Lampiran 1 Surat Izin Penelitian. Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1 Surat Izin Penelitian. Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

2 Lampiran 2 Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian

3 Lampiran 3 Kuesioner dan Lembar Observasi KUESIONER PENELITIAN HIGIENE SANITASI PENJUALAN MAKANAN JAJANAN DANPERILAKU KONSUMSI JAJAN SISWA SERTA KEJADIAN DIARE DI BEBERAPA SEKOLAH DASAR DESA MARINDAL I KECAMATAN PATUMBAK TAHUN 2017 I. Data Responden Penjual Makanan Jajanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Makanan Jajanan yang dijajakan : II. Wawancara Pada Penjual Makanan Jajanan 1. Apakah saat menangani makanan bapak/ibu selalu memakai pakaian bersih? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 2. Apakah saat menangani makanan bapak/ibu memakai celemek? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Jika tidak memakai celemek, apa alasan bapak/ibu? a. Kurang perlu b. Kurang nyaman/rishi karena tidak terbiasa c. Tidak tahu manfaatnya 3. Apakah saat menangani makanan bapak/ibu memakai tutup kepala? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Jika tidak memakai tutp kepala, apa alasan bapak/ibu? a. Kurang Perlu b. Kurang nyaman/rishi karena tidak terbiasa c. Tidak tahu manfaatnya 4. Apakah sebelum menangani makanan bapak/ibu mencuci tangan pakai sabun? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 5. Apakah sesudah keluar dari kamar mandi kembali mencuci tangan pakai sabun?

4 a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 6. Apakah bapak/ibu tetap menangani makanan saat menderita batuk/pilek? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 7. Apakah saat menjamah makanan bapak/ibu selalu memakai alat bantu? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 8. Apakah bapak/ibu pernah mendapat penyuluhan tentang penyelenggaraan makanan yang baik dan benar? a. Sering b. Pernah c. Tidak pernah 9. Apakah peralatan untuk menangani makanan langsung dibersihkan saat setelah selesai digunakan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 10. Apakah menggunakan bahan pembersih, seperti sabun saat mencuci peralaatan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 11. Apakah bapak/ibu mencuci peralatan dengan air bersih yang mengalir? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 12. Air yang dipakai sebagai sumber air bersih? a. PAM b. Sumur c. Galon 13. Apakah air bersih yang digunakan untuk membuat makanan dimasak sampai mendidih? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 14. Apakah makanan jajanan yang mau diangkut dalam wadah yang terpisah dengan bahan mentah sehingga telindung dari pencemaran? a. Ya

5 b. -kadang c. Tidak 15. Apakah semua bahan yang tersimpan dalam wadah yang terpisah? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 16. Bagaimana bapak/ibu menangani sampah ditempat penjualan? a. Ditampung sementara dengan tempat sampah tertutup b. Ditampung sementara dengan tempat sampah terbuka c. Dibuang sembarangan

6 LEMBAR OBSERVASI No Objek Penilaian Higiene Sanitasi Kategori 1. Penjamah Makanan Ya Tidak 1. Berpakaian bersih 2. Memakai celemek 3. Memakai tutup kepala 4. Kuku bersih dan pendek 5. Rambut bersih 6. Selalu pakai alat bantu atau alas tangan menjamah makanan 7. Tidak mengobrol atau bercakap-cakap saat menanganik makanan 8. Tidak merokok waktu menangani makanan 9. Tidak menggaruk anggota badan saat menangani makanan 10. Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan tau tanpa menutup mulut dan hidung 11. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan 2. Pencucian Peralatan 12. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan sabun 13. Peralatan disimpan di tempat yang bebas pencemaran 14. Tidak menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai 3. Pengangkutan Makanan 15. Makanan jajanan yang dijajakan dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup 16. Pembungkus yang digunakan dan atau tutup makanan jajanan dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan 4. Penyediaan Air Bersih 17. Secara fisik (warna, bau, rasa) memenuhi syarat 5. Sarana Penjaja 18. Mudah dibersihkan 19. Melindungi dari debu dan pencemaran

7 20. Tersedia penyimpanan makanan jadi/siap disajikan 21. Tersedia tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan) 22. Tersedia tempat sampah

8 KUESIONER PENELITIAN HIGIENE SANITASI PENJUALAN MAKANAN JAJANAN DAN PERILAKU KONSUMSI JAJAN SISWA SERTA KEJADIAN DIARE DI BEBERAPA SEKOLAH DASAR DESA MARINDAL I KECAMATAN PATUMBAK TAHUN 2017 I. KARAKTERISTIK SISWA 1. Nomor responden : 2. Nama : 3. Kelas 4. Umur : 5. Jenis kelamin : 6. Tempat membeli jajanan : 7. Uang saku yang diterima per hari : 8. Jenis jajanan yang paling sering dibeli : II. PERILAKU RESPONDEN a. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang kamu anggap benar.bacalah dengan teliti sebelum menjawab soal. 1. Apakah makanan jajanan itu? a. Makanan dan minuman yang dijual di pinggir jalan b. Makanan dan minuman yang langsung dapat dikonsumsi yang dijual di pinggir jalam, kaki lima, terminal dan tempat umum lainnya c. Makanan dan minuman yang lebih enak dari makanan di rumah 2. Apa manfaat mengonsumsi makanan jajanan? a. Mengisi perut lapar b. Tidak perlu makan di rumah c. Memberi tambahan tenaga (energy) 3. Makana jajanan seperti apa yang dikatakan baik? a. Makanan dan minuman yang bergizi, enak, dan bersih b. Makanan dan minuman yang bersih, murah, enak, dan warnanya menarik c. Makanan dan minuman yang dimasak dengan peralatan modern 4. Bagaimana makanan jajanan yang aman? a. Makanan dan minuman yang bersih, tidak mengandung pewarna berbahaya bagi kesehatan, dan tidak basi. b. Makanan dan minuman yang dibungkus/ dikemas dengan baik sehingga tidak kotor

9 c. Makanan dan minuman yang dijual di tempat yang bersih 5. Tahukah kamu makanan jajanan ala barat? a. Makanan jajanan yang siap untuk dikonsumsi dalam waktu singkat seperti burger, sosis, dan KFC b. Makanan jajanan yang harganya sangat mahal c. Makanan jajanan yang berasal dari barat (luar negeri) 6. Tahukah kamu makanan jajanan tradisional? a. Makanan jajanan yang harganya murah b. Makanan jajanan seperti onde-onde dan kue lapis c. Makanan jajanan yang dijual di pinggir jalan pakai gerobak atau sepeda 7. Menurut kamu apakah snack itu? a. Makanan yang dibungkus atau dikemas dalam ukuran kecil b. Makanan yang enak seperti oreo, wafer, dan chitato c. Makanan yang dapat memberi sedikit tenaga (energy) 8. Bagaimana makanan jajanan yang mengandung pewarna berbahaya bagi kesehatan? a. Makanan dan minuman yang rasanya sangat manis b. Makanan dan minumanyang berwarna merah atau kuning menyolok c. Makanan dan minuman yang warnanya menarik 9. Makanan jajanan yang berwarna merah atau kuning meyolok tidak baik dikonsumsi karena? a. Berbahaya bagi kesehatan b. Mengandung pewarna kimia c. Rasanya pahit 10. Cntoh makanan jajanan yang berjamur? a. Makanan dan minuman yang rasanya enak b. Makanan dan minuman yang basi c. Kerupuk yang masuk angin 11. Contoh makanan jajanan yang kotor? a. Makanan dan minuman yang tidak dibungkus b. Makanan dan minuman yang berwarna merah atau kuning menyolok c. Ada rambut, kuku, debu, atau batu krikil pada makanan jajanan 12. Tahukah kamu mana yang tidak boleh ditambahkan kedalam makanan jajanan? a. Gula pasir b. Pewarna c. Boraks dan formalin

10 13. Menurut kamu, mana minuman yang bergizi? a. Susu b. Coca-cola, Fanta, dan sprite c. Air es yang berwarna-warni 14. Makanan jajanan bisa menyebabkan penyakit apa? a. Sakit perut, munmen (muntah mencret), dan sakit gigi b. Batuk, sakit kepala, dan sakit mata c. Tidak menyebabkan penyakit apapun 15. Menurut kamu, kenapa makan pagi itu penting? a. Makan pagi tidak penting b. Agar konsentrasi waktu belajar di sekolah c. Agar tidak lemas waktu bermain dengan teman di sekolah. b. Sikap Petunjuk: Baca dan simaklah pernyataan dibawah ini dengan baik.kemudian berilah tanda centang () pada pernyataan yang kamu anggap benar dengan memilih setuju atau tidak setuju. No Pernyataan Setuju Tidak setuju 1. Sebelum berangkat ke sekolah tidak perlu sarapan. 2. Sebelum mengonsumsi makanan jajanan tidak perlu mencuci tangan terlebih dahulu. 3. Makanan jajanan yang baik yaitu yang rasanya enak dan warnanya menarik 4. Makanan jajanan yang harganya murah dicurigai tidak aman dan tidak sehat. 5. Makanan jajanan yang warnanya menyolok tidak mengandung bahan kimia. 6. Makanan jajanan ala barat tidak menyebabkan penyakit apapun walau dikonsumsi tiap hari. 7. Snack seperti chitato, wafer, dan oreo tidak menyebabkan penyakit apapun jika dikonsumsi tiap hari. 8. Makanan jajanan dibungkus/ dikemas dengan kertas koran. 9. Makanan jajanan tidak perlu dibungkus/ dikemas dengan baik. 10. Makanan jajanan tidak dapat memberi tenaga (energi) bagi tubuh. 11. Membawa air minum dari rumah itu penting.

11 12. Membawa makanan dari rumah itu penting. 13. Jajan hanya di kantin sekolah. 14. Jajan bukan karena lapar tetapi karena tertarik melihat makanan jajanan yang dijual. 15. Jajan karena melihat teman jajan. c. Tindakan Petunjuk: Berilah tanda centang () pada pernyataan dibawah ini! Jawaban harus sesuai dengan kehidupan sehari-hari. No Pernyataan Selalu Sering Kadangkadang 1. Makan pagi di rumah 2. Tidak pernah 3. Mencuci tangan sebelum mengonsusmsi makanan jajanan Jajan di kantin sekolah

12 4. 5. Jajan diluar pagar sekolah. 6. Jajan di pinggir jalan. Membeli makanan jajanan tradisional seperti kue lapis, onde-onde, dan gorengan.

13 7. 8. Membeli makanan jajanan ala barat seperti burger. 9. Membeli makanan jajanan seperti mi besar (mi gomak), lontong, nasi goreng, dan mi tektek. Membeli snack seperti oreo, wafer, chitato,

14 10. dan lain-lain. 11. Membeli minuman berwarna. 12. Membeli susu kemasan. Membawa air minum dari rumah. 13. AKA Membawa makanan (nasi) dari rumah atau bawa bontot.

15 14. Membeli makanan jajanan yang bersih, enak, dan bergizi. 15. Membeli makanan jajanan yang warnanya menarik dan harganya murah. III. Diare 1. Apakah anda pernah mengalami diare dalam sebulan terakhir? a. Ya b. Tidak 2. Apakah anda mencari pengobatan ke rumah sakit atau puskesmas atau klinik terdekat? a. Ya b. Tidak

16 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan agar tidak membahayakan kesehatannya; b. bahwa persyaratan makanan jajanan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 236/Menkes/Per/IV/1997 perlu disempurnakan dan ditinjau kembali dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah; c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut perlu ditetapkan Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan dengan Keputusan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273); 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656); 4. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahunh 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 5. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3447); 1

17 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel. 2. Penanganan makanan jajanan adalah kegiatan yang meliputi pengadaan, penerimaan bahan makanan, pencucian, peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, pewadahan, penyimpanan, pengangkutan, penyajian makanan atau minuman. 3. Bahan makanan adalah semua bahan makanan dan minuman baik terolah maupun tidak, termasuk bahan tambahan makanan dan bahan penolong. 4. Hygiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. 5. Penjamah makanan jajanan adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan makanan dan peralatannya sejak dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian. 6. Pengelola sentra adalah orang atau badan yang bertanggungjawab untuk mengelola tempat kelompok pedagang makanan jajanan. 7. Peralatan adalah barang yang digunakan untuk penanganan makanan jajanan. 8. Sarana penjaja adalah fasilitas yang digunakan untuk penanganan makanan jajanan baik menetap maupun berpindah-pindah. 2

18 9. Sentra pedagang makanan jajanan adalah tempat sekelompok pedagang yang melakukan penanganan makanan jajanan. BAB II PENJAMAH MAKANAN Pasal 2 Penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain : a. tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya; b. menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya); c. menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian; d. memakai celemek, dan tutup kepala; e. mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan. f. menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau dengan alas tangan; g. tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau bagian lainnya); h. tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung. BAB III PERALATAN Pasal 3 (1) Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan jajanan harus sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi persyaratan hygiene sanitasi. (2) Untuk menjaga peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) : a. peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan sabun; b. lalu dikeringkan dengan alat pengering/lap yang bersih c. kemudian peralatan yang sudah bersih tersebut disimpan di tempat yang bebas pencemaran. (3) Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai. 3

19 BAB IV AIR, BAHAN MAKANAN, BAHAN TAMBAHAN DAN PENYAJIAN Pasal 4 (1) Air yang digunakan dalam penanganan makanan jajanan harus air yang memenuhi standar dan Persyaratan Hygiene Sanitasi yang berlaku bagi air bersih atau air minum. 2) Air bersih yang digunakan untuk membuat minuman harus dimasak sampai mendidih. Pasal 5 (1) Semua bahan yang diolah menjadi makanan jajanan harus dalam keadaan baik mutunya, segar dan tidak busuk. (2) Semua bahan olahan dalam kemasan yang diolah menjadi makanan jajanan harus bahan olahan yang terdaftar di Departemen Kesehatan, tidak kadaluwarsa, tidak cacat atau tidak rusak. Pasal 6 Penggunaan bahan tambahan makanan dan bahan penolong yang digunakan dalam mengolah makanan jajanan harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 7 (1) Bahan makanan, serta bahan tambahan makanan dan bahan penolong makanan jajanan siap saji harus disimpan secara terpisah (2) Bahan makanan yang cepat rusak atau cepat membusuk harus disimpan dalam wadah terpisah. Pasal 8 Makanan jajanan yang disajikan harus dengan tempat/alat perlengkapan yang bersih, dan aman bagi kesehatan. Pasal 9 (1) Makanan jajanan yang dijajakan harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup. (2) Pembungkus yang digunakan dan atau tutup makanan jajanan harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan. (3) Pembungkus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilarang ditiup. Pasal 10 (1) Makanan jajanan yang diangkut, harus dalam keadaan tertutup atau terbungkus dan dalam wadah yang bersih. (2) Makanan jajanan yang diangkut harus dalam wadah yang terpisah dengan bahan mentah sehinggga terlindung dari pencemaran. 4

20 Pasal 11 Makanan jajanan yang siap disajikan dan telah lebih dari 6 (enam) jam apabila masih dalam keadaan baik, harus diolah kembali sebelum disajikan. BAB V SARANA PENJAJA Pasal 12 (1) Makanan jajanan yang dijajakan dengan sarana penjaja konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi makanan dari pencemaran. (2) Konstruksi sarana penjaja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan yaitu antara lain : a. mudah dibersihkan; b. tersedia tempat untuk : 1. air bersih; 2. penyimpanan bahan makanan; 3. penyimpanan makanan jadi/siap disajikan; 4. penyimpanan peralatan; 5. tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan); 6. tempat sampah. (3) Pada waktu menjajakan makanan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi, dan harus terlindungi dari debu, dan pencemaran. BAB VI SENTRA PEDAGANG Pasal 13 (1) Untuk meningkatkan mutu dan hygiene sanitasi makanan jajanan, dapat ditetapkan lokasi tertentu sebagai sentra pedagang makanan jajanan. (2) Sentra pedagang makanan jajanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lokasinya harus cukup jauh dari sumber pencemaran atau dapat menimbulkan pencemaran makanan jajanan seperti pembuangan sampah terbuka, tempat pengolahan limbah, rumah potong hewan, jalan yang ramai dengan arus kecepatan tinggi. (3) Sentra pedagang makanan jajanan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi meliputi : a. air bersih; b. tempat penampungan sampah; 5

21 c. saluran pembuangan air limbah; d. jamban dan peturasan; e. fasilitas pengendalian lalat dan tikus; (4) Penentuan lokasi sentra pedagang makanan jajanan ditetapkan oleh pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pasal 14 (1) Sentra pedagang makanan jajanan dapat diselengggarakan oleh pemerintah atau masyarakat. (2) Sentra pedagang makanan jajanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempunyai pengelola sentra sebagai penanggung jawab. (3) Pengelola sentra pedagang makanan jajanan berkewajiban : a. mendaftarkan kelompok pedagang yang melakukan kegiatan di sentra tersebut pada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. b. memelihara fasilitas sanitasi dan kebersihan umum. c. melaporkan adanya keracunan atau akibat keracunan secepatnya dan atau selambat-lambatnya dalam 24 (duapuluh empat) jam setelah menerima atau mengetahui kejadian tersebut kepada Puskesmas/Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 15 (1) Pembinaan dan pengawasan makanan jajanan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. (2) Untuk melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pendataan terhadap sentra pedagang makanan jajanan dan sarana penjaja sebagaimana tercantum dalam lampiran I Keputusan ini. (3) Terhadap sentra penjaja makanan jajanan maupun penjaja makanan jajanan dapat diberikan tanda telah terdaftar atau stiker telah didaftar. Pasal 16 (1) Penjamah makanan berkewajiban memiliki pengetahuan tentang hygiene sanitasi makanan dan gizi serta menjaga kesehatan. (2) Pengetahuan mengenai hygiene sanitasi makanan dan gizi serta menjaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui kursus hygiene sanitasi makanan. (3) Pedoman penyelenggaraan kursus hygiene sanitasi makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran II Keputusan ini. 6

22 Pasal 17 Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota mengikut sertakan instansi terkait, pihak pengusaha, organisasi, profesi, Asosiasi, Paguyuban dan atau Lembaga swadaya masyarakat. Pasal 18 Dinas kesehatan Kabupaten/Kota secara berkala menyampaikan laporan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota secara berjenjang. Pasal 19 Ketentuan pembinaan dan pengawasan makanan jajanan ditetapkan lebih lanjut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Semua sentra dan penjaja makanan yang telah melakukan kegiatan sebelum ditetapkannya keputusan ini, harus menyesuaikan dengan keputusan ini dalam waktu selambat lambatnya 2 (dua) tahun. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 236/Menkes/Per/IV/1997 tentang Persyaratan Kesehatan Makanan Jajanan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 22 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Juli 2003 MENTERI KESEHATAN, Dr. ACHMAD SUJUDI 7

23 LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 942/Menkes/SK/VII/2003 TANGGAL : 3 JULI 2003 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SANITASI MAKANAN JAJANAN A. PEMBINAAN 1. Pendataan a. Kegiatan pendataan Makanan Jajanan meliputi penyiapan formulir pendataan, surat tugas, jadwal kegiatan, pencatatan, surat edaran tentang pendataan makanan jajanan kepada Camat, Lurah, Pemilik gedung, semua pedagang makanan jajanan, surat permintaan dukungan dari Instansi terkait dan penyerahan surat pendaftaran kepada pedagang. b. Pendataan ditujukan kepada pedagang Makanan Jajanan perorangan dan sentra makanan jajanan baik di dalam gedung maupun di luar gedung. c. Laporan pendataan meliputi jumlah pedagang Makanan Jajanan di luar gedung dan di dalam gedung serta jumlah sentra Makanan Jajanan di dalam gedung dan di luar gedung serta penyebaran pedagang makanan jajanan dan penyebaran sentra Makanan Jajanan. d. Pendataan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan cara sedemikian rupa sehingga memperoleh laporan pendataan sebagaimana dimaksud dalam butir (c). e. Pendataan dilakukan pada setiap awal tahun kalender. 2. Pendaftaran a. Sebelum dilakukan pendaftaran perlu diberitahukan secara luas kepada para pedagang Makanan Jajanan, sentra pedagang Makanan Jajanan dan instansi terkait yang ada di wilayah kerjanya masing-masing. b. Kegiatan penyiapan instrumen pendaftaran Makanan Jajanan meliputi penyiapan formulir pendaftaran (MJI), buku register, kartu status makanan jajanan, buku kesehatan penjamah, sticker tanda terdaftar pedagang makanan jajanan dan plakat tanda terdaftar sentra makanan jajanan. c. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyediakan instrumen pendaftaran yang dimaksud pada butir (b) dengan mengacu kepada pedoman yang sudah ada. 8

24 d. Pendaftaran dilakukan oleh pemohon/pedagang makanan jajanan dengan mengisi formulir pendaftaran (MJI) yang tersedia di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk dicatat dalam buku register pendaftaran. e. Setiap pedagang Makanan Jajanan yang telah terdaftar diberikan sticker tanda terdaftar dan wajib memasang sticker tanda terdaftar pada sarana penjaja makanan jajanan yang dikelolanya. f. Hasil laporan pendaftaran adalah diperolehnya informasi tentang pedagang makanan jajanan dan sentra makanan jajanan yang meliputi : jenis/nama makanan jajanan dan sentra makanan jajanan, alamat, nama pemilik, nama dan jumlah penjamah, keanggotaan kelompok/assosiasi, sarana dan lokasi di dalam atau di luar gedung. 3. Penyuluhan dan Kursus a. Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dan asosiasi bersama kader di masyarakat terhadap para pedagang dan pemilik untuk memotivasi perilaku yang mendukung pelaksanaan pembinaan Makanan Jajanan. b. Metode penyuluhan dengan cara memotivasi para pedagang makanan jajanan yang melakukan pendaftaran untuk memberdayakan organisasi yang ada dan atau membentuk organisasi bagi yang belum ada sebagai wahana untuk pembinaan makanan jajanan. c. Dengan bekerjasama kepada pemilik usaha makanan jajanan, assosiasi dan atau pihak penyandang dana atau Bapak Asuh dilakukan kegiatan kursus bagi Pedagang makanan jajanan untuk Memperoleh Sertifikat Kursus Hygiene Sanitasi Makanan. 4. Pembentukan Sentra Pedagang Makanan Jajanan a. Setiap gedung perkantoran/industri/pusat perdagangan/daerah kegiatan pariwisata yang mempunyai kelompok makanan jajanan atau belum berupa kelompok dilakukan penataan untuk menjadi sentra makanan jajanan. b. Kelompok makanan jajanan pada butir (a) dilakukan pembinaan dengan melengkapi fasilitas dan sarana pedagang makanan jajanan. c. Pembentukan sentra pedagang makanan jajanan di motivasi oleh Dinas Kesehatan dan Asosiasi yang telah terdaftar di Pemerintah Daerah setempat dengan dukungan kerjasama dari instansi terkait. d. Sentra Pedagang makanan jajanan yang telah terbentuk dilakukan inspeksi sanitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dan Asosiasi yang telah terdaftar di Pemerintah Daerah setempat untuk diusulkan penetapan lokasi kepada Bupati/Walikota. 9

25 e. Setiap gedung perkantoran/industri/pusat perdagangan/ pembelanjaan serta daerah kegiatan pariwisata yang akan dibangun, yang membutuhkan jasa pelayanan makanan diwajibkan menyediakan lahan atau tempat untuk sentra pedagang makanan jajanan baik yang ada di dalam gedung maupun di luar gedung. f. Persyaratan hygiene sanitasi sentra pedagang makanan jajanan harus memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri ini. g. Pengaturan lebih lanjut tentang persyaratan hygiene sanitasi makanan jajanan ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Kantor Kesehatan Pelabuhan, antara lain mencakup : 1). air bersih 2). lalat, tikus dan hewan lainnya 3). sampah 4). limbah 5). pemeliharaan kebersihan 6). perilaku hygienis penjamah 7). pemeriksaan kesehatan 8). ventilasi dan pencahayaan 9). penataan lalu lintas pengunjung 10). suhu penyimpanan bahan makanan h. Setiap sentra makanan jajanan harus memiliki pengelola sentra sebagai penanggung jawab yang mengkoordinir pedagang makanan jajanan yang ada di dalam sentra makanan jajanan i. Pengelola sentra makanan jajanan berkewajiban memelihara kebersihan dan sanitasi lingkungan sentra makanan jajanan j. Sentra makanan jajanan dikembangkan berupa percontohan sentra makanan jajanan yang dibina secara intensif untuk ditularkan kepada daerah lain. 1. PENGAWASAN 1. Pengawasan sentra makanan jajanan dilaksanakan dengan inspeksi sanitasi secara berkala dan penerapan HACCP secara bertahap oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. 2. Inspeksi sanitasi dapat dilaksanakan dengan pengujian contoh sample makanan dan spesimen di laboratorium untuk penegasan/konfirmasi yang dilaksanakan sesuai kebutuhan. 3. Contoh makanan dan spesimen yang dimaksud dalam Keputusan ini yaitu contoh makanan, contoh usap alat masak, contoh usap alat makan, contoh air, contoh usap dubur karyawan dan contoh lainnya. 10

26 4. Contoh makanan dan spesimen yang dikirim langsung oleh Penanggung jawab Sentra Pedagang makanan jajanan dapat dilayani bila pengambilannya dilakukan sesuai dengan persyaratan pengambilan contoh makanan dan spesimen. 5. Jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium sesuai dengan permintaan pengirim. 6. Hasil pemeriksaan dikirim kepada pengirim dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan setempat untuk keperluan pemantauan/ pengawasan. 7. Biaya pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan contoh makanan dan spesimen yang dilakukan secara rutin menjadi tanggung jawab pedagang makanan jajanan yang bersangkutan. 8. Biaya pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan contoh makanan dan spesimen dalam rangka uji petik ditanggung oleh Pusat, Propinsi dan atau Pemerintah daerah. 9. Laporan hasil inspeksi sanitasi dikirim kepada Bupati/Walikota dan tembusan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi Ditjen PPM & PL Depkes RI dengan periode 3 (tiga) bulan sekali, dengan format laporan MJ Sentra makanan jajanan yang telah memenuhi syarat dan menerapkan HACCP dapat diberikan penghargaan atas keberhasilannya. 2. EVALUASI 1. Terhadap kegiatan pembinaan dan pengawasan dilakukan evaluasi oleh instansi terkait secara berjenjang. 2. Hasil evaluasi dilaporkan kepada Bupati/Walikota dengan tembusan antara lain kepada Dinas Kesehatan Propinsi, Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi Ditjen PPM & PL Depkes RI, Jakarta, dan Asosiasi yang telah terdaftar di Pemerintah Daerah untuk dijadikan bahan masukan perencanaan, pembinaan dan pengawasan sanitasi makanan jajanan. MENTERI KESEHATAN, Dr. ACHMAD SUJUDI 11

27 LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 942/Menkes/SK/VII/2003 TANGGAL : 3 Juli 2003 PEDOMAN PENYELENGGARAAN KURSUS HYGIENE SANITASI MAKANAN A. Peserta, Penyelenggara, Penanggung Jawab dan Pembina Teknis 1. Peserta pelatihan adalah setiap orang dan atau Pengusaha/Penanggung jawab dan penjamah makanan yang yang menangani makanan jajanan. 2. Penyelenggara pelatihan adalah Pusat, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Lembaga yang telah terdaftar di Pemerintah Daerah setempat. 3. Penanggung jawab pelatihan adalah Ketua Penyelenggara Pelatihan. 4. Pembina teknis pelatihan adalah Direktur Penyehatan Air dan Sanitasi untuk Tingkat Pusat dan Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tingkat daerahnya. B. Kurikulum, Materi dan Pengajar atau Tutor 1. Kurikulum pelatihan Hygiene Sanitasi Makanan bagi pengsaha/penanggung jawab dan penjamah makanan sebagaimana tercantum di bawah ini. 2. Materi pelatihan mengacu kepada modul pelatihan yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan. 3. Pengajar atau tutor pelatihan kursus hygiene sanitasi makanan dengan kualifikasi sebagai berikut :? memiliki pengetahuan hygiene sanitasi makanan yang bersertifikat.? tenaga Profesi, Sanitarian.? berpengalaman bekerja dalam bidang terkait.? berpendidikan minimal S1 (Sarjana). C. Tutorial dan Evaluasi 1. Peserta pelatihan yang belajar mandiri dapat dibantu dengan tutorial yang dilakukan di Daerah tempat tinggal peserta bekerja, ataupun tempat lain yang ditunjuk oleh penyelenggara pelatihan. 2. Peserta yang memenuhi syarat dalam pelatihan dapat mengikuti evaluasi kursus Hygiene Sanitasi Makanan yang dilaksanakan secara tertulis. 12

28 3. Pelaksanaan evaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Penyelenggara Pelatihan. 4. Ketua Tim evaluasi adalah Tenaga Sanitarian yang ditunjuk oleh Ketua Penyelenggara Pelatihan. 5. Tugas tim evaluasi adalah menyusun soal, mengawasi, memeriksa dan menyampaikan hasil evaluasi kepada ketua tim evaluasi. 6. Ketua Tim evaluasi menetapkan peserta yang lulus dalam evaluasi. D. Sertifikat 1. Peserta pelatihan yang dinyatakan lulus diberikan sertifikat. 2. Sertifikat dikeluarkan dan ditandatangani oleh Ketua Penyelenggara Pelatihan. 3. Sertifikat kursus Hygiene Sanitasi Makanan berlaku secara nasional. 4. Sertifikat kursus Hygiene Sanitasi Makanan berlaku untuk jangka waktu tak terbatas. 5. Bentuk sertifikat kursus Hygiene Sanitasi Makanan dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana pada contoh pada huruf G dan H. E. KURIKULUM KURSUS HYGIENE SANITASI MAKANAN BAGI PENANGGUNGJAWAB MAKANAN Bagian A. MATERI DASAR No. Mata Pelajaran Pokok Bahasan Jam Pelajaran Peraturan a. UU No. 23/1992 tentang 2 x 45 Perundangundangan Kesehatan b. Perundang-undangan Hygiene sanitasi dibidang Pangan Makanan 2. Persyaratan hygiene sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) a. Kepmenkes No. /2002 tentang Persyaratan hygiene sanitasi Makanan jajanan 2 x 45 13

29 B. MATERI INTI 3. Bahan Pencemar Terhadap Makanan 4. Bahan Pencemar Makanan Lainnya 5. Penyakit Bawaan Makanan a. Rantai Perjalanan Makanan (Food Chain) b. Perkembangan Bakteri Pada Makanan c. Dosis Bakteri Pathogen d. Cara Bakteri Menyebabkan Penyakit a. Virus b. Zat Asing & Bahan Fisik c. Bahan Kimia a. Penyebab Oleh Mikroba b. Penyebab Oleh Bahan Kimia c. Penyebab Oleh Zat Toksin d. Penyebab Oleh Zat Alergi 6. Prinsip HSMM a. Sumber dan Penyebaran Pencemar Makanan b. Aspek Sanitasi Makanan c. Pemilihan Bahan d. Penyimpanan Bahan e. Pengolahan f. Penyimpanan Makanan g. Pengangkutan h. Penyajian i. Pengendalian Waktu dan Suhu Makanan (Danger Zone) j. Pencemaran Silang (Cross-contamination) 7. Struktur dan Tata Letak Dapur 8. Pencucian dan Penyimpanan Peralatan Pengolahan Makanan a. Bahan dan Konstruksi b. Ukuran dan Fungsi Ruang Kerja c. Alur Makanan (Food Flow) d. Denah Bangunan (Lay Out) e. Kenyamanan (ergonomi) a. Peralatan Masak Memasak b. Peralatan Makan Minum c. Sarana dan Cara Pencucian d. Bahan Pencuci e. Penyimpanan Peralatan 1 x 45 1 x 45 2 x 45 4 x 45 2 x 45 2 x Pemeliharaan a. Air Bersih 6 x 45 14

30 C. MATERI PENUNJANG Kebersihan Lingkungan 10. Hygiene Perorangan 11. Penanganan Alat Pendingin 12. Proses Masak Memasak Makanan 13. Pengawetan dan Bahan Tambahan Makanan 14. Pengendalian Mutu Mandiri 15. Rangkuman Hygiene sanitasi b. Pembuangan Limbah dan Sampah c. Pengendalian Serangga dan Tikus d. Pemeliharaan dan Pembersihan Ruangan e. Fasilitas Sanitasi a. Sumber Pencemar dari Tubuh b. Pengamatan Kesehatan c. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Sehat d. Pakaian Pelindung Pencemaran a. Sistem Pendinginan b. Karakteristik Alat Pendingin c. Pelunakan Makanan Beku (Thawing) d. Pengawasan dan Pemeliharaan a. Cara Memasak Yang Sehat b. Hubungan Suhu dan Pemusnahan Bakteri c. Pemanasan Ulang (Reheating) a. Pemanasan, Pengeringan dan Pengasapan b. Pengalengan dan Hampa Udara c. Penggunaan Bahan Kimia dan Radiasi Bahan Tambahan Makanan (BTM) a. Pengendalian Mutu (Quality Control) b. Jaminan Mutu ( Quality Assurance) c. Pengujian Mandiri ( Self Control) d. Analisis Bahaya Titik Kendali Kritis (ABTKK) Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) a. Ringkasan Materi (Capita Selecta) 2 x 45 2 x 45 2 x 45 2 x 45 2 x 45 1 x 45 15

31 JUMLAH Makanan b. Latihan Soal 16. Kepariwisataan a. Pengenalan Pariwisata b. Pariwisata Dalam Pembangunan c. Peran Makanan Sehat Dalam Pariwisata 17. Manajemen a. Permodalan dan Hygiene sanitasi Pemasaran Makanan b. Peluang Bisnis dan Motivasi Kerja c. Organisasi dan Asosiasi 1 x 45 1 x x 45 F. KURIKULUM KURSUS HYGIENE SANITASI MAKANAN BAGI PENJAMAH MAKANAN Bagian A. MATERI DASAR B. MATERI INTI No. Mata Pelajaran Pokok Bahasan Jam Pelajaran Peraturan 1 x 45 Perundangundangan Hygiene sanitasi Makanan 2. Bahan Pencemar Terhadap Makanan a. UU No. 23/1992 tentang Kesehatan b. Kepmenkes No. /2002 tentang Persyaratan hygiene sanitasi Makanan jajanan c. Kepmenkes No. /2002 tentang Persyaratan hygiene sanitasi Rumah Makan / Restoran d. Kepmenkes No. /2002 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan jajanan a. Rantai Perjalanan Makanan (Food Chain) b. Perkembangan Bakteri Pada Makanan c. Cara Bakteri Menyebabkan Penyakit Pada Manusia d. Mengenal pencemar lain : virus, bahan kimia, parasit, benda asing dan bahan fisik. 1 x Penyakit Bawaan a. Penyebab Oleh Mikroba 2 x 45 16

32 JUMLAH Makanan b. Penyebab Oleh Bahan Kimia c. Penyebab Oleh Zat Toksin d. Penyebab Oleh Zat Alergi 4. Prinsip HSMM a. Sumber dan Penyebaran Pencemar Makanan b. Pemilihan, Penyimpanan, Pengolahan, Pengangkutan, Penyajian dan Konsumsi c. Aspek Hygiene Sanitasi Makanan d. Pengendalian Waktu dan Suhu Makanan 5. Pencucian dan Penyimpanan Peralatan Pengolahan Makanan 6. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan 7. Hygiene Perorangan (Danger Zone) a. Peralatan Masak Memasak b. Peralatan Makan Minum c. Sarana dan Cara Pencucian d. Bahan Pencuci e. Penyimpanan Peralatan a. Air Bersih b. Pembuangan Limbah dan Sampah c. Pengendalian Serangga dan Tikus d. Pemeliharaan dan Pembersihan Ruangan e. Fasilitas Sanitasi a. Sumber Pencemar dari Tubuh b. Pengamatan Kesehatan c. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Sehat d. Pakaian Pelindung Pencemaran 2 x 45 1 x 45 2 x 45 1 x x 45 17

33 G. SERTIFIKAT KURSUS HYGIENE SANITASI MAKANAN BAGI PENGUSAHA/PENANGGUNG JAWAB SERTIFIKAT KURSUS HYGIENE SANITASI MAKANAN NOMOR : Berdasarkan kepada Kepmenkes Nomor. tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, telah dilaksanakan Evaluasi / Kursus Hygiene Sanitasi Makanan bagi pengusaha / penanggungjawab yang diselenggarakan oleh, pada tanggal, bertempat di.., dan sesuai dengan Keputusan Ketua Tim Evaluasi Nomor.., tanggal.., tentang Penetapan Peserta Yang Lulus Evaluasi Kursus Hygiene Sanitasi Makanan, dengan ini memberikan sertifikat kepada : N a m a Tempat tanggal lahir A l a m a t Pekerjaan / Jabatan Perusahaan / Unit Kerja : : : : : Pemegang Sertifikat ini telah memenuhi syarat dan dipandang cakap untuk mengelola hygiene sanitasi makanan. Pas Photo berwarna ukuran 4x 6 cm, 20 PENYELENGGARA PELATIHAN, KETUA, 18

34 HASIL EVALUASI HYGIENE SANITASI MAKANAN MATERI PELAJARAN YANG DIIKUTI Kelompok Dasar : 1. Perundang-undangan Hygiene Sanitasi Makanan 2. Persyaratan hygiene sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Kelompok Inti : 3. Bakteri Pencemar Terhadap Makanan 4. Bahan Pencemar Makanan Lainnya 5. Penyakit Bawaan Makanan 6. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan 7. Struktur dan Tata Letak Dapur 8. Pencucian dan Penyimpanan Peralatan Pengolahan Makanan 9. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan 10. Hygiene Perorangan 11. Penanganan Alat Pendingin 12. Proses Masak Memasak Makanan 13. Pengawetan dan Bahan Tambahan Makanan 14. Pengendalian Mutu Mandiri Kelompok Penunjang : NILAI EVALUASI RATA RAT A : ( ) KETUA TIM EVALUASI KURSUS HYGIENE SANITASI MAKANAN NIP. 19

35 H. SERTIFIKAT KURSUS PENJAMAH MAKANAN SERTIFIKAT KURSUS PENJAMAH MAKANAN NOMOR : Berdasarkan kepada Kepmenkes No. tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan jajanan, telah dilaksanakan Evaluasi / Kursus Hygiene Sanitasi Makanan bagi Penjamah Makanan yang diselenggarakan oleh, pada tanggal, bertempat di.., dan sesuai dengan Keputusan Ketua Tim Evaluasi No.., tanggal.., tentang Penetapan Peserta Yang Lulus Evaluasi Kursus Hygiene Sanitasi Makanan, dengan ini memberikan sertifikat kepada : N a m a Tempat tanggal lahir A l a m a t Pekerjaan / Jabatan Perusahaan / Unit Kerja : : : : : Pemegang Sertifikat ini telah memenuhi syarat dan dipandang cakap sebagai Penjamah makanan (food handler). Pas Photo berwarna ukuran 4x 6 cm, 20 PENYELENGGARA PELATIHAN KETUA, 20

36 HASIL EVALUASI HYGIENE SANITASI MAKANAN MATERI PELAJARAN YANG DIIKUTI Kelompok Dasar : 1. Perundang-undangan di Bidang Hygiene Sanitasi Makanan Kelompok Inti : 2. Bakteri Pencemar Terhadap Makanan 3. Penyakit Bawaan Makanan 4. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan 5. Pencucian dan Penyimpanan Peralatan Pengolahan Makanan 6. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan 7. Hygiene Perorangan Kelompok Penunjang : NILAI EVALUASI RATA RATA : ( ) KETUA TIM EVALUASI KURSUS HYGIENE SANITASI MAKANAN NIP. MENTERI KESEHATAN, Dr. ACHMAD SUJUDI 21

37 Lampiran 5 Print Out Data SPSS OUTPUT SPSS PENELITIAN HIGIENE SANITASI PENJUALAN MAKANAN JAJANAN DAN PERILAKU KONSUMSI JAJAN SISWA SERTA KEJADIAN DIARE DI BEBERAPA SEKOLAH DASAR DESA MARINDAL I KECAMATAN PATUMBAK TAHUN 2017 Frequency Table Umur Siswa SD Frequency Percent Percent Cumulative Percent < 10 Tahun 14 16,9 16,9 16,9 >= 10 Tahun 69 83,1 83,1 100,0 Jenis Kelamin Siswa SD Frequency Percent Percent Cumulative Percent lk 33 39,8 39,8 39,8 pr 50 60,2 60,2 100,0

38 Tempat Memilih Jajan Frequency Percent Percent Cumulative Percent dalam 65 78,3 78,3 78,3 luar 18 21,7 21,7 100,0 Jumlah Uang Saku Frequency Percent Percent Cumulative Percent < ,2 48,2 48,2 >= ,8 51,8 100,0 Jajanan Yang Sering Dibeli Frequency Percent Percent Cumulative Percent ,0 100,0 100,0 Frekuensi Jajan Siswa Frequency Percent Percent Cumulative Percent SH 71 85,5 85,5 85,5 TSH 12 14,5 14,5 100,0

39 Pengetahuan 1 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 18 21,7 21,7 21,7 Hampir Benar 43 51,8 51,8 73,5 Benar 22 26,5 26,5 100,0 Pengetahuan 2 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 6 7,2 7,2 7,2 Hampir Benar 44 53,0 53,0 60,2 Benar 33 39,8 39,8 100,0 Pengetahuan 3 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Hampir Benar 1 1,2 1,2 1,2

40 Benar 82 98,8 98,8 100,0 Pengetahuan 4 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 7 8,4 8,4 8,4 Hampir Benar 2 2,4 2,4 10,8 Benar 74 89,2 89,2 100,0 Pengetahuan 5 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 3 3,6 3,6 3,6 Hampir Benar 16 19,3 19,3 22,9 Benar 64 77,1 77,1 100,0 Pengetahuan 6 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent

41 Salah 5 6,0 6,0 6,0 Hampir Benar 2 2,4 2,4 8,4 Benar 76 91,6 91,6 100,0 Pengetahuan 7 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 23 27,7 27,7 27,7 Hampir Benar 6 7,2 7,2 34,9 Benar 53 63,9 63,9 98, ,2 1,2 100,0 Pengetahuan 8 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 7 8,4 8,4 8,4 Hampir Benar 8 9,6 9,6 18,1 Benar 67 80,7 80,7 98, ,2 1,2 100,0

42 Pengetahuan 9 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 2 2,4 2,4 2,4 Hampir Benar 15 18,1 18,1 20,5 Benar 66 79,5 79,5 100,0 Pengetahuan 10 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 3 3,6 3,6 3,6 Hampir Benar 15 18,1 18,1 21,7 Benar 65 78,3 78,3 100,0 Pengetahuan 11 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent

43 Salah 2 2,4 2,4 2,4 Hampir Benar 37 44,6 44,6 47,0 Benar 44 53,0 53,0 100,0 Pengetahuan 12 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 2 2,4 2,4 2,4 Hampir Benar 33 39,8 39,8 42,2 Benar 48 57,8 57,8 100,0 Pengetahuan 13 Frequency Percent Percent Cumula tive Percent Salah 2 2,4 2,4 2,4 Hampir Benar 2 2,4 2,4 4,8 Benar 79 95,2 95,2 100,0

44 Pengetahuan 14 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 2 2,4 2,4 2,4 Hampir Benar 2 2,4 2,4 4,8 Benar 79 95,2 95,2 100,0 Pengetahuan 15 Frequency Percent Percent Cumulati ve Percent Salah 2 2,4 2,4 2,4 Hampir Benar 20 24,1 24,1 26,5 Benar 61 73,5 73,5 100,0 Sikap 1 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Setuju 8 9,6 9,6 9,6 Tidak Setuju 75 90,4 90,4 100,0

45 Sikap 2 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Setuju 15 18,1 18,1 18,1 Tidak Setuju 68 81,9 81,9 100,0 Sikap 3 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Tidak Setuju 21 25,3 25,3 25,3 Setuju 62 74,7 74,7 100,0 Sikap 4 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Setuju 49 59,0 59,0 59,0 Tidak Setuju 34 41,0 41,0 100,0 Sikap 5 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent

46 Tidak Setuju 38 45,8 45,8 45,8 Setuju 45 54,2 54,2 100,0 Sikap 6 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Tidak Setuju 38 45,8 45,8 45,8 Setuju 45 54,2 54,2 100,0 Sikap 7 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Tidak Setuju 50 60,2 60,2 60,2 Setuju 33 39,8 39,8 100,0 Sikap 8 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Tidak Setuju 20 24,1 24,1 24,1

47 Setuju 63 75,9 75,9 100,0 Sikap 9 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Tidak Setuju 23 27,7 27,7 27,7 Setuju 60 72,3 72,3 100,0 Sikap 10 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Tidak Setuju 37 44,6 44,6 44,6 Setuju 46 55,4 55,4 100,0 Sikap 11 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Setuju 5 6,0 6,0 6,0

48 Tidak Setuju 78 94,0 94,0 100,0 Sikap 12 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Setuju 2 2,4 2,4 2,4 Tidak Setuju 81 97,6 97,6 100,0 Sikap 13 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Setuju 38 45,8 45,8 45,8 Tidak Setuju 45 54,2 54,2 100,0 Sikap 14 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Tidak Setuju 40 48,2 48,2 48,2

49 Setuju 43 51,8 51,8 100,0 Sikap 15 Frequency Percent Percent Cumulativ e Percent Tidak Setuju 27 32,5 32,5 32,5 Setuju 56 67,5 67,5 100,0 Tindakan 1 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Tidak Pernah 4 4,8 4,8 4,8 Kadang-kadang 38 45,8 45,8 50,6 Sering 28 33,7 33,7 84,3 Selalu 13 15,7 15,7 100,0

50 Tindakan 2 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Tidak Pernah 41 49,4 49,4 49,4 Kadang-kadang 39 47,0 47,0 96,4 Sering 2 2,4 2,4 98,8 Selalu 1 1,2 1,2 100,0 Tindakan 3 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Tidak Pernah 16 19,3 19,3 19,3 Kadang-kadang 55 66,3 66,3 85,5 Sering 12 14,5 14,5 100,0 Tindakan 4 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Selalu 31 37,3 37,3 37,3

51 Sering 41 49,4 49,4 86,7 Kadang-kadang 11 13,3 13,3 100,0 Tindakan 5 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Selalu 34 41,0 41,0 41,0 Sering 35 42,2 42,2 83,1 Kadang-kadang 9 10,8 10,8 94,0 Tidak Pernah 5 6,0 6,0 100,0 Tindakan 6 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Tidak Pernah 12 14,5 14,5 14,5 Kadang-kadang 35 42,2 42,2 56,6 Sering 26 31,3 31,3 88,0 Selalu 10 12,0 12,0 100,0

52 Tindakan 7 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Selalu 25 30,1 30,1 30,1 Sering 32 38,6 38,6 68,7 Kadang-kadang 22 26,5 26,5 95,2 Tidak Pernah 4 4,8 4,8 100,0 Tindakan 8 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Tidak Pernah 16 19,3 19,3 19,3 Kadang-kadang 49 59,0 59,0 78,3 Sering 16 19,3 19,3 97,6 Selalu 2 2,4 2,4 100,0

53 Tindakan 9 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Selalu 39 47,0 47,0 47,0 Sering 39 47,0 47,0 94,0 Kadang-kadang 5 6,0 6,0 100,0 Tindakan 10 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Selalu 40 48,2 48,2 48,2 Sering 36 43,4 43,4 91,6 Kadang-kadang 7 8,4 8,4 100,0 Tindakan 11 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Tidak Pernah 27 32,5 32,5 32,5 Kadang-kadang 43 51,8 51,8 84,3

54 Sering 8 9,6 9,6 94,0 Selalu 5 6,0 6,0 100,0 Tindakan 12 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Tidak Pernah 9 10,8 10,8 10,8 Kadang-kadang 29 34,9 34,9 45,8 Sering 16 19,3 19,3 65,1 Selalu 29 34,9 34,9 100,0 Tindakan 13 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Tidak Pernah 21 25,3 25,3 25,3 Kadang-kadang 45 54,2 54,2 79,5

55 Sering 11 13,3 13,3 92,8 Selalu 6 7,2 7,2 100,0 Tindakan 14 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Tidak Pernah 12 14,5 14,5 14,5 Kadang-kadang 34 41,0 41,0 55,4 Sering 28 33,7 33,7 89,2 Selalu 9 10,8 10,8 100,0 Tindakan 15 Frequency Percent Percent Cumul ative Perce nt Selalu 42 50,6 50,6 50,6 Sering 34 41,0 41,0 91,6 Kadang-kadang 7 8,4 8,4 100,0

56 Pengetahuan Siswa Frequency Percent Percent Cumulative Percent Baik 72 86,7 86,7 86,7 Cukup 11 13,3 13,3 100,0 Sikap Siswa Frequency Percent Percent Cumulative Percent Baik 15 18,1 18,1 18,1 Cukup 68 81,9 81,9 100,0 Tindakan Siswa Frequency Percent Percent Cumulative Percent Baik 24 28,9 28,9 28,9 Tidak Baik 59 71,1 71,1 100,0

57 Diare pada Siswa Frequency Percent Percent Cumulative Percent Ya 57 68,7 68,7 68,7 Tidak 26 31,3 31,3 100,0 Pengobatan Frequency Percent Percent Cumulative Percent Ya 58 69,9 69,9 69,9 Tidak 25 30,1 30,1 100,0 Crosstabs Jenis Kelamin Siswa SD * Diare pada Siswa Crosstab Diare pada Siswa Total Ya Tidak Count Jenis Kelamin Siswa SD lk Expected Count 22,7 10,3 33,0

58 % within Jenis Kelamin Siswa SD % within Diare pada Siswa 69,7% 30,3% 100,0% 40,4% 38,5% 39,8% % of Total 27,7% 12,0% 39,8% Count pr Expected Count % within Jenis Kelamin Siswa SD % within Diare pada Siswa 34,3 15,7 50,0 68,0% 32,0% 100,0% 59,6% 61,5% 60,2% % of Total 41,0% 19,3% 60,2% Count Total Expected Count % within Jenis Kelamin Siswa SD % within Diare pada Siswa 57,0 26,0 83,0 68,7% 31,3% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 68,7% 31,3% 100,0%

59 Umur Siswa SD * Diare pada Siswa Crosstab Diare pada Siswa Total Ya Tidak Count < 10 Tahun Expecte d Count % within Umur Siswa SD % within Diare pada Siswa 9,6 4,4 14,0 78,6% 21,4% 100,0% 19,3% 11,5% 16,9% Umur Siswa SD % of Total 13,3% 3,6% 16,9% Count >= 10 Tahun Expecte d Count % within Umur Siswa SD % within Diare pada Siswa 47,4 21,6 69,0 66,7% 33,3% 100,0% 80,7% 88,5% 83,1%

60 % of Total 55,4% 27,7% 83,1% Count Total Expecte d Count % within Umur Siswa SD % within Diare pada Siswa % of Total 57,0 26,0 83,0 68,7% 31,3% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 68,7% 31,3% 100,0% Tempat Memilih Jajan * Diare pada Siswa Crosstab Diare pada Siswa Total Ya Tidak Count Tempat Memilih Jajan dalam Expected Count % within Tempat Memilih Jajan 44,6 20,4 65,0 67,7% 32,3% 100,0%

61 % within Diare pada Siswa 77,2% 80,8% 78,3% % of Total 53,0% 25,3% 78,3% Count luar Expected Count % within Tempat Memilih Jajan % within Diare pada Siswa 12,4 5,6 18,0 72,2% 27,8% 100,0% 22,8% 19,2% 21,7% % of Total 15,7% 6,0% 21,7% Count Total Expected Count % within Tempat Memilih Jajan % within Diare pada Siswa 57,0 26,0 83,0 68,7% 31,3% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 68,7% 31,3% 100,0%

62 Jenis Kelamin Siswa SD * Tindakan Siswa Crosstab Tindakan Siswa Total Baik Tidak Baik Count Expected Count 9,5 23,5 33,0 lk % within Jenis Kelamin Siswa SD % within Tindakan Siswa 27,3% 72,7% 100,0% 37,5% 40,7% 39,8% Jenis Kelamin Siswa SD % of Total 10,8% 28,9% 39,8% Count Expected Count 14,5 35,5 50,0 pr % within Jenis Kelamin Siswa SD % within Tindakan Siswa 30,0% 70,0% 100,0% 62,5% 59,3% 60,2% % of Total 18,1% 42,2% 60,2% Count Expected Count 24,0 59,0 83,0 Total % within Jenis Kelamin Siswa SD % within Tindakan Siswa 28,9% 71,1% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 28,9% 71,1% 100,0%

63 Jumlah Uang Saku * Tindakan Siswa Crosstab Tindakan Siswa Total Baik Tidak Baik Count Expected Count 11,6 28,4 40,0 < 5000 % within Jumlah Uang Saku 27,5% 72,5% 100,0% % within Tindakan Siswa 45,8% 49,2% 48,2% Jumlah Uang Saku % of Total 13,3% 34,9% 48,2% Count Expected Count 12,4 30,6 43,0 >= 5000 % within Jumlah Uang Saku 30,2% 69,8% 100,0% % within Tindakan Siswa 54,2% 50,8% 51,8% % of Total 15,7% 36,1% 51,8% Count Total Expected Count 24,0 59,0 83,0 % within Jumlah Uang Saku 28,9% 71,1% 100,0%

64 % within Tindakan Siswa 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 28,9% 71,1% 100,0% Tindakan Siswa * Diare pada Siswa Crosstabulation Diare pada Siswa Total Ya Tidak Count Expected Count 16,5 7,5 24,0 Baik % within Tindakan Siswa 16,7% 83,3% 100,0% Tindakan Siswa % within Diare pada Siswa 7,0% 76,9% 28,9% % of Total 4,8% 24,1% 28,9% Count Tidak Baik Expected Count % within Tindakan Siswa 40,5 18,5 59,0 89,8% 10,2% 100,0%

65 % within Diare pada Siswa % of Total 93,0% 23,1% 71,1% 63,9% 7,2% 71,1% Count Expected Count 57,0 26,0 83,0 Total % within Tindakan Siswa % within Diare pada Siswa 68,7% 31,3% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 68,7% 31,3% 100,0%

66 Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian DOKUMENTASI PENELITIAN Higiene Sanitasi Penjualan Makanan Jajanan dan Perilaku Konsumsi Jajan Siswa serta Kejadian Diare Di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017 Gambar Lampiran 1 Siswa SD Swasta Rizky Ananda Gambar Lampiran 2 Salah satu penjual makanan jajanan SD Swasta Rizky Ananda

67 Gambar Lampiran 3 Salah satu penjual makanan jajanan SDN Gambar Lampiran 4 Kondisi Kantin SDN

68 Gambar Lampiran 5 Kondisi Kantin SDN Gambar Lampiran 6 Siswa SDN saat Mengisi Kuesioner

69 Gambar Lampiran 7 Kondisi Kantin SDN Gambar Lampiran 8 Siswa SDN saat Mengisi Kuesioner

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN - 18 - BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN A. PENYELENGGARAAN 1. Peserta, Penyelenggara, Penanggung Jawab dan Pembina Teknis a. Peserta pelatihan adalah setiap orang dan/atau pengusaha/pemilik/penanggung

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN KERIPIK SANJAI BALADO DI KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT KOTA PAYAKUMBUH TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN KERIPIK SANJAI BALADO DI KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 104 LEMBAR OBSERVASI HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN KERIPIK SANJAI BALADO DI KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2015 (Sumber: Kepmenkes RI No. 942/SK/VII/2003) Data Pemilik Usaha a. Nomor

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN POSTER TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN MURID DI SD KELURAHAN PINCURAN KERAMBIL KECAMATAN SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semester : Dosen Pengampuh :

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semester : Dosen Pengampuh : RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Fakultas : Kesehatan Masyarakat Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Mata Kuliah/ Kode : Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman/ KML 1709 Jumlah SKS : 3 SKS Semester

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 6 sampai 12 tahun memiliki fisik lebih kuat dibandingkan dengan balita, memiliki sifat indifidual yang aktif, dimana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN Menimbang MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA a. Bahwa masyarakat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Lampiran 1 Lembar Observasi Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Nama : No. sampel : Lokasi : Jenis kelamin : Umur : Lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Pada Pembuat/Penjual Sop Buah di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama berjualan : Merupakan jawaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS LEMBAR OBSERVASI ANALISIS HIGIENE SANITASI, KANDUNGAN ZAT WARNA SINTETIS, PEMANIS BUATAN, DAN BAKTERI Eschericia coli PADA MINUMAN ES JERUK PERAS YANG DIJUAL PEDAGANG KELILING DI KEC. MEDAN BARU KOTA MEDAN

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi LAMPIRAN Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi 170 Keadaan Kantin KOPMA UPI Bumi Siliwangi 171 Keadaan kantin PKM UPI Bumi Siliwangi 172 ANALISIS PEMAHAMAN PENERAPAN PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI PADA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN - 25 - BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN A. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 1. Pembinaan Pemeriksaan berkala yang dilakukan pada jasaboga, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP dan dapat melibatkan Asosiasi

Lebih terperinci

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No. LAMPIRAN Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Di Kota Medan Tahun 2011 Nama : No.Sampel : Lokasi : Jenis Kelamin : Umur : Lama Berjualan : No Pertanyaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN SERTIFIKAT LAIK HYGIENE SANITASI JASABOGA, DEPOT AIRMINUM

Lebih terperinci

Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Lembar Observasi HIGIENE SANITASI DAN ANALISA Escherichia coli PADA MINUMAN ES KELAPA MUDA YANG DIJUAL DI TAMAN TELADAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2012 Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003

Lebih terperinci

KUESIONER PENGAMATAN FAKTOR RISIKO CEMARAN MIKROBA PADA PENJAMAH MAKANAN DI KANTIN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016

KUESIONER PENGAMATAN FAKTOR RISIKO CEMARAN MIKROBA PADA PENJAMAH MAKANAN DI KANTIN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 1 Lampiran 1. Kuesioner KUESIONER PENGAMATAN FAKTOR RISIKO CEMARAN MIKROBA PADA PENJAMAH MAKANAN DI KANTIN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Tanggal Wawancara Nama Sekolah Kecamatan Nama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh, 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus

Lebih terperinci

INSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN

INSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN Halaman 1 / 7 DEFINISI Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik,

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/00 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN 97 Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di

Lebih terperinci

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Keracunan Pangan. Kejadian Luar Biasa. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012

Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012 Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012 Nama Pemilik Usaha : Umur :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 30

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 30 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG HYGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa keracunan makanan dan minuman, proses

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI PANGAN

HIGIENE SANITASI PANGAN HIGIENE SANITASI PANGAN Oleh Mahmud Yunus, SKM.,M.Kes KA. SUBDIT HIGIENE SANITASI PANGAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN, DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada Workshop Peringatan Hari

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN, PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, PELATIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TMUR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INSPEKSI SANITASI TEMPAT- TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN MINUMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INSPEKSI SANITASI TEMPAT- TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN MINUMAN PUSKESMAS NGALIYAN Disusun oleh STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INSPEKSI SANITASI TEMPAT- TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN MINUMAN Disetujui oleh Koordinator Upaya Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG -1- SALINAN WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyelenggaraan kantin, faktor higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap penyajian makanan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes

Lebih terperinci

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 SMA NEGERI 3 AMLAPURA TAHUN AJARAN 2015/2016 KATA PENGANTAR Om

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN DODOL SALAK Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/SK/VII/2003

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN DODOL SALAK Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/SK/VII/2003 LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN DODOL SALAK Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/SK/VII/2003 Lokasi industri : Penanggung Jawab : Jumlah Karwan : No OBJEK PENGAMATAN KATEGORI Ya Tidak Prinsip I

Lebih terperinci

PENGAWASAN SANITASI DAN KEAMANAN PANGAN, TEMPAT-

PENGAWASAN SANITASI DAN KEAMANAN PANGAN, TEMPAT- PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 8 TAHUN2015 TENTANG PENGAWASAN SANITASI DAN KEAMANAN PANGAN, TEMPAT- TEMPAT UMUM, TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN MINUMAN DAN KUALITAS AIR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 13 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24 DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989 TENTANG PERUSAHAAN CATERING NG MENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA Dalam rangka tindakan lanjut

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan badan. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran I No Responden : KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 I. Identitas Responden 1. Nama Rumah makan : 2. Alamat :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Lampiran 1. Summary HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Djamaludin Musa NIM. 811409137 Jurusan

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG BUPATI PASURUAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI DAN LAIK HYGIENE SANITASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN {TPM) DAN TEMP AT-TEMP AT UMUM {ITU) DENGAN

Lebih terperinci

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Sebelum Ibu/Bapak/Saudara menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan dalam memproses makanan dan pencegahan terjadinya food borne disease. Selain itu

Lebih terperinci

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK Lany Mulyani Malango. 811408049. 2012. Aspek Hygiene dan Sanitasi Makanan pada Rumah Makan di Terminal

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.04.12.2207 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TATA CARA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 715/MENKES/SK/V/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI JASABOGA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 715/MENKES/SK/V/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI JASABOGA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 715/MENKES/SK/V/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI JASABOGA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat perlu dilindungi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 97 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS MAKANAN SIAP SAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Persyaratan Karyawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases). WHO (2006)

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases). WHO (2006) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma kesehatan lingkungan mengatakan, kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebakan makanan tersebut menjadi media bagi suatu penyakit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG HYGIENE SANITASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa sehat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus juga aman dalam

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a. LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN MINUMAN PADA KANTIN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 0 I. Indentitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1. Organisasi Penelitian ORGANISASI PENELITIAN Pembimbing Peneliti Objek Penelitian Keterangan: 1. Pembimbing Pembimbing dalam penelitian ini adalah dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar

Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan

Lebih terperinci

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab : Sub Lampiran 1 FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA Nama dan alamat fasilitas yang diperiksa Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT Pemilik Fasilitas (Perusahaan atau Perorangan)

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

KEAMANAN PANGAN DI KANTIN SEKOLAH

KEAMANAN PANGAN DI KANTIN SEKOLAH KEAMANAN PANGAN DI KANTIN SEKOLAH DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI Jl Percetakan Negara

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN Nama Rumah Makan/Restoran : Alamat : Nama Pengusaha : Jumlah Karyawan : Jumlah Penjamah Makanan : Nomor Izin Usaha :

Lebih terperinci