BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
|
|
- Lanny Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Menganalisa Hujan Rencana IV.1.1 Menghitung Curah Hujan Rata rata 1. Menghitung rata - rata curah hujan harian dengan metode aritmatik. Dalam studi ini dipakai data curah hujan harian kota Tangerang dari tiga stasiun pencatat curah hujan Cisalak Baru di mulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2009 (13 tahun) yang disajikan pada tabel IV.1. Dalam pengolahan data curah hujan ini digunakan curah hujan harian maksimum (mm) tiap tahunnya. Curah Hujan Bulanan (mm) Nama Stasiun Cisalak Baru No Stasiun B. 037 f Elevasi No In Database 37 F Tipe alat Biasa Lintang Selatan Pemilik BMG Bujur Timur Operator PTP. Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tahunan Total (mm/thn) R 24 (mm) IV-1
2 Tabel 4.1 Curah Hujan Harian Rata-Rata Tahunan Stasiun Cisalak Baru No Urut Tahun Pengamatan CHH max (mm/hari) IV.1.2 Metode Gumbell Hasil pengolahan data dengan metode Gumbell adalah sebagai berikut : 1) Mengurutkan data curah hujan harian maksimum dengan metode rata rata aritmatik dari yang terbesar hingga yang terkecil dari tabel 4.1. Stasiun Cisalak Baru No Urut CHH max (mm/hari) IV-2
3 2) Menghitung nilai prosentase (%) : P = X 1 x 100 = 1 x 100 = 7.14 % X total ) Menentukan nilai hujan rata-rata : R r = R total = 1665 = X total 13 4) Menentukan selisih curah hujan maksimum terhadap hujan rata-rata : Contoh : (R 1 - R 2 ) 2 = ( ) 2 = ) Sehingga secara tabelaris dengan mengikuti langkah nomor 2,3 dan 4 Untuk urutan berikutnya didapatkan hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.5 Perhitungan Curah hujan rata-rata metode Gumbell No Urut CHH max R P(%) i - (R i ) R rata (R i - R rata ) Total ) Menentukan standar deviasi : S x = R i - R r 2 = = n ) Menentukan nilai Y n dan S n yang tergantung pada n (lihat tabel) N = 13 Y n = N = 13 S n = IV-3
4 8) Menentukan variasi fungsi kala ulang Y t (lihat tabel) Variasi fungsi kala ulang 2 Thn Y t = ) Menentukan hujan rencana kala ulang K t = Y t - Y n = = S n R t = R r + (K t x S x ) R 2thn = ( x 17,40) = ) Sehingga secara tabelaris dengan mengikuti langkah nomor 8 s/d 10 Untuk urutan berikutnya didapatkan hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil kala ulang metode Gumbell Kala ulang Y t K t R t (Tahun) (mm) IV.1.3 Metode Log Pearson III Hasil pengolahan data dengan metode Gumbell adalah sebagai berikut : 1) Mengurutkan data curah hujan harian maksimum dengan metode rata rata aritmatik dari yang terbesar hingga yang terkecil dari tabel 4.1 Stasiun Cisalak Baru No Urut CHH max (mm/hari) IV-4
5 ) Menghitung logaritma curah hujan maksimum (log R i ) : Log R 1 = log(170) = ) Menghitung harga tengahnya (log R) : Log R = Log R = = n 13 4) Log R Log R = = ) (Log R Log R) 2 = (0.140) 2 = ) (Log R Log R) 3 = (0.095) 3 = ) Sehingga secara tabelaris dengan mengikuti langkah nomor 2 s/d 6 Untuk urutan berikutnya didapatkan hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.7 Perhitungan curah hujan rata-rata metode Log Pearson III No Urut CHH max (R i ) Log R i Log R i - Log R (Log Ri - Log R) 2 (Log Ri - Log R) Total IV-5
6 8) Menentukan standar deviasi (S x ) : S x = LogR i - LogR 2 = = n ) Menghitung koefisien asimetri (C s ) : C s = n. ( Log R Log R)3 = 13 x (-0.001) = (n 1)(n 2)S x 12 x 11 x (0.036) 3 10) Menentukan faktor kekerapatan K f (lihat tabel) Dengan data C s = dan kala ulang 2 secara interpolasi didapatkan harga K : ) Menentukan hujan rencana kala ulang (R t ) : LogR t = LogR + K.S x LogR 2 = (0.319 x 0.036) = R 2 = 10 2,101 = mm 12) Sehingga secara tabelaris dengan mengikuti langkah nomor 3 s/d 11 didapatkan hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Kala ulang metode Log Pearson III Kala ulang Log R K (Tahun) Log R t R t (mm) IV.1.4 Resume Hujan Rata-rata Metode Gumbell dan Metode Log Pearson III. Dengan cara yang sama dihitung pula data dari dua stasiun lainnya,yaitu IV-6
7 stasiun Pasir Jaya dan stasiun Empang Baru. Hasil hitungan rata-rata dari 2 stasiun lainnya seperti pada tabel berikut. Menghitung hujan rata-rata dilakukan dengan metode aritmatik. IV.2 Menganalisa Intensitas Hujan Menghitung intensitas curah hujan (I) menggunakan hasil analisa distribusi frekuensi yang sudah dirata-rata, menggunakan rumus Monobe sebagai berikut : I t = R t x t 2/3 Tabel 4.9 Resume Hujan Rata-rata Metode Gumbell dan Metode Log Pearson III Stasiun Metode Hujan Rencana (mm/hari) dengan kala ulang Hujan Analisa 2 Thn 5 Thn 10 Thn 25 Thn 50 Thn 100 Thn Stasiun Cisalak Baru Gumbell LogPearson III Rata-rata (mm/hari) Dimana : Rt = hujan rencana untuk berbagai kala ulang (mm) t = waktu konsentrasi (jam), untuk satuan dalam menit, t dibagi 60. It = Intensitas hujan untuk berbagai kala ulang (mm/jam) 1) Menghitung intensitas hujan (I t ) menggunakan hasil rata-rata dari metode Gumbell dan metode Log Pearson III (lihat tabel 4.9), analisa intensitas hujan dengan berbagai kala ulang. Contoh perhitungan : Dengan interval 2 tahun diperoleh hujan rencana untuk berbagai kala ulang sebesar mm/hari (lihat tabel 4.9). Maka untuk waktu t = 10 menit didapatkan intensitas hujan sebesar : IV-7
8 I t = R t x t 2/3 I t = x / 60 2/3 = mm / jam 2) Sehingga secara tabelaris dengan mengikuti langkah nomor 1, untuk interval waktu berikutnya didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.10 Analisa Intensitas Hujan (mm/jam) t (Menit) It 2 Tahun It 5 Tahun It 10 Tahun It 25 Tahun It 50 Tahun It 100 Tahun IV.3 Analisa Debit Banjir IV.3.1 Metode Rasional Debit rencana dihitung dengan metode rasional atau metode rasional yang telah dimodifikasi dengan hidrograf satuan untuk daerah perkotaan. Beberapa asumsi menggunakan metode rasional adalah : IV-8
9 1. Curah hujan terjadi dengan intensitas yang tetap dalam jangka waktu tertentu, setidaknya sama dengan waktu konsentrasi. 2. Limpasan lansung mencapai maksimum ketika durasi hujan dengan intensitas tetap, sama dengan waktu konsentrasi. 3. Koefisien run oƒƒ tetap selama durasi hujan. 4. Luas Das tidak berubah selama durasi hujan. (Wanielista, 1990). Rumus umum Metode Rasional : Qp = 0,278 C.I.A dimana : Qp C I = Debit puncak banjir (m 3 /det) = Koefisien pengaliran = Intensitas hujan (mm/jam) A = Luas Daerah Aliran (km 2 ) Konstanta 0,278 adalah faktor konversi debit puncak ke satuan dalam m3/detik IV.3.2 Metode Rasional Modifikasi Digunakan metode rasional modifikasi yang merupakan pengembangan dari metode rasional untuk intensitas curah hujan yang lebih lama dari waktu konsentrasi. Metode ini telah dikembangkan sehingga konsep metode rasional ini dapat menghasilkan hidrograf untuk memperhitungkan koefisien limpasan, koefisien tampungan, intensitas hujan dan luas daerah aliran dalam menghitung debit limpasan. Maka rumus rasional termodifikasi (jika daerah pengaliran lebih dari 0,8 km) adalah sebagai berikut (Subarkah, 1980:197). Rumus Metode Rasional Modifikasi : IV-9
10 Q P = 0,278 Cs.C.I.A Dimana : Qp = Debit puncak banjir (m 3 /det) Cs = Koefisien tampungan (storage coefficient) Cs = 2tc 2tc + td tc td = waktu konsentrasi (menit). = waktu pengaliran air yang mengalir di dalam saluran sampai titik yang ditinjau (menit). to = waktu yang diperlukan air untuk mengalir melalui permukaan tanah ke saluran terdekat(menit). C I = koefisien pengaliran = Intensitas hujan (mm/jam) A = Luas Daerah Aliran (km 2 ) V = kecepatan air di dalam saluran dalam meter per-menit. 1) Menghitung waktu konsentrasi (tc), waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir dari titik terjauh daerah tangkapan hujan ke saluran keluar (outlet) atau waktu yang dibutuhkan oleh air dari awal curah hujan sampai terkumpul serempak mengalir ke saluran keluar (outlet). Metode kirpich yang digunakan untuk menghitungnya. Dimana : t c = 0.87 L x S IV-10
11 tc = waktu konsentrasi (jam). L = panjang sungai / saluran dari hulu sampai titik yang diambil debitnya (km) S = kemiringan daerah saluran / sungai = H / L 2) Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi 2 komponen yaitu : tc = to + td (menit) Dengan : to = 2 x 3,28 x L x n 3 S Nilai dari (to) juga dapat ditentukan dengan menggunakan gambar di bawah ini, ( Subarkah, 1980; 197). IV-11
12 Q (m 3 /det) Bab IV Analisis dan Pembahasan td = Ls (menit) 60 x V Dimana : n = angka kekasaran permukaan lahan (lihat tabel) S = kemiringan lahan (didapat dari H / L = 2.5 m/1800 m) L = panjang lintasan aliran diatas permukaan lahan (m) Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluran / sungai (m) V = kecepatan aliran didalam saluran (m/detik) Q P Waktu (menit) Gambar 1 : Skematik Unit Hidrograph yang sudah dimodifikasi IV-12
13 Q (m 3 /det) Bab IV Analisis dan Pembahasan Q P Waktu (menit) Gambar 2 : Skematik Unit Hidrograph modifikasi dengan te > tc Koefisien Aliran Permukaan ( C ) No Jenis Daerah Koefisien C 1 Daerah perdagangan Perkotaan 0,70-0,90 Pinggiran (down town) 0,50-0,70 2 Pemukiman Perumahan satu keluarga 0,30-0,50 Perumahan berkelompok, terpisah-pisah 0,40-0,60 Perumahan berkelompok, bersambungan 0,60-0,75 Suburban 0,25-0,40 Daerah apartemen 0,50-0,70 3 Industri Daerah industri ringan 0,50-0,80 Daerah industri berat 0,60-0,90 4 Taman, pekuburan 0,10-0,25 5 Tempat bermain 0,20-0,35 6 Daerah stasiun kereta api 0,20-0,40 7 Daerah belum diperbaiki 0,10-0,30 8 Jalan 0,70-0,95 9 Bata Jalan, hamparan 0,75-0,85 Atap 0,75-0,95 IV-13
14 IV.3.3 Perhitungan Hidrograf Banjir IV Hidrograf Banjir Metode Rasional Dipakai analisa debit banjir saluran drainase hujan periode ulang 25 tahunan dengan data perencanaan sebagai berikut : Luas catchmen area (A) = Ha = km 2 Koefisien pengaliran = 0.70 (Perumahan Padat) Hujan kala ulang 25 tahunan (Rt) = 153,94 mm/hari (tabel 4.9) Panjang saluran (L) = 1800 m Beda ketinggian hulu dengan hilir ( H) = 2.5 m 1) Menghitung Debit Air Yang Masuk a. Kecepatan aliran rata - rata : V = 72 H 0.6 = = 1.4 m/s L 1800 b. Waktu pengaliran sepanjang saluran : td = L = 1800 = 21 menit 60V 60 x 1,4 c. Waktu konsentrasi : tc = 0.87 L = 0.87 x = 2.03 jam 1000 x S 1000 x d. Intensitas hujan : I t = R t x 24 2/3 24 t I t = 153,94 x /3 = mm / jam e. Debit air yang masuk : IV-14
15 Q (m 3 /det) Bab IV Analisis dan Pembahasan Q in = 0,278 C x I x A = 0,278 x 0,70 x x 0,3686 = 2,39 m 3 / det 2) Dari data yang diperoleh untuk hidrograf aliran masuk seperti yang terlihat pada gambar 3 dibawah ini. Data yang digunakan : Waktu pengaliran sepanjang saluran (td) = 21 menit Waktu konsentrasi (tc) = 121 menit Hujan rencana kala ulang 25 tahunan (Rt) = 153,94 mm/hari Debit air yang masuk = 2,39 m 3 /det ,1 Qin = 2,39 m 3 /det tc t (menit) tc + td Gambar 3 : Grafik Hidrograph aliran masuk Kolom 1 Waktu kumulatif untuk soal ini diasumsikan berselang setiap 10 menit. Kolom 2 IV-15
16 Nilai kolom ini adalah aliran air yang masuk, bila waktu kumulatif = 10 menit ; maka Aliran masuk = 0,25 Kolom 3 Nilai pada kolom ini diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai aliran masuk. Contoh : Untuk memperoleh nilai pada kolom 3; (0,25 + 0,5) / 2= 0,375 Kolom 4 Nilai pada kolom ini merupakan nilai selang waktu dari kolom 1. Nilai selang waktunya (At) adalah 10 menit = 10 x 60 = 600 detik. Kolom 5 Nilai pada kolom ini diperoleh dengan merata-rata nilai Aliran masuk x At Contoh : 0,125 x 600 = 75 Kolom 6 Diperoleh dengan menjumlahkan nilai volume. Contoh : Pada baris ke-3. Diperoleh dari: = 300 Kumulatif Waktu (menit) Tabel 4.11 Kumulatif aliran masuk Qin dimensi tc Rata-rata Aliran Aliran Volume Masuk At (m 3 Masuk (M 3 ) /det) (m3/det) Kumulatif Volume 1 (m 3 ) IV-16
17 ) Perhitungan kapasitas inflow kritis dengan mencoba (trial & error) model hidrograf kondisi embung / kolam retensi kritis tc > td Dengan data : kala ulang 25 tahunan dengan tc = 150 menit; maka I = R t x 24 2/3 = 153,94 x t /60 2/3 = mm/jam Qin = C.I.A = x 0.70 x x = 2.08 m 3 / det 4) Untuk hidrograph aliran masuknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. IV-17
18 Q (m 3 /det) Bab IV Analisis dan Pembahasan 5 4 0,1 3 2 Qin = 2,08 m 3 /det tc t (menit) te tc + td Gambar 4 : Grafik Hidrograph bila terjadi waktu kritis 5) Hitung kumulatif volume aliran masuknya dari grafik hydrograph diatas, hasilnya seperti terlihat pada tabel berikut : Kumulatif Waktu (menit) Tabel 4.12 Kumulatif aliran masuk Qin dimensi tc kritis (te > tc) Rata-rata Aliran Aliran Volume Masuk At (m 3 Masuk (M 3 ) /det) (m3/det) Kumulatif Volume 2 (m 3 ) IV-18
19 IV Hidrograf Banjir Metode Rasional Modifikasi Dipakai analisa debit banjir saluran drainase hujan periode ulang 25 tahunan dengan data perencanaan sebagai berikut : Luas catchmen area (A) = Ha = km 2 Koefisien pengaliran = 0.70 (Perumahan Padat) Hujan kala ulang 25 tahunan (Rt) = 153,94 mm/hari (tabel 4.9) Waktu awal (to) = 32 menit Waktu konsentrasi (tc) = 53 menit Panjang saluran (L) = 1800 m IV-19
20 Beda ketinggian hulu dengan lokasi studi ( H) = 2.5 m 1) Menghitung Debit Air Yang Masuk a. Kecepatan aliran rata - rata : V = 72 H 0.6 = = 1.4 m/s L 1800 b. Waktu pengaliran sepanjang saluran : td = L = 1800 = 21 menit 60V 60 x 1,4 c. Waktu konsentrasi : tc = to + td = = 53 menit d. Koefisien tampungan : Cs = 2tc = 2 x 53 = tc + td (2x53) + 21 e. Intensitas hujan : I t = R t x 24 2/3 24 t I t = 153,94 x /60 = mm / jam 2/3 f. Debit air yang masuk : Q in = 0,278 C x Cs x I x A = 0,278 x 0,83 x 0,70 x x 0,3686 = 3,45 m 3 / det 2) Dari data yang diperoleh untuk hidrograf aliran masuk seperti yang terlihat pada gambar 3 dibawah ini. Data yang digunakan : Waktu pengaliran sepanjang saluran (td) = 21 menit Waktu konsentrasi (tc) = 53 menit IV-20
21 Q (m 3 /det) Bab IV Analisis dan Pembahasan Hujan rencana kala ulang 25 tahunan (Rt) = 153,94 mm/hari Debit air yang masuk = 3,45 m 3 /det ,1 Qin = 3,45 m 3 /det to td t (menit) tc tc + td Gambar 5 : Grafik Hidrograph aliran masuk Kolom 1 Waktu kumulatif untuk soal ini diasumsikan berselang setiap 10 menit. Kolom 2 Nilai kolom ini adalah aliran air yang masuk, bila waktu kumulatif = 10 menit ; maka Aliran masuk = 0,25 Kolom 3 Nilai pada kolom ini diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai aliran masuk. Contoh : Untuk memperoleh nilai pada kolom 3; (0,25 + 0,5) / 2= 0,375 Kolom 4 Nilai pada kolom ini merupakan nilai selang waktu dari kolom 1. Nilai selang waktunya (At) adalah 10 menit = 10 x 60 = 600 detik. IV-21
22 Kolom 5 Nilai pada kolom ini diperoleh dengan merata-rata nilai Aliran masuk x At Contoh : 0,125 x 600 = 75 Kolom 6 Diperoleh dengan menjumlahkan nilai volume. Contoh : Pada baris ke-3. Diperoleh dari: = 300 Kumulatif Waktu (menit) Tabel 4.13 Kumulatif aliran masuk Qin dimensi tc Rata-rata Aliran Aliran Volume Masuk At (m 3 Masuk (M 3 ) /det) (m3/det) Kumulatif Volume 1 (m 3 ) ) Perhitungan kapasitas inflow kritis dengan mencoba (trial & error) model hidrograf kondisi embung / kolam retensi kritis tc > td Dengan data : kala ulang 25 tahunan dengan tc = 100 menit; maka I = mm / jam (lihat tabel 4.10) Cs = 2tc = 2 x 100 = tc + td (2x100) + 21 IV-22
23 Q (m 3 /det) Bab IV Analisis dan Pembahasan Qin = C.Cs.I.A = x 0.70 x 0.90 x x = 2.45 m 3 / det 4) Untuk hidrograph aliran masuknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 0,5 0,4 0,1 0, Qin = 2,45 m 3 /det 0,2 0,1 tc t (menit) tc + td Gambar 6 : Grafik Hidrograph bila terjadi waktu kritis 5) Hitung kumulatif volume aliran masuknya dari grafik hydrograph diatas, hasilnya seperti terlihat pada tabel berikut : Kumulatif Waktu (menit) te Tabel 4.14 Kumulatif aliran masuk Qin dimensi tc kritis (te > tc) Rata-rata Aliran Aliran Volume Masuk At (m 3 Masuk (M 3 ) /det) (m3/det) Kumulatif Volume 2 (m 3 ) IV-23
24 IV-24
25 Kumulatif aliran (m3/det) Bab IV Analisis dan Pembahasan Rasional Rasional dengan Te > Tc Rasional modifikasi Rasional modifikasi dengan Te > Tc Waktu (Menit) Gambar 7 : Grafik Hidrograph Aliran Air Yang Masuk IV-25
26 6) Analisa Kapasitas Tampung Embung : Dari Perhitungan diatas didapat aliran air yang masuk metode rasional m 3 dan metode rasional modifikasi m 3. Luas area untuk perencanaan Embung di daerah tersebut adalah 4660 m 2, berikut denah dan detail dari desain embung. Embung Pondok Arum Catchment Area Gambar 8 : Lokasi Embung IV-26
27 Gambar 9 : Denah Embung Gambar 10 : Detail Embung IV-27
28 Perhitungan volume tampungan : Vstorage = (A H) = (4660 m 2 6,00 m) = m 3 Vbanjir rencana = ,4 m 3 (diambil yang terbesar) Vstorage efektif = 0,85 Vstorage = 0, = m 3 Jadi untuk kapasitas tampungan dari desain embung masih dapat menampung volume banjir rencana, karena volume efektif tampungan lebih besar dari volume banjir trencana ( m 3 > ,4 m3). IV.4 Analisa Dimensi Saluran 1) Jenis Saluran A. Saluran Bentuk Trapesium Rumus yang digunakan : Ae = ( b + m.h )h P = b + 2h (1 +m2 ) R = Ae P Di mana : B = lebar saluran (m) h = dalamnya air (m) m = perbandingan kemiringan talud Gambar 11 : Saluran bentuk trapesium IV-28
29 R = jari jari hidrolis (m) P = Keliling basah saluran (m) Ae = Luas Penampang basah (m2) B. Saluran Bentuk Segi Empat Rumus yang digunakan : Ae = ( B x H ) P = B + 2H R = A / P Dimana : B = lebar saluran (m) h = dalamnya air ( m ) R = jari jari hidrolis ( m ) A = Luas Penampang basah (m2) P = Keliling basah saluran (m) 2) Kapasitas Saluran Perhitungan dimensi saluran digunakan rumus kontinuitas dan rumus Manning, sebagai berikut (Edisono, 1997) : Dimana : Q = V.A V = 1.R 2/3.S 1/2 n IV-29
30 Q = Debit pengaliran (m 3 /dtk) V = Kecepatan rata (m/dtk) A = Luas penampang basah saluran (m 2 ) n = Koefisien kekasaran Manning R = Jari-jari hidraulis (m) S = Kemiringan dasar saluran Koefisien kekasaran dinding (n) Tipe saluran n Lapisan beton 0,017 0,029 Pasangan batukali diplester 0,020 0,025 Saluran dari alam 0,025 0,045 3) Kemiringan Talud A. Kemiringan Talud Saluran Tanah. Kemiringan talud disesuaikan dengan karakteristik tanah setempat yang pada umumnya berkisar antara 1 : 1,5 s/d 1 : 4. Kemiringan Talud Bahan dari Tanah Kemiringan Bahan Tanah Talud (m = H/V) Batu 0,25 Lempung kenyal, geluh 1-2 Lempung pasir, tanah kohesif 1,5-2,5 Pasir lanauan 2-5 Gambut kenyal Gambut lunak Tanah dipadatkan dengan baik 1-1,5 IV-30
31 B. Kemiringan Talud Saluran Pasangan. Kemiringan Talud Bahan dari Pasangan Tinggi Air m h < 0,40 m 0 (dinding tegak vertikal) 0,75 > h > 0,40 m 0,25-0,5 H > 0,75 m 0,50-1,0 4) Tinggi Jagaan (F). Tinggi jagaan minimum untuk saluran dengan pasangan direncanakan = 0,50m. Untuk saluran tanpa pasangan dengan debit tinggi jagaan sebagai berikut : Tinggi jagaan Q F (m) Polder (m) Q < 5 m3/det 0,20 0,30 0,75 1,00 10 m3/det > Q > 5 m3/det 0,30 0,50 1,00 1,25 Q > 10 m3/det 0,70 1,00 1,25 1,50 5) Kemiringan tanah. Kemiringan tanah di tempat dibuatnya fasilitas saluran drainase ditentukan dari hasil pengukuran di lapangan, dihitung dengan rumus : Dimana : i = t 1 t 2 x 100 % L t 1 = tinggi tanah di bagian tertinggi (m) t 2 = tinggi tanah di bagian terendahi (m) IV-31
32 i % t 1 (m) t 2 (m) No SALURAN BUATAN L (m) Gambar 12 : Kemiringan tanah Tipe Saluran Harga n untuk rumus Manning Baik sekali Baik Sedang Jelek 1 Saluran tanah, lurus teratur Saluran tanah yang dibuat dengan excavator Saluran pada dinding batuan, lurus, teratur Saluran pada dinding batuan, tidak lurus, tidak teratur Saluran batuan yang diledakkan, ada tumbuhtumbuhan dasar saluran dari tanah, sisi saluran berbatu Saluran lengkung, dengan kecepatan aliran rendah SALURAN ALAM 8 Bersih, lurus tidak berpasir, tidak berlubang Seperti no.8, tidak ada timbunan atau kerikil Melengkung bersih, berlubang dan berdinding pasir Seperti no.10, dangkal tidak teratur Seperti no.10, berbatu dan ada tumbuh-tumbuhan Seperti no.10, sebagian berbatu aliran pelan, banyak tumbuh-tumbuhan dan berlubang banyak tumbuh-tumbuhan SALURAN BUATAN, BETON, ATAU BATU KALI 16 Saluran pasangan batu bata, tanpa penyelesaian Seperti no.16, tapi dengan penyelesaian Saluran beton Saluran beton halus dan rata Saluran beton pracetak dengan acuan baja Saluran beton pracetak dengan acuan kayu IV-32
33 6) Desain Saluran. Analisa dimensi saluran digunakan bentuk Trapesium dengan data perencanaan sebagai berikut : Debit Air yang masuk (Qin) = 3.45 m 3 /det Lebar Saluran (B) = 1,5 m Dalamnya air (H) = 1 m Perbandingan kemiringan talud (m) = 1.5 Kemiringan Saluran = Koefisien kekasaran manning = Penyelesain : A. Luas penampang basah saluran Ae = (B + m.h) H = ( x 1) x 1 = 3 m 2 B. Keliling basah saluran P = B + 2H (1 +(m 2 ) = x = m C. Jari jari hidrolis R = Ae P IV-33
34 = 3 = m D. Kecepatan aliran V = 1 x (R) 2/3 x (S) 1/2 n = 1 x (0.587) 2/3 x (0.0014) 1/ = m/det E. Debit air yang keluar Q = V.A F. Check = x 3 = m 3 /det Untuk desain penampang saluran embung, debit air yang keluar harus lebih besar dari debit masuknya agar mampu menampung limpasan air dengan rasio embungnya kurang dari satu (R em < 1). R em = Q in 1 Q out < = = (OK) IV-34
BAB V ANALISA DATA. Analisa Data
BAB V ANALISA DATA 5.1 UMUM Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase sub sistem terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa dilakukan, terlebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Hidrologi Intensitas hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari lamanya curah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum II.1.1 Fungsi Drainase Perkotaan II.1.1.1 Fungsi Umum : Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif. Mengalirkan
Lebih terperinciBerfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.
4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Curah Hujan Drainase adalah ilmu atau cara untuk mengalirkan air dari suatu tempat, baik yang ada dipermukaan tanah ataupun air yang berada di dalam lapisan tanah, sehingga
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah
BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Hidrologi Sebelum melakukan analisis hidrologi, terlebih dahulu menentukan stasiun hujan, data hujan, dan luas daerah tangkapan. Dalam analisis hidrologi akan membahas langkah
Lebih terperinciPENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG
Ringkasan judul artikel nama penulis 1 nama penulis 2 PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG Tiong Iskandar, Agus Santosa, Deviany Kartika
Lebih terperinciDemikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas besar Mata Kuliah Rekayasa Hidrologi SI-2231. Tugas besar ini dimaksudkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA
BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA 4.1 Tinjauan Umum Dalam merencanakan normalisasi sungai, analisis yang penting perlu ditinjau adalah analisis hidrologi. Analisis hidrologi diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Stasiun Pengamat Hujan Untuk melakukan analisa ini digunakan data curah hujan harian maksimum untuk tiap stasiun pengamat hujan yang akan digunakan dalam analisa
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan Rossana Margaret, Edijatno, Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciLimpasan (Run Off) adalah.
Limpasan (Run Off) Rekayasa Hidrologi Universitas Indo Global Mandiri Limpasan (Run Off) adalah. Aliran air yang terjadi di permukaan tanah setelah jenuhnya tanah lapisan permukaan Faktor faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran 2016-2017 dan penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di DAS Sungai Badera yang terletak di Kota
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Analisa Curah Hujan 4.1.1 Jumlah Kejadian Bulan Basah (BB) Bulan basah yang dimaksud disini adalah bulan yang didalamnya terdapat curah hujan lebih dari 1 mm (menurut
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 digilib.uns.ac.id ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Pengolahan data curah hujan dalam penelitian ini menggunakan data curah hujan harian maksimum tahun 2002-2014 di stasiun curah hujan Eromoko,
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA DAN DIMENSI SALURAN DRAINASE
BAB VI ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA DAN DIMENSI SALURAN DRAINASE 6. Tinjauan Umum Analisis debit banjir rencana saluran drainase adalah bertujuan untuk mengetahui debit banjir rencana saluran sekunder
Lebih terperinciJurnal Rancang Bangun 3(1)
STUDI KELAYAKAN KAPASITAS TAMPUNG DRAINASE JALAN FRANS KAISEPO KELURAHAN MALAINGKEDI KOTA SORONG Ahmad Fauzan 1), Hendrik Pristianto ) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengolahan Data Hidrologi 4.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan adalah data yang digunakan dalam merencanakan debit banjir. Data curah hujan dapat diambil melalui pengamatan
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya
1 Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya Agil Hijriansyah, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN
BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN 6.1 KAPASITAS TAMPUNG SALURAN EKSISTING Pada bab sebelumnya, telah diperoleh debit banjir rencana saluran drainase. Untuk mengetahui kapasitas tampung
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai
BAB IV ANALISIS DAN HASIL 4.1.Analisis Hidrograf 4.1.1. Daerah Tangkapan dan Panjang Sungai Berdasarkan keadaan kontur pada peta topografi maka dibentuk daerah tangkapan seperti berikut, beserta panjang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan
Lebih terperinciSurface Runoff Flow Kuliah -3
Surface Runoff Flow Kuliah -3 Limpasan (runoff) gabungan antara aliran permukaan, aliran yang tertunda ada cekungan-cekungan dan aliran bawah permukaan (subsurface flow) Air hujan yang turun dari atmosfir
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.5. Gambaran Umum Lokasi Studi Gambar 4.1. Lokasi Studi Kelurahan Jagalan merupakan salah satu kelurahan yang cukup padat dengan jumlah penduduk pada tahun
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III Bab III Metode Analisis METODE ANALISIS 3.1 Dasar-dasar Perencanaan Drainase Di dalam pemilihan teknologi drainase, sebaiknya menggunakan teknologi sederhana yang dapat di pertanggung jawabkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
4 BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini ada beberapa langkah untuk menganalisis dan mengolah data dari awal perencanaan sampai selesai. 3.1.1 Permasalahan
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri
1 STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri ABSTRAK Kelebihan air hujan pada suatu daerah atau kawasan dapat menimbulkan suatu
Lebih terperinciPERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT Disusun Oleh : AHMAD RIFDAN NUR 3111030004 MUHAMMAD ICHWAN A 3111030101 Dosen Pembimbing Dr.Ir. Kuntjoro,MT NIP: 19580629 1987031
Lebih terperinciBAB IV ANALISA Kriteria Perencanaan Hidrolika Kriteria perencanaan hidrolika ditentukan sebagai berikut;
BAB IV ANALISA Analisa dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh. Data tersebut berupa data hasil pengamatan dilapangan dan data lain baik termasuk gambar guna memberikan gambaran kondisi wilayah.
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya Tjia An Bing, Mahendra Andiek M, Fifi Sofia Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS REDUKSI LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DI KAMPUS I UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
ANALISIS REDUKSI LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DI KAMPUS I UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Arkham Fajar Yulian, Teguh Marhendi, Amris Azizi* Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :
37 BAB V ANALISA DATA Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu : 5.1 METODE RASIONAL 5.1.1 Analisa Curah Hujan Dalam menganalisa curah hujan, stasiun yang dipakai adalah stasiun yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN
BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisis tinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data. Data tersebut digunakan sebagai perhitungan stabilitas maupun
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI
BAB V 5.1 DATA CURAH HUJAN MAKSIMUM Tabel 5.1 Data Hujan Harian Maksimum Sta Karanganyar Wanadadi Karangrejo Tugu AR Kr.Kobar Bukateja Serang No 27b 60 23 35 64 55 23a Thn (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan tinjauan pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah diterbitkan, dan dari buku-buku atau artikel-artikel yang ditulis para peneliti sebagai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP
TUGAS AKHIR Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya Tjia An Bing NRP. 3109 100 112 Dosen Pembimbing : Mahendra Andiek M, ST.MT. Ir. Fifi Sofia Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciTEKNIKA VOL. 2 NO
ANALISA KEBUTUHAN KOLAM RETENSI BANDARA ATUNG BUNGSU KOTA PAGAR ALAM Norma Puspita Jurusan Teknik Sipil Universitas Indo Global Mandiri Email : norma.puspita81@gmail.com 1), ABSTRAK Sistem drainase di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. parameter yang tertulis dalam kriteria di bawah ini. Nilai-nilai yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kriteria perancangan adalah suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang Perancang diharapkan mampu menggunakan kriteria secara tepat dengan membandingkan
Lebih terperinciCara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran
Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran Beberapa waktu lalu sudah dibahas mengenai cara menghitung debit rencana untuk kepentingan perencanaan saluran drainase. Hasil perhitungan debit rencana bukan
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN
STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN Sugeng Sutikno 1, Mutia Sophiani 2 1 Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Subang 2 Alumni
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifatsifatnya dan hubungan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-11 1 Perencanaan Sistem Drainase Hotel Swissbel Bintoro Surabaya Dea Deliana, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.6 Analisa Debit Limpasan Permukaan Analisa ini bertujuan untuk mengetahui debit air pada kawasan kampus Kijang, Universitas Bina Nusantara, Kemanggisan, Jakarta Barat, pada
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peil Banjir Peil Banjir adalah acuan ketinggian tanah untuk pembangunan perumahan/ pemukiman yang umumnya di daerah pedataran dan dipakai sebagai pedoman pembuatan jaringan drainase
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK VIRDA ILLYINAWATI 3110100028 DOSEN PEMBIMBING: PROF. Dr. Ir. NADJAJI ANWAR, Msc YANG RATRI SAVITRI ST, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA. Perdanakusuma tahun Data hujan yang diperoleh selanjutnya direview
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA 4.1 Tahapan Pengolahan Data IV - 1 Perolehan data hujan didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, berupa curah hujan bulanan
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Surabaya
Perencanaan istem Drainase Rumah akit Mitra Keluarga Kenjeran, urabaya Hisyam Amri, Edijatno, Fifi ofia Jurusan Teknik ipil FTP Institut Teknologi epuluh Nopember (IT) Jl. Arief Rahman Hakim, urabaya 60
Lebih terperinciRt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam
EVALUASI DAN PERENCANAAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG Muhammad Faisal, Alwafi Pujiraharjo, Indradi Wijatmiko Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jalan M.T Haryono
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HIDROLOGI
BAB V ANALISIS HIDROLOGI 5.1 HUJAN RERATA KAWASAN Dalam penelitian ini untuk menghitung hujan rerata kawasan digunakan tiga stasius hujan yang terdekat dari lokasi penelitian yaitu stasiun Prumpung, Brongang,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
Lebih terperinciTINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA
TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan Jurusan
Lebih terperinciSuatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang
Kriteria Desain Kriteria Desain Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang Perancang diharapkan mampu menggunakan kriteria secara tepat dengan melihat kondisi sebenarnya dengan
Lebih terperinciPERHITUNGAN DEBIT DAN LUAS GENANGAN BANJIR SUNGAI BABURA
PERHITUNGAN DEBIT DAN LUAS GENANGAN BANJIR SUNGAI BABURA TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil Disusun oleh : BENNY STEVEN 090424075 BIDANG STUDI TEKNIK
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN Rossana Margaret K. 3109.100.024 Dosen pembimbing : Dr. Ir. Edijatno Dr. techn. Umboro Lasminto, ST., MSc. LETAK KAWASAN GRAND CITY LATAR BELAKANG
Lebih terperinciTommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado
Analisis Debit Banjir Di Sungai Tondano Berdasarkan Simulasi Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado Email:tommy11091992@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut (Triatmodjo, 2008:1).Hidrologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya. Penerapan ilmu hidrologi
Lebih terperinciBAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)
VII-1 BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) 7.1. Penelusuran Banjir Melalui Saluran Pengelak Penelusuran banjir melalui pengelak bertujuan untuk mendapatkan elevasi bendung pengelak (cofferdam). Pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
37 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Gambar 8. Lokasi Penelitian 38 B. Bahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HIDROLOGI
BAB IV ANALISA HIDROLOGI 4.1. Diagram Alir M U L A I Data Curah Hujan N = 15 tahun Pemilihan Jenis Sebaran Menentukan Curah Hujan Rencana Uji Kecocokan Data - Chi Kuadrat - Smirnov Kolmogorov Intensitas
Lebih terperinciAnalisis Drainase Bandara Muara Bungo Jambi
Analisis Drainase Bandara Muara Bungo Jambi Widarto Sutrisno Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Ito_tok@yahoo.com Abstrak Areal bandara Muara Bungo Jambi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data 5.1.1 Analisis Curah Hujan Hasil pengolahan data curah hujan di lokasi penelitian Sub-DAS Cibengang sangat berfluktuasi dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Sesuai dengan program pengembangan sumber daya air di Sulawesi Utara khususnya di Gorontalo, sebuah fasilitas listrik akan dikembangkan di daerah ini. Daerah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan untuk menunjang analisis arus balik pada saluran drainase primer Gayam. Data yang dikumpulkan berupa
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR PADA KECAMATAN MEDAN SELAYANG DAN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL ( Studi Kasus : Jl. Jamin Ginting, Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto ) FITHRIYAH
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HIDROLOGI
BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisistinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data-data. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan stabilitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HIDROLOGI
54 BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan bendungan Ketro ini memerlukan data hidrologi yang meliputi data curah hujan. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan maupun perencanaan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Memenuhi ujian sarjana Teknik
Lebih terperinciSISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)
SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) Raja Fahmi Siregar 1, Novrianti 2 Raja Fahmi Siregar 1 Alumni Fakultas Teknik
Lebih terperinciModul 3 ANALISA HIDROLOGI UNTUK PERENCANAAN SALURAN DRAINASE
Modul 3 ANALISA HIDROLOGI UNTUK PERENCANAAN SALURAN DRAINASE Perhitungan Debit Saluran Perhitungan Debit Saluran Rumus Rasional : Q = 0,278 C.I.A m³/detik a. Koefisien Pengaliran C Di pengaruhi banyak
Lebih terperinciPerancangan Saluran Berdasarkan Konsep Aliran Seragam
Perancangan Saluran Berdasarkan Konsep Aliran Seragam Perancangan saluran berarti menentukan dimensi saluran dengan mempertimbangkan sifat-sifat bahan pembentuk tubuh saluran serta kondisi medan sedemikian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HIDROLOGI
BAB IV ANALISIS HIDROLOGI IV - 1 BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 TINJAUAN UMUM Dalam merencanakan bangunan air, analisis yang penting perlu ditinjau adalah analisis hidrologi. Analisis hidrologi diperlukan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK
1 PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK Virda Illiyinawati, Nadjadji Anwar, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bumi terdiri dari air, 97,5% adalah air laut, 1,75% adalah berbentuk es, 0,73% berada didaratan sebagai air sungai, air danau, air tanah, dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap
Lebih terperinciKAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN
Spectra Nomor 11 Volume VI Januari 008: 8-1 KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Ibnu Hidayat P.J. Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada pada saluran drainase sekunder komplek boulevard hijau, kelurahan pejuang, kecamatan medan satria, bekasi utara.yang dimana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 PENGOLAHAN DATA HIDROLOGI 4.1.1 Data Curah Hujan Curah hujan merupakan data primer yang digunakan dalam pengolahan data untuk merencanakan debit banjir. Data ini diambil dari
Lebih terperinciPERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :
PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HIDROLOGI
BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4. TINJAUAN UMUM Analisis hidrologi diperlukan untuk mengetahui karakteristik hidrologi daerah pengaliran sungai Serayu, terutama di lokasi Bangunan Pengendali Sedimen, yaitu
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENAMBAHAN POMPA AIR JEMURSARI TERHADAP SISTEM DRAINASE WONOREJO
MAKALAH TUGAS AKHIR EFEKTIFITAS PENAMBAHAN POMPA AIR JEMURSARI TERHADAP SISTEM DRAINASE WONOREJO AJENG PADMASARI NRP 07 00 0 Dosen Pembimbing: Ir. Sofyan Rasyid, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPERENCANAAN KOLAM RETENSI SEBAGAI USAHA MEREDUKSI DEBIT BANJIR ( STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN SELAYANG KELURAHAN ASAM KUMBANG )
PERENCANAAN KOLAM RETENSI SEBAGAI USAHA MEREDUKSI DEBIT BANJIR ( STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN SELAYANG KELURAHAN ASAM KUMBANG ) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk
Lebih terperinciBAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sungai Cisadane 4.1.1 Letak Geografis Sungai Cisadane yang berada di provinsi Banten secara geografis terletak antara 106 0 5 dan 106 0 9 Bujur Timur serta
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM
BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Untuk dapat memenuhi tujuan penyusunan Tugas Akhir tentang Perencanaan Polder Sawah Besar dalam Sistem Drainase Kali Tenggang, maka terlebih dahulu disusun metodologi
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Hidrologi
BAB II TEORI DASAR 2.1 Hidrologi Hidrologi adalah cabang Geografi Fisis yang berurusan dengan air di bumi, sorotan khusus pada propertis, fenomena, dan distribusi air di daratan. Khususnya mempelajari
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Saluran Drainase di Daerah Tangkapan Air Hujan Sepanjang Kali Pepe Kota Surakarta
i Analisis Kinerja Saluran Drainase di Daerah Tangkapan Air Hujan Sepanjang Kali Pepe TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciEVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR
EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Ujian Sarjana Teknik Sipil
Lebih terperinciReduksi Dimensi Saluran Drainase Akibat Keberadaan Sumur Resapan pada Jaringan Drainase Maguwoharjo Wedomartani, Sleman, Yogyakarta
Reduksi Dimensi Saluran Drainase Akibat Keberadaan Sumur Resapan pada Jaringan Drainase Maguwoharjo Wedomartani, Sleman, Yogyakarta Reduction of Drainage Channel Dimension Due To Recharge Well onmaguwoharjo
Lebih terperinciANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA
ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA Sharon Marthina Esther Rapar Tiny Mananoma, Eveline M. Wuisan, Alex Binilang Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciKAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR. Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.
KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.Sc 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Umum Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di bawah permukaan tanah maupun air yang berada
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama
Lebih terperinciOleh : Surendro NRP :
EVALUASI SISTEM DRAINASE KOTA TANAH GROGOT, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Surendro NRP : 311 0040 707 Latar Belakang Terjadinya genangan dibeberapa titik di wilayah kota Tanah Grogot Perumusan Masalah 1. Identifikasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA Ketersediaan Data
BAB IV ANALISA DATA 4.1. Ketersediaan Data Sebelum melakukan perhitungan teknis normalisasi terlebih dahulu dihitung besarnya debit banjir rencana. Besarnya debit banjir rencana dapat ditentukan dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut
BAB IV ANALISA HIDROLOGI 4.1 Uraian Umum Secara umum analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut akan diperlukan pengumpulan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc
TUGAS AKHIR KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR Disusun oleh: ELGINA FEBRIS MANALU 09 0404 061 Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc
Lebih terperinciPERHITUNGAN METODE INTENSITAS CURAH HUJAN
PERHITUNGAN METODE INTENSITAS CURAH HUJAN Kompetensi Utama: Kompetensi Inti Guru: Kompetensi Dasar: Profesional Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Drainase 2.1.1. Pengertian Drainase Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage yang mempunyai arti mengalirkan, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambaran umum Daerah Irigasi Ular Di Kawasan Buluh. Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai pada 18 Desember 2003, semasa
TINJAUAN PUSTAKA Gambaran umum Daerah Irigasi Ular Di Kawasan Buluh Kabupaten Serdang Bedagai yang beribukota Sei Rampah adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan
Lebih terperinci