Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi (Renkon) Rumah Sakit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi (Renkon) Rumah Sakit"

Transkripsi

1 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi (Renkon) Rumah Sakit Bima, 19 Juli 2017 PARTISIPAN MANAJEMEN AREA HPCRED BIMA Imran Syafruddin, S.PdI (Manager Area HPCRED Bima) Afrin, Amd. Farm (Staf Area HPCRED Bima) MANAJEMEN HPCRED NASIONAL Aulia Taaruf i (Staf Media HPCRED) TECHNICAL BOARD Dadang Samsurizal (BPBD Provinsi DIY) FASILITATOR dr. Aurick Yudha Nagara (Fasilitator Rumah Sakit Aman Bencana) Latif Widodo, S.Kep Ns (Fasilitator Rumah Sakit Aman Bencana) dr. Muhammad Aliansyah (Fasilitator Rumah Sakit Aman Bencana) Abdul Muis, S.Kep. Ners (Fasilitator Rumah Sakit Aman Bencana) TIM REKAM PROSES MEDIS Hermansyah (Admin Pelatihan) Eka Sukmawati (Proceeding) Supriatin (Notulen) Program Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana Program ini bertujuan untuk memperkuat rumah sakit Muhammadiyah / Aisyiyah dan masyarakat di sekitar rumah sakit untuk mempersiapkan situasi kedaruratan dan bencana.

2 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli PENDAHULUAN atau Program Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana bertujuan untuk memperkuat rumah sakit Muhammadiyah / Aisyiyah dan masyarakat di sekitar rumah sakit untuk mempersiapkan situasi darurat dan bencana. Program ini merupakan kerjasama Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB)/ Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammmadiyah bersama dengan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Adapun program HPCRED saat ini merupakan HPCRED#2 dengan sasaran program di area Bima - Nusa Tenggara Barat, melalui RS PKU Muhammadiyah Bima. Rencana Kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan terhadap keadaan yang tidak menentu untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis dengan menyepakati skenario dan tujuan, menetapkan tindakan teknis dan manejerial, serta tanggapan dan pengerahan yang telah disetujui bersama. 1 Perencanaan Kontinjensi memang sangat diperlukan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana/ kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Dengan upaya peningkatan kewaspadaan melalui perencanaan kontinjensi, kita dapat mengurangi ketidak-pastian melalui pengembangan skenario dan asumsi-asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat. 2 1) Perka BNPB No.24 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Operasi Darurat Bencana 2) Paparan pengantar Perencanaan Kontinjensi Pelatihan Rumah Sakit Aman Bencana TUJUAN Memperkuat perencanaan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana bagi rumah sakit. KELUARAN Rancangan Dokumen Rencana Kontinjensi Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah Bima. WAKTU DAN TEMPAT Hari, tanggal : Rabu, 19 Juli 2017 Pukul : * WITA Tempat : Gedung Serba Guna (GSG) Muhammadiyah Bima (Depan RS PKU Muhammadiyah Bima) Jl. Gajah Mada, Mpunda, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.

3 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli PESERTA No. Nama Jabatan 1. Iksan BPBD Kota Bima 2. Abdul Haris Dinas Kesehatan Kota Bima 3. Hendra LPB/MDMC Kota Bima 4. Sukrin HT LPB/MDMC Kota Bima 5. Syafiyuddin Thayeb MPKU PDM Kota Bima 6. Rahmat Gunawan Sekretaris KBRS 7. Abdussahid IAIM Muhammadiyah Bima 8. Racharto MP PLN Kota Bima 9. R. Chandra Komala ORARI Kota Bima 10. Yudhi RAPI Kota Bima 11. Dwi Handra Wahyudi RS STIKES Mataram 12. Mohammad Syahrani Badan SAR Bima 13. Habibi PMI Kota Bima 14. Mahyudi TSBK Monggonao 15. Johan Wahyudin TSBK Nae 16. Ibrahim Kodim Kota Bima 17. Saddamsah Ponpes Al Ikhlas Muhammadiyah 18. Puteri Permata Sari BMKG Bima 19. Nurmadinah, S.Kep Tim Deploy 20. Muchrul Anggrenia M Tim Deploy AGENDA TENTATIVE No. Waktu Alokasi Kegiatan PIC menit Re-Registrasi Panitia Pembukaan menit 1. Sambutan Direktur Rumah Sakit Manager 2. Sambutan Dinas Kesehatan Kota Bima Area 3. Sambutan BPBD Kota Bima (sekaligus membuka acara) menit Pengantar Kegiatan Manager Area menit Sesi 1: Pengantar Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Fasilitator menit Coffee Break Panitia menit Sesi 2: Proses perencanaan kontijensi Fasilitator

4 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli No. Waktu Alokasi Kegiatan PIC menit Sesi 3: Menganalisis risiko bencana berdasarkan ancaman bahaya, kerentanan dan kesenjangan kemampuan Fasilitator tanggap darurat menit Sesi 4: Menyusun sekenario dan dampak kejadian bencana. Fasilitator menit Istirahat Panitia Sesi 5: menit Menyusun kerangka kerja, tujuan, sasaran dan strategi tanggap darurat Fasilitator menit Coffee Break Panitia Sesi menit Menyusun perencanaan sektoral berdasarkan analisis kesenjangan lintas sektor, rencana mobilisasi Fasilitator sumberdaya menit Sesi 7 Menyusun rencana tindak lanjut. Fasilitator menit Istirahat Panitia menit Penutupan Manager Area ~ ~ Post-Registrasi Panitia

5 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KONTIJENSI (RENKON) RUMAH SAKIT PEMBUKAAN Acara dibuka dengan ucapan basmallah yang dipandu oleh saudara Afrin selaku Staff Manager Area HPCRED Bima dan kemudian peserta diminta untuk berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Tangguh. SAMBUTAN Dr. H. Tajuddin (Wadir Medis) Beliau menyampaikan permohonan maaf sebagai perwakilan direktur karna beliau tidak bisa hadir pada lokakarya ini karna ada kesibukan melayani pasien di rumah sakit. Kemudian beliau mengawali sambutannya dengan kisah bencana banjir di bulan Desember di RS PKU Muhammadiyah Bima. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima pada pelatihan kemarin telah membentuk Komite Kesehatan Bencana (KKB) yang fokusnya tidak hanya menghadapi bencana di dalam rumah sakit tetapi juga di luar rumah sakit. Dan pada kesempatan ini semua instansi yang terkait juga mempunyai peran dalam menghadapi bencana, dengan merencanakan untuk mempersiapkan bencana yang tidak dapat diprediksi kedatangannya, sehinggga ini merupakan tugas kita bersama bukan hanya tugas pemerintah Kota Bima. Iksan (BPBD Kota Bima) Sebuah penghargaan tinggi bagi para instansi yang sangat mendukung kegiatan kesiapsiagaan bencana. Dalam mempersiapkan Kota Bima yang tangguh bencana beliau menjelaskan bahwa dari BPBD sudah membentuk tim siaga bencana di 20 kelurahan Kota Bima dan ada lima kelurahan yang akan dipersiapkan untuk kelurahan tangguh adalah Kelurahan Mande, Sadia dan Monggonao, Lelamase dan Santi. Karna bencana tidak dapat diprediksi kedatangannya sehingga dengan adanya tim siaga bencana semoga dapat membantu masyarakat pada awal bencana sehingga dapat mengurangi resiko bencana yang datangnya tiba-tiba. Beliau berharap dengan adanya pertemuan ini para instansi yang terkait dapat berkontribusi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing dan berkomiten untuk membantu RS PKU Muhammadiyah untuk mempersiapkan rumah sakit yang aman dan tangguh bencana baik dari sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana. Abdul Haris (Dikes Kota Bima) Beliau mengatakan bahwa bencana adalah suatu peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan masyaraat. Faktor karna alam dan ulah manusia yang serakah pada lingkungan juga konflik

6 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli yang terjadi di masyarakat. Dampak yang mengakibatkan kerusakan tatanan masyarakat, infrastruktur dan sosial ekoniomi di masyarakat. Dalam istilah kesehatan sering disebut dengan trauma yang jika tidak cepat ditangani akan menyebabkan gangguan psikis pada manusia. Kegiatan yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bima dalam menghadapi kesiapsiagaan bencana adalah Tanggap darurat yang dilakukan oleh DIKES adalah program tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi kembali semua yang ada dan sudah melakukan berbagai hal dalam melakukan penanganan mengeliminasi munculnya wabah penyakit pasca bencana seperti menerima obat sumbangan, menghentikan obat yang tidak sesuai dan menyalurkan obat disetiap daerah yang membutuhkan. Juga program trauma healing di sekolah pada siswa dengan menghibur dan memberi motivasi kepada anakanak pasca bencana. Sebuah rangkuman yang harus kita hadapi kedepannya mengingat kepanikan waktu yang lalu saat terjadi bencana, sehingga diperlukan kematangan ilmu untuk mengahadapi bencana. Sehingga kebijakan dalam manajemen bencana pada saat sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana dapat disiapkan dengan baik dalam menghadapi bencana kedepannya PENGANTAR (Latif Widodo) Mengawali dengan memperkenalkan diri dan tim fasilitator yang akan mendampingi peserta selama pelatihan. kemudian beliau menjelaskan sedikit gambaran bahwa kegiata ini akan berlangsung hingga sore hari, dan kegiatan ini merupakan kegiatan yang melibatkan banyak instansi yang terkait berkaitan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Sesi selanjutnya dengan dipandu oleh Manager Area HPCRED Bima adalah pemutaran video tentang bencana banjir yang terjadi pada desember yang lalu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima. Setelah itu beliau menceritakan kembali proses kejadian yang dialami oleh RS PKU muhammadiyah pada saat bencana Bnajir. Pengantar Rencana Kontinjensi Rumah Sakit (Latif Widodo dan Manager Area HPCRED Bima) Dalam rencana kontijensi tidak hanya dari RS PKU Muhammadiyah melakukan kesiapan dalam menyiapkan rumah sakit aman bencana, tetapi juga melibatkan semua institusi dari dinas terkait juga dari masyarakat sekitar lingkar rumah sakit Setelah itu Pak Imran Syafruddin memutar video tentang kejadian bencana banjir yang terjadi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima.

7 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli Kemudian beliau mengatakan bahwa untuk pertemuan rencana kontijensi (renkon) rumah sakit berdasarkan pertemuan stake holder waktu yang lalu dipilih banjir, dengan menyamakan persepsi untuk mempersiapkan bencana yang terjadi karna kemungkinan akan ada banjir kembali berkaitan dengan kerusakan lingkungan di Kota dan Kabupaten Bima Program Rumah Sakit Dan Komunitas Aman Bencana (dr. Muhammad Aliansyah) Beliau mengaingatkan kembali tentang pertemuan stake holder pada pertemuan sebelumnya yang membahas peran yang dilakukan dalam kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Yang hasilnya akan dituangkan dalan rencana kontijensi (renkon). Program rumah sakit aman bencana yang telah dilakukan: RSAB memiliki 3 dimensi yaitu: 1. rumah sakit harus tangguh dalam menghadapi bencana yang datang sehingga ketika terdampak tetap melakukan aktivitas seperti biasa, 2. Sistem kesehatan aman bencana, 3. Manajemen resiko bencana yang melibatkan intansi terkait, masyarakat, ormas dll dalam program kesiapsiagaan menghadapi bencana. Program yang sudah dilaksanakan oleh HPCRED - Program Inisiasi yang berupa pelatihan materi, pelatihan tekhnik fasilitasi yang akhirnya melahirkan fasilitator nasional RSAB - Kegiatan Medis dan Masyarakat Kegiatan Medis: a. Pelatihan Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (RPBRS) menghasilkan Manajemen Rumah Sakit yang terlatih RPBRS b. Lokakarya Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (RPBRS) menghasilkan Dokumen RPBRS c. Lokakarya Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana Rumah Sakit (RPKBRS) menghasilkan Dokumen RPKBRS d. Pelatihan Koordinator Operasi Medis Darurat (KOMD) menghasilkan Manajemen Rumah Sakit yang terlatih KOMD Kegiatan Masyarakat (mastana): a. Lokakarya Kajian Risiko Bencana menghasilkan Matriks Kajian Risiko Di Lingkar Rumah Sakit b. Lokakarya Pembuatan Peta Risiko Bencana menghasilkan peta ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana c. Lokakarya Pembentukan & Penyusunan AD-ART Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) menghasilkan struktur organisasi, SK Lurah dan program kerja

8 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli d. Pelatihan PPGD dan BHD untuk Mastana menghasilkan masyarakat yang terlatih PPGD dan BHD e. Lokakarya Penyusunan Dokumen Pengurangan Risiko Bencana Komunitas (PRBK) dan Rencana Aksi Komunitas (RAK) yang menghasilkan Dokumen RPBK dan RAK f. Menyusun Laporan menghasilkan buku laporan pendahuluan dan buku laporan antara Setelah penyusunan renkon ini akan ada TTX untuk menguji apakah aplikatif untuk penanggulangan pada saat bencana dengan skenario yang telah disusun kemudian ada drill skill di bulan oktober pada internal rumah sakit dan masyarakat pada saat terjadi bencana kemudian bulan desember ada gladi posko di ruangan dan gladi lapangan dengan simulasi pada akhir desember yang melibatkan seluruh stake holder yang ada, masyarakat dan seluruh unsur rumah sakit. Beliau menjelaskan bahwa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima merupakan rumah sakit yang paling parah terkena dampak banjir pada waktu yang lalu padahal rumah sakit ini fungsi pelayanannya paling penting, karna RS yang ada di Kota Bima baru ada tiga yaitu RSUD Bima, RS Stikes Mataram dan dr. Agung. Sehingga ketika rumah sakit ini kolaps maka cukup banyak pasien yang tidak tertangani sehingga rencana RSAB harus diupayakan agar tetap melayani pasien walau dalam keadaan bencana RENCANA KONTIJENSI (RENKON) Oleh Latif Widodo Dalam renkon kita seperti sedang merencanakan sesuatu yang akan terjadi seperti pra bencana, saat bencana maupun pada saat setelah bencana. Ketika ada bencana maka alarm Peringatan dini mulai diaktifkan makan renkon yang disepakati sudah mulai dilakukan. Terkait dengan lokasi evakuasi harus ditentukan terlebih dahulu siapa saja yang mengevakuasi dsb.

9 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli Rencana Kontijensi adaalah suatu rencana keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi namun tidak selalu terjadi. Yang merupakan skenario yang telah disepakati bersama sesuai dengan kapaistas dan kompetesni yang dimiliki untuk mencegah situasi darurat saat krisis, jika keadaan yang diperkirakan itu tidak terjadi maka rencana kontijensi ini tidak akan diaktiffkan. Renkon hanya hanya akan diaktifkan untuk ancaman bencana tunggal, jika ada bencana lain selain banjir maka renkon ini tidak dapat diaplikasikan dan harus disusun renkon berkaitan dengan bencana tersebut dengan proses penyusunan yang sama Proses Perencanaan Kontijensi (dr. Muhammad Aliansyah) DAFTAR ISI RENCANA KONTIJENSI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kontinjensi 1.2. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT Letak Rumah Sakit (Geografis, Geologis Administratif) Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan Rawat Darurat (IGD) Pelayanan Rawat Inap Pelayanan Penunjang Medis Pelayanan Non-Medis BAB II - PENILAIAN BAHAYA, PENENTUAN KEJADIAN, DAN PENGEMBANGAN SKENARIO KEJADIAN 2.1. PENILAIAN BAHAYA 2.2. PENENTUAN KEJADIAN 2.3. PENGEMBANGAN SKENARIO KEJADIAN BAB III - PENGEMBANGAN SKENARIO DAMPAK 3.1. Aspek Penghuni RS (Pasien, Penunggu, Karyawan) 3.2. Aspek Sarana dan Prasarana RS 3.3. Aspek Sosial Ekonomi RS 3.4. Aspek Lingkungan RS BAB IV - PENETAPAN TUJUAN DAN STRATEGI TANGGAP DARURAT 4.1. TUJUAN 4.2. KEBIJAKAN

10 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli Umum Peringatan Dini Evakuasi Penghuni dan Aset RS 4.3. STRATEGI Strategi Khusus Terkait Penanganan Warga RS Terdampak Strategi Khusus Terkait Tempat Evakuasi Warga RS Terdampak 4.4. PENGAKTIVASIAN RENCANA KONTINJENSI DAN RENCANA OPERASI BAB V - PERENCANAAN BIDANG KERJA 5.1. STRUKTUR TANGGAP DARURAT 5.2. BIDANG EVAKUASI 5.3. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN DARURAT 5.4. BIDANG MAKANAN DAN GIZI 5.5. BIDANG PENGELOLAAN HUNIAN 5.6. BIDANG PEMULIHAN/PERBAIKAN SARPRAS 5.7. BIDANG AIR DAN SANITASI BAB VI - RENCANA TINDAK LANJUT 6.1. SOP OPERASI TANGGAP DARURAT 6.2. PELAKSANAAN LATIHAN KESIAPSIAGAAN (GELADI) 6.3. SOSIALISASI DAN RAPAT KOORDINASI 6.4. PROSES LEGALISASI 6.5. OPERASIONALISASI DAN KAJI ULANG 6.7. PENINGKATAN KESADARAN 6.8. PENGAKHIRAN RENCANA KONTINJENSI BAB VII - PENUTUP Penyusunan: BAB 1 PENDAHULUAN Table 1- Letak dan Batas Rumah Sakit Letak Geografis Kelurahan Monggonao Letak Administratif Sebelah Timur : Kelurahan Monggonao Sebelah Barat: Kelurahan Pane Sebelah Utara: Kelurahan Nae Sebelah Selatan: Kelurahan Monggonao Letak Geologis

11 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli Table 2 Pelayanan Rawat Jalan NO Jenis Pelayanan Saranan & Prasarana Dokter Jumlah SDM Perawat/Bidan Lainya Rawat jalan Rawat inap Radiologi Laboratorium Fisioterapi Bedah IGD Gigi dan umum USG Tindakan bedah 5 TT, 1 TT Isolasi Mata 1 Gigi 1 Umum 2 IPD 1 Bedah 1 Table 3- Pelayanan Gawat Darurat NO Bed / TT Saranan Prasarana Jumlah SDM Dokter Perawat/Bidan Lainya 5 TT non isolasi 3 tetap 12 perawat 1 TT isolasi 6 tidak tetap Ruangan Bersalin Biasanya dari UGD namun ada 2 dokter spesialis kanduangan (tidak tetap) 10 Bidan Table 4-Pelayanan Rawat Inap NO Nama Bangsal Jumlah TT Sarana & Prasarana Jumlah SDM Dokter Perawat/Bidan Lainya Ranap Bawah 76 TT

12 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli Table 5-Pelayanan Penunjang Medis NO Jenis Pelayanan Fasilitas Sarana & Prasarana Laboratorium Radiologi Rehab medik SDM (Profesi & Jumlah) 6 orang analis 3 orang 1 orang Table 6-Pelayanan Non-Medis NO Jenis Pelayanan Fasilitas Sarana & Prasarana SDM (Profesi & Jumlah) Obat / farmasi 1 gudang, 1 apotek 2 apoteker, 4 Asisten apoteker Rekam medik 6 orang gizi 2 ahli gizi dan 3 orang pramusaji Ruang Operasi 1 kamar operasi 1 Alat operasi 2 perawat, 2 asisten Table 7-Sejarah Bencana BAB II - PENILAIAN BAHAYA, PENENTUAN KEJADIAN, DAN PENGEMBANGAN SKENARIO KEJADIAN Tahun Dampak Pada Rumah Sakit Sumber Ancaman Tahun 2010 Tahun Desember 2016 jam Pusat gempa di Dompu, menyebabkan TV rusak, tembok retak di ruang perawatan kelas III, kaca mushalla pecah Kebakaran mobil di parkiran depan laboratorium Banjir bandang kiriman dari kab. Bima (kec.wawo) kerusakan struktur dan infrastruktur di lantai 1 Gempa Kebakaran Banjir Bandang

13 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli desember 2016 jam desember 2016 jam Banjir bandang, kerusakan struktur dan infrastruktur di lantai 1, sistem pelayanan terganggu. Pusat gempa terletak di Sumba Barat dengan kekuatan 6,4 SR, menimbulkan sebagian tembok mengalami keretakkan Banjir Susulan Gempa Table 8-Pengembangan Skenario Kejadian Waktu Kejadian Bencana Desember Sumber Ancaman Banjir bandang Durasi kejadian Bencana Intensitas Bencana Unit Pelayanan Terdampak Potensi Bencana Ikutan 14 jam 100 mm 5 titik pantau, Pasang laut Gangguan siklonik di bima IGD, rawat inap, OK, semua lantai dasar, Listrik mati Gizi mati Air bersih Limbah medis meski tercemar, tapi tidak ada wabah 8 pasien pasca operasi Catatan: Untuk durasi kejadian tiap daerah berbeda-beda sehingga intensitas surutnya juga tidak sama.namun untuk penentuan langkah selanjutnya tergantung durasi naik hingga surutnya banjir. Mengenai intensitas, menurut BMKG Bima memang Intensitas curah hujan tergolong ekstrim pada bulan desember 2016 yang lalu sehingga mengakibatkan banjir bandang yaitu hujan diatas 100 mm/hari. Unit yang terdampak semua dilantai dasar kecuali di lantai atas. Semua ruangan termaksud alat kesehatan terkena dampak termaksud ruangan IGD Pak Aurick: Dari 76 tempat tidur, jika semua ruangan penuh apakah bisa tetap bisa mengatasi pasien jika bencana banjir terulang kembali? Tanggapan: menurut Mas Memet kemungkinan itu tidak mudah karna kapasitas cadangan di ruangan atas hanya dibeberapa titik. Sehingga tidak dapat diungsikan di dalam rumah sakit tetapi dievakuasi di luar rumah sakit. Pak Aurick: limbah alat kesehatan terbawa banjir, apakah ada wabah penyakit yang diakibatkan dari banjir saat itu? Dari BMKG mengatakan bahwa tidak ada wabah penyakit pasca bencana, namun untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan sudah dilakukan penyemprotan setelah terjadinya bencana.

14 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli Dan menurut ORARI semua informasi dari setiap posko pelayanan yang beliau dapatkan tidak adanya wabah akibat dari bencana, namun hanya ada penyebab seperti luka akibat banjir yang lebih banyak dialami masyarakat. Demikian juga dari RS STIKES Mataram tidak mendapatkan pasien yang infeksi akibat wabah banjir, namun yang banyak luka karna tidak memakai alas kaki pada saat membersihkan rumah Table 9 Unit Pelayanan Terdampak Unit Pelayanan Jumlah Penghuni RS Aset Rumah Sakit Pasien Penunggu Karyawan Semua yang dilantai dasar Maksimal penunggu rumah sakit ada 2 orang jadi sekitar setiap ruangan lebih kurang 150 lebih orang penunggu yang akan menempati daerah yang aman evakuasi (jika ruangan full) Semua unit. Aset RS yang paling banyak hilang pada banjir ke dua karna saat awal banjir semua dikeluarkan untuk dibersihkan Table 10-Asumsi Dampak Pada Penghuni Rumah Sakit Unit Pelayanan Meninggal Luka Berat Luka Ringan Tanpa Perawatan Pindah Penunggu Karyawan Penunjang Apotek Driver Pada saat itu ada yang meninggal tetapi pada pasien yang berada di lantai dua dan kemudian dibawa pulang oleh keluarganya.

15 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli Table 11- Asumsi Dampak Pada Aspek Aset Rumah Sakit (Sarana, Prasarana, Dokumen dll) NO Jenis Kerusakan Lokasi Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi layanan (Hari) Ringan Berat Rekam medis Berat Mesin anestesi berat IGD 5 hari Rawat inap Tersisa tetap jalan Ruangan Oka 2 Bulan Ruangan bersalin 2 Bulan Laboratorium 1 Bulan Untuk rekam medis akan ada data cadangan yang disimpan dalam bentuk soft copy yang disimpan di rumah sakit dan luar rumah sakit ditempat yang aman karena untuk RS rekam medis paling cepat dimusnakan setelah lima tahun Untuk hard copy belum ada tempat penyimpanan yang aman untuk menyimannya dengan aman. Lama gangguan pada ranap inap di bawah dibutuhkan sekitar sebulan untuk kembali normal karna semua bed yang terendam banjir. Pak Aurick: Apakah ada kelonjakkan pasien pada saat banjir di STIKES Mataram? Rumah sakit Stikes Mataram pada saat itu tidak masuk kebanjiran hanya di halaman rumah sakit saja, jadi untuk pelayanan tetap berjalan normal seperti biasa. Pada saat banjir pernah menerima pasien rujukan dari Puskesmas Paruga dan Puskesmas Asakota. Untuk SDM yang tidak terkenan dampak banjir tetap stand bye di rumah sakit jadi tetap dapat melayani pasien seperti biasa karna kelonjakkan pasien tidak terlalu tinggi. Hanya akses keluar yang terganggu karna semua wilayah terendam banjir. Kapasitas tempat tidur di rumah sakit hanya ada 36 bed dengan rasio per hari menerima pasien 10 hari. Table 12- Asumsi Dampak Pada Aspek Sosial Ekonomi No Jenis Kerusakan Lokasi Nilai Ekonomi Warung makan Sekitar RS 1 bulan Toko Sekitar RS 1 bulan Asumsi Dampak Pada Aspek Lingkungan Tanggapan mengenai listrik yang mati saat banjir bandang: Dari pihak PLN menjelaskan bahwa kantor mereka juga terkena dampak dari banjir, dan karna kejadiannya melibatkan hampir seluruh kota Bima maka untuk mengantisipasi adanya korban sehingga dari PLN melakukan pemadaman listrik sampai proses perbaikan selesai. Untuk mengantisipasi listrik yang mati, disarankan untuk memiliki genset di ruangan atas pada lantai dua di rumah sakit. PLN juga melakukan pembagian genset diberbagai tempat pada saat bencana dan ada juga genset yang dapat dari kiriman dari luar. Jika ada bencana lagi, pihak PLN akan berusaha untuk tetap melakukan pembagian genset seperti saat yang lalu.

16 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli BAB IV - PENETAPAN TUJUAN DAN STRATEGI TANGGAP DARURAT Table 14- Asal dan Tempat Tujuan Evakuasi IGD 6 TT Asal Unit Ranap post operasi 8 TT Operasi 1 Keluarga pasien Pasien poli klinik Lokasi evakuasi & Penampungan RS Stikes (20), RS dr Agung dan RSUD (didatangi tersendiri), Dengan.. GSG GSG Catatan: Dimana tempat evakuasi?? Pasien di lantai 1 semuanya akan dievakuasi, Pasien IGD akan dievakuasi ke lantai dua atau dirujuk ke rumah sakit STIKES Mataram, RS Agung atau RSUD. Pasien yang diatas atau pasca operasi atau yang kondisinya digawat juga perlu dirujuk atau dievakuasi. Gedung GSG dapat menjadi alternatif untuk tempat evakuasi jika ruangan lantai 2 tidak mencukupi. Untuk alkes dan obat dievakusi ke lantai 2 ORARI= Membutuhkan denah RS PKU Muhammadiyah untuk jalur evakuasi korban, apakah lantai dua cukup untuk evakuasi peralatan dan pasien dan keluarga korban? Dibutuhkan jalur arah untuk sampai ke daerah evakuasi. Jika akses tertutup bagaimana mengevakuasi apalagi dengan pasien yang banyak? Tanggapan: saat terjadi bencana waktu yang lalu memang masih bingung sehingga semuanya dibawa ke atas dan semua alkes dibawa ke aula rumah sakit, setelah pelatihan ini memiliki referensi tempat yang tepat untuk jalur evakuasi. Dan pasien, sebagiannya dievakuasi dan untuk yang rawat jalan dipulangkan sedangkan yang kondisinya parah dirujuk di rumah sakit lain. Jika pasien membutuhkna pertolongan segera sedang kondisinya semua akses terputus dan masih dalam keadaan banjir dan deras, bagaimana tindakannya? Tanggapan dari tim SAR: untuk alat evakuasi menggunakan tandu untuk korban, sedaang untuk pasien kritis perlu dibawah perintah dokter yang bertanggung jawab. Jika untuk perahu karet, saat melakukan evakuasi pada air yang deras, pasti perlu pertimbangan untuk menghindari korban selanjutnya. Apakah SDM RS PKU memadai atau mampu untuk mengevakuasi korban? Tanggapan: seluruh pihak RS saling membantu untuk mengevakuasi korban, termaksud dari masyarakat lingkar rumah sakit turut membantu BPBD bertugas menginformasikan situasi bencana untuk melakukan langkah evaluasi apa tidak. Sehingga rumah sakit harus memiliki HT untuk mendapatkan informasi yang terkait dari BPBD

17 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli ORARI: Untuk masalah radio komunikasi merupakan frekuensi yang luas, jika belum mendapatkan ijin maka hanya menjadi pihak pendengar tidak boleh menjadi subyek informan jika melanggar maka akan ada sanksi hukum yang didapatkan. Hanya pada saat tanggap darurat boleh melakukan komunikasi frekuensi, tetapi dalam keseharian tidak diijinkan hanya mendengarkan saja kecuali yang sudah memiliki ijin atau terdaftar Table 15-Strategi RS Dalam hal menyediakan logistik rumah sakit bekerja sama dengan MDMC atau dengan tim siaga bencana di setiap kelurahan. Jika dibutuhkan, BPBD akan membantu dan menginformasikannya dengan TSBK kelurahan di Kota Bima. MDMC Kab. Bima: respon dari masyarakat Kota dan Kabupaten Bima setelah bencana sudah memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana BAB V - PERENCANAAN BIDANG KERJA Perencanaan Bidang kerja Setiap kebutuhan apapun diinformasikan kepada BPBD sehingga pihak BPBD akan mencari jalan untuk menutupi kekurangan yang ada dengan terus mengomando dan berkoordinasi dengan instansi yang terkait. Perencanaan Bidang Kerja Evakuasi Waktu untuk mengevakuasi membutuhkan waktu dengan batas maximal ½ jam. Namun tetap ada saling mengirformasikan keadaan di rumah sakit dengan terus berkoordinasi dengan pihak terkait. Perencanaan Bidang kerja Pelayanan Kesehatan Darurat Pasien darurat dievakuasi ke rumah sakit yang tidak terdampak dengan berkoordinasi dengan rumah sakit RS Agung, STIKES Mataram dan RSUD Perencanaan Bidang Kerja Makanan dan Gizi Di rumah sakit tidak hanya pasien tetapi juga ada masyarakat yang ikut mengungsi di rumah sakit dan di gedung GSG Muhammadiyah sehingga membutuhkan logistik makanan dan minuman. Rumah sakit dalam menyiapkan logistik dibantu oleh MDMC dan ortom Muhammadiyah dengan membuka posko dapur sehingga untuk kebutuhan logistik dapat terpenuhi. Perencaanaan Bidang kerja Pemulihan dan perbaikan sarpras Dalam pemulihan dan perbaikan sarana prasarana, seperti antisipasi listrik yang mati makan rumah sakit untuk mempersiapkan instalalsi sendiri atau menyiapkan genset yang aman untuk disimpan di lantai 2. Perencanaan Bidang Kerja Air dan Sanittasi Pihak BPBD yang akan berkoordinasi dengan pihak terkait berkaitan dengan air dan sanitasi

18 Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Rabu 19 Juli BAB VI - RENCANA TINDAK LANJUT Ketika hujan sebagai pengomando adalah dari BPBD yang menginformasikan kepada yang lainnya, ketika ada peringatan untuk mengevakuasi, rumah sakit tetap berkomunikasi dengan BPBD untuk persiapan evakuasi dengan dibantu oleh TSBK dari kelurahan lingkar rumah sakit dan dinas terkait. Setelah proses evakuasi dilakukan ada kebutuhan di tempat evakuasi, maka ada bantuan dari MDMC dan ortom Muhammadiyah. Setelah proses penanganan dan air mulai surut, kegiatan untuk pemulihan yang membutuhkan waktu yang agak lama. Semoga nantinya untuk pemulihan tidak membutuhkan waktu yang lama karna alkes dan logistik sudah dievakuasi sebelumnya. Selama masa pemulihan harus tetap ada laporan perkembangan yang terjadi di rumah sakit kepada BPBD sehingga dapat menginformasikannya ke pihak tertinggi. Rencana selanjutnya rencana kontijensi yang sudah dibahasakan dirapikan kembali penyususnannya dan setelah disyahkan akan ada penandatangan komitmen berkaitan dengan apa yang dibahas dalam renkon. Bulan september akan ada TTX dan akan diundang kembali pihak terkait yang sudah hadir untuk menguji renkon yang sudah dibahas. PENUTUPAN Pak Alim: beliau mengungkapkan bahwa atas nama pihak penyelenggara yang tugasnya membantu seluruh warga Bima melalui PKU Muhammadiyah Bima yang sudah berjalan setangah tahun lebih. Dalam membantu peningkatan kapasitas dan sistem dalam kesiapsiagaan bencana. Dalam rencana rumah sakit aman bencana tidak hanya bertitik fokus pada rumah sakit namun melibatkan instansi terkait yang terkait untuk saling bekerja sama berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana, semoga pertemuan ini dapat penambah peran dan dapat meningkatkan fungsi masing-masing Pak Danang: beliau mengawali sambutannya dengan menceritakan tentang proses Yogyakarta menuju agenda latihan TTX. Setelah renkon akan ada latihan simulasi, semuanya akan diuji dengan ketahanan yang tersembunyi sejauh mana responnya dalam menghadapi situasi nantinya. Sehingga diharapkan jika ada kejadian, semua pihak harus siap dan siaga dalam menghadapi bencana.

Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana

Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED) Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana Logical Framework Bekerjasama dengan Pemerintah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN I. UMUM Bencana dapat terjadi kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, serta datangnya tak dapat diduga/diterka dan

Lebih terperinci

C. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

C. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) C. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KETUA PELAKSANA PEMBINAAN 1. Perencanaan Umum, Evaluasi dan Dokumentasi Menyusun protap-protap dan standar-standar operasional Menilai/mengevaluasi hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku Buku Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ini dapat diselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan. Buku ini menggambarkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA achmad yurianto a_yurianto362@yahoo.co.id 081310253107 LATAR BELAKANG TREND KEBENCANAAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan dapat menimbulkan korban luka maupun jiwa, serta mengakibatkan kerusakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat

Lebih terperinci

PENGANTAR LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI. Painan, 29 November 3 Desember 2005 BAKORNAS PBP KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGANTAR LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI. Painan, 29 November 3 Desember 2005 BAKORNAS PBP KABUPATEN PESISIR SELATAN WORLD HEALTH ORGANIZATION BAKORNAS PBP PENGANTAR KABUPATEN PESISIR SELATAN LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI Painan, 29 November 3 Desember 2005 LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi geografis Indonesia yang berada di atas sabuk vulkanis yang memanjang dari Sumatra hingga Maluku disertai pengaruh global warming menyebabkan Indonesia

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA achmad yurianto a_yurianto362@yahoo.co.id 081310253107 LATAR BELAKANG TREND KEBENCANAAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH RSU BINA KASIH RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH I. LATAR BELAKANG Ketidaksiapan beberapa Rumah Sakit dalam menanggulangi bencana gempa bumi, tsunami, wabah penyakit

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA achmad yurianto a_yurianto362@yahoo.co.id 081310253107 LATAR BELAKANG TREND KEBENCANAAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana dan keadaan gawat darurat telah mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat secara signifikan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Berdasarkan data dunia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1389, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Penanggulangan. Krisis Kesehatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hadirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintahan

Lebih terperinci

(021) Direktur RSUD Kota Bekasi

(021) Direktur RSUD Kota Bekasi SPGDT PRA RUMAH SAKIT (021) 884 1005 Dr. dr. Titi Masrifahati, MKM Direktur RSUD Kota Bekasi Untuk melaksanakan SPGDT perlu dilakukan secara : Terkoordinasi antar berbagai sektor dan program terkait.

Lebih terperinci

PENANGANAN KEJADIAN KEBAKARAN (KODE MERAH)

PENANGANAN KEJADIAN KEBAKARAN (KODE MERAH) PENANGANAN KEJADIAN KEBAKARAN (KODE MERAH) Kejadian kebakaran yang terjadi di dalam rumah sakit pada waktu tertentu, dimana terdapat ancaman kesehatan atas ancaman kematian pada pasian yang sedang dirawat

Lebih terperinci

Tujuan ARSADA. pengembangan Rumah Sakit Daerah secara aktif, terarah dan terpadu sesuai arah dan tujuan Pembangunan Nasional dalam Bidang Kesehatan.

Tujuan ARSADA. pengembangan Rumah Sakit Daerah secara aktif, terarah dan terpadu sesuai arah dan tujuan Pembangunan Nasional dalam Bidang Kesehatan. Dr. HERU ARIYADI, MPH (ARSADA) Makassar, tgl 8 10 Desember 2009 Tujuan ARSADA Terhimpunnya Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia dalam satu wadah organisasi guna meningkatkan peran serta dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan di Sub Dinas Kesehatan Gawat Darurat dan Bencana Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, yang dilaksanakan dari

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANGANAN GEMPA BUMI (KODE HIJAU)

PROSEDUR PENANGANAN GEMPA BUMI (KODE HIJAU) PROSEDUR PENANGANAN GEMPA BUMI (KODE HIJAU) Perhatikan perilaku binatang peliharaan (kucing/anjing/burung) yang tidak wajar. Perhatikan getaran permukaan air dalam gelas atau tempat penampung lainnya Dengarkan

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando

MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Tris Eryando LATAR BELAKANG Secara geografis sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah rawan bencana yaitu bencana

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang didasari pada tuntutan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang sangat tinggi dan sangat bervariasi dari jenis bencana. Kondisi alam serta keanekaragaman

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program, Kegiatan dan Indikator Kinerja a. Program : Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah (bpbd) Tahun 2017 Kabupaten Sidoarjo

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah (bpbd) Tahun 2017 Kabupaten Sidoarjo Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah (bpbd) Tahun 2017 Kabupaten Sidoarjo Total Anggaran Usulan SKPD Rp. 12.391.853.00 Total Anggaran Usulan Kec : Rp. Total APBDKAB

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE

PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE IR. DODY RUSWANDI, MSCE DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Jakarta,

Lebih terperinci

DISASTER PLAN. Oleh : dr. Iryani R ambarwati

DISASTER PLAN. Oleh : dr. Iryani R ambarwati DISASTER PLAN Oleh : dr. Iryani R ambarwati PENGERTIAN Bencana / musibah masal adalah suatu keadaan dimana terjadi kecelakaan atau bencana alam dan atau bencana yang di buat oleh manusia yang dalam waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,262,024, BELANJA LANGSUNG 9,414,335,000.00

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,262,024, BELANJA LANGSUNG 9,414,335,000.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 3.08 Penunjang Urusan Pemerintahan Penanggulangan Bencana 3.08.01 Badan Penanggulangan Bencana Daerah KODE 00 00 5 00 00 5 1 00 00 5 1 1 BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG

Lebih terperinci

PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB)

PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB) PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3 Oleh : Yus Rizal (BNPB) PENDAHULUAN Pengelolaan limbah B3 bencana non alam (gagal teknologi) Penyelenggaraan PB : Pra bencana (pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan)

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia yang berada di salah satu belahan Asia ini ternyata merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO 1. Instansi : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto 2. Unit Kerja : Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang dilakukannya penelitian tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika dalam penulisan proposal tugas akhir ini.

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana mum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I : Kabupaten Karo Satuan Kerja : RMAH SAKIT MM KABANJAHE KABPATEN KARO Tahun Anggaran : 206. Penyediaan Jasa Kebersiham Kantor Belanja Peralatan Kebersihan

Lebih terperinci

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3 Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3 oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Pemulihan Non Institusi DIREKTORAT PEMULIHAN KONTAMINASI DAN TANGGAP DARURAT LIMBAH B3 DIRJEN PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG 1 dari 8 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG REGIONALISASI PUSAT BANTUAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN

KEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH PENANGGULANGAN BIDANG KESEHATAN Achmad Yurianto PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Valerie Amos Under-Secretary-General for Humanitarian

Lebih terperinci

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 1 DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 2 1. PENDAHULUAN 2. PERAN FASYANKES PRIMER /DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 3. DUKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 015 I. LATAR BELAKANG Sejarah kebencanaan di Kabupaten Boyolali menunjukkan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Bidakara Hotel Jakarta, 9 Maret 2014 PROGRAM DALAM RENAS

Lebih terperinci

Materi Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Materi Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Materi Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Tujuan pembelajaran umum: Peserta mampu memahami fasilitas dan sarana prasana rumah sakit yang diperlukan dalam penanganan bencana Tujuan

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTER

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTER PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTER BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam situasi keadaan Darurat bencana sering terjadi

Lebih terperinci

Disaster Management. Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management

Disaster Management. Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management Disaster Management Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management Video 1: Perbedaan Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Video 2: Manajemen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN , ,00

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN , ,00 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN : 1.05. - KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ORGANISASI : 1.05.02. - BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana 126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG RS Duta Indah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selalu berusaha melakukan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,yang harus didukung

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG DUNIA USAHA TANGGUH BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BUPATI KARANGANYAR, ESA Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan

Lebih terperinci

L/O/G/O.

L/O/G/O. L/O/G/O www.themegallery.com Latar Belakang Sebagai Ibukota Negara, Provinsi DKI Jakarta memiliki permasalahan kebencanaan yang komplek. Terumata masalah banjir mengingat kota Jakarta dilalui oleh 13 sungai

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT KERANGKA ACUAN Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT 1. Format Pelatihan Hotel Splash Bengkulu (tgl. 15 dan 17 Oktober 2014) dan di Aula Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007

KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007 KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007 LUKMAN SEMBIRING, SKM, M.Kes,- Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat INKES MEDISTRA LUBUK PAKAM Penyelenggaraan

Lebih terperinci

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun

Lebih terperinci

Primary Health Care Disaster Management. VIDA RAHMI UTAMI FK Trisakti

Primary Health Care Disaster Management. VIDA RAHMI UTAMI FK Trisakti Primary Health Care Disaster Management VIDA RAHMI UTAMI 030.08.250 FK Trisakti PERENCANAAN PUSKESMAS KECAMATAN PANGANDARAN PENANGANAN BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG 2014 TOPIK BENCANA : ANGIN PUTING BELIUNG

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA 1. SEJARAH RSUD TARAKAN JAKARTA Pada mulanya tahun 1953, rsud tarakan hanya berbentuk balai pengobatan. Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 N

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 N No.637, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Penanggulangan Krisis Kesehatan. Pedoman Teknis PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1949/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Lokakarya Komite Kesehatan Bencana (KKB) Bima, 18 Juli 2017

Lokakarya Komite Kesehatan Bencana (KKB) Bima, 18 Juli 2017 Lokakarya Komite Kesehatan Bencana (KKB) Bima, 18 Juli 2017 PENDAHULUAN Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED) atau Program Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN SUMBAWA ( 2016 S/D 2021 )

RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN SUMBAWA ( 2016 S/D 2021 ) AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN SUMBAWA ( 2016 S/D 2021 ) Nama Kota/Kabupaten Provinsi Target capaian Focal Point Nusa Tenggara Barat Masyarakat dan Organisasi Tangguh Bencana Kabupaten Drs.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit. Pelayanan di industri kesehatan sangat perlu diperhatikan

Lebih terperinci

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT NOTULEN RAPAT : Evaluasi Kinerja RSUD Kanjuruhan Kepanjen Triwulan IV 2015 dan Evaluasi 5 (lima) Tahunan (2011 2015) Hari/Tanggal : Rabu / 6 Januari 2016 Waktu Panggilan : 08.00 Wib Waktu Rapat : 08.30

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL Oleh: Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd, Yusman Wiyatmo, M.Si, Joko Sudomo, M.A, Surachman, M.S ABSTRAK Pengabdian Pada Masyarakat ini bertujuan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara keseluruhan berada

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara keseluruhan berada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara keseluruhan berada pada posisi rawan bencana, baik bencana alam geologis maupun bencana alam yang diakibatkan ulah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kawasan Pantai Utara Surabaya merupakan wilayah pesisir yang memiliki karakteristik topografi rendah sehingga berpotensi terhadap bencana banjir rob. Banjir rob ini menyebabkan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI STANDAR

PROSEDUR OPERASI STANDAR Pemerintah Kota Banda Aceh DOKUMEN RESMI PROSEDUR OPERASI STANDAR UNTUK PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana LAMPIRAN Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Lampiran 1. Aspek dan Indikator Desa/Kelurahan Tangguh Aspek Indikator Ya Tidak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG Bagian V.1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia secara geografis dan demografis merupakan negara yang rawan akan bencana, baik bencana alam (natural disaster) maupun bencana karena

Lebih terperinci

Ringkasan penting Hasil Kesepakatan penyusunan Kerangka Kerja Emergency Medical Team di Indonesia, Balikpapan November 2016.

Ringkasan penting Hasil Kesepakatan penyusunan Kerangka Kerja Emergency Medical Team di Indonesia, Balikpapan November 2016. Ringkasan penting Hasil Kesepakatan penyusunan Kerangka Kerja Emergency Medical Team di Indonesia, Balikpapan 23-26 November 2016. 1. Hasil Kesepakatan sudah mempertimbangkan paparan para narasumber antara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 09 Organisasi / SKPD :.05.0. -BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Halaman dari.05. KETENTRAMAN, KETERTIBAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pelaksanaan praktik kedokteran seperti rumah sakit, harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

RANCANGAN TENTATIF WAWANCARA

RANCANGAN TENTATIF WAWANCARA 143 Lampiran 1 RANCANGAN TENTATIF WAWANCARA KESIAPAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABANJAHE TERHADAP PENANGANAN KORBAN BENCANA ALAM ERUPSI GUNUNG SINABUNG TAHUN 2014 I. Kepala/Direktur Rumah Sakit,

Lebih terperinci