BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
|
|
- Sudirman Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 16 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Tahap awal dalam metode QFD adalah pengisian matriks HoQ (House of Quality). Data yang akan digunakan sebagai bahan untuk analisa adalah berupa data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar atas kebutuhan dan keinginan pelanggan. Suara konsumen tersebut merupakan inputan dalam HoQ, metode pengambilan data yang biasa digunakan adalah wawancara, namun dalam penelitian ini data kebutuhan pelanggan tertuang secara jelas dalam lembar RDDP. RDDP adalah singkatan dari request for design and development parts. RDDP adalah permintaan secara tertulis pelanggan (carmaker) kepada perusahaan pembuat komponen (suplier) untuk mengembangkan produk sesuai keahliannya. Untuk menjamin bahwa komponen yang diminta pelanggan sesuai dengan kebutuhan, perusahaan pengembang dibekali dengan berbagai spesifikasi dan tes yang harus dipenuhi. walaupun desain dan pengembangan dikerjakan oleh suplier, carmaker adalah tetap pihak yang merilis dan mensahkan drawing formal Analisa Menggunakan House of Quality House of Quality adalah tool atau alat yang digunakan dalam metode QFD. Terdapat dua bagian penting yang menentukan berhasil tidaknya metode ini, yaitu kolom What dan kolom How, pada bagian what diisi dengan segala faktor yang menjadi kebutuhan pelanggan, idealnya faktor - faktor tersebut diisi berdasarkan data otentik dari pelanggan, dapat dengan cara wawancara ataupun melakukan penyebaran kuisioner, dapat pula mengacu pada instruksi langsung dari pelanggan melalui surat. Sedangkan pada bagian how diisi dengan semua faktor yang sangat mungkin dapat dilakukan untuk mewujudkan sumua faktor kebutuhan pelanggan. Berikut akan dijelaskan satu per satu urutan pengisian matriks house of quality. Langkah pertama adalah menetapkan kebutuhan pelanggan dalam kolom Demanded Quality. pada proyek FE 74 long ini data voice of customer diambil dari lembar RDDP yang telah diisi oleh departemen engineering PT. KTB, yaitu berisi tentang permintaan pelanggan mengenai modifikasi perpanjangan sasis FE74, dengan studi terkait perubahan tersebut. Pada gambar 4.1 dapat dilihat isi dari lembar RDDP yang berupa permintaan dan spesifikasi dasar untuk proyek FE74 long, dan lebar RDDP lengkap dapat dilihat di lampiran.
2 17 Gambar4.1 lembar RDDP FE 74 long Dari data RDDP tersebut maka dapat diterjemahkan menjadi suara pelanggan dan diinput kedalam kolom demanded quality pada area kiri dari matriks HoQ sebagai berikut: Gambar 4.2 Kolom Demanded quality Langkah kedua adalah memberikan nilai pembobotan menurut tingkat kepentingan antara nilai 1-5, nilai 5 berarti item what tersebut sangat penting, nilai 4 berarti penting, 3 cukup penting, 2 kurang penting dan nilai 1 berarti tidak penting.
3 18 Langkah ketiga yaitu menentukan item how yang berisi list karakteristik teknik dari produk seperti apa, yang dapat mempengaruhi atau memenuhi kebutuhan dari satu atau lebih item what yang telah diisi sebelumnya. Data diisi pada kolom Quality Characteristics pada area atap dari susunan matriks HoQ. Gambar 4.3 Kolom Quality characteristics dan direction of improvement Langkah keempat adalah menetapkan bagaimana karakteristik produk tersebut dicapai, apakah dengan cara meningkatkan kualitas karakteristik tersebut, menurunkan sedikit dengan tujuan mencapai harga, atau sama dengan target standar produksi pada umumnya. Acuan pengisian kolom ini adalah apa yang terbaik yang dapat dilakukan perusahaan dengan mempertimbangkan persyaratan pelanggan dan kemampuan manufaktur perusahaan. Diisi pada kolom Direction of Improvement, yaitu diatas kolom Quality Characteristics, pengisian menggunakan simbol untuk menunjukkan perusahaan perlu melakukan peningkatan atau penurunan kualitas dari karakteristik produk. Simbol-simbol yang digunakan dalam matriks HoQ dan pengertiannya dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini. Gambar 4.4 Simbol-simbol dalam matriks HoQ
4 19 Lankah kelima adalah menentukan hubungan antara kolom how, yang diisi pada bagian atap matriks HoQ dengan tiga simbol yang mewakili kondisi, yaitu hubungan negatif (-), hubungan positif (+), dan hubungan sangat positif (++). Fungsi dari pengisian simbol ini adalah membantu desainer dalam membuat komposisi dan keputusan dari bentuk produk dan standar kualitas desain secara menyeluruh, tidak hanya per bagian saja yang akan cenderung membuat rancangan desain memiliki banyak kekurangan. Langkah keenam adalah langkah yang mewakili hasil desain yang menyeluruh dan terpadu. Disini desainer dituntut untuk bisa berfikir secara analitis adakah hubungan yang kuat antara item dari kolom kebutuhan pelanggan (what) dengan tujuan desain (how). Dengan menentukan ada dan tidaknya hubungan ini, dimungkinkan sebaran kualitas desain menjadi tidak merata, dan dari langkah ini kegunaan matriks HoQ dapat terlihat, yaitu sebagai langkah awal menentukan tujuan desain yang mana (how) yang akan diprioritaskan terlebih dahulu. Gambar 4.5 Simbol-simbol dalam matriks HoQ Langkah ketujuh adalah melihat nilai bobot kepentingan atas masing-masing item tujuan desain (how). Hasil secara otomatis muncul dan dapat dilihat pada tabel nilai Weight/Importance dan Relative Weight yang terbesar, nilai yang tinggi menunjukkan bahwa item how tersebut adalah sasaran terbesar desain yang harus diperhatikan untuk segera diwujudkan dibandingkan yang lainnya, demikian secara berurutan sampai semua kondisi how tercapai. Langkah kedelapan adalah perbandingan dari segi kualitas produk yang didesain dengan produk kompetitor, sehingga terlihat perbedaan item kebutuhan pelanggan (what) mana yang harus lebih unggul dari kompetitor, dan mana yang yang harus sedikit dikurangi kualitasnya. Tetapi karena kompetitor untuk truk dengan panjang wheel base diatas 4000mm tidak banyak, maka tidak ditampilkan analisa perbandingan tersebut.
5 20 Gambar 4.6 Matriks HoQ untuk proyek FE 74 long Output dari matriks HoQ ini adalah karakteristik produk mana yang difokuskan untuk dikembangkan sesuai proporsi pada nilai tingkat kepentingan, dari hasil matriks HoQ untuk proyek FE74 long ini terdapat lima karakteristik produk sasis pokok yang menjadi fokus pengembangan sasis FE 74 long, yaitu : 1. Proses produksi side member (poin weight/importance 488.5) 2. Bentuk side member (411.5) 3. Bentuk reinforcement (326.9) 4. Posisi crossmember (176.9) 5. Tegangan dan defleksi maksimum pada struktur sasis (103.8) Pada bab analisis dan bahasan ini, akan dijelaskan secara detail rancangan sasis Fe 74 long dengan mengacu pada item karakteristik produk diatas agar kebutuhan pelanggan terjawab dalam rancangan sasis FE74 long.
6 Proses Produksi Side Member FE74 Long Terdapat dua pilihan proses produksi side member FE74 long, dengan penambahan panjang 645mm dari model awal. pertama adalah memanfaatkan side member model terdahulu yang dimodifikasi dengan cara memotong bagian tengan sasis menjadi dua (side member two pieces) dan menambahkan side member extension yang kemudian dilas dengan sasis awal. Dengan metode produksi ini mempunyai keuntungan investasi yang rendah, namun seiring berjalannya waktu jumlah produksi sasis ini jelas akan meningkat sehingga dengan proses produksi side member yang panjang maka sangat tidak efisien. Kemudian masalah lain yang sangat perlu diperhatikan adalah kekuatan dari sasis tersebut dimana keamanan pengguna menjadi hal yang sangat penting. Dengan adanya proses pengelasan pada sasis terjadi perubahan struktur, kekuatan dan kegetasan pada baja diarea sekitar lasan karena terjadi panas yang tinggi. Walaupun dibolehkan dilakukan proses pengelasan pada side member namun sangat dianjurkan tidak dilakukan karena rawan terjadi retakan kecil yang semakin lama akan akan menjalar dan dikhawatirkan terjadi patah pada side member. Dari penjelasan diatas maka diusulkan untuk memproduksi side member dengan cara full stamping tanpa pemotongan (side member one piece) yang seluruh prosesnya dengan cara pres seperti proses produksi side member model awal, yaitu dengan cara menambah panjang material awal dan memodifikasi dies pres pembentuk side member. Side Member Extension Welding a. Side member two pieces Side member process by full dies b. Side member one piece Gambar 4.7 Perbandingan proses produksi side member FE 74 long
7 22 Tabel 4.1 Proses produksi side member Sidemember 2 Pieces Ilustrasi Proses Sidemember 1Piece Ilustrasi Proses Material awal (6 x 592 x mm) Material awal (6 x 592 x 6480mm) Proses die 1/3 (Blank Separate) Proses die 1/3 (Blank Separate) Proses die 2/3 (Trim Pierce) Proses die 2/3 (Trim Pierce) Proses die 3/3 (fromingrh LH) total length mm Proses die 3/3 (fromingrh LH) Total length mm Cutting Side member Welding with side member extension 645mm Straightening
8 Bentuk Side Member Komponen sasis yang mengalami perubahan signifikan dengan dalam proyek FE74 long adalah side member, ketentuan dari pelanggan adalah memperpanjang wheel base sebanyak 645mm. Wheel base adalah area antara sumbu roda depan pada kendaraan (front axle) sampai sumbu roda belakang (rear axle). Dengan kata lain diberikan kebebasan menentukan digaris mana akan dilakukan perpanjangan 645mm pada side member, dapat dilihat ilustrasi pada gambar 4.8 maka dapat saja menentukan titik a, b, atau c sebagai garis perpanjangan. Dengan mempertimbangkan proses produksi side member yang dilakukan di PT. GKD, maka dilakukan studi posisi garis perpanjangan yang efisien dengan mempertimbangkan dies sebagai komponen atau tool cetakan pada proses pres side member, dimana investasi untuk tool ini cukup mahal. Front Axle a b c Rear Axle Wheel Base (Area yang akan dilakukan perpanjangan) Gambar 4.8 Area perpanjangan side member Terdapat empat dies yang digunakan dalam proses produksi side member FE74 yaitu dies proses 1/3 blank separate, yang berfungsi untuk membelah material menjadi dua bagian yang simetris. Dies proses kedua adalah dies 2/3 trim pierce dimana material hasil potongan blank separate dipotong sisi pinggir dan proses piercing atau pelubangan dengan diameter berbeda dan posisi yang berbeda pula sepanjang side member. Dies proses ketiga adalah dies 3/3 forming yaitu proses pembentukan profil C sepanjang side member, terdapat dua dies forming yaitu kiri dan kanan karena bentuk side member kiri dan kanan yang berupa miror sehingga tidak bisa hanya menggunakan satu dies. Semua proses dilakukan di mesin pres 4000 ton di PT.GKD. Dari keempat proses tersebut, pada setiap diesnya terdiri lagi dari beberapa segmen atau bagian, untuk dies blank pierce terdapat tiga segmen SEA, SEE, dan SEB. Dies trim pierce empat segmen SCA, SCA1, SCE dan SCB1. Kemudian dies forming kiri kanan terdiri dari tiga segmen SFA, SFE, dan SFB. Tujuan dari dipecahnya dies menjadi beberapa segmen pada dies adalah untuk mengurangi biaya tooling karena terdapat beberapa side member dengan tipe berbeda namun bagian depan, tengah atau belakangnya sama, sehingga dapat digunakan bersamaan. Untuk proyek FE 74 long ini, maka dengan ini diusulkan agar garis perpanjangan mengacu pada garis antar segmen dies blank pierce, dengan tujuan menurunkan nilai investasi untuk pembelian tooling berupa dies, karena hanya dibutuhkan dies sebesar 645mm yang diletakkan diantara dies awal, tanpa harus mengganti dies sepanjang 1500mm jika misalkan PT. KTB memperpanjang pada garis a atau b pada ilustrasi gambar 4.8. Berikut akan dijelaskan secara detail penambahan dies pada setiap proses pembentukan side member, dan perbandingan nilai investasinya.
9 Dies Proses 1/3 Blank Separate Pada proses ini material side member awal yaitu 5835,2 x 592mm dibelah menjadi dua, material dapat dilihat berwarna ungu dan dapat pula terlihat garis profil potongan ditengah sepanjang material. Dies ini terbagi dari tiga bagian, yaitu segmen SAE, SEE dan SEB, dengan panjang total dies adalah 6595mm atau sekitar 6,5meter (Gambar 4.9). Untuk proyek FE 74 long dimana model dasarnya adalah FE74 maka disarankan untuk membuat dies baru sepanjang 645mm dan terletak diantara segmen SEE dan SEB (Gambar 4.10), perubahan lainnya adalah panjang material menjadi 6480,2 x 592mm dengan tebal yang sama yaitu 6mm. Gambar 4.9 Lay out dies proses1/3 blank separate FE74 Gambar 4.10 Lay out dies proses1/3 blank separate FE74 long Dies Proses 2/3 Blank Pierce Pada proses ini material hasil bentukan proses 1/3 dilakukan proses pemotongan area samping material dan dilubangi sebanyak sekitar 250 lubang dengan diameter berbeda. Teradapat empat segmen yaitu SCA, SCA1, SCE dan SCB1 (Gambar 4.11). menambah dies yang ditempatkan diantara segmen SCE dan SCB1 menjadi pilihan yang optimal (Gambar 4.12).
10 25 Gambar 4.11 Lay out dies proses2/3 trim pierce FE74 Gambar 4.12 Lay out dies proses2/3 trim pierce FE74 long Dies Proses 3/3 Forming Setelah material dipotong sesuai profil dan dilubangi, maka proses selanjutnya adalah pembentukan profil C. Teradapat empat segmen yaitu SFA, SFE, dan SFB (Gambar 4.13). diusulkan untuk menambah dies yang ditempatkan diantara segmen SFE dan SFB, sehingga tidak harus membuat dies dengan panjang 1500mm ( mm).
11 26 Gambar 4.13 Lay out dies proses3/3 forming LH FE74 Dalam perhitungan analisa investasi dapat dilihat bahwa dengan hanya membuat dies diantara segmen tanpa harus mengganti satu segmen dies, maka investasi pembuatan dies dapat turun 54,5%. detail lembar analisa investasi dies dapat dilihat pada halaman lampiran. Tabel 4.2 Tabel perbandingan investasi dies DIE SIZE (mm) Price ( Draft Estimate ) NO PREVIEW PART NAME DIE PROCESS T L W Dies Blank Separate Segmen Rp 1,005,720,218 1 Side Member RH LH (Replacement Dies) Trim Pierce Segmen3 Forming RH Segmen Rp 786,929, Rp 841,680,689 Forming LH Segmen Rp 841,680,689 Blank Separate Segmen Rp 391,779,459 2 Side Member RH LH (Insert Dies) Trim Pierce Segmen4 Forming RH Segmen Rp 379,585, Rp 405,097,131 Forming LH Segmen Rp 405,097,131
12 Bentuk Reinforcement Pada desain yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa side member diperpanjang 645 mm di area extension, dengan perpanjangan tersebut maka jarak crossmember juga semakin melebar, sehingga akan terjadi momen yang besar dan terjadi defleksi jika tidak ditambahkan penguat atau reinforcement. mengutip dari handbook truck chassis design ausie(australian designed), terdapat beberapa parameter atau ketentuan dalam penambahan penguat pada struktur sasis, diantaranya adalah jarak reinforcement ditempatkan minimal 2xH dari sumbu hanger spring (Gambar 4.14 a) dimana H adalah kedalaman profil dari side member. Salah satu sisi dari reinforcement berbentuk kemiringan 45 derajat atau dapat pula menggunakan profil frog-mouth seperti pada gambar 4.14 b. Ketebalan harus lebih rendah dari tebal side member. Reinforcement dapat berupa profil L atau C, danditempatkan didalam atau diluar side member (Gambar 4.14 c). a. jarak penempatan reinforcement b. profil frog-mouth c. Inner atau outer reinforcement Gambar 4.14 Parameter penambahan reinforcement Dari dasar ketentuan tersebut maka dibuat beberapa alternatif model reinforcement baik inner ataupun outer, yang kemudian dari beberapa alternatif desain tersebut akan diuji dengan software FEA, profil mana yang paling optimal menahan defleksi pada struktur sasis, dan profil tersebut yang akan diajukan sebagai referensi rancangan kepada PT. KTB.
13 28 (a) (b) (c) Gambar 4.15 Alternatif desain profil outer
14 29 (a) (b) Gambar 4.15 Alternatif desain inner 4.6. Posisi Crossmember Item perubahan lainnya dengan adanya perpanjangan wheel base adalah posisi crossmember, setelah side member diperpanjang sejauh 645mm, makan crossmember no 4 dan 5 akan ikut mundur (Gambar 4.16), jarak antara crossmember no3 dan 4 yang jauh mengakibatkan distribusi beban yang tidak merata.
15 30 Gambar 4.16 Jarak antar crossmember sebelum modifikasi Dengan jarak yang tidak seimbang tersebut yang mengakibatkan defleksi yang tidak merata pada side member disetiap antar crossmember, maka dengan dasar tersebut diusulkan untuk memundurkan posisi crossmember no3 sejauh 325mm (Gambar 4.17a). Kemudian dengan mundurnya posisi crossmember no3 tersebut terdapat masalah lain yaitu exhaust pipe (knalpot) yang awalnya menggantung pada crossmember no3 tidak lagi mempunyai pegangan. Maka disarankan kembali untuk membuat komponen lagi berupa bracket exhaust desain sendiri sebagai tumpuan dari exhaust pipe (Gambar 4.17b). Crossmember no 2 Crossmember no 3 Crossmember no 4 Bracket Exhaust
16 31 a. Posisi crossmember no3 setelah modifikasi Lubang untuk exhaust b. Exhaust bracket Gambar 4.17 Posisi crossmember yang diusulkan
17 Tegangan Dan Deformasi Maksimum Pada Struktur Sasis Setelah semua rancangan struktur sasis diterjemahkan dalam desain sasis yang diharapkan menjawab kebutuhan pelanggan, dihasilkan beberapa variasi dan alternatif yang akan diuji apakah struktur tersebut kuat dan dibandingkan antara desain satu dengan lainnya dengan acuan kekuatan sasis FE74 awal (tidak jauh berbeda). Software analisis yang digunakan PT. GKD adalah MSC FEA 2012, dimana terdiri dari MSC Patran dan MSC Nastran sebagai solver. Software tersebut dapat menganalisa tegangan atau stress yang terjadi pada suatu struktur yang diberi pembenan. Inputannya adalah gambar 3dimensi stuktur, nilai properti material yang digunakan, dan besar beban yang diberikan. Cara mengetahui kekuatan suatu struktur adalah dengan melihat output dari software MSC Nastran berupa tegangan maksimum yang terjadi pada struktur tersebut jangan sampai melebihi batas yield point dari material yang digunakan. Pada grafik tegangan regangan dapat dilihat bahwa material yang diberi gaya dengan besaran tertentu maka material tersebut akan mengalami peregangan, semakin besar gaya yang dikenakan selama belum mencapai yield stress, maka material akan kembali ke bentuk semula jika gaya dilepaskan. Batas inilah yang digunakan sebagai penentuan kuat tidaknnya suatu struktur, jika tegangan maksimum yang terjadi melebihi nilai yield stress material maka area maksimum tersebut pada keadaan sebenarnya akan patah. Gambar 4.18 Grafik tegangan regangan Output yang kedua adalah besarnya deformasi struktur ketika mendapat pembebanan, nilai deformasi adalah nilai (perpanjangan) dalam mm. batasan deformasi yang dijinkan adalah tidak melebihi nilai elongation pada properti material yang digunakan. Jika Lo atau panjang awal adalah 4000mm dan nilai deformasi yang terjadi adalah 1,3 mm, maka nilai e adalah 0.03% ( ), dimana masih dibawah batas minimum elongation material yang diijinkan yaitu 34 % Jenis Material Mengacu pada MMC & MFTBC Standard no MS tentang hot rolled steel sheets and strips for automobile use, MS tentang electric furnace hot rolled steel sheets and strips for automobile use, dan MSW tentang spheroidal
18 33 graphite iron casting, mechanical properties pada material dari sasis FE74 long didapat: Tabel 4.3. Standar properties material. Designation Tensile strength Yield point (MPa) Elongation (%) (Name) (MPa) MJSH 440 W 440 or more MJSH 400 W 400 or more SS or more 245 or more - FCD min 320 min 7 Salah satu parameter pada simulasi FEA adalah properties material, dari ketentuan standar setiap material diatas, maka diambil batas minimum dengan tujuan kemanan (safety factors). Minimum mechanical properties-nya adalah: Tabel 4.4. Minimum mechanical properties Designation Tensile strength (MPa) Yield point (MPa) Elongation (%) Density (Kg/m 3 ) Poisson s ratio MJSH 440 W MJSH 400 W SS FCD Setiap komponen pada struktur sasis FE74 long memiliki jenis material yang berbeda, berikut adalah list dari material yang diinput pada simulasi FEA. Tabel 4.5 List tipe material setiap komponen sasis No. Nama part Material 1 Side member LH & RH MJSH Sub side member LH & RH MJSH Crossmember front MJSH Crossmember assy, no.1 Stiffener MJSH 440 Gusset MJSH Crossmember assy, no.2 Crossmember Upper & Lower MJSH 400 Stiffener SS Crossmember assy, no.3 Crossmember SS 400 Gusset SS Crossmember assy, no.4 Crossmember SS 400 Gusset MJSH Crossmember assy, absorber MJSH Crossmember assy, no.5 Crossmember SS 400 Gusset SS Hanger, spare tire SS Crossmember assy, rear Crossmember SS 400 Gusset SS Hanger rear spring FCD Hanger rear shackle FCD Helper rubber MJSH 400
19 34 15 Exhaust bracket MJSH Inner & Outer (add. part) MJSH Besar Pembenan Besar GVWR adalah 8250 Kg, dengan safety faktor sebesar 2, maka beban yang akan diterapkan pada simulasi dikalikan dua yaitu sebesar Kg, dan perbandingan GVWR Front dan Rear: (berdasarkan Mitsubishi FUSO Japan). 1. Menentukan GVWR Front standar (cabin) GVWR Fr = GVWR total x 0,3 = x 0.3 = 4950 Kg = 4950 x 9.81 = N = N / Side 2. Menentukan GVWR Rear standar (payload) GVWR Rr = GVWR total x 0,7 = x 0.7 = Kg = x 9.81 = N = N / Side Displacement dan Load Gambar 4.19 Pembebanan pada sasis Displacement berfungsi sebagai constraint untuk menentukan bagian frame yang di fix support, pada kasus ini bagian frame yang akan di constraint adalah bracket spring no. 1, 2, 3, dan 4. Kemudian untuk Force berfungsi sebagai penentuan area pembebanan yang terjadi pada frame, pada kasus ini terdapat dua area pembebanan yang terjadi, yaitu pembebanan cabin pada bagian depan frame dan payload pada bagian belakang frame: Constrain area Hanger assy front spring & shackle LH RH
20 35 Hanger rear spring & shackle LH RH Gambar Kondisi batas constraint area N N N N Gambar Kondisi batas force area.
21 Perbandingan Hasil Simulasi FEA Sasis FE74 long NO FRAME ASSY MODEL MAXIMUM VON MISSES STRESS MAXIMUM DEFLECTION REMARKS A FRAME ASSY CONDITION Safety factor : 1. Frame Assy FE 74 Current 1.46 Maximum von misses stress. 181 MPa Maximum deformation. 1,16 mm 2. Frame assy FE 74 long KTB request Safety factor : 1.05 Maximum von misses stress. 252 MPa Maximum deformation mm 3. Frame assy FE 74 long GKD design (Outer MJSH 400 L: 750mm, t : 3.2mm)) Safety factor : 1.09 Maximum von misses stress. 244 MPa Maximum deformation mm
22 37 4. Frame assy FE 74 long GKD design (Inner MJSH 400 L: 650mm, t : 3.2mm) Safety factor : 1.10 Maximum von misses stress. 242 MPa Maximum deformation mm 5. Frame assy FE 74 long GKD design (Inner MJSH 400 L: 900mm, t : 3.2mm) Safety factor : 1.12 Maximum von misses stress. 237 MPa Maximum deformation mm 6. Frame assy FE 74 long GKD design (Outer MJSH 400 L: 950mm, t : 3.2mm) 1.11 Maximum von misses stress. 239 MPa Maximum deformation mm
23 38 7. Frame assy FE 74 long GKD design (Inner MJSH 400 L: 650mm, t : 4.5mm) Safety factor : 1.11 Maximum von misses stress. 239 MPa Maximum deformation mm 8. Frame assy FE 74 long GKD design (Outer L: 750mm, t : 4.5mm) Safety factor : 1.10 Maximum von misses stress. 241 MPa Maximum deformation mm 9. Frame assy FE 74 long GKD design (Inner L: 900mm, t : 4.5mm) Safet y fact or : 1.14 Maximum von misses stress. 233 MPa Maximum deformation mm 10. Frame assy FE 74 long GKD design (Outer different profile L: 950mm, t : 3.2mm) Safety factor : 1.10 Maximum von misses stress. 240 MPa Maximum deformation mm
24 4 4
ANALISA PENAMBAHAN VARIAN CHASSIS FRAME-ASSY FE MITSUBISHI Di PT. GEMALA KEMPA DAYA
ANALISA PENAMBAHAN VARIAN CHASSIS FRAME-ASSY FE MITSUBISHI Di PT. GEMALA KEMPA DAYA Dani Ismail School of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, BINUS University, Jl. KH Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciGambar 2.1 ladder frame chassis
4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Frame Chassis Sasis atau frame chassis atau frame assy dibidang otomotif adalah sebuah rangka pada kendaraan yang berfungsi menopang seluruh komponen kendaraan, dan menjadi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Penamaan Benda Uji Variasi yang terdapat pada benda uji meliputi diameter lubang, sudut lubang, jarak antar lubang, dan panjang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Penamaan Benda Uji Variasi yang terdapat pada benda uji meliputi diameter lubang,jarak antar lubang, dan panjang bentang.
Lebih terperinciOPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK
OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK Didi Widya Utama Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: didiu@ft.untar.ac.id Abstrak Peningkatan kualitas
Lebih terperinciANALISIS DESAIN MODIFIED V-STAY PADA VOLVO FH16 MENGGUNAKAN CATIA V5
ANALISIS DESAIN MODIFIED V-STAY PADA VOLVO FH16 MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com ABSTRAK Rangkaian V-Stay
Lebih terperinciOleh : Fadhila Sahari Dosen Pembimbing : Budianto, ST. MT.
Oleh : Fadhila Sahari 6108 030 028 Dosen Pembimbing : Budianto, ST. MT. PROGRAM STUDI TEKNIK PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT
Lebih terperinciSIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT
Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT Dedy Haryanto,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan
20 III. METODE PENELITIAN A. Pemodelan Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan sketsa 2D, karena dari sketsa 2D inilah nantinya akan dihasilkan bentuk 3D. 1. Sketsa
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Dalam bab ini akan dijabarkan langkah langkah yang diambil dalam melaksanakan penelitian. Berikut adalah tahapan tahapan yang dijalankan dalam penelitian
Lebih terperinciAlternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna Muhammad Ihsan dan I Made Londen Batan Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Hasil Dimensi Benda Uji pada Program AutoCAD
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Hasil Dimensi Benda Uji pada Program AutoCAD Pemodelan dengan menggunakan program AutoCAD digunakan untuk mencari dimensi
Lebih terperinciBAB V ANALISA MODEL Analisa Statis pada Skenario Pembebanan 1
BAB V ANALISA MODEL 5.1. Metode Analisa Setelah model geometri vessel telah siap, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan model geometri tersebut ke dalam modul penganalisa MSC Nastran 4.5. Pada perangkat
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA
TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM
TUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM. 201354049 DOSEN PEMBIMBING Qomaruddin, ST., MT. Ir., Masruki Kabib, MT. PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen, Penelitian ini menggunakan baja sebagai bahan utama dalam penelitian. Dalam penelitian ini profil baja
Lebih terperinciJl. Banyumas Wonosobo
Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara dan diakui sebagai produk dalam negeri untuk digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mobil Nasional atau Mobnas adalah mobil yang diproduksi oleh suatu negara dan diakui sebagai produk dalam negeri untuk digunakan oleh rakyatnya dan bahkan
Lebih terperinciANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5
ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com ABSTRAK Mobile Stand
Lebih terperinciANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5
ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com ABSTRAK Mobile Stand
Lebih terperinciTugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL
Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL» Oleh : Rahmad Hidayat 2107100136» Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Agus Sigit Pramono,DEA
Lebih terperinciJurnal Teknika Atw 1
PENGARUH BENTUK PENAMPANG BATANG STRUKTUR TERHADAP TEGANGAN DAN DEFLEKSI OLEH BEBAN BENDING Agung Supriyanto, Joko Yunianto P Program Studi Teknik Mesin,Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRAK Dalam
Lebih terperinci11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan
Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. No. 1, Januari 2017 ISSN : 2502-2040 PERHITUNGAN DIAMETER MINIMUM DAN MAKSIMUM POROS MOBIL LISTRIK TARSIUS X BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya
Lebih terperinciA. Penelitian Lapangan
BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991).
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC Widiajaya 0906631446 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Lebih terperinci30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan
PERHITUNGAN DIAMETER POROS PENUNJANG HUB PADA MOBIL LISTRIK TARSIUS X3 BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya Rosa, S.S.T., M.T. Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien. Pada industri yang menggunakan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Didi Widya Utama dan Roby Department of Mechanical Engineering, Universitas Tarumanagara e-mail: didi_wu@hotmail.com
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KASUS
A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
35 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan program AutoCAD, FreeCAD, dan LISA FEA. Penelitian ini menggunakan profil
Lebih terperinciOPTIMALISASI STRUKTUR RANGKA BUS WISATA DENGAN ANALISA METODE ELEMEN HINGGA. Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol Jakarta Barat nooreddy.
OPTIMALISASI STRUKTUR RANGKA BUS WISATA DENGAN ANALISA METODE ELEMEN HINGGA Noor Eddy 1 ; Muhammad Irfan Nofa 2 ; A.C. Arya 3 1,3 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam
SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan (Sumber: Company Profil PT.IGP) Gambar 4.1 Layout IGP Group IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan frame
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN
30 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN Tabel 4.2 Kapasitas beban angkat dengan variasi kemiringan sudut ke arah depan. Kemiringan Linde H25D No Sudut ke
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. ALUR PROSES PENGERJAAN Pada waktu pelaksanaan Kerja Praktik, penulis ditugaskan untuk membantu proses Membuat komponen Dies Guard RL Hanger K25A, Adapun diagram
Lebih terperinci: Rian Firmansyah NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.
DESAIN DAN ANALISIS PEMROSES LIMBAH INFEKSIUS MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR Nama : Rian Firmansyah NPM : 26411096 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)
Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas) Nur Azizah 1*, Muhamad Ari 2, Ruddianto 3 1 Program Studi Teknik Desain dan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN MECHANICAL TEST.
BAB IV PENGUJIAN MECHANICAL TEST. Pada pengujian mechanical test hasil pengelasan sesuai dengan WPS No. 003- WPS-ASME-MMF-2010 dilakukan di Laboratory of Mechanical Testing PT. Hi-Test di Bumi Serpong
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur
Lebih terperinciKEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER
KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER Halman 1, Moch. Agus Choiron 2, Djarot B. Darmadi 3 1-3 Program Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Ketebalan Minimum ( Minimum Wall Thickess) Dari persamaan 2.13 perhitungan ketebalan minimum dapat dihitung dan persamaan 2.15 dan 2.16 untuk pipa bending
Lebih terperinciRANCANG BANGUN RANGKA MOBIL TIPE URBAN CONCEPT BERPENUMPANG TUNGGAL DENGAN KAPASITAS MAKSIMUM 70 KG
RANCANG BANGUN RANGKA MOBIL TIPE URBAN CONCEPT BERPENUMPANG TUNGGAL DENGAN KAPASITAS MAKSIMUM 70 KG *Andre Krisna Putra 1, Susilo Adi Widyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH
PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH Michael Wijaya, Didi Widya Utama dan Agus Halim Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: mchwijaya@gmail.com
Lebih terperinciMODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX
MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX AGUS SAFAAT NIM: 41313110015 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA
Lebih terperinciSKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM
SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM SKRIPSI YANG DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK MESIN
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-340 Analisa Pengaruh Variasi Tanggem Pada Pengelasan Pipa Carbon Steel Dengan Metode Pengelasan SMAW dan FCAW Terhadap Deformasi dan Tegangan
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal
STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal 2110100112 STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN
Lebih terperinciSIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014
SIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014 Agus Supriatna 20412401 Teknik Mesin Pembimbing: Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT. LATAR BELAKANG Energi
Lebih terperinciBab II STUDI PUSTAKA
Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan
Lebih terperinciDesain Awal Rig untuk Pengujian Frame Bogie Kereta Monorel Jenis Straddle Produk Industri Lokal
Desain Awal Rig untuk Pengujian Frame Bogie Kereta Monorel Jenis Straddle Produk Industri Lokal Danardono A.S 1,a*, Gatot Prayogo 1,b, Sugiharto 1,c, Teguh N. 2,d, Kusnan Nuryadi 2,e 1 Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN
35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Perhitungan Ketebalan Pipa (Thickness) Penentuan ketebalan pipa (thickness) adalah suatu proses dimana akan ditentukan schedule pipa yang akan digunakan. Diameter pipa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi pada bidang manufaktur sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang manufaktur adalah dalam teknik penyambungan
Lebih terperinciDESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA
TUGAS AKHIR DESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR ANALISIS CACAT KERUT (WRINKLING) PADA TAILORED WELDED BLANKS DEEP DRAWING DENGAN METODE EKSPERIMEN Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal Computer,
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal Computer, Sofware ANSYS dan perangkat lunak lainnya. Bahan yang digunakan adalah data Concrete
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN MODIFIKASI KONSTRUKSI
35 BAB III RANCANGAN MODIFIKASI KONSTRUKSI 3.1 Konstruksi dies drawing dan dies trimming (dua dies dua kali proses) 3.1.1 Dies Drawing Pada proses ini terjadi proses perubahan bentuk dari material lembaran
Lebih terperinciPENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Tugas Akhir PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Disusun oleh : Awang Dwi Andika 4105 100 036 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan
Lebih terperinciPRAKTIKUM MENGGAMBAR MESIN
LAPORAN PRAKTIKUM MENGGAMBAR MESIN Disusun oleh : Nama NIM 1. Herlian Fajar Pratama ( 20150130127 ) 2. Robby Adji Kurnianto ( 20150130137 ) PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mold Review Mold lama yang digunakan dalam memproduksi Bobbin A K25G adalah jenis injection molding. Mold lama ini menggunakan system hot runner. Mold ini sendiri
Lebih terperinciTABEL STANDAR KERJA KOMBINASI ( TSKK ) Standardized Work Combination Table (SWCT)
PT. GKD N O IT EM R EV IS IO N DA T E SIG N P AR T N A M E BY 3 LM TM P R O D /D P A G E 1 PA R T N O TA C K T IM E 00 DA TE 2/0/200 M ES IN /PR O SES M A IN A S S Y R H LINE AS SY B LA ST DO C A gust-0
Lebih terperinciRANCANG ULANG PUNCH-DIES UNTUK PEMBUATAN OUTLET PIPE I DI PT. IONUDA SURABAYA
RANCANG ULANG PUNCH-DIES UNTUK PEMBUATAN OUTLET PIPE I DI PT. IONUDA SURABAYA Pandri Pandiatmi Teknik Mesin, Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram Tlp: 0370-636087 E-mail : pandri_pandiatmi@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator
BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR 3.1. Perencanaan Modifikasi Evaporator Pertumbuhan pertumbuhan tube ice mengharuskan diciptakannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas produksi yang lebih besar, untuk
Lebih terperinciKEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL
KEKUATAN MATERIAL Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami sifat-sifat material Mahasiswa memahami proses uji tarik Mahasiswa mampu melakukan
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN MODEL
BAB IV PEMBUATAN MODEL 4.1. Pembuatan Model Geometri Untuk menganalisa dengan menggunakan metode elemen hingga hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat model geometri dari vessel tersebut terlebih
Lebih terperinciBAB III KAJIAN EKSPERIMENTAL. Berikut ini akan diuraikan kajian dalam perencanaan program eksperimental yang dilaksanakan mencakup :
BAB III KAJIAN EKSPERIMENTAL Berikut ini akan diuraikan kajian dalam perencanaan program eksperimental yang dilaksanakan mencakup : III.1. Studi Kasus Kasus yang ditinjau dalam perencanaan link ini adalah
Lebih terperinciSumber :
Sepeda motor merupakan kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh sebuah mesin. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah. Sumber : http://id.wikipedia.org Rachmawan
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN GAYA - GAYA MEKANIS PADA PEMBUATAN KOMPONEN OTOMOTIF BRAKET UPPER ARM
ANALISA PERHITUNGAN GAYA - GAYA MEKANIS PADA PEMBUATAN KOMPONEN OTOMOTIF BRAKET UPPER ARM Thomas Djunaedi 1 Dadi Cahyadi 2 Darmanto 3 Thomas.pcd@pamindo.co.id Dadicahyadi2012@gmail.com Darmanto@yahoo.com
Lebih terperinciPERBANDINGAN DIMENSI LEBAR DIE (CETAKAN) DENGAN PRODUK (HASIL BENDING) DARI PROSES BENDING CHASSIS MOBIL ESEMKA
PERBANDINGAN DIMENSI LEBAR DIE (CETAKAN) DENGAN PRODUK (HASIL BENDING) DARI PROSES BENDING CHASSIS MOBIL ESEMKA NASKAH PUBLIKASI Disusunoleh: SUWARNO NIM : D200 08 0106 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting
Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting M. Naufal Falah 1, Budianto 2 dan Mukhlis 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Permesinan Kapal, Politeknik
Lebih terperinciMESIN BUBUT Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK
PENGUJIAN KEKUATAN MEKANIK DISAIN SUPPORT BALL SCREW PADA OTOMATISASI MESIN BUBUT Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK PENGUJIAN KEKUATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam proses manufaktur. Dimana aplikasinya sangat luas seperti dijumpai pada aplikasi-aplikasi struktur,
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN RANGKA PADA MESIN BAND SAW. Disusun oleh : Idris Panutan ( )
ANALISA KEKUATAN RANGKA PADA MESIN BAND SAW Disusun oleh : Idris Panutan (3411101032) POLITEKNIK NEGERI BATAM 2014 1 Lembar Pengesahan ANALISA KEKUATAN RANGKA PADA MESIN BAND SAW Diajukan sebagai Salah
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002 Tania Windariana Gunarto 1 dan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PENAHAN BLADE DAMPER PLTGU DI PT INDONESIA POWER UP SEMARANG MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR PROFESSIONAL 2015
PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PENAHAN BLADE DAMPER PLTGU DI PT INDONESIA POWER UP SEMARANG MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR PROFESSIONAL 2015 (Design And Analysis of Blade Damper Retaining System
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA
STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA Roland Martin S 1*)., Lilya Susanti 2), Erlangga Adang Perkasa 3) 1,2) Dosen,
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT)
Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT) Roby Tri Hardianto 1*, Wahyudi 2, dan Dhika Aditya P. 3 ¹Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
ANALISIS SIMULASI STRUKTUR CHASSIS MOBIL MESIN USU BERBAHAN BESI STRUKTUR TERHADAP BEBAN STATIK DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS 14.5 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan
Lebih terperinciPEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN
ANALISIS PROFIL CFS (COLD FORMED STEEL) DALAM PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN Torkista Suadamara NRP : 0521014 Pembimbing : Ir. GINARDY HUSADA, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY
PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY Alvin Soesilo 1), Agustinus Purna Irawan 1) dan Frans Jusuf Daywin 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta 2) Teknik Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Pada penelitian ini digunakan jenis pendekatan eksperimen desain dengan menggunakan bantuan software yang dapt mensimulasikan pengujian analisis beban statis
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN
PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN Muhammad Habibi NRP 2110 106 022 Dosen Pembimbing Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. M.Eng. Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA NASKAH PUBLIKASI
ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : SUTRISNO NIM : D200 080 037 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciANALISA STATIS PADA STRUKTUR RANGKA CHASSIS KENDARAAN RODA TIGA SKRIPSI
ANALISA STATIS PADA STRUKTUR RANGKA CHASSIS KENDARAAN RODA TIGA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : FARIS ADITYA PUTRA NIM. I 0410018 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciProsiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:
ANALISIS KEKUATAN KOSTUM TIKUS PADA KONSTRUKSI SALURAN KABEL UDARA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SECARA PEMODELAN MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB IV PROSES PERANCANGAN DAN ANALISIS
BAB IV PROSES PERANCANGAN DAN ANALISIS 4.1 Proses Peraneangan Untuk proses peraneangan kanopi surya pada sepeda motor listrik ini dilakukan dengan tahapan yaitu : pembuatan konsep/desain, pembuatan gambar,
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Khoirul Huda 1), Luchyto Chandra Permadi 2) 1),2) Pendidikan Teknik Mesin Jl. Semarang 6 Malang Email :khoirul9huda@gmail.com
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Spesifikasi Benda Uji Benda Uji Tulangan Dimensi Kolom BU 1 D mm x 225 mm Balok BU 1 D mm x 200 mm
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil dari analisa uji sambungan balok kolom precast. Penelitian dilakukan dengan metode elemen hingga yang menggunakan program ABAQUS. memodelkan dua jenis
Lebih terperinciMODIFIKASI DESAIN RANGKA SANDARAN KURSI PADA PERANGKAT RENOGRAF TERPADU
MODIFIKASI DESAIN RANGKA SANDARAN KURSI PADA PERANGKAT RENOGRAF TERPADU Muhammad Awwaluddin, Tri Hardjanto, Sanda, Joko Sumanto, Benar Bukit PRFN BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh titanium..., Caing, FMIPA UI., 2009.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi kemasan kaleng, khususnya kaleng dua bagian yang terbuat dari aluminium (two-piece aluminum can) bergerak sangat pesat, baik dari segi teknologi mesin,
Lebih terperinciBAB II PERTIMBANGAN DESAIN
BAB II PERTIMBANGAN DESAIN 2.1 Pertimbangan Desain Hal hal penting dalam pertimbangan desain untuk merancang press tool sendok cocor bebek, hal hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan metode
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Desain Dial Plate XYZ Dial plate merupakan salah satu bagian utama dari speedometer. Dial plate berbentuk lembaran plastik yang terdapat berbagai skala indikator
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin
PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0
STUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0 DOSEN PEMBIMBING: Prof. Ir. I NYOMAN SUTANTRA, MSc. PhD. OLEH: KOMANG MULIANA
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran
Lebih terperinci