BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan prinsipal (pemegang saham). Menurut Jensen dan Meckling
|
|
- Bambang Suryadi Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak agen (manajemen) dengan prinsipal (pemegang saham). Menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan manajer dan pemilik dalam kerangka hubungan keagenan. Dalam hal ini pihak prinsipal sebagai pemilik akan memberikan informasi kepada pihak agen sebagai manajer untuk melakukan pengolahan informasi. Hasil pengolahan informasi dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi pihak prinsipal. Dalam hubungan prinsipal dan agen tidak selalu terjadi kesesuaian informasi diantara kedua pihak tersebut. Ketidaksesuaian informasi ini disebut asymmetric information antara pihak agen dengan prinsipal. Asymmetric information yaitu distribusi informasi antara pihak agen dengan prinsipal tidak seimbang. Oleh karena itu pihak ketiga dibutuhkan dalam memeriksa tanggung jawab yang telah dilakukan manajemen Pihak ketiga yang independen yang dimaksud adalah auditor eksternal. Dengan adanya auditor eksternal yang independen maka pihak prinsipal tidak akan disalahgunakan kepercayaannya. Prinsipal juga dapat memiliki keyakinan yang lebih besar kepada agen dan dapat mengetahui sebaik apa kondisi perusahaan dibawah pengambilan keputusan agen. Manajemen adalah pihak yang menunjuk seorang auditor sehingga terjadi pengalihan tanggung jawab untuk melakukan audit
2 atas laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen, dan berguna bagi pemegang saham. Dibutuhkan hubungan kerja yang erat dengan manajemen perusahaan sebagai pihak klien dalam melakukan proses audit. Hubungan perikatan audit dengan manajemen perusahaan (klien) disebut dengan audit tenure. Jika jangka waktu perikatan audit semakin panjang maka menimbulkan ketergantungan yang menyebabkan auditor mulai kehilangan independensinya. Oleh karena itu auditor harus menyadari bahwa ancaman terhadap independensi dan objektivitas membutuhkan pengamanan yang sesuai. Reputasi adalah faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan dan independensi auditor. Auditor memiliki insentif mempertahankan independensi untuk melindungi reputasi mereka, dengan demikian membantu mereka untuk memberikan kualitas audit yang baik. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengimplementasian teori agensi adalah audit delay. Audit delay dalam penelitian ini merupakan variabel dependen yang mempunyai definisi jangka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan. Audit delay mempunyai hubungan erat dengan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan, karena manfaat laporan keuangan menjadi berkurang apabila tidak disampaikan secara tepat waktu. Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara informasi yang ingin disajikan dengan pelaporan, apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu mengakibatkan nilai dari informasi menjadi berkurang. Berkurangnya nilai informasi yang disampaikan kepada prinsipal menimbulkan asimetris informasi. Asimetris informasi merupakan salah satu elemen teori keagenan, dalam hal ini pihak agen lebih banyak mengetahui
3 informasi internal perusahaan secara detail dibandingkan pihak prinsipal yang hanya mengetahui informasi perusahaan secara eksternal melalui hasil kinerja yang dibuat oleh manajemen. Oleh karena itu, hal ini memerlukan ketepatan waktu mengurangi adanya asimetris infomasi antara pihak agen atau manajemen dengan pihak prinsipal atau pemegang saham, sehingga laporan keuangan dapat disampaikan secara transparan kepada prinsipal Stakeholder Theory Perusahaan dapat dipandang dari dua teori, yaitu Shareholder Theory dan Stakeholder Theory. Arifin (2005) dalam Karang (2015) menyebutkan, Shareholder Theory atau Teori Pemegang Saham menyatakan bahwa perusahaan didirikan dan dijalankan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham sebagai akibat dari investasi yang dilakukannya. Stakeholder Theory diperkenalkan oleh Freeman (1984) dalam Karang (2015), menyatakan bahwa perusahaan adalah organ yang berhubungan dengan pihak lain yang berkepentingan, baik yang ada di dalam maupun di luar perusahaan. Definisi stakeholder ini termasuk karyawan, pelanggan, kreditur, supplier, dan masyarakat sekitar di mana perusahaan tersebut beroperasi. Penelitian ini lebih mengacu kepada Stakeholder Theory, yang jika diteliti lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa tidak hanya perusahaan yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, namun juga kepada karyawan, masyarakat sekitar, pemerintah dan pihak-pihak lain. Salah satu bentuk pertanggungjawaban tersebut dapat berupa laporan keuangan, yang dalam prakteknya memerlukan pihak ketiga
4 guna menjamin akuntabilitas penyampaiannya. Pihak ketiga ini diwakili oleh auditor independen yang menjamin agar akuntabilitas, responsibilitas, fairness (kewajaran) dan transparansi laporan keuangan terpenuhi. Auditor tersebut akan mengaudit laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan. Dalam pengauditan ini, penyelesaian proses yang tepat waktu merupakan salah satu cara untuk mengurangi timbulnya asimetri informasi. Stakeholder Theory dinyatakan bahwa kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan dipertanggungjawabkan tidak hanya untuk pemegang saham tapi juga stakeholders lain (Rustiarini, 2012). Oleh karena itu, ketepatwaktuan dalam penyampaian laporan keuangan mutlak diperlukan untuk menjamin terciptanya proses pelaporan keuangan yang wajar dan sebagai bentuk pertanggungjawaban agen atas pengelolaan perusahaan kepada pemegang saham dan pihak lain yang berkepentingan Audit Delay Secara sederhana audit delay dapat didefinisikan sebagai rentang waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit delay diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Kewajiban penyampaian laporan keuangan emiten diatur oleh Peraturan Bapepam No. Kep-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik. Laporan keuangan tahunan wajib disertai laporan akuntan dalam rangka audit dan disampaikan kepada
5 Bapepam paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dapat berguna sebagai penyedia informasi para pemakainya. Di samping itu laporan keuangan juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan perlu diterbitkan tepat waktu agar keputusan ekonomi dapat dibuat dengan cepat dan tepat. Keterlambatan publikasi laporan keuangan memberikan dampak terhadap harga saham yang tidak pasti dan investor menjadi lebih sulit dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian salah satu faktor untuk menghindari adanya lamanya audit delay, adalah menyediakan informasi yang handal dan relevan bagi stakeholder. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan bahwa informasi mungkin relevan tetapi jika tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Hal ini semakin didukung oleh penelitian Bambers et al. (1993) bahwa semakin panjang dalam publikasi laporan keuangan maka akan mengurangi relevansi dan keandalan dari informasi yang ada pada laporan keuangan. Oleh karena itu secara langsung akan mempengaruhi pengambilan keputusan investor yang semakin lebih sulit. Hal ini dapat disimpulkan informasi andal dan relavan saling berkesinambungan, sehingga dalam mencapai informasi yang relevan dan andal maka pentingnya fokus pada penyampaian publikasi laporan keuangan secara tepat waktu Audit Tenure Audit tenure adalah jangka waktu sebuah kantor akuntan publik melakukan perikatan terhadap kliennya dalam memberikan jasa audit laporan keuangan.
6 Definisi lain audit tenure menurut Geiger dan Rughunandan (2002) adalah lamanya hubungan auditor dan klien yang diukur dengan jumlah tahun. Seorang auditor yang memiliki penugasan cukup lama dengan perusahaan klien akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis sehingga memungkinkan auditor untuk merancang program audit yang efektif dan laporan keuangan audit yang berkualitas tinggi. Regulasi yang mengatur audit tenure berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 yakni mengenai pembatasan masa pemberian jasa oleh Akuntan Publik dan KAP. Hal ini sesuai dengan yang tertera pada pasal 3 ayat 1 yang menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan suatu entitas oleh KAP tertentu adalah selama 6 (enam) tahun buku berturut-turut, serta 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh seorang Akuntan Publik. Penelitian khusus mengenai pengaruh audit tenure terhadap jangka waktu penyelesaian audit atau audit delay, sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti namun jumlahnya tidak banyak mengenai topik ini. Berdasarkan referensi yang peneliti peroleh penelitian Ashton et al. (1987), merupakan peneliti perintis mengenai pengaruh audit tenure terhadap audit delay. Dalam penelitian Lee et al. (2009) kemudian menguji kembali penelitian Ashton et al. (1987), mengenai pengaruh audit tenure terhadap audit delay, pada perusahaan yang menjadi klien KAP di Amerika Serikat dengan menambahkan lingkup penelitian yang lebih luas, dari tahun 2000 hingga Dalam penelitian tersebut menemukan bahwa audit tenure yang panjang terkait dengan efisiensi audit yang lebih tinggi, menghasilkan audit delay yang lebih pendek. Dalam penelitian Wiguna (2012), meneliti kembali pengaruh audit tenure terhadap audit delay dengan variabel moderasi spesialisasi
7 industri auditor pada bank umum konvensional di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tenure KAP memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay. Sama halnya dalam penelitian Dewi (2014) yang meneliti pengaruh audit tenure terhadap audit report lag yang dimoderasi dengan variabel spesialisasi auditor industri pada perusahaan manufaktur menunjukan bahwa audit tenure memberikan audit report lag lebih pendek dibandingkan auditor non-spesialis. Berbeda dengan penelitian Permata (2013) menemukan bahwa audit tenure berpengaruh negatif pada penyampaian informasi laporan keuangan. Semakin lama masa penugasan antara KAP dengan perusahaan klien yang memberikan penugasan, maka memungkinkan auditor untuk mengenali industri klien sehingga akan memperpendek masa penyelesaian audit dan dapat menyelesaikan laporan keuangan auditan secara tepat waktu Pergantian Auditor (Auditor Switching) Auditor switching merupakan perilaku yang dilakukan oleh perusahaan untuk berpindah auditor baik disebabkan oleh aturan yang ada maupun secara sukarela. Pergantian auditor secara wajib atau dengan secara sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu independensi auditor. Auditor switching yang bersifat wajib (mandatory) perhatian utamanya beralih kepada auditor (Febrianto, 2009 dalam Andra, 2012). Aturan mengenai auditor switching secara mandatory telah ditetapkan oleh banyak Negara. Hal tersebut dipelopori oleh regulator pemerintahan Amerika yang membuat The Sarbanas Oxley Act (SOX) yang memuat aturan mengenai wajibnya perusahaan melakukan auditor switching. Jika auditor switching terjadi karena sukarela (voluntary), maka
8 perhatian utama adalah pada sisi klien. Ketika klien mengganti auditornya pada saat tidak ada aturan yang mengharuskannya (secara voluntary), yang terjadi adalah salah satu dari dua hal yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Karena alasan pengunduran diri auditor atau pemecatan auditor, fokus yang menjadi masalah adalah pada pihak klien yang mana menyebabkan voluntary audit switching. Jika alasan switching tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi klien akan pindah ke auditor yang sepakat dengan klien (Febrianto, 2009 dalam Latifah, 2013). Pergantian auditor juga didukung oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang Jasa Akuntan Publik di Indonesia. Peraturan tersebut merupakan perubahan jasa atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Kemudian peraturan tersebut diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik yaitu tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana maksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Dikeluarkannya peraturan-peraturan diatas, maka timbul perilaku perusahaan untuk melakukan audit switching. Jika pergantian audit berfokus pada auditor maka perusahaan akan melakukan auditor switching sesuai dengan masa perikatan audit
9 (audit tenure) yang telah diatur oleh Keputusan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Tetapi jika pergantian audit berfokus pada klien, maka perusahaan akan melakukan auditor switching berdasarkan kondisi-kondisi perusahaan klien Financial Distress Berbagai pihak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk melakukan aktifitas investasi dan pendanaan, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pelaporan keuangan merupakan suatu mekanisme penyampaian informasi mengenai sumberdaya yang dimiliki perusahaan, yang meliputi pengukuran secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja operasional manajemen. Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak luar. Pihak-pihak eksternal perusahaan biasanya bereaksi terhadap sinyal distress seperti penundaan pengiriman barang, masalah kualitas produk, tagihan dari bank dan lain sebagainya yang menyebabkan perubahan terhadap biaya operasi sehingga perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya. Baldwin dan Scoot (1983), menyatakan bahwa suatu perusahaan mengalami financial distress apabila perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Financial distress merupakan suatu kondisi di mana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau sedang krisis. Dengan kata lain financial distress merupakan suatu kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Gamayuni (2011) menyatakan financial
10 distress adalah kesulitan keuangan atau likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan. Ada beberapa definisi mengenai kesulitan keuangan menurut Gamayuni : 1) Economic Failure, yaitu kegagalan ekonomi yang berarti bahwa pendapatan perusahaan tidak dapat menutup biayanya sendiri. Ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal. 2) Bussines Failure, didefenisikan sebagai usaha yang menghentikan operasinya dengan akibat kerugian bagi kreditur, dan kemudian dikatakan gagal meskipun tidak melalui kebangkrutan secara normal. 3) Technical insolvency, sebuah perusahaan dapat dinilai mengalami kesulitan keuangan apabila tidak memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. Technical insolvency ini menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara di mana pada suatu waktu perusahaan dapat mengumpulkan uang untuk memenuhi kewajibannya dan tetap beroperasi. 4) Insolvency in bankcrupy, sebuah perusahaan dapat dikatakan mengalami kesulitan keuangan bilamana nilai buku dari total kewajiban melebihi nilai pasar dari asset perusahaan. 5) Legal Bankcrupy, sebuah perusahaan dikatakan sebagai bangkrut secara hukum, kecuali diajukan tuntutan secara resmi dengan undang-undang. Fenomena mengenai financial distress dan bagaimana cara memprediksinya mulai intensif dijadikan sebagai obyek penelitian. Area terkait yang sering digunakan dalam penelitian adalah penggunaan informasi laporan keuangan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya kondisi financial distress pada suatu
11 perusahaan. Platt dan Platt (2002) menyatakan kegunaan informasi jika suatu perusahaan mengalami financial distress adalah: 1) Dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum terjadinya kebangkrutan. 2) Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau takeover agar perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola perusahaan dengan lebih baik. 3) Memberikan tanda peringatan dini atau awal adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Aruningrum dan Wirakusuma (2013) yang meneliti pengaruh profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi, reputasi kap dan komite audit pada audit delay menunjukkan hasil bahwa leverage berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan profitabilitas, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi KAP, dan komite audit tidak memengaruhi audit delay. Secara simultan ukuran perusahaan (variabel kontrol), profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi KAP dan komite audit berpengaruh terhadap audit delay. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 194 perusahaan industrial manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode dan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda Penelitian yang telah dilakukan oleh Latifah (2013) adalah mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi voluntary audit switching. Dengan menggunakan teknik
12 analisis regresi logisik penelitian ini menghasilkan ukuran KAP dan opini audit berpengaruh signifikan terhadap voluntary audit switching, sedangkan ukuran klien, pertumbuhan perusahaan, dan financial distress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap voluntary auditor switching. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Kartika (2011) dengan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menunjukkan hasil penelitian total aset dan solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan operasi kerugian dan keuntungan, profitabilitas, opini auditor dan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan sampel 256 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun Penelitian dari Permata (2013) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit lag meggunakan teknik analisis regresi linier berganda dan sampel sebanyak 56 perusahaan yang terdaftar di Bura Efek Indonesia periode , menunjukkan hasil penelitian bahwa ukuran KAP dan perusahaan multinasional berpengaruh negatif terhadap audit lag tetapi penelitian ini belum dapat menemukan pengaruh negatif antara KAP tenure, partner tenure, profitabilitas dan solvabilitas terhadap audit lag. Penelitian yang dilakukan Prameswari (2012) mengenai analisis faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya audit delay pada perusahaan consumer goods industry di Bursa Efek Indonesia (periode tahun ) menggunakan sampel
13 sebanyak 93 perusahaan dengan teknik analisis regresi berganda menunjukkan hasil variabel profitabilitas, opini audit dan lamanya perusahaan menjadi klien KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay. Variabel solvbilitas, perusahaan holding memiliki pengaruh terhadap audit delay. Rustiarini dan Mita (2013) telah melakukan penelitian mengenai pengaruh karakteristik auditor, opini audit, audit tenure, dan pergantian auditor pada audit delay. Menggunakan sampel sebanyak 72 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode , penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dan menunjukkan hasil variabel spesialisasi auditor berpengaruh negatif pada audit delay, sedangkan pergantian auditor berpengaruh positif pada audit delay. Variabel reputasi auditor, opini audit dan lamanya waktu penugasan tidak memiliki pengaruh pada audit delay. Penelitian yang dilakukan Primadita (2012) mengenai pengaruh tenure dan auditor spesialisasi terhadap informasi asimetri, menggunakan sampel sebanyak 274 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Hasil penelitian menunjukkan terdapat adanya u-shaped atau hubungan kuadratik pada tenure audit terhadap informasi asimetri dan pada variabel auditor spesialis terbukti dapat menurunkan tingkat informasi asimetri. Tambunan (2014) dengan penelitian mengenai pengaruh opini audit, pergantian auditor dan ukuran kantor akuntan publik terhadap audit report lag, menggunakan sampel sebanyak 89 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini audit dan pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Ukuran
14 Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan negatif terhadap audit report lag. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Widyantari dan Wirakusuma (2012) melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi audit delay, menggunakan sampel 39 perusahaan manufaktur BEI periode Dengan teknik analisis regresi berganda menunjukkan hasil variabel ukuran kantor akuntan publik saja yang berpengaruh dan signifikan terhadap audit delay. Ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, dan opini auditor tidak berpengaruh dan signifikan terhadap audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Wiguna (2012) adalah mengenai pengaruh tenure audit terhadap audit report lag dengan spesialisasi industri auditor sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 49 bank umum konvensional di Indonesia tahun Uji regresi model data panel menunjukkan hasil tenure KAP memiliki hubungan positif signifikan terhadap audit report lag. Pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap hubungan tenure KAP dengan audit report lag belum konsisten antara hasil pengujian utama dan pengujian tambahan. Julien (2013) dengan penelitian mengenai pengaruh tingkat profitabilitas, financial distress, dan pelaporan rugi bersih klien terhadap audit report lag perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda dan jumlah sampel sebanyak 100 perusahaan manufaktur periode , hasil penelitian menunjukkan tingkat
15 profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Financial distress dan pelaporan rugi bersih tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Penelitian yang dilakukan oleh Karang (2015) adalah mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal pada audit delay. Penelitian ini menggunakan 115 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode dengan alat analisis regresi berganda, menghasilkan ukuran perusahaan dan solvabilitas berpengaruh positif pada audit delay, sedangkan profitabilitas, kualitas auditor dan opini auditor berpengaruh negatif pada audit delay. Lase dan Sutaryo (2014) dengan penelitian mengenai pengaruh karakteristik auditor terhadap audit delay, menggunakan teknik analisis regresi dengan uji univariat dan multivariate. Sampel penelitian sebanyak 127 pemerintah daerah yang diperoleh dari BPK-RI dan dari situs Direktorat Jendral Otonomi Daerah, Kementrian Dalam Negeri RI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecakapan professional auditor dan latar belakang pendidikan auditor mempengaruhi audit delay laporan keuangan pemerintah daerah. Variabel audit tenure tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay laporan keuangan pemerintah daerah. Interaksi antara kecakapan professional auditor dan penugasan berulang auditor dan interaksi antara kecakapan professional auditor dengan latar belakang pendidikan auditor mempengaruhi audit delay. Penelitian yang telah dilakukan oleh Arasy (2014) mengenai analisis current ratio, debt to asset ratio, return on asset, inventory turn over, dan sales growth untuk memprediksi financial distress,s menggunakan sampel sebanyak 56 perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI periode Hasil
16 penelitian dengan menggunakan teknik analisis regresi logistik menunjukkan rasio likuiditas dan pertumbuhan mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan. Profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kondisi financial distress, sedangkan rasio solvabilitas atau leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan. Rasio solvabilitas atau leverage berpengaruh dominan terhadap kondisi financial distress. Berdasarkan uraian diatas mengenai penelitian sebelumnya, tabel ringkasan hasil penelitian sebelumnya dilampirkan pada Lampiran Hipotesis Penelitian Pengaruh Audit Tenure Pada Audit Delay Auditor yang memiliki penugasan cukup lama dengan klien perusahaan tertentu akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis yang lebih baik sehingga memungkinkan auditor untuk merancang program audit yang lebih efektif dan laporan audit yang berkualitas tinggi. Meskipun demikian, pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengatur tentang pembatasan lamanya penugasan auditor dengan perusahaan kliennya. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari perusahaan publik oleh KAP paling lama enam tahun berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun buku berturut-turut. Pembatasan lamanya masa penugasan audit dipandang sangat penting untuk pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan untuk tetap menjaga independensi auditor dalam melaksanakan tugasnya.
17 Penelitian Primadita (2012) menyatakan bahwa jangka waktu audit berpengaruh terhadap informasi asimetri. Informasi asimetri yang bisa menyebabkan masalah keagenan bisa diatasi dengan mencegah terjadinya audit delay. Penelitian Permata (2013) menemukan bahwa audit tenure berpengaruh negatif pada penyampaian informasi laporan keuangan. Lain halnya dalam penelitian Wiguna (2012), menunjukkan bahwa tenure KAP memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Rustiarini dan Mita (2013) menunjukkan tidak adanya pengaruh lamanya waktu penugasan (audit tenure) terhadap audit delay. Berbeda dalam penelitian Dewi (2014) yang meneliti pengaruh audit tenure terhadap audit report lag yang dimoderasi dengan variabel spesialisasi auditor industry pada perusahaan manufaktur menunjukan bahwa audit tenure memberikan audit report lag lebih pendek dibandingkan auditor non-spesialis. Semakin lama masa penugasan antara KAP dengan perusahaan klien yang memberikan penugasan, maka memungkinkan auditor untuk mengenali industri klien sehingga akan memperpendek masa penyelesaian audit dan dapat menyelesaikan laporan keuangan auditan secara tepat waktu. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Audit tenure berpengaruh negatif pada Audit delay Pengaruh Pergantian Auditor Pada Audit Delay Salah satu negara yang mewajibkan dilakukannya pergantian auditor dengan batas waktu yang ditentukan adalah Indonesia, pemerintah telah mengatur
18 kewajiban rotasi auditor melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum enam tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan tiga tahun berturut-turut oleh seorang akuntan publik oleh satu klien yang sama. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang sama. Perusahaan diharapkan bisa memilih auditor pengganti yang berkompeten dibidangnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan masing-masing sehingga proses penyelesaian audit atas laporan keuangan bisa dilaksanakan tepat waktu (Giri, 2010). Pergantian auditor mendapat perhatian yang serius bagi perusahaan saat ini karena perusahaan mengalami kekhawatiran pada auditor baru yang melakukan pemeriksaan terhadap sistem pembukuan dan menilai rendah standar mutu pembukuan perusahaan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan pergantian auditor seperti berakhirnya kontrak kerja tanpa adanya perpanjangan penugasan baru, konflik kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan yang memicu pergantian manajemen dan pergantian auditor, ataupun penggantian auditor dilakukan agar bisa bekerjasama dan mendapatkan opini sesuai dengan keinginan manajemen untuk dipertanggungjawabkan dalam RUPS (Srimindarti, 2006). Pergantian auditor secara wajib dan sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak yang menjadi fokus perhatiannya. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien, sebaliknya jika pergantian auditor secara wajib, maka perhatian utama beralih kepada auditor (Febrianto, 2009 dalam Andra 2012). Apabila perusahaan mengalami pergantian auditor, tentunya auditor
19 baru membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali karakteristik usaha klien dan sistem yang ada di dalamnya sehingga hal ini menyita waktu auditor dalam melaksanakan proses auditnya. Hasil penelitian Ettredge et.al (2005), membuktikan bahwa adanya pergantian auditor dapat memperpanjang audit delay. Berbeda dalam penelitian Putra (2014) menyatakan bahwa variabel auditor switching tidak berpengaruh pada audit delay. Rustiarini dan Mita (2013) membuktikan bahwa pergantian auditor berpengaruh secara positif pada audit delay. Sedangkan hasil penelitian Tambunan (2014) menyatakan pergantian auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Pergantian auditor berpengaruh positif pada Audit delay Pengaruh Financial Distress Pada Audit delay Kesulitan keuangan (financial distress) merupakan salah satu berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata publik. Perusahaan dengan tingkat rasio gearing yang tinggi menggambarkan risiko keuangan yang tinggi. Pihak manajemen membutuhkan waktu untuk menghapus berita buruk ini dari laporan keuangan. Schwartz dan Soo (1996) dalam Kadir (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) cenderung menyampaikan laporan keuangannya tidak tepat waktu dibandingkan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Kondisi financial distress yang terjadi pada perusahaan dapat meningkatkan risiko audit pada auditor
20 independen khususnya risiko pengendalian dan risiko deteksi. Dengan meningkatnya risiko itu maka auditor harus melakukan pemeriksaan risiko (risk assessment) sebelum menjalankan proses audit, tepatnya pada fase perencanaan audit (audit planning). Sehingga hal ini dapat mengakibatkan lamanya proses audit dan berdampak pada bertambahnya audit delay. Aziz dan Dar (2006) dalam Julien (2013) mengungkapkan ciri-ciri perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yaitu terdapat perubahan signifikan dalam komposisi aset dan kewajiban dalam neraca, arus kas negatif, nilai perbandingan yang tinggi antara hutang dengan asset. Penelitian oleh Na im (1999) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menunjukkan hasil penelitian bahwa financial distress tidak secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Julien (2013) juga menunjukkan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3: Financial Distress berpengaruh positif pada Audit delay.
BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan aktivitas pada Bursa Efek Indonesia semakin meningkat yang ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go public
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditnya setelah pembukuan ditutup. Kewajiban penyampaian laporan keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Report Lag Audit report lag adalah waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan auditnya setelah pembukuan ditutup. Kewajiban penyampaian
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor.
Judul : Spesialisasi Auditor sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag Nama : Ni Putu Julita Diastiningsih NIM : 1306305012 Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Putra & Sukirman (2014) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis mengenai opini auditor, laba atau rugi tahun berjalan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Astuti dan Ramantha (2014) Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh audit fee, opini going concern, financial distress,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan suatu media komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan berisi mengenai informasi keuangan suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu, yang menampilkan hasil kinerja dari perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka
Lebih terperincikeberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur maupun menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan suatu perusahaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan dasar pertanggung jawaban kinerja pihak manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik kepada pemegang saham, investor,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah alat utama untuk menginformasikan keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Agensi Teori agensi dibahas dalam pembelajaran pada bidang akuntansi, bidang ekonomi, bidang manajemen, bidang keuangan, bidang pemasaran, serta bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan, semakin besar pula kebutuhannya akan hubungan bisnis dengan pihak luar, baik hubungan itu berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pihak manajemen perusahan berkewajiban untun menyusun, menyajikan dan melaporkan laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus transaksi pasar modal kian meningkat karena bertambahnya jumlah investor yang menanamkan modalnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Hubungan keagenan adalah suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta pihak lainnya (agent)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan di suatu perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui tingkat profitabilitas, tingkat risiko, dan tingkat kesehatan yang ada (Hanafi dan Halim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia memperlihatkan hal-hal yang baik setahun belakangan dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu menjembatani permasalahan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu alat tanggung jawab dari aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, manajemen wajib memberikan informasi mengenai posisi perusahaannya terhadap pihak prinsipal (pemegang saham) melalui laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan operasi bisnis dan pertumbuhan investasi yang sangat pesat saat ini dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, sehingga investor memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan suatu mekanisme penyampaian informasi mengenai sumberdaya yang dimiliki perusahaan, yang meliputi pengukuran secara ekonomis serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan proses akhir dari suatu proses akuntansi yang dapat berfungsi sebagai media dalam memberikan informasi bagi investor,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR......
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi para pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam laporan keuangan memuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan diikuti dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan, sehingga nantinya perusahaan dapat bertumbuh dengan baik. Salah satu indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari menjadi semakin ketat dan sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor dan kreditor untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang
BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Agency Theory Agency theory adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik atau pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang digunakan sebagai informasi oleh investor, calon investor, manajemen, kreditor, regulator,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam KDPPLK (2015), tujuan dari laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam KDPPLK (2012), tujuan dari laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang telah go public diharuskan untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri berisi informasi keuangan dari perusahaan tersebut, seperti kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk pertanggungjawaban dan penyampaian informasi mengenai kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usahanya dan tidak jarang perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan tidak jarang perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika tidak mampu mempertahankan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal Penelitian tentang tentang analisis faktor faktor yang mempengaruhi audit timeliness pada perusahaan property and real estate yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntansi adalah aktivitas jasa yang memberikan informasi kuantitatif bersifat keuangan dalam kesatuan ekonomi yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki dan kinerja kepada berbagai pihak yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. prinsipal (pemilik perusahaan/pemegang saham). Menurut Jansen dan Meckling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Agency Theory Agency Theory menjelaskan hubungan yang terjadi antara pihak agen (pihak manajemen, professional atau CEO
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. 1. Ni Wayan Rustiarini dan Ni Wayan Sugiarti (2013)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Berikut dapat diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. 1. Ni Wayan Rustiarini dan Ni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan serta merupakan gambaran bentuk kinerja manajemen dalam mengelola sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen (dalam teori. keagenan disebut agen) dan pemegang saham (dalam teori keagenan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu media yang berisi informasi mengenai posisi dan kegiatan operasional perusahaan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pihak manajemen berkepentingan untuk menyajikan laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit
Lebih terperinciPENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan Keuangan merupakan salah satu instrumen paling penting yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan publik pada umumnya.semakin banyak perusahaan publik semakin banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini good corporate governance (GCG) telah menjadi salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan serta kinerja perusahaan. Informasi ini digunakan untuk keperluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan instrumen yang sangat penting karena menyediakan informasi mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan, meliputi posisi keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini dunia usaha semakin berkembang pesat hal ini ditandai dengan perusahaan baru yang mulai banyak bermunculan sehingga memperketat persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan tersebut. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan dapat diartikan sebagai kinerja keuangan suatu perusahaan, selain itu juga dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Laporan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak agen (manajemen) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media yang memiliki informasi penting mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek perusahaan dimasa sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHUULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 merupakan realisasi pasar bebas. di kawasan Asia Tenggara. Tujuan dibentuknya MEA adalah untuk
BAB I PENDAHUULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 merupakan realisasi pasar bebas di kawasan Asia Tenggara. Tujuan dibentuknya MEA adalah untuk meningkatkan stabilitas perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah pasar modal. Diera globalisasi ini, perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya persaingan baik dari kompetitor maupun new entry, menuntut perusahaan untuk terus berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pihak manajemen suatu perusahaan berkepentingan untuk menyajikan laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini berpotensi dipengaruhi kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan publik, semakin banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan saja, namun juga memiliki pengaruh ke pihak-pihak lain, seperti kreditur, investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Auditor Switching Auditor switching adalah pergantian auditor yang dilakukan oleh suatu perusahaan, auditor switching dapat terjadi karena kewajiban dari peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak sebagai sarana pengambilan keputusan baik untuk pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini, kegiatan di Bursa Efek Indonesia semakin berkembang pesat. Seluruh perusahaan yang bergabung diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Bapepam). Namun semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik ini juga. menimbulkan sebuah pilihan yang dilematis, karena Kantor Akuntan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perusahaan terbuka atau yang sering disebut dengan istilah perusahaan go public semakin banyak. Akibatnya berpengaruh terhadap berkembangnya profesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditor dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai sikap independensi. Sikap independen bermakna bahwa auditor tidak mudah dipengaruhi, sehingga auditor akan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 ini, persaingan dunia usaha akan semakin ketat karena arus perdagangan barang dan jasa semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan merupakan aspek penting untuk menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Di Indonesa terdapat peraturan yang mengatur tentang penyampaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan potret implementasi pertanggungjawaban perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Perkembangan perusahaan go
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi keuangan suatu entitas serta membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi dan menjadi media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap emiten wajib menyampaikan laporan keuangan berkala kepada badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan keuangan, baik untuk kepentingan intern maupun ekstern. Laporan keuangan adalah laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public yang begitu pesat membuat makin tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media terpenting sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara internal perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan. Laporan keuangan juga digunakan sebagai wahana dalam mempublikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dukung oleh informasi akuntansi dan nonakuntansi, (Nasirwan, 2012). Studi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia diwajibkan oleh Bapepam dan BEI untuk mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat waktu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya jumlah perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal di era globalisasi seperti sekarang ini memberikan dampak terhadap permintaan atas audit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan, khususnya oleh beberapa pihak seperti kreditor, investor,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi instrumen yang sangat penting karena menyediakan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja dari suatu perusahaan. Informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan publik, semakin banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu penyajian laporan audit adalah salah satu kriteria profesionalisme dari auditor. Permintaan akan audit laporan keuangan semakin meningkat disaat
Lebih terperinci