BAB I PENDAHULUAN. dengan judul Pembebasan Kota Palmyra Sebagai Prioritas bagi Presiden Bashar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dengan judul Pembebasan Kota Palmyra Sebagai Prioritas bagi Presiden Bashar"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Alasan saya tertarik untuk menulis tema tentang konflik di Timur Tenngah dengan judul Pembebasan Kota Palmyra Sebagai Prioritas bagi Presiden Bashar Al-Assad Melawan Kekuatan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) Tahun 2016 dikarenakan konflik berkepanjangan yang saat ini masih terjadi di Timur Tengah. Hal ini pun menjadi salah satu kesempatan bagi negara-negara maju untuk membuktikan kekuatan mereka. Negara-negara maju menggunakan cara seperti membantu negaranegara di kawasan Timur Tengah untuk menyelesaikan konflik internal di negaranegara kawasan Timur Tengah. Bahkan konflik internal yang terjadi, kadang juga membuat para pemberontak atau separatisme yang berada dinegara sekitarnya memiliki kesempatan masuk dan memprovokator masyarakat negara tersebut untuk menggulingkan rezim pemerintahan negara tersebut. Keberhasilan pemberontak masuk dan menjadi provokator di tengah konflik tersebut menjadi salah satu alasan, mengapa muncul kelompok-kelompok seperti ISIS di beberapa negara di kawasan Timur Tengah.Gerakan separatisme tersebut muncul di wilayah suatu negara sedang mengalami konflik internal di salah satu rezim pemerintahan. Contoh dalam kasus ini adalah konflik internal seperti yang terjadi saat ini di Suriah. Pemberontakan yang dilakukan oleh ISIS di Suriah menjadi daya tarik 1 P a g e

2 sendiri bagi saya untuk membahas hal tersebut dalam skripsi saya saat ini. Hal ini dikarenakan fakta-fakta mengenai kekuatan (power) yang dimiliki ISIS mampu menguasai sebagian wilayah yang berada di Suriah. Namun, ada kejanggalan yang saya temukan dalam konflik antara ISIS dengan Pemerintah Suriah saat ini. Kejanggalan tersebut mengenai pengambilan keputusan Pemerintah Suriah untuk melakukan prioritas pembebasan pada salah satu kota yang telah dikuasai oleh ISIS. Menurut sumber beberapa berita elektronik yang saya baca, dari sekian banyak wilayah yang di kuasai oleh ISIS, kota Palmyra menjadi kota prioritas yang direbut dalam kurun waktu yang singkat oleh Pemerintah Suriah, Bashar Al-Assad, beserta militernya. Padahal, Kota Palmyra sendiri bukanlah kota yang pertama kali direbut oleh ISIS serta bukan kota terbesar dengan jumlah populasi yang banyak di wilayah Suriah. Karena hal tersebutlah, maka saya tertarik untuk membahasnya pada skripsi saya kali ini. B. Latar Belakang Kota Palmyra merupakan sebuah kota kuno yang terletak di provinsi Homs, Suriah. Kota ini disebutkan dalam Al-kitab Ibrani dan dalam sejarah raja-raja Asyur, maka dimasukkan ke dalam Helenistik Kekaisaran Seleukia, diikuti oleh Kekaisaran Romawi. 1 Kota Palmyra sendiri menjadi kota penting dalam sejarah Timur Tengah. 1 ISIS Kuasai Kota Kuno Palmyra di Suriah. (n.d.). Diakses April 6, 2016, from 2 P a g e

3 Hal ini dikarenakan sejak abad pertama hingga abad ke 3 (tiga) Masehi, kota ini tumbuh dan berkembang dibawah pemerintahan Romawi, sampai terbentuklah kekaisaran yang terbentang dari Turki hingga Mesir. Kota Palmyra dianggap sebagai pencapaian kebudayaan tradisional yang mana menjadi suatu kebanggaan bagi Timur Tengah karena menjadi pusat tertingginya peradaban zaman dulu (kuno) di kawasan Timur Tengah. Pembangunan yang terjadi di kota Palmyra juga memiliki gaya kota yang berbeda yang dibangun di masa Kekaisaran Romawi. Kota palmyra merupakan salah satu dari 6 (enam) situs warisan dunia yang berada di Suriah yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cuktural Organization (UNESCO). Sedangkan, 5 situs lainnya yakni kota kuno Aleppo, Kota tua Damaskus, Kota tua Bosra, Kastil Crac des Cevaliers dan benteng Slahudin, dan desa-desa kuno di bagian utara Suriah. Keenam situs tersebut saat ini berada dalam kategori situs warisan dunia yang terancam. Hal ini pun dikarenakan konflik internal yang terjadi di Suirah. Konflik tersebut merupakan bagian dari perputaran siklus kekuasaan yang sering terjadi diberbagai wilayah. Semakin tinggi tingkat kompleks masyarakatanya serta semakin banyak pengaruh yang dilakukan oleh negara-negara super power membuat sebuah negara atau pun kawasan bergerak secara dinamis, seperti yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Kawasan Timur Tengah adalah kawasan yang saat ini banyak diincar oleh negara-negara maju di dunia. Banyak negara yang kini mulai membuka hubungan kerjasama bilateral dengan negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah tersebut. Hal ini pun dikarenakan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki oleh negara- 3 P a g e

4 negara di kawasan Timur Tengah, terutama sumber daya alam berupa minyak. Saat ini pun, dunia sedang mengalami krisis minyak yang menyebabkan banyak negara yang berbondong-bondong datang ke kawasan Timur Tengah. Adanya krisis minyak yang terjadi didunia, menjadi salah satu alasan mengapa sampai saat ini pun kawasan Timur Tengah dilanda konflik persaudaraan. Pada gilirannya, konflik ini kemudian dimanfaatkan oleh kekuatan besar (great power) seperti AS dan Uni Soviet ketika itu untuk saling berebut pengaruh. 2 Sehingga konflik yang terjadi di Timur Tengah dijadikan ajang bagi mereka untuk masuk sebagai negara penolong didalam konflik yang terjadi. Hingga saat ini kawasan Timur Tengah sedang mengalami konflik-konflik yang terjadi disebabkan oleh masing-masing negara yang terus-menerus memperebutkan wilayah dan juga memperluas wilayah kekuasaan mereka melalui peperangan yang dianggap cara tercepat untuk mendapatkan serta memperluas wilayah kekuasaan. Sumber daya alam (minyak) yang dimiliki oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah juga menjadi daya tarik bagi negara-negara di luar kawasan Timur Tengah. Suriah merupakan salah satu negara yang berada di kawasan strategis Timur Tengah. 3 Suriah juga disebut sebagai jalur sutera baik dalam dunia perdagangan, budaya maupun militer global. Tak hanya itu Suriah juga memiliki potensi kekayaan alam yang membuat negara tersebut diperebutkan oleh berbagai kekuatan politik. 2 Surwandono. (2013). Jurnal Hubungan Internasional. Relasi Antara Tingkat Konflik di Dunia Islam Dengan Setting Geografi Politik: Studi Kasus Konflik di Kawasan Timur Tengah, hlmn Ghafur, M. F. (2013). Jurnal Hubungan Internasional. Dinamika Konflik Suriah dan Respon Politik Regional-Global, hlmn P a g e

5 Saat ini dunia internasional tengah menyaksikan konflik akut yang terjadi dalam skala besar di Suriah. 4 Konflik tersebut terjadi berawal dari adanya fenomena Arab Spring yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, dan Suriah. 5 Fenomena ini disebut sebagai revolusi rakyat yang menginginkan adanya proses penggulingan terhadap pemerintahan suatu negara dari jabatannya yang bersifat diktaktor, otoriter, serta korup dengan cara berdemonstrasi menuntut untuk memiliki pemerintahan yang baru. Konflik yang saat ini terjadi di Suriah berawal dari fenomena Arab Spring, yang mana masyarakat Suriah ingin menggulingkan rezim pemerintahan Assad yang telah memerintah Suriah selama bertahun-tahun. Rezim Pemerintahan Assad terkenal dengan gaya yang diktaktor. Dalam konflik tersebut ada dua kubu negara yakni Rusia dan Amerika Serikat yang mengintervensi konflik yang terjadi di Suriah. Dalam konflik di Suriah, masyarakat Suriah menginginkan adanya pemeritahan baru yang lebih demokratis. Sehingga untuk memenuhi keinginan tersebut, masyarakat Suriah pun melakukan unjuk rasa yang menentang pemerintahan Bashar Al-Assad. Kelompok yang menentang pemerintahan Bashar Al-Assad membentuk suatu organisasi yang diberi nama Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army). Kelompok tersebut terdiri dari kelompok-kelompok oposisi, para milisi dan juga sukarelawan. Beberapa bulan setelah unjuk rasa tersebut, terjadilah kerusuhan antara 4 Ibid, hlmn ABM, M. Agastya. (2013). Arab Spring - Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah. Yogyakarta: IRCiSoD, hlmn P a g e

6 pengunjuk rasa dengan pasukan keamanan yang memicu munculnya militerisasi konflik secara bertahap. 6 Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army) pun tidak hanya melakukan penyerangan terhadap pemerintah Suriah, tetapi juga terhadap warga sipil ataupun kelompok-kelompok yang pro terhadap pemerintahan Bashar Al-Assad. Keadaan Suriah yang semakin memburuk akibat perang sipil yang terjadi, memberikan peluang bagi kelompok militan asing (salah satunya adalah NII) untuk membuat suatu organisasi besar yang melawan pemerintahan Bashar al-assad. Tujuan dari dibentuknya organisasi itu sebenarnya adalah untuk memperluas jaringan kelompok militant asing tersebut. Sehingga pada bulan Agustus di tahun yang sama, al-baghdadi (pemimpin dari NII yang sekarang dikenal dengan nama ISIS) mulai mengirimkan anggota NII (Negara Islam Irak) cabang Suriah dan Irak yang berpengalaman dalam perang gerilya untuk mendirikan organisasi di Suriah. Anggota NII tersebut berada di bawah pimpinan Abu Muhammad al-julani yang berasal dari Suriah. Kelompok NII tersebutlah yang memulai merekrut anggota dan mendirikan jaringan-jaringannya dengan merebut kota-kota di Suriah. Dalam merebut kota-kota yang dikuasai oleh ISIS, Pemerintah Suriah pun sudah melakukan berbagai upaya serta mengerahkan seluruh militernya untuk melawan kekuatan ISIS. Namun upaya yang dilakukan oleh pemerintah Suriah tersebut tidak membuat kelompok ISIS menjadi takut dan lemah. Sebaliknya ISIS malah semakin kuat dan terus-menerus merekrut anggota-anggotanya yang tak hanya berasal dari 6 Syria: The Story of Conflict. (n.d.). diakses April 26, 2016, from 6 P a g e

7 warga sipil Suriah tetapi juga dari berbagai negara yang ada di dunia. ISIS pun juga semakin besar-besaran memperluas jaringannya serta wilayah kekuasaannya di kawasan Timur Tengah. Dua tahun setelah terbentuknya ISIS di Suriah, kelompok tersebut berhasil menduduki 50% wilayah Suriah 7. Beberapa kota yang dikuasai oleh ISIS yaitu Kota Raqqa, kota Manbij, Kota Jarabulus, kota Tal Abyad, kota Dabiq, kota Deir Ezzor kota Maheen, kota Kobani, kota Al-Qaryatain, Kota Bosra, Kastil Crac des Cevaliers dan benteng Slahudin, kota Aleppo, serta kota Palmyra. 8 Kota-kota tersebut adalah kota yang termasuk kedalam sejumlah rute logistik krusial dari wilayah yang dimiliki oleh ISIS yang terletak di Suriah. Diantara kota-kota yang telah disebutkan sebelumnya, kota Palmyra adalah kota pertama dengan berpenduduk padat yang berhasil secara langsung direbut dan dikuasai ISIS dari tangan tentara pro-pemerintah. Kota Palmyra sendiri berhasil dikuasai oleh ISIS pada akhir bulan Mei Lembaga pemantau Suriah yang berbasis di London, Observatorium Suriah untuk HAM melalui Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman mengatakan bahwa ISIS mengendalikan hampir semua kota Palmyra, kecuali penjara di timur dan markas intelijen militer Suriah di barat. 9 Dalam penaklukan tersebut, sepertiga kota Palmyra berhasil dikuasai ISIS termasuk pos pemeriksaan utara dan gedung keamanan. Selain itu juga ISIS berhasil 7 Ibid 8 Mengukur Luas Wilayah Kekuasaan ISIS di Tahun (n.d.). Diakses November 1, 2016, from 9 Syria: The Story of Conflict. (n.d.). Diakses April 26, 2016, from 7 P a g e

8 menguasai 2 (dua) ladang gas yang berada di wilayah utara kota Palmyra. Dengan keberhasilan ISIS dalam menduduki kota Palmyra, berarti bahwa 50% wilayah Suriah berhasil ditaklukan oleh ISIS. Penaklukan yang dilakukan oleh ISIS di sepertiga kota Palmyra, membuat Pemerintah Suriah kembali kehilangan lagi daerah kekuasaannya. Penaklukan kota Palmyra oleh ISIS tidak hanya mengguncang Pemerintah Suriah namun juga mengguncang negara-negara di kawasan Timur Tengah. Pemerintah Suriah pun melakukan berbagai cara agar kota Palmyra tersebut dapat direbut kembali dari kekuasaan ISIS. Upaya demi upaya dilakukan oleh Pemerintah Suriah seperti meminta bantuan kepada militer Rusia untuk memukul mundur ISIS dari kota Palmyra. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Suriah pun tak sia-sia, karena pada akhir bulan Maret 2016 kota Palmyra berhasil direbut kembali oleh Pemerintah Suriah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka penulis menarik sebuah rumusan masalah, yaitu; Mengapa pembebasan kota Palmyra menjadi prioritas bagi Pemerintah Suriah melawan kekuatan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria)? D. Kerangka Pemikiran Untuk membahas lebih jauh lagi mengenai rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam hal ini penulis perlu medeskripsikan jawaban 8 P a g e

9 dengan menggunakan teori atau pun konsep sebagai kerangka dasar berfikir yang dapat membantu serta mendukung penulis dalam melakukan penelitian. Teori dan konsep juga dapat dijadikan sebagai sarana eksplanasi dan juga menjadi dasar prediksi. Maka dalam hal ini, penulis menggunakan Teori Geopolitik sebagai dasar analisa yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dan tepat. Pemaparan dari kerangka pemikiran adalah sebagai berikut; Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo dan politik yang berasal dari bahasa Yunani, politeia. Geo berarti bumi yang menjadi wilayah hidup, sedangkan politik (politeia) berasal dari kata poli dan teia. Poli yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. 10 Dengan kata lain, geopolitik dapat diartikan sebagai system politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional gegografik suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung terhadap sistem politik suatu Negara. Secara luas, geopolitik merujuk pada hubungan antara politik dan teritori baik dalam skala lokal maupun internasional. Geopolitik juga mencakup praktik analisa, prasyarat, perkiraan, dan pemakaian kekuatan politik terhadap suatu wilayah. Secara spesifik, geopolitik dijadikan metode analisa kebijakan luar negeri yang berupaya memahami, menjelaskan serta memperkirakan perilaku politik internasional dalam variable geografi. 10 Sunarso. (2006). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press. 9 P a g e

10 Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan alternative kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi perkembangan suatu wawasan nasional. Dalam hal ini, pengertian geopolitik telah dipraktekan sejak abad XIX tetapi pengertiannya baru tumbuh pada awal abad XX. Dalam pengertiannya, geopolitik dijadikan sebagai ilmu penyelenggaraan masalah-masalah setiap kebijakan yang dikaitkan dengan masalahmasalah geografi suatu wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik merupakan teori yang tidak didasarkan atas ilmu pengetahuan (pseudoscience) yang menjadikan faktor geografi sebagai hal mutlak yang mestinya menentukan kekuatan, dan selanjutnya nasib suatu negara. 11 Dengan begitu, teori geopolitik dapat menjelaskan mengapa beberapa negara memiliki kekuasaan sedangkan beberapa negara lain tidak dengan melihat bahwasannya faktor geografi dapat menentukan ataupun mempengaruhi tindakan maupun perilaku politik aktor internasional. Didalam perkembangan teori geopolitik ada beberapa pandangan para pemikir geopolitik, di antaranya menurut Dorpalen, Geopolitic is the science of the earth s relationship of political processes 12 (Geopolitik adalah ilmu pengetahuan tentang bumi yang berhubungan dengan proses politik). Sedangkan menurut Webster, Geopolitic is a study of the influence of such physical faktors as geography, economics and demography upon the politics and esp. the foreign policy of a state (Geopolitik adalah 11 Morgenthau, H. J. (2010). Politik Antar Bangsa (1 ed., Vol. 1). (K. W. Thompson, Ed., & S. Malmoen, Trans.) Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Diakses Maret 29, Dorpalen. (1942). The World of General Haushofer. New York 10 P a g e

11 suatu pelajaran dari pengaruh faktor fisik seperti geografi, ekonomi, penduduk dan politik khususnya kebijakan luar negeri dari suatu negara). Spykman juga memberikan pengertian tentang geopolitik yaitu Geopolitic is the Planning of state security in terms of geographic faktors 13 (Geopolitik adalah perencanaan dari keamanan Negara yang berkaitan dengan faktor geografis). Dalam Geopolitics of the World System, Cohen mendefinisikan geopolitik sebagai berikut; [g]eopolitics is the analysis of the interaction between, on the one hnd, geographical settings and prespective and, on he other hand, political processes. ( ) Both geographical settings and political processes are dynamic, and each influences and is influenced by the other. Geopolitics addresses the consequences of this interaction. 14 (geopolitik adalah analisis dari interaksi antara, pengaturan dan prespektif geografis dengan proses politik. ( ) Keduanya, baik pengaturan geografis maupun proses politik adalah dinamis, dan masing-masing berpengaruh dan dipengaruhi oleh yang lain. Geopolitik membahas konsekuensi dari interaksi ini.) Dalam pendapat Cohen di atas dapat digunakan untuk menganalisis keadaan politik maupun keamanan dikawasan kota Palmyra, Suriah, yang saat ini dilanda konflik. Sebagai akibat dari proses politik yang dinamis, dimana muncul gerakan separatis atau masuknya militant asing merupakan salah satu dari masalah politik di kawasan Suriah yang masih terus berlanjut hingga sampai saat ini. Hal ini pun menyebabkan keadaan politik maupun keamanan Suriah menjadi tidaak stabil. 13 Suwondo, P. S. (1988). Geopolitics in Southeast Asia: an Indonesia view. New York: The Council, hlmn Gokmen, S. R. (2010). Geopolitics and The of International Relations. hlmn. 16. Diakses Maret 29, 2017, from 11 P a g e

12 Definisi lain mengenai teori geopolitik yaitu berasal dari Aymeric Chauprade, seorang Profesor Geopolitik Internasional, yang menekankan pada multikausalitas dari sebuah fenomena internasional dengan pertimbangan atau startegi geopolitik sebagai landasannya. Geopolitik dalam definisi Chauprade 15 yaitu; Hubungan politik antara tiga jenis kekuasaan (power), yakni kekuasaan negara (state), kekuasaan intrastate/ dalam negara seperti gerakan separatis, pemberontakan, dsb.), dan kekuasaan trans-state/lintas negara (jaringan kriminal, jaringan teroris, perusahaan multinasional, dsb.), dengan faktor geografi fisik (situasi wilayah teritori, karakteristik wilayah), dari geografi identitas (atau geografi populasi), serta geografi sumber daya (resource). Ia menegaskann pula bahwa geopolitik dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan karakter objektif dari geografi fisik dan manusia yang mengkondisikan pilihan-pilihan strategis aktor internasional dalam lapangan ideologis, politik dan ekonomi pada skala global Terdapat tiga dimensi yang harus diperhatikan dalam geopolitik, yakni; Pertama, geopolitik yang didasarkan pada realita kekuasaan yang secara esensial mengacu pada negara, dan juga para aktor yang seringkali mepresentasikan tantangan terhadap negara. Misalnya, para aktor intra-state seperti gerakan separatism, aktor trans-statet seperti jaringan ekstrimis keagamaan. Pendekatan utama dalam geopolitik dimensi ini adalah negara dan permasalahnnya, serta pemahaman tentang ancaman terhadap negara, baik yang berasal dari dalam (masalah identits dan segala bentuknya), dan juga dari luar (tuntutan negara tetangga, atau imperialism dari negaranegara adikuasa), atau suatu kondisi yang timbul dari kombinasi faktor eksternal 15 Chauprade, A. (2007). Geopolitique, Constantes et changements dans I'histoire. Paris: Ellipses. Hlmn Diakses April 4, P a g e

13 maupun internal (sepeti jaringan lintas negara yang memiliki pengaruh dan dampak di dalam maupun luar negeri, contohnya ISIS). Dimensi kedua, pendekatan geopolitik yang bersifat multi-kausal. Sebuah analisis terhadap suatu negara maupun sebuah wilayah geografis tidak dapat direduksi hanya pada satu faktor belaka seperti faktor etnis atau agama. Kemudian dimensi ketiga, pendekatan geopolitik yang bersifat kulturalis (memperhatikan faktor kebudayaan/identitas). Pendekatan ini menekankan pentingnya faktor budaya dalam mempengaruhi sejarah dan juga fakta bahwa banyak identitas nasional yang pada awalnya merupakan budaya nasional dapat diambil sebagai contoh Kota Palmyra merupakan kota kuno di Suriah yang melambangkan simbol perdamaian di kawasann Timur tengah yang telah dilindungi dan diakui oleh UNESCO. Selain tiga dimensi yang harus diperhatikan dalam geopolitik, terdapat teori geopolitik yag dalam penggolongannya dapat diklasifikasikan menjadi dua, pertama menurut GB. De Huszar, T. H. Stevenson yang membaginya menjadi tiga kategori (kategori pertama, kedua dan ketiga) dan Bertil Haggman membaginya menjadi geopolitik klasik dan modern Geopolitik menurut GB. De Huszar dan T. H. Stevenson Menurut GB. De Huszar dan T. H. Stevenson, geopolitik dibagi menjadi tiga kategori, yakni kategori pertama berdasarkan pada kondisi geografi atau tata letak dari daratan dan lautan, kategori kedua beradasarkan pada iklim dalam ruang 16 Suwondo, P. S. Geopolitic Theories and Praxis (Vol. 1), hlmn P a g e

14 dan waktu, serta kategori ketiga berdasarkan pada sumber akses ekonomi suatu negara, yang dalam hal ini adalah sumber daya alam yang berupa minyak ataupun sumber energi lainnya. a. Kategori Pertama Pada kategori pertama, GB. De Huszar dan T. H. Stevenson banyak memberikan contoh dari para ahli geografi yang berasal dari London, Sir Balford Mackinder ( ) dan Alfred T. Mahan ( ) dari Amerika. Mackinder memiliki konsep geopolitik yang strategik yaitu dengan penguasaan daerah jantung dunia. Menurut Mackinder untuk menguasai dunia, maka harus menguasai daerah jantung dunia. Hal ini dikarenakan dunia terdiri dari 9/12 air, 2/12 pulau dunia serta 1/12 pulau. Oleh sebab itu, dibutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Mackinder mengatakan; The territory are stampaed with a definitive positionality and function : pivot area/ heart land, inner or marginal crescent and lands of the outer or insular crescent 17 Menurut Mackinder dalam pandangan geopolitiknya, satuan daratan dan lautan dibagi dalam satuan wilayah, yakni Heart land (pivot area) atau daerah Jantung meliputi Uni Soviet (Rusia), Tiongkok sebelah barat, sebagian Mongolia, sebagian Iran dan Afganistan. Kemudian untuk wilayah Inner marginal crescent atau bulan sabit dalam membentang dari Erofa 17 Tuathail, G. O. (1996). Critical Geopolitic. London, hlmn P a g e

15 Utara, Barat dan Selatan, negara Timur Tengah, sebagian Asia Tenggara dan selatan, serta Tiongkok atau meliputi daerah pantai pulau dunia. Sedangkan wilayah Lands of outer or insular crescent atau bulan sabit luar meliputi Kanada, Amerika Serikat, Amerika tengah dan Selatan, Afrika Selatan, Australia, Oceania. b. Kategori Kedua Pada kategori ini, iklim dalam ruang dan waktu menjadi klasifikasinya. Hampir sebagian orang mengatakan bahwasannya dampak dari iklim dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Ellsworth Huntington yang berasal dari universitas Yale Amerika Serikat mengatakan bahwa pengaruh dari temperature atmosfir, kelembaban relative, tekanan barometer, sirkulasi udara, dan beberapa variable perubahan iklim lainnya mempengaruhi perilaku dan kapasitas dari human being atau perilaku kelangsungan hidup manusia. 18 c. Kategori Ketiga Di dalam kategori ketiga, kalsifikasi geopolitik berdasarkan pada sumber akses ekonomi suatu negara (sumber daya). Kelancaran suatu sistem dari suatu kondisi geopolitik dapat dipengaruhi dari lokasi dan distribusi dari material maupun bahan baku. Seorang ahli geografi, James Fairgrive, berasal dari Inggris serta Taylor Thom berasal dari Amerika 18 Suwondo, P. S. Geopolitic Theories and Praxis (Vol. 1), hlmn P a g e

16 Serikat menduga bahwa kekuatan politik atau geopolitik modern dipengaruhi oleh sumber daya alam seperti minyak yang berasal dari fosil maupun non fosil. 2. Geopolitik menurut Bertil Haggman 19 Penggolongan menurut Bertil Haggman dibagi menjadi dua yaitu Geopolitik Klasik dan Geopolitik Modern. Geopolitik klasik terdiri dari paham atau teori dari Ratzel, Rudolf Kjellen, Karl Houshofer, Mackinder, Mahan dan Nicholas Spykman. Sedangkan Geopolitik modern berasal dari paham Colin S. Gray yang menulis sebuah buku berjudul Geopolitics of the Nuclear Era, yang mana dalam buku tersebut ada beberapa pendapat ahli yang beranggapan bahwasannya geopolitik sudah ketinggalan jam yang digantikan dengan geopolitik ekonomi. a. Geopolitik Klasik Salah satu pendapat mengenai geopolitik klasik dari para ahli yang telah disebutkan diatas, menurut Rudolf Kjellen bahwa suatu negara berakar kuat di dalam sejarah dan realitas-realitasnya, tumbuh secara organis merupakan tipe dasar organisme, yang dalam hal ini organisme adalah negara, sama halnya dengan manusia. Rudolf juga mengatakan bahwasannya kekuasaan lebih penting dari pada hukum, hal ini dikarenakan hukum hanya dapat ditegakkan oleh kekuasaan. Rudolf Kjellen juga memberikan 5 pengertian baru antara lain, pertama Geopolitik atau geografi dan negara, kedua 19 Ibid, hlmn P a g e

17 Demo politik atau populasi dari negara, ketiga Eko politik atau sumber perekonomian dari negara, keempat Socio politik atau struktur sosial dan negara, dan kelima Krato politik atau pemerintahan dan negara. 20 b. Geopolitik Modern Sumber daya alam dan perkembangan ilmu teknologi baik dalam bidang informatika, ilmu pengetahuan maupun ekonomi selalu dikaitkan dengan geopolitik modern. Menurut Colin S. Gray dalam bukunya, alasan mengapa beberapa ahli mengatakan bahwa geopolitik sudah ketinggalan jaman dan digantikan dengan geopolitik ekonomi, energy security karenaadanya kelangkaan dari sumber daya alam yang berasal fosil. Dengan adanya kemajuan teknologi sumber daya alam yang berasal dari fosil dapat digantikan dengan sumber daya alam yang berasal dari nabati. Menurut tinjauan geopolitik tradisional, sebuah konflik dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu; wilayah, ideologi, dan sumber daya. Namun, geopolitik modern saat ini juga mengidentifikasi faktor etnisitas dan sejarah yang juga saling berkaitan. 21 Hal ini pun dipandang dari segi geopolitik, yang mana tindakan sebuah aktor dapat dikaji dengan mengaitkan relasi antara strategis kebijakan, kondisi politik dan geografis sebuah wilayah berdasarkan realitas sejarah, demografis, lokasi, serta sumber daya alam. 20 Gyorgy, A. (1944). Geopolitics : the New German Science, hlmn Gallaher. Key Concepts In Political Geography, hlmn P a g e

18 Munculnya teknologi komunikasi dan angkutan modern meningkatkan perhatian kepada geografi, yang dipusatkan kepada kependudukan ataupun alokasi sumber daya, lokasi strategis negara serta proyeksi ke depan kekuatan nasional. Geopolitik meletakkan pusat perhatiannya pada kekuatan nasional dan pengadilan wilayah, yang menyebabkan entitasentitas politiknya yang paling mampu memproyeksikan kemampuannya terhadap jarak yang lebih jauh. Hal ini pun dapat memunculkan negara dominan kapan saja di dalam sejarah sistem internasional. Namun kemampuan yang tersedia bagi entitas-entitas politik jumlahnya sangat banyak, yang beberapa di antaranya lebih mudah digerakkan. Tujuan geografis atas nama mereka yang menggunakan juga telah meningkat. Pada tingkat abstrak, hubungan antara geografi dan kekuatan geopolitik terletak pada kemampuan satu negara terhadap negara lain, kapan pun, untuk mengerakkan kekuatan dengan tujuan memengaruhi atau mengendalikan wilayah yang diinginkan dan memiliki arti penting strategis. 22 Jika diaplikasikan pada pokok permasalahan mengenai pembebasan kota Palmyra sebagai prioritas Pemerintah Suriah melawan kekuatan ISIS, terlihat dengan jelas bahwasannya berdasarkan teori geopolitik, Suriah sebagai sebuah negara memiliki power untuk dapat melindungi sumber daya yang ada di kota Palmyra dari ISIS. Hal ini dikarenakan letak geografis dari kota Palmyra tersebut memiliki niliai- 22 James E. Dougherty dan Robert L. Pfaltzgraff Jr. (2014). Teori-teori Hubungan Internasional (3 ed.). (B. W. Nugroho, Trans.) Yogyakarta: LP3M UMY, hlmn P a g e

19 nilai strategis. Strategis disini maksudnya adalah keuntungan-keuntungan yang tidak hanya pada infrastrukturnya, tetapi juga transportasi yang mampu mendukung perekonomian maupun pelestarian budaya di kota Palmyra tersebut sebagai salah satu warisan dunia. Sumber daya tersebut dapat menjadi nilai-nilai strategis baik dalam bidang ekonomi dan budaya, yang mana masing-masing dari nilai strategis tersebut memiliki pengaruh serta alasan yang sangat besar bagi Pemerintah Suriah untuk memukul mundur ISIS dari kota Palmyra. Pada pengaplikasian teori, bahwasannya sumber daya (resource) yang terdapat di kota Palmyra merupakan hal yang sangat penting bagi negara Suriah terutama bagi perkembangan perekonomian negaranya dan kesejahteraan masyarakatnya. Nilai strategis dari segi ekonomi juga ditegaskan dalam penggolongan teori geopolitik menurut Menurut GB. De Huszar dan T. H. Stevenson pada kategori ketiga yang mengatakan bahwasannya kalsifikasi geopolitik berdasarkan pada sumber akses ekonomi suatu negara (sumber daya). Selain itu pada klasifikasi geopolitik modern menurut Bertil Haggman, juga ditegaskan bahwasannya kekuatan politik maupun ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh sumber daya alam yang didukung oleh perkembangan ilmu teknologi. Hal ini pun mendukung bahwasannya, kota Palmyra sebagai kota kuno yang sejak dulu menjadi jalur pusat perdagangan, tetap memiliki nilai strategis sampai saat ini, dikarenakan sumber daya alam yang dimiliki oleh kota Palmyra yakni tambang fosfat serta ladang gas alam, yang mejadi salah satu dari sumber ekonomi kota Palmyra. 19 P a g e

20 Sedangkan, nilai strategis budaya kota Palmyra menurut teori geopolitik bahwasannya setiap negara perlu untuk memperhatikan pentingnya faktor kebudayaan dalam mempengaruhi sejarah dan juga fakta bahwa banyak identitas nasional yang pada awalnya merupakan budaya nasional. Seperti Kota Palmyra yang merupakan kota kuno di Suriah yang merupakan pusat tertingginya peradaban di kawasan Timur Tengah, yang juga melambangkan simbol perdamaian di kawasann Timur tengah yang telah dilindungi dan diakui oleh UNESCO. Faktor sejarah dan kebudayaan juga ditegaskan dalam klasifikasi penggolongan teori geopolitik menurut Bertil Haggman dalam geopolitik klasik yang mengatakan bahwasannya suatu negara berakar kuat di dalam sejarah dan realitas-realitasnya. Sehingga nilai sejarah suatu situs, kota maupun wilayah menjadi nilai-nilai strategis yang dapat menjadi pertimbangan aktor ataupun suatu negara dalam mengambil setiap tindakan kebijakannya. Dua faktor nilai strategis tersebutlah yang menjadikan alasan mengapa Pemerintah Suriah membebaskan kota Palmyra di tahun E. Hipotesa Faktor yang menjadi alasan pembebasan kota Palmyra sebagai prioritas bagi Pemerintah Suriah melawan kekuatan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) yakni; 1. Nilai strategis secara ekonomi, sebagai jalur dan pusat perdagangan, serta memiliki sumber daya yang menopang perekonomian Suriah. 2. Nilai strategis secara budaya, sebagai salah satu kota kuno pusat peradaban tertinggi di kawasan Timur Tengah. 20 P a g e

21 F. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan proposal skripsi ini untuk: 1. Menerapkan ilmu dan teori yang telah di dapat selama di bangku perkuliahan, dengan menggunakan metodologi yang sesuai dengan ranah ilmu hubungan internasional. 2. Memberikan kontribusi mengenai analisa konflik yang terjadi di salah satu kawasan di Timur Tengah, yaitu di Suriah dengan sudut pandang yang berbeda. 3. Mengetahui alasan atau motif dibalik pembebasan kota Palmyra yang menjadi prioritas Pemerintah Suriah dalam melakukan penyerangan terhadap kekuatan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria). G. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Tipe penilitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tipe eksplanatif, yaitu menjelaskan, menganalisis, serta menginterpretasikan kondisi-kondisi atau peristiwa-peristiwa yang terkait dengan permasalahan dengan menguraikan. Sehingga, penelitian ini kemudian diharapkan bisa memberikan penjelasan mengenai Pembebasan Kota Palmyra Sebagai Prioritas Pemerintah Suriah Dalam Melawan Kekuatan ISIS di tahun Jenis Data dan Sumber Data Jenis Data yang akan dilakukan dalam metode penilitian ini adalah kualitatif dengan sumber data dalam penilitian ini akan menggunakan data sekunder. 21 P a g e

22 Data sekunder didapat dari literature, jurnal, artikel, serta situs internet yang berkenaan dengan pembebasan kota Palmyra sebagai Prioritas Pemerintah Suriah dalam melawan kekuatan ISIS. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis muatan/ isi (content analysis) yang memuat datadata yang relevan serta dengan menggunakan riset sejarah/ kronologis (historical research) mengenai sumber-sumber sejarah kota Palmyra. 4. Analisis Data Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyimpulkan teknik analisis data kuantitatif. Penulis akan menyimpulkan dan memberikan jawaban atas fenomena di lapangan dari data-data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih sederhana. H. Jangkauan Penelitian Pada penelitian ini, penulis akan membatasi pembahasan penelitian pada jangkauan geografis negara Suriah kemudian difokuskan pada kota Palmyra. Jangkauan penelitian juga tidak membahas antara Pemerintah Suriah dengan kelompok oposisi lain selain ISIS (Islamic State in Iraq and Syria). Dalam penelitian ini, penulis akan menjelaskan sedikit mengenai Arab Spring yang kemudian fenomena tersebut menimbulkan perang sipil hingga munculnya ISIS di Suriah. Penulis juga akan membahas dan menguraikan beberapa kota sebagai pembanding dengan kota Palmyra 22 P a g e

23 dalam jangkauan tahun untuk menjawab alasan apa yang mendasari dari pembebasan kota Palmyra sebagai prioritas Pemerintah Suriah melawan kekuatan ISIS. 23 P a g e

BAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah.

BAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah. BAB V KESIMPULAN Fenomena Arab Spring yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, dan menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah. Fenomena ini menjadi momen

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusia adalah negara terbesar di dunia yang terletak di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Pada saat Uni Soviet, Rusia merupakan negara bagian terbesarnya dan

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi

BAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi BAB V KESIMPULAN Gerakan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) atau sering juga disebut Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi Islamic State (IS). Gerakan ISIS merupakan

Lebih terperinci

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini. Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada tahun 1991 Pecahnya Uni Soviet, banyak bagian bagian wilayah darinya membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai kawasan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen KEWARGANEGARAAN Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis GEOPOLITIK Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Pengertian Geopolitik Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi

Lebih terperinci

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi

Lebih terperinci

Pengantar Wawasan Nusantara

Pengantar Wawasan Nusantara Pengantar Wawasan Nusantara A. Pendahuluan Upaya pemerintah dan rakyat menyelenggarakan kehidupannya memerlukan suatu konsepsi yang berupa wawasan nasional yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian geostrategi? 2. Apa pengertian Ketahanan Nasional? 3. Apa saja unsur-unsur Ketahanan Nasional?

BAB I PENDAHULUAN. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian geostrategi? 2. Apa pengertian Ketahanan Nasional? 3. Apa saja unsur-unsur Ketahanan Nasional? BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap bangsa memiliki cita-cita karena cita-cita berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam

Lebih terperinci

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang BAB V KESIMPULAN Fenomena hubungan internasional pada abad ke-20 telah diwarnai dengan beberapa konflik. Terutama di Kawasan Asia Pasifik atau lebih tepatnya kawasan Laut China Selatan. Laut China Selatan

Lebih terperinci

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan GEOPOLITIK Modul ke: 9 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan D. Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara E. Bentuk

Lebih terperinci

B.S. GEOPOLITIK DAN WAWASAN NUSANTARA

B.S. GEOPOLITIK DAN WAWASAN NUSANTARA PAPARAN RANGKUMAN B.S. GEOPOLITIK DAN WAWASAN NUSANTARA OLEH Drs. ZULKARNAIN KELOMPOK A PPRA XLVIII-2012 1 1.TINJAUAN SEJARAH TEORI UNIVERSAL GEOPOLITIK GEOPOLITIK SBG SUATU ILMU TEORI RUANG HIDUP KONSEP

Lebih terperinci

PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115

PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115 PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115 SUMBER: www.indonesia-investments.com & www.m.tempo.co INDONESIA PERINGKATKEDUA DUNIA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

4 Perubahan Geopolitik Timur Tengah Pasca Kelahiran ISIS

4 Perubahan Geopolitik Timur Tengah Pasca Kelahiran ISIS 4 Perubahan Geopolitik Timur Tengah Pasca Kelahiran ISIS Afifah Cahyaningtyas E-mail: afi_rocket@yahoo.com Dian Muhammad Supriyatno E-mail: rdian_ahmad@yahoo.com G eopolitik merupakan aspek utama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terutama pasca krisis keuangan dunia yang menjadi titik awal pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. Terutama pasca krisis keuangan dunia yang menjadi titik awal pergerakan 1 BAB I PENDAHULUAN Akhir perang dingin menjadi bukti abad pergeseran ekonomi dunia. Terutama pasca krisis keuangan dunia yang menjadi titik awal pergerakan ekonomi dunia. Tidak hanya ekonomi, politik

Lebih terperinci

YAITU CARA PANDANG DAN SIKAP BANGSA INDONESIA MENGENAI DIRI DAN LINGKUNGANNYA DENGAN MENGUTAMAKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SERTA KE-SATUAN

YAITU CARA PANDANG DAN SIKAP BANGSA INDONESIA MENGENAI DIRI DAN LINGKUNGANNYA DENGAN MENGUTAMAKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SERTA KE-SATUAN WASANTARA YAITU CARA PANDANG DAN SIKAP BANGSA INDONESIA MENGENAI DIRI DAN LINGKUNGANNYA DENGAN MENGUTAMAKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SERTA KE-SATUAN WILAYAH DALAM ME- NYELENGGARAKAN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri Arab Saudi pada dasarnya berfokus pada kawasan Timur Tengah yang dapat dianggap penting dalam kebijakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga ANCAMAN GLOBALISASI Ali Hanapiah Muhi Juli, 2011 Konsep globalisasi dipahami sebagai kegiatan ekonomi, teknologi serta komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga yang tidak

Lebih terperinci

Modul ke: GEOPOLITIK. 10Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Modul ke: GEOPOLITIK. 10Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Modul ke: GEOPOLITIK Fakultas 10Teknik Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan pengertian dan makna geopolitik 2. Menguraikan latar belakang filosofis Wawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap bangsa memiliki cita-cita karena cita-cita berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam

Lebih terperinci

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA 151060046 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GEOPOLITIK Program Studi Manajemen

GEOPOLITIK Program Studi Manajemen Modul ke: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis GEOPOLITIK Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu geo dan politik. Maka, Membicarakan pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Thailand merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari permasalahan konflik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iran adalah salah satu negara tertua di dunia. Sejarahnya telah dimulai dari 5000 tahun yang lalu Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang sekarang

Lebih terperinci

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada negara yang dapat hidup sendiri tanpa ada bantuan dari negara lain. Fungsi sosial dari suatu negara terhadap

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pertanyaan penelitian pada Bab I penelitian ini dan dihubungkan dengan kerangka pemikiran yang ada, maka kesimpulan yang diambil dari penelitian ini

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Mam MAKALAH ISLAM Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI 5 Agustus 2014 Makalah Islam Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Fuad Nasar (Pemerhati Masalah Sosial Keagamaan) Islamic

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia internasional memiliki dua negara yang mendominasi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia internasional memiliki dua negara yang mendominasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dunia internasional memiliki dua negara yang mendominasi yakni Amerika Serikat dan Rusia. Kedua negara ini seringkali berbeda pendapat dalam menanggapi permasalahan

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika. KEWARGANEGARAAN Modul ke: GLOBALISASI DAN NASIONALISME Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. deterministic, artinyakehidupan politik dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor-faktor fisik

BAB I PENDAHULUAN. deterministic, artinyakehidupan politik dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor-faktor fisik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman Yunani kuno, para filsuf memandang kehidupan negara bersifat deterministic, artinyakehidupan politik dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor-faktor fisik geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar 80% merupakan wilayah lautan. Hal ini menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai jalur alur

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK Fakultas Teknik

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK Fakultas Teknik Modul ke: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK Fakultas Teknik Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Teknik Elektro www.mercubuana.ac.id GEOPOLITIK Sejarah Singkat Istilah Geopolitik semula diartikan

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya. Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

BAB II Dinamika Politik Suriah Pasca Arab Spring

BAB II Dinamika Politik Suriah Pasca Arab Spring BAB II Dinamika Politik Suriah Pasca Arab Spring Pada Bab ini, penulis akan sedikit membahas mengenai sejarah politik Suriah kontemporer, terutama disaat-saat terjadinya Arab Spring 2009 - sekarang, hingga

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya,

I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya, I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya, begitu pula halnya dengan negara, negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga dibutuhkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca untuk membaca apa yang ditulisnya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan gaya bahasa.

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan

Lebih terperinci

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=93120&lokasi=lokal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini sumber-sumber literatur tentang sejarah Perang Dunia II (1939-1945) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

Lebih terperinci

Modul ke: 09TEKNIK GEOPOLITIK. Nanang Ruhyat. Fakultas. Program Studi Teknik Mesin

Modul ke: 09TEKNIK GEOPOLITIK. Nanang Ruhyat. Fakultas. Program Studi Teknik Mesin Modul ke: GEOPOLITIK Fakultas 09TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin GEOPOLITIK TUJUAN PERKULIAHAN: 2 1. Mengetahui pengertian wawasan nusantara 2. Mengerti fungsi dan bentuk wawasan nusantara

Lebih terperinci

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel? Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mempertahankan kemerdekaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyak konflik dan perang saudara yang terjadi di dunia ini tidak pernah terlepas dari unsur campur tangan dari negara negara barat yang besar dan kuat yang

Lebih terperinci

BAB IV ALASAN-ALASAN PEMBEKUAN KEANGGOTAAN SURIAH OLEH OKI. kerjasama Islam memberikan sanksi kepada Negara Suriah yang berupa pembekuan

BAB IV ALASAN-ALASAN PEMBEKUAN KEANGGOTAAN SURIAH OLEH OKI. kerjasama Islam memberikan sanksi kepada Negara Suriah yang berupa pembekuan BAB IV ALASAN-ALASAN PEMBEKUAN KEANGGOTAAN SURIAH OLEH OKI Dalam bab IV ini akan dijelaskan mengenai alasan mengapa Organisasi kerjasama Islam memberikan sanksi kepada Negara Suriah yang berupa pembekuan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ALASAN-ALASAN PEMBEKUAN KEANGGOTAAN SURIAH OLEH OKI. berkepanjangan yang kebanyakan terjadi di daerah timur tengah.

BAB IV ALASAN-ALASAN PEMBEKUAN KEANGGOTAAN SURIAH OLEH OKI. berkepanjangan yang kebanyakan terjadi di daerah timur tengah. BAB IV ALASAN-ALASAN PEMBEKUAN KEANGGOTAAN SURIAH OLEH OKI Dalam bab IV ini akan dijelaskan mengenai alasan mengapa Organisasi kerjasama Islam memberikan sanksi kepada Negara Suriah yang berupa pembekuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor BAB V KESIMPULAN China beberapa kali mengalami revolusi yang panjang pasca runtuhnya masa Dinasti Ching. Masa revolusi yang panjang dengan sendirinya melahirkan para pemimpin yang mampu membawa China hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya

Lebih terperinci

Dalam bidang ekonomi, krisis keuangan yang menimpa negara-negara Eropa seperti Portugal

Dalam bidang ekonomi, krisis keuangan yang menimpa negara-negara Eropa seperti Portugal KOPI, Permasalahan dunia kian hari kian sulit dan semakin kompleks, mulai dari kemiskinan, krisis ekonomi, pemanasan global, terorisme hingga epidemi penyakit baru. Permasalahan-permasalahan itu akan sangat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat BAB V KESIMPULAN Kerjasama Internasional memang tidak bisa terlepaskan dalam kehidupan bernegara termasuk Indonesia. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis berada diantara dua benua dan dua samudera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer

BAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer BAB V KESIMPULAN Perjalanan sejarah strategi kekuatan militer China telah memasuki babak baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer China di Djibouti, Afrika pada Tahun 2016.

Lebih terperinci

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA Oleh: Dewi Triwahyuni, S.Ip., M.Si. Saran Bacaan: Eugene R. Wittkopf, The Future of American Foreign Policy,, Second Edition (New York: St. Matin s Press, 1992).

Lebih terperinci

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL RESUME SKRIPSI LATAR BELAKANG KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL Disusun oleh: DAHLIA NUR FARIDA NIM. 151040188 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Skripsi ini akan mengupas mengenai alasan kebijakan luar negeri Uni Eropa memberikan dukungan terhadap Ukraina dalam kasus konflik gerakan separatisme pro-rusia di Ukraina.

Lebih terperinci

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan: Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara

Lebih terperinci

MI STRATEGI

MI STRATEGI ------...MI STRATEGI KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, buku "Strategi Pertahanan Negara" yang merupakan salah satu dari produk-produk strategis di bidang pertahanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut. BAB V KESIMPULAN Yugoslavia merupakan sebuah negara yang pernah ada di daerah Balkan, di sebelah tenggara Eropa. Yugoslavia telah menoreh sejarah panjang yang telah menjadi tempat perebutan pengaruh antara

Lebih terperinci

WAWASAN NUSANTARA. drs. m. umar djani martasuta

WAWASAN NUSANTARA. drs. m. umar djani martasuta WAWASAN NUSANTARA drs. m. umar djani martasuta WASANTARA WAWASAN NASIONAL BANGSA KEBENARAN DARI TUHAN AKAL BUDI MANUSIA GLOBALISASI GAR KEHIDUPAN : - KELANGSUNGAN HIDUP - KEUTUHAN WILAYAH - JATIDIRI BANGSA

Lebih terperinci

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya.

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya. Keynote Speech Wakil Menteri Luar Negeri RI: HE. Dr. A.M. Fachir Pada SEMINAR INTERNASIONAL THE ROLE OF SOUTHEAST ASIA COUNTRIES IN FONCLICT RESOLUTION IN THE MIDDLE EAST A. Pendahuluan 1. Konflik dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai respon negara terhadap terorisme serta upaya-upaya yang dilakukan negara untuk menangani terorisme.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan peace building atau pembangunan damai pasca konflik menjadi salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang telah membangun mitra kerjasama dengan Tiongkok dalam berbagai

Lebih terperinci