rintah Colonial. Baru setelah Indonesia merdeka pada tang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "rintah Colonial. Baru setelah Indonesia merdeka pada tang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar. Belakang Pendidikan di Indonesia mulai memasuki alam pendi dikan formal pada sekitar akhir abad kesembilan belas de ngan didirikannya sekolah-sekolah oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sampai saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia adalah sistem pendidikan kolonial (penjajah ) yang lebih banyak ditujukan untuk kepentingan kolonial sendiri. Memang telah ada beberapa sekolah nasional yang didirikan oleh kalangan Bumiputra, misalnya sekolah-seko lah Muhammadiyah, Taman Siswa, INS Kayutanam, dan lain - lainnya, namun suasana umum pendidikan di Indonesia pada masa sebelum tahun 1945 diatur oleh kebijaksanaan Peme rintah Colonial. Baru setelah Indonesia merdeka pada tang gal 17 Agustus 1945» maka Pemerintah Republik Indonesia dapat menata dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sendiri. Masa Indonesia merdeka telah berjalan lebih dari empat puluh tahun. Sebagaimana layaknya setiap bangsa, yang tidak bersifat statis selamanya, maka bangsa Indonesia pun mengalami perkembangan dan perubahan-perubahan, baik direncanakan maupun tidak direncanakan. Perkembangan yang terjadi dalam suatu masyarakat atau suatu bangsa dapat 1

2 terjadi pada berbagai bidang kehidupan masyarakat bangsa itu, termasuk pada bidang pendidikan. atau Sistem pendidikan nasional, dalam arti pendidikan yang diselenggarakan dan berorientasi pada tujuan nasional, sejak tahun 1945 selalu mengalami perkembangan daa per ubahan-perubahan yang ditujukan ke arah perbaikan dan penyempurnaan sistem. Perubahan itu terjadi apakah dalam bentuk perubahan nama lembaga yang menangani pendidikan di Indonesia, perubahan pada sistem persekolahan, perubah an kurikulum, perubahan struktur program pendidikan, dan sebagainya. Perkembangan pada bidang pendidikan kemungkinan dapat ter jadi karena perkembangan teori-teori pendidik an yang baru, karena perkembangan ilmu dan teknologi, ka rena tuntutan kebutuhan masyarakat, atau mungkin oleh kepentingan politik. Dalam tesis ini digunakan istilah "perkembangan" program pendidikan umum. Istilah "perkembangan" menunjukan suatu gerak menuju ke arah atau titik tertentu. Comte memandang bahwa "perkembangan" merupakan gerak yang akan mengantarkan setiap manusia atau masyarakat menuju ke arah kemajuan (Koento Wibisono, 1983 : 98). Namun suatu perkem bangan tidak selamanya berkembang mulus atau lancar menuju ke arah kemajuan. Dalara perkembangan mungkin terdapat adanya perubahan-perubahan yang mencerminkan suatu irama perkembangan.

3 Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dalam perkem bangan program pendidikan pun terdapat perubahan-perubahan sebagai irama perkembangannya. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan pendidikan pada umumnya antara lain berupa adanya perubahan-perubahan kurikulum. Suatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode waktu tertentu yang disebabkan oleh adanya usaha yang sengaja (Rochman Natawidjaja, 1976 : 22). Oleh karena eratnya kaitan istilah perkembangan dan perubahan, maka dalam tesis ini kedua istilah tersebut digunakan sesuai dengan konteksnya. Ada beberapa penelitian yang telah mengkaji perkem bangan pendidikan di Indonesia, baik yang mengkaji sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia secara umum maupun yang mengkajiaspek-aspek atau bagian-bagian tertentu dari sistem pendidikan di Indonesia. Peneliti beranggapan bahwa masih belum ada penelitian yang secara khusus mengkaji perkembangan program pendidikan umum (general. education) dalam pendidikan formal di Indonesia. Padahal program pen didikan umum atau general education ini kemungkinan selalu ada dalam setiap kurikulum sekolah di Indonesia, baik pada tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pada tingkat pendidikan tinggi. 3

4 Untuk kesepakatan konsep tentang pendidikan umum, maka yang dimaksud dengan pendidikan umum (general educat ion) dalam tesis ini, bukanlah suatu jenis sekolah umum sebagai lawan dari sekolah kejuruan, raelainkan suatu prog ram yang terpadu dengan keseluruhan kurikulum, yang terdiri dari beberapa mata pelajaran atau mata kuliah yang wajib diberikan kepada setiap siswa, tanpa membedakan pada sekolah mana dan keahlian apa, dan diarahkan untuk membina kepribadian siswa yang terpadu. Jadi program pendidikan umum akan diikuti atau diterima oleh semua siswa (mahasiswa) yang mengikuti pendidikan formal di Indonesia. Program pendidikan umum tidak dimaksudkan untuk menciptakan kecerdasan (intelektual) saja atau keahlian khusus pada diri - siswa,. melainkan lebih ditujukan pada pembinaan kepribadian siswa secara utuh, terutama pembi naan aspek afektifnya. Dalam rumusan lain, pendidikan umum adalah untuk membina para siswa men jadi pribadi, warga masyarakat dan warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas (SMA) merupakan salah satu jenis sekolah tingkat menengah (pendidikan menengah). Sejak ta hun 1945 sampai dengan sekarang, Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas ( selanjutnya dalam tesis ini disebut SMA sa ja) juga telah mengalami perkembangan dan perubahan-

5 perubahan. Perubahan yang mencolok adalah pada kurikulumnya, yang sejak tahun I945 sampai dengan perubahan tahun 1984 telah mengalami perubahan sebanyak enam kali; suatu perubahan yang dapat dikatakan sering. Perubahan-perubahan kurikulum SMA itu terjadi pada tahun 1952, 1958, 1964,1968, 1975, dan Dengan terjadinya perubahan kurikulum SMA yang sudah beberapa kali itu sangat menarik untuk diketahui terdapat tidaknya sosok program pendidikan umum pada setiap kuriku lum SMA tersebut dan bagaimana pula wujud atau bentuk programnya, serta faktor-faktor apa pula yang melatarbelakangi perubahan-perubahannya. Terjadinya perubahan-perubah an kurikulum SMA sejak tahun 1945, yang diperkirakan membawa perubahan pada program pendidikan umumnya education) inilah yang merupakan latar belakang pokok dari penelitian ini. (general paling Jadi, hal pokok yang melatarbelakangi penelitian ini adalah terjadinya perubahan-perubahan pada kurikulum SMA dan struktur program pendidikan umumnya, dan juga karena ketiadaan penelitian secara historis tentang perkembangan pendidikan umum di Indonesia. Penelitian historis tentang perkembangan program pen didikan umum di SMA ini mengambil kurun waktu antara tahun 1945 sampai dengan tahun Menurut anggapan peneliti, kurun waktu tersebut sangat penting bagi perkembangan dania

6 pendidikan di Indonesia pada umumnya dan SMA pada khusus nya. Tahun 19^5 merupakan tahun penting, karena pada tahun tersebut bangsa Indonesia merdeka dan sejak saat itu Peme rintah Republik Indonesia mulai menyelenggarakan sistem pendidikan nasional sendiri. Sejak tahun 1945 itulah pen didikan bagi bangsa Indonesia diatur dan diselenggarakan oleh Pemerintah dan bangsa Indonesia sendiri, bukan oleh Pemerintah penjajah seperti sebelumnya. Dengan demikian, SMA pun pada tahun 1945 mengalami fase perubahan penting karena telah mulai memasuki suatu sistem pendidikan nasion al, bukan sistem kolonial lagi. Sedangkan tahun 1984 dipandang penting, karena pada tahun 1984 itu mulai diberlakukan kurikulum yang terbaru untuk SMA yang masih berlaku sampai saat penelitian ini dilakukan. Demikian alasan mengapa penelitian ini mengambil kurun waktu I945 sampai dengan Z. Efllsua Masalah SMA telah beberapa kali mengalami perubahan kuriku lum sejak tahun 1945 sampai dengan tahun I984. Bermula da ri perubahan kurikulum warisan kolonial ke dalam kurikulum nasional, yang secara formal terjadi dengan keluarnya Ren cana Pelajaran tahun Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), selain di negara bagian HI, pernah berlaku pula kurikulum VHO (SMA-Federal), meskipun ruang lingkup-

7 7 nya terbatas. Rencana Pelajaran tahun 1952 kemudian diganti dengan Rencana Pelajaran SMA tahun Selanjutnya, suasana kehidupan politik Orde Laffla yang menjadikan politik sebagai panglima dalam setiap aspek kehidupan bangsa, melahirkan Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA tahun Lahirnya Orde Baru yang melakukan koreksi total ter hadap Orde Lama akhirnya menganggap bahwa kurikulum (Ren cana Pelajaran) SMA 1964 tidak sesuai lagi, sehingga perlu dilakukan perubahan. Maka lahirlah Rencana Pendidikan dan Pelajaran SMA tahun Namun tidak lama kemudian kuri kulum ini pun dianggap banyak memiliki kekurangan, sehing ga akhirnya diubah dengan kurikulum SMA 1975, yang diang gap lebih sesuai untuk memenuhi tuntutan pembangunan. Ku rikulum SMA 1975 ini pun kemudian mengalami perubahan pula dengan lahirnya Kurikulum SMA pai penelitian ini dilakukan. Terjadinya perubahan kurikulum SMA 1984 yang masih berlaku sam tersebut diperkirakan membawa perubahan pula pada program pendidikan umum nya (general education). Hai ini mendorong beberapa perma- salahan dalam diri peneliti yang mendorong pula untuk lakukan penelitian. Oleh karena penelitian ini diharapkan bukan me sekedar menyusun deskripsi data saja, melainkan melakukan juga ana lisis dan interpretasi data, maka dalam penelitian perlu ada suatu fokus penelitian atau fokus masalah. Fokus ini

8 masalah akan membantu memper jelas masalah apa yang 8 akan diteliti. Oleh karena itulah penelitian ini difokuskan pa da masalah perkembangan program pendidikan umum dalam rikulum SMA sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984-Permasalahan ini lebih lanjut dijabarkan dalam pertanyaan - pertanyaan berikut: 1) Adakah program pendidikan umum dalam setiap kurikulum SMA sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984? jika ada bagaimana bentuk atau sosok programnya? 2) Perubahan-perubahan apa yang ter jadi pada program pen didikan umum pada kurikulum SMA sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984? 3) Mengapa terjadi perubahan pada program pendidikan umum dalam kurikulum SMA; dengan kata lain, faktor-faktor apa yang melatarbelakangi terjadinya perubahan-perubah an pada program pendidikan umum dalam kurikulum SMA jak tahun I945 sampai dengan tahun 1984? Dengan fokus permasalahan tersebut di atas, maka pe-. nelitian ini tidak sekedar melakukan deskripsi atau mem berikan gambaran tentang perkembangan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984, melainkan juga melakukan analisis dan sekaligus interpretasi tentang terjadinya perkembangan tersebut. se ku

9 3«Ruarig Lingkup Penelitian Program pendidikan umum merupakan program yang wajib diikuti oleh semua siswa (mahasiswa) dan wajib diberikan di semua jenjang dan jenis pendidikan formal, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, baik pa da sekolah kejuruan maupun sekolah umum, baik negeri mau pun swasta, baik yang ada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan maupun pada sekolah yang ada di bawah depar temen-departemen lainnya. Dengan demikian dapat dilihat bahwa cakupan penerapan program pendidikan umum ini sangat luas. Dengan melihat hal tersebut di atas, maka dirasakan perlu untuk membatasi ruang lingkup penelitian agar pene litian ini lebih terfokus dan mendalam. Adapun ruang lingkup penelitian tentang perkembangan program pendidikan umum di SMA ini adalah sebagai berikut: a) yang diteliti hanya perkembangan program pendidikan umum yang terdapat dalam setiap kurikulum SMA (biasa) sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984, yang secara resmi dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, termasuk juga kurikulum SMA-Federal (VHO) pada masa Republik Indonesia Serikat. Penelitian ini tidak akan meneliti program pendidikan umum yang terdapat pada ku rikulum SMA PPSP, SMTA lainnya, SD, SMTP, maupun per guruan tinggi.

10 b) Ruang lingkup aspek-aspek yang diteliti dalam perkem bangan program pendidikan umum di SMA ini meliputi da sar, latar belakang, perkembangan pendidikan umumnya sendiri, tujuan program pendidikan umum, struktur prog pelajar- nilai-ni ram pendidikan umum (termasuk nama-nama mata annya), materi (isi) program pendidikan umum, lai yang terkandung dalam pendidikan umum, dan masalah-masalah yang muncul dalam perkembangan pendidikan umum. 10 juga program c) Penelitian ini akan lebih difokuskan pada perkembangan program pendidikan umum dalam kurikulum secara konsepeional. Dengan kata lain, kurikulum yang dimaksudkan di sini adalah kurikulum sebagai disain, yang merupakan suatu dokumen yang dipakai sebagai titik tolak bagi Perencanaan pengajaran (Anwar Jasin, 1982 : 17); bukan kurikulum dalam pengertian Alberty (1965) yang mengartikan kurikulum sebagai semua kegiatan yang disediakan oleh sekolah bagi siswa. Penelitian ini pun tidak akan terlalu jauh untuk meneliti pelaksanaan program pendidikan umum di lapangan dan tidak akan meneliti pu la hasil-hasilnya. k* Tujuan Penelitian Suatu penelitian tentu akan berjalan dengan baik dan terarah bila ada tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tu juan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sbb.:

11 11 a) untuk memperoleh suatu gambaran (deskripsi) yang jelas tentang wujud dan perkembangan serta perubahan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984; b) untuk memperoleh kejelasan tentang perubahan-perubahan apa saja yang terjadi dalam program pendidikan sejak tahun 1945 sampai dengan 1984; umum, c) untuk mengetahui tentang hal-hal atau faktor-faktor yang melatarbelakangi perkembangan dan perubahan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984; dan d) untuk menyusun suatu analisis historis yang bermakna tentang arah perkembangan program pendidikan umum di In donesia, khususnya di SMA, sejak tahun 1945 sampai de ngan tahun Diharapkan dari hasil analisis but dapat memperoleh kesimpulan dan generalisasi tang perkembangan program pendidikan umum di SMA terse ten selama ini. 5. Kegunaan Penelitian Penelitian tentang aspek historis pendidikan di In donesia masih belum banyak dilakukan. Penelitian historis yang telah ada pun pengkajiannya dilakukan terhadap per kembangan pendidikan di Indonesia secara umum. Peneliti an yang akan peneliti lakukan lebih difokuskan pada

12 masalah khusus, yaitu tentang perkembangan program pendi dikan umum (general education) sejak: masa kemerdekaan sampai dengan berlakunya kurikulum tahun 1984 untuk tingkat SMA. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan membawa kegunaan yang positif bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pada pendidikan formal. Setidak-tidaknya 12 hasil penelitian ini akan memperkaya khazanah informasi atau da ta tentang perkembangan pendidikan di Indonesia sejak masa kemerdekaan sampai dengan tahun 1984, khususnya program pendidikan umum di sekolah menengah umum dalam tingkat atas. Dari hasil penelitian ini pun akan diketahui faktorfaktor yang melatarbelakangi perkembangan program dikan umum dari satu periode ke periode berikutnya. Hasil penelitian yang peneliti lakukan pendi diharapkan juga membawa implikasi praktis bagi dunia pendidikan di Indonesia, yang menyangkut program pendidikan umum. Oleh karena itu penelitian ini hasilnya diharapkan dapat memberi sumbangan bagi para perencana dan pengelola pendi dikan di Indonesia dalam menentukan kebijaksanaan pendidik an, khususnya yalag menyangkut program pendidikan umum. 6"«Pertanyaan Penelitian Untuk memandu penelitian tentang perkembangan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA, maka masalah

13 13 masalah penelitian perlu dijabarkan dalam beberapa perta nyaan penelitian seperti di bawah ini: 1) Masalah ada tidaknya program pendidikan umum dalam se tiap kurikulum SMA sejak tahun 1945 sampai dengan ta hun 1984 dan bentuk/sosok programnya: 1.1 Adakah program pendidikan umum di SMA pada: Kurikulum masa tahun ; Rencana Pelajaran SMA-Federal (VHO) 1949; Rencana Pelajaran SMA tahun 1952; Rencana Pelajaran SMA tahun 1958; Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA th.1964; Rencana Pendidikan dan Pelajaran SMA th.1968; Kurikulum SMA tahun 1975; dan Kurikulum SMA tahun Bagaimanakah sosok atau bentuk program pendidikan umum dalam setiap kurikulum SMA tersebut? bagaimanakah kedudukan program pendidikan umum di dalam keseluruhan struktur program kuriku lum SMA? 1.2*2 alasan apa yang mendasar masuknya program pendidikan umum dalam kurikulum SMA? apakah yang men jadi tujuan program pendidikan umum dalam sstiap kurikulum SMA? mata pelajaran/bidang studi apa saja yang termasuk kelompok program pendidikan umum?

14 1.2.5 bagaimanakah isi (materi) pelajaran dalam 14 setiap mata pelajaran program pendidikan umum? 2) Masalah perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi pada program pendidikan umum dalam kurikulum sejak tahun 1945 sampai dengan tahun I984: 2.1 bagaimanakah perkembangan dan perubahan yang terja di pada tujuan program pendidikan umum? 2.2 bagaimanakah perkembangan dan perubahan yang terja di pada struktur program pendidikan umum? 2.3 bagaimanakan arah kecenderungan perkembangan dan SMA Perubahan yang terjadi pada materi program pendidik an umum? 2.4 bagaimanakah perkembangan dan perubahan nilai-nilai yang terdapat dalam program pendidikan umum? 3) Masalah faktor-faktor yang melatarbelakangi/mempengaruhi perkembangan dalam setiap aspek program pendidikan umum: 3.1 adakah faktor politik yang mempengaruhi perkembang-" an program pendidikan umum? 3.2 adakah faktor-faktor paedagogis dan faktor - faktor lain yang mempengaruhi perkembangan tersebut? 7. %tp4e dan Teknik Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi historis atau penelitian sejarah. Menurut Winarno Surachraad (1970 : 123) penyelidikan yang

15 mempergunakan metode historis adalah penyelidikan yang mengaplikasikan metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historis suatu masalah. Selanjutnya ia menambahkan pu la bahwa: metode historis merupakan sebuah proses yang meli puti pengumpulan dan penafsiran gejala, peristiwa atau gagasan yang timbul di masa lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha memahami kenyataan-kenyataan sejarah, malahan yang juga dapat berguna untuk memahami situasi sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan d&tang (Winarno Surachmad, 1970 : 123). Sartono Kartodirdjo (1982 : 70) membagi dua jenis 15 metode historis, yaitu metode historis naratif dan metode - - i historis analitis. Ia menyatakan bahwa: «... Pada umumnya sejarah yang deskriptif dan na ratif hanya menguraikan kejadian-kejadian dengan dimensi ruang dan waktu, sedang karangan sejarah yang analitis hendak menguraikan kausalitas, fak tor-faktor kondisional dan determinan - determinan dari peristiwa sejarah. Berkaitan erat dengan metode sejarah analitis adalah metode developmentalisme, yang juga dikemukakan oleh Sartono Kartodirdjo sebagai berikut: Di samping metode naratif maka muncullah sebagai pengaruh pelbagai kecenderungan metode development alisme yang akan melihat pola-pola perkembangan, kelangs-ungan serta perubahan-perubahan ( Sartono Kartodirdjo, 1982 : 4 ). Dalam kaitannya dengan metode historis ini, Surachmad (1970 : 127) mengemukakan adanya beberapa penyelidikan historis, yaitu: (1) penyelidikan historis, (2) penyelidikan legal atau yuridis, (3) Winarno jenis komparatif studi

16 16 bibliografi, dan (4) penelitian biografis. Dari beberapa macam dan jenis metode historis ter sebut di atas, untuk keperluan penelitian tentang perkem bangan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA, pene liti akan mengambil metode-metode berikut dengan cara dikombinasikan: a) Metode deskriptif (naratif), yang perlu diambil sebagai usaha untuk menguraikan dan memberi gambaran tentang keadaan program pendidikan umum pada setiap kurikulum SMA dalam setiap kurun waktu secara kronologis. Juga untuk menggambarkan situasi-situasi dunia politik Indo nesia pada umumnya dan dunia pendidikan pada khususnya, yang berkaitan erat dengan masalah perkembangan program pendidikan umum; b) Metode sejarah analitis-developmentalisme, yang meru pakan inti dari penelitian ini, yang akan melihat seca ra kritis-analitis terhadap pola-pola perkembangan, per ubahan-perubahan dan kelangsungan dari program pendi dikan umum dalam kurikulum SMA dan juga terhadap fak tor-faktor kondisional dan determinan-determinan perkembangan dan perubahan-perubahan itu; dan dari c) Metode analitis dalam bentuk komparatif-historis, untuk membantu metode analitis-developmentalisme. Metode ini akan melakukan perbandingan-perbandingan terhadap

17 program pendidikan umum dalam setiap kurikulum SMA, an tara lain dengan meliliat persamaan dan perbedaannya ser ta arah perkembangannya. Metode developemnentalisme (metode perkembangan) dan metode komparatif (perbandingan) tersebut di atas, secara khusus akan diterapkan pada tahap analisis dan interpretasi data, yang akan dijelaskan lebih Ianjut. Adapun teknik penelitian yang tepat untuk mendukung studi historis yang digunakan dalam penelitian Jni adalah teknik analisis-dokumentasi. Jadi penelitian ini akan mengumpulkan dan menganalisis data dengan cara d o kume n-d o kume n. 8* ^PS^h-langkah Pokok Penelitian menganalisis Penelitian yang menggunakan metode historis memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan penelitian yang menggunakan metode deskriptif ataupun metode eksperimen dalam hal langkah-langkahnya. Salah satu contoh langkahlangkah penelitian historis adalah seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1970 : I24) yang mengemukakan bahwa pada umumnya metode historis berlangsung menurut pola sebagai berikut: (l) pengumpulan data, (2) pernilaian data, (3) penafsiran data (sedikitnya: penyusunan data), dan (4) penyimpulan. 17

18 Langkah penelitian yang peneliti 18 lakukan hampir mirip dengan yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad seperti tersebut di atas, yakni sebagai berikut: 1) pengumpulan data; 2) penilaian data; 3) heuristik (penyusunan data); 4) analisis dan interpretasi data; dan 5) penyimpulan. Dalam tahap pengumpulan data, maka data yang berkaitan dengan masalah penelitian dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berasal dari dokumen-dokumen tertulis, dalam kurun waktu antara tahun 1945 sampai dengan tahun Setelah dokumen-dokumen tertulis yang berisikan data penelitian terkumpul, langkah berikutnya adalah penilaian data atau kritik historis. Menurut Winarno melakukan rachmad (1970 : 127), kritik historis merupakan cara-cara untuk meneliti apakah fakta-fakta sejarah itu Su benar-benar asli dan dapat dipercayai ataukah tidak. John W. Best (1982 : 394) menambahkan bahwa data terpercaya (yang dapat digunakan dalam'penelitian sejarah) yang ditarik dari data sejarah melalui proses kritik sejarah (kritik historis) disebut bukti sejarah. Kritik historis dibagi dalam dua fase, yaitu: kritik ekstern, dan (2) kritik intern. Kritik ekstern (l)

19 meneliti keaslian atau otentisitas data, yakni dengan bertanya apakah sumber data itu adalah sumber yang asli sumber palsu atau tiruan. Kritik intern adalah dari kritik ekstern, yang bertujuan untuk meneliti 19 atau kelanjutan kebenaran isi (data) sumber itu. Jadi bila sumber data itu te lah diketahui sebagai sumber yang asli, maka perlu diketahui pula apakah isi sumber itu dapat dipercayai kebenaran dan ketelitiannya. Setelah melalui kritik historis, maka tahap berikutnya adalah tahap heuristik. Dalam tahap ini peneliti mela kukan inventarisasi sumber-sumber data yang akan dianalisis dan menyajikannya secara deskriptif. Dalam tahap ini, data yang telah terkumpul dan teruji kebenarannya disusun secara deskriptif dan menurut alur kronologis. Tahap ristik dalam tesis ini disajikan dalam bab III. Pada tahap heuristik, data yang terkumpul heu disusun apa adanya. Interpretasi dari peneliti terhadap data ter sebut belum dilakukan. Oleh karena itu dalam tahap ini obyektifitas masih terjaga, karena belum mendapat interpre tasi peneliti yang kemungkinan dipengaruhi subyektifitas. Suatu fakta atau data tidak mungkin dapat berbicara sendiri, dengan kata lain tidak dapat dimengerti atau dilukiskan oleh fakta atau data itusendiri. Oleh karena itu data yang telah dideskripsikan dalam tahap heuristik perlu

20 20 dianalisis dan diinterpretasikan (ditafsirkan) lebih Ianjut. Sartono Kartodirdjo (198.2 : 83) mengingatkan: "Se jarah hendaknya tidak semata-mata bercorak deskriptif, melainkan deskritif-analitis; erat hubungannya dengan itu, jangan bersifat faktual belaka, tetapi kritis." Jadi da lam penelitian historis, tahap analisis dan interpretasi yang kritis dan tajam merupakan tahap yang paling pen ting. Jika dalara tahap heuristik, peneliti tidak melakukan intervensi dan tanggapan atau interpretasi terhadap data, sehingga data yang tersaji masih obyektif, maka dalam ta hap analisis atau interpretasi data, subyektifitas peneli ti dapat turut campur. Meskipun demikian, subyektifitas pe neliti dalam menginterpretasi data akan diusahakan dijaga agar tidak terlalu jauh, sehingga obyektifitas penelitian pun dapat d i pertanankan. Tahap berikutnya setelah melakukan analisis dan in terpretasi data adalah tahap penyimpulan, yakni membuat kesimpulan-kesimpulan dari hasil analisis dan interpreta si data. Jika mungkin dari tahap ini bisa dihasilkan generalisasi-generalisasi dan hipotesis dari apa yang telah diteliti.

21 21 9. Model Analisis Dalam menganalisis data penelitian tentang perkem bangan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA gunakan metode analisis komparatif dan metode perkembangan. Metode analisis komparatif digunakan ini di analisis untuk membandingkan tiap-tiapprogram pendidikan umum dalam seti ap kurikulum SMA (Kurikulum SMA , VHO-1949, Kuri kulum SMA 1952, 1958, 1964, 1968, 1975, dan 1984), yang meliputi aspek tujuan, struktur program, dan materinya. Selain itu juga dibandingkan konteks sosial-politik pendidikan nasional (latar belakang) serta faktor - faktor dan pengaruh yang berkaitan dengan kurikulum SMA pada setiap periode. Metode analisis perkembangan merupakan lanjutan dari analisis-komparatif. Dalam analisis perkembangan (developmentalisme) ini akan dilihat pola-pola dan arah kecenderungan perkembangan dan perubahan program pendidikan umum, faktor-faktor kondisional dan determinan yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan program pendidikan umum. Dengan kedua metode tersebut di atas, dibuat model analisis seperti di bawah ini:

22 Konteks (Latar bl.kang Tujuan Prograir Strukt. "* Prograir 22 Konteks (Latar bl.kang Tujuan Prograrn v Strukt. Prograrr Kur.SMA,45-,51 r.vho Kur.SMA Kur.SMA Kur.SMA Kur.SMA Kur.SMA Kur.SMA Konteks (Latar bl.kang Konteks (Latar bl.kang Konteks (Latar bl.kang Konteks (latar bl.kang Konteks (Latar bl.kang Konteks (Latar bl.kang Tujuan Program- Tujuan Program Tujuan Program Tujuan Prograrr Tujuan -* Prograrr Tujuan "^(Prograrr i Strktr. Prograrrf Strukt. Prograrr Strukt. Program Strukt. *Prograirj Strukt. Program! ^ Strukt. Program Materi Program!"' Materi Prograir " Materi "* [Program; 'la teri Prograirj Gb. 1 Model analisis perkembangan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA dilihat dari setiap aspek.

23 Keterangan: Aspek-aspek yang dibandingkan dalam perkembangan program pendidikan umum pada setiap kurikulum SMA di atas meliputi: konteks (latar belakang) sosial-politik dan kebijakan pen didikan nasional yang berkaitan erat dengan perubahan ku rikulum dan program pendidikan umum; tujuan program pen didikan umum secara keseluruhan dan tujuan setiap mata pel ajaran program pendidikan umum; struktur program pendidik an umum (komposisi mata pelajaran pendidikan lamum) materi program pendidikan umum. 10. Sumber Data Sesuai dengan metode dan teknik penelitian 23 dan yang dilakukan, maka data yang akan peneliti kumpulkan dan ana lisis adalah bersumber dari data historis tentang pendi dikan di Indonesia sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984 dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis. Di dalam studi historis dikenal dua macam sumber data, yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer ada lah sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama; sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang mengutip dari sumber lain. Sumber data yang paling baik digu nakan dalam studi historis adalah sumber primer (sumber asli); sumber sekunder dapat dipakai hanya apabila sumber primer tak dapat diperoleh (Winarno Surachmad, 1970:125).

24 Dalam penelitian ini peneliti berusaha sedapat mung kin untuk memperoleh sumber data primer, namun ternyata tidak semuanya dapat diperoleh. Data sesudah tahun I960 banyak diperoleh dari sumber primer, sedangkan data primer sebelum tahun I960 sulit diperoleh, sehingga perlu meng gunakan sumber data sekunder. Adapun sumber data yang digunakan berupa: a) produk yuridis-formal dari lembaga-lembaga negara (UUD, ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah); b) kebijakan-kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh para pejabat pendidikan di Indonesia (Menteri, 24 Dirjen, Direktur), khususnya tentang Sekolah Menengah Umum Ting kat Atas); c) dokumen kurikulum SMA, beserta bahan-bahan yang bersangkutan dengan penyusunannya; d) buku teks mata pelajaran bidang pendidikan umum; e) buku-buku dan hasil penelitian tentang sejarah pendi dikan di Indonesia; f) bahan-bahan yang berkaitan dengan konteks sosial-politik yang melatarbelakangi perubahan-perubahan kurikulum SMA, khususnya pada program pendidikan umum; dan g) sumber-sumber lain yang menunjang.

bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan, Kurikulum

bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan, Kurikulum BAR V RANGKUMAN., KESIMPULAN, DAN SARAN A. RANGKUMAN Perkembangan kurikulum tidak dapat lepas dari perkem bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan,

Lebih terperinci

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Dari uraian-uraian dan analisis data di atas, pe nelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengetahuan tentang Pancasila yang diberikan mela

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan

Lebih terperinci

layanan pendidikan pemerintah (negeri),

layanan pendidikan pemerintah (negeri), BAB V KESIMPULAN DAN RHKOMENDASI A. Kesimpulan Sesuai dengan perkembangan pendidikan di Propinsi Lampung pada umumnya dan Kotamadya Bandar Lampung khususnya, maka pendidikan di Kotamadya Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

levan dengan dokumen Kurikulum Elektronika Komuni-

levan dengan dokumen Kurikulum Elektronika Komuni- BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap Kurikulum Elektronika Komunikasi FPTK IKIP Bandung maupun Kurikulum

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I HAURWANGI CIANJUR TAHUN 2011/2012

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I HAURWANGI CIANJUR TAHUN 2011/2012 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I HAURWANGI CIANJUR TAHUN 0/01 LENA AGUSTINA NIM. 081005 Program Studi: Pendidikan Bahasa Dan Satra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

praktek Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Nege

praktek Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Nege BAB III RANCANGAN PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Relevansi antara mata kuliah di dalam Kurikulum Elektronika Komunikasi FPTK IKIP Bandung dengan ma ta

Lebih terperinci

jurusan yaitu : (IAIN "Sunan Ampel", 1984/1985,

jurusan yaitu : (IAIN Sunan Ampel, 1984/1985, BAB I A. Latar Belakang Masalah PBNDAHULUAN Fakultas Tarbiyah IAIN "Sunan Ampel"1 Malang merupakan cabang dari IAIN "Sunan Ampel" Surabaya. Fakultas Tarbiyah IAIN "Sunan Ampel" Malang ini menjadi induk

Lebih terperinci

orang lain yang berbeda dengan dirinya, mau bekerja sama

orang lain yang berbeda dengan dirinya, mau bekerja sama BAB I PERMASALAHAN A. Rumusan Masalah serta Pemikiran yang Melatarbelakanginya Manusia adalah mahluk pribadi sekaligus juga mahluk sosial. la lahir, dibesarkan dan mati di dalam ling kungan sosialnya.

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti I. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang penting, hal ini dikarenakan metode merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu

Lebih terperinci

casila secara benar; metode yang digunakan hanya meng

casila secara benar; metode yang digunakan hanya meng BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesirapulan Penelitian ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa ada empat karakteristik proses belajar meng ajar penataran P4,.yaitu: kognitif, deduktif, quasi dialog, dan

Lebih terperinci

hasil penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan tentang pengelolaan pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksa

hasil penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan tentang pengelolaan pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksa BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan tentang pengelolaan pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksa naan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kete-rampilan dan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kete-rampilan dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kete-rampilan dan kemahiran berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) BAB I PENDAHULUAN The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

Lebih terperinci

P4 merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila dengan peranan Pancasila sebagai r>edoman tiiigo

P4 merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila dengan peranan Pancasila sebagai r>edoman tiiigo BAB I PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang sangat diperhatikan dalam pembangunan pendidikan di Indonesia edalah pendidikan Pancasila. Hal ini sudah sewajarnya, karena pendidik an

Lebih terperinci

(1) penentuan subyek penelitian, (2) metode penelitian,

(1) penentuan subyek penelitian, (2) metode penelitian, BAB III PROSEDUR PENELITIAN Dalam bab III ini diuraikan prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penulisan tesis, meliputi : (1) penentuan subyek penelitian, (2) metode penelitian, (3) teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menangani pendidikan menengah di Indonesia mengimplementasikan kurikulum baru yang diberi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad sebagai

gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad sebagai BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif analitik terhadap kurikulum FKG dan tugas-tugas pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas. Dalam

Lebih terperinci

belajar yaitu dengan sistem belajar modul

belajar yaitu dengan sistem belajar modul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Mahasiswa Universitas Terbuka Sejak berdirinya Universitas Terbuka sebagai lembaga pendidikan tinggi negeri yang -ke-45 di Indonesia, dalam perjalanannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu kegiatan penelitian. Metode yang berhubungan

Lebih terperinci

tidak dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya hubungan an

tidak dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya hubungan an Ill METODOLOGI PENELITIAN Sebagaimana telah dikemukakan bahwa penelitian ini tidak dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya hubungan an tara perubahan biaya pengelolaan sekolah dengan produktivi tas kerja

Lebih terperinci

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pengkajian terhadap data lapangan, mengadakan diskusi tentang hasil penelitian ke mudian membandingkannya dengan landasan konsep teori yang relevan

Lebih terperinci

Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik. an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se

Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik. an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se cara terpadu dan serasi dengan pembangunan bidang

Lebih terperinci

diartikan bahwa perguruan tinggi swasta

diartikan bahwa perguruan tinggi swasta BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar belakang masalah Pendidikan tinggi swasta merupakan salah satu sub sistem pendidikan yang raemegang peranan penting dalam pembangunan nasional, mengingat bahwa

Lebih terperinci

luarga Muda-Mudi dalam partisipasinya melalui berbagai ke

luarga Muda-Mudi dalam partisipasinya melalui berbagai ke A. Pendekatan Penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan pene litian ini adalah survey. Pendekatan penelitian dengan survey tepat bagi peneliti yang ingin mengambil

Lebih terperinci

Oleh : Wahyu Sriastuti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Oleh : Wahyu Sriastuti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA JAWA RAGAM KRAMA TOKOH HANDOKO DALAM NOVEL KUNARPA TAN BISA KANDHA KARYA SUPARTO BRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN BERBICARA KELAS XII DI SMA Oleh : Wahyu Sriastuti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Desain ini sesuai dengan tuju-an penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Desain ini sesuai dengan tuju-an penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penilitian Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Desain ini sesuai dengan tuju-an penelitian yaitu mendeskripsikan kemampuan menulis narasi siswa kelas

Lebih terperinci

periodik. Dalam satu priode latihan berlangsung selama e-

periodik. Dalam satu priode latihan berlangsung selama e- BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Keberadaan Panti Penyantunan Anak (PPA) Budi Utama Lubuk Alung, merupakan salah satu sarana pelayanan unit pelaksana tekhnis di lingkungan Departemen Sosial

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang 14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA BOBOT : 2 SKS Minggu (Tujuan Instruksional Umum/ TIU) 1 LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disingkat UUD 1945 1 telah mengalami perubahan sebanyak empat kali, yakni Perubahan Pertama pada tahun 1999, Perubahan

Lebih terperinci

Diploma III,danS-l dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan dengan

Diploma III,danS-l dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Tinggi Seni Indonesia ( STSI ) merupakan Sekolah Tinggi Seni yang memiliki tiga jurusan, yakni Jurusan Tari, Jurusan Karawitan, Jurusan Teater. Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

pemahaman-penghayatan nilai wawasan kebangsaan oleh

pemahaman-penghayatan nilai wawasan kebangsaan oleh BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Berdasar data penelitian, interpretasi, dan pembahasan, yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dipero leh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi

Lebih terperinci

Dalam bab ini disajikan uraian tentang hal-hal yang. sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik pengum

Dalam bab ini disajikan uraian tentang hal-hal yang. sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik pengum BAB III PROSEDUR PENELITIAN Dalam bab ini disajikan uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu unit anali sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik pengum pulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Huda (2012, hlm.3) merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti 25 III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti hendaknya, menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mengarah-kan

Lebih terperinci

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN ULASAN KETERBATASAN PENELITIAN" Bab V ini adalah sebagai bab terakhir, menyajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian. Kesimpulan tersebut pada dasarnya merupakan jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

DEFINISI PENELITIAN Soerjono Soekanto Sanapiah Faisal Soetrisno Hadi Donald Ary John Woody

DEFINISI PENELITIAN Soerjono Soekanto Sanapiah Faisal Soetrisno Hadi Donald Ary John Woody DEFINISI PENELITIAN Pengertian mengenai penelitian secara teoritis menurut para ahli, ialah sebagai berikut: Soerjono Soekanto Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada suatu analisis

Lebih terperinci

BaB I PMDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini diuraikan dasar-dasar

BaB I PMDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini diuraikan dasar-dasar BaB I PMDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan dasar-dasar pemikiran yang dijadikan landasan pokok dalam penulisan tesis yang berjudul "Perilaku Mengajar Guru Agama Lu - lusan Program S1 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surachmad, Metode adalah cara utama yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surachmad, Metode adalah cara utama yang digunakan untuk 23 III. METODE PENELITIAN A. Metode 1. Pengertian Metode Dalam melakukan metode sebuah penelitian, digunakan metode peneltian. Metode yang di pilih dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan objek studi.

Lebih terperinci

yang masuk ke Indonesia tanpa melalui perguruan tinggi

yang masuk ke Indonesia tanpa melalui perguruan tinggi BAB I PERMASALAHAN A. Latar Belakang Permasalahan ini adalah sampai sejauh manakah Kuri kulum Elektronika Komunikasi FPTK IKIP Bandung relevan dengan Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Negeri II Ban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu sejarah telah terjadi cukup lama. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu sejarah telah terjadi cukup lama. Terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kontroversi dalam ilmu sejarah telah terjadi cukup lama. Terutama kontroversi secara politis yang begitu kental di zaman pemerintahan Soeharto atau yang terkenal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif. 76 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuanya tidak

Lebih terperinci

lah dilaksanakan cukup baik. Akan tetapi sub aspek

lah dilaksanakan cukup baik. Akan tetapi sub aspek BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Carl haeil analisis data lapangan, dan diskusi tentang hasil penelitian serta membandingkannya dengan landasan konseptual ataupun teori-teori yang relevan

Lebih terperinci

menemukan teori-teori dasar penelitian yang bersifat

menemukan teori-teori dasar penelitian yang bersifat BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebagaimana telah dirumuskan pada bab pertama, pe nelitian ini tidak bermaksud untuk mengungkapkan hu bungan antar variabel malalui studi korelasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana manusia dapat

Lebih terperinci

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Desain/Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali peristiwa yang terjadi di masa lalu, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Di dalam penelitian, maka metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Dimana menurut Winarno

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan perilaku

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) SEKO H NO MI KO LA SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) GGI ILMU TIN E SERANG Mata Kode Mata Program Studi Kredit Semester Semester PENDIDIKAN UNIV.A103 MANAJEMEN 2 SKS I (SATU) Buku Referensi 1. Drs. H. KAELAN,

Lebih terperinci

kondisi sebenarnya di lapangan, terutama dalam proses

kondisi sebenarnya di lapangan, terutama dalam proses BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Sampel Penelitian Fokus penelitian yang dijadikan sasaran dalam hal ini adalah hingga manakah aktivitas mahasiswa Universi tas Terbuka dalam proses belajar kelompok,yang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 22 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian hendaknya sebagai peneliti menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

cara fisik-mental, melainkan pula dalam proses (tahapan)

cara fisik-mental, melainkan pula dalam proses (tahapan) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Yang Digunakan Sebagaimana telah dikemukakan pada bab terdahulu, me tode penelitian ini menggunakan pendekatan "kualitatif"

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bernadib, 1982:28). Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5)

BAB I PENDAHULUAN. Bernadib, 1982:28). Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk membimbing peserta didik dalam mempelajari, menggunakan dan sedapat mungkin menciptakan semuanya (Imam Bernadib, 1982:28). Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

cela, sekarang kejadian seperti itu sudah merupakan berita

cela, sekarang kejadian seperti itu sudah merupakan berita BAB V PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Pembahasan Proses perubahan masyarakat dalam masa pembangunan dewasa ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah. Proses ini merangsang perubahan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengertian Metodologi Dalam melakukan suatu penelitian, dapat digunakan berbagai macam metode, dimana metode tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Sebagai penutup penelitian ini, disajikan dua hal pokok yaitu: (1) kesimpulan hasil penelitian dan (2) reko mendasi penelitian. A. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan

Lebih terperinci

tingkat kelulusan (passing grade).

tingkat kelulusan (passing grade). BAB V KESIMPULAN DAN REKOM'RNDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan olahan,- analisis data, diskusi hasil pene litian, selanjutnya penulis sampaikan kesimpulan yang berke naan dengan pelaksanaan sistem SKS, yang

Lebih terperinci

pendidikan, dihadapkan pada berbagai komponen yaitu, mencapai tujuan pendidikan yang disepakati adalah Admi

pendidikan, dihadapkan pada berbagai komponen yaitu, mencapai tujuan pendidikan yang disepakati adalah Admi BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan. I.Latar belakang masalah. Dalam pengelolaan pendidikan pada umumnya dan Se kolah Menengah Pertama (SiviP) khususnya sebagai organisasi pendidikan, dihadapkan pada berbagai

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. yang naik turun dari status keadaan di masa yang lampau untuk memperoleh. yang akan datang (Mohammad Nasir, 2003: 48).

BAB III. METODE PENELITIAN. yang naik turun dari status keadaan di masa yang lampau untuk memperoleh. yang akan datang (Mohammad Nasir, 2003: 48). BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Penelitian ini mengguanakn metode penelitian historis atau metode sejarah, yaitu merupakan suatu usaha untuk memberikan interpretasi dari bagian trend

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya sangat diperlukan bagi setiap insan manusia. Pendidikan diarahkan sebagai pondasi untuk membangun individu dan bangsa. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

Mereka sama-sama memandang bahwa semakin tinggi latar belakang

Mereka sama-sama memandang bahwa semakin tinggi latar belakang BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Sebagai kesimpulan dari penelitian tentang spektrum petugas bimbingan di SMA ini adalah sebagai berikut. 1. Terdapat perbedaan pandangan di antara para pakar

Lebih terperinci

Surat Kabar Harian SUARA MERDEKA, terbit di Semarang, Edisi 4 Oktober 1986

Surat Kabar Harian SUARA MERDEKA, terbit di Semarang, Edisi 4 Oktober 1986 Surat Kabar Harian SUARA MERDEKA, terbit di Semarang, Edisi 4 Oktober 1986 DIKOTOMI SEKOLAH UMUM DAN KEJURUAN PERLU DIROMBAK Oleh : Ki Supriyoko Dalam sejarah pendidikan di negara kita terdapat sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: Pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: Pendidikan formal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia perhatian akan peran pendidikan dalam pengembangan masyarakat, dimulai sekitar tahun 1900, saat Indonesia masih dijajah Belanda. Para pendukung politik

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Pancasila : PP00006 / SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila Mahasiswa menge tahui dan memaha

Lebih terperinci

#/ PERANAH ELlT INFORMAL DESA DAbAM PROSES

#/ PERANAH ELlT INFORMAL DESA DAbAM PROSES #/ PERANAH ELlT INFORMAL DESA DAbAM PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN PEkiBAMGUWAN DESA (Studi Kasus di Kecamatan Beji, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat) FAKULTAS PASCA SARJANA INSTITUT PERTAMIAN BOGOR 19

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan

Lebih terperinci

sebagai suatu bangsa, Perbedaan-perbedaan di antara

sebagai suatu bangsa, Perbedaan-perbedaan di antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1. Masyarakat Indonesia Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, yaitu masyarakat yang terdiri dari beragam suku bangsa, kebudayaan, kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa yang akan datang. IPA berkaitan dengan cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci