BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Yohanes Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Aren (Arengga Pinnata) Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatera dan Semenanjung Malaya); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain. Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpal atau zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnya zuckerpalm. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm. Pohon enau menghasilkan banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna, terutama sebagai penghasil gula. Gambar 2.1. Pohon Nira Fisiologi Aren (Arenga pinnata) Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut
2 berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk adalah sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang. Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hinngga 1,5 m. anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, bewarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya. Berumah satu, bunga-bunga jantan tepisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk bula Peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga, dan berbiji, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal Penyadapan Nira Nira diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning/ tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan batang bambu untuk menampung cairan yang menetes. Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer), berwarnah jernih agak keruh. Nira ini tidak bertahan lama, maka batang bambu yang berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore Kandungan Nira Aren Nira dalam keadaan segar tidak berwarna, tidak berbau, harum dan manis. Menurut Milsum dan Danner bahwa komposisi nira aren dalam 100 ml dengan berat jenis pada 84 o C adalah sebagai berikut :
3 Sukrosa 7,10 gram Gula Invert 0,15 gram Bukan Gula 0,29 gram Nitrogen 0,005 gram Abu 0,021 gram Berikut tabel pebandingan sifat kimia dan produksi nira aren, nira kelapa dan nira lontar. Tabel 2.1. Perbandingan Sifat Kimia Dan Poduksi Nira Aren, Nira Kelapa dan Nira Lontar No. Sifat Kimia Nira Aren Nira Kelapa Nira Lontar 1 Total Padatan - 15,2-19,7-2 Sukrosa (%) 13,9-14, ,85-3 Kadar Air ((%) - 88,40-4 Karbohidrat (%) 11,28 14,35 13,20 5 Protein (%) (2) 0,2 0,1 0,3 6 Lemak (%) (2) 0,02 0,17 0,04 7 Abu (%) (2) 0,04 0,66 0,24 8 Asam askorbat - 16,0-30,0 - (gr/100ml 9 Produksi Nira (Ltr/Phn/Hari) 8,0-30,0 0,6-1,2 (1) 2=3,5 (2) 1,95-4,54 ( Wikipedia.org) 2.2. Delima Delima / pome (punica granacum) adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh hingga 5-8 m. Delima berasal dari timur tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai dibawah m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanaman gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat atau karena buahnya yang dapat dimakan.
4 Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah dan delima ungu. Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau cangkok. Dalam biji delima terdapat banyak terkandung senyawa polifenol. Manfaat delima bisa diperoleh dengan berbagai cara seperti dalam bentuk sari buah atau bisa juga memakan bijinya, sirup pasta atau konsentrat delima. Secara tradisional buah delima biasa digunakan untuk membersihkan kulit dan mengurangi peradangan pada kulit. Jus buah delima juga dapat mengurangi derita radang tenggorokan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Clinical Nutrition, buah delima yang kaya akan antioksidan ini bisa mencegah oksidasi LDL atau kolesterol jahat pada tubuh. Selain itu khasiat buah delima bagi kesehatan antara lain dapat untuk penyakit seperti gangguan perut, gangguan jantung, kanker, perawatan gigi, rematik, kurang darah dan diabetes. Gambar 2.2. Buah dan Pohon delima Sari buah delima tinggi kandungan ion kalium (potasium), vitamin A, C dan E serta asam folic. Dari bagian biji yang dapat dimakan, kandungan kalium/100 gram (259 mg/gr), energi 63 kal, 30 mg vitamin C. komponen ini dianggap sangat penting bagi kesehatan jantung. Sari buah delima juga tinggi kandungan flavonoidnya, suatu jenis antioksidan kuat yang penting perannya untuk mencegah berkembangnya radikal bebas dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta mampu dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung, kanker kulit dan kanker prostat. Antioksidan yang terkandung didalamnya membantu mencegah penyumbatan pada pembuluh darah arteri oleh kolesterol. Bahkan kandungan
5 buah delima jumlahnya tiga kali lebih banyak daripada wine atau teh hijau.(http;// 2.3 Acetobacter Acetobacter adalah bakteri yang digunakan untuk membuat cuka. Dalam membuat cuka, gel seperti membran selalu ditemukan dalam permukaan larutan. Material ini berkembang menjadi selulosa. Selulosa ini berasal dari bakteri yang dinamakan selulosa bakteri. (Philip G.O. dan William P.A., 2000) Ciri-ciri Acetobacter adalah selnya berbentuk bulat panjang sampai batang lurus atau agak bengkok, ukurannya 0,6-0,8 x 1,0-3,0 µm, terdapat dalam bentuk tunggal berpasangan atau dalam bentuk rantai. Acetobacter merupakan aerobik sejati, membentuk kapsul, bersifat nonmotil dan tidak mempunyai spora, suhu optimumnya adalah 30 o C. (Pelczar, 1988) Spesies Acetobacter yang terkenal adalah Acetobace aceti ; Acetobacter orleanensis ; Acetobacter liquefasiensis dan Acetobacter xylinum. Meskipun ciriciri yang dimiliki hampir sama dengan spesies lainnya Acetobacter xylinum dapat dibedakan dengan yang lainnya karena sifatnya yang unik. Bila Acetobacter xylinum ditumbuhkan pada medium yang mengandung gula, bakteri ini dapat memecah komponen gula dan mampu membentuk polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler. (Daulay, 2003) Acetobacter merupakan bakteri aerob yang memerlukan respirasi dalam metabolisme. Acetobacter dapat mengoksidasi etanol menjadi asam asetat, dan juga dapat mengoksidasi asetat dan laktat menjadi CO 2 dan H 2 O. Berbagai spesies Acetobacte dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Bakteri inilah yang menyebabkan pengemasan jus buah-buahan dan minuman beralkohol (bir dan anggur). (Banwart,G.J, 1981)
6 Jenis-jenis Acetobacter Adapun jenis-jenis Acetobacter sebagai berikut : 1. Acetobacter Acetii, ditemukan Beijerinck pada tahun Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat, yang mengoksidasi alkohol sehingga menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa asam. 2. Acetobacter xylinum, bakteri ini digunakan dalam pembentukan nata de coco. Acetobacter xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengembang dipermukaan substrat. 3. Acetobacter suboxydans, bakteri ini dapat mengubah glukosa menjadi asam askorbat (vitamin C). (Robinson, S.R., 1976) 4. Acetobacter orleanensis, bacteri ini dapat mengubah etanol menjadi cuka. (Mckane, L. And Judy K., 1996) 5. Acetobacter indonesianensis, ditemukan pada tahun Bakteri ini merupakan bakteri asli indonesia. 6. Acetobacter cibinongensis, bakteri ini berasal dari daerah cibinong. 7. Acetobacter syzygii, ditemukan pada tahun Bakteri ini berasal dari buah sirsak. 8. Acetobacter tropicalis, ditemukan pada tahun 2001, bakteri ini berasal dari daerah tropis. 9. Acetobacter bagoriensis, bakteri ini berasal dari daerah tropis. Jenis Acetobacter nomor 5-9 adalah spesies baru yang merupakan bakteri asli indonesia yang ditemukan oleh Puspita Lisdayanti.( co.id) Acetobacter Xylinum Acetobacter Xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase petumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase
7 kematian. Adapun tahap-tahap pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum dalam kondisi normal dapat dilihat pada gambar Pertumbuhan Acetobacter xylinum d e f Bobot c g Bobot Sel Pembentukan nata nata a b waktu a. Fase Adaptasi Begitu dipindahkan ke media baru, bakteri Acetobacter Xylinum tidak langsung tumbuh dan berkembang tumbuh dan berkembang. Pada fase ini, bakteri akan terlebih dahulu menyesuaikan diri dengan substrat dan kondisi lingkungan barunya. Fase adaptasi bagi Acetobacter xylinum dicapai antara 0-24 jam atau ±1 hari sejak inokulasi. b. Fase Pertumbuhan Awal Pada fase ini, sel mulai membelah dengan kecepatan rendah. Fase ini menandai diawalinya fase pertumbuhan eksponensial. Fase ini dilalui dalam beberapa jam. c. Fase Pertumbuhan Eksponensial Fase ini disebut juga dengan fase pertumbuhan logaritma, yang ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Untuk bakteri Acetobacter xylinum, fase ini dicapai dalam waktu antara 1-5 hari tergantung pada kondisi lingkungan. Pada fase ini juga, bakteri mengeluarkan enzim ekstraseluler polimerasi sebanyakbanyaknya, untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa.
8 d. Fase Pertumbuhan di Perlambat Pada fase ini, terjadi pertumbuhan yang di perlambat karena ketersediaan nutrisi yang telah berkurang, terdapatnya metabolit yang bersifat toksik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, dan umur sel yang sudah tua. e. Fase Stasioner Pada fase ini, jumlah sel yang tumbuh relatif sama dengan jumlah sel yang mati. Penyebabnya adalah di dalam media terjadi kekurangan nutrisi, pengaruh metabolit toksik lebih besar, dan umur sel semakin tua. Namun pada fase ini, sel akan lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim jika dibandingkan dengan ketahanannya pada fase lain, matrik nata lebih banyak di produksi pada fase ini. f. Fase Menuju Kematian Pada fase ini, bakteri mulai mengalami kematian karena nutrisi telah habis dan sel kehilangan banyak energi cadangannya. g. Fase Kematian Pada fase ini, sel dengan cepat mengalami kematian, dan hampir merupakan kebalikan dari fase logaritmik. Sel mengalami lisis dan melepaskan komponen yang terdapat di dalamnya. (Nurwantoro, 1977) Bakteri Penghasil Nata Defenisi nata adalah suata zat yang menyerupai gel, tidak larut dalam air dan tebentuk pada pemukaan media fermentasi air kelapa atau beberapa sari buah masam. Pembuatan nata melibatkan jasad renik (mikroba) yang dikenal dengan nama Acetobacter xylinum. Di bawah mikroskop nata tampak sebagai masa benang yang melilit yang sangat banyak seperti benang-benang kapas. Nata merupakan mikroorganisme itu sendiri seperti granula yeast yang tersusun atas sel yeast sehingga ada yang menyangka nata sama dengan mengkonsumsi Acetobacter. (Hidayat, 2006) Dalam medium cair Acetobacte xylinum mampu membentuk satu lapisan yang mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri terperangkat dalam massa benang yang dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Untuk menghasilkan
9 massa yang koko, kenyal, tebal, putih dan tembus pandang perlu diperhatikan suhu fermentasi (inkubasi), komposisi medium dan ph medium. Tanda awal pertumbuhan bakteri nata pada media cair yang mengandung gula berupa timbulnya kekeruhan selama 24 jam inkubasi pada suhu kamar. Setelah jam suatu lapisan tembus cahaya mulai terbentuk di permukaan media dan secara bertahap akan menebal membentuk nata. (Daulay, 2003) Berikut ini adalah taksonomi bakteri Acetobacte xylinum: Domain : Bacteria Pylum : Prateobacteri Kelas : Alpha Protobacteria Ordo : Rhodospirilales Famili : Acetobacte Spesies : Acetobacter xylium (Moss,M.O,1995) Acetobacter xylinum dapat tumbuh dengan baik pada kondisi anaerob, yaitu perlu adanya oksigen bebas dari udara dan dalam suasana asam. Untuk membuat suasana aerob biasanya wajah untuk fermentasi memiliki pemukaan yang luas dan penutupan dengan penutup yang masih bisa ditembus oleh udara, misalnya dengan kertas yang bepori-pori. (Wahyudi, 2003) Sifat-sifat Acetobacter xylinum 1. Sifat Mirfologi Acetobacter xylinum merupakan bekteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa berbentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bakteri ini tidak membentuk endospra maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan seperti gelatin yang kokoh menutupi sel dan koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan palikel dan dapat dengan mudah di ambil dengan jarum ose.
10 2. Sifat Fisiologi Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alkohol dan propil alkohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi asam asetat menjadi CO 2 dan H 2 O. sifat yang paling menonjol dari bakteri adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa hingga menjadi selolusa. Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal dengan nata. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperarur dan ketersediaan oksigen Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Acetobacter xylinum Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi nutisi, adalah sebagai berikut: a. Sumber Karbon Sumber karbon yang dapat digunakan dalam fermentasi nata adalah senyawa karbohidrat yang tergolong monosakarida dan disakarida. Sementara yang paling banyak digunakan berdasarkan pertimbangan ekonomis, adalah sukrosa atau gula pasir. b. Sumber Nitrogen Sumber nitrogen bisa digunakan dari senyawa organik maupun anorganik. Bahan yang baik bagi pertumbuhan Acetobacter xylinum dan pembentukan nata adalah ekstrak yeast dan kasein. Namun, amonium sulfat dan amonium fosfat (dipasar dikenal dengan ZA) merupakan bahan yang lebih cocok digunakan dari sudut pandang ekonomi dan kualitas nata yang dihasilkan. Banyak sumber N lain yang dapat digunakan dan murah yaitu urea. c. Tingkat Keasaman (ph) Meskipun bisa tumbuh pada kisaran ph 3,5-7,5, bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada suasana asam (ph 4,3). Jika kondisi lingkungan dalam suasana basa, bakteri ini akan mengalami gangguan metabolisme selnya.
11 d. Temperatur Adapun suhu ideal (optimal) bagi pertumbuhan bakteri Acetobacte xylinum adalah 28 o C 31 o C. kisaran suhu tersebut merupakan suhu kamar. Pada suhu di bawah 28 o C, pertumbuhan bakteri terhambat. Demikian juga, jika suhu diatas 31 o C, bibit nata akan mengalami kerusakan dan bahkan mati, meskipun enzim ekstrakseluler yang telah dihasilkan tetap bekerja membentuk nata. e. Udara (Oksigen) Bakteri Acetobakter xylinum meupakan mikroba aerobik. Dalam pertumbuhan, perkembangan dan aktivitasnya, bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Bila kekurangan oksigen, bakteri ini akan mengalami gangguan dalam pertumbuhannya dan bahkan akan segera mengalami kematian. Oleh sebab itu, wadah yang digunakan untuk fermentasi nata, tidak boleh ditutup rapat. Untuk mencukupi kebutuhan oksigen, pada ruang fermentasi nata harus tersedia cukup ventilasi Aktifitas Acetobacter xylinum pada Fermentasi Nata Apabila ditumbuhkan pada media yang kaya akan sukrosa (gula pasir), bakteri ini akan memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Senyawasenyawa glukosa dan fruktosa tersebut baru dikonsumsi sebagai bahan bagi metabolisme sel. Berdasarkan pada pengamatan morfologi, pembentukan nata oleh bakteri Acetobactaer xylinum diawali dengan pembentukan lembaran benang-benang selulosa. Pembentukan benang tersebut, pada mulanya tampak seperti flagel (cambuk pada bakteri umumnya). Selanjutnya, bakteri Acetobacter xylinum mikrofibil selulosa di sekitar permukaan tubuhnya hingga membentuk serabut selulosa yang banyak dan dapat mencapai ketebalan tertentu. Pada akhirnya, susunan selulosa tersebut akan tampak seperti lembaran putih transparan dengan permukaan licin dan halus, yang disebut nata.
12 2.4. Proses Pembuat Nata de Arenga Beberapa tahap dalam pembuatan nata adalah sebagai berikut: 1. Preparasi Tahap preparasi terdiri atas beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Penyaringan Penyaringan bertujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bendabenda asing yang tercampur dengan air kelapa, seperti misalnya sisa sabut. Penyaringan yang lebih baik adalah dengan menggunakan kain penyaring. b. Penambahan Gula Pasir dan Urea Ketersediaan karbohidrat dan protein yang terdapat dalam air kelapa belum mencukupi kebutuhan untuk pembentukan nata, kedalam air kelapa tersebut perlu ditambahkan gula pasir 10% dan urea 0,5%. Jenis sumber karbon dapat berupa bahan seperti misalnya glukosa, laktosa dan fruktosa. Demikian juga dengan jenis nitrogen yang digunakan dapat berupa nitrogen organik seperti misalnya protein, ekstrak yeast, maupun nitrogen anorganik seperti misalnya ammonium fosfat, amonium sulfat dan urea. c. Perebusan Perebusan dilakukan sampai mendidih dan dipertahankan selama 5-10 menit untuk meyakinkan bahwa mikroba kontaminasi telah mati, dan juga menyempurnakan pelarutan gula pasir dan amonium sulfat yang ditambahkan. d. Penambahan Cuka Tujuan penambahan cuka/asam asetat adalah untuk menurunkan ph air kelapa dari sekitar 6,5 sampai mencapai ph 4,3. Kondisi ph 4,3 merupakan kondisi optimal bagi pertumbuhan Acetobacter xylinum. e. Pendinginan Pendinginan paling baik dilakukan dengan cara membiarkan cairan dalam nampan selama 1 malam. Hal ini sekalian untuk megecek ada tidaknya kontaminan yang tumbuh pada cairan.
13 1. Inokulasi, fermentasi dan Pengendaliannya a. Pemberian bibit (Inokulasi) Pemberian bibit dilakukan apabila campuran air kelapa, urea dan asam asetat/cuka telah benar-benar dingin. Bila pemberian bibit dilakukan pada waktu air kelapa masih dalam keadaan hangat atau panas, maka bibit nata akan mengalami kematian, sehingga proses fermentasi tidak bisa berlangsung. b. Fermentasi Campuran air kelapa yang sudah di bibit, dibiarkan selama 7-8 hari agar terjadi proses fermentasi dan terbentuknya nata. (Pembayun R., 2002) Ada beberapa teknik membuat nata. Setiap teknik memiliki kelebihan atau kekurangan. Menentukan teknik yang akan di pakai sebaiknya didasarkan pada faktor-faktor pendukung yang paling sesuai dengan kondisi setempat. Contohnya kemudahan memperoleh semua bahan yang diperlukan, harganya murah, prosesnya relatif sederhana dan hasil yang diperoleh memuaskan Fermentasi Nata Fementasi dapat terjadi karena adanya aktifitas mikroba penyebab fermetasi pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat dari pemecahan kandungan-kandungan bahan pangan tersebut. Hasil-hasil fermentasi terutama tegantung jenis bahan pangan (substrat), macam mikroba dan kondisi disekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba. (Winarno F.G.,1992) 2.5 Kandungan Gizi Nata Dilihat dari zat gizinya, nata tidak berarti apa-apa karena produk ini sangat miskin zat gizi. Karena kandungan zat gizi (khususnya energi) yang sangat rendah, produk ini aman untuk dimakan siapa saja. Produk ini tidak akan menyebabkan kegemukan sehingga di anjurkan bagi mereka yang sedang diet rendah kalori. Keunggulan lain dari produk ini adalah kandungan seratnya yang
14 cukup tinggi terutama selulosa. Peran utama serat dalam makanan adalah pada kemampuannya mengikat air yang dapat melunakkan feses. Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi dapat mengurangi berat badan. Serat makanan akan tinggal dalam saluran pencernaan dalam waktu yang relatif singkat sehingga absorpsi zat makanan berkurang. Selain itu makanan yang mengandung serat yang relatif tinggi akan memberikan rasa kenyang karena komposisi kabohidrat kompleks yang menghentikan nafsu makan sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi makanan. Makanan dengan kandungan serat kasar relatif tinggi biasanya mengandung kalori rendah, kadar gula dan lemak rendah yang dapat membantu mengurangi terjadinya obesitas dan jantung. (Joseph,G.,2002) Tabel 2.2. Kelebihan dan Kekurangan Cara Membuat Nata Cara membuat Kelebihan Kekurangan - Cara Pertama : - Starter yang - Untuk pemula harus menggunakan bibit dihasilkan berkualitas membeli bibit Acetobacter xylinum yang dibeli - baik Starter bisa dibuat Acetobacter xylinum - Kotoran air kelapa setiap minggu sesuai muncul kepermukaan dengan kebutuhan tidak terlihat jelas - Bibit yang dihasilkan kurang bagus - Cara kedua : tidak menggunakan bibit Acetobacter xylium yang dibeli - Membuat nata bisa dilakukan sekaligus dengan membuat starter - Bahan baku terutama nanas mudah diperoleh - Menghasilkan limbah nanas - Jika bibit yang dibutuhkan banyak, cara ini tidak ekonomis karena membutuhkan nanas yang banyak. (Warsino.,2004)
15 2.6 Syarat Mutu Syarat mutu merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas nata. Adapun syarat mutu nata menurut SNI (Standart Nasional Indonesia) yaitu: Tabel 2.3. Syarat Mutu Nata No. Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan : 1.1. Bau - Normal 1.2 Rasa - Normal 1.3 Warna - Normal 1.4 Tekstur - Normal 2 Bahan Asing - Tidak boleh ada 3 Bobot tuntas % Min 50 4 Jumlah Gula % Min 15 5 Serat Makanan % Maks 4,5 6 Bahan Tambahan Makanan : 6.1 Pemais Buatan : - Sakarin Tidak boleh ada - Siklamat Tidak boleh ada 6.2 Pewarna Tambahan Sesuai SNI Pengawet (Na-benzoat) Sesuai SNI Campuran Logam : 7.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,2 7.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks 2,0 7.3 Seng (Zn) mg/kg Maks 5,0 7.4 Timah (Sn) mg/kg Maks 40,0/250,0 8 Cemaran Arsen (As) : mg/kg Maks 0,1 9 Cemaran Mikroba : 9.1 Angka Lempeng Total Koloni/g Mas 2,0/ Coliform APM/g <3 9.3 Kapang Koloni/g Maks Khamir Koloni/g maks 50 Sumber SNI
16 2.7 Aplikasi Nata a. Aplikasi dalam Bidang Medis Salah satu cara yang digunakan dalam proses cetak langsung tablet adalah mikrokristal selulosa, karena mempunyai daya ikat tablet yang sangat baik dan waktu hancur tablet relatif singkat. Mikrokristalin yang beredar dipasaran adalah produk impor yang mahal, sehingga berakibat pada mahalnya harga produk tablet yang dihasilkan. Mikrokristal selulosa adalah hasil olahan dari selolusa alami yang dapat diperoleh dari berbagai sumber baik dari tumbuhan ataupun hasil fermentasi. Nata merupakan sumber selolusa yang diproduksi sebagai hasil fermentasi Acetobacter xylinum dalam substrat air kelapa. Selolusa bakteri identik dengan selulosa yang berasal dari tumbuhan. Untuk menghasilkan mikrokristal selulosa dengan harga yang sangat murah, maka dilakukan pemanfaatan nata menjadi mikrokristal selulosa untuk pembuatan tablet. (Yanuar A.,2003) b. Aplikasi dalam Makanan Penambahan nata dalam jumlah yang sedikit akan memberikan dispersi dan stabilitas makanan yang baik. Selulosa bakteri dapat berfungsi demikian karena struktur tiga dimensi dari serat selolusa dan kestabilan terhadap perlakuan fisika dan kimia, seperti ketahanan terhadap panas, asam, dan garam. Karakteristik-karakteristik dari selolusa bakteri ini dapat diaplikasikan pada makanan sebagai stabilitas dari bahan pengental, dispersi, suspensi, dan emulsi. Adapun aplikasi selolusa sebagai bakteri dalam makanan yaitu pada penggunaan minuman, sebagai makanan pencuci mulut dan pada saus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi negara-negara Asia dan Pasifik. Kelapa disamping dapat memberikan devisa bagi negara juga merupakan mata pencaharian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk,
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai
Lebih terperinciputri Anjarsari, S.Si., M.Pd
NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Buah Lontar a. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Classis : Monocotyledoneae Ordo : Arecales Familli : Arecaceae
Lebih terperinciNATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.
NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair
Lebih terperinciBAB II. latin menjadi natare yang berarti terapung-apung (Susanti,2006). Nata termasuk
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nata Nata berasal dari bahasa Spanyol yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa latin menjadi natare yang berarti terapung-apung (Susanti,2006). Nata termasuk produk fermentasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selulosa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum (Alwani et al., 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tentu sudah tidak asing lagi dengan produk olahan nata. Nata berasal dari Filiphina untuk menyebut suatu pertumbuhan menyerupai gel (agar-agar) yang
Lebih terperincikhususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri nata de coco di Indonesia saat ini tumbuh dengan pesat dikarenakan nata de coco termasuk produk makanan yang memiliki banyak peminat serta dapat dikonsumsi
Lebih terperinciNATA DE COCO 1. PENDAHULUAN
NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang ditumbuhkan pada media yang mengandung glukosa. Menurut Pambayun (2002) bakteri Acetobacter xylinum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon kelapa. Kelapa memberikan banyak hasil misalnya kopra yang
Lebih terperinciPENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR
PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR (Borassus flabellifer) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ANISA INDRIANA TRI HASTUTI A 420 100 062 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk menyebut pertumbuhan menyerupai gel atau agar - agar yang
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nata de Coco Nata de coco merupakan produk pangan berbahan dasar air kelapa. Nata digunakan untuk menyebut pertumbuhan menyerupai gel atau agar - agar yang terapung yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah cair tapioka dihasilkan dari proses produksi tapioka. Air merupakan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Tapioka Limbah cair tapioka dihasilkan dari proses produksi tapioka. Air merupakan bahan pembantu utama yang digunakan dalam proses produksi tapioka. Limbah cair dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Ketela pohon (Manihot utilissima Pohl) Ketela pohon atau ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) merupakan tanaman perdu yang berasal dari Brasil.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alpukat Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan buah yang berasal dari Amerika Tengah, termasuk famili Lauraceae, yaitu suatu famili tanaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Bakteri Acetobacter xylinum Kedudukan taksonomi bakteri Acetobacter xylinum menurut Holt & Hendrick (1994) adalah sebagai berikut : Divisio Klass Ordo Subordo Famili
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hylocereus polyrhizuz kulit dan buahnya berwarna merah, Hylocereus
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Naga Buah naga adalah salah satu buah tropikal yang masih termasuk jenis kaktus. Ada empat jenis buah naga yang dibudidayakan di Indonesia yaitu Hylocereus undatus kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu pencernaan. Kandungan kalori yang rendah pada Nata de Coco
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nata de Coco adalah makanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan. Kandungan
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan merupakan salah satu sumber devisa negara. Daerah penghasil kelapa di Indonesia antara lain Sulawesi Utara,
Lebih terperinciKata kunci: nata de coco, gula, sumber nitrogen, medium
1 PENGARUH PENAMBAHAN KADAR GULA DAN KADAR NITROGEN TERHADAP KETEBALAN, TEKSTUR DAN WARNA NATA DE COCO Della Edria, Mario Wibowo, Elvita K Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam melimpah. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satunya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Nata De Tomato Proses pembuatan nata de tomato adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan Bahan Baku Pada tahapan ini pembuatan nata dari tomat menggunakan jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang digemari masyarakat. Selain karena tekstur nata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Nata yang merupakan bahan makanan berserat tinggi, menjadi salah satu produk makanan yang digemari masyarakat. Selain karena tekstur nata yang padat, berwarna
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Ketebalan dan Rendemen pada Nata
4. PEMBAHASAN Nata merupakan senyawa selulosa yang dihasilkan dari fermentasi substrat dengan bantuan mikroba yaitu Acetobacter xylinum. Selama proses fermentasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari A.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan
PENDAHULUAN Latar Belakang Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan bunga jantan tanaman penghasil nira seperti aren, kelapa, tebu, bit, sagu, kurma, nipah, siwalan, mapel,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buah ini memiliki ciri-ciri yang unik yaitu memiliki kulit seperti kulit naga. Buah naga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Buah naga merupakan jenis buah yang sudah tidak asing lagi di negara kita. Buah ini memiliki ciri-ciri yang unik yaitu memiliki kulit seperti kulit naga. Buah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pemanfaatan air kelapa masih jarang digunakan, banyak yang terbuang percuma. Namun akhir-akhir ini sudah ada upaya untuk mengolah air kelapa menjadi suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nata de coco merupakan produk hasil fermentasi air kelapa dengan bakteri asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter xylinum
Lebih terperinciProses Pembuatan Madu
MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cara ditempuh, antara lain memperhatikan dan mengatur makanan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Manusia berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam hidupnya. Berbagai cara ditempuh, antara lain memperhatikan dan mengatur makanan yang dikonsumsi,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari
PENDAHULUAN Latar Belakang Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari campuran sari buah dan air dengan penambahan bahan pembentuk gel yang dapat membuat teksturnya menjadi kenyal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi tanaman singkong di Indonesia sangat tinggi, menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia mencapai 24.044.025 ton
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KUALITAS NATA DARI BAHAN BEKATUL (NATA DE KATUL) DENGAN STARTER BAKTERI Acetobacter xylinum SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidian Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah
TINJAUAN PUSTAKA Ampas Sagu Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah mempunyai proporsi pemanfaatan yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kulit pisang merupakan bagian pisang terluar yang tidak dapat dikonsumsi secara langsung sehingga kulit pisang menjadi limbah organik jika dibuang ke lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu bahan makanan pokok di Indonesia. Banyak sekali produk olahan yang berasal dari singkong, salah satunya adalah tepung
Lebih terperinciInfluence Old Age The Breeding Of Acetobacter Cylinum To Rendemen Nata Sugar Palm
65 Pengaruh Umur Biakan Acetobacter Cylinum terhadap Rendemen Nata Aren Influence Old Age The Breeding Of Acetobacter Cylinum To Rendemen Nata Sugar Palm Hartati dan Muhiddin Palennari Dosen Jurusan Biologi
Lebih terperinciBAB I PEMBUATAN NATA DE COCO MENGGUNAKAN Acetobacter xylinum
BAB I PEMBUATAN NATA DE COCO MENGGUNAKAN Acetobacter xylinum A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuat nata dari air kelapa segar. 2. Mengetahui prinsip proses fermentasi oleh bakteri pembuatan nata. B. LANDASAN
Lebih terperinciIV. Hasil dan Pembahasan
IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Keasaman Total, ph. Ketebalan Koloni Jamur dan Berat Kering Sel pada Beberapa Perlakuan. Pada beberapa perlakuan seri pengenceran kopi yang digunakan, diperoleh data ph dan
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA STARTER ANTARA AIR KELAPA DAN NIRA AREN TERHADAP KUALITAS NATA DE ARENGA. Oleh : EMMA SURYANI SIREGAR
6 PENGARUH MEDIA STARTER ANTARA AIR KELAPA DAN NIRA AREN TERHADAP KUALITAS NATA DE ARENGA Oleh : EMMA SURYANI SIREGAR 070822015 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB VI PEMBUATAN NATA DE BANANA MENGGUNAKAN Acetobacter sp.
BAB VI PEMBUATAN NATA DE BANANA MENGGUNAKAN Acetobacter sp. I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Membuat nata dari kulit pisang. 2. Mengetahui prinsip proses fermentasi oleh bakteri pembuatan nata. II. DASAR TEORI 1.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Fermentasi Kombucha. Kombucha merupakan sebagai minuman hasil fermentasi seduhan teh bergula yang mempunyai
Lebih terperinci6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat
6 AgroinovasI PRODUKSI NATA DE CASSAVA DENGAN SUBSTRAT LIMBAH CAIR TAPIOKA Nata de Cassava adalah jenis makanan pencuci mulut berbentuk gel, berwarna putih agak transparan, memiliki tekstur kenyal terbuat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer di Indonesia. Buah naga mengandung antara lain vitamin C, betakaroten, kalsium,
Lebih terperinciPEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO
PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO Rahardyan Dina Natalia(L2C307052) dan Sulvia Parjuningtyas(L2C307061) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln.
Lebih terperinciYoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang
AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah
I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GLISEROL TERHADAP KUALITAS BIOPLASTIK DARI AIR CUCIAN BERAS
PENGARUH PENAMBAHAN GLISEROL TERHADAP KUALITAS BIOPLASTIK DARI AIR CUCIAN BERAS Siti Iqlima Layudha *, Ahadta Anandya Rahma, Achmat Riyanto, Rita Dwi Ratnani Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciMikroorganisme dalam Industri Fermentasi
Mikroorganisme dalam Industri Fermentasi Mas ud Effendi Agroindustri Produk Fermentasi TIP FTP - UB Mikrobia yang sering digunakan dalam fermentasi Bakteri (bacteria) Khamir (yeast) Jamur (fungi) 1 Bakteri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.
BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci
Lebih terperinciPERTUMBUHAN JASAD RENIK
PERTUMBUHAN JASAD RENIK DEFINISI PERTUMBUHAN Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiselular, yang disebut pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari seduhan tanaman teh ( Camelia sinensis ). Secara umum teh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan minuman penyegar sehari-hari tanpa alkohol yang berasal dari seduhan tanaman teh ( Camelia sinensis ). Secara umum teh dibedakan menjadi 2 yaitu teh hijau
Lebih terperinciKUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA
KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Kelapa Produksi air kelapa cukup berlimpah di Indonesia yaitu mencapai lebih dari 1 sampai 900 juta liter per tahun. Namun pemanfaatannya dalam industri pangan belum menonjol,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA
PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA EFFECT OF THE ADDITION OF SUGAR AND AMMONIUM SULFATE ON THE QUALITY OF NATA SOYA Anshar Patria 1*), Murna Muzaifa 1), Zurrahmah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak dimanfaatkan secara luas. Hasilnya 15,5 miliar butir kelapa per tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis penghasil kelapa dengan produksi air kelapa mencapai 15,5 miliar butir per tahun. Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nanas memiliki nama latin Ananas Cosmosus dan termasuk dalam devisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Nanas Nanas memiliki nama latin Ananas Cosmosus dan termasuk dalam devisi Spermatophyla, sub devisi Angiospermae, kelas Monocotyledonae. Tanaman nanas memiliki ciri ciri sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Material selulosa bakteri adalah hasil proses fermentasi air kelapa dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Secara kimiawi, serat yang terkandung di dalam nata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekitar 20-60% bahan baku agroindustri biasanya akan menjadi limbah. Jika limbah tidak ditangani secara benar, akan mudah membusuk dan akhirnya mencemari lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrobiologi Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal, secara individual tidak dapat dilihat dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Setiap tahun konsumsi gula penduduk Indonesia semakin meningkat. Produksi gula tebu dalam negeri tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol Yang dimaksud dengan minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Minuman ini diproses dari hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan
Lebih terperinciPRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA
PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA Agus Budiyanto, Abdullah bin Arif dan Nur Richana Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian n Disampaikan Pada Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional 2016
Lebih terperinciTANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao
TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama fermentasi berlangsung terjadi perubahan terhadap komposisi kimia substrat yaitu asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, selain itu juga
Lebih terperinciPEMBUATAN ASAM ASETAT DARI LIMBAH CAIR KULIT KOPI ARABIKA (Coffea arabica. Sp)
PEMBUATAN ASAM ASETAT DARI LIMBAH CAIR KULIT KOPI ARABIKA (Coffea arabica. Sp) Rosmiati 1*, M. Yunus 2, Raudah 2 1 DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 Jurusan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi negara-negara Asia dan Pasifik. Kelapa disamping dapat memberikan devisa bagi negara juga merupakan mata pencaharian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Tepung Onggok Karakterisasi tepung onggok dapat dilakukan dengan menganalisa kandungan atau komponen tepung onggok melalui uji proximat. Analisis proximat adalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumping Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di Indonesia sumping dikenal dengan kue nagasari. Sumping umumnya dibuat dari tepung beras, santan,
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
V. HASIL PEMBAHASAN 5.1. Sukrosa Perubahan kualitas yang langsung berkaitan dengan kerusakan nira tebu adalah penurunan kadar sukrosa. Sukrosa merupakan komponen utama dalam nira tebu yang dijadikan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciNimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT BAHAN BAKU DAN PRODUK BIOINDUSTRI Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya Email :
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nata 1. Pengertian Nata Nata berasal dari bahasa Spanyol yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa latin menjadi natare yang berarti terapung-apung (Susanti, 2005). Nata termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu suatu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor di antaranya cita rasa, warna, tekstur, nilai gizi, dan faktor lainnya. Secara visual, faktor
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Hanya beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobacter xylinum. Bakteri nata dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nata de coco adalah senyawa selulosa yang merupakan hasil dari sintesa gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobacter xylinum. Bakteri nata dalam medium cair dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi buah tropis di Indonesia cukup beragam, salah satu buah yang dibudidayakan adalah buah nanas yang cukup banyak terdapat di daerah Lampung, Subang, Bogor,
Lebih terperinciEffect of ammonium concentration on alcoholic fermentation kinetics by wine yeasts for high sugar content
NAMA : FATMALIKA FIKRIA H KELAS : THP-B NIM : 121710101049 Effect of ammonium concentration on alcoholic fermentation kinetics by wine yeasts for high sugar content 1. Jenis dan sifat Mikroba Dalam fermentasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi yang banyak ditemui dalam produk bir, anggur dan sebagainya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Alkohol Alkohol (C 2 5 O) merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak ditemui dalam produk bir, anggur dan sebagainya. Sebutan alkohol biasanya diartikan
Lebih terperinciPRODUKSI NATA PINNATA DARI NIRA AREN
Produksi Nata Pinnata dari Nira Aren PRODUKSI NATA PINNATA DARI NIRA AREN Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar Jl. P. Kemerdekaan Km 16 Makassar, Sulawesi Selatan, 90243 Telp. (0411) 554049,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. fermentasi bakteri Acetobacter xylinum. Lembaran tersebut mengandung 35-62%
TINJAUAN PUSTAKA Nata Nata adalah lembaran gel di permukaan substrat berupa selulosa hasil fermentasi bakteri Acetobacter xylinum. Lembaran tersebut mengandung 35-62% selulosa (Arviyanti dan Yulimartani,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava
AgroinovasI 11 Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava Nata de Cassava merupakan makanan pencuci mulut (desert) banyak mengandung serat, mengandung selulosa
Lebih terperinciUJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI
UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Fermentasi Alkohol Fermentasi merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikroba yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan bahan alam yang mudah diperoleh dan dapat diupayakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah penghasil kelapa yang cukup besar di dunia. Kelapa merupakan bahan alam yang mudah diperoleh dan dapat diupayakan menjadi bahan yang mempunyai nilai
Lebih terperinci