KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Bappeda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Bappeda"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-nya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat telah menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2016 sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Tahun Laporan Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan daerah Provinsi Sumtera Barat tahun 2016 disusun sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Bappeda Provinsi Sumatera Barat telah menyusun Laporan Kinerja Tahun 2016 yang berpedoman kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Melalui Laporan Kinerja ini dapat dikomunikasikan dan diinformasikan capaian kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat selama Tahun Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan capaian kinerja (performance results) dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Kegiatan Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2016 telah dilaksanakan dengan berpedoman kepada Rencana Kerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun Kegiatan-kegiatan tersebut telah dapat direalisir sesuai dengan program/kegiatan yang telah ditetapkan dan tidak ditemui permasalahan yang berarti dalam pelaksanaannya. Kami berharap laporan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang objektif dan sebagai tambahan masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas pemerintahan Laporan Kinerja Bappeda i

3 yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan kepemerintahan yang baik (good governance). Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun Padang, Februari 2017 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT Kepala, Hansastri,SE,Ak,MM,CFrA Pembina Utama Madya NIP Laporan Kinerja Bappeda ii

4 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN.... BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Aspek Strategis Gambaran Organisasi Sumber Daya Manusia Sistematika Penyajian... BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Perencanaan Strategis Visi Bappeda Provinsi Sumatera Barat Misi Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Strategi dan Kebijakan SKPD Rencana Kinerja Tahun Perjanjian Kinerja... BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA Metodologi Pengukuran Pencapaian Target Kinerja Capaian Kinerja Organisasi Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis 8... Laporan Kinerja Bappeda Halaman i iii iv vi viii iv

5 Realisasi Anggaran BAB IV : PENUTUP Laporan Kinerja Bappeda v

6 D A F T A R T A B E L Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15 Tabel 3.16 Komposisi Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Tujuan, Sasaran dan Target Kinerja Tahun 2016 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis Tahun 2016 Klasifikasi Penilaian Kinerja Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Pencapaian Sasaran Strategis terhadap Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2 Target dan Realisasi Kinerja tahun 2015 dan tahun 2016 Sasaran Strategis 3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran per Prioritas Capaian Indikator Pembangunan Prioritas 1 pada RPJMD Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 1 antara RPJMD dan Renstra Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 1 antara Renstra dengan Renja Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 1 antara RPJMD dengan RKPD Sasaran Prioritas 2 Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 2 antara RPJMD dan Renstra Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 2 antara Renstra dengan Renja Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 2 antara RPJMD dengan RKPD Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 3 Halaman Laporan Kinerja Bappeda vi

7 Tabel 3.17 Tabel 3.18 Tabel 3.19 Tabel 3.20 Tabel 3.21 Tabel 3.22 Tabel 3.23 Tabel 3.24 Tabel 3.25 Tabel 3.26 Tabel 3.27 Tabel 3.28 Tabel 3.29 Tabel 3.30 Tabel 3.31 Tabel 3.32 Tabel 3.33 Tabel 3.34 Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 3 antara RPJMD dan Renstra Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 3 antara Renstra dengan Renja Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 3 antara RPJMD dengan RKPD Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 4 Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 4 antara RPJMD dan Renstra Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 4 antara Renstra dengan Renja Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 4 antara RPJMD dengan RKPD Persentase Kesesuaian Sasaran Indikator Pembagunan Prioritas 5 Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 6 Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 6 antara RPJMD dan Renstra Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 6 antara Renstra dengan Renja Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 6 antara RPJMD dengan RKPD Capaian Indikator Kinerja Sasaran 6 Persentase Kesesuaian Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 7 Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 8 Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 8 antara RPJMD dan Renstra Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 8 antara Renstra dengan Renja Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 8 antara RPJMD dengan RKPD Laporan Kinerja Bappeda vi

8 Tabel 3.35 Tabel 3.36 Tabel 3.37 Tabel 3.38 Tabel 3.39 Tabel 3.40 Tabel 3.41 Tabel 3.42 Tabel 3.43 Tabel 3.44 Tabel 3.45 Tabel 3.46 Tabel 3.47 Tabel 3.48 Tabel 3.49 Tabel 3.50 Tabel 3.51 Tabel 3.52 Tabel 3.53 Tabel 3.54 Tabel 3.55 Capaian Indikator Kinerja Prioritas 9 Capaian Indikator Prioritas 10 Perbandingan Capain Kinerja tahun 2015 dan 2016 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan target poda Renstra Bappeda Sasaran Strategis 4 Keselarasan Prioritas Nasional dengan Prioritas Provinsi tahun 2016 Persentase Keselarasan Proiritas Pembangunan Provinsi dengan Kab/Kota sesuai Potensi daerah Perbandingan Realisasi Kinerja dengan target pada Renstra Sasaran Strategis 5 Persentase Keterlibatan Pemangku Kepentingan dalam Proses Perencanaan Sasaran Strategis 5 Sasaran Strategis 6 Keterisian database Perencanaan berdasarkan Urusan Sasaran Strategis 7 Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Target dan Realisasi kinerja Sasaran 7 Klasifikasi Penilaian Kinerja Sasaran Strategis 8 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 8 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target pada Renstra (sasaran 8) Anggaran dan Realisasi Belanja per Sasaran Strategis APBD Laporan Kinerja Bappeda vi

9 Laporan Kinerja Bappeda vi

10 D A F T A R L A M P I R A N Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Pernyataan Penetapan Kinerja Tahun 2016 Perjanjian Kinerja Indikator Kinerja Utama Gambar Struktur Organisasi Realisasi Rencana Aksi Kinerja Sasaran SKPD SKP 2016 Penghargaan LAKIP Bappeda viii

11 IKHTISAR EKSEKUTIF P enyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik, dimana instansi pemerintah melaporkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan publik. Proses penilaian yang terukur ini juga menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya bisa terus ditingkatkan. Laporan Kinerja ini disusun dengan melakukan analisis dan mengumpulkan bukti untuk menjawab pertanyaan, sejauh mana pencapaian target sasaran strategis yang ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) Bappeda yang telah dicanangkan pada tahun Laporan Kinerja ini merupakan wujud akuntabilitas kinerja dari pelaksanaan Perda Nomor 6 Tahun 2016 tentang tentang Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat dengan memperhatikan SK Gubernur Sumatera Barat Nomor tentang tentang Rencana Strategis SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun , Dari 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) Bappeda tahun 2016, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa ke-5 IKU telah memenuhi kriteria amat baik yaitu IKU; 1) Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan, 2) Sinerginya perencanaan pembangunan provinsi dengan perencanaan pembagunan nasional dan kabupaten/kota 3) Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi,4) kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional,dan 5) Kinerja Kelembagaan yang baik Sebagai bagian dari perbaikan kinerja pemerintah daerah yang menjadi tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga dapat dimanfaatkan oleh instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi dan pihak terkait lainnya untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program/ kegiatan di tahun yang akan datang. Dengan ini, upaya perbaikan kinerja dan pelayanan publik untuk peningkatan kesejahteraan rakyat akan bisa dicapai. Laporan Kinerja Bappeda iii

12 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan negara maupun daerah dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan bernegara yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan tersebut tentu menimbulkan hak dan kewajiban yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan dan kinerja yang dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesarbesarnya kemakmuran masyarakat. Untuk menjamin pelaksanaan pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab yang lebih jauh dijabarkan dengan prinsip-prinsip transparansi, akuntabel, efektif dan efisien, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah menjadi sangat penting. Sejalan dengan semangat otonomi daerah yang didasari dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan nasional dan daerah, Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Konsekuensi logis dari pelaksanaan Undang-undang tersebut, Pemerintah Daerah dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja perencanaan pembangunan daerah dengan merumuskan program dan kegiatan yang dapat meningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan publik yang prima sesuai kewenangan dan karakteristik daerah yang pada akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sehubungan dengan itu peran Bappeda sangatlah strategis, karena perencanaan merupakan bagian awal untuk menentukan arah pembangunan daerah dengan mengoptimalkan sumber daya dan melibatkan para pelaku pembangunan daerah. Untuk itu, Bappeda dituntut memiliki kemampuan untuk menjembatani kesenjangan dan menekan egoisme sektoral yang dapat menghambat pencapaian target dan tujuan pembangunan daerah. Peran dan tugas Bappeda di atas adalah dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Laporan Kinerja Bappeda

13 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan rencana Pembangunan Daerah, Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Lainnya serta Peraturan Gubernur Nomor 87 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat. Sebagai perwujudan terlaksananya pertanggungjawaban pelaksanaan tugas misi organisasi untuk mencapai tujuan sasaran yang telah ditetapkan maka disusunlah Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat yang merupakan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegalan pelaksanaan misi orgainisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Mengacu kepada Peraturan Gubernur Nomor 65 Tahun 2012, Laporan Kinerja SKPD disampaikan disampaikan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tahun anggaran berakhir. Adapun Laporan Kinerja yang disampaikan mempedomani Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Tahun berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 adalah untuk memberikan gambaran tentang capaian kinerja Bappeda dalam upaya penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik dalam penyelenggaraannya, serta terciptanya pertanggungjawaban kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat secara terukur selama Tahun Tujuan Penyusunan Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 adalah: 1) Memberikan gambaran tentang capaian kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat selama Tahun Laporan Kinerja Bappeda

14 2) Sebagai bahan penyusunan Laporan Kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat Tahun ASPEK STRATEGIS Sesuai Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2009, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi di Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah. Untuk penyelenggaraan tugas pokok tersebut, Bappeda Provinsi Sumatera Barat mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah; 2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perencanaan pembangunan daerah; 3) Pembinaan dan fasilitasi di bidang perencanaan pembangunan daerah lingkup provinsi dan kabupaten/kota; 4) Pelaksanaan kesekretariatan Bappeda; 5) Pelaksanaan tugas di bidang koordinasi perencanaan kerjasama pembangunan sosial budaya, pengembangan wilayah dan lingkungan hidup, koordinasi perencanaan kerjasama pembangunan perekonomian, statistik dan pengendalian pembangunan serta penelitian dan pengembangan; 6) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perencanaan pembangunan; 7) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya; 4. GAMBARAN ORGANISASI Menurut Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat dan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 87 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Laporan Kinerja Bappeda

15 Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat, struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat terdiri dari Kepala Bappeda, Sekretariat, dan 5 (lima) Bidang yaitu; Bidang Koordinasi Perencanaan dan Kerjasama Pembangunan Sosial Budaya, Bidang Pengembangan Wilayah dan Lingkungan Hidup, Bidang Koordinasi Perencanaan dan Kerjasama Pembangunan Perekonomian, Bidang Statistik & Pengendalian Pembangunan, Bidang Penelitian dan Pengembangan, dan 1 (satu) UPTB LPSE, serta Kelompok Jabatan Fungsional. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan masing-masing bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang secara rinci dapat dilihat sebagai berikut: (1) Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang program, keuangan dan umum dan kepegawaian, dengan fungsi sebagai berikut: a. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Badan; b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan; c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, umum dan kepegawaian. (2) Bidang Koordinasi Perencanaan dan Kerjasama Pembangunan Sosial Budaya Bidang Koordinasi Perencanaan dan Kerjasama Pembangunan Sosial Budaya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang SDM Kesra, penanggulangan kemiskinan dan pemerintahan, dengan fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang SDM Kesra dan penanggulangan kemiskinan; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemerintahan. (3) Bidang Pengembangan Wilayah dan Lingkungan Hidup Laporan Kinerja Bappeda

16 Bidang Pengembangan Wilayah dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan wilayah dan lingkungan hidup, dengan fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan wilayah; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang lingkungan hidup. (4) Bidang Koordinasi Perencanaan dan Kerjasama Pembangunan Perekonomian Bidang Koordinasi Perencanaan dan Kerjasama Pembangunan Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang sarana perekonomian dan produksi, dengan fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang sarana perekonomian; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang produksi. (5) Bidang Statistik dan Pengendalian Pembangunan Bidang Statistik dan Pengendalian Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang data dan informasi pembangunan, pengendalian dan evaluasi, dengan fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang data dan informasi pembangunan; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian dan evaluasi. (6) Bidang Penelitian dan Pengembangan Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penerapan teknologi, analisa kebijakan dan kondisi sosial, dengan fungsi-fungsi sebagai berikut: Laporan Kinerja Bappeda

17 a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penerapan teknologi; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang analisa kebijakan dan kondisi sosial. (7) UPTB Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik (LPSE) UPTB LPSE mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup UPTB Balai LPSE dengan fungsi-fungsi sebagai berikut: a) Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas. b) Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan UPTB. c) Perencanaan kegiatan di ruang lingkup UPTB Balai LPSE. d) Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan. e) Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan. f) Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan. g) Pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan dan menyusun laporan. h) Mengelola sistem e-procurement dan menyediakan bantuan teknis untuk pengoperasian sistem kepada PPK/Panitia dan Penyedia Barang/Jasa. i) Menyediakan sarana akses internet bagi PPK/Panitia dan penyedia barang/jasa. j) Menyediakan pelatihan kepada PPK/Panitia dan Penyedia Barang/Jasa. k) Melakukan pendaftaran dan verifikasi terhadap PPK/Panitia dan Penyedia Barang/Jasa. (8) Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang terdiri dari : a) Jabatan Fungsional Perencana bertugas menyiapkan, melakukan dan menyelesaikan kegiatan perencanaan, dengan fungsi-fungsi sebagai berikut : 1. Perencanaan secara menyeluruh meliputi identifikasi permasalahan, perumusan alternatif kebijakan perencanaan, pengkajian alternatif, penentuan alternatif dan rencana pelaksanaan, pengendalian pelaksanaan dan penilaian hasil pelaksanaan. Laporan Kinerja Bappeda

18 2. Pengembangan profesi perencanaan meliputi pembuatan karya ilmiah di bidang perencanaan, penerjemahan/penyaduran buku di bidang perencanaan, berpartisipasi secara aktif dalam penerbitan buku di bidang perencanaan, berpartisipasi secara aktif dalam pemaparan draft/pedoman modul di bidang perencanaan, studi banding di bidang perencanaan dan pengembangan di bidang perencanaan. 3. Melakukan aktivitas penunjang perencanaan dalam bentuk mengajar, melatih, melakukan bimbingan di bidang perencanaan, mengikuti seminar/lokakarya di bidang perencanaan dan menjadi Anggota Tim Penilai Jabatan Perencana. b) Jabatan Fungsional Peneliti dengan tugas : 1. Menyiapkan bahan program rencana kegiatan litbang 2. Melaksanakan kegiatan dan membuat laporan penelitian dan/atau pengembangan iptek, sesuai dengan bidang penelitian dan/atau kepakarannya dengan memperhatikan isu-isu nasional/ internasional dan kebutuhan pasar yang mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan; 3. Menyusun karya tulis ilmiah(kti) hasil penelitian dan pengembangan dan/atau hasil pemikiran ilmiah; 4. Menyebarluaskan hasil penelitiannya dengan sasaran agar menghasilkan manfaat langsung maupun tidak langsung dengan tugas dan fungsinya; 5. Mengikuti secara aktif perkembangan ilmiah pada taraf nasional dan internasional sesuai dengan bidang penelitian dan/atau kepakarannya dengan diskusi mencari informasi, menghadiri seminar, pelatihan dan lokakarya; 6. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang berhubungan dengan tugas dan fungsinya sesuai dengan bidang penelitian dan/atau kepakarannya. Dengan fungsi melaksanakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Laporan Kinerja Bappeda

19 5. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2009, bagan Struktur Organisasi Bappeda Provinsi Sumatera Barat, terdapat 25 jabatan struktural, yaitu: 1 Jabatan Kepala Badan, Eselon IIa 1 Jabatan Sekretaris dan 5 Jabatan Kepala Bidang, Eselon III a 1 Jabatan Kepala UPTB, Eselon III/a 7 Jabatan Fungsional Peneliti dan 3 Jabatan Fungsional Perencana 13 Jabatan Kepala Sub Bagian/Sub Bidang, Eselon IV a 3 Jabatan Kepala Seksi, Eselon IV a Adapun komposisi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Bappeda Provinsi Sumatera Barat berdasarkan kualifikasi pendidikan adalah sebagaimana Tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1. Komposisi Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Jumlah Menurut kelamin No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Total 1. Strata Strata Strata Sarmud/D SLTA SLTP SD 1-1 Jumlah Dari Tabel 1.1. di atas terlihat bahwa kualifikasi pendidikan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Bappeda Provinsi Sumatera Barat telah sesuai dengan formasi persyaratan atau secara kuantitatif telah sesuai dengan tuntutan pekerjaan pada Bappeda Provinsi Sumatera Barat yaitu dari jumlah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 121 orang, dengan latar belakang pendidikan Strata 3 sebanyak 1 orang, Strata 2 adalah sebanyak 32 orang dan Strata 1 sebanyak 36 orang. Laporan Kinerja Bappeda

20 Ditinjau dari golongannya, komposisi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Bappeda Provinsi Sumatera Barat, yang terbanyak adalah Golongan III, dengan rincian sebagai berikut: 6. SISTEMATIKA PENYAJIAN - Golongan I = 2 Orang - Golongan II = 38 Orang - Golongan III = 63 Orang - Golongan IV = 18 Orang Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat ini menjelaskan kinerja yang dicapai oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat selama Tahun Pencapaian kinerja ini jika dibandingkan dengan penetapan kinerja pada awal tahun memberikan gambaran tingkat keberhasilan yang telah dicapai. Dengan melakukan analisis terhadap tingkat keberhasilan pencapaian kinerja kita dapat mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat diantisipasi dengan perbaikan-perbaikan kinerja untuk masa depan. Sistematika penyajian Laporan Kinerja ini berpedoman kepada Surat Edaran Gubernur Sumatera Barat Nomor 065/ 900/ED/GSB-2016 perihal Penyusunan/Penyampaian Laporan Kinerja SKPD Provinsi dan Hasil Pengukuran Kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016, sebagai berikut: BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN Menyajikan penjelasan umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi. PERENCANAAN KINERJA Menjelaskan secara ringkas ikhtisar perjanjian kinerja Tahun AKUNTABILITAS KINERJA a. Capaian Kinerja Organisasi Menjelaskan tentang capaian kinerja Bappeda tahun 2016 sesuai dengan hasil pengukuran kinerja. dan analisis pencapaian sasaran strategis yang meliputi: Laporan Kinerja Bappeda

21 BAB IV 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka menengah yang terdapat pada dokumen Renstra Bappeda ; 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional; 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. b. Realisasi Anggaran Menjelaskan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Bappeda sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. PENUTUP Menjelaskan kesimpulan atas capaian kinerja Bappeda serta langkah yang akan dilakukan untuk perbaikan kinerja ke depannya. Laporan Kinerja Bappeda

22 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS TAHUN Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat, dan mengingat perubahan dinamika masyarakat yang begitu cepat yang pada dasarnya menuntut pelaksanaan pemerintahan yang baik dan dapat memberikan pelayanan yang prima dari aparatur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumatera Barat, maka sesuai dengan Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Barat tahun , telah disusun rumusan Visi dan Misi Bappeda sebagai berikut: Visi Bappeda Provinsi Sumatera Barat Visi merupakan inspirasi dari motivasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan apa yang ingin dicapai dimasa depan, sedangkan misi diperlukan sebagai pedoman didalam pengambilan keputusan manajemen. Dengan memperhatikan kondisi internal instansi Bappeda serta mengingat perobahan eksternal yang terjadi akhir-akhir ini, maka dalam penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah perlu lebih diarahkan pada efisiensi dan efektifitas yang menuntut adanya perubahan budaya dan etos kerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil serta pertanggungjawaban berdasarkan nilai akuntabilitas. Dengan mengacu kepada tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah No.3 tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009, maka Visi Bappeda dalam Renstra Bappeda Tahun adalah sebagai berikut; Menjadi Lembaga Perencanaan Pembangunan Daerah Yang Profesional, Inovatif dan Akuntabel Laporan Kinerja Bappeda

23 Makna yang terkandung dalam Visi tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Profesional; Kondisi kerja yang didukung oleh SDM dengan kapasitas dan kompetensi yang berkualitas dalam proses perencanaan, pengendalian dan evaluasi perencanaan guna mendukung capaian pembangunan daerah serta berkontribusi dalam pembangunan nasional, sehingga kinerja yang dilakukan dapat terukur dan dipertanggungjawabkan. 2. Inovatif; Dalam rangka menghasilkan produk-produk perencanaan pembangunan yang baru dilakukan melalui upaya pendayagunaan pemikiran dan kemampuan imajinasi yang orisinil serta di luar bingkai konservatif (out of the box) dengan memperhatikan koridor peraturan perundangan yang berlaku. 3. Akuntabel; perencanaan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, di mana pertanggungjawaban ini meliputiinput, proses yang dilakukan serta output yang dihasilkan Misi Bappeda Provinsi Sumatera Barat Berdasarkan Visi sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka Misi Badan perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat ditetapkan sebagai berikut: 1) Meningkatkan sistem dan tata kerja lembaga yang efektif dan efisien 2) Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas dan berkelanjutan. 3) Mewujudkan ketersediaan database perencanaan pembangunan daerah yang akurat, tepat waktu, terintegrasi dan dapat dipertanggungjawabkan berbasiskan IT. 4) Mengoptimalkan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dalam mendukung penyusunan perencanaan pembangunan daerah. 5) Mewujudkan pelayanan publik yang prima melalui fasilitasi pengadaan barang dan jasa secara elektronik Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappeda Provinsi Sumatera Barat A. Tujuan Laporan Kinerja Bappeda

24 Dalam upaya mendukung pencapaian visi dan misi Bapeda Provinsi Sumatera Barat tersebut, maka dirumuskan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Sebagai salah satu komponen dari perencanaan strategis, tujuan yang dirumuskan merupakan gambaran tentang keadaan yang diinginkan oleh Bappeda selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kinerja kelembagaan yang baik. 2) Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan 3) Meningkatkan kualitas koordinasi dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah. 4) Terwujudnya database perencanaan pembangunan daerah serta pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah yang akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan 5) Meningkatkan kemampuan Iptek yang maju dan tepat guna 6) Mewujudkan pengadaan barang/jasa secara elektronik yang transparan dan akutabel. B. Sasaran Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan tersebut, maka sasaran yang akan dicapai selama tahun adalah sebagai berikut: 1) Kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien 2) kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional 3) Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan 4) Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota 5) Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan 6) Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi Laporan Kinerja Bappeda

25 Tujuan kinerja kelembagaan yang baik Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan Meningkatkan kualitas koordinasi dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah 7) Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 8) kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai dengan peraturan yang berlaku Indikator Kinerja Tujuan Nilai SAKIP (Target A) Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun Persentase kesesuaian antar dokumen perencanaan (Target 100%) Persentase keselarasan antar prioritas pembangunan (Target 90%) Sasaran Kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan Indikator Kinerja Sasaran Nilai SAKIP Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung Persentase aparatur yang menjadi Fungsional Perencana Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara Renstra dengan Renja Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional sesuai potensi daerah Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Kabupaten/Kota sesuai potensi daerah Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan (OPD, PerguruanTinggi, DPRD, Ormas, Tokoh Ulama, Masyarakat) sesuai Permendagri 54 Tahun 2010 Satuan Target Kinerja Sasaran Tahun ke skor BB BB BB A A A % % % % % % % % % Laporan Kinerja Bappeda

26 Tujuan Terwujudnya database perencanan pembangunan daerah serta pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah yang akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggungja wabkan. Meningkatkan kemampuan Iptek yang Maju dan tepat guna Mewujudkan pengadaan barang/jasa secara elektronik yang transparan dan akutabel Indikator Kinerja Tujuan Persentase Database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah (Target 90%) Persentase Hasil Penelitian dan Pengembanga n yang Ditindaklanjut i Dalam Pengembilan Kebijakan Pembangunan (Target 85%) Indeks Kepuasan Masyarakat Sasaran Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai dengan pearturan yang berlaku Indikator Kinerja Sasaran Persentase Database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah Satuan Target Kinerja Sasaran Tahun ke % Persentase Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Ditindaklanjuti Dalam Pengembilan Kebijakan Pembangunan % Persentase pengadaan barang /jasa melalui lelang elektronik Indeks Kepuasan Masyarakat % skor Strategi dan Kebijakan BAPPEDA Untuk mendukung upaya pencapaian Tujuan dan Sasaran jangka menengah, maka disusunlah strategi dan kebijakan sebagai berikut: A. Strategi Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran, strategi yang akan ditempuh dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas setiap tahun selama periode adalah: 1) Penguatan kelembagaan melalui pengimplementasian SOP kerja Bappeda 2) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme melalui keikutsertaan aparat perencana dalam diklat perencanaan pembangunan 3) Penataan SDM pegawai berdasarkan kompetensi dan pendidikan 4) Penyusunan dan Standar Operasional Pelayanan (SOP) Laporan Kinerja Bappeda

27 5) Penerapan e-planning 6) Optimalisasi pengendalian dan evaluasi 7) Mengoptimalkan koordinasi perencanaan pembangunan dengan pusat, kabupaten/kota dan para pemangku kepentingan melalui fasilitasi dan koordinasi intensif 8) Mengoptimalkan kerjasama pembangunan daerah dengan lembaga dan institusi 9) Meningkatkan keterpaduan, sinergitas, sinkronisasi dan kerjasama dalam pengelolaan pembangunan 10) Peningkatan partisipasi pemangku kepentingan dalam perencanaan pembangunan 11) Meningkatkan kualitas database perencanaan pembangunan daerah yang akurat, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan melalui sistim database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan daerah 12) Meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu pengendalian, evaluasi dan pelaporan perencanaan pembangunan daerah melalui sistim e-monev 13) Meningkatkan ketepaduan, sinergitas dan sinkronisasi dalam pelaksanaan fungsi penelitian dan pengembangan 14) Meningkatkan pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelaksanaan pembangunan 15) Melakukan penguatan kelembagaan penelitian dan pengembangan 16) Meningkatkan kompetensi dan integritas aparatur LPSE 17) Melakukan penguatan kelembagan LPSE B. Kebijakan Untuk mencapai berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut, maka Bappeda menetapkan kebijakan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebagai berikut: 1) Penetapan kinerja SKPD dan individu aparatur 2) Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan Bappeda 3) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme perencanaan bagi seluruh PNS 4) Penilaian SDM berdasarkan kualifikasi pendidikan, kompetensi dan pengalaman penugasan Laporan Kinerja Bappeda

28 5) Ketepatan waktu penyusunan dokumen perencanaan 6) Meningkatkan kualitas konsistensi dan sinergitas perencanaan melalui sistem informasi perencanaan yg transparan, akuntabel dan akurat 7) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunan 8) Meningkatkan koordinasi perencanaan pembangunan daerah 9) Meningkatkan kerjasama perencanaan pembangunan 10) Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam perencanaan pembangunan 11) Mengembangkan sistim database perencanaan pembangunan daerah yang terintegrasi antar Provinsi dengan Kabupaten/Kota se Sumatera Barat 12) Mengembangkan sistem pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan melalui sistem e-monev 13) Penyediaan dan peningkatan kualitas SDM Kelitbangan 14) Pengembangan dan penguatan jaringan antar lembaga litbang dan peneliti di lingkup daerah 15) Pembangunan technopark sebagai pusat inovasi teknologi bagi pengembangan usaha 16) Peningkatan kualitas impelemntasi sistem e-procurement Rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang, sebagaimana Tabel 2.2 di bawah ini. Tabel 2.2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan VISI : Menjadi Lembaga Perencanaan Pembangunan Daerah Yang Profesional, Inovatif dan Akuntabel MISI 1 : Meningkatkan Sistem Dan Tata Kerja Lembaga Yang Efektif Dan Efisien Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan kinerja kelembagaan yang baik Kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional Penguatan kelembagaan melalui pengimplementasian SOP kerja Bappeda Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme melalui keikutsertaan aparat perencana dalam diklat perencanaan pembangunan MISI 2 : Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah Yang Berkualitas Dan Berkelanjutan Penetapan kinerja SKPD dan individu aparatur Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan Bappeda Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme perencanaan bagi seluruh PNS Laporan Kinerja Bappeda

29 Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan Meningkatkan kualitas koordinasi dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota Penyusunan dan pelaksanaan Standar Operasional Pelayanan (SOP) Penerapan e-planning Optimalisasi pengendalian dan evaluasi Mengoptimalkan koordinasi perencanaan pembangunan dengan Pusat, Kabupaten/Kota dan para pemangku kepentingan melalui fasilitasi dan koordinasi intensif Mengoptimalkan kerjasama pembangunan daerah dengan lembaga dan institusi Meningkatkan keterpaduan, sinergitas, sinkronisasi dan kerjasama dalam pengelolaan pembangunan Ketepatan waktu penyusunan dokumen perencanaan Meningkatkan kualitas konsistensi dan sinergitas perencanaan melalui sistem informasi perencanaan yg transparan, akuntabel dan akurat Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunan Meningkatkan koordinasi perencanaan pembangunan daerah Meningkatkan kerjasama perencanaan pembangunan partisipasi pemangku kepentinngan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah Peningkatan partisipasi pemangku kepentingan dalam perencanaan pembangunan Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam perencanaan pembangunan MISI 3 : Mewujudkan Ketersediaan Database Perencanaan Pembangunan Daerah Yang Akurat, Tepat Waktu,Terintegrasi Dan Dapat Dipertanggungjawabkan Berbasiskan IT Terwujudnya database perencanan pembanguna daerah serta pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah yang akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan berbasis IT Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Meningkatkan kualitas database perencanaan pembangunan daerah yang akurat, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan melalui sistim database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu pengendalian, evaluasi dan pelaporan perencanaan pembangunan daerah melalui sistim e-monev Mengembangkan sistim database perencanaan pembangunan daerah yang terintegrasi antar Provinsi dengan Kabupaten/Kota se Sumatera Barat. Mengembangkan sistim pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah melalui sistim e-monev Laporan Kinerja Bappeda

30 Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan MISI 4: Mengoptimalkan Pemanfaatan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Dalam Mendukung Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah Mewujudkan fungsi pemanfaatan hasil riset penelitian dan dan pengembangan dalam pengembangan serta perumusan kebijakan penerapan ilmu pembangunan daerah pengetahuan dan teknologi 1. Meningkatkan ketepaduan, sinergitas dan sinkronisasi dalam pelaksanaan fungsi penelitian dan pengembangan 2. Meningkatkan pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelaksanaan pembangunan 3. Melakukan penguatan kelembagaan penelitian dan pengembangan 1. Penyediaan dan peningkatan kualitas SDM Kelitbangan 2. Pengembangan dan penguatan jaringan antar lembaga litbang dan peneliti di lingkup daerah 3. Pembangunan technopark sebagai pusat inovasi teknologi bagi pengembangan usaha MISI 5 : Mewujudkan Pelayanan Publik Yang Prima Melalui Fasilitasi Pengadaan Barang Dan Jasa Secara Elektronik Mewujudkan pengadaan barang dan jasa secara elaktronik yang transparan dan akuntabel Meningkatkan kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai dengan peraturan yang berlaku 1. Meningkatkan kompetensi dan integritas aparatur LPSE 2. Melakukan penguatan kelembagan LPSE Peningkatan kualitas implementasi sistem e- Procurement 1.2. RENCANA KINERJA TAHUN 2016 Penetapan rencana kinerja untuk tahun 2016 berpedoman pada Rencana Strategis seperti pada Tabel 2.3 berikut ini: Tujuan kinerja kelembagaan yang baik Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan Tabel 2.3. Tujuan, Sasaran dan Target Kinerja Tahun 2016 Indikator Kinerja Tujuan Nilai SAKIP (Target A) Persentase kesesuaian antar dokumen perencanaan (Target 100%) Sasaran Kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan Indikator Kinerja Sasaran Nilai SAKIP Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung Persentase aparatur yang menjadi Fungsional Perencana Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara Renstra dengan Renja Satuan skor % Target Kinerja BB 4 % 4 % 100 % 100 Laporan Kinerja Bappeda

31 Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Kinerja Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan RKPD % 100 Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS % 100 Meningkatkan kualitas koordinasi dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah Terwujudnya database perencanan pembangunan daerah serta pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah yang akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggungjaw abkan. Meningkatkan kemampuan Iptek yang Maju dan tepat guna Mewujudkan pengadaan barang/jasa secara elektronik yang transparan dan akutabel Persentase keselarasan antar prioritas pembangunan (Target 90%) Persentase Database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah (Target 90%) Persentase Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Ditindaklanjuti Dalam Pengembilan Kebijakan Pembangunan (Target 85%) Indeks Kepuasan Masyarakat Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai dengan pearturan yang berlaku Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional sesuai potensi daerah Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Kabupaten/Kota sesuai potensi daerah Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan (OPD, PerguruanTinggi, DPRD, Ormas, Tokoh Ulama, Masyarakat) sesuai Permendagri 54 Tahun 2010 Persentase Database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah Persentase Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Ditindaklanjuti Dalam Pengembilan Kebijakan Pembangunan Persentase pengadaan barang /jasa melalui lelang elektronik Indeks Kepuasan Masyarakat % 80 % 80 % % % % 100 skor 83 Laporan Kinerja Bappeda

32 1.3. PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka mewujudkan pencapaian target tahunan pada dokumen perencanaan jangka menengah sebagaimana yang terdapat dalam Renstra Bappeda Tahun , maka ditetapkan beberapa program dan kegiatan yang menjadi Perjanjian Kinerja antara Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Barat dengan Gubernur Sumatera Barat. Perjanjian Kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi kinerja pada akhir Tahun Anggaran Perjanjian Kinerja tersebut merupakan ikhtisar rencana kerja yang akan dicapai pada tahun Untuk lebih jelasnya Perjanjian Kinerja terdapat pada Tabel 2.4 di bawah ini. Sasaran Strategis Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Indikator Kinerja Sasaran Target Kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan Nilai SAKIP Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung BB Persentase aparatur yang 4 menjadi Fungsional Perencana Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara Renstra dengan Renja 100 Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan RKPD 100 Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS 100 Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional sesuai potensi daerah Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Kabupaten/Kota sesuai potensi daerah Laporan Kinerja Bappeda

33 Sasaran Strategis Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indikator Kinerja Sasaran Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan (OPD, PerguruanTinggi, DPRD, Ormas, TokohUlama, Masyarakat) Persentase Database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah Persentase Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Ditindaklanjuti Dalam Pengembilan Kebijakan Pembangunan Target kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai dengan pearturan yang berlaku Persentase pengadaan barang /jasa melalui lelang elektronik 100 Indeks Kepuasan Masyarakat 83 Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja ini, Bappeda mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.5. ALOKASI ANGGARAN PER SASARAN STRATEGIS TAHUN 2016 No. Sasaran Strategis Program Anggaran (Rp) Ket 1. Kinerja kelembagaan yang efektif dan dan efisien 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan APBD 2. kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional 3. Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan 4. Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota Laporan Kinerja Bappeda Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah 1. Program Koordinasi Perencanaan Pembagunan Daerah APBD APBD APBD 21

34 5. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan 6. Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. 7. Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 8. kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai dengan pearturan yang berlaku 1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah 1. Program Pengembangan Data dan Informasi Pembangunan 1. Penelitian dan Pengembangan IPTEK untuk menunjang Pemerintahan dan Pembangunan Daerah 1. Pengembangan Manajemen Pelayanan Publik APBD APBD APBD APBD Jumlah Laporan Kinerja Bappeda

35 Laporan Kinerja Bappeda

36 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA Metodologi pengukuran pencapaian target kinerja yang digunakan adalah metode pengukuran sederhana dengan membandingkan target kinerja dengan realisasi kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis. Hasil pengukuran pencapaian indikator kinerja tersebut digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan mencapai sasaran strategis dan menjelaskan keberhasilan atau kegagalan tersebut. Keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis ditentukan oleh pencapaian kelompok indikator kinerja sasaran strategis yang berkenaan. Untuk analisis atau penjelasan keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis, ditetapkan pencapaian indikator kinerja dengan penilaian sebagai berikut: Tabel 3.1. KLASIFIKASI PENILAIAN KINERJA No Klasifikasi Penilaian Predikat 1. > 100% Amat Baik 2. 85% n 100% Baik 3. < 85% Tidak Baik 3.2. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Analisis pencapaian akuntabilitas kinerja Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Provinsi Sumatera Barat diukur dari pencapaian sasaran strategis, yang berjumlah 8 (delapan) sasaran strategis. Setiap sasaran strategis diukur dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya dan pencapaian indikator kinerja ditentukan oleh program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat/Bidang/UPTB. Untuk pencapaian tujuan dan sasaran strategis, Bappeda Provinsi Sumatera Barat pada Tahun 2016 melaksanakan program/kegiatan pembangunan seperti yang Laporan Kinerja Bappeda

37 telah dirinci pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun Masing-masing program kerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 yang telah dilaksanakan sesuai sasaran strategis dan indikator kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016, antara lain dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut ini: Tabel 3.2. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Sasaran 1 kinerja kelembagaan yang baik 1. Kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien 2. kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional Nilai SAKIP 1. Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung 2. Persentase aparatur yang menjadi Fungsional Perencana 2 Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra 2. Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara Renstra dengan Renja 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan RKPD 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS 3 Meningkatkan kualitas koordinasi dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah 1. Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota 1.Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional sesuai potensi daerah 2.Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Kabupaten/Kota sesuai potensi daerah 2. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam Persentase keterlibatan pemangku kepentingan Laporan Kinerja Bappeda

38 No Tujuan Sasaran proses perencanaan dan pengendalian pembangunan Indikator Kinerja Sasaran dalam proses perencanaan (OPD, PerguruanTinggi, DPRD, Ormas, Tokoh Ulama, Masyarakat) sesuai Permendagri 54 Tahun Terwujudnya database perencanan pembangunan daerah serta pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah yang akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan. Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi Persentase Database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah 5 Meningkatkan kemampuan Iptek yang Maju dan tepat guna Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Persentase Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Ditindaklanjuti Dalam Pengembilan Kebijakan Pembangunan 6 Mewujudkan pengadaan barang/jasa secara elektronik yang transparan dan akutabel kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai dengan pearturan yang berlaku 1.Persentase pengadaan barang /jasa melalui lelang elektronik 2.Indeks Kepuasan Masyarakat Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan, dilaksanakan oleh Bappeda Provinsi Sumatera Barat dengan 10 (sepuluh) Program langsung berkaitan dengan pencapaian sasaran strategis No Sasaran 1 Kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien 2 kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional 3 Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan Tabel 3.3. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS TERHADAP INDIKATOR KINERJA Indikator Kinerja Sasaran Nilai SAKIP Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung Persentase aparatur yang menjadi Fungsional Perencana Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra Satuan dan 81 Kegiatan yang Target Kinerja Realisasi % skor BB BB 100 Laporan Kinerja Bappeda % % %

39 No Sasaran 4 Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota 5 Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan 6 Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi 7 Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 8 kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai dengan pearturan yang berlaku Indikator Kinerja Sasaran Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara Renstra dengan Renja Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional sesuai potensi daerah Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Kabupaten/Kota sesuai potensi daerah Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan (OPD, PerguruanTinggi, DPRD, Ormas, Tokoh Ulama, Masyarakat) sesuai Permendagri 54 Tahun 2010 Persentase Database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah Persentase Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Ditindaklanjuti Dalam Pengembilan Kebijakan Pembangunan Persentase pengadaan barang /jasa melalui lelang elektronik Satuan Target Kinerja Realisasi % % % % % % % % % % Indeks Kepuasan Masyarakat skor Dari tabel diatas dapat dilihat pencapaian indikator kinerja setiap sasaran strategis secara rata-rata adalah amat baik (103.07%). Nilai ini dicapai oleh sasaran strategis 3 dan 5 dengan predikat baik (99.57% dan 92.99%), Sasaran Strategis 1, 6 dan 7 sebesar 100% dan sasaran strategis 2,4 dan 8 mencapai predikat amat baik (123,4%, 108.5% dan 100,14%) Laporan Kinerja Bappeda

40 Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Dalam rangka mencapai target sasaran strategis yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun , telah melaksanakan 10 program dengan 81 kegiatan, yaitu Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (14 kegiatan), Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (10 kegiatan), Program Peningkatan Disiplin Aparatur (1 kegiatan), Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (1 kegiatan), Perogram Peningkatan Pengaembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (3 kegiatan), Program Pengembangan Data dan Informasi Pembangunan (6 kegiatan), Program Perencanaan Pembangunan Daerah (12 kegiatan), Program Pengembangan Manajemen Pelayanan Publik (6 kegiatan), Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah (22 kegiatan) dan Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Untuk Menunjang Pemerintahan dan Pembangunan (7 kegiatan). Analisis pencapaian akuntabilitas kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat pada tahun anggaran 2016 terhadap program dan kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan pada setiap sasaran strategis adalah sebagai berikut: 1 Sasaran Strategis Kinerja Kelembagaan yang Efektif dan Efisien Untuk mewujudkan sasaran strategis 1 yaitu kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien, Bappeda Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan capaian dengan target indicator kinerja Nilai Sakip BB. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa setiap kepala SKPD diwajibkan menyusun Laporan Kinerja tahunan berdasarkan perjanjian kinerja yang disepakati dan menyampaikannya kepada Gubernur paling lambat dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Untuk mewujudkan capaian kinerja nilai SAKIP BB, Bappeda Provinsi Sumatera Barat telah melakukan Laporan Kinerja Bappeda

41 berbagai langkah dengan menyusun laporan kinerja Bappeda tahun 2015, yang dilakukan penilaian pada tahun Laporan Kinerja Bappeda tahun 2015 disusun sebagai pertanggung jawaban atas perjanjian kinerja Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Barat tahun 2016, perjanjian kinerja yang dilaksanakan tersebut mengacu pada RPJMD dan RENSTRA Bappeda Provinsi Sumatera Barat. Tahun 2016, dari target capaian indicator kinerja SAKIP dengan nilai BB, berdasarkan hasil penilaian tim penilai SAKIP Inspektorat Provinsi Sumatera Barat, Laporan Kinerja Bappeda Provinsi memperoleh nilai BB (71,74). 2 Sasaran Strategis Kualitas Sumber Daya Aparatur yang Berintegritas dan Profesional Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang mempunyai tugas dan fungsi serta membantu Gubernur dalam penyusunan perencanaan pembangunan, baik berupa perencanaan jangka panjang, menengah maupun tahunan di Sumatera Barat. Untuk menjalankan tugas dan fungsi Bappeda, kapasitas sumber daya manusia merupakan faktor kunci dalam menentukan keberhasilan proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah di Provinsi Sumatera Barat. Untuk mendukung tugas pokok dan fungsinya, Bappeda membutuhkan aparatur yang handal dengan latar belakang pendidikan S1, S2, S3 bidang perencana atau yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan dibidang perencana. Tenaga perencana yang dimaksud adalah PNS yang sudah mengikuti pendidikan fungsional perencana dan menjabat sebagai tenaga fungsional perencana di Bappeda Pada tahun 2016 telah ditetapkan RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016, maka Bappeda juga telah melakukan penyusunan dokumen Renstra dengan keputusan Gubernur Sumatera Barat. Mengacu kepada Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014, untuk mendukung pencapaian target RPJMD telah ditetapkan Peraturan Daerah nomor 8 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dimana Bappeda merupakan salah satu OPD yang melaksanakan fungsi perencanaan. Namun dalam penetapan indicator kinerja pada renstra Bappeda telah dilakukan Laporan Kinerja Bappeda

42 penyempurnaan terhadap Pengukuran Kinerja sesuai dengan RPJMD Jika dilakukan perbandingan pencapaian indicator kinerja pada tahun 2015 dan tahun 2016 terdapat perbedaan capaian indicator kinerja dimana capaian indicator kinerja tahun 2015 masih mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun , sedangkan capaian indicator kinerja tahun 2016 telah mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Barat. 1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Dalam rangka meningkatkan kualitas dokumen perencanaan lingkup SKPD Provinsi Sumatera Barat, Bappeda mempunyai fungsi mendorong dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur perencana yang beriktegritas, tidak hanya Bappeda namun juga perencana pada SKPD lainnya, agar tersedianya tenaga perencana yang berkualitas dan profesional. Dengan tersedianya tenaga perencana yang berintegritas diharapkan dokumen perencanaan yang disusun akan semakin baik dan berkualitas. Sampai dengan kondisi tahun 2016, jumlah staf Bappeda adalah sebanyak 125 orang. Jumlah aparatur sebagai tenaga perencana di Bappeda berjumlah sebanyak 70 orang. Dari 70 orang tenaga perencana hanya 4 orang yang telah mengikuti diklat fungsional perencana, namun yang telah menjadi fungsional perencana hanya 3 orang sedangkan 1 orang menjabat tenaga struktural dengan jenjang pendidikan pendidikan S2 perencana jumlah 13 orang, selanjutnya yang sudah mengikuti pelatihan di bidang perencana adalah sebanyak 57 orang. Selanjutnya kondisi tenaga perencana di lingkup seluruh SKPD Provinsi Sumatera Barat berjumlah sebanyak 209 orang yang tersebar di 49 SKPD. Untuk menggambarkan capaian indikator ini, berikut capaian peningkatan kompetensi perencana pada SKPD Provinsi Sumatera Barat. Tabel 3.4. SASARAN STRATEGIS 2 Kualitas Sumber Daya Aparatur yang Berintegritas Program : Peningkatan Sumberdaya Aparatur Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian % Laporan Kinerja Bappeda

43 Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana 4 % 5.57 % % 4,3 % 107 Pencapaian Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung diukur dengan menghitung persentase jumlah aparatur perencana pada seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebanyak 209 orang dibandingkan dengan jumlah aparatur dengan tingkat pendidikan sarjana (S1, S2 dan S3) di seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebenyak orang. Pada tahun 2016 jumlah aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung ditargetkan 4 % dan realisasinya sebanyak 5,57 % atau tercapai sebesar 139,3 % Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana, diukur dengan menghitung jumlah aparatur Bappeda Provinsi Sumatera Barat yang menjadi fugsional perencana sebanyak 3 orang dibandingkan dengan jumlah aparatur dengan tingkat pendidikan sarjana (S1, S2, S3) yang ada di Bappeda Provinsi Sumatera Barat sebanyak 70 orang. Pada Tahun 2016 jumlah aparatur yang menjadi fungsional perencana ditargetkan 4 % dan realisasinya tercapai sebesar 4,3 % atau tercapai sebesar 107,5 %. 2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Jika dibandingkan capaian indikator kinerja tahun 2016 dengan capaian indikator kinerja pada tahun 2015, terdapat perbedaan indikator kinerja dari sasaran strategis yang ditetapkan, hal ini disebabkan penetapan indikator kinerja tahun 2015 pada renstra Bappeda Provinsi Sumatera Barat mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun sedangkan penetapan indicator kinerja tahun 2016 pada Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Barat mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun Perbandingan capaian kinerja tahun 2015 dan tahun 2016 dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini: Laporan Kinerja Bappeda

44 No Tabel 3.5. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dan Tahun 2016 Indikator Kinerja 1. Persentase tenaga perencana yg mempunyai sertifikat perencana Target % Realisasi Target Realisasi Capaian % Capaian 5% 6,64% 132,8% Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung 2. Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana % 5.57 % % 4,3 % 107 Pada tahun 2015 target indikator kinerja sasaran adalah sebesar 5% sesuai dengan perjanjian kinerja dapat direalisasikan 6,64% capaiannnya sebesar 132,8%. Di tahun 2016 sesuai dengan renstra pengukuran indicator kinerja berubah menjadi Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung dengan target 4 % dan persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana dengan target 4 %. Target indikator kinerja turun menjadi 4%, disebabkan karena: 1) Terbatasnya anggaran untuk melakukan pelatihan khusus untuk tenaga perencana; 2) Terbatasnya daya tampung diklat fungsional perencana oleh pusdiklat perencana Bappenas setiap tahunnya; 3). Kurangnya minat aparatur untuk mengiikuti diklat fungsional perencana. 3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah Yang Terdapat Pada Dokumen Renstra Bappeda Dalam Rencana Strategis Bappeda tahun yang mengacu pada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun , terdapat perubahan indikator kinerja sasaran sekaligus penetapan target yang akan mungkin dapat dicapai, pada tahun 2015 target yang ditetapkan adalah 5% tenaga perencana yang mempunyai sertifikat perencana atau yang sudah mengikuti pelatihan perencana dari jumlah PNS yang berpendidikan S1 ke atas. Target yang tetapkan dalam Renstra diharapkan didukung dengan anggaran yang memadai untuk mencapai target tersebut. Pada tahun 2015, target kinerja 5% dengan realisasi 6,64% dengan tingkat capaian 132,8%. Capaian kinerja tahun 2015 diukur dengan jumlah tenaga perencana yang mengikuti diklat fungsional perencana. Sedangkan tahun 2016 Laporan Kinerja Bappeda

45 terdapat perubahan indicator kinerja yaitu; 1) Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung dari target 4% dengan realisasi 5,57% atau dengan tingklat capaian 139%. Capaian ini diukur dengan membandingkan jumlah tenaga perencana sarjana yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung pada setiap unit kerja SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebanyak 209 orang dibandingkan dengan jumlah orang aparatur Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan latar belakang minimal S1. 2) Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana dari target 4% dengan realisasi 4,3% atau dengan tingklat capaian 107%. Capaian ini diukur dengan membandingkan jumlah aparatur fungsional perencana di Bappeda sebanyak 3 orang dibandingkan dengan jumlah aparatur Bappeda dengan latar belakang pendidikan S1,S2 dan S3 sebanyak 70 orang. 4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional Dari berbagai penelusuran yang telah dilakukan, belum ada standar nasional yang dapat dipedomani mengenai jumlah tenaga perencana yang ideal untuk tingkat Provinsi. Oleh sebab itu dapat dijadikan pedoman sementara adalah minimal dalam satu jabatan eselon 3 mempunyai 1 tenaga perencana. Jumlah jabatan eselon 3 untuk lingkup Pemerintah Provinsi adalah sebanyak 315 maka jumlah tenaga perencana yang dibutuhkan adalah 315 orang. Dari gambaran jumlah tenaga perencana yang ada sekarang, tentu belum menunjukkan kondisi ideal yang kita harapkan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya dibidang perencana. 5. Analisis Peningkatan/Penurunan Kinerja dan Solusi Produk dari perencanaan adalah dokumen perencanaan yang aplikatif. Agar dokumen perencanaan tersebut berkualitas, partisipatif dan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan perlu didukung oleh peningkatan kapasitas tenaga perencana di masing-masing SKPD. Keberadaaan aparatur tenaga perencana dinilai sangat penting dan strategis dalam rangka menghasilkan dokumen perencanaan yang berkualitas sesuai dengan arah kebijakan RPJMD, tidak hanya di Bappeda melainkan juga pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Provinsi. Laporan Kinerja Bappeda

46 Distribusi jumlah tenaga perencana penyebarannya belum merata pada masing-masing SKPD bahkan terdapat SKPD yang tidak punya tenaga perencana sama sekali. Kondisi ini tentu akan dapat mempengaruhi kualitas dari dokumen perencanaan yang dihasilkan SKPD terkait. Beberapa hal yang menyebabkan masih kurangnya tenaga perencana tersebut antara lain disebabkan: 1) Masih kurangnya minat PNS untuk menjadi pejabat fungsional perencana karena belum begitu menjadi perhatian secara maksimal oleh SKPD, disamping itu peluang pelatihan yang diselenggarakan Pusbindiklatren Bappenas untuk jabatan perencana sangat terbatas. 2) Terbatasnya diklat atau Bimtek yang diselenggarakan oleh Badan Diklat, Diklat Kemendagri atau lembaga lain sangat terbatas. 3) Sistem untuk mengakomodir tenaga fungsional perencana belum terstruktur dengan baik. 4) Alokasi anggaran yang terbatas untuk penyelenggaraan diklat perencana tersebut. 6. Analisis Pencapaian Kinerja Analisis pencapaian kinerja adalah bagaimana upaya yang dilakukan untuk pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Analisis pencapaian kinerja dapat dapat dibagai dua yaitu analisis efisiensi penggunaan sumberdaya dan analisis program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja. a. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Sumberdaya dapat berupa sumberdaya anggaran dan sumberdaya manusia. Dalam upaya untuk melaksanakan capaian kinerja agar jumlah dan kualitas tenaga perencana bertambah dan meningkat khususnya tenaga perencana di Bappeda, setiap tahun perlu mengirimkan tenaga aparatur untuk mengikuti pelatihan perencanaan, baik yang dilaksanakan oleh Diklat kemendagri, Bappenas maupun instansi lain dengan pembebanan biaya ditangsung oleh Instansi pengundang, sehingga dari sisi anggaran Bappeda tidak perlu menyediakan alokasi anggaran sepenuhnya. Laporan Kinerja Bappeda

47 b. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Pencapaian Kinerja Dalam upaya mencapai keberhasilan target kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan untuk meningkatkan kuantitas dan kuallitas serta kapasitas tenaga perencana baik di Bappeda sendiri maupun tenaga perencana di seluruh SKPD dilakukan melalui beberapa upaya yaitu : 1. Mengadakan Pendidikan dan Latihan perencanaan bagi seluruh SKPD Lingkup Provinsi maupun Kabupaten Kota yang didukung melalui anggaran dekon Bappenas (APBN). Setiap tahun melalui dana dekon yang diberikan oleh Bappenas kepada Bappeda Provinsi Sumatera Barat sebagian alokasinya digunakan untuk meningkatkan kapasitas perencana melalui Bimtek, sebagai instrukturnya adalah pejabat fungsional perencana dari Bappenas dan Kementrian PAN dan RB. Dengan peserta dari perwakilan SKPD yang bertugas sebagai perencanaan di masing SKPD ditambah dengan unsur Kabupaten Kota. 2. Mengirimkan peserta khususnya untuk Diklat Perencana yang dilaksanakan Unand bekerja sama dengan Bappenas. Serta Diklat perencana yang dilaksnakan oleh Kemendagri. Bappenas bekerja sama dengan Universitas Andalas mengadakan diklat perencanaan khususnya menyusun dokumen perencanaan bertempat di Unand. Peserta diklat ini adalah seluruh Bappeda wilayah barat, sehingga kesempatan ini Bappeda mengirimkan staf untuk ikut diklat dimaksud. 3. Menjadi narasumber dibidang perencanaan khususnya penyusunan renstra yang pelaksanaan Bimteknya dilakukan oleh beberapa SKPD. Beberapa SKPD mengadakan Bimtek perencanaan khususnya penyusunan renstra SKPD disebabkan tahun 2016 Renstra SKPD sudah mengacu kepada RPJMD Tahun Dalam hal ini salah satu narasumber dimintakan ke Bappeda Provinsi Sumatera Barat. Dari upaya yang telah dilakukan tersebut akan berdampak dan menunjang kepada keberhasilan capaian kinerja baik dari segi jumlah tenaga perencana yang mengikuti Diklat atau Bimtek perencana ataupun kualitas tenaga perencana itu sendiri. Laporan Kinerja Bappeda

48 3 Sasaran Strategis Konsistensi dan Sinergitas Antar Dokumen Perencanaan Dokumen perencanaan merupakan suatu pedoman yang akan memberikan arah dan acuan dalam pelaksanaan program/kegiatan. Dokumen perencanaan yang baik dan aplikatif adalah sebagian dari keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Untuk tercapainya sasaran pembangunan yang komprehensif, fokus dan terpadu mulai dari pusat sampai ke daerah, diperlukan konsistensi dari dokumen perencanaan dimaksud, baik dokumen perencanaan jangka menengah maupun tahunan sampai kepada perencanaan anggaran. Salah satu keberhasilan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda sebagai lembaga yang bertanggungjawab menyusun perencanaan, maka sasaran kinerja Bappeda salah satunya adalah bagaimana mewujudkan konsistensi dan sinergi antar dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan. Indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis konsistensi dan sinergi antar dokumen perencanaan, ditetapkan melalui indikator kinerja persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra SKPD, kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara renstra dengan Renja, kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD dan kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA-PPAS. Untuk melihat konsistensi antar dokumen perencanaan, dilakukan dengan metode sasaran, indikator kinerja dan program yang terdapat dalam RPJMD dijabarkan ke dokumen perencanaan lainnya yaitu RKPD dan KUA-PPAS. Untuk menilai konsistensi antar dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD dengan metode sasaran, indikator dan program yang terdapat dalam RPJMD dan RKPD dijabarkan kedalam dokumen perencanaan SKPD yaitu Renstra dan Renja SKPD. 1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Capaian indikator kinerja sasaran strategis Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu: Laporan Kinerja Bappeda

49 a. Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS). Alat ukur yang digunakan adalah persentase konsistensi sasaran dan indikator sasaran RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun yang tersedia/diakomodir dalam dokumen RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 dan persentase sasaran dan indikator sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 diakomodir dalam dokumen PPAS Tahun b. Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD) dengan alat ukur yang digunakan adalah persentase konsistensi sasaran dan indikator sasaran RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun yang tersedia/ diakomodir dalam dokumen perencanaan SKPD yaitu Renstra SKPD Tahun dan persentase sasaran dan indikator sasaran ditetapkan dalam dokumen Renstra SKPD diakomodir dalam Renja SKPD Tahun Pencapaian terhadap Sasaran Strategis 3 di tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.6. SASARAN STRATEGIS 3 Konsistensi dan Sinergitas Antar Dokumen Perencanaan Program : 1. Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS) Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan (RPJMD dengan RKPD) % Capaian Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan (RKPD dengan KUA PPAS) Rata-rata Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD) Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan (RPJMD dengan Renstra) Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan (Renstra dengan Renja SKPD) Rata-rata Laporan Kinerja Bappeda

50 Dari tabel di atas, rata-rata persentase pencapaian target Sasaran Konsistensi dan sinergitas Antar Dokumen Perencanaan telah mencapai 99.15% dengan rincian capaian indikator kinerja Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS) mencapai 100% dan indikator kinerja Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD) mencapai 99.15%. Hal ini menunjukkan konsistensi antar dokumen perencanaan telah dapat berjalan dengan baik. Pencapaian menurut tabel di atas adalah merupakan rekapitulasi dari capaiancapaian sasaran yang diuraikan berdasarkan capaian terhadap 10 program prioritas pembangunan daerah, selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Pencapaian menurut tabel di atas adalah merupakan rekapitulasi dari capaiancapaian sasaran yang diuraikan berdasarkan capaian terhadap 10 program prioritas pembangunan daerah, selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 3.7. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Per Prioritas Pembangunan No Program Prioritas Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS) Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah dengan Dokumen Perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD) RPJMD RPJM-RKPD RKPD KUA_PPAS RPJMD- RENSTRA RENSTRA - RENJA 1 Pembangunan Mental, Pengamalan Agama dan ABS-SBK dalam Kehidupan Masyarakat 2 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Pemerintahan 3 Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Peningkatan Produksi untuk Mendukung Kedaulatan angan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis 6 Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi, UMKM dan Peningkatan Investasi 7 Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan 8 Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal 9 Pengembangan Sumber Energy Baru dan Terbarukan serta Pembangunan Infrastruktur Laporan Kinerja Bappeda

51 10 Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Alam Rata-rata Jumlah rata-rata Dari Tabel 3.7. di atas dapat dijelaskan berdasarkan 10 Prioritas Pembangunan Daerah, sebagai berikut: Prioritas 1, Pembangunan Mental dan Pengamalan Agama dan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi kitabullah (ABS-SBK) dalam Kehidupan Masyarakat Adapun Sasaran dan Indikator Sasaran Pembangunan untuk Prioritas 1 yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun adalah sebagai berikut : Tabel 3.8. Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 1pada RPJMD PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas 1 Pembangunan mental dan pengamalan agama dan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi kitabullah (ABS-SBK) dalam kehidupan masyarakat SASARAN pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat kualitas kehidupan beragama, dan kerukunan antar umat beragama Berkurangnya penyakit masyarakat (Pekat) Penguatan lembaga agama dan adat dalam tata kehidupan masyarakat SATUAN KINERJA INDIKATOR % Kenaikan 1. Zakat yang dikelola badan amil zakat % Kenaikan 2. Peningkatan pengumpulan nilai zakat, infak dan sadaqah % rata-rata Kenaikan Kasus Kasus 3. Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi keberangkatan ibadah haji 1. Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Kasus perbuatan maksiat : 1. Narkoba : a. Kasus Pidana Narkoba % b. Pemuda (16-30 tahun) bebas narkoba % 2. Angka kriminalitas 1. Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya Lembaga - MUI Jumlah (Kumulatif) - KAN Terdapat 4 sasaran pembangunan dan 7 indikator kinerja yang terdapat dalam priorotas Pembangunan Mental dan Pengamalan Agama dan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dalam kehidupan masyarakat Laporan Kinerja Bappeda

52 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Renstra SKPD 4 (empat) sasaran pembangunan dan 7 Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 5 (lima) sasaran SKPD dan 10 (sepuluh) indikator kinerja sasaran sebagaimana berikut : Tabel 3.9. Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 1 RPJMD dan Renstra SKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat kualitas kehidupan beragama, dan kerukunan antar umat beragama Berkurangnya penyakit masyarakat (Pekat) Penguatan lembaga agama dan adat dalam Zakat yang dikelola badan amil zakat Peningkatan pengumpulan nilai zakat, infak dan sadaqah Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi keberangkatan ibadah haji Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Kasus perbuatan maksiat : Narkoba : - Kasus Pidana Narkoba Angka kriminalitas Pemuda (16-30 tahun) bebas narkoba Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya : Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat Meningkatny a Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Menurunnya angka penyakit masyarakat dan penyalahguna an narkoba Terlaksananya fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda dibidang seni budaya dan industry kreatif peran dan penguatan INDIKATOR KINERJA Zakat yang dikelola Badan Amil Zakat Persentase penyaluran zakat, infak dan sedekah Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi berangkat haji Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Kasus perbuatan maksiat : Narkoba : Kasus Pidana Narkoba SKPD Biro Bina Sosial Biro Bina Sosial Biro Bina Sosial Badan Kesbangpol Badan Kesbangpol Angka kriminalitas Badan Kesbangpol pemahaman pemuda tentang adat dan budaya minangkabau kreatifitas pemuda yang berdaya saing tingkat nasional dan internasional Kompetensi dan kualifikasi pemangku adat Dispora Dispora Biro Bina Sosial Laporan Kinerja Bappeda

53 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN tata kehidupan masyarakat - MUI - KAN Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun INDIKATOR KINERJA SKPD lembaga agama dan Lembaga adat dan agama yang Biro Bina Sosial adat dalam tata melaksana-kan peran kehidupan masyarakat dan fungsi-nya : - MUI - KAN 2. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Renstra SKPD dengan Renja SKPD Pada Prioriotas 1 terdapat 4 (empat) sasaran pembangunan dan 7 Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD yang selanjutnya dijabarkan dalam Renja SKPD Meskipun dalam penyusunan dan penetapan Renja SKPD Tahun 2017 (Mei 2016) lebih dahulu daripada penetapan Rensta SKPD (September 2016) namun dalam pembahasannya Renja Tahun 2017 yang dilaksanakan pada tahun 2016 sudah mulai mengacu kepada UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah yang mengatur tentang kewenangan Pusat dan daerah sehingga kesesuian sasaran dan indikator sasaran sesuai dengan pentahapannya tahun 2017 sudah sama, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 1 pada RPJMD , Renstra SKPD dan Renja SKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat INDIKATOR KINERJA Zakat yang dikelola badan amil zakat Peningkatan pengumpulan nilai zakat, infak dan sadaqah Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi keberangkatan ibadah haji Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN Meningkatn ya pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat INDIKATO R KINERJA Zakat yang dikelola Badan Amil Zakat Persentase penyaluran zakat, infak dan sedekah Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi berangkat haji SKPD Biro Bina Sosial Biro Bina Sosial Biro Bina Sosial Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat INDIKATOR KINERJA Zakat yang dikelola Badan Amil Zakat Persentase penyaluran zakat, infak dan sedekah Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi berangkat haji Laporan Kinerja Bappeda

54 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN kualitas kehidupan beragama, dan kerukunan antar umat beragama Berkurangnya penyakit masyarakat (Pekat) INDIKATOR KINERJA Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Kasus perbuatan maksiat : Narkoba : - Kasus Pidana Narkoba Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN Meningkatn ya Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Menurunnya angka penyakit masyarakat dan penyalahgun aan narkoba INDIKATO R KINERJA Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Kasus perbuatan maksiat : Narkoba : Kasus Pidana Narkoba SKPD Badan Kesbangpol Badan Kesbangpol Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN Keamanan dan Ketertiban Masyarakat INDIKATOR KINERJA Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Menurunnya Kasus perbuatan angka penyakit maksiat : masyarakat Narkoba : dan Kasus Pidana penyalahgunaa Narkoba n narkoba Angka kriminalitas Angka kriminalitas Badan Kesbangpol Angka kriminalitas Penguatan lembaga agama dan adat dalam tata kehidupan masyarakat Pemuda (16-30 tahun) bebas narkoba Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya : - MUI - KAN Terlaksanan ya fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda dibidang seni budaya dan industry kreatif Meningkatn ya peran dan penguatan lembaga agama dan adat dalam tata kehidupan masyarakat Meningkatny a pemahaman pemuda tentang adat dan budaya minangkabau Dispora Meningkatny Dispora a kreatifitas pemuda yang berdaya saing tingkat nasional dan internasional Kompetensi dan kualifikasi pemangku adat Biro Bina Sosial Lembaga adat Biro Bina dan agama Sosial yang melaksana-kan peran dan fungsi-nya : - MUI - KAN Terlaksananya fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda dibidang seni budaya dan industry kreatif pemahaman pemuda tentang adat dan budaya minangkabau kreatifitas pemuda yang berdaya saing tingkat nasional dan internasional Kompetensi dan peran dan kualifikasi penguatan pemangku adat lembaga agama dan adat dalam tata kehidupan masyarakat Lembaga adat dan agama yang melaksana-kan peran dan fungsinya : - MUI - KAN 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Laporan Kinerja Bappeda

55 Pada Prioriotas 1 terdapat 4 (empat) sasaran pembangunan dan 7 Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD yang kemudian juga ditetapkan menjadi sasaran pembangunan untuk Tahun 2017 yang tercantum dalam dokumen RPKD, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 1 RPJMD dan RKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat kualitas kehidupan beragama, dan kerukunan antar umat beragama Berkurangnya penyakit masyarakat (Pekat) INDIKATOR KINERJA Zakat yang dikelola badan amil zakat Peningkatan pengumpulan nilai zakat, infak dan sadaqah Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi keberangkatan ibadah haji Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Kasus perbuatan maksiat : Narkoba : - Kasus Pidana Narkoba SASARAN pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat kualitas kehidupan beragama, dan kerukunan antar umat beragama Berkurangnya penyakit masyarakat (Pekat) INDIKATOR KINERJA Zakat yang dikelola badan amil zakat Peningkatan pengumpulan nilai zakat, infak dan sadaqah Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi keberangkatan ibadah haji Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Kasus perbuatan maksiat : Narkoba : - Kasus Pidana Narkoba Penguatan lembaga agama dan adat dalam tata kehidupan masyarakat Angka kriminalitas Pemuda (16-30 tahun) bebas narkoba Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya : - MUI - KAN peran dan penguatan lembaga agama dan adat dalam tata kehidupan masyarakat Angka kriminalitas Pemuda (16-30 tahun) bebas narkoba Lembaga adat dan agama yang melaksana-kan peran dan fungsi-nya : - MUI - KAN 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Prioritas pembangunan mental, pengamalan agama dan ABS-SBK dalam kehidupan masyarakat yang terdapat 5 sasaran pembangunan yaitu : (1) Laporan Kinerja Bappeda

56 meningkatnya pemahaman ajaran agama, (2) meningkatnya pelayanan kehidupan beragama, (3) meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, adat dan budaya, (4) berkurangnya kenalakalan remaja dan perbuatan maksiat, (5) meningkatnya kehidupan masayarakat yang lebih beretika dan demokratis. Sementara pada KUA PPAS prioritas ini diarahkan kepada pelaksanaan kebijakan nasional di bidang refolusi mental, implementasi prinsip-prinsip agama dan adat bersandi sarak, sarak bersandi kitabullah dalam kehidupan masyarakat seharihari. Pada prioritas ini terdapat 7 sasaran yang ingin dicapai yaitu : (1) masyarakat yang berkakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya serta punya etos kerja tinggi dan produktif, (2) kehidupan masyarakat yang harmonis, toleran, dan cinta damai, (3) pengamalan nilai-nilai adat dan agama dalam kehidupan sosial ekonomi, (4) penurunan tingkat konflik dan kekerasan dalam msyarakat, (5) pewarisan nilai-nilai kearifan adat minang kabau, (6) optimalisasi peran lembaga-lembaga keagamaan dan lembaga adat, dan (7) penurunan perbuatan maksiat. Dengan kondisi diatas persentasi kesesuaian indicator sasaran pada RKPD dengan KUA PPAS dengan target 100% dengan realisasi 100% Prioritas 2, Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam pemerintahan Adapun Sasaran dan Indikator Sasaran Pembangunan untuk Prioritas 2 yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun adalah sebagai berikut : Tabel Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 2 pada RPJMD PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas 2. Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam pemerintahan SASARAN kapasitas dan manajemen aparatur integritas dan kinerja aparatur transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggara-an pemerintahan SATUAN KINERJA INDIKATOR % 1. Penempatan aparatur yang sesuai kompetensi Perangkat Daerah Opini Predikat Skor 0-4 Indeks 1. Perangkat Daerah Provinsi menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 1. Opini BPK 2. Instansi Pemerintah yang Akuntabel (Skor hasil evaluasi AKIP) 3. Indeks e-government Provinsi 4. Keterbukaan Informasi Publik Laporan Kinerja Bappeda

57 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH SASARAN sinergitas antara pelaku pembangunan dalam pencapaian sasaran pembangunan kualitas pelayanan publik. SATUAN KINERJA INDIKATOR Skor Instansi Pemerintah yang memilki Indeks Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B keatas) Skor Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) % 1. Kesesuaian prioritas pembangunan Provnsi dengan Kabupaten/Kota 2. Persentase kesesuaian % sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra, Renstra dengan Renja dan RPJMD dengan RKPD Jumlah rekomendasi perantau 3. Peningkatan partisipasi perantau dalam proses pembangunan % 1. Persentase Kepatuhan Pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau) % 2. Rata-rata Indeks kepuasan masyarakat (74 Unit kerja pelayanan publik) Terdapat 5 sasaran pembangunan dan 13 indikator kinerja yang terdapat dalam prioritas Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam pemerintahan 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Renstra SKPD Pada Prioritas 2 terdapat 5 (lima) sasaran pembangunan dan 13 Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) ke dalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 13 (tiga belas) sasaran SKPD dan 29 (dua puluh sembilan) indikator kinerja sasaran sebagaimana berikut : Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 2 RPJMD dan Renstra SKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Tahun SASARAN kapasitas dan manajemen aparatur INDIKATOR KINERJA Penempatan aparatur yang sesuai kompetensi SASARAN kapasitas dan manajemen aparatur INDIKATOR KINERJA Persentase PNS yang meningkat pendidikan formalnya Persentase pejabat struktural yang telah mengikuti diklat SKPD Laporan Kinerja Bappeda BKD BKD

58 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatannya Rata-rata lamanya PNS mengikuti diklat Persentase formasi jabatan struktural yang terisi sesuai dengan kompetensi jabatan SKPD BKD BKD integritas dan kinerja aparatur Perangkat Daerah Provinsi menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pembangunan zona integritas pada SKPD Provinsi Sumatera Barat ketaatan terhadap peraturan Perundang-undangan dalam tatakelola Pemerintah Daerah Persentase SKPD dengan jumlah pegawai yang tersedia sesuai formasi minimal 70% SKPD yang dikembangkan menjadi zona integritas menuju WBK/WBBM Persentase SKPD yang Bebas dari penyimpangan material Persentase SKPD yang bebas dari penyimpangan aset BKD Inspektorat Inspektorat Inspektorat transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggara -an pemerintahan Persentase Inspektorat Rekomendasi atas temuan hasil pemeriksaan di pemerintahan provinsi yang dapat ditindaklanjuti Opini BPK DPKD DPKD DPKD Instansi Pemerintah yang Akuntabel (Skor hasil evaluasi AKIP) Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Terwujudnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi, OPD Provinsi dan Kab/Kota Indeks e- nilai Government Provinsi Indeks Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Provinsi Sumatera Barat Keterbukaan Informasi Publik nilai Indeks Keterbukaan Informasi Provinsi Hasil evaluasi SAKIP SKPD dengan nilai B keatas Inspektorat Nilai hasil Evaluasi Biro Organisasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Pemerintah Provinsi Persentase OPD yang Biro Organisasi memperoleh nilai evaluasi AKIP BB Jumlah Kab/Kota yang Biro Organisasi difasilitasi dalam penerapan SAKIP Indeks e-government Biro Humas Provinsi Indeks Keterbukaan Informasi Publik produktifitas Biro Huma Laporan Kinerja Bappeda

59 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN sinergitas antara pelaku pembangunan dalam pencapaian sasaran pembangunan INDIKATOR KINERJA Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN Sumatera Barat Instansi Pemerintah Penilaian yang memilki Indeks Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B keatas) Evaluasi Kinerja Kualitas Penyelenggaraan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah (EKPPD) Kesesuaian prioritas pembangunan Provnsi dengan Kabupaten/Kota Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra, Renstra dengan Renja dan RPJMD dengan RKPD Peningkatan partisipasi perantau dalam proses pembangunan Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan Pemberdayaan perantau minang secara aktif dan mandiri dalam menunjang proses pembangunan INDIKATOR KINERJA Penyebarluasan Provinsi Sumatera Barat Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional sesuai potensi daerah Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Kabupaten/Kota sesuai potensi daerah Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara Renstra dengan Renja Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Peningkatan pemahaman perantau minang dalam aspek pemerintahan, pembangunan, ekonomi, agama dan sosial budaya SKPD Biro Humas Inspektorat Biro Pemerintahan Bappeda Bappeda Bappeda Bappeda Bappeda Bappeda Kantor Penghubung Peningkatan Kantor kesepakatan partisipasi Penghubung perantau dalam mensukseskan Program dan kegiatan Pemprov kualitas pelayanan publik. Persentase Kepatuhan Pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau) kualitas pelayanan publik Persentase Provinsi Kab/Kota menyusun Menerapkan Pelayanan UKPP Biro Organisasi dan yang dan Standar Laporan Kinerja Bappeda

60 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA Rata-rata Indeks kepuasan masyarakat (74 Unit kerja pelayanan publik) Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SKPD Jumlah Inovasi Biro Organisasi pelayanan tercipta pada UKPP Provinsi dan Kab/Kota melalui kompetisi pelayanan prima dan Inovasi pelayanan publik Hasil Penilaian Survey Biro Organisasi Kepusasan Masyarakat. 2. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Rentra SKPD dengan Renja SKPD Pada Prioriotas 2 terdapat 5 (lima) sasaran pembangunan dan 13 Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 13 (tiga belas) sasaran SKPD dan 29 (dua puluh sembilan) indikator kinerja sasaran yang selanjutnya sesuai dengan tahun pentahapannya dilaksanakan dalam Renja SKPD Meskipun dalam penyusunan dan penetapan Renja SKPD Tahun 2017 (Mei 2016) lebih dahulu daripada penetapan Rensta SKPD (September 2016) namun dalam pembahasannya Renja Tahun 2017 yang dilaksanakan pada tahun 2016 sudah mulai mengacu kepada UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah yang mengatur tentang kewenangan Pusat dan daerah dan konsep rancangan awal RPJMD (yang mengacu kepada Rancangan Teknokratik RPJMD) sehingga kesesuian sasaran dan indikator sasaran sesuai dengan pentahapannya tahun 2017 sudah sama, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 2 pada RPJMD , Renstra SKPD dan Renja SKPD Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Tahun SASARAN kapasitas dan manajemen aparatur INDIKATOR KINERJA Persentase PNS yang meningkat pendidikan formalnya SKPD BKD SASARAN kapasitas dan manajemen aparatur INDIKATOR KINERJA Persentase PNS yang meningkat pendidikan formalnya Persentase pejabat struktural yang telah BKD Persentase pejabat struktural yang telah Laporan Kinerja Bappeda

61 Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Tahun 2017 SASARAN pembangunan zona integritas pada SKPD Provinsi Sumatera Barat ketaatan terhadap peraturan Perundangundangan dalam tatakelola Pemerintah Daerah Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat INDIKATOR KINERJA mengikuti diklat kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatannya Rata-rata lamanya PNS mengikuti diklat Persentase formasi jabatan struktural yang terisi sesuai dengan kompetensi jabatan Persentase SKPD dengan jumlah pegawai yang tersedia sesuai formasi minimal 70% SKPD yang dikembangkan menjadi zona integritas menuju WBK/WBBM Persentase SKPD yang Bebas dari penyimpangan material Persentase SKPD yang bebas dari penyimpangan aset Persentase Rekomendasi atas temuan hasil pemeriksaan di pemerintahan provinsi yang dapat ditindaklanjuti SKPD BKD BKD BKD Inspektorat Inspektorat Inspektorat Inspektorat SASARAN pembangunan zona integritas pada SKPD Provinsi Sumatera Barat ketaatan terhadap peraturan Perundang-undangan dalam tatakelola Pemerintah Daerah INDIKATOR KINERJA mengikuti diklat kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatannya Rata-rata lamanya PNS mengikuti diklat Persentase formasi jabatan struktural yang terisi sesuai dengan kompetensi jabatan Persentase SKPD dengan jumlah pegawai yang tersedia sesuai formasi minimal 70% SKPD yang dikembangkan menjadi zona integritas menuju WBK/WBBM Persentase SKPD yang Bebas dari penyimpangan material Persentase SKPD yang bebas dari penyimpangan aset Persentase Rekomendasi atas temuan hasil pemeriksaan di pemerintahan provinsi yang dapat ditindaklanjuti DPKD DPKD DPKD DPKD DPKD Hasil evaluasi SAKIP Inspektorat SKPD dengan nilai B keatas Terwujudnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi, OPD Provinsi dan Kab/Kota nilai Indeks Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Nilai hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Pemerintah Provinsi Persentase OPD yang Biro Organisasi memperoleh nilai evaluasi AKIP BB Jumlah Kab/Kota yang Biro Organisasi difasilitasi dalam penerapan SAKIP Indeks e-government Provinsi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Biro Organisasi Terwujudnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi, OPD Provinsi dan Kab/Kota Biro Humas nilai Indeks Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Provinsi Sumatera Barat Hasil evaluasi SAKIP SKPD dengan nilai B keatas Nilai hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Pemerintah Provinsi Persentase OPD yang memperoleh nilai evaluasi AKIP BB Jumlah Kab/Kota yang difasilitasi dalam penerapan SAKIP Indeks e-government Provinsi Laporan Kinerja Bappeda

62 Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN Komunikasi (TIK) Provinsi Sumatera Barat nilai Indeks Keterbukaan Informasi Provinsi Sumatera Barat Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kualitas Penyelenggaraa n Pemerintahan Daerah Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kot a Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan Pemberdayaan perantau minang secara aktif dan mandiri dalam menunjang proses INDIKATOR KINERJA Indeks Keterbukaan Informasi Publik produktifitas Penyebarluasan Provinsi Sumatera Barat Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD SKPD Biro Humas Biro Humas Inspektorat Biro Pemerintahan Persentase keselarasan Bappeda prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional sesuai potensi daerah Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Kabupaten/Kota sesuai potensi daerah Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara Renstra dengan Renja Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Peningkatan pemahaman perantau minang dalam aspek pemerintahan, pembangunan, ekonomi, agama dan sosial budaya Bappeda Bappeda Bappeda Bappeda Bappeda Kantor Penghubung Renja SKPD Tahun 2017 SASARAN nilai Indeks Keterbukaan Informasi Provinsi Sumatera Barat Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan INDIKATOR KINERJA Indeks Keterbukaan Informasi Publik produktifitas Penyebarluasan Provinsi Sumatera Barat Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional sesuai potensi daerah Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Kabupaten/Kota sesuai potensi daerah Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara Renstra dengan Renja Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Pemberdayaan perantau Peningkatan minang secara aktif dan pemahaman perantau mandiri dalam menunjang minang dalam aspek proses pembangunan pemerintahan, pembangunan, ekonomi, agama dan sosial budaya Laporan Kinerja Bappeda

63 Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Tahun 2017 SASARAN pembangunan INDIKATOR SKPD KINERJA Peningkatan Kantor kesepakatan partisipasi Penghubung perantau dalam mensukseskan Program dan kegiatan Pemprov SASARAN INDIKATOR KINERJA Peningkatan kesepakatan partisipasi perantau dalam mensukseskan Program dan kegiatan Pemprov kualitas pelayanan publik Persentase UKPP Biro Organisasi kualitas Persentase UKPP Provinsi dan pelayanan publik Provinsi dan Kab/Kota yang Kab/Kota yang menyusun dan menyusun dan Menerapkan Standar Menerapkan Standar Pelayanan Pelayanan Jumlah Inovasi Biro Organisasi Jumlah Inovasi pelayanan tercipta pelayanan tercipta pada UKPP Provinsi dan Kab/Kota melalui pada UKPP Provinsi dan Kab/Kota melalui kompetisi pelayanan kompetisi pelayanan prima dan Inovasi prima dan Inovasi pelayanan publik pelayanan publik Hasil Penilaian Survey Biro Organisasi Hasil Penilaian Kepuasan Masyarakat. Survey Kepusasan Masyarakat. 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Pada Prioritas 2 terdapat 5 (lima) sasaran pembangunan dan 13 Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD yang kemudian juga ditetapkan menjadi sasaran pembangunan untuk Tahun 2017 yang tercantum dalam dokumen RPKD, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 2 RPJMD dan RKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA kapasitas dan manajemen aparatur Penempatan aparatur yang sesuai kompetensi kapasitas dan manajemen aparatur Penempatan aparatur yang sesuai kompetensi integritas dan kinerja aparatur Perangkat Daerah Provinsi menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) integritas dan kinerja aparatur Perangkat Daerah Provinsi menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Opini BPK transparansi Opini BPK Laporan Kinerja Bappeda

64 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggara-an pemerintahan sinergitas antara pelaku pembangunan dalam pencapaian sasaran pembangunan Instansi Pemerintah yang Akuntabel (Skor hasil evaluasi AKIP) Indeks e-government Provinsi Keterbukaan Informasi Publik Instansi Pemerintah yang memilki Indeks Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B keatas) Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) Kesesuaian prioritas pembangunan Provnsi dengan Kabupaten/Kota Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra, Renstra dengan Renja dan RPJMD dengan RKPD dan akuntabilitas dalam penyelenggara-an pemerintahan sinergitas antara pelaku pembangunan dalam pencapaian sasaran pembangunan Instansi Pemerintah yang Akuntabel (Skor hasil evaluasi AKIP) Indeks e-government Provinsi Keterbukaan Informasi Publik Instansi Pemerintah yang memilki Indeks Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B keatas) Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) Kesesuaian prioritas pembangunan Provnsi dengan Kabupaten/Kota Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra, Renstra dengan Renja dan RPJMD dengan RKPD Peningkatan partisipasi perantau dalam proses pembangunan Persentase Kepatuhan kualitas pelayanan Pelaksanaan UU Pelayanan publik. Publik (Zona Hijau) kualitas pelayanan publik. Peningkatan partisipasi perantau dalam proses pembangunan Persentase Kepatuhan Pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau) Rata-rata Indeks kepuasan masyarakat (74 Unit kerja pelayanan publik) Rata-rata Indeks kepuasan masyarakat (74 Unit kerja pelayanan publik) 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUAPPAS Kesesuaian sasaran prioritas ini pada RKPD yang akan diwujudkan adalah : (1) meningkatnya kualitas perencanaan dan sinergritas pelaksanaan pembangunan, (2) meningkatnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan dan penyelenggraan pemerintahan sementara pada KUA PPAS pelaksanaan reformasi birogkrasi dalam pemerintahan diarahkan pada penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (got go governance) dalam penyelenggaraan Laporan Kinerja Bappeda

65 pemerintahan sehingga profesionalitas pemerintahan dan pelayanan public yang prima dapat dicapai dengan reformasi akan dicapai 1. Tata pemerintahan yang baik melalui pelayanan prima 2. Pemerintahan yang bersih dan professional 3. Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bebas KKN 4. Tata pememrintahan yang aspiratif dan partisipatis 5. Penyediaan data statistic yang andal dan berdaya guna tinggi 6. Perencanaan yang partisipatif yang akuntabel 7. Sinenrgi antara pemerintahan pusat, provinsi dan kab/kota, dan pembangunan lintas sector. Prioritas 3, Peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan Adapun Sasaran dan Indikator Sasaran Pembangunan untuk Prioritas 3 yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun adalah sebagai berikut : Tabel Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 3 pada RPJMD PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas 3: Meningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan SASARAN tingkat pendidikan integritas peserta didik pemerataan dan kualitas pendidikan daya saing lulusan pendidikan menengah untuk masuk perguruan tinggi atau pasar kerja minat baca dan budaya membaca Meningkatannya fungsi penelitian dan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi SATUAN Indeks tahun tahun Skor KINERJA INDIKATOR Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Harapan lama sekolah Rata-rata lama sekolah Indeks Integritas siswa % APK PAUD % APM SD/SDLB/Paket A/MI % APM SMP/ /MTs/ SMPLB/ Paket B % APM SMA/SMK/MA/ SMALB/ Paket C % Angka Tidak Melanjutkan dari SMP ke Sekolah Menengah % Angka Putus SMA % Angka Putus SMK % Lulusan Sekolah Menengah yang diterima di Perguruan Tinggi % Lulusan SMK yang diterima di dunia usaha dan industri (DUDI) Rata-rata kenaikan Kenaikan Kunjungan perpustakaan % Penerapan hasil penelitian dan pengembangan dalam kebijakan pembangunan Laporan Kinerja Bappeda

66 Terdapat 6 (enam) sasaran pembangunan dan 15 (lima belas) indikator kinerja yang terdapat dalam prioritas Peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Rentra SKPD Pada Priorotas 3 terdapat 6 (enam) sasaran pembangunan dan 15 (lima belas) Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 7 (tujuh) sasaran SKPD dan 26 (dua puluh enam) indikator kinerja sasaran. Dari 15 indikator kinerja pembangunan yang tercantum dalam dokumen RPJMD terdapat 2 (dua) indikator yang secara nomenklatur tidak tertulis dengan jelas di sasaran SKPD yakni Indikator Indeks Pembangunan Manusia dan Indikator Harapan lamak Sekolah, hal ini dikarenakan dua indikator tersebut memiliki skala indikator Tingkat Provinsi dan Bukan SKPD, namun penjabarannya tingkat indikatornya ke yang lebih kecil (leveling) secara substnasi telah terakomodir, selain itu juga terdapat 3 (tiga) indikator kinerja pembangunan dalam RPJMD yangtidak tertulis dengan jelas di indikator kinerja SKPD yakni APK PAUD, APM SD/MI/SDLB/Paket A dan APM SMP/MTS/SMPLB/Paket B, hal ini dikarenakan pembatasan kewenangan SKPD (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) yang dengan adanya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah daerah membatasi kewenangan hanya pada pengelolaan pendidikan menengah. Namun penetapan Indikator tersebut pada dokumen RPJMD dikarenakan peran Gubernur selaku Wakil Pemerintah di Daerah yang juga bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengelolaan pendidikan yang diluar kewenangannya selaku Pemerintah Provinsi. Secara lebih rinci dapat dilihat sebagai berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 3 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RPJMD dan Renstra SKPD Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA SKPD Indeks Pembangunan Manusia tingkat pendidikan (IPM) Laporan Kinerja Bappeda

67 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA SKPD integritas peserta didik pemerataan dan kualitas pendidikan Harapan lama sekolah Rata-rata lama sekolah Meningkatkan Rata-rata lama Dinas Pendidikan dan Akses dan Pemerataan Pendidikan Menengah sekolah Dikmen Kebudayaan Indeks Integritas siswa APK PAUD APM SD/SDLB/Paket A/MI APM SMP/ /MTs/ SMPLB/ Paket B APM SMA/SMK/MA/ SMALB/ Paket C Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Menengah Meningkatkan penumbuhan budi pekerti dan pendidikan karakter Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pendidikan Sekolah Menengah Terakreditasi minimal B Indek Integritas Siswa Terimplementasik annya Pergub No 73 tahun 2010 tentang pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah sumatera barat Terlaksananya Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tersusunnya Dinas Pendidikan dan program kerja dan Kebudayaan pelaksanaan pengembangan pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan Indek Itregritas Dinas Pendidikan dan Siswa Kebudayaan Peningkatan Pemahaman dan Penetapan Nilainilai Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sekolah Dinas Pendidikan dan Menengah dengan Kebudayaan sistim Boarding Scool yang Bernuasa Islami Sekolah Menengah yang Bernuansa Surau APK SMA/SMK/MA/S MALB/Paket C APM Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Laporan Kinerja Bappeda

68 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA SKPD Angka Tidak Melanjutkan dari SMP ke Sekolah Menengah Angka Putus SMA Angka Putus SMK Lulusan Sekolah Menengah daya saing lulusan yang diterima di Perguruan pendidikan Tinggi menengah untuk masuk perguruan tinggi atau pasar kerja minat baca dan budaya membaca Lulusan SMK yang diterima di dunia usaha dan industri (DUDI) Kenaikan Kunjungan perpustakaan Menengah Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Menengah minat dan budaya gemar membaca Bertambah dan terpeliharanya bahan pustaka dalam bentuk koleksi karya tulis dan karya cetak dan atau karya rekam Mewujudkan Perpustakaan Digital SMA/SMK/MA/S Kebudayaan MALB/Paket C Angka tidak melanjutkan dari SMP ke Sekolah Menengah Angka Putus Sekolah di SMA/SMK Peringkat UN di tingkat nasional Angka Kelulusan SMA/MA Lulusan sekolah menengah yang diterima di Perguruan Negeri Angka Kelulusan SMK Lulusan SMK yang diterima di Dunia Usaha dan Industri Jumlah kunjungan perpustakaan Jumlah Anggota Baru Jumlah Penambahan Koleksi Bahan Pustaka Jumlah Koleksi bahan pustaka yang terpelihara Jumlah Entrian Database Bahan Pustaka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Badan Perpustakaan dan Kerasipan Badan Perpustakaan dan Kerasipan Badan Perpustakaan dan Kerasipan Badan Perpustakaan dan Kerasipan Badan Perpustakaan dan Kerasipan Meningkatannya fungsi penelitian dan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi Penerapan hasil penelitian dan pengembangan dalam kebijakan pembangunan Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Persentase Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Ditindaklanjuti Dalam Pengembilan Kebijakan Pembangunan Bappeda 2. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Rentra SKPD dengan Renja SKPD Laporan Kinerja Bappeda

69 Pada Prioritas 3 terdapat 6 (enam) sasaran pembangunan dan 15 (lima belas) Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 7 (tujuh) sasaran SKPD dan 26 (dua puluh enam) indikator kinerja sasaran yang selanjutnya dijabarkan sesuai dengan tahun pentahapannya dilaksanakan dalam Renja SKPD Meskipun dalam penyusunan dan penetapan Renja SKPD Tahun 2017 (Mei 2016) lebih dahulu daripada penetapan Rensta SKPD (September 2016) namun dalam pembahasannya Renja Tahun 2017 yang dilaksanakan pada tahun 2016 sudah mulai mengacu kepada UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah yang mengatur tentang kewenangan Pusat dan daerah dan konsep rancangan awal RPJMD (yang mengacu kepada Rancangan Teknokratik RPJMD) sehingga kesesuian sasaran dan indikator sasaran sesuai dengan pentahapannya tahun 2017 sudah sama, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 3 Renstra dengan Renja SKPD Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SKPD SASARAN INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pendidikan Menengah Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Menengah Rata-rata lama sekolah Dikmen Sekolah Menengah Terakreditasi minimal B Indek Integritas Siswa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pendidikan Menengah Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Menengah Rata-rata lama sekolah Dikmen Sekolah Menengah Terakreditasi minimal B Indek Integritas Siswa Meningkatkan penumbuhan budi pekerti dan pendidikan karakter Terimplementasik annya Pergub No 73 tahun 2010 tentang pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah sumatera barat Terlaksananya Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Meningkatkan penumbuhan budi pekerti dan pendidikan karakter Terimplementasikannya Pergub No 73 tahun 2010 tentang pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah sumatera barat Terlaksananya Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi Laporan Kinerja Bappeda

70 Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SKPD SASARAN INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pendidikan Menengah Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Menengah minat dan budaya gemar membaca penumbuhan budi pekerti Tersusunnya Dinas Pendidikan dan program kerja dan Kebudayaan pelaksanaan pengembangan pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan Indek Itregritas Dinas Pendidikan dan Siswa Peningkatan Pemahaman dan Penetapan Nilainilai Budaya Sekolah Menengah dengan sistim Boarding Scool yang Bernuasa Islami Sekolah Menengah yang Bernuansa Surau APK SMA/SMK/MA/S MALB/Paket C APM SMA/SMK/MA/S MALB/Paket C Angka tidak melanjutkan dari SMP ke Sekolah Menengah Angka Putus Sekolah di SMA/SMK Peringkat UN di tingkat nasional Angka Kelulusan SMA/MA Lulusan sekolah menengah yang diterima di Perguruan Negeri Angka Kelulusan SMK Lulusan SMK yang diterima di Dunia Usaha dan Industri Jumlah kunjungan perpustakaan Jumlah Anggota Baru Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Badan Perpustakaan dan Kerasipan Badan Perpustakaan dan Kerasipan Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pendidikan Menengah Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Menengah minat dan budaya gemar membaca pekerti Tersusunnya program kerja dan pelaksanaan pengembangan pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan Indek Itregritas Siswa Peningkatan Pemahaman dan Penetapan Nilai-nilai Budaya Sekolah Menengah dengan sistim Boarding Scool yang Bernuasa Islami Sekolah Menengah yang Bernuansa Surau APK SMA/SMK/MA/SMAL B/Paket C APM SMA/SMK/MA/SMAL B/Paket C Angka tidak melanjutkan dari SMP ke Sekolah Menengah Angka Putus Sekolah di SMA/SMK Peringkat UN di tingkat nasional Angka Kelulusan SMA/MA Lulusan sekolah menengah yang diterima di Perguruan Negeri Angka Kelulusan SMK Lulusan SMK yang diterima di Dunia Usaha dan Industri Jumlah kunjungan perpustakaan Jumlah Anggota Baru Laporan Kinerja Bappeda

71 Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SKPD SASARAN INDIKATOR KINERJA Bertambah dan terpeliharanya bahan pustaka dalam bentuk koleksi karya tulis dan karya cetak dan atau karya rekam Mewujudkan Perpustakaan Digital Jumlah Penambahan Koleksi Bahan Pustaka Jumlah Koleksi bahan pustaka yang terpelihara Jumlah Entrian Database Bahan Pustaka Badan Perpustakaan dan Kerasipan Badan Perpustakaan dan Kerasipan Badan Perpustakaan dan Kerasipan Bertambah dan terpeliharanya bahan pustaka dalam bentuk koleksi karya tulis dan karya cetak dan atau karya rekam Mewujudkan Perpustakaan Digital Jumlah Penambahan Koleksi Bahan Pustaka Jumlah Koleksi bahan pustaka yang terpelihara Jumlah Entrian Database Bahan Pustaka Persentase Hasil Fungsi Penelitian dan Penelitian dan Pengembangan Pengembangan yang serta Ditindaklanjuti Penerapan Dalam Ilmu Pengembilan Pengetahuan Kebijakan dan Teknologi Pembangunan Bappeda Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Persentase Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Ditindaklanjuti Dalam Pengembilan Kebijakan Pembangunan 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Pada Prioritas 3 terdapat 6 (enam) sasaran pembangunan dan 15 (lima belas) Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD yang kemudian juga ditetapkan menjadi sasaran pembagunan untuk Tahun 2017 yang tercantum dalam dokumen RPKD, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 3 RPJMD dengan RKPD RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN tingkat pendidikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Harapan lama sekolah Rata-rata lama sekolah integritas Indeks Integritas siswa peserta didik APK PAUD pemerataan dan kualitas APM SD/SDLB/Paket A/MI pendidikan tingkat pendidikan integritas peserta didik pemerataan dan kualitas pendidikan INDIKATOR KINERJA Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Harapan lama sekolah Rata-rata lama sekolah Indeks Integritas siswa APK PAUD APM SD/SDLB/Paket A/MI Laporan Kinerja Bappeda

72 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN daya saing lulusan pendidikan menengah untuk masuk perguruan tinggi atau pasar kerja minat baca dan budaya membaca APM SMP/ /MTs/ SMPLB/ Paket B APM SMA/SMK/MA/ SMALB/ Paket C Angka Tidak Melanjutkan dari SMP ke Sekolah Menengah Angka Putus SMA Angka Putus SMK Lulusan Sekolah Menengah yang diterima di Perguruan Tinggi Lulusan SMK yang diterima di dunia usaha dan industri (DUDI) Kenaikan Kunjungan perpustakaan daya saing lulusan pendidikan menengah untuk masuk perguruan tinggi atau pasar kerja minat baca dan budaya membaca INDIKATOR KINERJA APM SMP/ /MTs/ SMPLB/ Paket B APM SMA/SMK/MA/ SMALB/ Paket C Angka Tidak Melanjutkan dari SMP ke Sekolah Menengah Angka Putus SMA Angka Putus SMK Lulusan Sekolah Menengah yang diterima di Perguruan Tinggi Lulusan SMK yang diterima di dunia usaha dan industri (DUDI) Kenaikan Kunjungan perpustakaan Meningkatannya fungsi penelitian dan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi Penerapan hasil penelitian dan pengembangan dalam kebijakan pembangunan Meningkatannya fungsi penelitian dan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi Penerapan hasil penelitian dan pengembangan dalam kebijakan pembangunan 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Kesesuain sasaran dan indicator sasaran pada RKPD, diarahkan pada : 1) Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan perintisan wajib belajar 12 tahun; 2) Peningkatan standar pendidikan untuk menghasilkan lulusan berkarakter yang memenuhi tuntutan persyaratan melanjutkan pendidikan atau dapat menciptakan lapangan kerja. Sasaran prioritas ini adalah : 1) angka pertisipasi kasar dan angka partisipasi murni (PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK), 2) SDM yang berkarakter. Pada KUA PPAS Prioritas ini diarahkan pada penuntasan wajib belajar 9 tahun, perintisan wajib belajar 12 tahun, dan peningkatan standar pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi tuntutan persyaratan lapangan kerja dan atau dapat menciptakan lapangan kerja. Dengan prioritas tersebut diharapkan akan Laporan Kinerja Bappeda

73 dicapai : 10 Penuntasan wajib belajar 9 tahun, 2) Perintisan wajib belajar 12 tahun, 3) Peningkatan angka partisipasi pendidikan, 4) Pelaksanaan pola pendidikan berkarakter dan berkualitas. Prioritas 4, Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Adapun Sasaran dan Indikator Sasaran Pembangunan untuk Prioritas 4 yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun adalah sebagai berikut : Tabel Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 4 pada RPJMD PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Pioritas 4 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat SASARAN derajat kesehatan masyarakat secara merata kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana kapasitas pemuda dan kepemimpinan pemuda dalam pembangunan Pembangunan Gender dan Pemberdayaan Gender serta Pemenuhan terhadap Hak Anak SATUAN Tahun KINERJA INDIKATOR Angka harapan hidup % Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia Subur (WUS) usia tahun % CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) % Unmet need (Kebutuhan Ber KB) % LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) % Organisasi Kepemudaan yang aktif Indeks Indeks Kab/Kota Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Terdapat 4 (empat ) sasaran pembangunan dan 9 (sembilan) indikator kinerja yang terdapat dalam prioritas Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Rentra SKPD Pada Prioritas 4 terdapat Terdapat 4 (empat ) sasaran pembangunan dan 9 (sembilan) indikator kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 13 (tiga belas) sasaran SKPD dan 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja sasaran. Secara lebih rinci dapat dilihat sebagai berikut: Laporan Kinerja Bappeda

74 Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 4 RPJMD dan Renstra SKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renstra SKPD Provinsi Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN derajat kesehatan masyarakat secara merata Angka harapan hidup jumlah, jenis, mutu dan pemerataan SDM Kesehatan INDIKATOR KINERJA SKPD Jumlah Tenaga Dinas Kesehatan kesehatan yang mendapat sertifikat pelatihan terakreditasi Meningkatya Persentase Perilaku Hidup Kab/Kota yang Sehat di memiliki masyarakat Kebijakan PHBS Kesehatan Ibu dan Anak Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Angka Kematian Bayi (per Kelahiran Hidup) Menurunkan Prevalensi Gizi Prevalensi Kurang (Berat kekurangan Badan per Tinggi gizi pada anak Badan) balita pengawasan dan penyehatan kualitas lingkungan Sarana Air Minum yang dilakukan Pengawasan Persentase Rumah Sakit di Provinsi yang melakukan pengolahan limbah medis sesuai standar Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan Persentase ketersediaan, ketersedian obat keterjangkauan dan vaksin di dan mutu obat pelayanan dan vaksin kesehatan dasar mutu pelayanan kesehatan Jumlah Puskesmas yang terakreditasi minimal 1 per Kecamatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Laporan Kinerja Bappeda

75 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia Subur (WUS) usia tahun CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) Renstra SKPD Provinsi Tahun INDIKATOR KINERJA sesuai standar Jumlah Rumah Sakit Pemerintah yang terakreditasi minimal 1 per Kab/Kota Meningkatkan upaya pengendalian penyakit tidak menular Meningkatkny a cakupan pelayanan kesehatan Program Jaminan Kesehatan Sumbar Sakato kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan dan keluarga berencana Persentase anak usia 0 sampai 18 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap Jumlah Kabupaten/Kota dengan API <1 per 1000 penduduk Persentase Kabupaten/Kota dengan IR DBD <49 per penduduk Persentase Kabupate/Kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB Paru BTA Positif (Success Rate) Persentase angka kasus HIV yang diobati Persentase Puskesmas menyelenggarakan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Terpadu Persentase RSUD Rujukan Regional yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Jiwa/Psikiatri Persentase Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional BPJS Kesehatan Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia Subur (WUS) usia tahun CPR (Prevalensi Pemakaian Alat SKPD Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Laporan Kinerja Bappeda

76 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN kapasitas pemuda dan kepemimpinan pemuda dalam pembangunan Pembangunan Gender dan Pemberdayaan Gender serta Pemenuhan terhadap Hak Anak Unmet need (Kebutuhan Ber KB) LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) Organisasi Kepemudaan yang aktif Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Renstra SKPD Provinsi Tahun fasilitasi kepemimpinan pemuda kesetaraan dan keadilan gender serta pemberdayaan perempuan pemenuhan hak anak dan perlindungan anak INDIKATOR KINERJA Kontrasepsi) Unmet need (Kebutuhan Ber KB) LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) ASFR (Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur) Tahun SKPD Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Kehamilan yang Badan Pemberdayaan tidak di inginkan Perempuan Dan Kb dari WUS (15-19 tahun Jumlah organisasi pemuda yang aktif Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Persentase organisasi perempuan aktif yang Persentase SKPD yang menerapkan anggaran berbasis gender Dinas Pemuda dan Olahraga Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Kabupaten/Kota Badan Pemberdayaan Layak Anak Perempuan Dan Kb (KLA) 2. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Rentra SKPD dengan Renja SKPD Pada Prioritas 4 terdapat Terdapat 4 (empat ) sasaran pembangunan dan 9 (sembilan) indikator kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 13 (tiga belas) sasaran SKPD dan 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja sasaran yang selanjutnya dijabarkan sesuai dengan tahun pentahapannya dilaksanakan dalam Renja SKPD Meskipun Laporan Kinerja Bappeda

77 dalam penyusunan dan penetapan Renja SKPD Tahun 2017 (Mei 2016) lebih dahulu daripada penetapan Renstra SKPD (September 2016) namun dalam pembahasannya Renja Tahun 2017 yang dilaksanakan pada tahun 2016 sudah mulai mengacu kepada UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah yang mengatur tentang kewenangan Pusat dan daerah dan konsep rancangan awal RPJMD (yang mengacu kepada Rancangan Teknokratik RPJMD) sehingga kesesuian sasaran dan indikator sasaran sesuai dengan pentahapannya tahun 2017 sudah sama, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 4 Renstra dengan Renja SKPD Renstra SKPD Provinsi Tahun Renja SKPD Provinsi Tahun 2017 SASARAN jumlah, jenis, mutu dan pemerataan SDM Kesehatan Meningkatya Perilaku Hidup Sehat di masyarakat Kesehatan Ibu dan Anak Menurunkan Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita pengawasan dan penyehatan kualitas lingkungan INDIKATOR KINERJA Jumlah Tenaga kesehatan yang mendapat sertifikat pelatihan terakreditasi Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Angka Kematian Bayi (per Kelahiran Hidup) Prevalensi Gizi Kurang (Berat Badan per Tinggi Badan) Sarana Air Minum yang dilakukan Pengawasan Persentase Rumah Sakit di Provinsi yang melakukan pengolahan limbah medis SKPD SASARAN Dinas Kesehatan jumlah, jenis, mutu dan pemerataan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Meningkatya Perilaku Hidup Sehat di masyarakat Dinas Kesehatan Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Menurunkan Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita Dinas Kesehatan pengawasan dan penyehatan kualitas lingkungan Dinas Kesehatan INDIKATOR KINERJA Jumlah Tenaga kesehatan yang mendapat sertifikat pelatihan terakreditasi Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Angka Kematian Bayi (per Kelahiran Hidup) Prevalensi Gizi Kurang (Berat Badan per Tinggi Badan) Sarana Air Minum yang dilakukan Pengawasan Persentase Rumah Sakit di Provinsi yang melakukan pengolahan limbah medis sesuai standar Laporan Kinerja Bappeda

78 Renstra SKPD Provinsi Tahun Renja SKPD Provinsi Tahun 2017 SASARAN ketersediaan, keterjangkauan dan mutu obat dan vaksin mutu pelayanan kesehatan sesuai standar Meningkatkan upaya pengendalian penyakit tidak menular INDIKATOR KINERJA sesuai standar Jumlah Kabupaten/Kot a yang menyelenggara kan tatanan kawasan sehat Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan Persentase ketersedian obat dan vaksin di pelayanan kesehatan dasar Jumlah Puskesmas yang terakreditasi minimal 1 per Kecamatan Jumlah Rumah Sakit Pemerintah yang terakreditasi minimal 1 per Kab/Kota Persentase anak usia 0 sampai 18 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap Jumlah Kabupaten/Kot a dengan API <1 per 1000 penduduk Persentase Kabupaten/Kot a dengan IR DBD <49 per penduduk Persentase Kabupate/Kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB Paru BTA Positif (Success Rate) SKPD Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan SASARAN Dinas Kesehatan ketersediaan, keterjangkauan dan mutu obat dan vaksin Dinas Kesehatan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Meningkatkan upaya pengendalian penyakit tidak menular Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan INDIKATOR KINERJA Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan Persentase ketersedian obat dan vaksin di pelayanan kesehatan dasar Jumlah Puskesmas yang terakreditasi minimal 1 per Kecamatan Jumlah Rumah Sakit Pemerintah yang terakreditasi minimal 1 per Kab/Kota Persentase anak usia 0 sampai 18 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap Jumlah Kabupaten/Kota dengan API <1 per 1000 penduduk Persentase Kabupaten/Kota dengan IR DBD <49 per penduduk Persentase Kabupate/Kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB Paru BTA Positif (Success Rate) Laporan Kinerja Bappeda

79 Renstra SKPD Provinsi Tahun Renja SKPD Provinsi Tahun 2017 SASARAN Meningkatknya cakupan pelayanan kesehatan Program Jaminan Kesehatan Sumbar Sakato INDIKATOR KINERJA Persentase angka kasus HIV yang diobati Persentase Puskesmas menyelenggara kan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Terpadu Persentase RSUD Rujukan Regional yang menyelenggara kan Pelayanan Kesehatan Jiwa/Psikiatri Persentase Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional BPJS Kesehatan SKPD Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan SASARAN Dinas Kesehatan Meningkatknya cakupan pelayanan kesehatan Program Jaminan Kesehatan Sumbar Sakato INDIKATOR KINERJA Persentase angka kasus HIV yang diobati Persentase Puskesmas menyelenggarakan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Terpadu Persentase RSUD Rujukan Regional yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Jiwa/Psikiatri Persentase Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional BPJS Kesehatan kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan dan keluarga berencana fasilitasi Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia Subur (WUS) usia tahun CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) Unmet need (Kebutuhan Ber KB) LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) ASFR (Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur) Tahun Kehamilan yang tidak di inginkan dari WUS (15-19 tahun Jumlah organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Dinas Pemuda dan Olahraga kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan dan keluarga berencana Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia Subur (WUS) usia tahun CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) Unmet need (Kebutuhan Ber KB) LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) ASFR (Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur) Tahun Kehamilan yang tidak di inginkan dari WUS (15-19 tahun fasilitasi Jumlah organisasi kepemimpinan pemuda pemuda yang aktif Laporan Kinerja Bappeda

80 Renstra SKPD Provinsi Tahun Renja SKPD Provinsi Tahun 2017 SASARAN kepemimpinan pemuda INDIKATOR KINERJA pemuda yang aktif SKPD SASARAN INDIKATOR KINERJA kesetaraan dan keadilan gender serta pemberdayaan perempuan pemenuhan hak anak dan perlindungan anak Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Persentase organisasi perempuan yang aktif Persentase SKPD yang menerapkan anggaran berbasis gender Kabupaten/Kot a Layak Anak (KLA) Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Kb kesetaraan dan keadilan gender serta pemberdayaan perempuan pemenuhan hak anak dan perlindungan anak Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Persentase organisasi perempuan yang aktif Persentase SKPD yang menerapkan anggaran berbasis gender Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Pada Prioritas 4 terdapat Terdapat 4 (empat ) sasaran pembangunan dan 9 (sembilan) indikator kinerja dalam dokumen RPJMD yang kemudian juga ditetapkan menjadi sasaran pembangunan untuk Tahun 2017 yang tercantum dalam dokumen RPKD, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 4 RPJMD dengan RKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA derajat kesehatan masyarakat secara merata kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana Angka harapan hidup Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia Subur (WUS) usia tahun CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) Unmet need (Kebutuhan Ber KB) derajat Angka harapan hidup kesehatan masyarakat secara merata kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia Subur (WUS) usia tahun CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) Unmet need (Kebutuhan Ber KB) Laporan Kinerja Bappeda

81 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) Organisasi Kepemudaan kapasitas pemuda dan yang aktif kepemimpinan pemuda dalam pembangunan Pembangunan Gender dan Pemberdayaan Gender serta Pemenuhan terhadap Hak Anak Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) kapasitas pemuda dan kepemimpinan pemuda dalam pembangunan Pembangunan Gender dan Pemberdayaan Gender serta Pemenuhan terhadap Hak Anak LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) Organisasi Kepemudaan yang aktif Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Prioritas peningkatan derajat kesehatan masyarakat pada RKPD diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan berkecukupan gizi masyarakat yang sehat. Sasaran yang akan dicapai adalah : 1) Menurunnya persentase gizi kurang, 2) Menurunnya penyakit menular, 3) Menurunnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi, 4) prilaku hidup bersih dan sehat, 5) Menurunnya laju pertumbuhan penduduk, 6) kualitas dan peranan perempuan dalam pembangunan. Sedangkan pada KUA PPAS prioritas ini diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan berkecukupan gizi, dengan prioritas ini diharapkan akan dicapai : 1) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, 2) Peningkatan angka harapan hidup, 3) Penurunan tingkat kematian ibu melahirkan, 4) Menurunnya tingkat kematian bayi, 5) Penurunan persentase masyarakat kurang gizi, 6) Peningkatan pola hidup bersih dan sehat, 7) Peningkatan layanan rumah sakit dengan standar pelayanan yang terakreditasi baik. Prioritas 5. Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra dijelaskan sebagai berikut: a. Sasaran Prioritas 5 (Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis) dalam RPJMD ditetapkan 3 sasaran yaitu (1) ketahanan dan keragaman konsumsi pangan Laporan Kinerja Bappeda

82 dengan indikator Skor Pola Pangan Harapan 83 % dan Persentase peningkatan produksi 5,59 %: (2) usaha pertanian dengan sistem agribisnis, dengan indikator Peningkatan Kawasan Sentra Produksi (KSP) 119 kawasan dan Peningkatan Kawasan Agribisnis 6 kawasan; dan (3) Kesejahteraan Petani dan Nelayan dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP) 106,15 b. Ke-3 sasaran dalam dokumen RPJMD tersebut diakomodir dan dikembangkan/dijabarkan oleh masing-masing OPD melalui Restra OPD seperti Pertanian dengan 11 sasaran, perkebunan dengan 10 sasaran, Peternakan 5 sasaran, Badan Ketahanan Pangan 5 sasaran dan Bakorluh dengan 4 sasaran, dengan demikian persentase kesesuaian sasaran dalam RPJMD dengan Restra OPD adalah 97 %. c. Terkait dengan indikator sasaran dari ke-3 sasaran dalam dokumen RPJMD tersebut diakomodir oleh masing-masing OPD dan menetapkannya sebagai indikator Kinerja yang ingin dicapai selama kurun waktu dengan perincian Dinas Pertanian sebanyak 17 indikator, Dinas Perkebunan sebanyak 19 indikator, Dinas Peternakan sebanyak 7 indikator, Badan Ketahanan Pangan sebanyak 9 indikator dan Bakorluh sebanyak 8 indikator, dengan demikian persentase kesesuaian indikator sasaran dalam RPJMD dengan indikator dalam Restra OPD adalah 97 %. d. Berikut ini digambarkan sasaran dan indikator sasaran dari Prioritas 5 (Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis) sebagai berikut : Tabel Persentase Kesesuaian Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 5 No. Uraian Sasaran Indikator Sasaran Persentase kesesuaian 1. RPJMD % 2. Renstra OPD 1. Pertanian Perkebunan BKP Dinas Peternakan Bakorluh 4 8 Laporan Kinerja Bappeda

83 2. Alat Ukur kedua adalah Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Renstra dan Renja dijelaskan sebagai berikut: a. Dalam dokumen RPJMD terkait dengan prioritas 5 (Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis) telah ditetapkan 3 sasaran utama sebagai IKU Kepala Daerah, 11 strategi, dan 33 arah kebijakan, 5 indikator kinerja, serta 9 program pembangunan daerah. b. Sasaran dalam dokumen RPJMD sebanyak 3 sasaran diakomodir dan dikembangkan/dijabarkan oleh OPD Dinas Kelautan dan Perikanan melalui Restra OPD dan Renja OPD dengan 6 sasaran, dengan demikian persentase kesesuaian sasaran dalam Restra OPD dan Renja OPD adalah 100 %. c. Ke-3 sasaran dalam dokumen RPJMD tersebut diakomodir dan dikembangkan/dijabarkan oleh masing-masing OPD melalui Restra OPD dan Renja OPD, seperti Pertanian dengan 17 indikator sasaran, perkebunan dengan 10 sasaran 19 indikator sasaran, Peternakan 9 indikator sasaran, Badan Ketahanan Pangan 7 indikator sasaran dan Bakorluh dengan 8 indiaktor, dengan demikian persentase kesesuaian indikator sasaran dalam Restra OPD dengan Renja OPD adalah 100 %. 3. Alat Ukur Ketiga adalah Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Sasaran Prioritas 5 (Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis) dalam RPJMD ditetapkan 3 sasaran yaitu (1) ketahanan dan keragaman konsumsi pangan dengan indikator Skor Pola Pangan Harapan 83 % dan Persentase peningkatan produksi 5,59 %: (2) usaha pertanian dengan sistem agribisnis, dengan indikator Peningkatan Kawasan Sentra Produksi (KSP) 119 kawasan dan Peningkatan Kawasan Agribisnis 6 kawasan; dan (3) Kesejahteraan Petani dan Nelayan dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP) 106,15 b. Ke-3 sasaran pada prioritas 5. Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis tersebut sudah diakomodir dalam RKPD mengacu pada Renstra OPD. Pada dokumen Laporan Kinerja Bappeda

84 RPJMD Sasaran Prioritas 5. Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis adalah 3 sasaran. Sasaran ini dikembangkan/dijabarkan oleh masing-masing OPD melalui Restra OPD seperti Pertanian dengan 11 sasaran, perkebunan dengan 10 sasaran, Peternakan 5 sasaran, Badan Ketahanan Pangan 5 sasaran dan Bakorluh dengan 4 sasaran, dengan demikian persentase kesesuaian sasaran dalam RPJMD dengan RKPD adalah mencapai 100 %. c. Untuk indikator Sasaran dalam dokumen RPJMD diakomodir dan dikembangkan/dijabarkan melalui RKPD mengacu kepada Restra OPD. Pada dokumen RPJMD indikator Sasaran Prioritas 5 (Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan) adalah 5 indikator sasaran. Indikator Sasaran ini dikembangkan/dijabarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan menjadi 11 indikator sasaran, dengan demikian persentase kesesuaian indikator sasaran dalam RPJMD dengan RKPD adalah 100 %. d. Terkait dengan indikator sasaran dari ke-3 sasaran dalam dokumen RPJMD tersebut diakomodir oleh masing-masing OPD dengan perincian Dinas Pertanian sebanyak 17 indikator, Dinas Perkebunan sebanyak 19 indikator, Dinas Peternakan sebanyak 7 indikator, Badan Ketahanan Pangan sebanyak 9 indikator dan Bakorluh sebanyak 8 indikator, dengan demikian persentase kesesuaian indikator sasaran dalam RPJMD dengan indikator dalam RKPD adalah 100 %. 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Pada RKPD sasaran prioritas ini diarahkan pada : 1) Pengembangan distribusi pangan, 2) Peningkatan mutu dan keamanan pangan, 3) Pengembangan kawasan sentra produksi dan kawasan agribisnis, 4) Pengembangan agro industry pedesaan, 5) Peningkatan kapasitas teknologi, 6) Penumbuhan dan pengembangan nagari mandiri benih dan bibit, pangan serta organic, 7) Penguatan kelompok tani, kelembagaan LKMA, 8) sekolah lapang kedaulatan pangan, 9) peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan penyuluhan, 10) penerapan GAP, GHP, GMP, 11) Standarisasi dan sertifikasi pruduk pertanian, 12) Penguatan dan perbaikan teknologi produksi dari hulu sampai hilir, 13) Laporan Kinerja Bappeda

85 pengembangan atau penerapan standar jaminan mutu komoditas pertanian dan standar jaminan mutu pada penanganan pruduk segar dan produk olahan pertanian, serta pada komoditas prospektif ekspor, 14) peningkatan sarana dan prasarana budidaya dan pengolahan hasil, 15) peningkatan nilai tambah dan diversifikasi pengolahan hasil, 16) peningkatan produksi dan produktifitas komoditi unggulan,17) peningkatan kemitraan, 18) peningkatan dan perluasan jaringan pemasaran. Sedangkan KUA PPAS prioritas ini diarahkan pada pengembangan dan peningkatan produksi pangan untuk menunjang kebijakan nasional dibidang kedaulatan pangan serta mengembangkan system agribisnis dalam pembangunan pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, peternakan, dan perkebunan) yang dapat memberikan nilai tambah (added value) tinggi, sehingga masyarakat dapat menikmati tingkat keuntungan yang tinggi dari gabungan hasil usaha pertaniannya melalui berbagai komoditi unggulan. Dengan prioritas tersebut diharapakan dapat dicapai: 1) peningkatan ketahanan dan keragaman konsumsi pangan, 2) penegmbangan kawasan sentra produksi pertanian, 3) pengembangan agroindustri dan agribisnis sesuai potensi daerah, 4) sumatera barat sebagai salah satu provinsi penghasil pangan nasional, 5) penerapan teknologi pertanian tepat guna, 6) peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian, 7) pola pembangunan pertanian berbasis kawasan dan berbasis komoditi unggulan. Prioritas 6: Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi, UMKM, dan Peningkatan Investasi Adapun Sasaran dan Indikator Sasaran Pembangunan untuk Prioritas 6 yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun adalah sebagai berikut : Tabel Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 6 pada RPJMD PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas 6: Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi, UMKM, dan Peningkatan SASARAN pemerataan dan pertumbuhan ekonomi serta daya saing daerah SATUAN KINERJA INDIKATOR % Pertumbuhan ekonomi Rp.Triliun investasi % Peningkatan Nilai Ekspor Rp.Juta PDRB per Kapita Laporan Kinerja Bappeda

86 Investasi Indeks Gini kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara % Nusantara % Mancanegara Terdapat 2 (enam) sasaran pembangunan dan 7 (tujuh) indikator kinerja yang terdapat dalam prioritas Peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Rentra SKPD Pada Priorotas 6 terdapat 2 (enam)sasaran pembangunan dan 7 (tujuh) Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 7 (tujuh) sasaran SKPD dan 23 (dua puluh tiga) indikator kinerja sasaran Dari 7 indikator kinerja pembangunan yang tercantum dalam dokumen RPJMD terdapat 3 (tiga) indikator yang secara nomenklatur tidak tertulis dengan jelas di sasaran SKPD yakni Indikator Pertumbuhan Ekonomi, PDRB per Kapita dan Indikator Indeks Gini, hal ini dikarenakan tiga indikator tersebut memiliki skala indikator Tingkat Provinsi dan Bukan SKPD, namun penjabarannya tingkat indikatornya ke yang lebih kecil secara substnasi telah terakomodir Secara lebih rinci dapat dilihat sebagai berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 6 RPJMD dan Renstra SKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA SKPD pemerataan dan pertumbuhan ekonomi serta daya saing daerah Pertumbuhan ekonomi investasi - - Lintas Perangkat Daerah Peningkatnya realisasi investasi di Sumatera Barat minat dan keinginan investor untuk menanamkan modalnya di Nilai Realisasi BKPM-PPT Investasi a. PMA BKPM-PPT b. PMDN BKPM-PPT Persentase izin BKPM-PPT penanaman modal Jumlah calon BKPM-PPT investor yang berminat serius Jumlah minat BKPM-PPT Laporan Kinerja Bappeda

87 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA Peningkatan Nilai Ekspor Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR SKPD KINERJA Sumatera Barat Meningkanya kualitas pelayanan satu pintu kualitas pelayanan satu pintu Peningkatan kinerja perdagangan luar negeri investasi berdasarkan izin prinsip Persentase penyelsaian masalah penanaman modal Persentase perizinan yang diberikan tepat waktu Indes Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai ekspor bersih perdagangan US $ juta BKPM BKPM BKPM Perindag Jumlah sertifikasi produk yang diterbitkan (SM) Perindag Peningkatan kinerja perdagangan dalam negeri dan perlindungan konsumen Persentase Peningkatan omset pasar rakyat (%) Persentase Persentase pasar rakyat yang berkondisi baik Perindag Perindag Persentase Perindag kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%) PDRB per Kapita - Lintas Perangkat Daerah Indeks Gini - - Lintas Laporan Kinerja Bappeda

88 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara (IKU) : - Kunjungan Wisatawan Nusantara - Kunjungan Wisatawan Mancanegara Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR SKPD KINERJA jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara pemberdayaan pelaku usaha pariwisata dan pelaku usaha ekonomi kreatif kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif kualitas destinasi wisata Sumbar Persentase Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara Persentase Peningkatan kunjungan wisatawan nusantara Perangkat Daerah Pariwisata Pariwisata Peningkatan Pariwisata pemberdayaan (omset/modal/t enaga kerja) pelaku ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya Peningkatan Pariwisata pemberdayaan (omset/modal/t enaga kerja) pelaku ekonomi kreatif berbasis media, desain dan IPTEK Jumlahctenaga Pariwisata kerja pariwisata yang memiliki sertifikat profesi Jumlah SDM Pariwisata ekraf berbasis Seni dan Budaya yang meningkat kompetensinya Jumlah SDM Pariwisata ekraf berbasis Media, Desain dan Ipek yang meningkat kompetensinya Jumlah Pariwisata destinasi wisata yang berkembang Terlaksananya Pariwisata Kerjasama Pembangunan Destinasi Pariwisata Kab/ Kota (Tindak Laporan Kinerja Bappeda

89 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR KINERJA Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN INDIKATOR SKPD KINERJA lanjut MOU) Terlaksananya Peduliwisata award Pariwisata 2. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Renstra SKPD dengan Renja SKPD Pada Prioriotas 6 terdapat 2 (dua) sasaran pembangunan dan 7 Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan kedalam sasaran Renstra SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD yang selanjutnya dijabarkan dalam Renja SKPD Meskipun dalam penyusunan dan penetapan Renja SKPD Tahun 2017 (Mei 2016) lebih dahulu daripada penetapan Rensta SKPD (September 2016) namun dalam pembahasannya Renja Tahun 2017 yang dilaksanakan pada tahun 2016 sudah mulai mengacu kepada UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah yang mengatur tentang kewenangan Pusat dan daerah sehingga kesesuian sasaran dan indikator sasaran sesuai dengan pentahapannya tahun 2017 sudah sama, sebagaimana terlihat pada tabel beriku: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 6 Antara Renstra dengan Renja SKPD Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA Peningkatnya Nilai Realisasi realisasi investasi di Investasi Sumatera Barat Peningkatan kinerja perdagangan luarnegeri SKPD SASARAN INDIKATOR KINERJA BKPM-PPT Peningkatnya Nilai Realisasi realisasi investasi Investasi di Sumatera Barat a. PMA BKPM-PPT b. PMA c. PMDN BKPM-PPT d. PMDN Persentase izin penanaman modal BKPM-PPT Nilai ekspor bersih perdagangan (US $ juta) Perindag Peningkatan kinerja perdagangan luar negeri Persentase izin penanaman modal Nilai ekspor bersih perdagangan (US $ juta) Jumlah sertifikasi produk yang diterbitkan (SM) Perindag Jumlah sertifikasi produk yang diterbitkan Laporan Kinerja Bappeda

90 Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA SKPD SASARAN INDIKATOR KINERJA (SM) Peningkatan kinerja perdagangan dalam negeri dan perlindungan konsumen Persentase Peningkatan omset pasar rakyat (%) Persentase Persentase pasar rakyat yang berkondisi baik (%) Perindag Perindag Peningkatan kinerja perdagangan dalamr negeri dan perlindungan konsumen Persentase Peningkatan omset pasar rakyat (%) Persentase pasar rakyat yang berkondisi baik Persentase kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%) Perindag Persentase kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%) jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara pemberdayaan pelaku usaha pariwisata dan pelaku usaha ekonomi kreatif Meningkat nya kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif Persentase Pariwisata Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara Persentase Pariwisata Peningkatan kunjungan wisatawan nusantara Peningkatan Pariwisata pemberdayaan (omset/modal/tenaga kerja) pelaku ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya Peningka tan Pariwisata pemberda yaan (omset/modal/tenaga kerja) pelaku ekonomi kreatif berbasis media, desain dan IPTEK Jumlah tenaga kerja pariwisata yang memiliki sertifikat profesi Jumlah SDM ekraf berbasis Seni dan Budaya yang Pariwisata Pariwisata jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara pemberdayaan pelaku usaha pariwisata dan pelaku usaha ekonomi kreatif Meningkat nya kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif Persentase Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara Persentase Peningkatan kunjungan wisatawan nusantara Peningkatan pemberdayaan (omset/modal/t enaga kerja) pelaku ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya Peningka tan pemberda yaan (omset/modal/t enaga kerja) pelaku ekonomi kreatif berbasis media, desain dan IPTEK Peningka tan tenaga kerja pariwisata yang memiliki sertifikat profesi Peningka tan SDM ekraf berbasis Seni Laporan Kinerja Bappeda

91 Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN kualitas destinasi wisata Sumbar INDIKATOR KINERJA meningkat kompetensinya Jumlah SDM ekraf berbasis Media, Desain dan Ipek yang meningkat kompetensi nya Jumlah destinasi wisata yang berkem bang SKPD SASARAN INDIKATOR KINERJA dan Budaya yang meningkat kompetensinya Pariwisata Peningka tan SDM ekraf berbasis Media, Desain dan Ipek yang meningkat kompetensi nya Pariwisata Terlaksana nya Pariwisata Kerjasama Pembangunan Destinasi Pariwisata Kab/ Kota (Tindak lanjut MOU) Terlaksana nya Peduli wisata award Pariwisata kualitas destinasi wisata Sumbar Jumlah destinasi wisata yang berkem bang Jumlah Kerjasama Pembangunan Destinasi Pariwisata Kab/ Kota (Tindak lanjut MOU) Terlaksana nya Peduli wisata award 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Pada Prioritas 6 terdapat 2 (dua) sasaran pembangunan dan 7 (tujuh) Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD yang kemudian juga ditetapkan menjadi sasaran pembangunan untuk Tahun 2017 yang tercantum dalam dokumen RPKD, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 6 RPJMD dengan RKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA pemerataan dan pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi - - ekonomi serta daya investasi saing daerah Peningkatnya realisasi investasi di Sumatera Barat Nilai Realisasi Investasi e. PMA f. PMDN Laporan Kinerja Bappeda

92 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA Persentase izin penanaman modal Peningkatan Nilai Ekspor Peningkatan kinerja perdagangan luar negeri Nilai ekspor bersih perdagangan (US $ juta) Jumlah sertifikasi produk yang diterbitkan (SM) Peningkatan kinerja perdagangan dalam negeri dan perlindungan konsumen Persentase Peningkatan omset pasar rakyat (%) Persentase pasar rakyat yang berkondisi baik (%) PDRB per Kapita - - Persentase kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%) kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara Indeks Gini - (IKU) : jumlah - Kunjungan Wisatawan kunjungan wisatawan Nusantara nusantara dan mancanegara - Kunjungan Wisatawan Mancanegara pemberdayaan pelaku usaha pariwisata dan pelaku usaha ekonomi kreatif Meningkat nya kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi Persentase Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara Persentase Peningkatan kunjungan wisatawan nusantara Peningkatan pemberdayaan (omset/modal/tenag a kerja) pelaku ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya Peningka tan pemberda yaan (omset/modal/tenag a kerja) pelaku ekonomi kreatif berbasis media, desain dan IPTEK Jumlah tenaga kerja pariwisata yang memiliki sertifikat Laporan Kinerja Bappeda

93 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA kreatif profesi kualitas destinasi wisata Sumbar Jumlah SDM ekraf berbasis Seni dan Budaya yang meningkat kompetensinya Jumlah SDM ekraf berbasis Media, Desain dan Ipek yang meningkat kompetensi nya Jumlah destinasi wisata yang berkem bang jumlah Kerjasama Pembangunan Destinasi Pariwisata Kab/ Kota (Tindak lanjut MOU) Terlaksananya Peduli wisata award Sasaran dan indicator sasaran pada RKPD Prioritas 6 yang berjumlah 7 sasaran dan 17 indikator sasaran diakomodir dan dicapai melalui berbagai program dan kegiatan dalam KUA PPAS. Indikator kinerja outcome dari program serta indicator kinerja output dari kegiatan diarahkan untuk pencapaian sasaran dan indicator sasaran yang telah ditetapkan dalam RKPD. Dengan demikian, Konsistensi antara Sasaran dan indikator kinerja RKPD dengan KUA PPAS mencapai 100%. 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Pada RKPD prioritas ini diarahkan untuk : 1) meningkatkan daya saing industri,umkm, pariwisata dan ekonomi kreaktif serta investasi, 2) meningkatkan jejaring perdangan dalam dan luar negri serta perlidungan konsumen, 3) meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan. Sasaran prioritas ini adalah : 1) kualitas dan nilai tambah industry, UMKM dan koperasi, 2) perlindungan konsumen, 3) kualitas SDM dan kelembagaan, 5) jaringan perdagangan dalam dan luar negeri, 6) kunjungan wisatawan dan rata-rata lama tinggal, 6) iklim usaha dan investasi. Laporan Kinerja Bappeda

94 Pada KUA PPAS prioritas ini diarahkan untuk mengembangkan pariwisata, industry skala kecil dan menengah dan pengembangan koperasi dan UMKM serta peningkatan investasi. Dengan prioritas ini diharapkan dicapai : 1) Pengembangan objek wisata dan kawasan wisata yang potensial, 2) Peningkatan sarana dan prasarana serta pelayanan kepariwisataan, 3) Sumatera Barat sebagai destinasi utama pariwisata berbasis agama dan budaya, 4) Pengembangan sentra industry dan peningkatan penerapan teknologi tepat guna dalam proses produksi, 5) Peningkatan daya saing produk industry dan jasa, 6) Peningkatan jenis, volume dan nilai ekspor sertta ekspor produk industry, 7) Peningkatan kesempatan kerja pada sector industri dan jasa, 8) Peningkatan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyediaan kesempatan kerja. No Program Prioritas 6 Prioritas 6: Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi, UMKM, dan Peningkatan Investasi Tabel Capaian Indikator Kinerja Sasaran Prioritas 6 Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS) Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah dengan Dokumen Perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD) RPJMD- RPJM-RKPD RKPD KUA_PPAS RENSTRA -RENJA RENSTRA Rata-rata ,5 Prioritas 7, Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra dijelaskan sebagai berikut: a. Sasaran Prioritas 7 (Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan) dalam RPJMD ditetapkan 1 sasaran yaitu pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan dan kemaritiman dengan indikator Persentase Peningkatan produksi perikanan budidaya laut 1,21 % dan Persentase Peningkatan produksi perikanan tangkap 5,59 %: Laporan Kinerja Bappeda

95 b. Sasaran dalam dokumen RPJMD tersebut diakomodir dan dikembangkan/dijabarkan melalui Restra OPD Dinas Kelautan dan Perikanan dengan 6 sasaran, dengan demikian persentase kesesuaian sasaran dalam RPJMD dengan Restra OPD Tahun 2016 adalah 97 %. c. Terkait dengan indikator sasaran dalam dokumen RPJMD diakomodir dan dijabarkan oleh OPD Dinas Kelautan dan Perikanan dan menetapkannya sebagai indikator Kinerja yang ingin dicapai selama kurun waktu sebanyak 11 indikator, dengan demikian persentase kesesuaian indikator sasaran dalam RPJMD dengan indikator dalam Restra OPD adalah 97 %. d. Berikut ini digambarkan sasaran dan indikator sasaran dari Sasaran Prioritas 7 (Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan) sebagai berikut : Tabel Persentase Kesesuaian Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 7 No. Uraian Sasaran Indikator Sasaran Persentase kesesuaian 1. RPJMD % 2. Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Renstra dan Renja dijelaskan sebagai berikut: a. Dalam dokumen RPJMD terkait dengan Prioritas 7 (Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan) telah ditetapkan 1 sasaran utama sebagai IKU Kepala Daerah, 2 strategi, dan 11 arah kebijakan, 11 indikator kinerja, serta 2 program pembangunan daerah. b. Sasaran dalam dokumen RPJMD sebanyak 3 sasaran diakomodir dan dikembangkan/dijabarkan oleh OPD Dinas Kelautan dan Perikanan melalui Restra OPD dan Renja OPD dengan 6 sasaran, dengan demikian persentase kesesuaian sasaran dalam Restra OPD dan Renja OPD adalah 100 %. Laporan Kinerja Bappeda

96 c. Sedangkan untuk indikator Sasaran dalam dokumen RPJMD sebanyak 5 indikator sasaran, diakomodir dan dikembangkan/dijabarkan oleh OPD Dinas Kelautan dan Perikanan melalui Restra OPD dan Renja OPD dengan 11 indikator sasaran, dengan demikian persentase kesesuaian indikator sasaran dalam Restra OPD dan Renja OPD adalah 100 %. 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Sasaran Prioritas 7 (Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan) dalam RPJMD ditetapkan 1 sasaran yaitu pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan dan kemaritiman dengan indikator Persentase Peningkatan produksi perikanan budidaya laut 1,21 % dan Persentase Peningkatan produksi perikanan tangkap 5,59 %: b. Sasaran dalam dokumen RPJMD tersebut diakomodir dan dikembangkan/dijabarkan melalui RKPD mengacu kepada Restra OPD. Pada dokumen RPJMD Sasaran Prioritas 7 (Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan) adalah 1 sasaran. Sasaran ini dikembangkan/dijabarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan menjadi 6 sasaran, dengan demikian persentase kesesuaian sasaran dalam RPJMD dengan RKPD adalah 100 %. c. Untuk indikator Sasaran dalam dokumen RPJMD diakomodir dan dikembangkan/dijabarkan melalui RKPD mengacu kepada Restra OPD. Pada dokumen RPJMD indikator Sasaran Prioritas 7 (Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan) adalah 5 indikator sasaran. Indikator Sasaran ini dikembangkan/dijabarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan menjadi 11 indikator sasaran, dengan demikian persentase kesesuaian indikator sasaran dalam RPJMD dengan RKPD adalah 100 %. 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Pada RKPD sasaran pengembangan kemaritiman dan kelautan adalah : 1) Pengembangan kawasan sentra produksi, kawasn agribisnis dan kawasan minapolitan, 2) peningkatan produksi perikanan, 3) peningkatan penggunaan bibit unggul, 4) penerapan GAP, GHP, GMP, 5) peningkatan registrasi kolam, Laporan Kinerja Bappeda

97 tambak keramba, 6) peningkatan sarana dan prasarana budidaya dan pengelolahan hasil, 7) penguatan kelembagaan pengawasan kelautan, 8) penumbuhan dan penegmbangan desa mandiri bibit dan desa mandiri pakan, 9) peningkatan kelembagaan penangkar benih, 10) peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi tepat guna. Pada KUA PPAS prioritas ini diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi kemaritiman dan kelautan untuk peningkatan pembangunan daerah. Dengan prioritas ini diharapkan dicapai : 1) peningkatan srana dan prasarana pelabuhan perikanan, 2) peningkatan produksi perikanan laut baik tangkap maupun budi daya, 3) pengembangan wisata bahri, 4) optimilisasi pengelolaan ruang laut dan pulau-pulau kecil, 5) peningkatan kerja sama regional lintas pesisir wilayah laut, Prioritas 8, Penurunan Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran serta Penanganan Daerah Tertinggal Adapun Sasaran dan Indikator Sasaran Pembangunan untuk Prioritas 8 yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun adalah sebagai berikut : Tabel Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 8 pada RPJMD PRIORITAS SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas 8 Penurunan Menurunnya jumlah Tingkat Kemiskinan dan penduduk miskin Pengangguran serta Penanganan Daerah Menurunnya tingkat Tertinggal pengangguran terbuka Menuntaskan penanganan daerah tertinggal KINERJA SATUAN INDIKATOR % Tingkat Kemiskinan % Tingkat Pengangguran Terbuka Kab Kabupaten Tertinggal Terdapat 3 (tiga) sasaran pembangunan dan 3 (tiga) indikator kinerja yang terdapat dalam prioritas Penurunan Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran serta Penanganan Daerah Tertinggal 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Rentra SKPD Pada Prioritas 8 terdapat Terdapat 3 (tiga) sasaran pembangunan dan 3 (tiga) indikator kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) Laporan Kinerja Bappeda

98 kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 6 (enam) sasaran SKPD dan 17 (tujuh belas) indikator kinerja sasaran. Secara lebih rinci dapat dilihat sebagai berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 8 RPJMD dan Renstra SKPD RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN Menurunnya jumlah penduduk miskin INDIKATOR KINERJA Tingkat Kemiskinan SASARAN Penurunan Angka Kemiskinan di Sumatera Barat Terwujudnya penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang berkualitas INDIKATOR KINERJA Angka Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat Jumlah PMKS yang mendapat pelayanan, pendidikan, Bina Keterampilan dan bantuan sosial SKPD BadanPember dayaan Masyarakat Dinas Sosial Jumlah Warga KAT yang mendapat Bimbingan dan Keterampilan Berusaha Jumlah Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran yang terlayani Jumlah WRSE yang Bimbingan Teknis dan bantuan Sosial Dinas Sosial Dinas Sosial Dinas Sosial Menurunnya tingkat pengangguran terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka Terwujudnya Pemberian bantuan, perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial tenaga kerja yang kompeten Jumlah Kab/Kota yang mendapat jaminan, perlindungan dan bantuan sosial Persentase Tenaga kerja yang berkompeten Persentase Tenaga kerja yang berkompeten melalui pelatihan pemagangan Persentase Tenaga kerja yang berkompeten melalui pelatihan produktivitas Persentase Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Terakreditasi Dinas Sosial Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans serapan tenaga kerja Persentase Serapan tenaga kerja sektor formal Persentase Serapan tenaga kerja sektor Disnakertrans Disnakertrans Laporan Kinerja Bappeda

99 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN Menuntaskan penanganan daerah tertinggal INDIKATOR KINERJA Kabupaten Tertinggal Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN Nagari/Desa Mandiri di Sumatera Barat INDIKATOR KINERJA informal Persentase Pendidikan BKK di SMK/ perguruan tinggi/ lembaga Peningkatan sumber daya manusia dalam informasi dunia kerja Persentase Pelayanan BKOL secara cepat, tepat dan akurat Persentase Tersedianya pengguna tenaga kerja yang menguasai tata cara/mekanisme pengguna tenaga kerja asing Jumlah tercapainya Nagari/Desa Mandiri di Sumatera Barat SKPD Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans BadanPember dayaan Masyarakat 2. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Rentra SKPD dengan Renja SKPD Pada Prioritas 8 terdapat Terdapat 3 (tiga) sasaran pembangunan dan 3 (tiga) indikator kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 6 (enam) sasaran SKPD dan 17 (tujuh belas) indikator kinerja sasaran yang selanjutnya dijabarkan sesuai dengan tahun pentahapannya dilaksanakan dalam Renja SKPD Meskipun dalam penyusunan dan penetapan Renja SKPD Tahun 2017 (Mei 2016) lebih dahulu daripada penetapan Renstra SKPD (September 2016) namun dalam pembahasannya Renja Tahun 2017 yang dilaksanakan pada tahun 2016 sudah mulai mengacu kepada UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah yang mengatur tentang kewenangan Pusat dan daerah dan konsep rancangan awal RPJMD (yang mengacu kepada Rancangan Teknokratik RPJMD) sehingga kesesuian sasaran dan indikator sasaran sesuai dengan pentahapannya tahun 2017 sudah sama, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Laporan Kinerja Bappeda

100 Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 8 Renstra dengan Renja SKPD Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN Penurunan Angka Kemiskinan di Sumatera Barat Terwujudnya penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang berkualitas INDIKATOR KINERJA Angka Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat Jumlah PMKS yang mendapat pelayanan, pendidikan, Bina Keterampilan dan bantuan sosial Jumlah Warga KAT yang mendapat Bimbingan dan Keterampilan Berusaha Jumlah Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran yang terlayani Jumlah WRSE yang Bimbingan Teknis dan bantuan Sosial SKPD BadanPemberda yaan Masyarakat Dinas Sosial Dinas Sosial Dinas Sosial Dinas Sosial SASARAN Penurunan Angka Kemiskinan di Sumatera Barat Terwujudnya penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang berkualitas INDIKATOR KINERJA Angka Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat Jumlah PMKS yang mendapat pelayanan, pendidikan, Bina Keterampilan dan bantuan sosial Jumlah Warga KAT yang mendapat Bimbingan dan Keterampilan Berusaha Jumlah Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran yang terlayani Jumlah WRSE yang Bimbingan Teknis dan bantuan Sosial Terwujudnya Pemberian Jumlah Kab/Kota bantuan, perlindungan dan yang mendapat jaminan kesejahteraan jaminan, sosial perlindungan dan tenaga kerja yang kompeten serapan tenaga kerja bantuan sosial Persentase Tenaga kerja yang berkompeten Persentase Tenaga kerja yang berkompeten melalui pelatihan pemagangan Persentase Tenaga kerja yang berkompeten melalui pelatihan produktivitas Persentase Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Terakreditasi Dinas Sosial Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans Terwujudnya Pemberian bantuan, perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial tenaga kerja yang kompeten Jumlah Kab/Kota yang mendapat jaminan, perlindungan dan bantuan sosial Persentase Tenaga kerja yang berkompeten Persentase Tenaga kerja yang berkompeten melalui pelatihan pemagangan Persentase Tenaga kerja yang berkompeten melalui pelatihan produktivitas Persentase Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Terakreditasi Persentase Serapan Disnakertrans tenaga kerja sektor serapan tenaga formal kerja Persentase Disnakertrans Persentase Persentase Serapan tenaga kerja sektor formal Laporan Kinerja Bappeda

101 Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN Nagari/Desa Mandiri di Sumatera Barat INDIKATOR KINERJA Serapan tenaga kerja sektor informal Persentase Pendidikan BKK di SMK/ perguruan tinggi/ lembaga Peningkatan sumber daya manusia dalam informasi dunia kerja Persentase Pelayanan BKOL secara cepat, tepat dan akurat Persentase Tersedianya pengguna tenaga kerja yang menguasai tata cara/mekanisme pengguna tenaga kerja asing Jumlah tercapainya Nagari/Desa Mandiri di Sumatera Barat SKPD Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans BadanPemberda yaan Masyarakat Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN Nagari/Desa Mandiri di Sumatera Barat INDIKATOR KINERJA Serapan tenaga kerja sektor informal Persentase Pendidikan BKK di SMK/ perguruan tinggi/ lembaga Peningkatan sumber daya manusia dalam informasi dunia kerja Persentase Pelayanan BKOL secara cepat, tepat dan akurat Persentase Tersedianya pengguna tenaga kerja yang menguasai tata cara/mekanisme pengguna tenaga kerja asing Jumlah tercapainya Nagari/Desa Mandiri di Sumatera Barat 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Pada Prioritas 8 terdapat Terdapat 3 (tiga) sasaran pembangunan dan 3 (tiga) indikator kinerja dalam dokumen RPJMD yang kemudian juga ditetapkan menjadi sasaran pembangunan untuk Tahun 2017 yang tercantum dalam dokumen RPKD, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 8 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun SASARAN Menurunnya jumlah penduduk miskin RPJMD dengan RKPD RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA SASARAN Tingkat Kemiskinan Menurunnya jumlah penduduk miskin INDIKATOR KINERJA Tingkat Kemiskinan Menurunnya tingkat pengangguran terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka Menurunnya tingkat pengangguran terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka Laporan Kinerja Bappeda

102 RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 SASARAN Menuntaskan penanganan daerah tertinggal INDIKATOR KINERJA Kabupaten Tertinggal SASARAN Menuntaskan penanganan daerah tertinggal INDIKATOR KINERJA Kabupaten Tertinggal 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Pada RKPD prioritas ini diarahkan : 1) pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin, 2) pengembangan usaha yang mendorong pendpatan masyarakat miskin dan penciptaan kesempatan kerja, 3) peningkatan keterampilan tenaga kerja, 4) pengentasan daerah tertinggal sasaran yang diharapkan adalah 1) penurunan tingkat kemiskinan (6.02%), 2) penurunan tingkat penganguran (6.38%), 3) peningkatan aksesibilitas ke daerah tertinggal (infrastuktur,pendidikan,kesehatan,dll) Pada KUA PPAS prioritas ini diarahakan untuk menguragi tingkat penganguran, tingkat kemiskinan dan ketimpangan pembangunan daerah. Yang akan dicapai pada prioritas ini adalah 1) penurunan jumlah penduduk yang mengangur, 2) penurunan jumlah penduduk miskin, 3) pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin, 4) penurunan tingkat penyandang masalah kesejateraan sosial, 5) peningkatan aksesibilitas daerah tertinggal untuk bisa lepas dari ketertinggalan. Prioritas 9 : Pengembangan Sumber Energi Baru Terbarukan serta Pembangunan Infrastruktur 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Rentra SKPD Sasaran RPJMD untuk prioritas 9 ditetapkan 6 sasaran yaitu; (1) kualitas jalan provinsi, (2) pelayanan perhubungan/ transportasi, (3) keselamatan lalu lintas, (4) kualitas pengelolaan sumberdaya air (5) Prasarana Umum pada kawasan pemukiman/ perumahan, bangunan dan lingkungan dan (6) pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT). Ke-6 sasaran tersebut dijabarkan dalam Renstra SKPD menjadi 12 sasaran yang ditetapkan berdasarkan arahan Laporan Kinerja Bappeda

103 dan upaya pencapaian Sasaran RPJMD. Untuk sasaran pelayanan perhubungan/ transportasi dijabarkan menjadi 2 sasaran yaitu Mutu Pelayanan Jasa Transportasi, Sarana dan Prasarana Lalu Lintas yang Berkeselamatan dan Aksesibilitas Pelayanan Transportasi Umum. Sasaran RPJMD kualitas pengelolaan sumberdaya air juga dijabarkan menjadi 3 sasaran yaitu tampungan sumber-sumber air, meningkatnya kinerja layanan infrastruktur irigasi dan berkurangnya dampak daya rusak air. Berikutnya sasaran Prasarana Umum pada kawasan pemukiman/ perumahan, bangunan dan lingkungan dijabarkan menjadi 2 sasaran yaitu penyediaan gedung negara dan rumah negara dan berkurangnya daerah genangan pada kawasan pemukiman. Selanjutnya sasaran RPJMD pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) juga dijabarkan dalam 4 sasaran yaitu Terwujudnya Pembangunan Infrastruktur Energi dan Ketenagalistrikan, Terwujudnya asesibilitas masyarakat didaerah pedesaan terhadap energi, Terwujudnya peningkatan investasi energi dan ketenagalistrikan dan Terwujudnya pengelolaan konservasi energi. Berdasarkan data di atas, persentase kesesuaian sasaran pada RPJMD dengan Renstra SKPD mencapai 97%. Indikator sasaran RPJMD untuk prioritas 9 ditetapkan 7 indikator yaitu persentase peningkatan kemantapan jalan provinsi, Persentase peningkatan Penumpang terangkut, Rasio Angka Kecelakaan Lalulintas (Jumlah Kematian per registrasi kendaraan, Indeks kinerja infrastruktur irigasi provinsi, Persentase pengurangan luas kawasan yang terdampak daya rusak air, Persentase cakupan pelayanan kawasan pemukiman dan bangunan lingkungan, dan Rasio elektrifikasi. Ke-7 indikator kinerja tersebut dijabarkan menjadi 27 indikator kinerja dalam Renstra SKPD yang ditetapkan berdasarkan upaya pencapaian 4 indikator kinerja RPJMD. Sebagai contoh, indikator Rasio elektrifikasi dijabarkan ke dalam 4 indikator yaitu Rasio Elektrifikasi, Jumlah Infrastruktur EBT - PLTMH, Cakupan Layanan Listrik dan Jumlah Rekomendasi usaha energi dan ketenagalistrikan yang diterbitkan. Demikian juga dengan indikator RPJMD lainnya dijabarkan dalam Renstra SKPD menjadi beberapa indikator seperti indikator Persentase cakupan pelayanan kawasan pemukiman dan bangunan lingkungan dijabarkan menjadi 13 indikator yaitu peningkatan cakupan layanan air minum, penurunan kawasan kumuh, Laporan Kinerja Bappeda

104 peningkatan rumah tangga bersanitasi, jumlah bangunan gedung pemerintah, jumlah bangunan strategis terbangun, jumlah rumah negara terbangun, tempat evakuasi sementara /shelter, meningkatnya pembangunan infrastruktur TPA regional, tersedianya dokumen masterplan persampahan, tersedianya dokumen lingkungan TPA sampah, tersedianya sarana persampahan, panjang dranase terbangun. Secara makro, indikator sasaran pada Renstra SKPD konsisten dengan indikator kinerja RPJMD dengan tingkat kesesuaian indikator sasaran RPJMD dengan Renstra SKPD 97%. 2. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Rentra SKPD dengan Renja SKPD Sasaran dan indicator sasaran Prioritas 9 pada Renstra berjumlah 12 sasaran dengan 27 indikator sasaran. Sasaran dan indikator kinerja pada Renstra tersebut diakomodir melalui berbagai program dan kegiatan dalam Renja SKPD dengan target pencapaian indikator kinerja dan sasaran yang telah ditetapkan. Konsistensi antara Sasaran dan indikator kinerja Renstra dengan Renja SKPD bisa dinilai dari capaian program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 yaitu mencapai 100%. 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Sasaran dan indikator sasaran Prioritas 9 pada RPJMD berjumlah 6 sasaran dan 7 indikator sasaran. Pada RKPD ditetapkan 7 sasaran yang diakomodir, selaras dan sinkron dengan sasaran RPJMD. Disamping itu pada RKPD prioritas 9 juga ditetapkan 20 indikator sasaran yang masing-masingnya merupakan penjabaran dari sasaran RPJMD. Sebagai contoh, indicator sasaran persentase kemantapan jalan provinsi dalam RPJMD dijabarkan menjadi 3 indikator sasaran pada RKPD yaitu Persentase kemantapan jalan provinsi, persentase terlaksananya rehabilitasi, pemeliharaan jalan dan jembatan serta Persentase peningakatan kualitas sarana jalan dan jembatan. Demikian juga dengan indicator sasaran Persentase cakupan pelayanan kawasan pemukiman dan bangunan lingkungan dijabarkan ke dalam 8 indikator sasaran dalam RKPD yaitu Persentase pengembangan perumahan dan kawasan permukiman, peningkatan pemberdayaan komunitas perumahan, cakupan pelayanan air Laporan Kinerja Bappeda

105 minum, Persentase penurunan kawasan kumuh kewenangan provinsi, Peningkatan jumlah bangunan gedung strategis provinsi, meningkatnya kinerja pengelolaan persampahan regional, Terlaksananya pengelolaan dan pengembangan system drainase, dan cakupan dan kualitas system pelayanan limbah domestic regional. Berdasarkan perbandingan sasaran dan indicator sasaran tersebut, maka persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan RKPD mencapai 100% 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Sasaran dan indicator sasaran pada RKPD Prioritas 9 yang berjumlah 7 sasaran dan 20 indikator sasaran diakomodir dan dicapai melalui berbagai program dan kegiatan dalam KUA PPAS. Indikator kinerja outcome dari program serta indicator kinerja output dari kegiatan diarahkan untuk pencapaian sasaran dan indicator sasaran yang telah ditetapkan dalam RKPD. Dengan demikian, Konsistensi antara Sasaran dan indikator kinerja RKPD dengan KUA PPAS mencapai 100%. Tabel Capaian Indikator Kinerja Sasaran Prioritas 9 No Program Prioritas Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS) Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah dengan Dokumen Perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD) RPJMD 9 Pengembangan Sumber Energi Baru terbarukan dan Pembangunan Infrastruktur RPJM-RKPD RKPD KUA_PPAS RPJMD-RENSTRA RENSTRA -RENJA Rata-rata ,5 Ini berarti sasaran dan indikator sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD telah diakomodir secara konsisten dalam dokumen perencanaan daerah (RKPD, KUA- PPAS) dan dalam dokumen perencanaan SKPD (Renstra SKPD dan Renja SKPD). Pencapaian tersebut di atas mengindikasikan bahwa sinergisitas dan sinkronisasi antara dokumen perencanaan daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA, PPAS) dan antara dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan Laporan Kinerja Bappeda

106 SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja) sudah berjalan dengan baik. Prioritas 10, Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Alam 1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Rentra SKPD Pada Prioritas 10 (sepuluh) Pelestarian lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alam Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Sasaran pada prioritas 10 Pelestarian lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alam ditetapkan 7 sasaran yaitu : 1. Peningkatan Kesesuaian rencana pembangunan dengan tata ruang dengan 1 (satu) indicator yaitu : Persentase keseuaian rencana dengan tata ruang 2. kualitas lingkunganhidupdengan 1 (satu) indicator yaitu Indeks Kualitas Lingkungan hidup 3. Terpeliharanya fungsi ekosistem daa kualitas lahan3 (tiga) indicator yaitu: persentase pengurangan luasan pertambangan tanpa izin, persentase peningkatan periizinan air tanah yang sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku dan persentase penurunan lahan kritis 4. Berkurangnya resiko bencana alam2 (dua) indicator yaitu persentase lokasi yang siap menghadapai bencana, dan persentase kelompok masyarakat di daerah rawan bencana yang siap menghadapi bencana 5. penanganan tanggap darurat dan pemulihan wilyah/daerah pasca bencana2 (dua) indicator yaitu persentase kejadian bencana yang bisa ditangani sesuai dengan standar kapasitas bencana, dan persentase daerah pasca bencana yangbisa dipulihkan sesuai standar kapasitas penanggulangan bencana. 6. Terpeliharanya debit sungaidengan 1 (satu) indicator yaitu rasio debit minimum /maksimum 7. kualitas ekosistem pesisir dan laut dengan 1 (satu) indicator yaitu persentase luas tutupan dalam kondisi baik (mangrove dan terumbu karang) Laporan Kinerja Bappeda

107 b. 7 (Tujuh) sasaran dan 11 (sebelas) indikator yang termuat dalam RPJMD di laksanakan oleh 7 OPD masing adalah sebagai berikut:1)dinas Prasarana Jalan,Tata Ruang dan Permukiman 1 sasaran dengan 1 indikator, 2) Dinas Kehutanan 2 sasaran dengan 3 sasaran dengan 3 indikator, 3) Dinas PSDA 1 sasaran dengan 1 indikator, 4)Dinas ESDM 1 Sasaran dengan 2 Indikator, 5) Bapedalda 1 sasaran dengan 1 indikator, 6) Dinas Kelautan dan Perikanan 1 sasaran dengan 1 indikator, 7)BPBD 2 sasaran dengan 4 indikator Dari Pelaksanaan terkait dengan kesesuaian sasaran dan indikcator di RPJMD dengan Renstra untuk Prioritas 10 (sepuluh) mencapai 95% 2. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Renstra dengan Renja Untuk Prioritas 10 (sepuluh) Pelestarian lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alampada RPJMD untuk tahun 2016, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Sasaran dan indicator dalam RPJMD untuk mendukung capaian di prioritas 10 dijabarkan dan dikembangkan di dalam Renstra dan Renja di SKPD sesuai dengan tupoksinya masing-masing b. Dari pelaksanaan terkait dengan kesesuaian sasaran dan indicator renstra dengan Renja mencapai 100 % 3. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Untuk Prioritas 10 (sepuluh) Pelestarian lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alampada RPJMD untuk tahun 2016 dapat sampaikan sebagi berikut a. Sasaran dan indicator dalam RPJMD untuk mendukung capaian di prioritas 10 telah disesuaikan dalam RKPD sesuai dengan tahapan-tahapannya b. Dari pelaksanaan terkait dengan kesesuaian sasaran dan indicator RPJMD dengan RKPD mencapai 100 % Laporan Kinerja Bappeda

108 4. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS Pada RKPD prioritas diarahkan untuk menjaga: 1) menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan hidup. 2) meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengahdapi bencana dan peningkatan pengelolaan bencana. Pada prioritas ini sasaran yang akan dicapai adalah : 1) meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan,2) terpeliaranya kawasan konservasi dan ekosisten, 3) meningkatnya kualitas lingkungan hidup, 4) berkurangnya resiko bencana, 5 ) meningkatnya ketersediaan sarana dan prasara kebencanaan. Pada KUA PPAS diarahkan untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan menekan kerugian akibat bencana pelaksanaan prioritas ini diarapkan akan dicapai: 1) peningkatan kualitas lingkungan hidup, 2) peningkatan kesesuaian rencana pembangunan dengan tata ruang, 3) peningkatan kualitas lahan dan fungsi ekosistem, 4) peningkatan kesiap siagaan masyarakat dalam penanggulangan bencana, 5) peningkatan penanganan tanggp darurat dan pemulihan wilayah atau daerah pasca bencana, 6) peningkatan kearifan local dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan, sehingga kesesuaian antara RKPD dan KUAPPAS adalah 100 %. Tabel Capaian Indikator Kinerja Sasaran Prioritas 10 No Program Prioritas RPJMD 9 Pelestarian lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alam Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS) Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah dengan Dokumen Perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD) RKPD RPJMD- RENSTRA - RPJM-RKPD KUA_PPAS RENSTRA RENJA Rata-rata Ini berarti sasaran dan indikator sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD telah diakomodir secara konsisten dalam dokumen perencanaan daerah (RKPD, KUA- PPAS) dan dalam dokumen perencanaan SKPD (Renstra SKPD dan Renja Laporan Kinerja Bappeda

109 SKPD). Pencapaian tersebut di atas mengindikasikan bahwa sinergisitas dan sinkronisasi antara dokumen perencanaan daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA, PPAS) dan antara dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja) sudah berjalan dengan baik. 2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Perbandingan capaian kinerja sasaran strategis antara tahun 2015 dengan tahun 2016, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : No. Tabel 3.37 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2016 Indikator Kinerja Capaian Kinerja Persentase konsistensi dan sinergitas antara RPJMD dengan RKPD 2 Persentase konsistensi dan sinergitas antara RKPD dengan PPAS 3 Persentase konsistensi dan sinergitas antara RPJMD dengan Renstra 4 Persentase konsistensi dan sinergitas antara Renstra dengan Renja 118, Dari gambaran capaian kinerja tahun 2015 dan 2016 di atas, dapat dijelaskan bahwa: Tahun 2015, capaian konsistensi dan sinergitas antara RPJMD dengan RKPD dari target 80% terealisasi 95,12% dengan capaian kinerja 118,90%, capaian konsistensi dan sinergitas antara RKPD dengan PPAS dengan target 80% terealisasi 99,83 dengan capaian kinerja 124,79%, selanjutnya capaian konsistensi dan sinergitas antara RPJMD dengan Renstra dari target 80% terealisasi 81,11% dengan capaian kinerja 101,38%. Penetapan target capaian indicator kinerja tahun 2015 tersebut diatas masih mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat. Tahun 2015, Capaian Program RPJMD yang diakomodir dalam program RKPD telah melebihi dari target, begitu juga dengan capaian program RKPD yang diakomodir dalam PPAS dan capaian program PPAS yang diakomodir dalam APBD telah melebihi target. Hal ini disebabkan telah dilakukan perubahan Peraturan Daerah Laporan Kinerja Bappeda

110 Nomor 5 Tahun 2011 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Barat menjadi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang RPJMD dimana program RPJMD yang diakomodir di dalam RKPD Tahun 2015 telah disempurnakan sesuai dengan kesepakatan antara DPRD dan Pemerintah Daerah, sehingga capaian program RPJMD yang diakomodir dalam RKPD dapat melebihi target yang direncanakan. Target kinerja sasaran pada tahun 2015 seperti yang telah dijelaskan pada Poin 1 di atas merupakan juga target yang telah ditetapkan dan sesuai dengan target pada Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Tahun sebagaimana telah dilakukan revisi pada tahun 2014 dengan capaian yang amat baik. Pada tahun 2016, capaian konsistensi dan sinergitas antara RPJMD dengan RKPD dari target 100% terealisasi 100% dengan capaian kinerja 100%, capaian konsistensi dan sinergitas antara RKPD dengan PPAS dengan target 100% terealisasi 100% dengan capaian kinerja 100%, selanjutnya capaian konsistensi dan sinergitas antara RPJMD dengan Renstra dari target 100% terealisasi 98,3% dengan capaian kinerja 98,3% sementara capaian konsistensi dan sinergitas antara Renstra dengan Renja dari target 100% terealisasi 100% dengan capaian kinerja 100%. Penetapan target capaian indicator kinerja tahun 2016 tersebut diatas telah mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat. Untuk indicator capaian konsistensi dan sinergitas antara Renstra dengan Renja, pada tahun 2015 tidak dijadikan target capaian kinerja. Apabila dilakukan perbandingan antara tahun 2015 dengan tahun 2016, masing-masing konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan pada tahun 2016 terdapat penambahan sasaran menjadi 6 sasaran dan indicator kinerja sasaran menjadi 14, dengan kenaikan target indicator kinerja pada tahun 2016, yang tertuang dalam Renstra Bappeda dan telah mengacu kepada RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda nomor 6 Tahu Dalam mewujudkan capaian target konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan tersebut diatas, telah dilakukan beberapa upaya mulai dari penyusunan Rancangan RPJMD, Rancangan RKPD, dan Rancangan KUA-PPAS melalui beberapa tahapan pembahasan dengan seluruh SKPD dan stake holder terkait sampai ditetapkannya dokumen perencanaan dimaksud dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur Sumatera Barat. Laporan Kinerja Bappeda

111 3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah Yang Terdapat Pada Dokumen Renstra Bappeda No Indikator Kinerja 1 Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah (RPJMD dengan RKPD, KUA PPAS) 2 Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan RKPD dengan Renja) Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Pada Renstra Bappeda Renstra Realisasi Renstra Realisasi 80 97, , Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional Secara resmi tidak ada standar nasional yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, namun seharusnya konsistensi antar dokumen perencanaan mencapai 100%. Sasaran, indikator kinerja dan program yang terdapat pada RPJMD, harus selaras dengan dokumen perencanaan lainnya, karena RPJMD harus menjadi acuan. Faktor-faktor diluar perkiraan mungkin saja terjadi yang mengakibatkan pencapaian tidak sama dengan rencana. Karena itu secara realistis, Bappeda menetapkan target untuk pencapaian indikator kinerja sasaran ini tidak 100% melainkan masing-masingnya 80%. 5. Analisis Peningkatan/Penurunan Kinerja dan Solusi Sasaran Konsistensi antar dokumen perencanaan didukung dengan Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah dan Program Perencanaan Pembangunan Daerah. Kedua program ini memiliki keterkaitan yang erat dan saling menunjang dalam keberhasilan pencapaian kinerja sasaran. Keberhasilan program perencanaan sangat ditentukan oleh koordinasi yang dilakukan antar pihak terkait. Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah menitik beratkan kepada perencanaan dan evaluasi program/kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya pencapaian target-target pada RPJMD Provinsi Sumatera Barat. Program ini dilaksanakan dengan pihak terkait seperti SKPD lingkup provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, didukung dengan kegiatan-kegiatan pokok antara lain: Koordinasi dan kerjasama perencanaan pembangunan bidang ekonomi. Laporan Kinerja Bappeda

112 Monitoring dan evaluasi program/kegiatan pembangunan bidang ekonomi. Koordinasi dan kerjasama perencanaan dan monitoring/evaluasi program/kegiatan pembangunan bidang sosial budaya Koordinasi dan kerjasama perencanaan bidang pengembangan wilayah dan lingkungan hidup Monitoring dan evaluasi program/kegiatan pembangunan bidang pengembangan wilayah dan lingkungan hidup Program Perencanaan Pembangunan Daerah menitikberatkan kepada upaya menindaklanjuti hasil dari Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah, dimana hasil dari koordinasi dan kerjasama perencanaan pembangunan baik dengan SKPD lingkup provinsi maupun dengan Kab/Kota serta evaluasi pelaksanaan program/kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut, dimanfaatkan sebagai masukan dalam penyusunan dokumen-dokumen perencanaan. Kegiatan-kegiatan pokok dalam program ini antara lain adalah: Penyusunan RKPD Penyusunan KUA PPAS/KUA PPAS Perubahan Penyelenggaraan Musrenbang Daerah Provinsi Sumatera Barat 4 Sasaran Strategis Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten Kota Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan agar berdaya guna untuk meningkatkan kesejahteranan masyarakat tentu diawali dengan sebuah perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik tentulah mengandung unsur norma dan kaedah yang sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, sesuai dengan mekanisme dan tata cara penyusunan dokumen perencanaan. Dalam amanat undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ditetapkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tatacara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat. Laporan Kinerja Bappeda

113 Salah satu keberhasilan tujuan pembangunan agar lebih terintegrasi dan sinergi dalam suatu wadah negara kesatuan mulai dari pusat sampai daerah diperlukan sinergi perencanaan mulai dari pusat sampai kedaerah baik provinsi maupun kabupaten kota. Indikator yang digunakan untuk melihat sinergi perencanaan tersebut adalah keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional dan keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah. Keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional dilakukan dengan menganalisa setiap prioritas yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 sudah selaras dengan prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Kerja Pemerintah Daerah Provinsi tahun 2017 sedangkan Keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota juga dilakukan dengan menganalisa prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi tahun 2017 dengan prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kota. 1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Capaian sasaran strategis sinergi perencanaan pembangunan provinsi dengan perencanaan pembangunan nasional dan kabupaten kota diukur dengan dua indikator yaitu : a. Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah. Alat ukur yang digunakan adalah jumlah prioritas pembangunan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 sudah didukung dan diakomodir oleh prioritas pembangunan daerah provinsi yang terdapat dalam Rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi tahun b. Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah. Alat ukur yang digunakan adalah apakah prioritas pembangunan provinsi yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Tahun 2017 sudah didukung dan diakomodir oleh prioritas pembangunan daerah kabupaten kota yang terdapat dalam Dokumen Rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kab/Kota tahun Pencapaian terhadap sasaran strategis 4 di tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Laporan Kinerja Bappeda

114 Tabel SASARAN STRATEGIS 4 Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan dan Kabupaten Kota Program : Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah 80% 82, Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah 80% 91,97% 114 Dari Tabel 3.37 di atas dapat dilihat pencapaian sasaran strategis 4 pada indikator 1 adalah Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah dapat dirinci sebagai berikut : Tabel KESELARASAN PRIORITAS NASIONAL DENGAN PRIORITAS PROVINSI TAHUN 2016 NO PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS DAERAH Kesesuan A Pembangunan Manusia dan Masyarakat Ya Tidak B 1. Revolusi Mental Pembangunan Mental dan Pengamalan Agama serta ABS- SBK Dalam Kehidupan Masyarakat (P1) 2. Kesehatan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat (P4) 3. Pendidikan Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan (P3) 4. Perumahan dan Pemukiman Pembangunan Sektor Unggulan Pengembangan Energi dan Pembangunan Infrastruktur (P9) 5. Kedaulatan Pangan Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis (P5) 6. Maritim dan Kelautan Pengembangan Kemaritiman dan kelautan (P7) V V V V V V Laporan Kinerja Bappeda

115 7. Kedaulatan Energi Pengembangan Energi dan Pembangunan Infrastruktur (P9) 8. Pembangunan Pariwisata Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi dan Investasi (P6) 9. Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi dan Investasi (P6) V V V C Pemerataan dan Kewilayahan 10. Antar Kelompok Pendapatan Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran, Daerah Tertinggal (P8) V 11. Reformasi Agraria V 12. Daerah Perbatasan 13. Daerah Tertinggal 14. Desa dan Kawasan Perdesaan 15. Perkotaan Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran, Daerah Tertinggal (P8) Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran, Daerah Tertinggal (P8) Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran, Daerah Tertinggal (P8) Pengembangan Energi dan Pembangunan Infrastruktur (P9 V V V V 16. Konektivitas Pengembangan Energi dan Pembangunan Infrastruktur (P9) V D Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan 17. Reformasi Regulasi, Kepastian dan Penegakan Hukum Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan (P2)) V 18. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban V 19. Konsolidasi Demokrasi dan efektivitas Diplomasi V 20. Reformasi Birokrasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan (P2) V C Pembangunan Ekonomi 21. Perbaikan Iklim Iklim Investasi dan Iklim Usaha Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi dan Investasi (P6) V Laporan Kinerja Bappeda

116 22. Peningkatan Ekspor Non Migas V 23. Reformasi Fiskal V Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (P10) V Sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah berdasarkan Visi, Misi dalam RPJMD tahun Provinsi Sumatera Barat ditetapkan 10 Prioritas pembangunan. Untuk mengukur keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah digunakan metode dengan menganalisa seluruh prioritas pembangunan nasional yang berjumlah 23 prioritas sudah selaras dan didukung oleh prioritas provinsi sebanyak 19 dari prioritas, sedangkan 4 prioritas nasional lainya merupakan kewenangan dari pemerintah pusat seperti Stabilitas Keamanan dan Ketertiban, Konsolidasi Demokrasi dan efektivitas Diplomasi, Peningkatan Ekspor Non Migas dan Reformasi Fiskal. Dari 10 prioritas pembangunan provinsi 9 prioritas pembangunan provinsi sudah selaras dengan prioritas nasional, satu prioritas lagi adalah sesuai prioritas yang sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah yaitu wilayah konservasi yang yang harus dilestarikan serta daerah yang rawan bencana, maka prioritas kesepuluh adalah Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana tidak terdapat di prioritas nasional. Realisasi indikator kinerja adalah 19 prioritas nasional dari 23 prioritas nasional sudah selaras dengan prioritas provinsi atau sekitar 82,62%. Target yang terdapat pada indikator Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah dalah 80 %, dengan demikian persentase capaian target indikator adalah 103% dengan penilaian kinerja amat baik. Selanjutnya pada indikator 2 yaitu dengan indikator kinerja Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah dapat dirinci pada tabel berikut : Laporan Kinerja Bappeda

117 Tabel PRESENTASE KESELARASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI DENGAN KAB/KOTA SESUAI DENGAN POTENSI DAERAH NO KAB/KOTA PRIORITAS PROVINSI PRIORITAS KAB/KOTA KESESUAIAN PRIORITAS % 1 Kota Bukitinggi ,00 2 Kota Solok ,00 3 Kota Padang Pajang ,00 4 Kab Sijunjung ,00 5 Kab. Dharmasraya ,00 6 Kab Pesisir Selatan ,33 7 Kota Payakumbuh ,00 Kab Lima Puluh 8 Kota ,00 9 Kab Pasaman ,00 10 Kab Agam ,89 11 Kab kepulauan Mentawai ,00 12 Kab Padang Pariaman ,00 13 Kota Pariaman ,50 14 Kab Solok ,00 15 Kab Tanah Datar ,00 16 Kab Solok selatan ,00 17 Kab Pasaman Barat ,00 18 Kota Sawah Lunto ,78 19 Kota Padang ,00 TOTAL 91,97 Untuk mengukur keselarahan Prioritas pembangunan provinsi tahun 2016 dengan kabupaten kota adalah dengan menganalisa prioritas pembangunan yang tertuang dalam amanat Rencana Kerja Pemerintah Daerah kabupaten kota Tahun 2016 Laporan Kinerja Bappeda

118 mendukung dan sinergi dengan 10 prioritas pembangunan provinsi. Jumlah prioritas pembangunan kabupaten kota masing daerah berbeda masing-masing daerah sehingga untuk melihat apakah prioritas sudah sesuai dengan provinsi adalah dengan metoda menganalisa masing-masing prioritas yang terdapat di kabupaten kota sesuai dengan potensi kabupaten kota dimaksud apakah sinergi dan mendukung prioritas yang terdapat di provinsi sebagai contoh kabupaten Dharmasaya terdapat lima proritas pembangunan dari kelima prioritas tersebut setelah dikaji dan dianalisa ternyata hanya 4 prioritas yang selaras dan sinergi dengan prioritas provinsi, sehingga capaian kinerjanya hanya 80%. Dari data tersebut maka rata-rata kesesuai prioritas kabupaten kota dengan provinsi dengan realisasi mencapai 91,97% atau melampuai target yang ditetapkan dalam target kinerja sebesar 80,% sehingga persentase capaiannya adalah 114%. Hal ini menunjukkan keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah telah dapat berjalan dengan amat baik 2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun-tahun sebelumnya Perbandingan capaian kinerja pada sasaran strategis Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan nasional dan Kabupaten Kota belum dapat dilakukan perbandingannya dengan tahun-tahun sebelumnya disebabkan indikator yang ditetapkan untuk mengukur sasaran strategis tersebut merupakan indikator baru dan tahun pertama dilaksanakan pada tahun 2016 sesuai dengan Renstra tahun tahun yang mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah yang terdapat pada dokumen Renstra Bappeda Dalam rencana strategis Bappeda tahun , target sasaran strategis adalah sinerginya perencanaan pembangunan provinsi dengan perencanaan pembangunan nasional dan kabupaten/kota sasaran strategis ini diukur dengan menggunakan dua indikator kinerja yaitu persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi dengan target yang terdapat dalam Rencana Strategis Bappeda Provinsi Sumatera Barat tahun Laporan Kinerja Bappeda

119 Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target pada Renstra Bappeda Indikator Kinerja Tahun 2016 Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah Renstra Realisasi 80% 82,60 Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kabupaten kota sesuai potensi daerah 80% 91,97% Dari capaian kinerja tahun 2016 yang merupakan tahun pertama pelaksanaan RPJMD tahun apabila dibandingkan target yang ditetapkan dalam Renstra Bappeda realisasinya sudah melebihi dari yang target yang ditetapkan hal ini menandakan bahwa konsistensi perencanaan mulai dari dokumen yang terdapat di Nasional sampai ke daerah sudah dapat diwujudkan walaupun belum mencapai seratus persen. 4. Perbandingan Realisasi kinerja dengan Standar Nasional Secara nasional belum ada standar yang baku untuk mengukur keselarasan antar dokumen perencanaan ini, namun amanat undang-undang Nomor 25 Tahun 2005 mengamanatkan untuk menjaga terintegrasinya pembangunan mulai dari perencanaan sampai kepada pelaksanaan haruslah konsisten dan selaras mulai dari pusat sampai kepada daerah. Dengan demikian secara normatif keselaraan priroitas pembangunan dari pusat sampai ke daerah haruslah 100 %. Sehingga keterpaduan dan singkronisasi pembangunan mulai dari pusat sampai ke daerah akan dapat diwujudkan. 5. Analisis Peningkatan/Penurunan Kinerja dan Solusi. Kegiatan yang mendukung untuk terwujudnya pencapaian keselarasan prioritas pembangunan provinsi dan nasional maupun keselaran pencapaian prioritas provinsi dan kabupaten/kota didukung dengan sebagian besar kegiatan yang memfokuskan pada upaya memfasilitasi, mengkoordinasikan perencanaan, melakukan forum diskusi secara kontinu baik dengan pemerintah nasional maupun dengan kabupaten kota, melakukan evaluasi dan pengendalian. Kegiatan tersebut antara lain Koordinasi dan kerjasama perencanaan pembangunan baik bidang ekonomi, sosial budaya dan Laporan Kinerja Bappeda

120 pengembangan wilayah, koordinasi pencapaian tujuan Mdgs, Koordinasi tentang kemiskinan dan kegiatan lainnya. Fokus kegiatan tersebut secara berkelanjutan diarahkan untuk menjaga keselarahan antar dokumen dimaksud, dengan melakukan pembahasan dan memverifikasi melalui rapat setiap dokumen perencanaan sebelum ditetapkan. Untuk menjaga keselerasan antar dokumen tersebut maka dilakukan juga penilian dokumen perencanaan dengan memnetapkan indikator salah satunya adanya keselarasan prioritas antar dokumen, Hal ini bertujuan agar setiap tahun dokumen perencanaan ini setiap tahun makin berkualitas dan dapat diapilkasikan dengan baik. 6. Analisis Pencapaian Kinerja Analisis pencapaian kinerja adalah bagaimana upaya yang dilakukan untuk pencapaian target kinerja yang telah dilakukan dan dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Analisis pencapaian kinerja dapat dibagai dua yaitu analisis efisiensi penggunaan sumberdaya dan anailisi program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja. a. Analisis Efisiensi penggunaan sumberdaya Efisiensi penggunaan sumberdaya dalam upaya pencapaian sasaran strategis sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan dan Kabupaten Kota dilakukan dengan pengendalian terhadap penggunaan anggaran. Upaya yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja sinerginya perencaaan perioritas pembangunan daerah dilakukan antara lain : - Menyampaikan arah dan prioritas pembangunan daerah provinsi ke Kabupaten kota di dalam rancangan awal RKPD sehingga kabupaten kota akan lebih tahu lebih awal apa yang akan menjadi prioritas pembangunan daerah tahun depan. - Menyampaikan prioritas pembangunan provinsi serta fokus prioritas tersebut dalam setiap forum musrenbang yang diselenggarakan oleh kabupaten kota. - Meminta usulan prioritas kegiatan kepada Kabupaten kota yang mendukung prioritas provinsi selanjutnya bahan tersebut dibawa dalam forum SKPD dengan mengundang Kabupaten Kota yang bertujuan agar prioritas provinsi selaras dengan prioritas pembangunan di Kabupaten kota. - Melaksanakan Musrenbang Provinsi dengan mengundang semua stakeholder pembangunan untuk dapat memberikan masukan terhadap prioritas provinsi yang telah diselaras dengan kabupaten Kota. Laporan Kinerja Bappeda

121 - Untuk penyelaran prioritas provinsi dengan nasional dilakukan dengan menghadiri setiap rapat triwulannya yang salah satu agenda menyampaikan prioritas nasional tahun depan, selanjutnya dalam penyusunan RKPD prioritas pembangunan diselaraskan dengan RKP Nasional selanjutnya mengusulkan program dan kegiatan yang sesuai dengan prioritas nasional. b. Analisis Program/Kegiatan yang menunjang Pencapaian kinerja Adapun usaha-usaha yang dilakukan sehingga capaian kinerja pada sasaran strategis 4 ini berhasil adalah antara lain : 1. Melakukan rapat koordinasi secara berkala dengan mengundang kapaten kota oleh masing-masing bidang sosial budaya, ekonomi dan pengembangan wilayah untuk menjaga agar keselarasan perencanaan dokumen dapat terealisir dengan baik. 2. Penyusunan prioritas pembangunan Provinsi diselaraskan dengan prioritas nasional dengan menempatkan dalam RKPD Provinsi dan menyampaikan prioritas provinsi kepada Kabupaten kota agar prioritas provinsi tersebut didukung dan dimasukkan dalam RKPD kabupaten Kota masing-masing. 3. Melakukan evaluasi terhadap dokumen perencanaan untuk menganalisas sejauh mana keselaran antar prioritas pembangunan. 4. Melakukan penilaian terhadap dokumen perencanaan RKPD kabupaten kota salah satu indikatornya adanya keselarasan dokumen tersebut. Bagi daerah yang yang baik dalam penyusunan perencanaannya diberikan reward berupa anugerah Pangripta Nusantara baik tingkat nasional sampai provinsi. 5 Sasaran Strategis Meningkatkan Keterlibatan Pemangku Kepentingan Dalam Proses Perencanaan Dan Pengendalian Pembangunan Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang System Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa dalam penyusunan perencanaan terdapat empat proses pendekatan yang dilakukan yaitu proses teknoratik, proses politik, proses top down dan bottun up. Proses top down dan button up merupakan proses yang dikenal juga dengan proses partisipatif yaitu dalam penyusunan perencanaan melibatkan pemangku kepentingan atau semua pihak yang terkait dengan subjek atau objek pembangunan dibutuhkan keikutsertaannya. Pemangku kepentingan ini terdiri dari unsur pemerintah yaitu SKPD di provinsi sampai kepada kabupaten kota, unsur organisasi masyarakat, DPRD, perguruan tinggi, ulama, tokoh budaya. Laporan Kinerja Bappeda

122 1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Indikator untuk menilai keterlibatan pemangku kepentingan ini dalam proses penyusunan dokumen perencanaan adalah dengan melihat persentase keterlibatannya dalam pertemuan dan rapat atau forum musyawarah perencanaan pembangunan daerah (Musrenbangda) Pencapaian terhadap sasaran strategis 5 di tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel SASARAN STRATEGIS 5 Keterlibatan Pemangku Kepentingan Dalam Proses Perencanaan Dan Pengendalian Pembangunan Program : Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan 100% Kesesuaian antara target dan realisasi sasaran strategis 5 diatas dirinci pada tabel berikut : Tabel PERSENTASE KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN NO URAIAN JUMLAH YANG DIUNDANG JUMLAH YANG HADIR 1 PUSAT FORKOPIMDA DAN DPRD SEKRETARIAT DAERAH BUPATI/WALIKOTA BAPPEDA KAB/KOTA SKPD KAB/KOTA SKPD PROVINSI INSTANSI VERTIKAL LEMBAGA PROFESI/ORMAS/LSM PERGURUAN TINGGI PERBANKAN BUMN/BUMD/SWASTA % Laporan Kinerja Bappeda

123 13 14 TIM PENILAI ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TINGKAT PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN TIM AHLI PENYUSUNAN RKPD TAHUN TOTAL Dari data tersebut persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan pembangunan adalah sebesar % lebih rendah dari target kinerja sasaran 100 %. 2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya Perbandingan capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan belum dapat dilakukan perbandingannya dengan tahun-tahun sebelumnya disebabkan indikator yang ditetapkan untuk mengukur sasaran strategis tersebut merupakan indikator baru dan tahun pertama dilaksanakan pada tahun 2016 sesuai dengan Renstra tahun yang mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah yang terdapat pada dokumen Renstra Bappeda Dalam renstra Bappeda Tahun , sasaran strategis Keterlibatan Pemangku Kepentingan Dalam Proses Perencanaan Dan Pengendalian Pembangunan diukur dengan Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan. Keterlibatan pemangku kepentingan dapat dilihat pada proses perencanaan dengan tingkat kehadiran dan partisipasi menyampaikan saran dan masukan. Untuk melihatan perbandingan dengan target yang terdapat dalam Renstra seperti dalam tabel berikut : Tabel SASARAN STRATEGIS 5 Indikator Kinerja Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan Tahun 2016 Renstra Realisasi 100% 92,99 Target yang terdapat dalam Renstra Bappeda tahun 2016 terhadap indikator tersebut baru dapat direalisasikan sebesar 92,99% dibandingkan dengan target yang terdapat dalam Renstra sebesar 100%. Hal ini disebabkan tingkat kehadiran terutama adalah unsur lembaga dan organisasi masyarakat seperti LSM, Bundo Kanduang, dan Laporan Kinerja Bappeda

124 organisasi masyarakat lainnya tingkat kehadirannya tidak mencapai seperti yang diundang hanya sebesar 89,74% begitu juga dengan kehadiran dari unsur pemerintah seperti instansi vertikal tingkat kehadirannya sekitar 83,33%, perguruan tingi tingka kehadirannya 72,49 serta perbankan hanya sebesar 72,72%. 4. Perbandingan Realisasi kinerja dengan Standar Nasional Secara nasional belum ada standar yang baku untuk ukuran tingkat kehadiran pemangku kepentingan dalam proses perencanaan, namun dalam amanat undangundang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasinal bahwa keterlibatan pemangku kepentingan semakin banyak semakin bagus, karena peran masyarakat memang lebih diutamakan sehingga keterlibatan masyarakat sejak awal sudah diikutkan dan tentu masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan tentu juga sabjek pembangunan, sehingga program dan kegiatan tersebut benar-benar kebutuhan masyarakat secara komunal dan dapat dilaksanakan secara baik 5. Analisis Peningkatan/Penurunan Kinerja dan Solusi Pencapaian kinerja sasaran strategis Keterlibatan Pemangku Kepentingan Dalam Proses Perencanaan Dan Pengendalian Pembangunan dengan indikator Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dapat diwujudkan dengan melakukan : a. Mengundang semua stakeholder pembangunan untuk hadir berpartisipasi disetiap even perencanaan pembangunan. b. Memberikan ruang untuk menyampaikan saran dan gagasan masukan terhadap dokumen perencanaan yang sedang disusun. Khusus untuk keterlibatan anggota DPRD diberikan kesempatan menurut undang-undang untuk menyampaikan pandangannya dalam pokok-pokok pikiran DPRD dalam rangka mengayaan dan penyempurnaan dokumen perencanaan ini nantinya. 6. Analisis Pencapaian Kinerja Analisis pencapaian kinerja adalah bagaimana upaya yang dilakukan untuk pencapaian target kinerja yang telah dilakukan dan dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Analisis pencapaian kinerja dapat dibagai dua yaitu analisis efisiensi penggunaan sumberdaya dan anailisi program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja. Laporan Kinerja Bappeda

125 a. Analisis Efisiensi penggunaan sumberdaya Sumberdaya yang dimaksud dapat berupa sumber daya anggaran maupun sumberdaya manusia. Dalam upaya efisiensi sumberdaya anggaran untuk capaian kinerja agar keterlibatan pemangku kepentingan pembangunan dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan utamanya dilakukan dengan mengundang disetiap kesempatan rapat koordinasi seperti rakor kemiskinan, rakor tata ruang dan lainlain kegiatan. Untuk mewujudkan itu tidak diperlukan anggaran tersendiri dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat, cukup dengan mengundang keterlibatan masyarakat dalam setiap rakor sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan efisiensi terhadap penggunaan sumberdaya manusia adalah dalam menjemputan dan mengikutkan keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan tidak dibutuhkan tenaga sumberdaya manusia yang banyak cukup dikelola oleh personil dari masing-masing kegiatan dan tidak melibatkan pihak ketiga. b. Analisis Program/Kegiatan yang menunjang Pencapaian kinerja Dalam upaya mencapai keberhasilan capaian kinerja sasaran strategis dimaksud program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerjanya adalah : - Penyelenggaraan musrenbang, kegiatan ini salah satu aktifitasnya adalah forum dan pelaksanaan musrenbang dengan rangkaian kegiatan mengundang komponen masyarakat untuk turut serta dalam perumusan perencanaan. - Penyusunan RPJMD, dalam kegiatan penyusunan RPJMD ini disamping keterlibatan aparatur, juga dilibatkan unsur dari perguruan tinggi, sebagai wujud partisipasi perguruan tinggi dalam proses perencanaan. Disamping itu keterlibatan legislatif juga berperan dalam memberikan masukan dan menyepakati RPJMD dimaksud melalui Perda. - Penyusunan KLHS, Kajian Lingkungan Hidup strategis juga melibatkan perguruan tinggi, diharapkan keterlibatan perguruan tinggi dapat memberikan masukan secara akademik terhadap KLHS dimaksud. - Penyusunan KUA-PPAS, dalam Penyusunan KUA-PPAS diperlukan keterlibatan unsur legislatif, karena kesepakatan KUA-PPAS adalah kesepakatan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD. Laporan Kinerja Bappeda

126 6 Sasaran Strategis Tersedianya Database Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai Bahan untuk Perencanaan, Pelaksanaan,Pengendalian dan Evaluasi Data sangat penting dalam membuat suatu perencanaan. Perencanaan tanpa data menyebabkan perencanaan yang disusun tidak tepat sasaran, salah prioritas, salah kebijakan, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan anggaran. Agar dapat menghasilkan perencanaan yang ideal, maka setiap penyusunan perencanaan harus menggunakan data dan informasi yang valid dan terbaru. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data sebagai bahan dalam penyusunan perencanaan yaitu melalui tugas Bidang Statistik dan Pengendalian Pembangunan dalam rangka melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembinaan data dan informasi pembangunan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 31 yang berbunyi Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan Informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, serta Pasal 274 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang berbunyi bahwa perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah. Lebih lanjut dijelaskan pada penjelasan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pada pasal 31 dimana yang dimaksud dengan data adalah keterangan objektif tentang suatu fakta baik dalam bentuk kualitatif, kuantitatif, maupun gambar visual (images) yang di peroleh baik melalui observasi langsung maupun dari yang sudah terkumpul dalam bentuk cetakan atau perangkat penyimpan lainnya. Penyusunan data perencanaan sangat penting artinya dalam aktifitas pembangunan daerah, baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun untuk melakukan evaluasi dan pengendalian terhadap pembangunan daerah, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, meliputi aspek fokus dan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdapat dalam Laporan Kinerja Bappeda

127 Lampiran I Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dan digunakan sebagai bahan acuan di dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat. Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 juga meminta pada Pemerintah daerah untuk mengumpulkan, mengisi dan mengevaluasi data Sistim Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yaitu kelompok data yang meliputi data umum, sosial budaya, sumberdaya alam, infrastruktur, ekonomi, keuangan daerah, politik hukum dan keamanan, dan insidensial. Data SIPD ini diolah dan disajikan dalam bentuk informasi pembangunan daerah yang terdiri dari informasi perencanaan pembangunan daerah dan informasi kondisi pembangunan daerah. Selain SIPD, database perencanaan pembangunan daerah juga mengakomodir elemen data yang dibutuhkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian/Lembaga seperti Gatra Lemhanas serta data teknis SKPD sesuai dengan kebutuhan dan kewenangan pada SKPD. Tahun 2016 Bappeda Provinsi Sumatera Barat menyusun dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah, yang didasarkan pada data dan informasi pembangunan dari tahun Data tersebut dijadikan dasar untuk database perencanaan pembangunan daerah. Tabel SASARAN STRATEGIS 6 Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi Program : Pengembangan Data dan Informasi Pembangunan Indikator Kinerja Target Realisasi % Persentase database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah 90 % 90 % 100,00 Dari Tabel 3.14 di atas dapat dilihat pencapaian sasaran strategis 6 dengan indikator kinerja Persentase database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah, memiliki pencapaian rata-rata 100,00% dengan predikat keberhasilan baik. Laporan Kinerja Bappeda

128 Database perencanaan pembangunan daerah yang terpenuhi yang dimaksud di atas dirinci berdasarkan urusan seperti yang tertuang dalam Permendagri No. 54 Tahun 2010, sebagai berikut ini : Laporan Kinerja Bappeda

129 Tabel Keterisian Database Perencanaan Berdasarkan Urusan Tahun No Bidang Urusan Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen 1 Pendidikan ,61% ,70% ,70% ,05% ,35% ,35% 2 Kesehatan ,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 3 Pekerjaan Umum ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 4 Perumahan ,95% ,36% ,36% ,36% ,36% ,00% 5 Penataan Ruang ,57% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6 Perencanaan Pembangunan ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 7 Perhubungan ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,98% 8 Lingkungan Hidup ,16% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 9 Pertanahan ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 10 Kependudukan dan Catatan Sipil ,87% ,22% ,22% ,22% ,00% ,00% 11 Sosial ,44% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 12 Ketenagakerjaan ,03% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 13 Koperasi dan UKM ,25% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 14 Penanaman Modal ,08% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 15 Kebudayaan ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% Kepemudaan dan Olahraga Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,46% ,78% ,83% ,00% ,00% ,00% Laporan Kinerja Bappeda

130 No 18 Bidang Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi, Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen ,70% ,66% ,58% ,41% ,23% ,97% 19 Ketahanan Pangan ,76% ,46% ,46% ,46% ,15% ,00% 20 Pemberdayaan Masyarakat ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 21 Kearsipan ,71% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 22 Komunikasi dan Informatika ,00% ,83% ,83% ,83% ,83% ,67% 23 Perpustakaan ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 24 Pertanian ,93% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 25 Kehutanan ,65% ,63% ,63% ,00% ,00% ,00% 26 Energi dan Sumber Daya Mineral ,10% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 27 Pariwisata ,24% ,44% ,44% ,44% ,44% ,73% 28 Kelautan dan Perikanan ,39% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 29 Perdagangan ,90% ,74% ,74% ,64% ,64% ,00% 30 Industri ,70% ,00% ,00% ,00% ,86% ,67% Data Vertikal Kanwil Kemenag Data Vertikal Badan Pusat Statistik Data Vertikal Badan Pertanahan Nasional ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,11% ,32% ,27% ,40% ,46% ,55% ,00% ,55% ,55% ,55% ,55% ,00% Laporan Kinerja Bappeda

131 No Bidang Urusan Data Vertikal Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Data Vertikal Badan BPTTK atau BVMBG Data Vertikal Balai Konservasi Sumber Daya Alam Data Vertikal Pangkalan TNI AL Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen Total Terisi Persen ,83% ,00% ,00% ,30% ,30% ,65% 3 0 0,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6 0 0,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,33% TOTAL ,92% ,66% ,64% ,94% ,73% ,15% Laporan Kinerja Bappeda

132 2. Analisis Pencapaian Kinerja Pencapaian dari target yang telah ditetapkan tahun 2016 setelah dilakukan evaluasi antara lain dikarenakan koordinasi dan komunikasi yang sangat intensif dengan SKPD lingkup Pemerintah Provinsi dan Bappeda Kabupaten/Kota. Koordinasi serta komunikasi dilakukan pada rapat-rapat yang secara rutin diadakan. Dengan pendekatan yang intensif, data yang dihasilkan dapat lebih lengkap dan mutakhir sehingga keakuratannya lebih terjaga. Untuk mencapai sasaran Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi dengan indikator kinerja Persentase database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah telah dilaksanakan melalui program Pengembangan Data dan Informasi Pembangunan dengan kegiatankegiatan terutama yaitu: 1. Koordinasi dan Penyusunan Data Perencanaan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. 2. Fasilitasi dan Koordinasi Forum Data Provinsi Sumatera Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- 3. Pengelolan Website dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- 4. Rapat Koordinasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- 5. Koordinasi Pemantauan dan Pelaporan Manajerial Aplikasi PP 39/2006,dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- 6. Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD), dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- a. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Efisiensi penggunaan sumberdaya dalam upaya pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan melakukan pengendalian terhadap penggunaan anggaran. Dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau Laporan Kinerja Bappeda

133 mencapai %. Terdapat penghematan sebesar Rp ,- dari alokasi anggaran. Efisiensi penggunaan anggaran disebabkan karena adanya penundaaan DAU Provinsi. Efisiensi ini tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan terbukti dengan tetap meningkatnya capaian kinerja sasaran strategis ini. b. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Pencapaian Kinerja Adapun usaha-usaha yang dilakukan sehingga capaian kinerja pada sasaran strategis 6 ini berhasil adalah antara lain; 1. Melakukan koordinasi dengan SKPD/Kementerian/Lembaga di Provinsi Sumatera Barat dan Bappeda Kabupaten/Kota dalam meningkatkan ketersediaan elemen data Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan Permendagri No. 54/2010, SIPD dan regulasi dari Kementerian/Lembaga lainnya. 2. Melibatkan SKPD/Kementerian/Lembaga terkait dan Bappeda Kabupaten/Kota secara aktif dalam kegiatan pengembangan data dan informasi statistikdalam upaya optimalisasi pemenuhan kebutuhan data sebagai bahan untuk penyusunan perencanaan pembangunan. 3. Membentuk Tim Forum Data dan Informasi Pembangunan Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari Tim Koordinasi yang beranggota Kepala SKPD/Kementerian/Lembaga serta Tim Teknis yang beranggota pejabat yang bertanggungjawab dalam penyediaan data dan informasi pada SKPD/ Kementerian/Lembaga di Provinsi Sumatera Barat dengan Keputusan Gubernur Sumatera Barat. Tim ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan data untuk perencanaan pembangunan tentang penyediaan data, menyamakan persepsi tentang interpretasi statistik antar sektor, memperkuat data administrasi di setiap sektor, mendukung keterbukaan informasi yang dihasilkan dan dikembangkan oleh setiap sektor, meningkatkan komitmen sektor dalam menyediakan data berkualitas dan tepat waktu serta mendorong pemerintah daerah dalam memanfaatkan data untuk perencanaan pembangunan, perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan, dan pelayanan publik. 4. Melaksanakan pengadaan aplikasi Sistem Database Perencanaan Pembangunan Daerah (SDP2D), yang dapat diakses melalui internet, yang bertujuan Laporan Kinerja Bappeda

134 penyediaan data dan informasi sebagai upayapengelolaan basis data yang terintegrasi. Basis data yang berkualitas dan mudah diakses akan memudahkan berbagai pihak mengetahui potensi dan permasalahan di Provinsi Sumatera Barat dalam upaya peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah. 5. Melaksanakan Koordinasi Pengendalian dan Pembangunan, Konsistensi Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran, Sinkronisasi dan sinergitas dokumen perencanaan antara provinsi dengan kabupaten/kota dan Hasil Evaluasi Terhadap Renstra, Renja SKPD Provinsi. 6. Melaksanakan sinkronisasi dan sinergisitas program kegiatan pembangunan yang bersumber dari dana APBN (Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan). 7. Melaksanakan penyusunan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD). Dengan terpenuhinya kebutuhan data dan informasi pembangunan diharapkan dapat meningkatkan kualitas penyusunan perencanaan pembangunan di daerah. Laporan Kinerja Bappeda

135 7 Sasaran Strategis Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas penelitian, pengembangan serta penguasaan dan pemanfaatan IPTEK terapan guna mendukung perumusan kebijakan, program/kegiatan pembangunan daerah agar kebijakan, program/kegiatan lebih tepat sasaran karena telah berdasarkan hasil penelitian. Dengan terlaksananya penelitian dan pengembangan serta tersedianya inovasiinovasi baru diharapkan dapat berdampak meningkatkan daya saing daerah untuk kesejahteraan masyarakat di Sumatera Barat. 1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel SASARAN STRATEGIS 7 pemanfaatan hasil riset dan pengembangan dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah Program : Penelitian dan Pengembangan IPTEK untuk Menunjang Pemerintahan dan Pembangunan Indikator Kinerja Target Realisasi % Persentase pemanfaatan hasil riset dan pengembangan dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah 65 % 65 % 100 Dari Tabel 3.46 di atas dapat dilihat pencapaian Sasaran Strategis 7 dengan indikator kinerja persentase pemanfaatan hasil riset dan pengembangan dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah memiliki pencapaian 100% dengan predikat keberhasilan amat baik. Tercapainya indikator dilihat dari implementasi pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan untuk pemerintahan dan pembangunan yang diukur dari telah dimanfaatkannya rekomendasi hasil penelitian tahun 2016 oleh SKPD terkait dan masyarakat seperti; Bapedalda Kota Solok, masyarakat Alahan Panjang khususnya Laporan Kinerja Bappeda

136 dan masyarakat Kabupaten Solok pada umumnya terkait dengan pemanfaatan penelitian pengembangan strategi dalam rangka penurunan angka kematian bayi serta pemanfaatan hasil penelitian pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS, yang dilakukan melalui media pemasyarakatan Iptek pada media cetak dan elektronik seperti koran lokal dan radio. Hasil penelitian juga dimuat dibeberapa jurnal daerah dan nasional dalam upaya untuk meningkatkan pemanfaatan dan penyebarluasan hasil penelitian dan pengembangan. Selain itu, tercapainya indikator ini juga dapat dilihat dari terlaksananya fasilitasi dan supervisi yang dilakukan oleh Tim Provinsi untuk Koordinasi Pembangunan Technopark di Sumatrera Barat dengan rencana pembangunan Technopark di Payakumbuh dan Marine Technopark di Kota Padang. Namun dalam perjalanannya, untuk pembangunan Technopark di tingkat pusat terjadi perubahan kebijakan nasional dengan dilakukannya moratorium pembangunan Technopark di Kementerian khususnya di Kementerian Kelautan Perikanan. Untuk langkah selanjutnya terhadap rencana yang sudah dibuatkan dokumennya serta penetapan lahan untuk lokasi technopark, seperti Kota Payakumbuh dan Kota Padang, perlu upaya khusus untuk pendiriannya dengan melakukan pendekatan-pendekatan dengan Kementerian terkait lainnya dan Bappenas. Untuk lebih termanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan di daerah juga telah dilakukan penandatanganan MoU atau Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Bung Hatta, Politeknik Negeri Padang, Politani Payakumbuh, IAIN Imam Bonjol dan Baristand Padang. Pemanfaatan hasil penelitian juga dilakukan melalui penyebar luasan informasi dengan mempublikasikan hasil penelitian melalui Jurnal Pembangunan Nagari, Bidang Litbang Bappeda Provinsi Sumatera Barat, dan pada tahun 2016 ini, pengelolaannya dilaksanakan dalam bentuk e-jurnal, juga keikutsertaan peneliti dalam kegiatan symposium nasional yang dilaksanakan oleh Balitbang Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan, Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (10 KTI) sesuai kepakaran peneliti seperti kepakaran bidang kesehatan, transportasi, lingkungan hidup, dan pariwisata yang dimuat dalam Jurnal lokal dan nasional. Laporan Kinerja Bappeda

137 Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK untuk Menunjang Pemerintahan dan Pembangunan Daerah dengan 7 (tujuh) kegiatan, dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel INDIKATOR KINERJA, TARGET DAN REALISASI Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Untuk Menunjang Pemerintahan dan Pembangunan Daerah KEGIATAN INDIKATOR TARGET REALISASI % 1. Koordinasi Kelitbangan - Jumlah Kesepakatan Bersama (MoU) 2. Pengembangan kapasitas penelitian - 1 Peneltian - Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) - Diseminasi dan Publikasi hasil hasil penelitian - 6 buah MoU - 20 buah buku data-data hasil penelitian - 20 buah buku profil - 1 hasil penelitian - 10 KTI - Terlaksananya diseminasi dan publikasi hasil penelitian - 7 buah MoU - 20 buah buku data-data hasil penelitian - 20 buah buku profil kelitbangan - 1 hasil penelitian - 10 KTI - Terlaksananya diseminasi dan publikasi hasil penelitian Jurnal Penelitian Jumlah jurnal penelitian yang dipublikasikan dan diterbitkan. 4. Peningkatan Peran Dewan Riset Daerah Dalam Penguatan Kelembagaan Pemerintah Daerah. Jumlah rekomendasi diskusi aktual 5. Diseminasi Teknologi - Jumlah Inovasi dan buku Profil Inovator - Jumlah inovasi yang terdiseminasi 6. Koordinasi Pembangunan Technopark di Sumatera Barat - Jumlah fasilitasi, sosialisasi dan diseminasi hasil penelitian dalam rangka Penguatan SIDa Provinsi Sumatera Barat. 1. Jarlit Penelitian - Rekomendasi hasil penelitian Bidang Pendidikan - 2 kali terbit dalam bentuk elektronik Jurnal dan 40 buah buku - 3 Kali Diskusi Aktual. - 8 Inovasi - 60 Buku Profil Inovator - 19 Kab/Kota - 9 kali koordinasi dan fasilitasi dengan pemerintah kab pasaman barat, padang dan payakumbuh, Bappenas, BKSDM-KKP, Balitbang Kementan - 1 rekomendasi hasil penelitian Bidang Pendidikan dan 40 buah buku - 2 kali terbit dalam bentuk elektronik Jurnal dan 40 buah buku - 3 rekomendasi Diskusi Aktual. - 8 Inovasi - 60 buku profil inovator - 19 Kab/Kota - 9 kali koordinasi dan fasilitasi dengan pemerintah kab pasaman barat, padang dan payakumbuh, Bappenas, BKSDM-KKP, Balitbang Kementan - 1 rekomendasi hasil penelitian Bidang Pendidikan dan 40 buah buku Dari program/kegiatan penelitian dan pengembangan yang dikoordinasikan oleh Bidang Litbang Tahun 2016, target indikator kinerja sasaran dan indikator kinerja program dapat tercapai yang diukur dari persentase jumlah hasil riset dan Laporan Kinerja Bappeda

138 pengembangan yang ditindaklanjuti untuk penyusunan program/kegiatan dibandingkan dengan jumlah hasil riset dan pengembangan yang dilaksanakan, dari target 65 % tercapai 65 % atau realisasi capaian sebesar 100%. 2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun-Tahun Sebelumnya No Jika dilihat dari tren kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat bahwa tren capaian indikator sasaran dari tahun ketahun mengalami kenaikan sebagaimana tergambar dalam Tabel 3.49 di bawah ini: Indikator Kinerja Indikator Lama 1. Jumlah penelitian dan pengembangan terapan Tabel Target dan Realisasi Kinerja Tahun Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi judul (K) atau 5 judul (T) judul (K) atau 5 judul (T) judul (K) atau 5 judul (T) Jumlah diskusi aktual Indikator Perbaikan Persentase hasil riset dan pengembangan yang dikoordinasikan dan ditindaklanjuti dalam kebijakan pembangunan Tingkat Capaian Rata-rata (%) % 50% 60% 60% 65 % 65 % ,17 103, Dari tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2014 terjadi perubahan indikator kinerja sasaran, dari indikator kinerja sasaran berupa output (tahun ) menjadi indikator kinerja sasaran berupa outcome dimulai pada kinerja tahun 2014, 2015 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun , untuk tahun 2016 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah Yang Terdapat Pada Dokumen Renstra Bappeda Perbandingan antara realisasi kinerja dengan target yang terdapat pada Renstra Bappeda Tahun dari Tabel 3.49 di atas, yaitu: Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan untuk pemerintahan dan pembangunan diukur dengan telah dimanfaatkannya rekomendasi hasil penelitian Laporan Kinerja Bappeda

139 tahun 2016 oleh OPD terkait dan pengguna lainnya. Realisasi capaian kinerja di tahun 2016 sesuai dengan target yang ditetapkan pada Renstra, mencapai 100%. 4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional Sampai saat ini tidak ada standar nasional untuk mengukur berapa idealnya persentase pemanfaatan hasil penelitian oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam mengambil kebijakan perencanaan dan pembangunan. Hal ini menyebabkan tidak dapat dilakukan perbandingan terhadap realisasi kinerja yang telah dicapai, apakah telah sesuai dengan standar nasional atau tidak, ataupun membandingkannya dengan Pemerintah Provinsi lainnya. 5. Analisis Peningkatan/Penurunan Kinerja dan Solusi Kegiatan kelitbangan utama dan pendukung baik yang dilakukan oleh Fungsional Peneliti maupun Bidang Litbang Bappeda, yang dilakukan secara mandiri maupun kerjasama dengan Peneliti di Lembaga Penelitian lain yang, secara rutin terus dilaksanakan. Hasil penelitian yang dilakukan dipublikasikan pada jurnal-jurnal ilmiah serta dilakukan diseminasi ke Kabupaten/Kota dan Nasional melalui symposium tingkat nasional. Setiap tahun juga dilakukan pertemuan dengan Bapak Gubernur untuk melaporkan perkembangan penelitian yang telah dilakukan serta menerima arahan dan masukan untuk perbaikan sehingga penelitian dapat lebih tepat guna dan tepat sasaran. Hasil evaluasi ini dapat meningkatkan kinerja penelitian sehingga tingkat capaian penelitian dan pengembangan yang dikoordinasikan dan ditindaklanjuti dapat bermanfaat dalam pengambilan kebijakan OPD. 6. Analisis Pencapaian Kinerja a. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Efisiensi penggunaan sumberdaya dalam upaya pencapaian sasaran strategis 5 dilakukan dengan pengendalian terhadap penggunaan anggaran. Tahun 2016 dari 7 (tujuh) kegiatan, dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp atau mencapai %. Terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- dari alokasi anggaran. Sisa dana kegiatan karena adanya efisiensi penggunaan anggaran berasal dari penghematan yang dilakukan pada 6 kegiatan. Sisa dana terbesar terletak Laporan Kinerja Bappeda

140 pada kegiatan Peningkatan Peran Dewan Riset Daerah, penambahan ,- pada perubahan anggaran APBD Tahun 2016 untuk penyusunan Rencana Induk Kelitbangan ssesuai dengan Permendagri Nomor 17 Tahun 2016, tidak dapat direalisasikan sampai dengan akhir tahun anggaran karena adanya kebijakan daerah, sehingga Rencana Induk Kelitbangan masih dalam bentuk draf hasil kerja Bidang Litbang saja, dan penyusunan dan penyempurnaannya akan dilanjutkan pada tahun b. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Pencapaian Kinerja Adapun usaha-usaha yang dilakukan sehingga capaian kinerja pada sasaran strategis 5 ini berhasil adalah antara lain; 1. Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan melibatkan pihak internal yaitu OPD terkait, Dewan Riset Daerah/Pakar sebagai pengendali mutu hasil kelitbangan, Peneliti Pemerintah Daerah serta pihak eksternal seperti Perguruan Tinggi di Sumatera Barat. Topik kegiatan penelitian dan pengembangan diambil dari prioritas dan isu strategis dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat. 2. Koordinasi Kelitbangan bertujuan meningkatkan koordinasi antar lembagalembaga penelitian dan pengembangan daerah, pusat dan litbang Kementerian, Kementerian Ristek dan Dikti, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, melakukan kerjasama penelitian dengan Lembaga penelitian perguruan tinggi, lembaga penelitian instansi vertikal di daerah, melaksanakan monev hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh litbang daerah. Kegiatan yang dilakukan meliputi permintaan data hasil-hasil penelitian kepada lembaga penelitian, instansi vertikal di daerah, perguruan tinggi, OPD terkait Provinsi dan Kabupaten/Kota, monitoring dan evaluasi hasil-hasil penelitian, ke lembaga Litbang serta OPD Kabupaten/Kota, menghadiri undangan rapat di Kementerian Dalam Negeri dan mengikuti sosialisasi Permendagri Nomor 17 Tahun 2016, melakukan rapat koordinasi untuk pelaksanaa kerjasama penelitian dengan lemlit perguruan tinggi, lemlit instansi vertikal di daerah dengan 6 perguruan tinggi dan 1 lembaga litbang di daerah (Unand, UNP, Bung Hatta, IAIN Imam Bonjol, Politeknik Negeri Padang, Politani Payakumbuh dan Baristand) yang menghasilkan Kesepakatan Bersama/MOU antara Pemerintah Daerah dengan Perguruan Laporan Kinerja Bappeda

141 Tinggi dan lembaga Litbang Instansi Vertikal di Daerah (Baristand) tentang Penelitian dan Pengembangan. 3. Pengembangan kapasitas peneliti bertujuan pengumpulan data dan informasi yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan masukan dalam perencanaan pembangunan daerah yang akan datang, sesuai dengan masing-masing kepakaran peneliti (Bidang Kesehatan, Lingkungan Hidup, Pertanian, Kebijakan Publik dan Transportasi), peningkatan penyebarluasan informasi dan pemanfaatan hasil penelitian melalui diseminasi/penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) dan pemasyarakatan IPTEK sesuai dengan kepakaran peneliti (Bidang Kesehatan, Pertanian, Lingkungan Hidup, Kebijakan Publik dan Transportasi) dalam bentuk penelitian mandiri, peningkatan kapasitas peneliti melalui kegiatan seminar, pelatihan, lokakarya sesuai dengan kepakaran masing-masing. Ditinjau dari capaian kapasitas peneliti, secara kuantitas fungsional peneliti telah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2016 jumlah fungsional peneliti sudah mencapai 7 (tujuh) orang. Selanjutnya jika dilihat dari kualitas SDM peneliti juga sudah menunjukkan peningkatan dalam jenjang jabatan peneliti, yaitu dari Peneliti Pertama meningkat menjadi Peneliti Muda, dan dari Peneliti Muda meningkat menjadi Peneliti Madya. 4. Kegiatan Diseminasi Teknologi bertujuan meningkatkan kompetisi sehat antar pelaku Iptek dan Institusi R&D dalam rangka memacu dan menggairahkan pengembangan Iptek di Provinsi Sumatera Barat, mendiseminasikan hasil Iptek dan manfaatnya bagi stakeholder dan pengguna teknologi dalam rangka mendukung pembangunan daerah untuk peningkatan pengetahuan dan ekonomi masyarakat, mendekatkan informasi Iptek ke pemerintah daerah, mendorong kerjasama antara masyarakat, pengguna teknologi dengan lembaga riset dan perguruan tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan mendiseminasikan teknologi, sebagai wadah penyiapan calon inovator Iptek asal Sumbar mengikuti event kegiatan Iptek berskala nasional dari Kemenristekdikti, dan program insentif Iptek lainnya, mempercepat pertumbuhan inovasi teknologi dari berbagai lapisan masyarakat guna pengembangan dan pembangunan Iptek dalam upaya peningkatan daya saing komoditi unggulan Sumatera Barat. Laporan Kinerja Bappeda

142 Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk; melakukan rapat-rapat dalam rangka pembentukan Dewan Juri Kompetisi Karya Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016, rapat-rapat penetapan prioritas dan fokus substansi Kompetisi Karya Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (bidang dan aspek) yang akan dikompetisikan, yang berkaitan dengan cakupan kegiatan tersebut diatas, serta rapat-rapat penyusunan kriteria pemilihan dan inovasi bersama dengan Dewan Juri. Sosialisasi dan penyebaran leaflet Kompetisi Karya Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ke Lembaga Riset, Perguruan Tinggi dan Masyarakat di Sumatera Barat, oleh Tim Bappeda Provinsi Sumatera Barat Bidang Penelitian dan Pengembangan. Melakukan inventarisasi terhadap calon inovator potensial pada masing-masing institusi yang dikunjungi, dan sosialisasi melalui kegiatan pengumuman di koran-koran terbitan Sumatera Barat serta pemasangan spanduk di beberapa tempat strategis. Seleksi dan penetapan puncak : Kompetisi Karya Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pengumuman Pemuncak dan Penyerahan Anugerah Iptek Sumbar Tahun 2016 oleh Gubernur Sumbar pada saat acara Upacara Bendera Tanggal 17 Agustus Melaksanakan penyebarluasan informasi tentang ketersediaan Teknologi Tepat Guna hasil Kompetisi Karya Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kabupaten/Kota pada tahun 2016 dilakukan kepada 2 Kabupaten yakni Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Pasaman (alat pengering kakao). Menyusun Buku Profil Karya Inovasi Teknologi Sumatera Barat Tahun Kegiatan Peningkatan Peran Dewan Riset Daerah bertujuan untuk Operasional pelaksanaan kegiatan DRD, merumuskan rekomendasi berbagai kebijakan hasil diskusi aktual dengan melibatkan DRD dan Mitra DRD sesuai kebutuhan yang menjadi salah satu masukan bagi pemerintah daerah dalam penyusunan kebijakan. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk: melakukan rapat-rapat koordinasi Dewan Riset Daerah dalam rangka merumuskan Kebijakan Riset operasional yang dibutuhkan Pemda, menyusun Buku Rekomendasi Pemecahan Masalah Aktual untuk 3 isu aktual, mengikuti kegiatan dan berkoordinasi dengan Dewan Riset Nasional, dukungan Pengembangan SIDa dan fasilitasi pembangunan Technopark Provinsi Laporan Kinerja Bappeda

143 Sumatera Barat, monitoring kegiatan riset pada lembaga Riset Daerah, Audiensi dengan Kepala Daerah untuk menyampaikan masukan-masukan kebijakan riset untuk percepatan pembangunan daerah. 6. Kegiatan Koordinasi Pembangunan Technopark, kegiatan ini bertujuan untuk: mengembangkan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Sumatera Barat sebagiamana dimaksudkan dengan Peraturan Bersama Mendagri No. 36 dan Menristek No. 3 tahun 2012 tentang penguatan sistem inovasi daerah, memfasilitasi pembangunan Technopark di Sumatera Barat. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk: melakukan rapat-rapat koordinasi, Audiensi dengan Kepala Daerah untuk menyampaikan masukan-masukan kebijakan terkait dengan Pembangunan Technopark di Sumatera Barat, memfasilitasi rencana pembangunan Technopark Kota Padang melalui fasilitasi penyusunan dokumen rencana pembangunan technopark. 7. Kegiatan Jarlit Bidang Pendidikan, kegiatan ini bertujuan : melakukan koordinasi dengan Puslitjakdikbud, Tim Jarlit Provinsi dan Kabupaten/Kota, melakukan kerjasama penelitian antara Tim Jarlit Provinsi dengan Puslitjakdikbud. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk; Penyusunan proposal dengan judul Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Menengah dalam rangka Pengalihan Kewenangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 di Provinsi Sumatera Barat, penyampaian proposal kerjasama ke Puslitjakdikbud, penyusunan kuesioner, pengumpulan data dan penyebaran kuesioner, Fokus Group Diskusi, Rapat Koordinasi Jarlit oleh Puslitjak di Padang terkait penelitian Puslitjak di Sumatera Barat, penulisan laporan hasil penelitian dan menyampaikan hasil penelitian ke Puslitjak Balitbang Kemendikbud. 8 Sasaran Strategis Kualitas Layanan Bagi Pengguna LPSE Sesuai Peraturan Yang Berlaku Berbagai perubahan dan transformasi yang terjadi saat ini menuntut terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dimana masyarakat memerlukan pelayanan publik yang Laporan Kinerja Bappeda

144 mampu memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah negara Indonesia dan dapat diandalkan dan terpercaya, serta mudah dijangkau. Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat memenuhi tuntutan transformasi tersebut, yaitu melalui implementasi sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement). E-procurement merupakan proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum secara elektronik yang diselenggarakan oleh Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berusaha melakukan peningkatan kualitas pelayanan publik terutama dalam pengelolaan keuangan negara yang dibelanjakan melalui proses pengadaan barang/jasa pemerintah. Peningkatan kualitas pelayanan tersebut dilakukan dengan upaya-upaya menciptakan keterbukaan, transparansi, akuntabilitas serta prinsip-prinsip persaingan/kompetisi yang sehat dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang didanai oleh dana APBD maupun dana APBN. Dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah BAB XIII Pasal 111 ayat 1 menyatakan Gubernur/Bupati/Walikota membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tahun 2010 membentuk UPTB Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) BAPPEDA Provinsi Sumatera Barat yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 67 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat, dan pelaksanaan tugas Working Group dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor tanggal 25 Februari 2016 tentang Pembentukan tim Pengelola Layanan Pengadaan Secara Elektronik Provinsi Sumatera Barat. Selain melakukan fungsi fasilitasi pelaksanaan lelang secara elektronik, UPTB. LPSE BAPPEDA Provinsi Sumatera Barat juga melaksanakan fungsi pelayanan kepada para pengguna yaitu rekanan pengadaan barang dan jasa dilingkungan Laporan Kinerja Bappeda

145 instansi pemerintah. Disamping itu sejak tahun 2011 telah memfasilitasi pengadaan barang/jasa pemerintah dari kabupaten/kota yang menginduk ke LPSE Provinsi Sumatera Barat (service provider) dan Kementerian/Lembaga/ Institusi yang belum membentuk LPSE sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 pada BAB XIII pasal 111 ayat 3 yang berbunyi ULP/Pejabat Pengadaan pada Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN yang tidak membentuk LPSE, dapat melaksanakan pengadaan secara elektronik dengan menjadi pengguna dari LPSE terdekat. Dalam rangka mengimplementasikan pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, maka aspek strategis organisasi adalah (1) memfasilitasi pengentrian data Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) SKPD, (2) memfasilitasi proses pengadaan barang dan jasa secara elektronik dari pokja ULP, (3) memfasilitasi pengadaan melalui E-Purchasing bagi Pejabat Pengadaan, (4) memfasilitasi penyedia/vendor dalam proses PBJ, (5) memfasilitasi auditor/aph dalam pemeriksanaan bidang pengadaan dan aspek lainnya yang menunjang dalam transparansi pengadaan barang dan jasa pemerintah. Maksud dari pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui LPSE ini adalah: Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara terbuka, transparan, akuntabilitas dan persaingan/kompetisi yang sehat; Pengadaan barang/jasa dapat dilakukan penghematan keuangan negara; Barang/jasa yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara fisik dan non fisik. Tujuan dari pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui LPSE adalah: Barang/jasa yang didapat dan diperoleh dengan persaingan yang sehat; Penghematan keuangan negara dapat dilakukan tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas barang/jasa yang disediakan; Mutu barang/jasa dapat dinikmati dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dilakukan dengan 2 (dua) indikator; 1. Persentase pengadaan barang dan jasa melalui lelang elektronik dan 2. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Sasaran ini diukur melalui indikator presentase peningkatan pengadaan barang dan jasa melalui LPSE dan mengukur IKM, dimana UPTB LPSE Provinsi Sumatera Laporan Kinerja Bappeda

146 Barat secara berkala melakukan survey tingkat kepuasan masyarakat atas layanan fungsi pengadaan pengadaan barang/jasa. Survey ini dimaksudkan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kepuasaan pengguna jasa dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah pada instansi pelaksana fungsi pengadaan barang/jasa. Dimana hasil survey diukur dan diindeks berupa satuan skor kinerja, dengan klasifikasi penilaian sebagai berikut: Tabel KLASIFIKASI PENILAIAN KINERJA No Klasifikasi Penilaian Predikat ,75 Tidak Baik 2. 43,76 63,50 Kurang Baik 3. 63,51 81,25 Baik 4. 81, Sangat Baik 1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Dari pelaksanaan sejumlah program dan kegiatan di lingkup UPTB LPSE yang dilaksanakan untuk mencapai target sasaran yang telah ditetapkan dapat digambarkan melalui tabel berikut. Tabel SASARAN STRATEGIS 8 Kualitas Layanan Bagi Pengguna LPSE Sesuai Peraturan Yang Berlaku ProgramPengembangan Manajemen Pelayanan Publik Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase pengadaan barang dan jasa melalui lelang elektronik % Capaian 100 % 100% 100 Indeks Kepuasan Masyarakat 83 (skor nilai) 83,24 (skor nilai) 100,29 Dari Tabel di atas dapat dilihat tingkat keberhasilan pencapaian indikator kinerja, dengan indikator kinerja, Persentase pengadaan barang dan jasa melalui lelang elektronik, adalah baik dengan persentase 100% dan hasil pengolahan data survey didapatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada mutu pelayanan LPSE Laporan Kinerja Bappeda

147 Provinsi Sumatera Barat dengan nilai sangat baik (skor nilai 83,24) atau mencapai %. 2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun-Tahun Sebelumnya 1. Pengadaan Barang & Jasa (%) Tabel Target dan Realisasi Kinerja Tahun Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 30 73, IKM (Skor) 80 82, Tingkat Capaian Rata-rata (%) 245,30 163,84 142,86 107, Paket Pengadaan yang dilaksanakan oleh Pokja ULP Sampai bulan Desember Tahun 2016 No Uraian Satuan Realisasi 1. Surat Tugas Pokja ULP Surat Tugas Jumlah Paket lelang SKPD Paket Pagu Dana Rp ,00 4. HPS Rp ,00 5. Nilai Kontrak Rp ,00 6. Efisiensi Rp ,00 7. Peserta lelang Penyedia Pemenang dari Sumbar Penyedia Pemenang luar Sumbar Penyedia 110 Tabel 7 : Layanan yang diberikan kepada Pengguna LPSE Tahun 2016 No. Uraian Satuan Jumlah 1. Kunjungan Konsultasi Penyedia orang Konsultasi Penyedia di Luar Jam Layanan orang Kepuasan Pengguna terhadap Layanan orang Konsultasi Pokja/Auditor orang 1 5. Permintaan perobahan jadwal Batas Upload dan Pembukaan Dokumen Penawaran Pokja 5 Dari pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2016, maka penghargaan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah (LKPP) yang telah diterima oleh UPTB. Balai LPSE Bappeda Provinsi Sumatera Barat di tingkat Nasional dan langsung diterima oleh Gubernur Sumatera Barat, sebagai berikut : a) National Procurement Award 2016 Kategori Komitmen 100 % e-procurement. b) National Procurement Award 2016 kategori Peran LPSE Provinsi. Laporan Kinerja Bappeda

148 No 3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah Yang Terdapat Pada Dokumen Renstra Bappeda dan Renstra Bappeda Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada Revisi Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun dan Renstra Bappeda , maka perbandingan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi yang telah dicapai dapat dijelaskan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1 Persentase PBJ melalui lelang elektronik 2 Indeks Kepuasan Masyarakat Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Pada Renstra Bappeda Renst Renstra Realisasi Realisasi Renstra Realisasi Renstra Realisasi Renstra Realisasi Renstra Realisasi ra 30 73, , , , ,24 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa mulai tahun 2015 target pelelangan secara elektronik dinaikkan menjadi 100 % dengan realisasi juga 100 %.Hal ini tentu sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan peraturan dan dukungan dari ketersediaan sumber daya manusia yang mampu menjalankan sistem yang dibangun secara elektronik. Pengukuran terhadap pencapaian kinerja dengan indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah untuk mengukur kualitas pelayanan yang telah diberikan dengan meminta tanggapan dari pengguna layanan. Metode yang dilakukan adalah melalui survey terhadap rekanan dan melakukan analisis terhadap kuisioner yang diberikan. Dari hasil survey yang telah dilakukan dalam tahun 2016 tingkat kepuasaan masyarakat sedikit mengalami penurunan dari di tahun 2015 menjadi di tahun Hal ini disebabkan karena kisi-kisi pertanyaan kepada responden setiap tahunnya tidak sama sehingga hasil survey juga akan berbeda, ditambah lagi target pada 2016 juga lebih tinggi dari target Program Standardisasi LPSE Provinsi Sumatera Barat Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi Elektronik pada pasal 20 ayat 1 Laporan Kinerja Bappeda

149 mengamanatkan bahwa Penyelenggara Transaksi Elektronik wajib menjamin tersedianya perjanjian tingkat layanan; tersedianya perjanjian keamanan informasi terhadap jasa layanan teknologi informasi yang digunakan dan keamanan informasi dan sarana komunikasi internal yang diselenggarakan. a) Standar Nasional Kepatuhan terhadap standar Pelayanan Publik UU Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Peningkatan pelayanan public di Indonesia khususnya di pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat, Ombudsman RI memberikan penghargaan kepada UPTB Balai LPSE Bappeda Provinsi Sumatera Barat, yang telah memenuhi Indikator Standar Pelayanan Publik dengan catatan agar melengkapi komponen indicator Standar Pelayanan Publik berupa 1) Sarana, prasarana atau fasilitas : profil petugas/person in charge/jumlah 2) Sistem informasi pelayanan public layanan kebutuhan khusus : unit pengaduan, prosedur/tata cara pengaduan dan pengelolaan pengaduan dan ) pengukuran kepuasan pelanggan : Sertifikat ISO 9901 : 2008 b) Standarisasi LPSE 1. Standar Kebijakan Layanan; 2. Standar Pengorganisasian Layanan; 3. Standar Pengelolaan Aset Layanan; 4. Standar Pengelolaan Resiko Layanan; 5. Standar Pengelolaan, Gangguan, Masalah dan Permintaan Layanan; 6. Standar Perubahan; 7. Standar Pengelolaan Kapasitas; 8. Pengelolaan SDM; 9. Standar Pengelolaan Keamanan Perangkat; 10. Standar Pengelolaan Operasional Keamanan Layanan; 11. Standar Pengelolaan Server dan Jaringan; 12. Standar Pengelolaan Kelangsungan Layanan; 13. Standar Pengelolaan Anggaran Layanan, 14. Standar Pengelolaan Pendukung Layanan; 15. Standar Pengelolaan Hubungan Bisnis; Laporan Kinerja Bappeda

150 16. Standar Pengelolaan Kepatuhan; dan 17. Standar Penilaian. 5. Analisis Peningkatan/Penurunan Kinerja dan Solusi Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan dipengaruhi oleh: 1. Dukungan dana; 2. SDM yang tersedia; 3. Infrastruktur yang ada; 4. Perencanaan yang tersusun; 5. Komitmen melaksanakan program dan kegiatan dengan baik; 6. Kerjasama dengan pihak lainnya dalam menunjang pelaksanaan program dan kegiatan (LKPP, Kab/Kota, dan Stakeholders lainnya). Kendala dalam pelaksanaan program dan kegiatan: 1. Keterbatasan SDM di bidang teknis; 2. Keterbatasan anggaran dalam mencetak SDM karena perlu bimtek tentang aplikasi SPSE secara kontinu. Tindak lanjut dalam menangani permasalahan yang ada: 1. Pendanaan yang memadai sehingga kebutuhan dalam peningkatan kapasitas, layanan dan keamanan informasi dapat berjalan dengan baik. 2. Peningkatan SDM di bidang teknis dan layanan dalam bentuk pelatihan, bimtek dan workshop. 3. Mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilaksanakan dengan baik; 4. Meningkatkan kerjasama dengan pihak lainnya. 6. Analisis Pencapaian Kinerja Rencana Strategis Bappeda Tahun , ada 6 tujuan yang ingin dicapai dengan 8 sasaran strategis, dimana sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dan dapat diukur dengan indikator kinerja, yang dapat menggambarkan tingkat pencapaian tujuan. Pencapaian sasaran strategis 8 dilaksanakan dengan dukungan dari sumberdaya yang dimiliki, baik SDM maupun anggaran yang tersedia. Sasaran Strategis 8 (Meningkatkan kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai peraturan yg berlaku), dari jumlah anggaran sebesar Rp dapat direalisasikan sebesar Rp atau 95.03% dengan target persentase pengadaan barang dan jasa dari dana APBD melalui LPSE sebesar 100%, dapat direalisasikan sebesar 100% atau mencapai 100% dari target. Untuk pencapaian indikator kinerja Indeks Kepuasan Laporan Kinerja Bappeda

151 Masyarakat (IKM) dengan target skor kinerja 83, dapat terealisasi 83,24 atau % REALISASI ANGGARAN Pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi tugas Bappeda untuk mencapai 8 (delapan) sasaran strategis, memerlukan dukungan Anggaran Belanja Langsung yang memadai. Pada tahun 2016, Bappeda mendapat alokasi anggaran Belanja Langsung sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 85.49%. Tabel ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA PER SASARAN STRATEGIS APBD TAHUN 2016 No. Sasaran Strategis Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % 1. Kinerja kelembagaan yang efektif dan dan efisien 2. kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional 3. Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan 4. Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota 5. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan 6. Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. 7. Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Laporan Kinerja Bappeda

152 8. kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai dengan peraturan yang berlaku Jumlah Pada Tabel di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut; Sasaran Strategis 1 (Kinerja kelembagaan yang efektif dan dan efisien ), dari jumlah anggaran sebesar Rp dapat direalisasikan sebesar Rp atau 83.87% dengan target indikator kinerja Nilai SAKIP dengan skor BB dapat direalisasikan dengan nilai skor BB atau tingkat realisasi kinerja mencapai 100 %. Sasaran Strategis 2 ( kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional), dari jumlah anggaran sebesar Rp dapat direalisasikan sebesar Rp atau 76.83% dengan 2 target indikator kinerja yaitu : 1.) Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung sebanyak 4 % dan dapat direalisasikan sebanyak 5.57% atau mencapai % dari target kinerja dan 2.) Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana sebanyak dengan target sebesar 4 % dan dapat direalisasikan mencapai 4,3 % atau 107.5% dari target kinerja. Sasaran Strategis 3 (Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan ), dari jumlah anggaran sebesar Rp dapat direalisasikan sebesar Rp atau 81.21% dengan 4 target indikator kinerja yaitu :1.) Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra dengan target 100 % dapat direalisasikan 98.3%, 2) Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara Renstra dengan Renja Renstra dengan target 100 % dapat direalisasikan 100%, 3) Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan RKPD dengan target 100 % dapat direalisasikan 100% dan 4) Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS dengan target 100 % dapat direalisasikan 100%, Sasaran Strategis 4 (Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota ), dari jumlah anggaran sebesar Rp dapat direalisasikan sebesar Rp atau 96,70% dengan 2 indikator yaitu : 1) Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi Laporan Kinerja Bappeda

153 dengan nasional sesuai potensi daerah, target 80 %, realisasi 82.6 % dan capain kinerja 103 % dan 2) Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kab/kota sesuai potensi daerah, target 80 %,realisasi 91,97 % dan capaian kinerja 114 %. Sasaran strategis 5 ( Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan), dari anggaran Rp dapat direalisasikan Rp atau % dengan target indikator Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan (OPD, Perguruan Tinggi, DPRD, Ormas, Tokoh Ulama, Masyarakat) 100 %, realisasi % dan capaian kinerja 92,99 %. Sasaran Strategis 6 (Tersedianya data base perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan pengendalian dan evaluasi dengan indicator persentase database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah), dari anggaran Rp dapat diralisasikan Rp atau dengan target indikator persentase database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah sebesar 90 % realisasi 90 % atau capaian kinerja 100 % Sasaran Strategis 7 ( fungsi penelitian dan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi), dari jumlah anggaran sebesar Rp dapat direalisasikan sebesar Rp atau 88.48% dengan target indikator kinerja sasaran Persentase hasil penelitian dan pengembangan yang ditindaklanjuti dalam kebijakan pembangunan sebesar 65% dan dapat direalisasikan sebesar 65% atau capaian 100%. Sasaran Strategis 8 ( kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai peraturan yg berlaku), dari jumlah anggaran sebesar Rp dapat direalisasikan sebesar Rp atau 95.03% dengan 2 target indikator kinerja sasaran; 1) Persentase pengadaan barang dan jasa dari dana APBD melalui LPSE sebesar 100 % dan dapat direalisasikan sebesar 100% atau capaian 100% serta 2.) Indeks Kepuasan Masyarakat, dengan target skor kinerja 83, realisasi mencapai 83,24 atau mencapai %. Laporan Kinerja Bappeda

154 P E N U T U P A. KESIMPULAN Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja Bappeda Sumatera Barat dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan tahun Dari hasil analisis pengukuruan kinerja berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dengan metode membandingkan target kinerja dengan realisasi kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis, secara umum realisasi capaian kinerja dapat tercapai dari target yang telah ditetapkan, dua indikator kinerja melebihi target dan satu indikator belum tercapai sesuai dengan target, secara rinci dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis 1, Kinerja Kelembagaan yang Efektif dan Efisien.Indikator kinerjanya adalah; 1) Nilai SAKIP, target yang ditetapkan adalah nilai SAKIP BB, realisasi BB dan capaian kinerja 100 %. 2. Sasaran Strategis 2, kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan professional diukur dengan 2 indikator yaitu : 1) Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung, dari target 4 % tercapai 5,57 % dan capaian kinerja % dan 2) Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana dengan target 4 %, realisasi 4.3 % dan capaian kinerja 107,5 % 3. Sasaran Strategis 3, Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan diukur dengan 4 indikator yaitu : 1) Persentase kesesuaian sasaran dan indicator sasaran antara RPJMD dengan Renstra target 100 % realisasi 98.3% dan capaian kinerja 98.3% 2) Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Renstra dengan Renja target 100 %, realisasi 100% dan capaian kinerja 100% 3) Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Laporan Kinerja Bappeda

155 target 100 %, realisasi 100% dan capaian kinerja 100% dan 4) Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS target 100 %, realisasi 100% dan capaian kinerja 100%. 4. Sasaran strategis 4, Sinerginya perencanaan pembangunan provinsi dengan perencanaan pembangunan nasional dan kabupaten/kota dengan 2 indikator yaitu : 1) Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan nasional sesuai potensi daerah, target 80 %, realisasi 82.6 % dan capain kinerja 103 % dan 2) Persentase keselarasan prioritas pembangunan provinsi dengan kab/kota sesuai potensi daerah, target 80 %,realisasi 91,97 % dan capaian kinerja 114 %. 5. Sasaran strategis 5, Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian pembangunan dengan indicator Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan (OPD, Perguruan Tinggi, DPRD, Ormas, Tokoh Ulama, Masyarakat) dengan target 100 %, realisasi % dan capaian kinerja 92,99 %. 6. Sasaran Strategis 6, Tersedianya data base perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan pengendalian dan evaluasi dengan indicator persentase database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah, target 90 % realisasi 90 % dan capaian kinerja 100 % 7. Sasaran Strategis 7, fungsi penelitian dan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan indicator Persentase hasil penelitian dan pengembangan yang ditindaklanjuti dalam pengambilan kebijakan pembangunan, target 65 %, realisasi 65 % dan capaian kinerja 100 %. 8. Sasaran Strategis 8, Sasaran Strategis 6, kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai peraturan yang berlaku, dengan indikator kinerja yaitu; 1) persentase pengadaan barang/jasa melalui lelang elektronik, dari target 100% dapat direalisasikan 100%. 2) Indeks Kepuasan Masyarakat, target indikator kinerja 83 skor nilai, dapat direalisasikan sebesar 83,24 dengan persentase capaian %. Laporan Kinerja Bappeda

156 B. SARAN Dalam rangka perbaikan kinerja SKPD ke depan beberapa hal yang dapat menjadi saran, adalah: 1. Hasil pengukuran kinerja yang terdapat dalam Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat yang telah menggambarkan keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan dalam perbaikan kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2. Diperlukan komitmen dan dukungan semua bidang untuk memperkuat pelaksanaan koordinasi dan sinergi program agar pelaksanaan program kerja dan anggaran menjadi lebih efektif. 3. Penyusunan rencana pelaksanaan program dan kegiatan guna pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan agar dilakukan secara lebih cermat dan sinergi. 4. Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan meningkatkan Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan instansi dan lembaga serta mitra kerja Bappeda lainnya. Laporan Kinerja Bappeda

157 INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 NAMA ORGANISASI Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat 2 TUGAS Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan 3 FUNGSI a. Perumusan kebijakan teknis penyusunan perencanaan pembangunan; b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan 4 INDIKATOR KINERJA UTAMA : NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA FORMULA/ SUMBER DATA Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra, RKPD, Renstra dengan Renja, RKPD dengan KUA PPA Formula: Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran yang ada di RPJMD dengan Renstra, RKPD, Renstra dengan Renja, RKPD dengan KUA PPA. Sumber Data: Bappeda dan SKPD Provinsi. Data diolah. 2 Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional dan Kabupaten/ Kota Formula: Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional dan Provinsi dengan Kabupaten/ Kota 3 Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi 4 kualitas sumber daya aparatur yang berintegritas dan profesional Persentase Database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung Sumber Data: Bappeda Formula: Sumber Data: Bappeda Formula: Persentase aparatur yangmengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung lainnya dibandingkan jumlah pegawai Provinsi Sumatera Barat Sumber Data: Bappeda

158 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA FORMULA/ SUMBER DATA Kinerja Kelembagaan yang baik Nilai SAKIP Formula: Hasil evaluasi dari Inspektorat Provinsi Sumatera Barat Sumber Data: Inspektorat BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Plt. Kepala, Dr.Ir. Reti Wafda, MTP Pembina Tk.I NIP NIP

159 RENCANA AKSI KINERJA SASARAN SKPD BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi PENANGGUNG JAWAB 1 Kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien Nilai SAKIP BB BB BB SEKRETARIAT 2 kualitas sumber daya Persentase aparatur yang SEKRETARIAT aparatur yang berintegritas dan profesional mengikuti diklat perencanaan dan diklat pendukung Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana ,3 3 Konsistensi dan sinergitas antar dokumen perencanaan Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara Renstra dengan Renja , BID. KPKP SOSBUD, BID. KPKP EKONOMI, BID. PWLH Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA PPAS SEKRETARIAT 4 Sinerginya Perencanaan Pembangunan Provinsi dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kabupaten/Kota Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Nasional sesuai potensi daerah ,6 BID. KPKP SOSBUD, BID. KPKP EKONOMI, BID. PWLH

160 NO. SASARAN 5 keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pengendalian INDIKATOR KINERJA Persentase keselarasan prioritas pembangunan Provinsi dengan Kabupaten/Kota sesuai potensi daerah Persentase keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan (OPD,PT,Tokoh Ulama,Masyarakat) TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TARGET Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi PENANGGUNG JAWAB , SEKRETARIAT 6 Tersedianya database perencanaan pembangunan daerah sebagai bahan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi 7 Fungsi Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 8 kualitas layanan bagi pengguna LPSE sesuai peraturan yang berlaku Persentase Database perencanaan pembangunan daerah dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan pembangunan daerah Persentase pemanfaatan hasil riset dan pengembangan dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah Persentase pengadaan barang /jasa melalui lelang elektronik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) BIDANG STATISTIK BID. LITBANG UPTB LPSE 83 (Skor Nilai) ,24

161 NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi PENANGGUNG JAWAB No Program 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 4 Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Pengembangan Data dan Informasi Pembangunan Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Koordinasi Perencanaan Pembagunan Daerah Pengembangan Manajemen Pelayanan Publik Penelitian dan Pengembangan IPTEK untuk menunjang Pemerintahan dan Pembangunan JUMLAH Padang, Desember 2016 Plt. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dr.Ir. Reti Wafda, MTP NIP

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Padang, Januari 2018 IKHTISAR EKSEKUTIF P enyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi salah satu upaya yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY EKSEKUTIF SUMMARY Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan suatu bentuk format pertanggung-jawaban instansi pemerintah yang berisi informasi seputar capaian dan hambatan pelaksanaan rencana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 C. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja 3 BAB II

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita aturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan Rencana Kerja Inspektorat Daerah Tahun 2015 telah dapat diselesaikan. Rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Untuk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

HASIL PENGUKURAN KINERJA

HASIL PENGUKURAN KINERJA IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 29 Tahun 2010 merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 selesai

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017 PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2018 Kata Pengantar Puji dan syukur kita sanjungkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat,

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk memantapkan pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN JL. KAPTEN A. RIVAI PALEMBANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2015 adalah Rencana Operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang telah selesai disusun.

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya kita panjatkan

Lebih terperinci

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang RENCANA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2018 Penyusunan Rancangan Akhir Rencana Kerja Inspektorat Kota Tangerang Tahun 2018 merupakan pelaksanaan kegiatan mengacu pada Rancangan Akhir Rencana Kerja

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 700/Kep. 87 Insp/2016 Tentang PENETAPAN RENCANA

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dapat diselesaikan,

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L A K I P) TAHUN 2016 DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH D I S U S U N O L E H : BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kinerja Pemerintah Daerah semakin mendapat sorotan masyarakat. Pemerintah dituntut mampu untuk menunjukan akuntabilitas kinerjanya kepada masyarakat sebagai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata ala yang telah memberi rahmat dan karunia-nya, sehingga dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan dan pendanaan yang berisi program dan kegiatan SKPD sebagai penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD dalam satu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2017 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Memaparkan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan, serta pembahasan tentang RENSTRA, tujuan dan Sasaran Visi dan Misi, Penetapan Kinerja,

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) SKPD pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. KH. Wakhid Hasyim Nomor 141, Telepon (0321) , Fax. (0321) Jombang 61411

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. KH. Wakhid Hasyim Nomor 141, Telepon (0321) , Fax. (0321) Jombang 61411 PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. KH. Wakhid Hasyim Nomor 141, Telepon (0321) 861560, Fax. (0321) 864555 Jombang 61411 PERATURAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH NOMOR : 188/

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENSTRA 1. Visi Visi merupakan pernyataan untuk mengubah kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik di masa mendatang. Visi Bappeda Sleman Tahun 2011-2015 adalah: Mewujudkan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 KLUNGKUNG 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang B Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun Rancangan Awal Rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandar Lampung, Januari Kepala Bappeda Provinsi Lampung,

KATA PENGANTAR. Bandar Lampung, Januari Kepala Bappeda Provinsi Lampung, KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat dan Nikmat- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja tahun 2015 dan Penetapan Kinerja Tahun 2015 pada unit

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bappeda Kabupaten Lahat dalam mewujudkan pencapaian tata pemerintahan yang baik (good gavernance) dan memenuhi tuntutan serta harapan masyarakat atas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci