KECEPATAN PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)TERHADAP PENGGUNAAN TEKNIK PEMUPUKKAN TEBAR BEBAS DENGAN PEMBENAMAN

Transkripsi

1 KECEPATAN PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)TERHADAP PENGGUNAAN TEKNIK PEMUPUKKAN TEBAR BEBAS DENGAN PEMBENAMAN Nurfathurrahmah 1), Nikman Azmin 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima, Nusa Tengara Barat, Indonesia ( biologi_gen@yahoo.com) Abstrak Pemupukan adalah pemberian unsur hara pada tanah, pemberian unsur hara dengan cara tebar bebas dan pembenaman merupakan salah satu teknik yang efektif dalam proses pemberian unsur hara pada tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan kecepatan pertumbuhan terhadap penggunaan teknik pemupukkan tebar bebas dengan pembenaman (bedding) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L). Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan Desember 2016 bertempat di Kebun Percobaan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima. Metode Penelitian yang digunakan adalah mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali perlakuan dan 3 kali ulangan. Parameter pertumbuhan yang diamati, yaitu: tinggi tanaman, jumlah daun diukur pada umur 1, 3, 6, 9, 12 Minggu Setelah Tanam (MST). Parameter pertumbuhan dianalisis menggunakan ANAVA dan dilanjutkan uji Duncan pada taraf 5%.Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan tanaman bawang merah terbaik terjadi pada teknik pembenaman dengan mengkombinasikan dosis pupuk Urea 0,33 g/polibag dan 0,11g/polibag pupuk KCL. Nilai rata-rata tinggi tanaman 20.6 cm, jumlah daun 26.26, luas daun cm. Kata Kunci :Bawang Merah, Pemupukan, Tebar Bebas, Pembenaman PENDAHULUAN Menu makanan yang sehat dan seimbang dalam gizi adalah menu makanan yang memenuhi syarat 4 sehat 5 sempurna (Sudjana, 2001). Dari daerah penanamannya, tanaman sayuran dapat ditanam didataran rendah maupun dataran tinggi, artinya ada tanaman sayuran yang dapat ditanam dan hidup dengan subur didataran rendah, ada juga tanaman sayuran yang dapat ditanam dan hidup dengan subur didaerah dataran tinggi. Namun kebanyakan tanaman sayuran dapat hidup dengan subur di daerah dataran rendah, tetapi sebaliknya ada tanaman yang dapat hidup subur didataran tinggi. Ditinjau dari umurnya, ada sayuran yang bersifat semusim dan ada yang bersifat tahunan. Tanaman semusim pada umumnya hanya bisa panen 1-3 kali saja, misalnya dari umur 3 minggu sampai 6 bulan atau lebih sedikit. Contohnya padi, kacang panjang, kedelai, bawang merah dan sebagainya. Sedangkan tanaman tahunan bisa dipanen beberapa kali, dan umurnya bisa mencapai 3 tahun. Misalnya kelapa, kopi, mangga, nangka,dan sebagainya (Suhaini,2007).Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah salah satu tanaman yang tergolong sayuran, dapat tumbuh subur didaerah dataran rendah yang beriklim kering dengan keadaan suhu yang agak panas, oleh karena itu budidaya tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) dianjurkan untuk ditanam pada daerah dengan ketinggian ± meter diatas permukaan laut (dpl). Sebab selain umbi yang akan dihasilkan besar-besar, umur panennya pun lebih pendek yaitu hari tergantung pada jenisnya. 27

2 Bawang merah juga mengandung senyawa kimia asam amino yang tidak berbau, tidak berwarna dan dapat larut dalam air yang dinamakan allicin. Senyawa allicin ini dapat membuat vitamin B menjadi lebih efisien dimanfaatkan oleh tubuh (Rahayu & Berlian, 2014). Bawang merah (Allium ascalonicum L.) memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia terutama sebagai penyedap rasa makanan. Selain itu bawang merah juga sering dipakai sebagai obat-obatan untuk penyakit luar maupun dalam seperti maag, masuk angin, dan menurunkan kadar kolesterol serta kencing manis atau diabetes militus. Apabila dimakan mentah, bawang merah dapat menghilangkan lendir ditenggorokan sehingga memperlancar pernapasan. Banyaknya kegunaan bawang merah dalam kehidupan manusia dan didukung oleh tidak adanya bahan pengganti lain baik yang sintetis maupun yang alami, yaitu berupa komoditas lain yang sifat dan fungsinya sama dengan bawang merah menyebabkan permintaan terhadap komoditas ini semakin bertambah. Agar kebutuhannya dapat selalu terpenuhi maka harus diimbangi dengan jumlah produksi. Usaha untuk meningkatkan produksi bawang merah dapat dilakukan dengan cara intensifikasi salah satunya adalah menggunakan bibit bermutu Untuk memperoleh hasil yang baik, tanaman bawang merah perlu dipupuk. Pupuk NPK sangat baik diberikan sebagai pupuk dasar karena dapat menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah. Cara pemberian pupuk kandang dengan cara disebar rata dan diaduk dengan tanah, sedangkan pupuk buatan dimasukkan dalam larikan dekat barisan tanaman.jika bawang merah mendapat pupuk dalam jumlah yang cukup, maka warnanya tampak hijau kebiru-biruan. Kekurangan hara nitrogen menyebabkan tanaman tampak kekuning-kuningan Suminarti (2010). Jika pemberian pupuk nitrogen terlambat, terutama setelah umbi terbentuk, maka umbi jadi kurang berkembang dan hanya daun bawang merah saja yang lebat (Neni, 2007). METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan 3 bulan yaitu pada tanggal 01 Oktober sampai dengan 30 Desember 2016 bertempat di Kebun Percobaan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima Alat Dan Bahan Alat: Timbangan, Rol meter, Penggaris, Cangkul, Pisau, Ember, Alat tulis, dan Bambu. Bahan: Umbi bawang merah Pupuk Urea dan Pupuk KCL Prosedur Penelitian Persiapan Penelitian Adapun hal-hal yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut: Persiapan tanah atau lahan penelitian, lahan yang akan dijadikan sebagai tempat pelaksanaan penelitian diolah dengan traktor. Setelah tanah diolah dilanjutkan dengan membuat bedengan yang dilengkapi dengan parit disekeliling bedengan untuk menghindari genangan air, ukuran lebar bedengan adalah 1 x 1m, sedangkan lebar parit 30 cm. Umbi bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bibit bawang merah yang sudah mengalami masa istirahat (dormansi) selama ± 3 bulan. Umbi bibit yang memiliki berat dengan ukuran yang seragam, dan memiliki kandungan air sebanyak 20 %. Pelaksanaan Penelitian Melaksanakan perlakuan terhadap umbi bibit yang telah dipilih satu hari sebelum ditanam yaitu melakukan pemotongan pada bagian ujung umbi bibit dengan ukuran pemotongan 1/3 bagian dari ujung umbi bibit yaitu dipotong sepanjang 1,17 cm. 28

3 Penanaman Satu hari setelah pemotongan pada bagian ujung umbi bibit dilakukan penanaman dengan cara lahan di siram dulu untuk mempermudah penanaman, kemudian umbi bibit yamg telah disiapkan di benamkan dalam tanah sampai permukaan umbi rata dengan permukaan tanah. Umbi bibit ditanam dengan jarak 20x15 cm. Penyiraman Penyiraman dilakukan satu kali sehari atau tergantung pada kondisi lingkungan dan keadaan cuaca yang terjadi pada tempat penelitian. Penyiangan Bertujuan untuk menyingkirkan tumbuh-tumbuhan pengganggu atau tanaman yang menghambat. Penyiangan dapat dilakukan dua sampai tiga kali selama masa pertumbuhan tanaman tergantung pada keadaan tanah. Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea dan KCl yang diberikan hanya satu kali pada setiap bedengan, pada saat tanaman berumur 1, 3, 6, 9, 12 minggu setelah tanam dengan perlakuan yaitu: Perlakuan pertama, tanpa diberikan pupuk pada tanaman bawang merah sebagai kontrol. Perlakuan kedua, pemupukkan tanaman bawang merah menggunakkan teknik sebar bebas dengan kombinasi dosis 0,33g pupuk Urea 0,11g pupuk KCl/bedengan. Perlakuan ketiga, pemupukkan tanaman bawang merah menggunakkan teknik pembenaman dengan kombinasi dosis 0,33g pupuk Urea 0,11g pupuk KCl/bedengan. Pemberantasan hama dan penyakit Pertumbuhan tanaman bawang merah yang terserang oleh hama dan penyakit akan terganggu sehingga hasil buahnya tentu tidak memuaskan. Bahkan, hama dan penyakit yang ganas bisa mematikan tanaman bawang merah. Untuk itu perlu dilakukan pemberantasan hama dan penanganan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah seoptimal mungkin. Pengamatan Pengamatan dilakukan mulai umur 1, 3, 6, 9, 12 Minggu Setelah Tanam (MST) dengan indikator pengamatan Tinggi tanaman, Jumlah Daun dan Luas Daun a. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada umur 1, 3, 6, 9, 12 Minggu Setelah Tanam (MST). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan mulai dari pangkal daun sampai ujung daun tertinggi, dalam satuan cm. b. Jumlah Daun Perhitungan jumlah daun dilakukan pada umur 1, 3, 6, 9, 12 (MST). Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang muncul yang masih produktif bagi proses pertumbuhan tanaman Bawang merah. c. Luas Daun (LD) Pengukuran luas daun dilakukan mulai umur 1 sampai umur 12 (MST). Pengukuran luas daun mengunakan metode gravimetri, yaitu dengan cara mencetak semua daun dalam satu tanaman. Replika daun kemudian digunting berdasarkan perbandingan bobot dan luasnya yang sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan bobot replika daun dengan bobot total kertas. Pengukuran luas daun dihitung berdasarkan rumus : 29

4 Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) Kecepatan Pertumbuhan Tanaman Keterangan : LD = luas daun (cm 2 ) Wr = bobot replika kertas (g) Wt = bobot total kertas (g) LK = luas total kertas (cm 2 ) (Sitompul & Guritno, 1995) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan tanaman yang sangat berpengaruh terhadap faktor iklim dan ketersediaan unsur hara dalam tanah. Tinggi tanaman merupakan parameter yang paling sering diamati untuk mengukur pengaruh lingkungan terhadap proses pertumbuhan tanaman (Azmin, 2014) Tabel 1. Hasil Pengamatan tinggi tanaman bawang merah (Alliuascalonicum L.) pada umur 12 Minggu setelah tanam Perlakuan Ulangan Rata-rata I II III T , ,16 T1 19, ,5 19 T , T0 T1 T2 Gambar 1. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman pada umur 12 MST Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata tinggi tanaman bawang merah pada umur 12 minggu setelah tanam untuk kontrol dengan nilai rata-rata 12,16 cm, sedangkan untuk perlakuan dengan tehnik sebar bebas dengan kombinasi dosis pupuk Urea dan KCL masing-masing 0,33g/bedengan dengan nilai rata-rata 20,6 cm serta perlakuan dengan tehnik pembenaman dengan kombinasi dosis pupuk Urea dan KCL yang sama banyaknya seperti pada tehnik sebar bebas dengan nilai rata-rata 20,6 cm. Peningkatan tinggi tanaman dengan pemberian pupuk N dan K sesuai dengan pendapat (Azmin, 2015) menyatakan bahwa unsur N, P dan K mempunyai peranan penting dalam mendukung pembelahan sel, pembentangan sel, aktivitas kambium dan pembentukan energi baru serta sintesis protein. Pendapat ini juga menunjukan bahwa tanaman bawang mampu menyerap unsur hara N dan K untuk digunakan dalam 30

5 meningkatkan proses pertumbuhan. Peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun serta panjang akar mengakibatkan terjadinya peningkatan berat kering tanaman, karena tinggi tanaman merupakan salah satu faktor terbentuknya berat kering dan juga integrasi dari hampir semua peristiwa yang dialami tanaman dalam proses pertumbuhan (Sitompul & Guritno, 1995) Menurut Sutejo (2002), bahwa unsur P merupakan bagian dari inti sel yang sangat penting untuk pembelahan sel dan untuk perkembangan jaringan meristem. Secara umum unsur P di ambil dalam bentuk ion-ion ortofosfat H 2 PO 4 dan ion ortofosfat sekunder HPO 4, melewati bulu-bulu akar, akar tanaman tumbuh memasuki ruangan pori-pori tanah yang ditempati unsur hara, sehingga antara akar dan unsur hara terjadi kontak yang sangat dekat (kontak langsung), yang selanjutnya terjadi proses pertukaran ion. Ion yang terdapat pada permukaan akar bertukaran dengan ion yang ada didalam tanah. Selanjutnya akan terjadi absorpsi unsur hara (ion) langsung dari permukaan padatan partikel tanah. Jumlah unsur hara yang dapat diserap melalui cara intersepsi akar dipengaruhi oleh sistim perakaran dan konsentrasi unsur hara dalam daerah perakaran. Hampir semua unsur hara dapat diserap melalui intersepsi akar. Selanjutnya ion di angkut melalui dinding sel menuju kambium yaitu pembulu xylem dan di bawa ke seluruh bagian daun tanaman dalam proses fotosintesis, sehingga energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis dapat digunakan untuk meningkatkan proses pertumbuhan tanaman Menurut Suminarti (2010), bahwa unsur N dan K berperan dalam menyusun jaringan meristem pada tanaman seperti akar, ujung batang, daun dan beberapa koenzim yang berperan dalam aktivitas metabolisme dalam mengubah karbohidrat seperti senyawa piruvat diproses menjadi 2 senyawa asam piruvat seperti Adenosin Trifosfat (ATP) dan ADP, sehingga energi yang terbentuk digunakan untuk pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Simanungkalit (2014), menunjukan bahwa dengan pemberian pupuk fospor yang bertahap dapat memipengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman Jagung (Zea mays) 2. Jumlah Daun Tabel 2. Hasil Pengamatan jumlah daun tanaman bawang merah (Alliuascalonicum L.) pada umur 12 Minggu setelah tanam Perlakuan Ulangan Total I II III Rata-rata T0 22,5 17,5 16,8 23,12 T1 23,7 23,8 25,4 24,3 T2 27,1 26,4 25,3 26,26 Jumlah daun merupakan salah satu parameter yang sangat penting bagi proses pertumbuhan tanaman, jumlah daun menjadi salah penentu utama dalam proses pertumbuhan dikarenakan bahwa daun merupakan organ penting bagi semua tanaman dalam proses pertumbuhan tanaman (Azmin, 2014) Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata jumlah daun tanaman bawang merah pada umur 12 minggu setelah tanam untuk kontrol dengan nilai rata-rata 23,12 helai, sedangkan untuk perlakuan dengan tehnik sebar bebas dengan kombinasi dosis pupuk Urea dan KCL masing-masing 0,33g/bedengan dengan nilai rata-rata 24,3 helai serta perlakuan dengan tehnik pembenaman dengan kombinasi dosis pupuk Urea dan KCL yang sama banyaknya seperti pada tehnik sebar bebas dengan nilai rata-rata 26,26 helai. 31

6 Rata-rata Pertambahan Jumlah Daun (Helai) Kecepatan Pertumbuhan Tanaman T0 T1 T2 Gambar 2. Rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman umur 12 MST Peningkatan Jumlah daun dipengaruhi oleh serapan unsur hara didalam tanah melalui penyerapan akar. Dalam proses pertumbuhan vegetatif, akar memegang peranan yang sangat penting dalam menyerap unsur hara unutk meningkatkan kerja jaringan meristem pada batang dan daun, sehingga tanaman mampu meningkatkan pertumbuhan jumlah daun tanaman carica. Peningkatan jumlah daun akan mempengaruhi ketebalan daun dan luas daun, dikarenakan bahwa unsur N dan K sangat berperang dalam meningkatkan proses kerja jaringan pada tanaman dan bembelahan sel (Azmin, 2014) Tanaman menyerap berbagai unsur mineral didalam tanah untuk digunakan dalam proses pertumbuhan, salah satu unsur yang diserap oleh tanaman adalah unsur N dan K, hal ini menunjukan bahwa unsur diserap dengan baik oleh tanaman bawang merah untuk memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan proses metabolisme tanaman. Menurut Bambanget al (2008), menyatakan ketersediaan unsur hara menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik dan lebih mudah dalam menyerap unsur hara, sehingga tanaman carica akan membentuk daun-daun baru dengan baik. Selanjutnya perbaikan dalam penyerapan nutrisi akan mendukung proses pembentukan energi, sehingga tanaman akan aktif membentuk daun baru dalam perkembangannya.menurut Rahayu (2014), bahwa fungsi unsur N dan K didalam tanah adalah sebagai perangsang pertumbuhan akar, pertumbuhan buah dan pemasakan biji. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ayumerviana (2003), bahwa pemberian dosis N P dan K yang sesuai dengan kebutuhan tanaman padi (Oryza sativa) akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman antara lain meningkatkan jumlah daun. Tabel 3. Hasil pengukuran luas daun tanaman bawang merah pada umur 12 Minggu setelah tanam Perlakuan Ulangan Total I II III Rata-rata T0 25, ,1 21,63 T1 26, ,63 T2 29, ,5 30,13 32

7 Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata luas daun tanaman bawang merah pada umur 12 minggu setelah tanam, untuk kontrol dengan nilai rata-rata 21,63 cm, sedangkan untuk perlakuan dengan tehnik sebar bebas dengan kombinasi dosis pupuk Urea dan KCL masing-masing 0,33g/bedengan dengan nilai rata-rata 27,63 cm serta perlakuan dengan tehnik pembenaman dengan kombinasi dosis pupuk Urea dan KCL yang sama banyaknya seperti pada tehnik sebar bebas dengan nilai rata-rata 30,13 cm. Dari data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kecepatan pertumbuhan tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L) Terhadap penggunaan teknik pemupukan tebar bebas dengan pembenaman, diperoleh pada teknik pemupukan pembenaman dengan ratarata tinggi tanaman 20,6 cm, jumlah daun 26,26 helai, luas daun 30,13 cm. Sedangkan teknik pemupukan tebar bebas rata-rata tinggi tanaman 19 cm, jumlah daun 24,3 helai, luas daun 27,63 cm. DAFTAR PUSTAKA Azmin, N Growth of Carica (Carica pubescens) With Treatment of fertilizers Phosphorous and Calcium Dose for Supporting Successful Transplantation at the Slopes of Mountain Lawu. Jurnal EL-VIVO. 3 (1) Ayumerviana, W Pengaruh Pemupukan N,P, dan K Terhadap Frekuensi Berbunga Pada Teratai. Jurnal ilmu-ilmu Pertanian, 10 (2): Bambang b. Santoso & hariyadi Metode pengukuran jumlah daun, luas daun jarak pagar (jatropha curcas l ). Jurnal ilmu-ilmu pertanian, 8 (1): Gardner, F.P., R.B. Pearce, & R.L. Mitchell Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa oleh Susilo, H.). Universitas Indonesia Press. Jakarta Rahayu, E dan Berlian, N Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya TanamanJagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Pupuk P dan K, Jurnal Agroekoteknologi, 2 (2) : Suminarti, N.E Pengaruh Pemupukan N dan K pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Talas (Colocasiaesculenta) yang Ditanam di Lahan Kering. Jurnal Akta Agrosia, 13 (1) : 7 1 Simanungkalit, F & Nuriad, I Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Sudjana, P Pangan. Jakarta: Badan Penerbit Karya Bani Suhaeni, Neni Petunjuk Praktis Menanam Bawang Merah. Bandung: Jembar Taiz, L & E. Zeiger Plant Physiology.Massachusetts: Sinauer Associates 33