PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR DI SUNGAI BATANG MIMPI KENEGARIAN GUNUNG MEDAN KABUPATEN DHARMASRAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR DI SUNGAI BATANG MIMPI KENEGARIAN GUNUNG MEDAN KABUPATEN DHARMASRAYA"

Transkripsi

1 PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR DI SUNGAI BATANG MIMPI KENEGARIAN GUNUNG MEDAN KABUPATEN DHARMASRAYA Hendrik Efendi,Lusi Utama, Zahrul Umar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang Abstrak Kenegarian Gunung Medan yang terletak di Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya sering mengalami banjir, bencana banjir ini terjadi diakibatkan oleh Sungai Batang Mimpi yang tidak mampu menampung curah hujan. Luapan banjir menggenangi daerah pemukiman, persawahan, serta perkebunan yang berada di sekitarnya. Genangan air dapat mencapai 80 cm.oleh karena itu perlu dilakukan Normalisasi Batang Mimpi berupa perencanaan dimensi penampang, serta analisa stabilitas perkuatan tebing. Dalam perencanaan menggunakan data curah hujan dari tahun , yang didapat dari Stasiun Pulau Punjung, Stasiun Koto Baru Piruko dan Stasiun Padang Sidondang. Perhitungan curah hujan rata-rata menggunakan metode aljabar didapat curah hujan rata-rata 140,06 mm, berdasarkan data ini dihitung curah hujan rencana 5 tahun dengan menggunakan metode Gumbel didapat R 5 = 178,550 mm, selanjutnya dihitung debit banjir rencana 5 tahun dengan metode Hasper dan diperoleh Q 5 = 183,444 m 3 /dtk. Dengan menggunakan debit banjir 5 tahun direncanakan penampang sungai berbentuk trapesium dengan lebar(b) =21 m dan tinggi (h)=3,50 m, faktor keamanan stabilitas perkuatan tebing terhadap geser didapat 1,92 > 1,2 dan terhadap guling didapat 3,71 > 1,5. Kata kunci : banjir, sungai, normalisasi, penampang. Pembimbing I Pembimbing II Ir. Lusi Utama, M.T. Dr. Ir. Zahrul Umar, Dipl,H.E.

2 PLANNING FLOOD CONTROL RIVER IN BATANG MIMPI KENEGARIAN GUNUNG MEDAN DISTRICK DHARMASRAYA Hendrik Efendi,Lusi Utama, Zahrul Umar Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University in Padang Abstrak Kenegarian Gunung Medan, located in District Sitiung Dharmasraya often experience flooding, the flooding occurred due to Sungai Batang dream unable to accommodate rainfall. Outburst floods inundated residential areas, rice fields and plantations in the surrounding areas. Stagnant water can reach 80 cm.oleh because it needs to be done in the form of normalization Rod Dreams perencanaandimensi cross-section, as well as strengthening the stability analysis of the cliff. In planning the use of rainfall data from the years , which is derived from the Arbor Island Station, Station Koto Baru Padang Sidondang Piruko Station. Calculation of average rainfall using algebraic methods gained an average rainfall of mm, based on this data dihitungcurah rain 5-year plan using the Gumbel obtained R5 = mm, then calculated the flood discharge 5-year plan with the method and obtained Hasper Q5 = m3 / sec. By using the 5-year flood discharge river direncanakanpenampang trapezoidal shape with a width (b) = 21 m and a height (h) = 3.50 m, strengthening the stability safety factor against shear cliffs gained 1.92> 1.2 and to bolster obtained 3, 71> 1.5. Kata kunci : flood, river, normalization, cross-section. 1. PENDAHULUAN Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor, Salah satu bencana yang terjadi Kabupaten Dharmasraya adalah Banjir. Banjir merupakan fenomena alam dimana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh sungai, sehingga menimbulkan genangan yang merugikan. Kerugian yang diakibatkan banjir seringkali sulit diatasi baik oleh masyarakat maupun instansi terkait. Banjir disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu daerah tangkapan hujan, durasi hujan yang lama, intensitas hujan yang tinggi, kondisi topografi, dan kapasitas jaringan sungai. Bencana banjir yang terjadi Kabupaten Dharmasraya, tepatnya Kenegarian Gunung Medan yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dibagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang

3 Mimpi. Batang Mimpi ini juga merupakan muara limpasan air dari beberapa sungai seperti Batang Piruko, Batang Runcing, Batang Lapan, Sungai Lawe dan Sungai Palangko pada saat hujan dengan waktu yang bersamaan ke 5 sungai ini menerima curah hujan ini lah yang menyebabkan banjir, Luapan banjir tersebut menggenangi daerah pemukiman, persawahan, serta perkebunan yang berada disekitarnya, genangan air nya cukup tinggi berkisar dari cm. Semua informasi yang didapat adalah berdasarkan hasil survey kelapangan dikenegarian Gunung Medan Kecamatan Pulau Punjung Kab. Dharmasraya pada tanggal 02 Juni untuk itu perlu direncanakan penampang sungai yang mampu menerima curah hujan. Untuk itu dilakukan Perencanaan Pengendalian Banjir Di Sungai Batang Mimpi Kenegarian Gunung Medan Kabupaten Dharmasraya. 2. METODOLOGI 2.1.Kondisi Umum Kawasan Secara geografis wilayah Kabupaten Dharmasraya berada pada posisi 0o 47 7 LS sampai 1o LS dan 101o 9 21 BT sampai 101o BT. Batang Mimpi melalui wilayah kecamatan Pulau Punjung, dan mempunyai anak sungai diantaranya Batang Piruko, Batang Runcing, Batang Lapan, Sungai Lawe dan Sungai Palangko yang mengalir menuju muaranya di Sungai Batang Hari. Batang Mimpi mengalir melalui Kenagarian Gunung Medan, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya dengan panjang km dan luas DAS Batang Mimpi ini sekitar 137,98 km2. Peta kabupaten dharmasraya 2.2.Data Teknis Sungai Data teknis dari DAS Batang Mimpi yang dibutuhkan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu : a. Luas Catchmant (A) = 138 Km² b. Panjang Sungai (L1) = 34,5 Km c. Kemiringan Sungai Ketinggian di hulu= 250 m Ketinggian di hilir=94 m Kemiringan sungai= = 0,00502 m d. Data Morpologi Sungai (Geometrik Sungai). Batang Mimpi memiliki tikungan yang bervariasi, di suatu tempat ada yang rapat dan ada juga yang

4 berjarak. Tepat nya pada lokasi studi yang penulis angkat, keadaan Batang Mimpi yang penulis amati yaitu pada tebing ditikungan luar sangat tergerus akibat banjir. Kondisi tersebut mengancam lahan pertanian dan juga pemukiman. Oleh karena itu harus cepat di benahi. 2.3.Data Hidrologi Topografi Peta Daerah Aliran Sungai Data Curah Hujan Data curah hujan yang digunakan pada lokasi studi terdiri dari Stasiun Koto Baru Piruko dan Stasiun Pulau Punjung, diambil data selama 10 tahun dari tahun 2006 sampai 2015, seperti terlampir dalam tabel berikut: N O TA HU N Pulau Punju ng STASIUN Koto Baru Piruko PadangS idondan g PENGOLAHAN DATA 3.1.Perhitungan Curah Hujan Rata - Rata Dengan Metode Aljabar Cathment Area Batang Mimpi Untuk perhitungan curah hujan ratarata menggunakan metode Aljabar, pengambilan metode ini berdasarkan faktor luas DAS yang < 500 km 2. Metode ini cocok untuk kawasan topografi rata atau datar dan alat penakar tersebar hampir merata. Rumus : R1 R2 R n... Rn Perhitungan : Untuk Tahun 2006

5 R = mm 3 Untuk tahun selanjutnya disajikan dalam tabel berikut : N o TAHU N Pulau Punjun g STASIUN Koto Padang Baru Sidondan Piruk g o (mm ) RATA RATA Σ = Analisa Curah Hujan Rencana Untuk perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan 3 (tiga) metode, yaitu metode Gumbel, metode Normal,dan metode Log person III. Dari ketiga metode tersebut di ambil nilai curah hujan ratarata. Hal ini dilakukan untuk mencari angka curah hujan yang mungkin terjadi dalam periode tertentu Metode Distribusi Gumbel Data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan curah hujan rencana dengan metode gumbel yaitu data curah hujan rata-rata, dengan tahapan sebagai berikut: Rumus : X T = mendapatkan nilai Sx = Dimana : Yt Yn X Sx untuk Sn ( X X ) n 1 X T =Hujan dengan return periode T = Curah hujan maksimum rata-rata n = Banyak data tahun pengamatan Sx = Standart deviasi Yn =Reduced mean (hubungan dengan Y T banyak data, n) =Reduced variate (hubungan dengan return Period, t) Sn= Reduced standar deviation (hubungandengan banyaknya data, n). Return Period (year) Reduced Variated+Yt RedudedVariated (Yt) 2 0, , , , , , , ,2958 2

6 o Perhitungan curah hujan rencana distribusi gumbel No Curah hujan rata-rata: X = = = 140,06 mm Standar deviasi: Sx = = = 36,38 Curah Hujan Rata Rata (Xi-X) (Xi-X)² Juml ah Dengan harga n = 10 maka didapat untuk nilai Sn dan Yn ditentukan dengan menggunakan Tabel hubungan Reduced Mean Yn dan Tabel Reduced Standart Deviation Sn. Maka : Sn = 0,9496 Yn = 0,4952 Yt Yn X T = X Sx Sn X 2 = 140,06+ x 36,38 = 135,129 mm 0,3665 0,4952 0,9496 Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan N Yn Sn Sx Yt Rn 2 0,4952 0, ,38 0, , ,4952 0, ,38 1, , ,4952 0, ,38 2, , ,4952 0, ,38 2, , ,4952 0, ,38 3, , ,4952 0, ,38 3, , ,4952 0, ,38 4, , Metode Distribusi Normal Perhitungan distribusi Normal menggunakan rumus : No. X t X S Kt Curah Hujan Rata Rata (Xi-X) (Xi-X)² Jumlah

7 K T = faktor frekuensi, nilainya bergantung dari T ( table Variabel Reduksi Gauss). Curah hujan rata-rata X Metode Distribusi Log Person III Persamaan Umum : 1400,67 = = = mm 10 Standar Deviasi(Sx) = (Xi - X) n -1 2 = 11912,82 = Tentukan nilai K T dari tabel No Periode Ulang K T Hitung curah hujan kala ulang -tahun X T X K S Perhitungan untuk periode ulang 2,5,10,20,25,50,100 Tahun : = 140,06+ (0 x 36,38) mm Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan 1. Nilai rata-rata log X yang didapat pada perhitungan sebelumnya No periode ulang KT S X T ,38 140, ,84 36,38 170, ,28 36,38 186, ,64 36,38 199, ,71 36,38 202, ,05 36,38 214, ,33 36,38 224,837 Perhitungan curah hujan rencana distribusi log normal No. Log X Curah Hujan n i1 log Xi Log X n 21,33 Log X mm Nilai standar deviasi Log X yang didapat pada perhitungan sebelumnya i (logxilogx)² (logxilogx)³ Jumlah

8 (log xi log x) S log x n 1 S log x 0, S log x Hitung nilai koefisien kemencengan n Cs Cs n 1log X i log X i n 1 n 2S log X ,0453 Dari Nilai Cs = 0,0453 Untuk n = 2 didapat nilai K = Hitung curah hujan kala ulang T-tahun Log X TR log X SLogXxK) a. Metode Gumbel b. Metode Distribusi Normal c. Metode Log Person III Rata-Rata Curah hujan Rencana Ketiga Metode Meto de Perio de Cura h Huja n R2 R5 R10 R25 R50 GUMB EL NORM AL 10 21,33-2, ,1130 LOG- PEARSO ON III RATA- RATA 135, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,066 R , , , ,048 Untuk periode ulang 2,5,10,20,25,50,100 Tahun Log X 2 =2, (0,1130 x -0,0059) =2,1324 Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan No T Log Xn Xn 1 2 2, , , , , , Tidak ada Tidak ada , , , , , , Uji Keselarasan Sebaran Dengan Smirnor-kolmogorof Dari semua metode yang digunakan, penentuan jenis distribusi memakai tiga metode, Metode Gumbel,Metode Normal,dan Metode Log Person III. Hasil perhitungan uji keselarasan sebaran smirnov-kolmogrof untuk metode Gumbel adalah sebagai berikut : Analisa curah hujan rencana yang dipakai merupakan rata-rata dari 3 (tiga) metode yang digunakan:

9 Perhitungan nilai T f(t) Sn Yn Yt T Keterangan tabel 4.14 dan 4.15 : I= nomor urut data Xi= data hujan diurut dari yang besar ke kecil P(Xi) = peluang empiris f(t) = untuk distribusi probabilitas Gumbel, dimana K T = f(t) P (Xi) = ditentukan berdasarkan nilai Yn, Sn. ( I Made Karmiana. 2011) Contoh Untuk nilai f(t) = 1,91, Yn = 0,4952, Sn = 0,9496 Maka berdasarkan persamaan (4.15) di dapat nilai Yt = 2,3071 dapat dihitung T = 10,5540 tahun, sehingga dapat dihitung peluang teoritis P (Xi) = 1/T =1/10,5540 = 0,094. Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara perhitungannya adalah sama. Kesimpulan: Syarat ( P MAX ) < ( P kritis ) = hasil metode sebaran yang diuji dapat diterima. Kesimpulan perhitungan Uji Distribusi Probabilitas dengan Metode Smirnov- Kolmogorov. N o 1 2 Jenis Seli ( P max ) ( P kritis ) Proba sih bilitas Proba bilitas Norma l Proba bilitas Gumb el Proba bilitas Log Person III Setelah dilakukan uji distribusi probabilitas dari 3 metode untuk menghitung debit rencana maka metode yangdipakai yaitu: Metode Gumbel karena nilai ( P max ) terkecil selisih terbesar. 3.5.Analisa Debit Banjir Rencana Keterang an Dapat diterima Dapat diterima Dapat diterima Analisa debit banjir yang dilakukan dengan periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, 25 tahun, 50 tahun dan 100 tahun. Proses perhitungan debit banjir dimulai dengan pengumpulan data hujan dan topografi. Setelah data curah hujan rata-rata dan curah hujan rencana didapat maka dilanjutkan dengan perhitungan debit banjir rencana. Berdasarkan hasil penentuan distribusi dan uji keselerasan, maka data curah hujan harian maksimum

10 yang akan digunakan untuk analisis debit banjir rencana adalah hasil dari distribusi probabilitas gumbel Analisa Debit Rencana Metode Melchior Panjangsungai : L 1 = 34,5 km L 2 = 2/3 L 1 = 2/3 x 34,5 = 22,77 km LuasEllips Melchior (F) F = ¼ x x L 1 x L 2 = ¼ x 3,14 x 34,5 x 22,77 = 616,668 km 2 Koefisien Run Off (α) = 0,65 (hutan dengan kelebatan sedang) F = 616,668km 2 Berdasarkan hasil interpolasi q terhadap luas (f). ( ) = 2,73m 3 /dtk/km. Kemiringan Sungai L = 0,9 L 1 = 0,9 x 34,5 = 31,05 km = m H = H 1 -H 2 = = 156m S = = = 0,00502 S = 20 % x S = 20 % x 0,00502 = 0,0010 WaktuKonsentrasi V= 1,31 =1,31 = 0,365 m/dtk = 3600 x 0,365 = 1317,52 m/jam Tc= = = 23,56 jam a. T= 23,56jam F=616,668km 2 q = 2,5m 3 /dtk/km 2 (grafik Melchior) V= 1,31 = 1,31 = 0,358m/dtk = 3600x 0,358 m/jam = 1291,73 m/jam Tc = = = 24,03 jam b. T= 24,03jam F =616,668km 2 q= 2,3m 3 /dtk/km 2 (grafikmelchior) V= 1,31 = 1,31 = 0,352m/dtk = 3600 x 0,352 m/jam = 1270,36 m/jam Tc = = = 24,44 jam c. T= 24,44jam F =616,668km 2

11 V= 1,31 = 1,31 = 0,349m/dtk q= 1,9m 3 /dtk/km 2 (grafik Melchior) = 3600 x 0,349 m/jam= 1256,40 m/jam Jadi: Tc= = = 24,71 jam t = 24,71jam = 1482,60menit Dari daftar II Melchior didapat19 %q = 1,9 + (19% x 1,9) = 2,261m 3 /dtk/km 2 Menghitung Debit Rencana Q 2 = α x A x q x (Rt/200) = 0,65 x 138x 2,261 x (135,129 /200) = 137,029 m 3 /det Hasil perhitungan debit banjir metode melchior. T R T (m m) 135, , , , , ,3 21 A A (km 2 ) q 0, ,261 0, ,261 0, ,261 0, ,261 0, ,261 0, ,261 Q T (m 3 /d et) 137, , , , , ,50 0 yang diperhitungkan adalah tinggi curah hujan pada titik pengamatan. Rumus umum : Q = α. β. f.q 1. Hitung besarnya koefisien daerah pengaliran Luas Pengaliran = 138 km , = 0, , 7 2. Hitung waktu konsentrasi (t) Panjang Sungai = 34,5 km Kemiringan rata-rata sungai = 0,00502 Maka waktu konsentrasi (t) : 3. Hitung nilai koefisien reduksi Analisa debit rencana metode Hasper Pada perhitungan debit banjir rencana metode Hasper, tinggi hujan β 1 1 8,31 3, , , , , / 4 1,818

12 4. Hitung hujan maksimum (q) R T = 135,129 mm (perhitungan curah hujan periode 2 tahun) Untuk t = 2-19 jam Rekap hasil perhitungan debit banjir rencana masing-masing metode. Periode Ulang Tahunan Metode Melchior Metode Hasper 2 137, ,933 Rt 8,31135, ,614 8, , , , ,982 Sehingga : , , , , , ,470 = 4,031 m 3 /dtk/km 2 5. Hitung debit banjir kala ulang T-tahun (Q) β Debit banjir kala ulang 2 tahun Q 2 = 0,4541 x 0,550 x138 x 4,031= m 3 /dt. Perhitungan untuk periode ulang 2, 5, 10, 20, 25, 50, dan 100 tahun. Hasil perhitungan metode hasper Untuk nilai debit banjir rencana diambil Metode Hasper. Q5 = 183,444 m 3 /dt 3.6.Perhitungan Dimensi Penampang Dalam merencakan dimensi penampang Batang Mimpi menggunakan data debit rencana periode ulang 5 tahun sebesar 183,444 m3/dtk. Dimensi Normalisasi Batang Mimpi direncanakan dengan menggunakan saluran trapezium. T R T Q(m3/dtk) 2 135, , , , , ,982 h H , ,432 I I , ,987 B , ,470

13 Rumus : Penampang Saluran Trapesium Q = A. V A = (b + m. h) h P = b + 2 h R = A/P V = 1/n. R 2/3. I 1/2 Dimana : Q = Debit (m 3 /detik) V = Kecepatan aliran rata-rata (m/detik) n = Koefisien kekasaran manning R = Jari-jari hidrolis (m) P = Keliling basah (m) m = Talud A = Luas keliling basah (m 2 ) I = Kemiringan saluran Data Desain : Q 2 normal desain = 138,933 m 3 /detik Q 5 banjir desain = 183,444 m 3 /detik I dasar sungai = 0,00502 Penampang desain berbentuk trapesium majemuk dengan talud 1 : 1 Direncanakan Lebar B = 21 m Koef. Manning (n) = 0,035 Mencari tinggi h Tinggi h didapat dengan menggunakan cara Trial and error : Hasil perhitungan nilai h1 h(m) B(m) A(m2) P(m) R 2/3 V(m/dtk) Q(m3/dtk) 1, ,00 25,00 0,88 2,17 47,714 2, ,00 29,00 1,59 3,21 147,757 2, ,04 29,80 1,71 3,38 172,553 2, ,75 31,00 1,90 3,62 212,675 3, ,00 33,00 2,18 3,97 286,035 4, ,00 37,00 2,70 4,58 458,213 Dari perhitungan diatas didapatkan tinggi h 1 = 2,44 m 2,50, sehingga : A = (b 1 + m. h) h = ( x 2,50) 2,50 = 58,75 m² P = b + 2 h = (2,50) = 31,00 m R= A/P = 58,75/31,00 =1,90 m V= 1/n. R 2/3. I 1/2 = 1/0,035.1,90. 2/3. 0, /2 = 3,62 m/detik Q = A. V = 58,75 x 3,62 = 212,675m3/dtk = 212,675m 3 /dtk>q desain =183,444 m3/dtk... ok! Tinggi Penampang untuk Q desain = 212,675 m 3 /dtk adalah (h) = 2,50 m.

14 Tinggi keseluruhan tanggul (H) = h + f = 2,50 m + 1m = 3,50 m 2,5 m 3,5 m 21 m Hasil perhitungan dimensi penampang 3.7.Perhitungan stabilitas perkuatan tebing Perhitungan stabilitas bertujuan untuk memeriksa stabilitas perkuatan tebing terhadap guling dan geser serta memeriksa tegangan tanah yang timbul akibat gaya yang ditimbulkan oleh beban konstruksi. Gaya-gaya yang bekerja antara lain : 1.Akibat berat sendiri 2.Akibat gaya gempa 3.Akibat tekanan tanah Data-data : Berat isi tanah lempung (γs) = 1,59 t/m 3 Berat jenis batu kali = 2,2 t/m 3 Sudut geser tanah (Ø) = 11 - Kohesi (C) = 0,23 Akibat Berat Sendiri (Pada saat debit kosong) Berat sendiri perkuatan tebing adalah berat yang diakibatkan oleh bangunannya.berat sendiri perkuatan tebing tergantung kepada bahan yang digunakan untuk membuat bangunan perkuatan tebing tersebut. Dalam tinjauan ini bahan yg digunakan adalah beton bertulang dengan berat jenis ɣ = 2,4 t/m 3 dan pasangan batu kali dengan berat jenis ɣ = 2,2 t/m 3. α 1 = arc tan α 2 = arc tan = 45 = 45 Gaya (W 1 ) = -(0,5. 2). 2,4= -2,4 Lengan momen (W 1 ) = = -0,25 m Momen (W 1 ) = Gaya.Jarak = -2,4. -0,25 = -0,66 t Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai berikut : Momen Beban Gaya (t) Jarak (m) (t.m) W1 2,4 0,25-0,6 W2 1,2 0,66-0,79 W3 10,86 3,99-43,33 W4 1,2 4,74-5,68 Σ =15,66 Σ =-50,40

15 Akibat gaya gempa K = = = 0,112 Gaya yang diakibatkan oleh gempa harus diperhitungkan terhadap kekuatan bangunan.gaya gempa ini bekerja ke arah yang berbahaya dengan garis kerja melewati titik bangunan dalam mendatar.pada Peta Zona Gempa Indonesia dapat dilihat pembagian wilayah gempa yang berbeda. Koefisien gempa dapat dihitung dengan menggunakan rumus : K = ad = n (ac x z) m Dimana : K = Koefisein gempa ad = Percepatan gempa desain (m/dt 2 ) ac = Percepatan gempa dasar (m/dt 2 ) V = Faktor koreksi pengaruh jenis tanah setempat Z = Koefisien zona gempa n = Faktor koreksi pengaruh jenis tanah setempat m = Koefisien untuk jenis tanah q = Percepatan gravitasi (980 cm/dt 2 ) Diketahui : Z = 2,11 (gambar zona gempa sumatera) ac = 85 m/dt 2 n = 2,76 ad = n( ac x z) m = 2,76(85 x 2,11) 0,71 = 109,9 Gaya gempa yang bekerja secara horizontal pada titik tangkap gaya berat sendiri bangunan. He = K x G Dimana : He = koefisien gempa G = gaya per segmen He = K x G= -0,112 x -2,4= -0,26 t Momen= -0,40. 1= -0,26 t.m Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai berikut : Segmen Gaya (t) Koefisien Gempa Gaya Gempa (t) Jarak (m) Momen (t.m) W1 2,4 0,112 0,40 1-0,26 W2 1,2 0,112 0,13 0,66-0,08 W3 10,86 0,112 1,21 3,75-4,53 W4 1,2 0,112 0,13 5-0,65 Σ =15,66 Akibat tekanan tanah Σ =1,87 Gaya-gaya yang timbul akibat tekanan tanah dapat dihitung dengan menggunakan rumus : P Dimana : P = ½. ɣˈ.l². Ka = Gaya akibat tekanan tanah (t) ɣˈ = Berat jenis tanah efektif (t/m 3 ) Ka ɣˈ Dimana : = Tekanan tanah aktif = ɣ s - ɣ w ɣˈ = Berat jenis efektif tanah (t/m 3 ) Σ =- 5,52

16 ɣ s = Berat jenis tanah (t/m 3 ) ɣ w = Berat jenis air (t/m 3 ) ɣˈ = ɣ s - ɣ w = 1,59 1,00 = 0,59 (t/m 3 ) Tekanan tanah aktif : Ka = tan² (45 Ø/2) = tan² (45 11/2) = 0,67 Jarak = (1/3. 5,5) = 1,83(t) Gaya (Pa 1 ) = ½. ɣˈ.l².pa Momen = ½.0,59. 5,5². 0,67= 5,97 t Tekanan tanah pasif : = Gaya.Jarak = -5,97. 1,83 = 10,92 t.m Kp = tan² (45 + Ø/2)= tan² ( /2) = -1,47 Jarak = (1/3. 2) + 1= -1,66(t) Gaya (Pp 1 ) = -1,73 t Momen = ½. ɣˈ.l².pp = ½.0,59. 2². 1,47 = Gaya. Lengan momen = 1,73. 1,66 = -2,87 t.m Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai berikut: Beban Pa1 Pp1 Uraian Gaya (t) Jarak (m) H Momen (t.m) H -½.0,59. 5,5².0,67 5,97 1,83 10,92 ½.0,59. 2².1,47-1,73-1,66-2,87 Σ = - Σ = - 4,24 8,05 Kontrol stabilitas perkuatan tebing Resume gaya No. Uraian Besa r Gaya (t) Mome n (t.m) V H V H Berat - Sendiri 15,66-50,40 Gaya Gempa -1,87-8,05 Tekanan Tanah -4,24-5,52 Σ = - Σ = - Σ = - Σ = - 13,5 15,66 6,11 50,40 7 Mt = -50,40t.m Mg = -13,57 t.m ΣV = -15,66 t ΣH = -6,11 t Kontrol terhadap guling guling) Sf = 1,5 = 1,5 = 3,71> 1,5 (aman terhadap Kontrol terhadap geser geser) Sf =. 0,75 1,2 =. 0,75 1,2 = 1,92> 1,2 (aman terhadap 0,75 (koefisien gesek batu kali )

17 4.Kesimpulan Berdasarkan dari uraian bab-bab sebelumnya, maka di ambil kesimpulan dari Tugas Akhir yang dibuat dengan judul perencanaan pengendalian banjir di Sungai Batang KabupatenDharmasrayasebagai berikut: N o Mimpi 1. Data Curah Hujan yang di analisa TAHU N adalah data dari tahun 2006 sampai tahun Pulau Punjun g STASIUN Koto Padang Baru Sidondan Piruk g o (mm ) RATA RATA Σ = Meto de Perio de Cura h Huja n R2 R5 R10 R25 R50 R100 GUMB EL NORM AL LOG- PEARSO ON III RATA- RATA 135, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Penentuan jenis distribusi dengan uji keselarasan sebaran dengan smirnov kolmogorof dan didapat hasil perhitungan No Jenis ( P max ) ( P kritis ) Selisih Keterangan Probabilitas 1 Probabilitas Normal Dapat diterima 2 Probabilitas Gumbel Dapat diterima 3 Probabilitas Log Person III Dapat diterima 2. Perhitungan curah hujan rencana pada tugas akhir menggunakan3 metode yaitumetode Gumbel,Metode Normal,dan Metode Log Person Type III. Setelah dilakukan uji distribusi probabilitas dari 3 metode untuk menghitung debit rencana,maka metode yang dipakai yaitu: Metode Gumbel karena nilai ( P ) max terkecil selisih terbesar.

18 4. Perhitungan debit banjir rencana menggunakan 2 metode yaitu Metode Melchior, dan Metode Hasper Periode Ulang Tahunan Metode Melchior 5.Dimensi penampang sesuai Debit Banjir Rencana dengan menggunakan Metode Hasper yaitu debit rencana periode ulang 5 tahun sebesar 212,675m 3 /detik. Metode Hasper 2 137, , , , , , , , , , , , Perhitungan stabilitas perkuatan tebing yang penulis periksa hanya stabilitas perkuatan tebing terhadap guling dan geser serta memeriksa tegangan tanah yang timbul akibat gaya yang di timbulkan oleh beban kontruksi maka di dapat hasil perhitungan control terhadap guling 3,71> 1,5 (aman terhadap guling) dan control terhadap geser 1,92>1,2 (aman terhadap geser) Saran: 1. Masyarakat atau instansi pemerintah yang terkait agar segera membuat saluran penampang sungai seperti hasil perencanaan ini yang berguna untuk menyelesaikan permasalahan banjir yang ada pada kasawan 2. Perlu adanya pemeliharan dan minitoring yang baik serta menerus untuk menjaga agar kapasitas pengaliran sungai tetap stabil. 6. Dari perhitungan merencanakan dimensi saluran berbentuk penampang trapesium dengan talud 1:1,lebar (b) 21 meter, tinggi (h) sebesar 2,5 meter,dan tinggi jagaan (f) 1 meter maka di dapat tinggi keseluruan tanggul (H) 3,5 meter, sehingga mampu melewatkan debit banjir rencana periode ulang 5 tahun (Q 5 ) sebesar 212,675m 3 /detik.

19 5. Daftar Pustaka Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi KP- 01". CV. Galang Persada, Jakarta, SK SNI M F I Made Kamiana Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air.Graha Ilmu,Yogyakarta, Subramanya, K. Flow Open Chanel, second edition. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi, Suripin, M.Eng, Dr. Ir. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. ANDI, Yogyakarta, Suryono Sosrodarsono, Ir. "Hidrologi Untuk Pengairan". PT. Pradnya Paramita, Jakarta, Ven Te Chow, Ph.D. "Hidrolika Saluran Terbuka". Erlangga, Jakarta, 1997.

TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG

TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG Benny Syahputra, Nazwar Djali, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIMENSI BATANG MOMONG UNTUK MENGURANGI TERJADINYA BANJIR DI JORONG DURIAN SIMPAI KECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA

PERENCANAAN DIMENSI BATANG MOMONG UNTUK MENGURANGI TERJADINYA BANJIR DI JORONG DURIAN SIMPAI KECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA PERENCANAAN DIMENSI BATANG MOMONG UNTUK MENGURANGI TERJADINYA BANJIR DI JORONG DURIAN SIMPAI KECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA PENDAHULUAN Latar Belakang Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan

Lebih terperinci

NORMALISASI BATANG MANGOR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

NORMALISASI BATANG MANGOR KABUPATEN PADANG PARIAMAN NORMALISASI BATANG MANGOR KABUPATEN PADANG PARIAMAN Dedi Agustin, Mawardi Samah, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E-mail: dediagustin349@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data BAB V ANALISA DATA 5.1 UMUM Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase sub sistem terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa dilakukan, terlebih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Hidrologi Sebelum melakukan analisis hidrologi, terlebih dahulu menentukan stasiun hujan, data hujan, dan luas daerah tangkapan. Dalam analisis hidrologi akan membahas langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Stasiun Pengamat Hujan Untuk melakukan analisa ini digunakan data curah hujan harian maksimum untuk tiap stasiun pengamat hujan yang akan digunakan dalam analisa

Lebih terperinci

Tinjauan Ulang Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Batang Bangko Kabupaten Solok Selatan

Tinjauan Ulang Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Batang Bangko Kabupaten Solok Selatan Tinjauan Ulang Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Batang Bangko Kabupaten Solok Selatan Jepi Raiman, Afrizal Naumar, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah drainase kota sudah menjadi permasalahan utama pada daerah perkotaan. Masalah tersebut sering terjadi terutama pada kota-kota yang sudah dan sedang berkembang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BATANG KAPAS KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BATANG KAPAS KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BATANG KAPAS KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN Romi Dwi Putra, Hendri Warman, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN PENGARUH PEMENDEKKAN JARAK MUARA TERHADAP TINGGI GENANGAN BANJIR BATANG KANDIS PADANG

ANALISA PERHITUNGAN PENGARUH PEMENDEKKAN JARAK MUARA TERHADAP TINGGI GENANGAN BANJIR BATANG KANDIS PADANG ANALISA PEHITUNGAN PENGAUH PEMENDEKKAN JAAK MUAA TEHADAP TINGGI GENANGAN BANJI BATANG KANDIS PADANG Topan Alexander, Zahrul Umar, Bahrul Anif JurusanTeknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Sesuai dengan program pengembangan sumber daya air di Sulawesi Utara khususnya di Gorontalo, sebuah fasilitas listrik akan dikembangkan di daerah ini. Daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai BAB IV ANALISIS DAN HASIL 4.1.Analisis Hidrograf 4.1.1. Daerah Tangkapan dan Panjang Sungai Berdasarkan keadaan kontur pada peta topografi maka dibentuk daerah tangkapan seperti berikut, beserta panjang

Lebih terperinci

PERENCANAAN DRAINASE KELURAHAN KAMPUNG PONDOK KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

PERENCANAAN DRAINASE KELURAHAN KAMPUNG PONDOK KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN PERENCANAAN DRAINASE KELURAHAN KAMPUNG PONDOK KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN Apri Yeko, Mawardi Samah, Nazwar Djali Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisistinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data-data. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan stabilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. adalah merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dalam RTRW

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. adalah merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dalam RTRW Bab IV Analisis Data dan Pembahasan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 URAIAN UMUM Jalan Melong merupakan salah satu Jalan yang berada di Kecamatan Cimahi Selatan yang berbatasan dengan Kota Bandung. Kota

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN NORMALISASI SUNGAI BATANG LAMPASI KOTA PAYAKUMBUH

ANALISA DIMENSI DAN NORMALISASI SUNGAI BATANG LAMPASI KOTA PAYAKUMBUH ANALISA DIMENSI DAN NORMALISASI SUNGAI BATANG LAMPASI KOTA PAYAKUMBUH Dessy Merizona, Nazwar Djali, Indra Khaidir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Anggi Besri Wardi, Lusi Utama, Taufik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang Email : anggibesri@yahoo.com,

Lebih terperinci

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak Analisa Debit Banjir Sungai Bonai Kabupaten Rokan Hulu ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU S.H Hasibuan Abstrak Tujuan utama dari penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Tukad Unda, Hidrgraf Satuan Sintetik (HSS), HSS Nakayasu, HSS Snyder

ABSTRAK. Kata kunci : Tukad Unda, Hidrgraf Satuan Sintetik (HSS), HSS Nakayasu, HSS Snyder ABSTRAK Tukad Unda adalah adalah sungai yang daerah aliran sungainya mencakup wilayah Kabupaten Karangasem di bagian hulunya, Kabupaten Klungkung di bagian hilirnya. Pada Tukad Unda terjadi banjir yang

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR Syupri Riyanto Program Studi Teknik Sipil FTS, Universitas Narotama Surabaya e-mail: pyansebuku@gmail.com ABSTRAK Secara

Lebih terperinci

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA Rike Rismawati Mangende Sukarno, Alex Binilang Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : rikem82@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisis tinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data. Data tersebut digunakan sebagai perhitungan stabilitas maupun

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DEBIT DAN LUAS GENANGAN BANJIR SUNGAI BABURA

PERHITUNGAN DEBIT DAN LUAS GENANGAN BANJIR SUNGAI BABURA PERHITUNGAN DEBIT DAN LUAS GENANGAN BANJIR SUNGAI BABURA TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil Disusun oleh : BENNY STEVEN 090424075 BIDANG STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengolahan Data Hidrologi 4.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan adalah data yang digunakan dalam merencanakan debit banjir. Data curah hujan dapat diambil melalui pengamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan

Lebih terperinci

NORMALISASI BATANG KURANJI MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS

NORMALISASI BATANG KURANJI MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS NORMALISASI BATANG KURANJI MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS Arif Munandar, Suhendrik Hanwar, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail : Arifubh@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam EVALUASI DAN PERENCANAAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG Muhammad Faisal, Alwafi Pujiraharjo, Indradi Wijatmiko Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jalan M.T Haryono

Lebih terperinci

Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir ABSTRAK

Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir ABSTRAK Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir 1 Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir Adi Prawito ABSTRAK Di

Lebih terperinci

ANALISA PERKUATAN TEBING BATANG PASAMAN

ANALISA PERKUATAN TEBING BATANG PASAMAN ANALISA PERKUATAN TEBING BATANG PASAMAN Sutan Okdini Surahmat, Nazwar Djali, dan Afrizal Naumar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang E-mail : sutanokdini@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan tinjauan pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah diterbitkan, dan dari buku-buku atau artikel-artikel yang ditulis para peneliti sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut

BAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut BAB IV ANALISA HIDROLOGI 4.1 Uraian Umum Secara umum analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut akan diperlukan pengumpulan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI Heri Giovan Pania H. Tangkudung, L. Kawet, E.M. Wuisan Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: ivanpania@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN ULANG PERKUATAN TEBING STUDI KASUS : BATANG KAMPUNG PINANG PADANG

ANALISA PERENCANAAN ULANG PERKUATAN TEBING STUDI KASUS : BATANG KAMPUNG PINANG PADANG ANALISA PERENCANAAN ULANG PERKUATAN TEBING STUDI KASUS : BATANG KAMPUNG PINANG PADANG Alex Leonardo Saragi, Hendri Warman, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanan, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) BATANG MERAO KABUPATEN KERINCI AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN

ANALISA DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) BATANG MERAO KABUPATEN KERINCI AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN ANALISA DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) BATANG MERAO KABUPATEN KERINCI AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN Amalia Rosyada 1, Mawardi Samah 2, Lusi Utama 3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3 3. BAB 3 METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Dalam suatu perencanaan konstruksi dan rencana pelaksanaan perlu adanya metodologi yang baik dan benar karena metodologi merupakan acuan untuk menentukan langkah

Lebih terperinci

NORMALISASI BATANG ANAI DI NAGARI SUNGAI BULUH KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

NORMALISASI BATANG ANAI DI NAGARI SUNGAI BULUH KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT NORMALISASI BATANG ANAI DI NAGARI SUNGAI BULUH KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT Muhammad Ridho Al Rasyid, Ir. H. Indra Farni, M.T., Ir. Lusi Utama, M.T. Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Hidrologi Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau Science de la Terre) yang secara khusus mempelajari tentang siklus hidrologi atau siklus air

Lebih terperinci

Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir ABSTRAK

Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir ABSTRAK 1 Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir Adi Prawito ABSTRAK Di Tuban terdapat Kali Jambon yang penampangnya kecil sehingga tidak mampu mengalihkah debit

Lebih terperinci

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air. 4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA 4.1 Tinjauan Umum Dalam merencanakan normalisasi sungai, analisis yang penting perlu ditinjau adalah analisis hidrologi. Analisis hidrologi diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bumi terdiri dari air, 97,5% adalah air laut, 1,75% adalah berbentuk es, 0,73% berada didaratan sebagai air sungai, air danau, air tanah, dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Hidrologi Hidrologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sistem kejadian air di atas pada permukaan dan di dalam tanah. Definisi tersebut terbatas pada hidrologi

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT Spectra Nomor 10 Volume V Juli 2007: 38-49 KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT Hirijanto Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Pengembangan suatu sistem drainase perkotaan

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN SALURAN DRAINASE JALAN VETERAN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN SALURAN DRAINASE JALAN VETERAN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG TINJAUAN ULANG PERENCANAAN SALURAN DRAINASE JALAN VETERAN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG Rizki Nanda, Nazwar Djali, Zahrul Umar. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Curah Hujan Drainase adalah ilmu atau cara untuk mengalirkan air dari suatu tempat, baik yang ada dipermukaan tanah ataupun air yang berada di dalam lapisan tanah, sehingga

Lebih terperinci

MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH

MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH DRAINASI PERKOTAAN NOVRIANTI, MT. MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH DRAINASI GABUNGAN DRAINASI

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan Rossana Margaret, Edijatno, Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK VIRDA ILLYINAWATI 3110100028 DOSEN PEMBIMBING: PROF. Dr. Ir. NADJAJI ANWAR, Msc YANG RATRI SAVITRI ST, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN

Lebih terperinci

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : ALFRENDI C B HST

Lebih terperinci

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peil Banjir Peil Banjir adalah acuan ketinggian tanah untuk pembangunan perumahan/ pemukiman yang umumnya di daerah pedataran dan dipakai sebagai pedoman pembuatan jaringan drainase

Lebih terperinci

BAB III ANALISA HIDROLOGI

BAB III ANALISA HIDROLOGI BAB III ANALISA HIDROLOGI 3.1 Data Curah Hujan Data curah hujan yang digunakan untuk analisa hidrologi adalah yang berpengaruh terhadap daerah irigasi atau daerah pengaliran Sungai Cimandiri adalah stasiun

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III Bab III Metode Analisis METODE ANALISIS 3.1 Dasar-dasar Perencanaan Drainase Di dalam pemilihan teknologi drainase, sebaiknya menggunakan teknologi sederhana yang dapat di pertanggung jawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran 2016-2017 dan penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di DAS Sungai Badera yang terletak di Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA. Perdanakusuma tahun Data hujan yang diperoleh selanjutnya direview

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA. Perdanakusuma tahun Data hujan yang diperoleh selanjutnya direview BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA 4.1 Tahapan Pengolahan Data IV - 1 Perolehan data hujan didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, berupa curah hujan bulanan

Lebih terperinci

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4. Sebelumnya perlu Dari perhitungan tabel.1 di atas, curah hujan periode ulang yang akan digunakan dalam perhitungan distribusi curah hujan daerah adalah curah hujan dengan periode ulang 100 tahunan yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1 ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS.1 Agung Tejo Kusuma*, Nanang Saiful Rizal*, Taufan Abadi* *Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANTOKAN KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANTOKAN KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANTOKAN KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT Cipto, Nazwar Djali, Afrizal Naumar Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-1 Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur Made Gita Pitaloka dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR PADA KECAMATAN MEDAN SELAYANG DAN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL ( Studi Kasus : Jl. Jamin Ginting, Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto ) FITHRIYAH

Lebih terperinci

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE Wesli Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: ir_wesli@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) Raja Fahmi Siregar 1, Novrianti 2 Raja Fahmi Siregar 1 Alumni Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA Sharon Marthina Esther Rapar Tiny Mananoma, Eveline M. Wuisan, Alex Binilang Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN BATU KASEK KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN BATU KASEK KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN BATU KASEK KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG Ozzy Pratiwi, Mawardi Samah, Apwiddhal Jurusan Tenik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang

Lebih terperinci

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X Vol.14 No.1. Februari 013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-75X Perencanaan Teknis Drainase Kawasan Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Ir. Syofyan. Z, MT*, Kisman** * Staf Pengajar FTSP ITP

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK 1 PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK Virda Illiyinawati, Nadjadji Anwar, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA Ai Silvia Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka Email: silviahuzaiman@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB II BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Dalam suatu penelitian dibutuhkan pustaka yang dijadikan sebagai dasar agar terwujud spesifikasi yang menjadi acuan dalam proses penelitian. Pada bab ini

Lebih terperinci

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU Rismalinda Prodi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian Email : rismalindarisdick@gmailcom Abstrak Kabupaten Rokan Hulu terletak

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir BAB IV METODOLOGI 4.1 Tinjauan Umum Penulisan laporan Tugas Akhir ini memerlukan adanya suatu metode atau cara yaitu tahapan tahapan dalam memulai penulisan sampai selesai, sehingga penulisan Tugas Akhir

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA Perencanaan Sistem Drainase Perumahan The Greenlake Surabaya PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA Riska Wulansari, Edijatno, dan Yang Ratri Savitri. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG Ringkasan judul artikel nama penulis 1 nama penulis 2 PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG Tiong Iskandar, Agus Santosa, Deviany Kartika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Menganalisa Hujan Rencana IV.1.1 Menghitung Curah Hujan Rata rata 1. Menghitung rata - rata curah hujan harian dengan metode aritmatik. Dalam studi ini dipakai data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sungai CBL Sungai CBL (Cikarang Bekasi Laut) merupakan sudetan yang direncanakan pada tahun 1973 dan dibangun pada tahun 1980 oleh proyek irigasi Jatiluhur untuk mengalihkan

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO Melisa Massie Jeffrey S. F. Sumarauw, Lambertus Tanudjaja Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email:melisamassie@gmail.com

Lebih terperinci

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan Latar Belakang Saluran Rungkut Medokan adalah salah satu saluran sekunder yang ada di Surabaya. Ada 6 saluran sekunder yaitu Rungkut Asri, Rungkut Asri Utara, Rungkut Medokan, Rungkut Asri Timur, Medokan

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya 1 Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya Agil Hijriansyah, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Drainase Bandara Muara Bungo Jambi

Analisis Drainase Bandara Muara Bungo Jambi Analisis Drainase Bandara Muara Bungo Jambi Widarto Sutrisno Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Ito_tok@yahoo.com Abstrak Areal bandara Muara Bungo Jambi

Lebih terperinci

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2720 (201928X Print) C82 Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur Aninda Rahmaningtyas, Umboro Lasminto, Bambang

Lebih terperinci

KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR. Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.

KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR. Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M. KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.Sc 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

EVALUASI HIDROLIS BENDUNG LAMA TERHADAP RENCANA BENDUNG BARU PADA BENDUNG TIMBANG LAWAN DI KABUPATEN LANGKAT

EVALUASI HIDROLIS BENDUNG LAMA TERHADAP RENCANA BENDUNG BARU PADA BENDUNG TIMBANG LAWAN DI KABUPATEN LANGKAT EVALUASI HIDROLIS BENDUNG LAMA TERHADAP RENCANA BENDUNG BARU PADA BENDUNG TIMBANG LAWAN DI KABUPATEN LANGKAT Trisnafia Siagian 1, Boas Hutagalung 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya Jurnal APLIKASI Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya Edy Sumirman, Ismail Sa ud, Akhmad Yusuf Zuhdi Program Studi Diploma Teknik Sipil

Lebih terperinci

TINJAUAN PERENCANAAN BENDUNG TETAP BATANG KASIK DI DESA PASIR JAYA KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

TINJAUAN PERENCANAAN BENDUNG TETAP BATANG KASIK DI DESA PASIR JAYA KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI TINJAUAN PERENCANAAN BENDUNG TETAP BATANG KASIK DI DESA PASIR JAYA KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI Roni Rahman, Wardi, Rahmat Jurusan teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Universitas

Lebih terperinci

ANALISA DEBIT BANJIR BATANG PARIAMAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA METODA

ANALISA DEBIT BANJIR BATANG PARIAMAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA METODA ANALISA DEBIT BANJIR BATANG PARIAMAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA METODA Syadli Syan, Wardi, Afrizal Naumar Jurusan teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang Email

Lebih terperinci

Tinjauan Perencanaan Bandung Seloromo Pada Anak Sungai Kanatan Dengan Tipe Ogee

Tinjauan Perencanaan Bandung Seloromo Pada Anak Sungai Kanatan Dengan Tipe Ogee Tinjauan Perencanaan Bandung Seloromo Pada Anak Sungai Kanatan Dengan Tipe Ogee Oleh : Tati Indriyani I.8707059 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Tulungagung

Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Tulungagung JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. 1, (2015) ISSN: 27-59 (201-9271 Print) F-10 Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Mohammad Bagus Tulungagung Ansori, Dian Ayu Ratnasari, dan Bambang Sarwono Jurusan Teknik

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri 1 STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri ABSTRAK Kelebihan air hujan pada suatu daerah atau kawasan dapat menimbulkan suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG LIMAU MANIS KOTA PADANG

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG LIMAU MANIS KOTA PADANG TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG LIMAU MANIS KOTA PADANG Dita Veviana Verasari Mawardi Samah Zahrul Umar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Padang E-mail

Lebih terperinci

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti EVALUAS ASPEK TEKNS PADA SUB SSTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti JurusanTeknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, nstitut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Sungai Sragi terletak pada perbatasan antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Pemalang. Di bagian hulu sungai, terdapat percabangan membentuk dua alur sungai yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE Fasdarsyah Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Rangkaian data hujan sangat

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN NORMALISASI SUNGAI MANGOR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISA DIMENSI DAN NORMALISASI SUNGAI MANGOR KABUPATEN PADANG PARIAMAN ANALISA DIMENSI DAN NORMALISASI SUNGAI MANGOR KABUPATEN PADANG PARIAMAN Fauzan Azima, Ir.Suhendrik Hanwar, MT, Dr. Ir. Bahrul Anif, MT Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Sesuai dengan program pengembangan sumber daya air di Aceh khususnya di Meureubo, sebuah fasilitas listrik akan dikembangkan di daerah ini. Daerah penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR NOTASI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4. TINJAUAN UMUM Analisis hidrologi diperlukan untuk mengetahui karakteristik hidrologi daerah pengaliran sungai Serayu, terutama di lokasi Bangunan Pengendali Sedimen, yaitu

Lebih terperinci

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT TUGAS AKHIR RC09-1380 STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT RATNA PUSPITA WIDYANINGRUM NRP 3107 100 060 Dosen Pembimbing : Ir. Sofyan Rasyid, MT JURUSAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN Redesain Bendungan Way Apu Kabpaten Buru Provinsi Maluku PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN Ichsan Rizkyandi, Bambang

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Memenuhi ujian sarjana Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN TINGGI MUKA AIR TERHADAP PENGARUH PEMENDEKAN SUNGAI BATANG ANTOKAN AGAM

ANALISA PERHITUNGAN TINGGI MUKA AIR TERHADAP PENGARUH PEMENDEKAN SUNGAI BATANG ANTOKAN AGAM ANALISA PERHITUNGAN TINGGI MUKA AIR TERHADAP PENGARUH PEMENDEKAN SUNGAI BATANG ANTOKAN AGAM Dedeh Setiawan, Zahrul Umar, Afrizal Naumar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI BAB V 5.1 DATA CURAH HUJAN MAKSIMUM Tabel 5.1 Data Hujan Harian Maksimum Sta Karanganyar Wanadadi Karangrejo Tugu AR Kr.Kobar Bukateja Serang No 27b 60 23 35 64 55 23a Thn (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

Lebih terperinci