BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI"

Transkripsi

1 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-PSTN ini menggunakan dua komponen utama yaitu komponen perangkat keras dan perangkat lunak Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem ini adalah: 1. IP Phone Elesign ESP Router Cisco Hub 3Com 8/TPO 4. Wireless Access Point D-Link DWL-2100AP 5. Telepon Analog 6. Media Gateway SPA Perangkat komputer untuk server Berikut adalah spesifikasi dari masing-masing perangkat keras yang digunakan untuk melakukan implementasi dan evaluasi dari sistem yang telah dirancang. 82

2 83 Spesifikasi IP Phone Elesign ESP 1202 Tabel 4.1 IP Phone Elesign ESP 1202 Hardware MCU: ARM Core DSP for voice processing Interface: 2 10BaseT RJ-45 (LAN & PC) Grafik LCD: 128x64 titik Software Voice Protokol: SIP RFC3261 CODEC: G.723.1, G.729A, G.711a & G.711u Konfigurasi: LCD/WEB/Telnet Management: SNMP/TFTP Upgrade Caller ID/Phone Book/Call Logs Manual Timer Set NAT/MAT Spesifikasi Fisik Dimensi: 170mm x 180mm x 46,7mm Berat: 571g Konsumsi Daya: idle 1,4w dan aktif 1,8w Input adaptor AC 110/220V, output adaptor DC 5V Suhu operasi: 0 40 O C Spesifikasi Router Cisco 1750 Gambar 4.1 IP Phone Elesign ESP 1202 Tabel 4.2 Router Cisco 1750 Hardware One 10/100BaseTX Fast Ethernet port (RJ-45) One auxiliary (AUX) port

3 84 One console port RISC Processor: Motorola MPC860T PowerQUICC at 48MHz DRAM: Onboard (fixed/default): 16MB; one DIMM slot; available DIMM sizes: 4, 8, 16, 32 MB; maximum DRAM: 48 MB Flash: onboard (socketed) miniflash card; default: 4MB; available sizes: 4, 8, 16 MB; maximum flash: 16MB; support dual flash bank Software Frame Relay Fragmentation (FRF.12) IP Precedence Generic Traffic Shaping (GTS) Frame Relay Traffic Shaping (FRTS) Weighted Random Early Detection (WRED) RSVP DSCP Marking Compressed RTP Multiple Link PPP & LFI Queuing Techniques = WFQ, PQ, LLQ, CQ Spesifikasi fisik Dimensi: 28,4cm x 10cm x 22,1cm Berat: 1,36kg Konsumsi daya maksimum: 20w Input AC/Frekuensi/arus: V / 47-64Hz / 0.5A Suhu operasi: 0-40 O C Gambar 4.2 Router Cisco 1750

4 85 Spesifikasi Hub 3Com 8/TPO Tabel 4.3 Hub 3Com 8/TPO Hardware Interface: 8 10BaseT RJ-45 (LAN & PC) Spesifikasi Fisik Dimensi: 22cm x13cm x 4cm Konsumsi Daya: Input AC/frekuensi/arus adaptor: 240 V / 50Hz / 0,2A Output DC/arus adaptor: 14 V / 0.8 A Suhu operasi: 0-40 O C Gambar 4.3 Hub 3Com 8/TPO Spesifikasi Wireless Access Point D-Link DWL-2100AP Tabel 4.4 Wireless Access Point D-Link DWL-2100AP Hardware Interface: One 10BaseT RJ-45 (LAN & PC) Antenna: wirelessly connect to b/g adapters Software Konfigurasi: WEB Spesifikasi fisik Power adapter DC 5V, 2.0A

5 86 Gambar 4.4 Wireless Access Point D-Link DWL-2100AP Spesifikasi Telepon Analog Tabel 4.5 Telepon Analog Hardware Interface: 2 port RJ-11 (Parallel) Spesifikasi fisik Dimensi: 20,5cm x 20cm x 7cm Gambar 4.5 Telepon Analog

6 87 Spesifikasi Media Gateway SPA 3102 Tabel 4.6 Media Gateway SPA 3102 Hardware 2 100baseT RJ-45 Ethernet port (1 WAN, 1 LAN) 1 RJ-11 FXS Phone port For analog Circuit Telepohone Device 1 RJ-11 FXO Phone port For PSTN or PBX Connection Software Konfigurasi: WEB, IVR (Interaktive Voice Response) Voice Protocol: SIP CODEC: G.711a, G.711u, G.726, G.729A, G Spesifikasi Fisik Dimensi: 101mm x 101mm x 28mm Berat: 145g Konsumsi daya: 5w Input AC/frekuensi adaptor: V / 50-60Hz Suhu operasi: 0-45 O C Gambar 4.6 Media Gateway SPA 3102

7 88 Spesifikasi perangkat komputer untuk server 1 o Processor Intel Pentium IV 1,8 GHz o Memory 512 MB DDR2 Spesifikasi perangkat komputer untuk server 2 o Processor Intel Dual 1,86 GHz o Memory 1 GB DDR2 Dual Channel Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan pada sistem ini adalah: 1. Perangkat lunak untuk PBX Server yaitu AstersikWin32 karena AsteriskWin32 merupakan free software berbasis Windows yang open source. 2. Perangkat Lunak untuk Router Cisco 1750 yaitu IOS (Internetwork Operating System) 3. Perangkat lunak untuk softphone yaitu X-lite 4.2 Implementasi Sistem Download dan Meng-install AsteriskWin32 AsteriskWin32 versi 0.6 berbasis pada Asterisk versi di Linux dan dapat didownload secara gratis pada pada menú di bagian download. Proses instalasi AsteriskWin32 tidak terlalu sulit bagi mereka yang pernah menginstalasi software di Windows. Langkah-langkah peng-install-an terdapat pada lampiran 2.

8 Membuat Data Account pada SIP.CONF Secara default, file sip.conf berada pada direktori c:\cygroot\asterisk\etc. Buka file sip.conf menggunakan text editor untuk membuat account baru. Hal ini dapat dilakukan dengan menuliskan parameter-parameter yang dibutuhkan. Jika sebuah account ingin dibuat dengan nomor ekstension 1000, maka pengaturannya sebagai berikut ; [1000]; merupakan nama account. type = friend; agar semua parameter dapat digunakan username = 1000; membuat account dengan username 1000 secret = 1000; membuat account dengan password Username dan password yang diatur di sip.conf harus sesuai dengan yang diatur pada user agent. context = kantor; user dengan ekstension 1000 dapat menerima atau menelepon semua account yang berada pada context kantor. host = dynamic; alamat IP klien dtmfmode = inband; parameter ini digunakan jika user agent tidak mendukung rfc2833. Pilihan default-nya adalah rfc2833. Pengaturan pengaturan tambahan yang berkaitan dengan semua account yang ada dapat dilakukan pada bagian [general]. Hal hal yang diatur sebagai berikut : disallow = all; tidak mengijinkan semua CODEC digunakan. Parameter ini digunakan sebagai langkah awal menentukan CODEC yang dapat digunakan.

9 90 allow = alaw; mengijinkan CODEC G711a digunakan. Jika ingin menggunakan CODEC lain nila alaw dapat diganti sesuai CODEC yang diinginkan. insecure = very; tidak perlu re-authenticate Membuat Dial Plan pada EXTENSIONS.CONF Secara default, file extensions.conf berada pada direktori yang sama dengan sip.conf. Buka file extensions.conf menggunakan text editor untuk mengatur dialplan. Pengaturan dapat dilakukan dengan menuliskan parameter parameter yang dibutuhkan. Sistem yang dirancang memiliki 2 buah context, yakni : context kantor terdapat 3 account yakni 1010,1050,1090 yang digunakan untuk hardphone, softphone, dan Line 1 FXS. context operator terdapat 1 account dengan nomor 2113 yang diatur untuk PSTN Line FXO. Pengaturan pada PSTN Line FXO dimaksudkan agar user dalam jaringan VoIP dapat menghubungi PSTN melalui operator. Agar semua user agent dapat menelepon dan ditelepon dan menggunakan fitur yang ada seperti call transfer, call parking dan voic (dengan membuat mailbox pada context test1 untuk setiap user pada voic .conf), maka pengaturan pada extensions.conf dapat dilakukan sebagai berikut : [kantor]; menandakan context Include => parkedcalls; mengaktifkan fitur call transfer dan call parking ; untuk melakukan call transfer atau call parking ditambahkan parameter ; t di akhir, yang menandakan hanya penerima panggilan yang dapat

10 91 ; melakukan fitur call parking atau call transfer exten => 1010,1,Dial(SIP/1010,30,t) exten => 1010,2,Voic (1010@test1) exten => 1010,3,Hangup exten => 1050,1,Dial(SIP/1050,30,t) exten => 1050,2,Voic (1050@test1) exten => 1050,3,Hangup exten => 1090,1,Dial(SIP/1090,30,t) exten => 1090,2,Voic (1090@test1) exten => 1090,3,Hangup ; untuk mendengarkan voic exten => 81010,1,Voic Main(1010@test1) exten => 81050,1, Voic Main(1050@test1) exten => 81090,1, Voic Main(1090@test1) [operator]; menandakan context Include => parkedcalls Include => kantor; Dapat menerima dan menelepon user pada context kantor ; untuk panggilan ke PSTN exten => 021.,1, Dial(SIP/${EXTEN:3}@2113,30,t)

11 Konfigurasi pada Setiap User Agent Hardphone IP Phone Pengaturan IP Phone dilakukan pada menu yang tersedia. Menu akan muncul jika tombol paling kanan atas ditekan selama beberapa detik saat adaptor IP Phone dipasang. Network Setup o Cari menu static IP dan masukkan IP Address, Subnet Mask, dan Gateway agar berada dalam satu jaringan dengan server. Number Setup o Cari menu Register Num, kemudian isi Enter Number, Enter ID, dan Enter Password dengan nilai 1010 (sesuai account pada sip.conf) o Menu Delete Num digunakan untuk menghapus Register Num agar account baru dapat dimasukkan pada menu Register Num Softphone X-lite Gambar 4.7 Langkah 1 - Konfigurasi Softphone

12 93 Parameter pengaturan softphone dapat dilihat dengan meng-klik kanan tombol mouse dan pilih pilihan SIP Account Settings dan muncul window SIP Accounts. Gambar 4.8 Langkah 2 - Konfigurasi Softphone Tekan tombol Add untuk memasukkan parameter sehingga softphone dapat teregistrasi ke AsteriskWin32. Semua parameter diisi sesuai dengan parameter pada sip.conf. Domain dan Proxy Address diisi alamat server AsteriskWin32. Gambar 4.9 Langkah 3 - Konfigurasi Softphone

13 Media Gateway Line 1 FXS Pengaturan user agent yang telah memiliki account pada server dengan user ID dan password Line Enable o Cari field Line enable dan pilih yes. SIP Settings o Cari field SIP Port dan masukkan nilai Proxy and Registration o Cari field Proxy dan isi dengan (alamat IP server) Subscriber Information o Cari field Display Name isi dengan 1090 o Cari field User ID isi dengan 1090 (sesuai dengan sip.conf) o Cari field Password isi dengan 1090 (sesuai dengan sip.conf) Media Gateway PSTN Line FXO Pengaturan user agent yang telah memiliki account pada server dengan user ID dan password Line Enable o Cari field Line enable dan pilih yes. SIP Settings o Cari field SIP Port dan masukkan nilai 5061.

14 95 Proxy and Registration o Cari field Proxy dan isi dengan (alamat IP server) Subscriber Information o Cari field Display Name isi dengan 2113 o Cari field User ID isi dengan 2113 (sesuai dengan sip.conf) o Cari field Password isi dengan 2113 (sesuai dengan sip.conf) PSTN-To-VoIP Gateway Setup o Cari field PSTN Ring Thru Line 1 dan pilih no. FXO Timer Values (Sec) o Cari field VoIP Answer Delay dan isi dengan nilai 0. o Cari field PSTN Answer Delay dan isi dengan nilai 0. o Cari field PSTN Ring Thru Delay dan isi dengan nilai 1. International Control o Cari field Line-In-Use Voltage dan isi dengan nilai Pengujian Sistem Pada sistem yang telah diimplementasikan, dilakukan beberapa pengujian untuk melihat apakah sistem berjalan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengujian - pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent dan Fitur yang Tersedia

15 Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent Pengujian ini bertujuan untuk melihat kehandalan komunikasi antar user agent, dimana user agent yang digunakan pada sistem berupa hardphone dan softphone. User agent yang berupa hardphone yang digunakan pada sistem ini adalah IP Phone dan telepon analog, sedangkan untuk softphone-nya adalah X-lite. Gambar 4.10 Pengujian Komunikasi antar User Agent Pada sistem, terdapat access point yang berguna untuk koneksi secara wireless, hal ini dilakukan untuk mengetahui kehandalan user agent secara wireless.

16 97 Pada pengujian terdapat 3 hal yang diujikan yaitu : 1. Pengujian komunikasi antar user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) 2. Pengujian komunikasi antara user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) dengan telepon analog dan PSTN yang membutuhkan media gateway 3. Pengujian komunikasi antar user agent baik secara wire maupun secara wireless. Ketiga pengujian tersebut untuk melihat apakah komunikasi pada sistem berjalan dengan baik, hasil dari pengujian yang dilakukan adalah seperi pada tabel berikut : Tabel 4.7. Tabel Hasil Pengujian Komunikasi antar User Agent IP Phone 1 X-lite 1 Telepon analog PSTN IP Phone % 100 % 100 % 100 % X-lite 2 (wireless) 100 % 100 % 100 % 100 % Telepon analog 100 % 100 % 100 % PSTN 100 % 100 % 100 % Dari tabel di atas didapatkan informasi sebagai berikut : Antara X-Lite 1 yang terhubung ke jaringan melalui hub/switch dengan X-lite 2 yang terhubung dengan jaringan melalui access point dapat saling berkomunikasi Komunikasi antara hardphone (IP Phone dan telepon analog) dengan softphone (X-lite) dapat berjalan dengan baik.

17 98 Telepon analog dapat berkomunikasi dengan user agent lain yang mendukung protokol SIP dengan melalui media gateway User agent pada sistem dapat berhubungan dengan PSTN melalui media gateway Langkah langkah komunikasi antar user agent dapat dilihat seperti pada gambar berikut : Gambar 4.11 Langkah Langkah Komunikasi antar User Agent

18 99 Gambar 4.11 didapat dari software ethereal dengan memfilter protokol yang ingin ditampilkan. Graph Analysis di atas ditampilkan dengan cara memilih menu Flow Graph pada Menu Bar Statistics. Dari gambar 4.11 dapat dilihat informasi sebagai berikut : Pihak pemanggil : User agent ini memiliki ip address Port untuk signaling SIP adalah 5060 Port untuk RTP adalah CODEC yang digunakan adalah G711 Alaw Pihak penerima : User agent ini memiliki ip address Port untuk signaling SIP adalah 5060 Port untuk RTP adalah CODEC yang digunakan adalah G711 Alaw Pihak Server (AsteriskWin32) : Server ini memiliki ip address Port untuk signaling SIP adalah 5060 Port untuk RTP dengan pemanggil adalah Port untuk RTP dengan penerima adalah CODEC yang digunakan dengan pihak pemanggil G711 Alaw CODEC yang digunakan dengan pihak pemerima G711 Alaw

19 100 Data yang dapat dilihat pada gambar di atas adalah lamanya komunikasi yaitu ( = detik) dan pihak yang menyudahi komunikasi adalah pihak pemanggil Pengujian Fitur yang Tersedia Pada sistem yang diimplementasikan terdapat beberapa fitur antara lain : Call Transfer, Call Parking, dan Voic Pengujian Fitur Call Transfer Pada pengujian ini, IP Phone 1 (ekstension 1000) menelepon X-Lite (ekstension 1050). Di tengah percakapan, X-lite mentransfer panggilan ke IP Phone 2 (ekstension 1010) dengan menekan tombol # hingga terdengar bunyi transfer. Setelah itu perlu dimasukkan nomor ekstension yang dituju. X-Lite akan hangup secara otomatis setelah proses transfer selesai. Saat proses transfer, IP Phone 1 akan mendengar nada tunggu dan setelah proses transfer selesai, panggilan ke X-Lite akan terputus dan panggilan akan dialihkan ke IP Phone 2.

20 101 Langkah langkah komunikasi menggunakan fitur Call Transfer sebagai berikut: Gambar 4.12 Call Transfer

21 Pengujian Fitur Call Parking Pada pengujian ini, IP Phone 1 (ekstension 1000) menelepon X-Lite (ekstension 1050). Di tengah percakapan, X-lite melakukan call parking dengan menekan tombol # hingga terdengar bunyi transfer. Setelah itu X-Lite memasukkan nomor ekstension Call Parking yaitu 700 untuk mendapatkan nomor ruang parking (701). User X-Lite kemudian memberitahukan nomor ruang parking yang didapat kepada user IP Phone 2. User IP Phone 2 men-dial 701 untuk terhubung dengan panggilan yang telah terparkir (IP Phone 1). Gambar 4.13 Call Parking

22 Pengujian Fitur Voic Pada pengujian fitur ini, IP Phone 1 (ekstension 1000) menghubungi IP Phone 2 (ekstension 1010). IP Phone 1 masuk ke fitur Voice Mail karena setelah waktu yang ditentukan yaitu 5 detik, IP Phone 2 tidak menjawab panggilan. IP Phone 1 kemudian meninggalkan pesan suara yang diakhiri dengan menekan tombol #. IP Phone 2 dapat mendengarkan pesan dengan men-dial ekstension IP Phone 2 diminta untuk memasukkan password untuk otentikasi. Setelah itu IP Phone 2 menekan tombol 5 untuk mendengarkan pesan terbaru dan menekan tombol # untuk keluar. Gambar 4.14 Gambar Voice Mail

23 104 Gambar 4.15 Gambar Mendengar Voice Mail Pengujian Kombinasi CODEC Masing-masing user agent mendukung beberapa CODEC yang belum tentu didukung oleh user agent lainnya, selain itu server (SIP PBX) sendiri juga mendukung beberapa CODEC oleh karena itu pengujian ini dilakukan untuk melihat CODEC apa saja yang dapat digunakan pada sistem untuk berkomunikasi. Pada pengujian ini digunakan router, dimana fungsi router pada pengujian ini adalah hanya untuk menghubungkan 2 buah jaringan yang berbeda dan memodelkan WAN yang menghubungkan jaringan lokal pada kota A dengan jaringan lokal pada kota B seperti terlihat pada gambar berikut :

24 105 Gambar 4.16 Model Komunikasi antara Kota A dengan Kota B Seperti terlihat pada gambar di atas, pengujian kali ini menggunakan 2 buah server (SIP PBX) dimana masing-masing server akan menangani komunikasi pada jaringan lokal di masing-masing kota yaitu kota A dan kota B. Server pada kota A berhubungan dengan server kota B sehingga komunikasi antara user agent pada kota A dengan user agent pada kota B dapat berjalan. Konfigurasi untuk menghubungkan 2 server dilakukan pada file sip.conf seperti terlihat di bawah ini : Pada Kota A (User Agent berawalan 1) Register=>3070:3070@ ;;Nomor ini disediakan untuk AsteriskWin32 dari kota B agar panggilan dari ;; kota B dianggap sebagai panggilan dari ekstension 1070 yang berada di kota A [1070] type = friend context=kota_a username=1070 secret=1070

25 106 host=dynamic ;;Digunakan untuk mendaftarkan diri ke AsteriskWin32 pada kota B [tokota_b] type = friend context=kota_a username=3070 secret=3070 host= ;;Nomor yang disediakan untuk berhubungan dengan PSTN [2113] type = friend context=kota_a username=2113 secret=2113 host=dynamic Pada Kota B (User Agent berawalan 3) Register=>1070:1070@ ;;Nomor ini disediakan untuk AsteriskWin32 dari kota A agar panggilan dari ;; kota A dianggap sebagai panggilan dari ekstension 3070 yang berada di kota B [3070] type = friend context=kota_b username=3070

26 107 secret=3070 host=dynamic ;;Digunakan untuk mendaftarkan diri ke AsteriskWin32 pada kota A [tokota_a] type = friend context=kota_b username=1070 secret=1070 host= [2114] type = friend context=kota_b username=2114 secret=2114 host=dynamic Selain dilakukan konfigurasi pada file sip.conf, perlu juga ditambahkan konfigurasi pada file extensions.conf pada masing-masing AsteriskWin32 seperti berikut : Pada kota A (User Agent berawalan 1) ;; untuk ke jaringan lain / AsteriskWin32 lain exten=>_3.,1,dial(sip/tokota_b/${exten}) ;; untuk ke PSTN exten=>_021.,1,dial(sip/${exten:3}@2113,30,r)

27 108 Pada kota B (User Agent berawalan 3) ;;untuk ke jaringan lain / AsteriskWin32 lain exten=>_1.,1,dial(sip/tokota_a/${exten}) ;; untuk ke PSTN exten=>_022.,1,dial(sip/${exten:3}@2114,30,r) CODEC yang diujikan yaitu G.711a, G.729, G.723.1, dan GSM. Pada pengujian ini, penggunaan kombinasi CODEC dilakukan dengan cara melakukan sedikit perubahan konfigurasi pada bagian [general] di masing - masing AsteriskWin32. Berikut pengaturan penggunaan CODEC alaw sebagai prioritas pertama dan G.729 sebagai prioritas kedua. [general] disallow=all allow=alaw allow=g729 Jika kombinasi CODEC ingin dirubah, tinggal menuliskan CODEC yang diinginkan dengan prioritas pertama ditulis setelah parameter disallow=all kemudian CODEC prioritas kedua ditulis di bawah CODEC prioritas pertama. Pengujian dilakukan dengan melakukan panggilan antara user agent pada kota A dengan user agent pada kota B dimana kombinasi CODEC telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :

28 109 Tabel 4.8 Kombinasi CODEC Bawah \ Atas G.711a G.729 G GSM G.711a All A,C,D,I,K,L,N A,C,D,I,K,L,N All G.729 All A,C,D,I,K,L,N A,C,D,I,K,L,N F,K,N G All A,C,D,I,K,L,N A,C,D,I,K,L,N F,K,N GSM All A,C,D,I,K,L,N A,C,D,I,K,L,N F Keterangan: A = IP Phone - IP Phone B = IP Phone - X-lite C = IP Phone - FXS D = IP Phone - PSTN E = X-lite - IP Phone F = X-lite - X-lite G = X-lite FXS H = X-lite PSTN I = FXS - IP Phone J = FXS - X-lite K = FXS - PSTN L = PSTN - IP Phone M = PSTN - X-lite N = PSTN FXS Dari tabel 4.8 di atas didapatkan analisis sebagai berikut : Pada saat hanya menggunakan CODEC G.711a semua komunikasi antar user agent dapat dilakukan. Kombinasi G.711a dengan CODEC lainnya, dimana CODEC G.711a terlebih dahulu di-setting (prioritas pertama) dan diikuti CODEC lainnya (G.729, G atau GSM). Pada kombinasi ini semua komunikasi antar user agent dapat dilakukan.

29 110 Kombinasi G.729 dengan CODEC lainnya, dimana CODEC G.729 terlebih dahulu di-setting dan diikuti CODEC lainnya (G.711a, G atau GSM). Pada kombinasi ini didapatkan hanya A,C,D,I,K,L dan N yang dapat berkomunikasi. sedangkan B,E,F,G,H,J dan M tidak dapat berkomunikasi. Jika dianalisis B,E,F,G,H,J dan M merupakan komunikasi antara X-lite dengan user agent lainnya. X-lite tidak dapat berkomunikasi, hal ini dikarenakan X-lite tidak mendukung CODEC G.729 dan AsteriskWin32 tidak dapat menjalankan CODEC prioritas kedua. Jika AsteriskWin32 dapat menjalankan CODEC prioritas kedua (khususnya G.711a dan GSM), maka semua komunikasi antar user agent dapat dilakukan karena X-lite mendukung G.711a dan GSM. Kombinasi G dengan CODEC lainnya, dimana CODEC G terlebih dahulu di-setting dan diikuti CODEC lainnya (G.711a, G.729, GSM), didapatkan hasil yang sama dengan kombinasi CODEC G.729. Komunikasi yang berhasil adalah A,C,D,I,K,L dan N sedangkan komunikasi yang tidak berhasil adalah B,E,F,G,H,J dan M. Hal ini terjadi karena X-lite tidak mendukung CODEC G dan AsteriskWin32 tidak dapat menjalankan CODEC prioritas kedua. Jika AsteriskWin32 dapat menjalankan CODEC prioritas kedua (khususnya G.711a dan GSM), maka semua komunikasi antar user agent dapat dilakukan karena X-lite mendukung G.711a dan GSM. Kombinasi GSM dengan CODEC G.711a, dimana CODEC GSM terlebih dahulu di setting dan diikuti CODEC G.711a. Pada kombinasi ini, AsteriskWin32 dapat menjalankan CODEC prioritas kedua (CODEC G.711a) yang didukung oleh semua user agent sehingga semua komunikasi dapat berjalan.

30 111 Komunikasi yang dapat terjadi dengan menggunakan kombinasi CODEC GSM dan CODEC G.729, dimana CODEC GSM terlebih dahulu di setting dan diikuti CODEC G.729 adalah F, K dan N. F adalah komunikasi antar X-lite sedangkan K dan N adalah komunikasi antara telepon analog dengan PSTN dan sebaliknya PSTN dengan telepon analog. Hal ini dapat terjadi karena IP Phone dan telepon tidak mendukung CODEC GSM dan AsteriskWin32 tidak dapat menjalankan CODEC prioritas kedua sehingga komunikasi hanya dapat terjadi antar X-lite. Komunikasi antara telepon analog dengan PSTN dan sebaliknya tidak menggunakan CODEC GSM melainkan CODEC G.729 karena media gateway yang digunakan dapat menjalankan CODEC prioritas kedua. Komunikasi yang dapat terjadi dengan kombinasi CODEC GSM dan CODEC G.723.1, dimana CODEC GSM terlebih dahulu di-setting dan diikuti CODEC G adalah F, K dan N, sama seperti pada saat kombinasi CODEC GSM dan G.729. Komunikasi yang dapat terjadi adalah komunikasi antar X-lite, telepon analog dengan PSTN, dan PSTN dengan telepon analog. Komunikasi antar X-lite menggunakan CODEC GSM, sedangkan komunikasi antara telepon analog dengan PSTN dan sebaliknya menggunakan CODEC G Pada saat hanya menggunakan CODEC GSM maka yang dapat melakukan komunikasi adalah F yaitu sesame X-lite, sedangkan komunikasi dengan user agent lainnya tidak dapat dilakukan, hal ini dikarenakan hanya X-lite yang mendukung CODEC GSM Pada pengujian ini dilakukan pemantauan terhadap paket-paket data yang dikirim dengan menggunakan software ethereal untuk memastikan CODEC yang digunakan

31 112 dalam komunikasi, berikut ini adalah gambar komunikasi dengan menggunakan kombinasi CODEC GSM dan G.711a ketika terjadi komunikasi antara IP Phone pada kota B dengan X-lite pada kota A: Pada kota A Gambar 4.17 Pemantauan CODEC dari Kota A

32 113 Pada Kota B Gambar 4.18 Pemantauan CODEC dari Kota B Keterangan IP address X-lite pada kota A adalah IP address AsteriskWin32 pada kota A adalah IP address IP Phone pada kota B adalah IP address AsteriskWin32 pada kota A adalah Dari kedua gambar di atas dapat diketahui bahwa komunikasi yang terjadi antara IP Phone dengan X-lite menggunakan 2 jenis CODEC yaitu GSM dan G.711a, dimana untuk komunikasi antara IP Phone dengan AsteriskWin32 pada kota B adalah dengan menggunakan CODEC G.711, demikian juga antara X-lite dengan AsteriskWin32 pada

33 114 Kota A menggunakan CODEC G.711, sedangkan komunikasi antara kedua AsteriskWin32 menggunakan CODEC GSM. Dari pengujian ini dapat dilihat bahwa AsteriskWin32 dapat menjalankan CODEC prioritas kedua agar komunikasi dapat berlangsung antara IP Phone dengan X-lite Pengujian Pengukuran Bandwidth untuk Masing-Masing CODEC Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya bandwidth yang digunakan oleh masing-masing CODEC dalam komunikasi. Pada pengujian ini digunakan router, fungsi router pada pengujian ini tidak hanya untuk menghubungkan 2 buah jaringan yang berbeda dan memodelkan WAN yang menghubungkan jaringan lokal pada kota A dengan jaringan lokal pada kota B melainkan juga membatasi bandwidth yang disediakan antara kota A dan kota B yaitu sebesar 64Kbps seperti pada umumnya digunakan dengan mengatur clockrate. CODEC yang diujikan pada pengujian ini adalah CODEC G.711, G.729, G dan GSM. Pada pengujian ini terdapat 3 faktor yang diujikan yaitu penggunaan bandwidth, kejelasan suara dan delay, untuk kejelasan suara pengukuran dilakukan secara kualitatif. Pengukuran bandwidth dilakukan dengan menggunakan software bandwidth monitor dimana hasil pengukuran yang didapatkan adalah sepeti pada tabel berikut : Tabel 4.9 Pengujian Bandwidth untuk Masing-Masing CODEC CODEC G.711a G.729 G GSM Bandwidth (KBps) Kejelasan Suara Jelas Jelas Jelas Jelas Delay 2 detik Tidak Tidak Tidak

34 115 Dari tabel di 4.9 didapatkan hasil analisis seperti berikut : CODEC G.711a menggunakan bandwidth yang paling besar dibandingkan dengan CODEC lainnya, dimana CODEC ini menggunakan bandwidth sebesar 10.4 KBps CODEC GSM menggunakan bandwidth paling kecil debandingkan dengan CODEC lainnya, dimana CODEC GSM hanya menggunakan bandwidth sebesar 4.3 KBps CODEC G.729 menggunakan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan CODEC G.723.1, dimana CODEC G.729 menggunakan bandwidth sebesar 7.2 KBps sedangkan CODEC G menggunakan bandwidth sebesar 5.1 KBps Penggunaan CODEC G.729, G dan GSM menghasilkan komunikasi dengan suara yang jelas sedangkan CODEC G.711a menghasilkan komunikasi suara yang jelas namun terjadi delay sekitar 2 detik, hal ini dikarenakan CODEC G.711a menggunakan bandwidth sebesar 10.4 KBps atau setara dengan 83.2Kbps, dimana bandwidth tersebut lebih besar dari bandwidth yang disediakan yaitu 64Kbps Pada G.711 terdapat delay yang terasa dibandingkan dengan CODEC lainnya, delay ini juga terjadi dikarenakan penggunaan bandwidth yang lebih besar dari bandwidth yang disediakan. Pengukuran bandwidth juga dapat dilakukan dengan perhitungan manual, berikut ini adalah perhitungan yang dilakukan secara manual sebagai pembanding terhadap bandwith yang telah diukur (tabel 4.9).

35 116 Bandwidth CODEC G.711a Periode sampling 20ms, setiap 20 ms mengeluarkan paket, maka G.711a setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 20 ms = 50 paket data. Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar: (40 x 8) bit x 50 paket per detik = bit per detik = 16 kbps bit rate dari G.711 adalah bit per detik atau 64 kbps Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar: (18 x 8) bit 50 paket per detik = 7200 bit per detik = 7.2 kbps jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC G.711a adalah: 64 kbps + 16 kbps kbps = 87.2 kbps Bandwidth CODEC G.729 Periode sampling 10ms, setiap 10 ms mengeluarkan paket, maka G.729 setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 10 ms = 100 paket data. Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar: (40 x 8) bit x 100 paket per detik = bit per detik = 32 kbps bit rate dari G.729 adalah 8000 bit per detik atau 8 kbps Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar:

36 117 (18 x 8) bit 100 paket per detik = bit per detik = 14.4 kbps jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC G.729 adalah: 8 kbps + 32 kbps kbps = 54.4 kbps Bandwidth CODEC G Periode sampling 30ms, setiap 30 ms mengeluarkan paket, maka G setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 30 ms = 34 paket data. Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar: (40 x 8) bit x 34 paket per detik = bit per detik = kbps bit rate dari G.729 adalah 5300 bit per detik atau 5.3 kbps Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar: (18 x 8) bit 34 paket per detik = 4896 bit per detik = kbps Jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC G adalah: 5.3 kbps kbps kbps = kbps Bandwidth CODEC GSM Periode sampling 20ms, setiap 20 ms mengeluarkan paket, maka GSM setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 20 ms = 50 paket data. Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar:

37 118 (40 x 8) bit x 50 paket per detik = bit per detik = 16 kbps bit rate dari G.711 adalah bit per detik atau 13 kbps Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar: (18 x 8) bit 50 paket per detik = 7200 bit per detik = 7.2 kbps jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC GSM adalah: 13 kbps + 16 kbps kbps = 36.2 kbps Dari hasil pehitungan manual didapatkan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan hasil yang didapatkan pada tabel 4.9, perbedaan yang terjadi adalah karena adanya paket data yang lost, ataupun dikarenakan bandwidth yang didapat tidak murni bandwidth pada saat percakapan, hal ini dikarenakan software Bandwidth Monitor merata-ratakan bandwidth yang digunakan dari awal hingga akhir Pengujian Pengaruh Banyaknya User Terhadap Pemakaian Bandwidth dan Kejelasan Suara Pegujian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh dari jumlah user yang melakukan komunikasi terhadap bandwidth yang digunakan, kejelasan suara dan delay. Pengukuran kejelasan suara dilakukan secara kualitatif. Pada pengujian ini digunakan router yang mempunyai fungsi yang sama seperti pada pengujian sebelumnya yaitu untuk menghubungkan 2 buah jaringan yang berbeda dan memodelkan WAN yang menghubungkan jaringan lokal pada kota A dengan jaringan lokal pada kota B serta membatasi bandwidth yang disediakan antara kota A dan kota B yaitu sebesar 64Kbps

38 119 (bandwith yang umumnya tersedia). Pada pengujian kali ini, komunikasi maksimum yang dapat dilakukan adalah 2 sampai 3 pasang, hal ini dikarenakan keterbatasan alat yang digunakan. Pengukuran bandwidth dilakukan dengan menggunakan software bandwidth monitor dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Pengaruh Jumlah User Terhadap Bandwidth, Kejelasan Suara dan Delay Menggunakan CODEC G.711a AsteriskWin32 1 AsteriskWin32 2 G.711a Bandwidth (kbps) Bandwidth (kbps) Suara Delay Download Upload Download Upload jelas ada tidak jelas ada tidak jelas ada Tabel 4.11 Pengaruh Jumlah User Terhadap Bandwidth, Kejelasan Suara dan Delay Menggunakan CODEC G.729 AsteriskWin32 1 AsteriskWin32 2 G.729 Bandwidth (kbps) Bandwidth (kbps) Suara Delay Download Upload Download Upload Jelas Tidak Jelas Ada

39 120 Tabel 4.12 Pengaruh Jumlah User Terhadap Bandwidth, Kejelasan Suara dan Delay Menggunakan CODEC G AsteriskWin32 1 AsteriskWin32 2 G Bandwidth (kbps) Bandwidth (kbps) Suara Delay Download Upload Download Upload Jelas Tidak Jelas Ada Tabel 4.13 Pengaruh Jumlah User Terhadap Bandwidth, Kejelasan Suara dan Delay Menggunakan CODEC GSM AsteriskWin32 1 AsteriskWin32 2 GSM Bandwidth (kbps) Bandwidth (kbps) Suara Delay Download Upload Download Upload Jelas Tidak Jelas Ada Dari data pada tabel 4.10 hingga tabel 4.13 di atas didapat hasil analisis sebagai berikut: Pada saat menggunakan CODEC G.711a dalam satu komunikasi akan memakai bandwidth > 64 Kbps sehingga terdapat delay. Semakin besar selisih bandwidth yang digunakan dengan bandwidth yang disediakan (CR = 64Kbps), maka suara akan semakin tidak jelas dan delay semakin terasa. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat jika komunikasi yang terjadi bertambah menjadi dua kali lipat dari semula maka bandwidth yang digunakan menjadi sekitar dua kali lipat dari bandwidth semula.

40 121 CODEC G.711a menggunakan Kbps untuk satu komunikasi, dalam LAN tersedia bandwidth 100 Mbps jika menggunakan switch 100 Mbps / Kbps = Dari perhitungan di atas pada jaringan LAN (100 Mbps) dimungkinkan terjadi sekitar 1129 komunikasi menggunakan CODEC G.711a. Pada saat menggunakan CODEC G.729 dalam satu komunikasi akan memakai bandwidth sekitar 57 Kbps yang menghasilkan percakapan dengan suara jelas dan tidak terdapat delay. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat jika komunikasi yang terjadi bertambah menjadi dua kali lipat dari semula maka bandwidth yang digunakan menjadi sekitar dua kali lipat dari bandwidth semula. Pada saat dua komunikasi berlangsung, bandwidth yang digunakan telah melampaui bandwidth yang disediakan sehingga terjadi delay namun percakapan masih jelas karena selisih bandwith tidak terlalu besar. CODEC G.729 menggunakan Kbps untuk satu komunikasi, dalam LAN tersedia bandwidth 100 Mbps jika menggunakan switch 100 Mbps / Kbps = Dari perhitungan di atas pada jaringan LAN (100 Mbps) dimungkinkan terjadi sekitar 1732 komunikasi menggunakan CODEC G.729 Penggunaan CODEC G dalam satu komunikasi akan memakai bandwidth sekitar 41 Kbps dimana dalam percakapan suara terdengar jelas dan tidak terdapat delay. Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dengan bertambahnya jumlah komunikasi maka bertambah pula bandwidth yang digunakan, ketika komunikasi bertambah menjadi dua kali lipat dari semula

41 122 maka bandwidth yang digunakan menjadi sekitar dua kali lipat dari bandwidth semula. Pada saat dua komunikasi berlangsung, bandwidth yang digunakan telah melampaui bandwidth yang disediakan sehingga terjadi delay namun percakapan masih jelas karena selisih bandwith tidak terlalu besar. CODEC G menggunakan Kbps untuk satu komunikasi, dalam LAN tersedia bandwidth 100 Mbps jika menggunakan switch 100 Mbps / Kbps = Dari perhitungan di atas pada jaringan LAN (100 Mbps) dimungkinkan terjadi sekitar 2404 komunikasi menggunakan CODEC G Pada saat menggunakan CODEC GSM dalam satu komunikasi akan memakai bandwidth sekitar 34 Kbps yang menghasilkan percakapan dengan suara jelas dan tidak terdapat delay. Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat jika komunikasi yang terjadi bertambah menjadi dua kali lipat dari semula maka bandwidth yang digunakan menjadi sekitar dua kali lipat dari bandwidth semula. Pada saat dua komunikasi berlangsung, bandwidth yang digunakan telah melampaui bandwidth yang disediakan sehingga terjadi delay namun percakapan masih jelas karena selisih bandwith tidak terlalu besar. CODEC GSM menggunakan Kbps untuk satu komunikasi, dalam LAN tersedia bandwidth 100 Mbps jika menggunakan switch 100 Mbps / Kbps = Dari perhitungan di atas pada jaringan LAN (100 Mbps) dimungkinkan terjadi sekitar 2876 komunikasi menggunakan CODEC GSM

42 Perbandingan Sistem yang Diimplementasi dengan PBX untuk SOHO Sistem yang diimplementasikan juga dibandingkan dengan PBX tradisional yang umumnya digunakan pada Small Office Home Office (SOHO), perbandingan ini dilakukan untuk melihat pencapaian dari sistem yang telah diimplementasikan. Pencapaian yang dimaksud adalah fitur-fitur pada PBX yang telah diujicobakan. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara sistem SIP PBX yang diimplementasikan dengan PBX tradisional untuk SOHO : Tabel 4.14 Perbandingan Sistem SIP PBX dengan PBX tradisional untuk SOHO Feature PBX tradisional untuk SOHO Sistem dengan AsteriskWin32 Maksimum user Terbatas (hardware) Terbatas (Kemampuan server) Terima telepon dari PSTN lain Bisa Bisa Harga implementasi Murah Sedang Sesi komunikasi Real time Delay Call Parking Tidak Ya Call Transfer Ya Ya Voice Mail Tidak Ya Voice Conference Tidak Tidak Dari tabel di atas didapatkan bahwa salah satu keunggulan dari AsteriskWin32 adalah maksimum user tergantung dari kemampuan server yang berupa komputer dimana dengan meningkatkan kemampuan komputer tersebut maka jumlah user yang dapat ditangani juga akan semakin besar, berbeda jika dibandingkan dengan PBX

43 124 tradisional yang membutuhkan PBX yang baru jika ingin meningkatkan jumlah user yang akan ditangani. Pada sistem yang diimplementasikan terdapat fitur call parking dan voice mail yang tidak dimiliki PBX tradisional untuk SOHO. Sistem PBX tradisional memang memiliki keunggulan dibandingkan dengan AsteriskWin32 yaitu implementasi yang lebih murah dan memiliki delay yang lebih kecil. 4.5 Perbandingan Tarif Panggilan ke PSTN Sistem yang Diimplementasi dengan SistemVoIP Komersil Tabel 4.15 Perbandingan Tarif Panggilan ke PSTN Waktu Sistem SIP-PSTN VoIP Komersil- PSTN (Rp/min) Vbuzzer VoIPDiscount Vyke Vonage s/d s/d Jakarta Bandung Jakarta Bandung

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Network yang dipergunakan pada PT. Mandiri Inti Perkasa menggunakan dua komponen utama yaitu komponen perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1.1.

Lebih terperinci

Web Portal Bagi User. Gambar 4.28 Halaman Menu Utama (Home) User. Pada halaman menu utama User tersedia menu untuk CDR,

Web Portal Bagi User. Gambar 4.28 Halaman Menu Utama (Home) User. Pada halaman menu utama User tersedia menu untuk CDR, 199 4.3.3.2 Web Portal Bagi User Gambar 4.28 Halaman Menu Utama (Home) User Pada halaman menu utama User tersedia menu untuk CDR, Billing, dan Contact Us. User bisa memilih fitur yang ingin diakses melalui

Lebih terperinci

MODEL KOMUNIKASI SUARA SIP-PSTN UNTUK SOHO

MODEL KOMUNIKASI SUARA SIP-PSTN UNTUK SOHO UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Sistem Komunikasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 MODEL KOMUNIKASI SUARA SIP-PSTN UNTUK SOHO Ricky Santoso 0800735955

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perumusan Masalah Sistem telepon di perkantoran saat ini umumnya memakai PBX tradisional (PSTN) untuk telepon internalnya. Biasanya setiap ruangan ataupun divisi pada kantor

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PENGEVALUASIAN SYSTEM VOICE OVER IP PADA JARINGAN PSTN TUGAS AKHIR

PENERAPAN DAN PENGEVALUASIAN SYSTEM VOICE OVER IP PADA JARINGAN PSTN TUGAS AKHIR PENERAPAN DAN PENGEVALUASIAN SYSTEM VOICE OVER IP PADA JARINGAN PSTN TUGAS AKHIR Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Dedek Sunaldi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-GSM ini menggunakan dua komponen

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-GSM ini menggunakan dua komponen BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-GSM ini menggunakan dua komponen utama yaitu komponen perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1.1 Perangkat Keras

Lebih terperinci

Setting Briker/Asterisk dengan SPA-3102

Setting Briker/Asterisk dengan SPA-3102 Setting Briker/Asterisk dengan SPA-3102 INDONESIA Daftar Isi Spesifikasi 1 Struktur Jaringan 1 Persiapan 1 Buat Extension 4 Buat Trunk 5 Buat Outbound Routes 6 Buat Inbound Routes 7 Konfigurasi SPA3102

Lebih terperinci

a. Pilih Wireless Connection Setup Wizard c. Secure Wireless Network = Best d. Wireless Security Password = Ind0n3si14n e. Terakhir pilih Save

a. Pilih Wireless Connection Setup Wizard c. Secure Wireless Network = Best d. Wireless Security Password = Ind0n3si14n e. Terakhir pilih Save 293 Gambar 4.47 Setting Wireless Setup D-Link a. Pilih Wireless Connection Setup Wizard b. Wireless Network Name = Indonesian Tower WiFi c. Secure Wireless Network = Best d. Wireless Security Password

Lebih terperinci

Praktikum VII Konfigurasi Server VoIP IP PBX Lokal

Praktikum VII Konfigurasi Server VoIP IP PBX Lokal Praktikum VII Konfigurasi Server VoIP IP PBX Lokal I. Tujuan Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengerti konsep dasar VoIP 2. Melakukan instalasi server IP-PBX berbasis

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Network System PT Mandiri Inti Perkasa Pada skripsi ini akan dianalisa sebuah Network yang menggunakan jaringan VSAT SCPC dengan Bandwidth 64 kbps, digunakan untuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony BAB 3 Metodologi 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony Masalah yang diindetifikasi adalah mengenai penggunaan telepon konvensional pada kantor yang dalam pengoperasiannya mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi membawa perubahan yang sangat mendasar bagi dunia telekomunikasi. Dalam teknologi komunikasi, komunikasi suara

Lebih terperinci

Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Bab ini akan menguraikan proses analisis pembangunan VOIP sistem dan

Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Bab ini akan menguraikan proses analisis pembangunan VOIP sistem dan Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini akan menguraikan proses analisis pembangunan VOIP sistem dan perancangan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisis pengguna 2. Analisis kebutuhan sistem

Lebih terperinci

JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 IP - PBX

JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 IP - PBX JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 IP - PBX Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Jaringan Telekomunikasi 2 Semester 6 PEMBIMBING : Amalia Eka R., ST. MT DISUSUN OLEH : Dwi Definta Oktavia Siswoyo NIM. 1241160069

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ASTERISK DAN GUI SEBAGAI KONFIGURATORNYA PADA SMALL OFFICE

IMPLEMENTASI ASTERISK DAN GUI SEBAGAI KONFIGURATORNYA PADA SMALL OFFICE UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2007 IMPLEMENTASI ASTERISK DAN GUI SEBAGAI KONFIGURATORNYA PADA SMALL OFFICE Rudi Laut (0700733766) Yongkie

Lebih terperinci

Bab IV. Implementasi

Bab IV. Implementasi Bab IV Implementasi 4.1 IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari implementasi yang sudah di rancang sesuai dengan topologi yang sudah di bahas di bab III. Implementasi yang akan dilakukan adalah

Lebih terperinci

SJphone untuk VoIP Rakyat PENDAHULUAN

SJphone untuk VoIP Rakyat PENDAHULUAN SJphone untuk VoIP Rakyat PENDAHULUAN Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP sendiri

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sarana Simulasi Uji coba dilakukan untuk membuktikan apakah sistem jaringan yang sudah dirancang dapat berjalan dengan baik. Namun, dikarenakan pihak kantor PT Synergy Adhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi, semua aplikasi akan berbasis Internet Protokol (IP). Berbagai cara digunakan untuk melewatkan layanan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terbentuknya suatu komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM oleh: Prasaja Wikanta Saat ini TCP/IP secara de facto sudah menjadi standar jaringan telekomunikasi di dunia. Politeknik

Lebih terperinci

Penerapan Teknologi VOIP Pada Laboratorium Teknik Komputer STMIK Jakarta STI&K

Penerapan Teknologi VOIP Pada Laboratorium Teknik Komputer STMIK Jakarta STI&K Penerapan Teknologi VOIP Pada Laboratorium Teknik Komputer STMIK Jakarta STI&K Shandi Noris 1 dan Melani Dewi Lusita 2 1 Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Pamulang 2 Dosen STMIK Jakarta

Lebih terperinci

PERCOBAAN 8. Konfigurasi VoIP Server dengan Asterisk(Antar IP PBX)

PERCOBAAN 8. Konfigurasi VoIP Server dengan Asterisk(Antar IP PBX) PERCOBAAN 8 Konfigurasi VoIP Server dengan Asterisk(Antar IP PBX) 8.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Melakukan komunikasi antar client dalam satu IP PBX Server

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan

PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Tahap ini adalah tahapan untuk merancang jaringan VoIP yang akan diimplementasi di Altros, baik untuk infrastruktur jaringan, Call Manager, Unity Express, endpoint devices, hingga

Lebih terperinci

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut : 51 Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan perancangan penulis secara langsung, maka penulis mensimulasikan jaringan

Lebih terperinci

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta JURNAL INTEGRASI Vol. 5, No. 1, 2013, 79-84 ISSN: 2085-3858 Article History Received February, 2013 Accepted March, 2013 INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM Analisa Sistem merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian ini. Analisa Sistem dimaksudkan untuk : 1. Mengidentifikasi Masalah : Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Analisis Sistem Analisa sistem digunakan untuk menguraikan sistem yang diidenfikasi dan dievaluasi permasalahannya. Sistem ini dianalisis untuk membuat rancangan spesifikasi

Lebih terperinci

Percobaan 7. Konfigurasi VoIP Server dengan Asterisk(Lokal)

Percobaan 7. Konfigurasi VoIP Server dengan Asterisk(Lokal) Percobaan 7 Konfigurasi VoIP Server dengan Asterisk(Lokal) 7.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Memahami cara kerja IP PBX server Melakukan komunikasi antar client

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

1. Mahasiswa dapat melakukan instalasi dan konfigurasi 3CX Phone System 2. Mahasiswa dapat mengoperasikan 3CX Phone System

1. Mahasiswa dapat melakukan instalasi dan konfigurasi 3CX Phone System 2. Mahasiswa dapat mengoperasikan 3CX Phone System Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat melakukan instalasi dan konfigurasi 3CX Phone System 2. Mahasiswa dapat mengoperasikan 3CX Phone System Pengertian VoIP ( Voice over Internet Protocol ) Voice over Internet

Lebih terperinci

User Manual. VSP-5002 Series VoIP Gateway

User Manual. VSP-5002 Series VoIP Gateway User Manual VSP-5002 Series VoIP Gateway Hyper Terminal Sebelum masuk ke Hyper terminal, pastikan Antek VSP-5002 telah terpasang pada port WAN. Dan bukalah program Hyper Terminal. Klik menu Start Program

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI VOIP SERVER MENGGUNAKAN SOFTWARE PHONE 3CX SYSTEM DENGAN IP PBX NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI VOIP SERVER MENGGUNAKAN SOFTWARE PHONE 3CX SYSTEM DENGAN IP PBX NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI VOIP SERVER MENGGUNAKAN SOFTWARE PHONE 3CX SYSTEM DENGAN IP PBX NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Andi Burhanuddin 10.11.3530 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERCOBAAN 10. Integrasi VoIP server dengan Jaringan Analog

PERCOBAAN 10. Integrasi VoIP server dengan Jaringan Analog PERCOBAAN 10 Integrasi VoIP server dengan Jaringan Analog 10.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Melakukan konfigurasi FXO Module Melakukan konfigurasi FXS module

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI. Dalam penerapan VoIP pada jaringan kantor pusat Kementerian Kelautan dan

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI. Dalam penerapan VoIP pada jaringan kantor pusat Kementerian Kelautan dan BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat yang Digunakan Dalam penerapan VoIP pada jaringan kantor pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta seluruh kantor cabang yang ada di daerah

Lebih terperinci

Protokol SIP pada VoIP

Protokol SIP pada VoIP Protokol SIP pada VoIP Arsyad Dwiyankuntoko 11ipa3.arsyad@gmail.com http://arsyaddwiyankuntoko.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 9. Pemrograman SRC(Service Restriction Class) pada VoIP Server Lokal dengan Asterisk

PERCOBAAN 9. Pemrograman SRC(Service Restriction Class) pada VoIP Server Lokal dengan Asterisk PERCOBAAN 9 Pemrograman SRC(Service Restriction Class) pada VoIP Server Lokal dengan Asterisk 9.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Memahami berbagai aplikasi pada

Lebih terperinci

Bab 4. Implementasi dan Pembahasan

Bab 4. Implementasi dan Pembahasan Bab 4 Implementasi dan Pembahasan Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi, konfigurasi komponenkomponen dari sistem VoIP yang dibangun. Langkah-langkah instalasi dan konfigurasi Linux Trixbox CE sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan tahapan implementasi dengan menjelaskan proses proses instalasi perangkat lunak penunjang VoIP, mulai dari instalasi VirtualBox berikut dengan

Lebih terperinci

Alkindi Hafidz

Alkindi Hafidz Menggunakan Handphone bersistem operasi Android sebagai SIP-VoIP Client Alkindi Hafidz Alkindi.h@outlook.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 11 KONFIGURASI ANTAR IP-PBX

PERCOBAAN 11 KONFIGURASI ANTAR IP-PBX PERCOBAAN 11 KONFIGURASI ANTAR IP-PBX 11.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Melakukan konfigurasi penomoran kanal SIP dan Dial Plan pada server IP-PBX Melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini secara rinci akan membahas mengenai langkah-langkah yang diterapkan terhadap rancangan infrastruktur jaringan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi

Lebih terperinci

Muhammad Alwi Hasan NRP Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA. NIP

Muhammad Alwi Hasan NRP Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA. NIP Oleh : Muhammad Alwi Hasan NRP. 2206100064 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA. NIP. 196510141990021001 1 Roadmap penelitian Rancang Bangun Studi Perbandingan User Interface Desain Awal Uji

Lebih terperinci

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Seperti telah dijelaskan sebelumnya, koneksi lewat layanan ADSL memerlukan suatu peralatan yang dinamakan ADSL modem dan layanan SHDSL memerlukan peralatan yang dinamakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pada simulasi ini penulis menggunakan GNS3 versi yang merupakan versi terbaru pada

LAMPIRAN. Pada simulasi ini penulis menggunakan GNS3 versi yang merupakan versi terbaru pada LAMPIRAN Hardware yang digunakan dalam simulasi: Router Version : Cisco Router 2961 Platform : Cisco Pada simulasi ini penulis menggunakan GNS3 versi 0.7.2 yang merupakan versi terbaru pada saat kami mengunduhnya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi minimum sebagai berikut: Server yang dibutuhkan sebagai Internet gateway di PT.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi minimum sebagai berikut: Server yang dibutuhkan sebagai Internet gateway di PT. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Sumber Daya yang Dibutuhkan 4.1.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Dalam membangun sistem ini, dibutuhkan kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami dan mampu melakukan konfigurasi jaringan wireless menggunakan router wireless atau access point (AP). 2. Memahami dan mampu melakukan konfigurasi jaringan wireless menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Analisa sistem digunakan untuk menguraikan sistem yang diidentifikasi dan dievaluasi permasalahannya dalam lingkup virtualisasi pada asterisk sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam merancang sistem jaringan wireless yang baru untuk meningkatkan kualitas sinyal wireless di SMA Tarsisius II, Jakarta Barat diperlukan beberapa sarana

Lebih terperinci

NETPHONE-KE1020A. 1. Tujuan : a. Dapat Melakukan installasi Netphone - KE1020A dengan IP Phone dan PC. b. Dapat mengoperasikan Netphone-KE1020A.

NETPHONE-KE1020A. 1. Tujuan : a. Dapat Melakukan installasi Netphone - KE1020A dengan IP Phone dan PC. b. Dapat mengoperasikan Netphone-KE1020A. NETPHONE-KE1020A 1. Tujuan : a. Dapat Melakukan installasi Netphone - KE1020A dengan IP Phone dan PC. b. Dapat mengoperasikan Netphone-KE1020A. 2. Alat yang digunakan : 1. PC/Laptop. 2. Perangkat Netphone-KE1020A.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Analisa Analisa yang penulis lakukan adalah memberikan ilustrasi berupa gambaan umum, keadaan saat ini dan kendala yang dihadapi sebagai berikut: 3.1.1 Gambaran

Lebih terperinci

OLEH : NUR RACHMAT.

OLEH : NUR RACHMAT. MEMBANGUN JARINGAN KOMUNIKASI BERBASIS VOICE OVER INTERNET PROTOCOL PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MULTI DATA PALEMBANG OLEH : NUR RACHMAT nur.rachmat@live.com

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7. KONFIGURASI ANTAR VoIP SERVER

PERCOBAAN 7. KONFIGURASI ANTAR VoIP SERVER PERCOBAAN 7 KONFIGURASI ANTAR VoIP SERVER 7.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Melakukan konfigurasi penomoran kanal SIP dan Dial Plan pada server IP-PBX Melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis perbandingan unjuk

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X 3.1 Topologi Jaringan VPN IP Cakupan yang dibahas di dalam tugas akhir ini adalah layanan VPN IP Multiservice, dan digunakan topologi jaringan berbentuk

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN mode ad-hoc 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN

Lebih terperinci

Konfigurasi Fitur padavoip Server

Konfigurasi Fitur padavoip Server Konfigurasi Fitur padavoip Server PRAKTIKUM JARINGAN TELEPONI PRODI TELEKOMUNIKASI PENS Juni 2013 Tujuan 1. Penetapan Context 2. Fitur Call Forward 3. Fitur Call Pickup 4. Fitur Parked Call 5. Fitur Voicemail

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VOIP SERVICE PROVIDER PADA PT. INDONUSA SYSTEM INTEGRATOR PRIMA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM Pada perancangan, menspesifikasikan sistem yang akan dibuat menjadi dua kategori yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak, sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Rancangan Topologi 4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Desain topologi jaringan komputer yang digunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN JARINGAN VOICE OVER INTERNET PROTOCOL UNTUK MENGURANGI BIAYA KOMUNIKASI PADA PT. ELECTRONIC CITY INDONESIA

RANCANG BANGUN JARINGAN VOICE OVER INTERNET PROTOCOL UNTUK MENGURANGI BIAYA KOMUNIKASI PADA PT. ELECTRONIC CITY INDONESIA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 450~455 RANCANG BANGUN JARINGAN VOICE OVER INTERNET PROTOCOL UNTUK MENGURANGI BIAYA KOMUNIKASI PADA PT. ELECTRONIC CITY INDONESIA Kristian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Uji Coba Dengan rancangan jaringan yang telah dibuat, perlu dilakukan uji coba untuk membuktikan bahwa rancangan load balancing dan failover tersebut dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony

BAB 4 PERANCANGAN. melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Persiapan awal Beberapa hal yang harus dilakukan sebagai persiapan awal sebelum melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony pada PT. XYZ ialah:

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 33 BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Bab ini membahas tentang proses setting untuk VPN pada Mikrotik dan menampilkan foto-foto hasil yang telah dikerjakan. 4.1 INSTALASI DAN PENGGUNAAN MIKROTIK 4.1.1 Prosedur

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi System 4.1.1 Perangkat Keras Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45 4.1.2 Perangkat Lunak

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI JARINGAN KOMUNIKASI VOIP

BAB IV IMPLEMENTASI JARINGAN KOMUNIKASI VOIP BAB IV IMPLEMENTASI JARINGAN KOMUNIKASI VOIP Dalam pembuatan sistem jaringan IP telephony atau VoIP akan dilakukan prosedur operasi dan pengujian yang mengacu pada desain perancangan. Implementasi yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 2. Menghitung tarif percakapan berdasarkan daerah tujuan dan durasi percakapan.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 2. Menghitung tarif percakapan berdasarkan daerah tujuan dan durasi percakapan. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Aplikasi yang Dihasilkan Aplikasi yang dihasilkan adalah hot billing system VoIP yang memiliki fitur-fitur sebagai berikut: 1. Menghitung durasi percakapan. 2. Menghitung

Lebih terperinci

PERANCANGAN ADMINISTRATOR JARINGAN VOIP BERBASIS WEB

PERANCANGAN ADMINISTRATOR JARINGAN VOIP BERBASIS WEB PERANCANGAN ADMINISTRATOR JARINGAN VOIP BERBASIS WEB TUGAS AKHIR OLEH : DONNY KURNIAWAN 04.50.0018 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2009

Lebih terperinci

VoIP part 2. Oleh: Mike Yuliana

VoIP part 2. Oleh: Mike Yuliana VoIP part 2 Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Topik Bagian-bagian TDM400P Konfigurasi IP PBX sip.conf extensions.conf zapata.conf zaptel.conf TDM 400P FXS Digium TDM400P adalah PCI card yang menyediakan FXS/FXO

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia Industri,

Lebih terperinci

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10 Overview VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) Pertemuan ke 10 VoIP (Voice Over Internet Protocol) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan Internet Protokol untuk menyediakan komunikasi voice secara

Lebih terperinci

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV voip MATA KULIAH : SISTEM TELEKOMUNIKASI Di susun Nama : Fariansyah Gunawan Nim : 10 313 000 Kelas : G Semester : IV KATA PENGANTAR Assalammualaikum Wr.Wb. Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu

Lebih terperinci

PERCOBAAN 8 KONSEP CONTEXT DAN SETTING FITUR DENGAN ASTERISK

PERCOBAAN 8 KONSEP CONTEXT DAN SETTING FITUR DENGAN ASTERISK PERCOBAAN 8 KONSEP CONTEXT DAN SETTING FITUR DENGAN ASTERISK 8.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Mengerti konsep pembuatan context pada konfigurasi Asterisk Mengerti

Lebih terperinci

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5 TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5 I. Pengantar Cisco Packet Tracer merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Cisco Company, bertujuan untuk melakukan simulasi jaringan komputer dan untuk melakukan monitoring

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. HP Pro 3500 Microtower PC (D5S76EA) Processor family: Intel Core i3 processor

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. HP Pro 3500 Microtower PC (D5S76EA) Processor family: Intel Core i3 processor BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 CPU HP Pro 3500 Microtower PC (D5S76EA) System Processor family: Intel Core i3 processor Processor: Intel Core i3-3240 with Intel HD Graphics 2500

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap Fax Server, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian. Pada tahapan implementasi terdapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa terhadap sistem ini dilakukan agar dapat batasan-batasan ataupun ukuran dari kinerja sistem yang berjalan. Perancangan sistem ini difokuskan

Lebih terperinci

RIP dan Static Routing

RIP dan Static Routing MODUL PRAKTIKUM RIP dan Static Routing A. Uraian Materi A.1 Komponen-komponen dari Router 1. CPU (Central Processing Unit) Berfungsi untuk mengeksekusi instruksi pada Operating System. Fungsi yang lain

Lebih terperinci

Perancangan Wartel VoIP dengan Billing dan Garansi QoS

Perancangan Wartel VoIP dengan Billing dan Garansi QoS Perancangan Wartel VoIP dengan Billing dan Garansi QoS Mochamad Susantok, Muhammad Novrial Program Studi Teknik Telekomunikasi, Politeknik Caltex Riau santok@pcr.ac.id, novri_wow@yahoo.com Abstrak VoIP

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 PERALATAN YANG DIBUTUHKAN Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem yang meliputi spesifikasi sistem untuk perangkat keras dan perangkat lunak pada sistem jaringan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI VoIP DI LINGKUNGAN ITATS

IMPLEMENTASI VoIP DI LINGKUNGAN ITATS SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 2009 IMPLEMENTASI VoIP DI LINGKUNGAN ITATS Achmad Fadhol Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim

Lebih terperinci

Praktikum VIII Konfigurasi Antar VoIP Server

Praktikum VIII Konfigurasi Antar VoIP Server Praktikum VIII Konfigurasi Antar VoIP Server I. Tujuan Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Melakukan konfigurasi penomoran kanal SIP dan Dial Plan pada server IP-PBX 2. Melakukan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 10 INTEGRASI VOIP SERVER DENGAN JARINGAN TELEPON ANALOG

PERCOBAAN 10 INTEGRASI VOIP SERVER DENGAN JARINGAN TELEPON ANALOG PERCOBAAN 10 INTEGRASI VOIP SERVER DENGAN JARINGAN TELEPON ANALOG 10.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Mengenal konsep Interworking antara 2 jaringan berbeda Mengerti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata. penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata. penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan 36 BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata Perancangan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan dan permintaan dari pihak Dinas Pariwisata Kota Batu sebagai perluasan dari

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan File Server Menggunakan Cloud Perancangan layanan file server menggunakan cloud pada PT Mugi Cipta Perkasa dilakukan dengan menggunakan sebuah server yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah membawa perubahan yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia telekomunikasi, komunikasi

Lebih terperinci

Mengenal Teknologi VOIP. Deris Stiawan

Mengenal Teknologi VOIP. Deris Stiawan Mengenal Teknologi VOIP Deris Stiawan Internet 1990-21st Century PC/LAN 1980-1990s PC PBXs 1990-2000s Mini 1970-1980s Digital PBXs 1970-1990s Analog PBXs 1960-1970s Mainframe 1960-1970s Data Networking

Lebih terperinci

Jika anda terhubung ke Internet, ada beberapa kemungkinan jenis teknologi yang digunakan agar komputer anda akan

Jika anda terhubung ke Internet, ada beberapa kemungkinan jenis teknologi yang digunakan agar komputer anda akan Apa Itu ADSL Jika anda terhubung ke Internet, ada beberapa kemungkinan jenis teknologi yang digunakan agar komputer anda akan tersambung ke internet tersebut, diantaranya ada yang menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BILLING DAN IMPLEMENTASI VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BILLING DAN IMPLEMENTASI VOICE OVER INTERNET PROTOCOL RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BILLING DAN IMPLEMENTASI VOICE OVER INTERNET PROTOCOL Honni Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP sendiri

Lebih terperinci

Lampiran A : Hasil Wawancara. Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service

Lampiran A : Hasil Wawancara. Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service L1 Lampiran A : Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service Provider (ISP) Kingkongznet untuk mendapatkan informasi mengenai sistem yang sedang berjalan. Berikut

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

Octtel VoIP Gateway SP4220

Octtel VoIP Gateway SP4220 Octtel VoIP Gateway SP4220 Web Browser Buka Internet Browser dan masukkan IP defaultnya 192.168.8.254 pada menu Address Bar (Kabel jaringan UTP dipasang pada Port LAN). Anda bisa menemukan IP Default port

Lebih terperinci

Apa itu IP PBX? Cara kerjanya

Apa itu IP PBX? Cara kerjanya 10 Keuntungan menggunakan IP PBX Apa itu IP PBX? Sebuah IP PBX adalah sistem telepon yang lengkap yang menyediakan panggilan telepon melalui jaringan data IP. Semua percakapan akan dikirim sebagai paket

Lebih terperinci