DR. Rizal Ramli: Sistem Demokrasi yang Tercemar Memerlukan Perubahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DR. Rizal Ramli: Sistem Demokrasi yang Tercemar Memerlukan Perubahan"

Transkripsi

1 Rabu, 06 April :51 WIB Buletin Tokoh DR. Rizal Ramli: Sistem Demokrasi yang Tercemar Memerlukan Perubahan Dalam berbagai kesempatan, DR. Rizal Ramli selalu mensosialisasikan agar Indonesia menempuh Jalan Baru untuk mencapai kemakmuran. Rizal Ramli adalah satu dari sekian calon Presiden (Capres) yang paling cendekiawan dan akademis, khususnya di bidang ekonomi. Menyikapi berbagai kemelut yang dihadapi Indonesia saat ini, buletininfo.com mendapat kehormatan mewawancarai DR. Rizal Ramli secara eksklusif di salah satu kediamannya yang asri di daerah Cipete, Jakarta Selatan. Berikut petikannya : Bagaimana tanggapan atas berbagai persoalan bangsa saat ini? Kondisi bangsa yang terus didera persoalan pelik memaksa kita untuk segera melakukan perubahan. Namun perubahan itu harus membawa manfaat yang nyata dalam peningkatan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, kedaulatan politik dan ekonomi, serta membuat Indonesia menjadi negara yang kuat dan dihormati dunia. Perubahan adalah awal dari kebangkitan dan kejayaan Indonesia. Pendapat tentang demokrasi di Indonesia? Demokrasi saat ini sudah dibajak oleh kekuatan uang atau oligarki, kondisi yang terjadi adalah demokrasi kriminal. Demokrasi kriminal menyebabkan Indonesia menjadi negara gagal, no vision (tidak ada visi), salah satunya karena faktor kepemimpinan yang lemah. Kondisi ini diperparah dengan budaya sogok menyogok yang telah menjadi kebiasaan pemimpin di eksekutif maupun legislatif. Oleh karena itu, demokrasi yang tercemar seperti saat ini membutuhkan perubahan sesegera mungkin. Persoalan bangsa saat ini memperlihatkan betapa bibit disintegrasi telah menyebar luas di Indonesia, dan pada gilirannya akan membawa negara ini menjadi salah satu negara gagal di dunia. Bukankah di era kepemimpinan Presiden SBY demokrasi semakin matang? Sampai saat ini, pendapat mainstream tentang SBY menyatakan bahwa SBY seorang pemimpin yang kurang tegas, namun tetap populer karena adanya kepercayaan umum bahwa SBY memiliki komoditas politik yang paling langka dalam politik Indonesia, yakni integritas. Dunia politik Indonesia sangat kotor, dan munculnya berita mengejutkan dari WikiLeaks 1 / 8

2 terkait korupsi SBY beserta keluarganya bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Sementara itu, sendi-sendi kehidupan bernegara semakin lama semakin lemah dan kropos. Kerusakan itu tercermin terutama di bidang ekonomi dan hukum. Mafia hukum semakin merajalela terutama karena para tokoh mafia hukum adalah justru pejabat di kejaksaan, kepolisian dan lembaga peradilan. Akibatnya, pisau hukum hanya tajam terhadap rakyat biasa, tetapi sangat tumpul terhadap kalangan elit yang memiliki uang dan kekuasaan. Apakah terkait dengan tuduhan orientasi ekonomi kita yang neoliberal? Kebijakan ekonomi neoliberal sudah terbukti di seluruh dunia tidak mampu meningkatkan kesejahteraan mayoritas rakyat, walaupun berhasil meningkatkan kemakmuran sebagian kecil elit di negara berkembang. Tapi yang lebih penting lagi, kebijakan ekonomi neoliberal itu merupakan pengkhianatan terhadap konstitusi. Kemiskinan struktural yang disebabkan oleh kebijakan ekonomi neoliberal telah memicu peningkatan kejahatan, ladang subur kekerasan sosial, meningkatkan rasa putus asa dan tindakan bunuh diri. Kemiskinan juga memicu radikalisme, serta mempertajam konflik sosial dan agama. Berarti perlu political will dan kepemimpinan yang kuat? Tidak hanya itu, Indonesia tidak mungkin menjadi Negara makmur dan besar tanpa reformasi birokrasi total. Dalam prakteknya, birokrasi lebih sering menjadi bagian dari masalah dan bukan solusi. Kepemimpinan SBY-Boediono yang lemah semakin mendorong berkembangnya demokrasi kriminal sehingga terjadi politik saling menyandera di kalangan elit politik. Dalam konteks demokrasi kriminal dan lemahnya kepemimpinan, perubahan politik harus dilakukan sekarang juga untuk mencegah kerusakan dan kemerosotan yang lebih parah lagi. Perubahan adalah solusi dari perangkap demokrasi kriminal, pemerintahan lemah dan bermasalah. Perubahan politik itu merupakan upaya untuk membuat demokrasi sungguh-sungguh bekerja untuk kepentingan rakyat. Bagaimana dengan penegakan hukum? Penegakan hukum akan dilakukan tanpa tebang pilih dan setiap warga negara akan diperlakukan sama di depan hukum. Agar supaya sistem demokrasi sungguh-sungguh bekerja untuk kepentingan rakyat, tidak dibajak oleh kekuatan uang, maka diperlukan reformasi pembiayaan partai politik. Seperti apa reformasi pembiayaan partai politik itu? Seperti halnya di Jerman dan Australia, partai-partai politik akan dibiayai oleh APBN dengan perkiraan biaya maksimum Rp. 0,5 triliun/tahun. Angka tersebut sangat kecil dibandingkan dengan total APBN yang mencapai Rp triliun, dan dibandingkan dengan kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan oleh demokrasi kriminal. Sebagai prasyarat untuk mendapatkan biaya tersebut, partai-partai harus bersedia diaudit (termasuk audit investigatif), menegakkan g ood governance, dan hanya boleh mengajukan calon legislatif dan eksekutif yang memiliki integritas, kepemimpinan dan track record yang baik. Dengan cara itu, integritas, kepemimpinan dan track record akan jadi kriteria utama kaderisasi partai-partai. 2 / 8

3 Bagaimana dengan perubahan di bidang ekonomi? Kebijakan ekonomi neoliberal yang tidak berpihak kepada rakyat dan kepentingan nasional akan digantikan dengan sistem ekonomi konstitusi. Prioritas utama akan diberikan kepada kemandirian dalam bidang pangan, penciptaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur, pertambangan dan sumber daya alam lainnya. Sumber daya alam akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Negara akan proaktif untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Percepatan tersebut juga dimaksudkan agar Indonesia dapat mengejar ketinggalannya dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Dengan sumber daya alam yang luar biasa, penduduk yang besar dan posisi geografis yang sangat strategis, Indonesia akan bisa menjadi salah satu negara besar yang sejahtera dan kuat di Asia. Secara komprehensif, perubahan seperti apa yang dibutuhkan bangsa ini? Perubahan baru bermanfaat jika terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat, sehingga rakyat mampu mendapatkan 5P (Pangan, Pekerjaan, Pendidikan, Pelayanan Kesehatan dan Perumahan). Peningkatan penyediaan pangan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan perumahan juga akan meningkatkan lapangan pekerjaan. Tujuan perubahan tersebut akan lebih cepat tercapai jika kita memperjuangkan kedaulatan politik, ekonomi, keuangan, pangan, energi, pertahanan dan teknologi. Kedaulatan itulah yang terabaikan, bahkan sengaja dilupakan selama 40 tahun terakhir, sehingga 80 persen rakyat Indonesia belum menikmati arti kemerdekaan dan Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya di Asia. Perubahan dari negara terjajah menjadi negara yang berdaulat merupakan kekuatan dahsyat untuk mencapai tujuan kemerdekaan. Sekilas DR Rizal Ramli: Dr. H. Rizal Ramli lahir pada 10 Desember 1953, di Sumatera Barat. Ia sudah yatim piatu ketika menginjak usia Sekolah Dasar, sehingga untuk melanjutkan pendidikannya ia terpaksa ikut bersama neneknya di Bogor. Di Kota Hujan ini ia menyelesaikan SD sampai SMA. Ketika lulus SMA dan diterima menjadi mahasiswa ITB tahun 1973, Rizal Ramli bingung karena tidak memiliki uang untuk membiayai kuliahnya. Akhirnya, ia bekerja dulu di sebuah percetakan di Kebayoran Baru, Jakarta. Enam bulan kemudian, setelah uang terkumpul, barulah Rizal Ramli mengenyam bangku kuliah. Karena sudah mahir berbahasa Inggris sejak SMA, Rizal Ramli pun kemudian bekerja sebagai penerjemah buku-buku maupun makalah berbahasa Inggris. Pengalaman hidup yang pahit itu menempanya menjadi orang yang dekat dengan rakyat. Ia bisa menyelami dan berempati pada kaum miskin yang sulit menjangkau sandang pangan karena pernah merasakan kehidupan yang amat sulit di masa muda. Sebagai aktivis, dalam kapasitas sebagai Deputi Dewan Mahasiswa ITB, Rizal Ramli merupakan salah satu motor penggerak aksi mahasiswa tahun Karena menentang Rezim Otoriter Orde Baru, Rizal Ramli sempat dipenjara selama 18 bulan. Pernikahannya dengan Hj. Herawati (alam), sosok yang bersahaja dan sangat humanis, membuat mereka semakin dekat dengan lingkungan sekitarnya. Hera kerap terisak jika menyaksikan pengemis di jalanan. Ia tidak canggung memandikan anak-anak yatim piatu di 3 / 8

4 Panti Asuhan. Pada tahun 1990, sepulang dari Amerika Serikat, seusai meraih Doktor Ekonomi dari Boston University, pasangan Rizal Ramli-Herawati sempat tinggal di Jl. Syaridin, Pasar Minggu. Mereka mendirikan Perpusatakaan Bambola bagi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu, keluarga ini juga kerap mengedarkan buku untuk anak-anak jalanan lewat sanggar-sanggar anak jalanan. Perhatian terhadap masa depan akan-anak dari keluarga kurang mampu memang sangat besar. Ketika meluncurkan buku HERA Dalam Keping-Keping Cerita Kehidupan, Karya, dan Kenangan, untuk mengenang kembalinya Hera kepada Sang Pencipta, pada akhir tahun 2007, Rizal memberikan beasiswa kepada 15 mahasiswa ITB yang tidak mampu, di samping menyumbangkan buku bagi almamaternya. Setelah dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Semen Gresik oleh Menneg BUMN Sofyan Djalil karena sikapnya yang dinilai tidak etis sering mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, Rizal Ramli kemudian kerap berkunjung ke berbagai pesantren, seperti di Cirebon dan Tasikmalaya, memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Malang, turun ke pasar dan berdialog dengan para pedagang. Rizal Ramli juga menggelar Safari Demokrasi dengan mengunjungi tokoh-tokoh yang pernah dizalimi penguasa Orde Baru, seperti Gus Dur, Adnan Buyung Nasution, dan Hariman Siregar. Rizal Ramli juga diminta memberikan ceramah Subuh oleh Radio El Shinta dan menjadi khatib pada Hari Raya Idul Fitri, 1 Oktober 2008, di Lapangan Urip Sumoharjo, dengan tema Kesalehan Sosial: Modal Dasar Bagi Perubahan Bangsa, Mengingat kebijakan ekonomi yang ditempuh sekarang masih saja bertumpu pada filosofi Neoliberalisme, Rizal Ramli akhirnya membulatkan hati untuk maju sebagai Calon Presiden pada Pilpres Langkah yang diayunkan, antara lain, dengan mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Bintang Reformasi. Rizal Ramli identik dengan ECONIT Advisory Group, lembaga think tank independen yang didirikannya pada tahun Lewat ECONIT, Rizal Ramli kerap melontarkan pandangan kritis terhadap kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah Orde Baru, yang dilandasi filosofi Neo Liberalisme. Tulisannya tajam dan menghunjam, ditopang data yang akurat dan analisis yang logis. Tak pelak, di bawah kepemimpinan Rizal Ramli, ECONIT tampil sebagai lembaga think tank independen terkemuka, yang sering menyodorkan alternatif kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat banyak. Keberpihakan Rizal Ramli kepada rakyat kecil sudah tertanam sejak menjadi aktivis mahasiswa ITB pada tahun 1970-an. Setelah melakukan perjalanan panjang ke kantong-kantong kemiskinan di sepanjang Pantai Utara Pulau Jawa, akhirnya pada awal 1977 Rizal Ramli mencetuskan gagasan Gerakan Anti Kebodohan (GAK), yang kemudian menjadi program Dewan Mahasiswa ITB. GAK menekankan agar pemerintah menyediakan anggaran yang memadai untuk menampung 7 juta anak-anak miskin yang tidak bisa menikmati pendidikan dasar karena ketiaadaan biaya. Ketika Presiden Abdurrahman Wahid terpilih menjadi Presiden RI menggantikan BJ Habibie, Rizal Ramli diminta memimpin Badan Urusan 4 / 8

5 Logistik (Bulog). Rizal Ramli bersedia memimpin Bulog karena Gus Dur berpesan agar Bulog dibenahi sehingga berpihak kepada wong cilik, kepada para petani. Berikut sejumlah prestasi DR. Rizal Ramli saat menjalankan amanah menduduki berbagai posisi di perusahaan maupun pemerintahan: Reformasi di Bulog Citra Bulog saat itu memang sangat buram. Institusi yang bertugas menjaga stabilitas harga beras selama Soeharto berkuasa itu dikenal sebagai lumbung duit, dengan dana off budget yang amat besar. Di Bulog, Rizal Ramli menunjukkan kemampuan leadership-nya yang kuat dan tegas dengan melakukan perombakan besar-besaran lewat program restrukturisasi. Tujuannya, mengubah citra Bulog yang busuk menjadi lembaga yang transparan, accountable, dan profesional. Pergantian dan mutasi besar-besaran dilakukan, mencakup lima pejabat eselon satu (deputi), 54 pejabat eselon dua (Kepala Biro dan Kepala Dolog). Dari 26 Kepala Dolog yang memimpin Daerah Operasi Bulog di seluruh Indonesia, 24 di antaranya dipensiunkan atau dimutasi. Perombakan yang fundamental itu berjalan mulus, tanpa menimbulkan gejolak yang berarti. Keberpihakan kepada rakyat kecil, kepada para petani, diwujudkan dengan peningkatan harga patokan gabah. Pembelian yang dilakukan Bulog hanya dalam bentuk gabah, bukan beras, dari para petani. Hal ini dilakukan untuk memotong praktik pengoplosan beras impor dengan beras yang dibeli dari petani sebelum dimasukkan ke Bulog. Dengan begitu, yang dibeli oleh Bulog benar-benar gabah yang dihasilkan oleh para petani domestik, bukan dari impor. Rizal Ramli juga meminta Ditjen Bea Cukai memasukkan impor beras ke dalam jalur merah, sehingga manipulasi volume dan harga impor beras bisa dimonitor secara lebih ketat. Langkah terobosan dilakukan Rizal Ramli dengan memangkas rekening Bulog dari 117 menjadi hanya 9 rekening. Sistem pembukuan di Bulog yang tidak karuan diubah menjadi Generally Accepted Accounting Principles, sehingga operasional Bulog bisa diaudit dan dipertanggungjawabkan. Dana off budget yang jumlahnya triliunan menjadi on budget, sehingga tidak bisa dipergunakan seenaknya, sebagaimana terjadi sebelumnya. Pada bulan Agustus, Rizal Ramli meninggalkan Bulog karena diberi kepercayaan Menjadi Menko Perekonomian dengan posisi keuangan surplus triliunan rupiah. Keberhasilan Rizal Ramli membenahi Bulog dalam tempo singkat ini kemudian menjadi sampul muka majalah bisnis internasional terkemuka. Menteri Koordinator Perekonomian: Proaktif dan Decisive Gaya kepemimpinan yang kuat dan tegas, keberanian mengambil keputusan untuk persoalan yang pelik, dan kemampuan memecahkan masalah yang ditunjukkan selama memimpin Bulog, dilanjutkan Rizal Ramli ketika menempati pos Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Tugas dan tanggung jawabnya kian berat, karena problem yang dihadapi lebih kompleks, yaitu membangkitkan ekonomi Indonesia yang hancur akibat krisis ekonomi yang mendera sejak tahun 1997/1998. Seminggu setelah dilantik sebagai Menko Perekonomian, Rizal Ramli pun segera mencanangkan 10 Program Pemulihan Ekonomi. Program yang diluncurkan pada 4 September 5 / 8

6 2000 ini menunjukkan keberpihakan pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja alias pro-growth dan pro-job. Program yang kemudian dimasukkan ke dalam letter of intent (LoI) ini terbukti mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi naik menjadi 4,8% di atas perkiraan semula yang hanya 2,3%. Jumlah penduduk yang bekerja naik 1 juta tenaga kerja. Semua sektor ekonomi yang tadinya lesu darah mulai menggeliat. 10 Program Pemulihan Ekonomi ini diakui dunia internasional sebagai program pemulihan ekonomi yang kredibel. Standard & Poor s menaikkan rating rupiah dari C ke B, dengan outlook stabil. Pada Mei 2001, sebagai Menko Perekonomian, doktor ekonomi lulusan Boston University ini melakukan kebijakan terobosan dengan menghapuskan cross-ownership dan cross-management antara PT Telkom dan PT Indosat. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetisi dan mendorong kedua operator telekomunikasi nasional tersebut menjadi full service operators. Banyak kalangan, baik domestik maupun internasional, menilai kebijakan yang ditempuh Rizal Ramli merupakan langkah yang tepat dan kredibel. Lewat kebijakan terobosan itu, negara berhasil memperoleh tambahan penerimaan Rp4,2 trilliun tanpa menjual selembar pun saham Telkom atau Indosat. Ketua Tim Keppres 133: Negosiator yang Tangguh Selaku Menko Perekonomian, Rizal Ramli juga dipercaya Presiden Abdurrahman Wahid menjadi Ketua Tim Keppres 133. Tim ini bertugas menyelesaikan restrukturisasi PLN dan renegosiasi kontrak-kontrak pembelian listrik swasta bersama-sama dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan menteri terkait. Pada posisi ini, mantan dosen ekonomi Program Magister Manajemen Fakultas Pasca Sarjana UI ini berhasil menyelesaikan 16 dari total 27 kasus renegosiasi kontrak pembelian listrik swasta. Kontrak penjualan listrik swasta yang dibuat pada masa Orde Baru itu penuh dengan KKN dan mark-up, yang membebani PLN sebesar US$ 60 miliar. Renegosiasi ditekankan pada penurunan tarif penjualan mereka ke PLN, dari sekitar US$ 7-9 cent per kwh menjadi hanya US$ 4 cent. Sebagai negosiator yang tangguh, melalui jalan panjang dan sejumlah terobosan yang ditempuh, Rizal Ramli berhasil menekan penjualan listrik swasta ke PLN, sehingga akhirnya beban PLN turun menjadi US$ 35 miliar. Sebagai Ketua Tim Keppres 133, sepanjang Januari-Mei 2001 mantan aktivis yang pernah mendekam di penjara Sukamiskin Bandung pada 1978/79 itu, juga melakukan financial engineering terhadap neraca keuangan PLN dengan melakukan revaluasi aset PLN dan menetapkan kebijakan deffered tax payment agar cashflow PLN tidak terganggu. Terobosan ini membuat aset PLN meningkat dari Rp 52 triliun menjadi Rp 202 triliun. Modalnya melonjak dari minus Rp 9 triliun jadi Rp 119,4 triliun. Dengan revaluasi ini, struktur aset dan modal PLN menjadi sangat kuat, sehingga PLN kembali memiliki akses untuk mendapatkan modal kerja dari perbankan maupun dari pasar obligasi. Menteri Keuangan: Kekuatan Persuasi dan Networking Pada 13 Juni 2001, Presiden Abdurrahman Wahid memutasi Rizal Ramli dari Menko Perekonomian menjadi Menteri Keuangan. Sebagai Menkeu, Rizal Ramli harus mewakili 6 / 8

7 pemerintah saat revisi APBN 2001 dilakukan. Di tengah ketidakpastian situasi ekonomi dan politik nasional, regional, dan internasional, revisi APBN harus dilakukan dengan cepat. Revisi APBN yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan, mampu diselesaikan Rizal Ramli hanya dalam tempo empat hari. Pembahasan berlangsung sejak Jumat malam hingga Minggu dini hari, tepatnya, Juni Cepatnya pembahasan revisi APBN 2001 itu tak lepas dari sosok Rizal Ramli yang didukung daya persuasi tinggi dan networking yang luas di berbagai kalangan. Presiden Komisaris PT Semen Gresik: Turn Around Menjadi BUMN Unggul Tangan dingin Rizal Ramli dalam membereskan problem ekonomi membuat pemerintah menunjuknya sebagai Presiden Komisaris PT Semen GresikTbk. Tugas ini diemban sejak September 2006 hingga kini. Seperti di tempat-tempat tugas lain sebelumnya, Rizal Ramli juga melakukan sejumlah langkah strategis dan kebijakan terobosan untuk meningkatkan efisiensi, mendorong program pengurangan biaya dan meningkatkan keuntungan Semen Gresik. Tujuan tersebut dicapai dengan melakukan konsolidasi dan integrasi ketiga perusahaan, yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa sehingga menjadi one company with three brand s. Dengan demikian, kompetisi internal antar PT dikurangi sehingga tercipta sinergi positif. Bersama-sama Komisaris dan manajemen, dia mempersiapkan kerangka restrukturisasi organisasi dan finansial untuk jangka menengah. Hasilnya luar biasa. Laba bersihnya naik 29,3 % menjadi Rp 1,295 triliun, dan EBITDA margin mencapai 26,1 % pada tahun Bahkan untuk pertama kalinya Semen Gresik Tbk masuk kelompok 7 BUMN yang paling menguntungkan. Semen Gresik memperoleh kenaikan laba bersih yang sangat tinggi, padahal penjualan semen secara nasional hanya naik 1,7 %. Baik PT Indocement maupun Holcim mengalami penurunan laba bersih. Nilai valuasi Semen Gresik melonjak dari US$105 per ton equivalent menjadi US$165 per ton equivalent per Agustus Dengan demikian valuasi Semen Gresik, jauh lebih tinggi dari para pesaingnya. Sementara harga sahamnya yang pada September 2006 'hanya' Rp /lembar, naik menjadi Rp pada 27 Desember angkanya naik lagi menjadi Rp54.500/lembar pada 11 Juli 2007 atau meningkat 98% sejak September Pada 1 Oktober 2007, Moody s Investor Services memberikan peringkat Ba2 dengan prospek stabil kepada PT Semen Gresik, dua tingkat lebih tinggi dibandingkan peringkat sovereign Republik Indonesia. Jejak langkah Rizal Ramli di pemerintahan itu, tak pelak lagi menunjukkan konsistensi pada perbaikan kesejahteraan rakyat banyak, kemampuan leadership-nya yang kuat, tegas, inovatif, serta berani mengambil keputusan dengan berbagai langkah terobosan pada saat yang sulit. Rizal Ramli juga konsisten mempertahankan kebijakan ekonomi Pro-Rakyat dengan keberaniannya menghadapi tekanan dari negara adi daya dan institusi seperti IMF dan Bank Dunia, seperti ketika renegosiasi harga listrik swasta PLN. Jadi, tak salah jika Rizal Ramli mendapat julukan Sang Penerobos alias Mr. Breakthrough. redaksi@buletininfo.com 7 / 8

8 Sumber : 8 / 8

Milestones Rizal Ramli di Pemerintahan,

Milestones Rizal Ramli di Pemerintahan, 131 BAB 12 Milestones Rizal Ramli di Pemerintahan, 2000-2001 132 Selama belasan tahun Rizal Ramli memimpin lembaga think tank independen ECONIT Advisory Group. Hasil kajiannya yang kritis dan analitis,

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi Modul ke: 04Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1 MANAJEMEN Sejarah Perkembangan Perekonomian Indonesia Periode Revormasi Krisis ekonomi di Indonesia Fundamental ekonomi nasional pengaruh

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: Cecep Winata FEB Fakultas Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA Periode Reformasi Masa Orde Baru Orde Reformasi -Sejarah Perekonomian

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: PEREKONOMIAN INDONESIA Sejarah Perekenomian Indonesia Periode Orde Baru Fakultas FEB Sitti Rakhman, SP., MM. Program Studi Manajemen Latar belakang lahirnya Orde Baru Terjadinya peristiwa Gerakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya 177 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya tentang Kebijakan Pemerintah Orde Baru dalam Privatisasi BUMN Ditinjau dari Peranan IMF Antara Tahun 1967-1998.

Lebih terperinci

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA Abstrak Upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia telah menjadi prioritas di setiap era pemerintahan dengan berbagai program yang digulirkan. Pengalokasian anggaran

Lebih terperinci

Perekonimian Indonesia

Perekonimian Indonesia Perekonimian Indonesia Sumber : 2. Presentasi Husnul Khatimah 3. Laporan Bank Indonesia 4. Buku Aris Budi Setyawan 5. Sumber lain yg relevan (Pertemuan 1-11) Peraturan Perkuliahan Hadir dengan berpakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016 Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN KONFERENSI NASIONAL PEMBERANTASAN KORUPSI

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Penelitian Suatu pasaran saham adalah efisien jika informasi yang tersedia diserap dalam harga saham saat itu dengan cara yang tepat dan cepat. Menurut Fama

Lebih terperinci

BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA

BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA Oleh : PROF. DR. 1 TERIMA KASIH ATAS UNDANGAN UNTUK MENGIKUTI TEMU NASIONAL ORMAS KARYA KEKARYAAN GAGASAN TENTANG UPAYA MENGATASI KRISIS DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Istilah Good Corporate Governance (GCG) pertama kali ada sekitar tahun 1990-an. Pada saat itu terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin.

Lebih terperinci

Utang Indonesia Mengancam Diskresi Fiskal

Utang Indonesia Mengancam Diskresi Fiskal UTANG DAN KEBERLANJUTAN FISKAL Utang Indonesia Mengancam Diskresi Fiskal Utang menjadi cara membiayai kebutuhan pembangunan disebabkan rendahnya pemasukan negara dari pengelolaan sumber daya alam dan pajak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah adalah menghasilkan barang publik. Barang publik harus dihasilkan pemerintah, terutama karena tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

RESTRUKTURISASI & PRIVATISASI BUMN RASIONALITAS EKONOMI DAN KEPENTINGAN POLITIK

RESTRUKTURISASI & PRIVATISASI BUMN RASIONALITAS EKONOMI DAN KEPENTINGAN POLITIK BAB XII RESTRUKTURISASI & PRIVATISASI BUMN RASIONALITAS EKONOMI DAN KEPENTINGAN POLITIK Oleh Dewi Triwahyuni KONSEP & LATAR BELAKANG BUMN DEFINSI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah Badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perekonomian negara-negara di dunia saat ini terkait satu sama lain melalui perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan dan investasi antar negara (Krugman dan Obstfeld,

Lebih terperinci

Tokoh Independen Awasi Megaproyek Terminal Kalibaru

Tokoh Independen Awasi Megaproyek Terminal Kalibaru SIARAN PERS PEMBENTUKAN OVERSIGHT COMMITEE Tokoh Independen Awasi Megaproyek Terminal Kalibaru Komite Pengawas mengawasi proses pembangunan Terminal Kalibaru, pelaksanaan seleksi mitra kerjasama pengoperasiaan

Lebih terperinci

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO Membangun kembali fundamental ekonomi yang sehat dan mantap demi meningkatkan pertumbuhan, memperluas pemerataan,

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Jurus Rajawali Bangkit Rizal Ramli (Melihat Langkah langkah Menko Rizal Ramli dalam Kabinet Jokowi)

Jurus Rajawali Bangkit Rizal Ramli (Melihat Langkah langkah Menko Rizal Ramli dalam Kabinet Jokowi) Jurus Rajawali Bangkit Rizal Ramli (Melihat Langkah langkah Menko Rizal Ramli dalam Kabinet Jokowi) 03 Januari 2016 19:02:24 Diperbarui: 04 Januari 2016 02:26:43 Dibaca : 1,524 Komentar : 5 Nilai : 3 WS

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website:

Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website: WARISAN POLITIK SOEHARTO Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) 391-9582, Fax (021) 391-9528 Website: www.lsi.or.id, Email: info@lsi.or.id Latar belakang Cukup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dibebarapa wilayah Asia, termasuk Indonesia pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dibebarapa wilayah Asia, termasuk Indonesia pada 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dibebarapa wilayah Asia, termasuk Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah membawa perekonomian Indonesia dibawah kendali Lembaga Moneter Internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER 145 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER DAN POLITIK DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Dwifungsi ABRI Terhadap Peran-peran Militer di Bidang Sosial-Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita

Lebih terperinci

Menggaet Rp 5 Triliun Tanpa Menjual Saham

Menggaet Rp 5 Triliun Tanpa Menjual Saham 63 BAB6 Menggaet Rp 5 Triliun Tanpa Menjual Saham Dahlan Rebo Pahing 64 Gawat. Ribuan karyawan PT Telkom (Telekomunikasi Indonesia) menentang gagasan penghapusan kepemilikan silang (cross ownership) dan

Lebih terperinci

(Tempo.co, 4 Juni 2012) mengatakan perusahaan perusahaan milik negara (BUMN) menjadi berantakan setelah dicampuri orang orang dari partai politik.

(Tempo.co, 4 Juni 2012) mengatakan perusahaan perusahaan milik negara (BUMN) menjadi berantakan setelah dicampuri orang orang dari partai politik. I. PENDAHULUAN Ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah dan ketidakstabilan politik pada akhir pemerintahan Soeharto menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi tidak pasti, inflasi yang tinggi (77.63

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1999 dan tahun Hal ini ditandai oleh tingkat laju inflasi dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1999 dan tahun Hal ini ditandai oleh tingkat laju inflasi dan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang akhirnya bermuara pada krisis ekonomi yang sangat parah melanda Indonesia pada tahun 1998, sudah mulai berangsur membaik pada tahun 1999 dan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Runtuhnya sistem ekonomi komunis menjelang akhir abad ke-20,

BAB I PENDAHULUAN. Runtuhnya sistem ekonomi komunis menjelang akhir abad ke-20, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtuhnya sistem ekonomi komunis menjelang akhir abad ke-20, menjadikan sistem ekonomi kapitalis sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang paling dominan di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan

Lebih terperinci

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-sama dengan pelaku ekonomi lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) khususnya di industri perbankan dibutuhkan sebuah bank nasional yang besar, kuat, kompeten, maju,

Lebih terperinci

MEMBANGUN PEMIMPIN MASA DEPAN YANG VISIONER

MEMBANGUN PEMIMPIN MASA DEPAN YANG VISIONER MEMBANGUN PEMIMPIN MASA DEPAN YANG VISIONER Presentasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Pandjaitan Dalam Workshop FE UGM, Yogyakarta, 12 Desember 2012 1 GARIS BESAR PRESENTASI 1. Kondisi Umum: Bangsa & Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. anikwidiastuti@uny.ac.id

BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. anikwidiastuti@uny.ac.id BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA TUJUAN PERKULIAHAN Mampu mendeskripsikan kondisi perekonomian pada masa orde lama Mampu mendeskripsikan kondisi perekonomian pada masa orde baru ERA SEBELUM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia sejak tahun 1990-an dan semakin populer pada era tahun 2000-an. Pemerintahan yang baik diperkenalkan

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma good governance muncul sekitar tahun 1990 atau akhir 1980-an. Paradigma tersebut muncul karena adanya anggapan dari Bank Dunia bahwa apapun dan berapapun bantuan

Lebih terperinci

Sudahkah kita memimpin ASEAN?

Sudahkah kita memimpin ASEAN? SudahkahkitamemimpinASEAN? KepemimpinanASEANbukanlahsoalmenangataukalah.Agendaterpentingadalah bagaimanamensejajarkankepentingankemajuanbangsadanliberalisasiregionalmelalui kepemimpinanefektif,memilikivisijelas,danberwibawa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional

Lebih terperinci

Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan

Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan Artikel Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan Enam puluh tujuh tahun Indonesia telah merdeka. Usia untuk sebuah bangsa yang semakin matang tersebut, tidak seharusnya menyurutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

Menggerakkan tangan kiri BUMN 22 kali

Menggerakkan tangan kiri BUMN 22 kali Menggerakkan tangan kiri BUMN 22 kali Minggu, 14 Oktober 2012 22:22 WIB 1353 Views Dahlan Iskan (*) Menteri BUMN, Dahlan Iskan (ANTARA) Jakarta (ANTARA News) - Untuk apa negara memiliki BUMN? Bukankah

Lebih terperinci

Ekonomi 2009: Perlu langkah-langkah Baru

Ekonomi 2009: Perlu langkah-langkah Baru Ekonomi 2009: Perlu langkah-langkah Baru Yoke Muelgini** Senin, 19 Januari 2009 SELAIN bagaimana menyiapkan kado agenda pemilu dalam pesta demokrasi 2009, tantangan besar yang mengancam sepanjang 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Sebaran Bidang. Berdasarkan data, bidang Polhukam menjadi bidang yang paling banyak diangkat media terpantau hari ini dengan 16 media

Lebih terperinci

Jokowi, SBY, dan Infrastruktur

Jokowi, SBY, dan Infrastruktur Jokowi, SBY, dan Infrastruktur http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/03/22/060000726/jokowi.sby.dan.infrastruktur Abror/presidenri.go.idPresiden keenam SBY dan Presiden Joko Widodo memberikan keterangan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JUSUF KALLA TAHUN

KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JUSUF KALLA TAHUN KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JUSUF KALLA TAHUN 2004-2009 Agenda utama dalam bidang ekonomi yang telah ditetapkan oleh Pemerintahan SBY - Kalla bertujuan untuk

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2004 DAN PROSPEK TAHUN 2005

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2004 DAN PROSPEK TAHUN 2005 EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2004 DAN PROSPEK TAHUN 2005 1. Konstruksi Kebijakan Menimbulkan Dualisme Pasar dan Rawan Terhadap Penyimpangan Subsidi pupuk pertama kali diberikan kepada

Lebih terperinci

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang. ELABORASI Letak geografis yang strategis menunjukkan betapa kaya Indonesia akan sumber daya alam dengan segala flora, fauna dan potensi hidrografis dan deposit sumber alamnya yang melimpah. Sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Bentuk awal Departemen Perhubungan yang lahir dalam kancah

BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Bentuk awal Departemen Perhubungan yang lahir dalam kancah 30 BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Kementerian Perhubungan Bentuk awal Departemen Perhubungan yang lahir dalam kancah perjuangan adalah gabungan antara Departemen Perhubungan dan Departemen

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Kunker ke PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, di Citeurep, tgl.28 Apr 2014 Senin, 28 April 2014

Sambutan Presiden RI pd Kunker ke PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, di Citeurep, tgl.28 Apr 2014 Senin, 28 April 2014 Sambutan Presiden RI pd Kunker ke PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, di Citeurep, tgl.28 Apr 2014 Senin, 28 April 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA KUNJUNGAN KERJA KE PT. INDOCEMENT TUNGGAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pembangunan yang meningkat dalam segala bidang menyebabkan banyak sekali perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik itu cara hidup, pola pikir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan berpolitik di Indonesia banyak mengalami perubahan terutama setelah era reformasi tahun 1998. Setelah era reformasi kehidupan berpolitik di Indonesia kental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sampul Depan. 1. Daftar Isi Bab I : Pendahuluan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pengertian...

DAFTAR ISI. Sampul Depan. 1. Daftar Isi Bab I : Pendahuluan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pengertian... DAFTAR ISI Sampul Depan. 1 Daftar Isi...... 2 Bab I : Pendahuluan..... 3 Bab II : pembahasan 1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 5 1. Pengertian....... 5 2. Latar Belakang PMDN... 5 3. Faktor Faktor

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan kerangka pemikiran. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi

BAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eksistensi dan penyebaran ideologi neoliberal dengan ide pasar bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi yang terjalin antara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang 149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang yang membengkak. Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone pemerintah Yunani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga /manajer investasi) melakukan redemption (menarik kembali) investasinya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga /manajer investasi) melakukan redemption (menarik kembali) investasinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, kita memang tidak bisa menghindar dari dampak krisis keuangan global. Terlebih, modal asing yang termasuk

Lebih terperinci

Dengan Jumlah Hutang Paling Memprihatinkan

Dengan Jumlah Hutang Paling Memprihatinkan SBY Tercatat Sebagai Presiden Jan 6, 2016 Dengan Jumlah Hutang Paling Memprihatinkan http://bataranews.com/2016/01/06/sby-tercatat-sebagai-presiden-dengan-jumlah-hutang-paling-memprihatinkan/ Susilo Bambang

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN -62- BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2005-2025 4.1. Visi Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi Kabupaten Bangkalan sampai saat ini, isuisu strategis dan dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bagi masyarakat di Indonesia maupun di seluruh dunia, politik merupakan permasalahan yang selalu menjadi perbincangan hangat. Hal ini tentu saja membuat para pelaku

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

hendrikoeswara@fisip.unand.ac.id Kunci dari pencapaian target defisit 1 persen tahun 2004 adalah reformasi perpajakan dan kepabeanan. Dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi, mobilisasi penerimaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

PERNYATAAN SIKAP PERHIMPUNAN RAKYAT PEKERJA

PERNYATAAN SIKAP PERHIMPUNAN RAKYAT PEKERJA PERNYATAAN SIKAP PERHIMPUNAN RAKYAT PEKERJA Nomor: 374/PS/KP-PRP/e/VIII/11 Tolak UU SJSN, RUU BPJS, dan Jamkesmas sebagai Solusi Jaminan Sosial bagi Rakyat! Tingkatkan Pajak Progresif bagi Korporasi sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2009 Ekonomi. Lembaga. Pembiayaan. Ekspor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara yang memiliki rasa ketergantungan dari negara lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dirasa tidaklah mencukupi, apabila hanya mengandalkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertambangan batu bara (PT Bumi Resources Tbk), perkebunan (PT Bakrie

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertambangan batu bara (PT Bumi Resources Tbk), perkebunan (PT Bakrie BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) adalah salah satu perusahaan perdagangan Indonesia yang terkemuka. BNBR didirikan pada tahun 1942 oleh Achmad Bakrie, ayah Menko Kesra

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara study literatur yang data-datanya diperoleh dari buku, jurnal, arsip, maupun artikel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015

Lebih terperinci

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS Pada Seminar DEMOKRASI UNTUK

Lebih terperinci

Oleh: Edy Mulyadi* Beberapa nama yang mendapat sorotan kencang di antaranya adalah Sri Mulyani Indrawati

Oleh: Edy Mulyadi* Beberapa nama yang mendapat sorotan kencang di antaranya adalah Sri Mulyani Indrawati Oleh: Edy Mulyadi* Tak pelak lagi, rasa ingin tahu publik tentang siapa saja yang bakal menjadi menteri kian menggelegak sejak Senin kemarin. Pada senin itulah Jokowi secara resmi diambil sumpahnya sebagai

Lebih terperinci

BAB3. Operasi Penyelamatan PLN. Tempo

BAB3. Operasi Penyelamatan PLN. Tempo 33 BAB3 Operasi Penyelamatan PLN Tempo 34 Koleksi Pribadi Sebagai Menteri Perekonomian, Rizal Ramli menjalani hari-hari yang panjang dan melelahkan. Juga penuh tekanan. Begitu banyak persoalan yang menghadang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukanlah merupakan mereka yang tingkat kesejahteraannya tinggi. Mereka

I. PENDAHULUAN. bukanlah merupakan mereka yang tingkat kesejahteraannya tinggi. Mereka 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sebagian besar masyarakatnya bertopang pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Akan tetapi, petani Indonesia bukanlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pupuk sangat penting dalam upaya pencapaian ketahanan pangan nasional. Segala cara dilakukan oleh Pemerintah sebagai regulator untuk dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan milik BUMN ini meliputi usaha logistik/pergudangan,

Lebih terperinci

MAKALAH. Peranan Pers Dalam Mengawasi Penegakan Hukum dan HAM

MAKALAH. Peranan Pers Dalam Mengawasi Penegakan Hukum dan HAM PELATIHAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK JEJARING KOMISI YUDISIAL RI Bandung, 30 Juni 3 Juli 2010 MAKALAH Peranan Pers Dalam Mengawasi Penegakan Hukum dan HAM Oleh: Drs. Tarman Azzam, Msc KOMISI YUDISIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan di segala bidang, dan juga guna mencapai cita-cita bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

Strategi Pengelolaan BUMN Di Masa Mendatang

Strategi Pengelolaan BUMN Di Masa Mendatang Strategi Pengelolaan BUMN Di Masa Mendatang Oleh Sunarsip Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence Dalam dua tahun ini, kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjukkan peningkatan kinerja

Lebih terperinci

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015 Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference The Future of Asia s Finance: Financing for Development Jakarta, 2 September 2015 Yang terhormat Managing Director

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN KE-69 REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 2014

SAMBUTAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN KE-69 REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 2014 SAMBUTAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN KE-69 REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2 PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN 2010 2014 1 Ignatius Mulyono 2 1. Misi mewujudkan Indonesia Aman dan Damai didasarkan pada permasalahan bahwa Indonesia masih rawan dengan konflik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

Lebih terperinci