WORKING PAPER ANALISIS FUNGSI KEISHIKI MEISHI WAKE PADA KALIMAT WAKEDA DAN WAKEDEWANAI DALAM DRAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WORKING PAPER ANALISIS FUNGSI KEISHIKI MEISHI WAKE PADA KALIMAT WAKEDA DAN WAKEDEWANAI DALAM DRAMA"

Transkripsi

1 WORKING PAPER ANALISIS FUNGSI KEISHIKI MEISHI WAKE PADA KALIMAT WAKEDA DAN WAKEDEWANAI DALAM DRAMA Klara Gorgonia Universitas Bina Nusantara, Jl. Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021) , Dra. Nalti Novianti, M.Si Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021) Abstract Generally, wake is known as reason. By this research, the writer and readers will comprehend more functions of keishiki meishi Wake. That s the purpose of this research by explore the function of keishiki meishi Wake in the sentences that end by Wakeda and Wakedewanai. Using the film drama Nihonjin No Shiranai Nihongo(2010) to get the corpus of data. Theory about functions of Wakeda by Yokota(2001) and functions of Wakedewanai by Teramura (in Zhang, 2011) will be the basic theory of this research. And descriptive analysis method is used for the research description. Keywords: keishiki meishi, wake, wakeda, wakedewanai. Abstrak Pada umumnya, wake berarti alasan. Namun melalui penelitian ini, penulis dan pembaca akan memahami lebih banyak fungsi mengenai keishiki meishi Wake. Itulah yang menjadi tujuan dari penelitian ini dengan mendalami fungsi keishiki meishi Wake pada kalimat yang diakhiri dengan Wakeda dan Wakedewanai. Menggunakan film drama Nihonjin No Shiranai Nihongo (2010) untuk mendapatkan korpus data. Teori fungsi Wakeda dari Yokota (2001) dan fungsi Wakedewanai dari Teramura (dalam Zhang, 2011) menjadi landasan teori dari penelitian ini. Serta metode analisis deskriptif untuk pembahasan penelitian. Kata kunci: keishiki meishi, wake, wakeda, wakedewanai. PENDAHULUAN Dengan adanya sekian banyak negara di dunia, tidak terlepas juga adanya keragaman bangsa. Sehingga muncul juga berbagai bahasa yang digunakan antar sesama dalam bangsa masing-masing untuk berkomunikasi. Di negara kita, penduduk Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuannya. Begitu juga dengan negara dan bangsa lain. Jepang merupakan salah satu negara yang telah menjalin persahabatan kuat dengan Indonesia. Seperti Indonesia, Jepang juga merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai kebudayaan yang khas. Jepang memiliki berbagai karya sastra yang telah berkembang luas dan banyak diminati oleh warga dunia, termasuk warga Indonesia. Di antara lain, terdapat komik, animasi, novel, serial televisi atau drama, musik, dan sebagainya. Dalam penyuguhan karyanya, tentunya para pencipta menggunakan bahasa yang dikuasainya sebagai orang Jepang yaitu Bahasa Jepang. Tidak sedikit warga Indonesia mulai mempelajari Bahasa Jepang untuk tujuan tertentu, seperti untuk bekerja, berkomunikasi dengan orang Jepang, menikmati karya sastra seperti komik, novel, drama, dan sebagainya dalam Bahasa Jepang, dan lain-lain. Begitu juga sebaliknya, orang Jepang mempelajari Bahasa Indonesia. Namun, perbedaan bahasa ibu akan menjadi sebuah kesulitan untuk mempelajari bahasa asing, terutama bahasa asing yang memiliki banyak perbedaan dengan bahasa ibu pembelajar bahasa tersebut baik secara kosakata maupun gramatikal. Sebagai lambang bunyi yang menjadi alat komunikasi dan dipakai oleh bangsa tertentu, bahasa tidak terlepas dari yang disebut dengan tata bahasa yang merupakan kumpulan kaidah tentang struktur gramatikal bahasa (KBBI, 2008:1458). Dalam kaidah bahasa tersebut, terdapat kaidah fonologi, morfologi, dan sintaksis, yang dapat kita pelajari lebih dalam melalui ilmu-ilmu yang membahasnya secara khusus. Itulah yang menjadi salah satu ciri-ciri yang berbeda antara satu bahasa dan bahasa

2 lainnya. Walaupun ada yang tampak serupa, tapi tidak semua tata bahasa dalam sebuah bahasa itu sama. Padahal, untuk menguasai suatu bahasa, tata bahasa merupakan salah satu pelajaran yang tidak dapat diabaikan. Walaupun kini sudah banyak toko buku biasa yang menyediakan buku pelajaran yang siap digunakan untuk mempelajari sebuah bahasa. Dari situ, para pembelajar bahasa asing dapat langsung secara instan mempelajari sebuah bahasa, termasuk kosakata yang sering digunakan, cara pembentukan kalimat, dan juga pengucapan. Namun jarang tersedia buku yang membahas lebih dalam mengenai ilmu sebuah bahasa yang menjurus ke kaidah fonologi, morfologi, dan sintaksis. Misalnya istilah keishiki meishi. Istilah ini biasanya tidak disebut dalam sebuah buku pelajaran bahasa, khususnya Bahasa Jepang. Bentuk yang diberikan merupakan bentuk sebuah gramatika yang sudah jadi (atau tinggal pakai) dan tidak dijelaskan apa itu sebenarnya. Terutama buku yang memaparkan cara belajar cepat sebuah bahasa asing yang isinya merupakan kalimat dalam Bahasa Jepang beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Hal ini terjadi mungkin karena penyusun buku tersebut mempertimbangkan halnya Bahasa Indonesia tidak terdapat tata bahasa seperti keishiki meishi, sehingga akan membingungkan bagi pembelajar Bahasa Jepang pemula yang bahasa ibunya Bahasa Indonesia untuk memahaminya. Namun, dengan mempelajari sebuah teori dan hasil penelitian, seorang pembelajar bahasa akan mendapat ilmu yang lebih banyak dan akan membantunya dalam pemahaman suatu materi. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat topik pembahasan yang merupakan bagian dari meishi (nomina/kata benda). Sebagai bagian dari meishi, keishiki meishi tidak hanya memiliki sifat atau ciriciri dari meishi, juga memiliki keunikannya sendiri. Takano (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2004:160) menjelaskan bahwa keishiki meishi adalah nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina. Jumlah jenis keishiki meishi banyak sekali, sehingga tidak memungkinkan penulis melakukan analisis pada semua keishiki meishi yang ada. Keishiki meishi wake merupakan salah satu keishiki meishi yang sering digunakan, selain mono, tame, hazu, tsumori, dan sebagainya. Dari pengalaman yang dialami penulis, keishiki meishi wake sering muncul dalam percakapan, terutama di drama dan animasi. Biasanya pada situasi dimana pembicara (orang yang mengucapkan kalimat berkata wake) mengajukan kalimat serupa pertanyaan pada pendengar (lawan bicara yang ditujukan oleh pembicara). Namun hal ini tidak berarti keishiki meishi wake tidak akan muncul dalam kalimat selain percakapan. Sesuai pernyataan Teramura (dalam Nagatani, 2001), penggunaan keishiki meishi wake yang ditambah dengan da terdapat fungsi pernyataan keraguan terhadap suatu hal yang disampaikan pada kalimat yang muncul terlebih dahulu sebelum penyampaian keraguan tersebut. Selain itu juga dapat menunjukkan ekspresi sebuah kepantasan. Namun apabila tidak dipelajari lebih dalam lagi, kita tidak bisa memahami keishiki meishi ini secara keseluruhan. Kata wake sendiri merupakan sebuah kata benda huruf kanjinya berupa 訳, secara harfiah dapat bermakna alasan. Sehingga, kata wake dalam sebuah kalimat terdapat kemungkinan yang dapat menunjukkan fungsi lainnya di luar peranan sebagai keishiki meishi yang memiliki fungsi formalitas. Di sini, tampak adanya perlu untuk dicari tahu lebih banyak mengenai perbedaan wake dalam makna biasa dan makna keishiki meishi. Untuk bahan penelitian, penulis memilih film drama sebagai sumber data, yang berjudul Nihonjin No Shiranai Nihongo dan kalimat percakapan di dalamnya sebagai korpus data. Nihonjin No Shiranai Nihongo merupakan sebuah film drama yang total berjumlah dua belas episode yang menceritakan seorang mantan karyawan handal di sebuah toko gaya busana, yang kemudian menjadi seorang pengajar Bahasa Jepang di sebuah sekolah yang khusus mengajarkan Bahasa Jepang pada orang asing yang sedang tinggal di Jepang. Selain terdapat kisah-kisah yang mengharukan antara para tokoh, dalam film drama tersebut juga terdapat berbagai pengetahuan mengenai Bahasa Jepang. Agar pembaca skripsi ini dapat memahami cerita yang dikisahkan dalam film drama ini, penulis telah lampirkan sinopsisnya di bagian akhir dari skripsi ini. Penulis meneliti mengenai fungsi penggunaan keishiki meishi wake yang terdapat dalam sebuah film drama Jepang, serta menjabarkan teori wake khususnya pada wakeda dan wakedewanai. Untuk memahami fungsi penggunaan keishiki meishi wake pada bentuk kalimat berpola wakeda dan wakedewanai, serta melalui hasil penelitian ini, penulis harap para pembaca skripsi ini juga mendapatkan manfaatnya. Baik untuk menambah wawasan ataupun sebuah bahan pembelajaran, khususnya mengenai keishiki meishi wake.

3 Penelitian terdahulu dilakukan sebelum memulai penulisan skripsi ini melalui buku-buku baik buku berbahasa Indonesia maupun buku berbahasa Jepang. Dan juga didukung dengan artikel-artikel atau jurnal-jurnal penelitian yang penulis dapatkan dalam bentuk tercetak dan elektronik. Dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan, penulis harap skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Keishiki meishi sudah bukan topik pembahasan skripsi yang baru lagi di Universitas Bina Nusantara. Penelitian yang pernah dilakukan oleh para senior di jurusan Sastra Jepang sebelumnya, antara lain mono, tokoro, tame, bakari, dake, tsumori, dan lainnya termasuk juga wake. Namun penulis hanya menemukan satu penelitian mengenai keishiki meishi wake dari sekian banyak skripsi yang tersedia di perpustakaan Universitas Bina Nusantara. Yakni, Analisis Fungsi Keishikimeishi Wake Dalam Novel Sastra Modern Umibe No Kafuka Karya Haruki Murakami, oleh Liza Atmajayanti (2008). Atmajayanti membahas fungsi penggunaan keishiki meishi wake yang terdapat dalam novel Umibe No Kafuka tersebut dengan landasan teori yang dicetuskan oleh Nagara (dalam Napitupulu, 1994). Dimana fungsi keishiki meishi wake dibagi menjadi lima jenis, sebagai berikut: 1. Menunjukkan kepantasan akan pernyataan yang diungkapkan sebelumnya. 2. Menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu perbuatan atau kejadian sama sekali tidak ada. 3. Menegaskan penyangkalan. 4. Menyatakan makna tidak dapat melakukan suatu perbuatan, baik karena adanya pendapat suatu masyarakat atau dari dirinya sendiri. 5. Mengungkapkan makna harus. Pembahasan yang telah dilakukan Atmajayanti fokus pada fungsi wake dalam kalimat, serta maksud yang ingin disampaikan oleh pembicara. Dan tidak menentukan bentuk wake secara khusus. Sehingga ini akan menjadi salah satu poin yang berbeda dengan apa yang akan penulis bahas dalam penelitian ini. Penulis akan memaparkan landasan teori pada Bab 2, yang mendasarkan pola penggunaan sesuai bentuk wake yang digunakan dalam kalimat. Yaitu wakeda dan wakedewanai. Selain penelitian skripsi yang ada di Universitas Bina Nusantara, penulis juga mendapat berbagai referensi yang tersedia di media internet, jurnal dalam bentuk elektronik yang diunduh dari situs terpercaya di internet, seperti ci.nii.ac.jp dan situs sejenis web library lainnya. Penulis mengunduh jurnal elektronik yang berupa hasil penelitian dari berbagai sumber, seperti Osaka University Knowledge Archive, Ryuugakusei Nihongo Kyouiku Sentaa Ronshuu dari Tokyo University of Foreign Studies, Journal CAJLE, Asian and African Languanges and Linguistics, dan lain-lain. Walaupun keishiki meishi wake masih tidak banyak dibahas oleh para peneliti di Indonesia, di luar negeri, terutama di Jepang sudah banyak dilakukan penelitiannya. Ada peneliti yang melakukan analisis dengan membandingkan satu jenis keishiki meishi dengan jenis keishiki meishi lainnya yang memiliki keserupaan dalam penggunaan. Ada juga yang fokus pada satu keishiki meishi saja. Seperti beberapa jurnal yang penulis baca, keishiki meishi wake banyak dikaitkan dengan noda yang berfungsi menegaskan hal dalam sebuah ungkapan, hazu yang dapat menunjukkan suatu gagasan pembicara yang ingin menyatakan keyakinan, dan lain-lainnya. Penulisan skripsi ini juga didukung dengan beberapa kamus, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dapat memberikan penjelasan atau definisi dari suatu kata yang diperlukan dalam penelitian. METODE PENELITIAN Tahap I: Memulai penelitian sesuai metodologi Untuk skripsi ini, penelitian dimulai dari permasalahan yang sudah terindentifikasi dan dirumuskan. Permasalahannya adalah menganalisis fungsi keishiki meishi wake pada film drama Jepang. Berdasarkan permasalahan ini, tujuan penelitian menjadi memahami makna dan fungsi dari keishiki meishi wake dan penggunaannya pada kalimat-kalimat percakapan dalam film drama Nihonjin No Shiranai Nihongo. Berangkat dari permasalahan dan tujuan itu, penulis memilih dan menetapkan pendekatan metode penelitian dan metode pengumpulan data. Pendekatannya adalah pendekatan kualitatif, sedangkan metode pengumpulan data adalah metode kepustakaan. Sesudah itu, penulis menetapkan metode analisis data dan landasan teori. Metode analisis data adalah metode deskriptif dan teorinya adalah teori hinshi, teori meishi, teori keishiki meishi, dan teori wake (termasuk teori fungsi wakeda dan wakedewanai). Dengan demikian, sebagai output pada tahap I, penulis memperoleh: 1) Pendekatan kualitatif untuk seluruh penelitian; 2) Metode Kepustakaan; 3) Metode Deskriptif untuk menganalisis data; 4) Teori-teori untuk analisis data.

4 Tahap II: Mengumpulkan Data Selanjutnya, penulis menggunakan metode kepustakaan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Selain itu, penulis juga menggunakan pendekatan kualititaf. Penulis menetapkan sumber data untuk skripsi ini, yaitu film drama Jepang berjudul Nihonjin No Shiranai Nihongo yang ditayangkan pada tahun Kemudian penulis mencari sumber data yang sudah ditetapkan itu. Setelah mengumpulkan sumber data, penulis mengumpulkan korpus data yang berupa kalimat-kalimat yang mengandung kata wake dalam film drama tersebut. Lalu barulah penulis tetapkan data-data yang mana saja yang akan digunakan dalam analisis data di tahap berikutnya. Sebagai output, data-data berupa kalimat siap dianalisis. Tahap III: Menganalisis Data Tahap terakhir dari penelitian ini adalah menganalisis data. Penulis menggunakan metode deskriptif. Data yang sudah dikumpul akan dipilah sesuai klarifikasinya, dikaji dan dicocokkan sesuai teori yang sudah ditentukan. Kemudian diambil kesimpulan kecil yang terdapat pada data tersebut. Setelah itu, proses analisis diulang pada setiap data yang sudah terkumpul pada tahap II sampai semuanya selesai dianalisis. Dari setiap kesimpulan kecil dari masing-masing data, penulis akan menarik sebuah kesimpulan akhir, dan inilah yang akan menjadi kesimpulan dari skripsi ini. HASIL DAN BAHASAN Analisis Fungsi Wakeda Berikut adalah analisis pada lima fungsi dari bentuk kalimat wakeda dari film drama Nihonjin No Shiranai Nihongo. Analisis Fungsi Pertama Wakeda: Kesimpulan I sebagai Akibat Data 1 Episode 2 menit Cerita di episode 2 dari Nihonjin No Shiranai Nihongo mengisahkan kelas yang diajari Haruko sedang mempelajari keigo atau bahasa honorifik (hormat). Diana, salah satu murid Haruko baru menyadari bahwa bahasa keigo yang digunakan di tempat ia bekerja paruh waktu, sebuah restoran famili adalah baito keigo. Baito keigo merupakan bahasa honorifik yang digunakan di tempat-tempat kerja paruh waktu seperti restoran dan toko serba ada di Jepang, yang bentuk kalimatnya salah atau tidak sesuai dengan bentuk keigo yang seharusnya. Namun, bagi orang asing seperti para murid Haruko tidak ingin mempelajari bentuk kalimat Bahasa Jepang yang salah itu. Saat mereka ke restoran tersebut Haruko dan manajer restoran tersebut bertengkar dikarenakan baito keigo tersebut. ダイアナ : 間違った日本語 嫌です! ハルコ : ダイアナは引っ込んでて! 中途半端な日本語教えたのはそっちの方でしょ?! 外国人にね 間違い指摘されてんだよ 日本人として恥ずかしくないわけ?! Diana : Bahasa Jepang yang salah, aku tidak mau. Haruko : Diana diam dulu. Yang mengajarkan Bahasa Jepang setengah-setengah itu justru kalian kan?! Sampai dikoreksi oleh orang asing lho. Sebagai orang Jepang, kau tidak merasa memalukan?! Haruko memiliki pandangan bahwa, sebagai orang Jepang, seharusnya mereka menjadi orang yang paling mengerti Bahasa Jepang. Dan tidak membuat kesalahan dalam penggunaannya. Apalagi sampai dikoreksi oleh orang asing yang bahasa ibunya bukan Bahasa Jepang. Bagi Haruko, orang Jepang seharusnya merasa malu karena penggunaan Bahasa Jepangnya salah dan dikoreksi oleh orang asing. Sedangkan manajer restoran itu malah tanpa merasa bersalah dan tidak mempedulikan hal tersebut. Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa manajer restoran yang merupakan orang Jepang itu tidak tahu rasa malu walaupun telah dikoreksi oleh orang asing dengan mengatakan: Nihonjin toshite hazukashikunai wake?! ( 日本人として恥ずかしくないわけ?!Sebagai orang Jepang, kau tidak merasa memalukan?!). Kalimat yang diucapkan oleh Haruko berbentuk informal yang bentuk awalnya adalah Nihonjin toshite hazukashikunai wakedesuka?! ( 日本人として恥ずかしくないわけですか?!)Kata わけですか

5 wakedesuka dalam bentuk formal berubah bentuk dalam bahasa percakapan yang informal menjadi wake saja, sehingga termasuk dalam pola wakeda. Hubungan situasi pendahulu dan kalimat yang diucapkan oleh Haruko yang menunjukkan permasalahan terkait dengan ungkapan wakeda dapat dilihat melalui tabel di bawah ini. Situasi pendahulu: Penggunaan Bahasa Jepang dalam restoran yang diterapkan oleh manajer tersebut dikoreksi oleh orang asing, namun manajer itu tidak mempedulikan hal tersebut. Kesimpulan pembicara: 日本人として恥ずかしくないわけ?! Pemikiran pembicara: Orang Jepang seharusnya merasa malu karena dikoreksi orang asing. Tetapi, manajer restoran malah tidak mempedulikan itu dan tidak merasa malu. Hubungan kedua kalimat yang tertera pada tabel di atas, sesuai teori Yokota (2001) yang menyatakan sebelum kalimat berungkapan wake, adanya suatu masalah yang diungkapkan terlebih dahulu dalam kalimat atau situasi pendahulu. Yaitu, orang Jepang telah dikoreksi atau ditunjuk kesalahannya dalam menggunakan Bahasa Jepang dan manajer restoran tersebut tidak mempedulikan hal itu. Kemudian pembicara (Haruko) membuat kesimpulan sendiri dari apa yang telah diketahui dan dipikirkannya. Yakni, apabila orang Jepang salah menggunakan Bahasa Jepang dan dikoreksi oleh orang asing, maka itu adalah hal yang memalukan bagi orang Jepang itu sendiri, tetapi manajer restoran tersebut malah tidak mempedulikan hal itu dan tidak merasa malu. Oleh karena itu, Haruko menarik kesimpulan bahwa manajer restoran tidak merasa malu sebagai orang, lalu ia dan menyebutkan kalimat kesimpulannya yang berupa akibat dari situasi pendahulu dengan mengatakan: Nihonjin toshite hazukashikunai wake?! ( 日本人として恥ずかしくないわけ?!Sebagai orang Jepang, kau tidak merasa memalukan?!) Sehingga, kalimat berungkapan wakeda yang diucapkan Haruko tersebut merupakan kesimpulan yang ditarik oleh pembicara sebagai akibat dari hal dalam situasi pendahulu tersebut, sesuai fungsi pertama Wakeda yaitu Kesimpulan I sebagai Akibat (Yokota, 2001). Analisis Fungsi Kedua Wakeda: Kesimpulan II sebagai Sebab dan Alasan Data 3 Episode 6 menit Cita-cita Haruko dari dulu memang ingin menjadi seorang guru di sebuah SMA. Sebelumnya, ia pernah ikut wawancara untuk perekrutan di sebuah sekolah, namun gagal. Hal ini juga diketahui oleh mantan kekasihnya, Fumiya. Di episode 6, diceritakan bahwa Fumiya mendatangi Haruko di gedung Koubun Gakuin. Keduanya sudah lama tidak bertemu. Haruko pun tidak tahu apa tujuan Fumiya datang, dan dengan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Melihat penampilan Haruko sebagai seorang pengajar di Koubun Gakuin yang bajunya tanpa lengan tanpa kerah dan celana pendek, berkalung besar dan panjang, serta pita besar di rambutnya yang warna-warni, Fumiya bertanya apakah sekolah Bahasa Jepang memang begitu bebas dalam berpakaian. Tapi bagi Haruko, penampilannya itu biasabiasa saja dan tidak aneh sebagai seorang pengajar. Fumiya tampak tidak sependapat dengannya. 文也 : 忘れてたのか? そういう自由な服装で面接受けたから 高校の採用試験 落とされたんだろ? ハルコ : 人を見かけで判断するような学校は好きじゃありません 文也 : はぁ ガキだなぁ ハルコ : はあ? あんた ケンカしに来たわけ? Fumiya : Sudah lupa? Karena mengenakan pakaian bebas seperti itu saat wawancara, makanya kamu gagal di ujian perekrutan di sekolah SMA kan? Haruko : Aku tidak suka sekolah yang melihat orang dari penampilan. Fumiya : Hah, kekanakan sekali.

6 Haruko : Haaah?? Jadi kau datang ke sini untuk bertengkar? Dalam situasi kutipan di atas, Haruko tidak tahu apa tujuan Fumiya tiba-tiba menemuinya di gedung Koubun Gakuin setelah lama tidak bertemu. Fumiya memulai percakapan dari melihat penampilan Haruko serta memberi komentar. Namun ia tidak memberitahu mengapa ia datang. Selain berkomentar mengenai pakaiannya, Fumiya juga mengaitkan itu dengan kegagalan Haruko memasuki sebuah sekolah SMA. Hal ini membuat Haruko tidak senang, dimana mengenakan pakaian bergaya merupakan kesukaan Haruko, serta kesakitan kegagalan Haruko diungkit kembali. Haruko yang tidak menerima kata-kata Fumiya, secara otomatis ia menjadi terangkat emosi dan membalas komentar Fumiya bahwa ia sendiri juga tidak menyukai sekolah tersebut, yang telah menilai orang dari penampilan. Mendengar balasan Haruko, Fumiya pun menilainya kekanakan. Percakapan antara Fumiya dan Haruko menjadi sebuah pertengkaran, walaupun hingga saat itu masih berupa perdebatan kecil. Hal ini membuat Haruko merasa seolah-olah Fumiya datang tanpa urusan penting dan hanya ingin mengometarinya, sehingga ia menyimpulkan bahwa karena hendak bertengkarlah, Fumiya mendatanginya. Karena Fumiya ingin bertengkar dengannya, maka Fumiya datang dan memberikannya komentar negatif dan mengejeknya kekanakan. Bentuk kalimat yang digunakan pembicara pada data ini sama seperti pada Data 1 dan Data 2, berupa bentuk informal dalam percakapan yang apabila diubah menjadi kalimat formal akan menjadi kenkashini kita wakedesuka? ( ケンカしに来たわけわけですか?)yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut termasuk dalam golongan pola wakeda. Hubungan situasi dan kalimat dapat dilihat dari tabel pembuktian berikut. Situasi pendahulu: Fumiya memberi komentar negatif pada pakaian Haruko dan mengejeknya kekanakan. Kesimpulan pembicara: あんた ケンカしに来たわけ わけ? Pemikiran pembicara: Fumiya dari awal hanya memberikan komentar negatif pada Haruko. Seperti mengungkit kegagalannya dan menyebutnya kekanakan. Alasan Fumiya melakukan itu tidak lain dari ingin bertengkar dengannya. Karena tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuannya datang, Haruko hanya bisa menebak sendiri. Melalui situasi pada kutipan, sikap Fumiya yang tidak bersahabat memberi kesan negatif pada Haruko, sehingga Haruko muncul pemikiran bahwa alasan Fumiya mendatanginya adalah untuk bertengkar. Di sini menunjukkan kalimat yang diucapkan Haruko: Anta, kenkashini kita wake? ( あんた ケンカしに来たわけ?Jadi kau datang ke sini untuk bertengkar?)merupakan kesimpulan yang ditarik oleh Haruko dari situasi yang muncul sebelumnya. Kesimpulan ini merupakan hasil pemikiran pembicara yang dianggap merupakan penyebab munculnya situasi tersebut. Yaitu, karena Fumiya datang untuk bertengkar, makanya ia terus memberi komentar negatif pada Haruko. Demikian, hubungan situasi dan kalimat pada Data 3 terbukti sesuai dengan teori Yokota (2001) mengenai fungsi kedua Wakeda, Kesimpulan II sebagai Penyebab atau Alasan. Analisis Fungsi Ketiga Wakeda: Persetujuan Penulis tidak menemukan kalimat berpola wakeda yang fungsinya sesuai dengan fungsi ketiga dari teori Yokota (2001), yaitu fungsi menunjukkan Persetujuan dari semua percakapan dalam film drama Nihonjin No Shiranai Nihongo (2010). Analisis Fungsi Keempat Wakeda: Pengertian Lain Data 4 Episode Dalam cerita sebelumnya, para murid Haruko kebingungan dalam membedakan cara baca aksen pada kosakata dan ungkapan-ungkapan ambigu dalam Bahasa Jepang. Lalu mereka meminta Haruko untuk memberikan solusi agar kebingungan ini bisa berhenti. Haruko tidak menemukan cara yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah ini. Sebagai gantinya, ia menceritakan keadaan yang dialami orang-orang di zaman dahulu, termasuk orang asing yaitu orang Portugal yang menjadi penyebar

7 agama atau misionaris Kristen di Jepang, pada masa sebelum huruf hiragana ぱぴぷぺぽ terdapat maru atau lingkaran kecil di sudut kanan bagian atas masing-masing tulisan pada はひふへほ. ポルトガルの宣教師 : これなんて読みますか? 夫 : はれ だね ポルトガルの宣教師 : じゃあ これ なんて読みますか? 妻 : あっぱれ ポルトガルの宣教師 : 同じ は なのに は と読んだり ぱ と読んだり! どうやって読みわけしてるんですか? 妻 : なんとなく 感覚っていうか? ポルトガルの宣教師 : 感覚 ~!? ハルコ : 当時の日本人も 文脈によって どう読むかを決めてたわけよ Misionaris Portugal : Ini, dibaca dengan apakah? Suami : Hare ya. Misionaris Portugal : Kalau ini, dibaca dengan apakah? Istri : Appare? Misionaris Portugal : Padahal sama-sama ha, kenapa dibaca dengan ha, juga dibaca dengan pa? Bagaimana cara membedakan pembacaannya? Istri : Bagaimana ya... dengan perasaan kali ya. Misionaris Portugal : Perasaan??? Haruko : Jadi, orang Jepang pada zaman itu pun, menentukan cara membaca tulisan sesuai konteks kalimat. Percakapan di atas merupakan cerita mengenai sebuah masalah yaitu dimana misionaris Portugal pada zaman dulu yang kebingungan dalam membedakan cara baca kata hare dan appare, dan suami istri orang Jepang memberitahu cara bacanya serta cara membedakan dijawab dengan sedikit ragu bahwa sesuai perasaan. Lalu hal itu direkapitulasi atau dirangkum oleh Haruko bahwa dengan kata lain atau intinya orang Jepang pada zaman itu pun, menentukan cara membaca tulisan sesuai konteks kalimat. Bentuk kata wakeda yo わけだわけだよ digunakan dalam bentuk percakapan yang informal oleh pembicara, yaitu wake yo わけよ yang artinya sama. Mari perhatikan tabel berikut. わけ Kalimat pendahulu: 同じ は なのに は と読んだり ぱ と読んだり! どうやって読みわけしてるんですか? なんとなく 感覚っていうか? Rekapitulasi pembicara: 当時の日本人も 文脈によって どう読むかを決めてたわけよ Pemikiran pembicara: Cerita bentuk percakapan yang panjang lebar, diringkas inti dari cerita tersebut dengan kalimat yang berbeda secara singkat. Yokota (2001) mengatakan bahwa fungsi keempat juga dapat berupa sebuah cara penyampaian yang meringkas sebuah penjelasan panjang lebar yang telah disebut sebelumnya dengan kata-kata lain di akhir paragraf. Pada situasi di data ini juga seperti demikian. Haruko di awalnya memberikan contoh percakapan suami istri orang Jepang dan misionaris Portugal pada zaman dulu yang kebingungan seperti para muridnya sekarang mengenai cara baca tulisan yang ambiguitas. Lalu di akhir cerita mengenai percakapan itu, Haruko menambahkan sebuah kalimat yang berupa ringkasan atau rangkuman mengenai cerita yang dikisahkannya tadi. Setelah penjelasan percakapan suami istri orang Jepang dan misionaris Portugal diikuti kalimat rangkuman dari Haruko yaitu: Touji no nihonjin mo, bunmyaku ni yotte, dou yomu ka wo kimeta wake yo.( 当時の日本人も 文脈によって どう読むかを決めてたわけよ Jadi, orang Jepang pada わけ

8 zaman itu pun, menentukan cara membaca tulisan sesuai konteks kalimat.). Ini sesuai dengan teori fungsi keempat dari Yokota untuk Pengertian Lain pada kalimat berpola wakeda. Analisis Fungsi Kelima Wakeda: Turunan Data 6 Episode 2 menit Katori dan Shibuya merupakan pengajar di Koubun Gakuin. Katori diam-diam menyukai Shibuya. Tidak ada orang lain yang tahu hal ini, selain Haruko yang tidak sengaja melihat Katori seorang diri di kantor pada suatu malam sebelumnya, ia sedang memerhatikan foto Shibuya sambil tersenyum dan mendekatkan bibirnya hendak mencium foto itu. Katori tidak berani membiarkan orang lain tahu hal ini. Ia hanya bisa berusaha mencari perhatian Shibuya dengan kemampuannya, meski Shibuya masih sering salah menyebut namanya. Contohnya Katori selalu menyapa Shibuya terlebih dahulu ketika Shibuya baru tiba di ruang pengajar pada pagi hari. 鹿取 : 渋谷先生! おはようございます 渋谷 : おはようございます カトリーヌ先生 鹿取 : カトリーヌじゃなくて 鹿取です ハルコ : あ~ あんな汗臭いのの どこがいいわけ? Katori : Shibuya sensei!... Selamat pagi. Shibuya : Selamat pagi, Catherine sensei. Katori : Bukan Catherine, tapi Katori... Haruko : Ah... Orang yang bau keringatan gitu, apanya yang bagus sih? Melihat Katori yang dengan semangatnya menyapa Shibuya lalu dibalas dengan memanggil Katori nama Catherine (nama yang salah) dan menjadi turun semangat, Haruko tidak tahan untuk memberi komentar. Bagi Haruko, Shibuya memang bukan seorang pria yang memiliki daya tarik. Salah satu alasannya adalah Shibuya berbau keringat yang tidak disukai Haruko. Haruko sungguh tidak mengerti mengapa Katori bisa menyukai Shibuya itu. Penggunaan kata wakeda dalam kalimat diubah dari wakedesuka menjadi wake saja seperti pada kutipan dan tabel berikut. Pemikiran pembicara: Katori menyukai Shibuya, seorang pria yang berbau keringat. Tidak mengerti alasan Katori menyukai sorang pria yang tidak memiliki daya tarik seperti Shibuya. Sesuai pengertian dalam penggunaan fungsi kelima menurut Yokota (2001), pembicara (Haruko) secara satu sisi membuat anggapan bahwa hal yang dipikirnya adalah suatu hal yang sama-sama diketahui juga oleh pendengar (Katori). Pembicara juga hanya bermaksud menyinggung hal yang dipikirkannya secara tidak langsung, serta situasi pendahulunya tidak diucapkan terlebih dahulu secara jelas atau bersifat samar. Selain itu, tidak terdapat pola penggunaan serupa kalimat pendahulu sebelum kalimat berpola wakeda muncul seperti fungsi-fungsi sebelumnya. Seperti teori yang Yokota tersebut, Haruko tidak secara langsung mengatakan Shibuya adalah seorang cowok yang tidak memiliki daya tarik, tetapi ia menggantikan kalimat yang dipikirkannya dengan:... doko ga ii...( どこがいい apanya yang bagus). Selain itu, Haruko menganggap Katori juga sudah mengetahuinya secara pikirannya sendiri saja, yaitu hal mengenai bau keringat dari Shibuya, sebab dalam halnya bau, ini dapat diketahui oleh siapapun yang bertemu langsung dengan orang itu (Shibuya). Sehingga Haruko berbisik langsung ke Katori sebagai orang yang menyukai pria yang menurut Haruko tidak menarik itu dengan mengatakan: Anna asekusai nono, doko ga ii wake?( あんな汗臭いのの どこがいいわけ?Orang yang bau keringatan gitu, apanya yang bagus sih?). わけ Pernyataan pembicara: あんな汗臭いののどこがいいわけ? Analisis Fungsi Wakedewanai Selanjutnya penulis akan memaparkan analisis data-data mengenai fungsi pada ungkapan kalimat berpola wakedewanai. Sesuai teori Teramura (dalam Zhang, 2011), fungsi wakedewanai terdapat tiga jenis.

9 Analisis Fungsi Pertama Wakedewanai: Penyangkalan Kesimpulan Data 8 Episode 12 menit Pada episode sebelumnya diceritakan Kinrei ditipu oleh kekasihnya untuk bekerja di tempat spa yang sebenarnya merupakan toko seks. Mengetahui hal ini, Haruko pergi mencari Kinrei dan menemukannya di tempat spa dimana Kinrei sedang dipaksa kekasihnya untuk bekerja. Saat mereka berhasil melarikan diri keluar dari dalam gedung, mendapatkan polisi sudah tiba dan sedang menangkap para pengurus berserta pekerja tempat spa itu. Polisi juga menangkap Haruko dan Kinrei ke kantor polisi untuk menyelidiki mereka. Keesokan harinya, Takasu menjemput mereka dan kembali ke gedung sekolah Koubun Gakuin. Karena bekerja di tempat sejenis toko seks atau bordil adalah pekerjaan larangan bagi orang asing, apabila terbukti Kinrei sungguh bekerja di tempat seperti itu, ada kemungkinan ia akan dipulangkan ke negaranya secara paksaan. Pada pagi hari itu, teman seangkatan masa sekolah Takasu, yang bernama Ikegami sebagai petugas hukum di Badan Imigrasi Tokyo datang ke Koubun Gakuin untuk bertemu dengan pengurus sekolah ini dan membicarakan masalah mengenai apa yang terjadi pada hari sebelumnya itu. 鷹栖 : 金麗の方は問題ないんだな? 池上 : ああ 取調べで無実は証明されたし取調べで無実は証明されたし それに 商売や風俗で働いていたわけでもない ハルコ : ありがとうございます Takasu : Tidak bermasalah kan dengan Kinrei? Ikegami : Ya. Pemeriksaan membuktikan ia tidak bersalah. Selain itu, ia juga tidak bekerja di toko seks atau bordil. Haruko : Terima kasih. Pada umumnya, wanita yang muncul di toko seks tersebut merupakan karyawannya. Kinrei yang ditangkap oleh polisi saat ia keluar dari gedung toko itu juga dicurigai seperti itu. Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik pada biasanya oleh orang-orang termasuk Ikegami adalah Kinrei telah bekerja di sana. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata Kinrei memang tidak berdosa, dan ia memang tidak bekerja di tempat tersebut. Maka pada data ini, Ikegami menyatakan sebuah penyangkalan terhadap kesimpulan yang telah beranggapan bahwa Kinrei telah bekerja di tempat tersebut. Kalimat penyangkalan pada kesimpulan sesuai teori Teramura (dalam Zhang, 2011) yang dilakukan oleh Ikegami sebagai pembicara dapat dilihat pembentukannya melalui tabel berikut ini. Sewajarnya: Kesimpulan: Fakta dan penyangkalan: Kalimat wakedewanai: Wanita yang muncul di toko seks merupakan karyawan toko tersebut. Kinrei ditangkap di gedungnya, berarti ia bekerja di sana. Kinrei bekerja di tempat spa yang merupakan toko seks. Kinrei tidak bekerja di tempat spa tersebut. 商売や風俗で働いていた Penyangkalan わけではないわけでもない 商売や風俗で働いていたわけでもない Pada kalimat yang diucapkan Ikegami dalam percakapan berupa bentuk mo, yaitu wakedemonai. Bentuk wakedemonai tersebut tetap digolongkan dalam fungsi wakedewanai walaupun dalam penggunaan di sini sedikit berbeda dari bentuk awalnya yaitu wakedewanai. Fungsi dari partikel mo ini adalah menambah informasi pada kalimat yang telah ia sebutkan sebelumnya, yaitu: Torishirabe de mujitsu ha shoumei saretashi. ( 取調べで無実は証明されたし Pemeriksaan membuktikan ia tidak bersalah.). Sekaligus memberikan penegasan dari pernyataan yang ingin disampaikannya. Analisis Fungsi Kedua Wakedewanai: Pengertian Lain Data 9 Episode 1 menit Pada cerita sebelumnya, Haruko mulai bekerja di Koubun Gakuin dan mengajar di sana untuk pertama kalinya. Namun pelajaran belum selesai, Haruko telah melarikan diri dari kelas karena kesulitan menjawab pertanyaan para murid. Akimoto, Kepala Sekolah Koubun Gakuin yang sedang dirawat di rumah sakit memberinya kupon diskon ramen saat Haruko pergi menemuinya, agar ia bisa sambil makan sambil memikirkan masalah yang sedang dihadapi.

10 Di toko ramen tersebut, Haruko menemukan Bob (salah satu muridnya di kelas tadi pagi) sedang bekerja di situ, juga Takasu dan Shibuya (pengajar di Koubun Gakuin) yang sedang makan ramen di sana. Melihat Bob yang dibentak oleh pemilik toko ramen, mereka bertiga pun memulai percakapan mengenai pekerjaan dan kehidupan para pelajar sekolah Bahasa Jepang. 鷹栖 : 教科書に載ってないけども 生活に必要な言葉を何て言うか知ってるか? ハルコ : いや ちょっと! 鷹栖 : サバイバルだ ハルコ : サバイバル?? 渋谷 : 生徒にとって 慣れない日本での生活は まさにサバイバルってことなんだよ 鷹栖 : わかったか? 生徒は お前をバカにしたいわけじゃないんだ 必要に迫 られて質問しただけだ 食ってくためにな Takasu : Kosakata yang tidak tercantum dalam buku pelajaran tapi diperlukan dalam kehidupan itu apa, tahu tak? Haruko : Hmm... eh tunggu! Takasu : Yaitu survival! Haruko : Survival?? Shibuya : Bagi para pelajar, kehidupan di Jepang yang belum terbiasa itu bagaikan mempertahankan kelangsungan hidup. Takasu : Mengerti? Murid-murid bukan ingin mempermainkan kau. Mereka hanya saja mengajukan pertanyaan yang diperlukannya. Agar bisa terus makan! Pada kutipan di atas, Takasu memberitahu pada Haruko bahwa ada sebuah istilah atau kosakata yang penting dalam kehidupan, tapi tidak terdapat dalam buku pelajaran, yang disebut dengan survival. Karena Haruko tidak mengerti apa yang dimaksud, Shibuya pun menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah kehidupan para murid di Jepang yang belum terbiasa bagaikan pertahanan kelangsungan hidup. Mengikuti penjelasan Shibuya, Takasu pun mengatakan: Seito wa, omae wo baka ni shitai wakejanain da. ( 生徒は お前をバカにしたいわけじゃないんだ Murid-murid bukan ingin mempermainkan kau.). Kalimat ini menunjukkan fungsi wakedewanai kedua untuk memberikan pengertian lain. Bentuk kata wakedewanai berubah bentuk menjadi wakejanai dalam percakapan, yang artinya sama. Menurut Teramura (dalam Zhang, 2011), fungsi ini untuk merangkum sebuah permasalahan atau membuat pernyataan ulang dari sudut pandang yang berbeda. Di antara kedua hal tidak terdapat hubungan penalaran. Hubungan kedua hal tersebut dapat dilihat melalui tabel berikut. 生徒にとって 慣れない日本での生活は まさにサバイバルってことなんだよ わけじ 生徒は お前をバカにしたいにしたいわけじゃないんだ ゃない 生徒は お前をバカにしたい Penyangkalan わけではない Seperti yang diperlihatkan pada tabel di atas, permasalahan yang sedang disinggung adalah mengenai kehidupan di Jepang yang belum terbiasa merupakan pertahanan kelangsungan hidup bagi para murid. Lalu terhadap hal tersebut pembicara membuat sebuah pernyataan ulang, atau pengertian lain, yang diungkapkan dari sudut pandang berbeda dan tidak terdapat hubungan penalarannya. Bahwa para murid bukan ingin mempermainkan Haruko. Kedua masalah tidak terdapat hubungan yang saling timbal balik, tetapi sama-sama menyinggung tentang para murid di sekolah Koubun Gakuin. Jadi, apa yang ingin dikatakan Takasu adalah: para murid mengajukan pertanyaan karena mereka memiliki keperluan dalam kehidupan mereka di Jepang yang akan kesulitan apabila kekurangan pengetahuan mengenai hal yang ditanya itu, dengan kata lain, mereka bukan ingin mempermainkan Haruko.

11 Analisis Fungsi Ketiga Wakedewanai: Penyangkalan Sebab dan Alasan Data 10 Episode 1 menit Cerita sebelumnya mengisahkan, pada malam hari saat di ruang pengajar sisa Katori seorang diri, ia sedang memerhatikan foto Shibuya sambil tersenyum. Ia tampak senang dan mencoba melekatkan bibirnya seolah-olah akan mencium foto tersebut. Tiba-tiba Haruko bersuara, membuat Katori terkejut dan ketakutan, karena kemungkinan tingkah lakunya yang menunjukkan bahwa ia menyukai Shibuya itu telah dilihat oleh Haruko. Saat Haruko akan meminjam buku-buku sekolah untuk dibawa pulang dan dipelajari di rumah, Katori mencegahnya, karena peraturan sekolah melarang untuk membawa pulang buku-buku milik sekolah. Haruko pun memintanya tutup mulut, dan sebagai syaratnya, Haruko juga akan tutup mulut mengenai hal Katori dan foto Shibuya itu. Esok harinya, semua pelajar kelas Haruko tidak hadir seorang pun. Shibuya dan Takasu terkejut saat melihat ruang kelas yang kosong itu. Sedangkan Katori yang juga berada di sana tampak sedang mengkhawatirkan sesuatu. 鷹栖 : 生徒が失踪なんかするか! 渋谷 : けど 全員遅刻なんて有り得ませんよ どうするんですか! こんなことが教育機関に知れたら 鷹栖 : どうした? 鹿取 : 何も知りません! 鷹栖 : んっ? 鹿取 : あ 別に脅されたわけじゃ Takasu : Mana mungkin semua murid hilang?! Shibuya : Tapi, tidak mungkin semua anggota datang terlambat kan. Bagaimana ini?! Kalau sampai ketahuan Lembaga Pendidikan. Takasu : Ada apa? Katori : Aku tak tahu apa-apa! Takasu : Hmmm?? Katori : Aa... bukannya diancam ataupun... Dari situasi yang terjadi pada malam sebelum hari itu para murid kelas Haruko tidak hadir di sekolah, penulis menyimpulkan bahwa Katori mengetahui apa yang terjadi pada kelas Haruko, dan adanya kemungkinan Haruko telah memaksanya untuk tidak mengatakan hal sebenarnya yang terjadi kepada siapapun dengan syarat Haruko juga akan tutup mulut mengenai hal bahwa Katori menyukai Shibuya, seperti pada malam itu Haruko memaksa Katori untuk tidak melarangnya membawa pulang buku-buku milik sekolah. Saat Takasu dan Shibuya sedang bingung mengenai ketidakhadiran para murid dari kelas Haruko, Katori merasa khawatir dan takut, sehingga ia berusaha untuk menutupi perasaannya. Namun, saat Takasu melihat Katori yang tampak khawatir sesuatu dan ia bertanya ada apa, Katori yang ketakutan tidak mampu menyimpan perasaannya dan dengan buru-buru menjawab bahwa ia tidak tahu apa-apa. Sikap tersebut bukannya mencegah kecurigaan Takasu, malah membuat Takasu semakin mencurigainya. Ketika Takasu berekspresi wajah yang mencurigainya yang semakin menyeramkan bagi Katori, Katori beranggapan, Takasu telah menebak bahwa alasan ia ketakutan dan berdiam diri (untuk menjaga rahasia Haruko yang telah membuat para murid tidak hadir di sekolah) adalah karena telah diancam oleh Haruko. Dalam usahanya menutupi fakta, Katori menyangkal alasan yang ia tebak bahwa hal itu sudah diketahui Takasu, yang sebenarnya hanya merupakan pikiran Katori sendiri saja, dengan mengatakan: Betsuni odosareta wake ja...( 別に脅されたわけじゃ... Bukannya diancam ataupun...). Lebih jelasnya, mari perhatikan tabel di bawah ini.

12 Situasi pendahulu: Katori gelisah dan berusaha tidak dicuriga. Takasu tampak mencurigai bahwa Katori mengetahui sesuatu. Pemikiran pembicara: Takasu telah mengetahui bahwa Katori menyimpan rahasia mengenai kelas Haruko dan alasan Katori diam adalah telah diancam oleh seseorang (Haruko). Penyangkalan alasan (kalimat wakedewanai): Penyangkalan わけではない わけじゃ... 別に脅されたわけじゃ Alasan pembicara: 脅された Bentuk kata wakedewanai yang digunakan dalam kalimat ucapan Katori berubah menjadi wakejanai, yang karena ia takut atau ragu-ragu untuk mengucapkannya, sehingga yang terucap hanya wakeja... saja. Pada data ini, pembicara melakukan penyangkalan pada alasan yang berupa pemikirannya sendiri. Alasan tersebut bukan sebuah alasan yang dianggap oleh orang lain, melainkan alasan yang ia beranggapan bahwa orang lain berpikir seperti itu. Hal ini sesuai teori Teramura (dalam Zhang, 2011) yang mengatakan bahwa alasan yang disangkal tersebut merupakan sebuah alasan yang pada umumnya ada dalam pikiran orang. SIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan analisis, penulis memahami masing-masing jenis fungsi keishiki meishi wake pada bentuk kalimat wakeda dan wakedewanai, serta cara penggunaannya. Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa penggunaan keishiki meishi wake yang muncul dalam korpus data, yaitu film drama Nihonjin No Shiranai Nihongo sesuai dengan teori Yokota untuk bentuk kalimat wakeda dan teori Teramura dalam Zhang untuk bentuk kalimat wakedewanai. Dari semua jenis fungsi yang dipaparkan, hanya satu jenis fungsi yang tidak ditemukan penggunaannya pada korpus data. Yaitu fungsi keishiki meishi wake pada bentuk kalimat wakeda yang guna menunjukkan persetujuan pembicara. Selain wakedewanai yang merupakan bentuk negatif (penyangkalan) dari wakeda, ternyata penggunaan bentuk wakeganai atau wakenai juga sering muncul dalam film drama tersebut. Namun penelitian ini tidak membahas bentuk kalimat tersebut. REFERENSI Atmajayanti, Liza. (2008). Analisis Fungsi Keishikimeishi Wake dalam Novel Sastra Modern Umibe No Kafuka Karya Haruki Murakami. Tugas Akhir tidak diterbitkan. Jakarta: Humaniora Universitas Bina Nusantara Atsuko, Yokota. (2001). Bunmatsu Hyougen Wakeda no Imi to Youhou. Bulletin of Japanese Language Center for International Students, No.27 p.49-64, diakses 14 Juli 2014 dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Tjandra, Sheddy N.. (2010). Studi Kontrastif. Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia. Xin, Zhang. (2011). Research on the Negative Forms of wakeda : Focusing on wakedeha nai and wakega nai. Studies on Humanities and Social Sciences of Chiba University, Vol. 23, diakses 14 Juli 2014 dari RIWAYAT HIDUP Klara Gorgonia lahir di Pemangkat, provinsi Kalimatan Barat pada tanggal 20 Mei Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang tahun 2014.

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh masyarakat yang berbicara dalam bahasa

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM FILM NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM FILM NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM FILM NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO Timur Sri Astami Japanese Department, Faculty of Humanities, BINUS University Jln. Kemanggisan Ilir III, No. 45, Kemanggisan Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari untuk bersosialisasi dan berinteraksi satu sama lain. Tak terkecuali bahasa

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makna merupakan salah satu unsur bahasa yang dapat mengalami perubahan. Pateda (2010:158-159) mengatakan perubahan makna bisa saja terjadi dikarenakan beberapa faktor,

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan di dunia bahasa pun meningkat. Semakin banyak orang yang mempelajari dan mengembangkan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, penulis akan menganalisis penyebab gangguan depresi yang dialami oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini diceritakan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbitrer dan konvensional,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI

STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: LENI MASLAKHAH NIM 105110201111032 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki keunikan tersendiri. Salah satu bahasa yang memiliki keunikan dan karakteristik yaitu bahasa

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI

ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI YULIS KARTIKA DEWI 2012110055 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif ABSTRAK Skripsi ini berjudul Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Drama Ichi Rittoru no Namida karya Masanori Murakami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindak tutur tidak langsung literalyang

Lebih terperinci

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat ABSTRAK Bahasa adalah alat yang digunakan seseorang untuk melahirkan pikiranpikiran atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat sebagai

Lebih terperinci

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Cicik Hariati Rusni Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto (2007:118), menyatakan bahwa jodoushi apabila dipadankan ke dalam bahasa Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa asing adalah salah satu upaya untuk mempelajari bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, namun cukup menarik

Lebih terperinci

BJ システムについて Mengenai BJ System

BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI OLEH DWI YULI HERAWATI NIM 115110600111002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan alat atau media untuk menyampaikan gagasan atau pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kebahasaan yang sering dihadapi dalam pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa yang dipelajari).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang menarik untuk dipelajari karena bahasa sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat

Lebih terperinci