PENGGUNAAN MEDIA TRADISIONAL MENUMBUHKAN MINAT AWAL DAN KESADARAN PENGGUNA INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN IP PADI 400 SPESIFIK LOKASI

Transkripsi

1 PENGGUNAAN MEDIA TRADISIONAL MENUMBUHKAN MINAT AWAL DAN KESADARAN PENGGUNA INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN IP PADI 400 SPESIFIK LOKASI Dwi Wahyu Astuti dan Kasmiyati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Tahun 2009 mulai dilaksanakan program peningkatan produksi melalui pola padi IP 400 (tanam dan panen 4x setahun), dengan harapan luas panen dan produksinya lebih meningkat. Mengingat program tersebut masih baru dan mulai diterapkan di Jawa Timur, perlu dilakukan percepatan diseminasi dan adopsi teknologi IP padi 400. Kegiatan dilakukan di Kabupaten Madiun mewakili etnis Mataraman, Kabupaten Pasuruan mewakili etnis Pendalungan dan Kabupaten Mojokerto mewakili etnis Jawa.Kegiatan dilakukan dengan cara survey dan diskusi kelompok serta pengumpulan data primer dan sekunder. Jumlah responden masing-masing kabupaten orang, terdiri dari petani, wanita tani, pemuda tani, pamong desa, tokoh masyarakat, anggota kesenian, petugas dan penyuluh. Media kesenian tradisional yang bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi Program pengembangan IP Padi 400 di Kabupaten Madiun (Kecamatan Wonoasri, desa Ngadirejo), Kabupaten Mojokerto (Kecamatan Jatirejo, desa Sumengko) dan desa Ngadimulyo kecamatan Sukorejo adalah dagelan/lawakan yang diselingi dengan musik campursari/gamelan.transfer teknologi yang telah dilakukan BPTP untuk menyampaikan teknologi di lokasi pengembangan IP Padi 400 adalah demplot, penyuluhan dan konsultasi langsung. Kesenian tradisional yang dikemas dalam tayangan VCD dengan durasi 30 sampai 60 menit diharapkan mampu mempercepat proses diseminasi terutama dalam percepatan penyebaran penyampaian informasi IP Padi 400 dan sekaligus meningkatkan minat, pemahaman dan kesadaran petani tentang IP Padi 400. Kata kunci : Media kesenian, diseminasi, minat awal, IP Padi 400, PENDAHULUAN Program peningkatan produksi Nasional telah dimulai pada tahun 2007 melalui program Gerakan Produksi Beras Nasional sesuai dengan Instruksi Presiden No 3 tahun Tahun 2009 dilaksanakan program peningkatan produksi melalui pola padi IP 400 (tanam dan panen 4x setahun), dengan harapan luas panen dan produksinya lebih meningkat. Mengingat program tersebut masih baru dan akan diterapkan di Jawa Timur, maka perlu sosialisasi untuk percepatan diseminasi dan adopsi teknologi IP padi 400. Agar diseminasi inovasi teknologi yang akan dilaksanakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur sesuai dengan kebutuhan pengguna, perlu dicari strategi komunikasi yang efektif untuk mendukung pelaksanaan program. Salah satunya adalah penggunaan media tradisional yang ada di lokasi pengkajian yang telah dikenal oleh masyarakat Jawa Timur termasuk wilayah yang penduduknya terdiri dari etnis Pendalungan, Mataraman dan Jawa. 239

2 Kesenian tradisional sampai saat ini masih dianggap sebagai salah satu solusi diseminasi informasi kebijakan pemerintah yang cukup efektif di era globalisasi, di saat pemerintah mengalami kendala penyebaran informasi mengenai kebijakan pemerintah agar sampai ke seluruh pelosok (Dep.Kominfo, 2007). Media tersebut mempunyai kelebihan telah menjadi bagian dan lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang kaya dengan aneka jenis media tradisional untuk menyampaikan informasi atau sekedar menghibur. Media tradisional merupakan salah satu media yang masih dianggap efektif untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan termasuk informasi pembangunan di bidang pertanian. Media ini juga dapat menyalurkan pesan-pesan kerakyatan dengan lebih baik dibanding surat kabar, film, radio dan televisi, dibanding media lainnya kredibilitasnya lebih besar karena mempertunjukkan kebolehan orangorang setempat dan membawa pesan-pesan lokal. Komunikasi dua arah juga bisa didapat dengan penggunaan media tersebut. Penduduk Jawa Timur yang kebanyakan terdiri dari etnis Pendalungan, Mataraman dan Jawa mempunyai kesenian tradisional yang sudah turun temurun dan sampai sekarang masih banyak diminati. Ludruk, limbukan, ketoprak, parikan, campursari, kentrung, wayang, tari topeng dan geguritan merupakan jenis kesenian tradisional yang sudah dikenal oleh masyarakat luas di Jawa Timur secara turun temurun. Kesenian tersebut biasanya menampilkan sebuah tema yang didalamnya mengandung pesan yang ingin disampaikan dan diselingi dengan dialog, nyanyian ataupun tarian dan diiringi dengan musik atau gamelan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui media tradisional yang dapat menumbuhkan minat, motivasi dan kesadaran petani untuk melaksanakan IP Padi 400. METODOLOGI Kegiatan ini bersifat actions research yang dilakukan di wilayah pengembangan program IP Padi 300 yang punya potensi untuk pengembangan Program IP Padi 400 di 3 kabupaten yang mewakili etnis Pendalungan, Mataraman dan Jawa. Kabupaten Madiun mewakili etnis Mataraman, Kabupaten Pasuruan mewakili etnis Pendalungan dan Kabupaten Mojokerto mewakili etnis Jawa. Sesuai dengan potensi SDA (Sumber Daya Alam) yang mendukung pelaksanaan program IP padi 400 dan hasil konsultasi dengan Dinas Pertanian di ke 3 kabupaten, dipilih 1 kecamatan dan 1 desa yang bisa mewakili ke 3 etnis tersebut seperti pada Tabel 1. Selanjutnya di tiap desa dilakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengetahui permasalahan dan kondisi sosial ekonomi petani (analisis khalayak), serta media tradisional yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat untuk menyampaikan hasil-hasil pembangunan atau perencanaan program pembangunan khususnya pertanian. Peserta FGD berjumlah 50 orang yang terdiri dari petani, wanita tani, pemuda tani, pamong desa, tokoh masyarakat, petugas dan penyuluh. Dari hasil FGD ditentukan sasaran diseminasi dan jenis media tradisional yang akan digunakan (sebagai contoh limbukan, campursari 240

3 atau media lainnya yang disukai) untuk mensosialisasikan pelaksanaan IP Padi 400. Tabel 1. Kabupaten, Kecamatan dan Desa yang punya potensi untuk pengembangan IP Padi 400 No Kabupaten Kecamatan Desa Keterangan Kegiatan 1 Madiun Wonoasri Ngadirejo Mewakili etnis Mataraman Dilakukan FGD dan pengumpulan data primer 2 Mojokerto Jatirejo Sumengko Mewakili etnis Jawa Dilakukan FGD dan pengumpulan data primer 3 Pasuruan Sukorejo Ngadimulyo Mewakili etnis Pendalungan Dilakukan FGD dan pengumpulan data primer Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan pre tes (evaluasi awal) tentang padi IP 400 dan evaluasi terhadap minat, motivasi dan kesadaran petani terhadap IP padi 400, setelah dilakukan sosialisasi tentang materi IP Padi 400. Data yang dikumpulkan ditabulasi, selanjutnya dilakukan analisis secara diskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Wilayah yang punya potensi untuk pengembangan Program IP Padi 400 dipilih Kabupaten Madiun mewakili etnis Mataraman, Kabupaten Pasuruan mewakili etnis Pendalungan dan Kabupaten Mojokerto mewakili etnis Jawa. Sesuai dengan etnis yang ada di 3 kabupaten terpilih berdasarkan mata pencaharian dan kesamaan sosio-kulturalnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kesenian Tradisional di Kabupaten Madiun, Mojokerto dan Pasuruan berdasarkan etnis No Uraian Etnis Pendalungan Etnis Mataraman Etnis Jawa 1 Mata Pencaharian Berdagang, jasa transportasi, nelayan, perkebunan, petani Banyak hidup dari persawahan, perkebunan, hutan dan perdagangan persawahan, perkebunan, hutan, dan perdagangan 2 Pola budaya Pendalungan Mataraman Pendalungan 3 Keterkaitan dengan etnis lain 4 Bentuk dan pola budaya 5 Kesamaan sosio-kultural 6 Kesenian tradisional Banyak dipengaruhi etnis madura dan nilai islam Hampir sama dengan sistem budaya masyarakat Madura Kota dan kabupaten Pasuruan, Bondowoso, Probolinggo, Situbondo, lumajang dan Jember Hadrah, dibaan, terbangan, zafin, pencak silat, qasidah, re-re-re, jarananan bodhak, jaranan kecak, pujian, kuda lumping, topeng dalang, kentrung, rodad, kenong telok, janger, terbangan, mocopat, patrol, dan terbang glipang Banyak dipengaruhi budaya kerajaan Mataram sistem nilai budaya yang banyak dipengaruhi budaya ke-rajaan Mataram Yogyakarta Ngawi, Madiun, Magetan, trenggalek, Ponorogo, Nganjuk, Kediri, Jombang dan Mojokerto Wayang kulit, ketoprak wayang orang dan reogan dan Mataraman Mirip dengan Pendalungan dan Mataraman Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro Hadrah, dibaan, terbangan, Zafin dan Kentrung Di wilayah etnis pendalungan kesenian tradisional lebih banyak dan bervariasi dibanding di wilayah etnis Mataraman dan Jawa. Menurut responden 241

4 kesenian tradisional masih efektif digunakan untuk diselipi materi hasil-hasil pembangunan pertanian seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Persepsi Responden Terhadap Penggunaan Media Tradisional No Kabupaten Prosentase Pendapat Responden Masih efektif Kurang efektif Efektif Sangat efektif 1 Madiun 2,17 15,22 82,61-2 Mojokerto 7,50 30,00 57,50 5,00 3 Pasuruan 23,91 10,87 63,04 2,17 Persepsi responden terhadap jenis media untuk menyampaikan materi diseminasi dapat dilihat pada Tabel 4. Menurut persepsi responden di 3 kabupaten media Televisi merupakan jenis media yang paling cepati untuk menerima informasi pembangunan khususnya pertanian. Sedangkan untuk membantu memecahkan permasalah petani perlu kombinasi antara beberapa sumber (PPL/Petugas, TV, sesama petani dan radio) seperti pada Tabel 5. Tabel 4. Persepsi Jenis Media Yang Bisa Digunakan Untuk Menyampaikan Informasi Teknologi Lebih Cepat No Kabupaten Jenis media yang lebih cepat menyampaikan informasi teknologi Persentase (%) 1 Madiun Televisi 54,35 Kombinasi cetak dan elektronik 17,39 Kesenian 13,04 Pertemuan kelompok 10,87 Media cetak 4,35 2 Mojokerto Televisi 77,50 Kesenian 15,00 Radio 2,50 Pertemuan kelompok 5,00 3 Pasuruan Televisi 71,74 Televisi+Radio 21,74 Media kesenian 6,52 Tabel 5. Sumber Informasi Teknologi No Kabupaten Sumber Informasi Teknologi Pertanian Persentase (%) 1 Madiun Televisi 7,50 Penyuluh/petugas 10,00 Kombinasi dari beberapa sumber 70,00 (PPL/petugas,TV, sesama petani, radio) Sesama anggota 10,867 2 Mojokerto Televisi 13,04 Penyuluh/petugas 34,78 Kelompok Tani 13,04 Kombinasi dari beberapa sumber (TV 28,26 dan pertemuan) Radio 4,35 Media cetak 6,53 3 Pasuruan Televisi 19,56 Tim Sampoerna 13,04 Kelompok Tani 17,39 Media, dinas/petugas lain 26,09 PPL 6,53 Radio dan TV 8,69 Aparat Desa 2,17 Media Cetak 6,53 242

5 Peran petugas lapang, kelompok Tani dan Dinas masih sangat dibutuhkan petani dalam membantu memecahkan permasalahan usaha tani yang sedang dihadapi oleh petani di ke-3 kabupaten sampel seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Sumber Informasi Untuk Membantu Permasalahan Petani No Kabupaten Sumber Informasi yang diharapkan Persentase (%) membantu pemecahan masalah 1 Madiun PPL/ Dinas terkait 39,13 Kelompok Tani 36,95 Tetangga 23,91 2 Mojokerto PPL/ Petugas 50,00 Tetangga 5,00 Kelompok Tani 45,00 3 Pasuruan PPL/Dinas terkait 28,26 Sesama petani 19,56 Kelompok 8,69 Aparat Desa 6,52 Tim Sampoerna 23,92 Lainnya 13,05 Persepsi responden dalam hal pelaksanan Program IP Padi 400, rata-rata menyatakan bahwa Peluang Program IP Padi 400 bisa dilaksanakan di 3 Kabupaten Madiun, Mojokerto dan Pasuruan, seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Program IP Padi 400 No Kabupaten Prosentase Kebiasaan Petani Tanam Padi dalam 1 tahun (%) Persentase Peluang Program IP Padi 400 (%) 1 Madiun 3 kali = 100 2,17 % menyatakan tidak bisa 97,83 % menyatakan bisa 2 kali = 0 2 Mojokerto 3 kali = 50 7,50 % menyatakan tidak bisa 92,50 % menyatakan bisa 2 kali = 50 3 Pasuruan 3 kali = 93,48 10,87 % menyatakan ragu-ragu 4,35 % menyatakan tidak bisa 84,78 % menyatakan bisa KESIMPULAN 1. Kesenian Tradisional merupakan salah satu media untuk menyampaikan hasil-hasil pembangunan termasuk pertanian kepada masyarakat yang ada di desa, disamping bertujuan menghibur. 2. Media kesenian tradisional yang bisa dimanfatkan untuk menyampaikan informasi Program pengembangan IP Padi 400 di Kabupaten Madiun (Kecamatan Wonoasri, desa Ngadirejo) dan Kabupaten Mojokerto (Kecamatan Jatirejo, desa Sumengko) adalah Kesenian tradisional Campur sari yang diselingi dengan dagelan. 243

6 3. Transfer teknologi yang telah dilakukan BPTP untuk menyampaikan teknologi di lokasi pengembangan IP Padi 400 adalah demplot, penyuluhan/sosialisasi dan konsultasi langsung dengan petugas BPTP yang didetasir di lokasi demplot. 4. Untuk mempercepat proses diseminasi IP Padi 400, telah dibuat materi penyuluhan dalam bentuk VCD, berupa minidrama dengan durasi 30 menit berjudul Penyuluhan IP Padi 400 Berisi motivasi Teknologi PTT Padi, dengan penggunaan varietas dan pengenalan Varietas Unggul Baru (VUB), umur genjah dan sedang agar dalam 1 tahun tercapai penanaman dan panen 4 kali DAFTAR PUSTAKA Anonimus, Makalah Kesenian Tradisional, Kominfo-Newsroom, Departemen Komunikasi dan Informatika, Makasar. Anonimus, Media Tradisional Mulai Tertinggal, Koran Kompas, Jakarta. Anonimus, 2007a. Pengelolaan Tanaman Terpadu Pada Lahan Sawah Berpengairan di JawaTimur. Panduan Teknologi Produksi dalam Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Padi 20% di Jatim, Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Anonimus, 2007b. Pengelolaan Tanaman Terpadu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Jahi. A, 1988, Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negaranegara Dunia Ketiga,PT Gramedia, Jakarta. Ranganat, 1976, Telling the People Tell Themselves, Media Asia 3 Sastropoetro. S, 1988, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, Penerbit Alumni, Bandung. Susanto.S, 1982, Komunikasi Massa, Bina Cipta, Bandung. 244