BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1 Saham Pengertian Saham Menurut Zubir (2011:4) dalam bukunya mendefinisikan Saham adalah dokumen yang merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka setiap pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau dividen sesuai proporsi kepemilikan. Senada dengan pendapat ini, dikemukakan oleh Yulfita (2013) bahwa definisi saham adalah surat berharga yang merupakan instrument bukti kepemilikan atau pernyataan dari individu atau institusi dalam suatu perusahaan Karakteristik Saham Dengan memiliki saham suatu perusahaan berarti sebagai investor yang akan memiliki hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan dan tentu saja setelah dikurangi pembayaran yang menjadi kewajiban perusahaan. Menurut Ross et.al (2009:340) saham memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Tidak memiliki tanggal jatuh tempo, sehingga saham akan selalu ada selama perusahaan tersebut berdiri 17

2 2. Tidak memiliki batasan dalam penerimaan dividen, sehingga seberapa besar porsi saham yang dimiliki akan mempengaruhi besarnya hak pemegang saham tersebut mendapat pembagian dividen. 3. Dalam keadaan bangkrut pemilik saham tidak dapat dikenakan klaim Jenis Saham Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim saham dalam bukunya Ross et.al (2009:358) membedakan hal tersebut sebagai berikut : 1) Saham Biasa (common stock) Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan aset perusahaan. Ciri - ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut: - Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. - Memiliki hak suara (one shareone votec) - Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhir - apabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 2) Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen merupakan saham dengan bagi hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan aset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara 18

3 obligasi dan saham biasa. Adapun ciri - ciri dari saham preferen adalah: - Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen. - Tidak memiliki hak suara. - Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus. - Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi Expected Return Saham Expected return saham adalah nilai yang diharapkan dalam suatu investasi. Namun nilai tersebut dipengaruhi oleh risiko-risiko, beberapa ahli keuangan terkemuka menghasilkan teorinya terkait dengan expected return. Dalam bukunya Zubir (2011:197) mencantumkan expected return yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Capital Asset Pricing Model (CAPM) menurut Fama and French (2004:25-46) yang lalu dikembangkan oleh William Sharpe, John Lintner dan Jan Mossin dua belas tahun kemudian setelah Harry Makowitz mengemukakan teori portofolio modern pada tahun Pada CAPM, expected return sebuah sekuritas sama dengan return sekuritas bebas risiko ditambah dengan risk premium dikalikan dengan systematic risk sekuritas tersebut. 19

4 2. Untuk mengatasi kelemahan CAPM, ahli lainnya yaitu Stephen A.Ross (1976) mengembangkan teori multi index model yang dikenal dengan Arbitrage Pricing Theory (APT), dimana expected retun suatu investasi tidak hanya dipengaruhi oleh indeks pasar tetapi juga oleh faktor ekonomi makro dan sensitifitas perubahan dari setiap faktor yang dinyatakan oleh koefisien beta masingmasing faktor tersebut. Faktor ekonomi makro yang dapat mempengaruhi menurut Bodie et.al (2014: 346) adalah : - Suku bunga - Inflasi - Harga minyak - Kurs - Produk Domestik Bruto - Sentimen 3. Setelah kemunculan teori APT dikembangkanlah salah satu model multi indeks yang terkenal yaitu Three-Factor Fama-French yang dikemukakan oleh Fama and French (2004) dimana menghubungkan expected return suatu investasi dengan perbedaan return bulanan saham dengan nilai kapitalisasi kecil dan besar serta perbedaan antara return bulanan saham yang mempunyai rasio book-to-market yang tinggi dan saham dengan book-to-market yang rendah. 20

5 3.2 Penilaian atau Valuasi Pengertian Penilaian atau Valuasi Saham Valuasi saham adalah metode untuk menghitung estimasi harga wajar suatu saham atau sesuai nilai instrinsiknya valuasi saham adalah suatu nilai saham yang dianggap benar-benar mewakili performa suatu perusahaan (Wira, 2014:126). Dapat dikatakan pula bahwa penilaian (valuation) saham adalah proses menentukan berapa harga wajar suatu saham. Menurut Jogiyanto melalui Khasanah (2011) bahwa nilai yang berhubungan dengan saham dapat dilihat dalam tiga konsep nilai yang memberikan makna berbeda. yaitu : 1. Nilai value per lembar saham menunjukan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham 2. Nilai Pasar (market value) merupakan nilai saham yang terbentuk ketika sebuah saham dicatatkan di bursa efek atau IPO. Nilai pasar berbeda dengan nilai buku, jika nilai buku dibentuk oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Dengan kata lain nilai pasar terbentuk dari adanya supply and demand 3. Nilai intrinsik (intrinsic value) atau fundamental value merupakan nilai seharusnya sebuah saham Dengan mengetahui nilai intrinsik saham, investor dapat mengetahui harga saham tersebut murah 21

6 (undervalued) atau mahal (overvalued). Nilai intrinsik dapat diketahui melalui analisis fundamental dan analisis teknikal. Pendapat di atas senada dengan Tandelilin (2010:301), dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham, nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusaahan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar yang ditunjukan oleh harga saham tersebut di pasar, sedangkan nilai intrinsik dikenal sebagai nilai teoritis yaitu nilai saham yang sebenarnya. Valuasi oleh Stoew et.al (2007) dapat juga diartikan bahwa perkiraan nilai suatu aset berdasarkan variabel- variabel yang dianggap berhubungan dengan imbal balik investasi di masa yang akan datang dengan membandingan dengan aset lain yang sejenis dengan tujuan menentukan nilai yang akan diterima dari sejumlah uang yang akan dibayarkan dengan mempertimbangkan perbedaan imbal balik berdasarkan risiko untuk setiap saham dengan harganya di bursa. Karena saham sendiri dapat merepresentasikan klaim kepemilikan atas aktifitas bisnis perusahaan dalam mencari keuntungan Tujuan Penilaian atau Valuasi Harga Saham Tujuan utama analisa harga wajar saham adalah untuk melihat atau mengetahui saham yang overvalued dan undervalued. Menurut Eka (2015:5), nilai wajar adalah nilai sebenarnya dari suatu saham. Calon investor biasanya menghitung nilai wajar saham untuk memutuskan 22

7 strategi investasinya. Apabila nilai pasar lebih besar daripada nilai wajar, maka saham tersebut dalam kondisi overvalued dan keputusan investasinya adalah saham tersebut layak dijual, sedangkan jika nilai pasarnya lebih kecil daripada nilai wajar, maka saham tersebut dalam kondisi undervalued dan keputusan investasinya adalah saham tersebut layak dibeli. Manurung (2009:147), penilaian ini bertujuan mengetahui sahamsaham mana yang sedang bertumbuh (growth), yang murah (undervalued) dan yang mahal (overvalued). Dari definisi tersebut nilai saham terdiri dari nilai nominal, nilai buku, nilai pasar dan nilai fundamental. Putra (2009) dengan melakukan penilaian dapat ditafsir nilai suatu saham dan kemudian dibandingan dengan harga pasar saham saat ini (current market price). Nilai intrinsik (NI) menunjukan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut : a. NI < harga pasar saat ini : Overvalued (terlalu mahal) b. NI> harga pasar saat ini : undervalued (harga terlalu murah) c. NI = harga pasar saat ini : harga wajar Jika terjadi harga pasar lebih rendah dibandingkan dengan nilai fundamental atau intrinsiknya maka harga saham tersebut adalah undervalued (Jaiprakash, 2014). Saham yang undervalued sebaiknya dibeli atau ditahan oleh investor karena harganya akan naik mendekati 23

8 harga wajarnya. Saham yang overvalued berarti nilai wajar saham berada di bawah harga pasar saham atau harga pasar saham berada di atas harga wajar. Saham yang overvalued sebaiknya tidak dibeli Instrumen Yang diperlukan pada Penghitungan Valuasi Harga Saham Dalam melakukan penghitungan valuasi harga saham, investor akan membuat analisis terhadap variable financial. Untuk itu diperlukan laporan keuangan, pengukuran discount rate, membuat proyeksi keuangan dan menetapkn model valuasi. Berikut ini adalah instrument instrument yang dibutuhkan dalam penghitungan metode valuasi : Pengukuran Cost of Equity (r e ) Cost of Equity merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor terhadap dana yang diinvestasikan pada suatu perusahaan. Cost of equity yang menjadi tingkat diskonto adalah masukan penting dalam setiap model penilaian arus kas diskonto. Menurut literatur yang ada pada penilaian secara umum mengusulkan penggunaan tingkat diskonto berbasis CAPM dalam menghitung nilai sekarang dari aliran arus kas masa depan (Malkiel, 2012). Menurut Ross et. al (2009:64) persamaan CAPM itu sendiri dapat dituliskan sebagai berikut : 24

9 R e = R + β ( R R ) (3.1) f m f Dimana: R e = biaya ekuitas (cost of equity) R f = tingkat bunga bebas resiko (risk free rate) β = faktor resiko dari pasar yang sistematis (beta) R m = tingkat bunga investasi rata-rata dari pasar (market return) (R m R f ) = premi risiko pasar (market risk premium) Dari persamaan di atas terdapat tiga variable yang mempengaruhi yaitu Risk Free Rate, Beta dan Market Risk Premium R f = tingkat bunga bebas resiko (risk free rate) Risk free rate merupakan variabel pertama, yaitu adalah tingkat pengembalian bebas risiko yang diketahui oleh investor. Suatu aset dapat dikatakan sebagai risk free asset manakala diketahui bahwa actual return selalu sama dengan expected return, oleh karena itu dua kondisi yang harus dipenuhi yaitu tidak adanya risiko gagal bayar sebagai kondisi pertama. Dalam hal ini biasanya menggunakan sekuritas yang diterbitkan oleh Pemerintah. Karena Pemerintah merupakan pihak yang memiliki otoritas dalam membuat dan mengesahkan peraturan dan kebijakan keuangan. Kondisi kedua yang harus dipenuhi yaitu tidak ada reinvestment risk pada aset tersebut. Tingkat bebas risiko merupakan masukan penting dalam salah satu 25

10 model pembiayaan yang paling banyak digunakan, ini dikemukakan oleh Mukherji (2011) β = faktor resiko dari pasar yang sistematis (beta) Sebagai variabel kedua yaitu tingkat risiko yang dimiliki perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian hasil investor. Seperti yang dikemukakan oleh Rosenberg dan Rudd (1982) bahwa Beta mencerminkan respon dari return saham perusahaan terhadap return pasar. Dapat diilustrasikan sebagai berikut : β > 1: Saham dengan koefisien beta > 1 umumnya lebih agresif dari pasar, Pada suatu kesempatan, harganya dapat naik sedemikian cepat melebihi kenaikan pasar atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, pada saat pasar sedang turun, harganya akan turun lebih cepat dari pasar. Artinya, jika pasar sedang naik, saham tersebut akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari pasar. Akan tetapi, jika pasar sedang turun, harga saham blue chip akan turun lebih besar dari penurunan pasar. Sedangkan dimana posisi β = 1: Saham dengan koefisien beta = 1 umumnya mengikuti arus pasar. Artinya, jika pasar naik, saham tersebut mengalami kenaikan yang sama dengan pasar atau indeks. Demikian pula sebaliknya. Lalu pada posisi β < 1: Saham dengan koefisien beta < 1 umumnya bergerak lebih lambat dari pasar. Artinya jika pasar naik, saham 26

11 tersebut akan mengalami kenaikan namun selalu lebih rendah dari kenaikan pasar. Demikian pula sebaliknya. Beta dapat dihitung dengan teknis estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi beta masa yang akan datang. Bukti empiris menunjukan bahwa beta historis mampu menyediakan informasi tentang beta masa yang akan datang (Elton et.al, 1978). Menurut Jogiyanto (2010) dalam Putra dan Rahmanti (2013) bahwa beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data pasar (return saham dan return pasar), data akuntansi (Laba perusahaan dan laba indeks pasar) atau data fundamental (menggunakan variabel fundamental) Namun bagi perusahaan yang sudah terbuka, dimungkinkan pula untuk menggunakan beta yang berasal dari beberapa website seperti Reuter.com (Astuti, 2013:78). Beta dalam penelitian ini akan menggunakan beta industri, hal ini dikarenakan beta industri merupakan ukuran risiko sistimatik dari suatu perusahaan atau industri tertentu. Ini mempunyai pengertian bahwa risiko naik turunnya imbal hasil saham dari imbal hasil yang diharapkan yang dipengaruhi oleh volatilitas harga saham secara keseluruhan di Pasar Modal. Oleh karena itu dalam menghitung suatu tingkat imbal hasil suatu perusahaan yang beroperasi di sektor industri 27

12 tertentu dan untuk mendapatkan nilai secara umum yang berlaku di sektor industri tertentu tersebut, dapat digunakan tingkat risiko sistematik (beta) pada sektor industri itu sendiri R m = tingkat bunga investasi rata-rata dari pasar (market return) Market Return merupakan tingkat pengembalian pasar secara keseluruhan yang didapatkan dengan memprediksi berapa tingkat return index harga saham gabungan (IHSG) yang diharapkan. Pasaribu (2011) menuangkan rumus yang dapat digunakan dalam mendapatkan hasil estimasi tersebut, yaitu sebagai berikut : IHSG IHSG t t 1 R m. t = (3.2) IHSGt 1 Dimana: Rm, t IHSGt = market return on day-t. = Indonesian Composite Index on day-t. IHSGt-1 = Indonesian Composite Index on day t (R m R f )= premi risiko pasar (market risk premium) Market risk premium sebagai variabel yang ketiga adalah interpretasi tingkat risiko pasar dimana semakin besar market risk premium maka akan semakin besar pula risiko untuk berinvestasi pada saham tersebut. Dengan menggunakan pendekatan CAPM risk premium didefinisikan sebagai perbedaan antara tingkat pengembalian rata-rata 28

13 atas saham dengan tingkat pengembalian rata-rata atas risk free rate. Dapat dituliskan sebagai berikut : MRP = E ( R ) R (3.3) m f Dimana: MRP = Market Risk Premium E(R m ) = expected return IHSG (tahunan) R f = risk free rate Terkait dengan keakuratan penghitungan cost of equity (r e ) dengan model CAPM, ternyata terdapat keterbatasan akurasi, hal ini berdasarkan beberapa penelitian, seperti yang diutarakan oleh Campbell et.al (2001) dimana beta berkontribusi terhadap cost of equity (r e ) sebesar 24% di Amerika. Senada dengan pendapat ini diutarakan pula oleh Angelidis and Tessaromatis (2008a) yang melakukan penelitian di Inggris, bahwa beta berkontribusi hanya 3% saja di negara tersebut (Angelidis and Tessaromatis, 2008b), lalu di Eropa berpengaruh sebesar 20% dan di negara berkembang prosentasinya sebesar 45% (Angelidis and Tessaromatis, 2009). Terlihat bahwa terdapat variabel lain selain beta (risiko sistematik) yang saat ini masih dalam perdebatan. Keterbatasan ini dibuktikan pula terjadi di Bursa Efek Indonesia, dalam Sasongko (2012) yang telah menghitung model asset pricing dengan cara yang lebih advance jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan asset pricing tiga faktor Fama and French (2004), bahwa cost of equity (r e ) 29

14 dengan model asset pricing tiga faktor memberikan tingkat akurasi antara 18-45%. Dengan demikian bahwa perhitungan cost of equity (r e ) dengan model CAPM akan memberikan tingkat akurasi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan metode tiga faktor Fama and French Estimasi Pertumbuhan (g) Pertumbuhan atau Growth (g) merupakan salah satu bagian penting ketika analis atau investor melakukan penilaian harga saham untuk menentukan tingkat pertumbuhan yang dipergunakan sebagai dasar untuk memproyeksikan revenue dan earning. Estimasi pertumbuhan digunakan untuk menjaga agar pertumbuhan dividen yang diterima sesuai dengan estimasi. Dalam menentukan tingkat pertumbuhan dapat dengan melihat data historis pertumbuhan pendapatan dan dapat pula dengan estimasi analisis. Adapun perhitungan pertumbuhan dalam penelitian ini akan menggunakan rumus sebagai berikut (Bodie et al, 2014:284) : Dimana: g = pertumbuhan g = b x ROE (3.4) b = retention ratio (1-Dividen Payout Ratio) atau Net Income - Dividen Net Income ROE = return on equity = Net Income Total Equity 30

15 Laporan Keuangan Sesuai dengan penelitian yang dipilih penulis menggunakan pertumbuhan konstan, maka Laporan Keuangan yang diperlukan yaitu meliputi neraca keuangan, laporan laba rugi dan laporan arus kas. 3.3 Metode Valuasi Harga Saham Jones (2009:262) mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan yang mendasar pada fundamental analisis yaitu : Discounted Cash Flow technique dan Relatives Valuation technique. Metode valuasi DCF memiliki tiga variasi perhitungan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis valuasi saham yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing analisis. Ketiga variasi tersebut adalah dividend discounted model, free cash flow to equity dan free cash flow to the firm. Untuk valuasi terhadap ekuitas perusahaan (equity valuation) akan menggunakan free cash flow to equity, sedangkan valuasi terhadap seluruh perusahaan (firm valuation) akan menggunakan free cash flow to the firm. Pendekatan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Discounted Cash Flow (Dividen Discounted Model, Free Cash Flow to E quity) dan Relative Valuation. 31

16 3.3.1 Dividen Discounted Model (DDM) Secara sederhana ketika seorang investor membeli sebuah saham, satu- satunya cash flow atau kas masuk yang diperoleh adalah berupa dividen. Sehingga berdasarkan pemikiran itu metode valuasi DDM, menilai intrinsic value saham sebuah perusahaan berdasarkan estimasi pendapatan yang dibagikan kepada shareholders yaitu berupa dividen dan men-discounting nilainya ke present value. Metode valuasi DDM memiliki beberapa variasi perhitungan yang berhubungan dengan proyeksi pertumbuhan perusahaan. Metode DDM terbagi menjadi The Gordon Growth Model dan Multistage Dividend Discount Model. Penelitian ini akan menggunakan perhitungan dividen bertumbuh secara konstan, hal ini sesuai dengan kondisi perusahaan yang telah mature dengan pertumbuhan yang stabil, sehingga tercermin bahwa dividen tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan perusahaan. Menurut Foerster et.al (2005) Metode DDM dengan konstan growth dapat digunakan untuk perusahaan yang memiliki sejarah panjang. Dengan asumsi bahwa dividen tumbuh pada suatu tingkat tertentu berikut rumus yang dapat digunakan : D 0 (1 + g ) P0 = (3.5) re g Dimana: P 0 = Nilai wajar per lembar saham pada masa sekarang D 0 = Dividen yang terakhir dibayarkan 32

17 r e = Required rate of return saham dengan pendekatan CAPM g = Tingkat pertumbuhan dividen yang dapat diperoleh dengan perhitungan : b x Roe b adalah retention ratio = (1-DPR) atau dapat juga dari perhitungan : Net Income - Dividen Net Income ROE = return on equity = Net Income Total Equity Free Cash Flow to Firm Free Cash Flow to Firm (FCFF) merupakan arus kas yang tersedia bagi seluruh claimholders, baik untuk kreditur (bondholders) maupun pemegang saham baik untuk common stockholders ataupun preferred stockholders atau arus kas yang tersedia bagi semua penyedia modal setelah perusahaan memperhitungkan kebutuhan investasinya dan setelah membayar operating expenses (termasuk pajak). Perbedaan utama berasal dari penggunaan pembiayaan utang, yaitu termasuk pelunasan hutang yang ada dan bunganya, pemotongan atas utang baru. untuk menghitung FCFF dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Jones, 2009:276) : FCFF = FCFE + Interest Expense (1 tax rate) + Pr incipal New Debts Issues Pr eferred Dividends Re payments (3.6) dalam rumus yang lebih singkat dapat dituliskan berikut : FCFF = EBIT (1 Tax Rate) + Depreciation Capital Expenditures Change inworking Capital (3.7) 33

18 3.3.3 Free Cash Flow to Equity Pendekatan kedua yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Free Cash Flow to Equity atau FCFE, yang didefinisikan sebagai arus kas yang tersisa setelah pembayaran bunga dan pokok utang baru dan belanja modal (baik untuk menjaga aset yang ada maupun menambah aset baru yang diperlukan dalam pertumbuhan). Tiga hal yang harus diperhatikan dalam mendukung perhitungan FCFE yaitu pertama adalah penghitungan capital expenditure dipisahkan dari net income karena termasuk dalam cash outflow, sedangkan depreciation dan amortization akan ditambahkan ke net income karena termasuk dalam non-cash charges. Hal kedua adalah bila working capital mengalami peningkatan, ini akan menyebabkan penurunan pada arus kas perusahaan dan juga sebaliknya, dan hal ketiga adalah para investor hendaknya harus mengantisipasi fluktuasi harga saham yang dipengaruhi oleh perubahan tingkat pinjaman pada cash flow perusahaan. Menurut Jeletic (2012) Free Cash Flow to equity umumnya akan lebih stabil daripada dividen, karena arus kas terhadap ekuitas akan selalu lebih tinggi dari laba bersih, sehingga aliran kas bebas terhadap ekuitas tidak pernah bisa negatif. Perhitungan FCFE sendiri dapat diformulasikan sebagai berikut (Jones, 2009:276) : FCFE = Net income + Depreciati on Debt Re payments Capital Expenditur es the change in working capital + New Debt Issues (3.8) 34

19 dalam rumus yang lebih sederhana FCFE dapat dituliskan berikut : FCFE = (EBIT Bunga Pajak) + Depresiasi Belanja Modal (3.9) Metode perhitungan FCFE memiliki beberapa variasi perhitungan sesuai dengan asumsi pertumbuhan perusahaan, seperti constant growth (single stage), two stage dan three stage model. FCFE merupakan model penilaian yang cocok bagi perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang stabil sehingga dalam tingkat pengembalianpun sesuai yang diharapkan Untuk menghitung FCFE bagi perusahaan yang memiliki stable growth (single stage) atau yang juga disebut constant growth dan dapat mempergunakan rumus sebagai berikut : V E FCFEt0 (1 + g) = (3.10) r g e Dimana: V E FCFE to (1+g) re = nilai saham saat ini = FCFE yang diharapkan tahun depan = cost of equity dari perusahaan yang dihitung dengan pendekatan CAPM g = tingkat pertumbuhan yang stabil, dihitung dengan rumus : g b ( fcfe ) = ( fcfe ) x ROE Dimana: g (fcfe) = expected growth rate b (fcfe) = retention ratio yang diperoleh dari perhitungan : Net Income - Dividen Net Income 35

20 ROE = return on equity = Net Income Total Equity Hasil dari rumus diatas tersebut jika dibagi dengan jumlah saham beredar, maka akan diperoleh nilai per lembar saham, atau dapat dirumuskan sebagai berikut : VE V0 = (3.11) Q Dimana: V o V E (Value of Stock Equity) Q (Outstanding stock) = harga per lembar saham = nilai saham saat ini = jumlah saham yang beredar Relative Valuation Konsep relative valuation didasarkan pada membuat perbandingan untuk menentukan nilai. Ini dilakukan dengan menghitung P/E rasio maupun membuat perbandingan dengan beberapa patokan lain seperti pasar, industri maupun sejarah saham tersebut dari waktu ke waktu (Jones, 2008:279). Pendekatan dengan konsep relative valuation ini mudah diterapkan pada perusahaan yang banyak pembanding di pasar modal, namun meskipun perbandingan dilakukan dalam kelompok industri yang sama, tetap saja masing-masing perusahaan mempunyai karakteristik yang berbeda. 36

21 P/E (Price Earning) Ratio P/E rasio atau laba multiplier adalah penilaian yang paling dikenal dan paling banyak digunakan dan dapat diturunkan dari dividen discount model sebagai dasar dari penilaian untuk saham biasa. Menurut Wu (2014) PE ratio memiliki peran penting dalam kominitas investasi, karena rasio ini mencerminkan ekspektasi pasar pertumbuhan masa depan dan risiko perusahaan. Analis keuangan juga banyak mengutip PE ratio sebagai pembenaran untuk rekomendasi saham mereka. PE ratio dapat dituliskan seperti dibawah ini : P0 E D + g = (1 0 ) re g E dengan turunan rumus P0 E(1 b)(1 + g) = E r g e E kemudian P 0 (1 b)(1 + g) = r g e E selanjutnya menjadi P 0 E(1 b)(1 + g) = r g e dengan pengertian bahwa EPS adalah E atau earning atau net income, maka penelitian ini akan menggunakan rumus sebagai berikut : Dimana: NI (1 b) (1 + g) P0 = (3.12) r g e P 0 NI = Harga saham saat ini = Net income b = Laba ditahan yang diperoleh dari perhitungan : 37

22 Net Income - Dividen Net Income r e g = cost of equity dengan pendekatan CAPM = tingkat pertumbuhan dividen yang diperoleh dari perhitungan: b dividen x ROE 3.4 Penelitan Terdahulu. Berikut beberapa penelitian yang diambil dari tesis, jurnal lokal dan jurnal internasional tentang valuasi harga wajar saham dengan berbagai metode analisis yang dilakukan : 1. Menurut Falatehan (2011) yang menggunakan metode DDM dan Relative Valuation bahwa Nilai intrisik saham dengan metode DDM adalah sebesar Rp ,- dan Relative Valuation sebesar Rp ,- (1,65 x book value). Penawaran harga dari pemegang saham (1,65 x book value). Penawaran harga dari pemegang saham yakni 3,2 x book value (Rp. 5,6 Triliun), masih di bawah harga penawaran. Sehingga keputusan Bank Mandiri untuk mundur dalam rencana akuisisi BMI merupakan hal yang tepat. 2. Menurut Kasim (2011) yang menggunakan metode DCF dan hidden value bahwa Harga saham Garuda Indonesia yang dianalisis dengan metode DCF sebesar Rp. 931,- per lembar saham. Selanjutnya jika menggunakan hidden value diperoleh harga saham sebesar Rp. 70,- per lembar saham. Apabila keduanya digabungkan maka harga saham Garuda Indonesia menjadi Rp ,- per 38

23 lembar saham. Sedangkan menggunakan metode komparasi valuasi, maka harga saham Garuda Indonesia menjadi Rp. 874,- per lembar. 3. Menurut Yulfita (2013) yang melakukan penelitian dengan metode DDM dan DCF data dari Laporan keuangan tahunan dari 14 perusahaan sektor manufaktur mendapatkan hasil bahwa INDF, AKRA, INTP, SMGR, ASII, UNTR, KLBF dan UNVR (DDM dan DCF kondisi overvalued). GGRM (DDM dan DCF 2009 kondisi undervalued ; DDM dan DCF kondisi overvalued). TKIM (DDM dan DCF 2011 kondisi overvalued). KKGI (DDM dan DCF 2009, 2011 kondisi overvalued ; DCF 2010 kondisi undervalued). SCCO (DDM kondisi overvalued ; DCF kondisi undervalued ; DCF 2009 kondisi overvalued). TCID (DDM kondisi undervalued ; DCF kondisi overvalued). 4. Menurut Sulistyowati (2011) yang metode penelitiannya menggunakan DDM, CAPM (β) dan fundamental (PER, Payout Ratio, ROE) Laporan Keuangan tahunan memperoleh hasil Metode CAPM pada tahun 2008, 2009, 2010 β indosat < β telkom. Metode DDM untuk indosat & telkom pada tahun 2008 dan 2009 mengalami overvalued dan tahun 2010 mengalami undervalued. Keputusan melakukan investasi di PT. Indosat akan lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan PT. Telkom. 39

24 5. Menurut Pratama et.al (2014) yang mfeneliti dengan metode Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) memperoleh hasil penelitian DDM: ADHI, BSDE, dan GMTD (Undervalued) ; JRPT, LPKR, MKPI, PTPP, dan PUDP (Overvalued) ; ASRI, CTRP, GPRA, SMRA, TOTL dan WIKA (Wajar). Metode PER: ADHI, BSDE, dan GMTD (Undervalued) ; JRPT, LPKR, MKPI, PTPP, dan TOTL (Overvalued) ; ASRI, CTRP, GPRA, PUDP, SMRA, dan WIKA (Wajar). 6. Menurut Patokina dan Kolari (1996) dengan menggunakan metode metode DCF dan P/E Ratio memperoleh hasil bahwa nilai dengan perhitungan DCF sebesar 35,280 million rubles dan P/E Ratio sebesar 18,785 thousand rubles menunjukan harga yang ditawarkan lebih rendah daripada perhitungan ini, sehingga Glinozem tidak layak untuk diprivatisasi. 7. Menurut Olweny (2011) dengan Metode yang dipilih Regresi Dividend Discount Model dan dari Laporan keuangan tahun dari 18 Perusahaan perdagangan pada saham biasa yg terdaftar di NSE dan hasil penelitiannya adalah bahwa dari 18 perusahaan yang terdaftar di NSE, hanya tiga perusahaan yang menunjukkan perbedaan tidak sedikit. Hasil perbedaan itu dapat disebabkan antara lain oleh faktor pasar yang tidak efisien (NSE), faktor diskonto yang tidak tepat, adanya perbedaan informasi, pengukuran dan evaluasi masalah. 40

25 8. Menurut Gardner et. al (2012) dengan metode yang dipilih FCFE supernormal growth. Coca-Cola Corporation. Diperoleh hasil bahwa Nilai ekuitas coca cola sebesar USD 161,417 Milyar dan nilai pasar aktual adalah sebesar USD 150,185 Milyar pada tanggal 28 Desember

26 3.5 Kerangka Pemikiran FENOMENA 1) saham (40%) PT. Acset Indonusa Tbk yang dimiliki oleh PT Cross Plus Indonesia dan PT Loka Cipta Kreasi pada PT. Acset Indonusa Tbk dijual kepada PT Karya Supra Perkasa dengan harga Rp per lembar pada tanggal 5 Januari 2015 Apakah harga saham PT Acset Indonusa tbk sebesar 3,250 overvalued atau undervalued dibandingkan dengan harga intrinsiknya MARKET VALUE per 05 Januari 2015 ACST = Rp ,- (yahoo finance) DATA PERUSAHAAN Laporan Keuangan PT Acset Indonusa periode (pada Prospektus), Laporan Keuangan periode 2013 dan 2014 yang terdiri dari Neraca dan Laporan Rugi Laba. Analisis Laporan Keuangan (Proyeksi FCFE dan dividen dimasa datang dengan asumsi pertumbuhan konstan) Discounted Cash Flow (DCF) Free Cash Flow To Equity Mendapatkan Nilai (Ebit - bungatax)+depresiasi-belanja Modal Menghitung Cost of Equity dengan CAPM Menghitung Growth Menghitung nilai saham saat ini (Ve) Menghitung nilai saham perlembar (Vo) Dividend Discount Model (DDM) Gordon Growth Model Mendapatkan nilai Net Income dan Dividen Menghitung Cost of Equitydengan CAPM Menghitung Growth Mendiscontokan Dividen Mendapatkan harga saham (Po) Relative Valuation PE Mendapatkan nilai Net Income dan Dividen Menghitung Cost of Equity dengan CAPM Menghitung Growth Mendapatkan harga saham saat ini (Po) Harga Intrinsik Harga Wajar Saham Overvalued atau Undervalued 42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Ada beragam cara yang digunakan manajemen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia tampak mengalami perkembangan si Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist untuk menggambarkan perekonomian Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen IRENEA FARIA CANDRA 55112120061

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB III KAJIAN PUSTAKA BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Harga Saham Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi dipasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar PEMBAHASAN 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar Dalam penilaian saham dikenal adanya 3 nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang BAB II LANDASAN TEORI II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan tujuan investasi yang dinyatakan dalam risiko maupun return. Investor harus memahami bahwa ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. PENILAIAN PERUSAHAAN BERDASARKAN PER, PBV, DAN EV/EBITDA Menurut Damodaran (2002), ada tiga pendekatan untuk menilai suatu perusahaan, yaitu: penilaian menggunakan discounted

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Metode Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap penilaian saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut juga

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tanggal 10 April 2014 PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu bank yang memiliki masalah

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.  CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

ANALISA UNTUK INVESTOR

ANALISA UNTUK INVESTOR 1 Pertemuan 11 ANALISA UNTUK INVESTOR Salah satu keputusan yang harus diambil oleh para investor adalah keputusan portfolio pada sekuritas. Ada tiga tipe investor, yaitu investor jangka pendek, investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi dana, baik dana dari dalam maupun luar negeri. Kehadiran pasar modal menambah banyaknya

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di pasar modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di pasar modal, sebaiknya ada beberapa analisis yang penting investor lakukan. Alasannya agar investor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Horne

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Horne BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Keuangan Riyanto (2013) Pengertian Manajemen Keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Fundamental Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan dividend discount model (DDM) dan penilaian kewajaran harga saham, sebagaimana kewajiban

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham. PENILAIAN SAHAM Tujuan penilaian saham Saham adalah aset finansial yang dapat dijadikan investasi Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/ jual akan memberikan tingkat

Lebih terperinci

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Saham Saham Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Analisis Fundamental Pendekatan present value Mengkapitalisasi pendapatan yang diharapkan Nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor keuangan dan pasar modal adalah bagian yang menjadi salah satu poros dalam tolak ukur perkembangan dunia dalam segala bidang. Sektor keuangan dan pasar modal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor properti merupakan sektor yang menarik mengingat sektor ini sangat ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan dengan peningkatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian investasi menurut Jogiyanto (2003) adalah penundaan konsumsi

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian investasi menurut Jogiyanto (2003) adalah penundaan konsumsi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Pengertian investasi menurut Jogiyanto (2003) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseoraan terbatas. Saham suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis penilaian perusahaan dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Estimasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Listing Di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya adalah hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi berterima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sistem pelaporan akuntansi terhadap nilai kekayaan perusahaan (aset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sistem pelaporan akuntansi terhadap nilai kekayaan perusahaan (aset BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio PBV (Price to Book Value) a. Pengertian Rasio PBV Rasio harga saham terhadap nilai buku atau price to book value ratio merupakan perbandingan antara

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini berbagai sektor korporasi melakukan ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANALISIS FUNDAMENTAL 1. Definisi Analisis Fundamental Menurut Sulistiawan dan Liliana (2007:8) mengemukakan bahwa analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham 1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas II. LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penawaran Umum Saham Perdana Penawaran Perdana Saham atau Initial Public Offerings (IPO) adalah penjualan saham kepada masyarakat untuk pertama kalinya oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi 17 II. TIN JAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

Nadya Destiyanti Putri

Nadya Destiyanti Putri PENENTUAN NILAI HARGA WAJAR SAHAM PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK, DENGAN MENGGUNAKAN METODE GORDON GROWTH MODEL. Nadya Destiyanti Putri 26213293 Latar Belakang Masalah 1. Investasi saham merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditebak (Fahmi, 2006:14). Oleh karena itu, saham dikenal dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. ditebak (Fahmi, 2006:14). Oleh karena itu, saham dikenal dengan karakteristik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergerakan harga dipasar saham sangat sulit untuk ditebak sehingga para pakar pasar modal mengatakan bahwa harga suatu saham, pada suatu saat telah mencerminkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam sebuah perekonomian modern bergantung pada adanya sektor keuangan yang efisien. Salah satu komponen penting dari sektor keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Penentuan Skenario Penilaian Model penilaian perusahaan yang lazim digunakan adalah dividend discounted model (DDM). Model ini menilai suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham P.T TELKOM Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation. Dari beberapa macam metode discounted

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

TUJUAN PENILAIAN SAHAM :

TUJUAN PENILAIAN SAHAM : PENILAIAN SAHAM TUJUAN PENILAIAN SAHAM : Saham merupakan aset finansial yang dapat dijadikan investasi Penilaian saham dilakukan utk menentukan apakah saham yg akan dibeli atau dijual akan memberikan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat awal seorang investor berniat melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang dimilikinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1.Investasi Pengertian investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa dan Pembahasan Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham PT. Bank Mandiri Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05 PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK Nama : Nadia Larasati NPM : 21209090 Kelas : 3EB05 LATAR BELAKANG Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Dalam melakukan penelitian terhadap investasi saham sebuah perusahaan, dasar-dasar teoritis sangat diperlukan sebagai pendukung dasar analisis yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang BAB II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Saham Seorang investor perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap sahamsaham yang akan dipilihnya guna memprediksi apakah saham tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang

Lebih terperinci

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 2 PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Fundamental Analisa Fundamental digunakan untuk mengevaluasi harga saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, meliputi pendekatan deviden dan pendekatan pendapatan.

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR MATERI 9 PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai buku. Nilai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Investasi merupakan bentuk dari penundaan konsumsi sekarang untuk memperoleh konsumsi yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung resiko ketidakpastian sehingga

Lebih terperinci

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar PENILAIAN SAHAM Saham adalah bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan Jenis saham : 1. Saham biasa (common stock) 2. Saham preferen Karakteristik Saham Preferen: a. Hak preferen terhadap deviden: hak menerima

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN IV. 1 Penentuan Skenario Penelitian Ada beberapa metode yang dapat dipakai jika kita sebagai peneliti ataupun analis keuangan di pasar dalam menilai suatu kewajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM ENDANG DWI WAHYUNI

PENILAIAN SAHAM ENDANG DWI WAHYUNI PENILAIAN SAHAM ENDANG DWI WAHYUNI Tujuan penilaian saham Saham adl aset finansial yg dpt dijadikan investasi Penilaian saham dilakukan utk menentukan apakah saham yg akan dibeli/ jual akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017. 2. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan Pada Subsektor Batu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Uraian Teoritis 2.1.1. Return Saham Investasi merupakan komitmen penempatan sejumlah dana untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, motivasi utama

Lebih terperinci