PERANCANGAN SIGN SYSTEM PASAR TRADISIONAL RASAMALA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SIGN SYSTEM PASAR TRADISIONAL RASAMALA"

Transkripsi

1 LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SIGN SYSTEM PASAR TRADISIONAL RASAMALA JOHANIS ADITYAWAN A PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL S1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 2015 vi

2 UNVIERSITAS DIAN NUSWANTORO PENGESAHAN TUGAS KHIR JUDUL NAMA NIM : PERANCANGAN SIGN SYSTEM PASAR TRADISIONAL RASAMALA : JOHANIS ADITYAWAN : A Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan Di hadapan Dewan Penguji pada siding Tugas Akhir Semarang, 15 Januari 2015 Dewan Penguji Umi Rosyidah, S. Kom, M.T. Bernardus Andang Prasetya, S.T., M.Si. Ketua Penguji Anggota Penguji 1 Toto Haryadi, M.Ds Anggota Penguji 2 vii

3 UNVIERSITAS DIAN NUSWANTORO PERSETUJUAN TUGAS AKHIR JUDUL NAMA NIM : PERANCANGAN SIGN SYSTEM PASAR TRADISIONAL RASAMALA : JOHANIS ADITYAWAN : A Tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 15 Januari 2015 Adji Nugroho, M. Sn. Muhammad Taufik, S.Sn. Pembimbing 1 Pembimbing 2 Mengetahui Dr. Drs. Abdul Syukur, M.M. Dekan Fakultas Ilmu Komputer viii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkn ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuni-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Sign System Pasar Tradisional Rasamala Dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam kelancaran penyusunan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1.Bapak Adji Nugroho, M.Sn. selaku dosen Pebimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Muhammad Taufik, S.Sn selaku dosen Pebimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Tugas Akhir ini. 3. Bpak dan Ibu Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama masa kuliah. 4. Semua pihk yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telh mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh civitas akademika di Unversitas Dian Nuswantoro khususnya Jurusan Desain Komunikasi Visual. Semarang, 14 Januari 2015 Penulis ix

5 ABSTRACT Development and signage according Formigari Gambarara (1995, h.287) began after World War II. In 1909, in Paris held a convention for the international motor vehicle users, which in turn generate traffic sign system that indicates the condition of potholes, road intersections, winding roads and railroad crossroads. The system was initially used by several countries in Europe and eventually used by the countries in the world. Finl Report of Sign System Design of Rasamala Market aims to facilitate the users activity in the building. x

6 ABSTRAK Perkembangan signage menurut Formigari dan Gambarara (1995, h.287) berawal setelah Perang Dunia II. Pada tahun 1909, di Paris diadakan konvensi bagi para pengguna kendaraan bermotor internasional, yang pada akhirnya menghasilkan sistem tanda lalu lintas yang menunjukan kondisi jalan yang berlubang, persimpangan jalan, jalan yang berliku serta persimpangan jalan rel kereta api. Sistem ini mulanya digunakan oleh beberapa negara di Eropa hingga pada akhirnya digunakan oleh negara-negara di dunia. Laporan Tugas Akhir Perancangan Sign System Pasar Rasamala bertujuan untuk memudahkan pengguna fasilitas bangunan melakukan aktivitas. xi

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Tinjauan Teori Sejarah Signage Definisi Signage Evektivitas Signage Elemen Desain Proses Desain Kategorial Desain Faktor Penting Dalam Membuat Sign Wayfinding dan Orientation System Warna Dalam Signage Tipografi Semiotika Studi Corbin Design (2007) xii

8 BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS Data Lokasi dan Situasi Profil Pasar Rasamala Peta Lokasi Denah Lokasi Foto Lokasi Target Audiens Data Sign System Yang Ada Dara Aktual Pengunjung Data Angket Analisis Analisis Hasil Agket Hasil Wawancara Analisis Brainstorming Analisis Kebutuhan Fasilitas Sign Analisis Semiotik Basement Lantai Lantai BAB III KONSEP PERANCANGAN Tujuan Penciptaan Sign System Tujuan Utama Identitas Yang Ingin Ditampilkan Citra Kawasan Yang Ingin Ditonjolkan Strategi Kreatif Pedoman Unsur Ikonik, Bentuk, dan Warna Sign Pedoman Tipografi Program Kebutuhan Sign System Wayfinding xiii

9 Signage Rambu Peringatan / Larangan BAB IV VISUALISASI Studi Layout Sign System Studi Konstruksi Penjaringan Ide Format Desain Sign System Studi Pengembangan Tipografi Studi Bentuk Dan Warna Sign Denah Lokasi Dan Tata Letak Sign Final Desain BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA xiv

10 DAFTAR GAMBAR BAB 1 Gambar 2.1. Peta Lokasi Gambar 2.2. Denah Lokasi Lantai Dasar Gambar 2.3. Denah Lokasi Lantai Gambar 2.4. Denah Lokasi Lantai Gambar 2.5. Zonasi Lantai Dasar Gambar 2.6. Zonasi Lantai Gambar 2.7. Zonasi Lantai Gambar 2.8. Tampak Luar Pasar Rasamala Gambar 2.9. Tampak Luar Pasar Rasamala Gambar Lantai Dasar: Parkir Motor Gambar Lantai Dasar: Buah dan Sayur Gambar Lantai Dasar: Kantin Gambar Lantai Dasar: Sayur dan Buah Gambar Lantai 1: Keperluan Sehari-Hari Gambar Lantai 1: Keperluan Sehari-Hari Gambar Lantai 2: Ayam Potong Gambar Lantai 2: Ikan Segar Gambar Lantai Gambar Lantai Gambar Tangga Naik Lantai Gambar Lantai xv

11 BAB 3 Gambar 3.1. Pedoman Signage Parkir Gambar 3.2. Pedoman Signage Arah Gambar 3.3. Pedoman Signage Berhenti Gambar 3.4. Pedoman Signage Buah Gambar 3.5. Pedoman Signage Kantin Gambar 3.6. Pedoman Signage Kelapa Gambar 3.7. Pedoman Signage Tahu Tempe Gambar 3.8. Pedoman Signage Sembako Gambar 3.9. Pedoman Signage Bumbu Dapur Gambar Pedoman Signage Sayur Gambar Pedoman Signage Ayam Potong Gambar Pedoman Signage Ikan Segar Gambar Pedoman Signage Ikn Olahan Gambar Pedoman Signage Daging Gambar Pedoman Signage Jajan Pasar Gambar Pedoman Signage Jamu Gambar Pedoman Tingkat Lantai xvi

12 BAB 4 Gambar 4.1. Studi Konstruksi Signage Gambar 4.2. Tas Plastik Gambar 4.3. Penyederhanaan Elemen Grafis Gambar 4.4. Aplikasi Elemen Grafis Pada Sign System Horisontal Gambar 4.5. Aplikasi Elemen Grafis Pada Sign System Vertikal Gambar 4.6. Format Sign System Horisontal Gambar 4.7. Format Sign System Vertikal Gambar 4.8. Font Pasar Rasamala Gambar 4.9. Tipografi Pasar Rasamala Gambar Aplikasi Font Pada Signage Gambar Aplikasi Signage Lantai Gambar Aplikasi Signage Lantai Gambar Aplikasi Signage Lantai Dasar Gambar Panduan Warna Tingkat Lantai Gambar Denah Lokasi Lantai Dasar Gambar Denah Lokasi Lantai Gambar 4.17.Denah Lokasi Lantai Gambar Sign Buah Horisontal Gambar Sign Buah Vertikal Gambar Sign Kelapa Horisontal Gambar Sign Kelapa Vertikal Gambar Sign Kantin Horisontal Gambar Sign Kantin Vertikal Gambar Sign Tempe Tahu Horisontal Gambar Sign Tempe Tahu Vertikal Gambar Sign Lantai Dasar Gambar Sign Naik Lantai Gambar Sign Bumbu Dapur Vertikal Gambar Sign Bumbu Dapur Horisontal Gambar Sign Sembako Vertikal xvii

13 Gambar Sign Sembako Horisontal Gambar Sign Sayur Horisontal Gambar Sign Sayur Vertikal Gambar Sign Naik Lantai Gambar Sign Lantai 1 Vertikal Gambar Sign Turun Lantai Dasar Gambar Sign Daging Horisontal Gambar Sign Daging Vertikal Gambar Sign Jajan Pasar Horisontal Gambar Sign Jajan Pasar Vertikal Gambar Sign Ikan Horisontal Gambar Sign Ikan Vertikal Gambar Sign Ayam Potong Horisontal Gambar Sign Ayam Potong Vertikal Gambar Sign Lantai 2 Horisontal Gambar Sign Turun Lantai 1 Horisontal Gambar Sign Parkir Roda 2 Horisontal Gambar Sign Parkir Roda 2 Vertikal Gambar Sign Parkir Roda 4 Horisontal Gambar Sign Parkir Roda 4 Vertikal Gambar Sign Masuk Parkir Gambar Sign Keluar Parkir xviii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern. Umumnya, pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keeprluan rumah tangga. Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau bahkan dipingir jalan. Ciri khas pasar tradisional adalah adanya tenda-tenda tempat penjual memasarkan dagangannya, serta pembeli yang berjalan hilir mudik untuk memilih dan menawar barang yang akan dibelinya.pasar tradisional tidak sekadar sebagai tempat transaksi jual beli, tetapi juga dapat berkembang menjadi lokasi yang multifungsi dan memiliki fungsi sosial dan budaya Kota Semarang memiliki banyak bangunan pasar tradisional seperti Pasar Bulu, Pasar Rasamala, dan Pasar Johar yang merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Semarang.Kawasan Perdagangan Johar merupakan area pusat jual-beli di Kota Semarang yang terkenal dengan kelengkapan komoditinya dan menjadi salah satu pusat destinasi belanja masyarakat Semarang. Pasar Rasamala didirikan pada tahun 1984 di daerah Kelurahan Rasamala, Kecamatan Banyumanik, Semarang. Awalnya Pasar Rasamala terdiri dari satu lantai saja dengan ratusan lapak dan pedagang yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok seperti sayu segar, daging, bumbu dapur, dan jajanan pasar. Pada awal tahun 2013 kondisi Pasar Rasamala rusak parah dengan atap bocor dan kondisi tanah yang becek terutama ketika hujan. Pada bulan Agustus 2013 Pasar 1

15 Rasamala direvitalisasi hingga selesai pada Januari Bangunan baru Pasar Rasamala yang kini digunakan oleh para pedagang sudah lebih bersih dan tertata rapi. Berdasarkan hasil survey mengenai sistem informasi / signage di Pasar Rasamala Semarang, terdapat beberapa pokok permasalahan, Salah satu permasalahan pokok di Pasar Rasamala adalah kurangnya signage yang memudahkan para pembeli untuk mencari tempat maupun arah jalan yang akan dituju, sehingga pengunjung merasa kurang nyaman. Banyak pengunjung yang kesusahan untuk mencari tenant tempat menjual produk-produk tertentu, sehingga pengunjung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan produk yang akan dibelinya. Sistem alur yang ada di Pasar Rasamala pun masih kurang jelas, ketika jam ramai, pasar terlihat sangat penuh dan pembeli sedikit berdesak-desakan untuk berjalan, disamping faktor jalan yang cukup sempit di dalam pasar. Program Revitalisasi Pasar Tradisional digagas dengan maksud menjawab tantangan yang ada yaitu persaingan dengan Pasar modern. Revitalisasi pasar tradisional secara langsung menyentuh kondisi fisik dantata kelola pasar yang nantinya akan meningkatkankunjungan konsumensehingga berdampak pada pendapatan pedagang. Maka dari itu perancangan Signage untuk Pasar Rasamala adalah salah satu upaya untuk mendukung tujuan Dinas Pasar meningkatkan kondisi fisik sekaligus building value pasar Rasamala Semarang. Salah satu bagian esensial dari environment graphic design adalah signage. Signage merupakan rangkaian representasi visual dan simbolik grafik. yang bertujuan sebagai media interaksi antara manusia dengan ruang publik. (Tinarbuko, 2008, h. 12). Jika dilihat dari bahasanya, signsystem berasal dari bahasa inggris, yaitu sign yang berarti tanda atau lambang, dan system yang 2

16 berarti aturan. Signage berfungsi sebagai salah satu media untuk menginformasikan suatu petunjuk, peringatan, ataupun larangan. Menurut Phill Boines (2008, h. 17), signage adalah kumpulan dari tandatanda individual yang telah di desain untuk mengidentifikasikan atau mengarahkan. Tanda-tanda yang dipakai di dalam sebuah signage pada dasarnya mengungkapkan makna aturan-aturan yang merupakan standar internasional, sehingga akan mudah untuk dipahami oleh semua orang. Kebutuhan akan suatu signage/sistem informasi berupa tanda petunjuk arah yang baik semakin berkembang, khususnya bagi kerumunan massa (masyarakat) yang membutuhkan informasi petunjuk arah. Hal ini dikarenakan signage mampu mengkomunikasikan informasi kepada masyarakat dengan cepat dan efektif. Informasi yang disampaikan dalam signage sendiri bersifat deskriptif karena memang ditujukan untuk membedakan orang dan tempat secara khusus dan jelas. Hal ini dilakukan dengan mengelompokkan tempat dan memberikan nama pada tempat atau ruang. Informasi yang dikandung oleh informasi lingkungan ialah informasi tentang lokasi. (Passini, 1984) dalam Tanuwidjaja7 (2012, hal.15). Dalam menciptakan suatu signage, diperhatikan pula hal-hal yang perlu dihindari seperti penggunaan tanda-tanda yang terlalu banyak sehingga menghasilkan kebingungan bagi penggunanya. Adapula peletakan lokasi serta tingkat keterbacaan yang kurang baik menyebabkan signage tidak dapat berfungsi dengan baik. Penggunaan warna dan tekstur material yang digunakan juga mempengaruhi mudah-sulitnya ketersampaian informasi. Ukuran huruf dan pencahayaan juga akan berpengaruh, tergantung dari seberapa jauh jarak pandang yang dibutuhkan, juga jenis huruf apa yang digunakan. Berdasarkan permasalahan yang ada di Pasar Rasamala, maka perlu dirancang sebuah sistem tanda, informasi, dan wayfinding di Pasar Rasamala 3

17 untuk mempermudah publik Pasar Rasamala (pedagang dan pembeli) beraktivitas maupun bertransaksi. Selain itu keberadaan signage yang sesuai dengan identitas Pasar Rasamala sebagai Pasar Tradisional juga akan meningkatkan daya tarik Pasar Tradisional di mata masyarakat Rumusan Masalah Bagaimana merancang signage di Pasar Tradisional Rasamala Semarang yang sesuai dengan building identity, untuk mempermudah pengunjung mengenali alur belanja dan tata letak Pasar Rasamala 1.3.Batasan Masalah Perancangan signage di bagian dalam dan luar Pasar Tradisional Rasamala Semarang tidak termasuk logo dan coroporate identity Perancangan signage di Pasar Rasamala Semarang terbatas pada pernacangan wayfinding system dan perancangan icon/maskot saja 1.4.Tujuan Penulisan Merancang signage di Pasar Tradisional Rasamala Semarang yang sesuai dengan building identity, untuk mempermudah pengunjung mengenali alur belanja dan tata letak Pasar Rasamala 1.5. Manfaat Penelitian Memudahkan masyarakat khususnya pengunjung Pasar Rasamala Semarang dalam hal alur belanja dan mengenali tata letak pasar dengan adanya signage yang efektif Meningkatkan value Pasar Rasamala Semarang untuk menjadi Pasar Tradisional yang profesional dalam manajemen tanda, tata letak pasar dan pelayanannya. Semakin baik brand imagenya akan semakin banyak pula masyarakat yang datang ke Pasar Rasamala Menambah wawasan tentang arsitektur bangunan serta building identity yang ingin ditampilkan di Pasar Rasamala Semarang 4

18 1.6. Tinjauan Teori Sejarah Signage Perkembangan signage menurut Formigari dan Gambarara (1995, h.287) berawal setelah Perang Dunia II. Pada tahun 1909, di Paris diadakan konvensi bagi para pengguna kendaraan bermotor internasional, yang pada akhirnya menghasilkan sistem tanda lalu lintas yang menunjukan kondisi jalan yang berlubang, persimpangan jalan, jalan yang berliku serta persimpangan jalan rel kereta api. Sistem ini mulanya digunakan oleh beberapa negara di Eropa hingga pada akhirnya digunakan oleh negara-negara di dunia Definisi Signage Sign (dalam bahasa Indonesia berarti tanda) adalah bentuk komunikasi yang dapat berbentuk verbal dan visual. Keberadaan tanda menjadi suatu kepentingan bagi masyarakat karena dapat menyampaikan informasi akan sesuatu. Menurut Piliang, dalam kata pengantarnya pada Buku Semiotika Komunikasi Visual (Tinarbuko, 2009) menyatakan bahwa suatu tanda bukan ilmu yang bersifat pasti, melainkan suatu hal yang dibangun oleh pengetahuan yang lebih terbuka. Yang terpenting dalam sistem tanda pada desain komunikasi visual adalah fungsi dari tanda dalam menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima, berdasarkan kode tertentu, yang dimediasi oleh media tertentu. Segala sesuatu yang dapat diamati dan dibuat teramati menurut Zoest dalam Tinarbuko (2009, h.12) adalah tanda. Sementara menurut Saussure, tanda adalah kesatuan dari dua bidang tak terpisahkan, yaitu tanda dan sistem dimana sebuah tanda (berwujud kata atau gambar) memiliki dua hal yang akan ditangkap oleh indra kita, signifier (penanda) dan signified (petanda). Penanda lebih jelas dijelaskan sebagai tingkatan ungkapan yang berwujud fisik seperti warna, gambar, huruf, kata atau objek. Sementara petanda lebih bersifat isi atau gagasan dari apa yang diungkap penanda. Kesimpulannya, 5

19 hubungan antara keduanyalah yang melahirkan makna (Tinarbuko, 2009: h.91). Sistem tanda berhubungan erat dengan ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah bentuk tanda yang menyerupai bentuk yang diwakilinya, yang mengambil ciri-ciri yang sama dari bentuk aslinya. Indeks adalah tanda yang mempunyai hubungan sebab akibat atau bukti dari apa yang diwakilinya. Sementara simbol berarti tanda yang lahir karena adanya peraturan atau kesepakatan bersama. Menurut Piliang (1998, h.17), kode adalah cara kombinasi tanda yang disepakati bersama untuk menyampaikan pesan agar dapat sampai pada si penerima pesan yang lain (Tinarbuko: 2009, h.17). Signage dalam konteks desain komunikasi visual merupakan rangkaian representasi visual yang memilki tujuan sebagai media interaksi manusia dalam ruang publik (Sumbo Tinarbuko: 2012, h.12). Terdapat 4 (empat) bagian dari signage antara lain: a. Traffic Sign Yaitu signage yang berada di jalan yang berguna untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan seperti penunjuk arah, peringatan, dan larangan. b. Commercial Sign Yaitu signage yang berfungsi komersil. c. Wayfinding Sign Yaitu signage yang bersifat mengarahkan dan menjadi penunjuk jalan. d. dan Safety Sign. Yaitu signage yang berfungsi untuk menginformasikan pesan yang bersifat peringatan, larangan maupun himbauan guna mengingatkan pengguna mengenai suatu sistem keamanan. Berbagai jenis signage diatas dapat digunakan berdasarkan fungsi dan keperluan pembuatannya. Misalnya dalam suatu lokasi/ruang umum, biasanya memiliki beberapa ruang atau lokasi yang berbeda sehingga membutuhkan media 6

20 penunjuk seperti Wayfinding Sign yang dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menemukan jalan menuju suatu lokasi (Tanuwidjaja, 2012, h.1). Di dalam menciptakan suatu signage (wayfinding) yang efektif diperlukan beberapa langkah mulai dari menetapkan tujuan menemukan jalan, menganalisa profil pengguna, meneliti tingkat kesulitan menemukan jalan, menganalisa kebutuhan desain, menyusun desain signage, mengumpulkan detail informasi serta menyusunnya kedalam sistem grafis. Informasi yang disampaikan dalam signage sendiri bersifat deskriptif karena memang ditujukan untuk membedakan orang dan tempat secara khusus dan jelas. Hal ini dilakukan dengan mengelompokkan tempat dan memberikan nama pada tempat atau ruang. Dalam menciptakan suatu signage, diperhatikan pula hal-hal yang perlu dihindari seperti penggunaan tanda-tanda yang terlalu banyak sehingga menghasilkan kebingungan bagi penggunanya. Adapula peletakan lokasi serta tingkat keterbacaan yang kurang baik menyebabkan signage tidak dapat berfungsi dengan baik. Penggunaan warna dan tekstur material yang digunakan juga mempengaruhi mudah-sulitnya ketersampaian informasi. Ukuran huruf dan pencahayaan juga akan berpengaruh, tergantung dari seberapa jauh jarak pandang yang dibutuhkan, juga jenis huruf apa yang digunakan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang desain untuk signage, menurut Sachari, (2004: 14) adalah berikut ini: a. Memahami institusi dan lingkungannya. Mengetahui kegiatan utama dari institusi tersebut. b. Mengidentifikasi fasilitas yang akan direpresentasikan. Sign harus dapat mengidentifikasikan fasilitas apa saja yang ada di institusi atau lingkungan serta bangunan tersebut. c. Menentukan lokasi penempatan. Lokasi harus mudah terlihat dan mudah diakses oleh orang banyak. d. Implementasi signage. Bisa mengimplementasi dan menentukan ekspresi yang akan digunakan, mulai dari segi warna, bentuk, tekstur 7

21 desain. Selain desain, juga harus memperhatikan material dalam pembuatan Sign. Sekarang ini, desain menarik dan informasi yang benar saja tidaklah cukup. Dalam merancang Sign sekarang ini, pemilihan material juga dapat menentukan apakah Sign itu dapat menarik perhatian banyak orang atau tidak. Merancang desain selain memperhatikan hal-hal di atas juga perlu memperhatikan unsur dan elemen desain yang ada pada signage agar signage yang ada dapat tersampaikan dengan jelas. Kesimpulannya, signage merupakan sebuah sistem penyampaian pesan komunikasi visual yang berisi informasi berupa tanda baik gambar maupun tulisan dan diletakkan di titik-titik strategis sebuah bangunan atau ruang terbuka yang masih dalam satu lingkup untuk memudahkan publik ruangan tersebut menjangkau tempat lain maupun memanfaatkan fungsi ruangan tersebut dengan efisien Evektivitas Signage Efektivitas adalah sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk pencapaian sesuatu hal. Efektivitas merupakan rangkaian input, proses dan output dalam memandang suatu hal tertentu. Menurut Steers, dkk. (1985 : 55), efektivitas merupakan tolok ukur keberhasilan dari tujuan akhir yang hendak dicapai. Adanya efektivitas diharapkan dapat melihat pembenahan signage yang telah ada untuk menarik minat pengunjung. Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan, jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya (Sudirman, 2002: 31). 8

22 Dengan demikian, efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Hubungan efektivitas dengan signage yaitu keduanya ingin menunjukkan keberhasilan dari tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Signage jika diterjemahkan secara langsung berarti sistem penanda, namun signage atau sistem rambu memiliki pengertian lebih dari itu. Signage atau sistem rambu dapat kita artikan sebuah sistem yang mengatur alur informasi tertentu atau pesan tertentu dengan menggunakan media tanda sebagai sebuah pesan. Umumnya signage erat kaitannya dengan elemen visual dan terkait dengan unsur arsitektural sebagai medium dari signage tersebut. Signage sendiri merupakan bagian dari sebuah istilah yang dikenal dengan wayfinding, yaitu sebuah metode yang mengatur atau mengarahkan orang melalui media sistem rambu, agar mengikuti sesuai dengan yang diinginkan Elemen Desain Pembuatan sebuah desain perlu memperhatikan bentuk yang diinginkan. Desain yang diciptakan agar terlihat baik, maka harus ada elemen-elemen desain yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Bentuk Pengertian bentuk dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997 : 152) wujud yang ditampilkan, sedangkan Dharsono (2004: 30) berpendapat bahwa apa yang dimaksud dengan bentuk adalah totalitas dari karya seni, bentuk merupakan komposisi atau satu kesatuan dari unsurunsur pendukung karya seni. Ada dua macam bentuk: pertama visual form, yaitu bentuk fisik dari sebuah karya seni atau satu kesatuan dari unsurunsur pendukung karya seni tersebut. Kedua special form, yaitu bentuk yang tercipta karena adanya timbal balik antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan emosional. 9

23 2. Garis Garis adalah unsur visual yang terbuat dari rangkaian titik-titik yang terjalin memanjang menjadi satu (Widia, 2007: 835). Garis merupakan unsur visual yang banyak berpengaruh pada pembentukan suatu obyek sehingga garis selain dikenal sebagai coretan atau goresan juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna (Adi Kusrianto, 2009: 30). 3. Warna Warna dapat didefinisikan secara obyektif sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan (Sadjiman, 2006: 11). Menurut Widia (2007: 837) warna pada ilmu kimia merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen atau zat warna. Warna sebagai unsur visual yang terkait dengan bahan yang mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmentnya. Adapun sebagai kesan yang diterima oleh mata, lebih ditentukan oleh cahaya. Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik perhatian pembaca adalah warna. Akan tetapi, jika pemakaian warna kurang tepat maka dapat merusak citra, mengurangi nilai keterbacaan, dan bahkan dapat menghilangkan gairah baca (Supriyono, 2010: 70). Dalam seni rupa warna dibagi menjadi tiga dimensi yaitu hue, pembagian warna berdasarkan nama-nama warna, seperti merah, biru, kuning, dan seterusnya. Dalam seni rupa warna dibagi menjadi tifa dimensi yaitu hue, pembagian warna berdasarkan nama-nama warna seperti merah, biru, kuning, dan seterusnya. Kedua, value yaitu gelap terangnya warna dan yang ketiga intensity yaitu tingkat kemurnian dan kejernihan warna. Menurut Darmaprawira (2002: 35), banyak orang memiliki reaksi yang sama tentang arti warna yaitu : a. Merah : Dari semua warna yang ada merah memiliki roma yang paling kuat dan memiliki daya atraksi tertinggi. Merah adalah positif, agresif dan 10

24 menarik. Selain itu merah adalah warna yang paling populer terutama bagi wanita. b. Biru : warna biru memiliki karakter dingin, segar, pasif, dan terang. c. Hijau : warna hijau memiliki bebarapa kesamaan dengan warna biru. Dibandingkan dengan warna-warna lain, warna hijau lebih netral dalam pengaruh emosi, cenderung lebih pasif. Oleh karena itu, warna hijau dianggap sebagai warna yang paling penuh ketenangan dibandingkan dengan warna-warna lain. d. Kuning : warna kuning merupakan warna yang paling terang dan bercahaya dari semua warna yang ada. Warna kuning dengan tone yang lebih gelap kurang populer dibandingkan dengan warna-warna yang lain. e. Ungu : memberi kesan kaya, impresif, megah, mulia, dan angkuh. f. Putih : memberi kesan positif, penuh stimulasi, dan bersih. Juga bercahaya, segar, ringan, gembira, lembut, dan suci. g. Hitam : warna hitam memberi kesan khidmat, menaklukkan, tertekan, dan dalam. h. Kelabu (abu-abu) : Kelabu mengambil campuran dari hitam dan putih. Warna kelabu memiliki kesan lunak lebih dalam dari pada putih. Sebaliknya tidak terlalu kuat seperti warna hitam. 4. Ruang Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang, ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang nyata dan ruang semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti (Adi Kusrianto, 2009: 31). Ruang dalam seni rupa dibagi atas dua macam yaitu ruang nyata dan ruang semu. Ruang semu artinya indera penglihatan menangkap bentuk dan ruang sebagai gambaran sesungguhnya yang tampak pada 11

25 layar/ taferil. Ruang nyata adalah bentuk dan ruang yang benar-benar dapat dibuktikan dengan indera penglihatan (Dharsono, 2004: 53) Ruang merupakan unsur rupa yang harus ada, karena ruang merupakan bentuk-bentuk berada (exist). Dengan kata lain setiap bentuk pasti menempati ruang (Sadjiman, 2006: 122). 5. Tekstur Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi dua, yaitu tekstur kasar dan halus (Rakhmat Supriyono, 2010: 80), dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Kemudian ditinjau dari efek tampilannya ada yang digolongkan sebagai tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan hasil penglihatan, misalnya bila suatu permukaan dilihat tampak kasar dan ketika diraba juga terasa kasar. Adapun tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan, misalnya bila dilihat tampak kasar, namun ketika diraba ternyata halus. Dalam penerapannya, tekstur ini dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta berpengaruh terhadap intensitas warna (Adi Kusrianto, 2009: 32-33) Proses Desain Proses Desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapat dari riset, pemikiran, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, proses desain adalah sebuah proses kreasi untuk mewujudkan obyek baru dengan tanpa menghilangkan fungsi serta elemen estetis dalam proses penciptaanya. Menurut Sihombing (2001: 22), desain juga harus melewati tahapan-tahapan tertentu untuk mencapai proses kreatif tersebut. 12

26 Pembuatan Sign yang baik harus memenuhi empat kriteria berikut : a. Mudah dilihat penempatan Sign secara tepat. b. Mudah dibaca bentuk huruf atau tipografi yang digunakan dalam Sign sebisa mungkin dapat terbaca dalam kondisi apapun baik siang atau malam. c. Mudah dimengerti bentuk penulisan yang tertera pada Sign harus mudah untuk dipahami oleh banyak orang dari berbagai usia dan kalangan. Bentuk tulisannya sebisa mungkin juga harus singkat namun padat. d. Dapat dipercaya kebenaran informasi yang ditampilkan harus dapat dipercaya. Tidak ada informasi yang salah dan bisa menyesatkan bagi yang membacanya. Sumbo Tinarbuko (2008, h.14) berpendapat bahwa Dalam merancang desain untuk signage harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini: 1. Memahami institusi dan lingkungannya serta mengetahui kegiatan utama institusi tersebut. 2. Mengidentifikasi fasilitas yang akan dipersentasikan. Serta sign harus mengidentifikasikan fasilitas apa saja yang ada di institusi tersebut. 3. Menentukan lokasi penempatan serta lokasi harus mudah dilihat dan mudah di akses oleh semua orang. 4. Penerapan signage. Selain desain, kita juga harus memperhatikan material dalam pembuatan sign. Sekarang ini, desain menarik dan informasi yang benar tidaklah cukup Kategorial Sign Signage mempunyai kaitan dengan elemen visual dan mempunyai kategori yang masing-masing mempunyai fungsi dan manfaat. Menurut Sachari (2004: 20) Setiap kategori mempunyai tujuan untuk lebih mengarahkan orang dalam memahami signage. Signage atau sistem rambu dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: 13

27 1. Directional Sign Yaitu jenis sistem rambu yang memberikan informasi petunjuk arah yang bermanfaat untuk memudahkan orang atau pengunjung agar tidak tersesat ketika berada disuatu tempat. 2. Identification Sign Yaitu jenis sistem rambu yang memberikan informasi petunjuk tempat, yang berguna untuk memudahkan orang atau pengunjung dalam mencari tempat yang akan dituju. 3. Service Sign Yaitu jenis Sistem rambu tentang pelayanan. Sistem ini bermanfaat untuk memudahkan orang atau pengunjung dalam mencari pelayanan yang dibutuhkan saat berada disuatu tempat. 4. Information Sign Yaitu jenis sistem rambu yang memberikan petunjuk informasi. Sistem ini berguna untuk membantu orang atau pengunjung saat membutuhkan informasi yang dibutuhkan saat berada disuatu tempat Faktor Penting Dalam membuat Sign a. Elemen Dasar Saat membuat tanda-tanda dari sudut pandang fungsional, elemenelemen dasar yang membentuk tanda tersebut adalah informasi, material, dan teknologi. Setiap dari elemen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungan khusus antara manusia, kegiatan, dan benda. b. Penyesuaian Jarak Pandang Terhadap Ukuran Huruf dan Simbol Sebagai standar penentuan besar atau ukuran simbol menurut jarak pandang pengamat dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1. ukuran Simbol Jarak Pandang Ukuran Simbol (mm) < 7m 60 x m 100 x

28 > 18m 200 x x 450 Sumber: Public Works Department, 1995 Sebagai standar penentuan tinggi huruf dilihat dari jarak pandang pengamat dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.2. Ukuran Tinggi Huruf Jarak Pandang Tinggi Huruf (mm) Sumber: Public Works Department, 1995 c. Merancang Sebuah Keluarga Sign Walaupun diperlukan variasi dalam pembuatan suatu signage, perlu diperhatikan agar variasi tersebut tidak menimbulkan kekacauan visual. Untuk menghindarinya, dapat dilakukan pengelompokan sign ke dalam suatu keluarga atau kelompok yang termasuk semua tipe-tipe tanda. Pengulangan bentuk yang sama atau setipe dapat membuat jadi monoton. Menghubungkan sign dengan menyamakan bentuk adalah salah satu cara yang mudah untuk menciptakan sebuah keluarga sign. Namun masih banyak elemen desain yang lain yang dapat membantu memperkuat suatu kelompok. Misalnya penggunaan letterstyle yang sama, penggunaan warna atau material yang sama juga dapat membantu pengelompokan suatu sign. d. Faktor-Faktor Fungsional 15

29 1) Outdoor Sign a) Ukuran dan bentuk Ukuran dari outdoor sign biasanya disesuaikan dengan ukuran copynya. Ukuran dari copy pesan dipengaruhi oleh dua hal; seberapa panjang pesan yang disampaikan dan sampai seberapa jauh pesan tersebut harus dapat terbaca. Selain copy, layout pesan juga harus diperhatikan. b) Lokasi Lokasi peletakan signage harus sudah ditentukan sebelum perencanaan. Pemilihan lokasi yang tepat tersebut ditentukan berdasarkan analisa mendalam mengenai situasi dan kondisi lingkungan, serta kebutuhan yang muncul. Akan sangat membantu apabila sebelum menentukan lokasi yang tepat dilakukan survei lokasi dan mendokumentasikan dengan foto. c) Bahan / material Bahan-bahan dasar yang biasa digunakan untuk outdoor sign terbatas karena efek matahari dan cuaca yang dapat merusak bahan. Material yang biasa digunakan untuk outdoor sign yaitu lembaran metal, steel structural shapes, kayu, exterior grade plywood, acrylic plastic, tembaga, alumunium, batu, concrete, fiberglass. 2) Interior Sign a) Lokasi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi yaitu karakteristik lingkungan, fungsi area yang berangkutan, halangan-halangan, sudut pandang dan hubungan dengan sign yang lain. b) Tanda yang freestanding dan portable Beberapa interior sign membutuhkan tanda porable. Tanda tersebut dibuat dengan seringan mungkin dan biasanya terpasang pada soket yang dapat dibongkar pasang. Biasanya 16

30 tanda seperti ini digunakan untuk memperingati laintai yang basah, elevator yang rusak, dan lain-lain. c) Material Bahan-bahan yang bisa digunaka untuk indoor sign antara lain kayu, plywood, papa fiber, laminasi tekanan tinggi, tembaga, aluminium, stainless steel, acrylic, vinyl, fiberglass, polycarbonate, plastic laminate, kaca. d) Perawatan Perawatan yang dilakukan biasanya hanya membersihkan dalam jangka waktu tertentu. e. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembuatan Signage 1) Penggunaan Piktogram Penggunaan piktogram terbukti paling efektif untuk menggambarkan benda secar nyata, namun tidak cocok digunakan untuk mewakili suatu ide atau konsep. Hal ini dikarenakan adanya ambgiguitas yang mampu mengacaukan makna. Oleh karena itu penggunaan piktogram sebaiknya diawasi dengan sangat hati-hati karena audience yang ebrasl dari banyak budaya yang berbeda. 2) Simbol dapat menjadi ambigu Jika penggunaan simbol tanpa disertai dengan kata-kata, dapat menimbulkan keambiguan dalam penangkapan pesan. Oleh karena itu, apabila ingin menggunakan simbol, lebih baik dipilih suatu simbol yang dipakai secar universal, dan dimengerti oleh semua orang denan latar belakang budaya yang berbeda Wayfinding dan Orientation System Wayfinding dapat dididefinisikan sebagai kemampuan untuk menemukan jalan menuju suatu lokasi. Sedangkan Spatial Orientation adalah kemampuan seorang individu untuk memahami ruang di sekitarnya dan meletakkan dirinya. 17

31 Seringkali individu tidak dapat menentukan posisinya dalam lingkungan tetapi dapat menemukan jalan ke sebuah lokasi, sehingga individu tetap berorientasi pada lingkungannya (Passini, R. 1984). Passini (1984) menjelaskan tentang proses Wayfinding untuk memecahkan masalah dengan 3 bagian penting di antaranya ialah pemrosesan informasi, pengambilan keputusan dan tindakan aksi. Sehingga diperlukan emampuan kognitif untuk mencapai tujuan ini. Sehingga dapat dirangkum komponen komponen dari Wayfinding Process sbb: - Wayfinding Task (Tujuan Wayfinding), - Environmental Information (Informasi dari Lingkungan), - Information Processing (Proses Pengolahan Informasi) atau Cognitive Process (Proses Kognisi), - Cognitive Memory (Ingatan Kognitif), - Wayfinding Decision (Keputusan Wayfinding), - Behavioural Action (Tindakan Prilaku, dalam hal ini Wayfinding Action). Elemen elemen di atas akan kami jelaskan untuk memberikan gambaran tentang proses bagaimana efisiensi proses wayfinding dapat tercapai. Pertama, Wayfinding Task (Tujuan Wayfinding) ialah untuk mencapai suatu lokasi pada waktu yang diperkirakan atau diinginkan menurut Passini (1984). Keberhasilan proses wayfinding ialah ketika tujuan ini tercapai pada kerangka waktu yang direncanakan. Proses Wayfinding sangat membutuhkan input berupa Environmental Information (Informasi dari Lingkungan). Informasi ini dapat berupa signs, directories, maps, and cues from natural or man-made environment [atau tanda tanda, direktori direktori, peta peta, penanda penanda lainnya dari lingkungan alami atau lingkungan buatan manusia atau arsitektural] (Passini, 18

32 1984). Informasi ini dapat berupa rangsangan rangsangan yang bersifat nonarsitektural. Passini (1984) mengungkapkan setidaknya 3 jenis Environmental Information yang diperlukan untuk menemukan jalan atau wayfinding. Elemen elemen ini diakui membantu individu untuk mencapai Wayfinding Task yaitu mencapai suatu tempat dengan waktu yang diharapkan atau diperkirakan. Elemen - elemen tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: - Architectural Wayfinding Element yang dapat membantu proses di atas; - Signage System yang terintegrasi dengan lingkungan binaan diperlukan untuk membantu proses tersebut - Other Sensory Information atau sensor atau rangsangan informasi dalam bentuk lain. Passini (1984) juga menjelaskan beberapa isi dari informasi lingkungan yang diperlukan oleh individu dalam menemukan jalan yang ditangkap dari lingkungannya atau sensory information. Yang pertama ialah informasi deskriptif (orang, tempat dan karakter), informasi lokasi dan informasi waktu. Informasi deskriptif memang ditujukan untuk membedakan orang dan tempat secara khusus dan jelas. Hal ini dilakukan dengan mengelompokkan tempat dan memberikan nama pada tempat atau ruang, Ini biasanya Gunawan Tanuwidjaja ST. MSc. dilakukan untuk membentuk kesepakatan dan membuat setiap individu dapat membedakan tempat dengan jelas atau mudah. Informasi kedua yang dikandung oleh informasi lingkungan ialah informasi tentang lokasi. Informasi lokasi ini dideskripsikan dengan 2 cara. Yang pertama dideskripsikan dengan cara mencapai sebuah lokasi. Hal ini berupa informasi langkah langkah mencapai sebuah lokasi secara mendetail. 19

33 Cara yang lain dilakukan dengan mendeskripsikan posisi lokasi baik bersifat relatif atau tetap terhadap sebuah titik referensi (baik individu itu sendiri atau tempat lain yang sudah dikenali oleh subyek). Bahkan dengan perkembangan Geographic Information System dan Geographic Positioning System, sebuah tempat dapat didefinisikan dengan koordinat lintang dan bujur. Walaupun hal ini tidak begitu berpengaruh pada skala bangunan, tetapi tetap perkembangan sistem informatika saat ini telah mempengaruhi proses wayfinding. Informasi ketiga adalah informasi waktu. Informasi ini biasanya dikaitkan dengan target individu harus mencapai sebuah tempat tertentu. Atau dikaitkan dengan jarak tempuh yang harus dicapai. Kaitan ini biasanya digunakan untuk proses wayfinding di ruang luar yang terbuka. Metode ini digunakan untuk menunjukkan perkiraan jarak, dan memperkirakan waktu yang tersisa untuk mencapai suatu tujuan final (Passini, 1984). Passini (1984) menjelaskan bahwa untuk menciptakan Wayfinding and Orientation System yang efektif diperlukan 7 langkah sbb: - Wayfinding Tasks, [menetapkan tujuan menemukan jalan]; - User Profile, [menganalisa profil pengguna]; - Wayfinding Conditions, [meneliti tingkat kesulitan menemukan jalan]; - Design Requirements, [menganalisa dan menentukan kebutuhan desain]; - Wayfinding Solutions, [menyusun sebuah desain wayfinding system]; - Supportive Informations, [mengumpulkan detail informasi]; - Design Solutions, [menyusun sebuah desain bangunan atau sistem grafis]. Wayfinding Tasks, atau menetapkan tujuan menemukan jalan dapat diawali dengan pengelompokkan berdasarkan zona destinasi. Zona itu disusun berdasarkan kesamaan karakteristik atau peta kognisi pengguna. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisa program kegiatan atau program ruang. 20

34 User Profile, atau menganalisa profil pengguna diperlukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengguna secara umum, permasalahan aksesibilitas secara umum dan proses pengolahan informasi. Wayfinding Conditions, atau meneliti tingkat kesulitan menemukan jalan diperlukan untuk melihat efektifitas sistem yang ada, melihat kekayaan pengalaman menemukan jalan, atau melihat suasana yang diperlukan oleh setiap tujuan menemukan jalan, misalnya: tingkat darurat (emergency), kegiatan pasti (resolute) atau kegiatan rekreasi (recreational), Design Requirements, atau menganalisa dan menentukan kebutuhan desain. Tindakan inidiperlukan untuk menghasilkan spesifikasi desain berdasarkan kombinasi kondisi tujuan dan individu pencari jalan. Kombinasi ini akan berbeda untuk jalur utama sirkulasi (major traffic flow), untuk kebutuhan khusus untuk kelompok pengguna tertentu (special attention for particular groups), dan kebutuhan darurat (emergency). Wayfinding Solutions, atau menyusun sebuah desain wayfinding system berkaitan dengan pengadaan sistem informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam menemukan jalan (decision making for wayfinding process). Pada tahap ini tindakan yang diinginkan diproyeksikan untuk menghasilkan rute rute yang dapat dipilih (chosen routes) dan diagram keputusan (decision diagrams). Hal ini dilakukan dengan menggunakan urutan tindakan berdasarkan pengamatan prilaku atau simulasi terhadap konsep wayfinding. Supportive Informations, atau mengumpulkan detail informasi diperlukan untuk setiap alternatif konsep yang dihasilkan. Hal ini dilakukan dengan merencanakan elemen arsitektural (spasial) dan sistem grafis. Gaya menemukan jalan, kebutuhan pengguna khusus, kondisi wayfinding juga dipertimbangkan. 21

35 Design Solutions, atau menyusun sebuah desain bangunan dan sistem grafis dilakukan untuk menyempurnakan konsep di atas dengan memperhatikan seluruh jalur pergerakan pada sistem transportasi utama Warna Dalam Signage Warna juga merupakan faktor yang penting untuk menunjang sebuah tanda. Simbol, logotype, dan warna merupakan tiga elemen visual yang diperlukan dalam menyusun sebuah simbol. Pemilihan warna yang tepat dapat membuat sebuah simbol tampak lebih hidup dan lebih menarik untuk diamati, dan memudahkan untuk diingat. Dalam suatu logo atau simbol, warna dapat tampil sebagai perwakilan simbolik dan dapat juga tampil untuk mempengaruhi secara psikologis. Pada simbol yang bersifat persuasif, warna tampil secara psikologis, sehingga mampu mempengaruhi orang yang melihatnya. Sedangkan pada logo yang bersifat informatif, warna tampil sebagai perwakilan simbolik. Penggunaan warna dalam pembuatan signage sangat vital dalam usaha membuat signage tersebut sesuai dengan lingkungannya. Warna yang dipilih harus berhubungan dengan warna dan bahan material dari bangunan dimana sign tersebut akan dipasang. Walaupun begitu untuk beberapa kasus tertentu, warna dari signage harus dibuat kontras dengan bangunan sekitar, dan pada kasus yang lain warnanya dibuat monokrom. Secara umum, warna pada signage berfungsi sebagai: 1) Pengidentifikasian terhadap informasi / pesan 2) Memperkuat keberadaan sign melalui kekontrasan warna dengan lingkungan sekitar. 3) Memberi identifikasi 4) Menarik Perhatian 22

36 5) Menimbulkan pengaruh psikologis 6) Mengembangkan asosiasi 7) Membangun ketahanan minat 8) Menciptakan suatu suasana yang menyenangkan Menurut teori warna Munsell, pembagian warna adalah sebagai berikut: 1) Warna Primer Warna primer adalah warna pokok, yaitu warna yang tidak bisa dibuar dari warna lain, tetapi dalam campurannya bisa dibuat warna lain. Yang termasuk warna primer adalah: merah, biru, dan kuning. 2) Warna Sekunder Warna sekunder adalah warna yang didapat dari percampuran dua warna primer. Yang termasuk dalam warna sekunder adalah waena orange, ungu, dan hijau 3) Warna Tersier Warna tersier adalah pencampuran dua warna sekunder. Yang termasuk warna tersier ini adalah warna coklat merah, coklat kuning, dan coklat biru. 4) Warna Quartenair Warna quartenair adalah pencampuran dua warna tersier. Yang termasuk dalam warna quartenair adalah warna orange quartenair, ungu quartenair, dan hijau quartenair. 5) Warna Intermediate Warna intermediate adalah warna antara warna pokok dan warna sekunder. Yang termasuk dalam kelompok warna intermediate ini adalah warna merah ungu, biru, biru hujau, kuning orange, dan merah orange. 6) Warna Standar 23

37 Warna standar adalah tiga warna primer dan dua warna sekunder atau warna pelangi. Yang termasuk dalam warna standar adalah warna merah, orange, kuning, hijau, biru, dan ungu. 7) Warna Analogous Warna analogous adalah warna yang saling berdekatan atau harmonis, Misalnya warna biru dengan biru ungu. Menurut Maitland Graves, sifat warna digolongkan menjadi dua, yaitu: 1) Warna Panas Yang termasuk dalam kelompok warna panas adalah warna kungin, jingga, dan merah. Sifat dari kelompok warna ini adalah positif, agresif, aktif, dan merangsang. 2) Warna Dingin Yang termasuk di dalam kelompok warna dingin adalah warna hijau, biru, dan ungu. Sifat dari kelompok warna ini adalah negatif, mundur, tenang, tersisih, dan aman. Menurut Sulasmi Darmaprawira, identifikasi warna terhadap penggunaannya di dalam signage: 1) Merah : tanda larangan dan bahaya 2) Biru : tanda menyampaika informasi 3) Hijau : tanda penunjuk arah 4) Kuning : tanda peringatan atau hati-hati 5) Hitam : sebagai warna dasar simbol berwarna merah atau kuning 6) Putih : bisa dipakai untuk semua simbol dan tipografi Tipografi Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Dalam membuat perencanaan suatu karya desain, keberadaan elemen tipografi 24

38 sudah harus diperhitungkan, karena dapat mempengaruhi susunan hirarki dan keseimbangan karya desain tersebut. (wijaya 48-49). Hadirnya tipografi dalam sebuah media terapan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media terapan visual (lukisan). Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfer-atmosfer yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visula. (Sihombing 58). Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi, yaitu : 1. Legibility Yang dimaksud dengan legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter dari bentuk suatu huruf dengan baik. 2. Clarity Yang dimaksud dengan clarity yaitu kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju. Beberapa unsur desain yang dapat mempengaruhi clarity antara lain visual hierarcy, warna, pemilihan type, dan lain-lain. 3. Visibility Yang dimaksud visibility adalah kemampuan satu huruf, kata, atau kalimat dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan baik. 25

39 4. Readibility Yang dimaksud dengan readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf, baik untuk membentuk suatu kata atau kalimat, harus memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain, khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tidak dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidaktepatan menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi yang disampaikan terkesan kurang jelas. Tipografi memiliki beraneka ragam jenis dan bentuk, yang berbeda antara satu dan lainnya, dan mempunyai ciri khas tersendiri. Yang dimaksud dengan letterstyle sebagai suatu kesatuan akan berbeda dari letterstyle-letterstyle yang lain. Letterstyle ini juga bisa disebut typeface. Elemen-elemen dari sebuah letterstyle antara lain huruf kapital, huruf kecil, angka simbol dan tanda baca. Ada lebih dari 5000 jenis letterstyle yang berbeda, dan mereka dibagi ke dalam empat kategori besar, yaitu : 1. Serif Serif adalah jenis huruf yang memiliki kait pada stroke hurufnya. Biasanya huruf jenis ini relatif mudah terbaca, namun tidak sebaik jenis sans serif. Jenis huruf yang termasuk dalam kelompok serif ini terkesan serius, elegan dan klasik. Biasanya huruf serif memiliki stroke dengan ketebalan yuang tidak sama. 2. Sans Serif Huruf dalam kelompok sans serif ini telah dikenal sejak abad ke-19. Ciri khas dari huruf sans serif ini adalah tidak mempunyai serif (garis pembuka dan penutup pada stroke) dan kebanyakan memiliki stroke dengan ketebalan sama. Huruf sans serif sangat baik digunakan pada display type, head line, dan dapat digunakan untuk body copy yang 26

40 pendek. Dilihat dari pertimbangan fungsional, huruf sans serif dianggap sebagai pilihan sempurna karena lebih mudah dibaca dan mampu menciptakan kesan bersih dan tampak lebih modern. 3. Italic Jenis huruf yang miring ke sebelah kanan (lebih kurang 12o) ini bisa digunakan untuk penekanan atau pembedaan. 4. Dekoratif/ Stylistic/ Ornamentic? Fantasi Huruf dekoratif biasanya unik dan bersifat menghias. Huruf jenis ini mampu menciptakan kesan tertentu atau memberikan spesial effect. Namun huruf jenis ini biasanya sulit dibaca dan digunakan tidak untuk komunikasi informasi. Biasanya digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya desain logo, judul buku, label, dan lain-lain. (Follis 64-66) Semiotika Semiotika secara etimologi berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda. Secara terminologi semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan bentuk dari tanda-tanda. Semiotik juga mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Semiotik bisa dikatakan sebagai ilmu untuk memahami konteks secara umum yang berlaku di masyarakat yang menjadi targetnya, Ilmu Semiotik sudah dipelajari dan dikembangkan sejak berabad-abad yang lalu. Menurut sejarah, Ilmu Semiotik setidaknya sama tuanya dengan Ilmu kedokteran dan filosofi Yunani. Dalam dunia grafis, semiotik adalah ilmu komunikasi yang berkenaan dengan pengertian tanda-tanda/ symbol. Isyarat serta penerapannya. Suatu studi tentang pemaknaan semiotik menyangkut aspek-aspek budaya, adat-istiadat, atau kebiasaan di masyarakat. Semiotik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Semantik Semantik berkenaan dengan makna dan konsep. Semantik berasal dari kata semanien dalam bahasa Yunani, yakni berarti, bermaksud, 27

41 meneliti. Semantik Simbolik adalah suatu simbolisasi yang memiliki makna atau pesan. Contohnya, Ideograph, yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam simbol kompleks dari suatu konsep yang lain. Misalnya, tulisan Heirogliph dari jaman Mesir kuno. Hal itu biasanya menyangkut perseosi atau intepretasi makna pesan visual yang berbeda dari khalayak yang mengapresiasi. Dalam hal ini, pihak penyampai maupun pihak penerima pesan memiliki dua kemungkinan cara : a. Denotatif Memiliki makna leksikal, arti yang pokok, pasti dan terhindar dari kesalahtafsiran. Denotatif bersifat langsung, konkret, jelas dan tersurat. Dalam perancangan signage, penting untuk menggunakan makna denotatif agar terhindar dari penafsiran yang berbeda-beda. b. Konotatif Memiliki makna struktural, makna tambahn di samping makna sebenarnya. Konotatif memiliki sifat tidak langsung, maya, abstrak, tersirat. Menerjemahkan informasi ke dalam bentuk visual dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut : 1) Semantik Indrawi a) Memvisualkan suara Menggambarkan secara visual bagaimana bunyi ledakan, suara ribut, suasana sunyi, musik jazz, dan lain-lain b) Memvisualisasikan indra peraba Menggambarkan sesuatu yang memiliki permukaan kasar, lembut, halus, dan lain-lain c) Memviasualisasikan penciuman Bau wangi seperti bunga mawar, bau busuk, dan lain-lain d) Memvisualisasikan sesuatu yang verbal Seperti tanda larangan, rambu-rambu, tanda peringatan, papan informasi, signage, dan lain-lain 2) Karakter 28

42 Menggambarkan secara visual bagaimana gambaran galak, pemarah, bingung, sakit, dan lain-lain. 3) Memvisualkan Suasana Menggambarkan secar visual suasana yang berkesan sepi misteri, romantis, sibuk, dan lain-lain. Seorang visualiser dituntut memiliki kemampuan menyederhanakan bentuk. Pada sat dia diminta untuk menjelaskan suatu ide atau konsep pemikiran agar lawan berkomunikasinya dapat memahami dan menangkap idenya, ia haruslah mampu menggambarkan ide tersebut secara sederhana. Beberapa konsep penyampaian visual antara lain: 1) Semantik Metafora Merupakan perspektif bentuk dalam logika dan imajinasi 2) Semantik kontradiksi Menggambarkan pertentangan, perlawanan, sebab-akibat, perbandingan, dan seterusnya. 3) Semantik Kombinasi Perspektif bentuk dalam logika dan imajinasi dengan menggambungkan dua bentuk atau lebih yang berbeda maupun yang sama. 4) Semantik style Visual yang disampaikan dalam beberap style atau gaya merujuk pada style-style tertentu sebagai ikatan benang merahnya. 2. Sintaktik Sintaktik berkenaan dengan keterpanduan dan keseragaman. Sintaktik berasal dari kata sintaksis dalam bahasa Yunani Suntattein yang berarti mengatur, mendisiplinkan. Sintaktik berkenaan dengan perpaduan, keseragaman, dan kesatuan sistem. Penerapan sintaktik penting untuk menjaga citra yang baik dari sebuah rancangan dalam 29

43 bentuk apapun. Usaha itu dilakukan agar citra yang baik dapat tertanam serta dapat diingat oleh para khalayak. Di kalangan desainer istilah yang digunakan adalah benang merah sebuah rancangan yang merujuk pada kesatuan rancangan. 3. Pragmatik Pragmatik adalah hubungan fungsional yang berkenaan dengan teknis dan praktis, material atau bahan yang dipergunakan, serta efisiensi yang menyangkut ukuran bahan, warna yang dipergunakan, maupun teknik memproduksinya. Pertimbangan yang dipikirkan mencakup kegunaan, kemudahan, keamanan, kenyamanan, dan seterusnya.(kusrianto 58-96) Studi Corbin Design (2007), Wayfinding Analysis Recommendations Document for Ann Arbor, Michigan. Studi Corbin Design (2007), untuk proyek Wayfinding Analysis and Recommendations Document for Ann Arbor, Michigan, dilakukan untuk memperbaiki kondisi wayfinding and orientation systempada skala kota dalam aspek desain grafis. Beberapa rekomendasi yang dapat diadopsi ialah 7 langkah untuk menghasilkan Effective Wayfinding System, strategi untuk memampukan pengguna menggunakan sistem ini secara sederhana dan berbagai karakter wayfinding elements characters. Walapun studiini merupakan perbaikan informasi grafis tetapi rekomendasi ini dapat juga diadopsi untuk studi kami. Corbin Design Merekomendasikan 7 tahapan untuk menciptakan sistem wayfinding yang sangat efektif. Tujuh tahapan itu ialah sebagai berikut: 30

44 1. Ensure user participation menjamin partisipasi pengguna: partisipasi pengguna merupakan input yang sangat penting untuk memperbaiki sistem wayfinding 2. Design for the first-time visitor desainlah untuk pengunjung yang pertama kali datang 3. Support intuition dukunglah intuisi: terutama pada kawasan yang memiliki tradisi/kebiasaan yang kuat kita perlu memperhatikan pola pola ini bukan menciptakan pola baru 4. Structure information strukturkan informasi: karena banyaknya tujuan dalam suatu kawasan perlu kita buat hirarki sirkulasi, misalnya kawasan parkir, jalur pedestrian, bangunan tujuan, selain itu informasi hanya perlu diberikan pada saat pengunjung mengambil keputusan 5. Control circulation kontrolah sirkulasi: sistem wayfinding yang baik juga memperhatikan sistem sirkulasi pada kawasan sehingga mengurangi kemacetan, dll 6 Thoughtfully define destinations definisikan tempat yang menjadi tujuan secara baik: penamaan tempat yang jelas bagi publik perlu dilakukan untuk menunjukkan sebuah tempat secara eksklusif, biasanya nama ini diambil dari kata kata yang dipakai secara lokal, bernilai sejarah, semangat dan budaya dari kota tersebut 7. Test the system lakukan tes terhadap sistem tersebut: inilah yang penting dilakukan jika rekomendasi kita ingin mencapai keberhasilan Strategi yang diadopsi Corbin Design ialah: 31

45 1.Provide directional information along preferred routes menyediakan informasi pengarah sepanjang jalur perjalanan 2. Inform visitors that they have arrived by defining entering experiences memberitahukan pengunjung bahwa mereka telah tiba pada kawasan dengan mendefinisikan pengalaman memasuki gerbang kawasan 3. Direct first to the area of one s desired destination mengarahkan pengunjung sesuai dengan keinginan pengunjung 4. Guide to the most convenient parking in the area, close to the destination memandu pengunjung untuk menemukan tempat parker yang paling mudah 5. Orient visitors as pedestrians once they ve left their cars mengorientasikan pengunjung untuk berjalan kaki setelah mereka parkir 6. Direct visitors back to their cars mengarahkan pengunjung kembali ke mobil mereka 7. Provide away from Downtowninformation about accessing major regional routes as drivers are leaving the area menyediakan informasi pada pengunjung bahwa mereka telah meninggalkan kawasan Downtown kota Ann Arbor 32

46 BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS 1.1. Data Lokasi dan Situasi Profil Pasar Rasamala Alamat : Jl. Rasamala Timur, kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang Cabang Dinas : Pasar Wilayah V Peterongan Status Kepemilikan : Pemerintah Kota Semarang Tahun Pembangunan : 1983 Tahun Operasional : 1984 Luas Lahan : 1837,5 m2 Jumlah Petak : 352 buah (luas total 967 m2) Jumlah Pedagang : 323 orang SDM : Kepala Pasar (1), Petugas Retribusi (1), Kebersihan (2), Petugas Keamanan (1) Keterangan : Pasar Rasamala didirikan pada tahun 1983 di daerah Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Semarang. Pasar Rasamala mulai dioperasikan paa tahun Awalnya Pasar Rasamala terdiri dari satu lantai saja dengan ratusan lapak dan pedagang yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok seperti sayu segar, daging, bumbu dapur, dan jajanan pasar. Pada awal tahun 2013 kondisi Pasar Rasamala rusak parah dengan atap bocor dan kondisi tanah yang becek terutama ketika hujan. Pada bulan Agustus 2013 Pasar Rasamala direvitalisasi hingga selesai pada Januari Pasar Rasamala dikelola oleh Kepala Pasar Bp. Mutachim dan staf retribusi Bp. Ali. Pasar Rasamala memiliki 3 orang staf kebersihan dan keamanan, serta 4 orang staf parkir. Pertanggungjawaban Pasar 33

47 Rasamala kepada Dinas Pasar Kota Semarang yang berpusat di Jl, Dr, Cipto, Semarang. Bangunan baru Pasar Rasamala yang kini digunakan oleh para pedagang sudah lebih bersih dan tertata rapi. Pasar Rasamala terdiri dari 3 lantai yaitu Lantai Dasar / basement yang berisi lahan parkir motor, lapak buah-buahan, tahu-tempe, kelapa, dan warung makan. Lantai 1 Pasar Rasamala berisi Bumbu dapur, sembako, dan sayur mayur. Lantai 3 berisi lapak daging segar, ikan segar dan olahan, ayam potong, jajanan pasar, konveksi, dan toko kelontong. Sejak revitalisasi tahun 2013 Pasar Rasamala dihuni oleh 320 pedagang dengan jumlah lapak 350 petak. Berdasarkan hasil survey dari 100 pengunjung Pasar Rasamala kebanyakan masih merasa kesulitan untuk mencari jalan dan menemukan kios yang ingin dituju. Fakta lapangan pun menunjukkan sama sekali tidak ada sistem penanda yang dipasang di area Pasar Rasamala. 34

48 35

49 Peta Lokasi 36

50 Denah Lokasi Lantai Dasar Gambar 2.1. Peta Lokasi Gambar 2.2. Denah Lokasi Lanti Dasar 37

51 Lantai 1 38

52 Gambar 2.3. Denah Lokasi Lantai 1 39

53 Lantai 2 Gambar 2.4. Denah Lokasi Lanti 2 40

54 Zonasi lantai Dasar Gambar 2.5. Zonasi Lantai Dasar 41

55 Zonasi Lantai 1 Gambar 2.6. Zonasi Lantai 1 42

56 Zonasi Lantai 2 Gambar 2.7. Zonasi Lantai 2 43

57 Foto Lokasi Gambar 2.8. Tampak Luar Pasar Rasamala Gambar 2.9. Tampak Luar Pasar Rasamala 44

58 Gambar Lanta Dasar: Parkir Motor Gambar Lantai dasar: buah-buahan dan sayur 45

59 Gambar Lantai dasar: kantin Gambar Lantai dasar: buah-buahan 46

60 Gambar Lantai 1: keperluan sehari-hari Gambar Lantai 1: keperluan sehari-hari 47

61 Gambar Lantai 2: Ayam potong Gambar Lantai 2: Ikan Segar 48

62 Gambar Lantai 2 Gambar Lantai 2 Gambar Tangga naik ke lantai 1 49

63 Gambar Lantai 1 tampak dari lantai Target Audiens Guna menunjang berhasilnya proses perancangan sign system, target ditentukan melalui beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1) Segmentasi Geografis Mencakup wilayah Banyumanik, Tembalang, Gedawang, dan sekitarnya. 2) Segmentasi Demografis a) Usia : tahun b) Jenis Kelamin : perempuan dan laki-laki c) Pendidikan : SMA Sarjana S1 d) Kelas Sosial : lapisan menengah dan menengah ke bawah 3) Segmentasi Psikografis Target audiencenya secara umum adalah warga sekitar daerah Banyumanik terutama ibu rumah tangga yang masih sempat meluangkan waktu paginya untuk berbelanja di pasar guna 50

64 memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Sistem penanda ditujukan bagi seluruh publik Pasar Rasamala yang terbagi menjadi dua pihak yaitu pembeli dan penjual Data Sign System Yang Ada Toilet Wanita Satu-satunya sign system yang ada di Pasar Tradisional Rasamala adalah Toilet Wanita, bahkan di toilet Pria pun tidak terdapat papan penanda. Di tempat lainnya sama sekali tidak ditemukan sistem penanda maupun informasi Data Aktual Pengunjung Pasar Tradisional Rasamala rata-rata didatangi oleh 1000 pengunjung setiap harinya, untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Sebagian besar pengunjung adalah wanita yang didominasi oleh segmen usia tahun. Jam ramai Pasar Rasamala adalah mulai buka yaitu pukul s.d , mulai sore sekitar Pasar Rasamala mulai sepi pengunjung, sebagian kios pun juga sudah tutup, namun ada sebagian yang masih buka hingga pukul Data Angket 51

65 52

66 1. Apakah Anda sudah merasa nyaman berbelanja di Pasar Tradisional (Rasamala)? Sangat Nyaman 10 orang 10% Nyaman 10 orang 10% Kurang Nyaman 50 orang 50% Tidak Nyaman 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 2. Bagaimana proses mencari warung / kios yang ingin Anda tuju untuk berbelanja? Sangat Mudah 10 orang 10% Mudah 10 orang 10% Sulit 50 orang 50% Sangat Sulit 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 3. Pernahkah Anda merasa kesulitan mencari jalan, kios, atau alur belanja di Pasar Tradisional (Rasamala)? Pernah 10 orang 10% Sering 10 orang 10% Tidak Pernah 50 orang 50% TOTAL 100 orang 100% 4. Apakah menurut Anda perlu menambahkan tanda penunjuk arah di Pasar Tradisional (Rasamala)? Perlu 40 orang 10% Sangat Perlu 30 orang 10% Tidak Perlu 30 orang 50% TOTAL 100 orang 100% 5. Menurut Anda, tipe papan tanda apa yang cocok dan mudah dikenali sebagai petunjuk informasi? Gambar 10 orang 10% Tulisan 10 orang 10% Gambar dan Tulisan 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 6. Menurut Anda, jenis anatomi huruf apa yang nyaman dibaca untuk petunjuk informasi? 53

67 Serif 10 orang 10% San Serif 10 orang 10% TOTAL 100 orang 100% 7. Menurut Anda, ketebalan huruf mana yang sesuai atau nyaman dibaca untuk petunjuk informasi? Roman 10 orang 10% Gothic 10 orang 10% Block 50 orang 50% Script 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 8. Menurut Anda, simplifikasi (penyederhanaan) bentuk mana yang sesuai dan mudah dikenali untuk sistem petunjuk informasi? Stillasi 10 orang 10% Distorsi 10 orang 10% Deformasi 50 orang 50% Ekspresi 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 9. Menurut Anda warna apa yang cocok untuk sebuah rambu petunjuk? Merah 10 orang 10% Kuning 10 orang 10% Biru 50 orang 50% Hijau 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 10. Menurut Anda warna apa yang cocok untuk sebuah rambu informasi / himbauan? Merah 10 orang 10% Kuning 10 orang 10% Biru 50 orang 50% Hijau 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 11. Menurut Anda warna apa yang cocok untuk sebuah rambu larangan? Merah 10 orang 10% Kuning 10 orang 10% Biru 50 orang 50% 54

68 Hijau 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 12. Apakah Anda pernah melihat secara langsung bentuk dari tanaman atau pohon Rasamala? Pernah 10 orang 10% Tidak Pernah 10 orang 10% TOTAL 100 orang 100% 13. Bagian dari pohon Rasamala yang mana yang paling mudah diingat untuk dijadikan ikon? Buah 10 orang 10% Daun 10 orang 10% Batang Pohon 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 14. Warna apa yang mewakili identitas tanaman Rasamala? Hijau 10 orang 10% Coklat 10 orang 10% Kuning 50 orang 50% Biru 30 orang 30% TOTAL 100 orang 100% 15. Produk apa yang paling sering Anda beli di Pasar Tradisional (Rasamala)? Ayam 10 orang 10% Ikan 10 orang 10% Daging 50 orang 50% Sayur 30 orang 30% Buah Kelapa Kelapa Bumbu Dapur TOTAL 100 orang 100% 1.5. Analisis Analisis Hasil Angket Dari total 100 responden acak dari kalangan pembeli dan pedagang di Pasar Tradisional Rasamala dengan range usia tahun, dapat 55

69 disimpulkan beberapa pernyataan sebagai pertimbangan perancangan signage di Pasar Rasamala. 50 % responden masih merasa kurang nyaman beraktivitas di Pasar Rasamala, 50% nya merasa kesulitan mencari jalan dan kios tujuan untuk berbelanja dan hanya 20% saja yang tidak pernah merasa kesulitan mencari jalan tanpa signage. Sebagian besar pengunjung merasa sangat perlu untuk ditambahkan signage di Pasar Rasamala, dengan prosentase 30%. Untuk analisis bentuk signage dari data angket, 60% responden menyatakan lebih mudah memahami sign berupa gambar dan tulisan daripada hanya tulisan atau hanya gambar saja. Jenis huruf yang paling disukai adalah anatomi san serif dengan ketebalan block. Bentuk penyederhanaan objek yang paling mudah dipahami menurut responden adalah simplifikasi deformasi. Objek yang paling diingat dari tanaman Rasamala adalah buahnya. Sementara itu sayur adalah bahan makanan yang paling sering dibeli pengunjung Pasar Rasamala. Kedua hal ini berguna untuk menentukan identitas dasar untuk perancangan signage Hasil Wawancara Narasumber: Retno Damayanti, 20 th, Pengunjung. Berbelanja di Pasar Rasamala kurang nyaman karena tidak ada papan penunjuk arah dan informasi, untuk membeli sayuran atau kebutuhan pokok lain harus mencari sendiri dan memakan waktu lebih lama. Terutama setelah direvitalisasi, posisi kios pedagang sudah berubah semua. Narasumber: Ani, 45 th, Pedagang kue keliling di Pasar Rasamala Sejak direvitalisasi sekarang Pasar Rasamala jadi lebih besar dan terdiri dari 3 lantai untuk melingkupi seluruh pedagang yang ada di Pasar. Menurut Ibu Ani hal ini menjadi masalah tersendiri ketika pengunjung 56

70 ingin berbelanja menjadi lebih malas ke lantai yang atas. Apalagi bagi yang sudah berusia lanjut, tangga masuk di bagian depan dan samping Pasar Rasamala belum dilengkapi dengan pegangan sehingga menyusahkan mereka untuk berjalan menuju kios. Dengan adanya perancangan signsystem diharapkan bisa menjadi daya tarik untuk para pengunjung naik ke lantai yang lebih tinggi karena sudah mengetahui ada apa saja di sana cukup dengan melihat peta atau tanda. Narasumber: 30 th, Tukang Parkir Pasar Rasamala Pasar Rasamala mulai beroperasi sekitar pukul pagi, namun sebelumnya sudah banyak pedagang yang datang untuk menata lapaknya. Rata-rata pengunjung yang datang adalah warga Banyumanik dan sekitarnya. Setiap harinya Pasar Rasamala dikunjungi sekitar 00an pengunjung setiap hari dari buka pukul hingga sore hari. Narasumber: Mutachim, 40 th, Kepala Pasar Rasamala Pasar Rasamala baru saja selesai direvitalisasi, masih banyak bagian dari banugnan yang belum berfungsi sebagaimana mestinya. Antar lain jalur pembuangan sampah yang curam masih dilalui pengunjung untuk jalan menuju lantai satu atau basement. Tangga masuk yang licin dan tanpa pegangan menyulitkan pengunjung yang sudah berusia tua. Dan tidak adanya papan informasi membuat para pengunjung kesulitan mencari kios yang ingin dituju untuk berbelanja. Narasumber: Ali, 40 th, Staf Retribusi Pasar Rasamala Sempat dikhawatirkan banyak pedagang yang protes ketika undian penempatan lapak di awal beroperasinya Pasar Rasamala paska revitalisasi. Karena otomatis lapak di lantai atas menjadi kurang menarik bagi para pengunjung. Namun 90% pedagang di sini pada akhirnya tidak keberatan dengan hasil zonazi lapak. Staf pengelola pasar berupaya memposisikan kebutuhan pokok di lantai atas sehingga 57

71 mau tidak mau pengunjung banyak yang berjalan hingga ke lantai paling atas Analisis Brainstorming Narasumber: Wijaya, Visualizer whizisme.com Menurut diskusi bersama Wijaya, Visualizer & Graphic Designer whizisme.com, sebaik apapun signsystem kalau tidak bisa mengkomunikasikan pesan ya sama saja dengan hiasan, bukan sebagai media komunikasi visual, apalagi Pasar Tradisional yang kebutuhannya hanya jual-beli dan cari barang. Kebanyakan mereka (pengunjung) lebih banyak bertanya kepada pedagang daripad melihat sign atau tanya ke kantor pasar. Jadi signsystem yang dirancang harus bisa menyampaikan pesan dengan tepat. Narasumber: Adam Muda, Owner Klinik Desain Semarang Menurut diskusi bersama Adam Muda, Owner Klinik Desain Semarang, kesadaran akan komunikasi visual masyarakat khususnya Kota Semarang masih kurang, apalagi jika berhubungan dengan signsystem. Hal tersebut bisa dilihat salah satunya dari Dinas dan Pemerintah Kota yang tidak menyediakan anggaran berlebih untuk produk-produk yang berhubungan dengan keindahan atau visual. Peranan signsytem sendiri sangat penting, walaupun belum banyak orang yang sadar akan kebutuhannya, namun pengaruhnya cukup signifikan. Contohnya adalah tragedi kebakaran di Bandara Frankfurt, Jerman pada tahun 1997 yang disebabkan oleh tidak tepatnya penggunaan signsystem. Setelah itu muncul kesadaran masyarakat di sana akan arti penting signsystem dalam sebuah bangunan. 58

72 Desain signsystem haruslah satu nafas dengan arsitektural bangunan. Tantangannya adalah terkadang arsitek memiliki ego di interior dan konstruksi yang tidak mau diganggu oleh aplikasi-aplikasi tambahan seperti signage. Namun perancangan signsytem tetaplah menjadi ranah DKV. Menganut perbandingan 90:10 dalam sebuah kontruksi yaitu; 90% bangunan dibuat agar sistemnya bisa digunakan dan 10% untuk keindahan agar bangunan tersebut memiliki makna atau value lebih, hal itu yang menurut Adam belum ada di beberapa Pasar Tradisional yang ada di Kota Semarang. Adam Muda sendiri berpengalaman menggerjakan pra proyek signsystem di Rumah Sakit Dokter Karyadi Semarang. Menurut Adam, tingkat tertinggi kesulitan membuat signsystem dalam bangunan adalah signsystem di Rumah Sakit, karena kebutuhan publiknya sangat kompleks. Sedangkan tantangannya adalah, RS Dr. Karyadi merupakan bangunan yang tumbuh, dalam arti masih terus melakukan pembangunan dan pengembangan. Sehingga ruangan-ruangan baru yang tercipta nanti juga harus memiliki signage yang satu karakter dengan bangunan lain yang terlebih dahulu dibuat. Kelemahan penelitian dan perancangan signsystem pada Tugas Akhir ini adalah objeknya yang minim differensiasi atau added value, yaitu Pasar Rasamala, dibandingkan Pasar Tradisional lain yang memiliki nilai historis seperti Pasar Jatingaleh dan Pasar Johar, atau memiliki differensiasi seperti Pasar Kambing dan Pasar Randusari. Hal tersebut akan menyulitkan untuk menciptakan desain yang komunikatif Analisis Kebutuhan Fasilitas Sign Sign System yang Akan Dibuat di Pasar Rasamala: 59

73 a. Wayfinding a. alur parkir f) Tempat parkir b. denah Pasar Rasamala g) Toilet c. informasi basement h) Musholla d. informasi lantai 1 i) Tempat Sampah e. informasi lantai 2 j) Pintu Keluar / Masuk 2) Signage a) Sembako b) Bumbu Dapur c) Sayuran d) Kelapa e) Tahu / Tempe f) Buah-Buahan g) Ayam h) Daging i) Ikan Laut j) Ikan Olahan k) Barang Pecah Belah l) Konfeksi m) Kelontong n) Roti / Jajanan o) Plastik 3) Rambu Peringatan / Larangan a) Parkir b) Jaga Kebersihan c) Jalan Licin d) Ayo Belanja Di Pasar Tradisional e) Jaga Barang Bawaan Anda f) Selamat Berbelanja 60

74 Analisis Semiotik Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori semiotik. Semiotika sebagai suatu pembelajaran dari ilmu pengetahuan sosial yang memiliki unit dasar yang disebut tanda. Tanda terdapat dimanamana, terutam dalam penggunaan signs system. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Semiotika mempunyai tiga bidang studi utama, yaitu: 1.Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia. 2.Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploi-tasi saluran komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya. 3.Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tandatanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri. Peirce mengadakan klasifikasi tanda: 1) Kualifikasi tanda yang berfungsi (ground) : a.qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. b. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menendakan bahwa hujan di hulu sungai. 61

75 c. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia. 2) Berdasarkan Objeknya, Peirce membagi tanda : a.icon (Ikon) Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya potret dan peta. b.index (Indeks) Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. c.symbol (Simbol) adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan (perjanjian) masyarakat Basement 1) Buah-buahan Buah yang dipilih adalah buah pepaya karena menurut hasil wawancara pembeli, pepaya adalah buah yang paling merepresentasikan buah-buahan, maka disimpulkan buah pepaya adalah buah yang paling ada di benak para pengunjung Pasar Rasamala, sehingga dipilih untuk dijadikan ikon untuk mewakili zona buah di Pasar Rasamala. Gambar pepaya yang akan dirancang harus dapat menimbulkan kesan segar dan alami untuk mewakili kesan 62

76 buah-buahan pada umumnya. Untuk itu buah pepaya yang akan dijadikan icon akan disajikan dalam bentuk irisan setengah posisi hortisontal. 2) Kantin Icon yang dipilih untuk mewakili kios kantin adalah bentuk kedai. Dengan atap berbentuk trapesium dan bangku memanjang. 2 bentuk ini merupakan sebuah penyederhanaan dari kios kantin yang ada di pasar tradisional 3) Kelapa Pada kios kelapa, icon yang akan ditampilkan adalah buah kelapa yang sudah dihilangkan kulitnya, dan dipotong menjadi seetengah bagian. Bentuk tersebut merujuk pada penyajian kelapa oleh para pedagang di kios pada umumnya. Kesan yang harus ditampilkan adalah buah kelapa yang segar, solid, bersih,. Dengan elemen wana coklat dan putih. Buah kelapa yang ditampilkan ada 2 buah yang satu masih utuh, yang lain terpotong jadi setengah tampak sisi putihnya. 4) Tahu-Tempe Pada kios tahu-tempe akan dipilih objek tempe mentah utuh dan irisan disandingkan dengan objek tahu mentah. Kesan yang harus ditampilkan adalah potongan silang di bidang tempe yamg merepresentasikan tempe yang telah digoreng. Kemudian terlihat bidang yang mirip tempe namun polos sebagai icon dari tahu Lantai 1 1) Sembako 63

77 Pada kios sembako terdapat banyak sekali jenis sembako mulai dari telur, beras, dan lain sebagainya. Sementara itu ikon yang dipilih adalah beras karena dari kesembilan bahan pokok yang ada, beras merupakan bahan yang paling utama sebagai kebutuhan pangan sehari-hari. Secara tidak langsung beras sudah tertanam baik di benak para pembeli ketika mencari kios sembako. Kesan yang ingin ditampilkan pada beras adalah beras yang putih, keras, bersih dari kulit, dan menggunung. Warna yang digunakan adalah dominan warna putih. 2) Bumbu Dapur Pada kios bumbu dapur dijual berbagai macam bumbu dan rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, merica, dan lombok. Signage pada kios bumbu dapur akan mengambil salah satu bumbu dapur yang paling sering dibeli dan paling diingat oleh pengunjung Pasar Tradisional, yaitu bawng merah Kesan yang ditampilkan pada signage yang akan dirancang adalah bumbu dapur yang besar dan alami, disandingkan dengan potongan bawang merah yang menunjukkan ruas-ruasnya. 3) Sayur Kios sayur menjual berbagai macam sayur segar seperti bayam, kubis, kacang panjang, wortel dan sawi. Jenis sayur yang dipilih adalah sawi, berdasarkan dari wawancara pedagang tentang jenis sayur yang paling digemari. Sawi yang ditampilkan dalam signage adalah sawi yang hijau, segar, bersih, dan alami. Dengan kombinasi warna hijau cerah untuk memberi kesan bahan makanan sayur yang alami. 64

78 Lantai 2 1) Ayam Potong Kios ayam potong kndisinya lebih terbuka dibandingkan dengan kios yang lain. Disini bisa ditemukan ayam-ayam segar yang baru saja dipotong. Desain yang dipilih untuk signage adalah ayam potong yang yang masih utuh dengan sayap dan kaki, tanpa kepala. Bentuk tersebut dipilih berdasarkan survey pembeli yang menggambarkan bentuk ayam potong secara umum. Kesan yang ingin ditampilkan adalah daging ayam yang segar, bersih, dan gemuk. 2) Ikan Segar Kios ikan berada di ruangan tersendiri namun masih jadi satu lantai dengan kios-kios lainnya di lantai 2. Ikan yang dipilih berdasrkan hasil survey pembeli adalah ikan Gurame sebagai jenis ikan yang paling digemari. Image yang akan ditampilkan pada signage ikan segar adalah ikan yang gemuk, bersih, dingin, dan segar. Dengan menampilkan sisik-sisik, serta ekspresi mata dan mulut yang dibuat lebih ceria. 3) Daging Kios daging berada di dalam ruangan bersama dengan kios ikan segar. Desain yang akan ditampilkan dalam signage adalah potongan daging segar yang berwarna merah tua dengan kesan segar, kenyal, bersih, dan besar. 4) Barang Pecah Belah 65

79 Kios yang menjual berbagai macam barang pecah belah seperti piring dan gelas. Desain signage yang dibuat harus mewakili kesan kuat, anti pecah, bersih, dan mengkilap. 5) Roti / Jajan Pasar Kios jajanan pasar menjual berbagai macam roti dan jajanan tradisional seperti cethot, bubur sumsum, ketan, kue lapis dan nasi jagung. Jenis makanan yang dipilih untuk mewakili signage kios jajan pasar adalah kue lapis yang digemari anak-anak kecil karena warnanya. Kue lapis yang ditampilkan menunjukkan kesan elastis dan bersih dengan kombinasi warna merah muda, dan putih. 6) Jamu Kios jamu di Pasar Rasamala menjual berbagai jamu tradisional seperti beras kencur dan kunir asam. Ikon yang sekiranya mewakili jamu untuk dibuat desain signage adalah gelas kecil dan bahan jamu itu sendir, salah satunya kunir. Kesan yang ingin ditampilkan adalah olahan tradisional, hangat, dan sehat. 66

80 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Penciptaan Sign System Tujuan Utama Memudahkan masyarakat khususnya pengunjung Pasar Rasamala Semarang dalam hal alur belanja dan mengenali tata letak pasar dengan adanya sign system yang efektif. Selain itu juga untuk meningkatkan value Pasar Rasamala Semarang untuk menjadi Pasar Tradisional yang profesional dalam manajemen tanda, tata letak pasar dan pelayanannya. Dengan sistem tanda yang profesional, Pasar Rasamala sebagai salah satu Pasar Tradisional yang ada di Semarang memiliki daya saing dengan Pasar-Pasar Modern yang lainnya Identitas Yang Ingin Ditampilkan Menurut hasil kuisoner terhadap 100 pengunjung dan pedagang Pasar Rasamala, sayur adalah bahan makanan yang paling banyak mereka beli setiap harinya. Penulis menyimpulkan identitas yang akan ditampilkan di setiap sign yang akan dibuat adalah karakter sayuran yang natural dan luwes Citra Kawasan Yang Ingin Ditonjolkan Citra kawasan yang ingin ditonjolkan adalah suasana belanja yang sederhana di Pasar Tradisional. Dengan adanya sign system tidak membuat suasana Pasar menjadi berubah, namun tetap mempertahankan citra tradisional dan ramah ala Pasar Tradisional. 67

81 3.2. Strategi Kreatif Pedoman Unsur Ikonik, Bentuk, dan Warna Sign Parkir b. Huruf P untuk tempat parkir sepeda motor. Pada tanda parkir dilengkapi dengan signage pelengkap seperti: parkir motor, mobil, dan arah penunjuk parkir motor atau mobil di zona lainnya. Gambar 3.1. Pedoman Signage Parkir c. Tanda panah berwarna hijau untuk alur kendaraan. Tanda ini akan diletakkan di jalan masuk parkir, dan beberapa pilar di sekitar tempat parkir motor yang ada di basement. Gambar 3.2. Pedoman Signage Arah 68

82 d. Tanda dilarang masuk berwarna merah untuk daerah atau jalan yang tidak boleh dilalui. Gambar 3.3. Pedoman Signage Berhenti Basement 5) Buah-buahan Gambar 3.4. Pedoman Signage Buah Buah yang dipilih adalah buah pepaya karena menurut hasil wawancara pembeli, pepaya adalah buah yang paling merepresentasikan buah-buahan, maka disimpulkan buah pepaya adalah buah yang paling ada di benak para pengunjung Pasar Rasamala, sehingga dipilih untuk 69

83 dijadikan ikon untuk mewakili zona buah di Pasar Rasamala. 6) Kantin Gambar 3.5. Pedoman Signage Kantin Gelas Es teh yang digunakan sebagai ikon adalah gelas yang sering ditemukan di warung-warung atau pedagang kaki lima, untuk lebih memberi kesan tradisional. Warna coklat, sedotan dan butiran air di gelas menjadi elemen pelengkap. 7) Kelapa Gambar 3.6. Pedoman Signage Kelapa 70

84 Kelapa yang dipilih adalah kelapa yang sudah dibersihkan bathoknya atau kulitnya hingga tersisa sedikit sebagai perwakilan bentuk kelapa yang biasa dijual di pasar tradisional. 8) Tahu-Tempe Gambar 3.7. Pedoman Signage Tahu Tempe Tempe mentah yang diiris dan terlihat butiranbutiran kedelai dan fermentasinya menjadi pilihan untuk ikon signage kios tahu-tempe, dengan dominasi warna putih dan kuning Lantai 1 4) Sembako Gambar 3.8. Pedoman Signage Sembako 71

85 Beras sebagai ikon dari sembako digambarkan dengan tumpukan karung beras. Dengan dominasi warna abu-abu karung beras. 5) Bumbu Dapur Gambar 3.9. Pedoman Signage Bumbu Dapur Ikon yang mewakili signage pada kios bumbu dapur adalah bawang merah yang utuh dan yang irisan. Dengan memperlihatkan ruas-ruasnya. 6) Sayur Gambar Pedoman Signage Sayur Sawi menjadi jenis sayur yang dipilih untuk icon signage kios sayur. Satu ikat terdiri dari batang dan daun dengan kombinasi warna hijau tua dan muda. 72

86 Lantai 2 7) Ayam Potong Gambar Pedoman Signage Ayam Potong Ayam potong yang menjadi icon adalah ayam yang masih utuh tanpa kepala, sudah dikuliti dan dicuci bersih, seperti yang biasa disajikan pedagang ayam di meja potongnya. 8) Ikan Segar Gambar Pedoman Signage Ikan Segar 73

87 Ikan yang dipilih sebagai acuan ikon adalah ikan segar yang sudah dibersihkan sisiknya. 9) Ikan Olahan Gambar Pedoman Signage Ikan Olahan Gereh sebagai pedoman bentuk ikon signage kios ikan olahan. Lengkap dengan anyaman bambu sebagai wadahnya untuk menampilkan kesan tradisional. 10) Daging Gambar Pedoman Signage Daging Daging yang dijadikan ikon adalah potongan daging sapi yang berwarna merah tua dengan serat tulang yang masih tampak diantara daging. 74

88 11) Roti / Jajan Pasar Gambar Pedoman Signage Jajan Pasar Pedoman bentuk yang diambil untuk ikon jajan pasar adalah kue lapis yang berwarna merah dan putih. Lengkap dengan unsur mengkilapnya ketika terkena cahaya. 12) Jamu Gambar Pedoman Signage Jamui Pedoman bentuk yang dipakai untuk kios jamu adalah segelas jamu dengan cairan berwarna kuning di dalamnya dan mangkuk kayu serta tumbukan untuk mengolah bahan jamu Informasi dan Larangan 1) Penanda Tingkat Lantai Pedoman bentuk yang dipakai adalah tas belanja berbahan plastik yang biasa dibawa pengunjung untuk membawa barang belanjaan. Hampir setiap pengunjung membawa tas 75

89 ini untuk memudahkan membawa barang. Dan semua pedagang pun menyediakan tas plastik bagi pengunjung yang membeli barang dagangannya. Gambar Pedoman Tingkat Lantai Pedoman Tipografi 1) Jenis Huruf Arial Jenis huruf San-Serif yang digunakan oleh Dinas Pasar untuk logo Pasar Rasamala. Huruf ini terlihat datar, kaku, dan formal, tapi tegas. 2) Jenis Huruf Bodoni MT 76

90 Jenis huruf Serif ini terlihat kuat, kokoh, elegan, formal namun kurang fleksibel jika digunakan untuk pedoman tipografi signage Pasar Tradisional. Kurang ada kesan natural. 3) Jenis Huruf Blue Highway Jenis huruf San-Serif ini mirip dengan jenis huruf Arial namun lebih fun dengan anatomi crossbar yang lebih rendah daripada font standart, dan apex (ujung) yang lebih tajam. Memberi kesan fleksibel namun formal dan kuat. 4) Jenis Huruf Quicksand Jenis huruf San Serif ini memiliki kesan natural, fleksibel, sekaligus formal dan elegan. Terlihat dari anatomi footnya yang berujung lengkung Program Kebutuhan Sign System (Rencana Aplikasi Sign) Wayfinding f. alur parkir Parkir Roda 2 : 2 buah papan Parkir Roda 4 : 1 buah papan 77

91 Keluar : 3 buah papan Dilarang Masuk : 1 buah papan Penunjuk Arah :4 buah stiker g. denah Pasar Rasamala Basement : 1 buah papan Lantai 1 : 3 buah papan Lantai 2 : 2 buah papan Signage a) signage basement zona kantin : 1 buah papan zona buah : 4 buah papan zona kelapa : 2 buah papan zona tempe tahu : 1 buah papan signage basement : 2 buah papan & besi naik lantai 1 : 1 buah papan b) signage lantai 1 zona bumbu dapur : 2 buah papan zona sembako : 2 buah papan signage basement : 2 buah papan & besi naik lantai 2 : 2 buah papan turun lantai dasar : 2 buah papan Info Lt 2 dan basement : 1 buah papan c) signage lantai 2 zona ikan dan daging : 2 buah papan zona ayam potong : 1 buah papan roti / jajan pasar : 1 buah papan jamu : 1 buah papan ikan : 1 buah papan signage basement : 2 buah papan & besi turun lantai 1 : 2 buah papan 78

92 d) toilet Toilet Pria : 1 buah akrilik Toilet Wanita : 1 buah akrilik Siram : 1 buah akrilik Donasi Kebersihan : 1 buah akrilik e) Musholla Tempat wudhu : 1 buah Sign musholla : 1 buah Penunjuk Kiblat : 1 buah ambu Peringatan / Larangan g) Jaga Kebersihan Basement : 1 buah Lantai 1 : 1 buah Lantai 2 : 1 buah h) Awas Jalan Licin Zona Ikan : 1 buah i) Bukan Jalan Umum Basement : 1 buah 79

93 BAB IV VISUALISASI 4.1.Studi Layout Sign System Pasar Rasamala merupakan salah satu Pasar Tradisional di Semarang yang baru saja direvitalisasi oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang. Dengan bangunan yang lebih modern dan lebih rapi, Pasar Rasamala menjadi lebih nyaman untuk aktivitas perbelanjaan sehari-hari. Banyaknya pedagang yang sudah memiliki tempat di sana menjadikan tata letak Pasar Rasamala ini menjadi lebih rapat. Hal itu berakibat pada jalan yang disediakan untuk pengunjung tidak terlalu lebar. Jika dihubungkan dengan konstruksi sign system yang sedang dirancang untuk Pasar Rasamala, maka sangat tidak mungkin meletakkan papan tanda di bawah atau di sisi kios.berdasarkan studi konstruksi, sign system harus digantung di bagian atasm sehingga diantara padatnya pengunjung yang berlalu lalang, papan tanda akan tetap terlihat dan terbaca dengan jelas. Selain lebar jalan yang sempit, padatnya lalu lintas juga mempengaruhi tata letak sign system. Untuk beberapa titik, signage juga bisa diletakkan di bagian lantai, seperti pada tangga yang menghubungkan antar lantai, agar alur pengunjung dapat diatur dengan baik, dan tidak menimbulkan penumpukan lalu lintas. 80

94 4.2.Studi Konstruksi Gambar 4.1. Studi Konstruksi Signage Posisi sign system paling proporsional adalah digantung di atap atau ditempel di dinding, karena tata letak tentant pasar yang sangat sempit satu sama lain. Sangat tidak memungkinkan meletakkan sign system di jalan. Tinggi papan sign system harus persis 200 cm di atas lantai, atau 30 cm di atas tinggi orang rata-rata, yaitu 170cm. Agar memiliki keterbacaan yang baik, ketika dilihat mulai jarak 200cm. 81

95 4.3.Penjaringan Ide Sign system akan terbaca menjadi sebuah satu kesatuan (unity), ketika sign sytem tersebut memiliki keterikatan satu sama lain, dalam hal ini berupa elemen grafis. Elemen grafis pada signs sytem bisa berupa sebuah bentuk, icon, symbol, atau bahkan warna. Elemen grafis yang berfungsi sebagai pengikat pada sign system ini harus mampu merepresentasikan citra / image yang akan ditampilkan oleh Pasar Tradisional. Citra yang dibangun adalah sebuah representasi Pasar Tradisional Rasamala, sehingga pengunjung yang melihatnya bisa langsung mengetahui bahwa elemen grafis tersebut adalah bagian dari sign system Pasar Rasamala. Gambar 4.2. Tas Plastik 82

96 Penulis memilih tas plastic sebagai be nda yang mewakili Pasar Tradisional Rasamala. Hampir setiap aktivitas di Pasar Tradisional menggunakan benda ini. Tas plastik cukup merepresentasikan kegiatan perbelanjaan di Pasar Tradisional Rasamala Selanjutnya plastik ini disesuaikan dalam bentuk elemen grafis sebagai tanda pengikat untuk sign sytem yang ada di Pasar Tradisional Rasamala. Bentuk tas plastic dibuat dalam bentuk vector dan disederhanakan. Gambar 4.3. Penyederhanaan Elemen Grafis Gambar 4.4. Aplikasi Elemen Grafis Pada Sign System Horisontal 83

97 Gambar 4.5. Aplikasi Elemen Grafis Pada Sign System Vertical 4.4.Format Desain Sign System Setiap sign sytem yang dibuat harus mengikuti format yang sudah ditentukan agar ada keselarasan dan kesatuan. Gambar 4.6. Format sign system horizontal 84

98 Gambar 4.7. Format sign system vertical 4.5.Studi Pengembangan Tipografi Jenis tipografi yang digunakan ada 1 jenis yaitu jenis font Lemon Milk. Jenis tipografi ini memiliki tingkat keterbacaan yang baik karena sudutnya yang tegas dan ketebalannya yang tinggi. Tipografi dalam sign system harus jelas, dan mudah terbaca dari jarak jauh. Maka pemilihan font san serif merupakan pilihan yang tepat. Gambar 4.8. Font Pasar Rasamala 85

99 Gambar 4.9. Tipografi Pasar Rasamala Gambar Aplikasi Font Pada Signage 4.6.Studi Bentuk Dan Warna Sign Bentuk desain signsystem memenuhi estetika desain, dengan karakter halus dan fleksibel, dengan begitu sign mudah dipahami dan diaplikasikan. Sementara itu untuk pemilihan warna dipilih 3 warna untuk mewakili 3 lantai yang ada pada Pasar Rasamala, yaitu warna-warna yang cerah agar menarik perhatian pengunjung. Warna yang dipilih adalah warna orange untuk lantai dasar, warna biru untuk lantai 1, dan warna merah muda untuk lantai Lantai 2 Gambar Aplikasi Signage Lantai 2 86

100 Warna merah muda adalah warna yang paling dekat dengan mata, warna yang paling pertama terlihat, warna ini melambangkan kemauan keras, persaingan, keberanian, cita cita dan passion. Warna ini cocok untuk lantai 2 Pasar Rasamala sebagai tempat yang paling tinggi dalam struktur bangunan Lantai 1 Gambar Aplikasi Signage Lantai 1 Warna Biru menjadi warna pada lantai puncak, biru muda memiliki kesan psikologis yang bersahabat, tenang dan santai dan melegakan Lantai Dasar / Basement Gambar Aplikasi Signage Lantai Dasar 87

101 Orange adalah warna yang memiliki kesan fun,ceria, dan menyenangkan. Warnanya yang cerah membuat aktivitas jual beli di lantai dasar menjadi lebih menyenangkan. Gambar Panduan Warna Tingkat Lantai 4.7.Denah Lokasi Dan Tata Letak Sign Lantai Dasar Pada lantai dasar terdapat area parkir motor, warung/kantin, kios hasil bumi, kios buah, kios kelapa, dan kios tahu tempe. Sign 88

102 yang ada di lantai dasar seluruhnya bernuansa oranye sesuai dengan format yang telah dibuat pada studi warna sign system Pasar Tradisional Rasamala. Gambar Denah Lokasi Lantai Dasar 89

103 Lantai 1 Pada lantai satu terdapat zona bumbu dapur, zona sayur, zona sembako, ruko, toilet, dan musholla. Sign yang ada di lantai dasar seluruhnya bernuansa biru sesuai dengan format yang telah dibuat pada studi warna sign system Pasar Tradisional Rasamala. Gambar Denah Lokasi Lantai 1 90

104 Lantai 2 Pada lantai dua terdapat area ikan laut, area daging, area ayam potong, area konfeksi, area barang pecah belah, area jajan pasar, area jamu, dan area ikan olahan. Sign yang ada di lantai dasar seluruhnya bernuansa merah muda sesuai dengan format yang telah dibuat pada studi warna sign system Pasar Tradisional Rasamala. Gambar Denah Lokasi Lantai 2 91

105 4.8.Final Design: Gambar Kerja Dan Aplikasi Sign System Lantai Dasar Gambar sign buah horisntal Gambar sign buah vertical Gambar sign kelapa horizontal 92

106 Gambar sign kelapa vertical Gambar sign kantin horisntal Gambar 4.23 sign kantin vertical 93

107 Gambar sign tempe tahu horizontal Gambar sign tempe tahu vertical Gambar sign lantai dasar Gambar sign naik lantai 1 94

108 Sign System Lantai 1 Gambar sign bumbu dapur horisontal Gambar sign bumbu dapur vertical Gambar sign sembako horizontal 95

109 Gambar sign sembako vertical Gambar sign sayur horizontal Gambar sign sayur vertical 96

110 Gambar sign naik lantai 2 Gambar sign lantai 1 vertikal Gambar sign turun lantai dasar Sign System Lantai 2 Gambar sign daging horizontal 97

111 Gambar sign daging vertical Gambar sign jajan pasar horizontal Gambar sign jajan pasar vertical 98

112 Gambar sign ikan horizontal Gambar sign ikan vertical Gambar sign ayam horisontal 99

113 Gambar sign ayam porong vertical Gambar sign lantai 2 horisontal Gambar sign turun lantai 1 horisontal 100

114 4.8.4 Sign System Parkir Gambar sign parkir roda 2 Gambar sign parkir roda 2 vertikal Gambar sign parkir roda 4 101

115 Gambar sign parkir roda 4 vertikal Gambar sign masuk parkir horisontal Gambar sign keluar parkir horisontal 102

JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL PERANCANGAN DESAIN SIGN SYSTEM PASAR RASAMALA SEMARANG

JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL PERANCANGAN DESAIN SIGN SYSTEM PASAR RASAMALA SEMARANG JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL PERANCANGAN DESAIN SIGN SYSTEM PASAR RASAMALA SEMARANG Abstrak Perkembangan signage menurut Formigari dan Gambarara (1995, h.287) berawal setelah Perang Dunia II. Pada tahun

Lebih terperinci

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR Dalam desain, terdapat beberapa sistem tanda yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah desain komunikasi visual lingkungan, berupa Sign

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sesuatu hal. Efektivitas merupakan rangkaian input, proses dan output dalam

BAB II KAJIAN TEORI. sesuatu hal. Efektivitas merupakan rangkaian input, proses dan output dalam 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Efektivitas Efektivitas adalah sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk pencapaian sesuatu hal. Efektivitas merupakan rangkaian input, proses dan output dalam memandang suatu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIGN-SYSTEM PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR MANDIRI DI PERGURUAN TINGGI

PERANCANGAN SIGN-SYSTEM PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR MANDIRI DI PERGURUAN TINGGI PERANCANGAN SIGN-SYSTEM PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR MANDIRI DI PERGURUAN TINGGI Lalita Gilang Program Studi Magister Desain-Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha no.10 Bandung

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. a. Kerangka Berfikir Studi 1) Media promosi

BAB II METODOLOGI. a. Kerangka Berfikir Studi 1) Media promosi a. Kerangka Berfikir Studi 1) Media promosi BAB II METODOLOGI Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk megadakan komunikasi dengan pasarnya. Betapapun bagusnya

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1. Gambaran Media Produksi Berdasarkan dari pengamatan penulis, selama ini industri tersebut belum menggunakan media komunikasi yang memadai yang dilakukan oleh pemilik industri

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik.

BAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik. BAB IV KONSEP 4.1. Panduan Arah Terpadu Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: 4.1.1. Tanda orentasi : ditempatkan untuk membantu pengunjung dapat memahami arah dimana dia

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB II PERANCANGAN SIGN SYSTEM DI UNIKOM Pengertian sistem tanda ( Sign system ) dibagi ke dalam 4 (empat) bagian antara lain :

BAB II PERANCANGAN SIGN SYSTEM DI UNIKOM Pengertian sistem tanda ( Sign system ) dibagi ke dalam 4 (empat) bagian antara lain : BAB II PERANCANGAN SIGN SYSTEM DI UNIKOM 2.1 Sign system / system tanda 2.1.1 Pengertian sistem tanda ( Sign system ) Sign system menurut Sumbo Tinarbuko (2008, h.12) adalah rangkaian representasi visual

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide / Gagasan 4.1.1 Ide Desain RSUD Cengkareng adalah rumah sakit pemerintah provinsi DKI Jakarta, yang berada di Jakarta Barat. RSUD Cengkareng merupakan rumah sakit yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang atau jasa, baik penamaannya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercermin dalam

Lebih terperinci

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang unsur unsur tata letak yang akan menjiwai rancangan desain komunikasi visual, agar hasil rancangan dapat berkualitas dan secara visual sedap dipandang.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku Buku 4.2 Definisi Publikasi 4.3 Landasan Teori Teori Layout Grid Systems

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku Buku 4.2 Definisi Publikasi 4.3 Landasan Teori Teori Layout Grid Systems BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku 4.1.1 Buku Buku Menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL

BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Permasalahan yang ditemukan penulis setelah melakukan penelitian adalah mengenai kurangnya perhatian pengelola terhadap media informasi berupa

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Dalam buku The Fundamentals of Creative Design

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Dalam buku The Fundamentals of Creative Design BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Layout Dalam buku The Fundamentals of Creative Design disebutkan bahwa layout adalah penempatan posisi dari elemenelemen baik itu teks maupun gambar pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Photoshop Photoshop merupakan salah satu software yang paling banyak dipakai dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual lainnya,

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Perancangan sign system dan media informasi pada Museum Geologi Bandung dibuat dengan dilatarbelakangi oleh data-data yang nyata

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1.Nozzle Nozzle merupakan perangkat yang tidak kalah penting dalam pemadaman, fungsi nozzle ini adalah mempermudah

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Publikasi Publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan suatu karya yang telah diciptakan agar diketahui publik. Pengumuman tersebut dilakukan

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1 Metode Konsep Desain Pembuatan suatu karya memerlukan beberapa data dan proses perancangan agar mendapatkan suatu ide yang menarik dan

Lebih terperinci

Desain Grafis Untuk Media Promosi Pada Nusantara English Centre

Desain Grafis Untuk Media Promosi Pada Nusantara English Centre Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Desain Grafis Untuk Media Promosi Pada Nusantara English Centre Maimunah 1), Yusuf Hadi 2), Sartim 3) STMIK Raharja Jl.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN BLOG PROMOSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK DISPLAY ERGONOMI

PERANCANGAN DESAIN BLOG PROMOSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK DISPLAY ERGONOMI PERANCANGAN DESAIN BLOG PROMOSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK DISPLAY ERGONOMI Yesmizarti Muchtiar 1), Ayu Bidiawati 2) Dicky Trio Putra 3) Email: yesmizartimuchtiar@bunghatta.ac.id Abstrak. Kendala yang

Lebih terperinci

BAB II PERANCANGAN SIGN SYSTEM STASIUN TELEVISI TVRI JAWA BARAT

BAB II PERANCANGAN SIGN SYSTEM STASIUN TELEVISI TVRI JAWA BARAT BAB II PERANCANGAN SIGN SYSTEM STASIUN TELEVISI TVRI JAWA BARAT II.1 Sign System II.1.1 Definisi Sign System Sign (dalam bahasa Indonesia berarti tanda) adalah bentuk komunikasi yang dapat berbentuk verbal

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Desain Grafis Menurut kutipan yang diambil dari buku Bringing Graphic Design In-House, Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Buku. Dalam buku New Book Design yang ditulis oleh Roger Fawcett

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Buku. Dalam buku New Book Design yang ditulis oleh Roger Fawcett 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1. Teori Desain Buku Dalam buku New Book Design yang ditulis oleh Roger Fawcett Tang, faktor faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah buku adalah

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. Tetapi, kejelekan dari pendekatan ini adalah meskipun dalam bentuk yang

BAB 4 KONSEP. Tetapi, kejelekan dari pendekatan ini adalah meskipun dalam bentuk yang BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Simbol Menurut Veronica Napoles dalam bukunya Corporate Identity Design, menjelaskan ada 3 kategori dasar simbol, yaitu typographic, abstract, descriptive, atau

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Jika berbicara tentang brand, pastilah selalu dihubungkan dengan corporate

BAB 4 KONSEP DESAIN. Jika berbicara tentang brand, pastilah selalu dihubungkan dengan corporate BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori TEORI BRAND Jika berbicara tentang brand, pastilah selalu dihubungkan dengan corporate identity dan corporate image. Brand adalah suatu janji, ide besar dan ekspetasi

Lebih terperinci

Poster PKM berbeda dengan poster produk, jasa, dan layanan masyarakat. Bukan berupa pesan himbauan, anjuran, dan larangan.

Poster PKM berbeda dengan poster produk, jasa, dan layanan masyarakat. Bukan berupa pesan himbauan, anjuran, dan larangan. Pujiyanto, UM ? Apa Poster PKM Poster PKM berbeda dengan poster produk, jasa, dan layanan masyarakat. Bukan berupa pesan himbauan, anjuran, dan larangan. Poster PKM merupakan poster ilmiah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Desain Grafis dalam Perancangan Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari kita sering menjumpai tanda atau simbol yang memberikan sejumlah informasi dilingkungan sekitar kita. Tanda informasi ini disebut

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Branding Menurut buku Designing Brand Identity, A Complete Guide to Creating, Building and Maintaining Strong Brands, Alina Wheeler, brand adalah janji, ide besar, dan harapan yang

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Corel Draw Mernurut Rahmat Widiyanto dalam bukunya Teknik Profesional CorelDraw, definisi dari Corel draw adalah editor grafik vector yang dibuat oleh corel, Corel

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. satu dengan yang lainnya. Garis sebagai pattern atau pola juga dapat

BAB 4 KONSEP DESAIN. satu dengan yang lainnya. Garis sebagai pattern atau pola juga dapat 24 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Elemen Desain Elemen desain seperti titik, garis, bidang serta ruang sangatlah bermanfaat dalam membedakan serta mengidentifikasikan suatu bentuk yang satu dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Tujuan dan Strategi Perancangan 5.1.1. Tujuan Perancangan a. Signage sebagai bentuk anjuran dari gerakan green campus dengan pendekatan persuasif kepada seluruh warga kampus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Corel draw Corel draw adalah editor grafik vector yang dibuat oleh corel, Corel sendiri adalah sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Ottawa, Kanada. Versi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai arah & batasan dalam konsep berfikir sehingga proses perancangan media interaktif ini berada pada arah dan ruang lingkup yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Website

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Website BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Website Kriteria website yang baik adalah Usability Menurut Jacob Nielsen, usability melibatkan pertanyaan dapatkah user menemukan cara untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Dalam buku New Book Design karya Roger-Fawcett Tang faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah :

BAB 4 KONSEP DESAIN. Dalam buku New Book Design karya Roger-Fawcett Tang faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah : 15 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Buku Dengan semakin banyaknya penerbit-penerbit baru, maka jumlah buku yang di produksi pun makin banyak juga. Dalam hal ini, maka desain untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa 21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Brand Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa brand identity adalah ekspresi secara visual dan verbal dari sebuah

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat dalam kampanye sosial hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah mengkampanyekan

Lebih terperinci

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN SMK Negeri 4 Malang Jl. Tanimbar 22 Malang 65117Telp. ( 0341) 353798,Fax (0341) 353798 E-mail : surat@smkn4-mlg.info Definisi Warna Warna adalah salah satu elemen

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Setelah mengetahui bahwa PT. Earth Color tidak memiliki Graphic Standard Manual, Penulis melakukan riset dan menanyakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Seperti yang dikatakan oleh Jorge Frascara, bahwa tujuan dari desain komunikasi adalah untuk mempengaruhi pengetahuan, perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung adalah sebuah kota di daerah Jawa Barat dan dijuluki nama "Paris van Java" karena keindahannya. Kota Terpadat ke - 3 di Indonesia, setelah Kota Jakarta

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 47 BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 3.1 STRATEGI KOMUNIKASI Komunikasi menurut dance (1967) adalah usaha yang menimbulakan respons melalui lambang-lambang verbal yang bertindak sebagai stimuli, dengan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Ukiran Semarangan dan Corak Kolonialis

Gambar 4.1 Ukiran Semarangan dan Corak Kolonialis BAB IV STRATEGI KREATIF IV.1 Konsep Visual Perancangan Environmental Graphic Design Stasiun Tawang Semarang merupakan salah satu upaya pembaharuan sistem grafis wayfinding di dalam lingkungan Stasiun Tawang

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

BAB IV VISUALISASI A.LOGO. 1.Studi Tipografi

BAB IV VISUALISASI A.LOGO. 1.Studi Tipografi BAB IV VISUALISASI A.LOGO 1.Studi Tipografi Seperti yang telah dijelaskan pada Bab III, pada perancangan visual corporate identity Musick Bus ini akan dilakukan redesain logotype Musick Bus, jenis huruf

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Perancangan Beberapa tujuan hasil perancangan dari sign system ini, yaitu memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi yang diberikan di

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KREATIF

BAB IV STRATEGI KREATIF BAB IV STRATEGI KREATIF IV.1 Konsep Verbal IV.1.1 Konsep Kampanye Kampanye ini dirancang untuk mengajak para anak remaja usia 19-23 tahun melalui media olahraga sebagai sarana sosialisasi supaya dapat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1 Metode Konsep Desain Dalam membuat suatu karya diperlukannya beberapa data agar dapat suatu ide yang menarik dan informatif. Dibawah ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1 Gambaran Media Produksi Berdasarkan data dan informasi lapangan yang penulis dapat, maka penulis kemudian menggunakan beragam elemen desain grafis (garis, bidang, ruang gempal,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP, PROSES PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA

BAB III KONSEP, PROSES PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA BAB III KONSEP, PROSES PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA 3.1. Konsep Perancangan 3.1.1. Tujuan Perancangan Tujuan perancangan ini adalah didapatkannya tampilan logo baru dan brand identity yang baik dan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas tentang landasan teori dan beberapa konsepkonsep yang digunakan dalam membantu perancangan Environmental Graphic Design Museum Sepuluh Nopember Surabaya. 1.1

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAKSI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAKSI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAKSI i ii iii iv v ix xiv xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.1.1 Pentingnya

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan yang saya buat agar bisa menaikkan pangsa pasar clas mild dan bisa mempromosikan band band lokal agar bisa menjadi band nasional.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 1.1 Landasan Teori 4.1.1 Tipografi dan Layout 1.1.1.1 Tipografi Menurut Jefkins (1996, p248), tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Menurut Susanto (2004, Hlm. 79), merek dapat dikatakan sebagai sebuah nama, logo, dan simbol yang membedakan sebuah produk atau layanan dari para pesaingnya. Jadi, merek

Lebih terperinci

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah : BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN A. Kelompok Data berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Media cetak adalah sebuah media yang memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi multimedia menurut Suyanto (2003:82) dalam bukunya. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Multimedia

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi multimedia menurut Suyanto (2003:82) dalam bukunya. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Multimedia BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia Definisi multimedia menurut Suyanto (2003:82) dalam bukunya Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Multimedia sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan selama kerja praktek di CV. Rombongku adalah : 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra 38 BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Metode Penelitian Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Gregory Thomas, ada 10 kriteria yang harus diperhatikan dalam

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Gregory Thomas, ada 10 kriteria yang harus diperhatikan dalam BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Logo Menurut Gregory Thomas, ada 10 kriteria yang harus diperhatikan dalam membuat logo dan simbol yang baik, yaitu: 1. Visibility Apakah sebuah logo

Lebih terperinci

EVALUASI KENYAMANAN RUANG TIDUR PENUMPANG DI KM. DOBONSOLO PT. PELNI DITINJAU DARI ASPEK ERGONOMI SKRIPSI

EVALUASI KENYAMANAN RUANG TIDUR PENUMPANG DI KM. DOBONSOLO PT. PELNI DITINJAU DARI ASPEK ERGONOMI SKRIPSI EVALUASI KENYAMANAN RUANG TIDUR PENUMPANG DI KM. DOBONSOLO PT. PELNI DITINJAU DARI ASPEK ERGONOMI SKRIPSI Oleh: Susya Nadya Rahmaputri 0911656023 PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005)

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Layout Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Layout

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Layout BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Layout Dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya yang ditulis oleh Surianto Rustan, S.Sn (2009:0)Layout merupakan sebagai tata letak elemen-elemen desain

Lebih terperinci

REDESAIN CORPORATE IDENTITY PT. KALISARI PUTRA UNTUK MENCIPTAKAN IMAGE BARU AGAR DAPAT BERSAING DENGAN KOMPETITOR

REDESAIN CORPORATE IDENTITY PT. KALISARI PUTRA UNTUK MENCIPTAKAN IMAGE BARU AGAR DAPAT BERSAING DENGAN KOMPETITOR REDESAIN CORPORATE IDENTITY PT. KALISARI PUTRA UNTUK MENCIPTAKAN IMAGE BARU AGAR DAPAT BERSAING DENGAN KOMPETITOR Valentina Agel Febriana 1, Muhammad Ariffudin Islam 2, Khamadi 3 Jurusan Desain Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford

BAB IV KONSEP DESAIN. kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori dan Metode 4.1.1 Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Atika Almira (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034 Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengembangan Kawasan Shopping Street Pertokoan Jl. Yos Sudarso :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. (http://developmentcountry.blogspot.com/2009/12/definisi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUANPUSTAKA

BAB III TINJAUANPUSTAKA BAB III TINJAUANPUSTAKA Dalam Bab III,TinjauanPustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan- penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan Pengerjaan Cover Video Klip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula jenis kemasan yang mereka buat. Bentuk dan warnanya bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. pula jenis kemasan yang mereka buat. Bentuk dan warnanya bermacam-macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Semakin banyaknya produk yang di buat oleh para produsen, semakin banyak pula jenis kemasan yang mereka buat. Bentuk dan warnanya bermacam-macam tergantung

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Promosi dan Multimedia Interaktif Dalam pembuatan interaktif promosi DIV Komputer Multimedia STMIK STIKOM Surabaya, penulis memerlukan sebuah definisi promosi dan multimedia

Lebih terperinci

REDESAIN INTERIOR PYRAMID RESTORAN DAN KARAOKE DI YOGYAKARTA

REDESAIN INTERIOR PYRAMID RESTORAN DAN KARAOKE DI YOGYAKARTA REDESAIN INTERIOR PYRAMID RESTORAN DAN KARAOKE DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PENCIPTAAN Oleh: Theresia Sinta Pamela 101 1711 023 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIGN SYSTEM TAMAN SATWA TARU JURUG

PERANCANGAN SIGN SYSTEM TAMAN SATWA TARU JURUG KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN SIGN SYSTEM TAMAN SATWA TARU JURUG Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan dalam Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual Disusun oleh: FIKI ARISTANTIE

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL SIGN SYSTEM

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL SIGN SYSTEM BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL SIGN SYSTEM GRAHA MELATI III.1 Strategi Perancangan Dengan adanya permasalahan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka ditetapkan sebuah solusi

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci