publik. 4. Mural menciptakan ruang dialog antarwarga dari berbagai level, baik secara langsung maupun tidak langsung. Yaitu komunikasi antara berbagai pihak dari masyarakat, seniman dan Pemerintah dapat terjalin melaui seni mural. 5. Ketika terjadi penyeragaman karakter kota oleh kekuatan modal, maka mural bisa menjadi simbol identitas kota yang membedakan satu kota dengan kota lainnya. Untuk Yogyakarta, Yogyakarta merupakan kota yang identik dengan kekayaan budayanya. Mural di kota Yogyakarta dapat dijadikan sebagai sebuah simbol identitas untuk mengangkat dan menggambarkan kebudayaan di Yogyakarta. Sehingga muralpun dapat menjadi daya tarik pariwisata tersendiri di Kota Yogyakarta. 6. Seni mural di ruang kota merupakan sebuah genre seni yang secara tidak langsung berkaitan dengan bidang kehidupan lainnya, sehingga praktek seni ini membuka banyak kemungkinan bagi para perupa yang ingin menerobos batas-batas estetika lainnya karena mural merupakan suatu bentuk karya yang multi dimensi. Maka dari itu seharusnya mural sebagai sebuah bentuk media advokasi dapat mengakomodasikan aspirasi komunitasnya atau bahkan dalam 8
9 perencanaannya dapat juga melibatkan warga masyarakat dan Pemerintah. Seperti yang dikatakan oleh Ade Tanesia, Mural telah menciptakan ruang dialog antarwarga dari berbagai level, baik secara langsung maupun tidak langsung. Yaitu komunikasi antara berbagai pihak dari seniman, masyarakat dan Pemerintah. Dari latar belakang di atas maka judul penelitian yang akan diusung adalah Mural Sebagai Bagian Advokasi Kebijakan di Kota Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian yaitu: Bagaimana mural menjadi bagian dari advokasi kebijakan publik di Kota Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui seberapa jauh peran Seniman, pandangan Masyarakat dan respon Pemerintah terhadap mural sebagai bagian dari advokasi untuk kebijakan publik di Kota Yogyakarta. 2. Mengetahui seni lukis dinding mural seperti apa yang dapat menjadi sebuah media advokasi yang baik bagi masyarakat dan Pemerintah Kota Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1. Manfaat Penelitian Bagi Penulis Penulis dapat memahami dan mengerti tentang seberapa jauh peran Seniman, 9
10 pandangan Masyarakat dan respon Pemerintah terhadap mural sebagai bagian dari advokasi untuk kebijakan publik di Kota Yogyakarta. Selain itu penulis juga dapat mendorong seni lukis dinding mural sebagai sebuah media advokasi yang baik bagi masyarakat dengan cara memanfaatkan ruang publik. 2. Manfaat Penelitian Bagi Civitas Akademika Manajemen Dan Kebijakan Publik Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi apabila nantinya ada penelitian mengangkat tema yang sama dengan penelitian tentang mural ini. 3. Manfaat Penelitian Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan tambahan pengetahuan tentang mural sebagai bagian dari advokasi untuk kebijakan publik di Kota Yogyakarta. 4. Manfaat penelitian bagi Pemerintah Kota Yogyakarta Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mulai memperhatikan mural menjadi bagian dari advokasi untuk kebijakan, karena mural sendiri merupakan bentuk aspirasi masyarakat terhadap pemerintah. 10
BAB I PENDAHULUAN. Publik, yang berasal dari bahasa Inggris public, bermakna khalayak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Publik, yang berasal dari bahasa Inggris public, bermakna khalayak umum, rakyat umum, orang banyak, yang memiliki persamaan berpikir, perasaan, harapan, dan tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir di setiap sudut kota Yogyakarta dapat dijumpai lukisan-lukisan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mural bukan merupakan hal yang baru dan langka di Indonesia. Mural sering dijumpai di gapura-gapura saat perayaan 17 Agustus setiap tahun. Mural merupakan seni kontemporer
Lebih terperinciKeindahan Untuk Semua: Menghias Ruang Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Mural
Keindahan Untuk Semua: Menghias Ruang Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Mural Obed Bima Wicandra, Deddi Duto Hartanto, Bing Bedjo Tanudjaja, Mendy Hosana Melkisedek, Rebecca Milka Natalia Basuki Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia seni, terlebih lagi seni jalanan atau yang biasa akrab dikatakan steet art, maka tak terelakkan bahwa street art ini sudah mulai memenuhi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Penelitian tentang Mural Publik: Representasi, Transformasi. dan Citra Ruang Publik Kota Yogyakarta menghasilkan
317 BAB V KESIMPULAN Kesimpulan Penelitian tentang Mural Publik: Representasi, Transformasi dan Citra Ruang Publik Kota Yogyakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Tanda dan Makna dalam Mural
Lebih terperinciJogja Haryadi Suyuti di Koran Tempo Pada Oktober Oleh : Maria Francisca Oktaviani. Lukas Suryanto Ispandriarno
1 Framing Pemberitaan Kritik Seniman Terhadap Kinerja Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti di Koran Tempo Pada Oktober 2013 Oleh : Maria Francisca Oktaviani Lukas Suryanto Ispandriarno Program Studi Ilmu Komunikasi,
Lebih terperinciCity Bike Center Velodrome & Area Komersial T.A.37 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bersepeda sekarang tidak hanya menjadi hobi, tapi sudah merupakan gaya hidup bagi sebagian masyarakat kota. Tingkat polusi, pemanasan global dan kemacetan yang semakin
Lebih terperincipendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya seni mural dikenal sebagai seni visual jalanan (street art), yaitu seni dua dimensi yang dibuat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya seni mural dikenal sebagai seni visual jalanan (street art), yaitu seni dua dimensi yang dibuat dan ditampilkan pada ruang publik kota. Seni visual jalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menuntut masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menuntut masyarakat, terutama yang hidup di daerah perkotaan untuk dapat mengetahui berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan suatu daerah otonomi setingkat provinsi yang berada di Indonesia. Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komik adalah media bercerita melalui gambar-gambar yang disusun sedemikian rupa membentuk narasi. Dalam perkembangannya, komik sempat reaksi keras dari pemerintah
Lebih terperinciTerm of Reference SOLID-ID
Term of Reference SOLID-ID DAFTAR ISI Latar Belakang Tentang Residensi Tujuan Tanggal Penting Hibah (Seed Grant) Ketentuan Peserta Pendaftaran dan Seleksi Informasi Lebih Lanjut LATAR BELAKANG Meski Indonesia
Lebih terperinciRE:PUBLIK Seminar Mencari Ruang Publik Lewat Senirupa Temporer Kedai kebun Forum, 22 Agustus 2005
RE:PUBLIK Seminar Mencari Ruang Publik Lewat Senirupa Temporer Kedai kebun Forum, 22 Agustus 2005 Pembicara: Mahatmanto (Dosen Arsitektur, UKDW Yogyakarta) Samuel Indratma (Aktivis Seni Publik ) Ir. Giri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi yang mempengaruhi semua tingkatan kehidupan. Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan diantara kita menjalani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Keirl dan Miller dalam Moleong (2004:131) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah
Lebih terperinciLAPANGAN RT 7 DAGO POJOK
AR4141 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERUMAHAN LAPORAN DISKUSI LAPANGAN RT 7 DAGO POJOK Pembimbing : Ir. Tri Yuwono, MT Oleh : Erma Tsania / 15213017 Teresa Zefanya / 15213035
Lebih terperinciPENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kenyataan seni selalu menyertai manusia sejak dari permulaan, tidak sedikit membangkitkan kesadaran untuk membawa seni ke dalam proporsi sewajarnya, di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seni Graffiti merupakan bagian dari seni lukis menggunakan media
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni graffiti memiliki bentuk, karakter, dan warna berbeda-beda. Seni Graffiti merupakan bagian dari seni lukis menggunakan media tembok. Pelukisan seni graffiti
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. ketertarikan terhadap isu ASEAN khususnya bidang sosial budaya. untuk mencapai tujuan bersama.
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa peran AYFN sebagai organisasi kepemudaan di Asia Tenggara adalah sebagai: a. AYFN berperan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara pemegang otoritas dan masyarakat yang dapat membawa dampak dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan politik yang timpang dimaknai masyarakat urban sebagai konflik antara pemegang otoritas dan masyarakat yang dapat membawa dampak dampak negatif. Menurut
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN. Menyetujui, Institut Pertanian Bogor NIP NIP Tanggal Pengesahan : 1 April iii
DAFTAR NAMA ANGGOTA 1. Judul Karya Tulis : Graffiti: Antara Kebebasan Berekspresi dan Vandalisme 2. Nama Ketua a. Nama Lengkap : Norvi Handayati b. NRP : H24070017 c. Program Studi : Manajemen d. Institusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Kota Yogyakarta tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Keraton Yogyakarta yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756. Berdirinya Keraton
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Masa anak-anak merupakan tahapan pertama dalam hidup yang dilalui diri setiap individu. Anak-anak mempunyai ciri-ciri khusus yang khas dan sangat berbeda dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kesimpulan mengenai beberapa hal yang dijadikan fokus penelitian ini.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berbagai data dan fakta diperoleh dari lapangan dan disesuaikan dengan teori yang menjadi dasar penelitian. Dengan demikian, telah ditarik kesimpulan mengenai beberapa hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan berbagai suku dan keunikan alam yang terdapat di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi wisatawan yang cukup diminati, terbukti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan masyarakatnya yang Pluralistic mempunyai berbagai macam bentuk dan variasi dari kesenian budaya. Warisan kebudayaan tersebut harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah remaja di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam. usia produktif sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah,
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Jumlah remaja di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam membangun sumber daya diberbagai bidang pembangunan. Peran remaja pada usia produktif sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semestinya bukan sebagai media periklanan, isinya didominasi dari iklan motor,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini memaparkan kegiatan kolektif anti sampah visual di Yogyakarta. Sampah visual yang dimaksud adalah media promosi atau iklan yang berada di luar ruangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Judul Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 1.1.2 Pemahaman Esensi Judul Ruang komunal
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini pemanfaatan ruang masih belum sesuai dengan harapan yakni terwujudnya ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Menurunnya kualitas permukiman
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. sosial, serta hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk
BAB V KESIMPULAN Gender merupakan salah satu isu yang sangat penting dalam masalah pembangunan, terkhusus Sumber Daya Manusia di dunia. Meskipun isu ini tergolong ke dalam isu yang masih baru, gender telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Efek domino dari fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman modern seperti sekarang ini masyarakat sangat bergantung dengan alat transportasi. Untuk mempermudah aktifitasnya, Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Good governance dalam sistem administrasi Indonesia diterapkan seperti dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Good Corparate Governance Good governance dalam sistem administrasi Indonesia diterapkan seperti dalam pengertian yang dikembangkan oleh UNDP. Berdasarkan dokumen kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota merupakan daerah yang memiliki mobilitas yang tinggi. Daerah perkotaan menjadi pusat dalam setiap daerah. Ketersediaan akses sangat mudah didapatkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Judul Perancangan UMK CREW (Buku Graffiti / dokumentasi)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan UMK CREW (Buku Graffiti / dokumentasi) 2.Latar Belakang Pemilihan Studi Buku adalah sekumpulan kertas bertulisan yang dijadikan satu. Kertaskertas
Lebih terperinciKartun Konpopilan, Kartun Bisu yang Bicara
Kartun Konpopilan, Kartun Bisu yang Bicara I Wayan Nuriarta Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain-Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Kartun Konpopilan hadir setiap
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kreatif dalam melihat benda-benda vintage baik secara fungsi dan estetikanya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Vintage Dalam Karya Fotografi Still Life adalah bentuk dari proses kreatif dalam melihat benda-benda vintage baik secara fungsi dan estetikanya. Banyak hal yang melatar belakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang ada di atas kanvas juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni lukis merupakan cabang seni rupa yang terdiri dari unsur-unsur pokok berupa bidang, garis, bentuk dan warna yang berwujud karya dua dimensi. Di dalam seni lukis
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Pariwisata Menurut Suyitno (2001) dalam Tamang (2012) mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : a. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa ini perkembangan teknologi komunikasi telah berkembang sehingga membuat sebuah informasi bertumbuh pesat, hal ini membuat kebutuhan setiap individu terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianzb Pariwisata telah bergerak sangat cepat dan telah menjadi stimulus pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata adalah bidang
Lebih terperinci8.1 Temuan Penelitian
BAB VIII PENUTUP Bab Penutup ini berisi tiga hal yaitu Temuan Penelitian, Simpulan, dan Saran. Tiap-tiap bagian diuraikan sebagai berikut. 8.1 Temuan Penelitian Penelitian tentang relasi kuasa dalam pengelolaan
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta
BAB V Kesimpulan A. Pengantar Bab V merupakan bab terakhir dari seluruh narasi tulisan ini. Sebagai sebuah kesatuan tulisan yang utuh, ide pokok yang disajikan pada bab ini tidak dapat dipisahkan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Anak adalah generasi yang akan meneruskan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam suatu negara. Dalam Keputusan Presiden RI no 36 tahun 1990 tentang Pengesahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Indonesia sebagai negara berkembang terus menerus berusaha untuk meningkatkan hasil yang maksimal di segala bidang pembangunan, salah
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan daerah pemukiman yang sifatnya sangat dinamis. Dari sifat awal yang sederhana hingga kompleks, menunjukkan bahwa kota terbentuk melalui suatu proses
Lebih terperinciDewasa ini penggunaan Internet secara signifikan
Dewasa ini penggunaan Internet secara signifikan mengubah gaya hidup maupun pandangan masyarakat dalam beberapa cara. Berbagai saluran tidak bisa lepas dari keberadaan internet mulai dari aspek pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni lukis merupakan salah satu bagian dari cabang seni yang memiliki unsur dua dimensi dan sangat terkait dengan gambar. Secara historis terlihat bahwa sejak
Lebih terperinciJALAN TOL BAGI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR
JALAN TOL BAGI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR (Perencanaan ruang bagi transportasi ramah lingkungan) Studi Kasus : Jalan Lingkungan Kampus UGM (Perempatan Jalan Kaliurang) I. LATAR BELAKANG Saat ini kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. penelitian, khususnya dalam penelitian kualitatif. Dalam sebuah penelitian
BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Analisis data merupakan suatu hal yang terpenting dalam sebuah penelitian, khususnya dalam penelitian kualitatif. Dalam sebuah penelitian kualitatif, analisis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan kebutuhan tiap orang di dalam beraktivitas setiap hari. Berbagai kemudahan untuk berpindah tempat dari tempat asal menuju tempat tujuan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, arus penyampaian informasi berkembang dengan cepat, apalagi didukung dengan teknologi canggih melalui berbagai media. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PUSAT PENDIDIKAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL MODERN DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pusat Pendidikan Desain Komunkasi Visual Modern di Yogyakarta Desain Komunikasi Visual atau sering disingkat DKV semakin luas dikenal oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. lingkungan hidup untuk menunjang kehidupannya di dunia ini. Lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Manusia dan seluruh makhluk hidup lainnya sangat membutuhkan lingkungan hidup untuk menunjang kehidupannya di dunia ini. Lingkungan adalah sesuatu di luar
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Tabel 1.1. Tabel Hasil Penjualanan Sepeda Motor di Indonesia Tahun2013 Sumber: otonity.com (di unduh pada 1 Januari 2014)
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar belakang Perkembangan dunia otomotif khususnya untuk sepeda motor dari brand Yamaha di Indonesia, saat ini menunjukan grafik peningkatan. Peningkatan yang terjadi tidak hanya
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa
Lebih terperinciBAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA
BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA Unika Atma Jaya, Jakarta Memasarkan sebuah produk di media massa bertujuan untuk mencapai target
Lebih terperinciPengorganisasian * (Berbasis Komunitas)
Pengorganisasian * (Berbasis Komunitas) Tulisan tentang pengorganisasian ini adalah berangkat dari pengalaman Yamajo dalam melakukan kerja. Pengorganisasian adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan yang
Lebih terperinciBAB I. pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1998 tentang Ijin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1998 tentang Ijin Penyelenggaraan Reklame di Kota Yogyakarta merupakan kebijakan publik yang mengatur mengenai penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek Di ibukota Jakarta, penduduknya lebih banyak adalah para pendatang dari luar daerah Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mereka berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasca Modernisme melahirkan gerakan seni rupa Kontemporer yang mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk dan jenis karya seni rupa mengalami peningkatan jumlah yang cukup signifikan sejak kehadiran pemikiran seni Pasca Modernisme. Pemikiran Pasca Modernisme
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Cerita rakyat merupakan salah satu budaya yang sangat perlu dilestarikan, karena cerita rakyat sarat akan nilai-nilai moral dan kearifan lokal yang bisa menjadi salah satu sarana
Lebih terperinciakibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hingga kini belum ada upaya kongkrit untuk mengatasi tawuran pelajar di Kota Yogya, akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta semakin meningkat. Banyak pelajar, mahasiswa bahkan wisatawan (mancanegara maupun lokal) yang datang
Lebih terperinciPELATIHAN PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH
PELATIHAN PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH Oleh: Drs. Widarto, M.Pd. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH DI LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan pemilu merupakan agenda politik yang diadakan oleh negara setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemilu merupakan agenda politik yang diadakan oleh negara setiap 5 tahun sekali. Kegiatan ini merupakan salah satu saran penyampaian aspirasi rakyat yang paling
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter kelembagaan, dan media yang digunakan seniman mural.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa politik seharihari seniman mural di Kota Yogyakarta dilihat dari aspek isu yang diangkat, karakter kelembagaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat sebagai pengakses maupun pengguna layanan publik semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia saat ini, telah sampai pada tahap dimana memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat Indonesia saat ini, telah sampai pada tahap dimana memberikan aspirasi atau mengemukakan pendapat merupakan sebuah kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Menyampaikan
Lebih terperinci7 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA KREATIF DAGO POJOK
7 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA KREATIF DAGO POJOK Oleh: Berry Choresyo, Soni A. Nulhaqim, Hery Wibowo choresyoberry@gmail.com, soni.nulhaqim@unpad.ac.id, hery.wibowo@unpad.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Deskripsi Proyek Judul : Topik : Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara Ekspresionisme Tema : Pengolahan Bentuk Kampus yang Ekspresif dalam Menaungi Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu kesatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu kesatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian. Sistem yang ada di Negara Republik Indonesia adalah sistem demokrasi sehingga melahirkan
Lebih terperinci2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada Bab IV di atas, maka dapat
260 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada Bab IV di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa: 1. Tinggi rendahnya transformasi struktur ekonomi masyarakat
Lebih terperinciLATAR BELAKANG TENTANG RESIDENSI
LATAR BELAKANG Meski Indonesia dikenal sebagai bangsa dengan keragaman yang tinggi, hasil penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa tingkat intoleransi di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi dan interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2017
WALIKOTA TANGERANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DI KOTA TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA
ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Aris Baharuddin 1, Maya Kasmita 2, Rudi Salam 3 1 Politeknik Informatika Nasional Makassar 2,3 Universitas Negeri Makassar
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà
- 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN SENI BUDAYA DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI
BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI 2.1 PENGERTIAN PASAR KERAJINAN DAN SENI Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu ( http://id.wikipedia.org/ : 7/9/2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Negeri (SMPN) inklusif di Kota Yogyakarta, tema ini penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tesis ini bertujuan untuk menganalisis pelayanan pendidikan inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 1. Dengan mengambil lokus pada Sekolah Menengah Pertama Negeri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berada di tangan rakyat. Dalam sistem demokrasi, hak-hak asasi manusia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang menganut sistem demokrasi, dimana kedaulatan rakyat diakui, sehingga kekuatan tertinggi berada di tangan rakyat. Dalam
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber sebagai berikut: 2.1.1 Internet Metode pencarian data melalui internet, untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Fenomena Elemen Elemen Kawasan terhadap kawasan Tugu Pal Putih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seolah mengaburkan kota Jogja sebagai kota budaya, keberadan elemen - elemen kawasan secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas visual kota Yogyakarta sebagai
Lebih terperinciPoster Pendidikan. Soal:
Matakuliah : TEKHOLOGI PENDIDIKAN Dosen : Prof. Muhammad Badiran Kelas : A-B Super Eksekutif SKS : 2 Sks Hal : Tugas Mandiri/Individu On Line Desember 2016 Buatlah sebuah poster yang bertemakan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (local wisdom). Kearifan lokal (local wisdom) dipahami sebagai gagasangagasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan hutan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari umat manusia. Hutan merupakan sumber daya alam yang memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan
Lebih terperinci