BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap audit delay. Hubungan
|
|
- Hendri Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka Agency Theory Teori agensi merupakan teori yang paling tepat untuk mendasari penelitian pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap audit delay. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memberikan perintah kepada orang lain (agent )untuk melakukan suatu jasa serta memberikan wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang baik bagi principal (Jensen and Meckling, 1976). Pada intinya adalah terdapat hubungan kerja antar principal dan agent dalam sebuah organisasi. Dalam sektor bisnis kita bisa menganalogikan bahwa pemegang saham sebagai principal dan manajer sebagai agent, tugasnya melakukan apa yang menjadi permintaan dari principal. Jensen dan Meckling (1976) menekankan bahwa di agency theory terdapat pemisahan fungsi kepemilikan (principal) dengan fungsi pengendalian (agent). Adanya pemisahan fungsi tersebut dalam sebuah organisasi biasanya cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dengan agent. Agent secara moral bertanggungjawab untuk bagaimana caranya mengoptimalkan keuntungan bagi principal, sedangkan manajemen juga berkepentingan memaksimalkan kesejahteraan mereka masing- masing. Itulah penjelasan kenapa hal tersebut menimbulkan masalah agensi. 1
2 Muncul asumsi dalam teori keagenenan bahwa agent memiliki informasi yang lebih dibandingkan dengan principal. Hal tersebut mempengaruhi secara negatif kemampuan principal untuk mengawasi secara efektif apakah kepentingan mereka telah dilakukan dengan baik oleh agent. Selain itu dalam hal ini juga muncul asumsi bahwa manajemen biasanya akan takut untuk mengungkapkan informasi yang kurang diharapkan dari pemilik sehingga terdapat potensi untuk manipulasi laporan keuangan. Dengan demikian informasi yang muncul masalah information asymmetry atau kesenjangan informasi karena informasi yang ditunjukkan tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya Dalam suatu organisasi/ perusahaan principal dan agent cenderung untuk bertindak secara rasional sehingga terkadang juga mereka akan memanfaatkan hubungan keagenan tersebut untuk kepentingan mereka sendiri. Hal ini berarti menimbulkan kemungkinan agent akan mengambil kesempatan untuk bertindak yang tidak sesuai dengan principal. Masalah tersebut dikenal dengan moral hazard. Masalah lain yang mungkin muncul adalah adverse selection yaitu ketika principal tidak dapat memastikan bahwa dia telah memilih agent yang memiliki keahlian ataupun kecenderungan yang tepat (Gilardi,2001) Teori Agensi dalam Pemerintahan Dalam agency theory terdapat dua pihak yang melakukan kesepakatan atau kontrak, yakni pihak yang memberikan kewenangan yang disebut principal dan pihak yang menerima kewenangan disebut agent (Halim dan Abdullah, 2006). 2
3 Pada pemerintahan, pejabat pemerintah berperan sebagai agent yang dipilih oleh masyarakat yang berperan sebagai principal. Peraturan Pemerintah No 6 tahun 2005 menyatakan bahwa kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat melalui proses pemilukada. Melalui mekanisme pemilihan langsung rakyat mendelegasikan wewenang pemerintahan daerah kepada kepala daerah. Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepala daerah berperan sebagai agent dan masyarakat berperan sebagai principal. Pejabat pemerintah sebagi pihak yang menyelenggarakan pemerintahan memiliki informasi yang lebih banyak sehingga dapat membuat keputusan. Hal ini dapat menimbulkan kemungkinan bahwa pemerintah akan membuat keputusan atau kebijakan yang hanya mementingkan pemerintah dan penguasa serta mengabaikan kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Semua pernyataan sebelumnya nyata terjadi di Indonesia seperti terjadinya banyak kasus korupsi atau penyalahgunaan anggaran yang dilakukan pemerintah baik itu dari pemerintah pusat sampai dengan pemerintah daerah. Untuk mengurangi masalah tersebut, upaya yang dilakukan pemerintah adalah menyajikan laporan keuangan secara transparan kepada masyarakat, agar masyarakat bisa mengambil informasi dan mengevaluasi kinerja pemerintah (agent) dari laporan keuangan tersebut. Untuk mengurangi masalah keagenan di Negara kita ini, pemerintah membentuk suatu badan audit independen yang tugasnya khusus mengaudit keuangan Negara yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal itu diperjelas di 3
4 Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 2 tahun 2007 bahwa BPK adalah lembaga Negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Adanya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dapat menjadi fungsi pengawasan bagi masyarakat. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terdiri dari pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Hasil dari pemeriksaan berupa opini, temuan, kesimpulan, atau dalam bentuk rekomendasi. Proses lamanya pemeriksaan (audit delay) dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan daerah, politik, dan audit (Cohen dan Leventis, 2013) Monitoring Audit/ pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dilaksanakan oleh auditor adalah salah satu bentuk monitoring yang dilakukan oleh principal untuk memastikan agent dapat meningkatkan kekayaannya tanpa mengorbankan kepentingan principal. Di Indonesia sendiri, untuk memastikan bahwa pemerintah daerah yang dalam konteks disini berperan sebagai agent telah bekerja dengan benar, sejak tahun 2006 LKPD diwajibkan untuk diperiksa setiap tahun. Menurut Undang- Undang No 15 tahun 2004, pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk 4
5 menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara Audit terhadap LKPD dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yaitu lembaga Negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No.1 Tahun 2007) Audit Delay Setiap tahun perusahaan menyusun laporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi kepada pengguna. Sama halnya dengan pemerintahan, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat wajib menyusun laporan keuangan yang nantinya akan diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagi bentuk monitoring terhadap pemerintah daerah. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa karakteristik kualitatif salah satunya terdapat kriteria timeliness atau ketepatwaktuan. Berkaitan dengan hal itu terdapat istilah yang bernama audit delay, yaitu waktu yang dibutuhkan auditor untuk melaksanakan prosedur audit (Payne dan Jehnsen,2002). Biasanya dalam hal pengukuran, audit delay menggunakan waktu dari akhir tahun keuangan perusahaan sampai dengan tanggal pelaporan audit (Johnson et al, 2002). 5
6 Di Indonesia sendiri terdapat peraturan yang mengatur tentang audit delay. Dalam peraturan perundang- undangan mengatur jangka waktu pelaksanaan pelaporan keuangan dan pemeriksaan terhadap laporan tersebut. Undang- undang No.1 Tahun 2004 mewajibkan kepala daerah (gubernur/ bupati/ walikota) untuk menyampaikan LKPD kepada BPK dalam waktu tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Sementara itu, UU No. 15 Tahun 2004 menerangkan bahwa negara memberikan waktu (paling lambat) dua bulan kepada BPK untuk melakukan pemeriksaan terhadap LKPD untuk kemudian BPK menyerahkan LHP atas LKPD tersebut kepada DPRD. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) membagi waktu pelaksanaan audit menjadi dua bagian yaitu semester I dan semester II. Semester I dimulai per 1 Januari setelah tahun anggaran berakhir sedangkan semester II dimulai per 1 Juli. Dalam sektor publik di Indonesia, khususnya sektor pemerintahan audit delay lebih tepat diukur berdasarkan tenggang waktu sejak tanggal laporan keuangan keuangan pemerintah daerah diterima Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sampai pada tanggal penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari BPK kepada DPRD setempat (Lase dan Sutaryo, 2014) Karakteristik Pemerintah Daerah Karakteristik adalah ciri khusus; mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai dengan perwatakan orang tertentu yang membedakan dengan sesuatu yang lain (Poerwadarminta, 2006). Dengan demikian, karakteristik pemerintah daerah merupakan ciri- ciri khusus yang melekat dalam pemerintah daerah itu sendiri, menandai sebuah daerah, serta membedakannya dengan daerah lain. 6
7 Karakteristik daerah sendiri dapat beragam bentuknya dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Baik itu dari jenis daerah, jumlah entitas akuntansi pemerintah (SKPD), ukuran pemerintah daerah, status daerah, dan lain lain. Indonesia sendiri terdapat dua jenis pemerintahan daerah setelah provinsi yaitu pemerintah daerah dan pemerintah kota. Untuk ukuran pemerintah bisa dilihat dari seberapa besar aset yang ada, seberapa rumit, transaksi, dan lain lain. Status daerah di Indonesia sendiri terdapat dua jenis, yaitu daerah otonom baru yang merupakan daerah hasil pemekaran dan daerah induk. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/ pengguna barang dan oleh karenanya wajib melaksanakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan Penelitian Terdahulu Johnson (1998) meneliti 289 U.S local governments yang kaitannya dengan audit delay. Menemukan bukti bahwa tipe pemerintah tidak berpengaruh terhadap audit delay. Owusu dan Ansah (2000) meneliti tentang 47 perusahaan yang terdaftar di Zimbabwe Stock Echange pada tahun 1994 hubungannya dengan ketepatanwaktu. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa size dan profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatanwaktu. Lianto dan Kusuma (2010) meneliti pengaruh profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan jenis industry terhadap audit report lag 7
8 pada consumer goods industry dan perusahaan multifinance. Mereka menemukan bahwa Profitabilitas berpengaruh negatif, solvabilitas berpengaruh positif dan umur perusahaan berpengaruh positif. Apriayani dan Santosa (2014) meneliti pengaruh atribut perusahaan dan factor audit terhadap keterlambatan audit di 611 perusahaan yang terdaftar di Malaysian Stock Exhange dan menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan, debt to equity ratio, profitabilitas, subsidiary dari perusahaan multinasional, ukuran kantor audit, audit fees, klasifikasi industri, umur perusahaan, tahun opini audit Lase (2014) meneliti pengaruh tenure, kecakapan profesional, latar belakang pendidikan, jumlah remarks, audit opinion, jadwal audit, entitas akuntansi, tipe pemerintah daerah, re- election terhadap audit delay pada pemerintah kabupaten/ kota di Indonesia tahun Membuahkan hasil bahwa Opini audit, latar belakang pendidikan, entitas akuntansi, tipe pemda, dan reelection berpengaruh positif, sedangkan kecakapan profesional dan jadwal audit berpengaruh negatif. Adhayanti (2014) meneliti faktor- faktor yang memengarungi audit delay pada pemerintah kabupaten/ kota tahun Hasil penelitian menunjukkan Governmental grant, current ratio, dan compliance local government berpengaruh signifikan terhadap audit delay Itsniawan dan Suranta (2015) meneliti pengaruh pengalaman pemda, ukuran pemda, jumlah temuan pemeriksaan, opini audit, dan jumlah entitas akuntansi terhadap audit report lag di 113 pemerintah kabupaten/ kota di 8
9 Indonesia tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh negatif dan temuan pemeriksaan berpengaruh positif, sedangkan yang lain tidak berpengaruh Pengembangan Hipotesis Hipotesis adalah suatu asumsi terhadap nilai parameter populasi (Algifari, 1997). Untuk membuktikan hipotesis tersebut maka harus mengumpulkan data (sampel atau populasi). Pengembangan dari hipotesis yang diajukan dan akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Ukuran Pemerintah Daerah Menurut Carslaw dan Kaplan (1991), pemerintah daerah yang cenderung lebih besar memiliki good governance dan internal kontrol yang lebih baik. Dengan adanya Good governance dan internal kontrol yang baik diharapkan pemerintah daerah dapat mengurangi waktu dari audit delay, hal itu menunjukkan bahwa ukuran pemerintah daerah memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian Owusu- Ansah (2000) yang menemukan bahwa perusahaan yang lebih besar akan lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangannnya. Apriayani dan Santosa (2014) juga menghasilkan temuan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap keterlambatan audit. Penelitian aziz (2014) juga menemukan hasil pengaruh negatif. Berdasarkan hal di atas hipotesis yang akan diuji adalah: 9
10
11 seperti berikut. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian Hipotesis 2: Tipe pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap audit delay Status Pemerintahan. Status daerah apakah termasuk daerah otonom baru atau daerah induk akan berpengaruh pada pemeriksaan laporan keuangan daerah oleh BPK. Hal ini disebabkan karena pengalaman dan kondisi pemerintah daerah otonom baru berbeda, sehingga menyebabkan perbedaan dalam pengelolaan keuangan Negara serta penyajiannya. Daerah Induk lebih diharapkan memiliki hasil audit delay yang sedikit karena mereka memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan dengan daerah otonom baru. Apriayani dan Santosa (2014) menemukan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif, yang berarti bahwa semakin lama perusahaan berdiri maka semakin pendek audit delay karena lebih bisa mengelola laporan keuangan. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian Itsniawan dan Suranta (2015) yang menunjukkan hasil bahwa pengalaman pemerintah berpengaruh negatif terhadap audit delay. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian seperti berikut ini. Hipotesis 3 : Status Pemerintah berpengaruh negatif terhadap audit delay. 11
12 Entitas akuntansi Menurut PP No 24 Tahun 2004 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/ pengguna barang dan oleh karenanya wajib melaksanakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Hasil Penelitian Suhardjanto dan Yulianingtyas (2011) menemukan bukti empiris bahwa semakin banyak jumlah SKPD, maka proses koordinasi antar SKPD menjadi semakin rumit dan membuat pemerintah daerah kesulitan dalam mengontrol kepatuhan pengungkapan wajib akuntansi oleh setiap SKPD. Semakin banyak jumlah SKPD maka akan berakibat semakin bertambahnya proses penggabungan dan waktu penyampaian laporan keuangan dari berbagai SKPD yang terdapat dalam suatu kabupaten/ kota. Penelitian Lase (2014) menemukan hasil bahwa jumlah entitas akuntansi berpengaruh positif terhadap audit delay. semakin banyak entitas akuntansi maka auditor akan membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam proses audit. Adhayanti (2014) juga menghasilkan temuan bahwa entitas akuntansi berpengaruh positif terhadap audit delay. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian seperti berikut ini. Hipotesis 4 : Jumlah entitas akuntansi/ SKPD berpengaruh positif terhadap audit delay. 12
13 2.4. Kerangka Pemikiran Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana pengaruh karakteristik pemerintah daerah (ukuran pemerintah daerah, jumlah entitas akuntansi, umur daerah, dan tipe daerah) terhadap audit delay di wilayah Indonesia Timur. Kerangka pemikiran yang menggambarkan model penelitian dan hubungan antar variabel dapat dilihat dibawah ini. Gambar 2 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori Dan Penurunan Hipotesis 1. Rerangka Teori a. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan sebuah teori yang menjelaskan hubungan perjanjian antara satu orang atau lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Agency Theory (Teori Keagenan) Hubungan keagenan merupakan kontrak antara satu orang atau lebih (prinsipal) dengan orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Concept Statement No. 1 of the Governmental
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan selama satu periode. Laporan keuangan yang telah dibuat akan diperiksa oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilakukan kepada masyarakat luas (Mardiasmo:
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan negara. Sebagai sektor publik, pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan eksternal untuk mengambil keputusan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Indonesia (Manik, 2008). Agency theory berasal dari penggabungan teori ekonomi,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Agency Theory di Pemerintah Daerah Teori keagenan (agency theory) menjadi teori dasar dari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan pada Organisasi Pemerintahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Keagenan pada Organisasi Pemerintahan Agency theory menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Hubungan keagenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi untuk calon investor, calon kreditor, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan proses akhir dari suatu proses akuntansi yang dapat berfungsi sebagai media dalam memberikan informasi bagi investor,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Konsep utama teori ini menjelaskan tentang adanya hubungan antara pihak yang memberi wewenang atau yang sering disebut sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Teori Keagenan Teori keagenan dari Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa hubungan keagenan sebagai kontrak, yang muncul ketika satu orang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Dalam teori keagenan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh auditor yang independen. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berada di Indonesia mengalami perkembangan dengan sangat pesat, hal ini berdampak pada meningkatnya permintaan jasa audit atas laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya prinsip transparansi dan akuntabilitas. Berdasarkan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah khususnya dalam proses penganggaran dan manajeman keuangan daerah salah satunya prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan eksternal dalam pengambilan keputusan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori agensi. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan adanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agen Teori dalam penelitian ini menjelaskan pengaruh karakteristik pemerintah daerah dan temuan audit BPK terhadap kinerja pemerintah daerah adalah teori
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori keagenan dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat pesat, kebutuhan akan informasi yang lengkap, tepat waktu, dan berkualitas tentang suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang berbeda dengan sektor swasta. Organisasi sektor publik disebut sebagai entitas ekonomi karena
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak agen (manajemen) dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya reformasi atas kehidupan bangsa oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Melalui otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menyusun laporan keuangan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap kepala daerah, hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang negara sesuai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini telah penulis rangkum dalam bagian ini. Teori dan informasi yang menjadi dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlebih sehingga untuk mengembangkan dan merencanankan daerah yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Awal mula dibuatnya Undang-Undang tentang pemerintah daerah karena pada saat diberlakukannya sistem pemerintah terpusat dimana sentralisasi pemerintah berada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Pada teori ini dijelaskan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur (PP Nomor 8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja pemerintah didefenisikan sebagai hasil dari kegiatan dan program pemerintah yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam teori agensi, Jensen dan Meckling (1976) dalam Nugroho (2014)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Agency theory Dalam teori agensi, Jensen dan Meckling (1976) dalam Nugroho (2014) mendefinisikan hubungan agensi sebagai sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang dihasilkan perusahaan yang berguna untuk proses pengambilan keputusan, hal tersebut tidak terlepas dari proses penyusunannya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (agen yang mengatur manajemen sebuah usaha) dan principal (pemilik usaha). Pemilik usaha disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan principal. Dalam teori keagenan, agen memilki peran sebagai pengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan go public adalah perusahaan yang menjual sebagian kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan keuangan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2000 berdampak meningkatnya tuntutan masyarakat akan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangannya dunia perekonomian di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan informasi yang lengkap, tepat waktu, dan berkualitas tentang suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah mengarahkan Pemerintah Indonesia menuju gerbang kemandirian dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik atau sering disebut dengan Good
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Keagenan pada Pemerintah Daerah Teori agensi muncul ketika pemilik organisasi (Prinsipal) memberikan tugas kepada individu lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan menyediakan atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang
Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dan meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Suatu perusahaan dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang kiat membuat perekonomian di Indonesia semakin signifikan mengalami perkembangan ini, mendorong semakin berkembangnya pula perdagangan bebas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui UU No. 22 Tahun Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Januari 2001 melalui UU No. 22 Tahun 1999. Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah hak, wewenang dan kewajiban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal Penelitian tentang tentang analisis faktor faktor yang mempengaruhi audit timeliness pada perusahaan property and real estate yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004) tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Mustikarini, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memasuki era otonomi daerah dengan diterapkannya Undang Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 (kemudian menjadi UU No.32 Tahun 2004) tentang Pemerintahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara agen (pihak manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak (Halim,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara dua belah pihak yang berbeda kepentingan. Pihak pertama berperan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan daerah dilaksanakan untuk memeratakan dan menyebarluaskan pembangunan di daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak mendapatkan perhatian khusus dibandingkan masa-masa sebelumnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pelaksanaan akuntansi publik dilembaga-lembaga pemerintahan banyak mendapatkan perhatian khusus dibandingkan masa-masa sebelumnya dikarenakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, tuntutan untuk mengelola suatu entitas adalah dengan akuntabilitas dan transparansi sangat diperlukan. Akuntabilitas dan transparansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Awalnya bersifat terpusat kemudian mulai mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah terjadinya reformasi pada tahun 1998, sistem pemerintahan mengalami perubahan. Awalnya bersifat terpusat kemudian mulai mengalami perubahan menuju sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan merupakan salah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang penting bagi para pemangku kepentingan (stakeholders), terutama investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan peraturan daerah (Sutaryo, Sutopo dan Wijaya, 2014). Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilik perusahaan (Diana dan Irianto, 2008:1). tujuan tersebut, banyak shareholder yang menyerahkan pengolahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham dimungkinkan untuk bertentangan. Penunjukan manajer oleh pemegang saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun. Laporan keuangan menjadi media bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi pertama kali dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menjelaskan bahwa adanya hubungan satu atau lebih principal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awalnya hanya didasarkan pada Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi pemerintahan dan pengelolaan keuangan negara di Indonesia awalnya hanya didasarkan pada Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23. Kemudian dalam perjalanannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena korupsi di dalam era reformasi banyak terjadi di Indonesia, khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah satu bentuk tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis selain untuk memaksimumkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis selain untuk memaksimumkan laba adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup ( going concern) usahanya. Kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi politik di tanah air. Walaupun masih dalam batas-batas tertentu, perubahan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi 1998 telah membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan ekonomi politik di tanah air. Walaupun masih dalam batas-batas tertentu, perubahan ini sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerapkan adanya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah untuk mengamankan aset, memastikan penggunaan aset efektif dan efisien serta meningkatkan kepercayaan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia menerapkan sistem desentralisasi dalam bentuk otonomi daerah untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mencatat dan menghasilkan laporan, yaitu laporan keuangan. Laporan keuangan ialah suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diberlakukannya otonomi daerah, mengakibatkan daerah memiliki hak,wewenang dan kewajibannya dalam mengatur dan mengurus secara mandiriurusan pemerintahannya sesuai
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAHAN TERHADAP AUDIT DELAY LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
PENGARUH KARAKTERISTIK....... (Siregar) PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAHAN TERHADAP AUDIT DELAY LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Baldric Siregar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta, Jalan Seturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2011). Berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK Nomor: Kep-431/BL/2012
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Relevansi sebuah laporan keuangan dapat didukung oleh ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2011). Berdasarkan peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia memperlihatkan hal-hal yang baik setahun belakangan dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik ( good governance government ). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diberlakukannya otonomi daerah yang ditandai dengan perubahan sistem pemerintahan yang semula sentralisasi menjadi desentralisasi, memberi kewenangan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi dari penelitian ini dan kontribusi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
Lebih terperinciKAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
KAPITA SELEKTA AKUNTANSI zmmmm Disusun oleh: IRMA YANDA 97 312 125 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 TEORI AGENSI Teori agensi memprediksi dan menjelaskan pihak-pihak yang terlibat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. 1. Ni Wayan Rustiarini dan Ni Wayan Sugiarti (2013)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Berikut dapat diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. 1. Ni Wayan Rustiarini dan Ni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut PSAP No.01 tentang Penyajian Laporan Keuangan, tujuan umum pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran,
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya persaingan baik dari kompetitor maupun new entry, menuntut perusahaan untuk terus berkembang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing study) yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan
Lebih terperinciKEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Disampaikan oleh : Inspektorat Provinsi Jawa Timur Dinas Peternakan DASAR HUKUM UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, PP No.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini berkembang dengan pesat. Salah satu faktor perkembangannya adalah tingginya permintaan audit terhadap laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya keperluan akan informasi keuangan. Informasi keuangan tersebut haruslah memberikan manfaat bagi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan prinsipal (pemegang saham). Menurut Jensen dan Meckling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak agen (manajemen) dengan prinsipal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa LKPD Tahun 2011 dan 2012 yang telah diaudit oleh BPK, data bezzeting auditor BPK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang telah go public diharuskan untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri berisi informasi keuangan dari perusahaan tersebut, seperti kinerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan teori yang menjelaskan mengenai perilaku agen dalam pengambilan keputusan. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi berguna apabila informasi tersebut relevan dan reliabel. Menurut SAK (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009), informasi yang relevan adalah informasi
Lebih terperinci