HUBUNGAN GANGGUAN KOGNITIF DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA BANJARBARU
|
|
- Yanti Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN GANGGUAN KOGNITIF DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA BANJARBARU Novita *, Dini Rahmayani 1, Wahyu Hardi 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin *Korespondensi Penulis: Telepon , Nnovita35@rocketmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Dengan aktivitas fisik yang teratur diharapkan kemunduran motorik lansia dapat dihambat begitu juga dengan kemampuan lain seperti kemampuan kognitif, daya ingat dan bahkan kesehatan. Fungsi kognitif ialah proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lainlain sehingga reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat. Perilaku lansia yang semakin lambat akan mempengaruhi lansia sehingga akan mengalami resiko jatuh. Tujuan: Mengetahui hubungan gangguan kognitif dengan resiko jatuh pada Lansia Panti Sosial Werdha Banjarbaru Metode: Jenis penelitian kuantitatif, Survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di Panti Sosial Tresna werdha Budi Sejahtera Banjarbaru dari bulan Maret 2016 sebanyak 109 orang dengan Jumlah sampel 78 orang.teknik sampling menggunakan Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan uji Spearmen rho (p=0,05) Hasil: Sebagian besar responden mengalami gangguan kognitif sedang sebanyak 31 orang (39,7%)dan resiko jatuh tinggi sebanyak 48 orang (54,2%) Kesimpulan: Ada hubungan gangguan kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kata Kunci: Gangguan Kognitif, Resiko Jatuh, Lansia 1
2 ABSTRACT Background: With physical activity reguler expected a setback motoric elderly can any barrier so also to the ability of other like the ability cognitive, memory, and even health. Cognitive function is a process of learning, perception, comprehension, understanding, caring and others so that the reaction and behavior of the elderly becomes increasingly slow. Behavior elderly the slower it will affect the elderly so runs the risk of falling. Objective: To determine the relationship of cognitive impairment with the risk of falling in the Elderly Social Institution Banjarbaru. Methods: Quantitative research, Survey analytic with cross sectional approach. The population in this study is the elderly who are in Children's Social Welfare Budi Tresna Werdha Banjarbaru of the month March 2016 as many as 109 people. Number of samples 78 people. The sampling technique used purposive sampling. Collecting data using questionnaires with Spearmen rho test (p = 0.05) Results: Most respondents cognitive impairment were 31 people (39.7%) and a high risk of falling as many as 48 people (54.2%) Conclusion: there is a relationship of cognitive impairment with the risk of falls in the elderly in Social Institutions Tresna Werdha Keywords: Cognitive Disorders, Risk Fall, Elderly 2
3 PENDAHULUAN Lansia adalah manusia yang berusia di dan reproduksi), perubahan spiritual, perubahan psikososial (pensiun,aspek atas 60 tahun yang mengalami perubahan kepribadian, dalam peran sosial di Masyarakat melalaui proses. Menurut Azizah, (2011) Menua adalah proses yang ilmiah hilangnya perlahan-lahan kamampuan jaringan organ tubuh memperbaiki atau mengganti diri untuk mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, bersifat irreversibel dan dialami oleh semua mahluk. Bertambahnya usia, timbul perubahan-perubahan sebagai akibat proses menua (aging process), meliputi perubahan fisik, mental, spiritual dan psikososial. Lansia merupakan proses tumbuh kembang manusia yang tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Azizah, 2011). Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah perubahan fisik (Sistemindra, Sistem musculuscletal, sistem kardiovaskuler dan Perubahan minat), penurunan fungsi dan potensi seksual dan perubahan kognitif (Azizah, 2011). Fungsi kognitif ialah proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat. Perubahanperubahan pada kognitif yang muncul seperti memory, IQ, kemampuan belajar, kemampuan pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kebijakan, kinerja dan motivasi ( Azizah, 2011). Menurut Jamebozorgi., et al (2013) Jatuh merupakan salah satu penyebab utama dari kematian dan cedera pada populasi lanjut usia. Dua puluh hingga tiga puluh persen dari lansia yang memiliki derajat kecacatan tinggi terkait jatuh akan mengalami kehilangan kebebasan akan ADL (Activity Dialiy Living), penurunan kualitas hidup dan yang paling dan respirasi, pencernaan, perkemihan, saraf memprihatinkan adalah kematian. Menurut 3
4 WHO, (2007) negara-negara anggota luka karena terpeleset dan 1 lansi perempuan European Union, masalah cidera mempengaruhi sekitar 105,000 orang. Hampir mengatakan pernah jatuh Pada gangguan kognitif mengalami luka. terdapat 6 aspek lansia yang dinyatakan meninggal karena jatuh. Akibat dari jatuh pada lansia rusaknya jaringan lunak yang terasa sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang, hematoma, kecacatan dan meninggal, untuk mencegah agar tidak jatuh pada lansia dengan cara mengidentifikasi faktor resiko, menilai dan mengawasi. Pada prinsipnya mencegah terjadinya jatuh sangat penting pada usia lanjut (Bandiyah, 2009). kognitif untuk mengidentifikasi gangguan kognitif dari beberapa aspek kognitif menggunakan aspek kognitif orientasi waktu, dari 10 lansia terdapat 6 orang lansia yang tidak bisa menjawab tahun, tanggal, bulan dan hari, terdapat 4 orang lansia dapat menjawab tahun, tanggal, bulan dan hari. Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat rumuskan masalahnya sebagai berikut :"Apa ada hubungan gangguan kognitif dengan resiko Hasil studi pendahuluan yang dilakukan jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna peneliti di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru. Sejahtera Banjarbaru pada bulan November Hasil wawancara dari 10 orang lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru terdapat 7 lansia pernah jatuh terdiri dari 6 lansia laki-laki yaitu ada 2 orang lansia mengalami bengkak dan terkilir BAHAN DAN METODE Lokasi penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian pada kaki karena terpeleset, 1 orang sakit ini adalah cross sectional. Teknik yang pinggang karena jatuh dikamar mandi, 3 orang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu 4
5 dengan teknik purposive sampling. Dalam hal ini, yang menjadi sampel adalah Lansia yang bersedia menjadi responden, Lansia > 60 tahun dan mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Pengambilan sampel dilakukan 1 bulan yaitu dari Maret sampai April Uji statistik yang digunakan oleh peneliti adalah uji Spearman Rho dengan menggunakan komputerisasi. HASIL 1. Analisis Univariat Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di Panti Sosial Tresna werdha Budi Sejahtera Banjarbaru dari bulan Maret 2016 sebanyak 78 orang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data sebagai berikut: Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Tabel 1 Gambaran Karakteristik Responden Variabel n (%) 29 (37,2%) 49 (62,8%) Tabel 1 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 49 orang (62,8%), sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang (37,2%). Tabel 2 Distribusi frekuensi gambaran tentang gangguan kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru No Gangguan F (%) Kognitif 1. Tidak gangguan kognitif 28 35,9 2. Gangguan kognitf ringan 31 39,7 3 Gangguan kognitf berat 19 24,4 Jumlah Tabel 2 menunjukkan bahwa responden mengalami gangguan kognitif ringan sebanyak 31 orang ( 39,7%), sedangkan responden yang mengalami gangguan kognitif berat sebanyak 19 orang (24,4%). Tabel 3 Hubungan jenis kelamin dengan ganguan kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru. no Jenis Kelamin Gangguan Kognitif Tidak gangguan kognitif Gangguan kognitif sedang Jumlah Gangguan kognitif berat n % n % n % n % 1 Laki -Laki 10 34, ,9 8 22, Perempuan 18 36, , , Jumlah 28 35, , , Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang jenis kelamin perempuan sebanyak 49 orang paling banyak mengalami mengalami gangguan kognitif ringan sebanyak 20 orang (40,8%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang paling banyak 5
6 mengalami mengalami gangguan kognitif sedang sebanyak 11 orang (37,9%). Tabel 4 Distribusi frekuensi gambaran tentang resiko jatuh di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru No Resiko Jatuh F (%) 1. Tidak ada resiko tinggi 30 38,5 jatuh 2. Resiko tinggi jatuh 48 61,5 Tabel 4 menunjukkan bahwa responden memiliki resiko jatuh tinggi sebanyak 48 orang ( 61,5%), sedangkan responden yang tidak ada resiko tinggi jatuhsebanyak 30 orang (38,5%). Tabel 4 Hubungan jenis kelamin dengan resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru. No Jenis Kelamin jumlah Tidak ada resiko tinggi jatuh Resiko jatuh Resiko tinggi jatuh Jumlah n % n % n % 1 Laki-Laki 16 55, , Perempuan 14 28, , Jumlah 30 38, , Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 49 orang mengalami resiko tinggi jatuh sebanyak 35 orang (71,4%) dan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang tidak mengalami resiko tinggi jatuh sebanyak 16 orang (55,2%). 3. Analisa Bivariat Tabel 5 Hubungan gangguan kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru. No Gangguan Kognitif Tidak ada resiko tinggi jatuh Resiko jatuh Resiko tinggi jatuh Jumlah n % n % n % 1 Tidak 17 60, , gangguan kognitif 2 Gangguan kognitf ringan 3 Gangguan 4 21, , kognitif berat Jumlah 30 38, , Hasil Uji statistik Spearman's rho diperoleh nilai p = 0,003. Dengan nilai p< (α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, yang artinya ada hubungangangguan kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru. Pembahasan 1. Gangguan Kognitif Berdasarkan hasil penelitian gangguan kognitif pada lansia ringan sebanyak 31 orang ( 39,7%)sedangkan responden yang 6
7 mengalami gangguan kognitif berat sebanyak 19 orang (24,4%). Gangguan kognitif pada lansia ringan hal ini dikarenakan umur yang semakin tua maka yang sering dilatih dan dirangsang diharapkan akan bertahan dengan baik, berbeda jika fungsi otaknya tidak pernah dilatih maka itu akan mempercepat lansia akan mempengaruhi pola pikir, konsentrasi mengalami masa dimensia dini. Hal ini dan intelektual lansia, sedangkan sebagian besar responden berumur >66 tahun dimana umur ini termasuk kategori tua dan terjadi sesuai dengan teori Wicaksono, (2011) yang menyatakan bahwa umur yang semakin tua akan mempengaruhi pola pikir, konsentrasi penurunan fungsi kognitif. Lansia yang dan intelektual lansia. Lansia yang mengalami gangguan kognitif berat dikarenakan lansia tidak melatih fungsi kognitifnya misalnya seperti membaca, menyanyi, berdiskusi. Cara untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada lansia dengan aktivitasfisik dapat membantu mempertahankan fungsi kognitif pada lansia. Aktivitas fisik secara teratur termasuk berjalan dapat meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi penurunan kognitif lebih sedikit pada lansia. Aktivitas-aktivitas kognitif seperti membaca, berdiskusi dan menyanyi akan sangat bermanfaat bagi lansia untuk mempertahankan fungsi kognitifnya. Otak mengalami gangguan kognitif berat dikarenakan lansia tidak melatih fungsi kognitifnya misalnya seperti membaca, menyanyi, berdiskusi dan mengajar. Gangguan kognitif dalam penelitian ini lebih banyak dialami oleh perempuan yaitu sebanyak 20 orang (40,8%) pada gangguan kognitif ringan dan sebanyak 11 orang (22,4%) pada gangguan kognitif berat, sedangkan laki-laki sebanyak 11 orang (37,9%) gangguan kognitif ringan dan sebanyak 8 orang (27%) pada gangguan kognitif berat.selain itu, perbandingan perempuan dan laki-laki yang menjadi responden dalam penelitian tidak sama. 7
8 Lansia perempuan lebih banyak dari pada responden laki-laki. 2. Resiko Jatuh Berdasarkan hasil penelitian resiko tinggi jatuh pada lansia responden memiliki resiko tinggi jatuh sebanyak 48 orang (61,5%), sedangkan responden yang tidak ada resiko tinggi jatuh sebanyak 30 orang (54,2%) >66 tahun umur lansia paling banyak hal ini termasuk dalam kategori tua. Lansia yang memiliki resiko tinggi jatuh dikarenakan beberapa hal di antaranya yaitu kekuatan otot, tugas fungsional (berdiri setelah duduk di kursi dan berjalan), jatuh. Lansia aktivitas fisik yang teratur juga diharapkan dapat membantu dari gangguan keseimbangan, kelemahan otot tungkai, waktu reaksi yang lambat, koordinasi yang berkurang dan fleksibilitas. Menurunnya kemampuan fisik lansia pada mengakibatkan lansia rawan mengalami kejadian jatuh. Berbagai faktor yang mempengaruhi adanya jatuh atau roboh pada lansia ada beberapa hal yakni dari faktor diri lansia, faktor aktifitas, faktor lingkungan dan faktor obat-obatan. Faktor (diri lansia salah satunya adalah mengenai masalah keseimbangan pada tubuh yang keseimbangan (statis dan dinamis), gaya sering menyebabkan lansia tiba-tiba jatuh. berjalan dan ketakutan dalam berjalan dan keadaan fungsional tubuh. Lansia yang tidak memiliki resiko tinggi jatuh dikarenakan lansia sering melakukan aktivitas fisik meliputi pola gerakan yang beragam seperti latihan kekuatan melalui olahraga kesehatan, jenis senam dan jalan kaki dapat meningkatkan massa tulang sehingga tulang lebih padat dan dapat menurunkan risiko Proses penuaan juga memiliki peranan dalam hal keseimbangan tubuh pada lansia dimana terjadi perubahan pada kontrol postural yang mungkin memegang peran penting pada sebagian besar kejadian jatuh, selain itu terdapat perubahan pada postur tubuh, gaya berjalan, sistem sensorik, dan mobilitas fungsional. Keseimbangan dapat pula terganggu oleh karena adanya penyakit 8
9 dan obat- obatan.semua perubahan tersebut dapat berperan untuk terjadinya jatuh, terutama pada kemampuan untuk mencegah terjadinya jatuh manakala terpeleset atau menghadapi situasi lingkungan yang membahayakan (Rahayu, 2014). Beberapa kondisi sebagian kecil lantai yang licin akibat percikan air sampai kekamar yang tidak dikeringkan dan air kencing dan sebagian kecil penataan barang dibeberapa kamar yang tidak rapi. Sebagian kecil lantai yang tidak rata akibat keramik ada yang Menurut Supriyono, 2015 setiap pecah di beberapa WC akan mempengaruhi aktivitas fisik membutuhkan keseimbangan dengan program latihan fisik keseimbangan atau olahraga yang mengandung unsur keseimbangan seperti senam, olahraga, dll, dapat mengurangi resiko lansia jatuh, sehingga kemungkinan terjadinya cidera, fraktur bahkan kematian dapat diminimalisir, dan harapan hidup atau bagi lansia untuk dapat jatuh dikarenakan lansia telah mengalami kemunduran dalam hal penglihatan, pendengaran dan lainnya. Hal ini berdasarkan teori mengatakan faktor dari luar yang dapat mempengaruhi jatuh yaitu seperti akibat dari lantai yang licin, cahaya rungan yang kurang terang, akibat tersandung dengan benda-benda di sekitar kesehatan terjaga. atau kebugaran lansia tetap lansia seperti barang barang yang berserakan yang menghalangi lansia Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar cek list yang dapat berjalan, alas kaki yang kurang layak bagi lansia, lansia yang tak menggunakan alat dilihat dari faktor lingkungan berperan pengaman seperti tongkat atau walker, kursi penting dalam resiko jatuh lansia di panti bahwa ada sebagian besar ruangan penerangan cukup terang seperti kamar roda yang tak terkunci, serta ketika lansia pada saat turun tangga (Darmojo,2009). Menurut Nugroho, (2008) tingginya mandi, WC, ruang tamu dan kamar. frekuensi jatuh yang dialami lansia 9
10 dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi diantaranya psikis dan aktivitas, sedangkan untuk faktor dari luar atau eksternal salah satunya adalah gaya berjalan. Menurut Carpino, (2006) faktor lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kejadian jatuh pada lansia. Kejadian jatuh akan cenderung menurun pada lingkungan yang sudah dikenal. Kondisi lingkungan seperti posisi kloset, kamar mandi, posisi tempat seperti tertarik untuk jatuh sehingga waktu untuk menaiki tangga mereka akan lebih memilih berpegangan. Munculnya perasaan akan jatuh dapat disebabkan karena adanya trauma yang pernah dialami sebelumnya. Kecemasan dan depresi akan menghasilkan perasaan akan terjatuh. Lansia sangat rentan sekali dengan masalah ini. Modifikasi lingkungan dapat dilakukan untuk mengurangi munculnya perasaan akan jatuh yang seringkali dialami oleh lansia 3. Hubungan gangguan kognitif dengan resiko jatuh pada lansia tidur yang terlalu rendah, penerangan yang Hasil Uji statistik Spearman's rho kurang dapat memberikan risikoterhadap jatuh. Lansia yang pernah mengalami jatuh sampai terjadi luka yang cukup parah cenderung lebih memilih untuk tidak terlalu diperoleh nilai p = 0,003. Dengan nilai p < (α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, yang artinya ada hubungan gangguan kognitif dengan resiko melakukan mobilitas dan ketika diminta jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna untuk melangkahi kotak sepatu akan menolak karena merasa akan jatuh demikian juga ketika diminta untuk menaiki dan Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru. Ada korelasi spearman rho sebesar 0,333 menunjukan bahwa arah korelasi menuruni tangga mereka akan cenderung positif dengan kekuatan korelasi sedang berpegangan dan goyang badanya merasa dapat diartikan bahwa semakin besar 10
11 gangguan kognitif maka akan semakin cenderung mengalami resiko jatuh. Lansia yang tidak mengalami gangguan kognitif akan mengalami resiko tinggi jatuh dikarenakan kemampuan motorik yang menurun dan lingkungan yang mendukung misalnya lansia yang kemampuan kognitifnya tidak terganggu tetapi mengalami suatu penyakit akan menyebabkan lansia sulit dalam bergerak sehingga akan mengalami resiko tinggi jatuh karena gangguan fungsi kognitif dan berdampak pada menurunnya kemampuan konsentrasi, proses pikir yang tidak tertata, menurunkan tingkat kesadaran, gangguan persepsi, gangguan tidur, meningkat atau menurunnya aktivitas psikomotor, disorientasi, dan gangguan daya ingat (Kuntjoro, 2002). Fungsi kognitif dapat berhubungan dengan resiko jatuh dimana perubahan di semua sistem di dalam tubuh manusia didukung dengan lingkungan, sedangkan tersebut salah satu misalnya terdapat pada lansia yang mengalami gangguan kognitif berat tidak akan mengalami resiko tinggi jatuh dikarenakan kemampuan motoriknya dalam bergerak masih sangat baik walaupun kemampunnya mengingat dan berpikir sudah menurun. Hal ini dapat diatasi dengan lansia dengan mengatur pola makan yang sehat, berolahraga, dan berinteraksi dengan teman-teman sekitarnya. Fungsi kognitif menjadi salah satu faktor resiko penyebab meningkatnya resiko jatuh pada lansia, hal tersebut disebabkan sistem saraf.perubahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penurunan dari fungsi kerja otak. Berat otak pada lansia umumnyamenurun 10-20%. Penurunan ini terjadi pada usia tahun. Penelitian terkini menyebutkan bahwa walaupun tanpa adanya penyakit neurodegeneratif, jelas terdapat perubahan struktur otak manusia seiring bertambahnya usia, serta perubahan patologis pada serebrovaskular juga berhubungan dengan kemunduran fungsi kognitif. Hal tersebut tentunya juga akan 11
12 berpengaruh pada aktivitas sehari-hari (Activities of Daily Living-ADL) sehingga dapat menurunkan kualitas hidup lansia yang berimplikasi pada kemandirian dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari (Fadhia, 2012). UCAPAN TERIMA KASIH Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada para pihak Panti Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru perawat dan kepala Panti di Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru serta. Kepada Ibu Dini Rahmayani, S.Kep.,Ns., MPH selaku pembiming I dan Bapak Wahyu Hardi P, SSTG.,MPH-GK, RD selaku pembimbing II. Terimakasih atas pemberian arahan, masukan, bimbingan kritik, saran dan waktu serta kesabaran yang berlimpah dalam penyelesaian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Azizah, Lilik Ma'rifatul Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bandiyah, Siti Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Bandiyah, Siti Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Carpino New ideas in balance and falls prevention 3 ed. St LouisElsevier Saunders. 87(12): Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai FKUI. Fadhia Hubungan fungsi kognitif dengan kemandirian dalam melakukan activities of daily living (ADL) pada lansia di upt pslu pasuruan [skripsi]. Surabaya. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Jamebozorgi, A. A., Kavoosi, A., Shafiee, Z., Kahlaee, A. H., & Raei, M Investigation of the prevalent fall related risk factors of fractures in elderly referred to tehran hospitals. Medical Journal Of Islamic Republic Of Iran. 27(1): Nugroho, W Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC. Rahayu, P Hubungan fungsi kognitif dengan risiko jatuh pada lanjut usia di pstw unit budhi luhur Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta: Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Supriyono, 2015 Aktifitas fisik keseimbangan mengurangi resiko jatuh pada lansia. Jurnal Olahraga Prestasi.11(2): WHO Global Report On Falls Prevention In Older Age World Health Organization. Geneva Switzerland: World Health Organization. Wicakson Panduan Belajar: Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik Edisi 3. EGC: Jakarta. 12
DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN STATUS RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA
HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN STATUS RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia). Undang-undang
Lebih terperinciANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013
ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 03 I Dewa Ayu Aninda Vikhanti, I Gusti Ayu Indah Ardani Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia 60-70
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: THOHA REVANANDA 201010201075 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK
Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. memperbaiki keruskan yang diderita (Martono & Parka, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menua merupakan suatu proses menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YULINDA PERMATA SARI 201110201069
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI
PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI Sry Oktaviana Br Sitepu*, Iwan Rusdi** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang yaitu kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan jumlah lansia juga terjadi di negara Indonesia. Persentase penduduk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (2014), proporsi penduduk di atas 60 tahun di dunia tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar 11% menjadi 22%, atau
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan kesehatan nasional dengan peran serta aktif masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menggambarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : HELGA DWI ARDIANTO 201110201021 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lanjut usia diseluruh dunia saat ini diperkirakan lebih dari 629 juta dan pada tahun 2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Setengah dari jumlah lansia didunia
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS ABIANSEMAL II BADUNG
ABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS ABIANSEMAL II BADUNG Jatuh merupakan permasalahan yang sering terjadi pada lansia akibat dari terjadinya
Lebih terperinciPROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA BEKASI
HUBUNGAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM MELAKUKAN ACTIVITY DAILY LIVING DI PANTI TRESNA WERDHA BUDHI DHARMA DI BEKASI TIMUR TAHUN 2011 JURNAL NURMAH PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
Lebih terperinci2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lanjut usia menurut Constanstinides dalam Darmojo (2004) adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Sedangkan dalam proses penuaan terjadi penurunan secara perlahan-lahan
Lebih terperinciIRMA MUSTIKA SARI J
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1, 2 milyar (Nugroho, 2000).
Lebih terperinciJurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul
Jurnal yang berjudul Jurnal yang berjudul ABSTRAK Irmawati Nur.. Pengaruh Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Activities Daily Living sterhadap Kualitas Hidup Lansia di Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai lanjut usia (lansia). Lanjut usia (lansia) merupakan kejadian yang pasti akan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS FISIK LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK
Nursing News Volume 2, Nomor 3, 2017 Hubungan Antara Karakteristik Lanjut Usia Dengan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Fisik Lansia Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Normalisa *, Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 6
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASIHAN TULISAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lanjut usia atau disebut sebagai lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam kategori 10 besar provinsi di
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam kategori 10 besar provinsi di Indonesia yang memiliki usia harapan hidup tinggi. Provinsi dengan usia harapan hidup lebih
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK LANSIA DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS DASAR PADA LANSIA DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN YOGYAKARTA 2010 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK LANSIA DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS DASAR PADA LANSIA DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN YOGYAKARTA 2010 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh RAUDHATUL JANNAH 060201150 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG Ridlawati Romadlani*, Tri Nurhidayati**,Agustin Syamsianah** Prodi
Lebih terperinciو ه و ال ع ل يم ال ق د ير
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 43 tahun 2004 mendefinisikanlanjutusia (lansia) sebagai seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas, 1 World Health
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND ELDERLY DAILY LIVING ACTIVITIES INDEPENDENCES Endang Mei Yunalia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. polusi, dataran tinggi dan gaya hidup di mana ada yang hidup santai dan ada yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah proses yang dialami oleh semua orang. Penampakannya tidak sama pada setiap orang. Pada usia 60 tahun ada yang tampak seperti usia
Lebih terperinciGAMBARAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KESEIMBANGAN PADA WANITA LANJUT USIA
GAMBARAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KESEIMBANGAN PADA WANITA LANJUT USIA Okatiranti, Indah Kurniaty Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas BSI Jalan Sekolah Internasional No.1-6 Antapani, Bandung 40282 Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada tahun 2015 ada 901.000.000 orang berusia 60 tahun atau lebih, yang terdiri atas 12% dari jumlah populasi
Lebih terperinciJNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016
JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016 HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI (ACTIVITY DAILY LIVING) DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN LANJUT
Lebih terperinciSyntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 251-089 e-issn : 258-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data sensus penduduk tahun 2010 menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa dan
Lebih terperinciHUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong
HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua adalah proses dimana menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya secara perlahan (Darmojo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua bukanlah
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun mendatang akan terus meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik, pada sensus penduduk tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep diri didefinisikan sebagai multi-dimensi, rasa hirarki persepsi diri dan berhubungan dengan identitas, perasaan, pikiran, perilaku, penampilan, dan karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Jumlah penduduk lansia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakta menunjukkan bahwa sekarang ini jumlah penduduk lansia semakin lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun ke atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jatuh merupakan suatu kejadian fisik yang sering dialami lansia saat proses penuaan. Jatuh pada usia lanjut dapat meningkatkan angka morbiditas, mortalitas, kecacatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara dengan 8,03 dari seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah rumah tangga lansia sebanyak 16,08 juta rumah tangga atau 24,50 dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup
Lebih terperinciThe Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk
Lebih terperinciGAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI
GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI Overview of Sleep Quality and Sleep Disorders In Elderly at Social Home Tresna Werdha Budi Luhur
Lebih terperinciSTUDI KORELASI DEMENSIA DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING
STUDI KORELASI DEMENSIA DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING Ninik Murtiyani 1), Reny Haryani 2) * Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto, Email : ninik.akbar@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dianjurkan untuk melakukan upaya promotif dan preventif, dengan mengadopsi gaya hidup sehat dengan cerdik, yaitu cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO usia 45-59 tahun adalah usia pertengahan, usia 60-74 tahun adalah lanjut usia, usia 75-90 tahun adalah lanjut usia tua, dan >90 tahun adalah usia sangat
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI DESA TANJUNGAN KEC. KEMLAGI KAB. MOJOKERTO
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI DESA TANJUNGAN KEC. KEMLAGI KAB. MOJOKERTO Oleh : Heri Triwibowo, Kiki Puspitasari ABSTRACT Cognitive function generally is affected by several
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 sampai dengan 31 Juni 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
Lebih terperinciPENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING
144 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING APPLICATION AFFECTIVE FUNCTION ON ELDERLY FAMILY
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO
HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO Mochammad Saiful Anam ABSTRACT The purpose of this study is
Lebih terperinciSTUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA
STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menua atau usia lanjut adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan mempertahankan fungsi normal
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Achmanagara, A. Andriyani. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal. Jakarta: Balai penerbit UI
58 DAFTAR PUSTAKA Achmanagara, A. Andriyani. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Keseimbangan Lansia di Desa Pamijen Sokaraja Banyumas. Jakarta: Balai penerbit UI. 2012. Arikunto, S. 2006. Prosedur
Lebih terperinciAnalisis Hubungan Status Gizi Lansia Di Puskesmas Limboto Barat
Analisis Hubungan Status Gizi Lansia Di Puskesmas Limboto Barat Herman Hatta 1), Ririn Pakaya 2) dan Marlina Laiya 3) 1 I Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gorontalo email: hermanhatta88@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga. memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut Busse, EW, pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Constantinides pada tahun 1994, menua (= menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanperlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ARCAMANIK KOTA BANDUNG
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 201, pp. 383~388 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA 1 Yasinta Ema Soke, 2 Mohamad Judha, 3 Tia Amestiasih INTISARI Latar Belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki siklus hidup yang terus berjalan dari waktu ke waktu dan usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus tersebut yang merupakan kenyataan nyata yang
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT STRES DAN GAYA HIDUP DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA (PSTW) BUDI SEJAHTERA BANJARBARU
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN GAYA HIDUP DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA (PSTW) BUDI SEJAHTERA BANJARBARU Dini Rahmayani 1, M. Arief Wijaksono 1,Rizki Rahmawati Putri * 1 STIKES
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN
GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI POSYANDU DI KEL. NGAGEL REJO KEC. WONOKROMO
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN Abdul Rokhman*, Edi Tulus Tiono** Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES
Lebih terperinciGAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO (DESCRIPTION OF COGNITIVE FUNCTION IN ELDERLY UPT INSTITUTION IN ELDERLY MOJOPAHIT DISTRICT MOJOKERTO) Heni Maryati
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho,
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho, 2000 dikutip dari Undang-Undang No. 13 Tahun 1998). Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciRatna Wulandari. Program Studi DIII Keperawatan Blitar. Poltekkes Kemenkes Malang
GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) (Description Of Independence Level Elders to Fulfill ADL (Activity Daily Living ) Ratna Wulandari Program Studi DIII Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat di setiap tahunnya (Nugroho, 2008). 11,9% dengan rata-rata usia harapan hidup sekitar 70 sampai 75 tahun.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah meningkatkan usia harapan hidup manusia dan berkurangnya angka kematian. Hal ini juga menyebabkan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. Untuk dapat
Lebih terperinciProgram Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta
ANALISIS AKTOR-AKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN PERSALINAN II PADA MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA 3 NASKAH
Lebih terperinci