DAFTAR ISI PERATURAN DAN SANKSI PEMBATAS MODUL 1 MODUL 1 (SIMULATION AND PROMODEL SOFTWARE) PEMBATAS MODUL 2 MODUL 2 (ARENA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI PERATURAN DAN SANKSI PEMBATAS MODUL 1 MODUL 1 (SIMULATION AND PROMODEL SOFTWARE) PEMBATAS MODUL 2 MODUL 2 (ARENA)"

Transkripsi

1

2

3

4

5 DAFTAR ISI PERATURAN DAN SANKSI PEMBATAS MODUL 1 MODUL 1 (SIMULATION AND PROMODEL SOFTWARE) PEMBATAS MODUL 2 MODUL 2 (ARENA)

6 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Telp. : , ; Fax : industri@ub.ac.id PERATURAN DAN SANKSI Peraturan dan sanksi Praktikum Simulasi Semester Ganjil 2017/2018: 1. Tata Tertib Praktikum a. Praktikan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan praktikum dimulai. b. Praktikan berpakaian rapi dan sopan, menggunakan kemeja berkerah, bercelana panjang (praktikan putri dapat menggunakan rok), dan bersepatu, untuk keterlambatan akan mendapatkan sanksi yang telah ditentukan oleh Laboratorium Simulasi dan Aplikasi Industri. c. Praktikan diwajibkan membawa kartu asistensi, modul, alat tulis dan flashdisk. d. Sebelum pelaksanaan praktikum, praktikan sudah harus mempelajari modul praktikum dengan baik demi memperlancar kegiatan praktikum. e. Praktikan wajib mengisi absensi yang telah disediakan. f. Praktikan tidak diperkenankan membuat kegaduhan di dalam ruangan selama praktikum berlangsung. g. Selama kegiatan praktikum, praktikan dilarang keras untuk makan, minum, dan merokok didalam ruangan selama praktikum berlangsung. h. Selama kegiatan praktikum, praktikan dilarang meninggalkan ruangan laboratorium tanpa seijin asisten yang bertugas. i. Praktikan diwajibkan menjaga segala sarana prasarana yang terdapat di dalam laboratorium simulasi dan aplikasi industri, kerusakan alat praktikum menjadi tanggung jawab praktikan j. Handphone harap dimatikan selama kegiatan praktikum. k. Jika tidak dapat mengikuti kegiatan praktikum, praktikan harus mengajukan surat ijin resmi kepada koordinator asisten yang ditujukan kepada kepala laboratoium sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelum praktikum dan harus mengganti kegiatan praktikumnya. Jika tidak, maka praktikan akan dianggap gugur keikutsertaannya dalam praktikum simulasi. l. Praktikan yang menempuh KKN-P wajib menyerahkan surat keterangan perusahaan dan surat ijin KKN-P kepada kepala laboratorium melalui asisten laboratorium.

7 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Telp. : , ; Fax : industri@ub.ac.id m. Peserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum dengan tertib dan sopan. o. Peraturan yang tidak disebutkan diatas akan ditentukan kemudian. 2. Tata Tertib Asistensi a. Praktikan wajib berpakaian sopan (berkerah) dan bersepatu. b. Praktikan wajib membawa kartu asistensi. c. Asistensi pra praktikum dilakukan maksimal 1 (satu) hari sebelum praktikum modul yang bersangkutan dilaksanakan. d. Pengambilan nilai di setiap modul diwajibkan mengenakan kemeja berkerah. e. Asistensi dosen dilaksanakan setelah mendapatkan ACC asisten pada setiap modul. f. Tidak diperkenankan untuk melakukan asistensi pada saat jam kuliah. g. Waktu dan tempat asistensi dikoordinasikan dengan asisten masing-masing. h. Jumlah praktikan harus lengkap pada waktu asistensi. Jika tidak lengkap dan tidak ada keterangan, asistensi dibatalkan. Keterangan diberikan dalam bentuk surat resmi yang dapat dipertanggungjawabkan. i. Praktikan wajib mengerjakan semua tugas yang diberikan tepat waktu. j. Praktikan tidak diperbolehkan untuk makan, minum, dan merokok selama asistensi berlangsung. k. Pengisian jadwal praktikum dilakukan maksimal 24 jam setelah ditempel l. Praktikan tidak diperbolehkan menggunakan HP dan Tablet saat asistensi berlangsung kecuali sudah mendapatkan ijin dari asisten. m. Peraturan yang tidak disebutkan di atas akan ditentukan kemudian.

8 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Telp. : , ; Fax : industri@ub.ac.id 3. Pelanggaran NO PELANGGARAN SANKSI PELANGGARAN RINGAN 1. Terlambat kurang dari 15 menit saat Pemotongan nilai modul terkait praktikum / test project / assessment. sebesar 3 point dan dapat mengikuti praktikum di shift selanjutnya apabila shift dan kapasitas masih tersedia. 2. Terlambat asistensi lebih dari waktu yang telah ditentukan. Asistensi dibatalkan. 3. Tidak membawa kartu asistensi saat Tidak diperbolehkan mengikuti praktikum / test project / assessment. praktikum / test project / assessment di shift tersebut. Praktikan dapat mengikuti praktikum / test project / assessment di shift selanjutnya bila tempat tersedia. 4. Tidak membawa kartu asistensi saat Asistensi dibatalkan asistensi 5. Menggunakan kaos saat asistensi dengan asisten maupun dosen. Asistensi dibatalkan 6. Tidak mematuhi tata tertib Pemotongan nilai modul sebesar 3 praktikum. point dan mengganti praktikum ke shift selanjutnya. 7. Apabila melakukan 3 kali PRINT E-BOOK pelanggaran ringan akan dihitung E-book ditentukan oleh asisten LSAI sebagai PELANGGARAN SEDANG PELANGGARAN SEDANG 1. Terlambat daftar ulang dan saat introduction Review jurnal internasional tentang simulasi 5 tahun terakhir dengan

9 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Telp. : , ; Fax : industri@ub.ac.id deadline paling lambat 2 (dua) hari setelah pelanggaran dilakukan. Hasil review dipresentasikan saat asistensi. 2. Tidak melakukan daftar ulang Review jurnal internasional tentang simulasi 5 tahun terakhir dengan deadline paling lambat 2 (dua) hari setelah pelanggaran dilakukan. Review disajikan dalam bentuk poster A3. 3. Tidak mengikuti introduction dengan ijin Resume buku tentang simulasi yang telah ditentukan oleh laboratorium dengan deadline paling lambat 3 (tiga) hari setelah pelanggaran dilakukan. 4. Terlambat lebih dari 15 menit saat praktikum / test project / assessment 5. Mengumpulkan tugas pra dan tugas praktikum di luar deadline. 6. Mengumpulkan laporan di luar deadline Pemotongan nilai modul sebesar 5 point. Pemotongan nilai modul sebesar 3 point. Pemotongan nilai modul sebesar 5 point. 7. Menghilangkan kartu asistensi Review satu jurnal tentang simulasi 5 tahun terakhir dengan deadline paling lambat 3 (tiga) hari setelah pelanggaran dilakukan. Hasil review dipresentasikan di laboraturium dengan membawa audience minimal 5 orang. Review dilakukan oleh semua anggota kelompok.

10 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Telp. : , ; Fax : industri@ub.ac.id Judul jurnal yang akan di-review dikonsultasikan terlebih dahulu dengan asisten yang bersangkutan. 8. Apabila melakukan 3 kali GUGUR PRAKTIKUM pelanggaran sedang akan dihitung sebagai PELANGGARAN BERAT PELANGGARAN BERAT 1. Tidak mengikuti introduction tanpa GUGUR praktikum ijin 2. Tidak mengikuti praktikum tanpa GUGUR modul ijin 3. Tidak mengikuti tes project maupun assessment tanpa ijin TIDAK DIBERIKAN nilai pada tes project maupun assessment 4. Tidak mengikuti assessment dengan ijin Melakukan assessment susulan, atau DIBERIKAN nilai minimal. 5. Menduplikasi laporan Praktikum GUGUR modul Simulasi terdahulu 6. Melakukan tindakan penipuan dan GUGUR praktikum kebohongan selama Praktikum Simulasi 7. Tidak menghadiri test project dengan dan tanpa izin Nilai minimal sebesar 60 point Apabila praktikan melakukan pelanggaran seperti diatas, maka akan mendapatkan sanksi sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Laboratorium Simulasi dan Aplikasi Industri.

11 MODUL I SIMULATION AND PROMODEL SOFTWARE Sistem Menurut Blanchard (1991:25), sistem adalah sekumpulan elemen yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Contoh dari sistem adalah sistem lalu lintas, sistem ekonomi dan sistem manufaktur. Karakteristik Sistem Sistem memiliki beberapa karakteristik, antara lain: 1. Kejadian (event), merupakan suatu peristiwa yang dapat merubah keadaan sistem. 2. Aktivitas (activity), merupakan suatu proses yang menyebabkan perubahan dalam sistem yang dapat mengubah atribut maupun entity. 3. Hubungan (relationship), merupakan kesinambungan interaksi antara dua objek atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain. 4. Antarmuka penghubung (interface), merupakan media penghubung antar subsistem. 5. Elemen-elemen, merupakan komponen bagian dari sistem yang berupa entitas atau subsistem: a. Entitas: merupakan kumpulan objek yang terdefinisikan yang mempunyai karakteristik sama dan bisa dibedakan satu dan lainnya. b. Subsistem: 6. Atribut, merupakan sebutan, sifat atau karakteristik yang memiliki elemen sistem. Terdapat dua macam atribut, yaitu: a. Parameter : merupakan suatu nilai yang besarannya dianggap tetap selam model simulasi dijalankan. b. Variable : merupakan informasi yang mencerminkan karakteristik suatu sistem, yang mengikat sistem secara keseluruhan sehingga semua entity dapat mengandung variabel yang sama, dalam Promodel dikenal variable local dan global. 7. Batas sistem (boundary), merupakan daerah yang membatasi antar sistem atau lingkungan luarnya. 8. Lingkungan luar (environment), merupakan kondisi ataupun entitas diluar dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 9. Masukan sistem (input), merupakan suatu energi yang dimasukan ke dalam sistem. 10. Pengganggu (disturbance/noise), merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan pada sistem. 11. Keluaran sistem (output), merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran. 1

12 12. Umpan Balik (feedback), merupakan reaksidan respon stakeholder atas sistem yang lakukan. 13. Ukuran performansi sistem dibagi menjadi dua: a. Transient state : yaitu situasi awal setelah sistem dimulai atau diinisialisasikan (start-up or warm-up period). b. Steady state : yaitu keadaan stabil memiliki berbagai properti yang tidak berubah dalam waktu. 14. Proses pengolahan (transformation process), merupakan suatu proses yang akan merubah masukan menjadi keluaran. 15. Perilaku sistem (behaviour), merupakan perilaku dari sistem yang melibatkan masukan, pengolahan, dan keluaran. Elemen Sistem Elemen-elemen (elements), mendefinisikan siapa, apa, dimana, kapan dan bagaimana suatu entitas mengalami pemrosesan (Harrel, 2004:25). Incoming entities Activities Outgoing entities Resources System Control Gambar Elemen-elemen sistem Sumber: Harrel (2004:26) a. Entitas: segala item yang diproses dalam sistem. Entitas dapat dibedakan berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Entitas dibagi dalam beberapa tipe, yakni: Human or animate (pelanggan, pasien) Inanimate (dokumen) Intangible (panggilan telepon, ) b. Aktivitas: kegiatan yang dilakukan dalam sistem yang dapat mempengaruhi sistem secara langsung maupun tidak dalam pemrosesan entitas. Aktivitas dapat dikelompokkan sebagai berikut: Entity processing (check-in, inspeksi, fabrikasi) Entity and resource movement (perpindahan forklift, berada di atas elevator) Resource adjustments, maintenance, and repairs (pengaturan mesin, perbaikan mesin) c. Resources: bagian dari elemen sistem yang melakukan aktivitas. Resource dikategorikan sebagai berikut: 2

13 Human or animate (operator, dokter) Inanimate (peralatan, lantai produksi) Intangible (informasi, sumber listrik) d. Kontrol: penyedia informasi dan berperan dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana suatu sistem dioperasikan. Contoh dari kontrol adalah perencanaan produksi, penjadwalan produksi, lembar instruksi, prioritas kerja. Klasifikasi Sistem Menurut Christoper (2004), sistem dapat diklasifikasikan berdasarkan dua hal sebagai berikut: 1. Tipe Entitas a. Discrete Event System Suatu event terjadi di suatu waktu tertentu, dan antar kejadian dalam sistem tidak terpengaruh oleh jumlah entitas yang masuk. Dalam discrete event system, waktu kedatangan, waktu mulai proses dan waktu proses berakhir akan didefinisikan dalam waktu yang diskret. Contoh: toko, service centers, manufacturing facilities, transportation centers, ATM. b. Continous Event System Status dari suatu komponen dalam sistem akan berubah secara kontinyu seiring perubahan waktu yang terjadi. Sistem ini biasanya merupakan sistem yang memproses fluid atau fluid-like substance. Tipe material yang diproses akan diukur dalam satuan berat atau volume. Contoh: biji kopi yang diproses hingga menjadi bubuk kopi. c. Combined Event Models Model ini terdiri dari dua komponen, yakni komponen diskret dan kontinyu. Entitas yang berada dalam model dapat dihitung maupun diukur. Contoh: biji kopi yang diproses hingga menjadi bubuk kopi akan terhitung dalam satuan gram, akan tetapi ketika akan didistribusikan, bubuk kopi tersebut akan dimasukkan dalam plastik dan kopi dapat dihitung. 2. Kondisi Entitas ketika Sistem Berakhir a. Terminating Sistem yang tidak memperbolehkan entitas untuk tetap berada dalam sistem ketika sistem berakhir. Contoh: bank, restaurant, airline ticket counter. b. Non-Terminating Sistem tidak pernah berhenti, sehingga entitas akan selalu berada dalam sistem. Contoh: manufacturing facilities, repair facilities, hospitals. 3

14 Model Menurut Harrel (2004:144), model merupakan representasi dari suatu sistem nyata, dimana dalam melakukan pemodelan dibutuhkan pengetahuan mengenai sistem yang akan dimodelkan, serta kemampuan pemodel dalam mengoperasikan software yang digunakan. Klasifikasi Model Berikut ini adalah klasifikasi model menurut Pegden, Shannon dan Sadowski (1995), Harrel, Gosh dan Bowden (2004). 1. Berdasarkan Struktur a. Model Ikonis, yaitu model simulasi yang terlihat menyerupai sistem nyata dan sering disebut sebagai simulator. Model ikonis sering digunakan untuk tujuan pelatihan. Contoh: Flight simulator, driving simulator. b. Model Simbolik, yaitu model simulasi yang mengkaji simulasi dalam bentuk matematis maupun menggunakan simbol. Contoh: Permodelan sistem menggunakan software. 2. Berdasarkan Fungsi a. Model Deskriptif, yaitu model yang memberikan gambaran dari sistem nyata. Contoh: Struktur organisasi, tampak atas tata letak fasilitas, laporan keuangan, peta, dan daftar isi. b. Model Prediktif, yaitu model yang digunakan untuk meramalkan hasil dari kondisi tertentu. Contoh: Analisis BEP, diagram pohon keputusan, antrian. c. Model Normatif, yaitu model yang memberikan jawaban terbaik dari alternatif yang ada. Contoh: Model optimasi, PL, CPM/PERT, marketing mix. 3. Berdasarkan Acuan Waktu a. Model Statis, yaitu model yang tidak memperhitungkan perubahan-perubahan karena pengaruh waktu. Model statis terkadang disebut sebagai Monte Carlo Simulation. Contoh: Model yang memberi informasi mengenai profit akhir tahun. b. Model Dimanis, yaitu model yang memperhitungkan faktor waktu dalam menggambarkan suatu sistem nyata. Contoh: Model pertumbuhan populasi, model dinamis. 4. Berdasarkan Tingkat Ketidakpastian a. Model Stokastik atau Probabilistik, yaitu model yang menghasilkan output yang bersifat acak. Dalam menjalankan model stokastik, diperlukan beberapa replikasi untuk mendapatkan estimasi performansi yang akurat. Contoh: model laba, model persediaan Wilson. 4

15 b. Model Deterministik, yaitu model yang selalu menghasilkan keluaran yang selalu sama setiap kali model dijalankan. Contoh: Diagram pohon keputusan, peta kendali mutu. 5. Model Tak Pasti, yaitu model yang dikembangkan untuk kondisi ketidakpastian mutlak. Berdasarkan Derajat Kuantifikasi a. Model Kualitatif, yaitu model yang menggambarkan suatu mutu pada suatu realita. Model Kualitatif dibagi menjadi 2: 1) Model Mental, yaitu model yang menggambarkan proses berpikir manusia. Contoh: Proses belajar manusia. 2) Model Verbal, yaitu model yang disajikan dalam bahasa sehari-hari. Contoh: Definisi. b. Model Kuantitatif, yaitu model yang variabelnya dapat dikuantifikasikan. Model Kuantitatif dibagi menjadi 4: 1) Model Heuristik, yaitu model yang digunakan untuk mencari jawaban baik tetapi bukan yang optimum. Contoh: Kesetimbangan lintasan produksi (line balancing). 2) Model Simulasi, yaitu model yang digunakan untuk mencari jawab baik yang menguntungkan pada sistem yang sangat kompleks. Contoh: model simulasi diskrit, pemograman dinamis. 3) Model Optimum, yaitu model yang digunakan untuk menentukan jawaban terbaik. Contoh: Analisis marjinal, analisis incremental, model optimal algoritmik. 4) Model Statistik, yaitu model yang mendeskripsikan dan menyimpulkan data. Contoh: Tabel mortalitas, peta kendali. 6. Berdasarkan Derajat Generalisasi a. Model umum secara umum dapat diterapkan pada berbagai bidang fungsional. Contoh: program linier, model antrian. b. Model spesifik, hanya digunakan untuk masalah tertentu. Contoh: model persediaan probabilistik. 7. Berdasarkan Acuan Dimensi a. Model Dua Dimensi, yaitu model yang terdiri dari dua faktor penentu. Contoh: Model pegas, regresi linier. b. Model Multi Dimensi, yaitu model yang terditi dari banyak faktor penentu. Contoh: Analisis regresi berganda, model multikriteria, prototype kapal. 8. Berdasarkan Acuan Lingkungan Berdasarkan acuan lingkungan, model dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: a. Model Loop Terbuka, yaitu model yang memiliki interaksi dengan lingkungannya. Contoh: Model aksi reaksi, model sosial. 5

16 b. Model Loop Tertutup, yaitu model yang tidak memiliki interaksi dengan lingkungannya. Contoh: model thermostat. Stakeholder Pemodelan Menurut Cleland dan Ireland (2000:175), tiap proyek mempunyai stakeholder. Stakeholder meliputi semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pengerjaan suatu proyek serta pihak yang terkena dampak dari adanya proyek. Pemodelan sistem merupakan bagian dari proyek simulasi yang memiliki stakeholder dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Internal Stakeholders Merupakan pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam pemodelan sistem. Pihak yang termasuk dalam internal stakeholder antara lain pengumpul data, analis, serta orang yang memodelkan sistem. b. External Stakeholders Merupakan pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung dalam pemodelan sistem. External stakeholder adalah pihak yang menjadi objek pemodelan, misal suatu perusahaan yang disimulasikan untuk menganalisis penyebab masalah yang terjadi di dalam perusahaan tersebut. Teori Antrian Menurut Christoper (2000), teori antrian merupakan studi matematika dari antrian atau kejadian garis tunggu (waiting lines), yaitu suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan layanan dari sistem yang ada. Komponen dasar antrian adalah: 1. Kedatangan Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, atau panggilan telepon untuk dilayani. Unsur ini sering disebut proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan proses random. Terdapat 3 perilaku antrian, yaitu: a. Reneging (pembatalan) adalah meninggalkan antrian sebelum dilayani. b. Balking adalah orang yang langsung pergi ketika melihat panjangnya antrian, menolak untuk memasuki antrian. c. Jockeying adalah orang yang berpindah-pindah dari satu antrian ke antrian lain karena ingin dilayani lebih cepat. 6

17 2. Pelayanan Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Contohnya pada sebuah check out counter dari suatu supermarket terkadang hanya ada seorang pelayan, tetapi bisa juga diisi seorang kasir dengan pembantunya untuk memasukkan barang-barang ke kantong plastik. Sebuah bank dapat mempekerjakan seorang atau banyak teller. Disamping itu, perlu diketahui cara pelayanan diselesaikan, yang kadang-kadang merupakan proses random. Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu: a. Tersedianya Pelayanan Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan istirahat b. Kapasitas Pelayanan Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah pelanggan yang dapat dilayani secara bersama-sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat, ada yang tetap, tetapi ada juga yang berubah-ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran. Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau sistem pelayanan ganda. c. Lamanya pelayanan Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang pelanggan. Lama pelayanan harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua pelanggan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu kedatangan. 3. Komponen Antrian Munculnya antrian tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Penentu lain yang penting dalam antrian adalah disiplin antrian. Disiplin antrian adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri, misalnya datang awal dilayani dulu yang lebih dikenal dengan singkatan FCFS, datang terakhir dilayani dulu LCFS, berdasar prioritas, berdasar abjad, berdasar janji, dan lain-lain. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan. 7

18 Prioritas Pelayanan Antrian Menurut Christoper (2004), ada 4 bentuk prioritas pelayanan antrian yang biasa digunakan, yaitu: 1. First Come First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO) Entitas yang pertama kali berada dalam antrian akan dilayani terlebih dahulu sebelum entitas yang lain datang. Contoh: pelanggan yang mengantri di teller bank. 2. Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO) Entitas yang terakhir kali mendatangi antrian akan menjadi entitas yang pertama kali dilayani oleh server. Contoh: suatu toko yang menjual barang yang sama dengan harga beli yang berbeda di waktu pembelian yang berbeda, barang dengan harga beli lebih tinggi akan terlebih dahulu dijual meskipun waktu pembeliannya lebih akhir. 3. Shortest Processing Time (SPT) Entitas yang membutuhkan pelayanan lebih cepat akan mendapatkan pelayanan lebih dahulu. Contoh: penumpang pesawat yang jadwal keberangkatannya lebih dahulu dibanding penumpang yang lain, akan mendapatkan pelayanan terlebih dahulu di tempat check in tiket. 4. Longest Processing Time (LPT) Entitas yang memiliki kebutuhan pelayanan yang lebih rumit akan dilayani terlebih dahulu. Contoh: di bengkel mobil, ketika permintaan pelanggan lebih rumit dibandingkan pelanggan lain, maka mobil pelanggan tersebut akan diprioritaskan untuk dilayani terlebih dahulu. 5. Lowest Value First (LVF) Sering digunakan untuk memodelkan penumpang di sistem transportasi, dimana pelanggan akan dikategorikan dalam kelas pertama, kelas kedua dan kelas ketiga. Pelanggan yang berada di kelas kedua akan mendapat pelayanan ketika sudah tidak ada antrian pelanggan kelas pertama. 6. Highest Value First (HVF) Dalam situasi ini, sistem pelayanan akan memprioritaskan pelanggan yang telah melakukan lebih banyak transaksi di waktu sebelumnya. Simulasi Menurut Schriber (1987), simulasi adalah proses memodelkan proses atau sistem dengan menggunakan komputer dengan tujuan untuk mengetahui respon dari tingkah laku suatu 8

19 model yang didasari oleh sistem nyata pada waktu tertentu. Sedangkan menurut Harrel (2000:5), simulasi merupakan tiruan dari sistem dinamis dengan menggunakan komputer untuk mengevaluasi dan memperbaiki performansi sistem. Software Simulasi Dalam pemodelan simulasi dikenal dua software yang paling umum digunakan, yaitu programming language dan simulation application. 1. Programming Language Programming language adalah suatu bahasa ataupun tata cara yang dapat digunakan oleh manusia (programmer) untuk berkomunikasi secara langsung dengan komputer. Secara umum programming language dibagi menjadi dua, yaitu: High Level Language dan Low Level Language. High level language lebih mudah dipelajari karena semua kalimat, kata ataupun aturan yang ada di dalam high level language juga merupakan kalimat, kata ataupun aturan yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari. 2. Simulation Application Simulation application adalah suatu program (software) yang berfungsi untuk menirukan/memodelkan suatu perilaku sistem nyata sehingga hasilnya dapat dianalisis dan dipelajari. Secara umum simulation application dibagi menjadi dua, yaitu: General Purposes Application yang dapat digunakan secara umum untuk berbagai macam tugas/tujuan dan Special Purposes Application yang memiliki tugas/tujuan yang spesifik dan lebih lengkap. Metodologi Simulasi Menurut Jerry Banks (1995:15), langkah-langkah perancangan simulasi dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Problem Formulation Melakukan pendefinisian masalah dan memahami permasalahan yang akan menjadi dasar untuk dilakukan analisis. Dalam tahap ini, diperlukan adanya pendefinisian asumsi untuk mempermudah melakukan pemodelan. 2. Setting of objectives and overall project plan Menentukan tujuan dari simulasi. Tujuan dapat diartikan sebagai pertanyaan yang dapat dijawab oleh simulasi yang dilakukan. Project plan, meliputi skenario yang dipersiapkan untuk perbaikan sistem nyata melalui simulasi. 3. Model conceptualization Pembuatan model konseptual yang merupakan abstraksi dari sistem nyata. Model konseptual merupakan algoritma yang menyatakan hubungan antara komponen sistem. 9

20 4. Data collection Pengumpulan data yang berhubungan dengan sistem yang akan dimodelkan. 5. Model Translation Merupakan penerjemahan dari model konseptual menjadi model simulasi. Model translation dilakukan dengan bantuan software simulasi. 6. Verifikasi Melakukan perbandingan antara model konseptual dengan model simulasi. 7. Validasi Proses penentuan apakah model merupakan representasi yang akurat dan sesuai dengan sistem nyata. 8. Simulation analysis Dilakukan analisis terhadap hasil simulasi untuk memperkirakan performansi dari skenario simulasi yang telah dibuat. 9. Documentation and reporting Dokumentasi dilakukan agar orang lain dapat mempelajari studi simulasi yang telah dilakukan. Petri Net Petri net dikembangkan Carl Adam Petri sejak tahun 1962 dimulai dengan disertasinya. Petri net merupakan model bipartite graph yang memiliki dua tipe node yaitu place dan transition yang dipergunakan untuk menganalisis informasi penting mengenai struktur dan perilaku dinamis dari sistem yang dimodelkan. Simbol yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1. Lingkaran (location) Activity Sumber: Bause dan Kritzinger (2002:79) Merepresentasikan aktivitas (pasif/aktif) atau kondisi/status (pre/post). 2. Segi empat (transition) Event Sumber: Bause dan Kritzinger (2002:79) Merepresentasikan kejadian atau saat perubahan/transisi kondisi. 10

21 3. Panah (flow relation) Sumber: Bause dan Kritzinger (2002:79) Merepresentasikan relasi urutan antar node yang menunjukkan bahwa node pendahulu berlanjut menjadi node berikutnya. 4. Token (marking) Sumber: Bause dan Kritzinger (2002:79) Merepresentasikan pergerakan location atau perubahan kondisi yang dialami entitas. Berikut ini adalah contoh petri net pembuatan kantong hias. Gambar Contoh petri net Sumber: Wil van der Aalst and Christian Stahl Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, sampel didapat dari suatu populasi dengan harapan dapat merepresentasikan populasi tersebut. Oleh karena itu, harus dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah data-data yang dikumpulkan dapat dikatakan cukup dan representatif atas populasinya. 11

22 Uji Kecukupan Data N = [ k/s N x2 ( x) 2 ] 2 x Di mana: N = jumlah data teoritis N = jumlah data pengamatan k = indeks tingkat keyakinan s = derajat ketelitian x = data pengamatan Keterangan: k = 1 (tingkat keyakinan 0%-68%) k = 2 (tingkat keyakinan 69%-95%) k = 3 (tingkat keyakinan 96%-99%) Jika N N, maka data dianggap cukup, namun jika N > N, maka data tidak cukup dan perlu dilakukan penambahan pengambilan data. Fitting Data Into Distribution Setelah melakukan pengujian kecukupan data dan data dianggap cukup, maka data-data tersebut kemudian dibuat distribusinya menggunakan tools Stat::Fit yang terdapat pada software ProModel dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Menjalankan software ProModel 2. Pilih Tools pada toolbar, pilih Stat::Fit 3. Masukkan data pengamatan yang telah dilakukan pada data tabel. 4. Klik Fit, kemudian Auto::Fit, pilih Continuous Distribution lalu Unbounded kemudian OK. 5. Hasil akan ditampilkan berupa automatic filling. Untuk penggunaan distribusi pada simulasi, pilih distribusi Acceptance: do not reject dengan rank tertinggi. ProModel Pengertian ProModel Menurut Harrel (2000:66) ProModel merupakan software simulasi yang dirancang untuk memodelkan sistem dengan proses discrete-event. Dalam ProModel, terdapat entities (item yang diprosees), locations (tempat terjadinya proses), resources (sumber daya yang digunakan untuk memproses dan memindahkan entitas), dan paths (jalan dan jalur yang dapat dilalui entitas dan resource). Pembuatan Model dengan ProModel Langkah pembuatan model dengan ProModel, sebagai berikut: 1. Definisikan elemen model dasar yang akan digunakan dengan urutan: a. Pendefinisian locations. 12

23 b. Pendefinisian entities. c. Pendefinisian path networks. d. Pendefinisian resources. e. Pendefinisian processing. f. Pendefinisian arrivals. g. Pendefinisian shift. h. Pendefinisian attribute atau variable. 2. Pendekatan model dalam bentuk coding. 3. Menjalankan model. 4. Pembacaan model statistik dan report. 5. Pendefinisian skenario 6. Pemilihan skenario menggunakan Sim Runner Elemen Dasar ProModel 1. Locations Location mewakili tempat pada sistem yang akan dilewati oleh entitas ataupun untuk tempat terjadinya aktivitas maupun pengambilan keputusan. Data-data yang diperlukan dalam untuk mendefinisikan location, adalah: a. Icon: merupakan graphic icon yang digunakan untuk merepresentasikan suatu location tertentu. Untuk merubah grafik location dilakukan dengan cara menggunakan tools pada location graphic window. b. Name: merupakan nama dari setiap location dengan panjang maksimal 80 karakter. c. Capacity: kapasitas dari suatu location merujuk pada jumlah entitas yang dapat ditahan atau diproses pada suatu location pada suatu waktu. Kapasitas maksimal location adalah d. Unit: jumlah dari unit yang ada pada suatu location. Jumlah maksimal unit pada suatu location adalah 999. e. Downtimes: untuk mendefinisikan downtimes yang terjadi pada suatu location termasuk waktu setup mesin. f. Stats: level dari detail statistik yang harus dikumpulkan untuk location tertentu. Terdapat tiga pilihan, yaitu none, basic, dan time series. None artinya tidak ada statistik yang dikumpulkan. Basic berarti hanya utilisasi dan rata rata pada suatu location yang dapat dikumpulkan. Time series berarti mengumpulkan statistik dasar dan waktu terjadinya suatu keadaan pada suatu location dari waktu ke waktu. g. Rules: menunjukan bagaiman location dipilih dari kedatangan entitas berikutnya. h. Notes: untuk menuliskan catatan apapun tentang location. 13

24 Contoh penggunaan location, misalnya untuk memodelkan location manufaktur, permesinan di manufaktur, dan pergudangan. 2. Entities Entities adalah apapun yang diproses dalam suatu model. Data-data yang diperlukan dalam untuk mendefinisikan entitas: a. Icon: merupakan icon graphic yang digunakan untuk mewakili suatu entitas pada animasi saat model dijalankan. b. Name: merupakan nama untuk masing masing entitas. c. Speed: mendefinisikan kecepatan dari suatu entitas dalam proses, biasanya hanya digunakan untuk entitas yang dapat bergerak sendiri atau entitas manusia. Pada saat membuat entity baru ada nilai tetap 150 fpm yang ditetapkan oleh ProModel. d. Stats: level dari detail statistik yang harus dikumpulkan untuk location tertentu. Terdapat tiga pilihan, yaitu none, basic, dan time series. None artinya tidak ada statistik yang dikumpulkan. Basic berarti hanya utilisasi dan rata rata pada suatu location yang dapat dikumpulkan. Time series berarti mengumpulkan statistik dasar dan waktu terjadinya suatu keadaan pada suatu location dari waktu ke waktu. e. Notes: untuk menuliskan catatan apapun tentang location. Contoh entities, yaitu dokumen pada bank, pelanggan pada restoran, maupun barangbarang pada proses manufaktur. Entities dapat memiliki attribut dengan sifat tertentu. 3. Path network Path network adalah jalur yang dilalui oleh resource maupun entitas. Data-data yang diperlukan dalam untuk mendefinisikan path network: a. Graphic: merupakan fungsi yang menampilkan pendefinisian dari warna path networks. b. Name: nama yang mengidentifikasi suatu path network. c. Type: merupakan tipe path network dimana terdapat dua tipe yang dapat dipilih yaitu passing dan non passing. Passing dapat dilewati entitas maupun resource. Non passing tidak dapat dilewati oleh entitas maupun resource. d. T/S: merupakan fungsi waktu atau (kecepatan dan jarak) adalah dasar untuk mengukur pergerakan sepanjang network. e. Paths: jumlah dari segment path pada network. f. Interfaces: jumlah dari location-interface pada path network dimana entitas akan diangkut maupun diturunkan pada location tertentu oleh resource. g. Mapping: jumlah masukan dari mapping edit table dimana user dapat memetakan tujuan dari network tertentu. h. Nodes: merupakan titik yang dibuat secara otomatis ketika mendefinisikan path segments. 14

25 4. Resource Resource adalah orang peralatan ataupun barang barang yang digunakan untuk melakukan beberapa fungsi tertentu, seperti pemindahan entitas membantu pelaksanaan kinerja fungsi tertentu ataupun melakukan maintenance pada suatu location. Data-data yang diperlukan dalam untuk mendefinisikan resource adalah icon, name, downtimes, stats, specs, search, logic, pts, notes, dan units. Contoh resource, misalahnya operator yang menjalankan mesin pemotong pada pabrik peleburan besi. a. Icon: merupakan graphic icon yang digunakan untuk merepresentasikan suatu resource tertentu. b. Name: merupakan nama dari resource. c. Units: merupakan jumlah dari unit yang diwakili oleh resource tertentu. Resource dapat berjumlah 0 sampai 999. d. Downtimes: untuk mendefinisikan nilai downtimes pada resource tertentu. e. Stats: level dari detail statistik yang harus dikumpulkan unutk location tertentu. Terdapat tiga pilihan, yaitu none, summary, dan by units. None artinya tidak ada statistik yang dikumpulkan. Summary berarti rata rata utilitas dan aktivitas sesuai waktu yang dikumpulkan untuk semua unit resource. By units berarti statistik hanya dikumpulkan untuk masing masing individual resource. f. Spec: untuk menugaskan path network tertentu atau menentukan kecepatan resource dan waktu pengambilan serta waktu simpan resource. g. Search: digunakan untuk mendefinisikan pemilihan pekerjaan dan pemberhentian resource maupun digunakan untuk pencarian path network tertentu yang telah digunakan untuk resource. h. Logic: untuk mendefinisikan jumlah nodes yang telah didefinisikan pada path network tertentu maupun location masuk dan location keluar nodes tertentu. i. Pts: digunakan untuk mendefinisikan posisi resource pada path network. j. Notes : untuk menuliskan catatan apapun tentang resource. 5. Processing Processing mendefinisikan routing dari entitas yang melalui sistem dan operasi yang terjadi pada setiap location yang dimasuki entitas. Dalam mendefinisikan processing, terdapat empat editing windows yaitu process edit table, routing edit table, tools windows, dan layout window. Process edit table digunakan untuk medefinisikan logika operasi pada setiap tipe entity dalam setiap location yang terdapat di dalam sistem. Untuk mempermudah pembuatan model sebaiknya logika proses diurutkan sesuai dengan entitas atau location. Routing edit table mendefinisikan output dari setiap proses yang didefinisikan oleh proses edit table, walaupun tidak semua proses record memerlukan routing. Ketika pada process 15

26 edit table ada penentuan perpindahan entitas ke location tertentu, maka routing edit table akan mencari entitas yang berkaitan pada location yang dituju. Ketika telah didefinisikan pada proses edit table ke location tujuan tidak ditemukan routing edit table atau pendefinisian entitas pada location tersebut maka akan terjadi error. Pada processing juga terdapat fungsi prioritas yang dapat digunakan ketika terdapat satu downstream location yang tersedia dan dua atau lebih entitas dari upstream berkompetisi untuk masuk ke downstream. 6. Arrivals Arrival mendefinisikan waktu dimana entitas masuk pada sistem. Data-data yang diperlukan dalam dialog box untuk mendefinisikan arrival: a. Entity: nama dari entitas yang datang. b. Location: nama location dimana entitas akan datang. c. Quantity each: jumlah dari entitas yang harus datang pada suatu jarak waktu tertentu. Harus diisi dengan bilangan tertentu antara 1 sampai kecuali untuk atribut dan fungsi sistem non general. d. First time: untuk memvariasikan secara dinamis waktu kedatangn pertama dari entitas pada model yang telah dibuat, serta dapat dibuat penjadwalan kedatangan pada interval tertentu. e. Occurences: jumlah waktu persimulasi dimana ProModel harus memunculkan arrival ( ). Ketika arrival dibentuk dalam suatu siklus maka jumlah occurences merupakan jumlah waktu perulangan siklus. f. Frequency: waktu antar kedatangan, dimana nilai berapapun dapat dimasukkan kecuali untuk atribut dan fungsi sistem non general. Fungsi frequency akan dievaluasi selama simulasi dijalankan dan akan berubah ketika hasil dari simulasi berubah. g. Logic: untuk medefinisikan logika pilihan kedatangan tertentu, terdiri dari satu atau lebih pernyataan tertentu yang akan dieksekusi pada saat entitas datang pada kedatangan tertentu. h. Disable: dapat diganti menjadi pilihan yes atau no ketika user ingin menonaktifkan arrival secara temporer tanpa harus menghapus arrival tersebut. 7. Shift and break Digunakan untuk menentukan shift dan break untuk location dan resource. Biasanya disimpan dalam bentuk mingguan. Logika untuk shift dan break tidak wajib dan didefinisikan pada empat logic window yang berbeda, dimana masing masing logika akan dieksekusi pada urutan tertentu selama simulasi dijalankan. Shift editor menu, sebagai berikut: a. File: untuk membuka dan menyimpan data data shift. b. Edit: untuk menghapus shift ataupun break yang tidak diinginkan. c. Option: untuk merubah warna yang merepresentasikan shift dan break tertentu. 16

27 8. General information Digunakan untuk menspesifikasikan informasi dasar dari suatu model termasuk nama dari suatu model, satuan waktu, satuan jarak, dan library graphic. Data-data yang diperlukan dalam dialog box untuk mendefinisikan general information: a. Title: deskripsi, ataupun penjelasan singkat mengenai model yang sedang dibuat, title akan dimunculkan pada caption bar. b. Time Units: satuan untuk waktu pada model yang tidak dispesifikasikan, nilai terkecil adalah 0,00001 detik dan nilai terbesar adalah satu hari. c. Distance units: untuk menentukan satuan jarak yang akan digunakan pada model. d. Model notes: untuk user-reference, dapat dibuat dengan menggunakan initialization logic. e. Graphic library file: untuk menentukan graphic library yang akan digunakan pada saat pembuatan model. f. Initialization logic: untuk membuat logika yang akan dijalankan pada saat memulai pembuatan model. g. Termination logic: untuk mendefinisikan kapan model akan berhenti dijalankan ataupun kondisi pemberhentian simulasi. 9. Cost Dapat digunakan untuk memonitor biaya yang berkaitan dengan location, entities, dan resource selama simulasi dijalankan dan laporan statistik secara umum termasuk statistik biaya. Terdapat 3 tipe pendefinisian biaya yang dapat digunakan pada ProModel, yaitu: a. Locations: pendefinisian biaya berdasarkan lokasi yang terdapat pada model. Nilai yang harus didefinisikan adalah operation rate dan per. b. Resources: pendefinisian biaya berdasarkan tipe dan jumlah resource yang digunakan pada model. Nilai yang harus didefinisikan adalah regular rate, cost per use dan per. c. Entities: pendefinisian biaya berdasarkan nilai awal dari bahan baku (entitas) bahan baku, nilai yang harus didefinisikan adalah: initial cost. Advance Elements ProModel 1. Attributes Attributes merupakan suatu tempat yang mirip dengan variable, tetapi terikat pada location dan entitas dengan spesifikasi tertentu dan biasanya berisi informasi mengenai location atau entitas tersebut. Attribute dapat berisi bilangan bulat atau bilangan riil. Selain itu, attribute dapat ditugaskan untuk nama model elemen tertentu. Terdapat dua tipe attribut: a. Entity attribute: merupakan tempat yang ditugaskan untuk entitas tertentu dan berisi informasi numerik tentang entitas tersebut. Atribut entitas diidentifikasi berdasarkan namanya dan dapat ditugaskan sebagai nilai atau model elemen. 17

28 b. Location attribute: merupakan tempat yang ditugaskan secara langsung pada location tertentu dan berisi informasi numerik tentang location tersebut. Atribut location diidentifikasi berdasarkan namanya dan dapat ditugaskan sebagai nilai atau model elemen. 2. Variables Variable dapat berisi bilangan riil atau bilangan bulat termasuk nilai elemen indeks dan biasanya digunakan untuk pembuatan keputusan maupun rekaman informasi. Variabel terdiri atas dua jenis antara lain: a. Variabel global, tempat yang didefinisikan oleh pengguna untuk mewakili perubahan nilai numerik. Variabel global dapat direferensikan dimanapun fungsi numerik diletakan pada suatu model. Contohnya, penggunaan tampilan work in process. b. Variabel lokal, tempat yang hanya tersedia pada saat telah didefinisikan pada logika tertentu. Contohnya, perusahaan manufaktur keran memiliki 10 produk keran dalam ukuran berbeda-beda. Data-data yang diperlukan dalam untuk mendefinisikan variable: a. ID: merupakan nama variable. b. Type: merupakan tipe variable baik bilangan riil maupun bulat. c. Initial value: merupakan variable yang ditugaskan pada permulaan suatu simulasi. Pada pengaturan awal nilai dari initial value adalah 0, tapi dapat berubah ketika user mendefinisikan. d. Stats: ProModel mengumpulkan statistik variable pada tiga level. Level dari detail statistik yang harus dikumpulkan untuk location tertentu. Terdapat tiga pilihan, yaitu none, basic, dan time series. None artinya tidak ada statistik yang dikumpulkan. Basic berarti mengumpulkan statistik dasar seperti total perubahan, rata rata waktu total perubahan, dan nilai pada saat ini, serta rata rata nilai. Time series, berarti mengumpulkan semua statistik dasar ditambah dengan sejarah nilai berdasarkan waktu operasi. 3. Macros Macros akan memudahkan saat text, kumpulan statement, atau kode block akan digunakan berkali-kali dalam model. Data-data yang diperlukan dalam untuk mendefinisikan macro: a. ID: merupakan nama macro. b. Text: merupakan teks yang akan diganti dimana nama makro disebut. Teks ini dapat berupa expression atau logic. c. Option: Merupakan pilihan yang memungkinkan pemodel untuk menentukan makro sebagai parameter runtime interface (RTI) atau memilih kelompok resource. Runtime Interface (RTI) adalah fitur dimana pengguna dapat berinteraksi dengan supply 18

29 parameter dari model tanpa menulis ulang. Setiap kali simulasi dijalankan, RTI memungkinkan pengguna untuk mengubah parameter yang terdefinisi di RTI. Konsep Pemodelan ProModel Model didefinisikan sebagai suatu deskripsi logis tentang bagaimana sistem bekerja atau komponen-komponen berinteraksi. Dengan membuat pemodelan ProModel dari suatu sistem maka diharapkan kita dapat lebih mudah untuk melakukan analisis. 1. Batching Multiple Entities of Similar Type Dalam suatu proses, memungkinkan untuk dilakukannya penggabungan beberapa entitas yang memiliki tipe entitas yang sama atau sejenis. Menggabungkan beberapa entitas yang mempunyai tipe yang sama tersebut dapat dilakukan dengan perintah group-ungroup dan combine. a. Temporary Batching Using Group/Ungroup Pernyataan Group dan Ungroup adalah perintah yang saling berkaitan. Group adalah langkah awal untuk mengelompokkannya dan ungroup adalah perintah lanjutan untuk membatalkan perintah group atau memisahkan pengelompokkan yang telah dilakukan sebelumnya. Setiap entitas awal memiliki atribut dengan nilai tertentu yang melekat pada entitas sebelum entitas digabungkan. Atribut dan nilai pada tiap entitas tunggal tidak akan berpindah pada entitas yang sudah dikelompokkan. ProModel mempertahankan semua identitas dan atribut dari entitas yang dikelompokkan dan memungkinkan mereka untuk tetap menjadi entitas individu setelah perintah ungroup. b. Permanent Batching Using Combine Combine berfungsi untuk mengumpulkan dan mengkonsolidasikan entitas yang sejumlah tertentu menjadi satu kesatuan, opsional dengan nama yang berbeda. Entitas tersebut mungkin sejenis dan mungkin saja berbeda. Entitas gabungan kehilangan identitas dan atribut mereka dan tidak dapat di ungroup nantinya. Ketika mendefinisikan lokasi, kapasitas lokasi di mana Anda menggunakan pernyataan combine harus setidaknya sama besar dengan jumlah gabungan. 2. Attachment Multiple Entities of Different Type Dalam suatu proses, memungkinkan untuk dilakukannya penggabungan beberapa entitas yang memiliki tipe entitas yang berbeda. Menggabungkan beberapa entitas yang mempunyai tipe yang berbeda tersebut dapat dilakukan dengan perintah load-unload dan join. a. Temporary Attach Using Load/Unload Pernyataan Load-Unload digunakan untuk menggabungkan sejumlah tertentu entitas secara sementara. Load adalah langkah awal untuk menggabungkan dan unload adalah 19

30 perintah lanjutan untuk membatalkan perintah load atau memisahkan penggabungan yang telah dilakukan sebelumnya. ProModel mempertahankan semua identitas dan atribut dari entitas yang digabungkan dengan load dan memungkinkan mereka untuk tetap menjadi entitas individu setelah perintah unload. b. Permanent Attach Using Join ProModel menggunakan pernyataan join untuk menggabungkan sejumlah tertentu dari entitas menjadi satu kesatuan, opsional dengan nama yang berbeda, namun tidak dapat dipisahkan lagi. Jika entitas dasar dan entitas yang akan digabung memiliki atribut sebelum penggabungan terjadi, entitas yang bergabung akan memiliki nilai atribut dari entitas dasar. Dengan kata lain, entitas dengan routing rule IF Join akan kehilangan atributnya ketika terjadi penggabungan secara permanen. 3. Accumulation of Entities Accumulation digunakan untuk mengumpulkan entitas dalam jumlah tertentu sebelum akhirnya akan di proses satu per satu. Kapasitas dari location harus lebih besar sama dengan jumlah entitas yang di accum. Accum bekerja seperti sebuah gerbang yang mencegah entitas dari pengolahan sampai jumlah tertentu tiba. Setelah jumlah tertentu dari entitas telah dikumpulkan, entitas akan pergi melalui pintu gerbang dan mulai memproses secara individual, independen satu sama lain. Accum dapat digunakan untuk situasi model dimana beberapa entitas harus terakumulasi sebelum mereka diproses. Misalnya pada sumber daya proses order di sebuah stasiun kerja, mungkin lebih efisien untuk mengumpulkan beberapa perintah sebelum meminta sumber daya. 4. Splitting of One Entity Into Multiple Entities Dalam suatu operasi memungkinkan adanya pemisahan entitas menjadi beberapa entitas. Splits As memisah entitas yang ada ke dalam sejumlah tertentu entitas baru (lebih dari satu) dan sebagai pilihan menetapkan nama entitas yang baru (hasil proses split). Entitas yang dihasilkan memiliki nilai atribut yang sama sebagai entitas asli. Setiap entitas yang ingin dipisah harus melepaskan semua sumber daya yang dimiliki dengan menggunakan pernyataan free. 5. Conditional Statement Dalam suatu sistem, mungkin dilakukan eksekusi yang berbeda berdasarakan kondisi tertentu. If... then... else mengeksekusi pernyataan atau blok pernyataan jika ekspresi Boolean benar. Jika pernyataan else... disertakan dan ekspresi Boolean bernilai salah, pernyataan atau blok pernyataan alternatif dieksekusi. Untuk pernyataan if... then... yang akan dipecah menjadi lebih dari satu baris, item pertama pada baris berikutnya harus dimulai dengan then, and, atau or. 20

31 SimRunner SimRunner merupakan sebuah tool pada ProModel yang digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan optimalisasi model existing. Model harus dipastikan telah berjalan sesuai dengan sistem nyata sebelum dilakukan optimalisasi dengan SimRunner. Hasil optimal diperoleh dengan cara menentukan fungsi tujuan terlebih dahulu, kemudian mendefinisikan faktor input yang akan diubah sehingga menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsi tujuan optimalisasi. (Maria, 1997) Pilihan menu pada SimRunner: 1. Setup project: digunakan untuk mendefinisikan faktor input dan fungsi tujuan dari model existing. 2. Analyze model: digunakan untuk menentukan jumlah replikasi yang diinginkan. 3. Optimize model: digunakan untuk optimalisasi model existing dari nilai faktor input. Hasil optimalisasi dengan SimRunner berupa report yang disajikan dalam 3 tipe data, yaitu: 1. Data report Merupakan data berupa tabel yang ditampilkan pada SimRunner. Data report dapat diimport ke dalam spreadsheet. 2. Analysis Report Merupakan data berupa teks yang akan muncul apabila memilih Final Report pada tab Seek Optimum pada menu Optimize Model. 3. Chart Merupakan grafik yang menggambarkan proses optimalisasi. Chart akan ditampilkan apabila memilih Performance Plot pada tab Seek Optimum pada menu Optimize Model. Terminating Event Terminating event merupakan kejadian dalam simulasi yang menyebabkan simulasi tersebut berhenti. Kejadian ini dapat terjadi saat simulasi mencapai waktu atau kondisi tertentu. Perhitungan Replikasi Jumlah replikasi yang diperlukan dalam simulasi biasanya bergantung pada half-width yang diharapkan pada interval kepercayaan tertentu. Half-width menunjukkan ketidakpastian dari hasil replikasi (Stokes, 2004). 21

32 n = [ (z a 2)s e ] 2 Di mana: n = jumlah replikasi s = standar deviasi dari sampel yang diambil e = absolute error hw = (t n 1,a 2)s n Di mana: hw = half-width n = jumlah replikasi s = standar deviasi dari sampel yang diambil Generating Scenario Generating Scenario merupakan tool pada ProModel untuk mengubah satu atau lebih parameter dari sebuah model tanpa mengubah model secara langsung. Skenario harus berdasarkan parameter yang telah ditentukan pada macros, dan nilainya berada dalam rentang RTI. (Harrell, Ghosh, & Bowden, 2004, p. 653). Verifikasi dan Validasi Verifikasi dan validasi merupakan tahapan untuk menguji kredibilitas/kesesuaian sistem nyata dengan model simulasi. Verifikasi adalah proses untuk menentukan apakah model telah beroperasi sesuai yang diinginkan oleh programmer. Verifikasi berkaitan dengan melakukan perbandingan antara model konseptual dengan model simulasi (Banks, Carson, dan Nelson, 1995). Verifikasi adalah proses pemeriksaan logika operasional model (program komputer) sesuai dengan logika diagram alur (Hoover dan Perry, 1989). Validasi adalah proses penentuan apakah model merupakan representasi yang akurat dan sesuai dengan sistem nyata (Hoover dan Perry, 1989). Teknik Verifikasi Menurut Harrel (2004:178), terdapat beberapa teknik dalam melakukan verifikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap model, dapat dilakukan secara bottom-up yaitu melakukan pemeriksaan satuan dan logika proses yang digunakan dalam model. 2. Melakukan pengecekan terhadap output yang dihasilkan pada masing-masing proses pada model dengan menggunakan trace. Trace adalah daftar kejadian yang akan terjadi sampai simulasi selesai. Daftar trace dapat dilihat dalam berbagai cara, yaitu: a. Off: digunakan untuk menghentikan trace. b. Step: digunakan untuk membuat list trace dengan hanya satu kejadian dalam 1 kali trace. c. Continuous: digunakan untuk membuat list trace terus menerus. 22

33 3. Mengamati animasi dari model yang dijalankan, apakah tingkah laku dari sistem telah sesuai dengan model yang diinginkan. 4. Melakukan compile error atau debugging pada model simulasi. Teknik Validasi Menurut Harrel (2004:183), teknik validasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: 1. Mengamati animasi pada model yang dijalankan, membandingkan tingkah laku pada model dengan tingkah laku pada sistem nyata menurut pengetahuan orang lain mengenai sistem tersebut. 2. Membandingkan model dengan sistem nyata dengan cara menjalankan model dan sistem nyata dalam kondisi yang sama. 3. Melakukan perbandingan antara output model dengan output pada sistem nyata. 4. Melakukan analisis sensitivitas, yakni dengan cara melakukan perubahan terhadap nilai input untuk mengetahui akibat pada perilaku yang terjadi pada sistem atau pada output sistem. 23

34 Pengenalan Software ProModel Studi kasus GROUP/UNGROUP Perusahaan LID sedang melakukan proses pengisian botol kecap. botol akan datang setiap 1 menit sebanyak 20 botol dengan kedatangan 25 kali, botol kecap tersebut akan masuk pada mesin pengisian sebanyak 40 botol yang sebelumnya dikulmpulkan terlebih dahulu di pengumpulan kecap dan akan di isi secara bersama-sama. Waktu pengumpulan botol berdistribusi normal (5,1) menit. Setelah melalui proses pengisian selama 15 menit, botol kecap akan satu persatu dimasukan ke dalam kardus. Buatlah simulasi selama 8 jam menggunakan software ProModel. Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model : 1. Buka software ProModel Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut Berikut ini adalah tabel location Name Capacity Unit Kedatangan botol kecap INFINITE 1 Pengumpulan kecap 50 1 Pack kecap 40 1 Keluar INFINITE 1 3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network 4. Buat 1 path yaitu Net1 NET 1 : tarik garis dari kedatangan botol kecap ke pengumpulan kecap (dengan cara klik kiri dari kedatangan botol kecap, tarik ke pengumpulan kecap kemudian klik kanan untuk berhenti) lalu tarik dari pengumpulan kecap ke pack kecap dan klik kanan, kemudian tarik dari pack kecap ke luar. Untuk mendefinisikan interface, klik kolom interface, kemudian tarik garis dari setiap titik ke lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus. 24

35 5. Build entities dengn klik build -> entities Name Speed Stats Botol kecap 150 Time series Kecap isi 150 Time series Batch botol kecap 150 Time series 6. Build resources dengan klik build -> resources Name Units Specs Operator pengumpulan 1 By Units, N3, Rtn Home Mesin pengisian 1 By Units, N2, Rtn Home Untuk kolom specs operator pengumpulan, pilih path network Net1 dan home N2, dan centang return home if idle. Untuk kolom specs mesin pengisian, pilih path network Net1 dan home N3, dan centang return home if idle. 7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut. Process Routing Entites Location Operation Output Destination Rule Move logic Botol_kecap Kedatangan_ botol_kecap Botol_keca p Pengumpula n_kecap FIRS T 1 Botol_kecap Pengumpula n_kecap Group 40 as batch_botol_ Batch_botol _kecap Batch_botol _kecap Pengumpula n_kecap Pack_kecap kecap Use operator_pen gumpulan for N(5,1) min Use mesin_pengis ian for 15 min Batch_boto l_kecap Pack_kecap FIRS T 1 Move with operator_pe ngumpulan then free Batch_botol _kecap Pack_kecap Ungroup Botol_kecap Pack_kecap kecap_isi keluar Move with operator_pe ngumpulan then free kecap_isi keluar kecap_isi EXIT FIRS T 1 Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang telah didefinisikan di build entities sebelumnya 25

36 Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation, dapat dilakukan dengan langkah berikut ini. a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan 8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build 9. Setting simulasi dengan cara sebagai berikut 10. Jalankan simulasi dengan klik Run 26

37 Studi kasus SPLIT/ACCUM Toko roti memproduksi roti dengan selai berbagai rasa. Satu buah roti datang setiap 5 menit sebanyak 20 kali. Satu roti akan dipotong menjadi 10 lembar roti oleh operator pemotong roti selama waktu berdistribusi triangular (20,24,30) detik. Kemuadian lembaran roti akan dikumpulkan dulu sebanyan 5 lembar roti untuk diberikan selai satu persatu selama 1 menit oleh operator pemberi selasi. Jalankan simulasi selama 8 jam. Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model : 1. Buka software ProModel Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut Berikut ini adalah tabel location Name Capacity Unit Kedatangan roti INFINITE 1 Meja 10 1 Pemakaian selai 5 1 Keluar INFINITE 1 3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network 4. Buat 1 path yaitu Net1 NET 1 : tarik garis dari kedatangan kedatangan roti ke meja (dengan cara klik kiri dari kedatangan roti, tarik ke meja kemudian klik kanan untuk berhenti) lalu tarik dari meja ke pemakaian selai dan klik kanan, kemudian tarik dari pemakaian selai ke luar. Untuk mendefinisikan interface, klik kolom interface, kemudian tarik garis dari setiap titik ke lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus. 5. Build entities dengn klik build -> entities 27

38 Name Speed Stats Roti 150 Time series Lembar roti 150 Time series Lembar roti berselai 150 Time series 6. Build resources dengan klik build -> resources Name Units Specs Operator Pemotongan roti 1 By Units, N2, Rtn Home Operator Pemberi selai 1 By Units, N3, Rtn Home Untuk kolom specs operator pemotongan roti, pilih path network Net1 dan home N2, dan centang return home if idle. Untuk kolom specs operator pemberi selai, pilih path network Net1 dan home N3, dan centang return home if idle. 7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut. Process Routing Entites Location Operation Output Destination Rule Move logic Roti Kedatangan Roti meja FIRST Move with _roti 1 operator pemotongan_rot i then free roti Meja Split 10 as Lembar roti Lembar_ roti Lembar roti berselai Meja Pemakaian_ selai Keluar lembar_roti Use operator_pem otong_roti for T (20,24,30) sec Accum 5 use operator_pem beri_selai for 1 min Lembar_ roti Lembar roti berselai Lembar_ roti Pemakaian_ selai keluar EXIT FIRST 1 FIRST 1 FIRST 1 Move with operator pemotongan_rot i then free Move with operator_pembe ri_elai then free Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang telah didefinisikan di build entities sebelumnya 28

39 Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation, dapat dilakukan dengan langkah berikut ini. a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan 8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build 9. Setting simulasi denga cara sebagai berikut 10. Jalankan simulasi dengan klik Run Studi kasus JOIN/COMBINE CV. Cahaya adalah sebuah percetakan yangmelayanai pembuatan buku. Pada suatu proses pembuatan buku kertas yang datang adalah sebanyak 30 sebnayak 11 kali dengan 29

40 waktu berdistribusi eksponensial 15 menit dan kedatangan cover sebanayk 12 buah. Kertas akan dikumpulkan sebanyak 30 lembar oleh oeprator penyusun kertas selama 2 menit kemudian dilakukan proses penjilidan oleh operator penjilidan dengan waktu berdistribusi normal (5, 0.75) menit dan menghasilkan buku jilid. Lakukan simulasi nselama 8 jam dalam 1 hari. Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model : 1. Buka software ProModel Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut Berikut ini adalah tabel location Name Capacity Unit Kedatangan kertas INFINITE 1 Penyususnan kertas 30 1 Penjilidan 2 1 Kedatangan cover INFINITE 1 Cover INFINITE 1 3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network 4. Buat 1 path yaitu Net1 NET 1 : tarik garis dari kedatangan kedatangan kertas (dengan cara klik kiri dari kedatangan kertas, tarik ke penyusan kertas kemudian klik kanan untuk berhenti) Untuk mendefinisikan interface, klik kolom interface, kemudian tarik garis dari setiap titik ke lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus. 5. Build entites dengn klik build -> entities 30

41 Name Speed Stats Cover 150 Time series kertas 150 Time series Buku jilid 150 Time series Buku 150 Time series 6. Build resources dengan klik build -> resources Name Units Specs Operator penyusun kertas 1 By Units, N2, Rtn Home Operator penjilidan 1 By Units, N3, Rtn Home Untuk kolom specs operator penyusunan kertas, pilih path network Net1 dan home N2, dan centang return home if idle. Untuk kolom specs operator penjilidan, pilih path network Net1 dan home N3, dan centang return home if idle. 7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut. Process Routing Entites Location Operation Output Destination Rule Move logic Kertas Kedatangan_ kertas Penyusunan FIRST Move with kertas _kertas 1 operator_penyusus an_kertas then free kertas Penyusunan _kertas cover Kedatanagn_ cover Combine 30 Use operator_peny ususn_kertas for 2 min cover penjilidan Join 1 buku Use operator_penji lidan for N(5, 0.75) min Buku_ keluar jilid buku penjilidan JOIN 1 Move with operator_penyusus an_kertas then free cover penjilidan FIRST 1 Buku_ jilid Buku_ jilid keluar EXIT FIRST 1 FIRST 1 Move with operator_penjilida n then free Move with operator_penjilida n then free Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang telah didefinisikan di build entities sebelumnya 31

42 Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation, dapat dilakukan dengan langkah berikut ini. a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan 8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build 9. Setting simulasi denga cara sebagai berikut 10. Jalankan simulasi dengan klik Run 32

43 Studi kasus LOAD/UNLOAD Toko Lancar Jaya menjual segala kebutuhan alat bangunan, toko tersebut melakukan pemindahan semen dari gudang menuju toko menggunakan hand truck sebagai media pemindahnya. Semen akan datang sebanyak 1 buah selama 50 kali dengan waktu kedatanagn setiap 3 menit dan hand truck sebanyak 1 buah selama 20 kali dengan waktu kedatanagn 1 menit. Satu buah semen yang akan diangkat ke handtruck digudang oleh operator angkat semne selama N93,4) menit. Setelah handtruck yang berisi semen berada di toko, semen akan diturunkan oleh operator hand truck selama U(4,2) menit. Simulasikan dengan waktu 24 jam dengan number of replication sebanyak 1 kali Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model : 1. Buka software ProModel Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut Berikut ini adalah tabel location Name Capacity Unit Kedatangan semen INFINITE 1 gudang 5 1 toko 50 1 Kedatangan handtruck INFINITE 1 keluar INFINITE 1 3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network 4. Buat 1 path yaitu Net1 NET 1 : tarik garis dari kedatangan kedatangan semen (dengan cara klik kiri dari kedatangan semen, tarik ke penyusan gudang kemudian klik kanan untuk berhenti) Untuk mendefinisikan interface, klik kolom interface, kemudian tarik garis dari setiap titik ke lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus. 33

44 5. Build entities dengn klik build -> entities Name Speed Stats Semen 150 Time series Handttruck 150 Time series Handtruck_semen 150 Time series 6. Build resources dengan klik build -> resources Name Units Specs Operator angkat semen 1 Net1, N2, Rtn Home Operator handtruck 1 Net1, N5, Rtn Home Untuk kolom specs operator penyusunan kertas, pilih path network Net1 dan home N2, dan centang return home if idle. Untuk kolom specs operator penjilidan, pilih path network Net1 dan home N5, dan centang return home if idle. 7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut. Process Routing Entities Location Operation Output Destina tion Rule Move logic Semen Kedatangan Semen Gudang Load 5 Move for 2 _semen min Handtruck Kedatangan Handtruck Gudang FIRST Move for 2 handtruck 1 min Handtruck Gudang Load 1 use Handtruck_s toko FIRST Move with operator emen 1 operator_han angkat dtruck then semen for free N(3,4) min Handtruck_s toko Unload 1 handtruck toko FIRST Move with emen use 1 operator_han operator_h dtruck then andtruck free for U(4,2) min Semen toko Semen keluar FIRST Move for 2 1 min Semen keluar Semen EXIT FIRST 1 Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang telag didefinisikan di build entities sebelumnya 34

45 Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation, dapat dilakukan dengan langkah berikut ini. a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan 8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build 9. Setting simulasi denga cara sebagai berikut 10. Jalankan simulasi dengan klik Run 35

46 Studi kasus IF THEN ELSE Sebuah perusahaan X sedang melakukan proses pembubutan dengan kedatangan besi sebanyak 2 buah selama 20 kali dengan waktu E (5) menit. Besi akan masuk ke antrean pembubutan kemudian dilakukan proses bubut jika antrean bubut kurang dari sama dengan 5 maka akan di proses oleh worker selama 5 menit jika tidak maka akan diproses oleh supervisor selama 4 menit. Simulasikan selama 8 jam. Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model : 1. Buka software ProModel Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut Berikut ini adalah tabel location Name Capacity Unit Kedatangan besi INFINITE 1 Antrean bubut INFINITE 1 Bubut 10 1 keluar INFINITE 1 3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network 4. Buat 1 path yaitu Net1 NET 1 : tarik garis dari kedatangan kedatangan besi (dengan cara klik kiri dari kedatangan besi, tarik ke antrean bubut kemudian klik kanan untuk berhenti) Untuk mendefinisikan interface, klik kolom interface, kemudian tarik garis dari setiap titik ke lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus. 5. Build entities dengan klik build -> entities 36

47 Name Speed Stats Besi 150 Time series Besi jadi 150 Time series 6. Build resources dengan klik build -> resources Name Units Specs worker 1 Net1, N3, Rtn Home supervisor 1 Net1, N3, Rtn Home Untuk kolom specs operator penyusunan kertas, pilih path network Net1 dan home N3, dan centang return home if idle. Untuk kolom specs operator penjilidan, pilih path network Net1 dan home N3, dan centang return home if idle. 7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut. Process Routing Entites Location Operation Output Destination Rule Move logic besi Kedatangan_bes i Besi Antrean_bubu t FIRS T 1 Besi Antrean_bubut besi bubut FIRS T 1 Move with worker besi Bubut If CONTENTS (antrean_bubut ) <=5 { Use worker for 5 min } Else { Besi_jad i Keluar Use for 4 min } supervisor Besi_jad i Besi_jad i keluar EXIT FIRS T 1 FIRS T 1 then free Move with superviso r then free Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang telah didefinisikan di build entities sebelumnya Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation, dapat dilakukan dengan langkah berikut ini. 37

48 a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan 8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build 9. Setting simulasi denga cara sebagai berikut 10. Jalankan simulasi dengan klik Run 38

49 METODOLOGI PRAKTIKUM Flowchart Praktikum Diagram alir praktikum dapat dilihat pada gambar 1.1 MULAI A B C Studi Pustaka Dry Run Observasi Lapangan Verifikasi model tidak Identifikasi Masalah Terverifikasi? Penentuan Tujuan Simulasi ya Jalankan simulasi tidak Pembuatan Model Konseptual (Petri Net) Validasi Model Pengumpulan Data Pengolahan Data Pemodelan Sistem dengan software Promodel A C B Tervalidasi? ya Analisis Hasil Simulasi Pembuatan Model Perbaikan Analisis Hasil Perbaikan Gambar 1.1 Diagram Alir Praktikum 39

50 PROSEDUR PRAKTIKUM Gambaran Sistem CV Prima Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi gantungan kunci. Gantungan kunci dibuat dari bahan logam dan diproses pada beberapa lokasi yang berbeda. Proses produksi dimulai dengan kedatangan gantungan kunci polos sebanyak 1200 buah setiap 8 jam. Gantungan kunci ini kemudian dibawa per 1 lusin ke lokasi berikutnya untuk dibersihkan selama waktu berdistribusi normal dengan rata-rata 1 menit dan simpangan baku 0.25 menit, kemudian dipisahkan agar satu per satu, seorang pekerja (packager B) akan beroperasi pada proses ini selama 25 detik. Proses pencetakan pola dilakukan selama 1 menit dan dibantu oleh seorang pekerja lain (inspektor) selama 15 detik tiap kalinya. Seorang pekerja yang bertugas sebagai inspektor terhadap gantungan kunci selama waktu berdistribusi normal dengan rata-rata 10 detik dan simpangan baku 0.1 detik. Berdasarkan data historis, gantungan kunci yang cacat mencakup 4.5% dari total gantungan kunci. Gantungan kunci yang cacat akan dibuang. Gantung kunci yang lolos inspeksi kemudian dibawa oleh inspektor menuju lokasi pengepakan awal. Di lokasi ini, gantungan kunci dibungkus dengan plastik oleh seorang packager A selama waktu berdistribusi seragam dengan rata-rata 1 menit dan simpangan baku 0.3 menit. Plastik pembungkus datang dalam jumlah 1200 datang setiap 8 jam pada stasiun penyimpanan bahan baku packaging. Pada stasiun yang sama, datang pula 100 karton yang setiap 120 jam. Kedua bahan packaging ini kemudian dibawa ke bagian pengecekan dan kemudian akan menuju lini produksinya masingmasing yang mana diantarkan oleh packager A dan packager B. Setelah dibungkus dengan plastik, 12 gantungan kunci akan dikumpulkan bersama untuk digabung dengan 1 karton menjadi 1 pak gantungan kunci. Pengepakan dengan karton dilakukan oleh packager B selama waktu berdistribusi triangular dengan nilai bawah 3, nilai tengah 5, dan nilai atas 6 menit. Setelah dipak, pak-pak tersebut akan diantar oleh packager B menuju gudang penyimpanan produk jadi. CV Prima Utama mulai beroperasi dari pukul hingga dengan 1 jam istirahat mulai pukul Selain itu, data historis menunjukkan bahwa lokasi pencetakan pola mengalami downtime dengan distribusi eksponensial dengan rata-rata 200 jam. Buat model simulasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang mungkin terjadi pada proses produksi gantungan kunci di CV Prima Utama, kemudian tentukan saran perbaikan terhadap permasalahan tersebut. 40

51 Berikut merupakan biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi. Tabel 1.1 Daftar harga tiap entittas Entitas Harga Satuan Gantungan kunci Rp 5.000,- Plastik pembungkus Rp 300,- Karton Rp 500,- Tabel 1.2 Daftar harga tiap tenaga kerja Tenaga Kerja Biaya Biaya/Jam Biaya/Pemakaian Inspektor Rp ,- - Packager A Rp ,- - Packager B Rp ,- - Algoritma 1. Mulai 2. Gantungan kunci, plastik pembungkus, dan karton tiba di stasiun kedatangan 3. Gantungan kunci dilakukan proses pemisahan 4. Proses pencetakan pola pada gantungan kunci 5. Inspeksi gantungan kunci dilakukan 6. Gantungan kunci yang lolos inspeksi dibungkus dengan plastik 7. Beberapa gantungan kunci digabung dan dipak menggunakan karton 8. Pak gantungan kunci keluar dari sistem dan menuju ke lokasi penyimpanan 9. Selesai 41

52 Flowchart Berikut merupakan flowchart dari studi kasus pada praktikum. Gambar 1.2 Diagram Alir Program 42

53 Petri Net Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan Petri Net: 1. Identifikasi aktivitas yang ada dan susun aktivitas tersebut berdasarkan urutan. Tabel 1.3 Daftar aktivitas Aktivitas Deskripsi Entitas A Tempat penyimpanan keychain Keychain B Keychain di-separator oleh packager 2 Keychain, packager 2 C Keychain selesai di-separator oleh packager 2 Keychain, packager 2 D Keychain dibuat sebuah pattern oleh inspektor Keychain, inspector E Keychain selesai dibuat sebuah pattern oleh inspektor Keychain, inspector F Keychain diinspeksi oleh inspektor Keychain, inspector G Keychain selesai diinspeksi oleh inspektor Keychain, inspector H Tempat penyimpanan plastik Plastik I Tempat penyimpanan paperback Paperback J Pengecekkan plastic Plastic K Pengecekkan paperback Paperback L Plastic selesai dicek Plastic M Paperback selesai dicek Paperback N Pengemasan keychain awal Keychain, plastic O Keychain awal selesai dikemas Keychain, plastic P Pengemasan keychain akhir Keychain, plastic, paperback Q Keychain akhir selesai dikemas Keychain, plastic, paperback R Keychain berada digudang Keychain S Inspektor idle Inspector T Packager 1 idle Packager 1 U Packager 2 idle Packager 2 2. Identifikasi kejadian (event) dan suusn berdasarkan urutan kejadian serta menentukan pre-condition dan post-condition. Tabel 1.4 Daftar kejadian Kejadian Deskripsi Pre-condition Post-condition 1 Mulai proses separator A B 2 Selesai proses separator B C 3 Mulai proses membuat pattern C D 4 Selesai proses membuat pattern D E 5 Mulai melakukan inspeksi E F 6 Selesai melakukan inspeksi F G 7 Mulai proses pengecekkan H, I K, J 8 Selesai proses pengecekkan K, J L, M 9 Mulai proses pengemasan awal G, M N 10 Selesai proses pengemasan awal N O 11 Mulai proses pengemasan akhir M, O P 12 Selesai proses pengemasan akhir P Q 13 Mulai proses pemindahan Q R 43

54 3. Gambaran node dalam Petri Net dan hubungkan menggunakan panah berdasarkan precondition dan post-condition. I K M 7 8 H J L A 1 B 2 C 3 D 4 E 5 F 6 G 9 N 10 O T U S 11 P 12 Q 13 R Gambar 1.3 Petri Net 4. Berikan token untuk menggambarkan pergerakan entitas. I K M 7 8 H J L A 1 B 2 C 3 D 4 E 5 F 6 G 9 N 10 O T U S 11 P 12 Q 13 R Gambar 1.4 Petri Net dengan Token PROMODEL SOFTWARE Langkah-langkah Pengujian Distribusi Data dengan Stat:Fit: Pengujian distribusi data dari data pengamatan yang telah ada dapat dilakukan menggunakan software promodel, dengan tools Stat:Fit dapat dilakukan melalui langkahlangkah berikut: 1. Menjalankan software Promodel. 2. Pilih tools pada tool bar, pilih Stat:Fit. 44

55 Gambar 1.5 Membuka Stat::fit Gambar 1.6 Tampilan Stat::Fit 3. Masukkan data pengamatan yang telah dilakukan pada datatable. Misalnya : 4, 5, 7, 8, 9, 10, 6 Gambar 1.7 Memasukan data 4. Klik Fit, kemudian Auto::Fit, pilih continuos distribution klik OK. 45

56 Gambar 1.8 Auto::Fit 5. Hasil akan ditambilkan berupa automatic filling. Untuk penggunaan distribusi pada simulasi pilih distribusi dengan acceptance do not reject dan memiliki rank terbesar. Gambar 1.9 Fit of distribution Permodelan Sistem dengan Promodel Software: Langkah-langkah untuk membuat permodelan sistem dengan software promodel 1. Menjalankan software Promodel. 2. Membuat Project Baru, dengan cara klik File-New atau memilih icon New, atau menggunakan CTRL-N. setelah di pilih, File-new maka akan muncul kotak dialog General Information, ketikkan judul project yang akan dibuat pada Title. Klik OK. Gambar 1.10 General information 3. Setelah membuat project baru, langkah berikutnya adalah pembuatan background yang berfungsi sebagai latar belakang permodelan sistem. Dengan cara klik Build pada toolbar pilih Background Graphics pilih Behind Grid. Setelah itu klik Edit pilih Import Graphic, pilih Tutorial Back klik Open. 46

57 Gambar 1.11 Tampilan Promodel Build location 4. Langkah berikutnya adalah pembuatan layout sistem produksi dimana proses akan dilakukan. Pilih Build pada toolbar, klik Locations atau klik CTRL-L. Buat locations dengan cara men-drag simbol locations yang diinginkan ke layout. Untuk mempermudah pembuatan sebaiknya pembuatan layout dilakukan sesuai urutan proses produksi. Sehingga yang pertama kali dibuat adalah entity spot keychain storage. Kemudian beri nama pada masing-masing locations dengan cara klik Text pada kotak dialog Graphics kemudian klik di lokasi yang diinginkan di layout, klik kanan pada kotak Text di layout pilih Edit, ketikkan nama lokasi yang diinginkan klik OK. No. Location Graphics Type Gambar 1.12 Tampilan build location Tabel 1.5 Daftar lokasi Name Capacity DTs Rules 1 Entity Spot Keychain storage 1200 None Oldest 2 Entity Spot Plastic storage 1200 None Oldest 3 Lathe Separator 12 None Oldest 4 Table Inspection 12 None Oldest 5 CMM Patternator 1 Clock, (*) Oldest 6 Desk Primary packaging 100 None Oldest 47

58 7 Lathe Second packaging 12 None Oldest 8 Conveyor Separator q INFINITE None Oldest, FIFO 9 Conveyor Pattern q INFINITE None Oldest, FIFO 10 Conveyor Inspect q INFINITE None Oldest, FIFO 11 Conveyor Pack1 q INFINITE None Oldest, FIFO 12 Conveyor Pack2 q INFINITE None Oldest, FIFO 13 Conveyor Plastic q INFINITE None Oldest, FIFO 14 Conveyor Paperback q INFINITE None Oldest, FIFO 15 Conveyor Out INFINITE None Oldest, FIFO 16 Conveyor Checking q INFINITE None Oldest, FIFO 17 Entity Spot Paperback storage 100 None Oldest 18 Turning Center Checking 100 None Oldest (*) untuk No. 5 di isikan seperti berikut ketika sudah memilih Clock pada DTs: Frequency First Time Priority Scheduled Logic Disable E(200) hr 99 No Wait N(5,1) hr No Gambar 1.13 Tampilan layout model Build Entities 5. Setelah pembuatan locations selesai sesuai sistem yang dimodelkan, langkah berikutnya adalah pendefinisian entitas yang akan diproses. Klik Build klik Entities atau CTRL-E. Pilih simbol entitas yang diinginkan, ganti nama entitas pada kotak dialog box name. Untuk mengganti warna entitas di kotak dialog Graphics, pilih Edit, pilih Color klik OK 48

59 pada dialog box color, klik OK pada library graphic. Untuk mengganti ukuran entitas pilih Edit pada dialog box graphics, pada library graphics pilih Dimensions, masukkan ukuran yang diinginkan, klik OK. Kemudian klik OK pada library graphic. Tabel 1.6 Daftar entitas No. Icon Name 1 Raw Material Keychain 2 Barre Plastic wrap 3 Gear Keychain wrap 4 Box Final pack 12 5 Barrel Good keychain 6 Pipe Pattern keychain 7 Raw Material Defect 8 Pallet Paperback Gambar 1.14 Tampilan build entities Build Path Network 6. Langkah berikutnya adalah pembuatan jaringan aliran produksi. Klik Build, pilih path networks. Pilih kolom Path pada dialog box Path Networks. Pada layout klik kiri di sekitar locations tertentu lalu tarik garis menuju location berikutnya klik kanan pada locations tujuan kemudian lanjutkan lagi sesuai langkah di awal. Pada sistem ini terdapat 1 aliran produksi, yaitu: Net1. Dengan jalur produksi sebagai berikut: Gambar 1.15 Tampilan build path network 49

60 Untuk pembuatan interfaces pilih kolom interfaces klik kiri pada locations yang dijadikan awal proses kemudian klik pada locations. Ulangi semua langkah hingga seluruh tempat proses produksi terhubung sesuai jalur dengan interfaces. Build Resources 7. Untuk menambahkan resources yang akan digunakan klik Build pilih resources atau CTRL-R. Tambahkan worker dengan memilih worker graphic, ganti nama worker menjadi inspector. Klik menu Specs untuk membuka dialog box Resource Specification pilih Path Network, pilih Net1. Lalu klik OK. Untuk menambahkan resource lain, tekan ENTER dan tambahkan resources lain dengan memilih operator graphic, ganti nama operator menjadi packager 1 langkah untuk mengganti resources specification pilih Path Network, pilih Net 1. Tabel 1.7 Daftar resource Name Units Dts Stats Specs Inspector 1 None By Units, Time Series Net1, N7 Packager1 1 None By Units, Time Series Net1, N9, Rtn Home Packager2 1 None By Units, Time Series Net1, N11, Rtn Home Gambar 1.16 Tampilan build resource Build processing 8. Tahap selanjutnya adalah menentukan logika proses. Klik Build pilih Processing atau CTRL-P. Pada Processing terdapat dua jenis logika yaitu logika process layout dan routing layout. Alur proses ditunjukan pada gambar, sebagai berikut: Tabel 1.8 Daftar processing and routing Processing Routing Entity Location Operation Output Destinatio n Rule A keychain Inc keychain_s WIP_keychain torage Group 12 keychain Separator_q FIRST 1 B keychain Separator_ q keychain Separator FIRST 1 Wait N(1, 0.25) C keychain Separator min Use Packager2 For 25 sec Move Logic 50

61 Ungroup D keychain Separator Keychain Pattern_q FIRST 1 E keychain Pattern_q Keychain patternator FIRST 1 F keychain patternator G H Pattern_ keychain Pattern_ keychain Inspect_q inspection Use Inspector For 15 sec Wait 1 min Use Inspector For N(10,0.1) sec Pattern_k eychain Pattern_k eychain Good_key chain Inspect_q FIRST 1 inspection FIRST 1 Pack1_q Defect EXIT Good_ke Good_key Primary_pa I Pack1_q Join 1 ychain chain ckaging paperba Paperback J paperback Checking_q FIRST 1 ck _storage Plastic_ Plastic_stor Plastic_wr K Checking_q FIRST 1 wrap age ap L ALL Checking_q ALL checking FIRST 1 M ALL checking N O P Q R S Plastic_ wrap Plastic_ wrap Keychai n_wrap Paperba ck Keychai n_wrap Final_pa ck_12 Plastic_q Primary_p ackaging Pack2_q Paperback _q Second_pa ckaging out If entity()=paper back Then Route 1 Else If entity()=plasti c_wrap Then Route 2 Join 1 good_keychai n Use Packager1 For U(1,0.3) min Dec WIP_keychain Combine 12 Join 1 paperback Use Packager2 for T(3, 5, 6) min Inc total_keychain pack Paperback Plastic_wr ap Plastic_wr ap Keychain _wrap Keychain _wrap Paperback Final_pac k_12 Final_pac k_12 Paperback_ q FIRST 1 Plastic_q FIRST 1 Primary_pac kaging FIRST 1 Pack2_q FIRST 1 Second_pac kaging Second_pac kaging FIRST 1 Join 1 out FIRST 1 EXIT FIRST 1 Move With Inspector Then Free Move With Packager 2 Then Free Move With Packager 1 Then Free Move With Packager 2 Then Free 51

62 Build arrivals 9. Selanjutnya akan didefinisikan kedatangan entitas. Klik Build pilih Arrivals. Klik dialog box entity, pilih kayu kaki klik OK. Untuk locations pilih kedatangan kayu kaki klik OK. Kemudian masukkan data seperti pada tutorial. Tabel 1.9 Daftar resource Entity Location Qty Each Occurance Frequency keychain Keychain_storage 1200 inf 8 hr Plastic_wrap Plastic_storage 1200 inf 8 hr paperback Paperback_storage 100 inf 120 hr Gambar 1.17 Tampilan build arrivals Build shift 10. Setelah logika proses selesai, yang perlu dilakukan adalah mendefinisikan shift. Klik Build pilih Shift pilih Define. Setelah itu, shift kerja dari resource dapat didefinisikan sebagai berikut: pekerja mulai bekerja pada pukul , kemudian istirahat pukul , dan kembali bekerja pukul Gunakan add work untuk mendefinisikan jam kerja dan add break untuk mendefinisikan jam istirahat dimana warna biru menunjukkan jam kerja operator, sedangkan merah adalah jam istirahat. Setelah mendefinisikan shift kerja, selanjutnya simpan file. Gambar 1.18 Tampilan build shift Untuk menugaskan operator sesuai shift yang telah dibuat dapat dilakukan dengan Klik Build pilih Shift pilih Assign. Maka akan muncul tabel shift assignment. Selanjutnya klik pada resource untuk menambahkan resource yang akan didefinisikan shift kerjanya. Pilih Select All klik OK. 52

63 Gambar 1.19 Tampilan select resource Selanjutnya definisikan shift files dengan attach shift kerja yang sudah disimpan. Klik Add lalu pilih file yang sudah disimpan, kemudian klik Done. 11. Untuk pembuatan variable yang mendefinisikan fungsi tertentu seperti total produk, WIP dan biaya produksi. Dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: klik Build pilih Variables atau klik icon V. Ketikkan ID yang diinginkan, untuk pertama ketikkan WIP. Aktifkan ICON variable menjadi yes dengan klik variable WIP tempatkan pada layout model yang telah dibuat. Gambar 1.20 Tampilan build variable 12. Setelah membuat variable definisikan variable pada processing untuk WIP pada process kedatangan kayu kaki, kedatangan kayu alas dan kedatangankayu bingkai dengan INC WIP. Lalu pada process layout meja lipat bagus diberikan operation logic builder: INC total_produk dan Dec WIP. 53

64 Gambar 1.21 Tampilan pendefinisian INC dan DEC Jalankan simulasi, klik Simulation pada toolbar. Pilih options, pada Run Length pilih Calendar Date, kemudian masukan waktu mulai simulasi dan waktu simulasi berakhir sesuai shift yang telah dibuat, yaitu mulai pukul Hilangkan centang pada cost pada replications ketikkan jumlah replikasi yang diinginkan. Klik tombol OK. Kemudian save project, klik Run dan simulasi akan dijalankan. Gambar 1.22 Tampilan pendefinisian waktu simulasi Mencari Hasil Skenario Optimal dengan SimRunner 13. Setelah menjalankan simulasi, selanjutnya akan dibuat skenario untuk meningkatkan output pigura selama seminggu. Berikut ini adalah langkah optimalisasi menggunakan SimRunner dengan fungsi tujuan memaksimalkan dan membandingkan total exit. a. Buat Macros baru dengan cara build-macros, selanjutnya isikan ID sesuai dengan parameter yang mempengaruhi faktor input. Fungsi tujuan yang akan dioptimalisasi adalah total exit, yang berkaitan dengan jumlah entitas tiap kedatangan sebagai faktor input-nya. Definisikan jumlah kedatangan lembaran kayu, kaca dan karton sebagai parameter pada macros. Berikut pendefinisian pada macros: Gambar 1.23 Tampilan pendefinisian macro 54

65 1) klik menu options -> scenario parameter -> define 2) Lalu pilih numeric range 3) Lalu isikan nilai range data yang diinginkan. Nilai range data harus mencakup jumlah kedatangan yang diinginkan 4) Lalu pilih ok Gambar 1.24 Numeric range macro b. Ganti jumlah entitas tiap kedatanagn pada Arrivals dengan menggunakan ID baru pada macros yang telah dibuat. Pada modul ini, ID untuk keychain dituliskan add_keychain dan plastic_wrap ditulis add_plastic Gambar 1.25 Tampilan pendefinisian macro pada kedatangan Gambar 1.26 Tampilan pendefinisian macro pada resource 14. Selanjutnya, aktifkan SimRunner dengan cara pilih Simulation pada menu bar di ProModel window, lalu pilih SimRunner. Setelah SimRunner diaktifkan, masukkan model existing yang sebelumnya telah dibuat dengan cara: Setup Project > Select Model/Project > Create New Project, Select Model > pilih model existing yang akan dioptimalkan. 55

66 Gambar 1.27 Tampilan pendefinisian SimRunner a. Definisikan fungsi tujuan Setelah model yang akan dioptimalkan terdefinisi, kemudian definisikan fungsi tujuan dari model tersebut. Skenario ini bertujuan untuk memaksimalkan total exit pigura. Langkah-langkah untuk mendefinisikan fungsi tujuan memaksimalkan total exit pigura adalah sebagai berikut: 1) Klik define objectives pada menu setup project atau klik next. 2) Pada kotak Response Category pilih Entity. 3) Pada kotak Response Statistic pilih meja_lipat_bagus - Total Exits. 4) Klik icon untuk memasukkan fungsi tujuan ke kotak Response statistic selected for objective function. 5) Tentukan apakah variable tersebut akan dimaksimasi atau diminimasi dengan mengupdate objective for response statistic. 56

67 Gambar 1.28 Respon statistic 6) Selanjutnya pilih menu Define inputs atau klik next. Pada kotak Macros Available for Input, akan tersedia macros yang telah dibuat. Masukkan macros baru yaitu add_keychain, add_plastic dan add_worker. Macros Selected as Input Factors dengan menyorot macros yang diinginkan lalu mengklik tombol Gambar 1.29 Define input b. Definisikan run time dan ubah variabel terkait Definisikan run time untuk pencarian nilai optimum. Run time didefinisikan sesuai dengan total jam kerja perusahaan. Langkah pendefinisian Run time: 57

68 1) Pilih menu Optimize Model pada SimRunner 2) Pilih sub menu Set options 3) Masukkan jumlah jam kerja pada kotak Run time jika simulasi tidak berbentuk Weekly Time (dapat dilihat dari menu simulation option pada Run Length) Gambar 1.30 Set option c. Jalankan proses optimasi dengan memilih tombol Run pada menu Seek Optimum. Gambar 1.31 Seek optimum Pada Model ini, simulasi akan dijalankan selama 25 kali experiment, setelah berjalan selama 25 kali experiment, SimRunner akan menampilkan variable-variable yang selanjutnya diperlukan untuk optimalisasi. 58

69 Gambar 1.31 Performance Measures Plot Lakukan analisis hasil optimalisasi dengan memilih hasil yang paling optimum sesuai dengan variable yang diinginkan. Misal diinginkan untuk memilih hasil yang paling maksimal pada final_pack_12 Total Exit, maka dipilih jumlah add_keychain, add_plastic dan add_worker yang menunjukkan hasil Total Exit yang paling besar. Dari hasil SimRunner tersebut didapatkan bahwa jumlah add_keychain, add_plastic dan add_worker adalah 630, 660 dan 3 dengan total exit paling besar yaitu 27 final_pack_12. Membuat skenario pada Scenario Manager 15. Setelah melakukan eksperimen dengan menjalankan simulasi pada Sim Runner, selanjutnya akan dibuat scenario dengan cara pilih Simulation pada menu bar di ProModel window, lalu pilih Scenario Manager. Berikut akan dijelaskan langkahlangkah membuat scenario: a. Ketika mendefinisikan macro dan scenario parameter yang terdapat pada macro maka scenario akan secara otomatis muncul pada Scenario Manager. b. Klik tanda + untuk menambah scenario dan inputkan nilai yang diinginkan pada tiap kolom scenario, lalu klik Run Scenarios 59

70 Gambar 1.32 Scenario manager c. Setelah dijalankan, centang semua skenario untuk menampilkan output semua scenario. Trace 16. Untuk memverifikasi model yang telah dibuat gunakan tools Trace dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Pilih Simulation pada menu bar di ProModel window, lalu pilih option, kemudian centang pause dan trace pada kolom at start. Lalu klik Run. Gambar 1.33 Menjalankan simulasi b. Klik tombol Play pada tampilan menu. Kemudian Pilih options pada menu bar di ProModel window, lalu pilih trace options. Pada trace options pilih Output to file kemudian setelah memilih output to file ulangi kembali cara membuka trace option lalu pilih cara trace yang diinginkan. Misal pilih trace continuous. 60

71 Gambar 1.34 Trace continuous Kemudian setelah dipilih trace continuous maka trace akan berjalan terus menerus sampai simulasi berakhir. Gambar 1.35 Tampilan trace 61

72 Activity Cycle Diagram MODUL 2 ARENA SOFTWARE Activity cycle diagram (ACD) adalah bahasa grafik/gambar yang memodelkan sistem dengan menunjukkan hubungan interaksi antar elemen dengan perubahan secara diskrit terhadap waktu. Entitas di ACD ada dua, yaitu permanen dan sementara. Sedangkan aktivitas pada ACD ada dua, yaitu pasif dan aktif. Simbol-simbol yang dipergunakan pada ACD adalah: 1. Segilima ke kanan Merepresentasikan menciptakan (create) atau membangkitkan (generate) entitas. Generate 2. Segilima ke kiri Merepresentasikan membuang (dispose) atau memberhentikan (terminate) entitas. Terminate 3. Lingkaran (passive state) Merepresentasikan aktivitas pasif. Passive 4. Segi empat (active state) Merepresentasikan aktivitas aktif Active 5. Panah (connect) Merepresentasikan relasi urutan antar node yang menunjukkan bahwa status/aktivitas pendahulu berubah/berlanjut menjadi status/aktivitas berikutnya 6. Belah ketupat (alternate) 63

73 Merepresentasikan kondisi (condition) pilihan dua alternatif kemungkinan yang perlu diputuskan (decide) Alternate 7. Trapesium kanan (assembly/batch) Merepresentasikan aktivitas aktif yang melibatkan dua entitas (atau lebih) dan bertransformasi menjadi satu entitas (lain) Batch 8. Trapesium kiri (disperse/separate) Merepresentasikan aktivitas aktif yang mentransformasikan satu entitas menjadi dua entitas (atau lebih) Separate Berikut merpakan contoh ACD: 64

74 Pekerja & Handlift Idle Kedatangan Tangki IBC Antri transpor Proses transpor Pekerja & Trolley Idle Pekerja mixing vakumi xidle Pekerja & IBC Idle Pekerja & Handlift Idle Apa Prod. L1 atau L2? Ya Apa vakumix idle? Ya Antri transpor Proses transpor Antri mixing vakumi x Proses mixing vakumix Batch IBC dan Fill Antri tapping Proses tapping Antri transp or Proses transpor Kedatangan Bahan L1 Kedatangan Bahan L2 Kedatangan Bahan L3 Kedatangan Bahan L4 Pekerja & Trolley Idle Proses transpor Antri staging Pekerja Staging Idle Proses staging Pekerja & Trolley Idle Proses transpor Antri weighi ng Pekerja weighin g Idle Proses weighing Tidak Apa Prod. L2? Tidak Ya Tidak Apa unimix idle? Ya Antri transpor Antri transpor Antri transpor Pekerja & Trolley Idle Proses transpor Pekerja & Trolley Idle Antri mixing unimix Pekerja mixing vakumi x 2 idle Proses mixing unimix Pekerja mixing deomix idle Batch IBC dan Fill Antri tapping Pekerja & IBC Idle Proses tapping Pekerja & IBC Idle Antri transp or Pekerja & Handlift Idle Proses transpor Pekerja & Handlift Idle Kedatangan Bahan L5 Apa Prod. L3? Ya Antri transpor Proses transpor Antri mixing deomix Proses mixing deomix Batch IBC dan Fill Antri tapping Proses tapping Antri transp or Proses transpor Tidak Pekerja dan handlift Idle Antri transpor Proses transpor ke lokasi IBC Lokasi IBC Pekerja dan Mesin FMS Idle Pekerja idle Pekerja dan handlift Idle Apa Prod. L1? Seperate IBC dan Fill Proses fillingpacking Antri fillpack Batch 600 Antri box & palleting Proses box & palleting Antri transpor Proses transpor ke gudang Pekerja dan Mesin Creme Idle Pekerja idle Pekerja dan handlift Idle Apa Prod. L2? Seperate IBC dan Fill Proses fillingpacking Antri fillpack Batch 600 Antri box & palleting Proses box & palleting Antri transpor Proses transpor ke gudang Pekerja dan Mesin FMM Idle Pekerja idle Pekerja dan handlift Idle Apa Prod. L3? Seperate IBC dan Fill Proses fillingpacking Antri fillpack Batch 600 Antri box & palleting Proses box & palleting Antri transpor Proses transpor ke gudang Dispose ke Gudang Kedatangan Kemasan Ya Apa Apa kemasan Tidak kemasan Prod. L1? Prod. L2? Pekerja dan troley Ya Idle Proses Antri Antri transpor transpopor trans- Ke Fill-Pack Line 1 Apa Tidak kemasan Prod. L3? Pekerja dan troley Idle Ya Proses Antri transporke transpor Fill-Pack Line 2 Apa Tidak kemasan Prod. L4? Pekerja dan troley Idle Ya Proses Antri transpor Ke transpor Fill-Pack Line 3 Tidak Pekerja dan troley Idle Proses Antri transpor Ke transpor Fill-Pack Line 4 Pekerja dan troley Idle Proses transpor Ke Fill-Pack Line 5 Dispose Apa Prod. L4? Seperate IBC dan Fill Seperate IBC dan Fill Pekerja dan Mesin Norden Idle Proses fillingpacking Pekerja dan Mesin Fillpack Idle Proses fillingpacking Antri fillpack Antri fillpack Batch 600 Batch 600 Antri box & palleting Antri box & palleting Pekerja idle Proses box & palleting Pekerja idle Proses box & palleting Antri transpor Antri transpor Pekerja dan handlift Idle Proses transpor ke gudang Pekerja dan handlift Idle Proses transpor ke gudang Gambar 1. Contoh ACD Sumber: Putu Ambarisha K, 2015 Definisi ARENA Arena adalah sebuah program penyusun model dan juga merupakan simulator. Arena merupakan kombinasi antara kemudahan pemakaian yang dimiliki high level program dan fleksibilitas/kelenturan yang menjadi ciri general purpose simulation language (GPSL). Arena masuk dalam kategori high level program karena ia bersifat sangat interaktif. Pengguna dapat membangun sebuah model hampir sama mudahnya dengan membuat poster dengan menggunakan Corel Draw atau membangun flowchart dengan Visio. Hal yang membedakan hanyalah, dalam Arena dibutuhkan pengetahuan mengenai sistem yang akan diamati sebelum memodelkannya. Arena juga termasuk software simulasi yang memiliki ciri general purpose simulation language, dimana pengguna dapat membangun model, templates, bahkan membuat sendiri modul jika diperlukan dengan mengunakan bantuan program seperti Visual Basic, FORTRAN, dan C/C++. Dalam profesional edition, Arena memfasilitasi pengguna yang ingin membangun sendiri modul dan templatenya. 65

75 Orientasi dari Arena adalah memodelkan sistem dengan process orientation danmemberikan informasi mengenai kejadian dalam sistem secara event orientation. Dengan menggunakan Arena, pengguna mendapatkan : 1. Kemudahan dalam penggunaan terutama dalam pemodelan sistem dan analisa hasil simulasi dengan interface-nya yang sangat interaktif 2. Fleksibilitas yang sangat besar dalam membangun model yang sesuai dengan sistem sesungguhnya dengan menggunakan modul dan blok yang beragam 3. Kemudahan dalam memodelkan dan mensimulasikan sistem manufactur seperti material handling, inventory, quality control, dan bottleneck analysis, maupun industri jasa seperti perbankan, rumah sakit, dan order fulfillment. Arena Home Screen Berikut merupakan tampilan dari Arena pada saat awal program Arena dibuka. Gambar 2 Arena home screen (Tayfur Altiok & Benjamin Melamed, 2007:66) Tampilan diatas adalah tampilan standar dari home screen Arena. Berikut adalah toolbars yang ada di Arena: 1. Tittle Bar menunjukkan nama dari model yang dibuat. 2. Menu Bar yang terdiri dari menu yang umum dan menu spesifik dari Arena. 3. Project Bar digunakan untuk memilih modul yang digunakan untuk membangun program menggunakan. 4. Flowchart View untuk membangun model di area. 5. Spreadsheet view untuk mengedit data dari modul-modul yang digunakan bisa diedit menggunakan. 66

76 Basic Process Panel Flowchart Modules Basic Process Panel pada Arena berisikan module-module yang digunakan untuk memodelkan simulai sebuah sistem. Dalam Basic Process Panel dibagi menjadi 2 module, yaitu flowchart modules dan data modules. Berikut merupakan module yang terdapat dalam Basic Process Panel Flowchart Modules: 1. Create Module : Modul ini sebagai titik awal untuk entitas dalam model simulasi. Entitas dibuat menggunakan jadwal atau berdasarkan waktu antara kedatangan. Entitas kemudian meninggalkan modul untuk memulai proses melalui sistem. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Create Module: Name Entity Type Type Value Schedule Name Expression Units Entities per Arrival Max Arrivals First Creation Petunjuk Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Nama dari entitas yang dibangkitkan. Waktu kedatangan yang dibangkitkan. Terdapat 4 pilihan, yaitu: Random, Schedule, Constant dan Expression. Untuk menentukan nilai rata-rata dari distribusi eksponensial (jika tipe random dipilih) atau waktu antar kedatangan (jika constant digunakan). Identifikasi nama dari schedulle yang digunakan. Untuk memilih distribusi dan nilai dari waktu antar kedatangan. Satuan yang digunakan. Banyaknya entitas tiap datang. Jumlah maksimum entitas yang bisa dibangkitkan. Waktu pertama kali entitas dibangkitkan di sistem. 2. Dispose Module : Modul ini sebagai titik awal untuk entitas dalam model simulasi. Dispose 0 Entitas dibuat menggunakan jadwal atau berdasarkan waktu antara kedatangan. Entitas kemudian meninggalkan modul untuk memulai proses melalui sistem. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Dispose Module: Petunjuk Name Record Entity Statistics Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Menentukan apakah nilai dari entitas akan dicatat atau tidak. 3. Process Module : Process module digunakan untuk mendefinisikan langkah-langkah proses. Server dapat berupa sebuah resource atau transporter. 67

77 Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Process Module: Name Type Action Priority Resources Delay Type Units Allocation Report Statistics Petunjuk Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Menentukan metode yang digunakan pada proses. Terdapat 2 metode yaitu standard dan submodel. Tipe dari proses yang akan terjadi dalam modul. Terdapat 4 tipe yaitu delay, seize delay, seize delay release dan delay release Prioritas dari entitas yang akan diproses jika resource yang digunakan dipakai pada modul lain. Daftar resource atau resource sets yang digunakan untuk memproses entitas Tipe distribusi yang digunakan sebagai parameter delay. Satuan yang digunakan. Menentukan bagaimana waktu proses dan biaya proses akan dialokasikan pada entitas. Menentukan apakah nilai dari entitas akan tercatat dalam report database atau tidak untuk proses ini. 4. Decide Module : Modul ini untuk pengambilan keputusan proses dalam sistem. Ini termasuk pilihan untuk membuat keputusan berdasarkan satu atau lebih kondisi atau berdasarkan pada satu atau lebih probabilitas. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Decide Module: Name Type Conditions Percentages Percent True If Named Petunjuk Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Keputusan untuk memilih berdasarkan suatu kondisi. Terdapat 4 pilihan, yaitu 2-way by Chance, 2-way by Condition, N-way Chance, N-way by Chance Menentukan satu atau lebih kondisi untuk memisahkan entitas. Menentukan satu atau lebih persentase yang digunakan untuk memisahkan entitas. Nilai yang akan digunakan untuk menentukan persentase entitas yang keluar di jalur yang benar. Tipe dari kondisi yang tersedia untuk evaluasi. Nama dari variabel, attribut dan tipe yang spesifik ketika entitas masuk ke modul. 68

78 5. Batch Module : Modul ini sebagai mekanisme pengelompokan dalam model simulasi. Batch dapat dilakukan dengan memasukkan sejumlah entitas atau dapat dicocokkan bersama berdasarkan atribut. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Batch Module: Name Type Batch Size Save Criterion Rule Attribute Name Petunjuk Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Metode pengelompokan entitas. Banyaknya entitas yang dikelompokan. Metode yang digunakan untuk menetapkan nilai dari atribut setelah entitas digabungkan. Menentukan bagaimana entitas yang masuk akan di batch. Nama dari atribut yang sesuai yang akan di batch. 6. Separate Module: Modul ini digunakan untuk menyalin baik entitas yang masuk menjadi beberapa entitas atau untuk membagi sebuah entitas sebelumnya dibatch. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Separate Module: Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Type Metode untuk memisahkan entitas yang datang. Percent Cost to Duplicates Alokasi biaya dan waktu dari entitas yang masuk untuk keluar di duplikat. # of Duplicates Jumlah entitas yang akan keluar dari modul selain entitas yang diperbanyak. Member Attributes Metode untuk menentukan bagaimana bagian-bagian dari atribut entitas tertentu bisa kembali ke entitas awal. Attribute Name Nama spesifik dari atribut entitas yang ditetapkan untuk kembali ke entitas awal. 7. Assign Module: Modul ini digunakan untuk menyalin baik entitas yang masuk menjadi beberapa entitas atau untuk membagi sebuah entitas sebelumnya dibatch. 69

79 Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Assign Module: Name Assignments Type Variable Name Attribute Name Entity Type Entity Picture Other New Value Petunjuk Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Menentukan satu atau lebih perintah yang dijalankan ketika entitas mengeksekusi modul. Jenis tugas yang akan dibuat. Nama variabel yang akan diberikan ketika entitas memasuki modul. Nama atribut entitas yang akan diberikan ketika entitas memasuki modul. Nama yang baru dari entitas yang akan diberikan ketika entitas memasuki modul. Tampilan gambar yang akan muncul di modul ini ketika simulasi dijalankan. Identifikasi sistem variabel khusus yang akan muncul ketika entitas masuk dalam modul. Memberikan nilai dari atribut, variabel atau sistem variabel lain. 8. Record Module: Modul ini digunakan untuk mengumpulkan data statistik dalam model simulasi. Berbagai jenis statistik observasional adalah waktu antara keluar melalui statistik modul, entitas (waktu, biaya). Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Record Module: Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Type Menghitung jumlah statistik yang akan dihasilkan. Attribute Name Nama atribut yang akan digunakan untuk statistik interval. Value Nilai yang akan tercatat ke dalam pengamatan statistik. Tally Name Mendefinisikan nama simbol dari tally dimana pengamatan dicatat. Counter Mendefinisikan nama simbol dari counter untuk increment/decrement. Record into Set Check box untuk menentukan tally dan counter set akan digunakan atau tidak Tally Set Name Nama tally set yang akan digunakan untuk mencatat observasi. Counter Set Name Nama counter set yang akan digunakan untuk mencatat jumlah jenis statistik. Set Index Indeks ke dalam tally atau counter set. Basic Process Panel Data Modules Berikut merupakan module yang terdapat dalam Basic Process Panel Data Modules: 1. Entity Module: Modul data ini mendefinisikan berbagai tipe entitas dan nilai-nilai awal mereka dalam simulasi. Informasi biaya awal entitas juga ditetapkan. 70

80 2. Queue Module: Queue module digunakan untuk mendefinisikan elemen antrian, menentukan apakah statistik pada panjang antrian dikumpulkan, identifikasi jika antrian dibagi, dan spesifikasi tingkat ranking antrian. 3. Resource module: Modul ini mendefinisikan sumber daya dalam sistem simulasi, termasuk informasi biaya dan ketersediaan sumber daya. Sumber dapat memiliki kapasitas dalam jangka simulasi atau dapat beroperasi berdasarkan jadwal. 4. Variable Module: Modul digunakan untuk menentukan dimensi suatu variabel dan nilai awal. Variabel dapat ditentukan dalam modul lain misalnya dalam modul Assign, dan dapat digunakan dalam ekspresi apapun. 5. ScheduleModule: Modul digunakan bersama dengan modul Resource untuk menentukan jadwal operasi untuk sumber daya atau dengan modul Create untuk menentukan jadwal kedatangan. Schedule dapat digunakan untuk penundaan faktor waktu berdasarkan waktu simulasi. 6. Sets Module: Sets module mendefinisikan group-group dari elemen yang sama yang dihubungkan melalui common name dan set index. Process Analyzer Process Analyzer membantu dalam mengevaluasi alternatif yang disajikan oleh eksekusi model simulasi scenario yang berbeda. Hal ini berguna untuk pengembang model simulasi, serta pembuat keputusan dimana tidak dikenal dengan model, namun akrab disebut dengan menangani solusi model simulasi. Project items pada process analyzer adalah 1. Scenario 2. Control 3. Response 4. Chart 71

81 Teori Antrian Teori antrian merupakan studi matematika dari antrian atau kejadian garis tunggu (waiting lines), yaitu suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan layanan dari sistem yang ada. Komponen dasar antrian adalah: 1. Kedatangan 2. Pelayanan 3. Antri komponen Monte Carlo Simulation Satu karakteristik dari beberapa sistem yang sulit dipecahkan secara analitis adalah karena sistem tersebut terdiri dari variabel-variabel acak yang digambarkan oleh distribusi probabilitas. Sehingga, banyak penerapan simulasi digunakan untuk modelmodel probabilitas. Proses simulasi melibatkan keacakan-keacakan mulai dari input sampai dengan output-nya. Untuk mendapatkan input simulasi maka perlu terlebih dahulu mengetahui jenis distribusi probabilitasnya yang kemudian dengan distribusi probabilitas tersebut dapat dilakukan sampling untuk mendapatkan variabel acak seperti misalnya nilai waktu antar kedatangan, waktu pelayanan, dan lain-lain. Simulasi Monte Carlo merupakan simulasi terhadap sampling yang bertujuan untuk mengestimasi distribusi dari variabel output yang bergantung pada variable input probabilistic. Teknik ini menggunakan bilangan random yang berdistribusi probabilitas yang diinginkan untuk kemudian dikonversi menjadi distribusi probabilitas yang diinginkan. Langkah-langkah perhitungan manual dari metode simulasi Monte Carlo adalah: 1) Lakukan observasi terhadap parameter yang akan dimodelkan. 2) Hitung frekuensi tiap-tiap parameter. 3) Hitung distribusi frekuensi kumulatif dan distribusi probabilitas kumulatif. 4) Pasangkan nilai kelas dari tiap-tiap parameter dengan bilangan acak dengan jangkauan ) Tarik suatu bilangan acak dengan menggunakan tabel random atau generate random. 6) Dapatkan nilai parameter yang sesuai dengan memasangkan bilangan random yang dihasilkan. Arena Advanced Software Arena Advanced memiliki modul yang lebih banyak dan bervariasi dalam penggunaannya untuk memodelkan suatu sistem. Sistem simulasi yang akan diterapkan 72

82 dalam praktikum Arena Advanced ini selain menggunakan Basic Process juga menggunakan Advanced Process Panel dan Advanced Transfer Panel. Advanced Process Panel Advanced process panel adalah panel yang memiliki beberapa modul yang memiliki fungsi dan aplikasi proses yang lebih bervariasi dari pada panel basic process. Panel tersebut dibagi menjadi General Flowchart Modulee dan Data Modulee (User Guide Arena, 2005:49). General Flowchart Module General flowchart module adalah kumpulan dari objek yang ditempatkan pada jendela model untuk mendeskripsikan proses simulasi. Berikut ini adalah beberapa modul pada general flowchart module. 1. Hold Module : Modul ini akan menahan sebuah entitas dalam sebuah antrian dengan beberapa pilihan, yakni: untuk menunggu sinyal, menunggu untuk kondisi tertentu yang diinginkan kemudian dilakukan pemindaian, atau tertahan selama waktu yang tidak terbatas (menjadi hilang kemudian dengan Remove module). Contoh: Saat menunggu lampu lalu lintas menjadi hijau, menunggu mengambil kue saat oven bunyi Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Hold Module: Petunjuk Deskripsi Name Nama module yang ditampilkan pada interface. Type Menunjukkan alasan untuk memegang entitas karena sebuah alasan tertentu atau antrian internal.terdapat 3 pilihan, yaitu: Wait for Signal, Scan for Condition, Infinite Hold. Wait for Value Kode sinyal untuk entitas yang menunggu. Hanya berlaku ketika Wait for Signal di gunakan pada Hold Module. Limit Angka Maksimum dari entitas yang menunggu yang akan di lepaskan atas lepasnya signal module. Condition Menentukan sebuah kondisi yang akan dievaluasi untuk menahan entitas di modul. Jika kondisi yang dievaluasi benar, maka entitas akan meninggalkan module, sedangkan tidak cocok dengan kondisi maka entitas akan menunggu. Queue Type Membedakan jenis dari antrian yang digunakan untuk menahan entitas. Terdapat 5 pilihan, yaitu : Queue, Set, Internal, Attribute, Expression Queue Name Didalam field ini hanya terlihat jika memilih queue, dan ini mendefinisikan nama sebuah antrian. Set Name Kolom ini hanya terlihat jika memilih Queue Type Set, kolom ini hanya menampilkan deklarasikan nama dari Antrian Set tersebut 73

83 Petunjuk Set Index Attribute Expression Deskripsi Kolom ini hanya akan terlihat jika Queue Type Set, dan mendefinisikan indeks ke queue set. Catatan bahwa ini adalah indeks ke set dan tidak nama dari antrian di set. Kolom ini hanya ada jika memilih Queue Set Attributte. Sebuah Atribut akan di masukan ke dalam kolom ini yang akan diproses untuk menunjukan dimana antrian akan digunakan Kolom ini hanya ada jika memilih Queue Type Expression. Expression akan dimasukan kedalam kolom ini yang akan diproses untuk menunjukan dimana antrian akan digunakan. 2. Match Module : Match module membawa beberapa entitas sekaligus untuk menunggu di antrian yang berbeda. Saat entitas datang pada Match Module, entitas akan tetap pada antriannya sampai terjadi kecocokan. Disaat ada satu kecocokan, satu entitas pada setiap antrian akan lepas dan bertemu. Entitas yang bertemu akan tersinkronisasi untuk meninggalkan modul. Contoh penggunaan: Mempertemukan produk yang bervariasi untuk pesanan pelanggan, Sinkronisasi pelanggan yang keluar dengan pesanan terisi. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Match Module: Petunjuk Name Number of Match Type Attribute Name Condition Deskripsi Nama module yang ditampilkan pada interface. Sebuah jumlah entitas yang akan dicocokan yang harus disatukan didalam antrian yang berbeda sebelum sebuah penggabungan akan diselesaikan Metode dari pencocokan dari entitas yang datang. Terdapat 2 pilihan didalamnya, yaitu Any Entities dan Based on Attribute. Nama atribut yang akan digunakan untuk mengidentifikasi kedatangan dari pencocokan entitas. Hanya tampil jika memilih Based on Atribute Menenentukan sebuah kondisi yang akan dievaluasi untuk menahan entitas di modul. Jika kondisi yang dievaluasi benar, maka entitas akan meninggalkan modul, sedangkan tidak cocok dengan kondisi maka entitas akan menunggu. 3. Signal Module : Signal module mengirimkan sebuah signal atau tanda untuk setiap hold module dalam model yang sedang menunggu sinyal untuk melepaskan entitas tertentu. Saat entitas datang ke signal module, sinyal dievaluasi dan kode sinyal dikirimkan. pada saat itu, entitas di Hold Module yang menunggu untuk sinyal yang sama akan hilang dari antrian. Contoh penggunaan: Memberikan tanda operator untuk menyelesaikan pesanan yang menunggu komponen lain. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Signal Module: Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Signals Value Nilai dari sebuah signal untuk mengirim entitas didalam Hold Module Limit Angka maksimum dari entitas yang akan di lepaskan dari Hold Module ketika signal diterima 4. Delay Module : Delay module menunda sebuah entitas dengan spesifikasi waktu tertentu. Saat sebuah entitas datang pada Delay module, pernyataan waktu tunda dievaluasi dan entitas tetap pada modul sampai periode waktu tertentu. Contoh: Proses pengecekan di bank, melakukan proses mesin jahit 74

84 Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Delay Module: Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Allocation Jenis dari kategori dimana entitas terjadi Delay time / waktu proses dan biaya di masukan. Delay Time Membedakan nilai dari waktu proses dari entitas Units Unit waktu yang digunakan untuk Delay time 5. Release Module : Release module digunakan untuk melepaskan beberapa resource yang telah memproses entitas sebelumnya. Contoh: Melepaskan pekerja Setelah menjahit dari kain. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Release Module: Petunjuk Name Type Resource Name Set Name Attribute Name Expression Quantity Released Rule Set Index Deskripsi Nama module yang ditampilkan pada interface. Jenis dari resource untuk releasing, baik menentukan resource tertentu, maupun kumpulan dari resource. Nama dari resource yang akan di released. Nama dari resource set yang akan di released. Nama dari attribute yang ditentukan dimana akan di released. Nama dari Expression yang ditentukan dimana akan di released. Jumlah dari resource yang akan dilepaskan. Untuk set, nilai ini hanya angka dari resource yang akan dilepaskan(berdasarkan resource kapasitasnya) Metode penentuan dari resource dengan sebuah set untuk melepaskan. Pilihannya ada 3 yaitu, last member seized, first member seized, dan Specific member. Anggota index dari resource set yang akan dilepaskan 6. Seize Module Seize Module digunakan untuk mengalokasikan unit satuan atau lebih resource menjadi entitas. Seize module dapat digunakan untuk meraih, menangkap unit dari resource khusus, anggota dari resource set, atau resource yang terdefinisi sebagai metode alternatif, seperti atribut atau ekspresi. Saat entitas memasuki modul ini, entitas akan menunggu di antrian sampai semua resource tertentu tersedia secara serempak. Tipe alokasi dari resource dapat ditentukan. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Seize Module: Petunjuk Name Allocation Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Menentukan pada kategori mana biaya penggunaan operator akan dialokasikan untuk sebuah entitas melalui Seize Module. 75

85 Petunjuk Priority Type Resource Name Set Name Attribute Name Selection Rule Save Attribute Set Index Queue Type Deskripsi Nilai prioritas dari entitas yang menunggu pada modul ini untuk resource yang spesifik jika 1 atau lebih entitas dari modul lain sedang menunggu resource yang sama. Tipe dari resource yang akan dipanggil, baik dari resource yang spesifik atau memilih dari sekumpulan resource (resource set). Nama dari resource yang akan dipanggil. Nama dari resource set dimana sebuah member akan dipanggil. Nama dari atribut yang menyimpan nama resource yang akan dipanggil. Metode pemilihan dari resource yang tersedia dalam set. Nama atribut yang digunakan untuk menyimpan index number ke dalam set dari member yang dipilih. Anggota index dari resource set yang akan dilepaskan Menentukan tipe antrian yang digunakan untuk menahan entitas ketika menunggu pemanggilan resource. Data Module Data module adalah kumpulan objek yang ada di tampilan lembar kerja dari model yang mendefinisikan karakteristik bermacam-macam elemen proses seperti advanced set module dan Expression module. Berikut ini adalah bebrapa modul dalam data module Advanced Transfer Panel. 1. Advanced Set Module Advance set module menentukan set antrian, set storage, dan set-set yang lain, dan masing-masing bagiannya. Contoh: berbagai pintu keluar di toko (antrian). 2. Expression module Expression module adalah ekspresi dan nilai-nilai yang berhubungan. Contoh: Expression kompleks untuk waktu pesanan masuk. Advanced Transfer Process Advanced transfer panel adalah panel yang memiliki beberapa modul yang memiliki fungsi dan aplikasi transfer atau tranportasi yang lebih bervariasi. Panel tersebut dibagi menjadi 4 bagian yaitu General Flowchart Module, Conveyor Flowchart modules, Transporter Flowchart Modules, dan Data Modules (User Guide Arena, 2005:71). General Flowchart Modules General flowchart module adalah kumpulan dari objek yang ditempatkan pada jendela model untuk mendeskripsikan proses simulasi. General flowchart module berwarna merah. Berikut ini adalah beberapa modul pada General flowchart module. 1. Station Module : Station module mendefinisikan sebuah station (atau kumpulan station) yang cocok secara fisik atau logis lokasi 76

86 dimana proses dilakukan. Jika station module terdefinisi sebagai sebuah kumpulan station, maka secara efektif akan menjadi lokasi yang multi proses. Contoh penggunaan: Menetapkan area pembubutan, menetapkan area persiapan makanan. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Station Module. Petunjuk Name Station Type Deskripsi Nama module yang ditampilkan pada interface. Jenis dari stasiun yang akan didefiniskan, baik sebagai individual station atau stasiun set Nama dari individual station Nama dari Set Station Nama dari area aktivitas induk Nama dari tempat pertemuan dengan stasiun ini dalam sebuah tuntunan transporter network Station Name Set Name Parent Activity Area Associated Intersection Report Statistics Ketentuan acak atau bukan statistik akan otomatis akan dikumpulkan dan disimpan dalam database laporan dan yang sesuai daerah aktivitas. Save Attribute Station Set Members Station Name Nama atribut yang digunakan untuk disimpan angka index sampai stasiun set dari member yang diilih Nama dari stasiun yang menjadi member dari stasiun set Sebuah stasiun yang diberikan hanya dapat berada sekali dalam model. Oleh karena itu, stasiun individu hanya dapat menjadi anggota dari satu stasiun set, dan bahwa stasiun individu mungkin bukan nama stasiun di modul lain. Parent Activity Area Nama dari area aktivitas induk untuk anggota set stasiun Associated Intersection Nama dari tempat pertemuan dengan stasiun ini dalam sebuah tuntunan transporter network Report Statistics Ketentuan acak atau bukan statistik akan otomatis akan dikumpulkan dan disimpan dalam database laporan dan yang sesuai daerah aktivitas. 2. Route Module : Route module mentransferkan entitas ke station tertentu atau ke station selanjutnya di rangkaian station kunjungan tertentu untuk entitas. Didalam route diasumsikan bahwa resource tersedia setiap saat. Contoh penggunaan: Mengirimkan part ke station proses selanjutnya berdasarkan rutenya. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Route Module: Petunjuk Name Route Time Units Destination Type Station Name Transfer Type Save Attribute Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Waktu pengiriman dari lokasi entitas sekarang ke lokasi tujuan Unit waktu dari parameter route-time Metode untuk menentukan tempat tujuan entitas. Pemilihan berdasarkan By Sequence membutuhkan pendeklarasian terlebih dahulu di module assign Nama dari stasiun yang akan dituju Menentukan bagaimana entitas akan ditransferkan keluar modul ke destinasi tujuan Mendefinisikan nama dari atribut yang akan disimpan nama stasiun yang dipilih 77

87 Route Time Units Waktu pindah dari entitas dari stasiun awal ke stasiun yang ditentukan di modul Waktu yang dibutuhkan untuk parameter route-time Conveyor Flowchart Modules Conveyor flowchart modules adalah kumpulan dari objek yang ditempatkan pada jendela model untuk mendeskripsikan proses simulasi dengan fungsi yang khusus yaitu conveyor. Conveyor flowchart modules berwarna hijau (User Guide Arena,2005:79). Berikut ini adalah beberapa modul pada conveyor flowchart modules. 1. Access Module : Access module mengalokasikan satu atau lebih cell dari conveyor ke entitas untuk pemindahan dari satu station ke yang lain. Saat entitas dikendalikan dari cell pada conveyor, kemudian dapat dibawa ke station selanjutnya. Saat entitas datang ke Access module, entitas menunggu sampai jumlah tepat dari cell yang berdampingan pada conveyor kosong dan meluruskan dengan entitas lokasi station. Contoh penggunaan: Part masuk dalam conveyor untuk dikirimkan ke daerah pengecatan. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Access Module: Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Conveyor Name Nama dari conveyor yang akan dibangkitkan # of Cells Jumlah sel conveyor yang dibutuhkan sesuai dengan entitas untuk perpindahan dengan conveyor Queue Type Menentukan type dari antrian yangdigunakan untuk menahan entitas. Terdiri atas Queue, Set, Internal, Attribute dan Expression Queue Name Nama dari antrian yang akan menahan entitas hingga conveyor dibutuhkan Set Name Nama dari set antrian Save Attribute Set Index Attribute Name Expression Mendefinisikan nama dari atribut yang akan disimpan nama stasiun yang dipilih Mendefinisikan dari index set antrian Mendefinisikan nama antrian dari atribut yang dikirim dimana entitas akan di pindahkan Mendefinisikan nama antrian dari Expression yang akan dikirim dimana entitas akan dipindahkan 2. Convey Module : Convey module memindahkan entitas pada conveyor dari lokasi tertentu ke station tujuan. Waktu tunda untuk membawa entitas dari satu station ke selanjutnya berdasarkan kecepatan conveyor jarak antar station. Contoh penggunaan: Membawa part dari station pengisian ke station proses menggunakan conveyor. 78

88 Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Convey Module: Petunjuk Name Conveyor Name Destination Type Station Name Attribute Name Expression Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Nama dari conveyor yang akan digunakan Metode dari spesifikasi tujuan entitas (Sequence, station, Attribute, or Expression) Nama stasiun yang dideklarasikan Mendefinisikan nama antrian dari atribut yang dikirim dimana entitas akan di pindahkan Mendefinisikan nama antrian dari Expression yang akan dikirim dimana entitas akan dipindahkan 3. Exit Module : Exit module melepaskan entitas cell di conveyor tertentu. Jika entitas yang lain menunggu dalam antrian conveyor di station yang sama ketika cell itu lepas, entitas kemudian masuk ke conveyor. Contoh penggunaannya adalah part yang cacat dipindahkan dari conveyor dan dibuang. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Exit Module: Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Conveyor Name Nama dari conveyor yang akan dibangkitkan # of Cells Jumlah sel conveyor yang dibutuhkan sesuai dengan entitas untuk perpindahan dengan conveyor Transporter Flowchart Modules Transporter flowchart modules adalah kumpulan dari objek yang ditempatkan pada jendela model untuk mendeskripsikan proses simulasi dengan fungsi yang khusus yaitu transporter. Transporter flowchart modules berwarna biru (User Guide Arena, 2005:82). Berikut ini adalah beberapa modul pada Transporter Flowchart Modules. 1. Request Module: Sebuah unit transporter spesifik dapat ditentukan atau seleksi berdasarkan aturan. Ketika entitas tiba direquest module, maka entitas akan dialokasikan transporter ketika salah satu tersedia. Entitas tetap pada request module sampai unit transporter telah mencapai stasiun entitas. Kemudian entitas bergerak keluar dari module Request. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Request Module: Petunjuk Name Transporter Name Selection Rule Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Nama dari transporter untuk dialokasikan Peraturan untuk menentukan dimana transporter dialokasikan ke dalam entitas. Terdiri atas Cyclical, Random, Preferred Order, Specific Member, Largest Distance, dan Smallest Distance 79

89 Save Attribute Unit Number Priority Entity Location Velocity Units Queue Type Queue Name Set Name Set Index Attribute Name Expression Menandakan nama atribut yang akan disimpan unit member transporter terpilih Menentukan unit transporter spesifik dalam transporter yang diminta Nilai prioritas entitas menunggu didalam modul ini untuk segera dilakukan pemindahan jika menggunakan transporter yang sama Lokasi dimana transporter akan pindah Setelah dialokasikan Kecepatan transporter tersebut berjalan untuk memindahkan entitas Satuan unit kecepatan Jenis antrian yang digunakan untuk menahan entitas yaang menunggu akses dari transporter. Terdiri atas, Queue, Set, Internal, Attribute atau Expression Nama dari antrian Nama dari set antrian Sebuah Index yang dimasukan kedalam set antrian Nama Atribut yang akan dievaluasi sesuai nama antrian Expre ssion yang dievaluasi sesuai dengan nama antrian 2. Transport Module Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Transport Module: Petunjuk Name Transporter Name Unit Number Entity Destination Type Station Name Attribute Name Expression Velocity Units Guided Tran Destination Type Station Name Attribute Name Intersection Name Network Link Name Zone : Transport module mentransfer entitas pengendali ke stasiun tujuan. Setelah penundaan waktu yang diperlukan untuk transportasi, entitas muncul kembali dalam model di module Station. Contoh penggunaan: Forklift mengangkut pallet dari part ke stasiun pemrosesan selanjutnya Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Nama dari transporter untuk dialokasikan Menentukan unit transporter spesifik dalam transporter yang diminta Menentukan metode untuk stasiun tujuan yang spesifik. Hanya tampil jika memilih sequence Nama dari stasiun Nama dari atribut yang disimpan ke nama stasiun yang mana entitas akan di route Expression yang dievaluasi ke stasiun ke jaringan lokasi dimana transporter di arahkan untuk bergerak Kecepatan transporter tersebut berjalan untuk memindahkan entitas Satuan unit kecepatan Memungkinkan spesifikasi tujuan transporter yang berbeda beda dari tujuan entitas. Mendefinisikan nama stasiun dengan sebuah hubungan dimana transporter akan bergerak Mendefinisikan nama atribut yang menyimpan nama stasiun dengan hubungan terkait dimana transporter diarahkan akan bergerak. Mendefinisikan nama dari perpotongan dimana transporter diarahkan agar bergerak. Mendefinisikan nama dari network link dimana transporter diarahkan agar bererak Zona jumlah yang spesifik didalam Network Link Name 80

90 3. Free Module : Free module melepaskan entity yang terakhir dialokasikan di transporter unit. Jika entitas lain sedang menunggu dalam antrian untuk diminta atau mengalokasikan transporter, maka transporter akan diberikan kepada entitas tersebut. Contoh penggunaan: Part menunggu dilepaskan oleh forklift untuk diletakkan di truk pengiriman. Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Free Module: Petunjuk Name Transporter Name Velocity Units Number Deskripsi Nama modul yang ditampilkan pada interface. Nama dari transporter untuk dilepaskan Kecepatan dari conveyor saat mulai beroperasi. Nilai ini akan menjadi kecepatan conveyor secara permanent, hingga masuk ke module trans lainnya Menentukan dimana unit transporter didalam set transporter yang akan dibebaskan Data Module Advanced Transfer Panel Data module advanced transfer panel adalah kumpulan objek yang ada di tampilan lembar kerja dari model yang mendefinisikan karakteristik bermacam-macam elemen proses. Berikut ini adalah beberapa data module advanced transfer panel. a. Conveyor module Conveyor module didefinisikan sebagai conveyor yang terakumulasi atau nonterakumulasi untuk membantu gerakan entitas antara stasiun. Contoh penggunaannya adalah bottling conveyor. b. Segment module Segment module menetapkan jarak antara dua stasiun pada set segmen conveyor. Contoh penggunaannya adalah membawa part dari stasiun. c. Transporter module 81

91 Transporter module menetapkan perangkat free-path atau guided transporter untuk menggerakkan entitas dari satu lokasi ke lokasi lain. Contoh penggunaannya adalah forklift mentransfer part antar stasiun pemrosesan. d. Distance module Distance module digunakan untuk menetapkan jarak perjalanan antara semua stasiun yang dapat diakses oleh free-path transporter. Contoh penggunaannya adalah mendefinisikan jarak forklift berjalan antara stasiun pengolahan. e. Failure module Failure module digunakan untuk menetapkan kondisi saat resource mengalami failure. Ketika terjadi failure, seluruh resource (termasuk kapasitasnya) berada dalam kondisi tidak bias dioperasikan. Failure ini dapat digunakan pada 1 resource dengan kapasitas tertentu atau dengan beberapa unit resource dengan kapasitas berbeda dimana tiap unit resource mengalami failure di saat yang sama. Process Analyzer Process analyzer alat yang mendukung dalam mengevaluasi alternatif yang disajikan oleh eksekusi model untuk membuat, menjalankan, dan membandingkan skenario simulasi yang berbeda, dengan demkian dapat diamati efek dari skenario yang telah diatur sebelumnnya. Hal ini berguna untuk pengembangan model simulasi, serta pembuatan keputusan dimana tidak dikenal dengan model, namun akrab disebut dengan menangani solusi model simulasi. Biasanya process analyzer untuk menentukan skenario mana yang cocok sehingga bisa mendapatkan WIP yang minimum. Project Item pada Process Analyzer Project items pada process analyzer adalah sebagai berikut. 1. Skenario: Sebuah koleksi kontrol dan tanggapan yang diterapkan pada model simulasi yang diberikan. Skenario yang digunakan merupakan hasil simulasi yang berbentuk SIMAN report. (.p) 2. Control: Input yang dianggap mempengaruhi operasi dari model dengan carayang dapat dipantau/dilihat dalam output dari model. Contoh: resources mesin rotary dryer. 3. Response: Output yang mewakili ukuran bagaimana model dilakukan selama menjalankan. Contoh : resources berupa hasil mixing WIP. 82

92 4. Chart : diagram yang digunakan untuk menampilkan output hasil simulasi. Chart yang ditampilkan dapat berupa Hi-LO dan dapat mengidentifikasikan skenario terbaik. Langkah-langkah Penggunaan Process Analyzer Langkah-langkah penggunaan Process Analyzer pada Arena adalah sebagai berikut: 1. Ada dua cara memulai Process Analyzer.Pilih Start - Programs - Rockwell Software - Arena - Program Analyzer. Atau buka Arena, pilih Tools - Process Analyzer 2. Setelah Process analyzer dibuka, pilih File New 3. Double click untuk menambahkan skenario. Skenario merupakan alternatif yang digunakan untuk mengetahui perbaikan sistem 4. Pilih Browse dan cari file yang akan dianalisis dalam bentuk file (*.p). Pilih OK. Gambar 1 Process Analyzer untuk File yang akan digunakan 5. Selanjutnya, spesifikasi untuk Controls, Response, dan Scenarios. a. Controls 1) Pilih Insert Control. 2) Lalu perluas daftar kontrol Resource dan pilih Resource yang akan dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK. 3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default. 4) Untuk lebih informatif dan spesifik, tambahkan jumlah replikasinya dengan memilih Num Reps OK. Maka akan muncul di default dan isi replikasi yang dibutuhkan. 83

93 Gambar 2 Scenario Properties b. Response 1) Pilih Insert Response. 2) Lalu perluas daftar spesifikasi Response dan pilih Response yang akan dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK. 3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default. 4) Kotak Response kosong Arena belum dilakukannya replikasi. Gambar 3 Scenario Controls c. Scenarios 1) Duplikat skenario yang ada dengan cara klik Scenario 1 lalu klik kanan Duplikate Skenario. 2) Ulangi hingga 10 skenario. 3) Ganti nama, level kontrol, dan nomor replikasi sesuai dengan keinginan untuk mengetahui yang paling efektif. 84

94 Gambar 4 Contoh Scenario yang Digunakan 6. Jalankan skenario. Klik Run Go. Pilih OK Setelah muncul kotak dialog, maka akan terlihat respon dari masing-masing skenario. 7. Tampilkan chart dengan cara: 1) Blok kolom skenario yang akan ditampilkan chart. 2) Plih menu insert chart. 3) Pilih jenis chart yang ingin ditampilkan. 4) Klik Next. Gambar 5 Hasil Scenario 5) Pilih Response yang akan dimasukkan Chart. 85

95 6) Klik Next. Gambar 6 Cara Memilih Response yang Digunakan 7) Aktifkan Identify Best Scenario dan pilih kategori yang diinginkan Gambar 7 Chat Wizard 8. Klik Finish. 86

96 METODOLOGI PRAKTIKUM Diagram Alir Praktikum Diagram Alir Praktikum dapat dilihat pada gambar 3. Mulai A B C Studi Pustaka Dry Run Observasi Lapangan Verifikasi model tidak Identifikasi Masalah Terverifikasi? ya Penentuan Tujuan Simulasi Jalankan simulasi tidak Pembuatan Model Konseptual (ACD) Validasi Model Pengumpulan Data Tervalidasi? Pengolahan Data Melakukan Skenario dengan Process Analyzer Pemodelan Sistem dengan software Arena Menentukan Skenario Terbaik A C B Analisis Hasil Simulasi Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3 Diagram alir praktikum 87

97 Prosedur Praktikum Prosedur yang dilakukan pada paraktikum ARENA Basic ini adalah sebagai berikut: Langkah-langkah Simulasi Monte Carlo dengan Spreadsheet Excel Langkah-langkah simulasi monte carlo dengan spreadsheet excel adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat-alat praktikum. 2. Buka Microsoft Excel dan isikan data input seperti dibawah ini: 3. Bangkitkan bilangan random pada Excel untuk mendapatkan data waktu proses dengan formulasi =RAND(). Jumlah bilangan random 15 data. Agar bilangan random tidak berubah maka blok bilangan random, klik kanan Pilih Copy dan lakukan Paste dengan Klik kanan pada F4 Pilih Paste Special centang Value Klik Ok. 4. Setelah membangkitkan bilangan random, masukkan pada kisaran permintaan dengan menggunakan =VLOOKUP() seperti di bawah ini. a. Beri nama Lookup pada sel B4:C10. b. Masukkan Fungsi 88

98 VLOOKUP=(F4,Lookup,2) pada sel G4. 5. Setelah diperoleh nilai-nilai variabel input tersebut maka akan didapatkan data lengkap untuk input simulasi dan selanjutnya tinggal melakukan simulasi. 89

99 PENGENALAN ARENA SOFTWARE STUDY CASE 1 Suatu panggilan telepon datang mengikuti distribusi exponensial setiap 20 menit. Lalu akan dilakukan proses sortir panggilan oleh seorang customer service 1 selama 1 menit. Probabilitas panggilan dilanjutkan kepada customer service 2 adalah 80%. Jika panggilan telepon tidak dilanjutkan, maka panggilan akan diputus. Jika disambungkan maka panggilan akan disambungkan kepada customer service. Sambungan panggilan tersebut dilakukan secara bergantian oleh 2 orang operator panggilan dengan lama proses berdistribusi normal yang berata-rata 1 menit dan standard deviasi sebesar 0,2. Buatlah sistem simulasi tersebut! Langkah-langkah pembuatan: 1. Untuk memulai nya, pertama buka program Arena Drag and Drop Modul Create di Model Window Canvas. 3. Double click pada modul create yang sudah dibuat, lalu pengisiannya: a. Name Panggilan datang b. Entity Type call c. Type Random (Expo) d. Value 5 e. Units Minutes f. Entities per Arrival 1 g. Max Arrivals Infinite h. First Creation Drag and Drop modul Proses di Model Window Canvas 5. Double click pada modul proses yang sudah dibuat, lalu pengisiannya: a. Name Proses sortir panggilan b. Type Standard c. Action Seiza Delay Release d. Priority Medium e. Resources Klik Add, kemudian: Type: Resources Resource Name: Customer Service Quantity: 1 f. Delay Type Constant g. Units Minutes h. Allocation Value Added i. Value 1 90

100 6. Drag and Drop modul Decide di Model Window Canvas 7. Double click pada modul Decide yang sudah dibuat, lalu pengisiannya: a. Name Sortir panggil b. Type 2-way by Chance c. Percent True 80% 8. Drag and Drop modul Proses di Model Window Canvas 9. Double click pada modul proses yang sudah dibuat, lalu pengisiannya: a. Name Sambungkan panggilan b. Type Standard c. Action Seiza Delay Release d. Priority Medium e. Resources Klik Add, kemudian: Type: Set Set Name: Set pelayanan panggilan Quantity: 1 Selection Rule: Cyclical Save Attribute: f. Delay Type Normal g. Units Minutes h. Allocation Value Added i. Value 1 j. Std Dev Drag and Drop modul Dispose di Model Window Canvas Name: Dispose Drag and Drop modul Dispose di Model Window Canvas Name: Dispose Definisikan set resource diatas. Klik pada modul resource di basic process. Klik 0 rows pada members di set pelayanan panggilan. Isi resource name dengan nama operator panggilan 1 dan operator panggilan 2. 91

101 13. Klik Run Run Setup: a. Klik Replication Parameters b. Number replications: 5 c. Replication Length: 8 d. Klik OK 14. Klik Icon Play pada toolbars, maka simulasi akan berjalan STUDY CASE 2 Buatlah model simulasi sederhana yang mengilustrasikan penggunaan Action (Seize, Delay, Release) di dalam Modul Process dengan Modul Seize, Delay, Release pada Advance Process berikut. Model A Terdapat dua proses yaitu proses 1 dan proses 2. Proses 1 dilakukan oleh dua operator yaitu resource 1 dan resource 2. Sedangkan proses 2 dilakukan oleh resource 2 saja. Simulasikan dalam waktu 30 menit. 1 Replikasi. 92

102 93

103 Model B Terdapat tiga proses yaitu proses 1, proses 2 dan proses 3. Proses 1 dilakukan oleh dua operator yaitu resource 1 dan resource 2. Proses 2 dilakukan oleh resource 1 saja. Proses 3 dilakukan oleh resource 2 saja. Simulasikan dalam 30 menit, 1 replikasi. 94

104 95

105 STUDY CASE 3 Perusahaan PT. X merupakan perusahaan di bidang pembuatan sparepart mesin sepeda motor. Pertama, kedatangan mesin di stasiun permesinan yang kedatangan setiap 10 menit, masing-masing terdapat 10 mesin yang masuk ke dalam sistem. Mesin dijadwalkan akan terjadi 5 kali kedatangan. Setelah itu, mesin sepeda motor dilakukan tester dengan menggunakan mesin tester dan operator tester dengan waktu 3 menit. Setelah itu, operator tester melanjutkan proses selanjutnya yaitu pembersihan mesin dengan waktu 2 menit yang menghasilkan mesin siap rakit. Setelah mesin sepeda motor telah dibersihkan, akan langsung dikirimkan ke stasiun perakitan oleh conveyor dengan kecepatan 2 m/s sejauh 10 meter. Lalu dilakukan proses packing mesin yang dilakukan manual oleh operator packaging dan mesin packaging selama 7 menit. Setelah itu sepeda motor jadi dapat dikirim ke gudang. Note: Diperhatikan penggunaan fungsi (seize, delay,release) dan proses module serta diperhatikan penggunaan transport module. 1. Langkah-langkah Pembuatan Model Arena Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam praktikum ini adalah: a. Membuka software Arena. 96

106 b. Memulai project baru. Untuk memulai pembuatan file dilakukan dengan membuat seebuah lembar baru dengan mengklik icon new atau file-new ( atau CTRL + N). Secara otomatis akan diberi nama Model 1 dengan ekstensi.doe jika disimpan. Nama tersebut dapat diubah pada saat menyimpan model. Tampilan dapat diperbesar dengan menekan disudut kanan atas. c. Pada toolbar sebelah kiri terdapat basic process panel yang secara otomatis akan terbuka apabila Arena dijalankan. d. Buatlah model seperti gambar dibawah ini: e. Pertama, untuk membuat kedatangan mesin di stasiun permesinan yang kedatangan setiap 10 menit, masing-masing terdapat 10 mesin yang masuk kedalam sistem. Mesin dijadwalkan akan terjadi 5 kali kedatangan pakailah create module. Lalu setelah membuat create module buatlah station module untuk mendeklarasikan stasiun permesinan dengan isi sebagai berkut: f. Setelah itu, mesin sepeda motor dilakukan tester dengan menggunakan mesin tester dan operator tester dengan waktu 3 menit. Setelah itu, operator tester melanjutkan proses selanjutnya yaitu pembersihan mesin dengan waktu 2 menit yang menghasilkan mesin siap rakit. 97

107 Maka pertama-tama kita harus memasukan resource terlebih dahulu menggunakan seize module yaitu Mesin Tester dan Operator Tester. Untuk memasukan waktu proses, kita akan menggunakan Delay Module. Karena Operator Tester tetap melanjutkan proses Pembersihan, maka resource yang harus dilepas adalah hanya Mesin Tester sedangkan operator masih harus ada disistem. Maka menggunakan Release Module sebagai berikut. Setelah itu, operator tester melanjutkan proses selanjutnya yaitu pembersihan mesin dengan waktu 2 menit yang menghasilkan mesin siap rakit. Karena Resource sudah ada di sistem, maka tidak perlu melakukan seize lagi. Setelah proses Pembersihan telah selesai, maka kita perlu melepaskan semua resource yang ada. 98

108 Karena hasil dari proses diatas merupakan entitas baru, yaitu Mesin Siap Packaging maka memakai Assign Module untuk mendeklarasikan entitas baru. g. Setelah mesin sepeda motor telah dibersihkan, akan langsung dikirimkan ke stasiun perakitan oleh conveyor dengan kecepatan 2 m/s sejauh 10 meter. Maka pertama-tama kita harus mendeklarasikan access module untuk mengalokasikan conveyor di sistem. Lalu kita menggunakan Convey Module, untuk memerintahkan conveyor untuk mengambil entitas tersebut dan mengirimkan ke stasiun yang dituju. Note: untuk mengisi Station Name, untuk memudahkan, kita harus membuat station tujuan terlebih dahulu untuk mengurangi peluang kesalahan. 99

109 h. Setelah mesin sepeda motor telah dibersihkan, akan langsung dikirimkan ke stasiun perakitan oleh conveyor dengan kecepatan 2 m/s sejauh 10 meter. Sebelum melanjutkan, kita harus mengatur ketentuan-ketentuan yang ada di conveyor yang terdapat pada Conveyor Data Module sebagai berikut. Lalu kita atur kecepatan conveyor 2 m/s. i. Setelah langkah tersebut kia juga harus mendeklaraskan berapa jarak dari stasiun Permesinan dan stasiun Packaging dengan menggunakan Segment Data Module. Beginning Station kita isikan Stasiun Permesinan, dan klik bagian Next Station untuk tujuannya. Lalu isikan Station Packaging, dan Length nya sejarak 10 meter. j. Lalu untuk melepaskan conveyor dari entitas maka kita perlu melepaskan conveyor mengunakan Exit Module. 100

110 k. Lalu dilakukan process packing mesin yang dilakukan manual oleh operator packaging dan mesin packaging selama 7 menit. l. Lalu kita perlu mendeklarasikan entitas barang jadi untuk dapat mengetahui hasil analisis output dari produk jadi dengan mengunakan Assign Module. m. Lalu Box Mesin Jadi dikirimkan ke gudang menggakan module dispose. 101

111 PRAKTIKUM SOFTWARE ARENA GAMBARAN SISTEM Perusahaan PT Samodra Elektronik adalah suatu perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur pembuatan televisi perusahaan ini beroperasi dari pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore dan istirahat pada pukul 12 hingga pukul 1 siang. Bahan yang digunakan dalam pembuatan televisi adalah elektronik dan layar yang berada pada station perakitan. Sedangkan untuk kedatangan frame berada pada station frame. Setiap kedatangan elektronik terdapat 1 buah elektronik yang datang dalam selang EXPO (1.27) menit dengan maksimal 225 kali kedatangan. Setiap kedatangan layar terdapat 1 buah layar dalam selang EXPO (1.15) menit dengan maksimal 200 kali kedatangan. Setiap kedatangan frame terdapat 1 buah frame dalam selang EXPO (1.2) menit dengan maksimal 100 kali kedatangan. Pada station perakitan untuk 1 perangkat elektronik terdiri dari 3 entitas elektronik yang digabungkan di proses penyolderan selama 5 menit yang dilakukan oleh 1 operator penyolderan dan 1 mesin solder. Mesin solder dapat beroperasi 60 menit sekali run-time dan membutuhkan 5 menit untuk down-time agar dapat beroperasi lagi. Layar yang datang di station perakitan terlebih dahulu akan dipisahkan dengan pembungkusnya oleh 1 operator pemisahan selama Triangular (0.5,1,1.5) menit. Selanjutnya akan digabungkan dengan perangkat elektronik dalam proses penggabungan oleh 2 operator penggabungan secara bergantian selama 10 menit. TV setengah jadi tersebut kemudian akan dikirimkan ke station subassembly menggunakan conveyor. Kecepatan conveyor tersebut 1 m/sec. Jarak dari station perakitan ke station subassembly adalah 25 m. Pada station frame terdapat kedatangan entitas frame, kemudian dikirim ke station subassembly dengan forklift yang berkecepatan 1 m/sec ketika tidak memuat beban dan 0.5 m/sec ketika memuat beban. Jarak antara stasiun frame hingga station subassembly adalah 10 meter. Entitas TV setengah jadi dan frame yang telah sampai di stasiun subassembly kemudian digabung mejadi produk akhir TV jadi dalam proses pemasangan oleh 1 orang operator dengan waktu Uniform (10,12) menit. Setelah itu, produk jadi segera dikirim ke gudang secara manual material handling dengan waktu sekitar 2 menit dari station subassembly ke station pergudangan. Pada station pergudangan terdapat proses packaging TV dengan kardus, dimana dalam 1 hari kerja tersedia 100 kardus. Proses packaging dilakukan oleh operator packaging dan mesin packaging selama Triangular (4,5,6) menit yang kemuian disimpan di gudang. Keuntungan 1 produk telesivi adalah Rp Biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan meliputi holding cost sebesar Rp 200, value added cost Rp 102

112 500, waiting cost Rp 100, biaya operator sebesar Rp /jam dan biaya permesinan Rp setiap kali digunakan. Tabel Daftar Aktivitas Sistem No. Activity Time Resource Next Activity 1 Proses Penyolderan 5 menit Operator penyolderan dan mesin solder Proses pemggabungan elektronik dan layar 2 Proses Pemisahan Proses TRIA(0.5, Operator pemisahan pemggabungan 1,1.5) menit elektronik dan layar 3 Proses 2 Operator Proses pemasangan pemggabungan 5 menit penggabungan frame elektronik dan layar 4 Proses pemasangan UNIF(10,12) Operator frame menit pemasangan Proses Packaging 5 Proses Packaging Operator packaging TRIA (4,5,6) dan mesin menit packaging Selesai 103

113 FLOWCHART SYSTEM Mulai Perangkat elektronik Layar Frame Kardus Penyolderan Pemisahan Penggabungan elektronik dan layar Pemasangan frame Packaging TV siap jual Selesai ALGORITMA PROGRAM 1. Mulai 2. Kedatangan entitas elektronik (mengunakan modul create) 3. Kedatangan entitras layar (mengunakan modul create) 4. Pendefinisian station perakitan (menggunakan modul station) 5. Pemilihan jenis entitas, jika entitas elektronik maka ke dilanjutkan langkah 6 dan jika entitas layar dilanjutkan ke langkah 12 (menggunakan modul decide) 6. Entitas masuk ke submodel (menggunakan submodel) 7. Dikumpulkan 3 entitas elektronik untuk dilakukan proses penyolderan (menggunakan modul batch) 8. Entitas elektronik mengikat operator penyolderan dan mesin solder (menggunakan modul seize) 9. Entitas elektronik mengalami proses penyolderan (menggunakan modul delay) 10. Entitas elektronik melepas operator penyolderan dan mesin solder (menggunakan modul release) 104

114 11. Pendefinisian entitas perangkat elektronik (menggunakan modul assign) 12. Entitas layar mengalami proses pemisahan (menggunakan modul process) 13. Definisi proses pemisahan (menggunakan modul separate) 14. Satu bagian menjadi layar LED (menggunakan modul assign) 15. Satu bagian yang lain menjadi pembungkus (menggunakan modul assign) 16. Pembuangan entitas pembungkus (menggunakan modul dispose) 17. Menggabungkan perangkast elektronik dengan layar LED (menggunakan modul batch) 18. Proses penggabungan (menggunakan modul process) 19. Pendefinisian entitas TV setengah jadi (menggunakan modul assign) 20. Menugaskan unit conveyor untuk membawa entitas TV setengah jadi ke station subassembly (menggunakan modul acces) 21. Memindahkan entitas TV setengah jadi ke stasiun subassembly (menggunakan modul convey) 22. Kedatangan frame (menggunakan modul create) 23. Pandefinisian station frame (menggunakan modul station) 24. Menahan entitas frame dalam sebuah antrian (menggunakan modul hold) 25. Mengalokasikan transporter untuk pemindahan entitas frame ke station subassembly (menggunakan modul request) 26. Memindahkan entitas frame menggunakan transporter ke station subassembly (menggunakan modul transport) 27. Pendefinisian station subassembly (menggunakan modul station) 28. pemilihan jenis entitas (menggunakan modul decide ) 29. Melepaskan entitas TV setengah jadi dari conveyor (menggunakan modul exit) 30. Melepaskan entitas frame yang dialokasikan pada transporter (menggunakan modul free) 31. Melepaskan entitas frame yang ditahan (menggunakan modul signal) 32. Mencocokan frame dengan TV setengah jadi (menggunakan modul match) 33. Menggabungkan frame dengan TV setengah jadi (menggunakan modul batch) 34. Proses pemasangan frame dengan TV setengah jadi (menggunakan modul process) 35. Pendefinisian entitas baru TV jadi (menggunakan modul assign) 36. Memindahkan entitas TV jadi dengan resource selalu tersedia menuju station gudang (menggunakan modul route) 37. Pendefinisian station pergudangan (menggunakan modul station) 38. Kedatangan entitas kardus (mengunakan modul create) 105

115 39. Inspeksi kardus, jika kardus baik maka dilanjutkan ke langkah 40 dan jika kardus cacat dilanjutkan ke langkah 41 (menggunakan modul decide) 40. Menggabungkan TV jadi dengan kardus (menggunakan modul batch) 41. Pembuangan entitas kardus cacat (menggunakan modul dispose) 42. Proses packaging (menggunakan modul process) 43. Pendefinisian entitas baru TV siap jual (menggunakan modul assign) 44. Mengeluarkan entitas dari sistem (menggunakan modul dispose) 45. Selesai LANGKAH PEMBUATAN Langkah yang perlu dilakukan dakam pembuatan model ini, sebagai berikut : 1. Menjalankan Arena dan memulai project baru dengan CTRL + N atau file New akan membuka workspace yang baru. 2. Sipakan Advance Transfer Panel denganklik File -> Templete Attach, pilih AdvancedTransfer.tpo dan AdvancedProcess.tpo. 3. Selanjutnya buat module create, station, process, seize, delay, release, assign, batch, match, decide, request, transport, free, acsess, convey, exit, dan dispose. Seperti gambar berikut : Gambar xx Model simulasi pembuatan TV 4. Modul create Perusahaan PT Samodra Elektronik adalah suatu perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur pembuatan televise. Bahan yang digunakan dalam pembuatan televisi adalah elektronik dan layar yang berada pada station perakitan. Sedangkan untuk kedatangan frame berada pada station frame. Pilih 106

116 modul create untuk mendifinisikan kedatangan. Pada modukl create, lengkapi kolom dengan keterangan sebagai berikut : a. Isi Name: kedatangan perangkat elektronik b. Isi entity type : alektronik c. Pada kolom time between arrivalsdiisi dengan keterangan sebagai berikut : Type : Expression Expression : EXPO(1.27) Units : minutes Entities Per Arrival : 1 Max Arrival : 225 First Creation : 0.0 d. Kemudian klik ok Pada modul create kedatangan layar lengkapi kolom dengan keterangan sebagai berikut : a. Isi Name: kedatangan layar b. Isi entity type : layar c. Pada kolom time between arrivals diisi dengan keterangan sebagai berikut : Type : Expression Expression : EXPO(1.15) Units : minutes Entities Per Arrival : 1 Max Arrival : 225 First Creation : 0.0 d. Kemudian klik ok Sedangkan pada modul create kedatangan frame lengkapi kolom dengan keterangan sebagai berikut : a. isi Name: kedatangan frame b. Isi entity type : frame c. Pada kolom time between arrivals diisi dengan keterangan sebagai berikut : Type : Expression Expression : EXPO(1.2) Units : minutes Entities Per Arrival : 1 Max Arrival : 100 First Creation :

117 d. Kemudian klik ok 5. Modul station Kedatangan perangkat elektronik dan layar berada pada station perakitan. Maka pilih module station untuk mendifinisikan station. Lengkapi kolom yang ada dengan keterangan sebagai berikut : a. Isi: Name Station perakitan b. Isi Station Type : Station c. Isi Station Name : Station perakitan d. Kemudia klik ok Sedangkan frame berada pada station frame. Lengkapi kolom yang ada dengan keterangan sebagai berikut : a. Isi Name : Station frame b. Isi Station Type : Station c. Isi Station Name : Station frame d. Kemudia klik ok 6. Module decide Untuk modul decide, klik dua kali pada modul terebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut : a. Name : Decide 1 b. Type : 2-way by Condition c. If : Entity Type d. Named : elektronik e. Klik Ok 7. Submodel Untuk melakukan penyederhanaan model, kemudian dimasukkan submodel ke dala model arena dengan cara klik icon (submodel) pada toolbar standard di jendela Arena. Kemudian, klik dua kali pada submodel, kemudian masukkan model yang akan dibuat. Berikut ini merupaka layout dari isi submodel Modul Batch Untuk menggabungakn komponen elektronik menggunakan module batch. Isis kolom tersebut dengan keterangan sebagai berikut : 108

118 a. Name : Batch 3 elektronik b. Type : Permanent c. Batch size : 3 d. Save Criterion : last e. Rule : any Entity f. Representative Entitiy Type : g. Klik Ok 9. Module seize Isi kolom tersebut dengan keterangan sebagai berikut : a. Name : seize penyolderan Allocation : Value added b. Resources : Tambahkan 2 resource berupa mesin dan operator penyolderan pada kolom resources dengan klik add. Pada type pilih resource. Pada resource name isi dengan operator mesin solder. Pada quantity isi 1. Kemudian klik add kembali, pada type pilih resource. Pada resource name isikan dengan mesin solder, dengan quantity 1. Klik Ok. c. Priority : medium (2) d. Queu Type : Queue e. Queue Name : Seize penyolderan.queue f. Kemudian Klik Ok. 10. Module Delay Waktu proses penyolderan memiliki waktu selama 5 menit. Pilih delay module untuk mendifinisikan waktu proses penyolderan. Isi kolom tersebut dengan keterangan sebagai berikut : a. Name : delay penyolderan b. Allocation : value added c. Delay time : 5 d. Units : minute e. Kemudian klik Ok 11. Module release Setelah dilakukan proses penyolderan yang dilakukan mesin solder dan operator penyolderan dilepas dari entitas. Maka menggunakan module release 109

119 untuk melepaskan resource. Isi kolom tersebut dengan keterangan sebagai berikut : a. Name : Release penyolderan b. Tambahkan 2 resource berupa mesin dan operator penyolderan pada kolom resources dengan klik add. Pada type pilih resource. Pada resource name isi dengan operator mesin solder. Pada quantity isi 1. Kemudian klik add kembali, pada type pilih resource. Pada resource name isikan dengan mesin solder, dengan quantity 1. Klik Ok. c. Kemudian klik Ok 12. Module assign Untuk module assign, klik dua kali pada modul tersebut sehinnga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut : a. Name : assign perangkat elektronik b. Assignments: Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Variable. Pada Variable Name isikan dengan Perangkat elektronik siap gabung. Dengan New Value perangkat elektronik siap gabung + 1. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Attribute. Dengan Attribute Name penggabungan elektronik dan layar. New value isikan dengan perangkat elektronik siap gabung. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Entyty Type. Isikan entity type dengan perangkat elektronik. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Van. Klik Ok. c. Kemudian klik Ok. 13. Module batch Untuk modul batch, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog berikut dengan isian sebagai berikut: a. Name: Batch elektronik dan layar LED b. Type: Permanent 110

120 c. Batch Size: 2 d. Save Criterion: Last e. Rule: by attribute f. Attribute Name: penggabungan elektronik dan layar g. Representative Entity Type: h. Klik OK 14. Module Proses Untuk modul process, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut: a. Isi Name: Proses Penggabungan elektronik dan layar b. Pada kolom type pilih standard c. Pada kolom Logic, diisi sebagai berikut: Action: Seize Delay Release Priority: Medium(2) Resources: Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Resources. Pada pilihan Type, pilih Set. Pada Resource Name isikan dengan Operator penggabungan 1, dengan quantity 1. Pada selection rule pilih cyclical. Lalu klik Ok. d. Delay Type: Constant Units: Minutes Allocation: Value Added Value(Mean): 10 e. Centang Report Statistic f. Klik OK 15. Module assign Untuk module assign, klik dua kali pada modul tersebut sehinnga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut : a. Name : assign TV setengah jadi b. Assignments: Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Entyty Type. Isikan entity type dengan perangkat elektronik. Klik OK. 111

121 Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Van. Klik Ok. c. Kemudian klik Ok. 16. Module access Setelah penggabungan elektornik dan layar menjadi TV setengah jadi, kemudian akan dikirimkan ke station subassembky Untuk mendefinisikan conveyor menggunakan module access. Klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian sebagai berikut. a. Isikan Name: Access 1 b. Conveyor Name: Conveyor 1 c. #of cells: 1 d. Queu Type : Queue e. Queu Name : Access 1.Queue f. Lalu klik Ok 17. Module Convey Setelah mendefinisikan access maka langkah selanjutnya adalah mendefinisikan pengiriman entitas menggunakan conveyor dan menentukan tujuannya menggunakan modul convey. Klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian sebagai berikut. a. Name: Convey 1 b. Conveyor Name: Conveyor 1 c. Destination Type: Station d. Station Name: Station subassembly e. Klik OK Setelah itu definisikan Data Modul Conveyor dan Segment. Pada Data Modul Conveyor isikan tabel sebagai berikut. a. Velocity: 1 Units: Per Second Sedangkan pada Data Modul Segment isikan tabel sebagai berikut b. Beginning Station: Station Perakitan 112

122 c. Next Station: Station Subassembly d. Length: Module proses Untuk modul process pemisahan, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut: a. Isi Name: Proses pemisahan b. Pada kolom type pilih standard c. Pada kolom Logic, diisi sebagai berikut: Action: Seize Delay Release Priority: Medium(2) Resources: Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Resources. Pada pilihan Type, pilih Resource. Pada Resource Name isikan dengan Operator pemisah, dengan quantity 1. Lalu klik Ok. d. Delay Type: Triangular Units: Minutes Allocation:Value Added minimum : 0.5 Value(Most likely): 1 Maximum : 1.5 e. Centang Report Statistic f. Klik OK 19. Module separate Untuk module separate, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut: a. Name : separate layar b. Type : duplicate original c. Percent cost to duplicates (0-100) : 50 d. #of duplicates : 1 e. Lalu klik Ok. 20. Module assign Setelah melakukan separate gunakan module assign pada arrow original. Dengan melengkapi kotak dialog dibawah ini: a. Name : assign layar LED 113

123 b. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Variable. Pada Variable Name isikan dengan Layar LED siap gabung. Dengan New Value Layar LED siap gabung + 1. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Attribute. Dengan Attribute Name penggabungan elektronik dan layar. New value isikan dengan layar LED siap gabung. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Entyty Type. Isikan entity type dengan layar LED. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type pilih entity picture. Pilih entity picture dengan picture.telephone. Klik Ok. c. Kemudian klik Ok 21. Module assign Setelah melakukan separate pada arrow original, kemudian definisikan module assign pada arrow duplicate. Dengan melengkapi kotak dialog dibawah ini: a. Name : assign pembungkus layar b. Assigments Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Entyty Type. Isikan entity type dengan layar LED. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type pilih entity picture. Pilih entity picture dengan picture.telephone. Klik Ok. c. Kemudian klik Ok 22. Module dispose Selanjutnya pembungkus layar menuju pembuangan dengan mendefinisikan modul dispose. klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak 114

124 dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut: a. Isikan Name: dispose pembuangan b. Klik OK 23. Module hold Setelah membuat kedatngan frame yang berada pada station frame kemudian pilih module hold, dengan mengisi dialog box seperti dibawah ini : a. Name: Hold 1 b. Type: Waif for Signal c. Wait for value : 2 d. Limit : 2 e. Queue type : queue f. Queue name : Hold1.Queue g. Klik OK 24. Module request Kemudian frame di kirim ke stasiun subassembly dengan menggunakan forklift. Kecepatan dari forklift tersebut adalah 1 m/sec. Jarak antara stasiun pemanasan hingga station pencetakan adalah 15 meter. Maka didefinisikan menggunakan module request untuk memanggil agar transporter siap mengirimkan entitas. Isi kolom tersebut dengan keterangan sebagai berikut: a. Name isi dengan Request 1 b. Transporter Name isi dengan forklift c. Selection Rule pilih Cyclical d. priority pilih High(1) e. entity location : Entity.Station f. Velocity: 1 dan pada kolom Units pilih Per minute g. Queue Type : Queue h. Queue Name : Request1. Queue i. Lalu klik Ok. Setelah itu definisikan Data Modul Transporter dan Distance. Pada Data Modul Transporter isikan tabel sebagai berikut. a. Number of units: 1 b. Type: Free path c. Velocity:

125 d. Units: Per Second 25. Modul station Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan station pencetakan. Klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian sebagai berikut. a. Isikan Name: Station Subassembly b. Station Type: Station c. Station Name: Station subassembly 26. Module decide Selanjutnya membuat decide. Klik dua kali pada modul danlengkapi kotak dialog tersebut dengan isian sebagai berikut : a. Name : Decide entitas TV b. Type : 2-way by condition c. If : entity type d. Named : tv setengah jadi e. Lalu klik ok. 27. Module exit Pada arrow true definisikan module exit. Klik dua kali pada modul dan lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian sebagai berikut : a. Name : exit 1 b. Conveyor name : conveyor 1 c. Lalu klik Ok. 28. Module Free Pada false definisikan module free. Klik dua kali pada modul dan lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian sebagai berikut : a. Name : free 1 b. Transporter name : forklift c. Lalu klik Ok. Kemudian definisikan module assign, dengan mengisi kotak dialog sebagai berikut : a. Name : assign penggabungan TV b. Assigments 116

126 Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Attribute. Isikan Attribute Name dengan penggabungan tv dan frame, dan new value dengan 1 Klik OK. c. Kemudian klik Ok. 29. Module signal Setelah mendifinisikan module exit, selanjutnya definisikan module signal. Klik dua kali pada modul dan lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian sebagai berikut : a. Name : signal 1 b. Signal value : 1 c. Limit : 2 d. Kemudian klik ok. 30. Module assign Klik dua kali pada modul assign dan lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian sebagai berikut : d. Name : assign penggabungan TV e. Assigments Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Attribute. Isikan Attribute Name dengan penggabungan tv dan frame, dan new value dengan 1 Klik OK. f. Kemudian klik Ok 31. Module match Setelah melakukan assign kemudian klik dua kali pada module match dengan mengisi kotak dialog sebagai berikut : a. Name : Match TV dan frame b. Number of match : 2 c. Type : based on Attribute d. Attribute Name : penggabungan TV dan frame e. Lalu klik OK. 117

127 32. Module batch Setelah melakukan match kemudian klik dua kali pada kodule batch dengan mengisi kotak dialog sebagai berikut : a. Name : batch tv dan frame b. Type : permanent c. Batch size : 2 d. Save criterion : Last e. Rule : any entity f. Kemudian klik ok. 33. Module process Setelah melakukan batch kemudian dilanjutkan dengan process, klik dua kali pada module dan isi kotak dialog sebagai berikut : a. Isi Name: Proses Pemasangan frame b. Pada kolom type pilih standard c. Pada kolom Logic, diisi sebagai berikut: Action: Seize Delay Release Priority: Medium(2) Resources: Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Resources. Pada pilihan Type, pilih Resource. Pada Resource Name isikan dengan Operator pemasangan, dengan quantity 1. Klik ok d. Delay Type: Uniform Units: Minutes Allocation:Value Added Minimum: 10 maximum : 12 e. Centang Report Statistic b. Klik OK 34. Module assign Setelah melalui proses pemasangan frame, klik dua kali pada module assign dan isiakan kotak dialog sebagai berikut : a. Name : assign tv jadi b. Assignments: Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Variable. Pada Variable Name isikan dengan TV siap pack Dengan New Value TV siap pack + 1. Klik OK. 118

128 Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Attribute. Dengan Attribute Name antri packaging. New value isikan dengan TV siap pack. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Entyty Type. Isikan entity type dengan TV jadi. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Box. Klik Ok. c. Kemudian klik Ok. 35. Module Route Kemudian klik dua kali pada module route dengan mengisi kotak dialog sebagai berikut : a. Name : Route 1 b. Route name : 2 c. Units : minutes d. Destination type : station e. Station name : station pergudangan 36. Module station Kemudian definisikan module statition pergudangan. Klik dua kali pada module kemudia isi sebagai berikut : a. Name : station pergudangan b. Station type : station c. Station name : station pergudangan d. Kemudian klik Ok. 37. Module create Kedatangan kardus untuk packaging tv, klik dua kali kemudian isikan kotak dialog sebagai berikut : a. Name : kedatangan kardus b. Entity type : kardus c. Type : constant d. Value : 1 e. Unit : days f. Entities per Arrival : 100 g. Max Arrivals : 1 h. Kemudian klik Ok. 119

129 38. Module decide Setelah mendifinisikan kedatangan kardus, kemudia dilakukan inspeksi pada kardus, klik dua kali module decide dan isikan kotak dialog sebagai berikut : a. Name : decide inspeksi kardus b. Type : 2-way by Chance c. Percent True (0-100) : 90 d. Kemudian klik Ok. 39. Module assign Untuk kardus yang telah lolos inspeksi maka definisikan assign kardus baik, klik dua kali module assign dan isikan kotak dialog sebagai berikut : a. Name : assign tv jadi b. Assigments : Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Variable. Pada Variable Name isikan dengan kardus siap pack Dengan New Value kardus siap pack + 1. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Attribute. Dengan Attribute Name antri packaging. New value isikan dengan kardus siap pack. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Entyty Type. Isikan entity type dengan kardus baik. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Truck. Klik Ok. c. Kemudian klik Ok. Kemudian untuk kardus yang tidak lolos inspeksi definisikan module dispose klik dua kali pada module dan mengisikan sebagai berikut name : dispose kardus cacat. 120

130 40. Module batch Setelah dilakukan assign kardus baik kemudian dilakukan batch dengan TV jadi pada station pergudangan. Klik dua kali pada module batch dan isikan kotak dialog sebagai berikut : a. Name : batch 4 b. Type : permanent c. Batch size : 2 d. Save criterion : last e. Rule : by attribute f. Attribute name : antri packaging g. Lalu klik Ok. 41. Module process Untuk modul process packaging, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut: a. Name: Proses packaging b. Pada kolom type pilih standard c. Pada kolom Logic, diisi sebagai berikut: Action: Seize Delay Release Priority: Medium(2) Resources: Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Resources. Pada pilihan Type, pilih Resource. Pada Resource Name isikan dengan mesin packaging, dengan quantity 1. Lalu klik Ok. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Resources. Pada pilihan Type, pilih Resource. Pada Resource Name isikan dengan operator packaging, dengan quantity 1. Lalu klik Ok. d. Delay Type: Triangular Units: Minutes Allocation:Value Added minimum : 4 Value(Most likely): 5 Maximum : 6 e. Centang Report Statistic f. Klik OK 42. Module assign 121

131 Setelah dilakukan proses packaging kemudian entitas di assign menjadi assign packaging, klik dua kali pada modul assign dan isi kotak dialog sebagai berikut : a. Name : assign packaging b. Assigments : Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Variable. Pada Variable Name isikan dengan keuntungan. Dengan New Value keuntungan Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Entyty Type. Isikan entity type dengan TV siap jual. Klik OK. Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Envelope. Klik Ok. c. Kemudian klik Ok. 43. Module dispose Selanjutnya TV siap jual dengan mendifinisikan module dispose, isikan name: dispose siap jual. Lalu klik Ok. 44. Module create Untuk module create, klik dua kali pada modul tersebut sehingga muncul kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut : a. Name : perhitungan b. Entity type : Entity 1 c. Pada kolom Time Between Arrivals dapat diisi debagia berikut : Type : random(expo) Value : 1 Units : Hours Entities per arrival : 1 Max Arrivals : 1 122

132 First creation : tfin d. Kemudian klik ok 45. Module assign Untuk module assign, klik dua kali pada modul tersebut sehingga muncul kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut : a. Name : assign net profit b. Assigments Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih Variable. Pada Variable Name isikan dengan net profit. Dengan New Value keuntungan total.systemcost. Klik OK. 46. Module record Untuk module record, klik dua kali pada modul tersebut sehingga muncul kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut : a. Name : record keuntungan harian b. Type : Count c. Value : net profit d. Counter Name : Record keuntungan harian e. Kemudian klik Ok. 47. Module dispose Untuk module dispose, klik dua kali pada modul tersebut sehingga muncul kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut : a. Name : dispose perhitungan b. Kemudian klik Ok. 48. Mendefinisikan biaya pada resources, pada project bar terdapat basic process panel, kemudian klik resources, 123

133 isikan biaya operator sesuai dengan biaya yang ditentukan untuksetiap operator dan mesin yang ada. Setelah itu mendefinisikan jam kerja resource pada schedule spread sheet, dimana pada project bar terdapat basic process panel, kemudian klik schedule,isikan Name sesuai dengan gambar disamping, kemudian klik durations maka akan muncul gambar seperti disamping isikan sesuai capacity resources kosongkan pada kotak kelima sesuai gambar. Lalu klik resources di basic process panel, klik tab type Based on Schedule. Lalu klik tab Schedule Name Schedule Untuk melihat jumalh produk yang keluar dari sistem, maka pilih variable pada toolbar, isikan : a. Expression: Dispose.Siapjual.Numberout b. Format: **** c. Klik OK 50. Untuk melihat net profit, maka pilih variable pada toolbar, isikan: a. Expression: Net proffit b. Format: **** c. Klik OK 51. Menampilkan animasi untuk resource, dengan klik icon resource pada toolbar standard sepertidi samping ini. Kemudian muncul jendela seperti di bawah ini, kemudian isikan : 124

134 a. Identifier : Mesin Solder b. Pada style, atur gambar yang diinginkan untuk kondisi Idle, Busy, Inactive, dan Failed. c. Klik OK Kemudian buat lagi animasi untuk resource dengan cara seperti diatas. a. Identifier : operator pemasangan b. Pada style, atur gambar yang diinginkan untuk kondisi Idle, Busy, Inactive, dan Failed. c. Klik OK 52. Failure Mesin solder dapat beroperasi 60 menit sekali run-time dan membutuhkan 5 menit untuk down-time agar dapat beroperasi lagi. Untuk mendefinisikan down-time pada suatu resource, pada Advanced Process, pilih Failure dan isikan sebagai berikut: a. Isikan Name: Failure 1 b. Type: Time c. Up Time: EXPO (60) d. Up Time units: minutes e. Down Time: EXPO (50) f. Down Time units: minutes g. Uptime in this state only : Menampilkan shortcut view dengan cara zoom bagian yang ingin ditampilkan, pada toolbar pilih view, kemudian pilih named views, kemudian pilih add untuk mengisikan shortcut. Langkah-langkah Penggunaan Process Analyzer 125

135 Sebelum melakukan langkah-langkah proses analyzer ubah terlebih dahulu type dalam resource yang awalnya based on schedule ubah menjadi fix capacity. Kemudian pada replication length ubah selama 8 jam. Run->Setup: Langkah-langkah penggunaan Process Analyzer pada Arena adalah seagai berikut : 1. Untuk memulai Process Analyzer buka Arena, pilih Tools - Process Analyzer 2. Setelah Process analyzer dibuka, pilih File New 3. Double click untuk menambahkan skenario. Skenario merupakan alternatif yang digunakan untuk mengetahui perbaikan system 4. Pilih Browse dan cari file yang akan dianalisis dalam bentuk file (*.p). Pilih OK. 126

136 5. Selanjutnya, spesifikasi untuk Controls, Response dan Scenarios. a. Controls 1) Pilih Insert Control. 2) Lalu perluas daftar kontrol Resource dan pilih Resource yang akan dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK. 3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default. b. Response 1) Pilih Insert Response. 2) Lalu perluas daftar spesifikasi Response dan pilih Response yang akan dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK. 3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default. 4) Kotak Response kosong karena skenario belum dijalankan. c. Scenarios 1) Duplikat skenario yang ada dengan cara klik Scenario 1 lalu klik kanan Duplicate Scenario. 2) Ulangi hingga 3 skenario. 3) Ganti nama dan level kontrol sesuai dengan keinginan untuk mengetahui yang paling efektif. 6. Jalankan skenario. Blok seluruh tabel, Klik Run Go. Pilih OK Setelah muncul kotak dialog, maka akan terlihat respons dari masing-masing skenario. Selain menggunakan Process Analyzer, untuk memperbaiki sistem juga dapat membuat Program Baru dengan contoh sebagai berikut : Membuat program PT Samodra Elektronik dari awal seperti sebelumnya, tetapi untuk proses pemisahan terdapat perbedaan. Pada program baseline menggunakan operator pemisahan, sedangkan pada program perbaikan menggunakan operator packaging dan operator pemisahannya dihapus. Selain itu, dalam rancangan perbaikan sistem ini juga ditentukan variabel response untuk dianalisis dan dibandingkan dengan program baseline nya. Variabel response yang diamati yaitu scheduled utilization untuk operator 127

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Simulasi 2.1.1 Pengertian Metode Simulasi Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987).

Lebih terperinci

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG)

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG) bidang TEKNIK UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG) AGUS RIYANTO, IYAN ANDRIANA, GABRIEL SIANTURI Program Studi Teknik

Lebih terperinci

(MODUL II PROMODEL) BAB I PENGENALAN SISTEM

(MODUL II PROMODEL) BAB I PENGENALAN SISTEM 1 (MODUL II PROMODEL) BAB I PENGENALAN SISTEM A. Sistem Sistem merupakan sesuatu yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL)

KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL) KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL) Disusun Oleh: Nama / NPM : 1. A. Sofwan Yusuf / 30408016 2. Ganjar Artha Kusuma / 30408384 3. Heidy Olivia Thaeras / 30408421 4. M. Gilang B. Abdillah / 31408559 Kelas : 3ID02

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho 8 LAMPIRAN Struktur Organisasi PT. Soho 83 LAMPIRAN Perhitungan Jumlah Sampel Minimum Menurut Sritomo (995, p 84), untuk menetapkan jumlah observasi yang seharusnya dibuat (N ) maka disini harus diputuskan

Lebih terperinci

TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Modul PROMODEL /2018. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Modul PROMODEL /2018. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER 8 2017/2018 Modul PROMODEL 2 Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia Kode Mata Praktikum BAB VIII PROMODEL 2 8.1 TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikanmampumengoperasikanfungsi-fungsitambahanseperti

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. SIMULASI SISTEM Sistem Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Karakteristik Sistem: komponen ; Relasi; Tujuan ; Batasan; Lingkungan; Interface; Input; Output. Cara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI KANTOR BPJS MENGGUNAKAN MATLAB Bella Nurbaitty Shafira 1), Risdawati Hutabarat 2), Winal Prawira 3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung BNShafira@gmail.com, Risdawatihtb@gmail.com,

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND Aro Manis, Siti Tri Susiati Hutami Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Pada umumnya, bus kampus beroperasi untuk mengantarkan mahasiswa

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Praktikan diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum. 2. Praktikan diwajibkan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan praktikum. 3. Praktikan diwajibkan mengikuti segala

Lebih terperinci

Klasifikasi Model. Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi

Klasifikasi Model. Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi Klasifikasi Model Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi Kriteria Model yang Baik Tingkat generalisasi yang tinggi Makin tinggi makin baik kemampuan pemecahan masalah makin besar Mekanisme

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pemodelan Sistem

Dasar-Dasar Pemodelan Sistem Bab 1: Dasar-Dasar Pemodelan Sistem Pemodelan dan Simulasi Sistem Monica A. Kappiantari Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore,

Lebih terperinci

PENGANTAR MODEL STOKASTIK. Teknik Industri 2015

PENGANTAR MODEL STOKASTIK. Teknik Industri 2015 PENGANTAR MODEL STOKASTIK hanna.udinus@gmail.com Teknik Industri 2015 the model must fit the data, not vice versa J.P. Benzecri Agenda Masalah Industri Konsep Model Klasifikasi dan Jenis Model Model Stokastik

Lebih terperinci

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Bab 4: Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-Hill, Singapore, 2003. Bab 4: Simulasi Event-Diskrit

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

Kriteria Model yang Baik

Kriteria Model yang Baik Kriteria Model yang Baik 0 Tingkat generalisasi yang tinggi 0 Makin tinggi makin baik kemampuan pemecahan masalah makin besar 0 Mekanisme transparansi 0 Diketahui mekanisme pemecahan masalah rekonstruksi

Lebih terperinci

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit Pokok Bahasan Pendahuluan Sistem, Model dan Simulasi Keuntungan dan Kerugian Simulasi Jenis-jenis Simulasi Simulasi Komputer Bahasa Simulasi Tahapan Pemodelan Simulasi 19 20 PENGANTAR PEMODELAN & SIMULASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Teori Antrian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian (queueing) sangat sering ditemukan. Mengantri sering harus dilakukan jika kita menunggu giliran misalnya mengambil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

LAPORAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI PARKIRAN FAKULTAS TEKNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

LAPORAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI PARKIRAN FAKULTAS TEKNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA LAPORAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI PARKIRAN FAKULTAS TEKNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Simulasi Sistem semester V Pengampu Ida Nursanti, ST, MEngSc Oleh:

Lebih terperinci

3. KLASIFIKASI MODEL.

3. KLASIFIKASI MODEL. 3. KLASIFIKASI MODEL alsen.medikano@gmail.com (1) KLASIFIKASI MODEL Murdick, Ross, Claggett (1984) dan Ackoff, Gupta, Minas (1962) Kelas I. Fungsi 1. model Diskriptif memberikan gambaran sistem nyata,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

PELANGGARAN DAN SANKSI LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI

PELANGGARAN DAN SANKSI LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI PELANGGARAN DAN SANKSI LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Tingkat pelanggaran dan sanksinya Pelanggaran Ringan : Review Jurnal Internasional 5 Tahun Terakhir Tentang Ergonomi dalam Bentuk Hardcopy

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Uji Kecukupan Data Untuk menguji sekumpulan data, terlebih dahulu diperlukan untuk menguji kecukupan jumlah pengamatan yang telah dilakukan. Karena itu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2 MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2 Versi 3.1 Tahun Penyusunan 2012 1. Muhammad Yunanto, SE., MM. 2. Iman Murtono Soenhadji, Ph.D. Tim Penyusun 3. Darmadi, SE.,MM. 4. Ririn Yuliyanti, SE. 5. Padyan Khatimi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Desain Test Case Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) 2. Antrian 3. pelayanan Masing-masing

Lebih terperinci

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015  ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER Dari sebuah artikel BUDAYA ANTRI MEMBERI BANYAK MANFAAT, kalimat pembuka dari kata seorang guru di Australia menyatakan, Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan kegiatan

Lebih terperinci

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Heizer & Render (2011, p. 36) manajemen operasi adalah sekumpulan aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI 3.1 Sistem Antrian Incoming Call THE TEMPO GROUP Gambar 3.1 Telepon Operator Secara umum Sistem Antrian Incoming Call di THE TEMPO GROUP dapat digambarkan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) diambil dari

BAB 2 LANDASAN TEORI. luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) diambil dari BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Teknologi komputer sesungguhnya telah banyak merubah sistem tata kerja sebagian manusia yang bergerak di bidang informasi. Istilah komputer mempunyai arti yang

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK)

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) Penulis: Gargentiana Gian Program Studi Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Sebelum melakukan pengolahan dan analisis data, penulis melakukan observasi kondisi yang ada di area final inspection VLC saat ini. Observasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SIMULASI SISTEM. TIM PENYUSUN Irwan Sukendar, ST., MT Ali Wedo Sarjono, ST Muchamad Maknun, ST

MODUL PRAKTIKUM SIMULASI SISTEM. TIM PENYUSUN Irwan Sukendar, ST., MT Ali Wedo Sarjono, ST Muchamad Maknun, ST MODUL PRAKTIKUM SIMULASI SISTEM TIM PENYUSUN Irwan Sukendar, ST., MT Ali Wedo Sarjono, ST Muchamad Maknun, ST LABORATORIUM SIMULASI & KOMPUTER JURUSAN TEKNIS INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Sumber Jaya Indahnusa Coy (disingkat SJI) merupakan sebuah perusahaan keluarga penghasil minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang berlokasi di Kota Lama, Riau. Perusahaan ini belum menerapkan perawatan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) 2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Manajemen Operasional Krajewski dan Ritzman (2002:6) mengemukakan bahwa manajemen operasional adalah the term operation management refers to the direction

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PRAKTIKUM SIMULASI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MANUAL PROSEDUR PRAKTIKUM SIMULASI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MANUAL PROSEDUR PRAKTIKUM SIMULASI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kode Dokumen : Revisi : Tanggal : 1 Januari 2014 Diajukan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PRAKTIKUM SIMULASI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

MANUAL PROSEDUR PRAKTIKUM SIMULASI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI MANUAL PROSEDUR PRAKTIKUM SIMULASI LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012 MANUAL PROSEDUR PRAKTIKUM SIMULASI LABORATORIUM SIMULASI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses BAB II DASAR TEORI Bab ini akan membahas dasar teori yang melandasi penulisan tesis ini yaitu pekerjaan, proses, struktur organisasi, sistem informasi, sistem informasi yang peduli proses, teknik pemodelan

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pengujian Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma

Dasar-Dasar Pengujian Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma Dasar-Dasar Pengujian Perangkat Lunak Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma Tujuan Pembelajaran Memahami langkah awal untuk melakukan pengujian terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

PETUNJUK DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN ASISTENSI LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN SEMESTER GANJIL 2016 / 2017

PETUNJUK DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN ASISTENSI LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN SEMESTER GANJIL 2016 / 2017 PETUNJUK DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN ASISTENSI LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN SEMESTER GANJIL 2016 / 2017 1. Kegiatan praktikum FDM diselenggarakan Setelah diadakannya Introduction. Jika tidak mengikuti

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PD. Sumur Sari adalah perusahaan yang memproduksi garam (garam meja/halus, garam dapur/briket, garam krosok), kerupuk (kerupuk sumur sari, kerupuk sumur sari super, kerupuk sumur sari bawang, kerupuk

Lebih terperinci

Bab 6: Membangun Model. Pemodelan dan Simulasi Sistem. Monica A. Kappiantari

Bab 6: Membangun Model. Pemodelan dan Simulasi Sistem. Monica A. Kappiantari Bab 6: Membangun Model Pemodelan dan Simulasi Sistem Monica A. Kappiantari - Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore, 2003. Sesi

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 SISTEM PENGELOLAAN STOK BARANG Stok barang dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Stok barang

Lebih terperinci

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( )

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( ) Dibuat Oleh : 1. Andrey (41813120186) FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Blanchard (2000) mendefinisikan sistem sebagai sekumpulan dari elemen-elemen yang mempunyai fungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan (Miftahol, 2009). Sedangkan Law (2004)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan. Sistem hampir selalu

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner

Lebih terperinci

PENGATURAN KOMPOSISI TENAGA KERJA UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME DENGAN PENDEKATAN SIMULASI BERBASIS INTERAKSI PROSES

PENGATURAN KOMPOSISI TENAGA KERJA UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME DENGAN PENDEKATAN SIMULASI BERBASIS INTERAKSI PROSES PENGATURAN KOMPOSISI TENAGA KERJA UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME DENGAN PENDEKATAN SIMULASI BERBASIS INTERAKSI PROSES Arif Rahman, Murti Astuti dan Dyah Puspita Sari Program Studi Teknik Indusri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Teori Antrian Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori Antrian (Queueing Theory), meliputi studi matematika dari antrian

Lebih terperinci

PERATURAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

PERATURAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I PERATURAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I A.Tata Tertib dan Sanksi Kegiatan Praktikum 1. Praktikan diharapkan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan praktikum. 2. Praktikan harus memakai pakaian kerja (cattlepack)

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL PLANNER

BAB I MENGENAL PLANNER Bab I Mengenal Planner BAB I MENGENAL PLANNER Planner adalah tool manajemen proyek yang general purpose dan menyediakan berbagai fitur, yang tersedia melalui 4 layar terpisah yang disebut layout views.

Lebih terperinci

BAHASA PEMROGRAMAN. Merupakan prosedur/tata cara penulisan program.

BAHASA PEMROGRAMAN. Merupakan prosedur/tata cara penulisan program. BAHASA PEMROGRAMAN PROGRAM Kata, ekspresi, pernyataan atau kombinasinya yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KONSEP PEMROGRAMAN KOMPUTER

MODUL PRAKTIKUM KONSEP PEMROGRAMAN KOMPUTER MODUL PRAKTIKUM KONSEP PEMROGRAMAN KOMPUTER LABORATORIUM KOMPUTER JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2010 PERATURAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM PEMROGRAMAN KOMPUTER Peraturan : 1. Praktikan

Lebih terperinci

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika. Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. yang dimaksud dengan data dan informasi? Data adalah fakta fakta yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. yang dimaksud dengan data dan informasi? Data adalah fakta fakta yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang mengandung arti kesatuan dari bagian yang berhubungan satu dengan yang lain. Menurut Jogiyanto system adalah

Lebih terperinci

Simulasi Dan Permodelan Sistem Antrian Pelanggan di Loket Pembayaran Rekening XYZ Semarang

Simulasi Dan Permodelan Sistem Antrian Pelanggan di Loket Pembayaran Rekening XYZ Semarang Simulasi Dan Permodelan Sistem Antrian Pelanggan di Loket Pembayaran Rekening XYZ Semarang Yani Prihati Fakultas Ilmu Komputer Universitas AKI Abstract Queuing is a condition in which a group of people,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci

Sistem (3 sks) Black Box Testing (1) Black Box Testing

Sistem (3 sks) Black Box Testing (1) Black Box Testing Testing & Implementasi Sistem (3 sks) Black Box Testing (1) Black Box Testing Black box testing, dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. juga disebut sebagai

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist

Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist Pemodelan Simulasi Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sistem, pertimbangan teknis, dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu fenomena

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM KPPL MS PROJECT

MODUL I PRAKTIKUM KPPL MS PROJECT MODUL I PRAKTIKUM KPPL MS PROJECT CACA E. SUPRIANA, S.Si (caca_emile@yahoo.co.id) 1 1. Pendahuluan Salah satu kakas (tools) untuk membantu penjadwalan proyek adalah Microsoft Project, fasilitas yang disediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Menurut Gross (2008), proses stokastik adalah himpunan variabel acak Semua kemungkinan nilai yang dapat terjadi pada variabel acak X(t) disebut ruang keadaan

Lebih terperinci

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) Analisis pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (93) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan annya. Saat ini analisis banyak

Lebih terperinci

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi T E K N O S I M 008 Yogyakarta, 16 Oktober 008 Irwan Sukendar, Dewi Retno F, Dian Setiadi, Dwi Riyanti, Eko Pramudyo,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN PRAKTIKUM TOKATIK MODUL TEORI ANTRIAN.. Tujuan Praktikum Dari kegiatan praktikum ini, praktikan diharapkan :. Dapat memahami fungsi dan manfaat dari teori antrian.. Dapat memahami konsep dasar dari teori

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menggunakan teori dan model antrian untuk menganalisa operasi 1. Penggunaan teori antrian 2. Struktur masalah antrian 3. Distribusi

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( ) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 111 118. ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONTIANAK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Analisis Konseptual Teknik Pengolahan Data

BAB III ANALISIS III.1 Analisis Konseptual Teknik Pengolahan Data BAB III ANALISIS III.1 Analisis Konseptual Teknik Pengolahan Data Data sudah menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan. Data telah banyak terkumpul baik itu data transaksi perbankan, data kependudukan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Februari Penulis. Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

KATA PENGANTAR. Malang, Februari Penulis. Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Guide Book Praktikum Terintergrasi II. Guide Book

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT PANDUAN BIG PROJECT SIMULASI KOMPUTER - 2014 DAFTAR ISI 1. Pengertian... 1 2. Tujuan Penjadwalan Workcenter... 2 3. Pengurutan Tugas (Sequencing)... 2 4. Definisi dalam Penjadwalan... 3 5. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemodelan dan Simulasi Model merupakan representasi sistem dalam kehidupan nyata yang menjadi fokus perhatian dan menjadi pokok permasalakan. Pemodelan dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Bab III. Landasan Teori

Bab III. Landasan Teori Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci