BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengedepankan dethronement of GNP, pengentasan garis kemiskinan,
|
|
- Deddy Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional yang berfokus pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Ekonom modern mulai mengedepankan dethronement of GNP, pengentasan garis kemiskinan, pengurangan distribusi pendapatan yang timpang, dan penurunan tingkat pengangguran. Pembangunan harus dilihat sebagai suatu proses multi dimensional (Kuncoro, 2010: 136). Perubahan struktur ekonomi merupakan salah satu indikator adanya pertumbuhan dalam suatu negara atau daerah. Hal ini sesuai dengan pendapat Syrquin (1988: 208) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pertumbuhan dan perubahan struktural. Studi tentang perubahan struktural penting dalam menjelaskan proses dan pembentukan teori pembangunan khususnya pertumbuhan ekonomi modern. Menurut Chenery (1979) pembangunan ekonomi merupakan sebuah perubahan struktur ekonomi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan berkelanjutan (lihat Syrquin, 1988: 208). Menurut Thomas, et al. (2000: XXXII) pembangunan tidak hanya memperhatikan sisi kuantitas, tetapi juga kualitas. Pandangan atas sisi kuantitatif dan kualitatif proses pertumbuhan mengarah pada tiga prinsip dasar yang berlaku bagi negara sedang berkembang maupun negara industri maju, yaitu berfokus pada semua aset (modal fisik, manusia dan alam), menyelesaikan aspek distributif 1
2 2 sepanjang waktu, dan menekankan kerangka kerja institusional bagi pemerintahan yang baik. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memberikan manfaat pada semua termasuk generasi mendatang secara adil dan merata. Pembangunan berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia lebih besar bobotnya sebagai harapan dan idaman dibanding kenyataan dan pengalaman sejarah (Mubyarto, 2000: 217). Potensi sumber daya alam yang dimiliki sebuah negara tidak menjamin keberhasilan dalam menumbuhkan dan mengembangkan ekonominya secara berkelanjutan. Fakta menunjukkan bahwa negara-negara yang mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan, memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi untuk mengembangkan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Finlandia dan Korea Selatan merupakan contoh negara yang berhasil mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan, sehingga pertumbuhan kinerja perekonomian negara tersebut cukup signifikan (Tjakraatmadja dan Adityawarman, 2013). Kota Balikpapan merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan luas daratan sebesar 503,3 km 2. Sejarah Kota Balikpapan tidak bisa dipisahkan dengan minyak, yaitu lebih tepatnya dengan sumur minyak Mathilda yang merupakan sumur pengeboran perdana pada tanggal 10 Februari Seiring berjalannya waktu, Balikpapan berkembang menjadi "Kota Minyak". Perkembangan industri minyak inilah yang ikut membangun Kota Balikpapan menjadi kota industri dan jasa (Profil Kota Balikpapan, 2013). Kota Balikpapan tidak lagi menjadi Kota Minyak yang berorientasi pada pengeboran melainkan pada pengolahan minyak yang berasal dari sekitar
3 3 Balikpapan, yaitu Handil, Sanga-sanga, Tarakan, Bunyu dan Tanjung serta minyak mentah yang diimpor dari negara lain. Sejalan dengan kegiatan tersebut Kota Balikpapan kian berkembang dengan pesat dan menjadikan daya tarik bagi pencari kerja dari berbagai daerah, oleh sebab itu pengembangan perekonomian daerah juga sangat dipengaruhi berbagai kegiatan penunjang sektor minyak dan gas bumi selain sumber daya alam lain yang ada di Kota Balikpapan. Peta administrasi Kota Balikpapan dapat dilihat pada Gambar 1.1. Kota Balikpapan Sumber: RTRW Kota Balikpapan Tahun , 2006 Gambar 1.1 Peta Administrasi Kota Balikpapan PDRB Kota Balikpapan tahun 2000 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mencapai Rp9,82 Triliun dan meningkat sebesar 40,23 persen pada tahun 2008 (Rp15,15 Triliun) dan meningkat kembali sebesar 77,26 persen selama sebelas tahun atau Rp17,40 Triliun pada tahun Pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan selama kurun waktu tahun mengalami tren pertumbuhan meningkat dan senantiasa di atas Provinsi Kaltim, kecuali pada tahun Pertumbuhan ekonomi tertinggi Kota Balikpapan terjadi pada tahun 2008 (12,37 persen) dan terendah pada tahun 2009 (1,70 persen). Pertumbuhan ekonomi yang pesat pada tahun 2008 dipengaruhi pertumbuhan ekspor yang mencapai dua digit
4 4 (12,39 persen). Rendahnya pertumbuhan ekonomi tahun 2009 merupakan dampak terjadinya krisis keuangan global tahun 2008 yang berimbas pada penurunan pertumbuhan ekspor neto Kota Balikpapan dari 25,44 persen (tahun 2008) menjadi 2,17 persen (tahun 2009) di mana kontribusi ekspor neto terhadap PDRB Kota Balikpapan mencapai 42,05 persen (2009). Penurunan pertumbuhan ekspor tahun khususnya terjadi pada sektor migas. Pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan dan Provinsi Kaltim dapat dilihat dalam Gambar 1.2. Sumber: BPS Kota Balikpapan, Gambar 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kota Balikpapan dan Kalimantan Timur, (ADHK) Kontribusi sektoral terhadap PDRB Kota Balikpapan menunjukkan dua tren utama, yaitu sektor yang semakin meningkat dan sektor yang semakin turun kontribusinya terhadap PDRB Kota Balikpapan. Untuk sektor yang mengalami penurunan adalah sektor pertambangan dan penggalian; dan sektor industri pengolahan, sedangkan tujuh sektor lainnya mengalami peningkatan. Sektor pertambangan dan penggalian sejak tahun 2002 mengalami penurunan drastis. Hal ini dikarenakan pertambangan minyak di Kota Balikpapan sudah tidak menghasilkan lagi, sehingga kontribusi terhadap PDRB hanya berasal dari penggalian. Sektor industri pengolahan tahun 2000 mendominasi PDRB Kota Balikpapan hingga mencapai 53,91 persen, namun mengalami penurunan hingga
5 5 pada tahun 2008 besar kontribusinya sebesar 38,85 persen dan pada tahun 2011 turun kembali menjadi 31,50 persen. Rata-rata penurunan kontribusi mencapai 2,04 persen per tahun selama tahun 2000 sampai tahun Perlu menjadi perhatian khusus, di mana sektor industri pengolahan di Kota Balikpapan dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Balikpapan didominasi oleh industri pengilangan minyak bumi yang merupakan jenis industri berbasis sumber daya alam tidak terbarukan (non renewable resources based industry). Dominasi industri pengilangan minyak pada tahun 2000 mencapai 96,31 persen, tahun 2008 menurun menjadi 95,09 persen dan pada tahun 2011 menjadi 94,43 persen. Industri non migas hanya mencapai 3,69 persen tahun 2000 dan berkembang lambat menjadi 4,91 persen tahun 2008 dan tahun 2011 kembali meningkat menjadi 5,57 persen. Kontribusi industri pengilangan minyak bumi turun dengan rata-rata 2,02 persen per tahun, namun dominasi terhadap sektor industri pengolahan masih besar (94,43 persen tahun 2011) atau dominasi menurun lambat 0,17 persen per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor industri pengolahan lainnya (non migas) belum mampu menggantikan peran sub sektor industri pengilangan minyak bumi. Kontribusi sektor industri pengolahan khususnya industri pengilangan minyak bumi saat ini cukup besar terhadap PDRB Kota Balikpapan (29,74 persen tahun 2011), namun dengan tren kontribusi menurun dari tahun ke tahun dengan rata-rata 2,02 persen per tahun (22,18 persen selama tahun ). Bila kondisi ini tetap berlangsung tanpa adanya inovasi baru untuk meningkatkan performa industri pengilangan minyak bumi di Kota Balikpapan, maka dapat diperkirakan industri pengilangan minyak di Kota Balikpapan akan berakhir
6 6 sampai tahun Bahkan berdasarkan data dari Dinas Pertambangan dan Energi Kaltim menyebutkan bahwa cadangan minyak bumi di Kaltim hanya bisa dieksploitasi sekitar 10 tahun ke depan (Kaltim Pos, 2009). Gambaran umum mengenai kontribusi masing-masing sektor perekonomian Kota Balikpapan atas dasar harga konstan (ADHK) dapat dilihat dalam Gambar % 90% 80% 70% 60% 50% Jasa-jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Pengangkutan dan komunikasi Perdagangan, Hotel dan Restoran Bangunan/ Konstruksi 40% Listrik, Gas dan Air bersih 30% 53,91 Industri Pengolahan 20% Pertambangan dan Penggalian 10% 0% Pertanian Sumber: PDRB Kota Balikpapan Menurut Lapangan Usaha, Gambar 1.3 Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap Perekonomian Kota Balikpapan, (ADHK) Tingginya inflasi merupakan permasalahan makro ekonomi yang dihadapi Kota Balikpapan dan hal ini menjadikan Kota Balikpapan sebagai kota dengan biaya hidup tinggi. Menurut Tutuk sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (2012) tingginya inflasi di Kota Balikpapan disebabkan oleh pendapatan masyarakat yang cukup tinggi yang berpengaruh pada tingginya daya beli. Selain itu infrastruktur yang kurang memadai juga menjadi penyebab tingginya harga
7 7 barang di Kota Balikpapan. Apalagi sekitar 90 persen barang di Kota Balikpapan berasal dari luar daerah, seperti dari Jawa Timur dan Sulawesi (Wibisono, 2012). Tingkat inflasi Kota Balikpapan tahun 2012 (6,41 persen) di atas Provinsi Kaltim (5,60 persen) dan nasional (4,30 persen) (BPS, 2012). Menurut Eca International (2011) Balikpapan masuk katagori kota mahal No 187 dunia dan 34 Asia di bawah Jakarta dan Surabaya dari 400 kota termahal dunia. Pengangguran masih menjadi permasalahan khusus di Kota Balikpapan. Tingkat pengangguran menunjukkan tren naik dari tahun 2000 ke tahun 2011, walaupun sempat turun pada tahun 2007, 2008 dan Pada tahun 2011 tingkat pengangguran di Kota Balikpapan mencapai 12,14 persen atau jiwa. Sumber: Suseda Kota Balikpapan, Gambar 1.4 Tingkat Pengangguran Kota Balikpapan, Pendapatan per kapita (ADHB) Kota Balikpapan memang dapat dikatagorikan tinggi di tingkat nasional, namun masih di bawah rata-rata pendapatan per kapita di Provinsi Kaltim. Pada tahun 2011 pendapatan per kapita nasional sebesar Rp ,-, Kota Balikpapan mencapai Rp ,- (dengan migas) dan Rp ,- (tanpa migas), sedangkan pendapatan per kapita Provinsi Kaltim mencapai Rp ,- (dengan migas) dan
8 8 Rp ,- (tanpa migas). Kontribusi Migas dalam pembentukan pendapatan per kapita Kota Balikpapan mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 5,97 persen per tahun (Tahun ). Permasalahan perekonomian yang mungkin akan timbul di Kota Balikpapan adalah ketidaksiapan Kota Balikpapan untuk secara bertahap mengurangi ketergantungan pada sektor industri yang berbasis pada sumber daya tidak terbarukan. Bila upaya untuk mempersiapkan sektor-sektor unggul lainya tidak dilakukan dari sekarang, maka penurunan PDRB Kota Balikpapan akan drastis terjadi disaat industri pengilangan minyak sudah tidak beroperasi lagi. Pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kinerja ekonomi yang ditunjukkan dengan penurunan pendapatan per kapita, peningkatan jumlah pengangguran, peningkatan jumlah masyarakat miskin dan permasalahan ekonomi lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Kuncoro (2004: 82), pembangunan ekonomi yang didasarkan pada sumber daya alam tidak terbarukan tidak akan berkesinambungan (sustainable). Pembangunan ekonomi yang didasarkan pada sumber daya alam, mungkin tidak menguntungkan masyarakat dan pemerintah daerah dalam jangka panjang. Kinerja perekonomian Kota Balikpapan senantiasa di atas rata-rata Provinsi Kaltim, namun di sisi lain masih terdapat beragam permasalahan, yaitu pengangguran, kemiskinan, inflasi tinggi, pendapatan per kapita dengan kontribusi besar dari sub sektor industri yang berbasis sumber daya tidak terbarukan. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di Kota Balikpapan belum berkualitas atau belum berkelanjutan. Perubahan struktur ekonomi yang terjadi di Kota Balikpapan merupakan dasar dalam mengetahui arah perkembangan
9 9 ekonomi kota melalui peran sektoral, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan pembangunan. Konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan di Kota Balikpapan harus mulai diterapkan dalam rangka menjamin kesejahteraan masyarakat Kota Balikpapan baik di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Bagaimanakah proses perubahan struktur perekonomian Kota Balikpapan serta penentuan sektor unggul Kota Balikpapan sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan merupakan hal yang penting untuk dibahas lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang seperti diuraikan di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana peran sektoral dalam struktur perekonomian Kota Balikpapan pada tahun 2000 dan 2008? 2. Apakah terjadi perubahan struktur ekonomi Kota Balikpapan pada tahun 2000 dan 2008? 3. Bagaimanakah dampak ekstraksi sektor industri pengilangan minyak bumi terhadap perekonomian Kota Balikpapan tahun 2008? 4. Bagaimanakah penentuan sektor unggul sebagai upaya dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan di Kota Balikpapan?
10 Keaslian Penelitian Penelitian yang secara spesifik mengkaji mengenai perubahan struktur ekonomi di Kota Balikpapan belum pernah dilakukan. Penelitian terkait struktur ekonomi pernah dilakukan oleh Resosudarmo (2001) di Provinsi Kalimantan Timur dengan Kota Balikpapan sebagai salah satu bagian wilayah penelitian. Penelitian dilakukan dengan analisis input-output meliputi analisis deskriptif, analisis keterkaitan ke depan dan ke belakang, analisis angka pengganda pendapatan rumah tangga dan ICOR. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian, periode data yang digunakan, dan ragam analisis yang digunakan. Penelitian ini mengambil lokasi Kota Balikpapan dengan menggunakan data Tabel Input-Output tahun 2000 dan Alat analisis yang digunakan dalam penelitian meliputi analisis deskriptif, analisis angka pengganda (output multiplier, income multiplier, employment multiplier, dan indeks pengganda ekspor), analisis keterkaitan antarsektor (sektor kunci), Multiplier Product Matrix (MPM) analysis, Hypothetical Extraction Methods (HEM) analysis dan multifactor evaluation process (MFEP).
11 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Tujuan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Menganalisis peran sektoral dalam struktur perekonomian Kota Balikpapan tahun 2000 dan 2008, dengan indikator struktur penawaran dan permintaan, output, nilai tambah bruto, permintaan akhir, angka pengganda dan keterkaitan antarsektor (sektor kunci). 2. Menganalisis perubahan struktur ekonomi Kota Balikpapan berdasarkan economic landscape pada tahun 2000 dan Menganalisis dampak ekstraksi sektor industri pengilangan minyak bumi terhadap perekonomian Kota Balikpapan. 4. Menyusun kebijakan prioritas sektor unggul Kota Balikpapan sebagai upaya mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan di Kota Balikpapan Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Bagi Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perencanaan pembangunan ekonomi khususnya perencanaan kebijakan sektoral dengan diketahuinya sektor-sektor yang mampu menjadi unggulan dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi daerah yang berkualitas. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh masyarakat dalam menentukan bidang usaha yang bisa dikembangkan dan memiliki prospek ke depan yang lebih baik di Kota Balikpapan.
12 12 3. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh, ke dalam praktik yang sesungguhnya, khususnya pada permasalahan perubahan struktur ekonomi dan penentuan sektor unggul dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan. 4. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini akan menambah referensi di bidang pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kebijakan pembangunan sektoral berdasarkan permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh suatu daerah. 1.4 Sistematika Penulisan Laporan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I pendahuluan, bagian ini berisi tentang latar belakang penelitian, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II tinjauan pustaka dan alat analisis, bagian ini berisi tentang landasan teori (pembangunan ekonomi, perubahan struktur ekonomi, konsep pembangunan berkelanjutan, Model Input- Output), studi empiris terdahulu, dan alat analisis. Bab III analisis data dan pembahasan, bagian ini berisi tentang metoda penelitian (jenis dan sumber data, definisi operasional variabel, kerangka penelitian), hasil analisis dan pembahasan. Bab IV kesimpulan dan saran, bagian ini berisi tentang temuan penting dalam penelitian dan saran yang dapat diajukan terkait penelitian.
Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di
120 No. 1 2 3 4 Tabel 3.5 Kegiatan Pembangunan Infrastruktur dalam MP3EI di Kota Balikpapan Proyek MP3EI Pembangunan jembatan Pulau Balang bentang panjang 1.314 meter. Pengembangan pelabuhan Internasional
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang Berkembang (NSB) pada awalnya identik dengan strategi pertumbuhan ekonomi, yaitu usaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Kewenangan Pemerintah Daerah menjadi sangat luas dan strategis setelah pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang
Lebih terperinciPendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan berpedoman
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH
Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013
BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /
BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciPEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM
PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1997 pertumbuhan
Lebih terperinciBPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN SEBESAR 5,40 PERSEN Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PRAKATA... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang jumlah potensinya cukup besar di Provinsi Jawa Barat sehingga diharapkan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengembangan sumber daya mineral yang jumlah potensinya cukup besar di Provinsi Jawa Barat sehingga diharapkan dapat mendukung bagi perekonomian
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciNo. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014
No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014 Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam struktur perekonomian yang diperlukan bagi terciptanya pertumbuhan yang terus menerus. Pembangunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perubahan. Dalam studi empirisnya Chenery memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah perekonomian merupakan hal yang menjadi perhatian semua negara, terutama di negara-negara yang sedang berkembang, hal ini cukup beralasan karena permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini ditujukkan melalui memperluas
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan
I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.09/02/Th.XVI, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN IV-dan TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan IV-2012 secara triwulanan (q-to-q)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Berdasarkan sisi perekonomian secara makro, Jawa Barat memiliki
Lebih terperinci2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD
143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.21/05/12/Th.VII, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN I-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I-2012 secara triwulanan (q-to-q) mencapai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %
No, 11/02/13/Th.XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 % Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2013 meningkat sebesar 6,2 persen terhadap 2012, terjadi pada semua
Lebih terperinciA. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk
Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas
Lebih terperinciBPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN
BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan (4)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pembangunan bidang pertambangan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karenanya
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013
BPS KABUPATEN ASAHAN No. 01/05/1208/Th. XVII, 26 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Asahan Tahun 2013 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.38/08/12/Th.VII, 6 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II-2012 secara triwulanan (q-to-q) mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008
No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008
BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 08/02/Th.XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN IV TAHUN Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan IV- secara triwulanan (q-to-q) mencapaai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA
No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2009 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2009 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
No.11/02/63/Th XVII, 5 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2012 tumbuh sebesar 5,73 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012
No. 27/05/72/Thn XV, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
Lebih terperincigula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.
5. RANGKUMAN HASIL Dari hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dirangkum beberapa poin penting sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Deviasi hasil estimasi total output dengan data aktual
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013
No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013 Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2013 mencapai Rp 11.972,60 miliar, sedangkan menurut harga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007
BPS PROVINSI D.K.I. JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar
Lebih terperinciESI TENGAH. sedangkan PDRB triliun. konstruksi minus. dan. relatif kecil yaitu. konsumsi rumah modal tetap. minus 5,62 persen.
No. N 28/05/72/Th. XVI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAW ESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2013 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 75/11/12/Thn. XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, yang diukur berdasarkan kenaikan Produk
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi ekonomi dan keberlanjutan pembangunan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO
BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO 1. PERKEMBANGAN KABUPATEN BUNGO merupakan penghitungan atas nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator dari kemajuan pembangunan, indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan adalah suatu proses perubahan yang direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju tingkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya pembangunan ekonomi jangka panjang yang terencana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan adalah suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008
BPS PROVINSI DKI JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2011 MENCAPAI 6,5 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan
Lebih terperinciPertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang
BAB III TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BERAU 3.1. Tinjauan Umum Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian dalam Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap 4 (empat) hal penting yang menjadi fokus dari penelitian ini, yaitu: (1) peranan sektor kehutanan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.51/11/12/Th.VII, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan III-2012 secara triwulanan (q-to-q)
Lebih terperinciINDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT
L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S
Lebih terperinciGAMBARAN SINGKAT TENTANG KETERKAITAN EKONOMI MAKRO DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DI TIGA PROVINSI KALIMANTAN. Oleh: Dr. Maria Ratnaningsih, SE, MA
GAMBARAN SINGKAT TENTANG KETERKAITAN EKONOMI MAKRO DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DI TIGA PROVINSI KALIMANTAN Oleh: Dr. Maria Ratnaningsih, SE, MA September 2011 1. Pendahuluan Pulau Kalimantan terkenal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014
No. 28/05/72/Thn XVII, 05 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014 Perekonomian Sulawesi Tengah triwulan I-2014 mengalami kontraksi 4,57 persen jika dibandingkan dengan triwulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pembangunan seringkali dianggap sama dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan salah satu jalur
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu. 1. Sektor industri pengolahan memiliki peranan penting terhadap perekonomian Jawa Barat periode
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON
BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON 4.1 Analisis Struktur Ekonomi Dengan struktur ekonomi kita dapat mengatakan suatu daerah telah mengalami perubahan dari perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan implementasi serta bagian integral dari pembangunan nasional. Dengan kata lain, pembangunan nasional tidak akan lepas dari peran
Lebih terperinciVI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku
VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 6.1. Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku Aktivitas atau kegiatan ekonomi suatu wilayah dikatakan mengalami kemajuan,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013
BPS PROVINSI LAMPUNG No.06/02/18/Th.XIV, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,97 PERSEN SELAMA TAHUN 2013 Sebagai dasar perencanaan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013
BPS KABUPATEN PAKPAK BHARAT No. 22/09/1216/Th. IX, 22 September 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,86 persen dimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013
No. 09/02/91/Th. VIII, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013 Ekonomi Papua Barat tahun 2013 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat sebesar 9,30
Lebih terperinci4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi
4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha yang timbul akibat adanya
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIII, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2009 MENCAPAI 4,5 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia
Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
Lebih terperinciNo.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014
No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)
Lebih terperinci