BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Horne

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Horne"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Keuangan Riyanto (2013) Pengertian Manajemen Keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Horne dan Wachowichz (2013:5) yang disadur oleh Kasmir bahwa Manajemen Keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Mengacu pada pengertian di atas, Manajemen Keuangan merupakan alat untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Efisiensi dan efektifitas yang terbentuk dalam suatu perusahaan tentunya akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. a. Fungsi Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggungjawab manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Riyanto (2013:10) terdapat 3 fungsi utama dalam manajemen keuangan diantaranya yaitu: 1) Keputusan Investasi (investment Decision) 9

2 10 Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang di kelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini meurpakan keputusan paling penting diantara ketiga fungsi keputusan lainnya. Hal ini Karena keputusan investasi akan berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu berikutnya. Dengan demikian keputusan investasi ini akan menentukan keseluruhan jumlah aktiva yang ada pada perusahaan, komposisi dari aktiva-aktiva tersebut beserta tingkat risiko perusahaannya. 2) Keputusan pemenuhan kebutuhan dana (Budgeting) Keputusan mengenai kebutuhan dana bersangkutan dengan penentuan sumber dana yang akan digunakan, penentuan pertimbangan pembelanjaan yang terbaik atau penentuan struktur modal yang optimal. Apakah perusahaan akan menggunakan sumber ekstern yang berasal dari utang atau emisi obligasi atau dengan cara emisi saham baru, merupakan aspek utama dari jenis keputusan mengenai kebutuhan - kebutuhan pemenuhan dana. 3) Keputusan Dividen Keputusan mengenai dividen bersangkutan dengan penentuan persentase dari keuntungan netto yang akan dibayarkan sebagai cash dividend, penentuan stock dividend pembelian kembali saham. Keputusan mengenai dividen ini sangat erat kaitannya dengan keputusan pemenuhan kebutuhan dana.

3 11 2. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. a. Struktur Struktur Pasar Modal di Indonesia tertinggi berada pada menteri Keuangan menunjuk OJK merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, efisien serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal. b. Lembaga dan Struktur Pasar Modal Indonesia Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut: 1) Otoritas Jasa Keuangan, didirikan di tahun 2011 untuk menggantikan fungsi Badan Pengawas Pasar Modal sebagai pengawas seluruh aktivitas yang terjadi di pasar modal

4 12 1) Bursa efek, saat ini ada dua: Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya namun sejak akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga menjadi Bursa Efek Indonesia 2) Perusahaan efek 3) Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI) 4) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI) c. Mekanisme 1) Penawaran Umum (Go Public Secara tahap awal, perusahaan harus melakukan penawaran umum. Penawaran Umum (go public) merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal dengan cara menjual saham atau obligasi. Penawaran umum dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada publik sehingga masyarakat dari berbagai lapisan membeli dan turut memegang saham atas perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan melakukan go public, perusahaan mendapat berbagai keuntungan antara lain sebagai berikut: a) Mendapatkan dana yang cukup besar bagi pengembangan usaha dan memperbaiki struktur modal, karena dana tersebut diterima langsung tanpa melalui berbagai tahapan (termin) b) Dengan kepemilikan saham yang tersebar di masyarakat, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya dengan transparan dan profesional sehingga memacu perusahaan tersebut untuk berkembang.

5 13 c) Membuka kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan investasi dengan jalan kepemilikan saham. d) Lebih dikenal oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung aktivitas promosi turut berjalan. 3. Investasi a. Definisi Investasi Pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK : adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga, royalti, deviden dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono,2010). b. Tujuan Investasi Investasi dalam bidang ekonomi memiliki pengertian, sebuah penyertaan Modal dengan jumlah tertentu untuk membiayai proses usaha dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan.tapi dengan seiring perkembangan jaman, Seperti sekarang ini. Banyak jenis investasi yang bisa kita lakukan dengan modal yang tidak terlalu besar. Investasi bisa dilakukan secara individu atau perorangan dengan berbagai macam tujuan investasi yang ada disekitar kita. Investasi di pasar modal atau bursa Saham adalah perdagangan saham dari bermacam macam perusahaan yang menyertakan Modalnya melalui Bursa Efek sebagai pasar Obligasi dan derivatif. Investasi di pasar saham tidaklah mudah,

6 14 dibutuhkan kemampuan membaca pasar dan teknikel yang baik. Jadi jika anda ingin berinvestasi pada bidang ini, lebih baik anda belajar terlebih dahulu agar tidak mengalami kerugian. Karena tidak sedikit orang yang rugi saat berinvestasi di Pasar Modal (saham). Saham ialah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham di suatu tempat, berarti orang yang memiliki saham sama halnya dengan membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan memperoleh sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham itu juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut dengan capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa diperoleh dari saham ada dua jenis yaitu capital gain dan deviden. 4. Saham a. Pengertian Saham Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. Dengan membeli saham perusahaan, berarti investor menginvestasikan modal/dana yang nantinya akan digunakan oleh pihak manajemen untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market). b. Jenis Saham Sunariyah (2013:2), pada dasarnya jenis saham dibedakan menjadi dua, yaitu:

7 15 1) Saham Biasa Saham biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagian pendapatan tetap atau dividen dari perusahaan serta berkewajiban menanggung risiko kerugian yang diderita perusahaan. Orang yang memiliki saham mempunyai hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak presentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimilki untuk mengontrol operasional perusahaan. Ada dua jenis saham biasa yaitu: saham atas nama dan saham atas unjuk. Saham atas nama yaitu saham yang nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut. Sedangkan saham atas unjuk yaitu nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, tetapi pemilik saham adalah yang memegang saham tersebut. Jadi, pemilik saham adalah yang menyimpan saham tersebut dan mendapat seluruh hak pemegang saham. Pada saat ini saham-saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama. Untuk itu, pembeli saham harus segera mendaftarkan saham tersebut atas nama pembeli, sebab apabila belum terdaftar sebagai pemegang saham, maka pembeli tersebut tidak berhak mendapat seluruh hak pemegang saham. 2) Saham Preferen

8 16 Saham preferen adalah jenis saham lain sebagai alternatif saham biasa. Disebut preferen karena pemegang saham preferen mempunyai hak keistimewaan di atas pemegang saham biasa, untuk hal-hal tertentu yang diperjanjikan saat emisi saham. Keistimewaan ini bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Keistimewaan tersebut adalah kesepakatan antara pemodal dengan perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan saham preferen, mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keistimewaan pemegang saham preferen tersebut. Disamping mempunyai beberapa keistimewaan dalam kesepakatan, pemegang saham preferen mempunyai kesempatan untuk melakukan kontrak supaya manajemen dapat memenuhi keistimewaan sesuai dalam perjanjian kontrak. Keistimewaan tersebut tidak dapat digeneralisasi, dan tidak akan sama pada tiap saham preferen. Tetapi ada beberapa kesamaan yang berlaku pada tiap saham preferen yaitu bahwa tiap pemegang saham preferen menerima dividen terlebih dahulu, yang berbeda dengan pemegang saham biasa. 3) Dividen Para calon investor sebelum menentukan keputusan investasi, terlebih dahulu melakukan analisis saham mana yang pantas mereka beli. Untuk melakukan analisis tersebut, calon investor memerlukan berbagai informasi. Salah satu informasi yang merupakan sinyal penting untuk menilai prospek perusahaan yaitu dividen. Informasi mengenai dividen, kebijakan pembagiannya tergantung pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang merupakan tingkat pembuatan keputusan tertinggi pada jenis perusahaan terbatas, baik mengenai

9 17 jumlah, formulasi pembagian, tanggal pengumuman berikut tanggal pembayarannya. Dengan adanya pengumuman pembagian dividen, maka ada peningkatan ekspektasi return investor yang menyebabkan volume perdagangan dan variabilitas saham perusahaan yang bersangkutan akan meningkat. Pengumuman dividen perusahaan akan diperkuat oleh bursa efek, artinya setelah pengumuman dividen diputuskan melalui RUPS, dipublikasikan melalui bursa efek, dengan adanya transparasi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja dari perusahaan, diharapkan harga saham dapat dengan cepat bereaksi terhadap informasi yang dipublikasikan. 5. Teknik Analisis Saham Setiap pelaku pasar modal memerlukan suatu alat analisis untuk membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu saham. Ada dua tipe dasar analisis saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. a. Analisis Fundamental Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrument investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. b. Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume perdagangan

10 18 dan indeks harga gabungan. Perubahan harga saham cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend). Pola tertentu pada masa yang lampau akan terulang kembali pada masa yang akan datang. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Para pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan informasi tersebut untuk meraih keuntungan dari investasi mereka. Pada intinya analisis teknikal adalah studi harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama. 6. Valuasi Saham Penilaian (valuation) adalah proses penentuan berapa harga yang wajar untuk suatu saham. Pendekatan nilai yang dipakai merupakan salah satu penentuan nilai intrinsik sekuritas, yang nilai sekuritas seharusnya berdasarkan fakta. Nilai ini adalah nilai sekarang dari arus kas yang disediakan untuk investor, didiskontokan pada tingkat pengembalian yang ditentukan sesuai dengan jumlah resiko yang menyertainya. Nilai dari suatu surat berharga secara umum terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Nilai pasar, harga pasar pada saat aktiva diperdagangkan. 2. Nilai intrinsik, nilai sekuritas yang seharusnya dimiliki berdasarkan seluruh faktor penilaian. Analisis saham bertujuan untuk menafsir nilai suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price). Nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:

11 19 1. NI > harga pasar saat ini: Undervalued (harga terlalu murah atau rendah) 2. NI < harga pasar saat ini: Overvalued (harga terlalu mahal atau tinggi) 3. NI = harga pasar saat ini: harganya wajar Dalam laporan keuangan perusahaan, diketahui bahwa nilai suatu aset adalah nilai sekarang (present value) dari arus kas imbal-hasil yang diharapkan (expected cash flows). Dengan kata lain, suatu aset dapat memberikan aliran cash flows selama investor memiliki saham perusahaan tersebut. Untuk mengkonversi aliran cash flows menjadi sebuah nilai saham, investor harus mendiskontokan aliran tersebut dengan tingkat bunga yang diinginkan investor (required rate of return) (Tambunan,2008:178). Proses penilaian (valuation) meliputi dua estimasi utama, yaitu: 1. Perkiraan aliran arus kas (the stream of expected cash flows). 2. Tingkat pengembalian yang diinginkan (required rate of return) atas sebuah investasi. Selain faktor inflasi, tingkat pengembalian yang diharapkan (required rate of return) yang akan menimbulkan ketidakpastian imbal-hasil (uncertainly of returns). Sedangkan resiko sistematis dari saham (Market risk / undiversiable risk / systematic risk) ditandai dengan koefisien beta adalah ukuran resiko pasar suatu saham yang mengukur sampai sejauh mana tingkat pengembalian suatu saham berubah karena adanya perubahan di pasar saham. Habib (2008) beta berasal dari sumbangan resiko dari berbagai saham dalam suatu portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Beta dibentuk dari ekses keuntungan suatu saham dengan ekses keuntungan portofolio pasar.

12 20 Saham dengan β > 1 memiliki kepekaan lebih besar dibanding pasar (saham agresif) Saham dengan β < 1 memiliki kepekaan lebih kecil dibanding pasar (saham defensif) Formulasi beta adalah β = Covariance (Rf, Rm) / Variance (Rm) Setelah koefisien beta didapat, maka pengukuran tingkat imbal hasil atau pengembalian hasil saham ( Asset Pricing Model). Model ini berdasar pada kondisi kondisi ekuilibrium keuntungan yang disyaratkan sendiri. Model ini menggunakan rumus: E(ksi) = Rf + βi (Erm Rf) dimana: E(ksi) = estimasi tingkat keuntungan saham Rf = tingkat keuntungan bebas resiko ERm = estimasi tingkat keuntungan pasar (IHSG) βi = beta saham i Garis yang memperlihatkan hubungan di antara resiko yang diukur dengan beta, dan tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap saham digambarkan melalui Security Market Line. Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung pada suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya (Hartono,2015). a. Valuasi Saham Preferen Tambunan (2008:219) dalam menghitung harga wajar saham preferen relatif mudah, yaitu dengan mendiskontokan (discounting) dividen ke nilai

13 21 sekarang (present value) dengan required rate of return selama periode waktu yang tidak terhingga (infinite) atau selama memiliki saham preferen tersebut. Rumusnya adalah: Vp = D/k Keterangan: Vp = Nilai intrinsik (nilai wajar) saham preferen D = Dividen tetap k = required rate of return atau discount rate b. Valuasi Saham Biasa Terdapat dua jenis analisis penilaian dalam valuasi saham biasa yaitu: 1) Discounted cash-flow techniques Dividend Discount Model atau Discounted cash-flow techniques adalah teknik dengan menilai cash flow yang diterima masa akan datang menjadi nilai sekarang dengan tingkat bunga yang diharapkan oleh investor, atau sering juga dikenal dengan capitalization of income method. a) Dividend Discount Model (DDM) Dividend Discount Model (DDM) adalah salah satu metode klasik yang digunakan untuk menentukan harga wajar saham. Idenya sederhana, harga wajar dari suatu saham merupakan present value dari seluruh dividen yang akan didapatkan di masa datang. Pemikirannya cukup logis karena memang jika seorang investor membeli suatu saham dan memegangnya selama-lamanya, maka hasil investasinya hanyalah dividen yang diberikan oleh perusahaan. Value

14 22 perusahaan adalah present value dari potensi keseluruhan dividen yang akan diterimanya. Kelebihan model ini dibandingkan dengan PER adalah DDM memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan. Petumbuhan perusahaan tersebut dilihat dari dividen yang dibagikan setiap tahunnya. Penghitungan DDM dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari tiga pendekatan berikut ini: i. Pertumbuhan nol (0) (zero growth) Model ini mengasumsikan bahwa besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tidak mengalami pertumbuhan. Jumlah dividen yang dibayarkan akan selalu sama dari tahun ke tahun. Rumusan model zero growth adalah sebagai berikut: P 0 D 1 D2 1 k D3 1 k k T D T 1 k Dimana: P 0 = present value harga saham (Nilai sekarang dari seluruh dividen yang akan dibayarkan oleh saham dalam jangka waktu yang tidak terbatas) D t = estimated dividend yang dibayarkan pada tahun t k = tingkat pengembalian yang diharapkan ii. Pertumbuhan constant Model pertumbuhan konstan disebut juga sebagai Gordon Growth model atau Gordon s model. Pendekatan ini memiliki asumsi bahwa dividend yang dibayarkan perusahaan akan tumbuh secara konstan dari tahun ke tahun. Secara matematis, persamaan model ini dapat dituliskan sebagai berikut:

15 23 T D0(1 g) 1 g P0 1 k g 1 k P T D 0 0 jika k g jika k g Dimana: g = expected growth rate Dalam model constant growth rate, Gordon membuat asumsi baru yaitu dividend yang dibayarkan perusahaan akan tumbuh secara konstan selamanya (forever). Dengan asumsi baru dari Gordon ini maka rumus penghitungan constant growth rate dapat dinotasikan sebagai berikut: D0 1 g k g D k g 1 P0 Namun hal penting yang harus diperhatikan dalam pendekatan Gordon ini adalah nilai k harus lebih besar dari g (k > g). Pendekatan yang dipakai Gordon ini kemudian dikenal dengan pendekatan Constant Perpetual Growth Rate. iii. Pertumbuhan ganda (multiple growth) Pada kenyataannya pertumbuhan dividend bisa naik dan bisa turun. Oleh karena itu perlu metode penghitungan yang lain yaitu penghitungan pertumbuhan tidak konstan / ganda (multiple growth). Pendekatan ini mengasumsikan bahwa dividen kas yang dibayarkan akan tumbuh dari tahun ke tahun dengan tingkat yang tidak konstan, sesuai dengan ketersediaan kas dan kebijakan dividen perusahaan. Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik pertumbuhan yang fantastis di tahun-tahun awal, sehingga bisa

16 24 membayarkan dividend dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Setelah pertumbuhan dividend fantastis tersebut, perusahaan hanya membayarkan dividend pada tingkat yang lebih rendah, tapi konstan hingga waktu tak terbatas. 2) Relative valuation techniques Relative Valuation Techniques adalah sebuah pendekatan yang sering digunakan oleh praktisi sekuritas. Melalui pendekatan ini, analisis menggunakan PER dan PBV sebagai alat pembanding untuk melakukan penilaian saham tersebut. Melalui pendekatan ini juga analis berusaha untuk menghindari penilaian terhadap growth dan tingkat imbal hasil yang diharapkan, karena sering memberikan asumsi berbeda dari setiap analis. a. Capital Asset Pricing Metod (CAPM) Harga wajar (intrinsik value) asset finsial sama dengan nilai sekarang (present value) arus kas dimasa mendatang yang didiskontokan dengan required rate of return atau discount rate. Tetapi menetapkan required rate of return tidaklah mudah. Kita sering kali tidak realistis menetapkannya. CAPM (Capital Asset Pricing Model) dapat digunakan untuk menentukan required rate of return dalam menilai saham biasa (Tambunan,2008:241). Dengan menghitung taksiran dividen dimasa yang akan datang, maka dapat dihitung harga wajar dari suatu saham, karena harga wajar saham saat ini adalah present value dari dividen di masa yang akan datang dalam waktu yang tidak terbatas. Untuk membatasi masalah, penulis hanya akan memilih valuasi saham biasa dengan Discounted cash-flow techniques, yakni dengan pendekatan Dividend Discount Model (DDM) Pertumbuhan Konstan.

17 25 7. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama, Tahun dan Judul Penelitian 1 Supattarakul dan Khanthavit (2011), Analisis Saham Pada Perusahaan Di Thailand Periode Tahun Simorangkir dan Simorangkir (2012), Analisis Harga Saham Bank BNI Pada Periode Tahun Hamonangan dan Sulistyawati (2012), Analisis Harga Saham Bank BCA Pada Periode Tahun Metode Analisis 1. Metode Diskonto Dividend (DDM) 2. Model Residu Pendapatan (RIM). 1. Metode Earnings Disconted 2. Price to Book Value. 1. Metode Pendapatan Diskonto 2. Price to Book Value. Hasil Nilai Buku Ekuitas memberikan penjelas yang lebih kuat dibandingkan variabel lain pada DDM dan RIM. Nilai Harga Saham berdasarkan Earnings Discounted senilai Rp dan Metode Price to Book Value senilai Rp per saham untuk tahun 2011 dan nilai saham tersebut dianggap sangat murah (undervalued) bila dibandingkan dengan harga saham di pasar saat ini. Harga Saham BCA senilai Rp dengan Metode Pendapatan Diskonto dan Harga Saham ini sangat mahal dibandingkan dengan perusahaan sejenis bila menggunakan price to book

18 26 4 Yulfita, Ulfa (2013), Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode ). 5 Wijaya, Avitta Putri dkk (2015), Analisis Fundamental dengan Analisis Dividend Discount Model (DDM) untuk Menilai Kewajaran Harga Saham (Studi pada Perusahaan Subsektor Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Dividend Discounted Model (DDM) 2. Metode Discounted Cash Flow (DCF) Dividend Discount Model (DDM) value. Dari 14 (empat belas) perusahaan yang dilakukan penilaian saham dengan menggunakan 2 (dua) metode. Diperoleh hanya 1 (satu) perusahaan yang menunjukkan undervalued, sedangkan 13 (tiga belas) perusahaan lain menunjukkan overvalued di beberapa tahun. Berdasarkan Hasil penelitian analisis Dividend Discount Model (DDM) memeperoleh hasil saham INTP, SMCB dan SMGR berada dalam kondisii Undervalued

19 27 B. Rerangka Pemikiran 1. Rerangka Pemikiran Harga Saham Subsektor Batu Bara Di BEI Tahun Valuasi Saham Discounted Cash Flow Dividend Discount Model Harga Murah (Undervalued), Harga Wajar (Fairvalued) atau Harga Mahal (Overvalued) Keputusan Investasi : 1. Nilai Intrinsik (NI) > Harga Pasar = Undervalued maka MEMBELI 2. Nilai Intrinsik (NI) = Harga Pasar = Fairvalued maka MENAHAN 3. Nilai Intrinsik (NI) < Harga Pasar = Overvalued maka MENJUAL Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan tujuan investasi yang dinyatakan dalam risiko maupun return. Investor harus memahami bahwa ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merger Merger merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti (1)

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Saham Saham Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Analisis Fundamental Pendekatan present value Mengkapitalisasi pendapatan yang diharapkan Nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Sejak dahulu, manusia selalu mencari cara untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu cara sederhana yang biasanya dilakukan manusia adalah

Lebih terperinci

Dasar-Dasar. Proses Valuasi. Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis. 1. Perekonomian. Fiscal Policy. (Kebijakan Fiskal)

Dasar-Dasar. Proses Valuasi. Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis. 1. Perekonomian. Fiscal Policy. (Kebijakan Fiskal) Proses Valuasi Dasar-Dasar Valuasi Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis 1. Perekonomian Fiscal Policy Longgar: mendorong konsumsi (Kebijakan Fiskal) Ketat: memperlambat konsumsi Monetary Policy (Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANALISIS FUNDAMENTAL 1. Definisi Analisis Fundamental Menurut Sulistiawan dan Liliana (2007:8) mengemukakan bahwa analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pasar modal merupakan suatu sarana yang mempertemukan masyarakat yang kelebihan modal dengan perusahaan yang membutuhkan modal. Investor dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar PENILAIAN SAHAM Saham adalah bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan Jenis saham : 1. Saham biasa (common stock) 2. Saham preferen Karakteristik Saham Preferen: a. Hak preferen terhadap deviden: hak menerima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber dana yang diperoleh dari investor untuk membiayai kegiatan usahanya. Pembagian dividen periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk kemudian digunakan ke sektor yang lebih produktif. Proses pembentukan modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Ada beragam cara yang digunakan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditebak (Fahmi, 2006:14). Oleh karena itu, saham dikenal dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. ditebak (Fahmi, 2006:14). Oleh karena itu, saham dikenal dengan karakteristik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergerakan harga dipasar saham sangat sulit untuk ditebak sehingga para pakar pasar modal mengatakan bahwa harga suatu saham, pada suatu saat telah mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun 1995 bahwa tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakan adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi indonesia yang mengalami

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham. PENILAIAN SAHAM Tujuan penilaian saham Saham adalah aset finansial yang dapat dijadikan investasi Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/ jual akan memberikan tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemahaman setiap orang mengenai dunia bisnis masih terbatas. Banyak pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemahaman setiap orang mengenai dunia bisnis masih terbatas. Banyak pelaku 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman setiap orang mengenai dunia bisnis masih terbatas. Banyak pelaku usaha yang menjalankan kegiatan usahanya tanpa mengetaui bagaimana cara pengelolaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di pasar modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di pasar modal, sebaiknya ada beberapa analisis yang penting investor lakukan. Alasannya agar investor

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama,

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Listing Di

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO

PENGARUH CURRENT RATIO PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah meningkatkan kegairahan

PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah meningkatkan kegairahan PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat dimulai sejak ditetapkannya paket-paket kebijakan oleh pemerintah pada bulan Desember 1987, Oktober

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM Iman Murtono Soenhadji 1 Dalam melakukan analisis dan memilih saham ada 2 aspek yang sering digunakan yaitu: 1. AspekFundamental 2. AspekTeknikal Iman Murtono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui utang maupun penjualan saham di lantai bursa (Riyanto, 2002). pembiayaan pembangunan nasional (Riyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. melalui utang maupun penjualan saham di lantai bursa (Riyanto, 2002). pembiayaan pembangunan nasional (Riyanto, 2002). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan operasional yang dilakukan suatu perusahaan, baik melalui pengembangan usaha maupun perluasan investasi tentunya membutuhkan dana dalam jumlah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1.Investasi Pengertian investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian. 1.1 Latar Belakang Saham merupakan surat berharga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi bagi setiap individu mengandung risiko dan

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi bagi setiap individu mengandung risiko dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Keputusan investasi bagi setiap individu mengandung risiko dan ketidakpastian. Setiap individu tidak mengetahui hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi indonesia yang mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu tempat untuk terjadinya perpindahan dana dari investor kepada yang membutuhkan dana. Menurut Tandelilin (2010:26-27) terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam menjaga stabilitasnya. Dengan pembangunan ekonomi yang tinggi, maka masyarakat suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017. 2. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan Pada Subsektor Batu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseoraan terbatas. Saham suatu perusahaan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar PEMBAHASAN 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar Dalam penilaian saham dikenal adanya 3 nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal keuangan sebagai suatu upaya untuk menciptakan uang lebih banyak (the use of financial capital in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pasar modal memiliki peran yang cukup penting dalam suatu perekonomian suatu negara. Dianggap demikian karena pasar modal dapat menjalankan dua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir 66 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir yang tidak stabil disebabkan oleh beberapa hal yaitu krisis ekonomi, naik turunnya harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak terdapat perusahaan-perusahaan yang menjadi tiang penyangga perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Harga Saham 1. Pengertian Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Profitabilitas Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian investasi menurut Jogiyanto (2003) adalah penundaan konsumsi

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian investasi menurut Jogiyanto (2003) adalah penundaan konsumsi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Pengertian investasi menurut Jogiyanto (2003) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode

Lebih terperinci

S A H A M. Pertemuan 3

S A H A M. Pertemuan 3 1 Pertemuan 3 S A H A M Suatu perusahaan menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika suatu perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka saham itu disebut saham biasa (common

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bursa efek dirancang untuk dapat digunakan sebagai tempat untuk berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat pertemuan antara penjual

Lebih terperinci

ANALISIS DIVIDEND DISCOUNTED MODEL

ANALISIS DIVIDEND DISCOUNTED MODEL ANALISIS DIVIDEND DISCOUNTED MODEL (DDM) UNTUK PENILAIAN HARGA SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ( Studi pada Perusahaan Sub Sektor Semen yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN masukan kedalam kriteria daftar indeks kompas 100. Analisis teknikal ini menggunakan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average Envelopes, karena dengan memakai dua indikator ini akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi salah satu sumber

Lebih terperinci

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang diperjualbelikan, obligasi, saham, reksa dana, maupun instrumen lainnya.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi

II. LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi 19 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi berkaitan dengan Penanaman dana yang dilakukan suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 9 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Metode Analisis Saham 1. Analisis Fundamental Analisis Fundamental (fundamental analysis) menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, harapan tingkat bunga dimasa depan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

Nadya Destiyanti Putri

Nadya Destiyanti Putri PENENTUAN NILAI HARGA WAJAR SAHAM PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK, DENGAN MENGGUNAKAN METODE GORDON GROWTH MODEL. Nadya Destiyanti Putri 26213293 Latar Belakang Masalah 1. Investasi saham merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang BAB II LANDASAN TEORI II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, sebagai sarana untuk pendanaan bagi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Sinyal Teori signal (sinyal) menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Fundamental Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan dividend discount model (DDM) dan penilaian kewajaran harga saham, sebagaimana kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka, dimana teknologi berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar

METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research) (Nazir, 1998). Jenis

Lebih terperinci

ANALISA UNTUK INVESTOR

ANALISA UNTUK INVESTOR 1 Pertemuan 11 ANALISA UNTUK INVESTOR Salah satu keputusan yang harus diambil oleh para investor adalah keputusan portfolio pada sekuritas. Ada tiga tipe investor, yaitu investor jangka pendek, investor

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang BAB II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Saham Seorang investor perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap sahamsaham yang akan dipilihnya guna memprediksi apakah saham tersebut

Lebih terperinci