PENGAJUAN OPERASI LASIK
|
|
- Sugiarto Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Doc. No. : HR-09 PROSEDUR PENGAJUAN OPERASI LASIK Page:0of5 PROSEDUR PENGAJUAN OPERASI LASIK Disusun oleh: Diketahui oleh: Disetujui oleh: Rosari Ferdinand Andv S, Batubara HR Training & Development SPv. HR Manager Direktur Bid. Umum & SDM Tanggal: lb oe+ob r?otz Tanssal: ta frjohal 'h2 Tanggal: tp d-mkt'f*
2 PT ASMTN BARA JAAN Doc. No. : HR-09 PROSEDUR PENGAJUAN OPERASI LASIK Page:1of5 DAFTAR ISI ARTIKEL HAL { ntrftnlsl...1 ' III II IAN 2? DPnStrnt tp 2 T EIAI:AN ' tri AWNHAPT 4 E N'1KI IT'trNT TtrPKAIT 5 A NACAD UI It{I IM.5
3 . PT ASMIN BARA BRONANG PT ASMIN BARA.IAAN Doc. No. : HR.09 PROSEDUR PENGAJUAN OPERASI LASIK Page:20f5 1. DEFINISI 1.1 Lasik merupakan suatu prosedur menggunakan laser khusus yang diciptakan untuk merawat refractive error (kesalahan bias), memperbaiki penglihatan, dan mengurangi atau mengeliminasi keperluan kacamata-kacamata atau lensa-lensa kontak. 1.2 Keluarga Karyawan adalah: 1 (satu) orang suami atau istri yang sah dan anak-anak yang sah sampai batas umur 21 tahun, maksimum 3 (tiga) orang anak, belum menikah dan belum berpenghasilan dan telah didaftarkan ke Perusahaan. 1.3 Tipe-tipe kesalahan bias pada mata: o Myopia (minus): Pada orang-orang dengan myopia, ketidakcocokan dalam kekuatan pemusatan (fokus) dan panjang mata menyebabkan benda-benda jauh menjadi kabur dan benda-benda dekat lebih jelas.. Hyperopia (plus): Pada orang-orang dengan hyperopia, ketidakcocokan dalam kekuatan pemusatan (fokus) dan panjang mata menyebabkan benda-benda dekat menjadi kabur dan benda-benda jauh relatif lebih jelas.. Astigmatism (silindris): Pada orang-orang dengan astigmatism, salah satu dad bentuk kornea atau bentuk lensa menyimpang, menyebabkan berbagai gambar-gambar pada retina. Ini menyebabkan benda-benda pada semua jarak-jarak nampak kabur. Banyak orang-orang mempunyai suatu kombinasi dari salah satu dari myopia atau hyperopia dengan astigmatism. 2. TUJUAN 2.1 Menjaga kesehatan mata Karyawan/keluarga Karyawan. 2.2 Meningkatkan kinerja dan integritas Karyawan. 3. PROSEDUR 3.1 Karyawan mengajukan permohonan bantuan Operasi Lasik bagi dirinya dan/atau keluarganya dengan mengisi Form Pengajuan Operasi Lasik dengan melampirkan Surat Keterangan hasil pemeriksaan minus/plusiastigmatism dari dokter mata kepada HR Department. 3.2 Data-data Karyawan/keluarga Karyawan akan diverifikasi terlebih dahulu oleh HR Department. Dalam hal ini HR Department akan memeriksa keabsahan persyaratan dari sisi: a. Masa kerja Karyawan minimal 1 (satu)tahun; b. Minus (myopia) lebih atau sama dengan 7 (tujuh) dan/atau plus (hyperopia) lebih dari atau sama dengan 5 (lima); c. Keaslian Surat Keterangan dokter mata dan masa berlakunya maksimum 3 (tiga) bulan setelah pemedksaan terakhir. 3.3 Apabila data-data tersebut telah dianggap sesuai dengan ketentuan, maka HR Department akan merujuk Karyawan/keluarga Karyawan kepada Rumah Sakit yang telah ditentukan oleh Perusahaan. Apabila data-data yang diserahkan dianggap kurang lengkap, maka Karyawan/keluarga Karyawan dapat melengkapi data-data yang diperlukan terlebih dahulu. Sementara apabila data-data Karyawan/keluarga Karyawan dianggap tidak memenuhi persyaratan maka pengajuan tersebut akan ditolak. ORIGINATOR : HR DEPARTMENT REVISION :0
4 Doc. No. : HR-09 PROSEDUR PENGAJUAN OPERASI LASIK Page:30f5 33 Apabila data-data tersebut telah dianggap sesuai dengan ketentuan, maka HR Department akan merujuk Karyawan/keluarga Karyawan kepada Rumah Sakit yang telah ditentukan oleh Perusahaan. Apabila data-data yang diserahkan dianggap kurang lengkap, maka Karyawan/keluarga Karyawan dapat melengkapi data-data yang diperlukan terlebih dahulu. Sementara apabila data-data Karyawan/keluarga Karyawan dianggap tidak memenuhi persyaratan maka pengajuan tersebut akan ditolak. 34 Sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Perusahaan, bagi Karyawan/keluarga Karyawan yang minusnya kurang dari 7 (tujuh) dan/atau plusnya kurang dad 5 (lima) dapat mengajukan permohonan bantuan operasi Lasik kepada Perusahaan Dengan demikian Perusahaan melalui HR Department akan mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut: a. Masa kerja Karyawan minimal 1 (satu)tahun; b, Adanya referensi dari Dokter mata untuk melakukan operasi Lasik karena kondisi medis tertentu; c. Adanya kebutuhan untuk mempermudah pekerjaan di Site. 35 Sebelum melakukan operasi Lasik, Karyawan/keluarga Karyawan harus menjalani pemeriksaan dari dokter di RS mata. Apabila Karyawan/keluarga Karyawan dinyatakan dapat disarankan untuk menjalani operasi, maka Karyawan/keluarga Karyawan dapat menjalani operasi Lasik. Apabila Karyawan/keluarga Karyawan dinyatakan tidak dapat disarankan untuk menjalani operasi karena kondisi fisik tertentu, maka tidak dapat diberikan bantuan operasi Lasik. 36 Perusahaan akan membayarkan biaya yang berkaitan langsung dengan operasi Lasik kepada Rumah Sakit. 37 Bagi Karyawan/keluarga Karyawan yang minusnya kurang dari 7 (tujuh) dan/atau plusnya kurang dari 5 (lima), maka biaya penggantian operasi Lasik maksimum diberikan sebesar 5 (lima) kali penggantian biaya kacamata sesuai Jabatan Karyawan, Setelah operasi Lasik dilaksanakan, Perusahaan akan memperhitungkan kelebihan biaya operasi Lasik kepada Karyawan/keluarga Karyawan yang termasuk dalam kategori tersebut. 37 Apabila Karyawan memerlukan waktu istirahat pasca operasi, maka Karyawan dapat mengajukan cuti yang akan dikurangi dari hak Cuti Tahunan Karyawan. 38 Bantuan operasi Lasik ini hanya diberikan 1 (satu) kali per mata selama Karyawan bekerja di Perusahaan, kecualijika Karyawan memerlukan operasi Lasik akibat terjadinya kecelakaan kerja, ORIGINATOR : HR DEPARTMENT REVISION :0
5 Doc. No. : HR-09 PROSEDUR PENGAJUAN OPEMSI LASIK Page:40f5 4. BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN OPERASI LASIK Karyawan mengajukan permohonan bantuan operasi Lasik Karyawan melengkapi dataclata yang dibutuhkan Karyawan dirujuk ke RS yang telah dilentukan oleh Perusahaan Karyawan dirujuk ke RS yang telah ditentukan oleh Perusahaan ORIGINATOR : HR DEPARTMENT REVISION :0
6 Doc. No. : HR-09 PROSEDUR PENGAJUAN OPERASI LASIK Page:50f5 5. DOKUMEN TERKAIT 5.1. Form Pengajuan Operasi Lasik (HR-09-01) 6. DASARHUKUM 6.1. Peraturan Perusahaan PT Asmin Bara Bronang / PT Asmin Bara Jaan. ORIGINATOR : HR DEPARTMENT REVISION:0
PENGAJUAN BEASISWA PROSEDUR PT ASMIN BARA JAAN PT ASMIN BARA BRONANG. Tanggal: tb ae{o t<c Lor.?_ Tanggal: CI o(#el''1s12 Tanggal: 18 OLnhr'ta
Doc. No. : HR-08 PROSEDUR PENGAJUAN BEASISWA Page:00f5 PROSEDUR PENGAJUAN BEASISWA Disusun oleh: Diketahui oleh: Disetujuioleh: Andy S. Batubara HR Training & Development Spv. HR Manager Direktur Bid.
Lebih terperinci61 Rosari Ferdinand PENGAJUAN CUTI DAN IJIN PROSEDUR PT ASMIN BARA JAAN PT ASMIN BARA BRONANG
PT ASMIN BARA BRONANG PT ASMIN BARA JAAN Doc No, : HR-04 PROSEDUR PENGAJUAN CUTI DAN IJIN Page:00f7 PROSEDUR PENGAJUAN CUTI DAN IJIN Disusun oleh: Diketahui oleh: Disetujui oleh: 61 Rosari Ferdinand HR
Lebih terperinciPENGAJUAN DAN PENERIMAAN SISWA KERJA PRAKTEK
Doc No. : HR- 07 PT ASMIN BARA JAAN SISWA KERJA PMKTEK Page:00f6 PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERIMAAN Disusun oleh: Diketahuioleh: Disetuiui oleh: HR Training & Development Sov. HR Manaoer Direktur Bld. Umum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
Lebih terperinciLASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis)
Nama : IRRENA RAMAHADI NIM : 15308071 LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis) Latar belakang adanya LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) ini adalah banyaknya pengguna kacamata dan kontak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prosedur Refraksi adalah salah satu prosedur elektif
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prosedur Refraksi adalah salah satu prosedur elektif yang paling sering dilakukan dan akan terus populer dengan semakin halusnya pengerjaan teknik ablasi dan meningkatnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Definisi Kelainan refraksi atau ametropia adalah suatu keadaan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata
Lebih terperinciPROSEDUR IJIN 1. TUJUAN 2. RUANG LINGKUP 3. DEFINISI 4. TANGGUNG JAWAB
Halaman : 1 dari 6 1. TUJUAN Untuk memberikan panduan tertib administrasi terhadap pelaksanaan dan pemberian ijin sakit maupun ijin meninggalkan pekerjaan dengan mendapat upah bagi karyawan. 2. RUANG LINGKUP
Lebih terperinciOPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN
OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN Pembentukan Bayangan pada Cermin Pembentukan bayangan maya pada cermin datar CERMIN
Lebih terperinciImagine your life without CONTACT LENSES & GLASSES Bayangkan hidup anda tanpa lensa kontak & kacamata
Imagine your life without CONTACT LENSES & GLASSES Bayangkan hidup anda tanpa lensa kontak & kacamata LASIK (Laser Assisted in-situ Keratomileusis) Lasik adalah prosedur koreksi penglihatan terkini dengan
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1998. TENTANG
MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1998. TENTANG PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI TENAGA KERJA DENGAN MANFAAT LEBIH BAIK DARI PAKET JAMINAN
Lebih terperinciStandard Operating Procedure INDUKSI K3LH
KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini digunakan pada saat Karyawan Baru, Karyawan selesai cuti lapangan (R&R), Kontraktor, Tamu (Visitor) akan bekerja atau berkunjung diseluruh wilayah lokasi kerja PT ABB TUJUAN
Lebih terperinciPREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL
PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2014 Oleh: ZAMILAH ASRUL 120100167 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/JKO-HRD/07 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 14 FRM/JKO-WKM/15-00
Lebih terperinciFORMULIR INFORMASI KESEHATAN PRIBADI PESERTA. Alamat. T/T Lahir Jenis Kelamin Tinggi / Berat Badan
FORMULIR INFORMASI KESEHATAN PRIBADI PESERTA NATURE EXPLORER TRAINING 2016 (NET2016) Nama : Alamat : : T/T Lahir : Jenis Kelamin : Tinggi / Berat Badan : cm / kg Apakah sebelumnya Anda pernah sakit dalam
Lebih terperinciTEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS
TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS Tujuan Pemeriksaan: 1. Menentukan jenis lensa bantu yang memberikan penglihatan paling jelas untuk mengkoreksi kelainan refraksi
Lebih terperinciMata Manusia. Eye Structure
OPTICAL DEVICES Suryani Dyah Astuti Mata Manusia Eye Structure MATA MANUSIA: lensa korekti CAHAYA masuk melalui LENSA, Diaragma (SELAPUT PELANGI) menyesuaikan secara otomatis banyaknya cahaya yg masuk
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG
- 1 - GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI
PEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI KEPUTUSAN DIREKSI PT. PLN (PERSERO) NOMOR : 266.K/010/DIR/2000 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan pemeliharaan kesehatan adalah : Upaya untuk peningkatan pelayanan
Lebih terperinciGAMBARAN DESKRIPTIF PASIEN KELAINAN REFRAKSI DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA PERIODE JANUARI- JUNI 2015 SKRIPSI
GAMBARAN DESKRIPTIF PASIEN KELAINAN REFRAKSI DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA PERIODE JANUARI- JUNI 2015 SKRIPSI Oleh: Nama : Audrey Fedora Irawan NRP : 1523012037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS
Lebih terperinciDua minggu setelah operasi Jangan menggosok mata Pakai kacamata gelap (sunglasses) Lindungi mata dari debu dan kotoran
PETUNJUK UMUM PASKA PROSEDUR LASIK / ilasik / LASEK / EPI-LASIK Setelah menjalani operasi LASIK/iLASIK/LASEK/EPI-LASIK, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Petunjuk-petunjuk di bawah ini hendaknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 KERANGKA TEORI II.1.1 DEFINISI Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar masuk ke bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/JKO-HRD/16 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 8 FRM/JKO-WKM/15-00 07
Lebih terperinciSTANDARD OPERATION PROCEDURE CUTI
1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79. 1.2. Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti)
Lebih terperinciKUMPULAN CONTOH SOP PERUSAHAAN. Ebook Contoh SOP Perusahaan, Contoh SOP HRD, Contoh SOP Marketing, Contoh SOP Keuangan MENU CONTOH SOP HRD
KUMPULAN CONTOH SOP PERUSAHAAN Ebook Contoh SOP Perusahaan, Contoh SOP HRD, Contoh SOP Marketing, Contoh SOP Keuangan MENU CONTOH SOP HRD MARCH 14, 2015 ~ ADMIN CONTOH SOP HRD Contoh SOP HRD berisi kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada mata sehingga sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelainan refraksi atau ametropia merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi dapat di depan atau
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/JKO-HRD/14 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 9 PT. BANGKITGIAT USAHA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Pasien dan Koding. a. Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan
110 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Pasien dan Koding Pasien BPJS 2014 a. Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan 1) Pelaksanaan Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan Pelaksanaan
Lebih terperinciTatalaksana Miopia 1. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting.
Tatalaksana Miopia 1. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting. Meskipun banyak pasien miopia tinggi menggunakan lensa kontak,
Lebih terperinciO P T I K dan REFRAKSI. SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
O P T I K dan REFRAKSI SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER SINAR MATA (Organ Penglihatan) KORNEA + 43 D B M D Media optik PUPIL LENSA + 20 D MEDIA REFRAKSI BADAN
Lebih terperinciCara mencegah mata Minus tidak Bertambah
Cara mencegah mata Minus tidak Bertambah Anda yang bermata minus juga harus tau caranya agar mata minus kita tidak bertambah.pada orang yang bermata minus,bola mata memanjang.sehingga jalan satu-satu nya
Lebih terperinciBAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. KERANGKA TEORI Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu: 1. Miopia 2. Hipermetropia
Lebih terperinciALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:
ALAT-ALAT OPTIK Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi
Lebih terperinci2. Lup (Kaca Pembesar) Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum
1. Mata Mata memiliki titik dekat (punctum proximum = PP) dan titik jauh (punctum remotum = PR). Mata berakomodasi maksimum ketika melihat benda dengan jarak yang dekat. Beberapa cacat mata yang dialami
Lebih terperinciAccident & Health Hospital Income & Surgical Benefit
Accident & Health Hospital Income & Surgical Benefit Sakit apapun tidak jadi beban lagi. Mulai sekarang. Mengapa Saya perlu memiliki perlindungan ini? Saat Anda harus mendapat tindakan medis, apakah Anda
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. pelayanan customer service serta manajemen perusahaan itu sendiri. Dari ke tiga
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Ringkas Perusahaan Masalah pelayanan tidak terlepas dari interaksi antara pelanggan, petugas pelayanan customer service serta manajemen perusahaan itu sendiri. Dari
Lebih terperinciPROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA
PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA Laboratorium Rs Royal Progress Page 1 1. PENDAHULUAN Citra rumah sakit yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN
PERNYATAAN DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Agus Sartono, (2001:122)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif maka, diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan
Lebih terperinciSTANDARD OPERATION PROCEDURE KERJA LEMBUR KARYAWAN
1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Bahwa pada prinsipnya setiap karyawan harus dapat mengatur waktu/jam kerja dengan jumlah pekerjaan yang ada setiap harinya sedemikian rupa, sehingga pekerjaan-pekerjaan tersebut
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur. pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul:
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengeluaran Kas Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul: 1. Bagian yang terkait dan diskripsi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Universitas Kristen Maranatha
87 LAMPIRAN 1 88 LAMPIRAN 2 Bandung, Juli 2009 Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Bapak/Ibu Dengan hormat, Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah Program Sarjana Kedokteran pada Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelainan refraksi 2.1.1 Definisi kelainan refraksi Kelainan refraksi merupakan suatu keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina (makula retina atau bintik kuning)
Lebih terperinciSERTIFIKAT ASURANSI. Terdapat 2 (dua) macam jaminan asuransi/pertanggungan yang dapat Penerima Manfaat peroleh dari asuransi perjalanan yaitu:
SERTIFIKAT ASURANSI FASILITAS ASURANSI BAGI PEMEGANG KARTU KREDIT BCA CARD PLATINUM/EVERYDAY CARD/ INDOMARET, BCA VISA BATMAN/PLATINUM/BLACK, BCA MASTERCARD PLATINUM/PLATINUM TAZ/BLACK DAN BCA MATAHARI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Hidup a. Definisi Gaya Hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
Lebih terperinciInformasi Produk Asuransi Allianz
Informasi Produk Asuransi Allianz Nama Produk Permata Proteksi Ku Permata Proteksi Plus Permata KTA Proteksi Jenis Produk Asuransi jiwa berjangka untuk perlindungan tagihan kartu kredit Asuransi jiwa berjangka
Lebih terperinciSTANDARD OPERATION PROCEDURE TIDAK MASUK BEKERJA
1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan Undangundang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79. 1.2. Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti) dapat
Lebih terperinciKaryawan PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk pada posisi dan bagian tertentu.
Halaman : 1 dari 8 Halaman 1. TUJUAN 1.1 Untuk memastikan bahwa karyawan mendapatkan kesempatan training diluar perusahaan untuk meningkatkan kemampuan, kompetensi atau keterampilan sehingga dapat melaksanakan
Lebih terperinciREFRAKSI. Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc
REFRAKSI Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc REFRAKSI PENGANTAR Mata : Media refraksi Media refrakta Pilem : Retina Sifat bayangan retina? Kesadaran di otak? REFRAKSI PADA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Bola Mata Gambar 1 : Anatomi Bola Mata Bola mata mempunyai bentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. bagian depan bola mata (kornea) mempunyai kelengkungan yang
Lebih terperinciBAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG. 3.1 Pengenalan Pada Lingkungan Kerja
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Pada Lingkungan Kerja Sebelum penulis melakukan kegiatan magang, terlebih dahulu penulis mengajukan surat permohonan magang yang ditujukan kepada PT. Maxindo
Lebih terperinciKASUS KELAINAN REFRAKSI TAK TERKOREKSI PENUH DI RS DR. KARIADI PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2003
KASUS KELAINAN REFRAKSI TAK TERKOREKSI PENUH DI RS DR. KARIADI PERIODE 1 JANUARI 2002-31 DESEMBER 2003 ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan dalam Menempuh
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia dini (diakses pada 21 November 2013, jam 21.30).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata adalah organ tubuh manusia yang bekerja paling aktif serta memiliki 2.000.000 sel yang mampu menerima dan mengolah 36.000 informasi dalam setiap jam. Keaktifan
Lebih terperinciRUMAH SAKIT UMUM KELAS C DENGAN UNGGULAN PELAYANAN KESAHATAN MATA D SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) RUMAH SAKIT UMUM KELAS C DENGAN UNGGULAN PELAYANAN KESAHATAN MATA D SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciEmployee Handbook Employee Relation Department
Employee Handbook 2014 2016 Employee Relation Department ISTILAH DAN PENGERTIAN (1) ANAK : anak kandung atau anak angkat yang sah berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, belum berusia 21 (dua puluh satu)
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1730, 2015 BNPP. Tunjangan Kinerja. Pembayaran. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN
Lebih terperinciLASIK & ilasik (TM) Apakah LASIK itu?
Apakah LASIK itu? LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis) adalah suatu prosedur untuk mengubah bentuk lapisan kornea mata Anda dengan menggunakan sinar excimer laser untuk mengoreksi miopia (rabun
Lebih terperincift" Seluruh unit pemeriksaan EVALUASI HASIL PENGUJIAN KESEHATAN
Balai Kesehatan Penerbangan PROSEDUR TETAP EVALUASI HASIL PENGUJIAN KESEHATAN PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR UNIT TERKAIT Proses menilai keseluruhan hasil pengujian dari masing - masing unit pemeriksaan
Lebih terperinciII. 1 Pengenalan dan pengertian Rumah Sakit Mata II.1. 1 Gambaran Umum Proyek. : Wayfinding Architecture : Puri Indah Raya, Kembangan, Jakarta Barat
BAB 2 TINJAUAN UMUM II. 1 Pengenalan dan pengertian Rumah Sakit Mata II.1. 1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Proyek Pemilik Luas Lahan : Rumah Sakit Mata : Wayfinding Architecture :
Lebih terperinciWritten by Dr. Aji Hoesodo. I. Pendahuluan
Written by Dr. Aji Hoesodo I. Pendahuluan Sejalan dengan perkembangan waktu pada saat ini pengetahuan, kebutuhan dan kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sudah menjadi semakin mendalam, semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bisnis mining & earthmoving contractor. Berawal dari divisi rental PT United
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis mining & earthmoving contractor. Berawal dari divisi rental PT United Tractors Tbk hingga
Lebih terperinciBAB II SUMATERA EYE CENTER MEDAN. yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan maksud untuk
15 BAB II SUMATERA EYE CENTER MEDAN A. Sejarah Ringkas Berdirinya suatu perusahaan tidak terlepas dari maksud dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan, yaitu suatu unit kegiatan
Lebih terperinciCV. WARNET FAUZAN TANGERANG
CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG WAKTU KERJA, HAK CUTI DAN KERJA LEMBUR BAB I WAKTU KERJA Pasal 1 1. Hari dan/atau jam kerja karyawan berbeda satu dengan lainnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada saat lahir mata bayi normal cukup bulan berukuran kira-kira 2/3 ukuran mata orang dewasa. Pertumbuhan
Lebih terperinciSTANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014)
1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79. 1.2. Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti)
Lebih terperinciKuesioner. Bapak /Ibu terhormat,
Kuesioner Bapak /Ibu terhormat, Dalam rangka menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan saya untuk program Sarjana (S1), maka saya selaku mahasiswa FISIP UI dengan NPM 0606057376 bermaksud menyebarkan
Lebih terperinciGambar 2.1 Anatomi Mata
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan fisologi Mata Gambar 2.1 Anatomi Mata Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula).
Lebih terperinciKELAINAN PADA MATA (mata minus)
KELAINAN PADA MATA (mata minus) KARYA TULIS diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia Disusun oleh: ARIEF NURRAHMAN XI IPA 2 SMA NEGERI 1PALIMANAN Jl. KH. Agus Salim 128 Palimanan-CIREBON. Telp. (0231)
Lebih terperinciPerluasan Orde Matriks 3 x 3 untuk Huruf Braille ber-kharokat. Bambang Sumarno HM Jurdik Matematika FMIPA UNY. abstrak
Kode Makalah M-12 Perluasan Orde Matriks 3 x 3 untuk Huruf Braille ber-kharokat Bambang Sumarno HM Jurdik Matematika FMIPA UNY abstrak Huruf Braille yang disajikan berupa titik-titik timbul (dot) pada
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEJADIAN HIPERMETROPIA DI POLIKLINIK MATA RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2009
Jurnal Teknobiologi, 1(1) 2010: 01-06 ISSN : 2087-5428 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEJADIAN HIPERMETROPIA DI POLIKLINIK MATA RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2009 Laode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian manajemen Manajemen merupakan rangkaian berbagai aktvitas yang saling berkaitan dan saling mengorganisasikan kemampuan individu dalam suatu organisasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER-12/MEN/VI/2007
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata merupakan suatu organ refraksi yang berfungsi untuk membiaskan cahaya masuk ke retina agar dapat diproses oleh otak untuk membentuk sebuah gambar. Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan keberadaannya. Untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciProsedur Operasi. Fasilitas BEDAH Tanpa Rawat Inap
Fasilitas BEDAH Tanpa Rawat Inap Pembedahan Tanpa Rawat Inap adalah pilihan yang popular dan tepat untuk saat ini. Fasilitas Bedah Tanpa Rawat Inap KLINIK MATA NUSANTARA memadukan teknologi canggih dalam
Lebih terperinciLAMPIRAN 9. KUESIONER PENELITIAN
110 LAMPIRAN 9. KUESIONER PENELITIAN ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI KOMPENSASI DAN PERENCANAAN KARIER DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN : STUDI KASUS DI KANTOR PUSAT PT X Disusun oleh :
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. front office menjadi terhambat atau pun tidak efektif dan efisien, dan penulis
32 BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Dalam analisis sistem yang berjalan yaitu tentang prosedur pelayanan yang mana dalam prosedur tersebut yang mana PT. JasaRaharja
Lebih terperincimaka dilakukan dengan carafinger counting yaitu menghitung jari pemeriksa pada jarak 1 meter sampai 6 meter dengan visus 1/60 sampai 6/60.
Pemeriksaan Refraksi Subjektif dan Objektif 1. Pemeriksaan Visus Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan dengan memakai Snellen Chart atau dengan chart jenis lainnya. Jarak antara kartu Snellen dengan
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.
No.1212, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Lebih terperinci2016, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sip
No.822, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Tunjangan Kinerja. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN, PEMOTONGAN, DAN PENGHENTIAN
Lebih terperinciALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik
ALAT - ALAT OPTIK 1. Pendahuluan Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan seharihari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain: Kaca Pembesar
Lebih terperinciNomor : 6651/I3.23/KP/ Agustus 2011 Lampiran : 1 (satu) eks. Perihal : Perpanjangan Askes Komersial PNS dan Keluarga IPB
Nomor : 6651/I3.23/KP/2011 9 Agustus 2011 Lampiran : 1 (satu) eks. Perihal : Perpanjangan Askes Komersial PNS dan Keluarga IPB SKepada Yth.: Seluruh Warga IPB Sehubungan dengan berakhirnya program Asuransi
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA OPERASI KATARAK DALAM RANGKA HUT KABUPATEN SEMARANG KE 493
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA OPERASI KATARAK DALAM RANGKA HUT KABUPATEN SEMARANG KE 493 TANGGAL 8 MARET 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.
Lebih terperinci2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No.1513, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Jaminan.Pensiun.Pembayaran.Penghentian.Kepesertaa n.pendaftaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN
Lebih terperinciFormulir Biodata Pelamar
Formulir Biodata Pelamar Type Doc Revisi Form Rc. L 0 Tanggal Halaman / Catatan a b c Formulir ini harap diisi dengan rapi dan jelas. Apabila keterangan yang diberikan ada yang tidak sesuai dengan kenyataan,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2016 IDENTITAS INFORMAN I ( DOKTER) Umur : Pendidikan : Status kepegawaian : Masa kerja : PERTANYAAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan desain studi kasus terhadap implementasi pathway appendicitis akut
Lebih terperinci2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57
No.1749, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Tunjangan Kinerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN DAN DISTRIBUSI
BAB V PENGUJIAN DAN DISTRIBUSI 5.1 Pengujian Setelah melakukan beberapa tahapan dalam membuat animasi pembelajaran mata bagi mahasiswa kedokteran, proses terakhir yang akan dilakukan adalah pengujian dan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012 31 DESEMBER 2012 Jason Alim Sanjaya, 2014, Pembimbing I : July Ivone, dr.,m.k.k.,mpd.ked.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat praktek dokter (Harsono, 2005). Nyeri kepala dideskripsikan sebagai rasa sakit atau rasa tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Berdasarkan Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciTempat/tanggal lahir : Negara tempat lahir : Jenis identitas : KTP SIM Passport KIMS KITAS No identitas : Tanggal berakhirnya : / / identitas
FORMULIR KLAIM - MENINGGAL DUNIA Formulir ini diisi oleh Termaslahat/Penerima Manfaat Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan lengkap dan jujur sehingga kami dapat memproses klaim dengan cepat. Jangan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM UNTUK MENENTUKAN JENIS KACAMATA BAGI PENDERITA GANGGUAN LENSA MATA BERBASIS ANDROID NASKAH PUBLIKASI
PERANCANGAN SISTEM UNTUK MENENTUKAN JENIS KACAMATA BAGI PENDERITA GANGGUAN LENSA MATA BERBASIS ANDROID NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Bima Setiawan 11.11.4642 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
Lebih terperinci