BAB 4 KONSEP DESAIN. satu dengan yang lainnya. Garis sebagai pattern atau pola juga dapat

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 KONSEP DESAIN. satu dengan yang lainnya. Garis sebagai pattern atau pola juga dapat"

Harjanti Budiaman
6 tahun lalu
Tontonan:

1 24 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Elemen Desain Elemen desain seperti titik, garis, bidang serta ruang sangatlah bermanfaat dalam membedakan serta mengidentifikasikan suatu bentuk yang satu dengan yang lainnya. Garis sebagai pattern atau pola juga dapat membedakan bentuk yang satu dengan yang lainnya. Dalam konteks pembuatan sistem peta transportasi ini, elemen-elemen desain banyak berpengaruh dan benar-benar memenuhi fungsinya sebagai elemen yang mendasari desain komunikasi visual. Dalam buku Madison Avenue, Henrikus Kusbiantoro menulis bagaimana seorang merancang sebuah peta transportasi bawah tanah dengan menyederhanakan bentuk sistem garis 45 derajat, dimana mampu berkomunikasi secara sederhana namun mudah dimengerti dibanding dengan peta dengan visualisasi geografis yang sesungguhnya. Dalam bukunya juga Hendrikus menulis bahwa peta yang dibuat oleh massimo vignelli dengan menggunakan sistem garis semua 90 derajat belum mampu membuat komunikasi semakin mudah diterima masyarakat. Dari hal diatas terbukti dengan pemanfaatan elemen grafis secara maksimal maka komunikasi dapat mudah disampaikan kepada masyarakat luas secara universal.

2 25 Teori Simbol Bahasa sebuah simbol dapat menyelesaikan masalah paling mendasar dari komunikasi. Sebagaimana kaitannya dalam menginformasikan transportasi secara umum, maka pictogram symbol sangat diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu bentuk/objek yang dilakukan dengan cara menyederhanakan bentuk tersebut. Perubahan dari bentuk visual menjadi simbol yang masih menjadi masalah hingga hari ini adalah apakah seorang desainer harus menanamkan bentuk simbol yang mereka buat ke benak orang agar bisa dimengerti. Hal ini merupakan beberapa pertanyaan tentang mendesain sebuah simbol : 1. Semantik - mengacu pada bentuk visual dan artinya, dan bagaimana cara mengkomunikasikan pada masyarakat secara umum agar bisa mengerti. 2. Sintaktik - mengacu pada hubungan antara satu visual dengan visual lainnya, bagaimana kesatuan simbol tersebut dengan simbol-simbol lainnya. 3. Pragmatik - mengacu pada hubungan visual dengan manusia, standar apakah yang diperlukan supaya jelas dan dapat dimengerti. Untuk membuat sebuah signage yang baik, haruslah dengan sebuah simbol yang dapat berkomunikasi secara tepat dan cepat. Oleh sebab itulah penggunaan simbol secara sederhana atau disebut juga dengan piktogram akan diolah pada pembuat sign system ini. Maka agar komunikasi mudah ditangkap oleh masyarakat luas, piktogram yang digunakan adalah bentuk-bentuk yang bersifat universal.

3 26 Teori Tipografi Dalam menginformasikan suatu wilayah atau suatu bagian seperti indentifikasi tempat atau terminal, komunikasi dengan huruf adalah salah satu hal yang efektif dalam berkomunikasi karena huruf adalah esensi dari komunikasi visual. Ketika sebuah jenis huruf telah dipilih secara hati-hati, digunakan secara penuh, hal ini dalam mengkomunikasikan pesan secara efektif (Joyce Rutter Kaye, Basic Design, 2002). Jika penggunaan tipografi ditujukan untuk menjelaskan apa yang ingin disampaikan kepada audiens, maka tingkat keterbacaan (readibility), mudah dilihat (visibility), memperlihatkan kejelasan (clearity) menjadi sangat penting. Teori Signage Setelah terciptanya suatu sistem transportasi dalam suatu peta dimana peran simbol, tipografi, dan sebagainya diterapkan dalam hal berkomunikasi, sekarang saatnya untuk mengaplikasikan setiap koding-koding kedalam setiap tempat-tempat atau wilayah kedalam suatu papan tanda atau biasa disebut Signage. Dengan sekian banyaknya informasi yang harus disampaikan ke masyarakat tentang transportasi akan melahirkan beberapa permasalahan, Tetapi masalah komunikasi tempat, arah, kawasan dan lain-lain tidak harus di lakukan secara verbal, namun cukup hanya dengan menaruh sebuah tanda (sign). Sign harus bisa memberikan jawaban atas berbagai keperluan berbeda dari bahasa, kemampuannya untuk dimengeri, mempersepsikan warna, menyampaikan maksud visual, dan estetis. Signage dalam satu bangunan dimaksudkan untuk mengarahkan, menginformasikan sesuatu kepada

4 27 pengunjung bangunan tersebut. Fungsi signage terbesar adalah ditujukan kepada orang-orang yang memiliki kesulitan dalam mendengar dan membaca. Signage yang baik adalah signage yang dimengerti oleh orangorang dengan kekurangan tersebut, yakni tidak bisa mendengar informasi dan juga tidak bisa menanyakan maksud informasi tersebut secara verbal. Kategori signage : 1. Orientational Signage (signage yang memberikan acuan) Signage ini sangat dibutuhkan karena bersifat menlokasikan pengguna dalam sebuah lingkungan dan memberitahu tempat keberadaan secara jelas. Signage tersebut berupa peta pemandangan secara keseluruhan dan memberi tahu secara jelas semua koneksi dari semua moda transportasi. Dengan melihat dari fungsi dari signage ini, maka dapat dilihat betapa pentingnya pembuatan base map atau map dasar transportasi yang menginformasikan jalur-jalur transportasi beserta koneksi dari transportasi yang satu dengan yang lainnya. 2. Informational Signage (signage yang memberikan informasi) Jenis Signage ini digunakan untuk memberikan instruksi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam maupun diluar pada lokasi tertentu. Misalnya larangan-larangan yang berada di halte ataupun terminal. 3. Directional Signage (signage yang mengarahkan) Sign penunjuk arah adalah alat navigasi yang paling penting. Meskipun bukan yang terutama dalam sign system, namun cukup mempengaruhi keseluruhan fungsi signage. Signage ini bersifat menunjukkan secara harafiah, seperti contohnya ke kiri, kanan, atas atau

5 28 bawah, dengan menggunakan simbol yang secara umum menunjukkan arah yakni anak panah. Penempatan signage ini di tempat yang benar akan sangat membantu dalam mengatur keteraturan, karena biasanya manusia tidak akan benar-benar yakin akan jalur yang dipilihnya tanpa penegasan dari signage yang berada disana. 4. Identificational Signage (Signage Identitas) Jenis Sign ini sangat diperlukan dalam menginformasikan keberadaan atau indentifikasi suatu tempat atau lokasi, misalnya indentifikasi stasiun. 5. Statutory Signage (Signage Peraturan) Signage ini dipakai untuk memberitahu larangan khusus pada suatu tempat yang biasanya dikeluarkan secara khusus oleh pemilik atau pengelola tempat tersebut. Signage larangan ini dimaksudkan untuk melindungi orang dari bahaya, contohnya : sign larangan berdiri melewati batas yang ditetapkan pada stasiun kereta api, dan lain-lain. Signage yang termasuk dalam kategori ini adalah peringatan hukum, peraturan keamanan, traffic control devices, pintu keluar darurat dan lain lain sebagainya. 6. Ornamental Signage Tujuan utama pembuatan dan penempatan signage ini adalah untuk menambah keindahan / estetika dari sebuah bangunan atau tempat. Hal tersebut bisa menghasilkan efek yang mengesankan pada lingkungan. Dalam hal ini signage menggunakan elemen oranamental yang simple dan universal, menyesuaikan dengan lingkungan dan karakteristik dari masyarakat kota Jakarta itu sendiri ( start with the people value ).

6 Strategi Kreatif 1. Communication Obyektif - Merancang sistem informasi transportasi di DKI Jakarta yang dapat berkomunikasi dengan baik. - Mendukung pelaksanaan Pola Transportasi Makro di DKI Jakarta. 2. Insight - Banyaknya rute-rute transportasi umum yang melintas, membuat masyarakat mendapatkan kesulitan dalam mencapai tempat tujuan. - Kurangnya informasi tentang pembaharuan sistem transportasi yang dijalankan pemerintah. 3. Positioning Sistem Informasi Transporatsi Kota Jakarta 4. Keyword Map System 5. Tone&Manner - Modern - Sederhana - Informatif - Universal - Lokal

7 30 6. Approach Conceptual Approach Konsep perancangan sistem informasi transportasi ini berdasarkan pada penyederhanaan sistem yang rumit, maka solusi yang di lakukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk memudahkan proses komunikasi agar mudah di ingat dan dimengerti oleh masyarakat maka solusi yang dapat dilaksanakan adalah dengan nama Trans Jakarta mewakili ke empat moda transportasi (Bus, LRT, MRT, ASDP), dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebagai badan pengawas. Dinas Perhubungan DKI Jakarta TransJakarta Makro TransJakarta Busway (Bus) TransJakarta Monorail (LRT) TransJakarta Subway (MRT) TransJakarta Train (MRT) TransJakarta Waterway (ASDP) Mikro Bus Fedeer Bus Patas, dan lain-lain Mikrolet KWK Dan lain-lain 2. Dalam konteks Tugas Akhir ini lingkup pengerjaan yang saya kerjaan adalah Transportasi Makro. Maka dari pembagianpembagian transportasi makro diatas, transportasi Jakarta dibagi menjadi 4 kategori, yaitu Bus, LRT, MRT, ASDP.

8 31 Pemilihan kategori berdasarkan transportasi yang memiliki terminal khusus. 3. Setiap Kategori dibuat perbedaan dari sistem warna, simbol, nomor atau nama, dimana dapat memudahkan masyarakat untuk mengidentifikasikannya.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam mencari alat transportasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam mencari alat transportasi tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi