Perencanaan Pembangunan Wilayah Model Gravitasi. By: Tetty Harahap, M.Eng
|
|
- Deddy Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perencanaan Pembangunan Wilayah Model Gravitasi By: Tetty Harahap, M.Eng
2 Pendahuluan Gravity model adalah salah satu model yang banyak digunakan dalam perencanaan wilayah Model ini membantu perencana wilayah untuk memperkirakan daya Tarik suatu lokasi dibandingkan dengan lokasi lain di sekitarnya Sehingga permodelan ini bisa digunakan untk simulasi apakah suatu fasilitas itu dibangun pada lokasi tersebut atau sebaiknya mencari lokasi lain yang lebih sesuai.
3 Model ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya arus lalu lintas pada ruas jalan tertentu (berdasarkan daya tarik masing-masing permukiman), banyaknya pelanggan untuk suatu komplek pasar (berdasarkan daya tarik masing-masing pasar), banyaknya murid sekolah untuk masing-masing lokasi, banyaknya masyarakat yang berobat pada berbagai lokasi tempat berobat. Model ini juga banyak dipakai dalam perencanaan transportasi untuk melihat besarnya arus lalu lintas ke suatu lokasi sesuai dengan daya Tarik lokasi tersebut. Dengan demikian, dapat diperkirakan volume arus lalu lintas dan lebar jalan yang perlu dibangun sesuai volume tersebut
4 Asal mula dan alur pikir model gravitasi Carey dan Ravenstein pada abad ke-19(dikutip dari Lloyd, dkk., 1977) melakukan penelitian sehingga model gravitasi mulai menjadi perhatian sebagai alat analisis interaksi social dan ekonomi Mereka melakukan penelitian tentang asal tempat tinggal migran yang dating ke berbagai kota besar di Amerika. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah migran yang masuk ke suatu kota dipengaruhi oleh besarnya jumlah penduduk kota yang didatangi, besarnya jumlah penduduk tempat asal migran, dan jarak antara kota asal dengan kota yang dituju Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya migran yang memasuki suatu kota tidaklah acak, melainkan dipengaruhi oleh faktor tertentu
5 Terkait denganhukum Gravitasi Newton Dua massa yang berdekatan akan saling tarik-menarik dan daya Tarik masing-masing massa adalah sebanding dengan bobotnya. Pada abad ke-20, John Q. Stewart dan kelompoknya pada School of Social Phisycs mulai menerapkan secara sistemik model gravitasi untuk menganalis interaksi social dan ekonomi antar lokasi
6 Model gravitasi ini pada mulanya digunakan untuk menghitung banyaknya kendaraan (trip) antara satu tempat dengan tempat lainnya yang berada dalam satu system (saling berhubungan dimana perubahan pada salah satu sub wilayah akan berpengaruh pada sub wilayah lainnya)
7 Cara menghitung : Misal suatu wilayah terdiri atas beberapa subwilayah yang berada dalam satu sistem yang saling berhubungan. Wilayah = keseluruhan wilayah analisis Sub wilayah = bagian-bagian yang terdapat dalam wilayah tersebut Sub wilayah diberi simbol subscript : i,j,k,l, n Total Penduduknya adalah P dan Jumlah penduduk di masing-masing sub wilayah adalah : P i, P j, P k,,p n
8 Total perjalanan (trip) yang dilakukan seluruh penduduk di wilayah tersebut (dari berbagai tempat ke berbagai tujuan) adalah T. Rumus dasar untuk menghitung banyaknya perjalanan (trip) antara P i dan P j, yaitu trip yang berasal dari daerah i dan memilih tujuan daerah j adalah T ij = K.Pi.Pj P Keterangan : T ij = Banyaknya trip dari sub wilayah i ke sub wilayah j K = Bilangan Konstan/rata-rata perjalanan per penduduk P i = Penduduk sub wilayah i P j = Penduduk sub wilayah j P = Total penduduk di wilayah tersebut
9 Akan tetapi rumus di atas sangat sederhana karena tidak memperhatikan factor jarak. Semakin jauh jarak antara dua tempat, semakin rendah daya tariknya, Jadi Pj/P harus dilengkapi menjadi : Pj/P d ij dimana d ij adalah jarak antara i dengan j Selain itu dianggap bahwa semakin jauh jarak itu maka daya tariknya menurun secara drastic, bukan proporsional. Oleh sebab itu, rumus di atas perlu diubah menjadi :
10 Sekian dan terima kasih
III. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti sempit adalah merupakan suatu gugus masalah yang timbul sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian disusun untuk mengarahkan langkah-langkah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai. Secara garis besar, metodologi penelitian pada studi ini meliputi
Lebih terperinciBesar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)
Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah (per jam) Besar Bobot Pejalan Kaki 0,5 189 94,5 Parkir, kendaraan 1,0 271 271 berhenti Keluar-masuk 0,7 374 261,8 kendaraan Kendaraan lambat 0,4 206 82,4 Total 709,7
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan di sepanjang koridor Jalan Arteri Daendels Kota Tuban dilakukan dalam beberapa skenario dengan memperhatikan rencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antrian adalah suatu proses kegiatan manusia yang memerlukan waktu, tempat dan tujuan yang bersamaan, dimana kegiatan tersebut tidak adanya keseimbangan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan seiring laju pesat pertumbuhan pembangunan dalam segala bidang serta mobilitas yang cukup tinggi untuk melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari, menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun tundaan biasa dijumpai dengan tingkat kuantitas yang rendah maupun besar. Permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bandar Lampung telah terus berkembang dari sisi jumlah penduduk, kewilayahan dan ekonomi. Perkembangan ini menuntut penyediaan sarana angkutan umum yang sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Transportasi merupakan bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari, namun masih mengalami berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Transportasi merupakan bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari, namun masih mengalami berbagai masalah. Masalah yang sering ditimbulkan oleh transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pola pertumbuhan kota dan tingkat urbanisasi yang terjadi di Indonesia sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari satu tempat ketempat lain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan
Lebih terperinciOUTLINES PERKULIAHAN
OUTLINES PERKULIAHAN PERENCANAAN TRANSPORTASI (CEC 716) Edisi Ke-1 Revisi (Computer Based Learning) Disusun oleh : Sri Atmaja P. Rosyidi. Untuk Kalangan Terbatas Bahan ini disusun untuk Perkuliahan Perencanaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN METODA ANALISIS. Peta digunakan untuk penentuan rute jalan yang akan di survey
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN METODA ANALISIS 3.1 Perisiapan logistic survay Berikut ini logistic survay yang perlu diadakan dalam melaksanakan survey ( Nunung Widyanngsih,2005 ) : 1.Peta Peta digunakan
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA
PENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA TUGAS AKHIR oleh : Syaiful Anwar L2D 302 387 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan lalu lintas adalah dengan membangun median. Median sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi permasalahan lalu lintas adalah dengan membangun median. Median sebagai bagian dari geometrik jalan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berbagai aktivitas perkotaan terutama di kota-kota besar dimana mobilitas. lintas dan pergerakan manusia didaerah tersebut.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan akan jasa transportasi semakin lama semakin meningkat sejalan dengan semakin tinggi arus lalu lintas di suatu perkotaan. Pertumbuhan penduduk yang semakin meninggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kependudukan yang saat ini banyak dihadapi oleh banyak negara berkembang termasuk Indonesia adalah pertambahan penduduk yang relatif cepat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk setiap harinya juga sangat tinggi. Hari demi hari, seiring dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota-kota besar di seluruh dunia merupakan tempat mengais rezeki bagi banyak orang, seringkali tidak hanya di kota itu sendiri namun juga bagi penduduk di kota-kota
Lebih terperinciLangkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas
Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI 1997 Dr.Eng. M. Zudhy Irawan, S.T., M.T. 1. Masukkan data ruas jalan a. Kondisi ruas jalan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Kesimpulan Evaluasi dibuat berdasarkan pada tujuan Evaluasi, pertanyaan
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan Evaluasi dibuat berdasarkan pada tujuan Evaluasi, pertanyaan Evaluasi, pengolahan data dan pembahasan hasil Evaluasi yang telah dilakukan pada on street parking
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional. Salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yaitu Bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terus mengalami perkembangan dalam hal Pembangunan Nasional. Salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yaitu Bidang Transportasi. Salah satu indikasinya
Lebih terperinciKONSEP PEMODELAN TRANSPORTASI PADA ANGKUTAN BARANG
Pertemuan 3 KONSEP PEMODELAN TRANSPORTASI PADA ANGKUTAN BARANG MODEL 4 TAHAP Bangkitan Perjalanan Distribusi Perjalanan Pemilihan Moda Pemilihan Rute 1 MODEL 4 TAHAP DALAM ANGKUTAN BARANG Produksi/konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumberdaya untuk pembangunan jalan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah menganalisis data pada kedua
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah menganalisis data pada kedua lokasi studi sebagai berikut. 6.1.1. Kinerja jalan Untuk kedua lokasi studi ke arah timur
Lebih terperinciSIMULASI ANTRIAN KENDARAAN AKIBAT TIDAK EFISIENNYA JALUR PERLAMBATAN PADA U-TURN JALAN PERKOTAAN
SIMULASI ANTRIAN KENDARAAN AKIBAT TIDAK EFISIENNYA JALUR PERLAMBATAN PADA U-TURN JALAN PERKOTAAN Muhammad Hadid 1, Hera Widyastuti 2,Wahju Herijanto 3 Mahsiswa Program Magister Teknik Sipil FTSP ITS 1,
Lebih terperinciARAHAN PENENTUAN JENIS KEGIATAN DI KORIDOR KH.MUKMIN SIDOARJO
ARAHAN PENENTUAN JENIS KEGIATAN DI KORIDOR KH.MUKMIN SIDOARJO LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN Perkembangan dan perubahan jenis guna lahan memberikan dampak yang besar terhadap penurunan kinerja sebuah
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta
23 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5. 1 Hasil Pengamatan Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta diperlukan untuk melakukan analisis yang berupa data kondisi lingkungan, kondisi geometri
Lebih terperinciANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN
ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN TUGAS AKHIR Oleh : Beri Titania 15403053 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN
Lebih terperinciMETODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN DALAM PENENTUAN PUSAT PELAYANAN
163 METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN DALAM PENENTUAN PUSAT PELAYANAN A.1 METODE ANALSISIS STURGESS Dalam mencari rangking untuk faktor penduduk penulis terlebih dahulu menentukan kelas wilayah yang dan melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Seiring dengan perkembangan zaman di Indonesia saat ini pembangunan demi pembangunan, khususnya pembangunan di bidang transportasi terus dilaksanakan demi tercapainya
Lebih terperinciArahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik
Asih Zhafarina G 3606 100 035 Dosen Pembimbing Siti Nurlaela, ST, M.Com Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik LATAR BELAKANG Kabupaten Gresik sebagai
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN TRANSPORT. Gambar 5.1. Proses Perencanaan Transport
BAB V PERENCANAAN TRANSPORT PERENCANAAN TRANSPORT TKW 312-3 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. 5.1. Proses Perencanaan Transport Gambar 5.1. Proses Perencanaan Transport Proses Perencanaan Transport : 1. Inventarisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu dan memencar meninggalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang
BAB I PENDAHULAN 1.1 Tinjauan Umum Pertumbuhan penduduk rata-rata di Semarang pada tahun 2006 sebesar 1,43% dengan jumlah penduduk 1.434.025 jiwa. Oleh karena itu, Semarang termasuk 5 besar kota yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Peningkatan arus lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan arus lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di atas prasarana transportasi pada suatu kota seperti prasarana jalan raya perkotaan sangat tergantung
Lebih terperinciPEMILIHAN RUTE PERJALANAN
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Pertemuan Ke 9 dan 10 PEMILIHAN RUTE PERJALANAN Mata Kuliah: Pengantar Perencanaan Transportasi Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2015 pukul WIB dengan data sebagai berikut :
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada ruas persimpangan jl. Tajem Kadisoka dan menurut perhitungan MKJI, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Saat
Lebih terperinciMODEL DINAMIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN (STUDI KASUS KOTA SEMARANG) TUGAS AKHIR
MODEL DINAMIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN (STUDI KASUS KOTA SEMARANG) TUGAS AKHIR Oleh: Moch. Yusup L2D003359 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kinerja Lalu Lintas Jalan Menurut PKJI 2014 derajat kejenuhan atau kecepatan tempuh merupakan hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki predikat sebagai kota pelajar telah mengalami kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota tujuan pariwisata serta sebagai kota yang memiliki predikat sebagai kota pelajar telah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertemuan jalan atau yang sering disebut persimpangan jalan merupakan tempat bertemunya arus lalu lintas dari dua jalan atau lebih dan merupakan suatu titik tempat
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Kusbiantoro, BS, dkk Kumpulan Materi Kuliah Perencanaan Transportasi. Departemen Teknik Planologi ITB.
119 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Teks Kusbiantoro, BS, dkk. 2005. Kumpulan Materi Kuliah Perencanaan Transportasi. Departemen Teknik Planologi ITB. Manheim, ML. 1979. Fundamentals of Transportation System Analysis,
Lebih terperinciKajian data transportasi: identifikasi tipe, jenis data dan metodologi survei. Adipandang Yudono
Kajian data transportasi: identifikasi tipe, jenis data dan metodologi survei Adipandang Yudono - 2012 Tujuan Perkuliahan ini Memahami kegiatan pengumpulan informasi atau data sebagai bukti bahwa permasalahan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAKSI... v. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAKSI... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciBUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS
BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan volume transportasi dari waktu ke waktu terus berkembang sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor sebesar 5 persen sebagaimana
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KAJIAN PENGELOLAAN DAN PENGATURAN PERPARKIRAN DI KOMPLEK PERKANTORAN BANK INDONESIA JAKARTA
TUGAS AKHIR KAJIAN PENGELOLAAN DAN PENGATURAN PERPARKIRAN DI KOMPLEK PERKANTORAN BANK INDONESIA JAKARTA Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : N A M A :
Lebih terperinciBAB IV STUDI KASUS. Saparua. Kep. Tenggara. Gambar 4.1 Wilayah studi
BAB IV STUDI KASUS 4.1 DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN Wilayah kajian merupakan wilayah kepulauan yang berlokasi di propinsi Maluku. Pusat kegiatan akan diwakili oleh masing-masing pelabuhan di wilayah tersebut
Lebih terperinciLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM II NEWTON
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM II NEWTON Pengantar Dalam Hukum I Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya (resultan gaya) yang bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam,
Lebih terperinciKOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.12/02/31/Th.XVII, 16 Februari 2015 KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014 PENDUDUK MALAM JAKARTA (PROYEKSI PENDUDUK 2014) : 10 075 310 orang KOMUTER BODETABEK BERKEGIATAN DI JAKARTA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
BAB V PENUTUP 5. 1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada jam-jam puncak kondisi eksisting di
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA 2+100 STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD TUGAS AKHIR Diajukan Oleh GANDA APRILIANSYAH NPM.
Lebih terperincidan sirkulasi atmosfer global Arif Ashari, M.Sc. 2017
tekanan atmosfer dan sirkulasi atmosfer global Arif Ashari, M.Sc. 2017 Referensi Tjasyono, B. 1999. Klimatologi Umum. Bandung: Penerbit IPB Tjasyono, B. 2006. Meteorologi Indonesia I, Karakteristik dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI Pada bab ini diuraikan beberapa kajian teoretis dari literature dan kajian normatif dari dokumen perundangan dan statutory product lainnya yang diharapkan dapat menjadi dasar pijakan
Lebih terperinciMasalah dan Jaringan sebagai Model Pemecahan
Modul 1 Masalah dan Jaringan sebagai Model Pemecahan Dr. Djati Kerami S PENDAHULUAN uatu jaringan sebagai model penyajian maupun pemecahan masalah sudah sejak lama digunakan. Di dalam analisis jaringan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergolong tinggi dalam satu era dengan tingkat mobilitas yang tinggi dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai kota Megapolitan memiliki kepadatan penduduk yang tergolong tinggi dalam satu era dengan tingkat mobilitas yang tinggi dimana aktifitas ekonomi maupun
Lebih terperinciMODEL STOKASTIK UNTUK PEMBEBANAN LALULINTAS BANYAK-RUTE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERBEDAAN PERSEPSI BIAYA PERJALANAN
MODEL STOKASTIK UNTUK PEMBEBANAN LALULINTAS BANYAK-RUTE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERBEDAAN PERSEPSI BIAYA PERJALANAN R. Didin Kusdian Lulusan S- Transportasi SAPPK-ITB Dosen STT-YPKP Jln. Surapati 89 Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu kota dapat dilihat dari tingginya aktivitas perekonomian, aktivitas perkotaan tersebut perlu didukung dengan adanya transportasi. Konsep transportasi
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI
STUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding
14 BAB III. TEORI DASAR 3.1. Prinsip Dasar Metode Gayaberat 3.1.1. Teori Gayaberat Newton Teori gayaberat didasarkan oleh hukum Newton tentang gravitasi. Hukum gravitasi Newton yang menyatakan bahwa gaya
Lebih terperinciGambar 4.1. Peta Administrasi Kota Semarang, 2010 Gambar 4.2. Peta Kepadatan Penduduk Kota Semarang, 2008 Gambar 4.5. Peta Jumlah dan Jenis Kendaraan Bermotor Kota Semarang, 2008 Gambar 4.7. Peta Sebaran
Lebih terperinciPENGARUH BANGKITAN PERJALANAN PASAR BLAHKIUH TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA BLAHKIUH KABUPATEN BADUNG
PENGARUH BANGKITAN PERJALANAN PASAR BLAHKIUH TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA BLAHKIUH KABUPATEN BADUNG TUGAS AKHIR Oleh : I Made Gita Sanjaya 0819151010 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan penumpang yang telah berkembang sangat dinamis serta berperan di dalam menunjang
Lebih terperinciANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA
ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA Oleh : JUFRI SONY 3108100634 PROGRAM LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciKenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja p
GAYA DAN TEKANAN Kenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja padanya, benarkah? Bagaimana sebuah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN 4.1 Pemilihan Tipe Dinding Penahan Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menganalisis dinding penahan tipe gravitasi yang terbuat dari beton yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Karateristik Jalan Perkotaan Menurut MKJI 1997, jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan menerus di sepanjang atau hampir
Lebih terperinciRINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)
RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA) Oleh: HENDRA NPM.11.51.13018 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016
Lebih terperinciRencana Operasi. Suatu bagian bagian dari manajemen Sistem transportasi
Rencana Operasi Suatu bagian bagian dari manajemen Sistem transportasi Tiga elemen dasar sistem transportasi Jaringan kerja sarana Sarana Rencana operasi Rencana Operasi Rencana operasi dalam sistem transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Permasalahan yang terjadi di semua negara berkembang, termasuk di Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi akibat laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Cantilan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada tahun-tahun 2000 hingga sekarang apabila musim penghujan, sering menimbulkan permasalahan gerakan tanah. Sejak beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan memiliki peranan penting dalam kehidupan diantaranya memperlancar arus barang dan penumpang secara cepat, mudah, dan nyaman. Alternatif sistem pembangunan jaringan
Lebih terperinciBAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA
BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan
Lebih terperinciPENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR
PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR Oleh: NUNUK KUSTANTI L2D 001 446 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciBAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tujuan Pembelajaran Umum: 1 Mahasiswa mampu memahami konsep dasar persamaan diferensial 2 Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar persamaan diferensial untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai penghubung dua ujung jalan yang terputus oleh sungai, saluran, lembah dan selat, atau laut, jalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kota Depok merupakan wilayah penyangga (buffer state) bagi Daerah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Depok merupakan wilayah penyangga (buffer state) bagi Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk mengurangi tekanan perkembangan penduduk di Ibukota. Selain itu
Lebih terperinciTjatur Djoko S NPM :
Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN TENTANG ANALISIS PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH PENGGUNA JASA BERDASARKAN AKSESIBILITAS PADA PUSKESMAS KECAMATAN DI WILAYAH JAKARTA PUSAT PENGANTAR Dengan segala kerendahan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. studi yakni Jl. Laksda Adisucipto Simpang Janti antara lain :
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil penelitian di lokasi studi yakni Jl. Laksda Adisucipto Simpang Janti antara lain : 6.1.1 Kinerja Jalan a. Arus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Temuan Studi Temuan studi ini merupakan beberapa hal yang ditemukan saat melakukan studi, terlepas dari dari sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Temuan studi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun pada kenyataannya yang terjadi saat ini perkembangan kota selalu lebih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia saat ini semakin pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan kota tentunya membutuhkan perkembangan transportasi pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciPENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN
PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN (Studi kasus : Jalan Ngasem Yogyakarta) Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Volume Lalu Lintas Hasil penelitian yang dilaksanakan selama seminggu di ruas Jalan Mutiara Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Kepulauan khususnya sepanjang 18 m pada
Lebih terperinciPERENCANAAN TRANSPORTASI
SISTEM TRANPORTASI PERENCANAAN TRANSPORTASI by M. Akbar Kurdin, ST., M.Eng.Sc PENDAHULUAN 2 Perenc. Transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistem transportasi yg sistematis Bertujuan menyediakan
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR
PLANO MADANI VOLUME 5 NOMOR 2, OKTOBER 2016, 192-201 2016 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973 PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA
TUGAS AKHIR RC 090412 EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA 3109.040.505 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi baik oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.I TINJAUAN UMUM Pembangunan di berbagai sektor bidang kehidupan bangsa yang dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami perkembangan pada sektor ekonomi yang berdampak pada peningkatan jumlah dan jenis kendaraan yang semakin
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja Ruas Jalan Prof. dr. Sardjito, Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM dan Simpang Bersinyal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sarana yang dapat menghubungkan manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA
III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan analisa data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran. a. Parkir adalah
Lebih terperinciKuliah PD. Gaya yang bekerj a pada suatu massa sama dengan laju perubahan momentum terhadap waktu.
Kuliah PD Pertemuan ke-1: Motivasi: 1. Mekanika A. Hukum Newton ke-: Gaya yang bekerj a pada suatu massa sama dengan laju perubahan momentum terhadap waktu. Misalkan F: gaya, m: massa benda, a: percepatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem ruang wilayah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu-lintas merupakan permasalahan rumit yang sering terjadi disetiap daerah perkotaan. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem ruang wilayah dan sistem
Lebih terperinciBab V Perancangan Kerangka Kerja Analisis Kebutuhan SPPK
79 Bab V Perancangan Kerangka Kerja Analisis Kebutuhan SPPK Kerangka kerja merupakan perwujudan dari sebuah model, dengan maksud memberikan panduan terhadap pengerjaan sesuatu. Pada penelitian ini, kerangka
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil
67 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian berdasarkan deskripsi data tentang strategi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan pada BAB IV yaitu : (1) Karakteristik Lalu lintas Kecepatan Tempuh : 40 km/jam Volume lalu lintas pada jam puncak
Lebih terperinci