BAB I PENDAHULUAN. Perilaku konsumen merupakan salah satu kajian yang penting untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Perilaku konsumen merupakan salah satu kajian yang penting untuk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen merupakan salah satu kajian yang penting untuk dipahami dalam lingkungan persaingan bisnis saat ini. Kompleksitas perilaku konsumen tidak harus difokuskan pada perilaku pengguna (pembeli) produk dan jasa perusahaan semata, melainkan juga dapat mencakup keseluruhan kelompok non-pengguna. Ketepatan perusahaan membaca dan memetakan perilaku keseluruhan target pasarnya, berpotensi membuka peluang perolehan pangsa pasar yang lebih besar dan memantapkan posisinya. Terlebih bagi perusahaan yang sedang berkembang ataupun berada dalam industri yang kian kompettif. Sebagaimana terlihat dalam industri pusat kebugaran di Indonesia. Pusat kebugaran bukanlah bisnis baru di Indonesia. Bisnis ini telah lama ada, tetapi belum memiliki perkembangan signifikan sebelum pertengahan Sebelumnya, pusat kebugaran dalam masyarakat Indonesia, diidentikan dengan kebutuhan pria berotot atau sebagai fasilitas para atlit dan binaragawan. Pusat kebugaran juga hanya terjangkau bagi masyarakat menengah atas dengan kehadirannya di hotel berbintang (SWA, 2008). Perkembangan pusat kebugaran terjadi seiring dengan pertumbuhan dan pergeseran gaya hidup masyarakat Indonesia. Pergeseran dalam arti positif ini dimaksudkan dengan kemunculan tren gaya hidup sehat, serta semakin pedulinya masyarakat atas pentingnya penampilan fisik (SWA, 2011). Pergeseran yang 1

2 secara faktual sejalan dengan indoktrinasi berbagai media mengenai kesehatan dan penampilan, melalui berbagai tayangan iklan dan program televisi. Pergeseran ini didukung peningkatan kemampuan konsumsi masyarakat Indonesia, khususnya kelas menengah (Tempo, 2011). Kelas menengah Indonesia merupakan yang terbesar dan tercepat mengalami pertumbuhan di Asia Tenggara, dimana pada tahun 2010 tercatat sebesar 134 juta jiwa atau sebesar 56,6, yang tumbuh signifikan dari sebelumnya 37,7% di tahun 2003 (Detik, 2010). Kondisi tersebut membawa pengaruh besar pada industri pusat kebugaran. Lembaga International Health, Racquet & Sportsclub Association (IHRSA) menyebutkan jika di tahun 2005 penetrasi industri ini di Indonesia hanya sebesar 0,5%, angka ini tumbuh menjadi 0,6% di tahun 2007, dan menjadi 4,7% di tahun Sedangkan penetrasi di sepuluh kota besar, telah tumbuh dari 1,3% pada tahun 2005 menjadi 4,7% di tahun Angka ini memperlihatkan besarnya animo masyarakat terhadap kehadiran industri kebugaran di tanah air (IHRSA, 2005, 2006, 2007, 2008). Bagi para pelaku industri kebugaran, rendahnya penetrasi menjadi peluang untuk terus melakukan pengembangan bisnis. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan penambaha jumlah gerai pelayanan, untuk mendekatkan jangkauan pasar. IHRSA mencatat, jika di tahun 2005 terdapat 600 klub di sub industri kebugaran dan rekreasional, angka ini mencapai 2725 pada tahun Peningkatan ini juga sejalan dengan peningkatan total industri, dan sub industri kebugaran. 2

3 Tabel 1.1: Data Jumlah Outlet Dan Sales Industri Kebugaran Indonesia Jumlah Outlet Lebih dari 4215 (estimasi) Total Penjualan (juta dolar AS) Data mencakup subindustri membership sports and recreation clubs, terdiri dari: physical fitness clubs with training equipment, physical fitness facilities, dan membership club. Sumber: Data diolah dari (Barnes Report, 2011, 2012, 2013). Dari keseluruhan industri kebugaran, perkembangan sub industri kebugaran dan rekreasional merupakan yang terbesar, khususnya di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia (Barnes Report, 2011). Di kurun waktu tersebut, pusat kebugaran mulai hadir di pusat-pusat perbelanjaan, yang pola ini pertama kali diusung oleh Celebrity Fitness yang berdiri tahun 2004, serta Fitness First yang masuk ke Indonesia tahun Tidak hanya mempengaruhi perubahan pola pemasaran dan pemilihan tempat distribusi pelayanan, keduanya juga melakukan inovasi dengan memadukan unsur hiburan layaknya klub malam, di dalam pusat kebugaran. Fasilitas relaksasi dan sosial melalui berbagai program dan fasilitas ruang santai (lounge), juga disediakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda-beda. Menjadikan klub kebugaran mulai bergeser dari asosiasi lamanya. Pelaku lain dalam industri kebugaran rekreasional lainnya, adalah Gold s Gym yang masuk ke Indonesia tahun Serupa dengan dua kompetitor utama yang hadir sebelumnya, Gold s Gym menawarkan fasilitas serupa, dengan tetap mengedepankan pelayanan kebutuhan aktivitas fisik dan olahraga konsumennya. Yang pada akhirnya, menempatkan masing-masing pelaku pada posisi berbeda di dalam pasar. 3

4 Ketiga brand klub kebugaran ini tidak hanya mendorong eksistensi sub industri kebugaran dan rekreasional Indonesia, tapi juga membedakannya dari sub industri kebugaran lainnya. Dengan menangkap nilai-nilai yang diinginkan pasar Indonesia, dalam waktu kurang dari lima tahun, ketiga brand berhasil diterima dan diakui konsumen, bahkan melampaui brand-brand yang telah ada sebelumnya. Tabel 1.2: Perbandingan Brand Index Pelaku Utama Industri Kebugaran 2010 Celebrity Fitness Fitness First Gold s Gym Klub Ade Rai Fit&Chic Top Brand Index (Sumber: Top Brand) 31,6 12,9 10,1-6,2 Brand Equity Index (Sumber: Nielsen) 3,1 1, ,9 - Sumber: (Hermawan, 2011) Intensifnya persaingan pelaku industri kebugaran kemudian membawa konsekuensi lainnya. Masing-masing pelaku terdorong untuk kembali melakukan perluasan jangkauan untuk memperbesar penetrasi pasar. Celebrity Fitness dan Fitness First dalam hal ini, membuka outlet kebugaran dengan fasilitas berbeda yang dikhususkan bagi konsumen dari segmen berbeda pula. Keduanya membuka outlet bagi anggota VIP, yang ditujukan untuk kalangan menengah atas dan kalangan selebriti. Tidak hanya itu, keduanya mulai membuka mini outlet di beberapa mall. Berbeda dari yang dilakukan Celebrity Fitness dan Fitness First, langkah lain ditempuh oleh Gold s Gym. Pada 9 Mei 2012, Gold s Gym membuka lini servis barunya, yaitu Gold s Gym Express di kampus Universitas Indonesia (UI). Suatu konsep baru yang berbeda dari konsep Gold s Gym sebelumnya. Gold s Gym Express UI bukan hanya menjadi klub express pertama Gold s Gym di 4

5 Indonesia, tapi juga merupakan klub kebugaran rekreasional internasional pertama yang dibuka di dalam area kampus. Konsep Gold s Gym Express dibangun dengan canggih, muda dan hip, guna mengikuti segmen dan gaya hidup target pasar. CEO Gold s Gym Indonesia dalam acara pembukaan, menyebutkan alasan dipilihnya kampus, dengan menyebutkan: Kami memilih Universitas Indonesia sebagai lokasi pertama dari Gold s Gym Express adalah dikarenakan kami ingin melakukan penetrasi pangsa pasar yang lebih muda yang ingin hidup lebih baik, bentuk tubuh yang lebih baik, termasuk menjadi tempat dimana mereka dapat bersosialisasi dengan teman-temannya dan membangun komunitas yang sehat. Mahasiswa adalah masa depan Bangsa ini, jadi kami ingin menjadikan mereka sebagai pribadi yang sehat dan positif baik secara mental dan fisiknya (goldsgym.co.id, 2010) Gold s Gym Express juga menetapkan beberapa elemen utama pelayananannya, yang disesuaikan untuk konsumen di kampus. Dari hasil wawancara dengan Roby Chandra (Asisten General Manager Gold s Gym Express UI), pihak Gold s Gym Express menetapkan biaya keanggotaan sebesar Rp dan biaya bulanan sebesar Rp Variasi peralatan Gold s Gym Express selengkap klub reguler lainnya, yang hanya dibedakan dari jumlah alat yang tersedia, mengikuti keterbatasan luas ruang. Gold s Gym Express menghadirkan program latihan tujuh hari seminggu pada pagi dan sore, khususnya program: GGX, Sh Bam dan Zumba, Body Combat dan Body Pump, ABS, Aerobic, hingga Yoga. Tidak hanya itu, Gold s Gym Express juga memberikan personal trainner dengan sertifikasi internasional serta fitness consultant, untuk membantu penjadwalan, dan program latihan, serta konsultasi nutrisi; guna tercapainya tujuan atau kebutuhan dari setiap anggota yang berbeda 5

6 Keberadaan Gold s Gym Express di kampus UI memiliki kendala lain. Pasca sukses menggelar trial di bulan pertamanya, animo untuk bergabung dalam keanggotaan mengalami penurunan, khsusunya dari pendaftar baru. Dalam wawancara yang dilakukan, juga disebutkan puncak pendaftar hanya terjadi di bulan september yang jauh dibawah target perusahaan, dimana kondisi ini berlangsung hingga sekarang. Pihak Gold s Gym Express mensiasati hal tersebut dengan melakukan berbagai promosi yang ekspansif guna meraih anggota baru. Diantaranya melalui pembukaan booth promosi di berbagai titik, penyebaran brosur, kupon free-trial, serta beberapa aksi lainnya guna pencapaian target perusahaan. Meski hingga saat ini hasil dan target yang diharapkan belum tercapai, pihak Gold s Gym Express tetap optimis terhadap target pasar kampus, mengingat tingkat turn-over populasi kampus akan selalu dinamis di setiap tahunnya, termasuk dengan memperhitungkan pasar potensial mereka di luar wilayah UI Rumusan Masalah Kurang maksimalnya pemasaran Gold s Gym ke dalam segmen dan target baru yaitu kampus, merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diteliti. Gambaran di atas memperlihatkan kompleksitas dalam kajian perilaku pelanggan, yang tentunya menjadi masalah terbesar yang sering dihadapi pelaku bisnis. Kajian perilaku pelanggan dalam cakupan bisnis dan manajemen, yang memusatkan perhatian pada telaah faktor-faktor utama dari keputusan pembelian yang dilakukan konsumen juga menjadi fokus analisis tesis ini. 6

7 Gambaran pada pendahuluan, memperlihatkan bahwa diimplementasikan strategi pemasaran pada tataran bauran pemasaran: product, price, process, place, dan promotion; yang dipersepsikan perusahaan, tidak serta-merta membawa ketepatan pada pemenuhan kebutuhan konsumen. Perusahaan tidak hanya butuh untuk merumuskan strategi pemasaran berbasiskan data demografi target pasarnya, tetapi dibutuhkan pengamatan mendalam pada aspek psikologis konsumen atau apa yang sebenarnya ada dalam benak target pasarnya. Dalam memahami gambaran fenomena ini ada tiga hal yang mendasari peneliti, dari kompleksitas permasalahan yang dihadapi Gold s Gym Express. Pertama, adalah mengenai pentingnya telaah mengenai perilaku konsumen pada pasar non-pengguna (non-member), non-pembeli (non-purchaser), yang dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai kelompok non-anggota (non-member). Hal ini dikarenakan berbagai penelitian yang ada sebelumnya, maupun yang berkaitan langsung dengan bisnis klub kebugaran dan rekreasional, masih memfokuskan pada analisa mengenai pengguna, pembeli, atau pemakai suatu produk dan jasa. Penelitian yang ada umumnya dilakukan guna memetakan, dan mendeskripsikan evaluasi kualitas dari para pengguna, untuk pencapaian pembelian ulang. Perusahaan dan pelaku bisnis pada dasarnya juga perlu melakukan kaji ulang pada target pasar non-member, yang dalam beberapa kasus memiliki proporsi terbesar di dalam keseluruhan target pasar perusahaan. Cara ini berguna untuk mengetahui gambaran utuh atas apa yang merefleksikan ketidak-sensitifan mereka pada berbagai nilai yang ditawarkan perusahaan. Ini penting untuk dilakukan khususnya bagi perusahaan yang baru memasuki pasar berbeda 7

8 sebagaimana yang dialami Gold s Gym Express, guna membuka kesempatan ekspansi dan pengaruh yang lebih besar. Sebagaimana disebutkan Francis Wanandi, Chief Executive Officer (CEO) PT Fitness and Health Indonesia (FHI), bahwa penetrasi industi ini masih kecil. Dengan begitu, memberi perhatian pada pasar yang belum menjadi pengguna, akan membantu perluasan pasar dan kesuksesan perusahaan kedepannya. Kedua, proses keputusan pembelian yang merupakan salah satu tujuan utama pemasaran, dipengaruhi aspek internal dan eksternal diri konsumen. Hawkins (2010) menjelaskan bahwa keputusan pembelian bukan hanya proses di saat kita memutuskan mengkonsumsi. Lebih dari itu, proses keputusan pembelian telah hadir saat kita memikirkan sesuatu (actual vs dessire). Sebagi contoh, ketika sebagai target Gold s Gym seseorang melihat promosi atau terstimuli dan memiliki atensi namun ia tidak terpengaruh, maka ketidak-terpengaruhan tersebut merupakan refleksi bahwa stimuli tersebut bukan dari kebutuhannya, namun hal ini juga berarti seseorang tersebut telah masuk ke dalam proses. Dengan begitu bagi perusahaan, melakukan analisa pemetaan berbagai faktor yang mempengaruhi proses keputusan terutama aspek internal diri sangat butuh dilakukan. Pengamatan ini tidak hanya harus difokuskan pada permasalahan penilaian konsumen mengenai atribut produk dan jasa perusahaan semata, melainkan juga mencakup aspek motivasi, kesadaran, pengetahuan produk, dan sikap (persepsi atas kualitas dan intensi) konsumen. Kedua aspek di atas menjelaskan bahwa dari informasi pada beberapa faktor internal diri konsumen, perusahaan dapat memperoleh gambaran dari 8

9 bagaimana proses keputusan konsumen terjadi, serta gambaran mengenai kemungkinan di tahap mana proses tersebut tidak terjadi. Ini dikarenakan baik motivasi, kesadaran, pengetahuan konsumen, serta persepsi atas kualitas (yang berupa penilaian sikap kognitif); pada dasarnya memiliki pengaruh dan merefleksikan tiap-tiap tahap proses keputusan pembelian, yaitu: problem recognition, information search, dan alternative evaluation (Hawkins, 2010). Cara ini merupakan alternatif yang dapat digunakan, ditengah sulitnya identifikasi status ketidak-tergabungan kelompok non-member. Sehingga perusahaan tetap memiiki gambaran utuh, dan alteratif cara mensiasati dan memperbaiki kondisi yang ada, untuk mendorong terciptanya intensi atau bahkan keputusan membeli. Sebagaimana amatan lainnya pada kajian perilaku pelanggan, maka konteks atau fokus penelitian, penting untuk dirumuskan. Dalam suatu instrumen penelitian, kontkes dapat memberi stimuli berbeda bagi responden dalam menghasilkan jawaban. Konteks dalam penelitian ini dibangun berbeda di setiap variabel, yang dibangun dari hasil wawancara terhadap pihak Gold s Gym Express, serta mempertimbangkan positioning dan fakta keberadaannya di lingkungan kampus. Motivasi dalam hal ini akan diamati pada konteks aktivitas olahraga dan kebugaran di kampus, kesadaran menggunakan dua konteks yaitu aktivitas (fitness) dan brand (Gold s Gym Express). Sedangkan faktor pengetahuan konsumen, persepsi atas kualitas, dan intensi, akan merujuk langsung pada Gold s Gym Express. Berdasarkan keseluruhan pemaparan di atas, peneliti merumuskan dua pertanyaan penelitian, yaitu: 9

10 (1) Bagaimana tingkat motivasi, kesadaran, pengetahuan produk, persepsi atas kualitas, serta intensi yang dimiliki kelompok non-member Gold s Gym Express di Universitas Indonesia? (2) Apakah motivasi, kesadaran, pengetahuan produk, dan persepsi atas kualitas, mempengaruhi arah intensi kelompok non-member, dalam konteks bergabung dengan Gold s Gym Express dan partisipasi dalam aktivitas olahraga dan kebugaran? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan rincian analisis yang akan dilakukan peneliti guna memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian sebelumnya, yaitu untuk: (1) Mengidentifikasi motivasi kelompok non-member dalam aktivitas olahraga dan kebugaran di kampus, (2) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan produk dan kesadaran kelompok non-member mengenai aktivitas (fitness) dan brand (Gold s Gym), (3) Mengidentifikasi persepsi kualitas yang dimiliki kelompok non-member dari keberadaan Gold s Gym Express di UI, (4) Mendeskripsikan intensi ketergabungan kelompok non-member terhadap Gold s Gym Express dan partisipasi dalam aktivitas kebugaran, (5) Menguji pengaruh motivasi terhadap intensi ketergabungan kelompok non-member, (6) Uji pengaruh kesadaran dan pengetahuan konsumen, terhadap intensi kelompok non-member, serta (7) Uji pengaruh persepsi kualitas terhadap intensi kelompok non-member. 10

11 1.4. Manfaat Penelitian Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan bermanfaat baik secara akademis maupun secara praktis, yaitu: (1) Manfaat akademis: penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan pembanding bagi peneliti maupun rekan-rekan akademisi lainnya pada pembahasan pemasaran jasa, pemasaran sport, perilaku konsumen non-member, serta pada cakupan objek industri kebugaran dan rekreasional. (2) Manfaat praktis: penelitian ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi dan memberikan informasi mengenai berbagai aspek internal pada kelompok non-member, serta memberikan rekomendasi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan alternatif, bagi penyusunan strategi perusahaan kedepannya Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis pasar yang difokuskan pada unit analisis individu yaitu kelompok non-member Gold s Gym Express, yaitu seluruh civitas akademika Universitas Indonesia-Depok. Kajian perilaku pelanggan difokuskan pada aspek-aspek internal konsumen (motivasi, kesadaran, pengetahuan produk, dan persepsi atas kualitas), dan tidak melibatkan aspek-aspek eksternal. Dalam jalannya penelitian, meski dilihat dari aspek yang ditawarkan perusahaan, konsumen dapat melihat jasa Gold s Gym Express dari berbagai sudut pandang (arena hiburan, olahraga, dan lainnya), penelitian ini mengasumsikan konteks pemasaran sport tidak dapat dihilangkan. 11

12 1.6. Sistematika Penulisan Keseluruhan penulisan hasil penelitian ini, akan dijabarkan dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian, yang menjelaskan landasan awal berpikir penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisikan literature review, pemaparan teori, definisi, konsep, mengenai: perilaku pelanggan, proses keputusan pembelian, serta penjelasan mengenai: motivasi, kesadaran, pengetahuan produk, persepsi kualitas, dan atah intensi yang dimiliki konsumen. Konsep dan teori yang diangkat juga melibatkan konteks pemasaran sport. BAB III METODE PENELITIAN Menjelaskan instrumen, objek, unit analisis, metode pengumpulan data dan analisis data, serta bentuk uji validitas dan realibilitas dari instrumen penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi pemaparan hasil dari tujuan penelitian, yaitu: deskripsi motivasi, kesadaran, pengetahuan produk, persepsi kualitas, dan intensi kelompok non-member Gold s Gym Express, serta uji pengaru probabilitas melalui metode regresi logistik multinominal. Bab ini akan ditutup pembahasan yang didasari hasil analsis 12

13 sebelumnya, dengan melibatkan teori pendukung maupun hasil penelitian yang telah ada, untuk merangkum rekomendasi praktis. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari keseluruhan analisa yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. Serta saran akademis dan praktis, baik bagi peneliti selanjutnya maupun bagi kepentingan praktik bisnis perusahaan. 13

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan ekonomi, economic value mengalami pergeseran dari commodities, goods, service, hingga sekarang ini sampai ke tahap experience yang disebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis deskriptif pada faktor-faktor psikologis kelompok non-member Gold s

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis deskriptif pada faktor-faktor psikologis kelompok non-member Gold s BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan analisis regresi logistik multinominal dan analisis deskriptif pada faktor-faktor psikologis kelompok non-member Gold s Gym Express

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.I. Kesimpulan Dalam bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari penulis setelah menganalisa dan membahas data data temuan lapangan. Selain itu, bab ini juga membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, perkembangan industri yang sangat tinggi, khususnya di bidang kebugaran menyebabkan munculnya kondisi persaingan yang sangat ketat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat dewasa ini sedang hangat menjadi pembicaraan dan menjadi trend baru bahkan menjadi kebutuhan yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin menyadari arti penting konsumen bagi kesuksesan usaha yang mereka bangun. Makin banyaknya produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, kondisi dunia usaha di Indonesia dihadapkan pada keadaan persaingan yang sangat ketat. Hal ini antara lain disebabkan oleh para pesaing dari luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyadari begitu besarnya jumlah penduduk di Indonesia yang sangat potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan transportasi senantiasa meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. minat konsumen di dalam perdagangan internasional. dibutuhkan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. minat konsumen di dalam perdagangan internasional. dibutuhkan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia perdagangan saat ini terbilang sangat ketat. Apalagi dengan adanya globalisasi yang menyebabkan munculnya perdagangan bebas yang membuat

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Fire Gym merupakan sebuah fitness centre pertama di Cimahi yang berada di Jl. Jend. Sudirman E-64 Cimahi. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak fitnes-fitness centre pesaing yang mulai hadir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang besar dalam mempopulerkan gaya hidup sehat. Banyaknya role model

I. PENDAHULUAN. peran yang besar dalam mempopulerkan gaya hidup sehat. Banyaknya role model I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, gaya hidup sehat telah menjadi tren bagi masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di perkotaan besar. Tren gaya hidup sehat ini disebabkan oleh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tingkat masyarakat kelas menengah atau middle class di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tingkat masyarakat kelas menengah atau middle class di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Wacana yang sedang hangat diperbincangkan saat ini adalah seiring meningkatnya tingkat masyarakat kelas menengah atau middle class di Indonesia. Dalam the-marketeers.com

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara 1 Informan : Bapak Roy (Sales Manager Celebrity Fitness FX Sudirman)

Transkrip Wawancara 1 Informan : Bapak Roy (Sales Manager Celebrity Fitness FX Sudirman) Transkrip Wawancara 1 Informan : Bapak Roy (Sales Manager Celebrity Fitness FX Sudirman) 1 Analyzing The Situations T: Ada dimana posisi Celebrity Fitness saat ini? J: kami market leader di Indonesia dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin maju peradaban suatu tempat maka semakin maju juga pola pikir masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan adanya fenomena gaya hidup sehat masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar

BAB 1 PENDAHULUAN. baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan industri rokok di Indonesia saat ini terlihat semakin besar, ini terlihat dari semakin besarnya penerimaan negara dari cukai dan pajak rokok dari tahun ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat, menuntut para pemilik gym centre untuk dapat unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat, menuntut para pemilik gym centre untuk dapat unggul dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya gaya hidup sehat yang semakin marak di kalangan masyarakat, menuntut para pemilik gym centre untuk dapat unggul dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendasar setiap manusia, sebab dengan terpenuhinya kesehatan secara jasmani

BAB I PENDAHULUAN. mendasar setiap manusia, sebab dengan terpenuhinya kesehatan secara jasmani BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut penuturan Jimmy Ong, kesehatan jasmani merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia, sebab dengan terpenuhinya kesehatan secara jasmani maka seseorang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kota-kota besar di Indonesia semakin banyak kita jumpai restoran cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken (KFC), Texas Chicken,

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penjualan Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2010: 29), pemasaran adalah suatu proses sosial-manajerial yang membuat seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun) 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang penting dalam menjalani hidup untuk melakukan berbagai aktivitas. Kesadaran masyarakat akan kesehatan kini semakin tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga.salah satunya dengan mendirikan pusat-pusat kebugaran (fitness center)

BAB I PENDAHULUAN. olahraga.salah satunya dengan mendirikan pusat-pusat kebugaran (fitness center) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua bangsa mengakui bahwa olahraga merupakan kegiatan yang berpengaruh dalam kehidupan manusia, apalagi akhir-akhir ini olahraga semakin banyak digemari oleh

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya peradaban suatu bangsa, kebutuhan manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang mendorong munculnya berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis meningkat dengan pesat dan mengalami persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu negara, kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harsono Suwardi (Prisgunanto, 2014) menyatakan bahwa dasar dari pemasaran adalah komunikasi. Pemasaran bisa menjadi begitu kuat jika dipadukan dengan komunikasi

Lebih terperinci

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin majunya peradaban, kehidupan dan budaya manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (product, place, price, promotion, personal traits, physical evidence dan process)

BAB 1 PENDAHULUAN. (product, place, price, promotion, personal traits, physical evidence dan process) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi sebagai badan usaha perlu dikembangkan kemampuan dan kualitas pelayanannya supaya menjadi badan usaha yang efisien dan dapat memainkan perannya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk mempertahankan daya saing. Dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan taraf hidup rakyat Indonesia dan ekonomi. yang kian meningkat, membuat masyarakat semakin meningkatkan taraf

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan taraf hidup rakyat Indonesia dan ekonomi. yang kian meningkat, membuat masyarakat semakin meningkatkan taraf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan taraf hidup rakyat Indonesia dan ekonomi yang kian meningkat, membuat masyarakat semakin meningkatkan taraf konsumsinya sehingga permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Seperti contoh terkait dengan industri kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Seperti contoh terkait dengan industri kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Lingkungan eksternal perusahaan merupakan sebuah aspek yang penting diperhatikan oleh perusahaan disebabkan oleh basis usaha perusahaan di bidang jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua potensi efektif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu, tidak peduli bagaimana bentuk struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan sebuah kota yang sedang berkembang. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan sebuah kota yang sedang berkembang. Sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bandung merupakan sebuah kota yang sedang berkembang. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, semakin banyak juga orang orang yang menginginkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini berbelanja sudah menjadi kebiasaan bahkan menjadi budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini berbelanja sudah menjadi kebiasaan bahkan menjadi budaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini berbelanja sudah menjadi kebiasaan bahkan menjadi budaya setiap orang dalam kehidupan sehari - hari, karena kebutuhan hidup seseorang semakin hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan (www.marketing.co.id). Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan (www.marketing.co.id). Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren industri kosmetik berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Negara Indonesia secara umum diakui sebagai salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat. Perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat berbagai macam perusahaan berlomba-lomba untuk membuat produk pemenuhan kebutuhan manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis merupakan hal yang wajar di dunia perindustrian. Setiap perusahaan berlomba menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaat produk yang dipasarkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak lepas dari derasnya permintaan dan kebutuhan pengguna jasa kebugaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal dan yang paling efektif sekaligus paling umum digunakan dalam upaya mengarahkan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kini industri mobil sudah sangat maju, terlihat dari banyaknya pengguna mobil baik itu digunakan oleh individu, perusahaan, organisasi, sampai pemerintah. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu faktor untuk menunjang gaya hidup sehat dengan banyak fungsi

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu faktor untuk menunjang gaya hidup sehat dengan banyak fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pentingnya gaya hidup sehat pada dewasa ini mulai diminati oleh masyarakat umum. Berbagai banyak cara bila seseorang ingin gaya hidupnya sehat, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha, barangkali sudah menjadi hal yang wajar apabila produsen dari sebuah produk akan senantiasa berusaha untuk menghasilkan sebuah produk yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan persaingan di dunia usaha yang semakin kompleks, dinamis, dan serba tidak pasti, perusahaan pun dituntut untuk dapat melakukan inovasi dalam mempromosikan

Lebih terperinci

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran produk merupakan aktivitas yang terus berjalan, berevolusi dan berkembang menjadi lebih efektif, lebih cepat dan lebih massal. Kita melihat berbagai ai macam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perekonomian di Indonesia pada saat ini masih berjalan dengan berbagai ketidakpastian dan persaingan yang ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan memikirkan berbagai langkah dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan susu sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tentunya sangat berguna untuk kesehatan. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era ini, industri sepeda motor menjadi salah satu jenis usaha yang sedang mengalami pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi setiap perusahaan, baik perusahaan jasa ataupun manufaktur, pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang sangat penting untuk mencapai tujuannya. Dalam pemasaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam proses pengambilan keputusan membeli bagi setiap orang adalah sama, tetapi proses tersebut tidak selalu dilaksanakan oleh konsumen, karena untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar akan selalu berubah akibat perubahaan karakteristik dari perilaku konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia usaha, baik produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan hilangnya batas-batas Negara dari segi investasi, industri, individu, dan informasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kiat-kiat alternatif (strategi) dalam menyiasati pasar. Salah satu strategi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kiat-kiat alternatif (strategi) dalam menyiasati pasar. Salah satu strategi yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini persaingan di dunia usaha tampak kian gencar seiring dengan tumbuhnya perekonomian. Adanya persaingan yang ketat merupakan suatu kenyataan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun 17 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini banyak muncul industri-industri yang menawarkan serta memasarkan sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan mode pakaian pada era modern ini sudah menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan mode pakaian pada era modern ini sudah menjadi sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan mode pakaian pada era modern ini sudah menjadi sebuah kebutuhan manusia untuk membeli pakaian sesuai tren yang ada. Bahkan mengikuti tren mode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri terbesar dan terpesat dalam pembangunanya di dunia. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai simpulan dari penelitian dan saran yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan pada produk Samsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis makanan dan minuman terus berkembang dinamis dengan persaingan yang begitu ketat. Untuk menghadapi persaingan di pasar, sangat penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia persaingan bisnis yang global memaksa para pelaku bisnis berpikir untuk memilih dan menerapkan strategi, agar produk mereka diterima di pasar. Dunia industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia (BPS, 2015). Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, maka variasi dari kebutuhannya pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan keinginan konsumen, khususnya perempuan agar tampil lebih cantik dan menarik.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 53 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dari bab sebelumnya dalam bentuk SWOT analysis, positioning dan diikuti dengan alternative solution untuk manajemen perusahaan ditambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Berbagai produk baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu berkembang maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat ketat, baik pasar domestic ( nasional ) maupun dipasar internasional / global, untuk memenangkan persaingan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua kegiatan pemasaran yang diterapkan dalam perusahaan diarahkan untuk dapat mempengaruhi konsumen, sehingga mereka menjadi tertarik pada produk yang ditawarkan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Jasa Pemasaran dalam suatu perusahaan akan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapat pencitraan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia usaha Tour & Travel saat ini yang tidak lepas dari persaingan dengan para pelaku usaha sejenis, menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri sepeda motor. Para produsen motor sport terus melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pada industri sepeda motor. Para produsen motor sport terus melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya dan membuat tingkat persaingannya semakin ketat, khususnya pada industri sepeda motor.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Banyaknya pilihan masyarakat untuk menikmati sajian makanan ala Jepang di Indonesia, khususnya di Jakarta membuktikan bahwa pemain di bisnis makanan Jepang

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PROMOTIONS MIX TERHADAP SPORT DECISION DI D GROOVE SPORT AND WELLNESS CENTER

2015 PENGARUH PROMOTIONS MIX TERHADAP SPORT DECISION DI D GROOVE SPORT AND WELLNESS CENTER 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini pariwisata dunia mulai berkembang pesat sejak mulai bermunculannya destinasi baru disetiap Negara mulai dari theme park sampai wisata olahraga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemain baru dalam industri bisnis. Kotler dan Keller (2009) mengatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemain baru dalam industri bisnis. Kotler dan Keller (2009) mengatakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di pasar akan semakin ketat dengan munculnya berbagai pemain baru dalam industri bisnis. Kotler dan Keller (2009) mengatakan persaingan dalam industri bisnis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan penerapan Integrated Marketing Communications (IMC) yang dijalankan oleh PT Halo Rumah Bernyanyi yang dilihat dari aspek ekonomi dan politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri kosmetika di Indonesia. Saat ini industri kosmetika mengalami

BAB I PENDAHULUAN. industri kosmetika di Indonesia. Saat ini industri kosmetika mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia bisnis semakin ketat dan kompleks. Hal ini tampak dari berbagai terobosan yang dilakukan perusahaan dalam mengembangkan produk atau jasa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini dirasakan semakin ketat seiring dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. I Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. I Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. I Latar Belakang Penelitian Meningkatnya tarif angkutan umum akibat tingginya harga BBM dari tahun ke tahun yang disertai menurunnya kualitas pelayanan yang disediakan, menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka akan semakin kuat persaingan yang terjadi. Untuk mampu bersaing dalam pasar

BAB I PENDAHULUAN. maka akan semakin kuat persaingan yang terjadi. Untuk mampu bersaing dalam pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada masa saat ini, seluruh perusahaan akan semakin berupaya untuk mempertahankan eksistensi perusahaannya dalam persaingan bisnis. Semakin banyaknya pesaing sejenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang sangat pesat. Lahirnya produk-produk baru membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang sangat pesat. Lahirnya produk-produk baru membuat persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri retail store di tanah air dinilai mengalami perubahan dan kemajuan yang sangat pesat. Lahirnya produk-produk baru membuat persaingan di indusrti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era Perdagangan bebas dan globalisasi ditandai dengan semakin meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci