BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif yang menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis dan menghitung pembiayaan program promosi kesehatan bersumber pemerintah dengan pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan. Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif hanya lebih cenderungnya pada penelitian kualitatif yang menggunakan desain studi kasus. Menurut (Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan antara metode kualitatif dan kuantitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reabel, dan obyektif. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan kota Medan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan karena belum ada penelitian tentang pembiayaan program promosi kesehatan bersumber pemerintah dengan pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan WaktuPenelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai selesai. 41

2 InformanPenelitian Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penanggung jawab dari bagian pembiayaan program promosi kesehatan yang bersumber pemerintah yang berjumlah 9 orang yaitu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Seksi promosi kesehatan, Bagian Perencana dan Penyusunan Anggaran di Dinas Kesehatan Kota Medan, serta Pemegang Tanggung Jawab kegiatan promosi kesehatan. 3.4 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penulis untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Dijelaskan oleh Sumantri (2013) bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, dan dokumen. 1. Wawancara Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancaramen dalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai. 2. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui pencairan dan penemuan bukti-bukti yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian melalui dokumen. Pada penelitian ini penulis mengambil data sekunder berupa

3 43 laporan anggaran pembiayaan perencanaan program promosi kesehatan tahun 2016, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kota Medan tahun , serta literatur-literatur yang mendukung penelitian seperti peraturan atau keputusan yang dikeluarkanoleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 3.5 Sumber Data Menurut Moleong (2012), pencatatan sumber data melalui wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah, dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang diperlukan. a. Data primer Data primer diperoleh dengan cara wawancara mendalam kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Seksi promosi kesehatan, Bagian Perencana dan Penyusunan Anggaran di Dinas Kesehatan Kota Medan, serta Pemegang Tanggung Jawab kegiatan promosi kesehatan. b. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data anggaran program promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2016, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kota Medan tahun , serta literaturliteratur yang mendukung penelitian seperti peraturan atau keputusan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia serta literatur lain yang berhubungan pembiayaan program promosi kesehatan bersumber pemerintah dengan pendekatan Disstrict Health Account.

4 Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada penelitian kualitatif, instrument utama penelitiannya adalah penulis sendiri dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam, perekam suara, dan alat bantu berupa alat tulis. 3.7 Metode Analisis Data Data pada penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data sekunder dilakukan perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel lalu dianalisis secara deskriptif kualitatif dan dilakukan penjumlahan untuk setiap program Promosi Kesehatan. Menurut Moleong (2012) yang mengutip pendapat Miles dan Huberman (1986) bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.

5 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Dinas Kesehatan Kota Medan Letak Goegrafis Kota Medan merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki luas wilayah 265,10 Km² terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan, ketinggian berada di 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, Medan terletak pada 3,30-3,43 LU dan 98,35-98,44 BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan atau yang biasa disingkat DKK Medan terletak di Jalan Rotan No. 1 Komplek Petisah Medan.Dinas ini membawahi 39 Puskesmas Induk (13 Puskesmas Rawat Inap dan 26 Puskesmas Rawat Jalan) dan 41 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terletak di 21 Kecamatan se-kota Medan.Disamping itu Dinas Kesehatan Kota Medan mempunyai Unit Pelayanan Teknis (UPT) yaitu Gudang Farmasi yang terletak di Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Laboraturium Kesehatan Lingkungan yang terletak di Jalan Ibus Raya dan Klinik Spesialis Bestari yang juga terletak di Jalan Ibus Raya Medan. Batas-batas wilayah kerja Kota Medan adalah: Sebelah barat :Kabupaten Deli Serdang Sebelah timur :Kabupaten Deli Serdang Sebelah utara : Selat Malaka Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4 C dan 45

6 46 minimum 24 C. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan Keadaan Demografi Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2015 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan adalah jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata jiwa/km². penyebaran penduduk tidak merata, daerah yang terbanyak penduduknya adalah Medan Deli dengan jumlah penduduk Jiwa. Namun daerah terpadat penduduknya adalah Kecamatan Medan Perjuangan yaitu Jiwa/Km² (Luas Wilayah: 4,09 Km²). Sedangkan Kecamatan Medan Labuhan merupakan daerah yang renggang penduduknya yaitu: Jiwa/Km² (Luas Wilayah: 36,67 Km²). Jumlah rumah tangga di Kota Medan sebesar , dengan jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Kecamatan Medan Deli dengan RT dan yang terkecil terdapat di Medan Maimun dengan 9479 RT dengan rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 4,29/RT. Rata-rata jiwa per rumah tangga paling besar terdapat di Kecamatan Medan Marelan dengan 4,67 jiwa/rt dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Medan Baru dengan 3,66 jiwa/rt Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Kota Medan Visi Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana Dinas Kesehatan Kota Medan harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif secara umum Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan Instansi Pemerintah.

7 47 Pernyataan Visi ini merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Visi Dinas Kesehatan Kota Medan dapat dirumuskan sebagai berikut: MASYARAKAT MEDAN SEHAT SEJAHTERA Penjelasan dari Visi tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1. Masyarakat Medan,mengandung arti bahwa sasaran kerja dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja pemerintah kota Medan. 2. Sehat, diartikan sebagai cara berpikir masyarakat kota Medan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan yang pada akhirnya mewujudkan lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat. 3. Sejahtera, mengandung arti bahwa masyarakat kota Medan dengan cara berpikir yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan, akan memperoleh kesejahteraan, terutama dibidang kesehatan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian derajat kesejahteraan secara umum Misi Untuk merealisasikan dan mewujudkan visi, maka dijabarkan misi yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan Visi yang ditetapkan. Misi Dinas Kesehatan Kota Medan, yaitu: 1. Menggerakkan Pembangunan Kota Berwawasan Kesehatan

8 48 Para penanggungjawab program pembangunan di Pemerintahan Kota Medan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijaksanaan pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan apalagi yang berdampak negatif, seharusnya tidak dilaksanakan. Untuk itu, maka seluruh elemen dari sistem pemerintahan kota harus berperan sebagai pengerak utama pembangunan Kota Medan menuju Kota Metropolitan yang Modern, Madani dan Relijius berwawasan kesehatan. 2. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat Sehat merupakan hak asasi sehingga setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Disamping itu sehat juga merupakan investasi, yaitu bahwa derajat kesehatan yang optimal akan dapat dicapai melalui investasi baik pemerintah maupun individu. Dengan demikian diharapkan terciptanya suatu kondisi dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tudak mendukung untuk hidup sehat. 3. Memelihara dan Meningkatkan Profesionalisme Layanan Kesehatan Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas kesehatan harus mengutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan perorangan. Dinas Kesehatan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien, serta peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.

9 49 Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, harus dilakukan pula peningkatan jumlah dan kualitas sumberdaya manusia kesehatan, yang terdistribusi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan. Perlu juga ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundang-undangan yang memadai, serta pengembangan kesehatan Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada haruslah senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan dapat dijangkau oleh masyarakat baik dari sisi biaya maupun letak/lokasi. Jumlah puskesmas di Kota Medan pada tahun 2015 tercatat sejumlah 39 Puskesmas serta 39 unit Puskesmas Keliling dan untuk semakin mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat telah berdiri 41 buah Puskesmas Pembantu. Penyebaran Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di setiap Kecamatan di Kota Medan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Jumlah Puskesmas Dan Puskesmas Pembantu Di Kecamatan Kota Medan Tahun 2015 No KECAMATAN PUSKESMAS PUSTU 1 Mdn. Tuntungan Mdn. Johor Mdn. Amplas Medan Denai Mdn. Area Mdn. Kota Mdn. Maimun Mdn. Polonia Mdn. Baru 1 0

10 50 10 Mdn. Selayang Mdn. Sunggal Mdn. Helvetia Mdn. Petisah Mdn. Barat Mdn. Timur Mdn. Perjuangan Mdn. Tembung Mdn. Deli Mdn. Labuhan Mdn. Marelan Mdn. Belawan 1 5 JUMLAH Sumber: Dinas Kesehatan Kota Medan Puskesmas sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat diusahakan dapat menjangkau masyarakat di semua wilayah. Rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk di Kota Medan tahun 2015 adalah 1: (standar nasional 1 : ), dari rasio tersebut seharusnya Kota Medan membutuhkan 73 puskesmas artinya Kota Medan masih membutuhkan 34 puskesmas lagi untuk sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Medan. Sedangkan rasio puskesmas dan puskesmas pembantu adalah 1 : 1,05 (standar nasional 1 : 3 5). Berdasarkan standart yang ada dan untuk lebih mendekatkan akses palayanan kesehatan kepada masyarakat perlu penambahan sekitar 78 Puskesmas pembantu. Sarana pelayanan kesehatan lain di kota Medan tahun 2013 secara detail dapat dilihat pada tabel berikut :

11 51 Tabel 4.2 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Medan Tahun 2015 No Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Kemen kes Pem.Prov Kepemilikan / Pengelola Pem.Ka b/kota Tni/ Polri Bumn Swas Ta Jumla h 1 Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Khusus Puskesmas Dan Jaringannya Puskesmas Rawat 1 Inap -Jumlah Tempat Tidur Puskesmas Non 2 Rawat Inap Puskesmas 3 Keliling Puskesmas 4 Pembantu Sarana Pelayanan Lain 1 Rumah Bersalin Balai 2 Pengobatan/Klinik Praktik Dokter Bersama Praktik Dokter Perorangan 5 Praktik Pengobatan Tradisional Bank Darah Rumah Sakit 7 Unit Transfusi Darah Sarana Produksi Dan Distribusi Kefarmasian 1 Industri Farmasi Industri Obat Tradisional Usaha Kecil Obat Tradisional

12 52 4 Produksi Alat Kesehatan 4 0 Pedagang Besar 5 Farmasi Apotek Toko Obat Penyalur Alat 8 Kesehatan Sumber: Perizinan dan Bina Yankes Dinas Kesehatan Kota Medan Tenaga Kesehatan Persebaran Tenaga Kesehatan Secara terperinci persebaran tenaga kesehatan di Kota Medan tahun 2015 yang terdapat di berbagai unit kerja dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja di Kota Medan Tahun 2015 Rumah Dinas Sarana No Tenaga Kesehatan Puskesmas sakit Kesehatan Yankes 1 Dokter Spesialis Lain - 2 Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat Perawat Gigi Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker Kes. Masyarakat Kes. Lingkungan Nutrisionis Tenaga Keterapian Fisik 13 Tenaga Teknisi Medis

13 53 14 Tenaga Kesehatan Lain Sumber: Bidang Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kota Medan Rasio tenaga kesehatan per penduduk di Kota Medan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Rasio Tenaga kesehatan Per Penduduk di Kota Medan Tahun 2015 No Tenaga Kesehatan Rasio/ pddk 1 Dokter Spesialis 82,87 2 Dokter Umum 36,37 3 Dokter Gigi 12,53 4 Bidan 66,45 5 Perawat 224,96 6 Perawat Gigi 6,83 7 Tenaga Teknis Kefarmasian 22,6 8 Apoteker 3,9 9 Kes. Masyarakat 13,32 10 Kes. Lingkungan 2,68 11 Nutrisionis 12,48 12 Tenaga Keterapian Fisik 6,45 13 Tenaga Teknisi Medis 29,1 Sumber: Bidang Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kota Medan Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa di kota Medan pada tahun 2014 setiap penduduk ada sejumlah 86 atau 87 dokter spesialis (Indikator Indonesia Sehat : 6), ada sejumlah 37 atau 38 dokter umum (Indikator Indonesia Sehat : 40), ada sejumlah 13 atau 14 dokter gigi (Indikator Indonesia Sehat : 11), ada sejumlah 141 atau 142 bidan (Indikator Indonesia Sehat : 100), ada 193 atau 194 perawat (Indikator Indonesia Sehat : 117,5), ada 29 tenaga teknis kefarmasian/apoteker (Indikator Indonesia Sehat : 10), ada 11 atau 12 tenaga

14 54 kesehatan masyarakat (Indikator Indonesia Sehat : 40), ada 12 atau 13 tenaga gizi/nutrisionis (Indikator Indonesia Sehat: 22), ada 3 atau 4 tenaga kesehatan lingkungan (Indikator Indonesia Sehat : 40), 6 atau 7 tenaga keterapian fisik dan ada 28 atau 29 tenaga teknisi medis dan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat di Kota Medan. Dari rasio di atas dapat dilihat bahwa ada yang kekurangan dan kelebihan jumlah tenaga kesehatan tertentu, untuk itu diperlukan pemerataan tenaga kesehatan tersebut untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan di Kota Medan. 4.2 Karakteristik Informan Informan dalam penelitian ini merupakan pengelola program promosi kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2017 berjumlah 9 orang yang terdiri dari Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, kepala seksi promosi kesehatan, perencanaan dan penyusunan anggaran, dan penanggung jawab kegiatan promosi kesehatan. Tabel 4.5 Distribusi Informan berdasarkan karakteristik Informan Jabatan Pendidikan Umur (thn)jenis Kelamin 1 Kepala Bidang S2 48 Laki-laki Kemas 2 Kepala Seksi S2 47 Perempuan Promkes 3 Perencanaan dan S2 34 Perempuan Penyusunan 4 Penanggung Jawab S2 35 Perempuan Kegiatan 1 5 Penanggung Jawab S2 32 Perempuan Kegiatan 2 6 Penanggung Jawab S2 46 Perempuan Kegiatan 3

15 55 7 Penanggung Jawab S2 35 Perempuan Kegiatan 4,5,6 8 Penanggung Jawab S2 45 Perempuan Kegiatan 7 9 Penanggung Jawab S2 44 Perempuan Kegiatan Input (Masukan) Ketersediaan Proporsi Alokasi Biaya Program Promosi Kesehatan Menurut Azwar (1996) salah satu syarat pokok dalam pembiayaan kesehatan adalah tersedianya dana dalam jumlah yang memadai dalam arti dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang dibutuhkan dan masyarakat tidak kesulitan mengakses pelayanan. Ketersediaan anggaran kesehatan Kabupaten/Kota Medan Tahun 2015 yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota sebanyak Rp ,-di dalamnya terdapat Belanja Langsung untuk Dinas Kesehatan Kota Medan Rp ,-, Belanja Tidak Langsung untuk Dinas Kesehatan Kota Medan Rp ,- Tabel 4.6 Matriks persepsi mengenai ketersediaan alokasi biaya program promosi kesehatan Informan Pendapat 1 Ketersediaan biaya untuk program promkes belum cukup,karena semua dana terbatas. 2 Untuk ketersedian biaya untuk program promkes belum cukup dan belum sepenuhnya mengcover sebagian program yang ada di bagian promosi kesehatan walau terkadang masih saling menutupi kegiatan dengan kelebihan anggaran dari setiap program dan kegiatan. Kalau untuk program promkes jumlah dana yang didapat adalah Rp.6,361,736,000,00,- hampir sama dengan tahun 2016 karena program dan kegiatan masih hampir sama yang kami lakukan untuk tahun 2017 ini.

16 56 3 Kalo biaya alokasi biaya untuk Dinas Kesehatan sebenarnya masih kurang dana, khususnya untuk pembagian ke bagian bidang-bidang yang ada di Dinas Kesehatan karena dana yang turun ke Dinas lebih banyak nantinya digunakan untuk pembayaran premi JKN untuk peserta PBI yang ada di Puskesmas Kota Medan. Melalui tabel diatas dapat diketahui ketersediaan alokasi dana program promosi kesehatan bahwa dana yang diberikan untuk bidang Kesehatan Masyarakat khususnya program promosi kesehatan masih kurang dikarenakan dana yang turun ke Dinas Kesehatan Kota Medan harus dibagi ke pihak JKN/BPJS atas pembayaran pelayanan kesehatan untuk Peserta penerima bantuan iuran di Kota Medan. Jumlah dana yang didapat untuk program promkes adalah Rp.6,361,736,000,00, Dimensi District Health Account 1. Sumber Biaya Promosi Kesehatan Sumber biaya untuk penyediaan fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak utama yaitu pemerintah dan swasta. Biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.karena keterbatasan penelitian yang dibahas untuk sumber biaya tidak melibatkan pihak swasta atau lintas sektor lainnya karena data yang sulit didapatkan. Tabel 4.7 Matriks Pendapat Mengenai Sumber Biaya Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Sumber biaya untuk program promosi kesehatan yaitu bersumber dari pihak pemerintah, untuk lintas sektor dan pihak swasta tidak dapat dijelaskan karena bersifat sensitif. 2 Kalau sumber biaya program promosi kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan dari pemerintah yaitu dari APBD Kabupaten/Kota bagian dana Belanja Langsung. Untuk

17 57 sumber lainnya kami tidak bisa menjelaskan karena itu merupakan hal yang sensitif. 3 Sumber biaya program promosi kesehatan yang bersumber pemerintah hanya dari APBD Kabupaten/Kota dan digunakan dari dana Belanja Langsung. Pendapat mengenai sumber biaya untuk program promosi kesehatan yang bersumber pemerintah berasal dari dana pemerintah melalui anggaran kesehatan Kota Medan yang turun untuk Dinas Kesehatan melalui APBD dalam Biaya Langsung. Untuk sumber biaya program promosi kesehatan sebenarnya tidak hanya dari pihak pemerintah saja melainkan pihak swasta, akan tetapi untuk keterlibatan pihak swasta Dinas Kesehatan sedikit berat memberitahukan karena adanya pertimbangan banyak hal lain. 2. Pengelola Sumber Biaya Promosi Kesehatan Unit atau bidang yang menerima dan mengelola dana dari sumber dana untuk membayar atau membeli barang dan jasa kesehatan. Misalnya termasuk Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tabel 4.8 Matriks Pendapat sumber biaya mengenai Pengelola Sumber Dana Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Pengelola sumber biaya untuk promkes itu adalah bidang Kesehatan Masyarakat khususnya bagian promosi kesehatan. Tapi pada dasarnya semua kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan berlandaskan promosi kesehatan akan tetapi untuk kegiatan yang besar harus pihak promosi kesehatan yang melakukan dan kalau hanya kegiatan kecil atau tingkat puskesmas yang ranahnya kecil itu lebih ke bagian program mana yang mau menyelenggarakannya.

18 58 2 Untuk pengelola sumber biaya program promosi kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan adalah bidang Kesehatan Masyarakat kemudian diberikan kepada kepala seksi promosi kesehatan sebagai pengguna dan setiap bidang ada namanya PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan). Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa pengelola untuk sumber biaya program promosi kesehatan yang bersumber pemerintah diberikan dari Kepala Dinas kemudian diberikan kepada kepala bidang kesehatan masyarakat dan dari kepala bidang langsung diberikan kepada kepala seksi bagian promosi kesehatan dan kepala seksi membagi kepada PPTK setiap program dan kegiatan yang akan dijalankan. 3. Penyelenggara Pelayanan Program Promosi Kesehatan Bidang yangmenerima dan menggunakandana/biaya untuk memproduksi barang dan jasa pelayanan atau melaksanakan program kesehatan, misalnya Dinas Kesehatan, RS milik pemerintah, RS swasta, klinik, puskesmas, praktek dokter (swasta), dll. Tabel 4.9 Matriks Pendapat Mengenai Penyelenggara Pelayanan Program Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Penyelenggara pelayanan/ program promosi kesehatan yaitu Dinas Kesehatan Kota Medan saja dimana yang menyelenggarakan Kepala Seksi dan staff nya. 2 Tim penyelenggara untuk program promosi kesehatan adalah Kepala Seksi dan staff promosi kesehatan Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa penyelenggara pelayanan untuk program promosi kesehatan di Dinas Kesehatan itu sudah diatur dan yang melaksanakan adalah bagian Kepala Seksi dan Staff bidang Promosi Kesehatan karena mereka yang berada pada bagian tersebut.

19 59 4. Fungsi Kesehatan Program Promosi Kesehatan Fungsi kesehatan merupakan semua aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan.dimana untuk program promosi kesehatan fungsi kesehatannya lebih menuju pada promosinya untuk memberikan arahan kepada masyarakat luas pentingnya menjaga kesehatan. Tabel 4.10 Matriks Pendapat Mengenai Fungsi Kesehatan Program Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Untuk fungsi kesehatan dari program promosi kesehatan, dimana dapat mencegah masyarakat atau sasaran yang dituju karena program promosi kesehatan lebih cenderung untuk mempromosikan bagaimana untuk mencegah sasaran untuk tidak sakit. 2 Kalau fungsi kesehatan program promosi kesehatan yang dilaksanakan di Dinas Kesehatan itu memasukkan kegiatan penyuluhan untuk program yang dilakukan karena konsep promosi kesehatan yaitu dengan kita mempromosikan dan melakukan penyuluhan untuk sasaran kita atau masyarakat luas. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, diketahui bahwa fungsi kesehatan program promosi kesehatan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Medan lebih pada penyuluhan, mempromosikan, dan membuat peringatan pentingnya menjaga kesehatan dengan media yang disediakan. 5. Program Kesehatan Promosi Kesehatan Dimensi program bertujuan untuk menggambarkan jenis program kesehatan yang dibiayai dengan belanja dari pengelola anggaran. Secara umum dimensi program dalam DHA yang disesuaikan dengan program kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Medan.

20 60 Tabel 4.11 Matriks Pendapat Mengenai Program Kesehatan Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Program kesehatan promosi kesehatan di Dinas Kesehatan sudah ada dan itu lah yang sudah disetujui oleh Pemerintah Kota Medan. (dilihat pada lampiran). 2 Program kesehatan promosi kesehatan ada pada lampiran yang telah diberikan bagian sekretariat. 3 Program-program ini merupakan program yang telah disetujui Pemerintah Kota Medan dan sudah disusun berdasarkan prioritas mana yang akan dilakukan pada 1 tahun kedepan. Untuk program promosi kesehatan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Medan itu berjumlah sebanyak 8 program dimana program tersebut dibiayai dengan belanja pengelola anggaran dan dalam lampiran terlihat program beserta anggaran biayanya. 6. Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan Untuk Indonesia, khususnya di Kabupaten/Kota klasifikasi langsung-tidak langsung ini sangat penting, terutama setelah pemerintah menerapkan anggaran berbasis kinerja (Permendagri No.29 Tahun 2007), yang membagi anggaran untuk kegiatan langsung dan tidak langsung. Kinerja program kesehatan sangat ditentukan oleh volume kegiatan langsung (pelayanan) dana kecukupan anggaran untuk kegiatan langsung tersebut. Tabel 4.12 Matriks Pendapat Mengenai Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Jenis kegiatan program promosi kesehatan di Dinas Kesehatan sudah ada dan itu lah yang sudah disetujui oleh Pemerintah Kota Medan. (dilihat pada lampiran).

21 61 2 Untuk jenis kegiatan program promosi kesehatan ada pada lampiran yang telah diberikan bagian sekretariat dan kami tidak mengklasifikasikan jenis kegiatan dengan kegiatan langsung dan tidak langsung. 3 Program-program dan jenis kegiatan ini merupakan yang telah disetujui Pemerintah Kota Medan dan sudah disusun berdasarkan prioritas mana yang akan dilakukan pada 1 tahun kedepan. Untuk jenis kegiatan program promosi kesehatan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Medan itu hampir sama penjelasannya dengan program kesehatan dan jumlah jenis kegiatan untuk promosi kesehatan sebanyak 20 kegiatan dimana kegiatan tersebut dibiayai dengan belanja pengelola anggaran dan dalam lampiran terlihat program beserta anggaran biayanya. 7. Mata Anggaran Program Promosi Kesehatan Mata anggaran adalah jenis input yang dibeli oleh provider (pelaksana program/pelayanan) untuk melaksanakan jenis-jenis kesehatan diatas. Mata Anggaran mencakup hal-hal berikut: a) Barang modal (seperti gedung, alat kesehatan,alat non kesehatan, fellowship untuk staff,dan lain sebagainya). b) Biaya operasional atau biaya variabel (seperti tenaga, obat, bahan medis, bahan non-medis, makanan, listrik, telepon, air, perjalanan, dan lain sebagainya). c) Biaya pemeliharaan (pemeliharaan gedung, alat, pelatihan, dan lain sebagainya).

22 62 Tabel 4.13 Matriks Pendapat Mengenai Mata Anggaran Program Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Untuk mata anggaran yang saya ketahui hanya dipakai untuk pembelian hadiah untuk kegiatan perlombaan dan untuk pembelian barang perlengkapan setiap program dan kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Medan. 2 Mata anggaran program promosi kesehatan untuk barang modal yang saya tahu itu berupa fisik seperti pengadaan alat non medis sementara itu kami minta pada bagian pengadaan dulu. Untuk belanja operasional mungkin kami memberikan honor jasa dan tenaga yang membantu kami dalam kegiatan. Dan untuk belanja pemeliharaan itu kami tidak ada sebenarnya dan kalo untuk pengklasifikasiannya kami itu ya digabungkan saja tidak ada kelompok belanjanya. Dari pernyataan diatas diketahui bahwa untuk mata anggaran program promosi kesehatan tidak digai bagi menjadi barang modal, belanja operasional, dan belanja pemeliharaan tetapi Dinas Kesehatan Kota Medan menggabungkan menjadi satu bagian dan ada beberapa barang yang untuk setiap kegiatan yang masih sama dengan tahun lalu bisa menggunakan barang yang masih tersedia dan memanfaatkannya kembali guna menekan anggaran supaya tidak kurang dan jika lebih biaya suatu kegiatan maka biaya tersebut digunakan untuk kegiatan lainnya. 8. Jenjang Kegiatan Program Promosi Kesehatan Jenjang kegiatan adalah jenjang administratif dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.suatu kegiatan bisa dilakukan sekaligus di berbagai jenjang, misalnya program eliminasi malaria mencakup kegiatan penyeemprotan di masyarakat, penemuan kasus dan pengobatan di Puskesmas dan promosi kesehatan tentang malaria yang dilakukan ditingkat kabupaten.dalam hal

23 63 demikian, maka jenjang kegiatan tersebut dikelompokan sebagai kegiatan pada jenjang kabupaten. Tabel 4.14 Matriks Pendapat Mengenai Jenjang Kegiatan Program Promosi Kesehatandi Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Kegiatan untuk jenjang provinsi Dinas kesehatan hanya melakukan koordinasi dan konsultasi jika ada kegiatan tambahan dari pusat. Untuk jenjang kegiatan kota dilakukan di Dinas kesehatan lalu kegiatan turun berjenjang kebawah seperti jenjang kecamatan dan kelurahan untuk mencapai masyarakat yang ada di Kota Medan ini. 2 Untuk program promosi kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan jenjang yang menjadi sasaran pertama itu jenjang Kabupaten/Kota, untuk program promosi kesehatan itu dimulai dari line terendah dimana berawal dari masyarakat, kepling, RT/RW, kelurahan, kecamata, dan kabupaten Kota. Kalau provinsi Dinas Kesehatan ikut juga dalam kegiatan dan program yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil wawancara dimana dikatakan untuk jenjang kegiatan dilaksanakan menurut segitiga terbalik yaitu dilaksanakan dari line terendah terlebih dahulu. Semua kegiatan dilakukan berdasarkan rencana strategi yang telah disusun dan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Medan. 9. Penerima Manfaat Program Promosi Kesehatan Penerima manfaat adalah kelompok penduduk yang mendapat manfaat dari barang dan jasa kesehatan yang dibiayai. Penerima manfaat dalam hal ini adalah sekelompok orang (ibu, balita, anak sekolah, remaja, Lansia) mayarakat yang menerima secara langsung atau tidak langsung manfaat dari suatu kegiatan/program kesehatan.

24 64 Tabel 4.15 Matriks Pendapat Mengenai Penerima Manfaat Program Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Untuk penerima manfaat dari program promosi kesehatan yang bersumber pemerintah yaitu untuk sasaran masyarakat yang ada di Kota Medan hanya terkadang ada beberapa yang terbatas pesertanya ketika biaya suatu kegiatan itu minim. 2 Yang menerima manfaat program promosi kesehatan di Dinas kesehatan yaitu semua kelompok masyarakat tanpa terkecuali mulai dari bayi, balita, remaja, usia reproduktif, dewasa, pra lansia, dan lansia yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Medan Berdasarkan hasil wawancara untuk penerima manfaat dari kegiatan yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Medan adalah semua lapisan masyarakat yang ada di Kota Medan tanpa terkecuali karena Dinas Kesehatan Kota Medan bertanggung jawab atas masyarakat yang berada di wilayah Kota Medan. 4.4 Proses RincianKegiatan Program Promosi Kesehatan Tabel 4.16 Matriks Uraian Program Dan Kegiatan Beserta Anggaran Untuk Program Promosi Kesehatan Kota Medan Tahun 2016 URAIAN ANGGARAN Program Upaya Kesehatan Masyarakat Perlombaan dan penilaian Posyandu dan penyiapan hadiah perlombaan Perlombaan dan penilaian Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan Tingkat Kota Medan dan Penyiapan hadiah perlombaan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 75,000, ,000, Revitalisasi posyandu 5,495,944, Promosi Kesehatan Pada Acara HKN 210,000,000.00

25 65 Promosi Kesehatan Pada Peringatan HUT Kemerdekaan RI 33,000, Promosi Kesehatan Pada Kegiatan Ramadhan Fair 55,000, Promosi Kesehatan Pada Kegiatan MTQ 54,562, Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Penyediaan Transport Kader Kelompok Lansia 338,230, Jumlah 6,361,736, Tabel 4.17 Matriks Rincian Kegiatan Program Promosi Kesehatan No. Jenis Kegiatan Bentuk Kegiatan 1. Program Upaya Kesehatan masyarakat a. Perlombaan dan Penilaian 1) Pendataan Posyandu Posyandu dan penyiapan 2) Penyeleksian Posyandu terbaik hadiah perlombaan mewakili Kecamatan 3) Penilaian Posyandu seluruh Kecamatan 4) Pembagian hadiah pemenang Posyandu b. Perlombaan dan Penilaian 1) Pendataan Lingkungan Bersih Kesatuan Gerak PKK KB Sehat dan PHBS kelurahan Kesehatan Tingkat Kota 2) Melakukan penyuluhan untuk Dan Penyiapan Hadiah menjaga kebersihan lingkungan Perlombaan dan PHBS ke masyarakat 3) Penentuan juara Kelurahan yang bersih dan sehat 4) Pembagian hadiah pemenang Kelurahan terbaik 2. Program Promosi Kesehatan dan PemberdayaanMasyarakat a. Revitalisasi Posyandu 1) Memberikan honor kepada kader yang terdapat di setiap posyandu 2) Pemberian pelatihan kepada kader dan untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang 5 meja posyandu serta kelengkapan kartu KMS. b. Promosi Kesehatan pada 1) Pemeriksaan dan pemantauan Acara HKN serviks 2) Cek kesehatan dasar serta

26 66 melakukan penyuluhan kesehatan 3) Lomba senam sehat 4) Lomba jalan sehat 5) Lomba bayi sehat dan penyuluhan tentang makanan sehat untuk bayi dan balita 6) Pameran kesehatan di Lapangan Merdeka untuk membantu penyelenggaraan HKN dan melakukan penyuluhan 7) Penyuluhan dokter kecil tingkat SD 8) Evaluasi tenaga paramedis teladan tingkat Dinas Kesehatan Kota Medan 9) Seminar Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan c. Promosi Kesehatan pada 1) Membuat posko kesehatan untuk Peringatan HUT Kemerdekaan menampung masyarakat Kota RI Medan yang hadir jika kelelahan dan sakit 2) Pemeriksaan kesehatan beserta penyuluhan kesehatan 3) Pelayanan emergency 4) Lomba gerak jalan sehat d. Promosi Pada Kegiatan 1) Pembuatan posko kesehatan Ramadhan Fair 2) Pemeriksaan kesehatan dasar 3) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat yang datang ke posko kesehatan 4) Mempromosikan pentingnya kesehatan e. Promosi Kesehatan Pada 1) Pembuatan stand kesehatan Kegiatan MTQ 2) Melakukan penyuluhan kesehatan 3) Membuat spanduk kesehatan 4) Membuat benner promosi kesehatan 3. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia a. Penyedia Transport Kader 1) Pemeriksaan kesehatan dasar Kelompok Lansia 2) Melakukan penyuluhan kesehatan

27 67 3) Melaksanakan senam sehat 4) Membuat kegiatan yang melatih ingatan lansia 5) Membuat suatu prakarya yang dapat menghilangkan fikiran stres serta dapat menghasilkan pendapatan lansia 6) Memberikan honor pada kader posyandu lansia Proses Perencanaan Anggaran Proses perencanaan kegiatan program promosi kesehatan bersumber APBD secara umum dilakukan dengan pendekatan bottom up. Proses perencanaan dilakukan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dimulai dari tingkat dusun, selanjutnya desa, kecamatan dan kabupaten. Tabel 4.18 Matriks Pendapat Mengenai Proses Perencanaan Anggaran Program Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan Informan Pendapat 1 Proses perencanaan anggaran program diproses mulai dari buttom up yaitu tingkat masyarakat, menyampaikan kepada kepala desa atau ke puskesmas apa yang dibutuhkan masyarakat dan pihak kepala desa menyampaikan ke kecamatan kemudian ke tingkatan kabupaten dan menyampaikan pada tingkat Dinas Kesehatan Kota. Dinas Kesehatan kemudian menampung dan merincikan serta membuat penganggaran biaya yang nantinya disampaikan kepada Kepala Dinas dan kemudian disampaikan kepada Pemerintah Kota Medan untuk mendapat persetujuan apa kegiatan yang bisa disetujui dan dijalankan oleh Dinas Kesehatan. 2 Proses perencanaan anggaran dimulai dengan menyusun berdasarkan rencana strategis yang sudah ditetapkan Pemerintah Kota Medan berbentuk bundle berdasarkan SKPD yang ada di Kota Medan. Pemerintah Kota Medan memberikan buku untuk Dinas Kesehatan Kota Medan

28 68 tentang rencana strategis. Dinas Kesehatan menyusun Rencana anggaran Kegiatan (RAK) berupa usulan dan dipilih berdasarkan apa yang diperlukan masyarakat dan dimasukkan kedalam RAK dan disusun berdasarkan prioritas dan nantinya pemerintah Kota menyortir apa saja kegiatan yang disetujui dan disesuaikan dengan kecukupan dana yang ada untuk Dinas Kesehatan. Setelah disetujui pemerintah Kota barulah Dinas Kesehatan membuat Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) kemudian dari DPA barulah bisa melakukan kegiatan. 3 Kalau perencanaan diusulkan berdasarkan buttom up dimana dari tingkat puskesmas kemudian ke tingkat musrenbang kecamatan lalu usulan ditampung kemudian dijadikan perumusan anggaran sementara yang nantinya akan disampaikan ke pemerintah Kota Medan mana yang disetujui dan kemudian dibuat detail program dan kegiatan beserta anggarannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan menyatakan bahwa proses perencanaan anggaran program system buttom up dimana proses berawal dari tingkat desa/ kelurahan atau ke puskesmas apa yang dibutuhkan masyarakat dan pihak kepala desa menyampaikan ke kecamatan kemudian ke tingkatan kabupaten dan menyampaikan pada tingkat Dinas Kesehatan Kota. Dinas Kesehatan menyusun Rencana anggaran Kegiatan (RAK) berupa usulan dan dipilih berdasarkan apa yang diperlukan masyarakat dan dimasukkan kedalam RAK dan disusun berdasarkan prioritas dan nantinya pemerintah Kota menyortir apa saja kegiatan yang disetujui dan disesuaikan dengan kecukupan dana yang ada untuk Dinas Kesehatan.

29 Output (Keluaran) Pemanfaatan Dana Program dan Kegiatan Promosi Kesehatan 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat a. Kegiatan Perlombaan dan Penilaian Posyandu Dan Penyiapan Hadiah Perlombaan Tabel 4.19 Matriks Penjelasan kegiatan Perlombaan dan Penilaian Posyandu Dan Penyiapan Hadiah Perlombaan Informan Pendapat 4 Kegiatan ini dilaksanakan pada triwulan I tepatnya bulan maret dan acara yang dilaksanakan hanya penilaian posyandu, yang dinilai masing-masing posyandu dipilih untuk mewakili 1 kecamatan. Kota Medan memiliki 21 Kecamatan, maka 21 Posyandu yang dilombakan dan dipilih juara 1 sampai dengan harapan 3. Dari anggaran, dana digunakan untuk membeli hadiah, transport dan honor team juri. Pembagian hadiah di satukan dengan acara ibu PKK di triwulan ke IV dikarenakan lebih meminimalisir pengeluaran dana jika membuat acara lagi untuk pembagian hadiah kepada pemenang acaranya. Berdasarkan hasil wawancara diketahui jika program yang dikerjakan bertujuan untuk membuat dan memotivasi setiap posyandu agar lebih kreatif dan lebih baik lagi dengan membuat penilaian posyandu terbaik se-kota Medan. b. Perlombaan Dan Penilaian Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan Tingkat Kota Medan Dan Penyiapan Hadiah Perlombaan

30 70 Tabel 4.20 Matriks Penjelasan kegiatan Perlombaan dan Penilaian Posyandu Dan Penyiapan Hadiah Perlombaan Informan Pendapat 5 Kegiatan ini dilaksanakan pada triwulan I tepatnya bulan Februari akhir. Tata cara pelaksanaanya hampir sama dengan perlombaan dan penilaian posyandu dan penyiapan hadiah perlombaan hanya saja pada kegiatan ini lebih pada kegiatan penilaian Lingkungan Hidup Sehat (LBS) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatannya dilakukan pada tingkat kelurahan dimana 1 kelurahan mewakili 1 kecamatan yang ada di Kota Medan. Dari dana yang disediakan untuk kegiatan, digunakan honor panitia, belanja barang dan jasa, belanja cetak sertifikat dan pengadaan, dan transportasi. Pembagian hadiah di satukan dengan acara ibu PKK di triwulan ke IV dikarenakan lebih meminimalisir pengeluaran dana jika membuat acara lagi untuk pembagian hadiah kepada pemenang acaranya. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk membuat kesadaran masyarakat membuat lingkungan yang ada di sekitar mereka bersih dengan membuat lomba lingkungan bersih dan sehat. 2. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat a. Revitalisasi Posyandu Tabel 4.21 Matriks Penjelasan kegiatan Revitalisasi Posyandu Informan Pendapat 6 Untuk revitalisasi posyandu sebenarnya lebih banyak dana anggaran digunakan untuk membayar honor kader dimana, 1 kader diberikan honor Rp ,- sedangkan posyandu yang tersebar di Kota Medan sebanyak seribu lebih posyandu dan 1 posyandu minimal 5 kader yang menanganinya. Kegiatan lain yang terselenggara dimana dilakukan

31 71 penyuluhan tentang pentingnya penerapan 5 meja posyandu beserta pelatihan pengukuran berat badandan pelengkapan data sesuai dengan KMS kepada kader. Berdasarkan hasil wawancara bahwa diharapkan dengan terus terselenggaranya revitalisasi posyandu mampu memberdayakan posyandu untuk mengurangi dampak terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak yang nantinya dapat mempengaruhi krisis ekonomi serta meningkatkan kemampuan dan pengetahuan kader untuk pentingnya tugas sebagai kader posyandu. b. Promosi Kesehatan Pada Acara HKN Tabel 4.22 Matriks Penjelasan kegiatan Promosi Kesehatan Pada Acara HKN Informan Pendapat 7 Kegiatan ini dilaksanakan pada triwulan ke-iv dan sasarannya seluruh masyarakat yang berada di Kota Medan. Anggaran biaya digunakan untuk kegiatan pameran kesehatan di Lapangan Merdeka, pemeriksaan kesehatan serviks, lomba senam sehat, penyuluhan dokter kecil, lomba jalan sehat, lomba dokter remaja, pengecekan kesehatan dasar, lomba balita sehat, seminar kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan, lomba pidato anak-anak, lomba pidato remaja, dan evaluasi tenaga paramedis teladan. Sisanya digunakan untuk membeli perlengkapan menghias stand, hadiah dan sertifikat pemenang perlombaan. Didalam setiap perlombaan panitia tetap menyampaikan pesan tentang promosi kesehatan berdasarkan sasaran dari lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.

32 72 Berdasarkan hasil wawancara didapat bahwa setiap kegiatan perlombaan mempunyai cara untuk menyampaikan pesan promosi kesehatan berdasarkan sasarannya siapa yang akan di tuju agar pesannya tersampai dengan baik dan dilakukan di lingkungan tempat tinggalnya. c. Promosi Kesehatan Pada Peringatan HUT Kemerdekaan RI dan Ramadhan Fair Tabel 4.23 Matriks Penjelasan kegiatan Promosi Kesehatan Pada Peringatan HUT Kemerdekaan RI dan Ramadhan Fair Informan Pendapat 7 Kegiatan keduanya ini dilaksanakan pada triwulan ke-iii dan sasarannya seluruh masyarakat yang berada di Kota Medan. Anggaran biaya digunakan untuk kegiatan membuat posko kesehatan yang didalamnya terdapat tim para medis berjaga untuk tetap dapat melayani masyarakat yang datang dan apabila ada kejadian emergency paramedis sudah ada ditempat, lomba gerak jalan, pelayanan emergency, cek pemeriksaan kesehatan, pameran kesehatan, dan membuat mobil hias. Di dalam pameran kesehatan dan pembukaan posko kesehatan pada HUT RI dan Ramadhan Fair pihak Dinas Kesehatan Kota Medan tetap membuat promosi kesehatan dengan berbagai macam cara seperti spanduk bertemakan promosi kesehatan, benner, leaflet dan berbagai macam media lain yang digunakan guna mendukung pesan promosi kesehatan dalam HUT Kemerdekaan RI dan Ramadhan Fair. Berdasarkan hasil wawancara didapat bahwa dalam kegiatan apapun tetap menyampaikan pentingnya promosi kesehatan karena promosi kesehatan dapat membuat masyarakat menjadi tahu dan paham bagaimana menjaga kesehatan mencegah dirinya agar tidak sakit.

33 73 d. Promosi Kesehatan Pada Kegiatan MTQ Tabel 4.24 Matriks Penjelasan kegiatan Promosi Kesehatan Pada Kegiatan MTQ Informan Pendapat 8 Kegiatan dilakukan pada triwulan I tepatnya bulan Maret. Kegiatan dilakukan bertujuan untuk melancarkan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan MTQ serta dalam acara tersebut Dinas Kesehatan Kota Medan melakukan promosi kesehatan. Apabila ada pengunjung yang mengalami sakit, pingsan, atau hanya sekedar ingin tahu tentang kesehatan dan cek kesehatan bisa datang ke stand Dinas Kesehatan. Untuk kegiatan cek kesehatan dimana ada petugas kesehatan dari Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada dikota Medan bergantian menjaga stand cek kesehatan kegiatan pertamanya dilakukan pembuatan stand Dinas Kesehatan Kota Medan, menghias stand, membuat benner, spanduk tentang kesehatan 12 indikator keluarga sehat, PHBS, pencetakan leaflet. Dana dari anggaran lebih banyak digunakan untuk biaya stand, menghias stand serta keperluan lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dimana dalam acara MTQ kegiatan promosi kesehatan sebenarnya tidak mencolok dikarenakan Dinas Kesehatan Kota Medan hanya ikut berpartisipasi terselenggaranya acara dan apabila ada masyarakat yang datang dan tiba-tiba sakit ada posko kesehatan yang dapat menangani tindakan pertamanya. 3. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia a. Penyedia Transport Kader Kelompok Lansia Tabel 4.25 Matriks Penjelasan kegiatan Penyedia Transport Kader Kelompok Lansia Informan Pendapat 9 Program dilakukan setiap bulan di setiap posyandu lansia yang ada di Kota Medan. Kegiatan diberikan

34 74 kepada kader lansia yang berjumlah 3 orang dari setiaap posyandu lansia.jumlah posyandu lansia tahun posyandu lansia. Setiap 1 orang kader diberikan Rp perbulan honor dan diberikan per triwulan. Kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia yaitu pemeriksaan tinggi dan berat badan, kesehatan darah, asam urat, kolesterol, serta adanya kegiatan penyuluhan kepada lansia tentang CTPS, PHBS, serta kegiatan senam sehat yang dilakukan oleh kader posyandu.dan ada juga membuat kegiatan prakarya yang nantinya bisa membantu mengasah ingatan lansia agar tidak pikun. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan didapat bahwa untuk program kegiatan penyedia transport kader kelompok lansia anggaran yang ada lebih pada transport dan honor para kader posyandu lansia yang ada di Kota Medan. Kegiatan untuk pemeriksaan kesehatan dan yang lain atau penyediaan alat medis menggunakan dari pihak Puskesmas yang dekat dengan Posyandu lansia karena Puskesmas ikut ambil alih dalam kegiatan Posyandu lansia, Dinas Kesehatan Kota Medan hanya mengkoordinir serta membantu transport serta honor pihak kader Posyandu lansia yang ada dikota Medan.

35 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Input (Masukan) Ketersediaan Proporsi Alokasi Biaya Program Promosi Kesehatan Subsistem pembiayaan dalam sistem kesehatan memiliki peranan yang sangat besar. Kompleksitas pelayanan kesehatan yang sejalan dengan semakin langkanya sumber daya maka perhatian terhadap pembiayaan kesehatan menjadi sangat penting. Menurut Azwar (1996) salah satu syarat pokok dalam pembiayaan kesehatan adalah tersedianya dana dalam jumlah yang memadai dalam arti dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang dibutuhkan dan masyarakat tidak kesulitan mengakses pelayanan. Ketersediaan anggaran kesehatan Kabupaten/Kota Medan Tahun 2015 yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota sebanyak Rp ,- di dalamnya terdapat Belanja Langsung untuk Dinas Kesehatan Kota Medan Rp ,-, Belanja Tidak Langsung untuk Dinas Kesehatan Kota Medan Rp ,- dan sisanya untuk Rumah Sakit Pirngadi karena sumber biaya anggaran Rumah Sakit tersebut juga dari anggaran kesehatan Kota Medan. Kemudian APBN anggaran kesehatan Kota Medan Rp ,- termasuk didalamnya Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Tugas Pembantuan (BOK) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Untuk ketersediaan program promosi kesehatan bersumber pemerintah itu digunakan dari dana Belanja Langsung Dinas Kesehatan Kota Medan. Berdasarkan Peraturan Walikota bahwa alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk upaya kesehatan dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik Pusat maupun daerah, 75

36 76 sekurang-kurangnya 5% dari Pendapatan Domestik Bruto sudah dimasukkan kedalam anggaran untuk program promosi kesehatan yang akan diajukan ke pemerintah kota. Jumlah dana yang didapat untuk program promosi kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan adalah Rp. 6,361,736,000,00,-. Dari hasil wawancara yang didapat diketahui bahwa pada dasarnya dana anggaran untuk Dinas Kesehatan Kota Medan tercukupi untuk digunakan selama satu tahun, akan tetapi hampir 75% dari dana yang turun itu digunakan untuk membayar premi JKN/BPJS penerima bantuan iuran yang di cover oleh pemerintah untuk dibayarkan ke pihak BPJS atas penggunaan fasilitas kesehatan yang digunakan masyarakat penerima bantuan iuran di puskesmas yang berada si wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Medan. Maka dari itu pemerintah membayarkan melalui dana yang turun ke Dinas Kesehatan Kota Medan dan sisa dari 75% itu adalah dana yang nantinya akan dibagi ke setiap bidang untuk keperluan program dan kegiatan yang akan mereka jalankan selama satu tahun. Ketersediaan dana yang didapat untuk program promosi kesehatan adalah Rp 6,361,736,000,00,-. Akan tetapi masih belum cukup untuk menjalankan semua program dan kegiatan karena dibawah bidang kesehatan masyarakat terbagi tiga seksi lagi dimana ada seksi promosi kesehatan, seksi UKS, dan seksi gizi yang nantinya dana yang diberikan kepada bidang kesmas dibagi oleh ketiga seksi tersebut. Ketidakcukupan dari anggaran yang diberikan pada bagian promosi kesehatan yang terkadang membuat kepala seksi dan kepala bidang mencari solusi bagaimana mengkondisikan dari dana yang ada diolah dengan rata untuk semua

37 77 program dan kegiatan yang ada agar seluruh kegiatan dan program yang ada terselenggara dengan baik tanpa ada satu pun program dan kegiatan yang tidak terseenggara karena dana yang tidak mencukupi. Tidak hanya bidang promosi kesehatan saja yang mengalami kekurangan dana, akan tetapi hampir dari semua bidang juga mengalami kekurangan dana akibat dari anggaran yang turun ke Dinas Kesehatan Kota Medan hampir 75% nya digunakan untuk pembayaran JKN. Tersedianya dana dalam jumlah yang memadai dalam arti dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang dibutuhkan oleh Dinas Kesehatan dalam melakukan kegiatan untuk mewujudkan masyarakat Kota Medan yang sejahtera. Dinas Kesehatan Kota Medan juga memperhatikan pentingnya membuat suatu metode dalam melihat tercapai atau tidaknya dana yang ada secara efektif dan efisien dengan District Health Account (DHA), metode DHA untuk Dinas Kesehatan Kota Medan dan pemerintah dapat cepat mengetahui apa saja yang telah dilakukan dengan anggaran yang diberikan serta lebih mudah mengetahui tercapai atau tidak tujuan dan sasaran dalam kegiatan yang dilakukan Dimensi District Health Account 1. Sumber Biaya Promosi Kesehatan Menurut Maryanti dan Hardianto (2006), di tingkat kabupaten/kota, pembiayaan kesehatan dapat berasal dari sumber pemerintah dan pihak swasta. Anggaran kesehatan yang bersumber pemerintah berasal dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota itu sendiri. Sementara itu, pembiayaan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Peneltitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan proses pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN A. Sejarah Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di

Lebih terperinci

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 2. URUSAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Oleh : Dr. Hj. Rosnini Savitri, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Pendahuluan Luas wilayah 42.297,30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010-2014 mencantumkan empat sasaran pembangunan kesehatan, yaitu: 1) Menurunnya disparitas status kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN di Puskesmas Padang Pasir meliputi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Pemerintahan dan Pembagian Wilayah Dasar pembentukan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu agenda yang tercantum di dalam Nawa Cita Pembangunan Nasional adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MEDAN DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA MEDAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA MEDAN DINAS KESEHATAN e mail : dkk_medan@yahoo.com Jalan Rotan Komplek Petisah Telp. (061) 4520331 M E D A N PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KOTA

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang

Lebih terperinci

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga LEMBAR FAKTA 1 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Apa itu Pendekatan Keluarga? Pendekatan Keluarga Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan

Lebih terperinci

BIDANG BINA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN

BIDANG BINA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN CAPAIAN KINERJA THN 2015, KEGIATAN THN 2016 & RENCANA KERJA THN 2017 BIDANG BINA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN oleh : KABID BINA PSDK DINAS KESEHATAN PROV. SULSEL Pada acara PRARARAKERNAS TINGKAT

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan sebagai pusat rujukan layanan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan melalui puskesmas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis

Lebih terperinci

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota Dalam bab ini akan diuraikan tentang profil Kota Medan, profil Bappeda Kota Medan, serta uraian isi dari Peraturan daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 8 Tahun 2015 31 Desember 2015 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) yang melaksanakan sebagian tugas dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Riwayat Puskesmas 3.1.1. Sejarah Puskesmas Puskesmas Kecamatan Jagakarsa berdiri pada tahun 1986 yang beralamat di Jalan Moh Kahfi I No. 27A, sebelum berdiri sendiri

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK 280507 1 PEMBANGUNAN KESEHATAN MEMPUNYAI VISI INDONESIA/ MASYARAKAT SEHAT, DIANTARANYA DILAKSANAKAN MELALUI PELAYANAN KESEHATAN OLEH

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014 PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KOTA MAKASSAR DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TAMAMAUNG DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...... 2 BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi suatu negara, hal ini menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas tanah 567 dan luas bangunan 346

BAB IV HASIL PENELITIAN. 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas tanah 567 dan luas bangunan 346 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Puskesmas Bulu Lor terletak di jalan Banowati Selatan II RT 14 / RW 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau (UU No.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh

Lebih terperinci

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN 2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN KEPALA PUSKESMAS I.Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik. 1. Sebagai seorang Dokter 2. Sebagai Manajer III. Kegiatan pokok

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar. Kesehatan adalah hak fundamental setiap masyarakat, yang merupakan hak asasi manusia dan menjadi

Lebih terperinci

Buku Indikator Kesehatan PROVINSISULAWESI BARAT

Buku Indikator Kesehatan PROVINSISULAWESI BARAT Buku Indikator Kesehatan PROVINSISULAWESI BARAT GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI SULAWESI BARAT Sulawesi Barat Maju dan Malaqbi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan yang optimal baik dari segi badan, jiwa maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan PRA-MUSRENBANGNAS RKP Kelompok Pembahasan: Kesehatan Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Jakarta, 16-24 April 2015 Buku I: STRATEGI PEMBANGUNAN NORMA PEMBANGUNAN 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI WILAYAH BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006

PENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006 I. IDENTITAS WILAYAH NO. RINCIAN KODE PEDOMAN PENGISIAN 101 Provinsi Diisi dengan Nama Propinsi 102 Kabupaten/Kota Diisi dengan Nama

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL SALINAN NOMOR 4/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 3 sasaran sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat telah melakukan upaya pembangunan dalam rangkaian program-program yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh status kesehatan masyarakat. Kesehatan bagi seseorang merupakan sebuah investasi dan hak asasi

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mencapai Visi Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Undang-undang RI No. 53 tahun 1999.Kabupaten Rokan Hilir terletak di pesisir timur Pulau

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Undang-undang RI No. 53 tahun 1999.Kabupaten Rokan Hilir terletak di pesisir timur Pulau 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Rokan Hilir merupakan sebuah Kabupaten baru yang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Dibentuk pada tanggal 4 Oktober

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Keadaan Geografi Kelurahan II. 1. 1 Situasi Kelurahan Mangga Kelurahan Mangga terletak atau termasuk dalam wilayah Kecamatan Tuntungan. Kelurahan ini adalah pemukiman

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, No.16, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pelayanan Kesehatan. Di Fasilitas Kawasan Terpencil. Sangat Terpencil. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 DINAS KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN JEMBRANA FEBRUARI 2017 Dinas dan Kesos Kabupaten Jembrana KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah dicerminkan oleh besar kecilnya angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDRB Per Kapita. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. 3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cimahi Utara Keadaan Geografis Puskesmas Cimahi Utara

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. 3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cimahi Utara Keadaan Geografis Puskesmas Cimahi Utara BAB III OBYEK LAPORAN KKL 3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cimahi Utara 3.1.1 Keadaan Geografis Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Cimahi Utara berada di Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi dan mendapat curah

Lebih terperinci

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 75 BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 1.1 TENAGA KESEHATAN 1.1.1 Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan TABEL 1.1. DAFTAR TENAGA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN YANG BERADA DI DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten tersebar hampir di seluruh wilayah dimana pada tahun 2013 terdapat 270 sarana kesehatan dan jaringannya baik

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan pelayanan kesehatan (WHO, 2000). Komponen pengelolaan kesehatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada target hasil dalam kurun waktu lima tahun dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2000). Oleh karena itu, status kesehatan yang relatif

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia Sebelum disebut Kantor Pelayana Pajak (KPP) dulunya bernama Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR. A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR. A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan Pada awalnya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan adalah suatu sub bagian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI DINAS KESEHATAN 1. Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan pesatnya perkembangan Ilmu

Lebih terperinci