BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan metode ceramah saja. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, guru lebih aktif dari pada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan cenderung bosan. Ketidak aktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi faktor yang menyebabkan hasil belajar menjadi kurang maksimal. Ketika belajar mengajar berpusat pada guru, siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tidak mengalami proses yang bermakna. Maka pengetahuan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada kekurang aktifan siswa kelas III dalam menerima materi pembelajaran. Adapun rumus untuk menentukan Range, banyak kategori dan interval adalah sebagai berikut : Range / Jangkauan = skort tertinggi skor terendah Banyak kategori / kelas = 1 + 3,3 log n Interval = Dalam menentukan pembuatan interval nilai mencari cara menentukan interval nilai dengan baik, peneliti menggunakan rumus untuk memudahkan mengatur jarak interval nilai sesuai hasil nilai yang di peroleh siswa dengan rumus sebagai berik K= Jumlah kelas interval Log= logaritma n= jumlah data Log 18 = 1,25 4

2 47 K = 1 + 3,3 log n = 18 K = 1 + 3,3.1,25 K = K = 5,125 dibulatkan menjadi. Berikut disajikan data hasil belajar IPA sebelum diberikan tindakan, melalui tabel berikut ini: Tabel 4. 1 Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar IPA Siswa Sebelum Tindakan No Interval Nilai Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Persentase (%) Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Jumlah KKM 5 Rata-rata Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 40 Siswa yang Tuntas 4 Siswa yang Belum Tuntas 14 Mengacu pada tabel diatas, diketahui bahwaperbandingan siswa yangbelum mencapai KKM adalah 14 siswa atau sebesar 77.78%, sedangkan siswa yang tuntas dari KKM adalah 4 siswa atau %. Uraian siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu bahwa siswa yang mendapat nilai 40 4 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 27.78%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar 1.7%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 54-0 sebanyak siswa, dengan persentase sebesar 33.33%, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 1 7, sementara siswa yang tuntas KKM, yang mendapatkan nilai pada interval nilai 8 74 sebanyak 2 siswa dengan persentase 11.11%; siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai sebanyak 2

3 48 siswa dengan persentase Nilai rata-rata yang diperoleh kelas adalah dengan perolehan nilai terendah yaitu 40 dan tertinggi 80. Adapun data rekapitulasi ketuntasan belajar sebelum diberikan tindakan disajikan pada grafik berikut ini: Hasil dan Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan Gambar 4. 1 Diagram Hasil dan Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan Adapun keseluruhan jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas belajar sebelum dilakukan tindakan disajikan dalam diagram berikut ini: Sebelum Tindakan Belum Tuntas Tuntas Gambar 4. 2 Total Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Sebelum Tindakan Berdasarkan pada acuan KKM = 5, maka persentase keseluruhan siswa yang mencapai kriteria KKM maupun yang belum mencapai kriteria KKM, disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4. 2

4 49 Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 < Belum tuntas Tuntas Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 40 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas III SDN Kauman Kidul Salatiga, sebelum dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 5) sebanyak 14 siswa atau 77.77% dari total keseluruhan siswa; sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4 siswa atau 22.23%. Berikut persentase siswa yang belum mencapai KKM ataupun yang telah mencapai KKM disajikan pada gambar berikut ini: Persentase Ketuntasan Sebelum Tindakan Belum Tuntas Tuntas Gambar 4. 3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan Berdasarkan pengamatan sebelum dilakukan penelitian, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh siswa tidak termotivasi dalam mengikuti pelajaran IPA. Dalam proses pembelajaran, siswa kelas III cenderung ramai, dan malas untuk mengerjakan tugas dari gurunya. Selain itu, cara guru mengajar yang masih didominasi dengan ceramah membuat kelas menjadi monoton dan sajian pelajaran menjadi kurang menarik perhatian siswa. Mengacu pada data hasil belajar, termasuk ketuntasan belajar yang dicapai siswa kelas III SDN Kauman Kidul

5 50 Salatiga, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas, dalam rangka untuk mengubah situasi pembelajaran yaitu hasil dan ketuntasan belajar yang dicapai siswa; juga di dalamnya mengubah proses pembelajaran agar ssiwa menjadi tertarik untuk belajar IPA. Penelitian PTK ini menggunakan metode discovery dan media benda nyata, yang dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus akan memuat dua pertemuan Siklus I a. Perencanaan Sebelum dilakukan penelitian tindakan, terlebih dahulu diadakan sosialisasi rencana tindakan kelas yang sebelumnya telah dirancang oleh peneliti; dalam bentuk didiskusikan dan dibahas dengan guru peneliti (guru mitra yang akan mengajar), tentang pembelajaran IPA dengan metode discovery dan media benda nyata. Sosialisasi ini dimaksudkan agar ada kesepahaman, antara peneliti dengan guru kelas yang berkolaborasi dalam penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan hasil sosialisasi dengan kolaborator ini, maka hal-hal yang diputuskan dan direncanakan dalam tahap ini antara lain: 1) Menyepakati bahwa tindakan akan dilakukan pada dua siklus, dimana masingmasing siklus dilaksanakan masing-masing dua pertemuan. 2) Menyusun kembali RPP berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai kolaborator yang mengajar dengan peneliti; dimana RPP yang disusun kembali, tetap mengacu pada sintaks pembelajaran discovery dan media benda nyata. 3) Menyiapkan semua alat peraga; dimana alat peraga yang disiapkan, berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan diberikan. 4) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi hasil kesepakatan dengan guru. b. Pelaksanaan Tindakan Setelah disusun RPP, menyiapkan dan mengecek semua alat peraga, juga instrumen observasi yang akan digunakan dalam penelitian, peneliti dan guru

6 51 bersepakat untuk melakukan perbaikan pembelajaran, dengan rincian sebagai berikut: Pertemuan I 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan apersepsi. Siapakah yang pernah melihat gunung? Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada hari itu, yaitu salah satu bentuk permukaan bumi: pergunungan adalah kumpulan gunung-gunung, pergunungan tertinggi di Indonesia adalah Jaya Wijaya. Setelah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran itu. Setelah penjelasan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu kegiatan inti. 2) Kegiatan Inti Sebelum memberikan pemaparan materi tentang bentuk permukaan bumi, yaitu pergununggan dapat di daratan yang paling tinggi dibandingkan daratan lainnya, terlebih dahulu guru membagi siswa dalam empat kelompok, dimana dua kelompok pertama, masing-masing beranggotakan lima siswa, dan dua kelompok lainnya, masing-masing beranggotakan empat siswa. Pengelompokkan siswa dilakukan atas pertimbangan heterogenitas, mulai dari jenis kelamin, prestasi akademik, maupun usia. Setelah dilakukan pembagian kelompok, guru membagikan beberapa contoh gambar dan diperlihatkan benda nyata di luar kelas. Langkah berikut yang dilakukan guru adalah memberikan pemaparan dan penjelasan materi bentuk permukaan bumi yaitu bentuk kenampakan permukaan bumi terdiri dari daratan, dan pergunungan. Setelah memberikan pemaparan tentang materi bentuk permukaan bumi, guru menginstruksikan kepada masingmasing kelompok untuk berdiskusi tentang materi, dan selanjutnya menuntun siswa untuk melihat pemandangan diluar kelas. Hasil percobaan dan pengamatan

7 52 siswa kemudian didiskusikan dalam kelompok dan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. 3) Kegiatan Akhir Pada kegiatan ini, guru bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tugas terkait dengan materi untuk dikerjakan di rumah. Tujuan pemberian tugas ini adalah agar siswa dapat mengetahui yang mana termasuk wilayah perairan dan wilayah daratan, tentang materi yang baru saja dipelajari. Pada bagian akhir, guru juga mengingatkan bahwa akan masih ada pertemuan berikutnya membahas materi yang sama, dengan sub materi yang berbeda. Pertemuan II 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan II ini, meliputi beberapa kegiatan seperti membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta siswa untuk mengumpulkan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dan melakukan apersepsi. Apersepsi diberikan dalam bentuk pertanyaan: Siapa yang pernah melihat globe? Bagaimana bentuk globe? Bagaimana bentuk bumi kita? Setelah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran itu. Setelah penjelasan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu kegiatan inti. 2) Kegiatan Inti Setelah dilakukan menjelaskan tujuan pembelajaran, guru memperlihatkan globe benda nyata, yang akan diperlihatkan ke siswa tersebut. Langkah berikut yang dilakukan guru adalah memberikan pemaparan dan penjelasan materi bentuk permukaan bumi yaitu wilayah daratan dan wilayah perairan. Setelah memberikan pemaparan tentang materi bentuk permukaan bumi, guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi tentang materi, dan selanjutnya menuntun siswa untuk membedakan bentuk globe dan bola. Setelah

8 53 pengamatan siswa kemudian berdiskusi dalam kelompok dan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. 3) Kegiatan Akhir Pada kegiatan ini, guru bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tes tentang materi yang baru saja dipelajari, juga materi dari pertemuan I sebelumnya. Demi memperkuat pemahaman pada materi yang baru saja diberikan, guru memberikan tugas kepada siswa. Pada bagian akhir, guru juga mengingatkan bahwa akan masih ada pertemuan berikutnya membahas materi yang sama, dengan sub materi yang berbeda. c. Observasi 1) Kinerja Guru Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah keseluruhan aktivitas atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Fokus amatannya adalah bagaimana penerapan metode pembelajaran discovery dan media benda nyata dalam pembelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi. Hasil observasi disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4. 3 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Penerapan Metode Discovery dan Media Benda Nyata Siklus Materi Total Nilai Kriteria skor aktivitas I Bentuk kenampakan permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. 54 7,5% Cukup baik Data hasil observasi kinerja guru, dengan menggunakan metode discovery dengan memanfaatkan media benda nyata dalam pembelajaran, dinilai dengan rumus di bawah ini (Depdiknas, 2003): Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

9 54 >8% = baik sekali 70 85% = baik 55 9% = cukup baik <54% = kurang Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 54 atau persentasenya adalah 7,5%. Meskipun berada pada kategori cukup baik, namun secara umum dapat dikatakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan kurang maksimal. Pembelajaran berlangsung kurang maksimal, karena jika diamati tiap item pada lembar kinerja guru masih terdapat beberapa kekurangan yaitu: (1) kesesuaian antara apersepsi dengan pokok bahasan yang dibahas, masih berada pada kategori dilakukan kurang baik; (2) sumber belajar dalam hal ini media nyata yang dipilih guru dapat belum dapat meningkatkan semangat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran karena item ini pun masih berada dalam kategori kurang baik; (3) demikian juga pada item melibatkan siswa secara langsung maupun tidak langsung dalam pemanfataan media benda nyata; (4) interaksi yang bersifat positif atau interaksi yang nyaman antara guru dan siswa juga berada pada kategoi masih kurang baik; (5) item guru membimbing kelompok-kelompok belajar dalam berdiskusi juga masih berada pada kategori kurang baik; dan () guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok dalam mempresentasikan hasil kerjanya juga berada pada kategori kurang baik. 2) Aktivitas Siswa Selain kinerja guru, perlu juga diamati aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas siswa ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana metode discovery learning dengan memanfaatkan media benda nyata sebagai metode pembelajaran memberikan pengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Disamping itu, pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai kesesuaian langkah pembelajaran metode discovery learning dengan memanfaatkan media benda nyata dengan proses pembelajaran yang berlangsung. Tabel 4. 4

10 55 Lembar Aktivitas Siswa Siklus I Penerapan Metode Discovery dan Media Benda Nyata Siklus Materi Total Nilai Kriteria skor aktivitas I Bentuk kenampakan permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan % Cukup baik Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran metode discovery learningdengan memanfaatkan media benda nyata pada siklus I dihitung dengan cara sebagai berikut: Dengan kriteria nilai sebagai berikut: >8% = baik sekali 70 85% = baik 55 9% = cukup baik <54% = kurang Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 49 atau persentasenya adalah 1.25%. Meskipun berada pada kategori cukup baik, namun secara umum dapat dikatakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan kurang maksimal. Pembelajaran berlangsung kurang maksimal, karena jika diamati tiap item pada lembar aktivitas masih terdapat beberapa kekurangan yaitu: (1) siswa belum siap menerima pelajaran, karena pada item ini skor yang diperoleh adalah 2 atau berada pada kategori kurang baik; (2) siswa juga belum mendengarkan secara baik penjelasan kompetensi yang hendak dicapai dalam pembelajaran yang akan berlangsung; (3) siswa juga masih kurang baik tingkat keaktifannya dalam bertanya ketika guru menjelaskan materi pelajaran; (4) disamping itu, ditemukan bahwa belum ada interaksi yang positif, yang nyaman dan saling mendukung, dalam diskusi diantara para siswa; (5) keterlibatan siswa juga masih kurang dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena kebiasaan siswa yang hanya mendengarkan ceramah guru, sehingga ketika diminta untuk menjadi partisipan aktif dalam belajar, tampak bahwa siswa masih sangat canggung dengan hal ini; () ditemukan juga bahwa keberanian siswa

11 5 dalam mengungkapkan pendapatnya ketika diberikan kesempatan untuk bertanya ataupun menanggapi, masih juga berada pada kategori kurang baik; (7) tampak juga bahwa siswa belum termotivasi dan antusias selama mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode discovery dengan memanfaatkan media benda nyata; (8) tampak juga bahwa siswa belum merasa tertarik mempelajari materi dengan media benda nyata yang ditentukan oleh guru; (9) siswa juga merasa belum terbimbing selama proses pembelajaran berlangsung; dan (10) siswa masih pasif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi bentuk permukaan bumi yang belum dipahami. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, dalam maksud untuk memperbaiki situasi pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan pada kinerja guru maupun aktivitas siswa, dengan hasil seperti dipaparkan di atas, maka dapat dipastikan bahwa kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, akan berkontribusi langsung pada hasil belajar siswa. 3) Hasil Belajar Siswa Penilaian belajar siswa dilakukan pada akhir siklus I pertemuan 2, dalam bentuk tes tertulis pilihan ganda. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus dari Sugiyono (2011:34-35) yang menggunakan rumus K=1+3,3 log n. Rumus dalam penentuan interval sebagai berikut: Range / Jangkauan = skort tertinggi skor terendah Banyak kategori / kelas = 1 + 3,3 log n Interval Dalam menentukan pembuatan interval nilai mencari cara menentukan interval nilai dengan baik, peneliti menggunakan rumus untuk memudahkan mengatur jarak interval nilai sesuai hasil nilai yang di peroleh siswa dengan rumus sebagai berikut: K= Jumlah kelas interval Log= logaritma

12 57 n= jumlah data Log 18 = 1,25 K = 1 + 3,3 log n = 18 K = 1 + 3,3.1,25 K = K = 5,125 dibulatkan menjadi. Hasil belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4. 5 Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I No Interval Nilai Siklus I Keterangan Jumlah Persentase (%) Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah KKM 5 Rata-rata.39 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 55 Siswa yang Tuntas 12 Siswa yang Belum tuntas Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I, yang mencapai kentuntasan belajar (KKM= 5) sebanyak 12 siswa atau.7% dari kondisi awal yang hanya mencapai 22.23%, sedangkan siswa yang belum mencapai kentuntasan belajar sebanyak siswa atau sebanyak 33.33%, dari kondisi awal sebelum tindakan yaitu 77.77%. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas sebelum tindakan adalah dengan perolehan nilai terendah yaitu 40 dan

13 58 tertinggi 80. Kondisi ini berubah setelah diberikan tindakan pada siklus I, dimana perolehan nilai terendah yaitu 55 dan nilai tertinggi 80, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi.39. Nilai pada rentang 55 1 sebanyak siswa dengan persentase 33.33%, siswa yang mendapat nilai pada interval nilai 2 8 sebanyak 4 siswa dengan persentase 22.22%, siswa yang mendapat interval nilai 9 75 sebanyak 7 orang dengan persentase 38.89%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai interval 7 82 sebanyak 1 orang dengan persentase 5.5%. Rekapitulasi perolehan hasil belajar pada siklus I tersebut, disajikan pada gambar berikut ini: Hasil Belajar Siklus Gambar 4. 4 Jumlah Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Nilai Total siswa yang tuntas maupun belum tuntas belajar pada siklus I disajikan dalam diagram berikut ini: Siklus I Belum Tuntas Tuntas Gambar 4. 5 Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus I

14 59 siklus I. Berikut disajikan dalam tabel, persentase ketuntasan belajar siswa pada Tabel 4. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I No Nilai Siklus I Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 < Belum tuntas Tuntas Jumlah Rata-rata. 39 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 55 Persentase ketuntasan belajar siswa sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 14 siswa atau 77.77%; sedangkan yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4 siswa dengan persentase 22.23%. Kondisi ini berubah setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang berhasil lulus KKM sebanyak 12 siswa atau.7% dan siswa yang belum berhasil lulus KKM sebanyak siswa atau 33.33%. Berikut persentase hasil belajar siklus I disajikan pada gambar di bawah ini: Persentase Ketuntasan Pada Siklus I Belum Tuntas Tuntas Gambar 4. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 4) Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I untuk mengukur perubahan hasil belajar IPA siswa.

15 0 Berikut ini disajikan perbandingan hasil belajar maupun persentase ketuntasan belajar IPA siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan siklus 1. Tabel 4. 7 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I No Kode Nilai Siswa Awal Keterangan Siklus I Keterangan 1 AV Belum tuntas 55 Belum tuntas 2 BV Belum tuntas 0 Belum tuntas 3 CV Belum tuntas 0 Belum tuntas 4 DV Tuntas 70 Tuntas 5 EV Belum tuntas 5 Tuntas FV Belum tuntas 5 Tuntas 7 GV Belum tuntas 70 Tuntas 8 HV Tuntas 75 Tuntas 9 IV Belum tuntas 0 Belum tuntas 10 JV Belum tuntas 5 Tuntas 11 KV Belum tuntas 70 Tuntas 12 LV Tuntas 75 Tuntas 13 MV Belum tuntas 5 Tuntas 14 NV Belum tuntas 0 Belum tuntas 15 OV Belum tuntas 70 Tuntas 1 PV Tuntas 80 Tuntas 17 QV Belum Tuntas 0 Belum tuntas 18 RV Belum Tuntas 70 Tuntas Jumlah nilai Rata-rata Perbandingan jumlah siswa maupun persentase siswa yang tuntas hasil belajarnya sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I, disajikan melalui tabel berikut ini:

16 1 No. Tabel 4. 8 Perbandingan Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I Kondisi Awal Siklus I Nilai Jumlah Persentase Jumlah Siswa Persentase (%) Siswa (%) 1 Tuntas Belum Tuntas Jumlah % % Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan, jumlah siswa yang tuntas yaitu 4 siswa dengan persentase 22.23%, meningkat menjadi 12 siswa pada siklus I dengan persentase.7% atau terjadi kenaikan 44.44%. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus I yaitu 14 siswa dengan persentase 77.77% dan turun menjadi siswa dengan persentase 33.33%, setelah diberikan tindakan pada siklus I; atau mengalami penurunan 44.44%. Berikut disajikan dalam grafik perbandingan jumlah siswa yang tuntas sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I Belum Tuntas Tuntas 0 Sebelum Tindakan Gambar 4. 7 Total Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Sebelum Tindakan

17 Siklus I 12 Belum Tuntas Tuntas Gambar 4. 8Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Siklus Sebelum Tindakan Siklus I Belum Tuntas Tuntas Gambar 4. 9 Diagram Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Sebelum Tindakan dengan Siklus I Sementara itu, perbandingan persentase ketuntasan belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan disajikan melalui tabel berikut ini: Tabel 4. 9 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I No. Pembelajaran Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas Frekuensi % Frekuensi % 1. Kondisi Awal Siklus I

18 3 Adapun perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I, disajikan melalui diagram berikut ini: Persentase Ketuntasan Sebelum Tindakan Belum Tuntas Tuntas Gambar Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan Persentase Ketuntasan Pada Siklus I Belum Tuntas Tuntas Gambar Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 77.77% 80.00%.7% 0.00% 40.00% 22.23% 33.33% Belum Tuntas Tuntas 20.00% 0.00% Sebelum Tindakan Siklus I Gambar Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I

19 4 d. Refleksi Refleksi merupakan tahap analisis melihat kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan maupun kelebihan-kelebihan yang perlu diperbaiki dan dipertahankan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan pada hasil observasi melalui kinerja guru dan aktivitas siswa, dilakukan diskusi dengan guru agar dilakukan perbaikan pada kinerja guru maupun aktivitas siswa pada siklus berikutnya. Adapun berdasarkan hasil diskusi dengan guru, maka hal-hal yang perlu untuk menjadi masukan perbaikan pada siklus II, antara lain: 1) Guru a) Mengupayakan agar ada kesesuaian antara apersepsi dengan pokok bahasan yang dibahas. b) Mengupayakan agar memilih sumber belajar dalam hal ini media nyata dapat meningkatkan semangat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. c) Perlu melibatkan siswa secara langsung maupun tidak langsung dalam pemanfataan media benda nyata. d) Perlu membangun interaksi yang bersifat positif atau interaksi yang nyaman antara guru dan siswa. e) Perlu untuk membimbing kelompok-kelompok belajar dalam berdiskusi. f) Perlu untuk mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok dalam mempresentasikan hasil kerjanya. 2) Siswa a) Agar siap menerima pelajaran. b) Agar mendengarkan secara baik penjelasan kompetensi yang hendak dicapai dalam pembelajaran yang akan berlangsung. c) Agar menjadi dalam bertanya ketika guru menjelaskan materi pelajaran. d) Agar terjadi interaksi yang positif, yang nyaman dan saling mendukung, dalam diskusi diantara para siswa. e) Agar terlibat penuh dalam pembelajaran.

20 5 f) Agar memiliki keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya ketika diberikan kesempatan untuk bertanya ataupun menanggapi. g) Agar termotivasi dan antusias selama mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode discovery dan media benda nyata. h) Agar tertarik mempelajari materi dengan media benda nyata yang ditentukan oleh guru. i) Agar merasakan dan mengalami terbimbing selama proses pembelajaran berlangsung; j) Agar menjadi aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi bentuk permukaan bumi. Hal-hal di atas, direncanakan akan dilakukan pada siklus II. Maksudnya adalah, dengan mengandaikan jika melakukan hal-hal yang menjadi kekurangan di atas, maka situasi pembelajaran akan terus menjadi lebih baik, dan konsekuensi ikutannya adalah hasil belajar maupun jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa menjadi meningkat Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka dalam perencanaan ini hal-hal yang rencananya akan dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II antara lain: 1. Merevisi kembali apersepsi yang telah disusun pada RPP sebelumnya, dimana apersepsi yang direncanakan pada siklus II ini, agar lebih sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan. 2. Merevisi benda-benda nyata yang akan digunakan, agar dapat meningkatkan semangat dan pemahaman belajar siswa. 3. Memposisikan diri sebagai fasilitator dalam kelas, agar siswa dapat terlibat secara penuh dalam pembelajaran. 4. Menjadi lebih rileks dan lebih terbuka, agar siswa menjadi lebih nyaman selama proses pembelajaran. 5. Merencanakan membimbing kelompok-kelompok belajar siswa, melalui mendampingi siswa selama melakukan diskusi, memberikan petunjuk-

21 petunjuk agar siswa lebih mudah menemukan jawaban atas soal-soal yang sedang didiskusikan.. Memberikan evalusi pada hasil diskusi, termasuk memberikan penghargaan berbentuk pujian dan motivasi kepada siswa maupun kelompok yang antusias dalam melakukan diskusi. b. Pelaksanaan Pertemuan I 1. Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam revisi rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa, juga mengatur suasana agar lebih nyaman dan melakukan apersepsi. Apersepsi diberikan dalam bentuk pertanyaan Siapakah yang pernah pergi ke pantai? bagaimana dengan bentuk pantai yang kalian lihat? Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada hari itu, yaitu salah satu bentuk permukaan bumi, Bentuk kenampakan permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Setelah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran. Setelah penjelasan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu kegiatan inti. 2. Kegiatan Inti Setelah dilakukan menjelaskan tujuan pembelajaran, guru membagikan alatalat berupa benda nyata, yang dilakukan diluar kelas. Benda nyata yang digunakan adalah air, sawah, dan sungai. Langkah berikut yang dilakukan guru adalah membeikan pemaparan dan penjelasan materi bentuk permukaan bumi

22 7 yaitu cekungan dan tonjolan selalu ada. Setelah memberikan pemaparan tentang materi bentuk permukaan bumi, guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk terlebih dahulu melakukan percobaan agar memahami pertanyaan apersepsi, termasuk materi bentuk permukaan bumi yaitu bentuk kenampakan permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Selanjutnya, siswa diminta berdiskusi tentang materi. Selama diskusi kelompok, guru berkeliling ruangan, bertanya kepada masing-masing kelompok, kendala-kendala apa saja yang dihadapi kelompok, termasuk guru memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kemungkinan jawaban yang harus didiskusikan oleh kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru menuntun dan menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas. Selama presentasi, guru menuntun yang lain untuk aktif bertanya, dengan memberikan petunjuk-petunjuk agar siswa mendapatkan ide untuk mengajukan pertanyaan. Dengan cara ini, siswa mulai aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada kelompok. Guru juga menuntun kelompok yang presentasi untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kelompok lain. Ternyata, dengan cara ini, siswa mulai aktif baik mengajukan pertanyaan, maupun mengajukan jawaban, dan sebaliknya siswa melakukan sanggahan atas jawaban-jawaban. Setelah waktu presentasi selesai, tidak lupa guru mengevaluasi presentasi kelompok, juga mengevaluasi tiap-tiap siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun mengajukan jawaban atas pertanyaan. 3. Kegiatan Akhir Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara individual untuk dikerjakan di rumah, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami pelajaran termasuk belum memahami metode pembelajaran untuk bertanya, guru bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan dan guru mengingatkan untuk mempelajari sub materi berikutnya yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Tidak lupa, guru juga memberikan pujian kepada siswa yang aktif bertanya, sambil memotivasi pada siswa yang lain, bahwa bertanya adalah hal yang penting dan mendasar di dalam belajar.

23 8 Pertemuan II 1. Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan II ini, meliputi beberapa kegiatan seperti membuka pembelajaran dengan salam, menyapa masing-masing siswa agar suasana lebih rileks dan santai, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta siswa untuk mengumpulkan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dan melakukan apersepsi. Agar siswa mudah menjawab apersepsi, berdasarkan acuan pada pertemuan I, guru sebelumnya memberikan sedikit percobaan berkaitan dengan pertanyaan apersepsi, Apa yang kalian lihat dari lingkungan yang ada dilingkungan sekolah? bagaimana bentuk dataran tinggi, bentuk rendah, bentuk sungai? Setelah siswa menjawab pertanyaan apersepsi dengan benar, guru melanjutkan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pembelajaran pada hari itu. 2. Kegiatan Inti Melihat perkembangan keaktifan siswa pada pertemuan pertama dengan beberapa revisi yang dilakukan guru dalam pembelajaran, dalam kegiatan inti ini ada beberpa langkah yang dilakukan guru, memberikan pemaparan dan penjelasan materi sifat-sifat cahabentuk permukaan bumiya yaitu cekungan dan tonjolan selalu ada. Setelah memberikan pemaparan tentang materi bentuk permukaan bumi, sama seperti pada pertemuan pertama, guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk terlebih dahulu melakukan percobaan agar memahami pertanyaan apersepsi, termasuk materi bentuk permukaan bumi yaitu cekungan dan tonjolan selalu ada. Selanjutnya, siswa diminta berdiskusi tentang materi. Selama diskusi kelompok, guru berkeliling ruangan, bertanya kepada masing-masing kelompok, kendala-kendala apa saja yang dihadapi kelompok, termasuk guru memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kemungkinan jawaban yang harus didiskusikan oleh kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru menuntun dan menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas. Selama presentasi, guru menuntun yang lain untuk aktif bertanya, dengan

24 9 memberikan petunjuk-petunjuk agar siswa mendapatkan ide untuk mengajukan pertanyaan. Dengan cara ini, siswa ternyata makin aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada kelompok. Guru juga menuntun kelompok yang presentasi untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kelompok lain. Ternyata, dengan cara ini, siswa menjadi makin aktif baik mengajukan pertanyaan, maupun mengajukan jawaban, dan sebaliknya siswa melakukan sanggahan atas jawaban-jawaban. Setelah waktu presentasi selesai, tidak lupa guru mengevaluasi presentasi kelompok, juga mengevaluasi tiap-tiap siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun mengajukan jawaban atas pertanyaan. 3. Kegiatan Akhir Setelah semua kelompok selesai melakukan presentasi, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum dipahami. Ada siswa mengacungkan tangan; awalanya guru berpikir bahwa siswa tersebut hendak bertanya, ternyata siswa tersebut mengeluarkan pendapatnya : bu, ternyata metode discovery menyenangkan ya bu, saya jadi banyak tahu tentang materi yang diajarkan. Dibandingkan kalau dengar saja, saya jadi bosan dan mengantuk. Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tes akhir kepada siswa, juga memberikan pujian dan mengucapkan terimakasih atas kerjasama selama peneliti melakukan penelitian. Guru juga mengingatkan siswa, untuk dapat menggunakan metode discovery pada mata pelajaran yang lain, atau mungkin juga dalam membuat rencana-rencana yang lain. c. Observasi Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah hasil revisi keseluruhan aktivitas atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Fokus amatannya adalah bagaimana penerapan metode pembelajaran discovery dan media benda nyata dalam pembelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi; juga bagaimana respons siswa dalam melakukan pembelajaran dengan metode discovery dan media benda nyata. Hasil observasi disajikan dalam tabel berikut ini:

25 70 1) Kinerja Guru Mendasarkan pada refleksi siklus I, diadakan perbaikan-perbaikan tindakan mengenai kinerja guru dalam menerapkan metode discovery dan media benda nyata dalam pelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi. Dalam maksud untuk mengetahui terjadi perubahan kinerja guru dalam menerapkan metode discovery dan media benda nyata, berikut ini diuraikan dalam tabel hasil pengamatan guru menerapkan metode discovery dan media benda nyata. Tabel Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II dalam Menerapkan Metode Discovery dan Media Benda Nyata Siklus Materi Total Nilai Kriteria skor aktivitas II Cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan % Baik sekali Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 74 atau persentasenya adalah 92.5%. Dengan perolehan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, setelah mendapatkan masukan untuk melakukan beberapa revisi pelaksanaan pembelajaran dengan acuan pada hasil observasi siklus I. Kinerja guru dikatakan masuk dalam kriteria baik sekali, karena jika dilihat pada tiap item langkah-langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan, ada 90 % langkah-langkah yang masuk dalam kategori dilaksanakan sangat baik, dan 10% sisanya masuk dalam kategori dilaksanakan cukup baik (Kinerja guru dapat dilihat pada lampiran lembar observasi kinerja guru siklus II). 2) Aktivitas Siswa Selain kinerja guru, perlu juga diamati aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas siswa ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana metode discovery dan media benda nyata sebagai model pembelajaran memberikan pengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Disamping itu, pengamatan ini

26 71 dimaksudkan untuk menilai apakah revisi yang menjadi masukan pada siklus I, telah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran metode discovery dan media benda nyata dengan proses pembelajaran yang berlangsung. Tabel Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Penerapan Metode Discovery dan Media Benda Nyata Siklus Materi Total Nilai Kriteria skor aktivitas II Bentuk kenampakan permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan % Baik sekali Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 71 atau persentasenya adalah 88.75%. Dengan perolehan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Aktivitas siswa meningkat setelah guru melakukan beberapa revisi pelaksanaan pembelajaran dengan acuan pada hasil observasi siklus I. Aktivitas siswa dikatakan masuk dalam kriteria baik sekali, karena jika dilihat pada tiap item langkah-langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan, ada 55 % langkah-langkah yang masuk dalam kategori dilaksanakan sangat baik, dan 45% sisanya masuk dalam kategori dilaksanakan cukup baik (Total aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran lembar observasi aktivitas siswa siklus II). 3) Hasil Belajar Siswa Penilaian belajar siswa dilakukan pada akhir siklus II pertemuan 2, dalam bentuk tes tertulis pilihan ganda. Dalam menentukan interval nilai agar lebih mudah mengelompokkan berbagai nilai atau data yang sudah diperoleh, maka kita bisa menggunakan pengelompokkan dalam bentuk tabel. Dengan demikian akan lebih mudah melihat dan mengetahui tentang jangakuan skor tertinggi dan skor terendah, banyaknya katagori serta interval dari data yang ada. Dalam hal ini,

27 72 peneliti menggunakan rumus dari Sugiyono (2011:34-35) yang menggunakan rumus K=1+3,3 log n. Adapun rumus untuk menentukan Range. Rumus dalam penentuan interval sebagai berikut: Range / Jangkauan = skort tertinggi skor terendah Banyak kategori / kelas = 1 + 3,3 log n Interval Dalam menentukan pembuatan interval nilai dengan baik, peneliti menggunakan rumus untuk memudahkan mengatur jarak interval nilai sesuai hasil nilai yang di peroleh siswa dengan rumus sebagai berikut: K= Jumlah kelas interval Log= logaritma n= jumlah data Log 18 = 1,25 K = 1 + 3,3 log n = 18 K = 1 + 3,3.1,25 K = K = 5,125 dibulatkan menjadi. Hasil belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus II No Interval Nilai Siklus II Keterangan Jumlah Persentase (%) Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah KKM 5 Rata-rata Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 5 Siswa yang Tuntas 18 Siswa yang Belum Tuntas -

28 73 Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Jika pada siklus I, siswa yang tuntas belajar mencapai.7% dari total jumlah keseluruhan siswa, maka pada siklus II siswa yang tuntas belajar 100%; dengan uraian sebagai berikut: siswa yang mendapatkan nilai pada interval 5 71 berjumlah 1 siswa dengan persentase 5.5%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval ada 10 siswa dengan persentase 55.5%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval ada siswa dengan persentase 33.33%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 8 92 ada 1 dengan persentase masing-masing 5.5%. Adapun perolehan jumlah siswa yang mendapatkan nilai pada masing-masing interval di atas, disajikan melalui diagram berikut ini: Hasil Belajar Siklus II Gambar Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II Berikut disajikan dalam tabel persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II, Berikut ini. Tabel Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II No Nilai Siklus II Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 < Belum tuntas Tuntas Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 5

29 74 Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan, jumlah siswa yang tuntas yaitu 4 siswa dengan persentase 22.23%, meningkat menjadi 12 siswa pada siklus I dengan persentase.7% atau terjadi kenaikan 44.44%, Kemudian mengalami lagi peningkatan pada siklus II menjadi 100% atau mengalami kenaikan 77.7% dibandingkan sebelum tindakan atau 33.33% setelah tindakan pada siklus I. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus I yaitu 14 siswa dengan persentase 77.77% dan turun menjadi siswa dengan persentase 33.33%, setelah diberikan tindakan pada siklus I; atau mengalami penurunan 44.44%, dan mengalami penurunan lagi menjadi tidak ada lagi siswa yang belum tuntas pada siklus II. 4) Perbandingan Hasil dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II Untuk mengukur perubahan hasil belajar IPA siswa, berikut ini disajikan perbandingan hasil belajar maupun persentase ketuntasan belajar IPA siswa sebelum tindakan, setelah tindakan pada siklus I dan setelah tindakan pada siklus II melalui tabel berikut ini. No Kode Siwa Tabel Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II Nilai Keterangan Siklus II Keterangan Siklus I 1 AV Belum tuntas 5 Tuntas 2 BV Belum tuntas 75 Tuntas 3 CV Belum tuntas 75 Tuntas 4 DV Tuntas 80 Tuntas 5 EV Tuntas 85 Tuntas FV Tuntas 75 Tuntas 7 GV Tuntas 80 Tuntas 8 HV Tuntas 75 Tuntas 9 IV Belum tuntas 75 Tuntas 10 JV Tuntas 75 Tuntas 11 KV Tuntas 80 Tuntas 12 LV Tuntas 75 Tuntas

30 75 13 MV Tuntas 75 Tuntas 14 NV Belum tuntas 75 Tuntas 15 OV Tuntas 80 Tuntas 1 PV Tuntas 90 Tuntas 17 QV Belum tuntas 75 Tuntas 18 RV Tuntas 80 Tuntas Jumlah nilai Rata-rata Dari data tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus I siswa yang tuntas hasil belajar 12 siswa (.7%), siswa yang belum tuntas belajar mencapai siswa (33.33%) dari total 18 siswa, dengan nilai rata-rata pada siklus I yaitu.39. Pada siklus II, peningkatan hasil belajar meningkat mencapai 18 siswa (100%) dari 18 siswa, nilai rata-rata dari studi awal.39 naik menjadi Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, dan pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil, karena semua siswa berhasil lulus dari KKM. Berikut disajikan perbandingan jumlah ketuntasan siswal belajar pada siklus I dengan siklus II. Tabel Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II No Nilai Jumlah Siswa Siklus I Persentase (%) Jumlah Siswa Siklus II Persentase (%) 1 Tuntas Belum Tuntas Jumlah % % Mendasarkan pada tabel di atas, berikut akan disajikan dalam diagram jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas pada siklus I dengan siklus II berikut ini:

31 Siklus I 12 Belum Tuntas Tuntas Gambar Jumlah Siswa Tuntas dan Belum Tuntas pada Siklus I Belum Tuntas Tuntas 5 0 Siklus I Siklus II Gambar Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Siklus I dengan Siklus II Pada pemaparan berikut ini, akan disajikan perbandingan keseluruahan hasil belajar maupun jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa mulai sebelum tindakan, siklus I hingga siklus II. Berikut disajikan perbandingannya melalui tabel berikut ini:

32 77 Tabel 4. 1 Perbandingan Jumlah Siswa dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa No Sebelum Tindakan, Siklus I dengan Siklus II Nilai Jumlah Siswa Tuntas % Belum Tuntas Jumlah Siswa 1 Pra Tindakan Siklus I Siklus II % Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan, jumlah siswa yang tuntas yaitu 4 siswa dengan persentase 22.23%, meningkat menjadi 12 siswa pada siklus I dengan persentase.7% atau terjadi kenaikan 44.44%, Kemudian mengalami lagi peningkatan pada siklus II menjadi 100% atau mengalami kenaikan 77.7% dibandingkan sebelum tindakan atau 33.33% setelah tindakan pada siklus I. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus I yaitu 14 siswa dengan persentase 77.77% dan turun menjadi siswa dengan persentase 33.33%, setelah diberikan tindakan pada siklus I; atau mengalami penurunan 44.44%, dan mengalami penurunan lagi menjadi tidak ada lagi siswa yang belum tuntas pada siklus II. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode discovery dan media benda nyata berhasil pada pelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi pada siswa kelas III SDN Kauman Kidul Salatiga semester II tahun pelajaran 2013/2014. Hasil ini disajikan pada diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat berikut ini:

33 Belum Tuntas Tuntas 0 Sebelum Tindakan Gambar 4. 1 Diagram Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Sebelum Tindakan, Siklus I dengan Siklus II Belum Tuntas Tuntas 0 Sebelum Tindakan Gambar Total Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Sebelum Tindakan Siklus I 12 Belum Tuntas Tuntas Gambar Jumlah Total Siswa Tuntas dan Belum Tuntas pada Siklus I

34 Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Belum Tuntas Tuntas Gambar Diagram Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Sebelum Tindakan dengan Siklus I dan siklus 2 d. Refleksi Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada materi sifat-sifat cahaya, penulis bersama observer melakukan refleksi. Ternyata hasil perbaikan pembelajaran memberikan hasil sesuai yang diharapkan, dimana semua siswa pada siklus II berhasil tuntas dalam belajarnya. 4.2 Pembahasan Berdasarkan data yang telah dipaparkan oleh peneliti, penerapan discovery learning dengan memanfaatkan media benda nyata pada siswa kelas III SDN Kauman Kidul Salatiga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pra Siklus atau sebelum tindakan, siswa yang tuntas belajar sebanyak 4 siswa (22.23%) dari 18 siswa, dengan nilai rata-rata Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi 12 siswa (.7%) dengan nilai rata-rata.39. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal ke siklus I yaitu 44.44%, Setelah mempertimbangkan berbagai kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus I, dilakukan lagi perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II, diketahui bahwa semua siswa berhasil tuntas dalam belajarnya, dengan perolehan nilai ratarata Mengacu pada hasil ini dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan

35 80 ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 33.33%. Berdasarkan pada hasil ini maka dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode discovery learning dan media benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan yang direncanakan. Mengantisipasi hal tersebut, sebelum dilakukan tindakan pada siklus II terlebih dahulu peneliti berdiskusi dengan observer tentang hal-hal yang perlu diperbaiki dan lebih difokuskan pada siklus II. Di atas telah dipaparkan bahwa setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi ketuntasan hasil belajar sebesar 33.33%. Semua siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning dan media benda nyata pada mata pelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi, lulus dari kriteria KKM, dengan nilai rata-rata Demikian juga dengan keaktifan belajar siswa. Jika pada siklus I, keaktifan belajar siswa untuk menggunakan metode discovery dan media benda nyata adalah 1.25%, terjadi peningkatan keaktifan belajar untuk menggunakan metode discovery dan media benda nyata sebanyak 27.5% lagi sehingga menjadi 88.75%. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode discovery dan media benda nyata sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran, terutama pembelajaran IPA. Metode pembelajaran ini cocok diterapkan, karena metode ini sesungguhnya berangkat dari hal-hal nyata yang telah diketahui siswa, namun hanya dicocokan dengan konsep dan teori-teori IPA yang dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dengan standar kompetensi memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam bahwa penerapan discovery learning dengan memanfaatkan media benda nyata dapat peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas III semester II SDN Kauman Kidul Salatiga pada mata pelajaran IPA tentang bentuk permukaan bumi tahun ajaran 2013/2014.

36 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD dengan subjek penelitian siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32) 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Kutowinangun 09 Salatiga Sekolah ini didirikan pada tahun 1972 dengan biaya INPRES dan merupakan tanah hibah dari masyarakat dan terakreditasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SDN Salatiga 09. Total jumlah siswa di kelas 4 berjumlah 38 siswa, dengan total

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Kristen 04 Salatiga. Jumlah siswa adalah 15 siswa, dimana siswa laki-laki adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Karangrejo Kec Selomerto Kab Wonosobo Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo semester II

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam praktek pembelajaran di kelas V SD Negeri Jembrak Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa 16 orang pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ledok 07 sebelum tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Paparan Hasil belajar Hasil penelitian diperoleh dari tes formatif berupa penyelesaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Subjek penelitian siswa kelas 1 SD dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SD Negeri Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora.Total jumlah siswa di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan dikelas 4 SD Negeri Gumawang 03 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Tambakboyo 02 pada tanggal 5-16 Maret

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe STAD, langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06. Alamat Jalan Imam Bonjol 24 Salatiga, Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Sekolah Dasar Negeri Dukuh 02 Salatiga. Penelitian ini rancang dengan menggunakan tahap-tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas II SD Negeri 11 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan sebelum diadakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 01 yang terletak di Jln. Diponegoro 13 dan masuk di wilayah Kelurahan Salatiga Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri Dukuh 0 Salatiga, semester II tahun ajaran 01/01 dalam kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas 2 SD Negeri Salatiga 02 dengan jumlah siswa 7 siswa pada mata pelajaran IPA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah. Model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab IV ini akan diuraikan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan yang diajukan. Hasil penelitian disajikan dengan deskripsi secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian sesuai dengan prosedur pada rencana tindakan yaitu: a. Perencanaan Sebelum

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukutalit 0 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Siswa siswi SD Negeri Dukutalit 0 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di lakukan di SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 5 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan yang telah diajukan oleh peneliti. Hasil penelitian disajikan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Dadapayam 02 Jumlah murid di SD ini ada 117 siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pra Siklus Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Sekolah SD Negeri Karanganyar 03 terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini berdiri pada tahun 1985, pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.4. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas IV SDN Salatiga 01 dengan jumlah 51 siswa pada mata pelajaran Matematika pokok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra siklus Pembelajaran pada kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 Kayen Pati pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Pra Siklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Tleter Semester 2 Tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal keaktifan belajar dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonoyoso, yaitu sebuah Sekolah Dasar di desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Oktober 2012 mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan hasil belajar yang sangat mengecewakan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 5 SD Negeri Medayu 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas II SD Negeri 2 Tlogorejo Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan sebelum diadakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang terletak di Kelurahan Tejosari,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji terletak di RT 01 RW 02 Desa Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tegalharjo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 SD Negeri Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten

Lebih terperinci