6. MEKANISME KERJA ANTIBAKTERI CAMPURAN METABOLIT Lb. plantarum kik- MAG MINYAK KELAPA TERHADAP BAKTERI PATOGEN PANGAN ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "6. MEKANISME KERJA ANTIBAKTERI CAMPURAN METABOLIT Lb. plantarum kik- MAG MINYAK KELAPA TERHADAP BAKTERI PATOGEN PANGAN ABSTRAK"

Transkripsi

1 6. MEKANISME KERJA ANTIBAKTERI CAMPURAN METABOLIT Lb. plantarum kik- MAG MINYAK KELAPA TERHADAP BAKTERI PATOGEN PANGAN ABSTRAK Mekanisme antibakteri campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa dipelajari pada dosis MIC yang telah diperoleh pada penelitian tahapan sebelumnya. Dosis 1 dan 2 MIC dapat meningkatkan kebocoran terhadap bakteri Gram positif (L. monocytogenes dan B. cereus) maupun terhadap bakteri Gram negatif (S. Typhimurium). Kebocoran sel yang diukur dengan spektrofotometer menunjukkan peningkatan absorbansi sebesar 0,33 atau dari 0,33 menjadi 0,66 untuk asam nukleat dan 0,46 atau dari 0,41 menjadi 0,87 untuk protein. Kebocoran ion-ion logam ditunjukkan dengan peningkatan sebesar 40,2% untuk ion Ca 2+ dan 22,1% untuk ion K +. Pengamatan kerusakan sel dengan SEM (Scanning Electron Microscopy) terhadap L. monocytogenes dan S. Typhimurium menunjukkan adanya perubahan morfologi sel baik pada konsentrasi 1 MIC maupun pada konsentrasi 2 MIC, dengan perubahan yang paling parah terjadi pada pemberian dosis campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa 2 MIC. PENDAHULUAN Inaktivasi bakteri merupakan hasil interaksi suatu senyawa anti mikroba dengan bagian tertentu dari sel mikroba. Interaksi senyawa antimikroba tersebut dapat menyebabkan sejumlah perubahan atau kerusakan sel bakteri yang akhirnya dapat mempengaruhi fungsi metabolisme sel, bahkan pada kerusakan yang parah dapat menimbulkan kematian sel bakteri. Aktivitas suatu senyawa antimikroba dapat menyebabkan rusaknya permeabilitas membran dan menimbulkan kebocoran pada komponen intraseluler, seperti natrium glutamat, natrium hidrogen fosfat, nukleotida, kalium dan fosfat organik (Nychas dan Tassou 2000). Perubahan atau kerusakan oleh suatu senyawa antimikroba pada sel bakteri umumnya dinyatakan dalam bentuk kebocoran sel, perubahan ukuran dan ketebalan dinding sel, maupun penampakan sitoplasma. Dari kebocoran sel dapat diamati derajat kerusakan dinding dan membran sel. Derajat kerusakan dinding sel diukur dari jumlah ion Ca 2+ yang terdapat pada dinding sel, sedangkan derajat kerusakan membran dapat diukur dari bahan-bahan yang dilepaskan oleh sel yang dapat diserap pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm (Bunduki et al. 1995). Kerusakan sel oleh senyawa antibakteri telah diamati oleh beberapa peneliti

2 82 sebelumnya dengan menggunakan SEM, diantaranya Naufalin (2005) pada ekstrak bunga kecombrang, dan Parhusip (2006) pada ekstrak buah andaliman terhadap berbagai bakteri Gram positif dan Gram negatif. Hasil penelitian tersebut umumnya dilaporkan bahwa kerusakan pada sel diawali dengan rusaknya membran sel yang berlanjut dengan keluarnya material isi sel dan akhirnya sel mengalami kematian. Menurut Park et al. (2003) komponen sel yang bocor keluar sel dapat diukur pada panjang gelombang 260 nm seperti DNA (purin, pirimidin ribonukleotida), sedangkan pada panjang gelombang 280 nm dapat mengukur tirosin dan triptofan. Burth dan Reinders (2003) menyatakan bahwa kerusakan dinding sel akibat interaksi dengan senyawa antimikroba dapat juga diamati dengan menggunakan Scanning electron microscopy (SEM ). Campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa berpotensi menghambat ataupun menginaktifkan mikroba patogen. Hal ini didasarkan pada adanya berberapa komponen di dalam campuran metabolit Lb. plantarum kik- MAG yang bersifat sebagai antimikroba, seperti asam laktat, asam asetat, asam sitrat maupun asam lemak dalam MAG minyak kelapa berupa asam kaprilat, asam kaprat, laurat maupun miristat. Semua komponen tersebut di atas telah terbukti aktivitasnya sebagai senyawa antimikroba berdasarkan hasil penelitian dari Wang et al. (1993), Mappiratu et al. (2002), dan Jenie et al. (2001). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja antibakteri campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa terhadap bakteri patogen (L. monocytogenes, B. cereus dan S. Typhimurium) dengan pengukuran protein, asam nukleat dan ion-ion logam dari bakteri uji serta perubahan morfologi sel menggunakan SEM. METODOLOGI Bahan dan Alat Isolat bakteri asam laktat yang digunakan adalah Lb. plantarum kik yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Pangan, sedangkan MAG minyak kelapa diperoleh dari Laboratorium Agroindustri Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu (Sulawesi Tengah).

3 83 Bakteri uji yang digunakan adalah L. monocytogenes (FNCC 0156), Bacillus aureus (FNCC 057) dan S. Typhimurium (FNCC 0734) yang diperoleh dari Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM. Semua media mikrobiologi diperoleh dari Oxoid Ltd. Pengamatan dengan SEM dilakukan di Laboratorium Naval Medicine Research Unit (NAMRU) dan Laboratorium Fisika Biomaterial Universitas Indonesia (UI). Persiapan isolat bakteri uji Sebanyak satu ose bakteri dari stok agar miring diinokulasikan ke dalam medium nutrien broth (NB) dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Sebanyak 1 ml kultur bakteri ditambahkan ke dalam 9 ml media NB dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Kultur bakteri uji sebanyak 10 6 CFU/ml digunakan dalam pengujian kebocoran protein dan asam nukleat, serta perubahan morfologi sel bakteri yang diberi campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa. Produksi metabolit bakteri asam laktat Produksi metabolit Lb. plantarum kik dipersiapkan secara bertahap dengan mengikuti metode Jenie et al. (2000) sebagai berikut: kultur Lb. plantarum kik sebanyak 1 ml diambil dari stok masing-masing dan diinokulasi ke dalam 9 ml MRS Broth, diinkubasi pada suhu 37 o C selama 2 hari. Sebanyak 4% (v/v) kultur tersebut diinokulasikan ke dalam media steril MRSB modifikasi (MRSB di tambah 2% glukosa, 2% ekstrak khamir, 1% tripton) selanjutnya diinkubasi selama 2 hari pada suhu 37 o C. Produk fermentasi dipisahkan dari masa sel dengan cara sentrifus yang berlangsung pada rpm selama 15 menit. Supernatan yang terbentuk dipisahkan dari endapan dengan menyaring menggunakan kertas saring whatman ukuran 0.22 µm, kemudian dicampur dengan MAG minyak kelapa dengan perbandingan 5:3 atas dasar v/v.

4 84 Analisis kebocoran protein dan asam nukleat (Bunduki et al. 1995) Suspensi bakteri uji yang telah ditumbuhkan selama 24 jam dalam media nutrien broth sebanyak 10 ml diambil dan disentrifus dengan kecepatan 3500 rpm selama 20 menit. Filtrat dibuang lalu pelet dalam tabung dicuci dengan buffer fosfat ph 7,0 sebanyak 2 kali, kemudian disuspensikan di dalam 10 ml buffer fosfat ph 7,0. Selanjutnya ditambahkan campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa dengan dosis 1 MIC, 2 MIC dan kontrol, dan diinkubasi dalam inkubator goyang selama 24 jam. Suspensi disentrifus dengan kecepatan 3500 rpm selama 20 menit, lalu disaring dengan tujuan untuk memisahkan supernatan dari sel. Cairan supernatan diambil dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm dengan menggunakan spektrofotometer. Kebocoran ion-ion logam ( Park 1996 ) Untuk analisis kebocoran ion-ion diukur dalam bentuk ion Ca 2+ dan K + yang dilepaskan oleh sel bakteri akibat pemberian metabolit Lb. plantarum kik- MAG minyak kelapa. Analisis kebocoran ion dilakukan pada pelet bakteri yang dipersiapkan seperti pada pengukuran kebocoran protein dan asam nukleat. Kebocoran dinyatakan dengan terukurnya ion-ion logam yang terdapat pada bakteri uji setelah dikontakkan dengan metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa pada berbagai tingkat (1 dan 2 MIC) dibandingkan dengan kontrol. Kebocoran ionion K + dan Ca 2+ dideteksi dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Pelet sel hasil kontak dengan metabolit Lb. plantarum kik- MAG minyak kelapa dicuci dengan air bebas ion steril sebanyak 3 kali. Pelet yang telah bersih ditimbang, diabukan dengan cara pengabuan basah. Pengamatan morfologi sel dengan SEM (Scanning Electron Microscopy ) ( JEOL 1995, Noor 2001). Analisis kerusakan morfologi sel dimaksudkan untuk mempelajari perubahan morfologi dan struktur sel dari L. monocytogenes dan S. Typhimurium akibat pengaruh campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa yang meliputi pola kerusakan morfologi dan struktur bakteri sel, serta kerusakan dinding sel dan membran sitoplasma.

5 85 Metode SEM dilakukan dengan cara suspensi sel bakteri uji yang telah diberi perlakuan 0 MIC, 1 MIC dan 2 MIC diinkubasi selama 24 jam pada inkubator bergoyang dengan kecepatan 150 rpm pada suhu 37 o C untuk B. cereus dan suhu ruang untuk L. monocytogenes. Setelah itu suspensi sel disentrifus pada 3500 rpm selama 20 menit, supernatan dibuang dan diambil peletnya untuk kemudian dicuci dengan buffer fosfat sebanyak 2 kali. Pelet selanjutnya difiksasi dengan glutaraldehida 2,5% dalam (0,1 M buffer natrium kakodilat ph 7,2), dibiarkan selama 1,5 jam, dicuci dua kali dengan buffer kakodilat 0,05 M ph 7,2 selama 20 menit untuk masing-masing. Selanjutnya difiksasi dengan osmium tetraoksida 1% dalam buffer cacodilat 0,05%, ph 7,2 selama 1 2 menit, lalu dicuci dengan akuabides (DDH 2 O) 3 kali masing-masing selama 2 menit, dikeringkan dengan etanol pada berbagai konsentrasi yang dimulai dari konsentrasi 25, 50, 75 kemudian 100% sebanyak tiga kali masing-masing selama 10 menit. Spesimen diambil dan dilewatkan pada membran 0,2 µm untuk selanjutnya direkatkan pada stub aluminium dan dilapisi dengan emas melalui proses vakum (6-7Pa) selama 20 menit. Selanjutnya sampel diamati di bawah SEM tipe JEOL HASIL DAN PEMBAHASAN Kebocoran protein dan asam nukleat Mekanisme kerja antimikroba dari campuran metabolit Lb. plantarum kik- MAG minyak kelapa dapat diamati melalui analisis kebocoran sel mikroba uji. Untuk itu dilakukan analisis kebocoran asam nukleat melalui pengamatan pada panjang gelombang 260 nm, dan analisis kebocoran protein pada panjang gelombang 280 nm. Hasil pengamatan yang terlihat pada Gambar 6.1a-6.1c (Lampiran 9a-9c) menunjukkan bahwa dengan meningkatnya dosis MIC, nilai absorbansi pada panjang gelombang 260 nm maupun pada panjang gelombang 280 nm semakin meningkat pula. Peningkatan nilai absorbansi ini menunjukkan peningkatan jumlah senyawa yang dikeluarkan oleh sel bakteri, yang berarti antibakteri campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa merusak membran sel dalam aktivitasnya sebagai antimikroba. Pada sel L. monocytogenes dan B. cereus, nilai absorbansi pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai

6 86 absorbansi S. Typhimurium. Nilai absorbansi pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm akan semakin meningkat dengan semakin tinggi dosis MIC. Nilai absorbansi (nm) : Dosis MIC 260 nm 280 nm Gambar 6.1a. Pengaruh dosis campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa terhadap kebocoran protein (280 nm) dan asam nukleat (260 nm) dari sel L. monocytogenes Menurut Lin et al. (2000), senyawa-senyawa yang terserap pada panjang gelombang 260 nm adalah RNA dan turunan RNA, yaitu nukleotida. Pada panjang gelombang 280 nm senyawa yang terserap diidentifikasi sebagai protein. Park et al. (2003) menyatakan bahwa senyawa-senyawa yang dapat terdeteksi pada panjang gelombang 260 diantaranya adalah purin, pirimidin dan ribonukleotida, sedangkan pada panjang gelombang 280 nm senyawa yang terserap dapat mendeteksi asam amino, seperti tirosin dan triptofan. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan kerusakan sel antara bakteri Gram positif (L. monocytogenes dan B. cereus) dengan bakteri Gram negatif (S. Typhimurium). Menurut Nychas (1995), kebocoran sel adalah fenomena umum yang disebabkan oleh beberapa senyawa antimikroba. Selanjutnya, Bunduki et al. (1995) menemukan adanya perubahan jumlah asam nukleat dan protein dalam medium pada L. monocytogenes yang mengalami kerusakan sublethal panas (56 o C, 20 menit) atau pemberian sanitaiser klorin (100 ppm, 20 menit). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kebocoran sel pada bakteri Gram positif seperti L. monocytogenes dan B. cereus maupun bakteri Gram negatif

7 87 S. Typhimurium akibat pemberian campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa, protein yang dilepaskan lebih tinggi dibandingkan dengan asam nukleat yang berarti sel bakteri mengalami kebocoran senyawa protein lebih banyak dari pada asam nukleat. Nilai absorbansi (nm) Dosis MIC 260 nm 280 nm Gambar 6.1b. Pengaruh dosis campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa terhadap kebocoran protein (280 nm) dan asam nukleat (260 nm) dari sel B. cereus nm 280 nm Nilai absorbansi (nm) Dosis MIC Gambar 6.1c. Pengaruh dosis campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa terhadap kebocoran protein (280 nm) dan asam nukleat (260 nm) dari sel S. Typhimurium

8 88 Davidson dan Branen (1994) menyatakan bahwa senyawa yang terdeteksi pada kebocoran sel Pseudomonas spp. yang diberi BHA (butylated hydroxyanisole) lebih banyak pada panjang gelombang 280 nm dibandingkan pada panjang gelombang 260 nm. Dalam penelitian ini kebocoran sel disebabkan oleh adanya interaksi antara campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa dengan komponen membran luar sel bakteri terutama komponen fosfolipida yang membentuk pori pada membran sel bakteri. Jika pori membran membesar karena adanya perubahan fosfolipida, molekul yang berukuran lebih besar dapat keluar dari membran sel atau sifat semipermeabel membran mengalami perubahan. Gangguan permeabilitas membran pada sel bakteri menyebabkan terjadinya kebocoran protein dan asam nukleat. Kebocoran sel bakteri akibat penggunaan campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa dapat pula diakibatkan oleh rusaknya ikatan hidrofobik komponen penyusun membran sel, seperti protein, fosfolipid serta larutnya komponen-komponen yang berikatan secara hidrofilik dan hidrofobik (Kim et al. 1995). Keadaan ini meningkatkan permeabilitas membran sel, sehingga memudahkan masuknya komponen antimikroba ke dalam sel serta keluarnya substansi sel seperti protein dan asam nukleat yang menyebabkan kerusakan sel (Lin et al. 2000). Kabara (1993) melaporkan bahwa asam laurat dalam MAG minyak kelapa dapat menyebabkan kerusakan membran serta kebocoran protein intraseluler dan asam nukleat, sehingga terjadi penurunan aktivitas enzimatik yang berperan dalam metabolisme. Wang dan Johnson (1993) menyatakan bahwa sifat lipofilik dari MAG minyak kelapa mampu menembus membran sitoplasma dan menghambat aktivitas enzim yang berperan dalam produksi energi dan transport nutrisi. Mappiratu et al. (2002), August (2000) dan Indriyati (2003) menemukan efek penghambatan asam laurat yang lebih besar terhadap bakteri Gram positif dibanding dengan bakteri Gram negatif, akan tetapi menurut Kabara (1994) aktivitas ini dapat ditingkatkan dengan penambahan asam seperti asam sitrat dan asam polifosfat yang berfungsi sebagai pengkelat. Rohani Razavi dan Griffith (1994) melaporkan perbedaan komponen penyusun dinding sel dapat menyebabkan asam laurat efektif terhadap semua bakteri Gram positif, sedangkan Gram negatif

9 89 akan efektif dengan adanya pengkelat seperti EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat). Peningkatan aktivitas monogliserida oleh asam atau EDTA disebabkan oleh kemampuannya dalam mengkelat, sehingga dapat merusak dan membebaskan sejumlah lapisan lipopolisakarida dari dinding sel mikroba dan menyebabkan mikroba bersifat seperti bakteri Gram positif (Kabara 1994). Aktivasi antimikroba dari MAG minyak kelapa selain karena dalam bentuk tidak terdisosiasi dan adanya gugus ester (Davidson dan Branen 1993) juga disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (Kabara 1994), gugus hidrosil ini bersifat racun bagi protoplasma sel, karena menembus dan merusak dinding sel serta mendenaturasi protein enzim dalam sitoplasma dengan membentuk ikatan hidrogen pada sisi aktif enzim. Menurut Surono (2004), efek antimikroba dari asam organik terutama dalam bentuk tidak terdisosiasi menyebabkan turunnya ph sitoplasma yang menyebabkan metabolisme sel terganggu. Telaah lebih lanjut tentang nilai absorbansi pada panjang gelombang 260 dan 280 nm memperlihatkan nilai absorbansi untuk L. monocytogenes dan B. cereus relatif lebih besar (Gambar 6.1a dan 6.1b) dibandingkan dengan bakteri uji S.Typhimurium (Gambar 6.1c), baik pada penggunaan 1 MIC maupun penggunaan 2 MIC. Hal ini menunjukkan bahwa L. monocytogenes dan B. cereus relatif lebih peka terhadap metabolit BAL-MAG dibandingkan dengan S. Typhimurium, dimana nilai absorbansi sebanding dengan konsentrasi, yang berarti semakin tinggi absorbansi semakin banyak asam nukleat maupun protein yang keluar dari sel. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian penentuan nilai MIC, dimana nilai MIC bakteri Gram positif sekitar separuh lebih kecil yaitu 1,2% dan 1,4% untuk L. monocytogenes dan B. cereus dibandingkan dengan nilai MIC bakteri Gram negatif S. Typhimurium sebesar 2,5%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag mampu merusak protein maupun material genetik dari sel mikroba karena asam nukleat merupakan penyusun utama dari DNA. Diduga proses ini terjadi karena adanya pelekatan antara senyawa antibakteri pada permukaan sel atau senyawa tersebut berdifusi ke dalam sel (Kanazawa et al. 1995).

10 90 Kebocoran Ion-Ion Logam Ion K + merupakan kation utama yang terkandung dalam sitoplasma pada sel yang sedang tumbuh, sedangkan ion Ca 2+ dan Mg 2+ terdapat di bagian sitosol yaitu cairan sitoplasma. Kedua jenis ion ini juga ditemukan pada dinding sel yang turut berperan dalam aktivitas enzim (Ultee 1998). Ion K + memiliki peran dalam mengaktivasi enzim sitoplasma, menjaga tekanan turgor serta mengatur ph sitoplasma. Ion Ca 2+ dan Mg 2+ berfungsi menghubungkan lipopolisakarida (LPS) pada dinding sel bakteri Gram negatif (Nikaido dan Vaara, 1985). Pada bakteri Gram positif ion Ca 2+ dan Mg 2+ berfungsi menghubungkan asam teikoat sebagai penyusun sel (Lay dan Hastowo 1992). Pada penggunaan campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa 1 MIC dan 2 MIC jumlah ion Ca 2+ dan ion K + yang dilepaskan oleh sel L. monocytogenes, B. cereus maupun S. Typhimurium lebih besar dibandingkan dengan kontrol (Gambar 6.2a -6.2c, Lampiran 10a 10c). Hal ini menunjukkan bahwa metabolit Lb. plantarum kik-mag menyebabkan gangguan pada dinding sel dengan melepaskan ion Ca 2+, dan kebocoran pada membran sel dengan melepaskan protein, asam nukleat dan ion K + ke lingkungan. Penelitian ini sejalan dengan temuan Heipieper et al. (1996) terhadap Pseudomonas putida P8 dengan menggunakan senyawa fenol yang telah melepaskan ion K + secara nyata ke lingkungan luar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa senyawa fenol mempunyai kemampuan dalam bereaksi dengan komponen fosfolipid dari membran luar sehingga sel mengalami lisis. Lisisnya sel diakibatkan melemahnya aktivitas enzimenzim yang mensintesis dinding sel dan porositas meningkat. Levlinesia (2004) juga menemukan kebocoran ion-ion K + dan Ca 2+ pada sel S. aureus dan P. fluorescens yang dikontakkan dengan ekstrak etil asetat biji atung, dimana pada dosis tinggi jumlah ion-ion yang dilepaskan juga semakin besar. Lebih lanjut dilaporkan bahwa jumlah ion Ca 2+ dan K + yang dilepaskan lebih besar pada bakteri Gram positif (S. aureus) dibanding dengan Gram negatif (P. fluorescens). Dalam penelitian ini jumlah ion K + dan ion Ca 2+ yang terukur pada L. monocytogenes dan B. cereus juga lebih besar dibandingkan dengan S. Typhimurium.

11 91 Menurut Friedman et al. (2004) beberapa senyawa antibakteri dapat merusak integritas dari membran sel bakteri dengan cara merusak ikatan kation divalen Ca 2+ dan Mg 2+ dengan lipopolisakarida pada bakteri Gram negatif, sedang pada bakteri Gram positif kation-kation ini berfungsi menghubungkan asam teikoat sebagai penyusun sel. Ca2+ K+ Kebocoran ion (%) Dosis MIC Gambar 6.2a. Pengaruh dosis campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa terhadap kebocoran ion-ion logam dari sel L. monocytogenes Ca2+ K Kebocoran ion (%) Dosis MIC Gambar 6.2b. Pengaruh dosis campuran metabolit Lb. plantarum kik- MAG minyak kelapa terhadap kebocoran ion-ion logam dari sel B. cereus

12 92 Terlepasnya kation tersebut dari membran luar menyebabkan masuknya senyawa antibakteri ke dalam sel (Stratford 2000). Russel (1984) menyatakan bahwa bentuk kerusakan dari membran sel diperlihatkan dengan keluarnya kandungan dari bahan-bahan yang terserap pada panjang gelombang 260 nm, seperti pentosa, atau asam-asam amino atau ion K +. Ca2+ K+ Kebocoran ion (%) Dosis MIC Gambar 6.2c. Pengaruh dosis campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa terhadap kebocoran ion-ion logam dari sel S. Typhimurium Ultee et al. (2002) dalam penelitiannya terhadap pengaruh senyawa carvacrol (senyawa tidak terdisosiasi) menemukan adanya pelepasan ion K + dari Bacillus cereus. Selanjutnya dijelaskan bahwa ini terjadi karena senyawa carvacrol masuk kedalam membran sitoplasma karena ph di dalam sitoplasma lebih tinggi menyebabkan pelepasan ion H + dan membawa keluar ion K + akibatnya ion H + di dalam membran sitoplasma meningkat yang akan mengasamkan cairan sitoplasma sementara ion K + berkurang akibatnya aktivitas enzim terganggu dan pada gilirannya energi tidak terbentuk akhirnya sel mengalami kematian. Senyawa yang terdapat dalam campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa seperti asam organik diantaranya asam laktat, asetat, sitrat, dan asam-asam lemak jenuh rantai pendek dan menengah diduga kuat penyebab dalam kebocoran sel mikroba yang ditandai dengan keluarnya berbagai komponen seperti protein, asam nukleat, maupun ion-ion logam yang berperan penting dalam metabolisme sel. Hal ini didasarkan pada pernyataan Stratford (2000) bahwa asam-

13 93 asam organik seperti asam sitrat, asam malat, EDTA dan asam laktat maupun asam klorida (Alakomi et al. 2000) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram negatif dengan mengkelat kation bivalen Ca 2+ dan Mg 2+. Perubahan Morfologi Sel dengan SEM (Scanning electron microscopy) Pengamatan terhadap kerusakan morfologi sel dilakukan terhadap Listeria monocytogenes dan Salmonela Typhimurium setelah dikontakkan dengan senyawa antimikroba metabolit Lb. plantarum kik MAG minyak kelapa dengan dosis 0 MIC, 1 MIC dan 2 MIC. Listeria monocytogenes Sel L. monocytogenes normal berbentuk batang dengan ukuran diameter sel 0,5 0,7 µm dan tidak membentuk spora. Pada Gambar 6.3 terlihat bahwa pada sel bakteri yang diberi perlakuan sebesar 1 MIC (Gambar 6.3b), sel memanjang dan membesar dibanding sel normal (Gambar 6.3a). Bila konsentrasi campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa ditingkatkan menjadi 2 MIC (Gambar 6.3c) terlihat sel mengecil dan berlubang pada bagian dinding sel. Pada sel normal diperoleh ukuran sebesar 1,3 µm (panjang) dengan diameter 0,7 µm, sedangkan perlakuan 1 MIC dan 2 MIC masing-masing diperoleh sebesar 0,6 µm dan 0,4 µm untuk diameter dan 2,6 dan 1 µm untuk panjang sel.. Gambar 6.3a. Bentuk sel normal L. monocytogenes ( X)

14 94 Gambar 6.3b. Pengaruh campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag pada dosis 1 MIC terhadap morfologi sel L. monocytogenes (20000X) Gambar 6.3c. Pengaruh campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa pada konsentrasi 2 MIC terhadap morfologi sel L. monocytogenes (20.000X) Hal ini diduga karena asam lemak maupun asam organik yang terdapat pada campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa memudahkan masuknya antibakteri ke dalam sel yang selanjutnya akan berinteraksi dengan fosfolipid pada membran menyebabkan permeabilitas meningkat dan hilangnya

15 95 unsur pokok penyusun sel, sehingga terjadi pembengkakan yang berakibat pada kematian sel. Keadaan ini menyebabkan membran sel tidak dapat menahan tekanan dari dalam sitoplasma akibatnya membran bocor, lalu diikuti dengan mengkerutnya sel yang menyebabkan kematian sel. Fenomena kerusakan serupa ditemukan juga oleh Wang dan Davidson (1992), pemberian monolaurin sebesar 100 µg/ml terjadi perubahan morfologi dari L. monocytogenes berupa pemanjangan bila dibandingkan dengan sel normal, dan ketika konsentrasi monolaurin ditingkatkan 200 µg/ml, maka ukuran sel menjadi mengecil diikuti dengan kerusakan di sekitar dinding sel bakteri. Hal serupa juga ditemukan oleh Ultee et al. (2002) yang mengamatai efek sinergi dari karvakrol (asam lemah) dan cymene (senyawa non polar) terhadap B. Cereus. Menurutnya kerusakan sel bakteri oleh senyawa antibakteri menyebabkan pembengkakan sel akibat adanya akumulasi dari senyawa antibakteri lalu diikuti dengan kebocoran dan kematian sel. Kerusakan sel mikroba oleh senyawa antimikroba dapat berbeda tergantung sifat, struktur, serta komposisi kimia dinding dan membran sel. Kerusakan pada dinding sel atau terhambatnya sintesis dinding sel oleh antimikroba akan mengakibatkan lisis pada sel. Pada lingkungan hipertonik kerusakan dinding sel mengakibatkan terbentuknya protoplast (bakteri Gram positif) atau sferoplast (bakteri Gram negatif). Kondisi ini menyebabkan sel membengkak, membran terdesak ke arah dinding sel dan mengakibatkan sel pecah (Jawetz et al. 1996). Salmonela Typhimurium Salmonela Typhimurium Gram negatif berbentuk batang dan tidak membentuk spora, bersifat motil dengan flagela peritrikat berukuran 0,7 1,5 µm (Jay 1997). Pengaruh metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa dapat dilihat pada Gambar 6.4a-6.4c. Pada sel yang normal terlihat permukaan sel yang mulus, agak bulat memanjang dengan ukuran diameter 1,2 µm dan panjang 2 µm. Pada penambahan metabolit BAL-MAG dengan konsentrasi 1 MIC sel nampak memanjang dari sel normal 3 µm, dengan diameter 1,4 µm dan terlihat mulai akan membelah diri. Seharusnya sel yang membelah akan membagi dua semua bahanbahan sel sehingga menjadi 2 sel yang ukuran dan sifatnya sama dengan sel induk.

16 96 Adanya bentuk seperti yang terlihat pada Gambar 6.4b diperkirakan septa sudah terbentuk dan belum membelah akibat dari aktivitas campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag, padahal septa dibutuhkan untuk memperbanyak diri dengan cara membelah. Bila proses pembelahan septa terganggu, maka proses pertumbuhan juga akan terhambat. Kondisi ini menunjukkan bahwa adanya campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa menyebabkan terjadinya gangguan pada proses reproduksi. Gambar 6.4a. Bentuk sel normal S. Typhimurium ( X) Terdapatnya komponen asam organik dan asam lemak terutama asam laktat dan asam laurat dalam campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa yang bekerja secara sinergi menyebabkan kerusakan membran, kebocoran protein intraseluler dan asam nukleat, serta penurunan aktivitas enzim yang berperan dalam pembentukan material genetik dan proses pembelahan sel. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kim et al. (1995) bahwa salah satu kemampuan dari senyawa antimikroba untuk merusak sel adalah dengan mengganggu pembentukan asam nukleat (DNA dan RNA) yang akan mempengaruhi transfer informasi genetik dengan menghambat aktivitas enzim RNA polimerase dan DNA polimerase. Mekanisme selanjutnya menginaktivasi atau merusak materi genetik yang berimplikasi pada proses pembelahan sel untuk perkembangbiakan.

17 97 Gambar 6.4b. Pengaruh campuran metabolit BAL-MAG pada dosis 1 MIC terhadap morfologi sel S. Typhimurium (15.000X) Gambar 6.4c. Pengaruh campuran metabolit BAL-MAG pada dosis 2 MIC terhadap morfologi sel Salmonela Typhimurium (15.000X) Pada Gambar 6.4c terlihat bahwa pemberian campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag pada dosis 2 MIC dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Permukaan sel mengalami kerusakan yang lebih besar (permukaan sel terlihat berlubang) dengan ukuran panjang dan diameter yang berbeda dengan perlakuan pada dosis yang lebih kecil.

18 98 Keadaan ini menunjukkan bahwa campuran metabolit Lb. plantarum kik- MAG minyak kelapa mampu menimbulkan perubahan permeabilitas membran, dan mengakibatkan cairan sitoplasma merembes keluar sehingga terbentuk ruang antar sel yang akan meningkatkan porositas membran akibat melemahnya dinding sel. Dinding sel yang lisis mengakibatkan keluarnya cairan dalam jumlah besar dan menyebabkan sel mengkerut dan mati. KESIMPULAN Campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa pada dosis 1 dan 2 MIC menyebabkan kerusakan pada dinding dan membran sel dari L. monocytogenes, B.cereus dan S. Typhimurium dengan melepaskan protein dan asam nukleat serta ion K + dan ion Ca 2+ ke lingkungan luar. Jumlah protein, asam nukleat dan ion-ion yang dilepaskan dipengaruhi oleh dosis. Pada dosis 1 MIC kebocoran protein dan asam nukleat sebesar 0,33-0,59 dan kebocoran ion K + dan Ca 2+ pada kisaran 22,49-42,3%. Pada dosis 2 MIC terjadi kerusakan yang lebih parah dengan konsentrasi masing-masing untuk protein dan asam nukleat berada pada kisaran 0,48-0,87 dan ion K + dan Ca 2+ pada kisaran 32,8%-76,5%. Disamping itu itu campuran metabolit Lb. plantarum kik-mag minyak kelapa menyebabkan terjadinya perubahan morfologi sel L. monocytogenes dan S. Typhimurium dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Mekanisme kerja dari campuran metabolit Lb.plantarum kik-mag minyak kelapa umumnya diawali dengan mengganggu atau merusak dinding dan membran sel kemudian fungsi materi genetik, hal ini terjadi baik pada bakteri Gram negatif maupun Gram positif. DAFTAR PUSTAKA Alakomi HL, Skytta E, Saarela M, Mattila-Sandholm T Lactic acid permeabilizes Gram-negative bacteria by distrupting the outer membrane. Appl. Environ. Microbiol. 66: August EG Kajian penggunaan lipase amobil dari Aspergillus niger pada pembuatan monoasilgliserol yang bersifat antibakteri dari minyak kelapa. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Bunduki MMC, Flanders KJ, Donelly CW Metabolic and structural sites of damage in heat and sanitizer injured population of Listeria monocytogenes. J. Food Protect 58:

19 99 Burt SA, Reinders RD Antibacterial activity of selected plant essensial oils against Escherichia coli O157:H7. Letters in Appl Microbiol 78: Davidson PM, Parish ME Methods for testing the efficacy of food antimicrobials. Food Technol. 43: Davidson PM, Branen AL Antimicrobial in Food. Merckel Dekker, new York. Friedman M, Henika PR, Levin CE, Mandreil RE Antibacterial activities of plant essential oils and their components against Escherichia coli O157:H7 and Salmonella enteritica in apple juice. 52: J. Agric. and Food Chem. 52 : Gilbert P The revival of micro-organism sublethally injured by chemical inhibitors. Di dalam: Andrew MHE, Russel AD (ed). The Revival of Injured Microbes. Academic Press, London. Heipieper HJ, Meulenbeld G, Qirschot Q, de Bont JAM Effect of environmental factors on the trans/cis ratio of unsaturated fatty acids in P. putida S12. App. and Env. Microbiol. 62 : Indriyati W Kajian aktivitas antimikroba campuran mono dan diasilgliserol hasil pemanfaatan destilat asam lemak minyak kelapa. Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Jay SJ Modern Food Microbiology 5 th edition. Chapman and Hall. New York. Jawetz E, Melnick J, Adelberg E Medical Microbiology. Appleton & Lange. San Fransisco. JEOL Specimen Preparation Methods for Scanning Electron Microscope. JEOL Application Note. Tokyo. 23p Jenie BSL, Atifah N, Suliantari Peningkatan keamanan dan mutu pindang ikan kembung (Rastellinger sp) dengan aplikasi kombinasi natrium asetat, bakteri asam laktat dan pengemasan vakum Pangan XII (1): J. Ilmu dan Teknol Pangan XII (1): Kabara JJ Antimicrobial agents derived from fatty acids. J. Am. Oil Chem. Soc. 61: Kanazawa A, Ikeda T, Endo T A Novel approach to mode of action of cationic biocides: morphological effect on antibacterial activity. J.Appl Bacteriol. 78: Kim JM, Marshal MR, Wei Cl Antibacterial activity of some essential components against five food borne pathogens. J. Agric. and Food Chem. 43: Lavlinesia Kajian pola dan mekanisme inaktivasi bakteri oleh ekstrak etil asetat biji atung (Parinarium glaberium Hassk). Ringkasan Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.. Lin CM, James FP, Cheng IW Antibacterial mechanism of allyl isothiocyanate. J. of Food Protect. 61:

20 100 Mappiratu, Umrah, Ijirana Pemanfaatan sabun hasil samping pengolahan minyak kelapa dalam pembuatan monoasilgliserol menggunakan lipase Aspergillus niger amobil isolat kapang kopra. Laporan Penelitian RUT VIII/2 Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Naufalin R Kajian sifat antimikroba ekstrak bunga kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) terhadap berbagai mikroba patogen dan perusak pangan. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nikaido H, Vaara M Molekuler basis of bacterial outer membrane permeability. Microb. Reviews. 49(1):1-32. Nychas GJE, Tassou CC Traditional preservative oils and spices. Di dalam: Robinson RK, Batt CA, Patel PD (Ed). Encyclopedia of Food Microbiology Volume.2. Academy Press. London. Parhusip A Kajian Mekanisme Antibakteri Ekstrak Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Terhadap Bakteri Patogen Pangan. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Park SJ, Park HW, Park J Inactivation kinetics of food poisoning microorganisms by carbon dioxide and high hydrostatic pressure. J. Food. Sci 68(3): Russel AD Potential sites of damage in microorganisms exposed to chemical or physical agent. Di dalam Andrew MHE, Russel AD (ed). The Revival of Injured Microbes. Academic Press. London. Stratford M Traditional preservatives-organic acids. Di dalam: Robinson RK, Batt CA, Patel PD, editors. Encyclopedia of Food Microbiology. Volume 1. Academic Press. London. Surono IS Probiotik susu fermentasi dan kesehatan. YAPMMI (Yayasan pengusaha makanan dan minuman seluruh Indonesia). Ultee A, Goris LGM, Smidt EJ Bacterial activity of carvacrol towards the food-borne pathogen Bacillus cereus. J. App. Microbiol 85: Ultee A, Bennik MH, Moezelaar R The phenolic hydroxyl group of carvacrol is essential for action against the food-borne pathogen Bacillus cereus. J. App. and Environ. Microbiol. Vol 68, No 4: Wang LL, Johnson EA Inhibition of Listeria monocytogenes by fatty acids and monoglycerides. J. App. and Environ. Microbiol. Vol 58, N0 2: Wang LL, Yang BK, Parkin KL, Johnson EA Inhibition of Listeria monocytogenes by monoacylglycerol synthesized from coconut oil and milk fat by lipase-catalyzed glycerolysis. J. Agric. and Food Chem. 41:

AKTIVITAS DAN MEKANISME KERJA ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA KECOMBRANG (Nicolaia speciosa Horan)

AKTIVITAS DAN MEKANISME KERJA ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA KECOMBRANG (Nicolaia speciosa Horan) AKTIVITAS DAN MEKANISME KERJA ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA KECOMBRANG (Nicolaia speciosa Horan) ABSTRAK Kecombrang merupakan tanaman rempah yang sudah lama digunakan masyarakat, terutama bagian bunganya sebagai

Lebih terperinci

KAJIAN EFEK SINERGI ANTIMIKROBA METABOLIT BAKTERI ASAM LAKTAT DAN MONOASILGLISEROL MINYAK KELAPA TERHADAP MIKROBA PATOGEN PANGAN ASRIANI

KAJIAN EFEK SINERGI ANTIMIKROBA METABOLIT BAKTERI ASAM LAKTAT DAN MONOASILGLISEROL MINYAK KELAPA TERHADAP MIKROBA PATOGEN PANGAN ASRIANI KAJIAN EFEK SINERGI ANTIMIKROBA METABOLIT BAKTERI ASAM LAKTAT DAN MONOASILGLISEROL MINYAK KELAPA TERHADAP MIKROBA PATOGEN PANGAN ASRIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. TEMPAT DAN WAKTU

III. METODOLOGI A. TEMPAT DAN WAKTU III. METODOLOGI A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian ini dilaksanakan di beberapa laboratorium. Pembuatan bubuk biji atung dilakukan di laboratorium Pilot plant Pusat Studi Pangan dan Gizi IPB, ekstraksi bubuk

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA MONOASILGLISEROL (MAG) DAN MONO-DIASILGLISEROL (MDAG) DARI MINYAK KELAPA DAN MINYAK INTI SAWIT

KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA MONOASILGLISEROL (MAG) DAN MONO-DIASILGLISEROL (MDAG) DARI MINYAK KELAPA DAN MINYAK INTI SAWIT Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA MONOASILGLISEROL (MAG) DAN MONO-DIASILGLISEROL (MDAG) DARI MINYAK KELAPA

Lebih terperinci

Penelitian dan Pengembangan untuk Mendukung Agribisnis Kelapa Sawit Nasional

Penelitian dan Pengembangan untuk Mendukung Agribisnis Kelapa Sawit Nasional KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA MONOASILGLISEROL (MAG) DAN MONO-DIASILGLISEROL (MDAG) DARI MINYAK KELAPA DAN MINYAK INTI SAWIT (STUDY ON ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF MONOACYLGLYCEROL (MAG) AND MONO-DIACYLGLYCEROL

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ANDALIMAN TERHADAP PERMEABILITAS SEL DAN ENZIM PROTEASE BAKTERI

PENGARUH EKSTRAK ANDALIMAN TERHADAP PERMEABILITAS SEL DAN ENZIM PROTEASE BAKTERI 124 PENGARUH EKSTRAK ANDALIMAN TERHADAP PERMEABILITAS SEL DAN ENZIM PROTEASE BAKTERI ABSTRAK Ekstrak etilasetat dan ekstrak metanol andaliman pada dosis 0.5,, 1.5, 2.0, dan 2.5 kali MIC dapat mengganggu

Lebih terperinci

Mappiratu, Fardiaz D, Hasanuddin A Produksi dan aplikasi produk monoasilgliserol dari minyak kelapa dalam pengolahan santan awet.

Mappiratu, Fardiaz D, Hasanuddin A Produksi dan aplikasi produk monoasilgliserol dari minyak kelapa dalam pengolahan santan awet. 9 DAFTAR PUSTAKA Alakomi HL, Skytta E, Saarela M, MattilaSandholm T. 000. Lactic acid permeabilizes Gramnegatif bacteria by distrupting the outer membrane. Appl. Environ. Microbiol. 66:00005. Beuchat LR.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

4. EFEK SINERGI ANTIBAKTERI BEBERAPA CAMPURAN METABOLIT BAL DENGAN MAG MINYAK KELAPA DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Listeria monocytogenes ABSTRAK

4. EFEK SINERGI ANTIBAKTERI BEBERAPA CAMPURAN METABOLIT BAL DENGAN MAG MINYAK KELAPA DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Listeria monocytogenes ABSTRAK 4. EFEK SINERGI ANTIBAKTERI BEBERAPA CAMPURAN METABOLIT BAL DENGAN MAG MINYAK KELAPA DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Listeria monocytogenes ABSTRAK Enam jenis isolat bakteri asam laktat indigenus yang berasal

Lebih terperinci

METODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp.

METODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp. METODE Alur Penelitian Alur penelitian dan metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 tahapan, yaitu: peremajaan bakteri Salmonella sp., verifikasi bakteri Salmonella sp., isolasi fage,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging ayam merupakan salah satu bahan pangan yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang berkualitas tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan

I. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh mikroorganisme. Yoghurt telah dikenal selama ribuan tahun dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Morfologi Sel dan Pewarnaan Gram

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Morfologi Sel dan Pewarnaan Gram HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Morfologi Sel dan Pewarnaan Karakteristik morfologi L. plantarum yang telah didapat adalah positif, berbentuk batang tunggal dan koloni berantai pendek. Karakteristik

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis zat antibakteri isolat NS(9) dari bekasam ikan nila (Oreochromis niloticus) terdiri dari tiga tahap penelitian. Tahap pertama adalah karakterisasi isolat NS(9) yang bertujuan

Lebih terperinci

6 KERUSAKAN BAKTERI OLEH SENYAWA ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK Chaetoceros gracilis

6 KERUSAKAN BAKTERI OLEH SENYAWA ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK Chaetoceros gracilis 6 KERUSAKAN BAKTERI OLEH SENYAWA ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK Chaetoceros gracilis 6.1 Pendahuluan 6.1.1 Latar belakang Mikroalga merupakan biota perairan yang selama ini pemanfaatannya di Indonesia masih

Lebih terperinci

juga akan mengaktifkan enzim yang dapat merusak struktur sel, sehingga terjadi kebocoran dan kerusakan sel. Upaya dalam menjaga viabilitas kultur

juga akan mengaktifkan enzim yang dapat merusak struktur sel, sehingga terjadi kebocoran dan kerusakan sel. Upaya dalam menjaga viabilitas kultur 55 PEMBAHASAN UMUM Pengeringan kemoreaksi adalah proses pengeringan dengan menggunakan bahan yang sangat reaktif terhadap uap air, seperti kalsium oksida (CaO) yang banyak terkandung dalam kapur api. Kandungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian obat kumur ekstrak etanol tanaman sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus secara in vitro merupakan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 15 BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 3.1 BAHAN Lactobacillus acidophilus FNCC116 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan dari Universitas Gajah Mada), Bacillus licheniformis F11.4 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan antibakteri perlu dilakukan untuk mengetahui potensi senyawa antibakteri dari bakteri asam laktat dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji. Daya hambat suatu senyawa antibakteri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin Isolat bakteri asam laktat (BAL) yang digunakan adalah Lactobacillus fermentum 2B2 yang berasal dari daging sapi. Bakteri L. fermentum 2B2 ini berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, yakni mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh daya antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis secara in vitro dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman kelapa (Cocos nucifera) yang telah turun temurun digunakan dan dimanfaatkan dalam bidang kesehatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen Penelitian diawali dengan tahap persiapan dan pemurnian kembali dari keempat kultur bakteri asam laktat (BAL) yaitu Lactobacillus

Lebih terperinci

HOTEL ASTON. Jember Agustus 2013 SEMINAR NASIONAL PA. Disponsori Oleh:

HOTEL ASTON. Jember Agustus 2013 SEMINAR NASIONAL PA. Disponsori Oleh: HOTEL ASTON Jember 126-29 Agustus 2013 SEMINAR NASIONAL PA Disponsori Oleh: Prosiding Seminar Nasional PATPI 2013 PENGARUH EKSTRAK SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) TERHADAP MORFOLOGI BAKTERI PATOGENPANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya

BAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip pengobatan kombinasi terhadap suatu penyakit telah lama dikembangkan dalam pengobatan kuno. Masyarakat Afrika Barat seperti Ghana dan Nigeria sering menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Erlenmeyer 250 ml. Cawan Petri - Jarum Ose - Kertas Saring Whatmann No.14 - Pipet Tetes - Spektrofotometer UV-Vis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Erlenmeyer 250 ml. Cawan Petri - Jarum Ose - Kertas Saring Whatmann No.14 - Pipet Tetes - Spektrofotometer UV-Vis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat-alat Erlenmeyer 250 ml Neraca Analitik Inkubator Inkubator Goyang Lemari Es Rotary Evaporator Pyrex Tettler Toledo Memmert E-Scientific Labs Panasonic Steward Cawan Petri

Lebih terperinci

Y ij = µ + B i + ε ij

Y ij = µ + B i + ε ij METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai bulan September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak Perah dan Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dengan volume ekspor minyak kelapa sawit mencapai16,436 juta ton pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Minyak Atsiri Jahe Gajah (Zingiber officinale var. Roscoe)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Minyak Atsiri Jahe Gajah (Zingiber officinale var. Roscoe) digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Minyak Atsiri Jahe Gajah (Zingiber officinale var. Roscoe) Minyak atsiri jahe gajah diperoleh melalui destilasi Stahl yang merupakan salah satu metode destilasi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Uji Identifikasi Fitokimia Uji identifikasi fitokimia hasil ekstraksi lidah buaya dengan berbagai metode yang berbeda dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif kandungan senyawa

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNIK RADIOISOTOP P-32 UNTUK PENENTUAN VIABILITAS ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT A1 SEBAGAI PROBIOTIK PADA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)

PEMANFAATAN TEKNIK RADIOISOTOP P-32 UNTUK PENENTUAN VIABILITAS ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT A1 SEBAGAI PROBIOTIK PADA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) PEMANFAATAN TEKNIK RADIOISOTOP P-32 UNTUK PENENTUAN VIABILITAS ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT A1 SEBAGAI PROBIOTIK PADA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) Adria P.M. dan Irawan Sugoro Pusat Aplikasi Teknologi

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh pada penelitian ini diawali dengan pemeriksaan karakteristik morfologi dan kemurnian isolat bakteri yang digunakan. Isolat bakteri yang digunakan adalah BAL indigenous

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Flora mulut pada manusia terdapat berbagai mikroorganisme seperti jamur, virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam rongga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam saluran pencernaan unggas khususnya sekum dan tembolok, terdapat populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri tersebut umumnya bersifat fermentatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Lebih terperinci

KAJIAN EFEK SINERGI ANTIMIKROBA METABOLIT BAKTERI ASAM LAKTAT DAN MONOASILGLISEROL MINYAK KELAPA TERHADAP MIKROBA PATOGEN PANGAN ASRIANI

KAJIAN EFEK SINERGI ANTIMIKROBA METABOLIT BAKTERI ASAM LAKTAT DAN MONOASILGLISEROL MINYAK KELAPA TERHADAP MIKROBA PATOGEN PANGAN ASRIANI KAJIAN EFEK SINERGI ANTIMIKROBA METABOLIT BAKTERI ASAM LAKTAT DAN MONOASILGLISEROL MINYAK KELAPA TERHADAP MIKROBA PATOGEN PANGAN ASRIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

KAJIAN POLA DAN MEKANISME INAKTIVASI BAKTERI OLEH EKSTRAK ETIL ASETAT BIJI ATUNG (Parinarium glaberimum Hassk) LAVLINESIA

KAJIAN POLA DAN MEKANISME INAKTIVASI BAKTERI OLEH EKSTRAK ETIL ASETAT BIJI ATUNG (Parinarium glaberimum Hassk) LAVLINESIA KAJIAN POLA DAN MEKANISME INAKTIVASI BAKTERI OLEH EKSTRAK ETIL ASETAT BIJI ATUNG (Parinarium glaberimum Hassk) LAVLINESIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri ekstrak etanol daun ciplukan (Physalis angulata L.) dalam bentuk sediaan obat kumur terhadap bakteri

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan utama yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri dari prebiotik berupa fruktooligosakarida (QHTFOS-G50L TM ), galaktooligisakarida (QHTGOS-50L TM ),

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana. Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih 4. PEMBAHASAN 4.1. Fermentasi Acar Kubis Putih Fermentasi merupakan salah satu metode untuk memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan. Ketika fermentasi berlangsung, kandungan gula sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009) TINJAUAN PUSTAKA Lactobacillus plantarum Bakteri L. plantarum termasuk bakteri dalam filum Firmicutes, Ordo Lactobacillales, famili Lactobacillaceae, dan genus Lactobacillus. Lactobacillus dicirikan dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator

HASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator HASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator Pemeriksaan terhadap kultur starter sebelum diolah menjadi suatu produk sangatlah penting. Hal ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya 1 BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1. Subjek Penelitian Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya hambat Streptococcus mutans secara in vitro maka dilakukan penelitian pada plate

Lebih terperinci

) WITH EGG WHITE LYSOZYME EXTRACTS AS THE ANTIMICROBIAL ACTIVITY ON

) WITH EGG WHITE LYSOZYME EXTRACTS AS THE ANTIMICROBIAL ACTIVITY ON THE ADDITION OF EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid) WITH EGG WHITE LYSOZYME EXTRACTS AS THE ANTIMICROBIAL ACTIVITY ON Salmonella sp and Staphylococcus aureus Dilla Melani 1, Lilik Eka Radiati 2 dan

Lebih terperinci

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis) Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis) Str Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Isolat Bakteri Asam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam Laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah

II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam Laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah 5 II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam Laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah karbohidrat menjadi asam laktat (Amin dan Leksono, 2001). Karakter fisiologis BAL dikelompokkan

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR (+)-KATEKIN DAN GAMBIR (Uncaria gambir, Roxb) TERHADAP BEBERAPA JENIS JAMUR DAN MEKANISMENYA. Muh.

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR (+)-KATEKIN DAN GAMBIR (Uncaria gambir, Roxb) TERHADAP BEBERAPA JENIS JAMUR DAN MEKANISMENYA. Muh. UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR (+)-KATEKIN DAN GAMBIR (Uncaria gambir, Roxb) TERHADAP BEBERAPA JENIS JAMUR DAN MEKANISMENYA Muh. Yanis Musdja PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Menyirih merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath, 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian dasar dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI II. PEWARNAAN SEL BAKTERI TUJUAN 1. Mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri 2. Mempelajari teknik pembuatan apusan kering dalam pewarnaan bakteri 3. Mempelajari tata cara pewarnaan sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau menguntungkan yaitu, bakteri patogen dan bakteri non patogen. Bakteri

BAB I PENDAHULUAN. atau menguntungkan yaitu, bakteri patogen dan bakteri non patogen. Bakteri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya yang merugikan atau menguntungkan yaitu, bakteri patogen dan bakteri non patogen. Bakteri patogen berbahaya karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan. Pembuatan tempoyak durian hanya dengan menambahkan garam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yakni penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses produksi enzim lipase ekstraseluler dari Aspergillus niger dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis strain yang digunakan, proses fermentasi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 1999). Pada penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB dan lahan pertanian Kampung Bongkor, Desa Situgede, Karang Pawitan-Wanaraja,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih (Brassica oleracea) merupakan salah satu komoditi pertanian yang banyak dibudidayakan di Indonesia, dapat dipasarkan tanpa terpengaruh musim. Di Jawa Tengah,

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) 4. PEMBAHASAN 4.1. Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Kubis putih termasuk ke dalam kategori bahan pangan yang mudah rusak. Kandungan air dalam kubis putih cukup tinggi yaitu mencapai 92%

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, tempat dan waktu penelitian.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia

Lebih terperinci

IV. Hasil dan Pembahasan

IV. Hasil dan Pembahasan IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Keasaman Total, ph. Ketebalan Koloni Jamur dan Berat Kering Sel pada Beberapa Perlakuan. Pada beberapa perlakuan seri pengenceran kopi yang digunakan, diperoleh data ph dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Lienny Meriyuki Mulyono Fakultas Farmasi liengodblessme@gmail.com Abstrak -

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan

Lebih terperinci

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009 26 BAB V. PEMBAHASAN 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Hasil foto SEM dengan perbesaran 50 kali memperlihatkan perbedaan bentuk permukaan butiran yang sudah mengandung sel Lactobacillus

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Bakteri Asam dan Bakteri Patogen Pemeriksaan terhadap kultur bakteri meliputi Bakteri Asam Laktat (BAL) dan bakteri patogen dilakukan diawal penelitian untuk memastikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) Diketahui ciri-ciri dari tanaman manggis (Garcinia mangostana yaitu, Buah berwarna merah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2006 sampai dengan Januari 2008. Penelitian bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase negatif yang dapat memproduksi asam laktat dengan cara memfermentasi karbohidrat, selnya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

EKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016

EKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016 EKSTRAKSI DNA 13 Juni 2016 Pendahuluan DNA: polimer untai ganda yg tersusun dari deoksiribonukleotida (dari basa purin atau pirimidin, gula pentosa,dan fosfat). Basa purin: A,G Basa pirimidin: C,T DNA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui 3 kali pengulangan perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ini telah dilaksanakan pada percobaan uji mikrobiologi dengan menggunakan ekstrak etanol daun sirih merah. Sebanyak 2,75 Kg daun sirih merah dipetik di

Lebih terperinci

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif

I. PENDAHULUAN. hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroorganisme yang paling sering berhubungan erat dengan manusia dan hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif di berbagai bidang, salah

Lebih terperinci

ABSTRACT. THE POTENTION OF RED DRAGON FRUIT PEEL (Hylocereus polyrhizus) EXTRACT AS ANTIMICROBIAL AGENTS

ABSTRACT. THE POTENTION OF RED DRAGON FRUIT PEEL (Hylocereus polyrhizus) EXTRACT AS ANTIMICROBIAL AGENTS ABSTRACT Aurora Tamia (03420070025) THE POTENTION OF RED DRAGON FRUIT PEEL (Hylocereus polyrhizus) EXTRACT AS ANTIMICROBIAL AGENTS (xv + 101 pages : 6 tables, 17 pictures, 18 appendixes) Antimicrobial

Lebih terperinci

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Bahan utama yang digunakan sebagai substrat untuk proses fermentasi acar ini adalah kubis putih yang berasal dari daerah Getasan, Kopeng (Gambar

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Bahan dan Alat

METODOLOGI Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Bahan dan Alat 29 METODOLOGI Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2011 hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan I Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Riau selama 2 bulan (April s/d Juni 2009) 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci