QEMAH RIPAtt U/IBAU/A MUKTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "QEMAH RIPAtt U/IBAU/A MUKTI"

Transkripsi

1

2

3 Mulai dipakai pada fgl : Kepala Sekolah : SERI K ENALLAH TANAH AIRMU" TANAH SUNDA QEMAH RIPAtt U/IBAU/A MUKTI Karangan : ^ R. S. Soemaatmadja PENERBIT G A N A C O " N. V. BANDUNG 1960 DJAKARTA P E R P U S T A K A A N P X K U L T A S S A 8 T H A

4 n -.. FA'K. SASTRA, 7-.1 :...h

5 KATA PENGANTAR Tertarik oleh karangan2 jang merupakan rangkaian dari,,seri Kenallah Tanah Airmu, jang telah diterbitkan oleh Penerbit Ganaco N.V. maka timbullah dalam hati saja beberapa pertanjaan : Mengapa belum djuga dikeluarkan buku sematjam itu mengenai masjarakat Pasundan? Tidakkah djuga Pasundan mempunjai keistimewaan2 jang perlu diketahui oleh bangsa Indonesia jang berada dilain daerah? Pertanjaan kedua dapat saja djawab : banjak! Dan saja jakin, bahwa djangankan orang2 dari lain daerah, diantara orang2 Sunda sendiripun masih banjak (bahkan jang terbanjak) jang belum mengenai seluruh daerahnja. Dalam pekerdjaan saja, banjak jang saja lihat, alami dan dengar. Mengapa penglihatan2 dan pengalaman2 saja ini tidak akan saja tjeriterakan kepada saudara2 lain, terutama kepada anak2 kita? Karena itu saja memberanikan diri menjusun buku ketjil ini. Apa jang akan saja sadjikan djauh dari lengkap. Dan seperti saja sebutkan diatas merupakan penglihatan, pengalaman dan pendengaran sendiri. Ditambah dengan apa jang saja batja dalam publikasi2, warta2 harian, madjalah2 dan buah karangan dari penulis2 lain. Seperti publikasi dari Djapen Djawa-Barat, Djapen Kota Besar Bandung, harian Pikiran Rakjat, madjalah,,mangle. Volksalmanak dan buku2 Balai Pustaka. Kepada saudara2 jang telah membantu tersusunnja buku ini, berupa karangan maupun gambar2, dengan djalan ini saja utjapkan banjak2 terima kasih. Harapan saja mudah-mudahan dengan karangan ini saja berhasil memberikan gambaran setjara populer dan moderen tentang masjarakat Pasundan jang sedang bertumbuh. Tidak sadja kepada anak2 sekolah tetapi djuga kepada pembatja2 lainnja. Semoga karangan ini memberikan sumbangan untuk memberi isi kepada sembojan Negara kita : Bhinneka Tunggal Ika. Bandung, Djuni 1958 R.S. Soemaatmadja 3

6 4 Klapaqenep

7 I. PENDAHULUAN Jang dimaksud dengan Tanah Sunda dalam buku ini hanja meliputi Priangan, Bogor dan Tjirebon, sedangkan daerah Banten akan dibahas tersendiri. Daerah Priangan merupakan suatu daerah pegunungan dimana terdapat dataran tinggi: Garut, Bandung, Sumedang^ Tjiandjur dan Sukabumi. Dataran tinggi ini letaknja dikelilingi oleh gunung2 berapi, seperti: Tjikurai, Papandajan, Guntur, Malabar, Patuha, Tangkubanprahu, Burangrang, Bukittunggul, Tjiremai, Gede, Pangrango, Salak dan Halimun. Karena gunung2 berapi ini maka tanah di daerah Priangan sangat suburnja, dan merupakan daerah pertanian jang sangat penting di Indonesia. Salah satu hasil pertanian jang terpenting adalah padi. Padi ditanam orang tidak sadja di dataran2 rendah seperti di daerah Bogor, Krawang, Indramaju, Tasikmalaja dan Tjiamis tetapi djuga di~daiara3 ^iinggi seperti: Kuningan, Sumedang, Garut, Leles, Bandung, Tjiandjur dan Sukabumi. Di lereng2 gunung terserak perkebunan besar jang menghasilkan teh dan kina. Lain hasil tanaman-usaha jang penting dihasilkan di Djawa-Barat perlu ditjatat djuga : karet, kelapa dan gula. A- kan tetapi hasil gula sesudah Indonesia Merdeka sangat berkurang. Bumi alam Tanah Sunda mengandung kekafjaan-ke- Penggalian mangan, Foto : Djapen Prop. Djabar kajaan jang tak terhingga ^nilainja. J Di Banten Selatan (Tjikotok) terdapat bidjih emas, perak dan timah. Sekarang jang diambil baru emas dan peraknja sadja. Di Djampang sebelah Selatan Sukabumi terdapat bidjih 5

8 besi, di Karangnunggal, sebelah Selatan Tasikmalaja terdapat mangan, di daerah Garut (Gunung Talagabodas) belerang, di Bongas (Madjalengka) minjaktanah. Belum lagi Gunung2 kapur dan tras jang menghasilkan bahan penting bagi pembangunan. Dibeberapa daerah didapatkan djuga tanah liat jang baik untuk pembikinan tembikar (Plered). Disamping itu djuga pembakaran-pembakaran genting, bata dan pabrik Bataco (sematjam bata dibuat dari tras dan bahan2 lain). Sajang belum semua kekajaan alam dapat dihasilkan atau diolah didalara negeri. Lagi pula perhatian penduduk seperti djuga di daerah2 lain, lebih banjak ditudjukan pada perdagangcin dari kepada perindustrian. Hal ini lebih djelas lagi tampaknja sesudah perang dunia kedua, setelah Indonesia merdeka. Disamping Tasikmalaja dan Tjiamis dapat dikemukakan sebagai daerah perdagangan: Bandung, Sukabumi, Bogor dan Tjirebon. Ini tidak berarti bahwa perindustrian terlalaikan samasekali. Dimulai dengan keradjinan-keradjinan rumah achirnja berkembang mendjadi perusahaan jang penting djuga. Walaupun belum seluruhnja, disana-sini telah djuga dipergunakan mesin2 jang modern. Umpamanja pertenunan2 tekstil di Bandung, Madjalaja, Garut dan Tasikmalaja. Djuga dalam pekerdjaan finishing (penjempurnaan) dari perkakas* pertanian di Tjiwidej, Tjisondari (Selatan Bandung) dan barang2 keradjinan besi dan kuningan disekitar Sukabumi (Tjisaat). Dalam pabrik keramik di Plered (dekat Purwakarta) djuga dipergunakan mesin2 pengolah tanah dan mesin2 pers. Dalam tahun 1947 di desa Tandjung, 10 km dari Tasikmalaja didapat orang air mineral, jang mengandung chasiat bagi kesehatan badan. Dikenal dengan nama Air Tandjung : menurut penielidikan dari Djawatan Pertambangan, Air Tandjung dapat disamakan dengan air mineral jang didapatkan di Eropah, seperti: Luhatschovits, Vicent di Polandia, Vichy Grande di Perantjis, Ems Keselbrunnen di Austria dan Kissing on Rakoczi di Austria. Tandjung adalah satu-satunja tempat di Indonesia jang menghasilkan air mineral sematjam ini. Tanah Sunda mempunjai penduduk sebanjak kurang-lebih 15 djuta orang, jang hampir seluruhnja terdiri dari Suku Sunda. Dibeberapa tempat ditepi pantai Utara terdapat suku2 6

9 tjampuran Sunda dan Djawa seperti di Tjirebon, Indramaju dan Banten. Di Djakarta terdapat suku Djakarta dan di Banten Selatan suatu suku jang disebut Suku Baduj. Bahasa jang umum dipergunakan di Pasundan tentunja djuga Bahasa Sunda, walaupun logatnja daerah demi daerah agak berlainan. Di daerah2 jang disebut diatas malahan digunakan orang bahasa2 tersendiri: di Tjirebon bahasa Djawa-Tjirebon, di Djakarta bahasa Melaju-Djakarta, di Banten bahasa Sunda-Banten dan orang Baduj di Tjibeo mempunjai bahasa jang mengandung unsur2 bahasa Sunda Kuno. Penduduk Tanah Sunda pada umumnja memeluk Agama Islam. Diantara mereka banjak jang sangat keras dalam mendjalankan adjaran agamanja. Tetapi walaupun demikian pengaruh-pengaruh Hindu-Djawa kepertjajaan orang seperti pada kuburan2, batu2 jang berkeramat tidak hilang samasekali. Terutama dikalangan rakjat kebanjakan. Djuga agama lain seperti Agama Keristen dan Agama Buddha masih mendapat penganut-penganutnja diantara penduduk, meskipun tidak seberapa banjaknja. Sifat dan tabiat orang Sunda jang pada umumnja sabar, ienang dan peramah terhadap tamu, tergambarkan oleh bahasa mereka jang lemah-lembut berirama. Disamping itu orang Sunda adalah periang. Sesuai dengan keadaan alamnja jang dengan pemandangan2 jang indah dapat menawan setiap orang jang melihatnja. Sesuai pula dengan pakaian wanitanja jang senantiasa beraneka-warna tjorak dan ragamnja. Kain berwarna, kabaja berwarna, selendang berwarna, selopnjapun berwarna. Keseluruhannja mempunjai daja-penarik jang tertentu. Serba harmonis sedap untuk dipandang. Setelah Indonesia Merdeka kesenian di Tanah Sunda lebih mendapat perhatian dari sebelumnja. Para achli seni berusaha menjempurnakan, mempopulerkan atau menjesuaikan kesenian Sunda dengan kehendak zaman. Saudara Daeng Sutigna seorang achli seni musik jang mendapat pendidikan di luarnegeri telah berhasil menjempurnakan dan mempopulerkan angklung. Angklung jang dahulu hanja dipergunakan oleh anak2 gembala, orang jang ber-minta2 atau sekadar dipergunakan sebagai alat peserta dalam pertundjukan reog, sekarang dipeladjarkan kepada anak2 sekolah. 7

10 Orkes angklung jang dipimpin oleh Sdr. Daeng Stttigna Orkes angklung jang terdiri dari beberapa puluh orang pemain sanggup memainkan lagu2 Barat populer dan klasik. Sekarang merupakan salah satu atraksi untuk mendjamu tamu2 agung dari luarnegeri. Djika tan2an wanita dahulu oleh separo orang dianggap rendah, dan hanja Iajak dilakukan oleh seorang tajub atau anggota2 rombongan wajang orang sadja, tidaklah demikian halnja sekarang. Dimana-mana anak2 orang berpangkat, laki-laki maupun perempuan, mempeladjari seni- Seni Tari Serim pi Sunda tari.. Disamping tari2an klasik muntjul djuga tari2an tjiptaan baru. Dan dimana sadja dipertundjukkannja selalu mendapat sambutan jang hangat. Pentjak-silat sekarang telah mendjadi salah-satu mata-peladjaran pada Sekolah Guru Pendidikan Djasmani. Pentjak de- 8

11 Taxi kupu~ Tari topeng ngan iringan kendang-pentjak sangat digemari oleh penduduk Sunda. Ia tidak sadja baik bagi gerak badan, tetapi djuga sangat berguna untuk mendjaga diri sendiri dari bahaja. Wajang-golek jang djuga sangat digemari orang Sunda, pun tak ketinggalan dalam proses modernisasi ini. 3,Wajang Moderen dalang ternama Partasuwanda sudah tidak asing lagi di Djawa-Barat. Dahulu wajang-golek dionainkan semalam sun- Pentja-silat tuk. Tetapi dalang Partasuwanda dengan ftjaranja dapat raemainkan suatu lakon dalam empat djam. Ketjuali perpendekan waktu, dalam pertundjukan ini bekerdja lebih dari seorang dalang. Djuga dipergunakan dekor-dekor (lajar belakang jang bergambar) jang sesuai dengan adegan-adegannja. Wajang modern Partasuwanda tidak merobah wajanggoleknja, tetapi hanja imerobah panggungnja. Para penonton mendapatkan kesan se-olah2 golek itu bergerak dalam suatu ruangan. Keistimewaan2 dari para pelaku tidak sadja ditjeritakan oleh sang dalang tetapi djuga diperlihatkan. Umpamanja seorang raksasa jang sakti jang dapat menjemburkan api, akan dapat 9

12 kita lihat kesaktiannja ini. Suara senapan dari jang sedang berperang diperdengarkan djuga. Disamping modernisasi tjiptaan dalang Partasuwanda, achir2 ini dalang Atjeng Achmad telah mentjiptakan wajang-golek jang memakai mimik, sehingga boneka dapat menggerak-gera'kkan mulutnja kalau berbitjara. Selain itu dapat ditambahkan, bahwa dalang A tjen g Achmad membuat golek jang wadjahnja sudah tidak lagi seperti wajang purwa, tetapi mirip wadjah manusia, sehingga lebih menjerupai Sandiwara Boneka daripada wajang golek biasa. Selandjutnja rambut dan kumis sudah bukan dari ukiran dan tjat lagi, melainkan dibuat dari rambut aseli. P eitu ndju ka n w ajang g o lek Dan achir2 ini telah muntjul pula seorang dalang wanita sdr. Ooto Ratnadewi dari Krawang jang tidak kalah permainannja dari dalang laki2. Di sekolah2 diadjarkan njanjian2 Sunda dengan gaja baru- Dalam lapangan ini seorang achli seni-suara, besar djasanja. Umum mengenalnja dengan nama Mang Koko, pemimpin Orkcs Ketjapi Kuntja Indihiang. Njanjian2 Mang Koko dari buku njanjian Tjangkurileung dan Gandamekar sangat populer dan banjak diperdengarkan di-siaran2 R.R.I. Sjair2nja jang djenaka. sebagiail djuga mengandung kritikan dan edjekan terfiadap kegandjilan- dalam masjarakat sekarang pada umumnja. 10 PERPOSTAKAAN T - A K U I. T A B S A S T III A

13 Seperti halnja dengan bangsa2 atau suku- bangsa lain, orang Sunda pun mengenai pahlawan2nja. Terutama pahlawan2 kemerdekaan, jaitu putra2 Sunda jang berdjuang mati-matian turut serta mengusir pendjadjahan dari Tanah Air kita. Sesudah Dipati Ukur, seorang Bupati dari tanah Ukur (sekarang daerah Bandung), memberontak terhadap Sultan Agung dari Mataram, maka muntjullah di Banten Kiai Tapa (tahun 1750). Ia seorang pemimpin jang oleh rakjat dianggap sutji. M a n g K o k o dengan orkesnja Waktu Sultan Arifin dari Banten tui un tachta, maka jang ditundjuk sebagai penggantinja adalah saudara sepupu permaisuri Fatimah (keturunan Arab). Sedangkan tjalonnja jang sjah jaitu Pangeran Gusti diasingkan ke Langka (Sailan). Kiai Tapa mengadjukan tjalonnja sendiri, jaitu Ratu Bagus Buang. Karena tak berhasil maka dalam bulan Djuli 1751 ia menjerang,.kumpeni di Betawi (Djakarta sekarang). Dalam bulan September 1751 ia dikalahkan oleh Kumpeni. Tetapi ia tidak putus asa. Perdjuangan ia teruskan. Sesudah itu ia bergerilja di daerah-daerah Djawa-Barat dan Djawa-Tengah. Dalam abad keduapuluh kita djumpai Pak Oto, jang dengan tjara2 lain djuga memerangi pendjadjah. Riwajat Pak Oto, nama lengkapnja Raden Oto Iskandar di Nata, setjara singkat adalah sebagai berikut: Pak Oto adalah putra Bandung aseli. Ia masih keturunan Dipati Ukur dan dilahirkan di Bodjongsoang (sebelah Selatan 11

14 kota Bandung), pada tanggal 31 Maret Sedjak tahun 1928, jaitu sedjak ia memasuki partai politik Pagujuban Pasundan banjak benar djasa2 Pak Oto. Dari tahun 1930 sampai pada runtuhnja pemerintah djadjahan Belanda (th. 1942) Pak Oto raendjadi anggota Volksraad (Dewan Rakjat, sematjam Parlemen dizaman pendjadjahan). Karena sepak terdjangnja jang sangat berani ia ditjap kominis. Semasa pendudukan balatentara Djepang ia mendjadi anggota Tjuo Sangi Kai (Madjelis Rakjat Pusat). Dalam permulaan repolusi Pak Oto mendjadi anggota persiapan Kemerdekaan. Ia pulalah jang mula2 mempergunakan pekik Merdeka, jang segera berkumandang keseluruh pelosok Tanah Air. Ia djuga salah seorang pendiri dari B.K.R. (Badan Keamanan Rakjat) jang achirnja mendjelma mendjadi T.N.I. (Tentara Nasional Indonesia). Dalam Kabinet pertama Pak Oto duduk sebagai Menteri Negara. Pada waktu itu, pada waktu repolusi sedang berkobar dengan hangatnja, fitnah-memfitnah meradjalela, kita sama kita tjuriga-mentjurigai, pada waktu itu pulalah Pak Oto, seorang kesatrija jang seumur hidupnja berdiuang untuk Nusa dan Bangsa, gugur karena fitnah. Pada zaman pendudukan Kota Bandung oleh tentara sekutu, seorang putera Sunda kelahiran Madjalaja djuga telah berdjasa. Dengan membawa beberapa buah granat ia menjusup kedalam gudang mesiu peninggalan tentara Djepang jang ada di Dajeuhkolot dan masih dikuasai oleh tentara sekutu. Didalam gudang granat2 jang ia bawa itu diledakkannja. Dan dengan ledakan2 granat2 ini turut meledak pula seluruh persediaan mesiu disana. Tetapi djuga djiwa dan raga Moh. Toha, demikian nama pahlawan kita itu, turut hantjur. Ia petjah sebagai ratna. Gugur sebagai bunga bangsa. Diantara usaha2 pembangunan daerah, projek Djatiluhur merupakan projek jang terbesar. Pembangunannja direntjanakan untuk enam tahun dengan anggaran biaja satu miljar rupiah (Rp , ). Sungai Tjitarum dibetulan Sangiang Kendit akan dibendung, sehingga lembah2 disebelah ulu, jang berada diantara Pasirhaur, Gg. Lembu, Gg. Tjilalawu akan terendam semua. Dan Gg. Lembu dan Gg. Tjilalawu nanti akan merupakan pulau2 ditengah-tengah danau jang luasnja kira ha. Danau ini jang mempunjai ukuran2 pandjang ±.50 km dan lebar dibe- 12

15 berapa tempat sampai 5 km. dan ditempat jang sempit ± 1 km, akan mempunjai isi sebanjak ± 3 miljar ( ) m3 air. Tjukup untuk dapat mengairi lebih dari ha sawah. Danau buatan ini akan dapat mentjukupi empat keperluan penting : 1. pembangkitan tenaga listrik. 2. pengairan sawah 3. perikanan 4. mengendalikan bandjir. Bendungan jang akan dibuat di Sangiang Kendit itu akan mempunjai ukuran pandjang 800 meter, tinggi 100 meter, tebal pada dasarnja 600 meter dan pada puntjaknja 10 meter. Dilihat dari sudut turisme projek Djatiluhur ini tentunja djuga mempunjai arti jang penting. Danau jang luas ini dapat memberikan kesempatan untuk melakukan berdjenis-djenis sport air. Kita pertjaja: daerah Djatiluhur jang hingga sekarang tidak banjak dikenal orang, dikemudian hari akan mendjadi pusat perhatian dari seluruh Negara. Dan djuga akan memberikan sumbangan jang sangat besar bagi kemakmuran Nusa dan Bangsa. II. HARI PERPISAHAN. Djam setengah lima pagi Ibu Mantri sudah sibuk di dapur- Ia sedang mengaduk-aduk tepung hunkwe jang ia tjampur dengan air santan mendidih didalam kuali. Disamping Bu Mantri sudah tersedia pula satu pantji besar berisikan air dingin. Diatasnja ditumpangkan sematjam penapis jang berlubang besar2. Setelah tepung hunkwe jang sekarang sudah dibubuhi djuga garam, tampaknja matang, maka adonan itu dituangkan kedalam penapis jang telah tersedia tadi. Melalui lubang penapis adonan djatuh tetes demi tetes kedalam pantji. Adonan panas jang masih tjair setelah masuk kedalam air dingin lalu membeku berbentuk bulat-pandjang meruntjing. Inilah jang dinamakan tjendol. Tjendol dimakannja dengan dibubuhi air santan kental dan kintja, jaitu gula aren jang dimasak mendjadi tjair. Amat gurih dan enak rasanja! 13

16 Untuk apa Bu Mantri membuat tjendol sebanjak itu ; dua pantji besar2 penuh? Hari ini hari bahagia bagi keluarga Ibu dan Bapak Mantri pensiun. Apa gerangan jang menjebabkan kebahagiaan keluarga Pak Mantri itu? Maman, anak Pak Mantri, telah lulus dalam udjian masuk Sekolah Teknik di Tasikmalaja. Ibu dan Bapak Mantri sangat sajang pada anaknja itu. Tidak sadja karena ia anak mereka jang bungsu, akan tetapi karena ia adalah anak jang berbudi haik. Maman sekali-kali tidak pernah menjakiti hati orang tuanja. Kesenangannja membatja buku2 jang sengadja dipilih dan dibeli oleh Pak Mantri sendiri sebagai perpustakaan. Tentunja sadja semuanja buku2 jang bernilai dan mengandung peladjaran2 jang bermanfaat. Pak Mantri memang pandai benar memilih buku2 jang baik. Sebelum perang dunia kedua, ia adalah seorang mantri guru pada sebuah Sekolah Rakjat (dahulu namanja H.I.S.) di Tasikmalaja. Karena usianja telah landjut ia sekarang telah dipensiunkan. Maman tidak sadja disajangi oleh kedua orang tuanja akan tetapi di sekolah, guru2 pun amat sajang kepadanja. Dari mulai kelas satu sampai menempuh udjian penghabisan S.R. ia serantiasa mendapat bidji jang terbaik. Disamping itu karena ia djuga mempunjai perangai jang baik semua kawannja di sekolah senang pada Maman. Untuk hari perpisahan ini Maman sebagai ketua murid ditugaskan oleh kawan2 sekelasnja untuk mengurus makanan dan minuman jang akan disadjikan kepada guru2 dan murid2 kelas enam nanti. Itulah sebabnja mengapa Ibu Mantri pagi2 benar sudah sibuk memasak-masak. Karena gembira anaknja telah lulus udjian masuk Sekolah Teknik dengan angka2 jang gemilang, Ibu dan Bapak Mantri ingin turut mendjamu kawan2 Maman. Sehari sebelumnja Maman dengan dua orang kawan jang djuga ditundjuk mendjadi anggota,,panitija pesta perpisahan, telah berbelandja kueh2 di Mangunredja. Sebagai penambah Bu Mantri berdjandji membuatkan lemper dan tjendol hunkwe. Waktu seisi rumah sudah sibuk bekerdja di dapur, Maman masih tidur. Tiba2 ia terperandjat bangun. 14

17 Rupanja semalam tak berapa njenjak tidurmu. Dua kali kau harus kubangunkan sebab mengigau, udjar Bu Mantri. Ja Bu, hari ini besar artinja bagiku. Untuk pertama kali selama hidupku aku nanti harus berpidato dimuka bapak2 Guru dan kawan-kawanku. Aku harus menjambut pidato Bapak Kepala Sekolah atas nama kawan2 sekelas. Kedua Bu, aku merasa amat sedih dan terharu, mengingat bahwa aku akan bertjerai dengan kawan-kawanku semua. Terlebih-lebih dengan sahabatku Didi. Sajang ja Bu ia tidak lulus untuk masuk Sekolah Teknik. Ia akan masuk salah satu S.M.P. partikelir di Tasik. Man, djangan kau berkeluh-kesah sadja. Lekas2 mandi, nanti kau terlambat. Tak lama kemudian terdengarlah ia bersiul-siul di pantjuran. Tempat mandi Pak Mantri bukan kamar mandi seperti dikenal orang di kota2 besar. Di kampung orang tak kenal kamar mandi untuk tiap2 keluarga. Orang membuat pantjuran. Ditutupnja dengan empat helai gedek, dan tempat mandi selesai untuk dipakai bersama-sama. Tempat mandi Pak Mantripun tidak djauh berbeda dari tempat2 mandi jang lain, dan djuga dipergunakan oleh orang2 lain jang berdekatan. Belum lagi djam 6, Didi sudah datang ke rumah Maman. Ia akan menolong membawakan makanan ke sekolah. Letak rumah Pak Mantri kira2 dua kilometer dari sekolah. Kira2 djam tudjuh mereka sampai di sekolah. Saat jang mefeka nanti-nantikan achirnja tiba. Bapak Kepala Sekolah memberikan wedjangan kepada murid2 kelas VI, jang sebagian besar segera akan meninggalkan sekolah. Wedjangannja ini ia achiri dengan pernjataan kegembiraannja bahwa diantara sekian muridnja ada seorang jang lulus menempuh adjian masuk Sekolah Teknik, jaitu Maman. Ini adalah suatu kehormatan jang besar bagi Sekolah Rakjat jang ia pimpin itu. Ia sangat mengharapkan supaja djedjak Maman itu akan mendjadi tjontoh bagi murid2 jang lain. Tak ada kebahagiaan bagi Pak Guru, selain mengetahui kelak anakanaknja mendjadi orang2 jang bermanfaat bagi masjarakat. Negara kita masih memerlukan banjak ahli untuk pembangunan disegala lapangan. Ia berpesan kepada anak2 jang akan meneruskan peladjarannja : Pilihlah sekolah jang sesuai dengan bakat dan kekuatanmu sendiri! 15

18 Selandjutnja ia mengatakan, bahwa ia telah memperhatikan bahwa kebanjakan anak2 desa, jang telah merasakan,,garam. kota, lupa akan kampung halamannja sendiri. Mereka segan untuk kembali ke kampungnja. Sedangkan mereka sendiri mengetahui, bahwa desanja sendiri masih banjak memerlukan tenaga untuk membangun ; terutama tenaga jang terlatih. Pidato Bapak Guru jang banjak mengandung nasihat2 disambut dengan tepuk tangan jang riuh. Setelah sorak-sorai anak2 reda kembali Maman meminta idjin untuk berbitjara. Atas nama kawan-kawannja ia mengutjapkan banjak2 terima ' kasih atas asuhan Bapak2 Guru selama mereka menuntut ilmu ( di sekolah Rakjat itu. Wedjangan2 Bapak Kepala Sekolah, jang sangat berharga itu, akan mereka perhatikan betul2 agar mereka dapat mendjadi anggota masjarakat jang berguna kelak. Selandjutnja karena hari itu hari terachir bagi mereka untuk berkumpul dengan bapak2 Guru, ia dan kawan2 memohon diri dan do a dari bapak2 Guru. Anak2 menjambut pidato Maman ini dengan lebih riuh lagi. Mereka merasa bangga mempunjai kawan jang sudah berani mengutjapkan pidato. Untuk menambah meriahnja hari perpisahan ini sambil menikmati penganan dan minuman beberapa orang murid menghidangkan orkes ketjapi dan seruling. Jang mendjadi pesinden- Kja (penjanji) kawan2 sekelas Maman djuga setjara bergiliran. Demikianlah anak2 dan guru2 beramah-tamah, bergembira... Pertemuan perpisahan ini baru berachir djam siang. Anak2 pulang ke rumahnja masing2 dengan membawa kesan jang tak mudah untuk dilupakan. Bagi Maman kedjadian2 hari ini akan tergores dalam hatinja dan tak akan dapat terhapus lagi. Di rumah Ibu dan Pak Mantri menunggu kedatangan anaknja dengan hati jang tidak sabar. Maman kekurangan kata2 untuk Tnentjeriterakan segala sesuatu jang terdjadi di sekolah. Tak lupa Maman menjampaikan terima kasih Pak Guru dan kawan2 kepada Ibunja, atas sumbangan berupa lemper dan tjendol jang lezat itu. Ibu dan Pak Mantri pun tak luput dari perasaan bangga dan terima kasih, karena anaknja telah mentjapai apa jang ditjitatjitakannja. 16

19 III. DISERANG GEROMBOLAN Pak Mantri sudah hampir tiga tahun tinggal bersama Bu Mantri dan Maman di Tjibalanarik, sebuah desa ± 9 Jem disebelah selatan Mangunredja, Kewedanan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaja. Sebelum pensiun Pak Mantri tinggal di Kota Tasikmalaja. Di Tjibalanarik Pak Mantri mempunjai beberapa ha. kebun teh, buah-an dan palawidja. Rumah Pak Mantri letaknja ditengah-tengah kebun palawidja. Tanam-tanaman jang terdapat dalam kebunnja antara lain ketela, djagung, katjang tanah, ananas, salak, buah adpokat dan rambutan. Ketjuali itu terdapat djuga pohon2 kelapa, nangka, petai dan djengkol. Tanah dan sawah kepunjaan Pak Mantri tidak semua ditanami sendiri. Sebagian besar menurut kebiasaan di daerah itu, ditanami oleh orang2 lain dari kampung- jang berdekatan. Orang jang menanami tanah itu mendapat % bagian dari hasilnja sedangkan Pak Mantri V3, sebagai pembajaran sewa tanah. Dengan demikian Pak Mantri tak perlu membajar orang2 upahan ; dan orang2 jang tak mempunjai tanah dapat mata pentjahai'ian jang lumajan. Biasanja mereka ini karena itu merasa berhutang budi kepada pemilik tanah. Demikian pula halnja dengan orang Tjibalanarik terhadap Pak Mantri. Dengan suka rela pada waktutertentu mereka datang ke rumah Pak Mantri untuk melakukan sesuatu pekerdjaan tanpa mengharapkan upah. Djika disadjikan djuga makan siang dan setjangkir kopi, amat senanglah mereka itu. Semangat gotong-rojong dikalangan rakjat, memang masih sangat tebal. Pak Mantri guru pensiun selalu bersedia untuk menolong meringankan penderitaan orang. Orang sakit jang datang di rumah Pak Mantri, tentu mendapat obat. Orang tertimpa malapetaka, Pak Mantri siap untuk menolongnja. Dengan apa sadja, kadang2 dengan nasihat2. Tidaklah mengherankan djika di daerah itu Pak Mantri sangat disegani dan dikasihi orang. Pada sore harinja Maman dan orang tuanja duduk bertjakap-tjakap di ruangan belakang. Mereka duduk diatas tikar pandan. Dinding kiri dari ruangan ini diberi djendela2 rendah berkatja. Dengan demikian dari tempat mereka duduk mereka dapat menikmati pemandangan jang sangat indah. Rumah Pak Mantri letaknja pada tempat jang tertinggi didalam kebunnja. Tempat ini sengadja dipilihnja agar mendapat Tanah Sund* 17

20 pemandangan ketiap pendjuru. Karena asiknja mereka bertjakap-tjakap tak terlihat oleh mereka bahwa langit disebelah Barat telah mulai kemerah-merahan. Suatu tanda bahwa siang akan berganti malam. Hari sudah mulai gelap. Didalam rumah Ibu memasang lampu minjak tanah (lampu tempel). Pak Mantri mengeluarkan pekerdjaan tangannja. Ia sangat gemar membuat buah-buahan dari kaju. Kegemaran ini telah lama ia kerdjakan. Karena bakat seninja, dalam soal membuat buah2 tiruan dari kaju ia sukar dapat dipadani orang. Pekerdjaannja sangat tjermat. Malam itu Pak Mantri djuga sedang mengukir-ukir sepotong kaju jang telah mempunjai bentuk kasar. Pisau pengukir jang tadjam seakan-akan menari-nari dalam tangan Pak Mantri. Kaju dalam tangannja lambat-laun mendapat bentuk jang lebih njata : sebuah manggis jang sudah separo dikupas. Masih harus dihampelas lagi hingga halus benar achirnja ditjat. Menghampelas adalah pekerdjaan Maman djika ia tidak harus mengerdjakan sesuatu untuk sekolah. Dengan apa aku besok pergi ke Tasik, Pak? tanja Maman. Dengan bis atau dengan delmannja Pak Kuwu? Bukankah Didi djuga akan berlibur ber-sama2 dengan aku? Kalau ingin tjepat, baik dengan bis DAMRI. Ah, hampir tak sabar lagi aku menunggu hari besok. Kota Bandung dan Bogor sudak terbajang-bajang dimataku. Do* ftgeng-aongengan Bapak tentang kota2 itu kutjatat dalam hatiku. Kesemuanja akan kusaksikan sendiri nanti. Assalaamu alaikum! suara orang dari tempat gelap diluar. Bu Mantri dan Maman agak terkedjut mendengar ada tamu datang dimalam hari. Djangan2 orang bermaksud djahat. Tapi Pak Mantri tenang sadja. Wa alaikum salam! sahutnja. Dengan hati2 ia membuka pintu. Siapa?, tanja Pak Mantri. Saja, Kang Mantri, djawab tamu. 0, adi Kuwu. Silahkan masuk. Tamu masuk terus duduk. Pak Kuwu adalah saudara sepupu dari Pak Mantri pensiun. Ia adalah Kepala desa (kuwu = lurah) Tjibalanarik. Ia datang ber-sama2 anaknja Didi, sahabat Maman di sekolah. 18 a

21 Radjin benar Kang Mantri ini. Sudah malam begini masih djuga sibuk- Dari pada tidur sore-sor6, kata Pak Mantri. Sungguh kebetulan kedatangan adi Kuwu ini. Saja ingin merundingkan keberangkatan anak2 kita besok. Betul, Kang Mantri, saja datang malam ini djuga untuk maksud jang sama. Malahan si Didi saja bawa djuga. Segera kedua oi*ang tua itu bertjakap-tjakap dengan riangnja. Banjak jang mereka bitjarakan, tetapi jang mendjadi pokok pembitjaraan adalah mengenai kedua anak mereka itu, Maman dan Didi. Achirnja mereka bersepakat bahwa Maman dan Didi akan bersama-sama pergi berlibur ke Bandung dan ke Bogor. Bukan main senangnja Maman dan Didi mendengar keputusan bapak mereka ini. Besok pagi mereka akan berangkat bersama-sama dengan delman Pak Kuwu sampai Singaparna. Pak Kuwu mempunjai dua delman sewaan jang setiap hari setjara berganti menarik orang ke Singaparna, kadang2 sampai ke Tasik. Sudahkah dik Kuwu menindjau ke Lemburluhur jang baru2 ini dibakar gerombolan pengatjau itu. Sudah. Kira2 30 rumah digarong dan kemudian dibakar. Rumah2 jang kebanjakan berdinding gedek bambu dan beratap kiraj dalam sekedjap mata sadja habis terbakar. Penghuni2-nja tak berdaja untuk menjelamatkan harta bendanja, takut kalau-kalau ada peluru kesasar. Alangkah ngerinja mendengar djeritan wanita2 dan anak2 minta tolong. Akan tetapi siapa jang akan berani menolong mereka. Keluar rumahpun orang sudah ketakutan. Sebelum pengatjau2 dapat bertindak lebih djauh, datang bantuan dari sepasukan tentara dari Mangunredja. Djika tidak, entahlah! Para anggauta O.K.D. (Organisasi Keamanan Desa) kita tak kuat untuk menghalau mereka jang lebih besar djumlahnja. Kadang2 mereka bersendjatakan brengun, stengun dan karaben. Korban djiwa, dua orang penduduk dan seorang anggota 0-K.D. hilang, mungkin ditjulik mereka. Ja Kang, malang benar nasib orang2 desa ini. Tjoba pikirkan, penghasilan mereka se-hari2 kadang2 hanja tjukup untuk makan sehari sadja. Sekarang rumah mereka terbakar, harta benda mereka turut musnah. Bagaimana mereka harus hidup selandjutnja? 19

22 j j j Rakjat desa memang sangat menderita karena gangguan* dan keganasan2 gerombolan. Mereka tak dapat lagi mengerdja* kan ladang dan sawahnja. Ternak mereka djuga mendjadi sasaran pengatjau. Kebanjakan dari mereka jang di desanja tak mempunjai apa2 lagi pergi mengungsi ketempat-tempat jang lebih aman, antaranja ke kota-kota. Mereka jang masih mempunjai sawah atau ladang di desa tetap tinggal disana. Tetapi ka-, rena djiwa mereka selalu terantjam, pada malam hari orang2 lelaki tidak berani tidur di rumah. I Djika hari sudah mendjadi gelap pergilah mereka ke kebun-kebun atau kedalam semak2 untuk tidur disana. Rumah2 hanja ditinggali oleh perempuan2 dan anak sadja. Terhadap orang2 perempuan dan anak2 pengatjau2 itu agajc lunak dan tidak lekas2 melakukan pembunuhan. Kegiatan2 gerombolan itu tidak hanja terdapat d i daerah ' Tasikmalaja sadja tetapi diberbagai tempat diseluruh Djawa Barat. I Siapa dapat mengira bahwa Tanah Sunda jang gemah ripah I itu rakjatnja sekarang akan kekurangan makanan dan mende- ] rita. Oleh karena daerahnja terus dikatjau, mereka tidak merasa j aman dan tenteram lagi untuk mengerdjakan sawah dan ladangnja.! Sjukur sudah banjak anggota2 pengatjau, jang karena menderita, menjerahkan diri kepada jang berwadjib. Ada djuga jang menjerahkan diri karena insjaf akan perbuatan mereka jang sesat... IV. SITU SANGHIANG Dari rumah Maman ke rumah Didi djaraknja agak djauh djuga, kira2 IV2 km. Djalan melalul situ Hang)dang. Suatu davcsss: 't^'cck.-up besar. Danau ini dikenal oleh orang2 sekelilingnja sebagai danau jang keramat. Orang2 tak akan berani mengotori danau tersebut karena takut akan hukuman jang akan menimpa mereka. Ditepi danau sebelah Utara dibawah naungan pohon beringin jang rindang dan jang sudah sangat tua terdapat sebuah kuburan tua. Kuburan jang dianggap berkeramat ini, kata orang kuburan Prabu Linggawastu. Konon orang2 dari daerah lain 20

23 jang akan bertamasja di Situ Sanghiang, sebelumnja harus berziarah dahulu ke kuburan keramat ini. Meminta idzin agar terhindar dari mara bahaja. Djika air dari Situ Sanghiang berubah berwarna merah, maka ini suatu peringatan bagi penduduk disitu bahwa suatu malapetaka mengantjam mereka. Hendak kemana Den Maman? tanja mang Sapri, seorang pembuat atap jang sedang menolak rakitnja. Ke Tasik mang, djawab paman. Situ Sanghiang. Dari atas rakitnja jang terbuat dari beberapa batang bambu betung mang Sapri memperhatikan Pak Mantri dan anaknja lewat. Pekerdjaan mang Sapri adalah membuat atap dari daun kiraj. Pagi2 ia sudah berangkat dengan rakitnja menjusuri tepi danau dimana terdapat sangat banjak pohon2 kiraj. Tengah hari ia pulang membawa hasilnja. Divvaktu pulang ia djuga tak lupa mengambil ikan dengan djalanja. Djala dan kempis, tempat ikan jang ia tangkap, tak pernah ketinggalan kalau ia pergi memetik daun kiraj.. Sampai di rumah anaknja jang sulung sudah menjediakan belahan2 bambu jang diperlukan untuk 21

24 membuat atap. Dari tengah hari sampai petang mang Sapri dengan anaknja dapat membuat ± 100 buah atap kiraj. Kadang2 djuga isterinja turut membantu. Keesokan harinja atap jang sudah djadi ia djual ke pasar atau kepada orang2 jang datang di rumahnja untuk membeli. Seratus helai atap harganja ± Rp. 50, Atap kiraj memang penting artinja buat orang2 desa, karena rumah2 di desa umumnja bertutupkan atap-kiraj. Orang kebanjakan membuat rumah dari bambu dengan atap-kiraj. Tiang bambu, lantai bambu dan dindingpun bambu. Lantai bambu (Sund. palupuh) lain tjara membuatnja dari dinding (Sund. bilik). Djika dinding terdiri dari belahan2 bambu jang dianjam, lantai terdiri dari bambu jang ditjatjah sehingga merupakan lembaran2 jang lebarnja sama dengan lingkaran bam bu. Biaja membuat rumah2 demikian tidak seberapa besar. Atap, bilik dan palupuh mereka buat sendiri. Bambu diambil dari kebun. Djika harus, dibelinja dengan murah sadja. Rumah2 di desa2 pada umumnja panggung, artinja rumah2 berdiri diatas tiang2, walaupun tak ada.bahaja bandjir. Rumah panggung memberikan keuntungan2 kepada para penghuninja. Mereka tidak membutuhkan kerusi untuk duduk atau balai-balai untuk tidur. Tikar sadja sudah tjukup untuk keperluan2 ini. Ini mendjadi salah satu sebab mengapa tikar mempunjai peranan penting. Karena itu tidak djarang kita mendjumpai tikar jang bagus terhias dengan matjam warna jang menarik. Dahulu rumah panggung tidak sadja kita lihat di desa-desa tetapi djuga di kota2. Mendirikan rumah dilakukan orang setjara gotong-rojong. Orang2 jang bekerdja tjukup dengan diberi makan sederhana dan minum ikopi atau teh. Disamping itu djuga disediakan penganan, dan rokok kavrnng dengan tembakau tampang. suu Sanghiang orang djuga membuat atji ketela pohon. Ketela pohon banjak terdapat disana. Ladang Pak Mantri-pun ditanami orang ketela pohon. Air dari danau dapat dipergunakan untuk pembuatan atji. Sebagian dari Situ Sanghiang jang dangkal sekarang djuga dipergunakan untuk petemakan ikan oleh Djawatan Perikanan. Ada djuga bagian2 jang oleh rakjat dikeringkan dan ditanami padi. 22

25 Rombongan Pak Mantri berdjalan terus. Sepandjang dja* lan setiap orang jang mereka djumpai menjapa mereka sambil membungkukkan badan: Bade angkat kamana, Djuragan? ( Mau pergi kemana, Tuan? ). Djanggal benar terdengarnja kata,.djuragan bukan? Memang demikian, untuk orang kota. Tetapi tidak untuk orang2 dari desa. Kebanjakan rakjat di pedalaman Djawa Barat masih memakai adat istiadat jang lazim kita djumpai disini sebelum perang dunia kedua. Mereka sangat ramah dan hormat. Terlebihlebih terhadap golongan menak dan orang2 berpangkat. Hidup mereka sangat sederhana. Rukun dengan tetangga, senang tolong-menolong dan bergotong-rojong. Hak orang lain tak mau mereka langgar, sehingga pentjurian2 djarang terdjadi. Sesudah djaman pendjadjahan Djepang, disusul oleh djaman repolusi, tabiat mereka banjak berubah. Mereka lebih bersifat masa bodoh, ikedjahatan meningkat. Bahkan banjak jang masuk ke hutan2 mendjadi anggauta grombolan. Banjak dari pemimpin2 gerombolan ini bekas anggota badan perdjoangan bersendjata. Karena sakit hati tidak mendapat penghargaan jang semestinja atau segan menjesuaikan diri dengan keadaan jang sudah berubah, mereka lari ke hutan2 di pedalaman... Achirnja Pak Mantri dan Maman tiba di rumah Pak Kuwu. Rumah Pak Kuwu besar dan berlainan dari rumah2 orang kebanjakan. Rumah ini dibuat dari batu dan beratapkan genteng. Di halaman-muka delman sudah siap. Setelah bersalam-salaman dengan Bu Kuwu maka berangkatlah mereka. Pak Mantri dan Pak Kuwu akan menghantarkan Maman dan Didi sampai Singaparna. V. BANDJIR DARAH DI SUKAMANAH Meskipun delman dan kuda Pak Kuwu adalah jang terbaik di desanja, tetapi diantara Tjibalanarik dan Mangunredja larinja tak dapat tjepat. Djalan disini tidak rata apalagi diaspal. Batu2 terserak lepas diatas djalan. Rupa-rupanja mesin djalan Pekerdjaan Umum sudah lama tidak mendjeladjah kesini. 23

26 Di kiri-kanan terbentang Iuas sawah jang sedang menguning. Sepandjang djalan keempat orang itu tidak djemu2 bertjakap-tjakap. Ada sadja jang ditanjakan oleh kedua anak itu kepada Bapaknja. Pak, Bapak pernah raendjandjikan untuk mentjeriterakan peristiwa Sukamanah. Bukankah Sukamanah letaknja dekat Si- / ngaparna? Tjobalah Pak tjeriterakan sekarang. Djika aku mendjandjikan sesuatu, kau selalu ingat sadja, Di. Untuk melupakan lelah, marilah kukisahkan peristiwa jang bersedjarah itu. Pemberontakan Sukamanah jang banjak meminta korban dan banjak pula mengalirkan darah, terdjadi di zaman-pendjadjahan Djepang. Pemimpinnja adalah Hadji Zciinal Mustofa, seorang Kiai kenamaan di Sukamanah. Orang2 jang menuntut ilmu pada pesantrennja banjak sekali. Ia sangat membentji pendjadjahan apapun. Oleh karena itu tidaklah mengherankan djika ia selama 17 tahun memimpin pesantren tidak sadja mengadjarkan ilmu keagamaan, tetapi djuga memupuk dan mengobarngobarkan rasa tjinta akan kemerdekaan. Merdeka Iahir dan bathin. Karena ia dianggap berbahaja oleh pemerintah djadjahan, maka ia beserta pengikut-pengikutnja, antaranja Kiai Ruhjat, ditangkap dan dipendjarakan selama 50 hari di Sukamiskin. Setelah dibebaskan mereka ditangkap kembali dan dipendjarakan di Tjiamis. ' Waktu tentara Diepang mendudukl V.ota tersebut, ia dibei>jt;pang mengharap bahwa Kiai Mustofa akan dapat mereka peralat. Dalam istilah m ereka: kerdja sama. Tetapi Kiai Mustofa mengetahui maksud djahat si pendjadjah ini. Semua adjakan dan budjukan mereka ia tolak. Achirnja Pemerintah Tentara Djepang mengeluarkan perintah untuk menawan Kiai Mustofa. Sebuah pasukan jang mendapat tugas untuk melakukan pekerdjaan ini, dibawab pjmpinan seorang bintara Djepang mendapat per/awanan hebat. Korban dari pihak pendjadjah banjak, tetapi semuanja bangsa Indonesia. Sedangkan Djepangnja dapat meloloskan diri. Kiai Mustofa insaf bahwa sesudah kegagalan ini, si pendjadjah akan mengirimkan pasukan jang lebih kuat untuk menang- 24

27 kapnja. Oleh karena itu semua anak buahnja diperintahnja untuk bersiap-siap. Ia, begitu pula anak buahnja sama sekali tidak gentar. Mereka semua sudah bertekad untuk berdjihad membela agama dan kemerdekaan. Hanja satu sadja jang Kiai Mustofa chawatirkan. Kalau2 bukan orang2 Djepang tetapi orang2 Indonesia jang nanti akan didatangkan untuk menangkap mereka. Apakah ia harus bertempur dengan saudara2-nja sendiri? Tidak, ia tidak akan berkelahi dengan orang2 jang sebangsa dengan dia. Sudah banjak orang2 Indonesia jang mendjadi korban. Sudah banjak darah Indonesia jang mengalir. Tidak, ia tidak akan menambah penderitaan dikalangan bangsanja sendiri. Lebih rela ia berkorban. Pada petang hari pasukan jang akan menangkap Kiai Mustofa datang. Pertempuran segera berkobar. Korban di keel ua-belah fihak banjak jang djatuh. Kepala2 pasukan Sukamanah melaporkan bahwa jang datang bukan pasukan Djepang tetapi pasukan Indonesia. Kiai Mustofa setelah mendengar laporan itu tidak ajal lagi. Anak buahnja ia perintahkan: Lari, djangan kau lawan! Tak ada gunanja bertempur dengan saudara2 sendiri. Anak buah Sukamanah pantang lari! Mereka datang mengerumuni pemimpinnja. Lebih rela turut ditawan dari pada meninggalkan pern im pin. Demikian berachirlah pertempuran. Korban banjak jang djatuh dan darah banjak jang mengalir. Kiai Hadji Zainal Mustofa bersama beberapa orang pengikutnja ditawan dan dibawa... Entah kemana, seorangpun tak ada jang mengetahuinja hingga sekarang. Jang njata, seorangpun dari mereka tak pemah kembali lagi. Kiai Hadji Zainal Mustofa sudah tiada lagi. Tetapi namanja tetap harum, dan djiwanja tetap hidup. Djiwa seorang pahlawan kemerdekaan, jang telah berkorban dalam membela agama dan kemerdekaan. Peristiwa jang berdarah ini setiap tahun pada tanggal 25 September diperingati dengan penuh chidmat oleh rakjat Ka* bupaten Tasikmalaja, sebagai salah satu peristiwa jang bersedjarah dalam rangkaian perdjuangan Kemerdekaan Indonesia. 25

28 Karena tjeritera Pak Kuwu jang sangat menarik itu, maka tak terasa lagi mereka sudah tiba di Mangunredja. Disini dja> lan dari Tjibalanarik bertemu dengan djalan raja Garut-Tasik. Delman mereka lewat alun2 membelok ke kanan menudju Singaparna. Djalannja diaspal dan rata. Kuda berlari agak tjepat. VI. BETERNAK IKAN Dari tadi Maman dan Didi banjak melihat orang2 jarig memikul karamba ikan. Karamba ikan dibikin sangat rapat ke- mudian diter sehingga air tak dapat merembes keluar. Karena! tidak kekurangan air maka ikan, jang didjual di pasar, masih ' hidup2. Ikan jang sudah mati lebih murah harganja. Dari mana orang2 itu mendapat ikan? Apa banjak orang di daerah ini memelihara ikan? Ikan jang diperdagangkan kebanjakan berasal dari peternakan mereka sendiri. Di daerah ini dan diseluruh daerah Priangan banjak sekali orang jang memelihara ikan. Peternakan ikan disamping bersawah dan berladang merupakan mata pentjaharian jang tidak sedikit bagi penduduk. Berkat penerangan dan pimpinan dari Pegawai2 Perikanan Darat maka peternakan ikan bertambah lama djadi bertambah baik dan hasilnjapun meningkat terus. Para petani umumnja memelihara ikannja dalam tebat2 jang tidak djauh letaknja dari rumah mereka. Jang dipelihara bermatjam-matjam, ada ikan emas, tawes, nilem, gurami, tambakan dan mudjair. Tiap= djenis ikan berlainan tabiat dan makanannja. Makanan ikan jaitu binatang ketjil2 seperti ulat-njamuk, tjatjing d.s.b. dan makanan jang diberikan orang kepadanja. Ikan tawes gemar akan tumbuh-tumbuhan air. Ikan tambakan menginginkan air jang kehidjau-hidjauan, karena didalam air serupa ini banjak terdapat makanan jang disebut plankton. Plankton adalah sematjam tumbuh-tumbuhan dan binatang2 jang sangat ketjil, jang hanja dapat dilihat dengan alat pembesar jang kuat (mikroskop). Gurami suka makan daun tumbuh2-an besar, seperti daun talas, ubi kaju d.s.b. Ikan mudjair termasuk ikan jang rakus, segala maikanan ia sukai. Ia makan dengan tidak 26

29 ber-henti2. Ikan nilem menginginkan air jang djernih ; makanannja terdiri dari tumbuh-tumbuhan air dan ganggang. Melepas tebat selalu merupakan peristiwa jang menggembirakan, tidak sadja bagi jang punja, tetapi djuga bagi penduduk dari kampung itu jang sama membantunja. Orang2 jang membantu dibolehkan mengambil udang dan limbat jang tidak sengadja dipelihara. Bila tebat akan dikeringkan, airnja sedjak waiktu subuh sudah mulai dilepas. Maksudnja agar sesuatu dapat dikerdjakan menurut aturan. Air tidak boleh dilepas dengan tjepat. Ikan harus dapat berkumpul disuatu tempat tertentu. Ikan tidak boleh terserak dimana-mana didalam lumpur. Kira2 djam 10, sebelum hari panas betul, pekerdjaan harus sudah selesai. Djika tidak, besar kemungkinan ikan mabuk kepanasan dan banjak jang mati. Ikan didjual kepada tengkulak2 jang datang membelinja atau dibawa sendiri ke pasar. Sebagian dimakan sendiri. Agar dapat disimpan agak lama, ikan diawetkan. Tjaranja tidak sukar. Mula2 ikan dibelah dahulu disebelah punggung, mulai dari ekor sampai kekepalanja. Isi perut dibuang dan ikannja dibersihkan. Sesudah itu ditaruh dalam ajakan besar, penapis dibuat dari bambu jang dianjam tidak rapat, sehingga air dapat tiris. Kemudian disediakan garam jang sudah dihantjurkan. Banjaknja kira- 15% dari beratnja ikan jang akan diawetkan. Ikan jang sudah dibersihkan. tadi, dan sekarang sudah tidak banjak mengandung air lagi, dimasukkan berlapis-lapis kedalam belanga jang sudah tersedia. Bagian dagingnja keatas. Antara dua lapis ikan diserakkan garam tadi. Setelah belanga itu penuh lalu ditutup. Tutup dibuat dari kaju dan besarnja harus sama dengan mulut belanga. Tutupnja lalu diimpit dengan batu jang berat. Lalu dibiarkan selama sehari-semalam. Tjara demikian namanja dibakasem (pekasam). Setelah dibakasem ikan itu didjemur diatas kiraj atau ajakan besar. Ikan, jang diawetkan setjara demikian, dapat tahan enam bulan. Rasanja tidak kalah dari ikan asin biasa. Ketjuali dalam tebat, peternakan ikan dilakukan djuga di sawah. Sebagai penjelang, jaitu diantara dua waktu menanam padi, atau bersama-sama dengan menanam padi. Ikan jang ditanam di sawah jaitu ikan emas dan ikan mudjair. 27

30 Ikan dipelihara djuga dalam danau atau waduk, seperti di Tjiburuj dan Pandjalu. Di Priangan-Timur (daerah Bandjar) orang djuga memelihara ikan dalam Rawa Lakbok. Ikan jang dipelihara disana ialah: sepat Siam, lele dan gabus. Luas perikanan darat di Priangan-Timur dalam tahun 1956 ada ± ha, dan dalam tahun 1957 ± ha. Besar produksi masing ton dan ton ikan. Selain ikan untuk dimakan dihasilkan djuga lk djuta ekor benih. - Disamping itu banjak orang memelihara ikan untuk kese* nangan sadja. Tebatnja di halaman-rumah, sehingga diwaktu senggang ia dapat melihat ikannja berenang-renang. Selain pemeliharaan ikan jang disebut tadi terdapat djuga pemeliharaan ikan ditepi laut, dalam empang. Jang ditanam disini umumnja bandeng. Ikan bandeng termasuk ikan jang paling enak,. kata Pak Mantri. Sajang terlalu banjak durinja. Tetapi bagi para penggemar hal ini tidak mendjadi rintangan. Ikan bandeng djuga ikan jang paling aneh. Hingga sekarang belum djuga orang mengetahui dimana dan bagaimana mengembangbiaknja bandeng. Nener, jaitu benih bandeng, ditangkap orang dipinggir laut, dan ditanam di empang jang berair pajau. Jaitu tjampuran airtawar dengan airlaut. Tanaman bandeng dapat dipungut dua kali setahun hasilnja. Di Djakarta pada waktu Pasar Malam, jaitu beberapa hari sebelum Tahun Baru Imlek bandeng laku sekali. Orang- Tionghoa membutuhkannja untuk keperluan sembahjang. Hai-- ganja pada hari2 itu memuntjak tinggi sampai Rp. 80, atau Rp. 100, sekilo, sedang pada hari2 biasa paling tinggi Rp. 15, sampai Rp. 20,. Sekarang mereka sudah sampai ke Singaparna. Delman membelok ke kiri mengelilingi alun2 dimuka Mesdjid. Tasik, Pak? tanja seorang. Garut, Bandung! teriak jang lain.,,tasik, masih dua tempat lagi, Pak. Mari kita segera berangkat! Ditempat pemberhentian kendaraan memang selalu ramai tjalo2 (buruh- pcntjari muatan) menawarkan kendaraan. Kare* na ributnja banjak orang. mendjadi bingung. Malah kadang2 ada djuga jang kehilangan barang bawaannja. 28

31 Setelah diadakan tawar-menawar, barang- bawaan Maman dan Didi dipindahkan kedalam opelet. Pak Mantri dan Pak Kuwu mengantarkan anak-anaknja hanja sampai di Singaparna. Tak lama kemudian opelet bergerak kedjurusan Tasik. Kedua bapak sebelum kembali ke Tjibalanarik masuk kedalam pasar untuk membeli sesuatu guna keperluan rumah-tangga. VII. TASIK KOTA KOPERASI 1. MIXRA BATIK. Dari Singaparna ke Tasik tidak seberapa djauh. Dalam setengah djam mereka sudah sampai. Maman dan Didi selama di Tasik akan tinggal pada pamannja di Kebontiwu. Mang Darma, demikian nama paman Maman, kerdjanja dagang. Disamping itu ia djuga mempunjai sepuluh buah betjak dan sebuah delman. Betjak ia sewakan. Sewaan satu betjak, sehari-semalam Rp. 12,50. Dengan demikian Mang Darma mempunjai penghasilan tambahan jang tidak sedikit dari betjaknja itu. Jang menjewa kebanjakan orang2 jang rumahnja tidak djauh letaknja dari rumah Mang Darma. Orang2 ini rata2 orang baru di kota Tasik. Mereka berasal dari desa2 disekitar kota. Karena gangguan gerombolan2 perampok dan pembunuh mereka tidak lagi merasa aman di desanja sendirl Untuk menjelamatkan djiwa dan sisa harta-benda, mereka tinggalkan kampung-halaman dan mentjoba mentjari penghidupannja di kota. Sebelum mereka datang di kota, kebanjakan dari mereka sudah mengenai Mang Darma, karena ada hubungan dagang. Mang Darma sering datang ke kampung2 mereka untuk membeli basil bumi dan mendjual barang2 jang mereka butuhkan di kampung. Djadi tidaklah mengherankan bahwa setelah mereka terpaksa meninggalkan kampung halamannja, pertama-tama mereka datang pada Mang Darma untuk meminta pertolongan. Kebetulan Mang Darma masih mempunjai sebidang tanah jang masih kosong. Disinilah orang2 - pengungsi mendirikan rumah darurat, dari bambu dan atap-kiraj. 29

32 Untuk menolong mereka mentjahari sesuap nasi, mang Darma membeli lagi betjak, sehingga sekarang ia mempunjai sepuluh buah. Mereka menjewa betjak mang Darma. Pendapatan dari menarik betjak lumajan djuga. Djika ikau berdua ingin melihat-lihat kota, nanti kutemani. Baik kita naik delman agar seluruh kota dapat kita kitari dalam satu hari. Bukankah kalian djuga ingin mengundjungi perusahaan2 jang ada di kota Tasik? Baik mang, kata kedua anak itu. Kami rasa, mengundjungi perusahaan-perusahaan ini malahan lebih penting dari mengitari kota tanpa tudjuan. Seorang Ibu sedang m em batik di Tasikihalaja. Keadaan kota Tasik kalau dipandang setjara sepintas lalu tidak banjak berbeda dengan kota2 lain di Djawa-Barat. Tetapi Tasik mempunjai keistimewaannja. Tidakkah Tasik tersohor seluruh Indonesia sebagai ikota jang paling madju dalam soal koperasi dan keradjinan? Di Tasikmalaja hampir semua perusahaan tergabung dalam sesuatu koperasi. Mari kita mengikuti mang Darma, Maman dan Didi dalam perdjalanannja mengundjungi beberapa perusahaan. Jang pertama-tama mereka kundjungi adalah suatu pembatikan di Burudjul, jang agak besar djuga. Pemilik perusahaan ini adalah kenalan baik dari mang Darma. Anak2 diperkenalkan ikepada bagian2 jang ada dalam perusahaan itu. Disatu bagian orang 30

33 ttiembuat kain batik jang ditulis dan dibagian lain jang ditjap. Alangkah bedanja pekerdjaan kedua bagian ini. Dengan sabar dan teliti orang2 perempuan menulisi mori jang akan didjadikan kain batik. Alat, jang dipergunakan untuk menulis, namanja tjanting. Sebuah benda dari tembaga kira2 sebesar bidji salak, jang diberi gagang dai'i bambu dan dibagian muka diberi pipa ketjil untuk mengalirkan malam panas. Tiap pembatik tidak menggunakan hanja satu tjanting sadja, tetapi jang halus dan jang kasar lubang pipanja. Karena malam jang dituliskan harus panas, setiap pembatik menjandingkan anglo ketjil. Diatas anglo ini ditaruh wadjan ketjil dari besi berisikan malam. Pengetjapan kebanjakan dilakukan oleh orang laki2. Walau pekerdjaan inipun menghendaki ketelitian tetapi djalannja lebih tjepat lagi. Tjap jang dibuat dari perunggu jang tiap kali diberi malam ditekankan diatas mori dan tidak berapa lama :kemudian sepotong mori penuhlah digambari. Bagian2 mengerok, menjoga dan mengeringkan, tidak pula mereka lewati. Pemilik perusahaan memperlihatkan djuga bermatjam-matjam pola gambar. Diantaranja terdapat gambar2 tjorak baru jang ia karang sendiri. Batikan Tasik mempunjai gaja tersendiri sehingga bagi orang2 jang ahli tidak sukar untuk membedakannja dari batikan lain daerah seperti batikan Solo, Jogja, Banjumas, Pekalongan d.s.b. Perusahaan- ini ketjuali membuat kain-kain tulisan maupun tjap untuk pasar bebas imenerima djuga pesanan2 langsung. Isteri orang2 terkemuka dari Bandung dan Djakarta banjak jang memesan disini. Kadang-kadang mereka membawa gambar2 sendiri. Kain batik jang baik harganja tidak kurang dari Rp. 350, sehelai. Pembatikan ini mendjadi anggota dari Koperasi Mitra Bar tik. Usaha koperasi untuk memadjukan para anggotanja sudah banjak sekali. Disamping itu djuga banjak penderitaan2 jang harus dialaminja. Selama pendudukan Djepang usaha mereka hampir2 kandas. Dan dalam waktu pendudukan Belanda dalaim tahun 1948 mereka mendapat pukulan jang lebih hebat lagi. 31

34 G edung K op era si 'M itta B a tik T asikm alaja Foto : Djcpen-Prop. D jabar Baru setelah Pemerintahan Republik Indonesia kembali, mereka dapat berkembang lagi. Mereka imendapat pindjaman uang daii Bank Rakjat dan Bank Negara. Semua perusahaan batik, besar ketjil mendjadi anggota Koperasi. Untuk keperluan para anggauta- nja, Koperasi Batik mempunjai djuga penginapan di Kota Bandung. Hasil batik sebulan kira kodi (1 kodi = 20 potong). Pendjualan ke~ luarnegeri dilakukan oleh Batik Trading Coy (Persekutuan Perdagangan Batik). Persekutuan ini mempunjai perwakilan dinegara2 Asia dan di Negeri Belanda. Dari perusahaan batik mang Darma bersama Maman dan Didi menudju kesebuah perusahaan pajung jang ada ditepi kota. Dalam perdjalanan kesana anak2 dapat melihat bahwa soal pembangunan djuga mendapat kemadjuan. Disana-sini tampak bangunan2 baru. Ditempat bekas rumah2 jang waktu repolusi dibumihanguskan, sekarang dibangun rumah2 baru. Lebih bagus dan lebih besar dari jang dahulu, dalam gaja jang paling baru djuga. Lebih2 djika kita melihat bagian Tjipedes tempat tinggal para saudagar batik. Pembangunan tidak terbatas sampai disitu sadja. Bagian1 jang dahulu merupakan sawah atau tanah kosong sekarang telah penuh dengan rumah2 baru lengkap dengan djalan2-nia Tasik sekarang lebih luas dari Tasik sebelum perang. 2. PABRIK PAJUNG. Achirnja mereka sampai ketempat jang ditudju. Jang empunja perusahaan sedang bepergian. Tetapi hal ini tidak men- 32

35 djadikan rintangan bagi mereka untuk masuk melihat-lihat. Djuga. orang2 disini mengenal mang Darma baik2. Didalam anak2 tak dapat melihat pembuatan pajung dari awal sampai achir, sebab tidak semua bagian dibuat disini. Rangka pajung dibuat setjara borongan di rumah pemborong masing-masing-. Tetapi apa jang mereka lihat tjukup menarik. Kain ditempelkan kepada rangka. Sebagai perekat tidak digunakan perekat jang biasa mereka pakai di rumah atau di sekolah tapi perekat jang berasal dari areuj mandjel (Latin : Medinilla radicans Bl.), sedjenis tumbuhan merambat jang terdapat di hutanhutan. Kain pajung jang sudah kering mula- diberi warna-dasar: merah, biru, hidjau, kuning dsb. Setelah tjat-dasar ini kering baru diberi bergambar bunga2an. Tjara.menggambari inilah jang sangat menarik perhatian anak2. Mereka tidak menggunakan tjontoh atau pola. Dengan tangkas para djuru gambar imen-tjampur2 tjat, sehingga didapat paduan2 warna jang mereka hendaki. Kuas jang mereka pegang seakan-akan menari-nari dengan sendirinja diatas pajung. Disini mentjipta bunga, disana daun2nja dan achirnja terhiaslah sebuah pajung dengan gambar dan warna2 jang amat menarik. Seperti perusahaan2 batik, perusahaan pajung djuga tergabung dalam sebuah koperasi, Koperasi Mitra Pajung. Koperasi ini waktu mulai berdiri hanja mempunjai beberapa puluh anggota sadja. Berkat kerdja sama jang baik onereka mentjapai hasil-hasil jang memuaskan. Mereka mendapat kepertjajaan dari masjarakat dan fihak Pemerintah. 33 Tanah Sunda

36 Karena pindjaman dari Pemerintah sebesar Rp , modal kerdja dapat bertambah. Djumlah anggota merekapun bertambah mendjadi lebih dari 100 orang. Hasil jang ditjapai adalah sebanjak 700 kodi sebulan. Pajung Tasik sekarang terkenal diseluruh kepulauan Indonesia- 3. KELO M GEULIS. Perusahaan jang djuga menarik perhatian adalah perusahaan kelom geidis (kelom = bakiak, geulis = djelita). Seperti bakiak biasa, kelom geulispun dibuat dari kaju. Mukanja dari kulit atau kain. Kaju kelom geulis mempunjai bentuk sebagai selop dan bagian bawahnja dilapis dengan karet crepe. Banjak benar modelnja, menurut ukuran tumitnja : tumit tinggi, setengah tinggi, tigaperempat tinggi dll. Tjoraknja banjak seperti: imodel K.M.B., Konperensi AA, Tjenderawasih, Perwari, Garuda, Eulis Atjih dsb. Disamping kulit muka jang beraneka warna, kajunja pun diberi ukiran- dan warna jang sangat menarik sehingga nama kelom geulis itu sungguh tepat sekali. Kaju jang dibuat kelom, jaitu kaju djeungdjing. Agar enteng dipakainja dan mudah untuk dikerdjakan. Harga sepasang kelom geulis jang mewah hingga Rp. 75, - K elom Geulis. Djadi tidak lebih murah dari selop jang dibuat dari kulit. Tetapi disani- p'rng jang maiiai harganja terdapat djuga jang harganja tidak lebih dari Rp. 12,50. Perusahaan- kelom geulis tergabung dalam Koperasi Kelom Geulis. Koperasi ini didirikan oleh empat orang dengan modal permulaan Rp. 5000,. Sekarang mempunjai peredaran uang setengah djuta sebulan. 34

37 Produksi kelom geulis kurang lebih 200 pasang sehari. Mang Darma dengan kedua anak sempat djuga singgah di Perusahaan Kelom Geulis Kabinangkitan. Disini mereka dapat menjaksikan bagaimana orang menguikir kaju. Kelom jang sudah diukir lalu ditjat dan dikeringkan. Sesudah kering baru mukanja dipasang. Ada djuga kelom- jang tidak berukiran, atau berukiran tetapi warnanja polos sadja. Kelom buatan Perusahaan Kabinangkitan adalah jang terbaik dan terkenal, baik mutunja maupun bentuknja. Sewaktu di Bandung diadakan konperensi2 internasional seperti Konperensi A.A. (Asia-Afrika), I.L.O. (International Labour Organization = Organisasi Buruh Internasional), I.R.C. (International Rubber Commission = Komisi Karet Internasional), W.H.O. (Woi'ld Health Organization = Organisasi Kesehatan Sedunia), F.A-O. (Food and Agriculture Organization = Organisasi Bahan Makan dan Pertanian), A. P. F. C. (Asian Pacific Forestry Commission = Komisi Kehutanan Pasifik Asia) dll. perusahaan Kabinangkitan jang ada di Bandung selalu memamerkan hasil pekerdjaannja. Dengan demikian kelom geulis tambah dikenal Perusahaan kelom Geulis. orang di luarnegeri. Pesanan- diterima dari Selandia-Baru, Perantjis, Djerman, Negara- Afrika dll. Tetapi sajang sekali, tidak semua dapat dipenuhi. Produksi belum lagi mentjukupi. 4. TIK A R MENDONG. Perusahaan terachir jang mereka kundjungi hari itu adalah pertenunan tikar mendong (sedjenis rumput, Lat. Fimbristylis 35

38 globulosa) jang bernama Gabungan Pertenunan Tikar Mendong (Gapertim) di Tjibeureum (sebelah Timur Tasikmalaja). Perusahaan ini dimulai dengan modal Rp ,. Berkat bantuan dari Djawatan Perindustrian mereka sekarang mempunjai modal kerdja sebesar Rp ,. Djumlah anggota sekarang 525 orang. Tiap anggota mempunjai sebuah alat tenun sendiri. Gapertim menghasilkan 750 kodi likar mendong tiap2 bulan. Harga pendjualan rata2 Rp. 320, setiap kodi. Pendjualan tikar mendong tidak terbatas sampai kota2 di Djawa sadja, tetapi djuga ke pulau-pulau lain di Indonesia, bahkan ke Malaya. Djika kita ingat bahwa tikar mendong itu dahulu diimpor dari Djepang, maka pertenunan tikar mendong ini besar artinja. Tidak sadja bagi kemakmuran, tetapi djuga sebagai penghematan depisen luamegeri. Hari sudah siang, hampir djam satu, kata mang Darma. Kurasa tjukup banjak jang kaulihat hari ini. Mari kita pulang. Bibimu menunggu dengan makan siang. Ketiga orang itu pulanglah. P ertenunan m endong di Tasikm alaja Di rumah makanan sudah tersedia diatas medja. Tidak lama kemudian mereka bertiga bersama Bibi sudah menghadapi makanan. Banjak benar jang Bibi sediakan! Pepesan gurami, goreng ikan emas, bekasam mudjair, sajur lodeh, dan tidak ketinggalan sambal ontjom dalam tjobeknja lengkap dengan lalab daun- -an mentah. Tadi karena asjiknja melihat orang2 jang bekerdja dan mendengarkan keterangan2 jang menarik mereka tak merasa hpar. T^tdpi SGk&F&ng? Dengan lahap makanan jang difudangkan oleh Bibi itu mereka serbu. Njaman benar rasanja! Tidak sadja karena mereka lapar, tetapi djuga karena masakan Bibi itu memang lezat. Habis makan sambil duduk-duduk di serambi-muka, Maman dan Didi mendengarkan Mamang bertjeritera. 36

39 Kau tadi sudah melihat beberapa perusahaan jang ada di kota Tasik. Sebenarnja masih banjak lagi perusahaan jang ada disini. Perusahaan ini sebenarnja masih merupakan industri-rumah, dan belum dapat disamakan dengan perusahaan2 jang sudah diatur setjara serba moderen. Walaupun demikian artinja bagi kemakmuran daerah tidak kurang pentingnja. Untuk mengundjunginja baik kita tunggu sampai nanti djika kau sudah menetap di Tasik. Pertenunan tjkar mendong. 5. PU SA T KOPERASI. Seperti kaudengar tadi, semua perusahaan jang kaulihat. adalah anggota dari sesuatu koperasi. Disamping koperasi2 para pengusaha ada koperasi2 jang lain lagi sifatnja. Umpamanja Koperasi Simpan-pindjam, Koperasi Konsumsi, dll. Koperasi2 ini tergabung dalam suatu gabungan besar jang bernama Pusat Koperasi Tasikmalaja. Didirikan pada tanggal 20 Nopember 1934 dengan modal permulaan Rp. 4000, Usaha pertama adalah dilapangan simpan-pindjam. Pusat Koperasi sekarang telah memiliki sebuah pabrik tenun, pabrik beras, pabrik ubin dan tiga 37

40 buah mobil pengangkut. Disamping itu djuga mempunjai gedung koperasi sendiri dan tempat penginapan bagi para anggotanja. Dalam soal Koperasi Tasikmalaja menduduki tempat pertama. Dengan demikian tidak mengherankan djika mendapat djulukan Kota Koperasi. Man, bila kau berangkat ke Bandung? tanja Bibi. Aku ingin imengirim oleh- untuk isteri kakakmu disana. Besok pagi Bi, dengan bis DAMRI jang pertama, jang melalui Garut. Menurut keterangan Bapak perdjalanan melalui Garut lebih indah pemandangannja dari melalui Malangbong. Katanja djalan Garut djuga lebih aman.,,memang lebih baik melalui Garut sadja. Ketjuali pemandangan jang lebih indah dan lebih aman, djuga djalannja lebih baik. Bis pertama, jang berangkat dari sini djam delapan pagi. tiba di Bandung djam setengah duabelas. Baru sekarang ini kau akan pergi ke Bandung, Man?,,Betul, Bi. Besok ini untuk pertama kali saja pergi. Saja sendiri sebenarnja agak chawatir kalau2 tersesat nanti, tetapi Bapak bilang saja tak perlu takut-. Kakak nanti mendjemput kami di stasion bis di Bandung. Lagi pula kami djuga dapat bertanja kepada polisi jang sedang bertugas. Alamat rumah dan kantor kakak telah kami tjatat djuga. VIII. KE BANDUNG Keesokan harinja pagi2 benar mang Darma mengantarkan anak2 ke garasi bis DAMRI. Karena mereka datangnja masih pagi, maka mereka mendapat tempat dimuka. Tak lama kemudian bis meninggalkan garasi menudju stasion bis dekat pasar. Disini berkumpul bis lain-lainnja jang menunggu-nunggu djam berangkat. Alangkah ramainja disini! Ditengah hiruk-pikuk ini terdengar orang meneriakkan perdjalanan bis, mendjadjakan makanan, buah-buahan, mainan anak2 dsb. Kemana gerangan orang-' sebanjak ini akan pergi? Lain benar penghidupan di kota dan di kampungku jang sepi, pikir Maman.,,Teng! Teng! Teng! Teng! bunji lontjeng. Bandung berangkat! seru seorang pegawai stasion bis. Bis jang mereka tumpangi meninggalkan halaman stasion menudju djalan raja. 38

41 Maman dan Didi mula2 diam sadja, tak berbitjara sepatah katapun. Hanja kepala mereka sadja jang berpaling ke kiri dan ke kanan melihat keramaian disepandjang djalan Sang supir disamping merekapun tak berbitjara. Sambil menggenggam kemudi mobil ia memperhatikan djalan jang ditempuh. Djuga penumpang2 jang lain tak ada jang berbitjara. Jang terdengar hanjalah motor jang menderu-deru dengan asjiknja. Se-kali2 djuga dibunjikan tuter jang memberi isjarat. Bis berhenti di Singaparna. Karena sudah penuh dengan penumpang- dari Tasik untuk Garut dan Bandung, tak ada penumpang lagi jang naik disini. Bis hanja menerima muatan berupa beberapa ratus besek kosong dan berpuluh helai tikar pandan. Semua untuk Bandung. Sedjurus kemudian bus sudah memeluntjur lagi melandjutkan perdjalanannja ike Garut. Di kiri-kanan djalan membentang sawah- dengan paddnja jang sedang menguning sedjauh-djauh mata memandang. Gunung-gunung jang mendjulang tinggi dan bukit2 jang sambungmenjambung membatasi pemandangan kita. Djika orang mengatakan bahwa Djawa-Barat adalah Negeri Gunung, memang tepat sekali. Hanja disebelah Utara terdapat dataran rendah jang membentang dari Timur ke Barat. Pegunungan ini sebenarnja merupakan kesedjahteraan bagi rakjat. Gunung- jang penuh dengan hutan2 jang lebat menampung air hudjan jang djatuh. Air ini sedikit demi sedikit di\epas kembali dan mengalir ke dataran-dataran jang sangat memerlukannja. Sajang bahwa hal ini tidak diinsjafi oleh semua orang. Orang- jang tak mempunjai rasa tanggung djawab telah menebang setjara habis-habisan hutan jang ada dilereng gunung. Hal ini mulai dilakukan pada zaman pendudukan Djepang. Dengan sembojan : demi kepentingan peperangan Asia-Timur- Raya dan untuk menambah hasil bahan makanan. Dalam zaman repolusi pekerdjaan ini dilandjutkan dengan sembojan : kedaulatan rakjat. Apa akibat dari segala tindakan jang salah ini? Bandjir, erosi, tanah longsor, jang kesemuanja merupakan malapetaka jang hebat bagi rakjat. Batjalah buku Erosi dari seri Alam Terbuka, oleh penerbit Ganaco N.V. 39

42 Setelah keadaan mulai wadjar kembali, maka Djawatan Kehutanan telah bekerdja sekuat tenaga untuk menghutankan kembali tanah2 ikosong, jang meliputi djumlah puluhan ribu hektar. Dengan djalan penerangan2, rakjat diinsjafkan akan akibat2 jang buruk dari perbuatan mereka. Dengan gerakan Karangkitrinja Djawatan Kehutanan mengandjurkan kepada rakjat untuk menanam pohon2 jang berguna diatas tanah m e reka. Dimana perlu Djawatan Kehutanan djuga menjediajtan bibit bagi mereka. Jang ditanam kebanjakan pohon djeungdjing. Pohon ini lekas besar dan lekas dapat diambil hasil kajunja. Dengan demikian rakjat setjara tidak langsung turut mengendalikan erosi disamping menjediakan kaju jang dibutuhkan untuk pembangunan. Bis meluntjur terus. Mangunredja, Salawu telah djauh dibelakang. Tiba2 Maman teringat akan berita dalam harian Sipatahunan, tentang tanah longsor di Langkob pada achir tahun Djalan sepandjang ± 100 meter, telah terbawa tanah longsor masuk lembah Tjiwulan. Sjukur tak ada korban manusia. Akibat dari longsoran, perhubungan antara Tasikmalaja dan Garut terganggu. Kendaraan jang datang dari Tasik atau Garut hanja sampai Langkob. Penumpang2 harus turun disini dan berdjalan kaki ke seberang. Disana sudah tersedia kendaraan lain jang akan membawa mereka ke Garut atau ke Tasikmalaja. Bepergian dengan tjara demikian sangat menjukarkan jang bersangkutan. Tetapi karena terpaksa, mereka lakukan djuga. Sekarang sudah dibuat djalan baru, dan perdjalanan 1ant jar kembali. Mang, apa Langkob masih djauh dari sini? tanja Maman. kepada pak Supir. Sebentar lagi akan kita lalui djalan jang baru. Dari sana anak dapat melihat bekas2 djalan jang lama. Nah, lihatlah! Itu djalan lama, djalan baru membelok ke kiri. Djalan baru letaknja lebih tinggi dari djalan lama. Apa jang dikatakan pak Supir tadi, dapat Maman dan Didi saksikan sendiri sekarang. Bis meluntjur terus. Kini mereka mendekati kota Garut. Disebelah kiri djalan nampak mendjulang keangkasa Gunung Tjikuraj j&ftg tingginja 2821 meter. Daerah Garut sebelum perang merupakan daerah tamasja. 40

43 Pelantjong2 dari dalam dan luarnegeri banjak berkundjung kesana. Di Ngamplang dahulu terdapat hotel jang bagus dan besar. Hotel Ngamplang sangat termashur waktu itu. Pemandangan dari sini sangat indah. Gunung Papandajan disebelah Selatan Garut sebelum perang sangat banjak menarik pelantjong2. Orang dapat berkendaraan mobil sampai di kawahnja. Kini djalan itu sudah rusak dan berhubung dengan keamanan, belum diperbaiki kembali. Djuga orang belum berani lagi bertamasja kesana. Dalam tahun 1950 gunung tersebut mendapat kundjungan dari Bung Karno dan tamu agung Perdana Menteri India Shri Jawaharlal Nehru. Kota Garut tidak sadja terkenal karena pemandangan2 jang indah atau tempat2 tamasja jang ada disekelilingnja, seperti Situ Bagendit, Tjipanas dll. tetapi djuga djeruknja. Disamping dodol, kain tenun pelekat (Pabrik Tenun P.B.W. dahulu termasuk jang terbesar se-indonesia) dan batiknja. Sebeluim perang, dodol Garut diekspor resmi oleh Borsumij, salah satu perusahaan asing jang terbesar di Indonesia. Djeruk-Garut mempunjai arti sendiri. Bentuk dan rasanjapun lain daripada jang lain. Dodolnja? Tidak kalah terkenalnja. Mungkin lebih terkenal lagi dari djeruknja. Karena sangat tahan lama dapat dikirim kemana-mana. Bahkan djuga ke luarnegeri kepada sanak-saudara sebagai oleh2. Buah kesemak dan selainja djuga berasal dari Garut. Dengan tak terasa oleh kedua anak itu, mereka sekarang sudah masuk kota Garut. Setelah mampir di kantor DAMRI, bis berhenti di stasion. Peniunpang turun dan naik. Tidak lama 'kemudian berangkat lagi meninggalkan kota jang indah itu. Tjepat larinja. Tarogong telah dilalui. Dataran Leles sekarang ditempuh. Dataran jang amat penmai dan sangat subur. Gudang beras jang tak terhingga! Lewat Leles djalan menurun, dan berliku-liku. Terus menurun. Dan sebelum mendaki pula untuk melalui dakian Nagrek djalan Garut-Bandung bersatu dengan djalan Tasiik-Bandung jang melalui Malangbong. Dimuka nampak tandjakan jang mengandjur keatas. Sang supir menambah ketjepatan, bis mulai mendaki. Ketjepatan segera berkurang. Sang supir memindahkan persnelling, bis tersentak madju dan motor menderu mengaum. Lambat benar djalannja bis se- 41

44 karang. Tetapi walaupun demikian achirnja tertjapai djuga puntjak djalan. Bagaikan anak panah jang lepas dari busurnja, bis sekarang meluntjur dengan tjepat seakan-akan mengedjar waktu jang hilang di pendakian tadi. Nagrek, Tjitjalengka dilalui sadja dan achirnja di Tjileunji djalan bersatu dengan djalan arah Tjirebon-Bandung. Disini berhenti sebentar kemudian meluntjur lagi. Djalan raja mulai bertambah ramai sekarang. Hawa Bandung jang sedjuk mulai terasa oleh kedua anak. Kantuk tak tertahan lagi rupanja, dan mereka tertidur. Tiba2 suara njaring membangunkan mereka.,,kartjis! Kartjis! Kartjis Bandung! Siapa belum mengembalikan kartjisnja? Kondektur bis mengumpulkan kartjis2 dari para penumpang.,,sudah sampai? tanja Maman.,,Belum, sebentar lagi. Baru sampai Sukamiskin. Itu di kiri kaulihat rumah pendjaranja. Di rumah pendjara itu Bung Karno dan beberapa pemimpin kita lainnja dahulu dipendjarakan oleh Pemerintah Djadjahan. Kalau begitu, bersedjarah djuga gedung ini, kata Didi. Gedung2 besar mulai nampak sekarang. Pabrik Tekstil pabrik keramik, pabrik biskuit, gedung Sekolah Tekstil Tinggi dll. Disebelah kanan nampak kebiru-biruan sambung-menjambung gunung Bukittunggul, Tangkubanperahu dan Burangrang. Maman dan Didi kenal nama2nja dari peladjaran ilmu bumi di sekolah. Jang tengah itu tentu Tangkubanperahu, karena bentuknja imenjerupai perahu terbalik, bukan, Didi berkata. Bangunan apa itu mang supir dilereng gunung. Itu jang bentuknja bundar dan warnanja putih, dan berkilau-kilauan disinar matahari? tanja Maman.,,cy, TtWi. R.atanja tcmpat melihat bintang, djawab mang supir. Djalan raja semakin sesak nampaknja sekarang. Kendaraan bertambah banjak. Opelet, demo, mobil, bis-kota, mobil gerobak, betjak, keretek dahulu-mendahului dan halang-menghalangi. Bunji tuter mobil atau bel betjak dan keretek hanja menambah kegaduhan sadja, karena tak seorangpun jang 42

45 menghiraukannja. Maman dan Didi dengan penuh keheranan memperhatikan keramaian ini. Mereka sekarang ada di daerah pasar Tjitjadas. Orang jang berdjual-beli tidak hanja didalam pasar sadja, tetapi djuga diluar diatas giligili ditepi djalan. Bersimpang-siur orang jang sedang berbelandja. Lewat pasar Tjitjadas, kesibukan di djalan agak mengurang. Dan achirnja bis jang membawa kedua sahabat kita itu tiba di stasion-bis, jang letaknja dimuka stasion D.K.A. Kakak Maman, Suherlan jang telah diberitahu oleh Pak Mantri tentang kedatangan mereka telah menunggu. Kang Herlan sudah lama tinggal di Bandung dan bekerdja pada salah satu kantordagang. Ia sekarang dalam tjuti. IX. TIBA DI BANDUNG 1. B A N D U N G K O T A K E M B A N G. Biasanja orang mengenal Djawa-Barat itu sebagai Daerah Priangan. Ini dapat difahami karena daerah Priangan merupakan bagian terbesar dan terkenal dari Djawa-Barat. Tidaikkah pusat-pemerintahan berkedudukan di Priangan? Bandung ibukota Priangan adalah djuga ibukota Djawa-Barat. Sebenarnja jang terkenal itu bukan Priangan-nja, tetapi Bandung-nja. Di Djawa-Tengah atau Djawa-Timur orang Sunda umumnja dipanggil Wong Bandung, ( Orang Bandung ). Tidak Wong Sundo atau lebih- lagi Wong Priangan, walaupun ia umpamanja berasal dari Djampang. Orang Sunda jang membuka rumah makan di Solo atau Jogja, menamakan rumahmakannja,,rumah Makan Bandung. Bagi orang2 dari daerah lain Bandung sama dengan Priangan, dan Priangan sama dengan Bandung. Apa gerangan jang membuat Bandung demikian tenkenalnja? Sesudah Djakarta, Bandung kota terbesar di Djawa-Barat. Disamping hawanja jang sedjuk dan sangat menjegarkan, disekitar Bandung terdapat tempat2 tamasja jang sangat banjak menarik pelantjong2 : Lembang dengan kawah Tangkubanperahu dan airpanas di Maribaja, Pangalengan dengan kawah G. Papan- 43

46 dajan dan Situ Tjileuntja, Tjiwidej dengan Telaga Patengan dan air panas di Tjimanggu. Didalam kota disamping tempat2 pemandian terdapat djuga tempat2 memantjing ikan Situ Aksan dan Situ Tjiburuj, sajang sekali beberapa tempat sekarang, karena tidak aman, tidak dapat dikundjungi orang lagi. Karena hawanja jang menjegarkan banjak orang datang ke Ban - dung untuk beristirahat. Dju-... ga Jaarbeurs (Bursa-Tahunan) jang diwaktu sebelum perang dunia kedua setiap tahun diadakan di kota Bandung menarik pengundjung- jang beratus ribu banjaknja. Mereka datang dari kota2 diseluruh kepulauan Indonesia, bahkan djuga dari luarnegeri. Banjak dari mereka adalah kaum dagang. Kesan2 jang mereka bawa pulang ketempat masing2 merupakan bahan2 jang raenambah kemashuran kota Bandung. Paris of Java (Paris dari Djawa) dahulu dan Bandung Kota Kembang S itu T jileuntja, Pengalengan. sekarang adalah djulukan- F oto : Djapen. Prop. Djabar. jang orang berikan kepada kota Bandung. Benarkali ini? Seperti kota Pans di Eropah, mempunjai daja penarik jang besar bagi orang" di negara- Eropah lainnja, demikian pula kota Bandung bagi daerah- lam di Indonesia. Paris kota-mode. Bandung-pun merupakan kota-imode bagi wanita-wanita Indonesia Kebaja Bandung, konde Bandung, kelom Bandung (geulis) adalah tjontoh-nja Tetapi bukan ini sadja jang meiljebabkan Bandung m m tepat djtilukm, Paris dari Djawa. Paris pusat sent. Dalam hal inipun kota Bandung taik akan ketinggalan. Seni tari, seni suara, seni rupa. Di Bandung kita 44

47 dapatkan Asri (Akademi Seni Rupa Indonesia). Kita mengenai pelukis2 seperti Knsthoa, Basuki, BarU, Kerton, Hendra, Abidin, Affandi, Wahdi, Angkama, Safei Sumnrdja. Semua mereka ini dari Bandung. Menurut keterangan orang2 asing jang djuga mengenai kota Paris, penduduk Bandung adalah periang. Suatu sifat jang djuga dimiliki oleh Parisiennes (penduduk kota Paris). Ditengah-tengah repolusi, dimana mereka karena akibat2 peperangan sangat menderita, meretka masih dapat menjanji dan ketawa. Bandung Kota Kembang? Saksikanlah sendiri! Kembang (bunga) didjual orang di toko-toko kembang, didjadjakan ditepi djalan, kembang ditanam di kebun-kebun, di halaanan, kembang didalam rumah. Djangan dilupakan kembang jang menghiasi foadju dan kembang jang dipersunting dalam konde para wanita. Pernahkah anda melihat sekumpulan pedagang-pedagang bunga S itu Aksan. ditepi djalan? Anje- F o to : Djapen. Prop. Djabar. lir, aster, dalia, gladiol, mawar, bermatjam-matjam bunga anggrek, dll. dalam warna2 merah, kuning, biru, ungu, putih. Semua ini merupakan paduan warna jang sangat menarik, bagaikan permadani jang terhampar dimuka kita, dengan baunja jang harum semerbak. Djangan kita lupakan penduduknja sendiri. Muka mereka jang riang, suara mereka jang lemah-lembut dan selalu ramah terhadap siapapun. Pakaian wanitanja dengan warna2 jang sangat menarik, kesemua ini merupakan bunga hidup jang menambah keindahan kota. Setiap orang jang datang ke Bandung akan merasa senang tinggal disini. Karena itu tidaklah mengherankan djika pendu- 45

48 duk Bandung tjepat bertambah. Penduduk jang pada achir 1956 berdjumlah djiwa bertambah mendjadi djiwa pada achir 1957, berarti penambahan ± 7V % dalam satu tahun. Untuk menampung penambahan penduduk jang banjaik itu tentu djuga dibutuhkan penambahan perumahan. Pembangunan didalam kota Bandung dilakukan orang diseluruh pelosok. Disaniping bangunan2 resmi didirikan orang djuga bangunan2 liar. Kota Bandung bertambah lama bertambah luas. Sawah dan ladang ditepi-tepi kota sekarang telah berubah mendjadi bagian2 kota jang baru. Tempat2 ketjil jang dahulu ada diluar kota sekarang telah mendjadi bagian2 dari Bandung Raya. 2. K A N G H E R L A N. Kedua sahabat kita Maman dan Didi beluim pernah melihat kota seramai Bandung. Berapa luasnja tak dapat mereka membajangkannja. Tetapi mengingat djarak djauh dari Tjitjadas sampai ke station kereta api mereka jakin tentu luasnja beberapa kali kota Tasik. Melihat dan memikirkan kesemua ini m ereka mendjadi agak tjemas. Apa jang harus mereka ikerdjakan djika Kang Herlan tidak mendjemput mereka. 1 '.... f Setasion Bandung Tetapi segala ketjemasan itu lenjap, ketika Maman mengenal kakaknja diantara orang banjak jang mengerumuni bis itu. 46

49 Maman dan Didi keluar dari dalam bis dan bersalam-salaman dengan Herlan.,,Kak, ini Didi, kata Maman. Didi putra mang Kuwu? tanja Herlan.,,Betul, Kak, udjar Didi. Barang- mereka diturunkan kuli. Setelah diperiksa kalauada jang hilang, dibawanja kedalam djip jang menunggu agak djauh dari situ. Banjak benar jang kau bawa ini. Apa sadja isinja? tanja Suherlan.,,01eh- dari gunung untuk kakak dan paman di Bogor. Djuga sebuah bingkisan dari Bi Darma di Tasik untuk Tjeutieu (kakak perempuan ; disini jang dimaksud isteri Suherlan). G edung Gubernuran. Foto : Djapen. Prop. Djatbar. Mari kalian naik, kata Herlan. Mana supimja, Kak? tanja Maman. Kakak sendiri, djawabnja.,,wah hebat benar, kak Herlan dapat mengemudikan djip sendiri, pikir Maman. Kalau sudah besar iapun ingin dapat 'mengemudikan djip. Djip mengambil djalan ke Timur lalu membelok ke kiri.,,gedung apa jang besar itu dimuka kita? tanja Maman. Itu Gubernuran, tempat kediaman Bapak Gubernur, kata Herlan. 47

50 Djip meluntjur terus masuk djalan Tjitjendo, melewati Sekolah untuk anak3 tidi-bisu, Rumah Sakit Mata Kantor BesaT Pulisi dan Pabrik Kina. Ini pabrik kina, kata Herlan. Aiku dengar kina dibuat dari kulit pohon kina, Kak. Dimana kebun pohon kinanja? tanja Maman. Herlan ketawa. Kau tentu teringat akan pabrik2 jang pernah kaulihat. Pabrik karet ditengah-tengah kebon karet. Pabrik teh ditengah-tengah kebon teh. Tetapi pabrik kina letaknja djauh dari kebun kina. Nanti di rumah akan kutjeriterakan lagi. Dari djalan Tjitjendo mereka masuk djalan Tjipaganti dan selandjutnja ke djalan Pasteur. Gedung disebelah kanan ini adalah Lembaga Pasteur jang tak ternilai harganja untuk memelihara kesehatan rakjat. Disini orang membuat obat untuk persediaan bibit suntikan tjatjar, kolera, typhus, dysentri, pest dan Lerfibaga P asteur. lain2 penjakit. Foto : Djapen. Prop. Djabar. Ketjuali itu lembaga ini djuga mempunjai rumah sakit untuk mengobati orang2 jang digigit andjing gila atau binatang- jang berbisa lainnja. Setelah melewati rumahsakit Rantjabadak mereka tiba di kompleks baru Tjipaganti. Disinilah letaknja rumah kang Herlan. Rumah2 disini tidak besar dan bentuk rumah dari tiap2 lorong bersam&awv. M xxxmaw* jang dibangun oleh Kotapradja dan didjual kepada pegawai Negeri dengan mentjitjil. Rumah Suherlan tidak dibangun oleh Kotapradja, tetapi oleh perusahaan dimana ia bekerdja. Karena itu bentuknja berbeda. Ketika djip memasuki halaman rumah, Tjeu Jati isteri kang Herlan keluar dari pintu depan. 48

51 Maman dan Didi turun dari djip. Mereka bersalaman dengan Tjeu Jati....Sudah besar benar kau sekarang, Man, kata Tjeu Jati.,,Inikah Didi, putra mang Kuwu itu? tanjanja sambil ia imengulurkan tangan kepada Didi...Betul Tjeu, kata Didi.,,Sudah lama benar kita tidak berdjumpa, bukan? Mari imasuk. Biar si Sodik mengangkat bawaanmu kedalam. Si Sodik adalah pelajan Kang Herlan. Mereka seimua masuk dan duduk di ruangan dalam.,,bagaimana Jceadaan di Tjibalanarik? Ibu dan Bapak sehat-sehat? Sudah amankah sekarang disana? tanja Tjeu Jati. Ibu dan Bapak sehat2 sadja. Bapak dan Mang Kuwu mengantarkan kita sampai Singaparna. Di Tjibalanarik sendiri tak terdjadi apa-apa achir-achir ini. Tasmu ada di kamar muka. Nanti malam kau berdua tidur disitu. Pergilah berganti pakaian. dahulu. Boleh nanti kita omong2 lagi, kata kang Herlan. Kedua anak masuk ke kamar jang sudah disediakan bagi mereka. Sebentar Maman keluar lagi membawa bingkisan jang ia serahkan kepada Tjeu Jati.,,Ini kiriman dari Bi Darma. Didalam besek jang satu lagi, oleh-oleh dari Ibu. Tjeu Jati membuka bingkisan jang ia terima. Aduh, indah benar! Selendang buatan Tasik in i! Tjoba lihat Kang Herlan, kiriman dari Bi Darma. Hebat, bukan? Tila hitam bersulam bunga2an dan burung merak. Pandai benar Bi Darma memilihnja, seakan-akan ia tahu bahwa aku sudah lama ingin selendang sematjam ini. Tjoba kulihat besek kiriman dari Ibu. 49 Tanah Sunda

52 Besek dibuka, dan dikeluarkannja matjam2 hasil dari kebun Pak Mantri. Teh hidjau, dodol ananas, opak ketan, keripik pisang, buah adpokat, bahkan djambu kelutuk dan salak djuga ada. Maman sekarang sempat melihat-lihat keadaan dalam rumah kakaknja. Bagi Maman mewah benar perkakas-perkakas rumahtangga Kang Herlan. Kerosi rotan jang bertilam, lemari jang penuh dengan buku2. Bupet berkatja dengan perabotnja jang serba indah dan serba gemerlap. Pesawat radionja lebih besar dari pesawatnja mang Darma. Djuga bentuknja berlainan. Suaranja tentu lebih hebat djuga, pikir Maman. Selagi kang Herlan, Maman dan Didi bertjakap-tjakap, Tjeu Jati menjediakan makanan. Hari sudah siang, sudah lewat djam satu. Mari kita makan dahulu, adjak Tjeu Jati.,,Mari, kata kang Herlan dan tak lama kemudian hanja suara senduk-garpu jang menjentuh piring sadjalah jang terdengar. Maman dan Didi merasa tjanggung djuga makan dengan senduk-garpu, karena tidak biasa. Sore harinja Maman dan Didi diadjak oleh Kang Herlan dan Tjeu Jati berkeliling kota. X. KOTA BANDUNG SELAJANG PANDANG Djam setengah lima Maman dan Didi sudah siap. Tidak lama kemudian berangkatlah mereka bersama-sama Kang Herlan dan Tjeu Jati. Mula- mereka dibawa melihat Balai Kota. Dari sana terus ke Braga. Toko2 disebelah kiri, toko2 disebelah kanan. Disepandiang djalan Braga hanja terdapat toko2 dan rumah-rumah makan sadja. Toko2-nja besar2. Aduh ramainja bukan kepalang. Mereka turun dari djip dan berdjalan kaki diatas trotoir (giligili). Barang2 jang diperlihatkan didalam katja toko nampak djelas2 sekarang. Untuk pertama kali inilah anak2 itu melihat barang2 beraneka-warna dan serba aneh nan indah. Dari mana didatangkannja barang2 sebanjak itu? Djika Bapak membelikan aku sebuah erlodji tangan sadja, alangkah bahagianja rasaku! Sambil berdjalan melihat kesini, menengok kesana, terus berdjalan djuga pikiran Maman dan Didi. Timbul 50

53 0>' Balai K ota Besar Bandung. Foto : Djapen. Prop. Djabar rasa keheran-heranan dalam hati mereka. Berbagai pertanjaan saling berganti dalam hatinja jang tak terdjawab. Orang2 jang berpakaian serba perlente berdjalan simpangsiur diatas giligili. Diantara mereka ada jang perlu berbelandja. tetapi kebanjakan hanja berdjalan-djalan sadja. Menikmati hawa sore jang sedjuk nan segar sambil melihat-lihat keramaian Djalan Braga! Setelah kira2 seperempat djam djalan2 mereka kembali naik djip. Sebeluim djip membelok ke kiri diudjung djalan sebelah Djalan Braga 51

54 kanan terdapat Gedung Konstituante. Disebelah kanan djalan nampak mendjulang tinggi gedung besar bertingkat empat Gedung apa itu, kang? tanja Maman.,,Banjak benar orang- asing jang duduk2 di serambi muka. H o tel, S a voy H omanri*,,di, kau jang duduk disebelah kanan, lihatlah keatas. Tulisan apa jang kaiffratja disana? Sa vo y Ho, Mann batja Didi perlahan-lahan. :,Inilah, Hotel Savoy-Homann, hotel jang terbesar dan termewah di kota Bandung. Dan djuga jang termahal sewaannja. Jang kuat membajar hanja para hartawan sadja. Atau pegawai- 52 H o tel P rea n g er'.

55 tinggi dan pembesar2 jang menginap disana atas tanggungan Pemerintah! Di simpangempat djip tertahan oleh lampu lalu-lintas jang kini menjinarkan warna merah ; anak2 sempat mengamat-amati hotel besar lain jang ada disebelah kiri djalan. Hotel Preanger, djuga tennasuk hotel kelas I. Dengan membelok ke kanan dan kemudian masuk djalan Dalem Kaum mereka tiba di alun-alun. Ketjil benar, pikir D id i! Hampir sama dengan alun2 Mangunredja. Orang jang berkumpul disekitar alun2 lebih banjak daripada di Djalan Braga. Alun2 diwaktu sore memang mendjadi pusat keramaian. A lun- Bandung Disudut Tenggara terdapat tempat2 hiburan. Empat buah gedung bioskop, Radio City, Oriental, Varia dan Elita berlombalomba menarik perhatian orang, dengan lampu2 jang terang benderang, bersinar-sinar beraneka-warna, dengan gambar- jang menjolok. Djika disini orang sanggup berdiri berderet beberapa lama untuk membeli kartjis masuk, tidak demikian halnja disebelah Barat. Mesdjid Agung disini menanti. Menanti dengan sabar. Tidak menarik perhatian orang lalu-lalang dengan lampu2 jang terang-benderang atau dengan alat2 penarik lainnja. Tetapi ia tetap menarik, menarik perhatian setiap hamba Tuhan! Lewat Mesdjid Agung disudut Barat-laut simpang empat Djalan Asia-Afrika berdiri dengan megahnja Kantor Besar Pos dan Telegrap. 53

56 M esdjid Agung Bandung. Disudut sebelah Selatan berdampingan dengan Mesdjid Agung terdapat hotel Swarha. Bertingkat empat diatas toko2. Lalu-lintas di Djalan Asia-Afrika sangat ramai. Kendaraan2 bermotor maupun orang2 jang berdjalan kaki bersimpang-siur disini. Didepan toko Sinar Matahari anggota pulisi sibuk mengatur lalu-lintas, memberi kesempatan kepada orang2 jang ingin menjeberangi djalan. Ini memang perlu, karena orang jang keluar masuk toko Sinar Matahari selalu sangat banjak. Toko Sinar Matahari memang toko jang terbesar dibagian kota ini. Bermatjam-matjam barang orang dapat beli disini. Bahan pakaian, pakaian-djadi, alat2 ketjantikan, perabot rumahtangga, makanan K a n tor P o s B esa r Bandung. 54

57 dan minuman; pendek kata hampir semua keperluan rumahtangga, terdapat dalam toko ini. Ditepi djalan diluar toko jang berderet-deret tak ikurang pula orang jang mendjual barang2 dagangannja. Sahabat2 kita Maman dan Didi memperhatikan segala kesibukan ini dengan mulut ternganga dan mata jang tak berkedip. Kang Herlan dan isterinja tersenjum sadja melihat tingkah laku anak2 jang baru datang dari udik ini. Mereka tak djemumenerangkan segala sesuatu jang ditanjakan oleh Maman dan Didi. Apa disini setiap hari ramai seperti ini, Kang? tanja Didi.,,Tidak. Tetapi kadang2 malahan lebih ramai lagi. Terutama pada hari libur dan pada hari2 menghadapi Lebaran, Tahun Baru dsb. Dari Djalan Asia- Afrika ke Pasar Baru terus ke Djalan Suniaradja tokor sambung-'menjambung. Toko pakaian, toko kueh2, toko emas, toko besi, toko klontong, toko buah2an, T oko buajhpan. Foto : Djapen. Prop. Djabar. 55

58 diseling rumahobat dan ruimahmakan. Sajang pasar sajur-majur pada sore hari tutup! Djadi kesibukan di Djalan Oto Iskandarnata sangat berkurang djika dibandingkan dengan kesibukan diwaktu pagi. Membelok ke Timur, mereka menempuh Djalan Suniaradja. Pada suatu tempat semua kendaraan diharuskan membelok ke kiri masuk kebawah djembatan kereta api. Dibawah djembatan.terdapat djalan keanbar terpisahkan oleh Tjikapundung. Kedua djalan ini hanja dapat dilalui dalam satu djurusan Viaduct. sadja. Di kota-kota besar seperti Bandung npnrh'*11u""lintas erupakan masalah jang sangat pelik bagi fihak Bae, amanan- RuPa2 tindakan sudah diambil oleh Polisi hi f u-lintas. Umpamanja djalan satu djurusan dan lalu-untas berputar. 56 Ganaco N.V.

59 Disebelah kiri Djalan Geredja tampak Penerbitan Ganaco N.V. dan Pertjetakan Masa Baru lengkap dengan Toko Bukunja. Menurut Kang Herlan, Penerbitan Ganaco adalah Perusahaan Nasional jang terbesar dan termoderen di kota Bandung. Direktur dari kedua perusahaan itu adalah tuan Oejeng S. Gana. Berkat keuletan, ketjakapan dan inisiatip dari pimpinannja maka Penerbitan dan Pertjetakan ini mendapat kemadjuan jang tjepat sekali. Ganaco N.V. chusus menerbitkan buku2 peladjaran sekolah jang bermutu. Banjak sudah buku2 terbitannja jang dipesan oleh Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan dan didjual di toko-toko buku kepada umum. Perusahaan Masa Baru pada umumnja menerbitkan buku2 jang bersifat umum. Traffic-Garden. Perdjalanan mereka selandjutnja menudju Taman Lalu- Lintas di Djalan Sumatera. Atas inisiatip Badan Keamanan Lalu-Lintas Tjabang Bandung, dengan bantuan2 jang berharga dari Djawatan2 Pemerintah dan Badan2 Partikelir, dibekas Taman Nusantara, sekarang telah dibuka sebuah Traffic Garden jang pertama di Indonesia, dan salah satu jang paling baik dan paling lengkap diseluruh Asia. Tudjuan dari Traffic Garden ini ialah untuk membiasakan anak2 sedari ketjil mengenai tanda lalu-lintas dan menggunakan djalan umum dengan aman. 57

60 Didalam taman ini kita dapatkan serba k etjil: kereta api, stasion, kantor pos, telegrap dan telepon. Anggota B.K.L.L. (Barisan Keamanan Laiu Lintas) jang terdiri dari 120 orang pemuda-pemudi berpakaian seragam tiap hari Minggu berlatih disini. Mereka ditugaskan mendjaga keamanan lalu-lintas di Taman itu. Setelah Traffic Garden jang mendjadi tudjuan mereka adalah Gedung Sate. Nama ini nama jang diberikan rakjat, karena gedung ini diatas puntjaknja diberi hiasan jang menjerupai setusuk sate. Gedung ini merupakan kumpulan dari kantor2 pemerintahan Djawa-Barat, Dewan Pemerintahan Daerah, Djawatan P.P. & K., Balai Besar P.T.T., Djawatan Pekerdjaan Umum dll. Djawatan lagi. G edung S a te. Tidak djauh dari Gedung Sate terdapat gedung jang bersedjarah jaitu Gedung Dwi Warna. Dalam tahun 1955 berkumpullah disini atas undangan Panitya Pantja Negara (India, Pakistan, Sailan, Burma dan Indonesia) para Perdana Menteri dan Menteri Luarnegeri dari negara2 Asia-Afrika, jang sudah mempunjai pemerintahan sendiri. Jaitu: Afghanistan, Iran, Irak, Jordania, Libanon, Liberia, Lybia, Mesir, Syria, Yaman, Ethiopia, Saudi-Arabia, Sudan, Pantai Emas (Ghana), Afrika- Tengah, Tiongkok, Djepang, Kambodja, Laos, Nepal, Philippina, Muang Thai, Turki, Viet Nam Selatan dan Viet Nam Utara. 58

61 Negara2 ini mewakili kira2 56% dari seluruh penduduk dunia jang mendiami ± 20% dari luas dunia. Sebagai ketua dari konperensi ini terpilih wakil negara Indonesia. Jang mendjadi atjara dalam konperensi ini ialah: 1. kerdjasama ekonomi. 2. kerdjasama kebudajaan dan politik. 3. hak2 asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri. 4. masalah bangsa2 jang belum merdeka. 5. masalah perdamaian dunia. G edung Pensiun fonds-d w i Warna Bandung. Konperensi dimulai pada tanggal 18 April 1955 dan didahului dengan pidato pembukaan dari P.J.M. Presiden Soekarno. Rapat pembukaan diadakan di Gedung Merdeka. Gedung ini dulu dipergunakan oleh Konstituante. Jaitu suatu badan jang akan menentukan konstitusi (bentuk susunan dan Undang2 Dasar) negara kita. Jang letaknja ditikungan Djalan Asia-Afrika- Djalan Braga.,,Bahasa apa jang dipergunakan oleh orang2 jang datang dari sebanjak negara2 itu, Kang? tanja Maman.,,Mereka semua mempergunakan bahasa Inggeris, sebab bahasa ini adalah bahasa dunia. Tetapi dalam sidang-sidangnja sendiri dis&mping bahasa Inggeris dipergunakan djuga bahasa Perantjis. Ini tidak mendjadi soal bagi orang2 jang tidak faham akan bahasa Perantjis, sebab dalam sidang2 konperensi itu selalu ada djurubahasa2. Djurubahasa ini menterdjemahkan pidato-. 59

62 B ekas G edung K on stitu a n te ( Sekarang G edung D ew an Perantjang N asional) In geris kedalam bahasa Perantjis atau bahasa, J ' s,liedalam bahasa Inggeris. Dengan menggunakan alat in inoi«j orang jang hadlir dapat memilih bahasa apa jang ia ingin dengarkan. u!m L v e<1un^ Warna Kang Herlan membelofekan djip- Dipersimpang^n a^ l i Dja^ n Dip negoro menudiu kearah Barat Disebelah k L n i f g mereka menudju kearah Utara; berdjedjeran ^ 3alan Dago Maman melihat gedung besarberhahna^h^f *ni ruma^i-sakit ja Kang, sebab ada orang2 jang berbaring diatas dipan di serambi! ^ urnah' sakit Kristen Partikelir B orom eus. wat disiningqph S tawai! dan Pend3abat2 tin gi sadia JanS dira Rumah-sakit P e m e S a h P6raWatan lebih tinggi daripada di Kemudian djip membelok ke kiri ke Djalan Ganega- A / T i n S eduns Jang megah berbentuk rumah orang L t! i ^ dlsebelah kanan itu? Itulah Fakultas Pengetahuiran a hr- } i niversitas Indonesia, jang telah banjak menghasilv r w 1 ^eknik di Indonesia. Disebelah kiri gedung tersebut ntv eduns Jang bertingkat dua berkatja sekelilingnja. rv,qivor-un^ kademi Seni Rupa ini para siswa diberi peladiaran melukis, memahat, mengukir dll. 60

63 Para siswa banjak jang tinggal di Asrama jang terdapat di kompleks ini djuga. Karena asjiknja melihat-lihat keindahan kota dan mendengarkan keterangan- Kang Herlan jang sangat menarik, tak terasa oleh kedua sahabat kita bahwa hari sudah mulai gelap. Sekolah Tehnik Tinggi.,,Sudah lewat djam enam. Kukira sudah tjukup kita berkeliling kota. Kita pulang sadja sekarang. Tak terkirakan oleh Maman dan Didi bahwa mereka telah dekat sekali ke rumah kang Herlan. Mereka sangat tertjengang waktu tak lama kemudian telah memasuki lagi halaman rumah. Didalam rumah lampu2 sudah menjala. Terang benar rumah kang Herlan ini. Ditiap ruangan ada lampu. Kang Herlan menjetel radio. Suara radio ini bagus, terang dan tanpa gangguan. Sambil mengaso di serambi muka mereka berempat meminum teh dan mendengarkan warta berita. Kau tidak kedinginan Man? tanja Didi. Tidak salah Bapak menasehatkan kepadaku supaja membawa pakaian jang tebal. Memang dalam bulan2 ini hawa Bandung dimalam hari lebih dingin dari dalam bulan2 jang lain. Apalagi nanti mendjelang pagi. Tetapi djangan chawatir kedinginan, Tjeu Jati telah menjediakan selimut tebal sekali bagi kamu berdua. 61

64 Bila kita pergi ke kawah Tangkubanperahu, Kang?,,Besok pagi djuga dapat. Sebenarnja, dengan berdjalan kaki dari Lembang lebih menarik. Tetapi karena achir2 ini tidak begitu aman, kita lebih baik berkendaraan djip sadja sampai ke kawahnja. Ma'kanan sudah sedia, kata Tjeu Jati.,,Mari kita makan dahulu. Nanti dapat kita beromongomong lagi, sesudah makan. XI. KINA (Tjeritera Kang Herlan). Sehabis makan malam mereka duduk2 lagi di ruang tengah. Hawa dingin menimbulkan nafsu-makan jang sangat besar bagi kedua anak itu. Sebenarnja mereka lebih senang terus pergi tidur sadja, tetapi karena Kang Herlan berdjandji akan ment]eriterakan bab kina, rasa kantuk mereka tahankan djuga. Tadi aku mendjandjikan akan mentjeriterakan bab kina, a a Kang Herlan sambil mengepulkan asap rokoknja. rb ^ amu s,emua tentu sudah mengenai pel kina bukan? asiat pel kina djuga sudah tidak asing lagi, jaitu untuk memerangi penja,kit malaria jang sangat berbahaja itu. Sudah, ai^ a rang jang mendjadi korban penjakit ini. Tetapi kau en u belum mengetahui apa kina itu. Kina atau dalam bahasa asing chmme adalah suatu zat jang terdapat dalam kulit pohon ma. ohon kina berasal dari Pegunungan Andes di Amerika- 8,n- Lebih dari seratus tahun jang lalu orang mulai menanam kina di pulau Djawa.,.^e^enarn3a sedjak tahun 1829 orang sudah mempunjai tia ngan untuk menanam pohon kina di pulau Djawa. Ran- A n i^ t su^ar u^uk dapat dilaksanakan, sebab negara2,, en a-selatan menghalang-halangi pengeluaran tumbuh-tumuunan dan bidji kina dari negerinja. land tahun 1852 diputuskan o^h Pemerintah Hindia-Benoa dahulu untuk mengutus seorang ahli tumbuh-tumbuhan, ^^^a-selatan. Pekerdjaan ini sangat sukar dan berbahaja p tapi san at penting. Jang dipilih untuk pergi jaitu Dr. tranz W. Junghuhn seorang ahli penjelidik alam. Ia menoa njs an menundjuk Dr. Karl Justus Hasskarl jang waktu 62

65 itu berada di Djerman, tetapi sebelumnja hingga tahun 1846 telah bekerdja di Kebun Raya di Bogor. Usaha menjelundupkan bibit-kina dari Amerika Selatan terlaksanakan dalam suatu perdjalanan jang memakan waktu selama dua tahun, jaitu dari tahun 1852 hingga tahun Dr. Hasskarl, jang bertugas untuk melaksanakan penjelundupan itu, bertolak dengan memakai nama-samaran Herr Muller dari Amsterdam, melintasi gentingan Panama menudju ke hutan2 di pegunungan Andes di Negara Peru. Dalam bulan Agustus 1854 Dr. Hasskarl didjemput dari kotapelabuhan Callao dengan sebuah kapalperang jang sengadja dikirim oleh Pemerintah dari Indonesia. Dalam bulan Desember 1854 tibalah Dr. Hasskarl di Djakarta, sesudah menjeberangi Lautan Teduh, dengan membawa hasil-usahanja dalam 21 buah peti jang berisikan tumbuhan hidup dan bidji- kina. Dari 500 batang pohon jang dibawanja hanja 75 batang sadja jang masih hidup dan hanja 16 batang jang daunnja raasih hidjau. Pohon2 ini ditanam di Tjibodas, sebuah kebun pegunungan di lereng Gg. Gede ± 1500 meter diatas permukaan laut. Hasskarl diangkat mendjadi pemimpin dari kebun kina. Satu setengah tahun kemudian ia diganti oleh Junghuhn. Dibawah pimpinan Junghuhn tanaman kina berkembang dengan pesat. Ia meninggal dalam tahun 1864 dan dimakamkan di Lembang (Bandung). Kuburan ini sekarang didjadikan tjagaralam dan ada dibawah penilikan Djawatan Perlindungan Alam. Besok kita dapat melihatnja. Mula2 pohon kina itu hanja ditanam oleh Pemerintah sadja jaitu diperkebunan Tjinjiruan ± 27 km sebelah Selatan Bandung di lereng Gg. Malabar. Tetapi Pemerintah mendorong fihak partikelir untuk melakukan penanaman pohon kina setjara besar-besaran. Bidji2 kina diberikannja setjara tjuma2. Kira2 sepuluh tahun sesudah penanaman pertama, di pulau Djawa sudah terdapat perkebunan-perkebunan kina jang luas. Daerah Priangan mendjadi daerah kina jang terpenting diseluruh dunia. Jang ditanam kebanjakan djenis Cinchona ledgeriana, suatu djenis jang sangat tinggi kadar chinine-nja. Karena akarnja 63

66 Perkebunan Cinchona ledgeriana, sangat lemah, maka biasanja dientenkan pada batang djenis Cinchona succirubra. Kulit Cinchona succirubra dipakai untuk membuat anggur kina. Penanaman kina dilakukan pada tanah2 jang miring jang dibuat bertingkat-tingkat sehingga tidak terbawa air hudjan. Djarak tanaman pada permufean adalah 1 X 1,25 m sehingga terdapat kebun jang rapat sekali, 8000 pohon dalam satu ha. Djika pohon2 sudah agak besar penebangan mulai dilakukan. Mula2, setjara selang-seling. Pohon-pohon jang masih muda tidak banjak mengandung zat chinine. Setelah beberapa kali ditebang setjara selang-seling achirnja seluruh kebun dibongkar sampai keakar-akarnja. Akar pohon kina djuga mengandung zat 64

67 chinine. Batang2 pohon dan dahan dipotong-potong ± I'm. Kemudian untuk melepaskan kulitnja dipukul-pukul dengan palu. Dahulu orang menggunakan kulit pohon kina sebagai obat. Dalam abad kesembilanbelas seorang ahli kina bangsa Perantjis berhasil memisahkan.zai-obaf jang dinamakan chinine dari kulit kajunja. Zat lain jang terdapat dalam kulit kina adalah chinidine, jang dipergunakan untuk mengobati penjakit djantung. Kebutuhan dunia akan kina besar sekaji. Waktu sebelum perang, Indonesia mendjadi penghasil kina jang terbesar di dunia, jaitu 90 % dari hasil seluruh dunia. Pabrik kina. Sesudah perang pa- _ brik kina lebih banjak membuat obat2an lain seperti vitamine, bekamine, pel joodkali, norit, atebrine, dsb. -. Pabrik kina di Bandung didii'ikan dalam tahun Dalam tahun 1913 para penanam kina dan pengusaha pabrik kina berhasil membentuk sebuah persekutuan. Mereka mengadakan suatu Perdjandjian Kina, jang menetapkan bahwa penanaman dan pengolahan kina akan diatur diantara mereka bersama. Bersama-sama dengan para penanam dan pengusaha pabrik, Pemerintah Indonesia mengatur agar obat jang dibutuhkan orang banjak itu dapat diperdagangkan dengan harga murah. Berkat kerdja-sama ini maka pel kina jang bergula harganja dipasar hanja 7% sen sebutir. Harga jang murah ini memang perlu. Seorang penderita malaria tidak dapat sembuh djika memakan pel hanja satu hari sadja. Umumnja selama lima hari berturut-turut ia harus memakan beberapa butir pel 65 Tanah Sunda

68 setiap harinja, sekalipun umpamanja setelah dua hari demamnja sudah hilang. Kina penting sekali baik bagi Indonesia sendiri maupun bagi seluruh dunia. Pabrik kina bagian dalam.,,kantukku hilang Kang, mendengarkan tjeritera akang jang menarik itu. *,Ja, walaupun begitu, karena hari sudah djauh malam, mari kita pergi tidur/. Tidak lama kemudian Maman dan Didi sudah tidur dengan njenjaknja. Hanja dengkur mereka sadja jang sekali-kali terdengar. x n. KE KAWAH GUNUNG TANGKUBANPERAHU. Hari Minggu pagi2 benar Maman dan Didi sudah bangun. Walaupun hawa masih dingin mereka memberanikan diri djuga untuk mandi. Mereka menggigil kedinginan. Badju mereka rasanja kurang tebal. Makan pagi dahulu, kata Tjeu Jati.,,Untuk disana kita selakan djuga makanan. Membawa makanan perlu, sebab di tempat dingin perut lekas merasa lapar. 66

69 Habis makan kang Herlan memeriksa djipnja, kalau2 kekurangan air atau minjak. Teliti benar ia memeriksanja. Kotak perkakas, ban tjadanganpun tidak dilewatinja. Achirnja motornja didjalankan. Didengarkan suaranja. Puas dia sekarang rupanja. Maman dan Didi memasukkan barang2 jang akan dibawa. Tjeu Jati djuga akan turut. Sedjurus kemudian djip Jceluar halarnan rumah dan meluntjur ke djalan raja,. Djalan Dr. Setiabudi sudah mulai ramai dengan lalulintas. Kendaraan2 jang mewah berlomba-lomba. Melihat tanda-tandanja,' kendaraan2 itu kebanjakan berasal dari luar Bandung. Pada hari Minggu atau hari libur banjak sekali orang2 dari kota2 lain datang ke Bandung. Umumnja mereka djuga tidak lupa berkundjung ke Lembang dan ke kawah, kata Tjeu- Jati. Djalan berliku-liku dan mendaki terus. Tuh, gedung jang nampak dari sini Bumi Siliwangi, jaitu Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jang ditundjuk semakin dekat.,,gedung2 jang ditepi djalan adalah perumahan2 para gurubesar.,,mengapa rumah2 itu seperti tidak ada atapnja, Kang? Suatu kegandjilan lagi bagiku.,,memang disengadja 'dibuat demikian, Di. 'Katanja model Amerika. Atapnja tidak bergenting tetapi dibuat dari beton. Rumah2 ini masih baru. Tetapi gedung jang besar bertingkat itu jang diperguhakan untuk perguruan sendiri, sudah la- ' ma. Gedung ini dahulu dibangun oleh seorang wartawan-hartawan bangsa asing, Berretty namanja. Gedungnja sendiri diberi nama Isola. Dalam zaman repolusi mengalami kerusakan2 hebat sekali. Setelah dibangun kembali, sekarang didjadikan gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan bernama,.bumi Siliwangi.. Kiri kanan djalan sawah jang sedang menguning diselingi oleh gedung- jang' beraneka gajanja. Diantaranja banjak j.ang masih baru atau belum selesai dibangun. Djalan mendaki terus. Banjak benar hotel2 dan tempat peristirahatan. ditepi djalan ini. Achirnja mereka tiba dimuka Grand Hotel Lembang. Mobil2 jang mentereng, beraneka-warna dan bentuknja berderet-deret berhenti di halaman hotel, 67

70 sampai di djalan dimukanja. Anak2 maupun orang dewasa banjak jang mempergunakan kesempatan berkendara kuda sewaan. Ada keramaian apa disini begitu banjak mobil2 berkumpul.,,,tak ada keramaian apa2. Jang mengundjungi hotel ini hampir semua pelantjong2 jang berkelebihan uang. Mereka datang untuk berenang, berdansa, bermain tenis ada djuga jang hanja untuk beromong-omong sambil makan-minum. G edung F.K.T.P. Bandung. L,ewat pasar djalan membelok ke kanan, Ditepi djalan se- 'arang nampak kebun-kebun kol dan kentang. Disana-sini djuga ^ebun djagung dan palawidja lainnja. Sampai simpang tiga kang Herlan membelokkan djipnja ke kiri. Bangunan2 besar mulai berkurang sekarang. Djalan mulai lagi berbelok-belok dan menaik-turun melalui djembatan2 jang sempit. Tjuatja tjerah dan angm mendesir ke telinga. Tak seorangpun berbitjara, semua diam sadja. Mereka diam sambil menikmati keindahan pemandangan dan mengagumi kemegahan alam. Pemandangan mulai berubah. Tumbuh-tumbuhan jang sekarang nampak adalah pohon" tusam (Pinus merkusii) jang ditanam oleh Djawatan Kehutanan. Pohon tusam menghasilkan getah jang mengandung terpenten dan gandarukem (bahan batik). Tetapi karena biaja2 jang tinggi untuk mengerdjakannja, terpenten jang dihasilkan harganja 68

71 tinggi pula j sehingga tidak dapat bersaingan dengan terpentenbuatan jang didatangkan dari luarnegeri. Ketjuali diambil getahnja pohon tusam menghasilkan kaju jang berguna, umpamanja untuk korek api, bahan bangunan dan bahan kertas. T em pat pembajaran sumbangan kepada Bandung Permai. Djip tiba2 berhenti. Kedua anak jang sedang terpesona oleh kebesaran alam seakan-akan tersentak dari lamunannja. Mengapa berhenti? tanja mereka agak tjemas. Djalan jang akan kita tempuh sekarang adalah djalan jang dirawat oleh sebiiah badan partikelir, jaitu B a n d u n g Permai. Oleh karena itu setiap kendaraan jang mempergunakannja harus membajar Rp. 10, sebagai sumbangan. Setelah memenuhi kewadjiban kendaraan2 jang berderetderet itu berganti-ganti- bergerak lagi. Begitu pula djip kang Herlan. Djalan bertambah sempit, dakian bertambah berat, tetapi Kang Herlan dengan tenang dan tabah mengemudikan kendaraannja. Sekali2 djuga mengelakkan langgaran dengan kendaraan lain jang sekonjong^konjong muntjul dari balik tebing tanpa memberi isjarat., ^ 69

72 Bau belerang mulai tertjium sekarang.,,sudah dekat ke 'kawah kita sekarang, kata Tjeu Jati. Bau belerang sudah tertjium.. Tumbuh-tumbuhan jang nampak kini djuga berubah : pohon- jang besar- dan tinggi tak ada lagi. Jang ada hanja pohonan kerdil dan djenis paku. Dakian habis dan djalan jang ditempuh tak beraspal lagi. Dari dalam sebuah djurang keluar asap mengepul. Kaw ah R atu. Nah sekarang ki-ta sudah sampai ke tempat jang ditudju. Di tempat perhentian kendaraan mereka turun. Disini sudah banjak kendaraan- lain. Sebagian dari pengundjung sedang asjik mengamat-amati kawah dari tepi. Lainnja naik keatas gubug pemandangan agar mendapat pemandangan jang lebih luas lagi. Ada djuga jang masuk rumahmakan atau meanbeli penganan jang didjadjakan disitu. Mari kita djalan2 mengitari kawah. Penganan baik kita bawa sadja. Kita nanti dapat makan-minum didekat pos pengawasan. Disana tempatnja baik. Disalahsatu bangku di. halaman pos pengawasan mei'eka mengaso. Kalau kita berdjalan kaki dari Lembang, kita keluar disebelah sana, kata Kang Herlan sambil menuding sebuah tebing 70

73 jang tinggi jang nampak diseberang kawah.,,,perdjalanan tentu lebih bei'at tetapi bagi para pentjinta alam lebih menarik. Dari tebing ini turun kebawah dan dengan melalui tebing jang ada dibawah itu, jang merupakan batas antara Kawah Ratu dan Kawah Upas tibalah kita ditepi sebelah sini Seram benar nampaknja djalan itu,-apalagi pendakiannja. Lain kali kalaii kita mempunjai lebih banjak waktu, akupun ingin menempuh djalan itu. Berapa dalamnja kawah2 ini Kang? Menurut keterangan Kawah Ratu 170 m dan Kaioah Upas 110 m dihitung dari tempat duduk kita.,,bukan main dalamnja! Sambil menikmati makanan jang dibawa dari rumah, Maman teringat dongengan mengenai djadinja Gunung Tangkubanperahu ini. Apa benar, Kang, gunung ini asalnja dari perahu? Bagaimana kisah jang sebenarnja? Ku pernah dengar hanja sedikit2 sadja.,;ah, itu hanja dongeng sadja jang tak perlu kita pertjajai. Walaupun demikian ada baiknja djika kita mengetahui dongeng atau tjeritera-temurun jang ada sangkut-pautnja dengan tempat2 jang ada di tanah air kita. * XIII. SANG KURIANG DAN DA JANG SUMBI Djaman dahulukala adalah seorang putri, Dajang Sumbi namanja. Ia mempunjai seorang anak laki2 jang bernama Sang Kuriang. Pada suatu hari terdjadilah pertengkaran antara ibu dan anak. Sang Kuriang dipukul oleh ibunja dengan senduk jang kena kepalanja hingga luka. Sang Kuriang, karena sakithati, meninggalkan rumah ibunja dan pergi mengembara tanpa mempunjai tudjuan tertentu. Setelah berlangsung berpuluh-puluh tahun Sang Kuriang dengan tidak disadarinja kembali ke kampung halamannja semula. Ia sudah mendjadi pemuda jang tampan rupanja. Ibu dan anak bertemu kembali. Anehnja Dajang Sumbi dalam waktu jang sekian lamanja itu tidak nampak mendjadi tua. Ia tetap muda dan rupanja tetap tjantik. Sang Kuriang tak mengenai ibunja lagi dan Dajang Sumbi pun tidak mengenai anaknja. 71

74 Sang Kuriang djatuh tjinta pada putri jang rupawan ini, dan Dajang Sumbi membalas tjinta dari sang pemuda jang gagah dan tampan itu. Ia tidak berkeberatan untuk mendjadi isteri Sang Kuriang.. Karena sesuatu hal Dajang Sumbi mengetahui bahwa Sang Kuriang mempunjai ^bekas luka di kepalanja. Suatu penemuan jang sangat mengedjutkannja. Ia sadar.bahwa pemuda bakal suaminja itu adalah anaknja sendiri. Sjukur belum texiambat. pi' kirnja. Besar benar dosanja, djika ia djadi diperisterikan oleh anaknja sendiri! ' Penemuan ini ditjeriterakan kepada Sang Kuriang. Tetapi anaknja tidak mau pertjaja ; disangkanja ini hanja akal sadj dari Dajang Sumbi untuk membatalkan perkawinan. Tidak m a n i kin bahwa ibunja jang sudah ia tinggalkan sedemikian lamania itu, masih semuda ini. Sang Kuriang tetap pada niatnja : Dajang Sumbi harusmendjadi isterinja. Dajang Sumbi mendjadi bingung. Haruslah ia m e n e p a ti djandjinja dan' membuat dosa jang sekian besarnja? Tidak. perkawinan dengan anaknja harus digagalkan., Dalam suasana bingung dan,takut ini ia mendapat akal. Dengan lemah lembut ia katakan kepada Sang Kuriang bahwa ia mempunjai permintaan. Djika perkawinan sudah dilangsungkan ia ingin berlajar-lajaran dengan perahu diatas danau. Oleh karena itu Sang Kuriang harus'membuat perahu dan, membenun Tjitarum untuk didjadikan danau. Pekerdjaan ini harus selesai dalam satu malam. Permintaan ini sangat berat dan tak mungkin dapat dilaksanakan oleh siapapun. Tetapi Sang Kuriang, oleh karena mak- -sudnja ingin terlaksana, menjanggupinja ; malam itu akan ia kerdjakan.. ^ Baru sadja matahari terbenam disebelah Barat mulailah Sang Kuriang bekerdja. Dengan bantuan machluk halus Tjitarum sudah dibendung dan airnja sudah mulai naik. Perahu sekarang mulai dibuat.. Sementara itu Dajang Sumbi dengan tjemas m e m p e r h a tian djalannja pekerdjaan. Air di danau sudah irfendekati tepi perahupun sudah mendekati penjelesaiannja. Tetapi tekad* nja tetap : perkawinan harus digagalkan. 72

75 Maka dilaksanakannjalah akal jang terachir. Ia membentangkan kain-saktinja jang disebut boeh larang dan menaburkan daun2 adjaib, daun kingkilaban. Tak lama kemudian tjahaja merah nampak di ufuk Timur. Lesung dipukulnja dan ajam2 djantan jang terbangun mulai berkokok ganti-berganti menjambut fadjar menjingsing. Sang Kuriang, demi melihat bahwa maksudnja tak akan tertja'pai, mendjadi marah dan malu. Perahu jang belum lagi selesai ditendangnja hingga terbalik (Sunda = nangkub). Dajang Sumbi dikedjar-kedjarnja, tetapi sempat menghilang masuk kedalam bunga djaksi. _ Itulah dongeng Sang Kuriang dan Dajang Sumbi. Kata orang oerahu jang terbalik itu mendjadi Gunung Tangkubanperahu. Tunggak pohon jang batangnja diambil untuk membuat perahu mendjadi Gunung Bukittunggul (tunggul = tunggak). Dahan2 jang dibuang dari batang pohon mendjadi Gunung Burangrang (rangrang = dahan). Tempat2 lain jang dihubungkan dengan dongeng ini adalah Gunung Putri tempat Dajang Sumbi menghilang dan Pasir Hajam. Bekas bendungan danau itu diberi nama Sanghiang Tikoro. Di tempat ini Tjitarum membuat terowdngan didalam bukit batu. Letaknja dekat Radjamandala. Benar tidaknja dongeng ini tak seorangpun dapat membuktikannja. - Akan tetapi, bahwa danau itu dahulu kala ada, menurut penjelidikan para ahli memang benar. Dataran tinggi, dimana sekarang terletak Bandung, beberapa ribu tahun jang lampau merupakan dasar dari sebuah situ atau danau jang sangat luas. Pandjangnja dari Tjitjalengka sampai Radjamandala dan lebarnja dari Dago sampai Soreang. Tentu tidak rata bentuknja. Dibeberapa" tempat mempunjai teluk2 dan di tempat2 lain mempunjai tandjung2. Nama2 tempat Tandjungsari dan Udjungberung menguatkan, bahwa Kota Bandung dan sekitarnja itu berasal dari danau. Danau ini terdjadi karena meletusnja Gg. Burangrang. Dari kawah gunung ini keluar lahar jaitu lumpur panas jang mengalir ke Barat-Daja dan masuk kedalam Tjitarum. Setelah membeku mendjadi bendungan, jang membendung air Tjitarum. Bendungan itu letaknja di Sanghiang Tikoro sekarang. Air meluap bertambah lama bertambah tinggi dan setelah beratus- 7a

76 ratus mungkin beribu-ribu tahun mendjadi dansfu jang luas jaitu Talaga Bandung. Tetapi diantara batu jang membendung, air danau menemukan djalan untuk mengalir. Mula- merembes sedikit demi sedikit. Rembesan jang ketjil.mengkikis batu. Rembesan ber- ShJikopc O'v*, 5? >/,i, ^ 4 t, v 4 I v,g.ta m g k u b a n PA R AH U " g:bur an6'ran6j i... c P o d o t-d F ijn q %«>») TALAGA BANDUNG,*>»..\u--./'- W n fc'*g.bukit TUN65UL tmbmo C "i u...\ B N 'Jt t* A.' M ierolithen»tem pat obsidian Talaga Bandung. tambah lama bertambah besar dan semakin banjak air jang mengalir disini. Achirnja Tjitarum pulih kembali. Air danau bertambah hari bertambah surut, hingga kering sama sekali.. Disini nampak bahwa setiap dongeng mengandung sesuatu inti kebenaran. Hanja tjara menerangkan sebab-musababnja sadja jang berupa dongeng ; intipati kebenarannja ialah : Dataran Bandung dahulu tergenang air karena Tjitarum terbendung. Kesemuanja dapat kita lihat kembali pada Lambang kota Bandung. a- Balok lintang memisalkan bendungan. b- Djalur2 mendatar berombak berwarna biru latar putih (perak) #iemperlambangkan air Situhijang. c- Gunung jang dilukiskan dimaksudkan Gunung Tangkubanperahu, perahu jang tertelungkup ditendang Sang Kuriang. 74

77 d. Warna kuning (emas) latar belakang sinar matahari jang telah menggagalkan miaksud Sang Kuriang. e. Amsal jang berbunji: Gemah Ripah Wibawa Mukti berarti Bandung Subur tanahnja dan makmur rakjatnja. Tokoh Lambang diambil bentuk perisai atau tameng, jang dikenal dalam kebudajaan dan peradaban Indonesia sebagai sendjata dalam perdjuangan untuk mentjapai tudjuan dengan melindungi diri. Adapun warna2 jang dipergunakan untuk pelbagai lukisan pada perisai itu mempunjai arti sbb. : ]> a.. kuning (emas) = kesedjahteraan/keluhungan b. hitam (sabel) = tegak/kuat c. hidjau (sinopel) = kemakmuran, sedjuk d. -putih (perak) = kesutjian e. biru (azur) = kesetiaan XIV. MARIBAJA, JUNGIIUIIN, PENEROPONGAN BINTANG Hari belum seberapa siang. Kita masih dapat pergi ke Maribaja dulu, kata Kang Herlan. ' Tjeuk Jati tak berkeberatan dan (kedua sahabat kita tentu setudju sadja. Sampai di Maribaja Kang Herlan membeli kartjis masuk ke halaman pasanggrahan. Maribaja letalcnja didalam sebuah lembah. Didalam lembah ini mengalir dua buah sungai jaitu Tjikawari dan Tjikapundung. Kedua buah sungai ini bersatu dimuka pasanggrahan. Halaman pasanggrahan penuh ditanami bunga2an dan matjam2 tumbuh2an. Dibawah pohon2 jang rindang disediakan bangku2 untuk mengaso sambil menikmati keindahan-alam. 75

78 Maribaja termasj- hur karena air panas jang terdapat disini mempunjai daja menjembuhkan penjakit kulit dan entjok. Oleh karena itu di halaman pasanggrahan terdapat beberapa kamar mandi. Pasanggrahan Maribaja adalah kepunjaan Daerah Kabupaten Bandung. Orang djuga dapat bermalam disini asal mendapat idzin dari- kantor Kabupaten. Sewaannja tidak tinggi. Makanan dapat disediakan oleh pengurus pasanggrahan.,,kau tak akan mentjoba mandi air panas, Man? tanja Tjeuk Jati. Tidak, Tjeuk..,,Dimana kita makan siang, Kang? tanja Tjeuk Jati.,,Disini atau di Gandrung Gunung? Lebih baik di Gandrung Gunung. Djika makan disini kita akan terlambat pulang. Kurasa kita kembali sekarang sadja. Sesudah mampir di Junghuhn dan tempat meneropong bintang kita terus ke Gandrung Gu- WTOg." Baiklah. Sebelum sampai di pasar Lembang mereka membelok ke kanan. Djalannja agak sempit dan tidak diaspal. Tidak djauh dari djalan raja djip berhenti, orang-nja turun. Setelah berdjalan kaki kira- lima menit, tibalah niereka pada bidang tanah jang dipagari. Seorang tua jang membawa buku tebal menghampiri. 76

79 Tabe djuragan, saja harap djuragan mendaftarkan naraa dalam buku ini. Kang Herlan menerima buku tebal itu dan setelah menuliskan nama2 mereka, dikembalikannja kepada pak tua tadi.,,terima kasih djuragan. Kang Herlan melihat bahwa adik2nja menundjukkan keheranan.,,tanah ini tenmasuk tjagaralam jang ada dibawah pengawasan Djawatan Perlindungan Alam, djadi mereka ingin mengetahui djuga berapa banjaknja pengundjung jang datang setiap tahunnja. _ Di-tengah2 bidang tanah inilah letaknja kubur Franz W. Jtinghuhn. Seorang penjelidik alam jang sudah berdjasa dalam hal memperkembangkan perkebunan kina. Disamping kuburan Junghuhn terdapat kuburan Karl Justus Hasskarl seorang ah'li tumbuh-an jang berdjasa dalam pengambilan bibit kina dari Amerika Selatan. Untuk memperingati djasa2 mereka kuburan kedua orang ini dikelilingi oleh pohon2 kina. Dari Junghuhn perdjalanan mereka dilandjutkan ke tempat menoropong bintang jang letaknja di puntjak sebuah bukit. Peneropong bin tang Bandung. Disini terdapat beberapa bangunan jang diperlengkapi dengan berbagai-bagai teleskop jang matjam2 pula ukurannja. Didalam bangunan jang terbesar dan berbentuk bulat dengan 77

80 atap berbentuk stupa terdapat teropong ganda jang bergaris tengah 60 cm. Pesawat ini merupakan pesawat jang terpeirting, dan sebenarnja terdiri dari dua buah teleskop dengan lensa objektip jang terpisah. Lensa ini dipasang sedjadjar didalam suatu tabling besar. Salah satu dari teleskop itu dipergunakan untuk melihat, sedangkan jang lainnja dipergunakan untuk keperluan memotret bintang2. Apa gunanja teleskop jang sebesar itu? Pertama-tama harus ditegaskan bahwa teleskop tidak dimaksudkan untuk membesarkan bentuk bintang jang biasa kita lihat setiap malam. Karena, meskipun kita menggunakan alat pembesar jang bagaimanapun kuatnja, bintang jang kita lihat tidak akan lebih besar dari satu titik jang bersinar. Tjelah ketjil jang terdapat pada mata manusia hanja dapat mengumpulkan tjahaja dalam djumlah jang,'ketjil sekali. Sebaliknja lensa teropong jang bergaris tengah 60 cm dapat mengumpulkan kali lebih banjak tjahaja dari pada mata manusia. Djadi djika seseorang melihat melalui teleskop, tjahaja jang sudah dikuatkan kali itu dipusatkan pada mata si peneropong. Dengan demikian maka bintang jang sangat pudarpun jang tak dapat terlihat dengan mata biasa, akan dapat dilihat djika ia menggunakan teleskop. Djadi maksud teleskop itu tidak untuk membesarkan bentuk tetapi untuk menguatkan tjahaja. Teleskop tadi ditempatkan didalam satu tabung jang dapat diputar pada poros-pandjangnja jang arahnja sedjadjar dengan poros bumi. Karena Lembang letaknja pada gar is lintang 7 disebelah Selatan Chatulistiwa, maka tabung inipun didirikan miring dengan bersudut 7 djuga dan dengan bagian tertinggi disebelah Selatan. Dengan demikian djika tabung itu. berputar dengan ketjepatan jang sesuai, teles- 78

81 ' kop, akan dapat mengikuti perdjalanan bintang- dari sedjak mulai naik disebelah Timur sampai waktunja terbenam disebelah Barat. Ketjepatan dari gerakan ini harus tepat sekali, karena kesalahan 1/10 detik sadja sudah tjukup untuk merusak pemotretan.. Teleskop ini digerakkan dengan kekuatan listrik jang di ' atur oleh alat pengemudi jang diwaktu berputar diawasi oleh ; djam astronomik. Walaupun diadakan segala pentjegahan2, namun pengawasan otomatis ini tidaklah sempurna dan si peneropong harus selalu tetap awas dan menggeser teleskop sedikit ke Barat atau ke Timur. Ketjuali berputar pada poros lintangnja, teleskop ini djuga dapat berputar pada poros membudjur, jang ditempatkan disebelah dalam dari pemikulnja. Dengan tjara demikian pesawat itu dapat diatur lebih tinggi atau lebih rendah, lebih djauh dari atau lebih dekat pada kutub langit. Seperti pesawat dan bangunan2 lainnja jang ada diatas bukit peneropongan, teropong jang berukuran 60 cm ini akibat peperangan jang baru lalu tidak begitu terpelihara lagi. Setelah dilakukan pembetulan2 dalam tahun 1949, baru dapat dipergunakan kembali. :, Selain bangunan jang beratap' bentuk stupa, dimana ditempatkan teropong besar tadi, diatas bukit ini ada bangunan2 lain. Disebelah Timur-Laut dan disebelah Barat dari bangunan ini ada bangunan ketjil berbentuk persegi pandjang dimana ditempatkan teropong- jang lebih ketjil jang berukuran 37 cm dan 12 cm. ' ' Bengkel peneropongan bintang jang djuga terdapat di halaman itu, walaupun ketjil mempunjai alat2 jang tjukup lengkap. Ketjuali bangunan2 tadi ada sebuah bangunan lagi jang perlu disebut, jaitu tempat pemberian kuliah. Ruangan2 ini dihiasi dengan beberapa hasil pemotretan dan tjontoh2 jang sederhana. - Para pengundjung diperkenankan menindjau kesana pada malam hari. Biasanja mereka datang berombongan dengan meminta idzin dahulu beberapa minggu sebelumnja. Bagi para pengundjung diwaktu malam, sekali sebulan diadakan penerangan oleh pegawai Peneropong Bintang itu. Disampingnja f 79

82 itu djuga sering diadakan kuliah2 bagi pengundjung2 jang terdiri dari siswa-, pengundjung- kongres dll. Karena pekerdjaan peneropongan dilakukan siang-malam maka pegawai2nja banjak jang tinggal di rumah2 jang ada di halaman peneropongan bintang itu. Peneropongan bintang ini bernama Peneropongan Bosscha, karena djasa2 tuan K.A.R. Bosscha jang telah memungkinkan berdirinja Lembaga ini. Ia telah memberikan sumbangan-sumbangan jang besar berupa uang dan membelikan teropong ganda 60 cm dan alat2 lainnja. Semula suatu lembaga partikelir, peneropongan ini dalam tahun 1947 bekerdja erat dengan Universitas Indonesia. Setelah dalam tahun 1951 diserahkan kepada Pemerintah Indonesia ia mendjadi bagian dari Universitas. Tempat peneropongan dipilih dengan tepat sekali. Pemandangan dari sini ke sekelilingnja sangat terang dan sangat indah. Halaman bangunan2 itu terpelihara sangat rapih dengan ditanami bunga2an jang indah2 dan sangat menarik. Djika kita duduk2 atau berbaring dibawah pohon2 jang rindang, terbentanglah djauh dibawah kita Kota Bandung jang indah permai. Lain lagi pemandangannja pada malam hari. Kota Bandung tak kan tampak dengan djelas, jang terlihat hanja lembah jang 80 Karang Setra.

83 sunji senjap dalam kegelapan malam dengan penerangan kota jang tampak bagaikan ribuan kunang- beterbangan, kemerlipan tjahajanja., Dari tempat peneropongan bintang teman- kita melandjut- 'kan perdjalanannja. Perdjalanan kembali ke Bandung rasanja tjepat sekali, sebab kini djalan terus-menerus menurun. Mereka singgah dulu di rumah makan Gandrung Gunung untuk makan siang. - Dalam perdjalanan' pulang mereka singgah dulu di Karang Setra. Sebuah pemandian kepunjaan B.S.K.N. (Badan Sosial Kepulisian Negara). Karang Setra adalah suatu taman renang dan hiburan jang luasnja kira- 6,5 ha. Lengkap dengan restoran, tempat tari-an atau dangsa dan souvenir shop (sebuah kedai dimana dapat dibeli barang- untuk tanda mata). binding2 dihiasi dengan lukisan2 besar. Buah tangan pelukis terkenal: Drs. Barli. Kolam renang. jang terdapat disini mempunjai ukuran 100 X 100 meter dan merupakan kolam renang terbesar di Asia Tenggara. XV. KE BOGOR Sorenja mereka duduk bersama di serambi muka. Kang Herlan membatja koran dan Maman dan Didi sedang mendengarkan siaran2 radio. Tjeuk Jati datang dari dalam niembawa air leh dan penganannja jang ia taroh diatas medja.,,kudengar, kau besok akan terus ke Bogor, tanja Tjeuk Jati'..,,Betul Tjeuk, kukira besok pagi2 dengan bis jang* melalui Puntjak. Menurut tjeritera Bapak pemandangan disana sangat indah. Kalau Kang Herlan setudju aku pupja usul, kata Tjeuk Jati sambil tersenjum memandang suaminja : Kita kan sudah lama tidak berkundjung ke rumah mamang di Bogor. Bagaimana kalau kita pergi sadja bersama-sama? Tjuti kakak masih ada tiga hari lagi.,,ah, usulku lebih baik lagi. Kita besok pagi2 pergi bersamasama dengan djip. Tidak melalui Puntjak tetapi 'melalui Sukabumi untuk pergi dahulu ke Plabuanratu. Tjeuk Jatipun belum 81 T 8nah Sunds

84 pernah pergi kesana. Puntjak dapat kita lihat, djika kita kembali dari Bogor. Usui Kang Herlan mendapat sambutan jang hangat sekali baik dari isterinja maupun dari adik-nja. Keesokan harinja djam enam pagi mereka sudah berkemaskemas. Tas- pakaian, oleh2 buat mang Utji dan bi Emin dan penganan dan air minum untuk di djalan sudah dimasukkan semua kedalam djip. Seperti biasa Kang Herlan memeriksa djipnja dengan teliti. Minjak, air, air accu tak ada jang ia lewati. Bensin sudah diisi kemarin. Satu djeriken penuh diikat dibelakang untuk tjadangan.,,semua siap? tanjanja. Siap!,,Dik, djaga rumah baik2, ja! pesan Tjeuk Jati terachir kepada Sodik. Kasihan Sodik tak turut serta, ia harus mendjaga rumah. Belum seberapa ramai di djalan, djip dapat meluntjur agak tjepat. Sebentar mereka sudah sampai di Tjimahi. Limabelas menit lagi dan nampaklah disebelah kanan bangunan besar dengan tjerobang jang keputih-putihan.asap mengepul keluar dari tjerobong tersebut. ',,Pabrik kei tas Padalarang jang baru kaulihat itu, adalah pabrik kertas jang terbesar di Indonesia, kata Kang Herlan. Kertas jang dibuat di pabiik kertas itu belum tjukup untuk keperluan di Indonesia." P abrik kertas. h Pac*alarang disebelah kanan djalan raja nampak seuan danau, Situ Tjiburuj. Pada hari Minggu dan hari- libur kea aan disini ramai sekali. Banjak orang datang bertamasja dan eilajar-lajar diatas danau. Djuga banjak orang datang untuk 82

85 memantjing ikan. Pada hari2 biasa ada djuga orang- datang kesitu tetapi djumlahnja tidak banjak. Hari itu karena masih pagi belum lagi tampak ada orang. Kini pemandangan berubah. Djalan mulai mendaki dan ber-liku2 imengitari bukit2 batu kapur. Kiri kanan djalan nampak tempat2 pembakaran kapur. Tidak mengherankan karena mereka sekarang berada di daerah Gunung Masigit, daerah kapur jang sangat besar. Telah berpuluh-puluh tahun orang mengambil batu kapur dari daerah ini, belu<m habis2. Kang, kita melalui Radjamandala djuga nanti? Betul.,,Apakah Sangteang Tikoro dapat kita lihat djuga? Ti^ak. Sanghiang Tikoro letaknja djauh dari djalan raja. Kita harus berdjalan kaki kesana. Djalannja tidak baik, tambah lagi kurang aman. Lebih baik kita tidak pergi kesana. Menurut keterangan pemandangan disana memang sangat mengagumkan. Diatas kali Tjitarum terdapat.batu jang sangat besar bergantungan seperti jang diikat dengan akar pohon2an. Disitu Tjitarum masuk kedalam terowongan besar, seakan-akan merupakan tenggorokan (Sund. tikoro) seorang raksasa.. Karena asjiknja bertjakap-tjakap mereka tak menjadari bahwa kota Tjiandjur telah ada dimuka mereka. Tak besar kota ini. Ditepi djalan raja didalam kota kebanjakan kota2 sadja jang nampak, tetapi ditepi kota sebelah Barat banjak bangunan2 baru. Daerah Tjiandjur terkenal sebagai daerah jang subur, dan beras jang terbaik dan tertinggi mutunja adalah dari Tjiandjur. Orang2 dari Djawa-Barat lebih suka akan beras Tjiandjur jang ditumbuk dai ipada beras jang di- D jem batan Tjitarum dekat ' Radjamandala. giling, jang didatangkan dari luarnegeri. Beras tumbuk rasanja lebih enak (Sund. pulen), lebih mekar dipasaknja dan lebih wangi.

86 Tautja Tjiandjur sudah lama dikenal orang. Banjak didjual dalam botol tertutup rapat di kota2 besar seperti di Bandung dan di Djakarta. Dari Tjiandjur ke Sukabumi tidak seberapa djauh, hanja setengah djam sadja dengan djip.. Sukabumi kotanja resik. Hawanja sedjuk. Dahulu sebelum perang banjak orang datang untuk bertamasja ke tempat2 di sekitar Sukabumi, seperti: Situgunung, Selabintana, Plabuanra-\ tu. Sekarang hanja Pelabuanratu sadjalah jang masih banjak mendapat kundjungan orang. Di Tjikembar djalan <ke Plabuanratu bertemu dengan djalan dari Tjibadak. Sebentar lagi kita melalui Ubrug. Disitu ada pusat pembangkitan tenaga listrik. Rumah2 ditepi djalan ini, adalah rumah2 pegawainja. Mesin2 pembangkit tenaga listrik ditempatkan didalam bangunan2 dibawah itu. Pipa jang besar itu menjalurkan air jang harus menggerakkan mesin2. Tenaga air. tenaga jang paling murah. Sesudah melalui Ubrug pemandangan tidak seberapa menarik. Jang banjak hanja kebun2 karet dan hutan2 belukar. Sebelum sampai ke Plabuanratu perhatian mereka tertarik oleh sebuah djembatan gantung jang sangat pandjang. Aduh, megah benar djembatan itu. Belum pernah aku melihat djembatan gantung sepandjang itu, kata Tjeuk Jati. Ini memang djembatan gantung jang terpandjang di Djawa arat jang dapat dilalui kendaraan-' berat, kata Kang Herlan. Djalan itu terus ke Djampangkulon dan ke pantai Selatan. Lewat djembatan itu, dari atas bukit2 pemandangan keteluk Plabuanratu sangat indah. XVI. PLABUANRATU Sesampainja di Plabuanratu dimuka kantor Kewedanan semua kendaraan harus berhenti. Orang2 jang akan bertamasja harus membeli kartjis disini. Sahabat2 kitapun tidak terketjualikan dan harus berhenti pula. Maman dan Didi baru sekarang inilah akan melihat laut. Mereka kelihatannja tak sabar menunggu. 84

87 Pasar Plabuanralu letaknja didekat'pantai. Disini ketjuali pasar terdapat djuga tempat melelang ikan-laut. Djika perahunelajan sudah masuk, tempat pelelangan ikan bukan main ramainja. Djuru lelang dan para*pembeli seolah-olah beradu kekuatan berteriak. Pembeli- bersaingan meninggi-ninggikan penawaran mereka. Teriak mereka suaranja memenuhi ruangan. Tjeuk Jati membeli beberapa ikat rambutan. Di teippat sepanas ini amat segar rasanja rambutan itu. Dari pasar perdjalanan diteruskan ke Karanghavm, tempat tudjuan dari kebanjakan orang jang bertamasja ke Plabuanratu. Diantara para pengundjung ada djuga jang pergi lebih djauh lagi, jaitu ke Tjisolok. Disini terdapat airpantjar panas. Dari Tjimadja, suatu tempat sebelum Karanghawu, ada djalan jang menghubungkan Plabuanratu dengan tambang emas Tjikotok. Tjikotok sebuah dusun jang semula tak dikenal orang, mendjadi tempat jang ramai setelah disana diketemukan emas. Satu-nja djalan ke Tjikotok hanja melalui Plabuanratu. Dimusim kemarau orang dapat djuga melalui Bajah dan Pandeglang, djika air Tjimadur dekat Bajah tidak seberapa tingginja, karena disini tak ada djembatan untuk kendaraan. Karanghawu. 85

88 Maman dan Didi'belum pernah melihat laut. Sekarang dimuka mereka terbentang samudera biru jang luas. Gelombang2 jang besar datang bergulung-gulung, putih membuih dari tengah lautan menudju ke pantai, terhempas diatas karang. Hantjur lebur terhambur kesegala pehdjuru. Pqrtarungan jang dahsjat jang berlaku setiap hari, dari tahun ketahun tak boleh tidak tentu berbekas. Karang jang bagaimanapun kerasnja dikit demi dikit achirnja terkikis djuga. Djuga Karanghawu. Pantai jang berkarang bersambungan dengan pantai- landai. Disini gelombang- tak dapat rintangan apa- dan dapat melimpah sampai djauh ke darat. Satu tempat jang baik untuk bei-mandi dan bergurau dengan gelombang, bukan? Tetapi pada papan2 jang dipasang di tempat itu, anak2 membatja kata2 peringatan jang berbunji : Berbahaja. Dilarang mandi. Mengapa? Tidakkah pantai ini sangat landai? Memang, tetapi dibawah permukaan air terdapat arus jang deras. Arus ini se-\vaktu2 dapat menjapu pasir jang kita indjak. Karena itu ber-hati-lah, dan se-kali- djangan mengabaikan peringatan2 jang terpantjarig disepandjang pantai. Pantai jang landai Pelabuanratu. Untuk bermandi di laut disediakan tempat jang aman. Tenvpatnja bukan di Karanghawu tetapi di Sukawajana. Daerah Swatantra disini menjediakan kamar2 untuk berganti pakaian dan air-tawar untuk membilas setelah mandi dilaut. Sukawajana 86

89 letaknja diantara Plabuanratu dan Karanghawu ditengah-tengah sebuah tjagaralam. Kawan2 kita mengambil tempat dibawah sebatang pohon jang rindang. Pandangan mereka dilemparkan se-djauh-nja. Sambil mengagumi kebesaran alam mereka djuga menikmati kelezatan bekal jang mereka bawa dari rumah. Selain mereka, banjak lagi pengundjung- lain berangsur-angsur datang berkelompok. Anak2 bei'lari-larian menghadang gelombang jang datang membasahi kaki mereka. Riang benar gelak-ketawa dari anak- ini. Anak- lain mentjari-tjari ikan didalam tjelah- karang jang aman letaknja. Banjak benar ikan ketjil2 berwarna terdapat disana. Orang2 dewasa lebih senang duduk-duduk di tempat-tempat jang terlindung dari terik matahari. ^ Peirtahdian Lido Tji&ombong,. Kira- djam satu sahabat- kita sudah meninggalkan lagi Karanghawu kembali ke djurusan Plabuanratu. Di pasar Tjeuk Jati membeli gula-aren dan ikan-laut untuk Bi Emin di Bogor. Dari Tjikembar mereka tidak kembali ke Sukabumi tetapi mengambil djalan kedjurusan Tjibadak, terus ke Bogor. Di Tjigombong singgah sebentar di Lido, jaitu suatu tempat tamasja dengan kolam-renang dan restoran ditepi Situ Tjigombong. Banjak orang- jang bertamasja hari itu. Kolam-renang penuh sesak dengan orang2. terutama kolam-renang untuk anak2. Perahu-motor 87

90 tak henti-hentinja ber-putar2 diatas danau, penuh dengan penumpang-penumpang. Maman dan Didi djuga mentjoba berperahu-motor. Luas benar Situ Tjigombong in i; lebih luas dari Situ Sanghiang, pikir mereka. pjika di Situ Sanghiang ada perahu-motor tentu laku djuga.. Kira- djam empat sore mereka meninggalkan Tjigombong dan sebelum djam lima sudah sampai di rumah mang Utji, jang letaknja di Djalan Dewi Sartika. Mang Utji dan Bi Emin.sangat girang bahwa jang datang tidak Maman dan Didi sadja, tetapi djuga Kang.Herlan dan Tjeuk Jati. Malam harinja sesudah makan, mereka sampai djauh malam masih berkumpul beromong-omong, saling mengabarkan keadaan di tempatnja masing2. XVII. DEWI SARTIKA Sudah tjukup jang kaulihat Man? tanja Mang Utji, sambil menarik kerosi kedekat radio jang dinjalakannja. Tjukup, Mang. Kusangka kota Bogor ini lebih besar dan lebih ramai lagi karena disini terdapat istana Prcsiden. Kudengar Pakuan Fadjadjaran dahulu letaknja disini. Betulkah, Mang?,.Memang. Di Batutulis ada sebuah batu besar jang menerangkan didirikannja Pakuan Padjadjaran itu. Batu itu sekarang dianggap keramat. Banjak orang datang memudja kesitu. Besok dapat kita pergi kesana. Mang, djalan didepan ini namanja Djalan Dewi Sartika. Apa Dewi Sartika itu orang Bogor? Tidak, tetapi kota Bogor pun ingin menghormati dan raemperingati pahlawan nasionalnja. Kau tadi lihat djuga nama djalan Oto Iskandardinata, jang djuga bukan orang Bogor. Siapa Dewi Sartika ini, mari kutjeriterakan. 1 Raden Dewi Sartika dilahirkan pada tanggal 4 Desember 1884 di gedung Kapatihan di kota Bandung. Ia puteri dari Raden Somanagara dan Nji Raden Radjapermas. Mereka ini termasuk bangsawan keturunan Ukur, nama daerah Bandung zaman dahulu. Djadi masih seketurunan dengan Raden Wiranatakusumah, Bupati Bandung dahulu. 88

91 Waktu wanita Sunda masih buta huruf, R. Devvi Sartika sudah pandai membatja dan menulis dan berbahasa Belanda. Setelah ajahnja meninggal, ia diurus oleh uwanja.. Patih Tjitjalengka. Disini ia mendapat didikan,ke-timur-an dari uwanja dan faham- Barat dari Njonja Asisten Residen. Pada usia 10 tahun Devvi Sartika sering bermain sekolah-sekolahan dengan anak2 pelajan Kepatihan. Dengan demikian pelajan2 kepatihan semua dapat menulis dan sepatah dua patah kata berbitjara bahasa Belanda sedangkan isteri2 para bangsawan sendiri pada waktu itu banjak jang masih buta huruf. Setelah Dewi Sartika dewasa, ia kembali pada ibunja. Disini ia mulai berusaha membuka Sekolah Isteri. Banjak kesukaran2 jang harus ia atasi. Beberapa kali ia menghadap bupati tetapi usahanja selalu kandas. Waktu itu tidaklah umum bahwa wanita Sunda bersekolah, apalagi beladjar berbahasa Belanda. Tetapi karena kemauan jang keras achirnja terkabul djuga permintaannja. Sekolah pertama dibuka dalam tahun Tempatnja di xabupaten. Muridnja mula- hanja berdjumlah duapuluh orang. Dalam tahun 1905 kelasnja bertambah lagi. Dalam tahun 1906 a menikah dengan Raden Agah Suriawinata, guru sekolah renlah Karang Pamulangan. Sekolahnja bertambah tatiun bertam- )ah madju dan dalam tahun 1922 ia mendapat bintang perak dari jemerintah Hindia Belanda. Achirnja tjita2nja terkabul pula. )alam tahun 1929 oleh Peinerintah ia diberi gedung sekolah engkap dengan/ segala perkakas2nja dan ia diperbolehkan raelamakannja Sekolah Raden Dewi. 89

92 Semendjak itu orang lazim memanggil Dewi Sartika,,,Agan Dewi sadja. Dewi Sartika meninggal pada tanggal l l September 1947 di Tjineam (Kab. Tasikmalaja) sewaktu sedang mengungsi. Dewi Sartika besar benar djasanja bagi orang Sunda, terutama bagi para wanitanja. Karena itu selajaknjalah ia mendapat penghargaan dan penghormatan dari kita semua. Tiap- tahun tanggal kelahirannja jaitu tanggal 4 Desember selalu diperingati dan dirajakan oleh para wanita di Djawa-Barat. Anak2 perempuan terutama murid2 S.R. pada hari jang mulia itu ke sekolah memakai pakaian nasional, jaitu sarung dan kebaja. Dalam perajaan itu mereka menjanjikan lagu Dewi Sartika. Lagu Raden Dewi Sartika Sanggian/Rumpakan : Pa Mahjar Laras : Pelog. P a n g ta t: Surupan : 1 = Barang G&rakan : Antare Lagu * I I I

93 2 I I* I.,512 5j t I. 2' 15 2 I j. Kantun djudjuluk nu arum Kari wawangi nu seungit Njebar mentjar sa Pasundan Njambuang sa Nusantara Sari Puspa wangi arum Seungit manis ngadalingding Sari Sekar njurup nitis Kana sukma Istri Sunda 2. Teu kagambar ku rumpaka Hentu kasanggi ku dangding Menggahing djasa-djasana Rahaden Sartika Dewi Huripna jitma rohani Istri Sunda sadajana Nja djasana Raden Dewi Ibu para Istri Sunda. 3. Mugi2 ka Jang Agung Djasa-djasa Raden Dewi Teras njebar teras mentjar Njaangan nagara djaman Djadi obor para ibu. Enggoning ngatik pra putra Sangkan djadi warga guna. Nu ngadjungdjung lemah tjai. Selesai Mang Utji bertjeritera Maman bertanja kepadanja : Mang, bolehkah Didi dan aku menulis surat kepada Bapak dan Ibu. Kami telah berdjandji, setiap waktu kami sampai disesuatu tempat, kami akan berkirim surat kepada mereka Mengabarkan keselamatan dan pengalaman- kami dalam per- 91

94 djalanan. Dari Tasik dan dari Bandung.kami telah mengirim surat.. Sedjenak kemudian Maman dan Didi telah sibuk dengan surat mereka masing2. Tak sepatah katapun jang terdengar dari mulut mereka. Segenap perhatian mereka ditudjukan kepada surat sadja. Apa jang telah mereka lihat dan alami ingin mereka tuliskan se-banjak-nja. Sekarang tinggal penglihatan2 di kota Bogor sadjalah. XVIII. SURAT MAMAN KEPADA ORANG TUANJA,,Hari ini kami berputar-putar di kota Bogor dengan Mang' Utji dan Kang Herlan. Tjeuk Jati pergi berbelandja ke Pasar Anjar dengan Bibi, jang letaknja tidak djauh dari rumah mamang. Kita pertama-tama me-lihat2 istana Presiden dari sebelah muka. Umum tak diperkenankan masuk ke halaman Istana. Pintu gerbang didjaga oleh anggota2 C.P.M. Dari pintu gerbang sampai istana djauh benar tampaknja. Halaman muka dari istana merupakan taman rusa. Banjak rusa jang kulihat disitu; kata Mang Utji, sebelum perang djumlahnja lebih besar lagi. 92 Istana B ogor dengan tanaman,,v ictoria R eg ia.

95 Disebelah Selatan, dan Timur halaman istana terdapat Kebun Raya jang termasjhur itu. Kebun ini sangat luas. Kata Mang Utji, 111 ha lebih. Djadi, tudjuh kali' lebih besar dari kebun kita. Didirikannja dalam tahun Lebih dari djenis, pohon2an jang terdapat didalam Kebun Raya jang berasal tidak sadja dari daerah- di Indonesia tetapi djuga dari luarnegeri seperti Philippina, Burma, India, Congo-Afrika, Mexico, Venezuela dll. Nama2 pohon dapat kita batja pada papan2 jang dipasang dimuka pohon. Sajang namanja semua dalam bahasa Latin. Bagi kami tidak mengandung arti apa2 tetapi bagi para ahli memang lebih djelas. Pada pohon2 jang tua2 terdapat djuga tahun penanamannja. Pintu gerbang K ebun Raya. Disamping pohon2an jang besar2 terdapat djuga kebun2 bunga2an. Seribu satu matjam warna kita dapatkan disana. Djuga ada kolam2 jang ditanami bunga serodja. Disini kami melihat sedjenis teratai jang sangat besar. Daunnja sebesar njiru (tampah) besar. Kata orang, daun ini tahan dimuati seorang dewasa. Nama bunga ini dalam bahasa Latin : Victoria Regia. - - Djalan2 di Kebun Raya terpelihara baik. Di tepinja disediakan bangku untuk melepaskan lelah para pelantjong. Pada hari Minggu dan hari2 libui? beribu orang jang mengundjungi Kebun Raya. Mereka datang dari kota lain, ter- 93

96 utama dari Djakarta. Banjak anak-anak sekolah datang kesan?. dalam rombongan ber-sama2 gurunja. Di Kebun Raya ada djuga restoran. Bermatjam-matjam makanan dan minuman didjual orang disana. Kami djuga singgah disana. Aku pesan gado2 kesenanganku. Tetapi rasanja tidak selezat gado2 buatan Ibu. Harganja mahal. Kupikir, kalau ibu berdjualan gado2 disini, tentu akan laku benar. Bu, si Didi sangat menggelikan kami semua. Pertama-tama ia tidak tahan mengelilingi kebun jang seluas itu. Kedua karena ia memakai sepatu baru, kakinja letjet. Aduh, tjaranja ia berdjalan, benar2 mengibakan! Anak udik datang ke kota ingin gagah, dipakainja sepatu baru. Mamang memperolok-olokkan dia dan menjuruh meninggalkannja. Ia tadinja malu2 untuk membuka sepatunja, tetapi setelah ia melihat bahwa diantara anak- sekolah jang datang dari Djakarta djuga ada jang mendjingdjing sepatunja, dalam sekedjap mata sadja sepatu Didi telah pindah tempat. Menghilang dalam las makanan jang sudah ikosong. Keluar dari Kebun Raya kami pergi ke Pasar Bogor jang letaknja tidak djauh dari pintu gerbang sebelah Selatan. Pasar Bogor adalah pasar jang terbesar di kota Bogor. Hampir segala djenis sajur-majur didjual orang disana. Jang sangat menarik perhatianku jaitu pisang Ambon jang besar2 dan bagus2. Betulmatangpohon tampaknja. Waktu melihat pis<\\\g \U\ kulci'irvgat 94 K a n to r B ela o" M u seu m Z oology.

97 Bapak jang sangat gemar akan pisang Ambon. Apabila tidak djauh pasti aku beli untuk Bapak. Disamping pisang Ambon. talas dan nan as Bogor jang masjhurpun bertumpukan didjual orang. Mari kita pergi ke Kantor Belao dahulu, kata mamang. Kantor Belao adalah nama jang diberikan orang kepada museum. -,,Mengapa disebut Kantor Belao, mang? tanjaku.,,mungkin karena dahulu katja2 dari gedung ini berwarna biru. (Sunda : bulao). Didalam museum terdapat sekumpulan binatang2. Lebih lengkap lagi dari di kebun binatang. Tetapi semua binatang ini sudah mati. Karena pandainja jang mengerdjakan, binatang-' mati itu hampir tak ada bedanja dengan saudara-nja jang masih hidup. Ditempatkan dalam lemari2 katja binatang2 ini seakanakan hidup dalam alamnja sendiri. Kulihat burung manjar jang membuat sarangnja pada udjung daun palem. Seekor sedang asjik menganjam sedangkan jang lain datang terbang membawa daun ajang2. Orang utan diatas pohon, matjan dalam padang alang- P enghuni K antor Belao. Ada djuga beberapa binatang jang hanja diperlihatkan rangkanja sadja. Umpamanja ikan paus jang sangat besar. Ia ditempatkan didalam satu ruangan jang besarnja melebihi rumah kita. Tulang2 rusuknja sadja ada selebar papan- jang ter-s 95

98 tumpuk disamping rumah kita. Kukira, djika ikan ini raemasukkan tiga ekor kerbau sadja kedalam perutnja, ia belum lagi merasa ken jang. Setelah tjukup melihat-lihat di museum, kira2 djam satu siang kami pulang. Besok kami akan pergi ke Batutulis ; tempat jang beriwajat itu......!»,siap sudah suratmu, kalian? tanja mang Utji serenta dilihatnja anak- menempelkan perangko pada sampulnja..,,siap, mang,.djawab anak- haimpir bersamaan.,.djika kaumasukkan sekarang, besok pagi sudah dapat terbawa oleh kereta api. Disimpang tiga disana ada bis tempat memasukkan surat. '. XIX. PADJADJARAN (Dongeng Mang Utji) 1- Ri w a j a t b a t u t u l i s.. Setelah Prabu Lutung Kasarung menikah dengan Nji Putri uibasari, ia tidak lagi mengenakan pakaian lutungnja dan bernama Maharadja Prabu Anggalarang. Ia tadinja bertempat tinggal diluar kota dimana ia memuat suatu bangunan jang dikelilingi dengan tanamran (Sunda : a jur). Letaknja di desa Tadjur sekarang. Dari Tadjur Sang Prabu dengan Permaisuri pindah ke Pakuan Padjadjaran jang letaknja di desa Batutulis sekarang. ns A " 1? * - ^eima^sui i hamil, Prabu Anggalarang merasa saga bahagia karena ia akan mempunjai keturunan jang akan meneruskan keradjaannja. Oleh karena itu ia mengandung niatn untuk mendjadi bagawan. Permaisuri. sangat sedih waktu n engar bahwa sang Prabu akan meninggalkan negara. Seenainja ia ingin mengikuti suaminja ketempat pertapaan. e api Sang Prabu tak mengizinkan, karena orang tapa tak diperkenankan membawa isterinja. Tak ada djalan lain bagi permaisuri daripada tunduk kepada keinginan Radja, walaupun sebenarnja sangat berat baginja. rabu Anggalarang bertapa di Gunung Padang, sebelah Selatan negeri di daerah Tjiandjur dan mendapat djulukan Pandita Adjar. 96

99 Ratu Purbasari melahirkan seorang putera jang diberi naraa Raden Siliwangi. Setelah dewasa ia pergi mengembara'dan tiba di Sumedang. Ia menikah dengan Nji Raden Radja Mantri dan ia menamakan dirinja Maharadja Prabu Siliwangi. Ditjeriterakan orang, bahwa seorang bernama Ki Djampang, jang bertinggal di Kadupandak mempunjai dua orang anak laki- bernama Gelap Njawang dan Kidang Panandjung. Bapak dan kedua anaknja datang di Sumedang untuk mengabdi kepada Prabu Siliwangi. Setelah beberapa lama tinggal di Sumedang, Prabu Siliwangi ingin kembali ke Padjadjaran. Diantara para pengiringnja turut serta djuga kedua anak Ki Djampang. Kembalinja ke Padjadjaran ia mengambil djalan berkeliling. Mula2 menudju Pantai Selatan dan tiba di Nusakambangan. Dari situ berperahu menudju ke Barat dan mendarat disuatu tempat jang sekarang bernama Pelabuanratu, dan seterusnja menudju Pakuan Padjadjaran. Sang Prabu memegang pimpinan keradjaan kembali. Keadaan keradjaan bertambah makmur dan bertambah luas. Disebelah Timur hingga Kali Pemali disebelah Barat hingga Selat Sunda. Pada waktu itu tak ada sebuah kotapun jang dapat menjamai Pakuan. Keratonnja fmempunjai paseban Sakadomas (Tiang delapanratus). Lama kelamaan ditjeritakan bahwa ditanah Pasundan ada jang mengembangkan Agama Islam jang dipelopori oleh Sunan Gunung Djati dari Tjirebon. Sebagian dari keradjaan Padjadjaran, bahkan telah pula di-islamkan, seperti Banten, Sunda Kelapa, pantai Krawang, Talaga, Pandjalu, Galuh, Sukapura dan ]ain2nja. Tetapi ibukota Padjadjaran tidak mereka ganggu, dimana orang terus menganut agama Hindu. Diantara keluarga Radja ada seorang jang telah mendjadi penganut Agama Islam jang sangat setia, jaitu Prabu Kean Santang. Ia adalah saudara sepupu Sang Radja dari ibu, jaitu putera dari Purba Endah kakak Purbasari. Untuk memperdalam pengetahuannja mengenai Agama Islam, Prabu Kean Santang pergi naik-hadji. Setelah beberapa lama bermukim disana, ia mohon diri kepada Radja Mekah. Permohonannja diluluskan tetapi ia diberi tugas untuk mengembangkan Agama Islam dan se-dapat2nja meng-islamkan Tanah Sunda 97

100 Prabu Siliwangi. Sesampainja di Pasundan Prabu Kean Santang mendjalankan apa jang diperintahkan kepadanja tetapi ia gagal dalam usahanja meng-islamkan Prabu Siliwangi.' Dengan hati masgul ia pergi lagi ke Mekah memberitahukan kegagalannja kepada Radja Mekah. Sebab kerasnja keinginan, Prabu Kean Santang tidak berputus asa. Ia kembali lagi ke tanahair. Sebelum pulang, oleh Radja Mekah ia diberi sebuah batutulis dan tongkat, dan djuga dua putjuk surat. Seputjuk untuk Maulana Jusup dari Banten dan seputjuk untuk Sunan Gunung Djati. Setibanja di Pulau Djawa Prabu Kean Santang terus menemui Maulana Jusup dan memberitahukan, bahwa ia ingin meng-islamkan Prabu Siliwangi. Djika Prabu Siliwangi berkeras kepala, negara Padjadjaran akan digempurnja. Maulana Jusup sangat menjetudjui maksud Prabu Kean Santang ini, tetapi hal ini perlu dibitjarakan dahulu dengan Sunan Gunung Djati. Dengan membawa balatentara mereka ber-sama- pergi ke Tjirebon. Surian Gunung Djati menjetudjui maksud mereka. Ketjuali mendapat bantuan tentara Tjirebon, djuga diperkuat lagi dengan tentara dari Demak. Prabu' Siliwangi telah mendengar kabar lebih dahulu. Ia memanggil puteranja, Pangeran Guru Gantangan, sanak saudara. beserta Patih untuk merundingkan apa jang harus mereka perbuat karena akan kedatangan balatentara Islarii. Karena tak akan sanggup menandingi balatentara Banten, Tjirebon dan Demak jang dipimpin oleh Prabu Kean Santang dan Maulana Jusup, Prabu Siliwangi bermaksufl \m\w\ monjmgkirkan diri. Suvpa- jang menjetudjui maksudnja boleh turut, tetapi jang tidak akan tuiut boleh tetap tinggal di Pakuan Padjadjaran. Keinginan Sang prabu ini dapat disetudjui oleh semua jang hadlir. Jang tidak akan turut serta hanja dua orang, jaitu Mas Morogol dan Njai Raden Radja Mantri permaisuri Sang Prabu jang berasal dari Sumedang. Mereka akan tetap di Pakuan Padjadjaran dan akan berdaja-upaja untuk menghadapi Prabu Kean Santang. Selesai berunding maka Sang Prabu meninggalkan Kota Pakuan Padjadjaran, diikuti oleh para hambanja, masuk hutan mendaki gunung. Achirnj^ mereka tiba disebuah lembah disekitar Gunung Pangrango. 98

101 Kembali pada balatentara Banten, Tjirebon dan Demak jang akan menjerbu Padjadjaran. Prabu Kean Santang ingin memasuki kota pada malam hari. Ia telah bersepakat dengan kepala pendjaga keamanan, Prabu Sena, jang berdjandji tidak akan menguntji pintu-gerbang. Dengan demikian mereka - akan dapat masuk dengan mudah tanpa melakukan pertempuran. Sebetulnja Prabu Siliwangi pun tidak mengingini pertempuran, ia hanja tidak rnau memeluk Agama Islam. Padjadjaran sekarang sudah djatuh dalam tangan Kean Santang tanpa perlawanan sedikit pun. Ia terus memasuki keraton dengan membawa batutulis dan tongkat pemberian Radja Mekah. Tongkat dipantjangkannja dekat Paseban Sakadomas. Nji Raden Radja Mantri dan Mas Morogol keluar untuk memerangi Kean Santang. Tetapi Prabu Kean Santang tidak melawan. Ia hanja mempersilahkan Mas Morogol untuk mentjabut tongkat jang ia pantjangkan tadi. Mas Morogol tak mampu mentjabutnja. Karena malu ia meninggalkan keraton bersama Nji Raden Radja Mantri, menjusul Sang Prabu Siliwangi di Pondokgede. Letaknja disebelah atas perkebunan teh Pondokgede sekarang. Kepada Sang Prabu, Mas Morogol mentjeriterakan segala sesuatu jang terdjadi di keraton sepeninggal Radja. Sang Prabu memanggil Prabu Gantangan untuk berunding. Putusan mereka, ialah mereka semua akan ngahiang (menghilang mendjadi badan halus). Di tempat ini sekarang terdapat sekumpulan patung jang disebut orang Artja Domas jang berarti 800 patung. Ada djuga jang mentjeriterakan, bahwa Prabu Siliwangi beserta rakjatnja jang tidak mau memeluk agama Islam itu telah mendjadi matjan.,,maung Padjadjaran kata orang Sunda. Matjan. ini setiap tahun, dalam bulan Maulud datang berziarah ke bekas Pakuan Padjadjaran (Batutulis, Bogor). Maung Padjadjaran ini sekarang mendjadi lambang Dipisi Silivmngi. Kedjadian peng-islaman Padjadjaran oleh Kean Santang ditulis pada batutulis, jang sekarang mendjadi,.batutulis jang banjak di-pudja- orang. Prabu Kean Santang setelah selesai dengan tugas peng-islamannja pulang ke Tjirebon bersama dengan tentara dan orang2 tawanannja. Dari Tjirebon ia terns pergi ke Negara ditepi pan- 99

102 Batutuiis aekat Bogor. ^e*a*an dimana ia meninggal. Ia dimakamkan di sebuah se-, menandjung dekat Tjilauteureun. ianff riiv!c!ti^0n en^ Batutulis menurut tjeritera orang tua-, lidikan n a ra a/!. ari bapak kepada anak. Tetapi menurut penje- Utjj 1 purbakala>lain lagi keterangannja, kata mang eara bukan Pei'ingatan kepada runtuhnja ne- Padiadiaran Mpn api kepada RadJ'a jang mendirikan Pakuan mendirikan p v Uric!*. an Jan terdapat pada batu itu, jang dahulunia he.3 U3n,adjaran teteh Prabu Ratu Purana, jang bernama ffw 3 m Guru Dewatasrana dan sesudahnja djaran ara^ a Ratu Agung di Pakuan PadjaneanSf ^ r ; tja^ ^ 9kato (bilan an tahun jang ditulis dekatal mpm f 3U ^an sekerta menurut nilai-angka setiap pada t S n «i o «oa? Wa Pakuan Padjadjaran itu didirikan 1333 Masehi 3 (Pantja Pandawa N8» a n Bumi) atau

103 2. PERAN G BUBAT. ' Mengenai Negara Padjadjaran sedjak berdirinja hingga tamatnja ( ± tahun 1580) tidak banjak jang diketahui orang. Perlu ditjatat bahwa Negara Padjadjaran adalah salah satu negara jang tak tertaklukkan oleh Gadjah Mada, sehingga ia mendjalankan tipu-muslihat jang menodai dirinja. Sewaktu Prabu Hajam Wuruk dari Negara Madjapaliit mendjadi dewasa, ia menginginkan mempunjai permaisuri. Utusandikirimkannja ke negara- lain untuk mentjari putri jang lajak untuk mendjadi pasangan Sang Prabu. Achirnja pilihan djatuh pada putri Pitaloka jang termasjhur ketjantikannja, puteri Sri Baduga Maharadja Padjadjaran. ' Pinangan Radja Hajam Wuruk dapat diterima oleh Sri Baduga. Disertai pengiring jang lajak dan sesuai dengan martabatnja Sri Baduga sendiri mengantarkan Sang puteri sampai di Bubat. Dari sini ia mengharapkan bahwa Hajam Wuruk sendiri jang akan mendjemput tjalon isterinja itu. Tetapi niat Hajam Wuruk untuk menjongsong tjalon isteri-, nja telah di-halang2i oleh patih Gadjah-Mada. Ia memandang tidak lajak bahwa radja besar itu mendjemput seorang putri dari negara ketjil. Putri Sunda itu harus dipersembahkan sebagai tanda bakti. Hajam Wuruk menurut sadja kepada nasihat Gadjah Mada ini. Utusan Sunda jang menghadap ke keraton Madjapahit dihina oleh Gacljali M a da dan tid a k diperkenankan bertemu dengan Hajam Wuruk. Hal ini menfmbulkan amarah para kesatria Sunda. Mereka bertekad bulat tidak akan imembaktikan puterinja, bagaimanapun akibatnja. Lebih baik mati daripada menerima penghinaan. Tentara Sunda jang datangnja ke Madjapahit tidak untuk berperang, djumlahnja tidak besar. Walaupun demikian mereka beberapa kali dapat memukul mundur tentara Madjapahit jang berlipat ganda banjaknja. Tetapi achirnja jang kuat djuga jang menang. Sri Baduga Maharadja gugur bersama-sama dengan semua kesatria-nja di Bubat. Hajam Wuruk sangat menjesal mendengar kedjadian ini. Ia pergi ke Bubat. Tetapi puteri Pitaloka. " Kudjang. 101

104 jang pantang diperisterikan oleh pembunuh ajah dan pengiring-pengiringnja jang setia, telah meninggal menikam diri. Menurut tjerita, Puteri Pitaloka waktu membunuh diri itu menggunakan patrem,,kudjang, sematjam sendjata penusuk jang lebih tua dari keris. Kudjang adalah sendjata Sunda aseli. Sekarang dipergunakan orang sebagai lambang djiwa kesatrija Sunda. ' XX. KEMBALI KE BANDUNG _ 1. m e n i n g g a l k a n k o t a b o g o r. Keesokan harinja.suherlan dengan isterinja, begitu pula Maman dan Didi telah ber-kemas- untuk kembali ke Bandung. Djadi djuga kalian pulang hari ini ke Bandung? tanja mang Utji. ^,,Ja mang, tjutiku hampir habis dan Maman dan Didi ingin ke Tjirebon dahulu sebelum pulang ke Tasik, djawab Su. herlan. Djam delapan pagi djip Suherlan sudah meninggalkan kota Bogor menudju ke Selatan. Karena masih agak pagi di djalan belum berapa ramai. Tjiawi telah mereka lalui, djalan mulai berkelok-kelok dan mendaki terus.,,kita singgah dahulu di Telaga Warna nanti, kata Tjeuk Jati. Baik. djawab Kang Herlan. Tjipajung dengan hotel-nja dan rumah- istirahat dari berbagai perusahaan dan kementerian meieka lalui sadja. Djuga Tjisarua dengan pemandian Tjibulan jang moderen. Dari mobil- jang berhenti dapat diduga berapa anjaknja pengundjung- jang datang kesini. Suasana riang-gembira dan gelak tertawa orang- jang sedang bersenda-gurau uieliputi tempat tersebut. Djauh benar bedanja dengan keadaan didalam Sanatorium penderita sakit paru- jang letaknja tidak djauh dari situ. Disini kesunjian dan ketenangan sadja jang kita dapatkan. Dimana setiap tertawa orang akan merupakan suatu pelang'garan. Disana sini namoak orangj sakit duduk terlentang diatas kursi-pandjang dibawah pohon-an jang rindang. Disuatu tempat lewat simpangan ke perkebunan,,gunung Mas ' kang Herlan 'memberhentikan djipnja. ;. 10$ -

105 ,,Sampailah kita ke Talaga Warna? tanja Maman.,,Belum, kata kang Herlan. Tjoba kaulihat ke kiri. Indah benar pemandangan dari sini. Djalan Raya jang mereka tempuh tadi, tampak berkelok-kelok dibawah mereka, bagaikan ular jang sangat pandjang melata mendaki gunung ditjelah- kebun teh. Agak ke kanan djauh ke belakang nampak perkebunan Megamendung. Dari lembah jang tertutup oleh kebun teh terdengar sajupsuara njanjian wanita- jang sedang memetik putjuk teh. Apakah mereka menjanji karena hidup bergembira atau sekedar untuk melupakan lelah, entahlah...,,mari kita terus lagi, kata Herlan. 2. T A L A G A W A R N A. Setelah melewati perkebunan Kiarapajung mereka tiba pada suatu tempat dimana terdapat beberapa kendaraan jang berhenti. Kang Herlan pun menghentikan mobilnja ditepi djalan. Mereka semua turun. Dari tepi djalan ke Talaga Warna berdjalan kaki hanja lima menit. Sudah banjak pengundjung jang ada ditepi danau ini. Sebagian ber-djalan2 mengelilingi danau melalui djalan ketjil didalam seinak-belukar. Lainnja jang takut akan lintah-darat berdiri di tepi jang sudah dibersihkaii. Ada djuga jang cfiiduk ditempat pendjual sate. Menurut tulisan jang terdapat di Batutulis, danau ini dibuat oleh Sri Baduga Maharadja Padjadjaran dan bernama Talaga Warna Mahavvidjaja. Menurut tjerita-temurun, orang- jang,,kawenehan (kebetulan, beruntungl dapat melihat danau ini berganti- warnanja.,,tak seberapa besarnja, kata Didi. Tampaknja demikian, kata Kang Herlan. Tapi tjoba kaulemparkan batu itu sekuat tenagamu ketengah, nanti kaulihat berapa djauh djatuhnja dari tepi. Maman dan Didi mentjobanja. Batu jang mereka lontarkan terbukti djatuhnja dekat sadja dari tepi.,,salah terka kami ini. kata mereka berdua. 103

106 Pada waktu2 tertentu ikan2 dalam danau ini menampakkan diri djuga di permukaan air. Kebanjakan ikan kantjra putih, sebesar betis orang dewasa. Tak ada orang jang mengambil ikan disini, Kang? Tidak, karena Talaga Warna termasuk Tjagaralam ; menangkap ikan disini dilarang. Ketjuali itu, orang menganggap danau itu keramat. Rum ah penindjauan Puntjak. disini. Kendaraan^hl^ m reka Pei gi ke Puntjak. Ramai benar djalan2 S 3 k ^ Perhentian' 0rang ber dangan. Pemandangan dari tp \ rang gubug peman' Timur maupun ke Barat tv lm memang sangat luas ; keride me-ngepul=kan Disebelah asan Selatan r,, namnak-. Selatan Onnuner nampak Ge- Gunung Gedin h^kerdia Rpinn Gunung ini sampai sekarang masih saabu n f «S!? 6rapa lama berselang.ia masih memunan se^ a rn ja, seperti Sukabumi, Gekbrong dan l^andjur t e la h d j^ b meliwati djalan ber-kelok- terus menudju Tjiandjur, nas dan Patift T Pens^ rahatan seperti: Puntjak, Tjiloto, Tjipa- Tempat2 iang terma^h ^ 3Sing lagi bagi para Pelantj 011Sh a w a n i a i a n * n j a m a " d a n p e - 104

107 Keramaian di kota2 mentjapai puntjaknja pada hari-' libur. Para hartawan, pengusaha2 besar, maupun pegawai tinggi banjak jang mempunjai bungalow2 jang indah dan mewah disini, jang dikelilingi taman2 bunga. Disamping itu hotel2 dengan kolam2 renangnja, dan rumah istirahat kepunjaan berbagai instansi tidak kurang banjaknja. Dengan demikian orang2 jang tak memiliki bungalow sendiri dapat djuga berlibur disini. Suatu pemandangan jang indah dari Puntiak. Di Tjipanas terdapat tempat istirahat bagi Presiden Republik Indonesia dan di Patjet Sanatorium bagi para penderita penjakit sjaraf. Tempat- ini djuga sangat termasjhur sebagai gudang sajurmajur dan kembang2an. Dari Tjimatjan ada djalan jang menudju ke,,kebun Pegunungan Tjibodas. Kebun ini, seperti halnja dengan Kebun Raja di Bogor, banjak sekali menarik pengundjung. Sesuai dengan namanja, jang terdapat di kebun ini hanja tumbuh2an jang memerlukan iklim-pegunungan jang lembab. Dari kebun inr kita djuga dapat berkundjung ke air-terdjun Tjibeureum. Tetapi berhubung dengan keamanan, sekarang hampir tak ada orang lagi jang pergi kesana. 105

108 Tidak seberapa lama setelah meninggalkan daerah,,libur dan istirahat mereka tiba di kota Tjiandjur. Dari sini langsung menudju Kota Kembang. XXI. MENONTON BIOSKOP,,Ada tamu rupanja di rumah kita, kata Tjeuk Jati, waktu mereka memasuki halaman.,,siapa kiranja? Pertanjaan ini segera terdjawab sebab sang tamu menampakkan diri di pintu depan. Kang Saleh dari Tjirebon! teriak Maman serenta iapun - melihat tamu itu. Bila kau datang, Leh? tanja Kang Herlan. Saleh adalah " adik Kang Herlan. Ia mendjadi Guru S.M.A. di Tjirebon. Tadi siang Kang. Setelah bersalam-salaman mereka semua masuk ke rumah...kebetulan kau datang, Leh. Adik-mu besok akan pergi ke Tjirebon. Djadi aku tak perlu lagi mengantar mereka.,,tidak kebetulan, Kang. Aku menerima surat dari Bapak, jang menerangkan bahwa Maman dan Didi sekembalinja dari Bogor akan terus ke Tjirebon. Aku datang kesini untuk mendjemput mereka. Setelah mandi mereka duduk- di serambi. Kang Saleh melihat- iklan dalam warta harian Pik\vavi Rakjat". A.i, di sore u\\ cuputar film Tarzan. Mari kita pergi menonton. Kau tidak lelah, M an?.,,biarpun agak lelah, kalau menonton ja suka sadja, sahut Maman. Aku tak kan turut, kata Tjeuk Jati. Girang benar hati kedua anak itu. Sambil bertukar pakaian mereka ber-siul- kegirangan. ' - ' Kau sudah berapa kali menonton bioskop Man? Baru satu kali sadja di Tasik. Nanti ini untuk kedua kalinja. Kau sudah berapa kali, Di?,,Masuk gedungnja pun belum pernah! Kalau begitu kau terbelakang benar, Di!.,,Betul aku ini orang udik sekali. Dulu aku pernah menonton film Djawatan Penerangan di alun- Mangunredja. 106

109 Belum lagi setengah enam kedua anak, Kang Saleh beserta kang Herlan sudah berangkat dari rumah. Sengadja mereka datang siang- supaja djangan kehabisan kartjis. Sesampainja di alun- sudah banjak sekali orang- berkumpul dimuka bioskop. Maman dan Didi merasa tjemas melihat orang sebanjak itu. Djangan- kita kehabisan kartjis, pikir mereka. Leh, kau turun dahulu untuk,,antri kartjis*. Aku akan parkir djip dahulu. Kang Saleh turun dan turut berdiri dibelakang deretan orang2 jang akan membeli kartjis. Kang Herlan, Martian dan Didi mcngamat-amati Kang Saleh jang ber-angsur- rnadju kedepan. Achirnja ia berdiri dimuka loket. Waktu ia kem u d i a n k e m b a l i Ceduag bioskop E l ta jang sekarang namanja temcnghampili me- ; a/, diganti djadi Puspita''. reka menggenggam empat helai kartjis, hilanglah segala ketjemasan pada Maman dan Didi. Ketiga orang mengikuti Kang Saleh n\l\5ulv kccli^aivi ruangan bioskop. Maman merasa bangga duduk di kelas I. Dulu waktu ia menonton di Tasik ia hanja duduk di kelas III. Kedua anak memperhatikan para pengundjung lainnja jang ber-angsurmasuk memenuhi ruangan. Lampu masih menjala semua. Sambil menunggu pertundjukan dimulai, diperdengarkan lagu- dari piringan hitam. Tidak sadja lagu- Barat tetapi djuga lagu- Indonesia. Bagi kedua sahabat kita segala sesuatu jang mereka lihat itu serba baru. Djam enam lampu- dipadamkan dan pr.da lajar putih tampak Selamat datang. Lalu ber-puluh- gambar reklame ber-ganti- nampak di lajar putih. Habis gambarj reklame menjusul Gelora Indonesia jang memperlihatkan kedjadianpenting di Tanah Air kita. 107

110 Mana si Tarzan? pikir Didi. Achirnja muntjullah diatas lajar putih Tarzan dengan kafilah jang hilang. Tempik sorak dan siulan penonton petjah memenuhi ruangan. Maman dan Didi tak ketinggalan bersorak dan bertepuk tangan. Mereka tak dapat lagi duduk tenang memperhatikan tjeritera jang dipertundjukkan pada lajar putih. Sebentar mereka berdiri, sebentar lagi mereka duduk. Mereka turut hidup dengan apa jang mereka lihat. Bersorak dan gelak tertawa djika Tarzan dapat memperdajakan lawannja. Turut tjemas dan gelisah djika Tarzan menghadapi kesukaran. Tingkah laku Chita, seekor sirnpansi (sebangsa kera), jang mendjadi sahabat dan penolong Tarzan sangat menarik mereka. Mereka heran, mengapa seekor binatang mempunjai ketjerdasan jang hampir menjerupai manusia. Kira- djarrj delapan pertundjukan bubar. Diluar gedung bioskop sudah banjak lagi orang ber-deret2 dimuka loket membeli kartjis untuk pertundjukan jang berikut-,,bagaimana, ramai tjeriteranja? tanja Tjeuk Jati.,,Wah hebat, Tjeuk. Aku kagum melihat ketangkasan Tarzan jang tampan dan si Chita jang tjerdas dan lutju. Ia se-olah'- seorang manusia, djawab Maman.,,Memang, Chita itu seekor kera jang sangat istimewa. XXII. PANGERAN KORNEL 1. R. S U R J A M E N D J A D I B U P A T I S U M E D A N G. Keesokan harinja Kang Saleh, Maman dan Didi bersiapsiap untuk berangkat ke Tjirebon. Barang2 bawaan mereka sudah terkumpul ; djuga oleh- untuk Ibu dan Pak Mantri dan untuk Bi Darma dari Kang Herlan dan Tjeuk Jati. Kira2 djam delapan Kang Herlan dan Tjeuk Jati mengantarkan mereka ke stasiun bis. Setelah meninggalkan keramaian kota Bandung bis meluntjur melalui Udjungberung dan Tjileunji menudju Tandjungsari. Satu kota ketjil jang resik di pegunungan. Hawanja se d iu k. pemandangan indah. Disini terdapat Sekolah Latihan Pertanian. Bis hanja sebentar sadja berhenti disini. 108

111 Lewat Tandjungsari djalan mulai ber-kelok". Tidak mengherankan, karena tidak djauh lagi djalan akan melalui Tjadas Pangeran jang mengandung riwajat. Maman dan Didi pun pernah mendengar nama ini. Sekarang mereka akan menjaksikannja sendiri. Mengapa djalan ini diberi nama demikian, pikir mereka. Nama Tjadas Pangeran diberikan orang sebagai kenangkenangan kepada djasa2 seorang Bupati dari Sumedang jang mendapat djulukan Pangeran Kornel. Namanja jang sebenarnja adalah Pangeran Kusumah Dinata, seorang Bupati keturunan Bupati Geusan Ulun. Siapa Pangeran Kornel itu? Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumah Dinata sewaktu mudanja bernama Raden Djamu. Ia adalah putera Raden Surjanegara, Bupati Sumedang. Waktu Dalem Surjanegara meninggal dunia, Raden Djamu masih kanak2. Maka jang menggantikan mendjadi Bupati Sumedang adalah Dalem Suralaja adik Dalem Surjanegara. Tetapi waktu Dalem Suralaja meninggal dunia, jang diangkat mendjadi Bupati di Sumedang tidaklah Raden Djamu jang pada waktu itu sudah dewas a, tetapi Adipati Tanubaja, Dalem Parakanmuntjang, anak Dalem Tanubaja dari Pagaden. Karena hasutan dan penghianatan Demang Dongkol, seorang kepertjajaan Dalem Tanubaja, Raden Djamu terpaksa menjingkir dari Sumedang. Ia menudju Limbangan. Dari Bupati Limbangan, jaitu saudara kakeknja, Raden Djamu mendapat nasehat untuk pergi ke Tjiandjuf. Bupati Tjiandjuv pada waktu itu termasuk Bupati jang sangat besar pengaruhnja. Di Tjiandjur Raden Djamu tidak terus menghadap ke Kabupaten, tetapi ia menetap di rumah seorang peladang bernama Dira. Dalam suatu perburuan rusa, jang diadakan oleh Kangdjeng Dalem, orang2 sangat mengagumi ketangkasan Raden Djamu dalam memburu. Ia dipanggil menghadap ke Kabupaten, dimana ia menerangkan asal-usulnja, dan menjerahkan surat jang dibawanja dari kakeknja, Dalem Limbangan. Dalem Tjiandjur sangat tertarik oleh pemuda ini, jang halus budi-bahasa dan tingkah-lakunja. Oleh karena itu ia mempersilahkan Raden Djamu untuk menetap di Kabupaten dan.membantu pekerdjaan di kantor. Lama-kelamaan ia diangkat mendjadi Kepala Tjntak di Tjikalong dengan nama Raden 109

112 Surja Karena pekerdjaannja baik ia diangkat lagi m e n d ja d i Pa tih di Sumedang dengan nama Roden Demang lam tahun 1791 ia diangkat mendjadi Bupati di Sumeda g. ngan mendapat gelar Tumenggung. Pengangkatan mi n P sambutan jang hangat dari kalangan bangsawan maupun J Sumedang. Sekarang Sumedang diperintah lagi oleh putera medang asli. 2. T JA D A S P A N G E R A N. Sewaktu pemerintahan Hindia Belanda, dibawah Gubernw Djendral Marsekal Daendels, membuat djalan raja jang meng hubungkah Anjer dengan Banjuwangi, semua Bupati jang daerahnja dilalui oleh djalan raja itu diwadjibkan memban u. Djuga Bupati Sumedang, jang waktu itu telah bergelar Pange ran Kusumah Dinata, tidak terketjualikan. Kebetulan pekei djaan pembuatan djalan ini di daerah Sumedang tidak beidja lan selantjar di daerah2 lain. Pada suatu waktu Marsekal Daendels akan datang memeriksa pekerdjaan ini. Para pembesar sangat gelisah mendengai kabar ini. Mereka insjaf bahwa pekerdjaan berdjalan kurang lantjar, sedangkan mereka ketahui benar bahwa Marsekal Daendels memerintahnja sangat keras. Ia tersohor sebagai Tuan Besar jang bergurat batu dan bertangan besi. Tetapi Pangeran Kusumah Dinata sendiri tidak merasa gentar, untuk membela rakjatnja ia bersedia berkurban. Ia tak sampai hati mendengai kan keluhan rakjat. Pekerdjaan jang mereka lakukan itu memang sangat berat. _ Saat jang menentukan achirnja tiba. Tuan Besar beseita para pengiringnja datang di tempat Pangeran Kusumah Dinata menunggu. Dan disinilah terdjadi peristiwa jang mengedjutkan semua orang jang hadlir. Dan tidak kurang terkedjutnja Marsekal Daendels sendiri.. Ketika ia mengulurkan. tangannja, maka tangan ini disambut oleh Pangeran Kusumah Dinata dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannja memegang hulu keris. Setelah hilang kedjutnja Marsekal Daendels m e m b e la la k - kan mata. Giginja terkatup. Gerahamnja bekertak. Sekali-kali tidak ia sangka, bahwa seorang Bupati berani bertindak demi- 110

113 kian. Tangan jang berdjabat salam beralih meraba tongkat. Ia seakan-akan akan memukul. Sekalian jang hadlir bagaikan terpaku pada tanah. Muka mereka putjat dan detak djantung mereka hampir terdengar. Dalam hati masing- timbul kechavvatiran akan nasib Pangaulaan mereka. Bukan tandingnja: Pangeran Kusumah Dinata berhadapan dengan Marsekal Daendels, Gubernur Djendral jang mendapat djulukan Tuan Besar Guntur. Wakil Radja dan Pemegang Kekuasaan tertinggi diseluruh Hindia Timur. Jang berwenang menggantung tinggi dan membuang djauh. Mustahil ia akan membiarkan dirinja dihina oleh seorang Bupati. Tetapi... orang jang mereka chawatirkan itu rupa-rupanja sedikitpun tidak gentar. Apalagi takut. Ia tegak berdiri bagaikan patung. Tangan kanan menggenggam hulu keris. Dengan matanja jang tadjam ia tak lepas menatap Tuan Besar. Rupa-nja mata Pangeran Kusumah Dinata mempunjai kekuatan gaib, jang dapat menundukkan hati orang. Buktinja... setelah berpandang-pandangan beberapa saat lamanja, maka se-konjong- Tuan Besar menundukkan matanja. Airmukanja berubah mendjadi djernih. Dengan suara jang lemah lembut ia bertanja apakah sebabnja Dalem menjambut salamnja dengan tangan kiri. Dengan suara jang tenang Kangdjeng Pangeran mendjawab :,,Kangdjeng Tuan Besar saja tidak kuasa mendjalankan perintah Kangdjeng Tuan. Perintah Kangdjeng Tuan tidak akan dapat didjalankan dalam keadaan seperti ini. Bukan maksud saja menolak perintah. Tidak pula saja melalaikan kewadjiban. Bahkan saja. sendiri ingin pekerdjaan ini akan lekas selesai. Tetapi saja menginginkan pertimbangan jang adil. Pekerdjaan jang harus saja lakukan ini lebih berat dari pekerdjaan jang lain. Karena saja berkejakinan. pertimbangan dan keadilan itu tidak dapat saja harapkan dari Kangdjeng Tuan Besar, Bupati Sumedang jang bernama Pangeran Kusumah Dinata akan memberi bukti. Ia lebih suka mati berkalang tanah daripada dipaksa melakukan sesuatu jang tidak sesuai dengan hatinja. Ia lebih suka disebut mendurhaka daripada dituduh membunuh rakjat sendiri. Ia tidak dapat menjuruh mereka melakukan pekerdjaan ini, sedangkan ia tahu, bahwa jang akan dimakan oleh mereka dari hari ke hari sudah tidak tjukup. v i l l

114 i n P n ^ T 8,naT,Pak benar bahwa hati Tuan Besar itu sudah manis T^ohal h berkatalah ia dengan suara jang s a n g a t lam n p t? g6n {BuPati) tjeriterakan apa sadja dalam pekerdjaan ini jang memberatkan rakjat. ' Maka ditjeriterakanlah betapa beratnja menggali gunung tjadas. Ter-lebih- djika perkakas jang dipergunakan itu hanja tjangkul dan tembilang. Orang2 jang bekerdja harus didatangkan dari kampung-kampung lain, karena disini tak ada orang tinggal. Mereka harus meninggalkan anak isterinja. Sawah, ladang dan ternak tak terpelihara Perkakas mereka sebab dipergunakan untuk menggali tjadas akan lekas sekali rusak Untuk menggantinja harus mengeluarkan biaja sendiri. Jakinlah sekarang Tuan Besar bahwa pekerdjaan terlambat karena semata-mata beratnja pekerdjaan, dan tidak karena kelalaian atau kemalasan jang memimpin Ia P6 tahkan kepada Adjudan Batu peringatan di T jadas Pangeran- dapat PenggaU disini. t^ d as^ ^ p emmetjah eyah ^batu- ^ b besar jang djuga d6ngan banjak perf tei- tkas sadja. 3ng Sumedang hanja diwadjibkan membantu sekedarnja lurkan tangannja^ang''d S e * 3'3 TU3n Besar sekaii lagi mengu Kangdjeng Pangeran. Penuh hormat disambut oleh Tuan. 6Sai berkata '»Kegen, saja memudji keberanian 112

115 Kedjadian ini diikuti oleh semua prijaji dan kepala jang berada disitu. Mereka sangat kagum melihat tindakan Bupatinja. Tak mengherankan bahwa mereka sesudah kedjadian ini bertambah patuh dan sajangnja 'kepada Kangdjeng Pangeran jang mereka pandang sebagai Wali. Kangdjeng Pangeran Kusumah Dinata atau Pangeran Kornel wafat dalam tahun 1828 di Sumedang. 3. K OTA BULUDRU. Kota Sumedang, dahulu tempat kedudukan seorang Bupati jang 'mendjadi atasan dari Bupati2 Sukapura, Limbangan, Parakanmuntjang dan Ukur, sekarang hanja kota ketjil sadja. Karena gerakan kebersihan kota jang diadakan disana, kota ini mendapat djulukan Kota Buludru. Ber-hatPlah anda djika melalui kota ini, djangan se-kali2 membuang sampah di djalan.,,pengawal Kebersihan Kota akan memerintahkan anda memungut kembali sampah jang anda buang. Maman dan Didi jang diberitahu oleh Kang Saleh tentang peraturan ini bex -djaga2 djangan sampai mereka membuat pelanggaran. Dari Sumedang perdjalanan dilandjutkan dengan melalui daerah2 jang sangat makmur sepei'ti Tjimalaka, Tjibeureum dan Paseh. Rumah penduduk jang nampak ditepi djalan disini tak seberapa kalahnja daxi rumah2 di kota2 besar. Dari desa Legok ada djalan jang menudju ke Utax-a. Djalan ini adalah djalan,,daendels lama jang setelah melalui Tjonggeang dan Vdjungdjaja, di TjidjeJag dekat Tomo bertemu kembali dengan djalan baru jang melalui Njgliiuluilg. Lewat Njalindung pemandangan kiri-kanan djalan berlainan dari tadi. Dusun2 jang makmur tak tampak lagi, sawah2 berkurang. Dikiri djalan terdapat dibeberapa tempat tanaman2 djati jang nampaknja tidak seberapa baiknja. Disana-sini terdapat djuga tanah jang longsor. Hawa berangsux'-angsur mendjadi panas. Dari Kadipaten ditepi djalan mulai tampak tanaman2 tebu dan disana-sini tampak tjerobong2 putih jang mengepul-ngepulkan asap, mendjulang tinggi keangkasa. Daerah ini memang da- Tanah Surds 113

116 erah gula dan daerah Tjirebon adalah satu2nja daerah di Djawa Barat dimana terdapat pabrik2 gula. Disamping pabrik2 gula di daerah2 ini djuga terdapat tempat2 pembakaran genteng dan bata dan tempat- pembakaran batukapur. Bahan batukapur diambil orang dari gunung Koromong. Suatu pegunungan jang karena tindakan2 jang tidak bertanggungdjawab sekarang merupakan daerah tandus. Disini Maman dan Didi untuk pertama kalinja melihat gerobak jang dihela oleh kerbau. Gerobak ini mengangkut batukapur dari tempat penggaliannja ke-tempat2 pembakaran: Bis jang mereka tumpangi achirnja sampai di Gunungsari, tempat perhentian bis dari kota Tjirebon. Dari Gunungsari mereka naik per ke rumah kang Saleh jang letaknja di Pulasaren. Per adalah delman dalam logat Tjirebon. XXIII. SUNAN GUNUNG DJATI Rumah Kang Saleh letaknja tidak djauh dari keraton2 para Sultan, jaitu Sultan Kasepuhan, Sultan Kanoman, dan Sultan^ Katjirebonan. Menurut sedjarah Sultan ini adalah keturunan Sunan Gunung Djati. Sunan Gunung Djati atau Fathan 1), seorang ulama dan turunan Nabi s.a.w., adalah salah seorang dari sembilan Wali jang menjebarkan Agama Islam. Ia berasal dari Paseh suatu daerah di Sumatera Utara. Dalam awal abad keenambclas ia pergi ke- Mekkah untuk memperdalam pengetahuannja tentang Agama Islam. Ia berdiam disana beberapa tahun. Waktu ia kembali di Tanah Air, Paseh telah diduduki oleh orang Portugis. Karena ia beranggapan bahwa ia disana tak akan mungkin mengembangkan agama, maka pergilah ia ke pulau Djawa, jakni ke Demak. Ia diambil menantu oleh Sultan Demak dan diberi tugas untuk meng-islamkan Djawa Barat. Ia menetap di Gunung Djati dekat Tjirebon, sampai meninggalnja dan dimakamkan di Gunung Sembung. Disamping. ini ada keterangan lain mengenai.sunan Gunung Djati ini. ) Fathan, oleh Portugis disebabkan salah tulis didjadikan F aletehan. 114

117 Menurut tjeritera rakjat, Prabu Siliwangi dari Padjadjaran mempunjai tiga orang anak, jaitu : Radja Tjakra Buana, Radja Sengara dan Nji Dalem Satang. Waktu Radja Tjakra Buana pergi berziarah ke Mekah, adiknja perempuan menjertainja. Di Mekah Nji Dalem Satang dipinang oleh Radja Bani Israel. Pinangan Radja ini diterima tetapi dengan sjarat bahwa anaknja nanti harus mendjadi Wali Agung jang akan meng-islamkan rakjat tanah Djawa. Radja Bani Isi ael menjanggupinja. Maka menikahlah ia dengan Nji Dalem Satang jang berganti nama : Sjarifah Modaim. Dari per- Itawinan ini lahir seorang anak laki2 jang diberi nama : Hidajat Sjarif. Setelah dewasa Hidajat Sjarif jang telah tjukup ilmunja tentang Agama Islam pergi seorang diri ke pulau Djawa. Dari Sunan Ampel ia mendapat tempat di Gunung Djati. Banjak benar pengikut2 Hidajat Sjarif turut bertempat disitu. Namanja termasjhur kemana2. Ia biasa disebut orang Sunan Gunung Djati. Namanja jang lengkap adalah Sjech Nurdin Ibrahim Maulana Israil, atau djuga Sjech Maulana Hidajatullah. Pada suatu ketika salah seorang pengikutnja memohon kepada Sunan Gunung Djati untuk mendjadi radja di Udjungkulon jang daerahnja meluas dari Udjungkulon sampai ke Kali Pamali. Sunan Gunung Djati menjanggupi permohonan itu akan tetapi akan meminta idzin dahulu kepada Ibunja di Mekah. Dalam perdjalanannja ke Mekah Sunan Gunung Djati singgah dahulu di negeri Tiongkok. Radja Tiongkok jang mendapat kabar tentang kedatangan Sunan Gunung Djati, mempersilahkannja datang menghadap ke istana. Ia ingin mengudji kepandaian Sunan Gunung Djati jang telah banjak ia dengar itu. Sebelumnja Sunan Gunung Djati datang, Radja menjuruh seorang puterinja berpakaian sebagai seorang wanita hamil. Waktu Sunan Gunung Djati datang, keluarlah sang Puteri. Radja Tiongkok bertanja kepada Sunan Gunung Djati, apabila sang puteri itu akan bersalin. Menurut penglihatan patik jang bodoh, tidak lama lagi.puteri Baginda akan bersalin. Mendengar perkataan ini, bukan main murka Baginda. Sang Radja berkata, bahwa Sunan Gunung Djati itu penipu dan pem- 115

118 bohong. Segala jang ia dengar tentang kepandaian dan ilmu Sunan Gunung Djati bohong belaka.,,ketahuilah Tuan, anak saja se-kali2 tidak hamil. Tuan telah menipu orang2 dengan mengatakan, bahwa Tuan seorang alim. Sunan Gunung Djati tidak mendjawab sepatah katapun. Seketika itu ia diusir dan harus meninggalkan daratan Tiongkok. Tetapi apa jang telah terdjadi sepeninggalnja Sunan Gunung Djati? Tidak lama kemudian puteri Tiongkok itu b e r s a l i n. Waktu Sang Radja mendengar hal ini, sangat murkanja ia kepada puterinja. Sang puteri, jang merasa tak berdosa, xnenangis tersedu-sedu, sambil memohon ampun kepada ajahnja. Tetapi segala ratap tangis sang Puteri itu tak dapat m e l u n a k k a n hati Baginda. Sang Puteri diusir dan meninggalkan negara. la dinaikkan diatas perahu jang ditolak ketengah laut. Titah Baginda ia harus menikah dengan laki-, jang ia pertama djumpai. Dengan takdir Jang Maha Kuasa, perahu achirnja sampai di pulau D j a wa, terdampar di pantai Muaradjati. Dalam keadaan pingsan, sang puteri diketemukan oleh Sunan Gunung Djati. Ia dibawanja dan dipelihara baik2. Karena telah ada pesan sang Radja, puteri Tiongkok ini diambil isteri oleh Sunan Gunung Djati, jaitu laki-laki pertama jang raenemukannja. Demikian tjeritera rakjat! Sunan Gunung Djati bekerdja terus dalam usahanja mengembangkan agama Islam. Daerah2 jang ditaklukkannja meliputi Talaga, Galuh, Tjiamis, Kuningan, Sumedang, Bandung, Banten dan Djakarta. Sunan Gunung Djati dimakamkan diatas isebuah bukit *.,»,... P m tu g erb a n g p a sa rean S u n a n G u n u n g D jattja n g b c m a m a Pa.si*l Foto: Djapen. prop. Djabar. 116

119 Djati, di kampung Astana. Pasarean Sunan Gunung' Djati dianggap orang keramat. Banjak sekali orang datang berziarah kesana. Terutama dalam bulan Maulud. Sekeliling pasarean itu dipagari tembok berlapis-lapis. Orang- kebanjakan hanja diperkenankan Ziarah dipasarean Sunan Gunung D jati Tjirebon. F oto : Djapen. Prop. Djabar. berziarah diluar sadja. Jang diidzinkan masuk ke makam hanja para keturunannja, jaitu Sultan Kasepuhan, Sultan Kanoman, Sultan Katjirebonan dan dahulu djuga Bupati Tjirebon. K asepuhan Tjirebon. Foto : D japen. Prop. Djabar. 117

120 Kota Tjirebon adalah Kota-Besar. Karena letaknja ditepi pantai merupakan djuga pelabuhan alam untuk pantai Utara. Pada sore harinja Maman dan Didi sempat djuga dibawa berkeli'ling kota oleh Kang Saleh, dengan menumpang per. Jang mereka tudju pertama-tama adalah Tjangkol ditepi laut. Disana terdapat sebuah pematang jang dibuat orang dari tembok. Lebarnja lebih dari satu meter dan mendjorok djauh ke laut. Gunanja untuk memetjah gelombang. Laut disini dangkal. Kapal2 besar di pelabuhan Tjirebon tak dapat merapat ke darat. Djika kita akan naik kapal, kita harus berperahu tambangan dahulu. Begitu djuga barang jang akan dimuat atau jang akan dibongkar, harus dimuat dari atau dibongkar kedalam perahu. Menurut keterangan Kang Saleh, tidak semua pelabuhan di Djawa keadaannja sama dengan pelabuhan Tjirebon. Di pelabuhan Tandjung-Periuk atau Surabaja keadaannja lebih modefia /a i K ota Tjirebon. F oto : D japen. Prop. D jabar. ren. Orang2 jang naik kapal disana mudah sadja. Dari pangkalan orang naik tangga, dan tibalah diatas geladak kapal. Sajang ja, Di, :kita tak dapat naik di kapal. Aku ingin sekali imelihat kapal2 besar dari dekat. Dari Tjangkol mereka menudju Pasuketan dimana terdapat toko2 besar. Dari sini terus ke Karanggetas, dan selandjutnja ke Kedjaksan, dimana terdapat Balai-Kota Tjirebon dan stasion 118

121 kereta api. Dengan melalui Krutjuk mereka achirnja tiba di Gunungsari dengan lapangan olah-raga dan stasion-bisnja jang baru dan selandjutnja pulang kembali ke Pulasaren. Dalam hari-hari Maulud djalan Pulasaren merupakan djalan jang ramai. Apalagi pada malam gerebegnja. Orang2 dari luar kota dengan membawa rupa2 hasil bumi seperti beras, kelapa, sajurmajur dll. ber-dujun2 menudju keraton2 para Sultan menjampaikan pangbakti mereka. Tidak djauh dari Tjangkol berdiri dengan megah pabrikrokok kepunjaan B.A.T. (British American Tabacco Coy). Disinilah dihasilkannja sigaret Escort. Kesenian Tjirebon adalah landjutan dari kesenian Hindu- Djawa jang sedikit banjak dipengaruhi oleh kesenian Tionghoa. Bangunan2 lama jang masih tinggal a.i. Keraton Kasepuhan jang didirikan dalam zaman Islam dengan gaja Hindu. Disebelah Barat alun2 Kasepuhan terdapat mesdjid jang menurut tjerita orang didirikan oleh Sunan Gunung Djati. XXIV. KEMBALI KE TASIK Maman dan Didi tak lama tinggal dengan kakaknja di Tjirebon. Keesokan harinja mereka sudah berangkat lagi dengan bis menudju Tasikmalaja. Maman tidak untuk pertama kalinja menempuh djalan ini. Ia sudah dua kali pergi ke Tjirebon dengan Bapaknja. Oleh karena itu ia sedikit2 dapat djuga menerangkan apa2 jang mereka lihat di djalan.,,sebentar lagi kau akan clapat melihat laut, kata Maman kepada Didi. Lihat sadja ke kiri. Benar sadja, pada suatu tempat jang tinggi letaknja tampak djelas Laut Djawa dengan disana-sini perahu2 jang tengah berlajar. Agak djauh ke tengah nampak kapal besar. Karena asjik berbitjara tak terasa oleh kedua anak itu, bahwa mereka sekarang telah mendekati simpang djalan ke Linggardjati. Linggardjati suatu nama jang bersedjarah dalam perdjoangan kemerdekaan kita. Disini dalam tahun 1946 diadakan perundingan antara wakil2 Pemerintah Indonesia dengan wakil2 Pemerintah Belanda, dibawah pimpinan Lord Killearn seorang 119

122 diplomat bangsa Inggeris. Perundingan ini menghasilkan apa jang dinamakan,,persetudjuan L in g g a r d ja tidalam Persetudjuan ini Belanda mengakui kekuasaan de facto Pemerintah Indonesia atas pulau Djawa, Madura dan Sumatra. Persetudjuan jang ditandatangani di Djakarta pada tanggal 25 Maret 1947, pada bulan Djuli berikutnja telah dilanggar oleh Belanda de- Karena hawanja jang sedjuk, maka Linggardjati pada zaman sebelum perang dunia kedua, merupakan tempat peristirahatan bagi orang2 Tjirebon. Orang2 jang berada mendirikan bungalow2 jang indah disini. Lewat Linggardjati terdapat tempat2 pemandi-. F oto : D japen. prop. D jabar. an (111CJ 1\(1 'YVUT( J) dan Tjibulan. Sangkanurip dengan air panasnja jang mengandung jodium, sedangkan di kolam-renang Tjibulan terdapat ikan2 kantjra putih jang besar2. Kata orang ikan2 ini keramat. Karena itu tak ada orang jang berani menangkapnja. Didekat kolam ini terdapat djuga tempat jang berkeramat. Menurut djuru-kuntjinja ini adalah patilasan Prabu Siliwangi dengan sumur-tudjuhnja. Setelah Sangkanurip dan Tjibulan tibalah mereka di Kuningan. Djalan Raja melalui pasar jang letaknja pada kedua belah djalan. Ramai benar pasar ini. Setelah berhenti sebentar, bis madju lagi... Hai, ada djalan kereta api disini? tanja Didi agak heran. Bukan djalan kereta api, kata Maman. Itu hanja djalan lori pengangkut bahan2 untuk pembangunan waduk Darma. Kata Bapak, waduk ini besar sekali, luasnja kira2 7 ha dan akan dapat mengairi sawah seluas ha. Sajang hingga sekarang 120

123 belum djuga selesai. Sedangkan pekerdjaannja sudah dimulai sedjak zaman sebelum perang. Didi termenung. Pandai benar si Mam an ini, pikirnja. Tetapi renungannja tak lama kemudian terhapus oleh peraandangan-pemandangan jang indah. Tak kalah indahnja dengan pemandangan2 jang dilihatnja di daerah Puntjak. Bedanja disana dihiasi dengan rumah2 jang indah dengan halaman-nja jang penuh dengan bunga-an jang beraneka-warna. Sedangkan disini hanja alam jang imurni, disana-sini rumah2 rakjat jang sangat sederhana. Djalan berkelok-kelok, ke kiri ke kanan ; tadi mendaki sekarang menurun. Terus turun sampai di Tjikidjing. Lewat Tjikidjing pemandangan berganti. Kiri-kanan djalan sawah, sedjauh-djauh mata anemandang. Djalannja sekarang sangat buruk. Bakun sudja tidak beraspal, malahan dibeberapa tempat batu2nja terbenam dalam lumpur. Para penumpang seakan-akan terkotjok didalam bis. Tetapi achirnja mereka terlcpas djuga dari siksaan ini. Se-akankegirangan, bis meluntjur diatas djalan jang beraspal rata, melalui daerah- jang sangat makmur : Kawali, Buniseuri dan Tjiamis. Ditepi djalan banjak sekali terdapat pabrik1 atji dan 'tempat2 penggergadjian kaju. Sawah, kebun ubi kaju dan kebun kelapa saling berganti. Tjiamis memang termasjhur akan minjak kelapanja. Selainnja itu kain batik, pajung dan ketjapnja tidak asing lagi bagi penduduk Djawa Barat. Dari Tjiamis ke Tasikmalaja tidak djauh. Tempat jang penting antara kedua kota ini adalah Tjikoneng. Disini terdapat pembatikan2 besar. Rumah2 jang mewah dan besar ditepi djalan menundjukkan, bahwa penduduk Tjikoneng termasuk 121

124 orang- jang berada. Orang Tjikoneng djuga terkenal akan keachliannja dalam membuat krupuk atji. Mereka membuat krupuk ini tidak terbatas dalam daerahnja sendiri sadja, tetapi djuga merantau ke daerah-daerah lain. Di Djawa Tengah atau Djawa Timur djika kita djumpai pabrik krupuk atji, dapat kita pastikan bahwa pemiliknja berasal dari Tjikoneng. Djam dua siang kedua sahabat kita telah berada lagi dirumah Mang Darma. Suratmu kuterima djuga. Banjak benar jang telah kaulihat- Bagaimana puaskah kamu berdua? Tentu. Kamu berdua masih kanak2. Hari depanmu penuh mendapat kesempatan lagi untuk melihat daerah lainnja djuga.,,puas sekali, Mang! Jang telah kami lihat sebenarnja lebih banjak dari apa jang kami tuliskan. Mudah2an kita akan dengan segala kemungkinan. Bila kau akan pulang ke Tjibalanarik? Kami kira besok pagi sadja, Mang.,,Liburanmu kan masih ada beberapa hari lagi. Mengapa tidak pergi dahulu ke Pangandaran. Mamang besok akan pergi kesana. Ada urusan dagang. Baik kau berdua turut sadja. Banjak pemandangan2 jang indah disana. Maman dan Didi tidak menolak adjakan Mang Darma ini. XXV. KE PANGANDARAN Keesokan harinja Maman dan Didi bersama Mang Darma sudah berada lagi dalam bis jang meluntjur tjepat kedjurusan Tjiamis. Di Tjiamis setelah berhenti sebentar terus lagi kedjurusan Bandjar. Lewat Bodjong sebelum menjeberangi sungai Tjimuntur ada sebidang tanah jang sangat lebat pohon-pohonannja. Ini hutan Bodjong Galuh, kata Mang Darma. Disini terdapat patilasan (bekas-bekas) Tjiung Wanara. Tjerita Tjiung Wanara kau tentu sudah kenal. Maman dan Didi mengamat-amati hutan jang ditundjuk oleh Mang Darma. Seram benar nampaknja! Setelah mampir di Bandjar bis meluntjur terus menudju ke Selatan. Djalan jang mereka lalui makin lama makin 122

125 buruk. Tidak beraspal. Dibeberapa tempat nampak bekas2 terendam air. Daerah ini memang salah satu daerah jang sangat banjak diganggu bandjir. Kerugian akibat bandjir2 ini berdjuta-djuta rupiah besarnja. Be-ratus2 ha. sawah tergenang air. Sawah jang didapat dengan djalan pengeringan Rawa Lakbok, kembali mendjadi rawa. Banjak ternak jang binasa. Rumah penduduk jang hantjur. Dan djiwa manusia jang melajang. Tjan&krungan ditepi pantai Pangandaran. F o t o : D japen. prop. D jabar. Walaupun dengan setjara tersentak-sentak achirnja bis sampai djuga ke tempat jang ditudju. Mang Darma, Maman dan Didi pergi ke rumah sahabat Mang Darma. Pada sore hari ketiganja pergi ke pantai. Jang ditudju pertama-tama ialah pantai sebelah Barat dimana terdapat tjangkrungan 1) atau,,taman laut jang terkenal itu. Diwaktu pasang surut tjangkrungan jang tadinja terendam itu berubah mendjadi daratan jang berair. Pada waktu inilah kita dapat melihat keindahannja jang sebenarnja: bermatjam-matjam binatang dan tumbuh-tumbuhan air tampak indah beraneka warna. Pantai disebelah Barat jang landai itu memberikan kesempatan untuk berenang-renang pula. Ditepi pantai ini dulu ber- ] ) T jangk ru n gan berasal dari kata Sunda tjangkrung (njangkrung) dipakai bagi air djika tertinggal pada tjekumg2 k etjil (batu, daun-daunan dsb.). D isin i dim aksudkan air jang tertinggal di tiekung2 batu karang. 123

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) : Varia No. 406 Hal. 4 1966 (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 43 Tahun 1970 1 September 1970 No: 8/P/LK/DPRD-GR/1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KARANGASEM Menetapkan

Lebih terperinci

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Undang-undang 1946, No. 22 PENTJATATAN NIKAH. Peraturan tentang pentjatatan nikah, talak dan rudjuk. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1) bahwa peraturan pentjatatan nikah, talak dan rudjuk seperti

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR 30 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A Oktober 1968 6 Peraturan Daerah Propinsi Djawa Timur Nomor 3 tahun 1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Kencana, No. 2 Hal. 6 Th I - 1958 Drs. Asrul Sani SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Tjatatan: Drs. Asrul Sani adalah terkenal sebagai seorang essays jang djuga termasuk salah seorang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR Menetapkan Peraturan Daerah Jang Berikut : PERATURAN DAERAH TENTANG MENGADAKAN

Lebih terperinci

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN PEMUNGUTAN SUMBANGAN IURAN UNTUK MEMBANTU PEMBIAJAAN PENJELENGGARAAN RADIO REPUBLIK INDONESIA KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. :18/1969. 2 Mei 1969 No.5/DPRD-GR/1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI Menetapkan Peraturan Daerah sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 16/1963 20 April 1963 No. 7/DPRD-GR/1963.- DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BADUNG Menetapkan

Lebih terperinci

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa 1 Maka barang jang sudah ada daripada mulanja, barang jang telah kami dengar, barang jang telah kami tampak dengan mata kami, barang jang telah kami

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1.

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1. No.6/ 1959. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. menetapkan peraturan-daerah sebagai berikut : PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1. (1) Dalam

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 No.10/ 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969 LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun 1969 28 Mei 1969 No. 6 a 1/DPRDGR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan. 1955. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1955. Tentang TANDA-NOMOR DAN SURAT-TANDA-NOMOR BAGI KENDARAAN BERMOTOR DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN No. 180 TAHUN 1953 TENTANG PERATURAN TENTANG PEMERIKSAAN-KAS PADA PARA BENDAHARAWAN JANG MENERIMA UANG UNTUK DIPERTANGGUNG DJAWABKAN DARI KANTOR-KANTOR PUSAT PERBENDAHARAAN OLEH PARA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA Menetapkan peraturan daerah sebagai berikut :

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA Menetapkan peraturan daerah sebagai berikut : TJETAKAN KE II TANGGAL 1 MARET 1958 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke III tg. 1 2-1953. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1953. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA

Lebih terperinci

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des.1952. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun 1952. TENTANG PEMADAM API DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 3 / 1966 14 Desember 1966 No. 1/DPRD.GR./1962. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANGLI Menetapkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk mendjamin bagian jang lajak dari

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 66 tahun 1970 20 November 1970 No: 11/DPRD-GR/A/Per/29 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 37/1968 31 Desember 1968 No. 4/D.P.R.D.-G R./1965 Pasal 1. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 30/1963 5 Juli 1963 No : 2/DPR/1962 DEWAN PERWKAILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BULELENG Menetapkan peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 25/1963. 8 Djuni 1963. No. 12/DPRD/1962. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BULELENG Menetapkan

Lebih terperinci

Tesalonika pertama 1. Tesalonika pertama 2

Tesalonika pertama 1. Tesalonika pertama 2 Tesalonika pertama 1 Salam doa 1 Daripada Paulus dan Silwanus dan Timotius datang kepada sidang djemaat orang Tesalonika pertama jang didalam Allah, jaitu Bapa kita, dan didalam Tuhan Jesus Keristus. Turunlah

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954. Tjetakan ke 2 tgl. Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni 1954. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1954. Tentang PERIZINAN MEMBUAT REKLAME DAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 1

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 1 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 7 TAHUN 1953 TENTANG MENDIRIKAN DAN MENJEWAKAN KIOSK DI TANAH MILIK DAERAH DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 9 TAHUN 1953 TENTANG PENDJUALAN MINUMAN KERAS DAN PEMUNGUTAN PADJAK ATAS IZIN PENDJUALAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 55 TAHUN 1972 TENTANG PENJEMPURNAAN ORGANISASI PERTAHANAN SIPIL DAN ORGANISASI PERLAWANAN DAN KEAMANAN RAKJAT DALAM RANGKA PENERTIBAN PELAKSANAAN SISTIM HANKAMRATA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1972 TENTANG PENJEMPURNAAN ORGANISASI PERTAHANAN SIPIL DAN ORGANISASI PERLAWANAN DAN KEAMANAN RAKJAT DALAM RANGKA PENERTIBAN PELAKSANAAN SISTIM HANKAMRATA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 10/1963 13 April 1963 No.5 /DPRDGR/1963. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BADUNG Meretapkan Peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa telah tiba saatnja untuk membentuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 12/1968 30 Agustus 1968 No. 1/DPRD.GR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954. Tjetakan ke 2 tgl. 1 Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 6 TAHUN 1954. Tentang TAMAN PEMAKAIAN PEMELIHARAAN DAN

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10 No.11/ 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 5 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 5 TAHUN 1954. Tjetakan ke 2 tgl. 1 Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 5 TAHUN 1954. Tentang TAMAN SRIWEDARI DAN TAMAN BALAI KAMBANG

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND

HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND Suatu tindjauan singkat oleh Dr. Dieter Bartels Karangan ini adalah berdasarkan penelitian anthropologis jang dilaksanakan oleh penulis selama tahun 1974-75

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

AKSARA ARAB MELAYU (JAWI) DAN NASKAH MELAYU

AKSARA ARAB MELAYU (JAWI) DAN NASKAH MELAYU AKSARA ARAB MELAYU (JAWI) DAN NASKAH MELAYU Universitas Gadjah Mada 1 PELADJARAN I 1. Huruf Arab Indonesia, semula dinamai huruf Melaju Arab. Sesuai dengan perkembangan bahasa Melaju hingga mendjadi bahasa

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1954, TENTANG SURAT MENGEMUDI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei. 1955 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955 TENTANG KANTOR PERKREDITAN DAERAH. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5 No. 5 Tahun 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953.

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953. Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli. 1953 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953. TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBANTAIAN HEWAN, PEMERIKSAAN DAGING

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 Berita Negara RI No... Tahun 1950 PENGADJARAN. Peraturan tentang dasar pendidikan dan pengadjaran disekolah. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:bahwa perlu ditetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 1 / 1966 14 Desember 1966 No. 8/D.P.R.D.G.R./1962 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 32 tahun 1970 19 Agustus 1970 No. 3/PD/26/1970. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KLUNGKUNG Menetapkan peraiuran

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 13 tahun 1970 29 April 1970 No. 2/DPRDGR/A/Per/15. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

Timotius pertama 1 Salam doa Nasehat supaja tetap didalam pengadjaran jang benar Sjariat Torat jang sebenarnja

Timotius pertama 1 Salam doa Nasehat supaja tetap didalam pengadjaran jang benar Sjariat Torat jang sebenarnja Timotius pertama 1 Salam doa 1 Daripada Paulus, rasul Keristus Jesus menurut firman Allah, Djuruselamat kita, dan Jesus Kristus jang mendjadi pengharapan kita, 2 datang kepada Timotius, jang sebenar-benar

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37 Peraturan Pemerintah 1950 No. 37 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITEIT GADJAH MADA Peraturan tentang Universiteit Gadjah Mada. Menimbang : bahwa perlu mengadakan peraturan tentang Universitit Negeri

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi Sumber : Aneka No. 25/VIII/1957 Berikut ini dihidangkan buat para pembatja Aneka sebuah naskah jang tadinja adalah prasarana jang di utjapkan oleh sdr. Asrul Sani dalam diskusi besar masalah sensor, diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1 III. I. ORDONANSI PADJAK PERSEROAN 1925. Stbl. 1925 No. 319; Stbl. 1927 No. 137; Stbl. 1930 No. 134; Stbl. 1931 No. 168; Stbl. 1932 No. 196 dan 634; Stbl. 1934 No. 106 dan 535; Stbl. 1938 No. 155 dan 319;

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 11/1968 21 April 1968 No. 510 a/dprdgr/a/ii/4/23. LAMPIRAN dari surat keputusan Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR Menetapkan Peraturan Daerah Sebagai Berikut : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR TENTANG PADJAK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN Menimbang : bahwa berhubung dengan diadakannja Kementerian Peladjaran perlu menindjau kembali susunan dan lapangan pekerdjaan Kementerian Perhubungan.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 9 tahun 1969 24 Pebruari 1969 No. 1/DPRDGR/67. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BANGLI Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata)

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata) Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata) Sinopsis Kisah bermula bermula apabila Indera Jenaka tiba ke negeri Rom setelah sekian lama mengembara dan sampai ke rumah bondanya Si Batu Kembar. Bondanya bertanya

Lebih terperinci

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 2 th. Ke II tg. 15 Ag. 51 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 tahun 1952.

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 2 th. Ke II tg. 15 Ag. 51 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 tahun 1952. Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 2 th. Ke II tg. 15 Ag. 51 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 tahun 1952. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 8 TAHUN 1953 TENTANG TUGAS BELADJAR. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR

Lebih terperinci

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa perlu diadakan peratuaran tentang penggunaan Lambang Negara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 1/1968 20 Januari 1968 No. 2/D.P.R.D.G.R./1967. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964 TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964 Harian Rakjat Djum at, 30 Oktober 1964 Para Sdr. Kuliah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kekuatan ekonomi potensiil jang dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 5 / 1966 14 Desember 1966 No. 4/D.P.R.D.G.R./1964. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 9/1968 19 April 1968 No. 3/P/DPRDGR/1968 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KARANGASEM Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Kutipan Lembaran Kota Besar Ska. No. I th. Ke I tg PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. : 2/D.P.R./Ska./ 51.

Kutipan Lembaran Kota Besar Ska. No. I th. Ke I tg PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. : 2/D.P.R./Ska./ 51. Kutipan Lembaran Kota Besar Ska. No. I th. Ke I tg. 30 11 1957 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. : 2/D.P.R./Ska./ 51. TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SEMENTARA KOTA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1945 TENTANG PERATURAN MENGENAI KEDUDUKAN KOMITE NASIONAL DAERAH. KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1945 TENTANG PERATURAN MENGENAI KEDUDUKAN KOMITE NASIONAL DAERAH. KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1945 TENTANG PERATURAN MENGENAI KEDUDUKAN KOMITE NASIONAL DAERAH. KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa sebelumnya diadakan pemilihan umum perlu

Lebih terperinci

ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG.

ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG. ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG. Sultan Agung Mataram adalah seorang raja yang arif dan bijaksana, dekat dengan rakyat jelata dan memperhatikan kepentingan negara menjadikannya dipuji dan dikagumi

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kotapraja Surakarta Nomor 1 Tahun Ke VII Tanggal 1 April 1957 Nomor 2

Tambahan Lembaran Kotapraja Surakarta Nomor 1 Tahun Ke VII Tanggal 1 April 1957 Nomor 2 Tambahan Lembaran Kotapraja Surakarta Nomor 1 Tahun Ke VII Tanggal 1 April 1957 Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1957 TENTANG PEMELI HARAAN BABI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930)

UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930) UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930) Mengubah Peraturan Uap No. 342 tahun 1924 Menimbang bahwa dianggap perlu untuk menindjau kembali Peraturan Uap jang ditetapkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerdja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannja

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 25 tahun 1970 17 Djuli 1970 No. 43/PD/DPRDGR/1969. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI Menetapkan peraturan

Lebih terperinci

Salam doa 1 Salam daripada aku, Jakub, hamba Allah dan hamba Tuhan Jesus Keristus, kepada kedua belas suku bangsa jang bertaburan.

Salam doa 1 Salam daripada aku, Jakub, hamba Allah dan hamba Tuhan Jesus Keristus, kepada kedua belas suku bangsa jang bertaburan. Jakub 1 Salam doa 1 Salam daripada aku, Jakub, hamba Allah dan hamba Tuhan Jesus Keristus, kepada kedua belas suku bangsa jang bertaburan. Faedah bertekun didalam kehidupan iman 2 Hai saudara-saudaraku,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI )

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) NO. 7/1963 27 Pebruari 1963 No. : 6/DPRD-GR/1962,- Keputusan :Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Daerah Tingkat II Buleleng

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerdja berhak mendapat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 5 tahun 1969 27 Pebruari 1969 No. : 6/Kep/D.P.R.D.G.R./1968 Keputusan : Dewan Rakjat Daerah Gotong Rojong Kabupaten Djembana Tanggal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun Oktober 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun Oktober 1969 LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun 1969 16 Oktober 1969 No. 4/DPRDGR/A/Per/23 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Status : Mendjadi UU No.3 Th.1951 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mengawasi berlakunja Undang-undang

Lebih terperinci

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar Oleh: Shohib Masykur (Seorang diplomat muda sederhana jang memiliki tjita-tjita besar tentang Indonesia) Dalam tulisan ini saja ingin mengulas sebuah

Lebih terperinci

ASAL MULA DESA TALAKBROTO

ASAL MULA DESA TALAKBROTO ASAL MULA DESA TALAKBROTO Pada suatu hari datanglah seorang wanita bernama Mbok Nyai (yang menurut penuturan masyarakat memang namanya adalah Mbok Nyai didapat dari para pengikutnya jika memanggilnya dan

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

The Power of the Heart #2 - KEKUATAN HATI #2 A TRUSTING HEART - HATI YANG PERCAYA

The Power of the Heart #2 - KEKUATAN HATI #2 A TRUSTING HEART - HATI YANG PERCAYA The Power of the Heart #2 - KEKUATAN HATI #2 A TRUSTING HEART - HATI YANG PERCAYA PEMBUKAAN: Kita akan melanjutkan seri khotbah The Power of the Heart atau Kekuatan Hati dan pada bagian yang kedua ini,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA N o.135 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA N o.135 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN N o.135 TAHUN 1951. KAMI, PRESIDEN Menimbang : bahwa dipandang perlu sekali Indonesia, sebagai anggauta "INTERNATIONAL TELECOMMUNICATION UNION" (I. T. U.), ikut serta dalam "KONPERENSI

Lebih terperinci

Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!, jawab si Pitung.

Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!, jawab si Pitung. Pada jaman penjajahan belanda dahulu, di daerah Jakarta (dahulu Batavia) hiduplah seorang pria gagah yang bernama si Pitung Dia lahir dari pasangan suami istri yang bernama pak Piun dan bu Pinah Pekerjaan

Lebih terperinci

SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA

SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA Presiden Soeharto :...Jang penting adalah sikap kita. Kita harus

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun Oktober 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun Oktober 1969 LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun 1969 16 Oktober 1969 No.6/DPRDGR/A/Per/23 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 22/1968 18 Nopember 1968 No. 1/SK/DPRD-GR/1968 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN GIANYAR K E P U T U S A

Lebih terperinci

Peterus pertama 1 Salam doa Utjapan sjukur kepada Allah karena pengharapan akan Keristus Dari hal ibadat jang benar

Peterus pertama 1 Salam doa Utjapan sjukur kepada Allah karena pengharapan akan Keristus Dari hal ibadat jang benar Peterus pertama 1 Salam doa 1 Daripada Petrus, rasul Jesus Keristus, kepada segala orang pilihan, jaitu musafir jang bertaburan di-pontus dan Galatia dan Kapadokia dan Asia dan Betinia, 2 jang terpilih

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untukk memantapkan harga beras dan mentjukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, perlu menetapkan kebidjaksanaan

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 19 dari 60.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 19 dari 60. Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud si Anak Gembala Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Diterjemahkan oleh: Widi Astuti Disadur oleh: Ruth Klassen Cerita 19 dari 60 www.m1914.org Bible

Lebih terperinci

M * H A m m A» H A T T a

M * H A m m A» H A T T a M * H A m m A» H A T T a y '1 " %. U sjl' JttMrr / p.t. p e m b a n g u n a n d j a k a r t a 1 >< m! n ML' P F ":' jj O! r=!i ;! K.M. I' ;,/'i j A.-:. D I; P L' i:.. MENINDJ AU KOOPERASI MASALAH I: 4>

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DI DJAWA TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DI DJAWA TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DI DJAWA TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa telah tiba saatnja untuk membentuk daerah-daerah

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud si Anak Gembala Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh: Widi

Lebih terperinci