LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 13 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa pangan yang aman, bermutu dan bergizi sangat penting peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan; b. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi agar tidak merugikan dan membahayakan kesehatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Tempat Pengelolaan Makanan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 3 Undang - undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656 ); 4. Undang undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3857); 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010 ); 6. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4425 ); 7. Undang-undang...

2 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 tentang Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548 ); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 10 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan konsumen (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4126); 11 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota; 12 Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Tangerang 13 Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG Dan BUPATI TANGERANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM ) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang. 2. Pemerintah..

3 Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah. 4. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Tangerang 5. Dinas atau Badan adalah SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah )yang mempunyai kewenangan sesuai tugas dan fungsinya. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang membidangi kesehatan. 7. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan / atau pembuatan makanan atau minuman. 8. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. 9. Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) adalah Tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan pengolahan makanan yang meliputi penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyediaan makanan dan pendistribusian makanan. 10. Rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. 11. Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. 12. Jasa Boga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan. 13. Depot Air Minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. 14. Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. 15. Higiene Sanitasi adalah Upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan dan minuman, peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia. 16. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP) adalah Sertifikat yang diberikan kepada peserta yang telah lulus mengikuti penyuluhan keamanan pangan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. 17. Sertifikat..

4 Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga adalah Nomor Pangan Industri Rumah Tangga yang dicantumkan pada label pangan IRT ( Industri Rumah Tangga ) yang diberikan pada perusahaan yang telah mempunyai SPKP-IRT ( Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan Industri Rumah Tangga ) dan hasil pemeriksaan setempat telah memenuhi standar persyaratan yang ditetapkan yaitu dengan nilai minimal cukup. 18. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasa Boga adalah sertifikat yang diberikan kepada perusahaan jasa boga yang telah memenuhi persyaratan higiene sanitasi jasa boga. 19. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Depot Air Minum adalah sertifikat yang diberikan kepada Depot Air Minum yang telah memenuhi persyaratan Higiene Sanitasi Depot Air Minum. 20. Persyaratan Higiene sanitasi adalah ketentuan ketentuan teknis yang ditetapkan terhadap produk rumah makan dan restoran, jasa boga, IRTP, Depot Air Minum, personel dan perlengakapannya yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. 21. Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian. 22. Sanitarian adalah tenaga kesehatan lingkungan berpendidikan minimal D3 yang telah mendapatkan pelatihan di bidang Higiene Sanitasi Makanan. 23. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan 24. Penghentian Sementara adalah Penghentian produksi untuk sementara waktu. 25. Penghentian tetap adalah Pencabutan Izin Produksi atau Izin Usaha BAB II TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN ( TPM ) Bagian Pertama Penyelenggara TPM Pasal 2 (1) Bentuk penyelenggaraan Jasa Boga, Rumah Makan dan Restoran adalah Perorangan atau Badan Hukum. (2) Bentuk penyelenggaraan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga adalah Perorangan atau Badan Hukum. (3) Bentuk penyelenggaraan Usaha Depot Air Minum adalah Badan Hukum. (4) Penyelenggaraan Jasa Boga, Rumah Makan dan Restoran dan Depot Air Minum harus mendapatkan Rekomendasi dari Asosiasi Jasa Boga, Rumah Makan dan Restoran dan Depot Air Minum. (5) Klasifikasi Jasa Boga didasarkan pada luas jangkauan pelayanan dan kemungkinan resiko yang dilayani. Bagian...

5 - 5 - Bagian Kedua Syarat syarat Pasal 3 (1) Setiap penyelenggara Tempat pengolahan makanan wajib memiliki penanggung jawab yang memenuhi kemampuan sanitasi yang dibuktikan dengan sertifikat. (2) Sertifikat yang dimaksud adalah : a. bagi Industri Rumah Tangga Pangan harus memiliki penanggung jawab yang telah mempunyai Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan; b. bagi Jasa Boga harus mempekerjakan seorang penanggung jawab yang mempunyai pengetahuan higiene Sanitasi makanan, memiliki Sertifikat kursus higiene sanitasi makanan dan mempekerjakan minimal 1 ( satu ) orang Penjamah makanan yang memiliki sertifikat Kursus Higiene Sanitasi Makanan. c. bagi Restoran harus mempekerjakan penjamah makanan yang memiliki sertifikat kursus penjamah makanan; d. bagi Depot Air minum mempekerjakan minimal 1 ( satu ) Operator yang memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi Depot Air Minum; BAB III SERTIFIKASI Bagian Pertama Sertifikasi Pasal 4 (1) Setiap kegiatan pengelolaaan makanan di Kabupaten Tangerang wajib mendapat sertifikasi dari Bupati. (2) Sertifikasi di bidang pengelolaaan makanan dimaksud ayat 1 ( satu ) pasal ini meliputi : a. sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan; b. sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga; c. sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasa Boga Tipe A; d. sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasa Boga Tipe B; e. sertifikat Laik Higiene Sanitasi Rumah Makan; f. sertifikat Laik Higiene Sanitasi Restoran; g. sertifikat Laik Higiene Sanitasi Depot Air Minum; Pasal 5 Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 tidak boleh dipindahtangankan. Bagian Kedua Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Sertifikasi Pasal 6 (1) Untuk memperoleh sertifikasi dimaksud pada pasal 4( empat ) ayat 2 ( dua ), permohonan diajukan kepada Bupati melalui Dinas dengan menggunakan formulir yang disediakan. (2) Bupati..

6 - 6 - (2) Bupati Tangerang memberikan sertifikasi atau menolak permohonan sertifikasi setelah memperhatikan pertimbangan Tim Pelaksana Sertifikasi Bidang Makanan. (3) Permohonan sertifikasi dimaksud ayat 1 ( satu ) pasal ini dikeluarkan / diterbitkan selambat-lambatnya 25 ( Dua Puluh Lima ) hari kerja sejak diterimanya pengajuan permohonan dimaksud secara lengkap dan benar. Pasal 7 (1) Setiap penyelenggaraan tempat pengelolaan makanan wajib memenuhi persyaratan Administrasi dan Teknis. (2) Persyaratan Administrasi Untuk Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga adalah : a. Foto copy KTP pemohon / pemilik yang masih berlaku b. Akte pendirian perusahaan c. Surat pernyataan status bangunan ( hak milik/kontrak ) d. Data perusahaan makanan Industri Rumah Tangga e. Data produk makanan f. Peta lokasi g. Gambar Denah bangunan h. Surat Keterangan Domisili Usaha i. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 2 ( dua ) lembar j. Surat pernyataan akan membuat label yang memenuhi syarat (3) Persyaratan Administrasi untuk Laik higiene sanitasi Restoran dan Rumah Makan a. Fotocopy KTP pemohon / pemilik yang masih berlaku b. Surat keterangan Domisili Usaha c. Surat pernyataan Status bangunan/ hak milik/ kontrak d. Peta lokasi dan gambar denah bangunan e. Surat penunjukan penanggung jawab Rumah makan dan Restoran f. Fotocopy sertifikat Kursus Higiene Sanitasi makanan bagi pengusaha g. Fotocopy sertifikat Kursus Higiene Sanitasi makanan bagi penjamah makanan minimal 1 (satu ) orang penjamah makanan (4) Persyaratan Administrasi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasa Boga a. Fotocopy KTP pemohon / pemilik yang masih berlaku b. Gambar Denah bangunan Dapur c. Surat penunjukan sebagai penanggung jawab Jasa Boga d. Fotocopy ijazah/sertifikat tenaga sanitarian yang memiliki pengetahuan Hygiene Sanitasi Makanan e. Fotocopy sertifikat Kursus Higiene Sanitasi Makanan bagi Pengusaha f. Fotocopy sertifikat Kursus Hygiene Sanitasi Makanan bagi penjamah makanan minimal 1 ( satu ) orang penjamah makanan g. Rekomendasi dari Asosiasi Jasaboga (5) Persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Laik Higiene sanitasi Depot Air Minum a. Fotocopy KTP pemohon / pemilik yang masih berlaku b. Gambar Denah bangunan c. Surat Keterangan Domisili Usaha d. Fotocopi Surat Pernyataan/penunjukan sebagai Penanggung jawab Depot Air Minum e. Foto Copy...

7 - 7 - e. Fotocopy Surat Keterangan pernah mengikuti Kursus Higiene Sanitasi Depot Air Minum bagi Pengusaha f. Fotocopy Surat Keterangan pernah mengikuti Kursus Hygiene Sanitasi Depot Air Minum bagi Operator ( minimal 1 orang ) g. Rekomendasi dari Asosiasi Depot Air Minum (6) Persyaratan Teknis untuk Jasa Boga, Rumah makan dan Restoran adalah : Pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan, Usap Alat, Usap Dubur adalah memenuhi persyaratan kesehatan (7) Persyaratan teknis untuk Industri Rumah Tangga Pangan adalah Hasil pemeriksaan sarana Industri Rumah Tangga adalah minimal nempunyai nilai cukup (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud diatas diatur dengan Peraturan Bupati (1) Masa berlaku sertifikat : Bagian Ketiga Masa Berlaku Sertifikasi Pasal 8 a. sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga diterbitkan untuk 1 (satu) jenis Pangan dan1 ( satu ) jenis kemasan; b. sertifikat Laik Higiene Sanitasi Sementara untuk jasa boga berlaku selama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 2 ( dua ) kali; c. sertifikat Laik Higiene Sanitasi Tetap Jasa Boga berlaku selama 3 (tiga) tahun; d. sertifikat Laik Higiene Sanitasi sementara berlaku selama 6 ( enam ) bulan dan dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 2 ( dua ) kali; e. sertifikat Laik Higiene Sanitasi Tetap Restoran / Rumah makan berlaku selama 3 (tiga) tahun; f. sertifikat Laik Higiene Sanitasi Sementara untuk Depot Air Minum berlaku selama 6 (enam) bulan; g. laik Higiene Sanitasi Tetap Depot Air Minum berlaku 3 (tiga) tahun; BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKASI Bagian Pertama Hak Pasal 9 (1) Setiap orang / badan yang menyelenggarakan pengelolaan makanan mempunyai hak memperoleh pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang meliputi : a. peningkatan kemampuan penjamah; b. Pengawasan kualitas pangan; (2) Pemegang...

8 - 8 - (2) Pemegang Sertifikat Penyuluhan keamanan pangan dapat melaksanakan pengolahan makanan Industri Rumah tangga sesuai dengan peraturan yang berlaku. (3) Pemegang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga ( P-IRT ) dapat mencantumkan Nomor Pendaftaran Produk pada label pangan sesuai dengan nomor yang diterbitkan Bagian Kedua Kewajiban Pasal 10 (1) Pemegang sertifikat berkewajiban memasang Sertifikat pada Tempat Pengelolaan makanan pada tempat yang mudah dibaca dan diketahui oleh umum sesuai peraturan yang berlaku. (2) Industri Rumah Tangga Pangan, Perusahaan Jasa Boga, Depot Air minum berkewajiban : a. Industri Rumah Tangga Pangan wajib memperkerjakan seorang penanggung jawab yang telah mempunyai SPKP ( Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan ); b. Usaha Jasa Boga dan Depot Air Minum harus mempekerjakan penanggung jawab yang mempunyai pengetahuan higiene sanitasi makanan dan memiliki sertifikat higiene sanitasi makanan; c. Usaha Jasa Boga harus mempekerjakan tenaga penjamah makanan yang berbadan sehat dan tidak menderita penyakit menular serta memiliki sertifikat kursus penjamah makanan; d. Industri Rumah Tangga Pangan, Jasa Boga, Depot Air Minum harus menyediakan makanan dan minuman yang memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan kesehatan dan tidak membahayakan kesehatan; e. Restoran dan Rumah makan harus menyediakan makanan dan minuman yang memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan kesehatan dan tidak membahayakan kesehatan; f. Pengusaha Industri Pangan Rumah tangga, Jasa Boga dan Depot Air minum harus memeriksakan kesehatan karyawannya sedikitnya 6 ( enam ) bulan sekali, termasuk rectal swab ( usap dubur ); g. Penanggung jawab Jasa Boga, Restoran, Rumah Makan, Depot Air Minum yang menerima laporan atau mengetahui adanya kejadian keracunan atau kematian yang diduga berasal dari makanan yang diproduksinya wajib melaporkan kepada Dinas Kesehatan guna dilakukan langkah-langkah penaggulangan BAB V LARANGAN Pasal 11 (1) Industri Rumah tangga Pangan, Jasa Boga, Rumah makan, Restoran dilarang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan dan atau peredaran pangan dalam keadaan yang tidak memenuhi persyaratan sanitasi. (2) Industri Rumah Tangga Pangan, Jasa Boga, Rumah makan, Restoran dilarang menggunakan bahan apapun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan dilarang atau melampui ambang batas maksimal yang ditetapkan (3) Industri...

9 - 9 - (3) Industri Rumah Tangga Pangan, Jasa Boga, Rumah makan, Restoran dilarang menggunakan bahan apapun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan manusia (4) Industri Rumah Tangga Pangan dilarang memproduksi : a. susu dan hasil olahannya; b. daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses dan atau penyimpanan beku; c. pangan kaleng; d. pangan bayi; e. minuman beralkohol; f. air minum dalam kemasan ( AMDK ); g. pangan lain yang wajib memenuhi persyaratan SNI; h. pangan lain yang ditetapkan oleh Badan POM ( Pengawas Obat dan Makanan ); BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12 (1) Kepala Dinas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Industri Rumah Tangga Pangan, Rumah makan / Restoran, Jasa Boga dan Depot Air Minum. (2) Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap keamanan pangan. (3) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat 1( satu ) dan 2 (dua) dilakukan secara bersama dengan lintas sektoral terkait dan atau mengikutsertakan Asosiasi. BAB VII S A N K S I Bagian Pertama Sanksi Administrasi Pasal 13 (1) Industri Rumah Tangga Pangan, Jasa Boga, Restoran, Rumah makan, Depot Air minum, yang melanggar ketentuan pasal peraturan daerah ini dapat dikenakan sanksi administrasi oleh Bupati Tangerang mulai dari teguran tertulis, pencabutan sertifikat, penghentian sementara sampai dengan penghentian tetap. (2) Teguran tertulis sebagaimana yang dimaksud ayat 1 ( satu ) diberikan sebanyakbanyaknya 3 ( tiga ) kali dengan selang waktu masing-masing 1 ( satu ) bulan. (3) Apabila...

10 (3) Apabila sampai dengan teguran tertulis terakhir yang bersangkutan tetap tidak memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku, sertifikat yang bersangkutan dicabut dan dilakukan tindakan administrasi dalam bentuk penghentian sementara kegiatan pengolahan makanan. (4) Perintah penghentian sementara kegiatan pengolahan makanan dapat dicabut apabila yang bersangkutan telah melaksanakan perbaikan sesuai dengan persyaratan. (5) Apabila melampui jangka waktu 3 ( tiga ) bulan sejak penghentian sementara dikeluarkan dan yang bersangkutan tidak melakukan perbaikan maka dilakukan penghentian tetap oleh dinas yang mempunyai kewenangan. Bagian Kedua Sanksi Pidana Pasal 14 (1) Setiap pengelola makanan yang dengan sengaja melanggar ketentuan pada pasal 4 ayat (1 ) dan (2), dan pasal 5 dipidana kurungan paling lama 6 ( enam ) bulan dan atau denda paling banyak Rp ,- ( Lima Puluh Juta Rupiah ). (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran. Pasal 15 Selain ketentuan Sanksi Pidana dimaksud dalam Pasal 14 ( empat belas ), setiap pengelola makanan yang dengan sengaja melanggar ketentuan pada pasal 11 ( sebelas ) dipidana sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. BAB VIII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 16 Penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 14 dan 15 dilaksanakan oleh Penyidik umum dan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 Bagi Tempat Pengelolaan Makanan yang sudah operasional, maka perlu menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak tanggal Peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 18...

11 Pasal 18 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang. Ditetapkan di Tigaraksa Pada tanggal BUPATI TANGERANG ttd. Diundangkan di Tigaraksa Pada tanggal H. ISMET ISKANDAR SEKRETARIS DAERAH ttd. H. NANANG KOMARA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2008 NOMOR 13

12 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM ) I. PENJELASAN UMUM Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Seiring dengan agenda Pembanguan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional tahun , yang dirumuskan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka seluruh upaya pembangunan bertumpu pada kemampuan Daerah Kabupaten dalam membawa setiap masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang tinggi. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Profinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota dimana salah satu urusan wajib Pemerintah daerah adalah penanganan dibidang kesehatan dan Kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas kesehatan, peningkatan sosialisai kesehatan dan pola hidup sehat maka perlu dilakukan perlindungan kepada masyarakat terhadap peredaran pangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Pangan yang aman, bermutu dan bergizi sangat penting peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan peningkatan derajad kesehatan, oleh karena itu masyarakat perlu dilindungi dari produk makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi agar tidak merugikan dan membahayakan kesehatan.pangan yang beredar di masyarakat harus memenuhi 3 ( tiga ) azas yaitu azas kebersihan ( cleanlines), kesehatan ( health ) dan azas keamanan ( security ) Makanan harus bebas dari tiga macam bahaya, yaitu : 1. Bahaya Biologi Termasuk ke dalam bahaya biologis adalah semua jenis mikroba, ( bakteri, kapang, dan kamir ), binatang pengerat (tikus), serangga (lalat, kecoa ). Mikroba berbahaya yang mencemari bahan pangan dapat dibawa oleh : air tercemar, debu, lalat, hewan peliharaan, peralatan yang kotor dan tangan yang kotor, penjual makanan yang tidak sehat, dan pangan mentah.

13 2. Bahaya Kimiawi Bahaya kimiawi dapat disebabkan oleh : a) Keracunan dari bahan alam, misalnya singkong racun b) Racun yang diproduksi oleh mikroba c) Keracunan logam berat, misalnya pewarna tekstil, asap kendaraan, bahan tambahan yang dilarang d) Keracunan Nitrit e) Residu Pestisida 3. Bahaya Fisik a) Cemaran benda asing b) Tanah, Paku, Bulu, Peniti, Rambut, Kerikil, Tulang c) Benturan atau jatuhan, mengakibatkan bahan memar / rusak, mempercepat kebusukan Dewasa ini berbagai jenis tempat pengelolaan makanan diantaranya rumah makan, restoran, jasa boga (catering), dan Industri Rumah Tangga Pangan, dan depot air minum. Di mana usaha tersebut setiap tahun cenderung meningkat mulai dari skala kecil sampai skala besar. Hal ini menunjukkan bahwa usaha di bidang makanan cukup memberikan harapan besar di masa depan dalam kondisi dan situasi apapun, sehingga perlu dilakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan dengan membuat Peraturan daerah agar : 1. Tersedia makanan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia 2. Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab Peraturan Daerah tentang penyelenggaraan Tempat Pengelolaan Makanan ini bertujuan : a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi. b. Memberikan perlindungan kepada Produsen ( Industri Rumah Tangga Pangan, Jasa Boga, Rumah Makan, Restoran, Depot Air Minum ) dalam memproduksi pangan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Tempat pengelolaan Makanan yang dimaksud adalah : Industri Rumah Tangga Pangan, Rumah makan, Restoran, Jasa Boga dan Depot Air Minum Pasal 3 Cukup jelas

14 Pasal 4 Berdasarkan luas jangkauan pelayanan dan kemungkinan resiko yang dilayani, jasa boga dikelompokkan dalam golongan A, golongan B dan golongan C Jasa Boga Golongan A yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dan terdiri dari golongan A1, A2 dan A3 Kriteria Jasa Boga : Golongan A1 : Jasa Boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola oleh keluarga. Kapasitas pengolahan tidak lebih dari 100 porsi per hari Golongan A2 : Jasa Boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan mempekerjakan tenaga kerja.kapasitas pengolahan antara porsi perhari Golongan A3 Jasa Boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Kapasitas pengolahan lebih dari 500 porsi per hari Golongan B Jasa Boga yang melayani kebutuhan khusus untuk asrama penampungan jemaah hají, asrama transito, pengeboran lepas pantai, preusan serta angkutan umum dalam negeri dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja Golongan C Jasa boga yang melayani kebutuhan alat angkutan umum internacional dan pesawat udara dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7

15 Pasal 8 Sertifikat sementara diberikan kepada pemohon yang mengajukan permohonan Laik Higiene Sanitasi untuk yang pertama kali dan telah dilakukan pemeriksaan uji kelaikan fisik dan uji laboratorium terhadap makanan, alat dan penjamah. Sertifikat Tetap diberikan kepada pemohon yang telah diberikan sertifikat Laik Higiene Sementara paling ( enam ) bulan dengan hasil memenuhi persyaratan kesehatan Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasa Boga dan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Depot Air minum dapat dicabut atau dibatalkan oleh Dinas apabila : a) Terjadi penyimpangan terhadap persyaratan higiene sanitasi makanan b) Hasil pemeriksaan sampel makanan, kualitas air minum, tidak memenuhi persyaratan berturut-turut selama 3 ( tiga )kali. c) Terjadi penggantian pemilik, pindah lokasi, alamat, tutup dan atau menyebabkan terjadinya keracunan makanan / wabah. Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1308