BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Daftar Perusahaan Industri Pengolahan
|
|
- Harjanti Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN Menurut UU No. 8 Tahun 1995, Perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal setor sekurang-kurangnya Rp ,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah. (Departemen Keuangan, 1995). Pada Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat 9 sektor perekonomian. Sektor pengolahan (manufaktur) merupakan sektor dengan jumlah perusahaan terbanyak yang terbagi menjadi beberapa sektor dan subsektor. Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Industri Pengolahan Sektor Industri Dasar dan Kimia Sektor Aneka Industri Sektor Industri Barang dan Konsumsi Subsektor Semen 1. Indocement Tunggal Prakasa 2. Semen Baturaja 3. Holcim Indonesia Subsektor Mesin dan Alat Berat 64. Grand Kartech 65. Ateliers Mecaniques D Indonesia Subsektor Makanan dan Minuman 95.Aksara Wira Internasional 96.Tiga Pilar Sejahtera 4. Semen Indonesia (Persero) Food 5. Wijaya Karya Beton 97.Tri Banyan Tirta 98.Cahaya Kalbar 99.Delta Djakarta 100.Indofood CBP Sukses Makmur 101.Indofood Sukses Makmur 102. Sekar Bumi 103. Sekar Laut 104. Siantar Top 1 (Bersambung)
2 Tabel 1.1 (Sambungan) Subsektor Keramik Porselin dan Kaca 6. Asahimas Flat Glass 7. Arwana Citramulia 8. Intikeramik Alamasri Industri 9. Keramika Indonesia Assosiasi 10. Mulia Industrindo 11. Surya Toto Indonesia Subsektor Logam dan Sejenisnya 12. Alakasa Industrindo 13. Alumindo Light Metal Industry 14. Saranacentral Bajatama TbK 15. Betonjaya Manunggal 16. Citra Tubindo 17. Gunawan Dianjaya Steel 18. Indal Aluminium Industry 19. Steel Pipe Industry of Indonesia 20. Sumber Energi Andalan 21. Jakarta Kyoei Steel Works 22. Jaya Pari Steel Subsektor Otomotif dan Komponen 66. Astra Internasional 67. Astra Otoparts 68. Indo Kordsa 69. Goodyear Indonesia 70. Gajah Tunggal 71. Indomobil Sukses Internasional 72. Indospring 73. Multi Prima Sejahtera 74. Multistrada Arah Sarana 75. Garuda Metalindo Subsektor Tekstil dan Garment 76. Polychem Indonesia 77. Argo Pantes 78. Centex (Saham Seri B) 79. Century Textile Industry (Saham Seri A) 80. Eratex Djaja 81. Ever Shine Tex Rbk 82. Panasia Indo Resources 83. Indo Rama Synthetics 84. Apac Citra Centertex 85. Pan Brothers 105. Ultra Jaya Milk Industry Trading Company 106. Multi Bintang Indonesia 107. Mayora Indah 108. Prasidha Aneka Niaga 109. Nippon Indosari Corpindo Subsektor Rokok 110. Gudang Garam 111. H.M. Sampoerna 112. Bentoel Internasional Investama 113. Wismilak Inti Makmur Subsektor Farmasi 114. Darya Varia Laboratoria 115. Indofarma 116. Kimia Farma 117. Kalbe Farma 118. Merck Indonesia 119. Pyridam Farma 120. Schering Plough Indonesia 121. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul 122. Taisho Pharmaceutical Indonesia (Bersambung) 2
3 Tabel 1.1 (Sambungan) Subsektor Kimia 23. Krakatau Steel (Persero) 24. Lion Metal Works 25. Lionmesh Prima 26. Pelat Timah Nusantara 27. Pelangi Indah Canindo 28. Tembaga Mulia Semanan 29. Barito Pacific 30. Budi Acid Jaya 31. Duta Pertiwi Nusantara 32. Ekadharma International 33. Eterindo Wahanatama 34. Intanwijaya Internasional 35. Sorini Agro Asia Corporindo 36. Indo Acidatama 37. Chandra Asri Petrochemical 38. Unggul Indah Cahaya Subsektor Plastik dan Kemasan 39. Alam Karya Unggul 40. Argha Karya Prima Industry 41. Asiaplast Industries 42. Berlina 43. Titan Kimia Nusantara 44. Champion Pacific Indonesia 45. Indopoly Swakarsa Industry 46. Sekawan Intipratama 47. Siwani Makmur 48. Impack Pratama Industri Subsektor Alas Kaki 86. Sepatu Bata 87. Primarindo Asia Infrastructure Subsektor Kabel 88. Sumi Indo Kabel 89. Jembo Cable Company 90. KMI Wire & Calbe 91. Kabelindo Murni 92. Supreme Cable Manufacturing Coorporation 93. Voksel Electric (Saham Preferen) 123. Taisho Pharmaceutical Indonesia (Saham Biasa) 124. Tempo Scan Pacific Subsektor Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga 125. Martina Berto 126. Mustika Ratu 127. Mandom Indonesia 128. Unilever Indonesia 129. Kino Indonesia Subsektor Keperluan Rumah Tangga 130. Chitose Internasional 131. Kedaung Indah Can 132. Langgeng Makmur Industri (Bersambung) 3
4 Tabel 1.1 (Sambungan) Subsektor Pakan Ternak 49. Charoen Pokphand Indonesia 50. JAPFA Comfeed Indonesia 51. Malindo Feedmill 52. Sierad Produce Subsektor Kaya dan Pengolahannya 53. SLJ Global 54. Tirta Mahakam Resources Sektor Pulp dan Kertas 55. Alkindo Naratama 56. Dwi Aneka Jaya Kemasindo 57. Fajar Surya Wisesa 58. Indah Kiat Pulp & Paper 59. Toba Pulp Lestari 60. Kertas Basuki Rachmat Indonesia 61. Suparma 62. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 63. Kedawung Setia Industrial Sumber : Subsektor Elektronika 94. Sat Nusapersada Tabel diatas menunjukkan sektor dan subsektor yang terdapat pada sektor manufaktur. Dari 525 perusahaan yang terdaftar di BEI ( sektor manufaktur memiliki total 132 perusahaan yang listing di BEI yang berarti 25,14% dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI masuk kedalam sektor manufaktur. Dengan jumlah perusahaan sebanyak 132 perusahaan, sektor pengolahan atau manufaktur mampu menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan 9 sektor lainnya. 4
5 Hal ini didukung dengan data PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama tahun Tabel 1.2 Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), Sumber : Tabel diatas menunjukkan pendapatan setiap sektor usaha yang terdapat di Indonesia. Pendapatan ini menggunakan indikator PDB menurut lapangan usaha. Yang berarti pendapatan yang berasal dari seluruh sektor produksi masing-masing sektor tersebut. Dapat dilihat bahwa sektor industri pengolahan memiliki pendapatan yang tertinggi setiap tahunnya. Rata-rata pertumbuhan pada sektor industri pengolahan atau manufaktur antara tahun mencapai 11,49%. Selain itu sektor pengolahan atau manufaktur memiliki kontribusi yang besar terhadap PDB nasional yang akan ditunjukkan oleh tabel dibawah ini. 5
6 Tabel 1.3 Pertumbuhan Industri Pengolahan dan Kontribusi Terhadap PDB Nasional Atas Dasar Harga Konstan Sumber : Tabel 1.3 memberikan data mengenai pertumbuhan PDB nasional mulai tahun dengan menggunakan harga konstan tahun Data diatas menunjukkan pertumbuhan PDB Industri pengolahan dan kontribusinya terhadap PDB Nasional. Hal ini juga dikuatkan dengan pernyataan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Industri Manufaktur memiliki peran 21,14% pada pertumbuhan ekonomi RI year-on-year pada kuartal I/2015 ( Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan bahwa industri pengolahan memiliki PDB yang tertinggi disetiap tahunnya meskipun kenaikannya tidak signifikan dan juga mampu memberikan kontribusi terhadap PDB nasional. Karena alasan yang telah dikemukakan oleh penulis maka penulis ingin menjadikan industri pengolahan menjadi objek penelitian dalam skripsi ini. 6
7 1.2 Latar Belakang Penelitian Menurut PSAK 1 ( revisi 1 Januari 2015 ) entitas manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan secara wajar laporan keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, liabilitas, pendapatan, dan beban yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Didalam laporan keuangan terdapat informasi mengenai laba, dan setiap perusahaan tentu akan berusaha untuk meningkatkan laba mereka. Menurut Subramanyam (1996) dalam Christiani dan Nugrahanti (2014) salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah laba yang dihasilkan perusahaan, laba tersebut diukur dengan dasar akrual. Menurut Christiani dan Nugrahanti (2014) informasi mengenai laba suatu perusahaan dapat menjadi sangat material karena laba perusahaan merupakan informasi yang penting bagi publik maupun investor dalam mengambil suatu keputusan. Seringkali infromasi penting mengenai laba menjadi target untuk direkayasa dengan cara meningkatkan penjualan ataupun dengan cara menurunkan harga pokok penjualan sehingga laba akan naik. Laba yang meningkat akan mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan sehingga dapat menguntungkan manajemen dan akan berujung kerugian bagi investor dan publik akibat dari manipulasi yang dilakukan oleh manajemen. Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan memiliki tujuan dan maksud tertentu dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi bagi pihak tertentu 7
8 (Schipper, 1989 dalam Subramanyam et al, 2012:131). Praktik yang sematamata untuk memenuhi kepentingan pihak manajemen ini dilakukan dengan menggunakan kelemahan inheren dari kebijakan akuntansi tetapi tetap berada diaturan yang tertuang pada General Accepted Accounting Principles (Scott, 2009; dalam Prabaningrat dan Widanaputra, 2015). Manajemen laba dapat dijelaskan melalui teori keagenan. Agen yang dimaksud adalah manajemen. Manajemen tentu mengetahui berbagai kondisi yang terdapat didalam suatu perusahaan. Mulai dari operasional, permasalahan hingga masa depan perusahaan tersebut. Dalam hal ini, manajemen memiliki tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan mengenai kinerja perusahaanya. Manajemen tentu tidak ingin terlihat memiliki kinerja buruk dalam menjalankan perusahaan. Selain itu manajemen juga bertanggung jawab untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan bagi pemiliknya dan tentu manajemen akan mendapatkan fee sebagai ganti atas kinerjanya. Hal inilah yang dapat menjelaskan bagaimana manajemen laba terjadi menurut teori keagenan. Manajemen laba memiliki beberapa bentuk yaitu, yang pertama taking a bath. Hal ini biasanya terjadi dalam periode berjalan pada saat pergantian CEO, yaitu merupakan konsep dimana manejer dalam kewajibannya melaporkan laporan keuangan dalam jumlah yang benar. Kedua, income minimization yaitu bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen dengan melaporkan laba pada periode berjalan menjadi rendah dari keadaan yang sesungguhnya. Ketiga, income maximization yaitu maksimalisasi laba yang dilakukan berbanding terbalik dengan income minimization. Keempat, income smoothing, bentuk manajemen laba dengan cara perataan laba yang dilakukan pada laporan keuangan eksternal bagi investor (Scott, 2003:405, dalam Wijaya et al, 2014:3). 8
9 Salah satu bentuk manajemen laba adalah perataan laba atau income smoothing. Menurut Barnea, Ronen dan Sadan (1975) dalam Widaryanti (2009) manajemen melakukan perataan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan dan meningkatkan kemampuan investor untuk memprediksi aliran kas di masa depan. Sedangkan menurut Beidlemen (1973) dalam Widaryanti (2009) mengemukakan bahwa tindakan manajer meratakan laba adalah untuk membuat arus penghasilan stabil dan mengurangi covarian return dengan pasar. Perataan laba yang terjadi di dalam pasar modal mempunyai pengaruh terhadap pemegang saham sehingga akan memperluas pasar saham perusahaan dan membawa pengaruh yang menguntungkan pada pertambahan nilai saham perusahaan. Hasil penelitian Gordon et. al (1996:223) dalam Widaryanti (2009) menunjukkan bahwa kepuasan para pemegang saham meningkat seiring dengan adanya kestabilan laba perusahaan. Alasan perataan laba menurut Heyworth (1953) dalam Widaryanti (2009) yaitu perataan laba dengan tujuan untuk memperbaiki hubungan dengan kreditur, investor dan karyawan serta meratakan siklus bisnis melalui proses psikologis yaitu: 1. Mengurangi total pajak yang dibayarkan oleh perusahaan. 2. Meningkatkan kepercayaan kepada investor terhadap perusahaan karena laba yang stabil akan mendukung kebijakan pembayaran dividen yang stabil. 3. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan laba yang meningkat tajam memberi kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji atau upah. 4. Siklus peningkatan dan penurunan laba dapat dibandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak. Kasus mengenai manajemen laba banyak terjadi di industri dunia. Sebagai contoh adalah kasus Enron yang terjadi di tahun Kasus 9
10 Enron memiliki dampak kepada pasar keuangan global dengan di tandai penurunan harga saham secara drastis di dunia, mulai dari Amerika, Eropa dan Asia. Saham Enron pada awal Januari 2000 meningkat menjadi di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56. Dan pada Desember 2001 kasus Enron mulai terungkap hingga terus berlanjut hingga tahun Hutang Enron mencapai hampir sebesar US $ 31.2 milyar yang terungkap ketika Enron bangkrut. Bahkan dengan terjadinya kasus Enron ini terjadi penutupan KAP Arthur Andersen karena terbukti tidak independen. Selain di Amerika di Indonesia juga terjadi manajemen laba contohnya adalah kasus PT Kimia Farma pada tahun 2001 dan baru terungkap tahun PT Kimia Farma mengumumkan labanya tahun 2001 mencapai 132 Miliyar. Pada tahun awal tahun 2002 harga saham PT Kimia Farna meningkat dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini; Tabel 1.4 Harga Saham PT Kimia Farma Tahun 2002 Date Open High Low Close Adj Close 02/01/ /02/ /03/ /04/ /05/ /06/ /07/ /08/ /09/ /10/ /11/ /12/ Sumber : finance.yahoo.com 10
11 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa harga saham PT Kimia Farma meningkat di awal tahun namun menurun di akhir tahun. Hal ini dikarenakan pada oktober 2002 dilakukan pemeriksaan ulang terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma dan diketahui terjadi manajemen laba. Praktik manajemen laba yang dilakukan diketahui dari hasil pemeriksaan yang dilakukan bapepam yaitu terjadi overstated laba sebesar Rp 32,6 miliar akibat dari overstated bahan baku dan persediaan dari berbagai unit. Di tahun yang sama terjadi pula kasus manajemen laba, yaitu kasus PT Indofarma. Dampak dari perlakuan manajemen laba ini mengakibatkan harga saham Indofarma meningkat. Pada awal tahun meningkat menjadi Rp 200/saham dan terus meningkat hingga menyentuh Rp 300/saham ( pada pertengahan tahun dan kemudian turun akibat dari Bapepam yang menemukan bukti-bukti manajemen laba yang dilakukan Indofarma. di antaranya, nilai Barang Dalam Proses dinilai lebih tinggi dai nilai yang seharusnya (overstated) dalam penyajian nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp 28,87 miliar. Oleh karena itu, harga pokok penjualan PT Indofarma menjadi lebih kecil dan laba yang terlalu tinggi. Selain kasus Enron di Amerika, PT Kimia Farma dan PT Indofarma di Indonesia. Kasus terbaru mengenai manajemen laba terjadi di Jepang dengan aktornya yaitu Toshiba Corp yang baru terungkap tahun Toshiba diketahui melakukan manajemen laba dengan cara menunda pembukuan kerugiannya dengan total skandal pendapatan mencapai US$1,2 miliar. Skandal ini terjadi pada masa kepemimpinan Hisao Tanaka. Akibat dari kejahatannya ini, Toshiba harus menyajikan kembali laporan keuangannya selama lebih dari enam tahun (Bisnis.com). Akibat dari manajemen laba ini harga saham Toshiba Corp mampu menembus harga 35 USD/saham pada tahun 2010 ( dan terus menurun 11
12 secara fluktuatif ditahun tahun berikutnya hingga terjadi penemuan buktibukti perilaku manajemen laba. Dari contoh-contoh kasus diatas dapat dilihat bahwa manajemen laba dapat terjadi di negara manapun. Dalam hal ini, yang bertanggung jawab dalam setiap kasus ini adalah manajemen. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya perataan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya Pengaruh Mekanisme Corporate Govarnance Terhadap Praktik Perataan Laba (Handayani et al, 2016), Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba (Kharisma dan Agustina, 2015), Analisis Pengaruh Beban Pajak Kini, Beban Pajak Tangguhan, dan Basis Akrual Terhadap Manajemen Laba (Amanda dan Febrianti, 2015), Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Manajerial Pada Perataan Laba (Marpaung dan Latrini, 2014), Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik Perataan Laba (Octavania dan Asyik, 2014), Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, dan Pajak Terhadap Praktik Perataan Laba (Pratiwi dan Handayani, 2014), Pengaruh Kompensasi Bonus, leverage, dan Pajak terhadap Earnings Management Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun (Wijaya dan Christiawan, 2014), Pengaruh Profitabilitas, Resiko Keuangan, Nilai Perusahaan, Struktur Kepemilikan dan Devidend Payout Ratio Terhadap Perataan Laba (Pratama, 2012), Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba : studi empiris pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI (Butar Butar dan Sudarsi, 2012).Berdasarkan inkonsistensi hasil penelitian sebelumnya maka penelitian ini akan difokuskan terhadap beberapa faktor diatas. 12
13 Menurut Peraturan Nomor IX.I.5 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-643/BL/2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Di dalam peraturan ini ditegaskan bahwa setiap emiten atau perusahaan publik wajib memiliki komite audit dan pedoman kerja komite audit (audit committee charter) dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Komite audit terdiri sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik. ( Berdasarkan penjabaran peraturan diatas, komite audit seharusnya mampu mencegah terjadinya praktik perataan laba karena komite audit berkaitan langsung dengan setiap operasi perusahaan dan penelahaan atas ketaatan kinerja perusahaan dengan peraturan yang berkaitan. Selain itu, komite audit juga melakukan penelahaan dan pemeriksaan internal audit pada perusahaan (Tugas dan Wewenang Komite Audit dalam Peraturan Nomor IX.I.5 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep- 643/BL/2012). Dengan adanya tugas diatas tentunya Komite Audit mampu mencegah terjadinya praktik perataan laba diperusahaan. Pengukuran komite audit dapat dilakukan dengan cara menghitung persentase jumlah komite audit independen diluar komisaris independen terhadap jumlah komite audit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani et al (2016) yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap perataan laba. Namun, hasil penelitian yang berbeda ditemukan oleh Marpaung dan Latrini (2014) memiliki hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Selanjutnya ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat menjadi salah satu parameter dalam menentukan size suatu perusahaan dan juga 13
14 mampu memberikan suatu gambaran terhadap investor, pemerintah dan publik. Menurut Gerayli et al (2011) dan Butar Butar dan Sudarsi (2012) ukuran perusahaan dapat diukur salah satunya dari total aset yaitu dengan cara logaritma natural total aset perusahaan. Total aset dari suatu perusahaan cenderung jauh lebih mendapat perhatian investor, pemerintah dan publik. Perusahaan besar cenderung akan memberikan gambaran kesan bahwa perusahaan tersebut aman dengan jumlah asset yang besar dengan hutang yang kecil serta laba yang meningkat setiap tahun. Hal ini didukung dengan pernyataan Moses (1987), dalam Butar Butar dan Sudarsi (2012) yang menyatakan perusahaan dengan size yang besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah. Oleh karena itu perusahaan besar akan menghindari kenaikan laba secara drastis supaya terhindar dari kenaikan pembebanan biaya oleh pemerintah. Sebaliknya penurunan laba secara drastis memberikan sinyal bahwa perusahaan dalam masa krisis. Pernyataan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Butar dan Sudarsi (2012), Kharisma dan Agustina (2015) yang menyatakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perataan. Namun, hasil berbeda ditemukan oleh Octavania dan Asyik (2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Selanjutnya variabel perpajakan. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Penjelasan dalam UU KUP No. 16 tahun 2009). Contoh kasus manajemen laba dengan faktor pajak adalah kasus PT Asian Agri di tahun Modusnya dengan cara menjual minyak kelapa sawit ke 14
15 perusahaan afiliasi diluar negeri dengan harga dibawah harga pasar sehingga penjualan menjadi kecil dan juga akan menekan pajak dalam negeri. Bentuk manajemen laba yang digunakan oleh PT Asian Agri ini mengakibatkan pajak dalam negeri dapat di tekan. Berdasarkan kasus diatas, pajak tentu akan membebani setiap perusahaan karena menambah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Pajak dapat diukur dengan cara membagi pajak tahun berjalan dengan total aset. Ini sesuai dengan pernyataan Tanomi (2012) dalam Wijaya dan Christiawan (2014) akibat dari motivasi pajak manajer akan berusaha menggeser laba dari satu periode ke periode selanjutnya guna meminimalisir laba. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wijaya dan Christiawan (2014) dan Amanda dan Febrianti (2015) pajak memiliki pengaruh positif terhadap perataan laba. Namun, dalam penelitian Pratiwi dan Handayani (2014) pajak tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perataan laba Karena adanya ketidak konsistenan ini oleh karena ini maka penulis mengambil variabel pajak sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini. Kepemilikan manajerial mempunyai arti bahwa kepemilikan perusahaan juga dimiliki oleh manajemen. Hal ini diharapkan agar manajer memiliki pemikiran yang sama sebagai pemilik dan berusaha untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan aturan yang berlaku dan memiliki etos kerja yang tinggi sehingga pengawasan terhadap perusahaan akan lebih baik. Dampak dari kepemilikan manajerial yang diharapkan adalah laporan keuangan yang dihasilkan memiliki independesi dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Kepemilikan Manajerial dapat diukur dengan cara menghitung jumlah persentase saham yang dimiliki manajemen dari jumlah saham yang beredar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Pratama (2012) yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap perataan laba. 15
16 Tetapi, hal ini bertentangan dengan Marpaung et al (2014) dan Pratiwi et al yang mengatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Selanjutnya kualitas audit, dalam pemberian opini audit oleh auditor harus dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan terhadap transaksi-transaksi perusahaan. Selama pengujian dan pemeriksaan auditor akan menentukan apakah pencatatan untuk laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Selain itu auditor akan memeriksa apakah transaksi yang telah dicatat sesuai dengan waktu pengakuan dari transaksi tersebut. Sehingga semakin baik opini yang didapat perusahaan tentu tindakan manajemen lama semakin kecil. Dalam hal ini menurut Gerayli et al (2011) dan Marpaung et al (2014) kualitas audit dapat di ukur dengan ukuran KAP (KAP big-four dan KAP non big-four). Berdasarkan penelitian sebelumnya, Marpaung dan Latrini (2014) menemukan bahwa kualitas audit memiliki pengaruh negatif terhadap perataan laba. Namun menurut Kharisma dan Agustina (2015) kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Berdasarkan inkonsistensi dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi perataan laba dan juga berdasarkan fenomena terhadap perataan laba. Maka, penulis dalam penelitian ini bermaksud untuk meneliti lebih jauh mengenai variabel-variabel tersebut, terkait pengaruhnya terhadap perataan laba. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian ini dengan judul PENGARUH KOMITE AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN, PAJAK, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Empiris Pada Emiten Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun ). 16
17 1.3 Perumusan Masalah Salah satu bentuk manajemen laba adalah perataan laba atau income smoothing. Perataan laba merupakan tindakan yang dapat dilakukan oleh setiap perusahaan di setiap negara. Penulis telah menjabarkan beberapa kasus mengenai manajemen laba pada subbab sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa praktik manajemen laba dalam bentuk apapun mampu dan dapat dilakukan oleh siapapun dan tentu dapat merugikan investor, pemerintah, dan publik. Tetapi tentu saja tidak bagi perusahaan yang melakukan manajemen laba Terdapat 4 bentuk manajemen laba yaitu, taking a bath, income minimization, income maximization and income smooting. Dan Contoh kasus manajemen laba yaitu, kasus Enron di Amerika tahun , Kasus PT Kimia Farma dan Indofarma tahun 2001, dan Kasus Toshiba Corp tahun Berdasarkan contoh kasus yang telah dijabarkan oleh penulis pada subbab sebelumnya, segala bentuk manajemen laba tentu hanya menguntungkan satu pihak yaitu perusahan yang melakukannya. Keuntungannya adalah peningkatan pembelian saham karena perusahaan memanipulasi laba dengan cara meningkatkan laba atau menurunkan harga pokok penjualan. Dan tentu hal ini merugikan investor, pemerintah sebagai regulator dan publik lainnya. 1.4 Pertanyaan penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana komite audit, ukuran perusahaan, pajak, kepemilikan manajerial, kualitas audit dan perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun ? 2. Apakah komite audit, ukuran perusahaan, pajak, kepemilikan manajerial dan kualitas audit berpengaruh secara simultan terhadap perataan pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun ? 17
18 3. Apakah komite audit berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun ? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun ? 5. Apakah pajak berpengaruh terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun ? 6. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun ? 7. Apakah kualitas audit berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun ? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui komite audit, ukuran perusahaan, pajak, kepemilikan manajerial, kualitas audit dan perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Untuk mengetahui pengaruh komite audit, ukuran perusahaan, pajak, kepemilikan manajerial dan kualitas audit secara simultan terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Untuk mengetahui pengaruh komite audit secara parsial terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
19 5. Untuk mengetahui pengaruh pajak secara parsial terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial secara parsial terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit secara parsial terhadap perataan laba pada emiten sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Manfaat penelitian Aspek Teoritis Kegunaan teoritis yang ingin dicapai dalam pengembangan pengetahuan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perataan laba seperti komite audit, ukuran perusahaan, pajak, kepemilikan manajerial dan kualitas audit pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI. 2. Penelitian ini diharapkan memberikan referensi untuk penelitian selanjutnya Aspek Praktis Kegunaan praktis yang ingin dicapai dalam penerapan pengetahuan sebagai hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Shareholder Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam peningkatan pengawasan terhadap manajemen perusahaan selama operasi perusahaan berlangsung sehingga dapat meminimalisir praktek perataan laba. 19
20 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengawasan yang lebih ketat dalam operasional perusahaan sehingga praktik perataan laba dapat diminimalisir. 3. Bagi Auditor Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi auditor dalam mencermati faktor yang dapat mempengaruhi perataan laba sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam auditnya, sehingga diharapkan pendeteksian praktik perataan laba dapat ditingkatkan. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah website resmi Bursa Efek Indonesia ( ) dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur.data penelitian ini di ambil dari laporan tahunan yang diperoleh dari website resmi masing-masing perusahaan, dan Bursa Efek Indonesia ( Periode Penelitian Periode penelitian ini menggunakan laporan tahunan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Sistematika Penulisan Tugas Akhir Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari beberapa sub-bab. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. 20
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi dasar acuan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, identifikasi variabel independen (komite audit, ukuran perusahaan, pajak, kepemilikan manajerial dan kualitas audit) dan variabel independen (perataan laba), definisi operasional variabel, tahapan penelitian, jenis dan sumber data (populasi dan sampel) serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang deskripsi hasil penelitian yang telah diidentifikasi, analisis model dan hipotesis, dan pembahasan mengenai variabel independen (komite audit, ukuran perusahaan, pajak, kepemilikan manajerial dan kualitas audit) terhadap varibel dependen (perataan laba). BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas tentang beberapa kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan, dan saran-saran yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan penelitian selanjutnya. 21
22 22 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
LAMPIRAN 1. Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite. Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau
LAMPIRAN 70 71 LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau Keuangan No Nama Perusahaan Tahun 1 Indocement
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
47 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Pengertian Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena penundaan audit atau yang dikenal dengan istilah audit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penundaan audit atau yang dikenal dengan istilah audit delay, tidak henti-hentinya dialami perusahaan maupun dilakukan akuntan publik, sehingga
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Perusahaan manufaktur merupakan populasi pada penelitian ini. Periode
digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Perusahaan manufaktur merupakan populasi pada penelitian ini. Periode pengamatan mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
Lebih terperinciLampiran 1. Populasi Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
95 Lampiran 1. Populasi Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 2013 No. Populasi Penelitian 1 Holcim Indonesia Tbk. 2 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 3 Semen
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan. Penelitian ini menguji pengaruh utang terhadap kualitas laba pada perusahaan
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh utang terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut di BEI dari tahun 2006 sampai 2010. Kualitas laba
Lebih terperinciNO SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN JENIS USAHA/ INDUSTRI
DAFTAR LAMPIRAN 1 Lampiran 1 : Daftar Nama Sampel Perusahaan Terseleksi NO SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN JENIS USAHA/ INDUSTRI 1 ADES ADES (Akasha Wira International Tbk) Makanan & Minuman 2 AKPI AKPI (Argha
Lebih terperinciLampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun
79 80 Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2007-2010 NO. NAMA PERUSAHAAN KODE 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI 3 PT Asahimas Flat
Lebih terperinciLAMPIRAN. Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan
LAMPIRAN Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode 2013-2015 No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan 1 Indocement Tunggal Prakasa Industri Dasar dan Kimia 2 Semen Baturaja Industri Dasar dan Kimia 3 Holcim
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008:59) objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2008:59) objek penelitian merupakan suatu atribut atau
Lebih terperinci2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk.
Lebih terperinciDAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA
Lampiran 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA THN No Kode Perusahaan Y X1 X2 X3 2011 1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3.98914427 0.59677419 0.0106 0.510 2 SMCB PT.
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel yang menjadi perhatian peneliti.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian tersebut adalah pelaporan laba/rugi perusahaan, ukuran perusahaan,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Populasi perusahaan adalah perusahaan manufaktur
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun 2012-2015 NO Nama Perusahaan Kode Kriteria 1 2 3 Sampel 1 Akasha Wira International Tbk ADES 1 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia atau BEI (dulu BEJ=Bursa Efek Jakarta) diklasifikasikan kedalam 9 sektor yang didasarkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor menginvestasikan dana bertujuan memaksimumkan kekayaannya yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha memaksimumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan
Lebih terperinciDaftar Perusahaan Sampel. No Nama Perusahaan Jenis Industri. 1 PT. Astra Graphia, Tbk Elektronik & Elektrik
68 Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel No Nama Perusahaan Jenis Industri 1 PT. Astra Graphia, Tbk Elektronik & Elektrik 2 PT. Multipolar, Tbk Elektronik & Elektrik 3 PT. Metrodata Electronics, Tbk Elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia telah mengakui bahwa pasar modal merupakan sarana yang handal untuk mobilisasi dana. Apabila dikelola secara profesional, suatu negara yang hanya
Lebih terperinciLampiran 1 Data Sampel Perusahaan
Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan No Perusahaan Nama Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira Inernational Tbk 2 ALKA PT Alaska Industrindo Tbk 3 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 4 AMFG PT Asahimas Flat
Lebih terperinciGrey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut : 5.1.1 Perkembangan Tingkat
Lebih terperinciDaftar Populasi dan Perusahaan Sampel
Lampiran 1 Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4-1 ADES ADES ALFINDO PUTRASETIA X - 2 ADMG POLYCHEM INDONESIA x X x - 3 AKKU ANEKA KEMASINDO UTAMA x X x
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu mengharapkan pertumbuhan usaha yang baik bagi kelangsungan hidup usahanya dan sekaligus dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham.
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan no perusahaan 1 PT. Alakasa Industrindo Tbk. 2 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. 3 PT. Apac Citra Centertex Tbk. 4 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk. 5 PT. Argo Pantes
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative. Adapun kriteria
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diharuskan menaati ketentuan yang telah ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal, yaitu salah satunya menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Rudianto (2006:7), akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
Lebih terperinciTabel II.1 Penelitian Mengenai Tindakan Perataan Laba di Pasar Modal Indonesia
L1 Tabel II.1 Penelitian Mengenai Tindakan Perataan Laba di Pasar Modal Indonesia Peneliti, Tahun Permasalahan Sampel Metodologi Hasil Anna Suzanti Meneliti apakah ada pengaruh 130 perusahaan Teknik analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di Indonesia, lembaga yang terlibat di pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990, tentang bursa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal dan menjamin
Lebih terperinciLAMPIRAN SAMPEL PENELITIAN. 1. Sample Penelitian
LAMPIRAN SAMPEL PENELITIAN 1. Sample Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN TAHUN 1 ADES Akasha Wira International Tbk 2013 2014 2015 2 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 2013 2014 2015 3 ALMI Alumindo Light Metal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan kelompok manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.
20 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. 1.2. Populasi dan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan diatur dalam Undang Undang No.8 Tahun 1995, dimana mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar
Lebih terperinciLAMPIRAN I TABEL PERUBAHAN DAR. PERUSAHAAN Aqua golden missisippi
LAMPIRAN I TABEL PERUBAHAN DAR PERUSAHAAN 2006 2007 2008 2009 Aqua golden missisippi -0.02326 0-0.02381 0.02439 Astra internasional -0.07407 0.125 0-0.1 Astra otoparts -0.08571-0.07895-0.0625-0.1 Sepatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi di indonesia menunjukkan angka yang poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka dunia usaha pun dihadapkan pada kondisi persaingan yang semakin ketat. Semakin ketatnya persaingan
Lebih terperinciBAB IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Pembahasan tentang analisa pengaruh ukuran dewan komisaris, size, likuiditas, dan profitabilitas terhadap pengungkapan informasi sosial pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 3 ASII PT. Astra International Tbk 4 AUTO PT. Astra Otopart Tbk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010:118) objek penelitian adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010:118) objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang terdapat pada situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
Lebih terperinciLAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN
LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor 1 ASII Astra Internasional Tbk. Otomotif & Komponen 2 AUTO Astra Otoparts Tbk. Otomotif & Komponen 3 BATA Sepatu Bata Tbk. Alas Kaki 4 BRAM
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. adalah sebagai berikut: laporan keuangan perusahaan, meliputi neraca
43 BAB IV ANALISIS DATA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa
Lebih terperinciBAB V. SIMPULAN dan SARAN. memanipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi dan biaya diskresioner. Dari
BAB V SIMPULAN dan SARAN V.. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara khusus,
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, PAJAK, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PEMBAYARAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN NON FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Bondan Satrio Aji 13061041 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang ataupun
Lebih terperinciDAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN No Kode Nama Perusahaan. 1. AKPI Argha Karya Prima Industry
Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013-2015 No Kode Nama Perusahaan 1. AKPI Argha Karya Prima Industry 2. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 3. ASII
Lebih terperinciPerkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :
LAMPIRAN 1 Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama 2010-2012: No. Nama Perusahaan Kode Tanggal 2010 2011 2012 IPO 1
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN
LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN Lampiran Sampel Perusahaan TAHUN Nama perusahaan Kode perusahaan 2013 PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk ASII 2013 PT ASTRA OTOPARTS Tbk AUTO 2013 PT Indospring TBK INDS 2013 PT Berlina
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Agus R Sartono Manajemen Keuangan, Edisi ketiga, BPFE, Algifari Analisis Teori Regresi:Teori Kasus Dan Solusi, BPFE,
DAFTAR PUSTAKA Agus R Sartono. 1998. Manajemen Keuangan, Edisi ketiga, BPFE, Yogyakarta. Algifari. 2000. Analisis Teori Regresi:Teori Kasus Dan Solusi, BPFE, Yogyakarta. Bambang Riyanto. 1995. Dasar-dasar
Lebih terperinciLampiran 1. Data Fenomena Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode
Lampiran 1. Data Fenomena Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013 No Nama Perusahaan Tahun 2010 2011 2012 2013 1 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel 2010
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel 2010 No Nama Perusahaan Kode Saham 1 Polychem Indonesia Tbk. ADMG 2 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] AMFG 3 Asiaplast Industries Tbk. APLI 4 Arwana Citramulia Tbk. [S] ARNA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua perusahaan yang go public terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) harus melapor dan memperlihatkan hasil audit independen atas laporan keuangan perusahaannya untuk bisa dibaca
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa (BEI). Obyek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga sebagai. dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah salah satu informasi yang berperan penting dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia saat ini menyebabkan adanya
Lebih terperincipembuatan produk. Sebuah perusahaan induk dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1 Sejarah Perusahaan Manufaktur di Indonesia Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan induk dikatakan perusahaan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran A Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian No Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 Astra Agro Lestari 1 2 Arwana Citra Mulia - 3 Argha Karya Prima Ind - - 4 Polychem Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ukuran pasar dalam sektor industri tertentu mengindikasikan potensi pasar dan tingkat kompetisi dalam industri tersebut. Jika pertumbuhan ukuran
Lebih terperinci1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk
Lampiran 1. Nama Perusahaan Sampel No Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 4 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN III.1. Teknik Pengumpulan Sampel Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data panel. Penelitian ini menggunakan data berupa laporan keuangan kuartal emiten serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Omzet Penjualan Sektor Food And Beverage Tahun (dalam Triliun Rupiah) Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam Undang-Undang No.3 tahun 2014 tentang perindustrian Pasal 1 disebutkan bahwa Perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang paling banyak digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana.tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Penelitian ini menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, opinion
BAB V KESIMPULAN V.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan reputasi KAP terhadap pemberian opini audit going concern yang dilakukan oleh auditor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut www.idx.co.id pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
107 DAFTAR PUSTAKA Altia,Shinta Widosar. Rahardja.2012. Analisis factor - faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 2010. DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING
Lebih terperinciDaftar Populasi Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi Penelitian No. Nama Emiten Kode Kriteria 1 2 3 1. PT Akasha Wira Internasional Tbk ADES X - 2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA X - 3. PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Transaksi jualbeli yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di PT. Bursa Efek Indonesia, tepatnya pada Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN. Daftar Perusahaan Sampel
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel NO NAMA PERUSAHAAN KRITERIA 1 2 3 SAMPEL 1 Akasha Wira International Tbk. x - 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. x - 3 Cahaya Kalbar Tbk. x - 4 Davomas Abadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan suatu pasar yang terdiri atas instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu pemerintah atau perusahaan swasta dan dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak diambil secara langsung di lapangan tetapi merupakan data
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran i Populasi Penelitian Kriteria Company
LAMPIRAN Lampiran i Populasi Penelitian Kriteria No Company 1 2 3 Sampel 1 PT. Holcim Indonesia Tbk V V _ 2 PT. Indocement Tunggal Prakasa V V V 1 3 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk V V V 2 4 PT. Arwana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang ditandai dengan masuknya dana-dana asing
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal terbesar di Indonesia hasil gabungan antara Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta pada tahun 2007.
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sam 1 2 3 pel 1 Akasha Wira International Tbk ADES 1 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA - - 3 Tri
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INDUSTRI MANUFAKTUR Sekilas Tentang Perusahaan Manufaktur
BAB II DESKRIPSI INDUSTRI MANUFAKTUR 2.1. Sekilas Tentang Perusahaan Manufaktur Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan 1 AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk 2. ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk 3. ASII PT.
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan 1 AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk 2. ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk 3. ASII PT. Astra International, Tbk 4. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang dikaji di dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan manufaktur berlomba-lomba untuk memajukan jenis usahanya untuk mencapai laba yang maksimal. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Laba Kotor, Laba Bersih dan Arus Kas. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang tersedia seefisien mungkin sehingga
Lebih terperinci% Transportasi 8 Lembaga Keuangan % 9 Perdagangan, Jasa, dan Investasi % Total % Sumber :Data sekunder yang diolah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah jenis perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hutang perusahaan sangat berkaitan erat dengan struktur modal suatu perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pendanaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Desember 2015. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Aditama, 2013). Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (Aditama, 2013). Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Data Identitas Perusahaan Sampel. 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
LAMPIRAN Data Identitas Perusahaan Sampel NO KODE NAMA EMITEN 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 FAST PT Fastfood Indonesia Tbk 3 MYOR PT Mayora Indah Tbk 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada calon investor
Lebih terperinciKemampuan Efisiensi Perusahaan Dalam Menghasilkan Laba Pada Sektor Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian Global
Kemampuan Efisiensi Perusahaan Dalam Menghasilkan Laba Pada Sektor Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian Global Pendahuluan Adanya PBB sebagai salah satu organisasi dunia,
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan oleh : HENDYAWAN ACHMAD TAUFANI / FEB / EM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2012 SKRIPSI Diajukan oleh : HENDYAWAN ACHMAD TAUFANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha telah merambah ke berbagai negara termasuk Indonesia. Dampak dari persaingan tersebut memberikan konsekuensi yang positif maupun negatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan akhir-akhir ini mengalami suatu kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi bagi investor dan kreditur, yang menunjukan kinerja perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis yang seiring berkembang, membuat kebutuhan akan informasi keuangan semakin meningkat. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan sumber informasi
Lebih terperinci