Oleh: Muharwati TK Dharma Wanita 2 Jati, Karangan, Trenggalek
|
|
- Susanti Sucianty Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 72 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN PERMULAAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN MEMANCING KATA PADA SISWA KELOMPOK B-1-1 TK DHARMA WANITA 2 JATI KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2014/2015 Oleh: Muharwati TK Dharma Wanita 2 Jati, Karangan, Trenggalek Abstrak. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mendapatkan gambaran objektif tentang Peningkatan Kemampuan Permulaan Membaca Melalui Permainan Memancing Kata Pada Siswa Kelompok B-1-1 TK Dharma Wanita 2 Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015. Membaca permulaan. Kecakapan yang dimaksud adalah penguasan kode alfabetik, di mana pembaca hanya sebatas membaca huruf per huruf, mengenal fonem, dan menggabungkan fonem menjadi suku kata atau kata. Memancing kata adalah games untuk memotivasi diri karena hal itu menawarkan sebuah tantangan yang dapat secara umum dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita 2 Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Penelitian dilakukan di Kelompok B-1 TK Dharma Wanita 2 Jati dilaksanakan pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 selama dua bulan sejak bulan September-Oktober Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: Kemampuan Permulaan Membaca Melalui Permainan Memancing Kata Pada Siswa Kelompok B-1-1 TK Dharma Wanita 2 Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015 mengalami Peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata siswa pra siklus mencapai 74,67 dengan ketuntasan sebesar 66,67%, pada siklus I nilai rata ratanya menjadi 74,64 dengan ketuntasan sebesar 80,00% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dengan nilai rata rata 82,00 ketuntasan 100%. Dilihat dari segi aktifitas belajar siswa dikelas, aktifitas pra siklus hanya sebanyak 3 siswa atau dengan persentase 20,00% anak sudah memperlihatkan konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus I sejumlah 11 siswa atau dengan persentase 73,33% anak sudah memperlihatkan konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 13 anak atau dengan persentase 86,67% siswa sudah memperlihatkan konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung Kata Kunci: Permainan Memancing Kata, Membaca Permulaan, Kelompok B Dunia anak adalah dunia bermain yang penuh keceriaan dan canda tawa. Keceriaan itu terbesit di wajah anak anak yang sedang mengalami pertumbuhan baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya melalui aktivitas bermain yang dikemas secara edukatif pada dasarnya anak anak sedang belajar banyak tentang permainan. Anak anak yang sedang bermain pada hakekatnya sedang belajar tentang banyak hal. Setiap permainan yang disuguhkan di TK memiliki sisi edukatif tersendiri. Tanpa disadari anak-anak telah belajar banyak hal dengan cara bermain. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini, khususnya TK, perlu menyediakan beragam kegiatan dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan salah satunya adalah perkembangan bahasa. Bahasa sangat vital karena merupakan alat komunikasi verbal utama keseharian. Oleh karena itu bahasa anak perlu dikembangkan baik dalam aspek perbendaharaan kata ataupun kemampuan berbicara karena kedua aspek bahasa
2 Muharwati, Peningkatan Kemampuan Permulaan Membaca tersebut yang paling dasar harus dikuasai dan dipahami serta diungkapkan sesuai dengan usianya Dalam instutisi pendidikan yang concern dengan pendidikan anak usia dini adalah TK Dharma Wanita 2 Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek yang berusaha keras untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk mencapai hasil yang maksimal untuk kemampuan siswa. Banyak media yang terdapat di TK Dharma Wanita 2 Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek yang digunakan dalam pembelajaran, tetapi menjadi sangat kurang terasa manfaatnya apabila kurang tepat penggunaannya. Dalam pembelajaran bahasa, terdapat beberapa media misalnya: papan flannel, kartu gambar, kartu kata serta papan tulis. Semua media bisa digunakan, tetapi hasilnya kurang efektif. Guru terlihat lebih aktif saat KBM berlangsung, padahal pembelajaran yang kondusif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa, jadi siswa dituntut lebih aktif. Guru mengalami kesulitan dalam memilih metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan Permulaan Membaca anak Kelompok B-1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999, h. 623), kemampuan berarti kesanggupan atau kecakapan. Membaca berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, atau mengeja dan melafalkan apa yang tertulis (KBBI, 1999, h. 72). Petty dan Jensen (Ampuni, 1998, h. 16) menyebutkan bahwa definisi membaca memliki beberapa prinsip, di antaranya membaca merupakan interpretasi simbolsimbol yang berupa tulisan, dan bahwa membaca adalah mentransfer ide yang disampaikan oleh penulis bacaan. Maka dengan kata lain membaca merupakan aktivitas sejumlah kerja kognitif termasuk persepsi dan rekognisi. Terdapat beberapa tahap dalam proses belajar membaca. Initial reading (Permulaan Membaca) merupakan tahap kedua dalam membaca menurut Mercer (Abdurrahman, 2002, h. 201). Tahap ini ditandai dengan perbendaharaan kode alfabetik, di mana anak hanya sebatas membaca huruf per huruf atau membaca secara teknis (Chall dalam Ayriza, 1995, h. 20). Membaca secara teknis juga mengandung makna bahwa dalam tahap ini anak belajar mengenal fonem dan menggabungkan (blending) fonem menjadi suku kata atau kata (Mar at, 2005, h. 80). Kemampuan membaca ini berbeda dengan kemampuan membaca secara formal (membaca pemahaman), di mana seseorang telah memahami makna suatu bacaan. Tidak ada rentang usia yang mendasari pembagian tahapan dalam proses membaca, karena hal ini tergantung pada tugas-tugas yang harus dikuasai pembaca pada tahapan tertentu. Menurut Depdikbud tahun 1986 (dalam Ayriza, 2005, h. 85), Chaer (2005, h. 204), serta Purwanto dan Alim (1997, h. 35), huruf konsonan yang harus dapat dilafalkan dengan benar untuk perbendaharaan kataadalah b, d, k, l, m, p, s, dan t. Huruf-huruf ini, ditambah dengan hurufhuruf vokal akan digunakan sebagai indikator kemampuan Permulaan Membaca, sehingga menjadi a, b, d, e, i, k, l, m, o, p, s, t, dan u. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan perbendaharaan katamengacu pada kecakapan (ability) yang harus dikuasai pembaca yang berada dalam tahap Permulaan Membaca. Kecakapan yang dimaksud adalah penguasan kode alfabetik, di mana pembaca
3 74 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 hanya sebatas membaca huruf per huruf, mengenal fonem, dan menggabungkan fonem menjadi suku kata atau kata. Grainger (2005, h. 185) menyebutkan adanya tiga tahapan dalam proses membaca. Tahap prabaca dapat dilihat dari kesiapan anak untuk memulai pengajaran formal dan tergantung pada kesadaran fonemis anak. Anak yang dinyatakan siap (biasanya pada anak-anak yang baru memasuki usia prasekolah) kemudian akan melalui tahap pertama dalam proses membaca. Tahap pertama adalah tahap logografis, anak-anak taman kanak-kanak atau awal kelas 1 menebak kata-kata berdasarkan satu atau sekelompok kecil huruf sehingga tingkat diskriminasi sangat buruk. Kemudian setelah mendapat pengajaran, diskriminasi menjadi lebih baik. Anak dapat membedakan kata yang sudah dan belum dikenal, namun mereka belum dapat membaca katakata yang belum dikenal. Strategi membaca awal pada tahap logografis secara umum tidak bersifat fonologis, tetapi lebih bersifat pendekatan global atau visual di mana pembaca awal mencoba mengidentifikasi kata secara keseluruhan berdasarkan ciri-ciri yang bisa dikenali. Tahap kedua adalah tahap alfabetis, pada tahap ini pembaca awal memperoleh lebih banyak pengetahuan tentang bagaimana membagi kata-kata ke dalam fonem-fonem dan bagaimana merepresentasikan bunyi-bunyi yang mereka baca dan eja dengan ortografi alfabet. Tahap ketiga dilalui ketika anak sudah lancar dalam proses dekoding. Anak pada tahap ini mampu memecahkan kata-kata yang beraturan dan tak beraturan dengan menggunakan konteks. Biasanya tahap ini berlangsung ketika anak berada pada pertengahan sampai akhir kelas 3 dan kelas 4 sekolah dasar. Mercer (Abdurrahman, 2002, h. 201) membagi tahapan membaca menjadi lima, yaitu: (1) Kesiapan membaca; (2) Permulaan Membaca; (3) Ketrampilan membaca cepat; (4) Membaca luas; (5) Membaca yang sesungguhnya. Chall (Ayriza, 1995, h. 20) menyatakan bahwa tahap pertama membaca adalah tahap perbendaharaan katayang ditandai dengan perbendaharaan kode alfabetik. Tahap kedua adalah tahap membaca lanjut di mana pembaca mengerti arti bacaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak umumnya sebagai pembaca awal berada pada tahap Permulaan Membaca. Lebih khususnya, anak-anak berada pada tahap pertama dan kedua dalam proses membaca, yaitu tahap logografis dan alfabetis. Pembagian tahapan ini berdasarkan kemampuan yang harus dikuasai anak, yaitu perbendaharaan kode alfabetik yang hanya memungkinkan anak untuk membaca secara teknis, belum sampai memahami bacaan seperti pada tahap membaca lanjut. Pengajaran perbendaharaan kata di taman kanak-kanak umumnya sudah dimulai sejak awal tahun pertama. Anak-anak diberi stimulasi berupa pengenalan huruf-huruf dalam alfabet. Praktik ini langsung disandingkan dengan ketrampilan menulis, di mana anak diminta mengenal bentuk dan arah garis ketika menulis huruf. Metode belajar membaca di taman kanak-kanak biasanya mendapat hambatan dalam penerapannya. Metode ini diberikan sama pada setiap anak, dan materi ajaran umumnya hanya berasal dari buku penunjang. Jika melihat perbedaan anak dalam gaya belajar, hal ini akan kurang memberi hasil yang optimal. Penanganan secara individual di kelas saat belajar
4 Muharwati, Peningkatan Kemampuan Permulaan Membaca membaca tidaklah dimungkinkan, karena ketersediaan tenaga guru yang terbatas. Untuk mengatasinya guru pun membagi anak dalam kelompok-kelompok kecil setiap harinya. Dalam hal baca tulis, siswa kelas A (nol kecil) sudah mendapatkan rangsangan berupa huruf abjad sejak minggu kedua mereka bersekolah. Praktek selanjutnya adalah mengenal bentuk dengan belajar menulis huruf dengan menebalkan garis atau meniru tulisan guru di buku kotak-kotak. Praktek ini bisa jadi memang membuat anak mampu menulis atau memegang pensil, tapi anak tidak tahu apa yang ia tulis karena ia hanya sekedar mengikuti pola yang ada. Abdurrahman (2002, h. 214) mengemukakan adanya 2 kelompok metode pengajaran membaca, yaitu pengajaran membaca bagi anak pada umumnya dan metode pengajaran membaca khusus bagi anak berkesulitan belajar. Metode pengajaran membaca bagi anak pada umumnya, antara lain: (1) Metode membaca dasar. Metode membaca dasar pada umumnya menggunakan pendekatan eklektik yang menggabungkan berbagai prosedur untuk mengajarkan kesiapan, perbendaharaan kata, mengenal kata, pemahaman, dan kesenangan membaca; (2) Metode fonik. Metode fonik menekankan pada pengenalan kata melalui proses mendengarkan bunyi huruf; (3) Metode linguistik didasarkan atas pandangan bahwa membaca adalah proses memecahkan kode atau sandi yang berbentuk tulisan menjadi bunyi yang sesuai dengan percakapan; (4) Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik). Metode ini pada dasarnya merupakan perpaduan antara metode fonik dan linguistik; (5) Metode alfabetik. Metode ini menggunakan dua langkah, yaitu memperkenalkan kepada anak berbagai huruf alfabetik dan kemudian merangkaikan huruf-huruf tersebut menjadi suku kata, kata, dan kalimat; (6) Metode pengalaman bahasa. Metode ini terintegrasi pada perkembangan anak dalam ketrampilan mendengarkan, bercakap-cakap, dan menulis. Bahan bacaan yang digunakan didasarkan atas pengalaman anak. Metode pengajaran membaca bagi anak berkesulitan belajar, antara lain: (1) Metode Fernald. Metode ini menggunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak, dan tiap kata diajarkan secara utuh. Fernald (Yusuf, 2005, h. 95), beranggapan bahwa anak yang mempelajari kata sebagai pola utuh akan dapat memperkuat ingatan dan visualisasi; (2) Metode Gillingham. Metode ini merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang memerlukan lima jam pelajaran selama dua tahun; (3) Metode Analisis Glass. Metode ini memberikan pengajaran melalui pemecahan sandi kelompok huruf dalam kata. Anak prasekolah adalah anak berusia 3-6 tahun. Biasanya mengikuti program prasekolah atau kindergarten (Biechler dan Snowman, dalam Patmonodewo, 1995, h. 19). Di Indonesia, sistem Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melibatkan anak berusia 0-8 tahun (Suyanto, 2005, h. 1). Pendidikan yang diberikan pada anak di rentang usia tersebut dibagi berdasarkan sumbernya. Anak berusia 0-2 tahun mendapat pendidikan dari lingkup nonformal, yaitu keluarga; anak berusia 2-6 tahun mendapat pendidikan anak usia dini (Kelompok B-1ermain) dan taman kanak-kanak (TK); sementara anak usia 7-8 tahun mendapat pendidikan Sekolah Dasar (SD) kelas 1 dan 2.
5 76 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 Anak yang duduk di bangku TK umumnya berusia 4-5 tahun. Menurut Piaget (Santrock, 2002, h. 45), anak berada pada tahap perkembangan kognitif praoperasional yang berlangsung antara usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak-anak mulai melukiskan dunia dengan gambar-gambar. Pemikiran simbolis melampaui hubungan sederhana antara informasi inderawi dan tindakan fisik. Akan tetapi, meskipun anak-anak prasekolah mampu melukiskan dunia secara simbolik, namun mereka masih belum mampu melaksanakan apa yang disebut Piaget sebagai operasi (operations), yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan dan memungkinkan anak melakukan secara mental sesuatu yang sebelumnya dilakukan secara fisik. Selanjutnya Piaget (Chaer, 2005, h. 106) menyatakan bahwa dalam subtahap pemikiran simbolik tahap praoperasional, anak melambangkan suatu benda dengan benda lain. Anak dapat melakukan peniruan yang ditunda, di mana peniruan dilakukan setelah benda atau objek yang ditiru sudah tidak ada. Jadi, peniruan yang dilakukan tanpa kehadiran benda aslinya tersebut merupakan salah satu jenis simbolisasi atau bayangan mental (kemampuan akal). Bahasa terdiri dari berbagai simbol yang dapat terungkap secara lisan maupun tulisan. Pemerolehan bahasa terjadi pada subtahap pemikiran simbolik tahap praoperasional tersebut, sehingga menurut Piaget, bahasa merupakan hasil dari perkembangan intelektual secara keseluruhan dan sebagai bagian dari kerangka fungsi simbolik. Bahasa berkaitan erat dengan perkembangan kognisi anak, terutama dalam hal kemampuan berpikir. Lev Vygotsky (Santrock, 2002, h. 241) mengemukakan hubungan antara bahasa dan pemikiran, bahwa meskipun dua hal tersebut awalnya berkembang sendiri-sendiri, tetapi pada akhirnya bersatu. Prinsip yang mempengaruhi penyatuan itu adalah pertama, semua fungsi mental memiliki asal-usul eksternal atau sosial. Anak-anak harus menggunakan bahasa dan menggunakannya pada orang lain sebelum berfokus dalam proses mental mereka sendiri. Kedua, anak-anak harus berkomunikasi secara eksternal menggunakan bahasa selama periode yang lama sebelum transisi kemampuan bicara eksternal ke internal berlangsung. Jadi, anak perlu belajar bahasa untuk mengasah ketrampilan mereka dalam melakukan proses mental seperti berpikir dan memecahkan masalah, karena bahasa merupakan alat berpikir. Demikian pula dengan membaca, yang merupakan salah satu komponen bahasa yang perlu dipelajari sejak dini. Salah satu teori membaca yang amat berpengaruh adalah teori rute ganda (Grainger, 2005, h. 190). Teori rute ganda menjelaskan mekanisme yang terjadi pada pembaca awal dalam mencoba mengatasi kata-kata yang belum dikenal. Pembaca awal akan melalui dua rute yang akan menentukan suatu kata akan dikenali (berhasil dibaca) atau tidak. Rute pertama (rute visual), merupakan rute pengenalan yang tergantung pada pendekatan mencocokkan pola visual, di mana anak-anak menatap jalinan huruf cetak dan membandingkan pola itu dengan simpanan kata-kata yang telah mereka kenal dan pelajari sebelumnya. Rute kedua (rute fonologis), pembaca mengubah simbol (huruf) menjadi bunyi. Rute kedua mungkin hanya digunakan bila rute pertama gagal. Pembaca lemah sebagaimana pembaca awal menggunakan metode rute visual, namun mereka berbeda
6 Muharwati, Peningkatan Kemampuan Permulaan Membaca dalam hal kesadaran fonemis, karena anakanak normal memiliki kesadaran fonemis yang memungkinkan mereka memanfaatkan asosiasi bunyi-simbol dan kemampuan memetakan bunyi ke dalam kata berdasarkan konsep mereka tentang bentuk huruf yang benar. Maka dapat disimpulkan bahwa anakanak usia Taman Kanak-kanak memiliki potensi yang terpendam untuk menjadi pembaca yang baik. Tahap perkembangan yang memungkinkan mereka mengerti simbol-simbol dalam bahasa memberi kesempatan untuk cepat belajar dan mengasah ketajaman berpikir. Selain itu, anak-anak sebagai pembaca awal umumnya memiliki kesadaran fonemis yang cukup baik dan sangat berguna dalam proses membaca. Karena itu, diperlukan adanya pemilihan metode yang tepat dengan harapan anak dapat belajar membaca dengan efektif, memanfaatkan segala potensinya dan merasa nyaman dalam belajar menggunakan metode yang memperhatikan kebutuhan belajar mereka. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut. Siklus I Dalam tahap ini terdiri dari: (1) Perencanaan, meliputi: (a) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran bahasa tentang Permulaan Membaca; (b) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat RPP yang mengacu pada permainan memancing kata; (c) Menyusun kuis (tes). (2) Pelaksanaan, dalam tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang mengacu pada permainan memancing kata. (3) Observasi, mengamati keaktifan peserta didik pada proses pelaksanaan pembelajaran Permulaan Membaca melalui permainan memancing kata, dan menganalisis nilai siswa setelah diadakannya tes evaluasi sudahkah terjadi peningkatan kemampuan belajar siswa. (4) Refleksi, meliputi: (a) Meneliti hasil kerja siswa terhadap kuis/ permainan yang diberikan; (b) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I; (c) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II. Siklus II Pelaksanaan kegiatan pada siklus II pada hakekatnya sama dengan siklus I dengan ditambah rencana perbaikan untuk memperbaiki kendala pembelajaran yang ditemukan pada siklus I. Subyek penelitian adalah siswa Kelompok B-1 TK Dharma Wanita 2 Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Dengan jumlah siswa 15 anak. Alasan penelitian adalah siswa Kelompok B-1 mengalami kesulitan dalam Permulaa Membaca. Instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat keberhasilan peserta didik adalah: (1) Instrumen evaluasi, adalah alat untuk memperoleh data hasil belajar yang telah diberikan kepada siswa. Sedang bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa soal menjodohkan sebanyak 10 soal, dimana setiap item yang benar nilai 10, dan salah 0; (2) Lembar observasi, adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh
7 78 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 observer. Lembar observasi berisi tentang aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari: (1) Data tentang keaktifan peserta didik; (2) Data tentang kerjasama peserta didik; (3) Data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru; (4) Data tentang evaluasi hasil belajar peserta didik. Teknik Pengumpulan Data, terdiri dari: (1) Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas peserta didik dalam proses pelaksanaan pembelajaran Permulaan Membaca melalui permainan memancing kata; (2) Metode Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mengimplementasikan permainan memancing kata sebagai bentuk evaluasi; (3) Metode Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai seluk beluk proses pembelajaran Permulaan Membaca di TK Dharma Wanita 2 Jati HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Berdasarkan hasil pengamatan sebelum siklus, Guru terlalu mendominasi kegiatan belajar sehingga siswa kurang mandiri dan metode pembelajaran yang digunakan masih menggunakan cara lama yang membuat siswa menjadi bosan. Siswa hanya pasif mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa tidak tanggap dan kurang cekatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Hasil belajar siswa sangat rendah dan jauh dari standar kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan. Adapun hasil belajar siswa pada Pra siklus adalah sebagai berikut: (1) Rata-rata hasil belajar 74,67; (2) Ketuntasan hasil belajar 66,67%. Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang memdapat 4 bintang. Yang mendapatkan 3 bintang ada 10 anak dengan prosentasi 66,67% dan telah tuntas dalam pembelajaran. Sedangkan 5 siswa lainnya hanya memperoleh 2 bintang sehingga tergolong tidak tuntas belajar dengan persentase 33,33 %. Setelah diobservasi lebih lanjut, ternyata siswa cenderung mengalami kejenuhan yang ditunjukkan dengan adanya respon siswa yang rendah dalam pembelajaran. Ada indikasi munculnya kejenuhan selama pembelajaran ini diantaranya dikarenakan strategi pembelajaran yang digunakan guru monoton, yaitu dengan menggunakan metode cerita, tanya jawab, media bernyanyi dan media gambar dinding seadanya. Kemampuan Permulaan Membaca masih rendah sehingga peneliti melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti melakukan penelitian ini dalam dua siklus melalui permainan memancing kata dalam setiap pembelajarannya. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Pra siklus No Nilai skor Frekuensi Persentase Keterangan % Tuntas % Tidak Tuntas 4 <
8 Muharwati, Peningkatan Kemampuan Permulaan Membaca Siklus I Perencanaan Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: (a) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran Permulaan Membaca melalui permainan memancing kata; (b) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat RPP; (c) Menyusun LOS (Lembar Observasi Siswa); (d) Menyusun kuis (tes) Pelaksanaan (Action) Peneliti selaku guru kelas melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang dibuat mengacu pada permainan Memancing kata. Langkah kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Berdoa; (b) Mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga dan media pembelajaran; (c) Memotivasi siswa dengan menyayi bersama Lihat Kebunku. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru memberikan apersepsi dengan bertanya tentang materi sebelumnya; (b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran; (c) Guru menempelkan gambar dan kartu kata di papan tulis; (d) Siswa diminta untuk menyebutkan nama gambar yang ditempel oleh guru; (e) Siswa diminta untuk mencocokan gambar dan kartu kata yang sesuai, dan menempelkannya di bawah gambar; (f) Guru meminta semua siswa untuk mencocokan gambar dengan kartu kata di papan tulis secara bergantian; (g) Guru membagikan tugas individu; (h) Siswa mengerjakan tugas individu. (3) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Guru menyampaikan ucapan terima kasih dan mengingatkan anak untuk rajin belajar di rumah; (b) Guru menyampaikan salam penutup. Pengamatan (Observation) Pengamatan dilakukan oleh kolaborator (Guru/ teman sejawat). Pada tahap pengamatan ini yang diamati adalah tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar, keberanian siswa, dan hasil belajar siswa. Aktifitas guru dalam pembelajaran pada putaran pertama adalah cukup baik dalam hal memberi motifasi, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan SKH, memantau kemajuan siswa, melaksanakan tindak lanjut. Refleksi Diskripsi hasil pembelajaran tindakan I adalah diskripsi hasil observasi pembelajaran dan hasil tes siswa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer ditemukan beberapa hal diantaranya: (1) Suasana proses belajar mengajar aktif, siswa terlihat sungguh-sungguh dalam memperhatikan penjelasan guru; (2) Terjadi interaksi antara guru dan siswa, belum ada interaksi antara siswa dengan siswa; (3) Suasana dalam kelas agak gaduh karena anak berebut ingin memancing; (4) Rata-rata hasil belajar adalah 74,44 dan persentase ketuntasan siswa sebesar 66,67 % Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Siklus I SIKLUS I No Nilai Frekuensi N x F Persentase Ket T T T TT TT Jumlah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 100 ada 1 siswa dengan persentase 6,67%. Siswa yang mendapat nilai 90 ada 2 siswa dengan persentase sebesar
9 80 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER ,33%. Siswa yang mendapat nilai 80 ada 3 siswa dengan persentase sebesar 20,00%. Siswa yang mendapat nilai 70 ada 6 siswa dengan persentase sebesar 40,00%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 60 ada 3 siswa dengan persentase sebesar 20,00%. Dengan hasil dari r e f l e k s i pada siklus I ini diharapkan peneliti dapat semakin memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus I agar dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya akan lebih baik. Pengambilan data melalui observasi ini bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran. Perilaku siswa yang diamati selama mengikuti pembelajaran seperti melamun, bersenda gurau, berjalan-jalan, suka mengganggu temannya, mengantuk, bermain-main, memperhatikan dengan penuh konsentrasi. Tabel 3. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I No Perilaku Siswa f % 1 Melamun Bersenda gurau Berjalan-jalan Suka menganggu teman mengantuk Bermain-main sendiri Memperhatikan dengan penuh konsentrasi Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mengatuk dan bermain sendiri saat pelajaran berlangsung tidak ditemukan lagi. Hampir seluruh siswa memperhatikan dengan penuh konsentrasi sebesar 73,33%. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi prestasi belajar pada table 4.2 dapat diketahui belum tercapainya ketuntasan belajar, karena ketuntasan yang tercapai hanya 40,00%. Kegagalan Siklus I disebabkan beberapa hal, sebagai berikut: (1) Materi buah dan sayur yang diajarkan tidak dikenal siswa; (2) Siswa yang duduk di belakang, tidak dapat melihat dengan jelas permainan memancing kata. Berdasarkan temuan lapangan tersebut di atas maka peneliti melakukan perbaikan kegiatan dalam siklus II, antara lain sebagai berikut: (1) Materi buah dan sayur yang diajarkan yang telah dikenali siswa; (2) Guru akan membagi siswa dalam sebuah kelompok-kelompok kecil dan membimbing tiap kelompok; (3) Guru akan memberikan kesempatan pada semua siswa untuk bermain memancing kata; (4) Diimplementasikannya permainan memancing kata agar lebih menarik siswa dan dikondisikan sedemikian rupa; (5) Perhatian guru atau peneliti hendaknya secara menyeluruh, sehingga tidak ada kesempatan siswa untuk bermain. Siklus II Perencanaan (Planning) Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada putaran pertama yang dijelaskan diatas, maka peneliti dan kolaborator merumuskan rencana tindakan untuk putaran kedua yaitu dengan perubahan sebagai berikut ini: (1) Guru lebih mengoptimalkan pembelajaran ini; (2) Mengoptimalkan alokasi waktu dalam pembelajaran. Pelaksanaan (Action) Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru menyampaikan salam pembukaan, kemudian membimbing siswa untuk berdoa; (b) Guru mendata kehadiran peseta didik sambil memperhatikan peserta
10 Muharwati, Peningkatan Kemampuan Permulaan Membaca didik yang dipanggil namanya. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru memberikan apersepsi dengan bertanya tentang materi sebelumnya; (b) Mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga dan media pembelajaran; (c) Memotivasi siswa dengan menyayi bersama; (d) Guru memperlihatkan kartu gambar dan kata; (e) Guru melakukan Tanya jawab; (f) Guru menjelaskan peraturan permainan adu cepat; (g) Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dengan jumlah anggota 3 siswa; (h) Siswa melakukan kegiatan adu cepat dengan mencocokan kata acak yang sesuai dengan gambar yang ditempelkan depan kelas; (i) Kelompok yang menjawab paling banyak dianggap sebagai pemenang; (j) Guru memberikan reward kepada siswa yang dapat menyeleseikan tugas dengan baik; (k) Guru membagikan soal tes. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru menyampaikan ucapan terima kasih dan mengingatkan anak untuk rajin belajar di rumah; (b) Guru menyampaikan salam penutup. Pengamatan (Observation) Pada putaran kedua ini pembelajaran sudah terlaksana dengan baik, guru sudah optimal dalam mengelola pembelajaran dan juga pengalokasian waktu sudah sesuai dengan Satuan Kegiatan Harian (SKH). Demikian juga respon dan keberanian siswa juga meningkat. Siswa menjadi aktif, antusias, senang dalam pembelajaran ini melalui permainan memancing kata untuk pemahaman konsep Permulaan Membaca. Refleksi Diskripsi hasil pembelajaran tindakan II adalah hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan hasil tes siswa. Dari diskripsi tersebut ditemukan hal-hal sebagai berikut: (1) Suasana proses belajar mengajar semakin interaktif. Siswa terlihat antusias dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Siswa banyak yang berani bertanya dan mengeluarkan pendapat; (2) Interaksi yang terjadi hampir multi arah yang merupakan interaksi optimal dalam proses belajar mengajar; (3) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah maksimal; (4) Nilai Rata-rata hasil belajar adalah 80,8 dan persentase ketuntasan individual (> 70) sebesar 91,7 %. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Siklus II SIKLUS II No Nilai Frekuensi N x F Persentase Ket T T T TT TT TT TT TT TT TT Jumlah Rata-rata Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 100 ada 3 siswa dengan persentase 20,00%, nilai 90 ada 2 siswa dengan persentase 13,33%, nilai 80 ada 5 siswa dengan persentase 33,33%, nilai 70 ada 5 siswa dengan persentase 33,33%. Perilaku siswa yang diamati selama mengikuti pembelajaran seperti melamun, bersenda gurau, berjalanjalan, suka mengganggu temannya, mengantuk, bermain-main, memperhatikan dengan penuh konsentrasi. Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa siswa yang mengatuk dan bermain sendiri saat pelajaran berlangsung tidak ditemukan lagi. Hampir seluruh siswa memperhatikan dengan penuh konsentrasi sebesar 86,67%.
11 82 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 Tabel 5. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus II No Perilaku Siswa f % 1 Melamun Bersenda gurau Berjalan-jalan Suka menganggu teman mengantuk Bermain-main sendiri Memperhatikan dengan penuh konsentrasi Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini difokuskan pada perolehan skor yang dicapai siswa berdasarkan pengamatan yang dilakukan baik terhadap aspek perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung maupun aspek peningkatan perbendaharaan kata siswa Kelompok B-1 TK Dharma Wanita 2 Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Aspek yang diamati yaitu penilaian adalah penilaian membaca gambar dan mengelompokkan gambar nama buah atau sayur. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu prasiklus, siklus I, siklus II. Pada tahap prasiklus untuk mengetahui kondisi awal kemampuan Permulaan Membaca. Adapun untuk menggambarkan hasil perkembangan dari pelaksanaan pra siklus sampai siklus II pada permainan memancing kata dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini. Tabel 6. Distribusi Data Hasil tiap siklus Pra Siklus siklus I Siklus II Rata-rata 74,67 74, Ketuntasan 66,67 80,00 100,00 Peningkatan kemampuan Permulaan Membaca melalui permainan Memancing kata ini merupakan bukti keberhasilan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan Permulaan Membaca. Peningkatan perbendaharaan kata siswa juga diikuti dengan perubahan perilaku yang dialami oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran bahasa melalui permainan memancing kata. Sebelum dilaksanakan pembelajaran bahasa melalui permainan Memancing kata siswa mengaku kurang tertarik dengan pembelajaran membaca Perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi perilaku siswa pada tabel berikut. Gambar 1. Peningkatan kemampuan permulaan membaca anak
12 Muharwati, Peningkatan Kemampuan Permulaan Membaca Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Observasi Perilaku Siswa No Perilaku Siswa Pra-siklus Siklus I Siklus II f % f % f % 1 Melamun Bersenda gurau Berjalan-jalan Suka Mengganggu Teman Mengantuk Bermain-main Memperhatikan dgn penuh Konsentrasi Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa perubahan ke arah yang positif. Pada siklus I sejumlah 11 siswa atau dengan persentase 73,33% anak sudah memperlihatkan konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 13 anak atau dengan persentase 86,67% siswa sudah memperlihatkan konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan perilaku siswa ke arah yang positif di atas, menunjukkan bahwa permainan memancing kata mampu mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini dikarenakan anak kelas rendah berada dalam tahap bermain Sehingga mereka lebih tertarik belajar sambil bermain. PENUTUP Kesimpulan Kemampuan Permulaan Membaca Melalui Permainan Memancing Kata Pada Siswa Kelompok B-1-1 TK Dharma Wanita 2 Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015 mengalami Peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata siswa pra siklus mencapai 74,67 dengan ketuntasan sebesar 66,67%, pada siklus I nilai rata ratanya menjadi 74,64 dengan ketuntasan sebesar 80,00% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dengan nilai rata rata 82,00 ketuntasan 100%. Dilihat dari segi aktifitas belajar siswa dikelas, aktifitas pra siklus hanya sebanyak 3 siswa atau dengan persentase 20,00% anak sudah memperlihatkan konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus I sejumlah 11 siswa atau dengan persentase 73,33% anak sudah memperlihatkan konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 13 anak atau dengan persentase 86,67% siswa sudah memperlihatkan konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Saran Siswa hendaknya dapat memanfaatkan media belajar yang dipersipakan guru secara optimal. Guru TK hendaknya harus dapat mengembangkan dan membuat kreasi baru untuk meningkatkan kemampuan Permulaan Membaca melalui Permainan Memancing kata, agar para siswanya tertarik pada materi yang sedang diajarkan sehingga tidak membuat bosan. Hal ini sebagai modal utama agar dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas pembelajaran yang memadai
13 84 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 DAFTAR RUJUKAN Abdurrahman Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Pokok Bahasan Bangun Segiempat di Kelas VIII SLTPN 16 Pekan Baru. Tesis yang tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA Chaer, Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. Grainger, J Problem Perilaku, Perhatian, dan Membaca pada Anak: Strategi Intervensi Berbasis Sekolah (Alih Bahasa: Enny Irawati). Jakarta: Grasindo. Mar at Samsunuwiyati Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Rosda Karya. Patmonodewo, Soemiarti Buku Ajar Pendidikan Prasekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Purwanto., M.N, dan Alim, D Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra. Santrock, J.W Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi kelima). (Penerj. Achmad Chusairi, Juda Damanik; Ed. Herman Sinaga, Yati Sumiharti). Jakarta: Erlangga. Suyanto Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empat hingga lima tahun, karena di usia ini anak lebih mudah membaca dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Membaca Permulaan Masa peka anak untuk belajar membaca dan berhitung berada di usia empat hingga lima tahun, karena di usia ini anak lebih mudah membaca dan mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005, h. 5). Maka tepatlah bila dikatakan
Lebih terperinciJurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani
1 2 3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU SUKU KATA DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH AGAM Wani Zuarny ABSTRAK Kemampuan membaca anak kelompok B3 di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Agam
Lebih terperinciOleh: Tri Astuti TK Dharmawanita 1 Jatiprahu, Karangan, Trenggalek
174 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENERAPAN PERMAINAN BERBURU BOLA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA SISWA KELOMPOK A TK DHARMAWANITA 1 JATIPRAHU KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.
JURNAL PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN PAPAN FLANEL PADA KELOMPOK B TK PERTIWI KUPANG, KARANGDOWO, KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. membaca mencakup : membaca merupakan suatu proses. Membaca. bahwa membaca pada anak usia dini adalah keterampilan membaca dan
1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Membaca Menurut Klein (Dalam Rahim, 2008: 3) mengemukakan definisi membaca mencakup : membaca merupakan suatu proses. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan
Lebih terperinciOleh: Sri Hidayati TK Dharma Wanita 3, Karangan, Trenggalek
122 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN SENI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA 3 KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2015/2016
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM K A R M I L A ABSTRAK Kemampuan membaca anak kelompok B1 di TK Aisyiyah Kubang Agam masih
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN
NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2012 2013 Disusun Oleh : WURYANINGSIH A53BO90214 PROGRAM STUDI PG
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana
Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Jumiyanti, Saharudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciOleh: Sri Yuliani TK Dharma Wanita 1 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek
Sri Yuliani, Peningkatan Kemampuan Membaca dengan Media... 141 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA 1 KEDUNGSIGIT KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG 1 ARTIKEL Oleh NANDA ERIKA NIM : 2009/51064 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MERANGKAI HURUF MENJADI KATA MELALUI MEDIA KOTAK ALFABET PADA KELOMPOK B
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERANGKAI HURUF MENJADI KATA MELALUI MEDIA KOTAK ALFABET PADA KELOMPOK B Ratna Wijayanti Mas udah PG-PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4
Lebih terperinciMENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK A
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK A Wiwik Kuswati Dewi Komalasari PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Pada tahapan ini peneliti mengambil data hasil belajar pada materi sebelumnya. Peneliti mengambil data hasil belajar secara murni. Artinya
Lebih terperinciPERMAINAN KARTU HURUF DI TAMAN KANAK-KANAK AGAM ELIFIA
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI TAMAN KANAK-KANAK AGAM ELIFIA KATA KUNCI : MEMBACA, ANAK USIA DINI, PERMAINAN KARTU HURUF 2 PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nilai Frekuensi % Keterangan Nilai Rata-rata < ,36 Belum Tuntas 59, ,64 Tuntas Jumlah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar membaca siswa SD Negeri 3 Sindurejo. Data yang diperoleh guru dari
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK Kemampuan membaca anak Kelompok B2 Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Lubuk
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 2, Juni 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA SD Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning adalah belajar, disability artinya ketidak mampuan sehingga terjemahannya menjadi ketidak
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Ilmiah Oleh: TH. ERI RETNO
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo
Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo Hawia, Sahrudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian yang terdiri
18 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode penelitian Disain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE BERNYANYI DENGAN HURUF DAN KATA PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA 1 SIDOMULYO KECAMATAN WATES KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Sekolah SD Negeri Karanganyar 03 terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini berdiri pada tahun 1985, pemerintah
Lebih terperinciPeningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge
Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge Nurina T. Bindas, Sahrudin Barasandji dan Efendi ABSTRAK Permasalahan yang dikaji dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan serangkaian upaya sistematis dan terprogram dalam melakukan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model
Lebih terperinciYUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si ABSTRAK
Meningkatkan Kemampuan Mengurutkan Gambar Seri Melalui Metode Demonstrasi pada Anak Kelompok B Di TK Cerdas Ceria Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara YUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas hasil-hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan hasil belajar Membaca dan menulis siswa kelas I SD Negeri I Kedungrejo, setelah dilaksanakan
Lebih terperinciSri Sunarti. Sri Sunarti SD Negeri 1 Pakis
Upaya Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Pakis Kecamatan Kradenan Tahun Pelajaran 2017/2018 Sri Sunarti srisunartipks1@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FARIDA A 210
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Di dalam metode penelitian ini terdapat empat
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 Pebriani Abstrak Kemampuan Anak Mengenal huruf masih rendah. Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal
21 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 4 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan sebelum
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN
Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode
Lebih terperinciOleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK
Lebih terperinciModel Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana pra siklus dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2014, siklus I pada tanggal 22 Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) menuju kearah yang lebih
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam praktek mengajar di kelas I SDN Tlogowungu kecamatan Kaloran kabupaten Temanggung dengan jumlah siswa 25 pada mata
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Kutowinangun 09 Salatiga Sekolah ini didirikan pada tahun 1972 dengan biaya INPRES dan merupakan tanah hibah dari masyarakat dan terakreditasi
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI MEMBACA BUKU CERITA BERGAMBAR
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI MEMBACA BUKU CERITA BERGAMBAR Winarti TK Dharma Wanita 2 Parakan Trenggalek Email : belajayanto@gmail.com Jl. Mastrip No. 149 A RT 18 RW 07 Desa Parakan Trenggalek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hartati (2006: 34)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi manusia untuk menjalin hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hartati (2006: 34) bahasa adalah simbol
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada program studi PG PAUD.
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA DALAM MENDENGAR INFORMASI LISAN MENGGUNAKAN METODE BERCAKAP-CAKAP PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA NGAMPEL 1I KECAMATAN PAPAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciPENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciDiajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENGENAL URUTAN ANGKA 1-10 MELALUI BERMAIN MENCARI ANGKA DI BALOK PADA KELOMPOK A TK AL-HUDA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Lebih terperinciDisusun Oleh LASINI A53B111022
UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN BERCERITA DENGAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA KELOMPOK A TK RA AL HILAL TOJAYAN, KLATEN 2013/2014 Disusun Oleh LASINI A53B111022 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas pasti ada masalah yang dihadapi guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak- Kanak. TK Aisyiyah 3 Bustanul
Lebih terperinciPENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar
2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Jlamprang 2 Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sesuai rancangan penelitian, hasil penelitian dipaparkan dalam dua paparan, yaitu peningkatan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : WAHYUNINSIH A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK DESA BUGEL KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK Sri Muryanti (10261617) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Abstrak Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat hasil
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN 1-10 MELALUI PENGGUNAAN MEDIA STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A PAUD PKK KANDAT KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Pada setiap siklusnya ada 3 kegiatan pokok yaitu, tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Getas, Kecamatan Kaloran, kabupaten Temanggung dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini. Setiap orang tua atau pendidik harus mengetahui bagaimana cara memperlakukan,
Lebih terperinciBAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi (2002: 12)
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi (2002: 12) bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ibtidaiyah (MI) Batu Tangga Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah Ibtidaiyah (MI) Batu Tangga Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah terletak di Desa Batu Tangga Kecamatan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI SD Negeri 01 Kebonsari,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian
Lebih terperinciNASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciYayuk, Meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui bermain boneka tangan pada anak kelompok A
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI BERMAIN BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK A Yayuk Dwi Rahayu Dewi Komalasari PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4
Lebih terperinciBAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
43 BAB III Metode dan Rencana Penelitian A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, karena dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ngambakrejo 03 kelas V semester II Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa 24 orang
Lebih terperinciLasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA SIKATUBIL PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 GEMAWANG
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada saat penelitian berlangsung di MI Darussalam Krian Sidoarjo tentang keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti lakukan. Metode
Lebih terperinci