BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH"

Transkripsi

1 BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Bab ini menjelaskan kondisi dari berbagai komponen dan permasalahan sanitasi yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara. 3.1 Promosi Higiene dan Sanitasi Promosi higiene adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dariolehuntuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Tujuan dari Promosi Higiene ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang arti pentingnya melaksanakan hidup sehat dilingkungannya masingmasing. Derajat kesehatan dan pola hidup masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara secara umum dapat terlihat dari angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk. Salah satu indikator yang sangat berhubungan erat dengan permasalahan sanitasi adalah jumlah kasus kejadian penyakit diare. Dari hasil Studi EHRA yang dilakukan wawancara terhadap responden sebanyak 400 responden mengenai kasus diare pernah terjadi yang dialami keluarga responden, mayoritas tidak pernah dengan persentase sebesar 75,8 %. Akan tetapi lebih dari enam bulan keluarga responden terkena kasus diare terdapat pada beberapa responden dengan persentase 9,8 % dan enam bulan terakhir sebesar 2,8 %, selanjutnya sebesar 6,8 % 1 bulan terakhir terdapat kasus, 3 bulan terakhir terjadi kasus sebesar 3 %, kasus 1 minggu terakhir sebesar 1,2 %, dan sisanya sebesar 0,7 % baru saja terjadi kasus diare. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar garfik di bawah ini: III1

2 ,2 0,5 1,2 Hari ini Kemarin 1 minggu terakhir 6,8 3 2,8 1 bulan terakhir 3 bulan terakhir 6 bulan yang lalu 9,8 Lebih dari 6 bulan yang lalu 75,8 Tidak pernah Gambar 3.1. Waktu Terjadi Kasus Diare Pada Keluarga Responden Derajat kesehatan dan pola hidup masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara secara umum terlihat dari angka kejadian penyakit diare berada dalam posisi sanitasi yang baik. Hal ini terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat untuk pola hidup bersih dan sehat semakin membaik, dan tentu saja hal ini juga di dukung oleh pendanaan sanitasi yang mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun Belanja Sanitasi (Rp.) Ratar ata Per tumbuh No Uraian Belanja Sanitasi ( ) 1.1 Air Limbah Domestik Sampah rumah tangga Drainase lingkungan PHBS Dana Alokasi Khusus ( ) 2.1 DAK Sanitasi 2.2 DAK Lingkungan Hidup DAK Perumahan dan 2.3 Permukiman Pinjaman/Hibah 3 untuk Sanitasi Bantuan Keuangan 4 Provinsi untuk Sanitasi Belanja APBD murni untuk Sanitasi (123) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung Sumber : APBD Kab.PPU tahun , diolah III2

3 Dari tabel diatas menunjukan bahwa pendanaan bidang sanitasi dari tahun mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi mengingat kebutuhan akan layanan sanitasi juga meningkat karena adanya peningkatan jumlah penduduk yang signifikan dari tahun yaitu dari Jiwa menjadi jiwa atau selama kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 26,1%. Komponen terbesar dalam peningkatan ini adalah bidang persampahan dan drainase. Kedua sector ini merupakan sector yang sangat mendesak untuk segera ditangani mengingat Kabupaten PPU sebagai kabupaten yang baru terbentuk harus melengkapi pelayanan dasarnya terkait pengelolaan persampahan dan pengurangan luas genangan banjir yang sering terjadi dibeberapa wilayah kecamatan. Dukungan lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah adanya komitment kepala daerah dalam meraih penghargaan tertinggi bidang kebersih yaitu Piala Adipura. Hal lain yang mendukung adalah komitmen kepala daerah tersebut termuat dalam RPJMD , sehingga hal ini akan memudahkan dalam pengalokasian dana bagi kegiatan sektor terkait pengelolaan persampahan dan drainase. Dalam dokumen RPJMD ini dijelaskan secara detail indicator capaian pada 2 sektor tersebut, walaupun indicator yang dipakai masih bersifat global sesuai dengan Lampiran I Permendagri No. 54.tentang pedomen penyusunan RPJMD. Tabel 3.2 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita No SKPD 1 Retribusi Air Limbah Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuha n (%) 1.a Realisasi retribusi 1.b Potensi retribusi 2 Retribusi Sampah 2.a Realisasi retribusi , ,00 2.b Potensi retribusi 3 Retribusi Drainase 3.a Realisasi retribusi 3.b Potensi retribusi 4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) , ,00 5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) III3

4 6 Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) Sumber: APBD Kab.PPU Retribusi terkait pengelolaan sanitasi sektor sampah yang ada di Kabupaten PPU masih menjadi satu kesatuan dengan retribusi pembayaran air bersih yang di kelola PDAM. Sampai dengan tahun 2013 retribusi yang sudah ada Perdanya terkait bidang sanitasi adalah sektor persampahan saja, sementara sektor limbah dan drainase belum termasuk dalam proyeksi untuk meningkatkan pendapatan daerah. Hal ini mengingat layanan sektor air limbah belum termasuk dalam program dan kegiatan prioritas sehingga belum ada kegiatan yang khusus menangani sektor tersebut. Sementara itu sektor drainase dalam penganggaran merupakan bagian dari usuran wajib pemerintah daerah, sehingga keberadaanya terkait mengurangan luas genangan yang sering terjadi di sebagian wilayah di Kabupaten PPU merupakan permasalahan yang mendesak terkait pengaruhnya terhadap kondisi permukiman penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial yang ada di wilayah tersebut. Dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) ini, yang akan dibahas mengenai permasalahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) hanya pada tataran rumah tangga dan sekolah saja. Hal ini dikarenakan pada kedua lokasi tersebut mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam pencapaian program PHBS Tatanan Rumah Tangga Promosi kesehatan di rumah tangga ditekankan pada kegiatan kampanye dan aktifitas yang dimulai pada sasaran komunitas tertentu dalam masyarakat. Kegiatan ini dilakukan oleh para kader dan petugas kesehatan yang ada baik di Pukesmas atau Pusban setempat seperti petugas kesehatan, bidan dan perawat (mantri) dengan sasaran ibuibu PKK, Kelompok Pengajian dan komunitas sosial lainnya yang ada dimasyarakat. Adapun target dari kegiatan ini adalah ibu rumah tangga, ibu hamil, remaja putri dan kelompok ibu muda yang mempunyai balita dan lainlain. Kegiatan promosi bagi ibu rumah tangga ini terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan bersamaan dan berkesinambungan meliputi: Penyuluhan kelompok terbatas Penyuluhan kelompok besar (masa) Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education) Penyuluhan dengan metode demonstrasi Pemasangan poster Pembagian leaflet III4

5 Kunjungan/wisata kerja ke daerah lain Kunjungan rumah Lomba kebersihan antar RT/RW/Desa Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan tempattempat umum Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air Pelatihan kader, unit kesehatan Program promosi kesehatan di tatanan Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Memberi ASI eksklusif Menimbang balita setiap bulan Menggunakan air bersih Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Menggunakan jamban sehat Memberantas jentik di rumah sekali seminggu Makan buah dan sayur setiap hari Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tidak merokok di dalam rumah Tabel 3.3 Permasalahan mendesak dan isu strategis Permasalahan mendesak dan isu stategis terkait tatanan rumah tangga yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah: Permasalahan Mendesak Isu Stategis Masyarakat belum terbiasa cuci tangan pakai sabun Masih ada masyarakat yang BAB (buang air besar ) sembarangan Cara pengelolaan dan penyimpanan air minum di tingkat rumah tangga masih belum aman Sampah lebih banyak di bakar oleh masyarakat Rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting Kurangnya kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan dan penyimpanan air minum Implementasi reuse, reduce, recycle (3R) kurang maksimal III5

6 Sebagian masyarakat masih ada yang belum memiliki saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga dan masih ada SPAL dengan kondisi yang tidak bersih dari sampah Rendahnya kepemilikan dan pemeliharaan SPAL rumah tangga Pendataan PHBS Tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2013 menggunakan metode Survey EHRA dengan jumlah sampel 400 Kepala Keluarga. Hasil pendataan berdasarkan survei random sampling menunjukkan bahwa kondisi untuk indikator kesehatan lingkungan sektor sanitasi adalah sebagai berikut: Gambar 3.4 : Grafik CTPS di 5 (lima) Waktu Penting Grafik diatas menunjukan bahwa perilaku masyarakat dalam melakukan cuci tangan pakai sabun pada 5 waktu penting masih rendah sekali, berdasarkan hasil studi EHRA diatas hanya 1,5% penduduk yang melalukan CTPS. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat PPU masih rendah yang berakibat masih banyaknya berbagai penyakit yang terkait dengan perilaku tersebut. Penyakitpenyakit tersebut meliputi penyakit diare, disentri dll yang masih banyak terjadi khususnya pada masyarakat dengan ekonomi rendah dan berada pada kantongkantong permukiman kumuh yang tersebar dibeberapa lokasi di 4 kecamatan. Gambar 3.5 : Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS III6

7 Grafik diatas menunjukan bahwa kegiatan BABS yang ada di Kab. PPU hampir semua penduduk sudah mempunyai jamban pribadi. Diharapkan dengan adanya jamban pribadi ini memberikan dampak yang baik bagi kesehatan masyarakat khususnya dalam hal pembuangan limbah domestik agar tidak dilakukan di sembarang tempat, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan akibat BABS. Gambar 3.6 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air) Untuk menghidari berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman yang ada di air minum salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menutup tempat air minum sehingga jentikjentik dari nyamuk tidak dapat bertelur di dalam wadah air minum tersebut. Data diatas menunjukan bahwa perilaku masyarakat PPU dalam menempatkan air minum dalam teko tertutup mencapai 43.6%. Ini menunjukan bahwa kesadaran untuk mengkonsumsi air yang bersih dan sehat sudah dilakukan oleh masyarakat walaupun sebagian masih ada yang belum menyimpan air menggunakan wadah tertutup. Gambar 3.7 Grafik Pengolahan Sampah Setempat III7

8 Kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga yang ada di Kabupaten PPU masih bersifat tradisional. Data yang terkumpul menunjukan bahwa kebanyakan sampah yang ada dari rumah tangga dimusnahkan dengan cara dibakar. Pembakaran sampah ini umumnya dilakukan di halaman rumah penduduk mengingat kondisi rumah penduduk yang umumnya berada dipedesaan masih luas. Kebiasaan lainnya yang juga belum menunjukan kesadaran tentang mengelola sampah dengan baik adalah dengan membuang sampah dari rumah tangga tersebut pada lahanlahan kosong yang ada disekitar rumah. Adanya perilaku membakar dan membuang sampah sembarangan ini selain disebabkan tingkat kesadaran yang rendah juga disebabkan karena jangkauan pelayanan persampahan yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum masih terbatas pada wilayahwilayah perkotaan. Demikian juga dengan sarana penunjang lainnya seperti sebaran TPS yang masih minim khususnya pada daerahdaerah pedesaan yang jauh dari pusat ibukota kecamatan. Kebiasaan pengelolaan sampah lainnya adalah disebabkan karena kondisi permukiman yang tersebar dengan perbandingan luas lahan dan jumlah penduduk yang masih jarang, sehingga masih banyak lahan kosong yang tidak produktif yang umumnya berupa semak belukar yang ada diperkampungan. Banyaknya lahan kosong disekitar permukiman tersebut dianggap sebagai tempat yang baik untuk membuang sampah karena tidak harus mengolah dan mengeluarkan biaya tambahan. Adanya praktek pembakaran sampah yang ada diperdesaan untuk saat sekarang dengan kondisi kepadatan penduduk yang masih jarang dan dimanfaatkannya hasil bakaran tersebut untuk kegiatan pertanian, masih dapat ditolerir. Namun demikian prilaku tersebut akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar apabila dilakukan pada wilayah perkotaan yang ada di Penajam dan sekitarnya. Menginggat kondisi permukiman yang sudah padat, sehingga akan mengganggu lingkungan tempat tinggal masyarakat disekitarnya. Gambar 3.8 Grafik Pencemaran karena SPAL III8

9 Hasil studi EHRA menunjukan bahwa pembuangan air limbah yang ada di Kabupaten PPU yang ada disetiap rumah umumnya dalam kondisi tidak bersih dan penuh dengan sampah namun air masih dapat mangalir. Kondisi saluran pembuangan air kotor umumnya dibuat mandiri oleh masyarakat dengan kondisi seadanya namun masih dapat mengalirkan dan membuang air kotor dari rumah. Sementara bagi masyarat dengan tingkat ekonomi yang baik, kondisi saluran air kotor dari rumah ini umumnya dibuatkan saluran dari semen untuk dialirkan kesaluran alam yang tersedia seperti di parit yang ada disekitar rumah mereka. Bahkan pada wilayah tertentu pembuangan air kotor dari rumah ini dibuang langsung dihalaman belakang atau langsung ke sungai dan laut Tatanan Sekolah Para siswa yang duduk di bangku sekolah merupakan komunitas yang besar dan tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan. Kegiatan disekolah yang dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadap kesehatan umumnya dimulai dengan adanya program UKS disetiap sekolahsekolah yang ada di PPU. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan siswa mendapat pembelajaran perubahan perilaku di sekolah secara partisipatif, yang dapat mempengaruhi orang tua, keluarga serta tetangga setiap siswa tersebut. Kegiatan promosi sehat di sekolah dilakukan diberbagai tingkatan pendidikan dari SD, SMP dan SMU baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan yang dilakukan beberapa kali dalam sebulan. Kegiatan ini terdiri dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut: Siswa sekolah dasar terutama kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar merupakan kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Program promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Program promosi kesehatan di tempat ibadah dilakukan untuk menggalakan kegiatan promosi kesehatan dan melibatkan tokoh agama atau pemimpin tempat ibadah. Diharapkan dengan melibatkan tokoh dan pemimpin agama, perubahan perilaku kesehatan dapat segera terwujud. Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi III9

10 sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai. Adapun lingkup kegiatan yang termasuk dalam kegiatan Promosi Kesehatan Sekolah adalah sebagai berikut : a. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah b. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah c. Penggalakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) d. Pendidikan tentang air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat e. Kampanye pemberantasan penyakit kecacingan f. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/spal g. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihakpihak lain yang terlibat di sekolah, mencakup: Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan Sekolah, adalah : Penyuluhan kelompok di kelas, penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman) Pemutaran film/video Penyuluhan dengan metode demonstrasi Pemasangan poster, leaflet Lomba kebersihan kelas Kampanye kebersihan perorangan/murid Lomba cepat tepat tentang kesehatan dan lingkungan sehat Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah Pelatihan guru UKS Pelatihan siswa/kader UKS Membangunan ruangan dan sarana pendukung UKS disekolah tertentu III10

11 III11

12 Tabel 3.4: Kondisi sarana sanitasi di sekolah(sd/mi) (sumber air, toilet, SPAL dan tempat cuci tangan NO Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru Jml Sumber Air Bersih Jumlah Toilet/ Toilet/W WC PDAM SPT SGL C Murid Toilet Talang Guru Tempat Pembuangan Air Kotor Kmr mandi Air hujan Fas. Cuci Tangan Persedia an Sabun Siapa yang membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh SDN 001 PENAJAM SDN 002 PENAJAM SDN 003 PENAJAM SDN 004 PENAJAM SDN 005 PENAJAM SDN 006 PENAJAM SDN 007 PENAJAM SDN 008 PENAJAM SDN 009 PENAJAM SDN 010 PENAJAM SDN 011 PENAJAM SDN 012 PENAJAM SDN 013 PENAJAM SDN 014 PENAJAM SDN 015 PENAJAM SDN 016 PENAJAM L P L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T L P L P L P III12

13 NO Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Siapa yang membersihkan Nama Jumlah Jumlah Siswa Sumber Air Bersih Toilet/ Fas. Cuci Persedia Toilet/W Toilet Sekolah Guru WC Tangan an Sabun PDAM SPT SGL C Murid Toilet Talang Kmr Air Siswa Guru Pesuruh Guru SDN mandi hujan PENAJAM SDN PENAJAM SDN PENAJAM SDN 020 PENAJAM SDN 021 PENAJAM SDN 022 PENAJAM SDN 023 PENAJAM SDN 024 PENAJAM SDN 025 PENAJAM SDN 026 PENAJAM SDN 027 PENAJAM SDN 028 PENAJAM SDN 029 PENAJAM SDN 030 PENAJAM SDN 031 PENAJAM SDN 032 PENAJAM SDN 033 PENAJAM SDN 034 PENAJAM SDN 035 PENAJAM III13

14 NO Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru SDN 036 PENAJAM SDN 037 PENAJAM SDN 038 PENAJAM SLB SD PENAJAM SDIT SYEKH MUH. ARSYAD SD MUHAM MADIYAH I SDIT NURUL HIKMAH MI AL MAUN PENAJAM SD/MI KEC WARU SDN 001 WARU SDN 002 WARU SDN 003 WARU SDN 004 WARU SDN 005 WARU SDN 006 WARU SDN 007 WARU Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Siapa yang membersihkan Sumber Air Bersih Toilet/ Fas. Cuci Persedia Toilet/W Toilet WC Tangan an Sabun PDAM SPT SGL C Murid Toilet Talang Kmr Air Siswa Guru Pesuruh Guru mandi hujan 1 1 III14

15 NO Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru SDN 008 WARU SDN 009 WARU SDN 010 WARU SDN 011 WARU MI AL IKHLAS WARU SD/MI KEC BABULU SDN 001 BABULU SDN 002 BABULU SDN 003 BABULU SDN 004 BABULU SDN 005 BABULU SDN 006 BABULU SDN 007 BABULU SDN 008 BABULU SDN 009 BABULU SDN 010 BABULU SDN 011 BABULU SDN 012 BABULU Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Siapa yang membersihkan Sumber Air Bersih Toilet/ Fas. Cuci Persedia Toilet/W Toilet WC Tangan an Sabun PDAM SPT SGL C Murid Toilet Talang Kmr Air Siswa Guru Pesuruh Guru mandi hujan III15

16 NO Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru SDN 013 BABULU SDN 014 BABULU SDN 015 BABULU SDN 016 BABULU SDN 017 BABULU SDN 018 BABULU SDN 019 BABULU SDN 020 BABULU SDN 021 BABULU SDN 022 BABULU SDN 023 BABULU SD MUHAM MADIYAH MI AL AMIN BABULU MI MIFTAHUL JANNAH SD/MI KEC SEPAKU SDN 001 SEPAKU SDN 002 SEPAKU Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Siapa yang membersihkan Sumber Air Bersih Toilet/ Fas. Cuci Persedia Toilet/W Toilet WC Tangan an Sabun PDAM SPT SGL C Murid Toilet Talang Kmr Air Siswa Guru Pesuruh Guru mandi hujan III16

17 Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Siapa yang membersihkan Nama Jumlah NO Jumlah Siswa Sumber Air Bersih Toilet/ Fas. Cuci Persedia Toilet/W Toilet Sekolah Guru WC Tangan an Sabun PDAM SPT SGL C Murid Toilet Talang Kmr Air Siswa Guru Pesuruh Guru SDN 003 mandi hujan 83 SEPAKU SDN 004 SEPAKU SDN 005 SEPAKU SDN 006 SEPAKU SDN 008 SEPAKU SDN 009 SEPAKU SDN dan 010 SEPAKU SDN 011 SEPAKU SDN 012 SEPAKU SDN 013 SEPAKU SDN 014 SEPAKU SDN 015 SEPAKU SDN 016 SEPAKU SDN 017 SEPAKU SDN 018 SEPAKU SDN 019 SEPAKU SDN 020 SEPAKU SDN 021 SEPAKU SDN III17

18 NO Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru SEPAKU SDN 023 SEPAKU SDN 024 SEPAKU SD ITCI SEPAKU SDIT Ma'Arif Sepaku SDIT Al Fath JUMLAH TOTAL Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Sumber Air Bersih Toilet/ Toilet/W PDAM SPT SGL WC C Murid Toilet Talang Kmr Air Guru mandi hujan Fas. Cuci Tangan Persedia an Sabun Siapa yang membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh SMP/MTS SMP NEGERI 1 PPU SMP NEGERI 2 PPU SMP NEGERI 3 PPU SMP NEGERI 4 PPU SMP NEGERI 5 PPU SMP NEGERI 6 PPU SMP NEGERI 7 PPU SMP NEGERI III18

19 NO Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru PPU SMP NEGERI 9 PPU SMP NEGERI 10 PPU SMP NEGERI 11 PPU SMP NEGERI 12 PPU SMP NEGERI 13 PPU SMP NEGERI 14 PPU SMP NEGERI 15 PPU SMP NEGERI 16 PPU SMP NEGERI 17 PPU SMP NEGERI 18 PPU SMP NEGERI 19 PPU SMP NEGERI 20 PPU SMP NEGERI Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Sumber Air Bersih Toilet/ Toilet/W PDAM SPT SGL WC C Murid Toilet Talang Kmr Air Guru mandi hujan Fas. Cuci Tangan Persedia an Sabun Siapa yang membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh III19

20 NO Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru PPU SMP NEGERI 22 PPU SMP MUHAM MADIYAH 2 PPU SMP DHARMA HUSADA SMP INTEGRAL AL MUZAMM IL SMP MUHAM MADIYAH 1 PPU SMP ITCI PPU MTs AL AMIN MTs BINA UL MUHAJIRI N MTs AL MUJAHIDI N MTs NEGERI PENAJAM MTs AL IKHLAS MTs DARUL ULUM Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Sumber Air Bersih Toilet/ Toilet/W PDAM SPT SGL WC C Murid Toilet Talang Kmr Air Guru mandi hujan Fas. Cuci Tangan Persedia an Sabun Siapa yang membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh III20

21 NO Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru PENAJAM MTs NURUL HIDAYAH MTs SYECH M ARSYAD AL B MTs NEGERI SEPAKU MTs NEGERI WARU JUMLAH TOTAL Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Sumber Air Bersih Toilet/ Toilet/W PDAM SPT SGL WC C Murid Toilet Talang Kmr Air Guru mandi hujan Fas. Cuci Tangan Persedia an Sabun Siapa yang membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh SMA/MA/ SMK SMAN 1 PPU SMAN 2 PPU SMAN 3 PPU SMAN 4 PPU SMAN 5 PPU SMAN 6 PPU SMAN 8 PPU SMA ITCI SEPAKU MA NEGERI 1 PPU III21

22 NO Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru MA BINA MUHAJIRIN MA DARUL ULUM MA AL FALAH SMK N I PPU SMK N 2 PPU SMK N 3 PPU SMK N 4 PPU SMK N 5 PPU SMK N 6 PPU SMK MUHAM MADIYAH BABULU SMK INNE DONGWH A SMK PELITA GAMMA Jml Jumlah Tempat Pembuangan Air Kotor Siapa yang membersihkan Sumber Air Bersih Toilet/ Fas. Cuci Persedia Toilet/W Toilet WC Tangan an Sabun PDAM SPT SGL C Murid Toilet Talang Kmr Air Siswa Guru Pesuruh Guru mandi hujan Keterangan: L = lakilaki; P = perempuan S = selalu tersedia air; K = kadangkadang; T = tidak ada persediaan air Y = ya; T = tidak SPT = Sumur pompa tangan; SGL = Sumur gali Tempat pembuangan air kotor sebutkan kemana salurannya: Toilet : Septik Tank, Cubluk, sungai, kolam, dll III22

23 NO Nama Sekolah Tabel 3.5: Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) (pengelolaan sampah dan hygiene dan sanitasi) Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah 1 SDN 001 PENAJAM Tidak Pernah Baik Bertahap 2 SDN 002 PENAJAM 3 SDN 003 PENAJAM 4 SDN 004 PENAJAM 5 SDN 005 PENAJAM 6 SDN 006 PENAJAM 7 SDN 007 dan 10 PENAJAM 8 SDN 008 PENAJAM 9 SDN 009 PENAJAM 10 SDN 011 PENAJAM 11 SDN 012 PENAJAM 12 SDN 013 PENAJAM 13 SDN 014 PENAJAM Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III23

24 NO Nama Sekolah 14 SDN 015 PENAJAM 15 SDN 016 PENAJAM 16 SDN 017 PENAJAM 17 SDN 018 PENAJAM 18 SDN 019 PENAJAM 19 SDN 020 PENAJAM 20 SDN 021 PENAJAM 21 SDN 022 PENAJAM 22 SDN 023 PENAJAM 23 SDN 024 PENAJAM 24 SDN 025 PENAJAM 25 SDN 026 PENAJAM 26 SDN 027 PENAJAM Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III24

25 NO Nama Sekolah 27 SDN 028 PENAJAM 28 SDN 029 PENAJAM 29 SDN 030 PENAJAM 30 SDN 031 PENAJAM 31 SDN 032 PENAJAM 32 SDN 033 PENAJAM 33 SDN 034 PENAJAM 34 SDN 035 PENAJAM 35 SDN 036 PENAJAM 36 SDN 037 PENAJAM 37 SDN 038 PENAJAM 38 SLB SD PENAJAM 39 SDIT SYEKH MUH. ARSYAD Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III25

26 NO Nama Sekolah 40 SD MUHAMMADIYAH I 41 SDIT NURUL HIKMAH 42 MI AL MAUN PENAJAM SD/MI KEC WARU 43 SDN 001 WARU 44 SDN 002 WARU 45 SDN 003 WARU 46 SDN 004 WARU 47 SDN 005 WARU 48 SDN 006 WARU 49 SDN 007 WARU 50 SDN 008 WARU 51 SDN 009 WARU Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III26

27 NO Nama Sekolah 52 SDN 010 WARU 53 SDN 011 WARU 54 MI AL IKHLAS WARU SD/MI KEC BABULU 55 SDN 001 BABULU 56 SDN 002 BABULU 57 SDN 003 BABULU 58 SDN 004 BABULU 59 SDN 005 BABULU 60 SDN 006 BABULU 61 SDN 007 BABULU 62 SDN 008 BABULU 63 SDN 009 BABULU Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III27

28 NO Nama Sekolah 64 SDN 010 BABULU 65 SDN 011 BABULU 66 SDN 012 BABULU 67 SDN 013 BABULU 68 SDN 014 BABULU 69 SDN 015 BABULU 70 SDN 016 BABULU 71 SDN 017 BABULU 72 SDN 018 BABULU 73 SDN 019 BABULU 74 SDN 020 BABULU 75 SDN 021 BABULU 76 SDN 022 BABULU Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III28

29 NO Nama Sekolah 77 SDN 023 BABULU 78 SD MUHAMMADIYAH 1 79 MI AL AMIN BABULU 80 MI MIFTAHUL JANNAH SD/MI KEC SEPAKU 81 SDN 001 SEPAKU 82 SDN 002 SEPAKU 83 SDN 003 SEPAKU 84 SDN 004 SEPAKU 85 SDN 005 SEPAKU 86 SDN 006 SEPAKU 87 SDN 008 SEPAKU 88 SDN 009 SEPAKU Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III29

30 NO 89 Nama Sekolah SDN 007 dan 010 SEPAKU 90 SDN 011 SEPAKU 91 SDN 012 SEPAKU 92 SDN 013 SEPAKU 93 SDN 014 SEPAKU 94 SDN 015 SEPAKU 95 SDN 016 SEPAKU 96 SDN 017 SEPAKU 97 SDN 018 SEPAKU 98 SDN 019 SEPAKU 99 SDN 020 SEPAKU 100 SDN 021 SEPAKU 101 SDN 022 SEPAKU Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III30

31 NO Nama Sekolah 102 SDN 023 SEPAKU 103 SDN 024 SEPAKU 104 SD ITCI SEPAKU 105 SDIT Ma'Arif Sepaku JUMLAH TOTAL SMP/MTS 1 SMP NEGERI 1 PPU 2 SMP NEGERI 2 PPU 3 SMP NEGERI 3 PPU 4 SMP NEGERI 4 PPU 5 SMP NEGERI 5 PPU 6 SMP NEGERI 6 PPU 7 SMP NEGERI 7 PPU 8 SMP NEGERI 8 PPU Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III31

32 NO Nama Sekolah 9 SMP NEGERI 9 PPU 10 SMP NEGERI 10 PPU 11 SMP NEGERI 11 PPU 12 SMP NEGERI 12 PPU 13 SMP NEGERI 13 PPU 14 SMP NEGERI 14 PPU 15 SMP NEGERI 15 PPU 16 SMP NEGERI 16 PPU 17 SMP NEGERI 17 PPU 18 SMP NEGERI 18 PPU 19 SMP NEGERI 19 PPU 20 SMP NEGERI 20 PPU 21 SMP NEGERI 21 PPU Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III32

33 NO Nama Sekolah 22 SMP NEGERI 22 PPU SMP MUHAMMADIYAH 2 PPU SMP DHARMA HUSADA SMP INTEGRAL AL MUZAMMIL SMP MUHAMMADIYAH 1 PPU 27 SMP ITCI PPU 28 MTs AL AMIN 29 MTs BINA UL MUHAJIRIN 30 MTs AL MUJAHIDIN 31 MTs NEGERI PENAJAM 32 MTs AL IKHLAS 33 MTs DARUL ULUM PENAJAM 34 MTs NURUL HIDAYAH Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III33

34 NO 35 Nama Sekolah MTs SYECH M ARSYAD AL B 36 MTs NEGERI SEPAKU 37 MTs NEGERI WARU JUMLAH TOTAL SMA/MA/SMK 1 SMAN 1 PPU 2 SMAN 2 PPU 3 SMAN 3 PPU 4 SMAN 4 PPU 5 SMAN 5 PPU 6 SMAN 6 PPU 7 SMAN 8 PPU 8 SMA INNE DONGWHA 9 SMA MUHAMMADIYAH Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III34

35 NO Nama Sekolah 10 SMA ITCI SEPAKU 11 MA NEGERI 1 PPU 12 MA BINA UL MUHAJIRIN 13 MA DARUL ULUM 14 MA AL FALAH 15 SMK N I PPU 16 SMK N 2 PPU 17 SMK N 3 PPU 18 SMK N 4 PPU 19 SMK N 5 PPU 20 SMKN 6 PPU 21 SMK MUHAMMADIYAH BABULU 22 SMK PELITA GAMMA Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat pertem mata uan / Tidak pelajaran penyulu pernah PenJas di han kelas tertentu Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap Tidak Pernah Baik Bertahap III35

36 III36

37 3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik Kelembagaan Secara legal formal penangangan persampahan dilaksanakan di Dinas Pekerjaan Umum melalui bidang kebersihan, pertamanan dan permakaman. Namun penangangan limbah domestik yang baru tertangani hanya sebatas pada penangangan limbah padat rumah tangga. Sedangan kelembagaan khusus yang menangani pengelolaan air limbah domestik masih belum ada karena penangangan yang ada baru sebatas pada pengelolaan limbah padat rumah tangga. Selain itu penangangan pengelolaan air limbah juga melibatkan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) yang mempunyai tugas dan fungsi dalam hal pengawasan dan monitoring terkait kualitas lingkungan dan pencemaran. Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada wilayah permukiman serta pada perusahaanperusahanan yang beroperasi diwilayah PPU. Pengawasan dan monitoring ini bertujuan untuk memantau baku mutu kualitas lingkungan akibat pembuangan limbah yang ada. Selain itu Dinas Kesehatan Kab. PPU juga mempunyai peran dalam melakukan kegiatan sosialisasi dan monitoring secara rutin yang diadakan melalui kegiatan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang di gerakan oleh kaderkader kesehatan yang ada di puskesmas setiap kecamatan pada jangkauan kerja yang telah ditentukan, sehingga seluruh wilayah PPU dapat terpantau kualitas lingkungannya terkait pencemaran akibat pembuangan limbah domestik. Namun demikian, pengelolaan limbah domestik yang ada seluruh wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara masih bersifat tradisional dan belum dikelola dengan baik. Walaupun demikian, kegiatan pengelolaan limbah domestik secara umum sudah ada peraturan tidak tertulis yang mengikat terkait pembuatan tampungan limbah domestic / septictank. Peraturan ini menjadi satu kesatuan dengan ijin mendirikan bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum melalui Bidang Tata ruang, untuk memastikan penempatan lokasi pembuangan berada jauh dari sumber air bersih dari masyarakat. Dari kaidah teknis yang ada minimal pembangunan septictank berjarak > 10 m dari sumber air. Berdasarkan hasil capaian kegiatan IMB sampai dengan Tahun 2013, bangunan yang telah ber IMB dan memenuhi peraturan pembuangan limbah domestik sebesar %. Ini menunjukan bahwa masih banyak masyarakat III37

38 III38

39 Tabel 3.6: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestic Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Mengelola IPLT dan atau IPAL Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestic Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB III39

40 FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestic MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestic Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestic Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestic Tabel 3.7: Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Penajam Paser Utara Ketersediaan Pelaksanaan Peraturan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini III40

41 Ketersediaan Pelaksanaan Peraturan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestic Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestic Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septic Retribusi penyedotan air limbah domestic Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran III41

42 Gambar 3.9: Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Kegiatan pembuangan limbah domestik dari grafik diatas menunjukan sebesar 59.5% masyarakat di PPU sudah menggunakan septictank. Umumnya penggunaan septictank ini kebanyakan penduduk yang berada disepanjang jalan provinsi dan berada di wilayah perkotaan di Ibukota Kecamatan. Pemanfaatan septictank ini terkait adanya dukungan pelayanan air bersih yang ada umumnya sudah menjangkau ibukotaibukota kecamatan walaupun hanya sebagian kecil dari kawasaan permukiman yang ada. Pada wilayah dengan sumber air bersih yang sulit, jauh dari jangkauan pelayanan PDAM, sulit mendapatkan air bersih, pengelolaan limbah cair banyak menggunakan sistem pembuangan dengan cara cubluk sebesar 18.2%. Umumnya dilakukan oleh penduduk yang tinggal pada wilayah perdesaan dengan tingkat ekonomi yang masih rendah. Banyaknya pengguna cubluk ini diperparah lagi oleh layanan air bersih yang masih terbatas jangkauannya dan terpusat pada sebagian wilayahwilayah perkotaan Penajam saja. Selain itu faktor ekonomi juga mempunyai andil yang besar dalam membentuk perilaku tersebut karena untuk memenuhi kebutuhan dasar saja masih belum mencukupi apalagi untuk kegiatan sanitasi. Rendahnya pendapatan masyarakat di pedesaan tersebut diperparah dengan bertambahnya biaya untuk memenuhi fasilitas dasar yang sangat minim seperti kelangkaan air bersih dan kondisi jalan yang pada wilayah tertentu masih dalam kondisi yang sangat minim. Sementara itu masyarakat yang sudah menggunakan septictank secara benar masih sangat terbatas yaitu baru sebesar 21,2%. Umumnya masyarakat yang berada diwilayahwilayah perkotaan yang disepanjang jalan provinsi dan berada diibukota kecamatan dengan tingkat ekonomi yang sudah baik sudah dapat membuat jamban yang baik secara mandiri. Hal ini juga didukung dengan adanya jaringan air bersih baik itu dari PDAM atau dari sumur yang dibuat mandiri oleh masyarakat. III42

43 Dari grafik diatas sebesar 13.5% responden tidak mengetahui mengenai pengelolaan jamban yang sesuai dengan standar minimal. Fenomena tersebut menggambarkan bahwa sebagian pengetahuan masyarakat terkait sanitasi khususnya limbah domesik masih minim. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dari Permerintah Daerah mengenai pentingnya sektor sanitasi khususnya penggunaan jamban yang baik dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Gambar 3.10: Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Penggunaan jamban yang sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebesar 61,8%. Sisanya merupakan penduduk dengan kondisi jamban yang beresiko mencemari lingkungan sekitar. Penggunaan jamban yang tidak aman ini umumnya terjadi pada wilayahwilayah pesisir sungai dan pantai. Penempatan jamban diatas sungai atau pantai tersebut disebabkan karena dari sisi penggunaan lebih praktis karena penduduk tidak perlu mengeluarkan dana untuk membangun jamban permanen. Kondisi permukiman penduduk yang umumnya berada dipesisir pantai dan sungai juga memberikan andil yang besar terhadap keberadaan jamban yang tidak aman tersebut. Sementara itu, pada wilayah perdesaan dengan bentuk rupa bumi berbukit, kondisi jamban yang tidak aman tersebut masih dalam batas toleransi walaupun secara teknis apabila hal ini dibiarkan tanpa adanya sosialisasi penggunaan jamban yang akan akan berdampak bagi lingkungan sekitar. Kondisi perumahan penduduk yang masih jarang, dengan mata pencaharian mereka umumnya sebagai petani sehingga mempunyai lahan yang masih luas, sehingga dampak jamban yang seadanya tersebut masih jauh jaraknya dari sumur air minum penduduk mengingat jarak antar rumah yang satu dengan yang lainnya masih berjauhan. Namun hal tersebut akan sangat membahayakan bagi permukiman penduduk yang ada diperkotaan Penajam, mengingat kepadatan penduduk serta kondisi sumursumur air tanah yang umumnya berdekatan akan berdampak kepada pencemaran air sumur tersebut. Untuk itu perlu adanya upaya dalam penangangan jamban beresiko yang berada diwilayahwilayah perkotaan. III43

44 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan air limbah domestik/permukiman yaitu: a. Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengan sistem sanitasi onsite yaitu fasilitas sanitasi individual seperti septic tank atau cubluk b. Sanitasi sistem offsite atau dikenal dengan istilah sistem terpusat atau sistem sewerage, yaitu sistem yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumahrumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL. Berdasarkan hasil studi EHRA masyakat di Kabupaten PPU masih menggunakan sistem onsite yaitu jamban keluarga, sedangkan untuk jamban komunal masih belum ada. Menurut studi diatas ratarata sudah menggunakan jamban sebesar 88.6% dan yang langsung ke sungai sebesar 5%. Namun sebagian penduduk pada wilayah tertentu pembuangan air besar di kebun atau disekitar kebun sebesar 1.2%. Umumnya terjadi pada wilayahwilayah pedesaan yang ada di daerah belakang yang dekat dengan wilayah pertanian,perkebunan dan hutan. Sementara itu untuk sanitasi sistem off site atau terpusat masih belum ada. Mengingat jumlah penduduk dan persebarannya yang masih belum merata serta kondisi geografis wilayah yang berbukit serta banyaknya anak sungai yang melintasi daerah tersebut. Demikian juga karena umumnya penggunaan lahan yang ada sebagian besar masih berupa hutan dan perkebunan serta pertanian yang ada hampir diseluruh wilayah. Penggunaan sistem offsite dimungkinkan pada wilayahwilayah yang padat seperti pada sebagian pesisir pantai Wilayah Kelurahan Penajam dan sekitarnya namun mengingat kondisi permukiman yang tidak linier serta dipisahkan oleh bentang alam berupa sungai dan bukit, akan memerlukan biaya yang besar untuk pembangunan sanitasi dengan sistem offsite. III44

45 III45

46 Peta 3.1: Peta cakupan layanan pengelolaan air limbah domestic (belum ada) Peta 3.2: Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestic (belum ada) III46

47 Tabel 3.8: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik User Interface Pengumpulan dan Penampungan/Pengolahan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/Nama Aliran Tinja/urine Sumur resapan Aliran Limbah AL1 Tinja/urine Aliran Limbah AL2 Tinja Aliran Limbah AL3 Air cucian dari kamar mandi Air cuci pakaian Air cucian piring III47

48 Tabel 3.9: Sistem pengelolaan air limbah domestik yang ada di Kabupaten/Kota Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data A B C D E User Interface WC Sentor Jumlah (kuantitas) WC Dinas Kesehatan (EHRA) KK Tersambung KK Dinas Kesehatan(EHRA) Pengumpulan & Penampungan/ Pengolahan Awal Tangki Septik Jumlah rumah yang mempunyai tangki septic rumah Dinas Kesehatan (EHRA) Tangki Septik MCK umum Unit/ Jiwa pemanfaat Unit/ 4 Jiwa Dinas PU Cipta Karya (EHRA) Cemplung Jumlah rumah yang mempunyai WC Cemplung rumah Dinas Kesehatan (EHRA) Pengangkutan/ pengaliran Truk tinja (beum ada yang dikelola pemerintahi) Dinas PU Cipta Karya Pengolahan akhir terpusat IPLT (belum adai) Pembuangan Sungai Nama Sungai S. Babulu, S. Tunan. S. Nenang Besar, S. Nenang Kecil, S. Riko, S. Sepaku Dinas Cipta Karya III48

49 Dari Tabel 3.8 menunjukkan bahwa system sanitasi pengelolaan air limbah di Kabupaten Penajam Paser Utara, secara umum masih menggunakan media sungai, anak sungai dan saluran air yang ada disekitar permukiman penduduk untuk pembuangannya. Kondisi prasarana dan sarana sanitasi yang masih kurang layak khususnya di masyarakat miskin seperti tersebut di atas diperparah lagi dengan masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi lingkungan, khususnya masalah pembuangan limbah domestik. Disamping itu, penanganan pembuangan air limbah domestik belum mendapat dukungan yang signifikan dari berbagai pihak yang berkepentingan sehingga menduduki prioritas yang rendah dalam perencanaan dan pembangunan infrastrukrtur. Demikian pula halnya dengan pengelolaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana pembuangan air limbah domestik yang telah dibangun oleh Pemerintah daerah maupun masyarakat masih belum memadai, dan peran serta masyarakat dan swasta terhadap program ini ternyata masih kurang dan belum termobilisasikan dengan baik. Sementara itu system pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, masih dilakukan oleh masingmasing indvidu atau kepala rumah tangga. Dari jumlah seluruh kepala keluarga yang ada di Kabupaten PPU hanya sekitar 59.5 % yang mempunyai jamban (Grafik 3.9). Dari jumlah tersebut sekitar 61,1% (grafik 3.10) mempunyai jamban yang layak dengan memakai system septic tank atau sekitar atau 36,35% dari jumlah pengguna jamban, sementara itu sisanya sekitar 38,9 % memakai system jamban yang tidak layak (cemplung/cubluk) dan langsung ke sungai (4.2%). Secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK Agar kegiatan pengelolaan limbah domestik dapat berjalan di masyarakat, perlu adanya penyadaran akan pentingnya sanitasi. Peran masyarakat ini sangat menentukan dalam rangka menjaga wilayah permukiman agar tetap terjaga dalam kondisi sehat. Di Kabupaten PPU peran serta masyarakat dalam kegiatan sanitasi khususnya penangan limbah domestic sangat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Secara umum perilaku tersebut dapat dibagi dalam 2 kategori berikut: a. Untuk masyarakat yang mempunyai tingkat ekonomi yang sudah baik, peran serta dalam pengelolaan limbah domestik ini diwujudkan dalam bentuk membuat WC pribadi yang dibuang III49

50 diseptictank. Namun pengelolaan limbah cair tersebut baru sebatas pada pembuangan limbah cair sampai pada sumur peresapan dan belum terkelola sampai dengan pengolahan limbah lebih lanjut. b. Sementara itu bagi penduduk dengan tingkat ekonomi rendah, kegiatan pengolahan air limbah domestik belum sampai pada pengolahan bahkan untuk menggunakan saptictank saja masih belum memadai dan seadanya. kebanyakan mereka menggunakan jamban cemplung atau membuang limbah air tersebut kedalam sungai atau saluran air yang ada disekitar permukiman tempat tinggal mereka. khususnya bagi mereka yang bertempat tinggal ditepi laut atau sungai. Kondisi yang ada sekarang menunjukan bahwa pembuangan limbah cair masih dibuang dilingkungan sekitar permukiman penduduk tanpa diolah terlebih dahulu. Hal ini dapat menggambarkan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kegiatan pengolahan limbah cair dari rumah tangga masih sangat rendah. Namun demikian rendahnya kesadaran masyarakat tersebut karena masih minimnya keberadaan prasarana dan sarana yang disiapkan oleh pemerintah daerah dalam menangani sektor limbah domestic tersebut. Untuk mendorong peningkatan keterlibatan masyarakat dalam membuang limbah cair dari rumah tangga dapat dikelola perlu adanya kegiatan penyadaran tentang pentingnya hidup sehat dengan cara mengelola limbah cair sebelum limbah tersebut dibuang dilingkungan. Untuk itu Dinas Kesehatan Kab. PPU mengadakan program PHBS yang diadakan setiap tahun, melalui kaderkader yang ada dipuskesmas yang ada disetiap kecamatan. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menigkatan kesadaran tentang pentingnya hidup bersih dan sehat. III50

51 Tabel 3.10: Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat Kecamatan Jumlah Jumlah Pddk Jamban Desa/Kelurahan RT RW miskin Keluarga Dikelola RT Jumlah MCK Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola Lainnya Tahun MCK dibangun Dikelola RT Jumlah Sanimas Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola Lainnya Tahun Sanimas dibangun Kec. Babulu Kec. Waru Kec. Penajam Kec. Sepaku Tabel 3.11: Kondisi sarana MCK No Ada biaya Tempat Jumlah Sumber Air Jml Jml kmr Fas. Cuci Persediaan pemakaian buangan air Lokasi MCK MCK PDAM SPT SGL Toilet/WC mandi Tangan Sabun MCK kotor RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T ki k septik dikosongkan Dst Keterangan: L = lakilaki S = selalu tersedia air Y = ya SPT = Sumur pompa tangan P = perempuan T = tidak ada persediaan air T = tidak SGL = Sumur gali K = kadangkadang III51

52 Tabel 3.12: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No Komponen Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR Air Limbah Domestik: Onsite Individual Air Limbah Domestik: Onsite Komunal Sanimas Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah III52

53 3.2.4 Pemetaan Media Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah Pemerintah Kabupaten PPU telah mengadakan berbagai program sosialisasi yang dilaksanakan baik disekolahsekolah ataupun di instansi pemerintah dan kelompok masyarakat. Adapun programprogram yang telah dilaksanakan tersebut diantaranya: 1. Kegiatan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan disekolahsekolah melalui kegiatan UKS 2. Dibentuknya saka Bhakti Husada sebagai tempat membina pemuda terkait bidang kesehatan 3. Kegiatan gotongroyong diadakan setiap juma,at yang dilaksanakan dengan instansi dan ormas 4. Adanya posterposter yang diterpasang di pusatpusat kesehatan seperti puskesmas, pusban dan posyandu Tabel 3.13 Kegiatan Komunikasi terkait komponen air limbah No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran Ket. Tidak ada kegiatan terkait Tabel 3.14 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen air limbah No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas 1. Kalau Media massa masa digunakan, media massa apa saja. (kompas, suara pembaruan, republika, Trans TV, RRI dll) Target khalayak yang dituju baik berdasarkan jenis kelamin, usia, lokasi, maupun strata ekonomi sosial dll, (salah satu atau kombinasi diantaranya) Siapa yang mendanai produksi maupun publikasi/ distribusi, atau mungkin merupakan hasil kerjasama pemda dengan berbagai pihak tuliskan kerjasamanya seperti apa) Terkait dengan masalah yang diangkat misalnya, BABs, Pesan utama sebagai yang disampaikan misalnya : BABs menimbulkan kerigian ekonomi. Pendapat komunikator komunikator (penyampai pesan) dan alasannya. Ket. Tidak ada kegiatan terkait Partisipasi Dunia Usaha III53

54 Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan kabupaten baru di Kalimantan Timur, Kegiatan pengelolaan sanitasi khususnya pengelolaan limbah cair yang dilakukan oleh pihak swasta masih belum ada. Mengingat kondisi persebaran permukiman dan pengolahan air limbah cair yang ada masih bersifat sederhana yaitu dari septictank diresapkan langsung kedalam tanah melalui sumur peresapan yang ada ditiap rumah tangga. Sementara bagi masyarakat kurang mampu mereka membuang limbah cair langsung ke lingkungan atau pada saluran air di sungai atau parit yang ada dilingkungan tempat tinggal mereka. Tabel 3.15: Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten/Kota No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi A b C D Komponen : Air Limbah Potensi Kerjasama Ket. Tidak ada kegiatan terkait Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan kegiatan pengelolaan limbah domestik dialokasikan melalui dinas instansi terkait. Namun untuk kegiatan pengelolaan limbah cair pemerintah Kabupaten PPU masih belum mengelokasikan dana mengingat kegiatan pengelolaan air limbah masih terbatas pada pengolahan secara mandiri oleh masyarakat yaitu melalui pembuatan jamban berseptictank yang ada dirumah masingmasing. III54

55 Tabel 3.16: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen air limbah domestic No Komponen Belanja (Rp) Ratarata Pertumbuhan (%) 1 Air Limbah (1a+1b) 1.a Pendanaan Investasi air limbah b 1.c Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Tabel 3.17 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) n4 n3 n2 n1 n Pertumbuhan (%) 1 Retribusi Air Limbah 1.a Realisasi retribusi 1.b Potensi retribusi III55

56 3.2.7 Permasalahan mendesak dan isu strategis Permasalahan terkait limbah domestic yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara meliputi: Tabel 3.18 Permasalahan mendesak dan Issue Strategis Permasalahan Mendesak Besarnya produksi limbah tetapi penanganannya kurang optimal, belum tersedia sarana IPAL Isu Strategis Penangan limbah kurang optimal, tidak ada sarana IPAL Belum ada pengurasan tanki septik oleh masyarakat dan jika ada hanya dilakukan pada saat terjadi banjir, buntu atau permasalahan lainnya Masyarakat daerah pesisir masih menggunakan wc cemplung ataupun langsung ke bibir sungai atau pantai Tanki septik tidak aman, rendah dan tergenang (kontruksi bangunan tidak terkontrol) Mengubah Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat pesisir dengan teknik STBM Kondisi geografis wilayah dan sebaran permukiman yang terpisah serta berada dipesisir pantai dan dipengaruhi pasang surut Pembangunan septictank komunal yang tersebar di beberapa lokasi Masih terbatasnya jangkauan pelayanan air bersih khususnya pada wilayah pesisir Pengadaan instalasi air baku on site dengan memanfaatkan sumber air baku setempat 3.3 Pengelolaan Persampahan Pada bab ini akan dijelaskan kegiatan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten PPU, baik itu kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat maupun kegiatan pengelolaan persampahan yang telah dikelola oleh pemerintah daerah, termasuk didalamnya mengenai capaian, serta permasalahanpermasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pengelolaan sektor persampahan Kelembagaan Kegiatan pengelolaan persampahan atau limbah domestik di Kabupaten Penajam Paser Utara ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum melalui Bidang Kebersihan, pertamanan dan pemakaman. Kelembagaan pengelolaan persampahan ini walaupun tidak berdiri sendiri dan berada dibawah dinas PU tetapi kegiatan pengelolaan persampahan sampai saat ini sudah berjalan dengan baik. III56

57 Selain Dinas PU kegiatan pengelolaan persampahan juga ada pada Kantor Lingkungan Hidup khususnya terkait pengawasan pengelolaan persampahan khususnya yang dilaksanakan oleh perusahaanperusahaan pertambangan dan minyak yang ada di Kabupaten PPU. Pengawasan pengelolaan persampahan yang ada di perusahaanperusahaan tersebut lebih kepada pengawasan terhadap ketaatan pada dokumen AMDAL yang telah dibuat. Pengawasan pengelolaan persampahan yang ada diperusahaan juga melibatkan dinas instansi terkait yang secara bersamasama berada dibawah Kantor Lingkungan Hidup yang secara kolektif berada dalam Tim AMDAL Kabupaten. Keberadaan anggota tim yang lintas dinas instansi ini diharapkan dapat mencermati berbagai aspek sesuai dengan tupoksi masingmasing, sehingga kegiatan pengawasan tersebut lebih komprehensif. III57

58 Tabel 3.19: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana composting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah III58

59 Memberikan izin usaha pengelolaan sampah FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan Tabel 3.20: Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Penajam Paser Utara Ketersediaan Pelaksanaan Peraturan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Perda Persampahan No.5 tahun 2010 UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah Perda Persampahan No.5 tahun 2010 III59

60 Ketersediaan Pelaksanaan Peraturan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah Perda Persampahan No.5 tahun 2010 UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah Perda Persampahan No.5 tahun 2010 UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah Perda Persampahan No.5 tahun 2010 SK Kepala Dinas No.... Pekerja Umum Perda Persampahan No.5 tahun 2010 III60

61 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Pengelolaan persampahan di Kabupaten PPU dipusatkan di TPA Buluminung dengan luas lahan keseluruhan disiapkan 15 Ha dan dibuka seluas 1 ha yang lakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan volume sampah yang ada. Pengelolaan persampahan yang ada sudah menggunakan semi sanitary landfield mengingat volume sampah yang ada masih sangat terbatas dan kemampuan unit angkut sampah belum maksimal di 4 kecamatan. Cakupan pelayanan persampahan yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab. PPU sampai tahun 2013 sudah melayani 3 kecamatan yakni Penajam, Waru, Babulu dan sebagian Kecamatan Sepaku yang dilaksanakan seminggu sekali, mengingat jarak dan kondisi geografis wilayah serta sebaran kantongkantong permukiman yang tidak merata. Namun demikian wilayah Kecamatan Penajam dengan kondisi geografis wilayah permukiman yang berada tersebar di wilayahwilayah pesisir pantai dan teluk, menyebabkan kegiatan pengelolaan persampahan masih terbatas pada wilayahwilayah ibukota kecamatan dan permukiman yang ada disepanjang jalan Negara (Penajam Babulu) serta jalan provinsi (Petung Sepaku). Proses pengumpulan sampah dari rumah tangga ke TPA melalui beberapa proses diantaranya yaitu: (1) Pemerintah menyiapkan lokasilokasi pengumpulan sampah yang terdapat disebar di beberapa wilayah yang umumnya terdapat di pusatpusat kegiatan ekonomi seperti pasar, kantor pemerintah, sekolah, sarana kesehatan, terminal, pelabuhan dan kantongkantong permukiman. (2) Sampah yang telah terkumpul di tempat pembuangan sementara tersebut (TPS) diangkut dengan truk sampah yang dilaksanakan pada pagi hari untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah di Buluminung untuk selanjutnya di olah. Gambar 3.11 Grafik Pengelolaan Sampah III61

62 Gambar diatas menunjukan bahwa kegiatan pengelolaan sampah yang ada dimasyarakat masih menggunakan cara yang tradisional yaitu dengan cara dibakar. Pembakaran sampah ini umumnya dilakukan karena selain agar sampah yang ada menjadi bersih juga hasil bakarannya dapat digunakan sebagai pupuk. Namun demikian pembakaran sampah ini juga memberikan pengaruh terhadap kualitas udara dan secara langsung mengganggu penduduk sekitar. Pembakaran sampah umumnya dilakukan pada wilayah yang belum terlayani angkutan persampahan yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum, sehingga masyarakat mau tidak mau harus memusnahkan yang ada dengan cara dibakar disekitar rumah mereka. Pembakaran sampah ini juga terjadi karena adanya volume sampah yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk diangkut ketempat pembuangan sampah sementara (TPS) sehingga untuk mempermudah permusnahannya dilakukan dengan cara dibakar. Pembakaran sampah ini dilakukan selain dapat cepat memusnahkan sampah juga tidak perlu kesulitan mengangkut sampah ke TPS terdekat. Grafik diatas juga menunjukan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah masih rendah. Sehingga pemerintah perlu mengadakan kegiatan sosialisasi tentang pengelolaan dengan sistem 3 R kepada masyarakat. Selian itu Pemerintah juga harus menyiapkan prasarana dan sarana yang dibutuh agar jangkauan pelayanan persampahan dapat menjangkau diseluruh wilayah sehingga masyarakat tidak melakukan pembakaran sampah lagi. Dibeberapa lokasi Pemerintah Daerah telah menyiapkan lokasi pengumpulan sampah sementara (TPS) yang tersebar dibeberapa lokasi strategis. TPS yang ada tersebut telah dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengumpulan sampah kering dan basah. Adanya sarana pemilahan sampah di TPS, masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dengan cara memilah sampah dari rumah untuk selanjutnya dibuang pada kontainer sampah sesuai dengan jenis sampah yang ada, sehingg mempermudah pengelolaan sampah di TPA. Partisipasi masyarakat tersebut masih sangat rendah, dari studi yang dilakukan kegiatan ini masih sebesar 23%. Gambar 3.12 Grafik Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga III62

63 Pemilahan sampah rumah tangga yang ada di Kbupaten PPU sebesar 23%. Pemilahan tersebut karena pemerintah daerah telah membangun tempattempat sampah dengan 3 kategori dan pembuangan sementara yang juga dibagi menjadi 2 yaitu tempat sampah basah dan kerang. Sementara pemilahan sampah dalam arti yang sebenarnya yang dilakukan oleh masyarakat masih sangat terbatas dan mungkin hanya sebagian kecil dari 23% tersebut. Rendahnya prilaku 3R belum membudaya dimasyarakat karena belum adanya sosialisasi yang berkelanjutan dan tersistem dengan baik. Kondisi masyarakat juga mempengaruhi prilaku tersebut. Pada wilayah perkotaan dengan semakin banyaknya jumlah penduduk dan semakin padatnya lokasi permukiman yang berdampak pada luas lahan yang semakin sempat dituntut pengelolaan sampah yang lebih baik yaitu dengan sistem 3R tersebut. Mengingat pengelolaan bidang persampahan yang benar memerlukan biaya yang mahal. III63

64 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Peta 3.4: Peta cakupan layanan pengelolaan persampahan

65 Peta 3.4: Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan di TPA Buluminung

66 Tabel 3.21: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Kabupaten Penajam Paser Utara Input User Interface Pengumpulan Setempat Penampungan Sementara (TPS) Pengangkutan (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang/Pembuang an Akhir Kode/ Nama Aliran Sampah Rumah Tangga daerah pemukiman utama dan perkotaan Aliran sampah P1 Sampah Rumah Tangga daerah pemukiman teratur Aliran sampah P2 Sampah Rumah Tangga daerah pemukiman tdk teratur Sampah Pasar Sampah jalan/taman Sampah Kantor/instansi Masyarakat laut/sungai pesisir Aliran sampah P3 III66

67 Dari tabel 3.21 dan 3.22 menunjukkan bahwa sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten PPU, khususnya di ibukota kabupaten (Kota Penajam dan sepanjang jalan provinsi) sudah berjalan dengan baik. Pengumpulan dilakukan mulai dari rumah tangga, pengumpul sampah, dan pengangkutan sampah dari TPS ke tempat pemrosesan akhir (TPA). Selanjutnya untuk sampah non organic dilakukan penimbunan dengan sistem control land fill dan untuk sanpah organik dilakukan pengomposan. Namun demikian masih terdapat sampah yang langsung dibuang kesungai dan laut khususnya pada wilayah permukiman yang berada dipesisir pantai dan pada daerah pedesaan sampah yang dihasilkan dari rumah tangga umumnya di bakar. Tabel 3.22: Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data A B C D E Pewadahan Pengumpulan Bin/Tong sampah Gerobak Sampah Becak Sampah Gerobak Motor DPUBid Kebersihan & Pertamanan DPUBid Kebersihan & Pertamanan Transfer Depo 9 unit Penampungan Sementara Container Transfer Station DPUBid Kebersihan & Pertamanan Pasangan Batu/landasan container 19 buah Dump truck 4 unit Pengangkutan Pengolahan Arm roll truck Compactot truck Truck Pengomposan Daur Ulang Incenerator 2 unit DPUBid Kebersihan & Pertamanan DPUBid Kebersihan & Pertamanan III67

68 Luas Area 18,9 ha Pembuangan Akhir Alat Berat DPUBid Kebersihan & Pertamanan Jarak dari pusat kota 10 Km Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK Masyarakat sebagai pelaku utama dalam kegiatan pengelolaan persampahan umumnya sudah menyadari akan pentingnya membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Hal ini tercermin dengan semakin meningkatnya volume sampah yang terkumpul di tempattempat pembuangan sementara (TPS) yang disediakan oleh pemerintah daerah serta semakin bersihnya lingkungan permukiman. Namun kesadaran ini masih terbatas pada wilayahwilayah perkotaan, sementara pada wilayah belakang yang belum tersentuh penanganan persampahan dari pemerintah masih bersifat tradisional yaitu dibuang di lahan kosong atau dibakar disekitar rumah mereka. Rendahnya kesadaran masyarakat ini juga disebabkan masih minimnya prasarana dan sarana persampahan yang disiapkan pemerintah bagi masyarakat yang ada di wilayah belakang tersebut. Sampai dengan Tahun 2013 pengelolaan persampah ditingkat Des/Kelurahan dan Kecamatan masih belum ada. Pengelolaan persampahan dilakukan hanya oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan. Walaupun demikian jangkauan pelayanan (agkutan sampah) sudah sampai pada wilayah ibukota kecamatan dan pada desa/kelurahan yang ada disepanjang jalan provinsi saja. Sementara pada wilayah lainnya pengelolaan persampahan dilakukan sendiri oleh masyarakat. Tabel 3.24: Pengelolaan persampahan di tingkat kabupaten/kota Jenis Kegiatan Dikelola oleh Kabupaten/Kota Dikelola oleh Masyarakat Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat Dikelola Pihak Swasta L P L P L P L P Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan Sampah ke TPS III68

69 Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu Jalan Tabel 3.25: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No Komponen Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/ PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR Persampahan Bank Sampah 2012 Bank Sampah Unit Sekolah 2012 Komposter 2009 III69

70 3.3.4 Pemetaan Media Untuk kegiatan sosialisasi dan publikasi terkait kegiatan pengelolaan persampahan, digunakan beberapa media diantaranya: 1. Membuat himbauan melalui seluruh SKPD dan sekolahsekolah yang ada di Kab. PPU 2. Memberikan plang yang tersebar dibeberapa lokasi strategis sebagai himbauan dan juga larangan untuk membuang sampah sembarangan 3. Mengadakan kegiatan gotongroyong bersama antara dinas instansi terkait pada wilayah tertentu yang setiap minggu berpindahpindah sesuai dengan kebutuhan Tabel 3.26 Kegiatan Komunikasi terkait komponen Persampahan No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran 1 2 Tabel 3.27 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen Persampahan No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas 1. Baliho Masyarakat APBD Sampah Cara Tepat Buang Sampah 2. Baliho Masyarakat APBD Sampah Awas Banjir Partisipasi Dunia Usaha Kegiatan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten PPU selain dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten juga dikelola oleh pihak swasta. Pihak swasta umumnya perusahaan besar yang beroperasi diwilayah Penajam. Perusahaanperusahaan tersebut umumnya bergerak dibidang pertambangan, migas dan perkebunan. Pengelolaan limbah yang ada di perusahaan umumnya berdasarkan pada dokumen AMDAL yang telah dibuat. Kegiatan pengelolaan persampahan yang dilaksanakan oleh perusahaan migas umumnya sudah sesuai dengan dokumen AMDAL yang telah dibuat. Sehingga pengelolaannya sudah sangat baik dan tidak mencemari lingkungan. Kasus kebocoran yang terjadi pada instalasi pengolahan migas menunjukan bahwa pihak perusahaan dengan cepat merespon dan memperbaiki kondisi lingkungan yang terkena dampak. III70

71 Bahkan perusahana berusaha untuk memberikan ganti rugi bagi penduduk yang terkena dampak dengan membayar ganti rugi yang sesuai dengan kerusakan yang timbulkan. Namun demikian, masih banyak perusahaanperusahaan yang beroperasi wilayah PPU yang belum mengaplikasikan AMDAL sebagaiman mestinya. Hal ini dapat dilihat dari adanya perusahaanperusahaan perkebunan sawit yang masih membuang sisa limbah sawit di sungai. Namun kejadian ini dapat segera ditindaklanjuti oleh Tim AMDAL yang melakukan pengawasan secara rutin dan memanggil perusahaan yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti. Keberadaan perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Kabupaten PPU juga memberikan dampak yang luar biasa bagi lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan rona lingkungan pada wilayah pertanian dan hutan yang banyak berubah menjadi lahan yang penuh dengan lubang galian. Dampak lainnya adalah adanya perubahan pada kualitas air yang ada disekitar akibat adanya pengupasan lahan dalam skala yang luas yang berdampak pada keruhnya air sungai yang ada disekitarnya. Pemilahan dan pengumpulan sampah juga dilakukan oleh perorangan dan diorganisir yang dilakukan berkeliling mencari sampahsampah yang masih bisa dimanfaatkan untuk selanjutnya sampah tersebut di jual kepada pengepul yang ada di Penajam. Sampah yang dikumpulkan umumnya merupakan sampah yang masih dapat di daur ulang seperti kardus, plastic, botol air isi ulang, besi dan lainlain. Pengumpul sampah ini memberikan dampak bagi pengurangan volume sampah yaitu dengan adanya pemilahan yang dilakukan oleh pemulung. Kegiatan pemilahan sampah juga terdapat didaerah TPA (tempat pembuangan akhir) yang ada di Buluminung. Para memulung tersebut bahkan membuat tempat hasil pemilahan yang berada dilokasi dekat dengan TPA tersebut. Tabel 3.28: Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten/Kota No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Potensi Kerjasama A B C D Komponen : Persampahan 1. Bank Sampah Karya Bersama 2012 Penggalangan partisipasi masyarakat untuk praktek 3R Kampanye dan percontohan pengolahan sampah 3R kepada masyarakat agar bernilai ekonomis. Sinergi aktivitas 3R BS (Bank sampah) dengan menampung/ membeli sampah non organik (plastik, kertas & logam) dari tiap BS (Bank sampah) III71

72 No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Potensi Kerjasama 2. Dispenda PT. Cevron Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan kegiatan pengelolaan persampahan dianggarkan melalui APBD yang dialokasikan setiap tahun melalui Dinas Pekerjaan Umum. Sementara itu pendanaan kegiatan pengelolaan persampahan dari masyarakat dipungut hanya sebatas retribusi sampah yang pembayarannya menyatu dengan rekening air bersih. Namun demikian jumlahnya masih sangat kecil karena pembiayaan kegiatan pengelolaan sampah masih bersifat pelayan kepada masyarakat melalui APBD. Selain menggunakan APBD Kabupaten, kegiatan pengelolaan persampahan juga mendapat bantuan dari APBD Provinsi dan APBN. Bantuan dari APBD Provinsi tersebut diwujudkan dalam bentuk pembuatan masterplan persampahan dengan luas 5 ha yang terdapat di Buluminung dan bantuan pembangunan untuk melengkapi sarana dan prasarana persampahan yang ada di TPA. Dengan adanya bantuan ini, kegiatan pengelolaan persampahan sudah dapat berjalan dengan baik walaupun sistem yang digunakan masih controled landfiil. III72

73 No Subsektor Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Tabel 3.29: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen persampahan Belanja (Rp) Ratarata 1 Air Limbah (1a+1b) Sampah (2a+2b) 2.a Pendanaan Investasi sampah b 2.c Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 3 Drainase (3a+3b) Aspek Promosi Higiene dan Sanitasi No 1 Tabel 3.30 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuhan (%) Retribusi Air Limbah 2 Retribusi Sampah 2.a Realisasi retribusi , ,00 2.b Potensi retribusi 3 Retribusi Drainase Perda Retribusi sudah ada, namun kegiatan pemungutan retribusi baru sebatas pada perusahaanperusahaan besar. Sementara untuk kegiatan pemungutan bagi kegiatan rumah tangga masih belum dilaksanakan karena keterbatasan personil. Untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah Kabupaten PPU telah membuat draf pembentukan Dinas Kebersihan yang akan mulai dijalan Tahun Diharapkan dengan adanya pembentukan dinas baru yang khusus menangani masalah persampahan dapat lebih meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan di Kabupaten PPU Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis III73

74 Tabel 3.31 Permasalahan Mendesak dan Issue Strategis Permasalahan Mendesak Masih terbatasnya tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) pada setiap kelurahan Pengolahan sampah dengan reuse, reduce, recycle (3R) kurang optimal Belum ada sanksi bagi pembuang sampah sembarangan serta masih adanya sampah yang dibuang ke sungai atau laut Pengelolaan persampahan masih belum terencana dengan baik Isu Strategis Jangkauan pelayanan & pengelolaan sampah masih terbatas pada wilayah IKK Implementasi reuse, reduce, recycle (3R) kurang maksimal Penegakan perda sampah kurang optimal dan kurangnya sarana yang disiapkan pemerintah daerah Tidak ada masterplan persampahan Kabupaten Jauhnya jangkaun pelayanan persampahan (2,5 jam) pada Wilayah Kecamatan Sepaku Penambahan armada dan jam angkutan sampah khusus pada wilayah dengan jangakaun yang jauh Belum maksimalnya pengangkutan sampah dan jumlah personil yang terbatas Kondisi dan jumlah armada terbatas dan perlunya penambahan personil 3.4 Pengelolaan Drainse Lingkungan Pada sub bab ini menjelaskan kondisi pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten PPU terkait kondisi yang telah ada, permasalahan yang dihadapi serta isuisu strategis yang ada dalam pengembangan drainase ke depan Kelembagaan Kelembagaan yang menangani drainase lingkungan yang ada di Kabupaten PPU adalah ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum melalui Bidang Pengairan. Sementara itu dari dinas instansi lainnya yang juga memberikan andil terhadap perbaikan sistem drainse adalah Bidang Bina Marga yang juga masih dibawah Dinas Pekerjaan Umum. Pengelolaan drainse yang dilakukan oleh Bagian Pengairan ini umumnya dilakukan untuk mengalirkan air pada wilayahwilayah yang terkena genangan baik pada wilayah permukiman maupun pada wilayah pertanian atau perkebunan yang membutuhkan lahan yang ada untuk dikeringkan. Namun demikian kegiatan pengelolaan drainse ini masih bersifat sporadis dan belum tersistem dengan baik dan terencana. Sehingga kegiatan ini lebih bersifat insidentil, yaitu ketika terjadi banjir maka pada wilayah tersebut akan dibuatkan saluran drainase. III74

75 Melalui bidang Bina Marga juga memberikan peran bagi pengurangan genangan khususnya pada wilayahwilayah permukiman yang sedang dibangun jalan, karena pembangunan jalan terintegrasi dengan pembangunan saluran drainase khususnya untuk pengeringan jalan. Kegiatan pembangunan jalan umumnya dilaksanakan pada wilayahwilayah permukiman yang sehingga secara tidak langsung memberikan dampak bagi pengeringan daerah permukiman tersebut dari genangan. Penanganan saluran drainse selain dilaksanakan oleh dua lembaga tersebut diatas, juga dilaksanakan melalui program PNPM mandiri. Namun kegiatan ini bersifat insidentil dan tidak semua daerah menggunakan dana PNPM untuk kegiatan pembangunan saluran drainse. Namun demikian beberapa daerah membangun saluran drainsenya melalui kegiatan PNPM tersebut diantaranya di Kelurahan NipahNipah. Penangan kegiatan drainase juga dilaksanakan oleh masyarakat. Umumnya kegiatan ini dilaksanakan secara bersamasama oleh masyarakat yang berada pada wilayahwilayah yang penanganan drainasenya belum tertangani oleh pemerintah. Kegiatan gotongroyong ini umumnya terdapat pada wilayahwilayah perdesaan yang ada di Kecamatan Babulu dan Waru dengan membuat saluran drainse seadanya dari tanah untuk mengalirkan air dari permukiman atau lahan mereka. Tabel 3.32: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan III75

76 PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase lingkungan Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota III76

77 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan III77

78 III78

79 Tabel 3.33: Daftar Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Penajam Paser Utara Ketersediaan Pelaksanaan Peraturan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan Perda Persampahan No.5 tahun 2010 UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah. Perda Persampahan No.5 tahun UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah. Perda Persampahan No.5 tahun UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah. Perda Persampahan No.5 tahun UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah. Perda Persampahan No.5 tahun III79

80 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem dan cakupan pelayan drainase meliputi seluruh kecamatan yang ada di Kab. PPU. Namun demikian pelayan drainse masih terpisah antara wilayah yang satu dengan yang lain disesuaikan dengan kondisi geografi wilayah permukiman yang ada. Hal ini disebabkan karena bentuk morfologi permukiman yang ada di Kabupaten PPU umumnya terpisahpisah sehingga menyulitkan apabila penanganan drainase dilaksanakan sebagai satu kesatuan sistem. Pada daerah perkotaan Penajam penanganan drainase permukiman dilakukan pada wilayah yang padat penduduk dan masih belum mempunyai saluran pembuangan air sehingga apabila hujan yang tidak begitu lama terjadi genangan air. Pembangunan juga dilakukan dilingkungan kantong perumahan yang dibangun oleh swasta dan pada kawasan pusat perdagangan. Saluran drainse yang ada umumnya masih berupa saluran dari tanah yang dialirkan kepembuangan alam yang ada seperti anak sungai dan sungai yang mengalir disekitar permukiman atau langsung dibuang kelaut. Kegiatan pembangunan saluran drainse juga dilaksanankan pada wilayahwilayah pusat perekonomian dan pemerintahan yang terdapat disekitar Pasar Petung dan kawasan pusat pemerintahan di KM 09 Nipahnipah. Umumnya kondisi drainase pada wilayah ini sudah terbangun dengan baik karena rencana pembangunan kawasan sudah disiapkan. Pada wilayahwilayah lainnya seperti Kecamatan Waru dan Babulu pembanguna saluran drainase juga dilaksanakan pada kawasan permukiman dan pusatpusat keramaian. Pembangunan drainse dimanfaatkan juga untuk mengeringkan lahan yang tergenang disekitar permukiman penduduk yang digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan. Dengan adanya kegiatan pembuatan saluran drainase ini telah memberikan dampak bagi pengurangan luas genangan banjir yang ada disekitar wilayah permukiman. Berdasarakan hasil studi EHRA yang dilakukan, sebesar 76,2% wilayah bebas banjir sementara sisanya terjadi genangan air secara berkala atau tahunan. Namun demikian, pada wilayah tertentu pembuatan saluran drainase juga masih terkendala karena wilayah tersebut merupakan daerah pasang surut yang sangat rentan terhadap naik turunnya muka air laut. Hal ini berakibat pada pembuangan air melalui saluran tidak dapat berjalan dengan lancar khususnya pada saat air pasang. III80

81 Gambar 3.13 : Grafik Prosentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin Dana yang telah dialokasikan untuk pembangunan drainase telah mengurangi jumlah gengangan banjir yang ada di beberapa kawasan yang ada di Kabupaten PPU. Data hasil survey menunjukan bahwa 76,2% penduduk sudah tidak pernah mengalami banjir. Sementara itu pada beberapa wilayah permukiman yang berada di dataran rendah yang ada Kecamatan Babulu dan sebagian lokasi permukiman yang berada dicekungan ditepi sungai pada wilayah perbukitan yang ada di Kecamatan Sepaku masih mengalami banjir khususnya ketika pada saat hujan terjadi air pasang sehingga air tidak mengalir dengan lancar. III81

82 Peta 3.5: Peta jaringan drainase lingkungan Kabupaten/Kota (Peta tidak tersedia) Tabel 3.34: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase lingkungan Input User Interface Pengumpulan & Penampungan/ Pengolahan Awal Pengangkutan/ Pengaliran (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Pembuangan Akhir/ Daur Ulang Kode/Na ma Aliran Grey Water Aliran Limbah D1 Grey Water Aliran Limbah D2 Talang Air Hujan Sumur resapan Aliran Limbah D3 III82

83 Dari tabel 3.34 menunjukkan bahwa system pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten PPU sebagian sudah menggunakan saluran drainase yang sudah dibangun oleh pemerintah. Umumnya saluran ini berada diwilayahwilayah permukiman yang padat penduduk seperti di kawasan perumahan KM 01, Perumahan Korpri, Petung dan wilayah ibukota kecamatan. Namun demikian masih banyak wilayah permukiman yang belum mempunyai sistem drainse yang baik dan masih bersifat alam khususnya pada wilayah perdesaan dan pesisir di sepanjang Pantai dari Pantai Lango Babulu Laut. Pemerintah Daerah telah mengalokasikan dana melalui Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan dengan memprioritaskan pembangunan saluran drainase pada wilayahwilayah yang sering terjadi banjir dan memperbaiki saluran drainase pada wilayah perkotaan dan permukiman padat dan pusatpusat kegiatan ekonomi seperti pasar di Penajam dan Petung. Namun demikian pembangunan saluran drainase yang dilakukan oleh pemerintah daerah masih bersifat reaktif terhadap banjir yang menggenangi permukiman penduduk. Hal ini disebabkan karena masih belum adanya masterplan drainase dan masih kurangnya data terkait pengelolaan sumber daya air di PPU. III83

84 Tabel 3.35: Sistem pengelolaan drainase Kabupaten Penajam Paser Utara Sistem Pengelolaan drainase Kabupaten Penajam Paser Utara secara rinci dapat di lihat dari tabel sistem pengelolaan di masingmasing Kecamatan di bawah ini: Tabel 3.35.a. Sistem Pengelolaan drainase Kecamatan Babulu Prasarana Pengairan Luas Lahan Kondisi Jumlah Kondisi No Lokasi Potensial Fungsional (Ha) Saluran Panjang (m) Lebar Konstruksi B (m) RR (m) RB (m) Bangunan Buah Konstuksi B (Bh) RR (Bh) RB (Bh) Kecamatan Babulu DI. Babulu Darat DID. Rintik DR.B.Darat Masy. DR.Kenangan Sekunder Tersier Pembuang Pembuang Pembuang Pembuang Pasangan Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Bangunan Pembagi Bok Tersier Terjunan Goronggorong Rumah Juru Mess PU Gudang Alat Pintu Air Jembatan Beton Beton Beton Beton Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu/Beto III84

85 Prasarana Pengairan Luas Lahan Kondisi Jumlah Kondisi No Lokasi Potensial Fungsional (Ha) Saluran Panjang (m) Lebar Konstruksi B (m) RR (m) RB (m) Bangunan Buah Konstuksi B (Bh) RR (Bh) RB (Bh) DR.GN.Intan(Blok B) Kolektor Primer Tanah Tanah Pintu Air Pintu Air 3 3 n Beton Sekunder Tanah Jembatan 4 Kayu DR.GN.Intan II DR.GN.Makmur Kolektor Primer Sekunder Tanah Tanah Tanah Pintu Air Jembatan Jembatan Beton Kayu Kayu DR.Labangka (Trans) DR.Labangka(Log Pond) DR.Babulu Laut DR.Sebakung Jaya Primer Sekunder Primer Primer Sekunder Kolektor Primer Sekunder Tanah Tanah Tanah Pintu Air Jembatan Pintu Air Pintu Air Jembatan Pintu Air Jembatan Rumah Juru Kayu/Beto n Kayu Beton Beton Beton Kayu III85

86 Prasarana Pengairan Luas Lahan Kondisi Jumlah Kondisi No Lokasi Potensial Fungsional (Ha) Saluran Panjang (m) Lebar Konstruksi B (m) RR (m) RB (m) Bangunan Buah Konstuksi B (Bh) RR (Bh) RB (Bh) Kolektor Tanah Pintu Air 7 Kayu 2 5 Primer Tanah Jembatan 5 Beton 3 2 DR.Sebakung I Sekunder Tanah Kayu Kolektor Tanah Pintu Air Primer Tanah Jembatan 4 Beton 2 2 DR.Sebakung II Sekunder Tanah Rumah Juru 1 Kayu Kolektor Tanah Pintu Air 9 Kayu 7 2 Primer Tanah Jembatan 7 Beton 5 2 DR.Sebakung III Sekunder Tanah Rumah Juru 1 Kayu 1 Kayu TOTAL III86

87 Tabel 3.35.b. Sistem Pengelolaan drainase Kecamatan Waru Prasarana Pengairan Luas Lahan Kondisi Jumlah Kondisi No Lokasi Potensial Fungsional (Ha) Saluran Panjang (m) Lebar Konstruksi B (m) RR (m) RB (m) Bangunan Buah Konstuksi B (Bh) RR (Bh) RB (Bh) II KECAMATAN WARU 1 D.I Waru Pembawa Pasungan Bendung 1 Beton Tersier 3.0 Tanah Bang Bagi Beton Pembuang Box Tersier Beton Rumah Juru Kayu 2 2 DR. Waru (Tunan) Pembuang Tanah Pintu Air 2 Beton 2 3 DID. Waru Pantai Pembuang Tanah Pintu Air 2 Kayu DID.Guntung (Api Api) DID.Sesulu Pantai Pembuang Pembuang Tanah Tanah Pintu Air Pintu Air 2 2 Kayu Kayu 2 2 TOTAL III87

88 Tabel 3.35.c. Sistem Pengelolaan drainase Kecamatan Penajam Prasarana Pengairan Luas Lahan Kondisi Jumlah Kondisi No Lokasi Potensial Fungsional (Ha) Saluran Panjang (m) Lebar Konstruksi B (m) RR (m) RB (m) Bangunan Buah Konstuksi B (Bh) RR (Bh) RB (Bh) III KECAMATAN PENAJAM DK.Petung I (Komp. B) DK.Petung II DID.Saloloang Kolektor Primer Sekunder Jln. Inspeksi Kolektor Primer Sekunder Pembuang Pembuang Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Pintu Air Jembatan Rumah Juru Pintu Air Pintu Air Beton/Ka yu Kayu Kayu Beton/Ka yu DID.Tanjung Tengah Pembuang Tanah Pintu Air 3 Kayu 3 6 DID.Lawe Lawe Pembuang Tanah Pintu Air 3 Beton 3 7 DR.Nipah Nipah Pembuang Tanah Pintu Air 5 Kayu 5 Kayu/Bet III88

89 Prasarana Pengairan Luas Lahan Kondisi Jumlah Kondisi No Lokasi Potensial Fungsional (Ha) Saluran Panjang (m) Lebar Konstruksi B (m) RR (m) RB (m) Bangunan Buah Konstuksi B (Bh) RR (Bh) RB (Bh) DR.Nenang Pembuang Tanah Pintu Air 2 on 2 DR.Gn Steleng Jembatan 2 Kayu Pembuang Tanah Pintu Air 2 Kayu DR.Girimukti DID.Buluminung DR.Pejala Pembuang Pembuang Pembuang Pintu Air Pintu Air Pintu Air Kayu DID.Sesumpu DID.Sotek DID.Sepan Pembuang Pembuang Pembuang Pintu Air Pintu Air Embung DID.Riko DID.Pemaluan 350 Pembuang Pintu Air Beton TOTAL III89

90 Tabel 3.35.d. Sistem Pengelolaan drainase Kecamatan Sepaku Prasarana Pengairan Luas Lahan Kondisi Kondisi No Lokasi Potensial Fungsional (Ha) Saluran Panjang (m) Lebar Konstruksi B (m) RR (m) RB (m) Bangunan Jumlah Buah Konstuksi B (Bh) RR (Bh) RB (Bh) IV KECAMATAN SEPAKU DID.Sukaraja DID.Bukit Raya DID.Sepaku DID.Bumi Harapan DID.Karang Jinawi DID.Wonosari Pembuang Pembuang Pembuang Pembuang Pembuang Pembuang Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Pintu Air Pintu Air Pintu Air Pintu Air Embung Embung 1 Beton TOTAL GRAND TOTAL Sumber : RPIJM Kab.PPU , Dinas PU Cipta Karya Bidang Pengairan III90

91 3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Kesadaran masyarakat dalam membangun dan menjaga saluran drainase yang telah dibangun umumnya masih rendah. Kondisi ini ditunjukan dengan masih banyaknya saluran drainse yang sudah dibangun tetapi kondisinya tidak terpelihara dengan baik. Pada wilayahwilayah tertentu kondisi drainsenya penuh dengan timbunan sampah dan semak belukar sehingga mengurangi fungsi saluran pembuangan tersebut. Kesadaran masyarakat yang kurang ini juga disebabkan karena sudah ditinggalkannya kegiatan gotongroyong, sehingga kebanyakan mereka mengandalkan proyek dari APBD baik untuk pembangunan maupun pemeliharaan. Namun demikian pada wilayah tertentu kegiatan ini masih berjalan, umumnya pada wilayah perdesaan dan kantongkantong permukiman transmigrasi. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kegiatan gotongroyong, pemerintah daerah telah menstimulasi dengan adanya kegiatan jum'at bersih yang dilaksanakan seminggu sekali. Umumnya kegiatan ini diikuti oleh PNS dan masyarakat pada wilayah sasaran yang menjadi target kegiatan kebersihan. III91

92 Tabel 3.36: Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan Jumlah Kondisi Drainase Saat Ini Pembersihan Drainase Pengelola oleh Bangunan Di Atas Saluran Kelurahan/Desa RT RW Lancar Mampet Masyarakat Rutin Tidak Rutin Pemerintah (RT /RW) Kelurahan Kota L P L P L P Swasta Ada Tidak Ada Kel. A Kel. B Kel. C Dst Tabel 3.37: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No Komponen Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR Drainase Lingkungan Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah III92

93 3.4.4 Pemetaan Media Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Pemetaan media yang terkait dengan pelayanan drainse adalah tidak dilaksanakan secara rutin, namun kegiatan ini umumnya terjadi karena adanya insiden banjir pada wilayah permukiman tertentu sehingga akibat banjir tersebut yang berdampak besar bagi masyarakat sehingga menjadi liputan media. Kejadiankejadian banjir akibat adanya drainse yang kurang baik ini umumnya terjadi karena saluran drainse yang di permukiman padat penduduk tertutup sampah sehingga pengaliran air menjadi tidak lancar. Pemetaan media secara khusus terkait pembangunan saluran drainase yang ada di kabupaten PPU belum terpetakan dan terdokumentasikan dengan baik. Tabel 3.38 Kegiatan Komunikasi terkait komponen drainase lingkungan No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran Tabel 3.39 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen drainase lingkungan No Jenis Media Khalayak 1. Kalau Media massa masa digunakan, media massa apa saja. (kompas, suara pembaruan, republika, Trans TV, RRI dll) Target khalayak yang dituju baik berdasarkan jenis kelamin, usia, lokasi, maupun strata ekonomi sosial dll, (salah satu atau kombinasi diantaranya) Pendanaan Siapa yang mendanai produksi maupun publikasi/ distribusi, atau mungkin merupakan hasil kerjasama pemda dengan berbagai pihak tuliskan kerjasamanya seperti apa) Isu yang Diangkat Terkait dengan masalah yang diangkat misalnya Drainase. Pesan Kunci Pesan utama sebagai yang disampaikan misalnya : BABs menimbulkan kerigian ekonomi. Efektivitas Pendapat komunikator komunikator (penyampai pesan) alasannya. dan Partisipasi Dunia Usaha III93

94 Pembiayaan pembangunan saluran drainse adalah melalui dana CSR perusahaan yang beroperasi diwilayah Penajam. Umumnya dana ini digunakan sesuai dengan permintaan atau usulan masyarakat yang ada pada wilayah kerja perusahaannya. Kegiatan ini tidak setiap tahun diadakan, namun disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Perusahaan yang telah memberikan bantuan untuk kegiatan pembanguan drainase tidak hanya membantu dalam hal dana namun biasanya mereka membantu dengan cara membangunkan saluran drainse pada wilayah berdasarkan usulan masyarakat yang membutuhkan. Tabel 3.40: Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten/Kota No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Potensi Kerjasama A b C D Komponen : Drainase Lingkungan 1. Bank Pembangunan Daerah Kaltim Alokasi dana CSR untuk peningkatan kualitas kesejahteraan Desa binaan, termasuk penyediaan dana kampanye pembenahan drainase lingkungan Kampanye perbaikan fasilitas drainase lingkungan untuk mencegah adanya denangan air di sekitar permulkiman Dana stimulus pembangunan/ perbaikan fasilitas drainase lingkungan Pendanaan dan Pembiayaan Kegiatan pembangunan drainase umumnya dibiayai oleh APBD Kabupaten. Pembangunan drainse yang ada tersebut hampir setiap tahun dianggarkan di APBD. Adapun kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya pada pembangunan tetapi juga pada pemeliharaan saluran drainase yang telah dibangun. Pembiayaan pengelolaan drainse ini tidak hanya bagi kegiatan pembiayaan tetapi juga pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan kinerja pelayan kepada masyarakat telah mengadakan pembelian beberapa alat berat seperti hexa dan juga long arm. Dengan adanya alat berat tersebut diharapkan penangangan drainase yang ada dapat dengan segera tertangani khususnya pada wilayah banjir yang memerlukan dengan segera penangan yang III94

95 cepat. Sehingga pembelian alat berat tersebut sangat membantu dalam kegiatan pembanguna dan pemeliaharaan saluran drainse yang ada di Kabupaten PPU. Pembiayaan pembangunan saluran drainse juga dilaksanakan oleh pihak kwasta ini dilaksnakan khususnya pada wilayah permukiman yang dibangun oleh developer. Namun kegiatan pembangunan ini hanya sebatas pada wilayah permukiman perumahan itu saja sementara pada wilayah lainnya peran pemerintah masih dominan. III95

96 Tabel 3.41: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Komponen drainase lingkungan No Subsektor 1 Drainase (3a+3b) Belanja (Rp) Ratarata Pertumbuhan (%) 1.a Pendanaan Investasi air limbah b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Sumber APBD Kab.Penajam Paser Utara, Tabel 3.42 Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Lingkungan No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) n4 n3 n2 n1 n Pertumbuhan (%) 1 Retribusi Drainase 1.a Realisasi retribusi III96

97 3.4.7 Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis Tabel 3.43 Permasalahan Mendesak dan Issue Strategis Permasalahan Mendesak Isu Strategis Masih ada kawasan tergenang banjir Belum optimalnya jaringan drainase Perubahan peruntukan dan penggunaan lahan yang cepat dan luas serta tumpang tindih pemanfaatan tata ruang Kurangnya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase Penanganan drainase yang bersifat insidentil dan belum terprogram dengan baik Masih ada air limbah dari perusahaan yang tidak dikelola dengan baik Penggunaan lahan tidak sesuai dengan RTRW dan masih rendahnya koordinasi antar instansi terkait dan sektor swasta Rendahnya kesadaran masyarakat dalam memelihara drainase yang telah dibangun Belum adanya data base jaringan irigasi dan drainase Rendahnya peran swasta dalam menjaga kualitas air buangan dan lingkungan dan kurangnya pengawasan dari dinas instansi terkait 3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Kegiatan pengelolaan yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sanitasi dan memberikan dampak yang sangat menentukan dalam pengelolaan sanitasi, terkait kondisi yang ada serta permasalahan yang dihadapi: Pengelolaan Air Bersih Pengelolaan air bersih yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum. Sampai dengan tahun 2013 kapasitas air bersih yang dapat dialirkan sebesar...l/det. Sistem pengolahan air baku menjadi air bersih dilakukan dengan metode...dengan prasarana dan sarana yang tersedia meliputi... Jangkauan pelayan dari PDAM masih terbatas pada wilayah perkotaan Penajam saja. Itupun hanya sebagian wilayah yang berada dalam jangkauan pelayan dan tidak dipisahkan oleh sungai dan kondisi georgrafis. Sementara pada wilayah penajam dengan permukiman yang jauh berada dari pusat kota dan pisahkan oleh sungai dan bukit seperti di daerah Buluminung, Sotek, Pantai Lango, Jenebora dll masih belum dapat terlayani jaringan air minum dari PDAM. III97

98 Kendala lain yang menyebabkan layanan PDAM masih terbatas adalah masih rendahnya kapasitas tampungan air baku dan instalasi pengolahan air Bendung Lawelawe. Berdasarkan data yang ada kapasitas tampungan air yang dapat diolah sebesar...l/det. Sementara proyeksi kebutuhan air di Kabupaten PPU sampai dengan tahun 2013 sebesar...l/det, sehingga masih ada kesenjangan antara kebutuhan dengan jumlah air yang sanggup disediakan sebesar l/det. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut Pemerintah Daerah telah berupa meningkatan kapasitas tampungan air baku dengan membangun Bendung Lawelawe. Diharapkan dengan adanya bendungan ini kapasitas tampungan air baku sebagai bahan utama untuk diolah menjadi air bersih dapat ditingkatkan menjadi sebesar...l/det. Progres pembangunan bendung lawelawe sampai dengan tahun 2013 sebesar...%. Diharapkan akhir tahun...bendung Lawelawe dapat difungsikan sebagai cadangan air baku bagi kegiatan pengelolaan air bersih bahkan air minum di Kabupaten PPU. Kendala lainnya adalah masih rendahnya sinkronisasi program antara dinas dan instansi terkait. Hal ini terlihat dengan masih simpang siurnya kebijakan dalam pembangunan dan penempatan kegiatankegiatan ekonomi yang ada seperti masuknya areal pertambangan batu bara pada wilayah cathment area Bendung LaweLawe. Hal ini berakibat rendahnya kualitas air baku yang dihasilkan sehingga dalam pengolahannya juga menjadi semakin mahal karena proses pengolahannya menjadi lebih berat dan panjang. Disisi yang lain sebaran lokasi permukiman yang ada di Kabupaten PPU umumnya tidak merata dan tersebar dibeberapa lokasi yang terpisah jauh dan dibatasi oleh bentang alam berupa bukit dan sungai serta berada pada daerahdaerah pesisir pantai. Adanya persebaran permukiman ini berakibat pada tidak effisiennya kegiatan pengelolaan air minum yang dilaksanakan apabila pengelolaan tersebut dijadikan sebagai satu sistem pengelolahan yang ada di Lawelawe, mengingat jarak dan bentang alam yang tidak bersahabat tersebut. Pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan diatas telah berupaya untuk membuat pengelolaan air minum yang tidak terpusat tetapi instalasi pengolahan dibangun berdasarkan kebutuhan dan cakupan pelayan sesuai dengan kondisi wilayahnya. Beberapa lokasi instalasi pengolahan air minum yang telah dibangun meliputi : (1) Instalasi pengolahan air minum di Bendung Waru, (2) Instalasi pengolahan air minum di Sepaku,(3) Instalasi pengolahan air di Rawa Mulya di Babulu Laut. III98

99 III99

100 Peta 3.7 Peta Zona pelayanan air bersih

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH

BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH Bab ini menjelaskan kondisi dari berbagai komponen dan permasalahan sanitasi yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara. 3.1 Promosi Higiene dan Sanitasi Promosi higiene adalah

Lebih terperinci

BAB III Profil Sanitasi Wilayah

BAB III Profil Sanitasi Wilayah BAB III Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Perkembangan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008-2012 Tabel 3.1 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008 2012 No Uraian Belanja

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3 Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kabupaten. Rumusan strategi Kota Ternate untuk layanan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Strategi percepatan pembangunan sanitasi berfungsi untuk mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT A. Sub Sektor Air Limbah Domestik Tabel Kerangka Kerja Logis (KKL) Sektor Air Limbah Domestik Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi (SWOT) Indikasi Program Indikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO

LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO Dalam bab ini akan dirinci data terkait kondisi sanitasi saat ini yang dapat menggambarkan kondisi dan jumlah infrastruktur sanitasi

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 5 Strategi Monitoring dan Evaluasi 1.1 Kerangka Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Monitoring dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup

Lebih terperinci

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari 30,5 % menjadi

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

2.1 Visi Misi Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Percepatan Pembangunan Sanitasi 18 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari penyusunan Sanitasi Kabupaten Pinrang yang memaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dari hasil evaluasi yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pembuangan air limbah di lingkungan permukiman pesisir Kelurahan Tanjung Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Program prioritas sanitasi disusun berdasarkan kesesuaian prioritas penanganan sanitasi sebagaimana terdapat pada dokumen perencanaan daerah di bidang infrastruktur

Lebih terperinci

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Tujuan pengembangan air limbah : Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR IPLT Keputih Kota Surabaya DESEMBER 2010 1 A. Gambaran Umum Wilayah; Geografis Kota Surabaya terletak antara 112 36 112 54 BT dan 07 21 LS, dengan

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Tana Toraja dalam rangka mencapai visi dan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Pembangunan sanitasi sekarang ini masih berjalan lambat karena dipengaruhi oleh beberapa hal. Sanitasi merupakan kebutuhan yang mempunyai

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI Oleh: MADE YATI WIDHASWARI NRP. 3310 202 712 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM,

Lebih terperinci

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan Misi Kabupaten Grobogan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 sebagai berikut : V I S

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yairu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup

Lebih terperinci

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses)

Lebih terperinci

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 213 Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1 Visi Misi Sanitasi Terwujudnya Kabupaten Kayong Utara yang sehat melalui pembangunan infrastruktur dasar sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Program pengembangan sanitasi saat ini dan yang akan di rencanakan berdasar pada kajian yang telah dilakukan sebelumnya pada Buku Putih

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain: BAB I PENDAHULUAN Program dan dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, juga merupakan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III - 1

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III - 1 3.1. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 3.1.1. Tatanan Rumah Tangga 3.1.2. Tatanan Sekolah 3.2. Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.2.1 Kelembagaan Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

2.1 Visi Misi Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Pesisir Barat memiliki beberapa permasalahan pembangunan. Antara lain permasalahan lingkungan serta sanitasi yang buruk. Permasalahan tersebut tidak terlepas dari persoalan kemiskinan yang mempunyai

Lebih terperinci

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten Lampiran-5 Sektor Air Limbah Program/Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Review Penyusunan Masterplan Air Limbah Review dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal perbaikan dari perencanaan air limbah.

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Dari hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap sub-sektor sanitasi maka telah dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan

Lebih terperinci

1. Sub Sektor Air Limbah

1. Sub Sektor Air Limbah 1. Sub Sektor Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan Praktek BABS saat ini 23% 1.Menyusun perda/perbup mengenai Penyusunan Perda/Perbup Konstruksi,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BUKU TIH SANITASI KABUPATEN NATUNA 2014 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Lebih terperinci

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0% Strategi Sanitasi Kota Kota Subulussalam BAB V STRATEGI MONEV Tabel 5.1: Matriks Kerangka Logis Tujuan: Tersedianya layn IPLT Data Dasar Sasaran Indikator Sumber Nilai & Tahun Adanya Masyarakat 0% EHRA

Lebih terperinci

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018 KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) AIR LIMBAH PERMASALAHAN MENDESAK ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 30% penduduk Wakatobi tidak memiliki jamban

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 1.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN ANITAI trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL PERAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL JAKARTA A PERAN PEREMPUAN Perempuan sangat berperan dalam pendidikan

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 45 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Sukabumi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Peningkatan akses layanan air limbah rumah tangga menjadi 85 90 % pada akhir

Lebih terperinci

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 Tabel 2.1 Luas daerah dan pembagian daerah administrasi Tabel 2.2 Jumlah Penduduk perkecamatan dan rata-rata kepadatannya Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada strategi percepatan pembangunan sanitasi ini akan menjelaskan pernyataan tujuan, sasaran, dan strategi yang ingin dicapai dalam pengembangan sanitasi

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi pembangunan Kota Banda Aceh tahun 2012-2017 adalah: Banda Aceh Model Kota Madani. Kota Madani adalah sebuah kota yang penduduknya

Lebih terperinci

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016 Lampiran- Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 06 I. Air Limbah a. Identifikasi isu isu strategis NO ELEMEN INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) Sudah ada dinas yang menangani

Lebih terperinci

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. Jumlah masyarakat yang BABS di Barat adalah 28.257 KK atau 15.58%. 2. Jumlah masyarakat yang menggunakan cubluk/tangki

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sebagai sebuah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi skala kota, kerangka kebijakan pembangunan sanitasi

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah

Lebih terperinci

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI 4 4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat,

Lebih terperinci

STRATEGI MONEV SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN

STRATEGI MONEV SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN STRATEGI MONEV Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh pokja kabupaten. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan capaian sasaran pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI TRATEGI BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan

Lebih terperinci

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik di masa depan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) dan Promosi Higiene Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam organisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT AIR LIMBAH Analisa SWOT sub sektor air limbah domestik Lingkungan Mendukung (+), O Internal Lemah (-) W Internal Kuat (+) S Diversifikasi Terpusat (+2, -5) Lingkungan tidak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci