BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Agency Theory (Teori Keagenan) Hubungan keagenan merupakan kontrak antara satu orang atau lebih (prinsipal) dengan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa pelayanan atas nama prinsipal yang melibatkan pendelegasian beberapa kewenangan pengambilan keputusan kepada agen (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam sebuah organisasi hubungan tersebut berbentuk vertikal, yaitu pihak atasan sebagai prinsipal dan pihak bawahan sebagai agen (Halim dan Abdullah, 2006). Teori tentang hubungan keagenan tersebut dikenal populer dengan sebutan teori keagenan. Teori keagenan menekankan adanya pemisahan fungsi kepemilikan (prinsipal) dengan fungsi manajemen (agen) (Rustiarini, 2012). Pemisahan fungsi tersebut dapat menimbulkan munculnya konflik antara prinsipal dan agen yang disebut agency problem. Konflik muncul karena manajer dapat mengejar kepentingan mereka sendiri dan mengorbankan kepentingan prinsipal. (Ugurlu, 2000; Jensen dan Meckling, 1976). Asumsi dalam teori keagenan yaitu agen memiliki informasi lebih dibandingkan prinsipal dan kesenjangan informasi (information assymmetry) tersebut mempengaruhi secara negatif kemampuan prinsipal untuk mengawasi secara efektif apakah kepentingan mereka dilayani 9

2 digilib.uns.ac.id 10 dengan baik oleh agen. Asumsi lain yaitu prinsipal dan agen bertindak secara rasional sehingga mereka akan memanfaatkan hubungan keagenan tersebut untuk memaksimalkan kekayaan mereka. Hal itu berarti bahwa agen memiliki kepentingan sehingga mereka mungkin mengambil kesempatan untuk bertindak bertentangan dengan pemilik perusahaan. (Adams, 1994; Mustapha dan Ahmad, 2011). Masalah tersebut dikenal sebagai moral hazard problem. Masalah ketiga yang mungkin muncul adalah adverse selection yaitu ketika prinsipal tidak dapat memastikan bahwa dia memilih agen yang memiliki keahlian atau kecenderungan yang tepat. (Gilardi, 2001). Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk meminimalisir terjadinya agency problem disebut agency cost. Salah satu bentuk agency cost yang dilakukan oleh prinsipal adalah biaya monitoring, sebagai contoh biaya untuk mengaudit laporan keuangan oleh auditor eksternal (Adams, 1994). Audit adalah salah satu bentuk dari monitoring yang dilakukan oleh pemilik untuk meminimalisir terjadinya agency problem (Primadita dan Fitriany, 2012). 2. Agency Theory pada Pemerintah Daerah Halim dan Abdullah (2006) menyatakan bahwa teori keagenan dapat diterapkan dalam organisasi publik. Hubungan keagenan dalam pemerintahan demokrasi adalah hubungan pendelegasian kewenangan dari masyarakat kepada wakilnya di parlemen, dari parlemen ke pemerintah,

3 digilib.uns.ac.id 11 dari pemerintah kepada para menteri, dan dari pemerintah kepada birokrasi. (Gilardi, 2001). Di Indonesia, berdasarkan PP No. 6 Tahun 2005, kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat melalui proses pemilukada. Melalui mekanisme pemilihan langsung, rakyat mendelegasikan wewenang pemerintahan kepada kepala daerah. Fakta pendelegasian wewenang dan pemberian otoritas eksekutif kepada kepala daerah menunjukkan bahwa para kepala daerah berperan sebagai agen dan rakyat merupakan prinsipal dalam konteks hubungan keagenan pada pemerintah daerah (Sutaryo dan Jakawinarna, 2013). 3. Pemeriksaan Keuangan Daerah Sebagai Bentuk Monitoring Adams (1994) menjelaskan bahwa audit (pemeriksaan) terhadap laporan keuangan yang dilaksanakan oleh auditor eksternal adalah salah satu bentuk monitoring yang dilakukan prinsipal untuk memastikan agen dapat meningkatkan kekayaannya tanpa mengorbankan kepentingan prinsipal. Dalam konteks Indonesia, untuk memastikan pemerintah daerah sebagai agen telah bekerja secara akuntabel dan transparan, sejak tahun 2006, LKPD diwajibkan untuk diaudit (diperiksa) setiap tahunnya. sebagai: UU No. 15 Tahun 2004 mendefinisikan pemeriksaan (audit) proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,

4 digilib.uns.ac.id 12 dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan terhadap LKPD dilakukan oleh BPK yaitu sebuah lembaga negara independen yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang Dasar Tahun BPK memiliki kewenangan untuk melakukan tiga jenis pemeriksaan yaitu pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Petunjuk pelaksanaan pemeriksaan keuangan pada BPK mendefinisikan pemeriksaan keuangan sebagai pemeriksaan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pemeriksaan keuangan yang dilakukan BPK menghasilkan opini yaitu sebuah pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Peraturan perundang-undangan juga mengatur jangka waktu pelaksanaan pelaporan keuangan dan pemeriksaan terhadap pelaporan tersebut. Permendagri No. 13 Tahun 2006 mewajibkan kepala daerah (gubernur/bupati/walikota) untuk menyampaikan LKPD kepada BPK dalam waktu tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Sementara itu, UU No. 15 Tahun 2004 memberikan waktu (paling lambat) dua bulan

5 digilib.uns.ac.id 13 kepada BPK untuk melakukan pemeriksaan terhadap LKPD untuk kemudian BPK menyerahkan LHP atas LKPD tersebut kepada DPRD. 4. Audit Delay Beberapa literatur mengukur audit delay sebagai waktu dari akhir tahun keuangan perusahaan sampai pada tanggal pelaporan audit (Payne dan Jensen, 2002; Johnson et al, 2002; McLelland dan Giroux, 2000; Carslaw dan Kaplan 1991). Audit delay yang semakin panjang menyebabkan ketepatwaktuan (timeliness) laporan keuangan semakin berkurang. Pengaruh dari ketepatwaktuan yang semakin berkurang mengakibatkan informasi dalam laporan keuangan kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan (Kieso et al., 2012). Namun pada penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran audit delay sebagai waktu sejak tanggal LKPD diterima oleh BPK sampai kepada tanggal LHP atas LKPD tersebut diserahkan kepada DPRD. Pengukuran tersebut lebih tepat karena di Indonesia, Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan UU No. 15 Tahun 2004 telah memisahkan dengan tegas antara jangka waktu penyampaian laporan keuangan dari pemerintah daerah kepada BPK dan jangka waktu pemeriksaan oleh BPK. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, berdasarkan kedua peraturan di tersebut di atas, jangka waktu penyampaian laporan keuangan dari pemerintah daerah kepada BPK adalah tiga bulan setelah tahun anggaran

6 digilib.uns.ac.id 14 berakhir dan jangka waktu pemeriksaan LKPD oleh BPK adalah dua bulan sejak LKPD tersebut diterima. Kondisi tersebut berbeda pada sektor swasta. Pada sektor swasta, Keputusan Ketua Bapepam nomor Kep-346/BL/2011 hanya mengatur jangka waktu penyampaian laporan keuangan audited dari perusahaan kepada Bapepam yaitu selama tiga bulan setelah tanggal laporan keuangan namun peraturan tersebut tidak memisahkan jangka waktu penyampaian laporan dari perusahaan kepada auditor dengan jangka waktu pemeriksaan oleh auditor. Begitu juga dalam konteks pemerintahan Yunani dalam penelitian Cohen dan Leventis (2012), peraturan di Yunani tidak memisahkan jangka waktu review laporan keuangan oleh mayoral comittee dengan jangka waktu pemeriksaan oleh auditor eksternal. 5. Karakteristik Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan karakteristik sebagai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Dengan kata lain, karakteristik menunjukkan kekhasan suatu hal dibandingkan hal lainnya. Penelitian ini menggunakan tiga jenis karakteristik yang diperkirakan mempengaruhi audit delay. Ketiga karakteristik tersebut adalah karakteristik auditor, karakteristik audit dan karakteristik pemerintah daerah.

7 digilib.uns.ac.id 15 a. Karakteristik Auditor BPK sebagai satu-satunya institusi yang memiliki kewenangan melakukan pemeriksaan LKPD memiliki standar audit yang disebut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). SPKN tersebut mempersyaratkan auditor yang melakukan pemeriksaan memiliki keahlian, kemahiran profesional, dan sikap indenpenden. Pengaturan persyaratan auditor dalam standar tersebut menunjukkan bahwa auditor memiliki peran penting dalam pelaksanaan pemeriksaan. Dalam penugasan pemeriksaan, auditor berperan melaksanakan program pemeriksaan dan menyusun laporan hasil pemeriksaan. Oleh karena itu, pelaksanaan pemeriksaan tidak dapat dipisahkan dari pengaruh karakteristik auditor. Karakteristik auditor umumnya diidentifikasi berdasarkan karakteristik intitusi audit seperti kantor akuntan publik (KAP). Cohen dan Leventis (2012) dan Carslaw dan Kaplan (1991) membedakan karakteristik auditor berdasarkan kategori KAP internasional atau KAP lokal. Lowensohn et al (2007) membedakan karakteristik auditor berdasarkan kategori KAP big five atau KAP yang bukan big five. Primadita dan Fitriany (2012) dalam penelitian mereka tentang pengaruh tenure audit dan auditor spesialis terhadap informasi asimetri juga mengukur variabel tenure dan spesialisasi pada tingkatan KAP.

8 digilib.uns.ac.id 16 Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi karakteristik auditor sampai pada tingkatan individu auditor dalam sebuah tim pemeriksaan. Sebuah tim pemeriksaan pada BPK terdiri dari pengendali mutu (penanggung jawab), pengendali teknis, ketua tim dan anggota tim. Penelitian ini menggunakan latar belakang pendidikan auditor, tenure auditor (penugasan ulang auditor pada pemerintah daerah yang sama), dan kecakapan profesional auditor sebagai proksi karakteristik auditor. Latar belakang pendidikan auditor diidentifikasi berdasarkan ilmu pengetahuan yang diperoleh auditor di perguruan tinggi yaitu auditor dengan latar belakang pendidikan akuntansi dan auditor berlatar belakang pendidikan non-akuntasi. Variabel latar belakang pendidikan auditor digunakan oleh Setyaningrum (2012) pada penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Menurut Setyaningrum (2012) latar belakang pendidikan akuntansi menjadi sebuah keharusan bagi pemeriksa laporan keuangan, dan semakin tinggi jenjang pendidikan maka pengetahuan akuntansi akan semakin komprehensif. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa kualitas pemeriksa dituntut untuk lebih tinggi daripada pelaksana, sehingga pemeriksa dapat melakukan penilaian atas ketaatan pelaksana terhadap standar yang berlaku, dan hal itu dapat tercapai jika auditor memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai

9 digilib.uns.ac.id 17 dengan bidang yang diperiksa. Setiawan dan Fitriany (2011) menjelaskan bahwa: Keahlian dalam bidang akuntansi sangat diperlukan bagi seorang auditor dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan agar informasi yang dihasilkan akurat dan tepat serta mengurangi terjadinya fraud yang mungkin terjadi dalam proses pelaporan keuangan. Latar belakang akuntansi dinilai berdasarkan latar belakang pendidikan di bidang akuntansi... Tenure auditor mengacu pada jumlah penugasan berturut-turut yang dilakukan auditor pada pemerintah daerah yang sama. Almutairi (2009) menjelaskan bahwa semakin panjang tenure dapat menyebabkan semakin berkurangnya independensi auditor, meningkatkan kepuasan dan mengurangi objektivitas auditor. Namun, di sisi lain ada yang berpendapat bahwa kualitas audit akan meningkat dengan semakin panjangnya tenure karena dengan pengalaman yang semakin panjang, auditor menjadi lebih akrab dengan operasi bisnis klien dan dengan masalah pelaporan. Pada penelitian tersebut, Almutairi (2009) mengukur tenure sebagai jumlah tahun berturutturut dari hubungan auditor dengan klien. Payne dan Jensen (2002) dalam penelitian mereka mengenai efek karakteristik audit pada audit delay pada pemerintah kota menyatakan bahwa sebagaimana tenure auditor meningkat dengan klien, kemampuan untuk memfasilitasi penyusunan laporan keuangan yang cepat seharusnya meningkat. Kecakapan profesional auditor mengacu pada keahlian auditor yang ditunjukkan melalui sertifikasi keahlian dalam bidang akuntansi sebagai pengakuan akan kemampuan profesional seorang auditor.

10 digilib.uns.ac.id 18 Pernyataan standar umum pertama pada SPKN mempersyaratkan pemeriksa harus secara kolektif memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan audit. Selanjutnya, paragraf 12 dari pernyataan standar tersebut mewajibkan pemeriksa secara kolektif memiliki sertifikasi keahlian. Hutchison dan Fleischman (2003) menjelaskan bahwa sertifikasi keahlian akuntan mengindikasikan kompetensi yang menyatakan secara tidak langsung pengetahuan akuntansi yang diperlukan atau pengetahuan khusus dan kepatuhan terhadap standar profesional. Dalam jurnal mereka, Hutchison dan Fleischman (2003) menjelaskan berbagai sertifikasi keahlian yang tersedia bagi akuntan/auditor diantaranya Certified Public Accountant (CPA), Certified Fraud Examiner (CFE), Certified Government Auditing Professional (CGAP), Certified Information Systems Auditor (CISA), Certified Internal Auditor (CIA) dan lain-lain. b. Karakteristik Audit Karakteristik audit adalah sifat khas yang melekat pada audit. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan remarks, opini audit sebelumnya, dan jadwal audit sebagai proksi karakteristik audit. Remarks pada penelitian ini adalah jumlah item pengecualian dan item pembatasan dalam opini audit. Cohen dan Leventis (2012) menjelaskan bahwa remarks mengacu pada penyimpangan material dari prinsip akuntansi berlaku umum dan/atau peraturan yang relevan.

11 digilib.uns.ac.id 19 Jumlah remarks dalam sebuah opini audit menunjukkan banyaknya penyimpangan material dalam sebuah laporan keuangan. Opini audit adalah pendapat auditor mengenai kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan kesesuaiannya pada standar akuntansi (Arens, Elder dan Beasley, 2012). Petunjuk pelaksanaan pemeriksaan keuangan pada BPK menjelaskan empat jenis opini auditor. Opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yaitu opini yang menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan standar akuntansi. Opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion) yaitu opini yang menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai standar akuntansi, kecuali dampak pada hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Opini tidak wajar (adverse opinion) yaitu opini yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi. Sedangkan opini menolak memberikan pendapat (disclaimer opinion) yaitu opini yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak dapat diyakini kewajarannya dalam semua hal yang material sesuai dengan standar akuntansi. Jadwal audit mengacu pada waktu pelaksanaan audit yang dapat dilakukan pada semester I atau semester II. BPK membagi jadwal pelaksanaan auditnya dalam dua semester yaitu semester I

12 digilib.uns.ac.id 20 (Januari-Juni) dan semester II (Juli-Desember) setiap tahunnya. Oleh karena peraturan perundang-undangan mewajibkan pemerintah daerah menyerahkannya LKPD kepada BPK selambat-lambatnya akhir bulan Maret maka BPK menjadwalkan pemeriksaan LKPD pada semester I tiap tahunnya. Namun dalam kondisi penyampaian LKPD terlambat dari pemerintah daerah kepada BPK sampai melebihi semester I, pemeriksaan LKPD dilaksanakan tidak sesuai jadwalnya yaitu pada semester II. c. Karakteristik Pemerintah Daerah Penelitian ini menggunakan tipe pemerintah daerah, jumlah entitas akuntansi dan re-election kepala daerah sebagai proksi karakteristik pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan pemerintah kota adalah dua tipe pemerintah daerah dengan tingkatan yang setara dan memiliki kewenangan yang sama. Keduanya adalah wilayah administratif setelah provinsi. Namun terdapat beberapa perbedaan antara kedua wilayah tersebut antara lain wilayah pemerintah daerah kabupaten relatif lebih luas daripada wilayah pemerintah daerah kota, kepadatan penduduk di kabupaten lebih rendah daripada kota, penduduk kabupaten umumnya bergerak di bidang pertanian sementara penduduk perkotaan bergerak di bidang perdagangan dan jasa,

13 digilib.uns.ac.id 21 penduduk kota memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang lebih baik daripada kabupaten. (Adhayanti, 2014). Jumlah entitas akuntansi terkait dengan jumlah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) sebagai unit yang memiliki kewajiban menyusun laporan keuangan sebagai bahan penyusunan LKPD. Entitas akuntansi, menurut Permendagri 13 Tahun 2006, adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan. Pada pemerintah daerah, entitas akuntansi berbentuk Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Suhardjanto dan Yulianingtyas (2011) menjelaskan bahwa SKPD mempresentasikan diferensiasi fungsional di pemerintah Indonesia. Hilmi dan Martani (2012) dalam penelitian mereka mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah provinsi menjelaskan bahwa Jumlah SKPD menggambarkan jumlah urusan yang menjadi prioritas pemerintah daerah dalam membangun daerah. Semakin banyak urusan yang menjadi prioritas pemerintah daerah maka semakin kompleks pemerintahan tersebut melakukan kegiatannya. Semakin banyak SKPD yang dimiliki berarti semakin kompleks pemerintahan tersebut Re-election berhubungan ketika kepala daerah yang sama dipilih dalam dua kali pemilihan kepala daerah berturut-turut (Cohen dan Leventis, 2012). Menurut Cohen dan Leventis (2012) dalam penelitian mereka, ketika kepala daerah memegang posisi yang sama lebih dari satu kali masa jabatan, kepala daerah tersebut akan semakin

14 digilib.uns.ac.id 22 memahami aturan akuntansi. Sutaryo (2011) dalam penelitiannya mengenai karakteristik eksekutif dan kinerja keuangan pemerintah daerah menjelaskan bahwa eksekutif daerah dengan pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan pengambilan keputusan sehingga berpengaruh terhadap kinerja keuangan daerah. B. Pengembangan Hipotesis Hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini berdasarkan tiga karakteristik yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu karakteristik auditor, karakteristik audit, dan karakteristik pemerintah daerah. 1. Karakteristik Auditor dan Audit Delay LKPD disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 24 Tahun 2005). Untuk dapat memeriksa LKPD, SPKN mengatur bahwa pemeriksa harus memiliki keahlian dalam bidang auditing dan akuntansi serta memahami prinsip akuntansi berlaku umum yang berlaku bagi pemerintah daerah. Pada umumnya auditor BPK memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Namun, kompleksitas pemeriksaan keuangan yang juga memerlukan keahlian lain selain keahlian dalam bidang akuntansi (mis: keahlian dalam bidang hukum, teknologi informasi, teknik) menyebabkan BPK juga merekrut auditor dengan latar belakang non-akuntansi. Para auditor berlatar belakang pendidikan non-akuntansi tersebut diberikan

15 digilib.uns.ac.id 23 pendidikan dan pelatihan akuntansi dan audit oleh BPK sebelum mereka melaksanakan audit. Karena pada dasarnya LKPD disusun berdasarkan ilmu akuntansi maka diharapkan auditor dengan latar belakang pendidikan akuntasi dapat melakukan pemeriksaan dengan lebih tepat waktu. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Setiawan dan Fitriany (2011). Pada salah satu model penelitian yang mereka gunakan, mereka menemukan bahwa kualitas komite audit berhubungan positif dengan kualitas audit. Dalam penelitan tersebut, mereka menggunakan jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi sebagai salah satu unsur penilaian kualitas komite audit. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian seperti berikut. H 1a: Latar belakang pendidikan auditor berpengaruh terhadap audit delay Pemeriksa yang melakukan audit berulangkali (tenure yang panjang) di pemerintah daerah yang sama diharapkan semakin berpengalaman untuk menghadapi kondisi pemeriksaan yang sama sehingga mampu mengerjakan tugas pemeriksaan lebih baik dan lebih cepat dibanding auditor yang tidak berulang. Namun ada penyebab lain yang dapat menyebabkan auditor tenure mempengaruhi audit delay. Seperti dijelaskan pada penelitan Li (2007), ia menemukan bahwa auditor

16 digilib.uns.ac.id 24 tenure memiliki hubungan negatif dengan audit conservatism disebabkan auditor yang melakukan pemeriksaan berulang telah akrab dengan auditee sehingga auditor memiliki sikap over trust. Sikap tersebut dapat membuat auditor mengurangi sampel audit dan mengabaikan beberapa prosedur audit sehingga waktu pemeriksaan lebih cepat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian seperti berikut. H 1b: Tenure auditor berpengaruh terhadap audit delay Dalam bidang audit, dikenal ada berbagai gelar sertifikasi profesi antara lain Akuntan (Ak), Certified Public Accountant (CPA), Certified Information System Auditor (CISA), Certified Fraud Examiners (CFE) dan lain-lain. Sertifikasi profesional tersebut adalah bentuk pengakuan atas keprofesionalan seseorang akuntan terhadap bidang yang digelutinya yang diberikan oleh lembaga profesional pada bidang tersebut. Seseorang yang memiliki gelar sertifikasi profesi dalam bidang audit diharapkan memiliki kecakapan yang lebih baik. Kecakapan audit yang lebih baik tersebut memungkinkan audit dapat dilaksanakan tepat waktu. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Schelker (2010) dalam penelitiannya mengenai hubungan keahlian auditor dengan kinerja keuangan negara bagian di Amerika Serikat. Ia menemukan bahwa negara bagian yang mempersyaratkan auditornya harus memiliki setidak-tidaknya

17 digilib.uns.ac.id 25 sertifikasi CPA, memiliki pengeluaran dan utang yang lebih sedikit serta memiliki peringkat utang yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara bagian yang tidak mempersyaratkan sertifikasi tersebut bagi auditornya. Oleh karena itu, rumusan hipotesis adalah sebagai berikut. H 1c: Kecakapan profesional auditor berpengaruh terhadap audit delay 2. Karakteristik Audit dan Audit Delay Pemeriksaan laporan keuangan bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Seperti dipaparkan sebelumnya remarks mengacu pada penyimpangan (qualifications) material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum tersebut (Cohen dan Leventis, 2012). Semakin banyak pengecualian akibat penyimpangan material dari standar akuntansi mengakibatkan semakin banyak remarks dalam LHP. Begitu juga dengan pembatasan audit, semakin banyak pembatasan audit dalam sebuah pemeriksaan mengakibatkan semakin banyak remarks dalam LHP Dengan semakin banyaknya remarks, diperkirakan waktu pelaksanaan audit akan semakin panjang karena auditor akan membutuhkan lebih banyak prosedur penelusuran dan waktu untuk menuangkannya dalam temuan audit. Hal tersebut sesuai dengan penelitan

18 digilib.uns.ac.id 26 Cohen dan Leventis (2012) yang menemukan bahwa jumlah remarks memiliki pengaruh positif pada audit delay. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian seperti berikut. H 2a: Remarks berpengaruh terhadap audit delay Seperti dipaparkan sebelumnya, terdapat empat jenis opini auditor yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), opini tidak wajar (adverse opinion), dan opini menolak memberi pendapat (disclaimer opinion). Semakin baik opini audit sebuah LKPD menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal pada pemerintah daerah tersebut telah efektif dan pengelolaan keuangannya telah mematuhi peraturan perundang-undangan. Pada kondisi seperti tersebut, auditor dapat melakukan audit dengan efektif dan efisien karena sistem pada pemerintah daerah telah berjalan baik. Jadi, diharapkan dengan opini yang semakin baik audit delay semakin berkurang. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Merdekawati dan Arsjah (2011) yang menemukan bahwa opini auditor berpengaruh negatif pada audit delay. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H 2b: Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap audit delay

19 digilib.uns.ac.id 27 Seperti dijelaskan sebelumnya, peraturan perundang-undangan mewajibkan pemerintah daerah menyerahkannya LKPD kepada BPK selambat-lambatnya akhir bulan Maret. Oleh karena itu, BPK menjadwalkan pemeriksaan LKPD pada semester I tiap tahunnya. Pemeriksaan yang dijadwalkan dilakukan pada semester II adalah pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Namun dalam kondisi penyampaian LKPD terlambat dari pemerintah daerah kepada BPK sampai melebihi semester I, pemeriksaan LKPD ditangguhkan pelaksanaan sehingga dilaksanakan pada semester II. Kondisi tersebut membuat pemeriksaan pada semester II bertambah banyak karena selain melaksanakan pemeriksaan yang telah direncanakan pada semester II, BPK juga harus melaksanakan pemeriksaan LKPD yang tertunda dari semester I. Dengan kata lain, keterlambatan LKPD membuat pemeriksaan pada semester II bertumpuk. Dalam kondisi tersebut, pemeriksaan LKPD yang dilaksanakan pada semester II diperkirakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pemeriksaan LKPD pada semester I. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Johnson (1998) yang menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara akhir tahun laporan keuangan pada musim sepi (off-season) dengan audit delay. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H 2c: Jadwal audit LKPD berpengaruh terhadap audit delay

20 digilib.uns.ac.id Karakteristik Pemerintah Daerah dan Audit Delay Pemerintah daerah setelah provinsi, seperti telah dipaparkan sebelumnya, memiliki dua tipe pemerintah daerah yaitu pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. Kedua tipe pemerintahan ini memiliki tingkatan yang setara dan kewenangan yang sama. Namun terdapat beberapa perbedaan antara kedua wilayah tersebut antara lain wilayah pemerintah daerah kabupaten relatif lebih luas daripada wilayah pemerintah daerah kota, kepadatan penduduk di kabupaten lebih rendah daripada kota, penduduk kabupaten umumnya bergerak di bidang pertanian sementara penduduk perkotaan bergerak di bidang perdagangan dan jasa, penduduk kota memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang lebih baik daripada kabupaten (Adhayanti, 2014). Dengan luas wilayah yang relatif lebih sedikit, tingkat pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, kepadatan penduduk yang lebih tinggi, kota diharapkan lebih mampu untuk mendukung ketepatwaktuan pemeriksaan oleh auditor dibandingkan dengan kabupaten. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H 3a: Tipe pemerintah daerah berpengaruh terhadap audit delay Setiap SKPD diwajibkan untuk menyusun laporan keuangannya untuk kemudian digabungkan oleh entitas pelaporan atau Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) menjadi laporan keuangan pemerintah daerah. Dengan semakin banyaknya SKPD, entitas yang perlu

21 digilib.uns.ac.id 29 diaudit oleh auditor akan semakin banyak. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah entitas akuntansi memiliki pengaruh terhadap jangka waktu pelaksanaan audit. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H 3b: Jumlah entitas akuntansi berpengaruh terhadap audit delay Undang-Undang No. 32 Tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa seorang kepala daerah dapat menjabat maksimal selama dua kali masa jabatan. Oleh karena itu, kepala daerah yang memegang posisi yang sama lebih dari satu kali masa jabatan akan semakin memahami aturanaturan terkait penyelenggaraan pemerintahan daerah termasuk aturan mengenai akuntansi dan pelaporan keuangan daerah. Dalam kondisi tersebut, seorang kepala daerah yang dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk kedua kalinya diharapkan lebih mampu untuk bekerja sama dengan auditor dan mendukung ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Cohen dan Levemtis (2012) yang menemukan bahwa pemilihan kembali kepala daerah (re-election) memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H 3c: Re-election kepala daerah berpengaruh terhadap audit delay

22 digilib.uns.ac.id 30 C. Kerangka Pemikiran Variabel Independen Variabel Dependen Karakteristik Auditor Latar belakang pendidikan Tenure Kecakapan profesional Karakteristik Audit Remarks Opini audit AUDIT DELAY Jadwal audit Karakteristik Pemerintah Daerah Tipe pemerintah daerah Entitas akuntansi Re-election Gambar 1. Kerangka Pemikiran

23 digilib.uns.ac.id 31 Gambar di atas menunjukkan kerangka pemikiran yang menggambarkan model penelitian dan hubungan antar variabel. Masingmasing variabel dari ketiga karakteristik berbeda tersebut diperkirakan memiliki pengaruh terhadap audit delay.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap audit delay. Hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap audit delay. Hubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Agency Theory Teori agensi merupakan teori yang paling tepat untuk mendasari penelitian pengaruh karakteristik pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan pada Organisasi Pemerintahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan pada Organisasi Pemerintahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Keagenan pada Organisasi Pemerintahan Agency theory menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Hubungan keagenan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori Dan Penurunan Hipotesis 1. Rerangka Teori a. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan sebuah teori yang menjelaskan hubungan perjanjian antara satu orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Indonesia (Manik, 2008). Agency theory berasal dari penggabungan teori ekonomi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Indonesia (Manik, 2008). Agency theory berasal dari penggabungan teori ekonomi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Agency Theory di Pemerintah Daerah Teori keagenan (agency theory) menjadi teori dasar dari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilakukan kepada masyarakat luas (Mardiasmo:

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilakukan kepada masyarakat luas (Mardiasmo: A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan negara. Sebagai sektor publik, pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Concept Statement No. 1 of the Governmental

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Concept Statement No. 1 of the Governmental BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan selama satu periode. Laporan keuangan yang telah dibuat akan diperiksa oleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini telah penulis rangkum dalam bagian ini. Teori dan informasi yang menjadi dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan eksternal untuk mengambil keputusan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Konsep utama teori ini menjelaskan tentang adanya hubungan antara pihak yang memberi wewenang atau yang sering disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Keagenan pada Pemerintah Daerah Teori agensi muncul ketika pemilik organisasi (Prinsipal) memberikan tugas kepada individu lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan Keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (internal perusahaan) dengan pihak diluar perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. 1. Ni Wayan Rustiarini dan Ni Wayan Sugiarti (2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. 1. Ni Wayan Rustiarini dan Ni Wayan Sugiarti (2013) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Berikut dapat diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. 1. Ni Wayan Rustiarini dan Ni

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Pada teori ini dijelaskan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan eksternal dalam pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode

BAB I PENDAHULUAN. seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ajaran dan aturan. Terori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ajaran dan aturan. Terori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Kepatuhan Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, ketaatan, tunduk,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa LKPD Tahun 2011 dan 2012 yang telah diaudit oleh BPK, data bezzeting auditor BPK,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menjadi salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menjadi salah satu faktor pendorong tingginya tingkat persaingan dalam berbagai bidang. Persaingan menuntut perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi baru akan bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang ketat saat ini membuat semakin banyak perusahaan yang memerlukan dana untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Dalam teori keagenan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha menjalankan bisnisnya dengan sebaik mungkin, dengan harapan bisnis tersebut dapat memiliki keberlangsungan hidup usaha dimasa mendatang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (agen yang mengatur manajemen sebuah usaha) dan principal (pemilik usaha). Pemilik usaha disebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara agen (pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal penelitian maupun sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah menyusun paket undang-undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah mengenai tata kelola keuangan negara. Pemerintah dituntut untuk menciptakan tata kelola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai kinerja auditor yang dapat dijadikan sebagai referensi peneliti dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur maupun menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, dan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut membuat permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Agensi Teori agensi adalah teori yang mendasari hubungan atau kontak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan, 2002). Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan perusahaan go public di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di

Lebih terperinci

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP sultra.antaranews.com Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara kembali meraih opini (i) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (ii)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang di laporkannya setiap tahun. Apabila posisi keuangan perusahaan tersebut terus stabil dan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Pengelolaan Keuangan Negara yang baik akan mensukseskan pembangunan dan mencapai tujuan

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR Perbedaan kepentingan (conflict of interest) Konsekuensi (consequence) Kompleksitas (complexity) Keterbatasan akses (remoteness) Menurut Sofyan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Agency Theory Agency theory adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik atau pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Seiring pesatnya perkembangan jumlah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam era perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan pesat, sehingga perlu melakukan peningkatan strategi investasi di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Agency theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antara pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Agency theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antara pihak yang 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Agency theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antara pihak yang mendelegasikan pengambilan keputusan tertentu (principal/pemilik)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya reformasi atas kehidupan bangsa oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Melalui otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan global. Bersamaan dengan kemampuan mereka menciptakan dan menawarkan seluruh rentang instrument

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh BAB I PENDAHULUAN 1.1! Latar Belakang Masalah Ketepatwaktuan (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh (2004)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. membuat pemerintah daerah dituntut membawa perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. membuat pemerintah daerah dituntut membawa perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang terjadi dalam bidang pengelolaan keuangan daerah membuat pemerintah daerah dituntut membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah, perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. merupakan sebuah kontrak antara satu orang atau lebih (principal) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. merupakan sebuah kontrak antara satu orang atau lebih (principal) yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi merupakan dasar yang digunakan perusahaan untuk memahami ketepatan waktu dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Auditor Switching Auditor switching adalah pergantian auditor yang dilakukan oleh suatu perusahaan, auditor switching dapat terjadi karena kewajiban dari peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan bagi politik dan sistem pemerintahan maupun

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan bagi politik dan sistem pemerintahan maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 1996 Indonesia telah mengalami krisis ekonomi dan puncak krisis ekonomi pada tahun 1997. Hal ini mendorong pendelegasian sebagian wewenang pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menyediakan

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA K E U A N G A N N E G A R A B A T A S A N A U D I T R U A N G L I N G K U P A U D I T P R O S E S A U D I T T E D I L A S T 0 8 / 1 7 Keuangan Negara UU no 17 th 2003

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan, menjelaskan hubungan antara agent (Manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan suatu media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Audit merupakan salah satu solusi masalah informasi asimetri antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Audit merupakan salah satu solusi masalah informasi asimetri antara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit merupakan salah satu solusi masalah informasi asimetri antara pemimpin dan para pemegang saham atau antara para pemimpin dan yang lain peserta yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benturan kepentingan yang seringkali terjadi antara pihak prinsipal (pemegang saham) dan pihak agen (manajemen) dapat menyebabkan adanya asimetri informasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak (Halim,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Putra & Sukirman (2014) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis mengenai opini auditor, laba atau rugi tahun berjalan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Behavioral Decision Theory Behavioral Decision Theory yang mengatakan bahwa seseorang mempunyai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang selama ini menganut sistem sentralistik berubah menjadi sistem desentralistik

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR PEMERIKSAAN (PSP) NOMOR : 0.0 TANGGAL : NOPEMBER 00 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITE STANDAR PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam bidang auditing, jasa yang diberikan oleh Akuntan Publik (AP) adalah melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapat (opini)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan aktivitas pada Bursa Efek Indonesia semakin meningkat yang ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat pesat, kebutuhan akan informasi yang lengkap, tepat waktu, dan berkualitas tentang suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Reviu Laporan Keuangan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementerian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang unik. Auditor dibayar oleh klien (perusahaan) tetapi bertanggung jawab pada publik khususnya pengguna laporan keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN www.economy.okezone.com Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, peningkatan transparansi dan akuntanbilitas pengelolaan negara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak pihak pemakai laporan. serta kesesuaiannya dengan prinsip prinsip akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak pihak pemakai laporan. serta kesesuaiannya dengan prinsip prinsip akuntansi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban dan penyampaian informasi suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak pihak yang membutuhkan, baik internal

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa LKPD tahun 2013 dan 2014, IHPS I dan II Tahun 2013 dan 2014, serta Evaluasi Waktu Penyelesaian LHP LKPD Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang memiliki fungsi untuk memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan seperti calon investor serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Jasa audit atas laporan keuangan atau lebih tepat disebut

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Jasa audit atas laporan keuangan atau lebih tepat disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya dunia usaha pada masa kini, menjadikan persaingan antar perusahaan semakin ketat, hal ini memicu semakin dibutuhkannya jasa audit atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi batas geografis bukan lagi hambatan dalam berbisnis, persaingan bisnis semakin ketat karena kompetitor bukan hanya perusahaan dalam negeri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory) bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory) bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara yang diatur dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara yang diatur dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit pada sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri bergerak dengan cepat dan bervariasi yang membuat persaingan antar pengusaha semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. RERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESA 1. Rerangka Teori a) Teori Agensi (Agency Theori) Agency Theory ini menerangkan hubungan antara agen dengan principal. Principal pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tipe Opini Auditor Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Hubungan keagenan adalah suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta pihak lainnya (agent)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Menurut

Lebih terperinci