BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menyajikan hasil dari pengembangan serta pembahasan dari model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate yang dimulai dari studi pendahuluan, proses pengembangan, uji coba produk, dan hasil uji efektifitas dari produk pengembangan yang akan dijabarkan sebagai berikut. A. Data Ringkasan Hasil Penelitian Pada table 4.1 akan disajikan data ringkasan dari hasil penelitian pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik berbasis media flip book maker pada pemain futsal tingkat intermediate di Kota Malang. Tabel 4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian No K o m p o n e n T e m u a n 1. Tahap Pertama (Studi Pendahuluan) Studi pendahuluan terdiri dari analisis kebutuhan dan wawancara kepada para pelatih futsal yang melatih pada tim futsal SM Futsal Academy dan Bina Harapan Setia (BHS) A. Analisis Kebutuhan 1. Analisis Kebutuhan a. Peneliti menentukan tempat penelitian yaitu di Kota Malang dengan subyek pemain futsal tingkat intermediate. b. Wawancara bebas dengan pelatih futsal yang dilakukan untuk memperoleh informasi tambahan tentang penguasaan kemampuan teknk dasar dan kemampuan fisik pemain futsal tingkat intermediate di Kota Malang. 2. Analisi Data Hasil Analisis Kebutuhan a. Hasil dari penentuan masalah yang akan diteliti adalah kemampuan teknik dasar dan kemampuan fisik pada pemain futsal. b. Subyek penelitian yang sesuai untuk diteliti adalah pemain futsal pada tingkat intermediate. c. Tempat penelitian ditetapkan dengan dua tim futsal yang membina pemain futsal tingkat intermediate yaitu tim futsal SM Futsal Academy dan Bina Harapan Setia (BHS). d. Hasil wawancara bebas dengan para pelatih didapatkan informasi mengenai 92

2 93 2. Tahap Kedua (Uji Coba Produk) Tahap uji coba produk terdiri dari evaluasi ahli (expert judgement), terhadap rancangan produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal serta media kurangnya penguasaan teknik dasar dan masih kurangnya kemampuan fisik para pemain. B. Menyusun Draft Pengembangan dan Pembuatan Produk Berbasis Media Flip Book Maker 1. Kajian Teoritis Kajian teoritis merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-teori empiris yang ada. Teori-teori yang mendasari pada produk ini adalah : a. Futsal dan teknik dasar futsal. b. Latihan fisik. c. Model latihan. 2. Penyusunan dan Pengembangan Produk Awal Perencanaan produk awal yang dalam hal ini model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal berdasarkan pada kajian teoritis sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Model latihan teknik dasar futsal 1) Model latihan passing. 2) Model latihan control. 3) Model latihan dribble. 4) Model latihan shooting. b. Latihan fisik futsal 1) Model latihan daya tahan (endurance). 2) Model latihan kecepatan (speed). 3) Model latihan kelincahan (agility). 4) Model latihan power. 3. Pembuatan video model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. 4. Penuangan video dan petunjuk pelaksanaan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal kedalam media flip book maker (pembuatan media flip book maker). 1. Uji Coba dengan Evalusi Ahli (Expert Judgment) a. Uji coba ini bertujuan untuk meperoleh tanggapan dan masukan dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. b. Instrument yang digunakan pada uji coba dengan evaluasi ahli (expert

3 94 flip book maker. Melakukan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. judgment) ini adalah dengan menggunakan skala penilaian (rating scales). c. Dari hasil uji ahli didapatkan hasil sebagai berikut : 1) Ahli futsal (n=2) diperoleh hasil dengan presentase % sehingga model latihan dapat diuji cobakan. 2) Ahli latihan fisik (n=1) diperoleh hasil dengan presentase % sehingga model latihan dapat diuji cobakan. 3) Ahli media (n=1) diperoleh hasil dengan presentase 2. Uji Coba Kelompok Kecil a. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari persetujuan para ahli terhadap model latihan yang dikembangkan. b. Tujuan dilakukannya uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui kelayakan produk terhadap subyek dengan jumlah terbatas. c. Subyek yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 12 pemain. d. Instrument yang digunakan adalah skala penilaian (rating scales) yang bersifat tertutup. e. Dari hasil uji coba kelompok kecil diperoleh presentase sebesar % (cukup valid), sehingga model latihan dapat dilanjutkan ke tahap uji coba kelompok besar. 3. Uji Coba Kelompok Besar a. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari uji coba kelompok kecil. b. Tujuan dilakukannya uji coba kelompok besar adalah untuk mengetahui kelayakan produk terhadap subyek dengan jumlah yang lebih luas. c. Subyek yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 24 pemain. d. Instrument yang digunakan adalah skala penilaian (rating scales) yang bersifat tertutup. e. Dari hasil uji coba kelompok besar diperoleh presentase sebesar % (valid), sehingga model latihan dapat dilanjutkan ke tahap uji efektifitas

4 95 3. Tahap Ketiga (Uji Efektifitas Produk) 4. Hasil dan laporan produk akhir produk. 1. Uji efektifitas produk ini dilakukan dengan mengunakan 2 tim yaitu tim futsal Bina Harapan Setia (BHS) dan SM Futsal Academy sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada model latihan teknik dasar dan model latihan fisik. 2. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberikan perlakuan dengan produk yang dikembangkan sedangkan kelompok control adalah kelompok dengan perlakuan konvensional atau latihan mandiri. 3. Dilakukan dengan desain pre-test dan posttest dengan pemilihan kelompok secara acak (two group randomize pre test and post test). 4. Menggunakan teknik tes sebagai instrument tes. 5. Hasil yang didapatkan dari uji efektifitas ini bahwa produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar dan kemampuan fisik pemain futsal tingkat intermediate di Kota Malang. Produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal berbasis media flip book maker. B. Studi Pendahuluan Penelitian pengembangan dimulai dengan melakukan studi pendahuluan yang merupakan proses awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah. Menurut Arikunto (2009:26) studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti untuk mengadakan pengumplan data sementara demi pastinya langkah yang akan dilalui. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi awal terhadap masalah apa yang ingin diungkapkan dan dibahas pada penelitian yang dilakukan. Masalah penelitian yang akan dibahas dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan sebagai ruang lingkup dalam membatasi masalah yang akan diteliti. Tahap studi pendahuluan ini akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu, melakukan analisis kebutuhan dan menyusun draft pengembangan dan pembuatan produk berbasis media flip book maker, hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

5 96 1. Analisis Kebutuhan dan Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan Analisis kebutuhan merupakan cara untuk mengetahui tentang segala materi yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian. Analisis kebutuhan terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan sehinga dapat menjelaskan dan menemukan suatu masalah yang pada akhirnya akan diangkat ke dalam penelitian. Analisis kebutuhan dimulai dari peneliti menentukan masalah yan akan diteliti. Penentuan masalah ini dimulai dari menentukan materi yang akan dijadikan bahan penelitian yang dalam hal ini adalah cabang olahraga futsal. Dalam olahraga futsal terdiri dari berbagai komponen yang diantaranya terdiri dari komponen teknik, taktik dan fisik. Dari tiga komponen tersebut peneliti menentukan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan teknik dasar dan fisik pada olahraga futsal yang akan di angkat sebagai masalah penelitian. Peneliti kemudian mengarah lebih lanjut kepada penentuan subyek penelitian, berdasarkan masalah penelitian yang akan diangkat maka peneliti memilih serta menyesuaikan karakteristik subyek yang akan diteliti. Peneliti memilih pemain futsal tingkat intermediet sebagai subyek penelitian dengan asumsi bahwa keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal merupakan keterampilan yang merupakan suatu kebutuhan penting bagi seorang pemain dengan tingkat penguasaan keterampilan intermediet. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti guna untuk memperoleh hasil atau informasi tentang teknik dasar dan latihan fisik futsal, peneliti menggunakan teknik wawancara. Peneliti melakukan wawancara bebas dengan para pelatih dari kedua tim sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil wawancara peneliti terhadap pelatih diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Pelatih Futsal I No Aspek / Pertanyaan Hasil Wawancara 1 Seberapa pentingkah penguasaan teknik dasar futsal dan kemampuan fisik yang dibutuhkan oleh pemain futsal? 2 Pengetahuan tentang teknik dasar futsal apa saja yang saudara ketahui? Sangat penting, karena teknik dasar merupakan modal dalam bermain futsal, sama halnya juga dengan kemampuan fisik. Passing, controlling, dribbling, shooting.

6 97 3 Pengetahuan tentang latihan fisik futsal apa saja yang saudara ketahui? 4 Bagaimanakah kemampuan penguasaan teknik dasar permainan futsal secara keseluruhan yang saudara bina saat ini, termasuk penjaga gawang? 5 Bagaimanakah kemampuan kondisi fisik pemain futsal secara keseluruhan yang saudara bina saat ini? 6 Program latihan teknik dasar seperti apa yang sering saudara berikan pada saat melatih, termasuk penjaga gawang? 7 Program latihan fisik seperti apa yang sering saudara berikan pada saat melatih? 8 Menurut saudara teknik dasar apa yang paling penting untuk dikuasai oleh pemain? 9 Menurut saudara latihan fisik seperti apa yang paling penting untuk berikan pada pemain? 10 Selama saudara melatih, kendala seperti apa yang saudara alami saat memberikan latihan teknik dasar maupun latihan fisik? 11 Menurut saudara, perlukah diberikan model latihan fisik dan model latihan fisik pada pemain saudara? Endurance, coordination run, speed endurance. Baik, karena pada saat melatih pemberian teknik dasar menjadi hal yang utama dalam latihan. Kurang, karena masih kurang dalam pemberian materi latihan fisik dan terkendala dengan kondisi pemain. Basic training teknik dasar, fungsional teknik dasar, advance training (lanjutan) teknik dasar, game situation teknik dasar. Speed coordination, endurance dan latihan fisik dengan moving with ball Passing, control, dribbling dan shooting Endurance dan speed endurance Disiplin pemain Sangat perlu, karena untuk menghindari kejenuhan pada pemain tetapi model latihan yang dibuat tetap dengan tujuan untuk memperoleh peningkatan teknik dasar dan fisik pemain.

7 98 Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Pelatih Futsal II No Aspek / Pertanyaan Hasil Wawancara 1 Seberapa pentingkah penguasaan teknik dasar futsal dan kemampuan fisik yang dibutuhkan oleh pemain futsal? 2 Pengetahuan tentang teknik dasar futsal apa saja yang saudara ketahui? 3 Pengetahuan tentang latihan fisik futsal apa saja yang saudara ketahui? 4 Bagaimanakah kemampuan penguasaan teknik dasar permainan futsal secara keseluruhan yang saudara bina saat ini, termasuk penjaga gawang? 5 Bagaimanakah kemampuan kondisi fisik pemain futsal secara keseluruhan yang saudara bina saat ini? 6 Program latihan teknik dasar seperti apa yang sering saudara berikan pada saat melatih, termasuk penjaga gawang? 7 Program latihan fisik seperti apa yang sering saudara berikan pada saat melatih? 8 Menurut saudara teknik dasar apa yang paling penting untuk dikuasai oleh pemain? 9 Menurut saudara latihan fisik seperti apa yang paling penting untuk Teknik dasar sangat penting karena sebagai penunjang dasar bermain dan sistim permainan sedangkan kemampuan fisik sebagai komponen utama dalam menunjang teknik dasar. Selain itu kedua komponen teknik dasar dan kemampuan fisik sebagai faktor utama penunjang permainan futsal. Passing, controlling, dribbling, shooting, heading dan holding ball atau holl up ball (penguasaan bola). Power, endurance, speed Masih kurang dalam pemahaman teknik dasar futsal, karena keterlambatan dalam mempelajari teknik dasar futsal. Tidak terlalu baik, hal ini menjadi salah satu kendala di dalam program latihan karena pemain yang dilatih bukan merupakan pemain professional sehingga sering terkendala dengan aktifitas keseharian pemain. Basic training teknik dasar, advance training (lanjutan) teknik dasar, game situation teknik dasar. Speed jarak pendek karena salah satu komponen fisik ini menjadi penunjang bagi pemain dimana pada permainan futsal ini mengandalkan permainan yang cepat. Passing, control, dribbling dan shooting Power (25%), endurance (25%), speed (50%).

8 99 berikan pada pemain? 10 Selama saudara melatih, kendala seperti apa yang saudara alami saat memberikan latihan teknik dasar maupun latihan fisik? 11 Menurut saudara, perlukah diberikan model latihan fisik dan model latihan fisik pada pemain saudara? Kendala dalam latihan fisik adalah aktifitas keseharian pemain, fasilitas dan nutrisi. Sedangkan kendala pada teknik dasar adalah pemain yang umurnya sudah bukan waktunya lagi untuk mempelajari teknik dasar dan waktu. Perlu, karena pemberian variasi model latihan yang baik berkaitan dengan coaching point (pencapain latihan) yang diharapkan oleh pelatih dan peningkatan dalam latihan. Dari hasil wawancara awal dengan pelatih tim futsal di Kota Malang belum ada yang menyusun program secara terstruktur. Peneliti mengambil subyek pemain futsal intermediate dikarenakan untuk pembinaan pemain tingkat intermediate di Kota Malang. Mengingat pentingnya penguasaan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik dari seorang pemain futsal. 2. Pengkajian Teori Tahap pengembangan produk terdiri dari pengkajian terhadap teori-teori pendukung tentang futsal yang berkaitan dengan latihan teknik dasar dan latihan fisik serta tahap penyusunan draft awal produk pengembangan. Pengkajian teori diperlukan untuk mendasari penyusunan produk yang dalam hal ini adalah produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. Teori-teori yang digunakan adalah teori umum tentang futsal dan metodologi latihan fisik dan materi khususnya adalah tentang teknik dasar futsal dan latihan fisik serta teori-teori umum yang menyangkut permasalahan latihan dan aspek-aspek pendukung dari teori latihan yang dapat melandasi penyusunan produk. 3. Menyusun Draft Pengembangan dan Pembuatan Produk Berbasis Media Flip Book Maker Penyusunan produk pengembangan berbasis media flip book maker ini, peneliti memulainya dengan penyusunan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal yang akan di sajikan dalam media flip book maker. Selanjutnya pembuatan video, editing video, pembuatan desain cover dan desain halaman pada

9 100 flip book. Media flip book maker dibuat dengan isi didalamnya mencakup narasi atau petunjuk pelaksanaan tentang model latihan teknik dasar dan latihan fisik, gambar atau petunjuk cara melakukan model latihan dan video dari model latihan. C. Uji Coba Produk Pada ujicoba produk ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahap dalam uji coba produk ini terdiri dari tahap evaluasi ahli (experts judgements) terhadap rancangan produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal, dan tahap uji coba kelompok besar dan uji coba luas dengan subjek penelitian. Adapun pelaksanaan tahapannya sebagai berikut. 1. Hasil Pengolahan Data Ahli Futsal, Ahli Latihan Fisik dan Ahli Media untuk Data Kuantitatif dan Kualitatif Pelaksanaan evaluasi ahli ini untuk memperoleh tanggapan dan masukan dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. Dalam pelaksanaan evaluasi ahli ini menggunakan instrument sebagai alat evaluasi terhadap produk pengembangan. Instrument yang digunakan untuk uji coba dengan evaluasi ahli adalah dengan menggunakan skala penilaian (rating scales). Hasil pengolahan data dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif untuk hasil evaluasi dengan skala likert dan data kualitatif untuk hasil evaluasi dengan pertanyaan dengan jawaban masukan dari narasumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate adalah teknik analisis deskriptif persentase. Adapun hasil pengolahan data dari ahli untuk data kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut. 1. Hasil Evaluasi dari Ahli Futsal Tabel 4.4 Data Kuantitatif Hasil dari Evaluasi Ahli Futsal (n=2) dengan Jumlah Instrumen 44 Butir Pertanyaan Skor Skor Skor No A h l i Persentase Ket Minimal Maksimal Hasil 1 Ahli Futsal I ,45 % Valid 2 Ahli Futsal II ,36 % Valid

10 101 X 88,40 % Valid Table 4.4 di atas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli futsal adalah 88,40 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klarifikasi dari tabel 4.7, produk model latihan ini termasuk dalam ketegori valid. Selain analisis data hasil evaluasi untuk aspek kuantitatif, untuk mengetahui lebih lanjut tentang kelayakan produk, maka dilakukan analisis untuk aspek kualitatif. Analisis aspek kualitatif ini dimaksud untuk melakukan simpulan mengenai masukan dan saran dari para ahli untuk penyusunan produk. Simpulan akhir ini merupakan interpretasi dari ahli mengenai kelayakan produk. Hasil masukan dan saran dari para ahli disimpulkan bahwa produk model latihan teknik dasar pada pemain futsal tingkat intermediate ini sudah jelas dan valid untuk digunakan. Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah sebagai berikut. a) Ahli Futsal I 1) Sebaiknya pada video yang ditampilkan tidak hanya model atau peraga saja yang di video, sebaiknya pelatih atau dalam hal ini peneliti juga ada telihat didalam video, seperti salah satu contoh memberikan arahan atau contoh melakukan model latihannya. 2) Pada video berikan tanda cara melakukan teknik yang benar dan salah. 3) Model latihannnya lebih di sederhanakan lagi karena sasaran latihannya untuk pemain futsal intermediate. b) Ahli Futsal II 1) Pemilihan peralatan latihan lebih tepat lagi seperti, cone, marker dan lain-lain. 2) Pada video tampilkan tanda bahwa teknik yang dilakukan salah atau benar. 3) Model latihan teknik dasar yang telah dibuat harus lebih jeli pada tujuan latihan (coaching point).

11 102 Berdasarkan dari evaluasi ahli futsal di atas maka direkomendasikan bahwa produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate adalah layak untuk di uji coba dengan revisi sesuai saran. 2. Hasil Evaluasi dari Ahli Latihan Fisik Tabel 4.5 Data Kuantitatif Hasil dari Evaluasi Ahli Latihan Fisik (n=1) dengan Jumlah Instrumen 48 Butir Pertanyaan Skor Skor Skor No A h l i Persentase Ket Minimal Maksimal Hasil Ahli Latihan ,33 % Valid Fisik X 83,33 % Valid Table 4.5 di atas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli latihan fisik adalah 83,33 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klarifikasi dari tabel 4.7, produk model latihan ini termasuk dalam ketegori valid. Selain analisis data hasil evaluasi untuk aspek kuantitatif, untuk mengetahui lebih lanjut tentang kelayakan produk, maka dilakukan analisis untuk aspek kualitatif. Analisis aspek kualitatif ini dimaksud untuk melakukan simpulan mengenai masukan dan saran dari para ahli untuk penyusunan produk. Simpulan akhir ini merupakan interpretasi dari ahli mengenai kelayakan produk. Hasil masukan dan saran dari para ahli disimpulkan bahwa produk model latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate ini sudah jelas dan valid untuk digunakan. Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah sebagai berikut. 1) Latihan harus dari ringan ke berat, dari yang mudah ke sulit, dan dari yang sederhana ke yang kompleks. 2) Tambahkan tujuan dari model latihan yang telah dibuat. 3) Secara keseluruhan sudah baik, model latihannya juga dibuat sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan futsal.

12 103 Berdasarkan dari evaluasi ahli latihan fisik di atas maka direkomendasikan bahwa produk model latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate adalah layak untuk di uji coba dengan revisi sesuai saran. 3. Hasil Evaluasi dari Ahli Media Tabel 4.6 Data Kuantitatif Hasil dari Evaluasi Media (n=1) dengan Jumlah Instrumen 30 Butir Pertanyaan Skor Skor Skor No A h l i Persentase Ket Minimal Maksimal Hasil Ahli ,66 % Valid Media X 82,66 % Valid Table 4.6 di atas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli media adalah 82,66 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klarifikasi dari tabel 4.7, produk model latihan ini termasuk dalam ketegori valid. berikut. Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah sebagai 1) Komposisi visual. 2) Aimasi gelembung bola jatuh dalam frame video atau tayangan video sebaiknya dihilangkan. 3) Font back cover diganti jenisnya. 4) Dengan kesimpulan cukup bagus, menarik dan informatif. Produk model latihan tekik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate jika ditinjau dari table 4.4, 4.5 dan 4.6 dapat diuji cobakan ke tahap berikutnya dengan hasil presentase yang mengacu pada klasifikasi berikut ini. Tabel 4.7 Presentase Hasil Evaluasi Persentase Keterangan 80% % Valid / digunakan 60% - 79% Cukup valid / digunakan

13 104 50% - 59 % Kurang valid / diganti <50% Tidak valid / diganti (Sumber: Maksum 2009:57) 2. Hasil Pengolahan Data Uji Coba Kelompok Kecil dan Kelompok Besar Tabel 4.8 disajikan pengolahan keseluruhan data hasil evaluasi kelompok uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar terhadap rancangan produk pengembangan yang berupa model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate dengan jumlah instrument sebanyak 92 pertanyaan untuk uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Pada uji coba kelompok kecil sampel yang digunakan sebanyak 12 orang pemain dan 24 orang pemain pada uji coba kelompok besar. Pelaksanaan uji coba kelompok ini juga dihadiri oleh pelatih masing-masing tim. Berikut ini merupakan hasil ujicoba kelompok kecil dan besar. Tabel 4.8 Data Hasil Uji Coba Kelompok No Aspek Skor Skor Minimal Maksimal Uji Coba 1 Kelompok Kecil (n=12) Uji Coba 2 Kelompok Besar (n=24) Skor Hasil Presentase ,84 % Ket Cukup Valid ,30 % Valid Setelah melakukan uji coba kelompok kecil, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba kelompok kecil yang telah dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para pemian atau smapel. Hal ini bertujuan untuk perbaikan produk yang akan diujicobakan kembali dengan subyek yang lebih banyak atau uji coba kelompok besar. Setelah melakukan uji coba kelompok besar peneliti kembali melakukan revisi sesuai masukan dari pemain di lapangan dengan tujuan agar produk model latihan bisa lebih baik pada saat digunakan pada saat uji efektifitas produk. Berdasarkan hasil dari tabel 4.8 diketahui jumlah hasil evaluasi uji coba kelompok kecil yaitu 78,84 % (cukup valid) sedangkan uji coba

14 105 kelompok besar yaitu 84,30 % (valid), sehingga rancangan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap uji efektifitas produk, dengan klasifikasi yang mengacu pada tabel Hasil Pengembangan Model Latihan Hasil pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate dapat disimpulkan bahwa produk layak untuk diuji ke tingkat efektifitasannya. Hal ini terlihat dari keseluruhan tahapan evaluasi dan analisis yang dilakukan oleh peneliti yang melibatkan ahli untuk pengujian tingkat kelayakan dan melibatkan pemain futsal tingkat intermediet untuk mengetahui tingkat keberterimaan dari produk yang telah dikembangkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa produk valid dan layak untuk di uji tingkat efektivitasnya. Didukung dengan hasil analisis pada tiap tahapan dan interpretasi akhir oleh para ahli, subyek, maupun peneliti. Pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate ini selanjutnya akan diuji tingkat efektivitasnya. D. Uji Efektifitas Produk Pengembangan Uji efektifitas produk dalam penelitian pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik pemain futsal tingkat intermediate antara kelompok coba atau yang diberikan latihan berdasarkan program latihan teknik dasar dan latihan fisik dari hasil pengambangan dengan kelompok kontrol yang latihannya secara konfensional. Uji efektifitas terhadap kelompok perlakuan dilakukan dilapangan Kick Off futsal mulai dari tanggal 19 Desember 2016 hingga tanggal 23 Januari Latihan dilakukan pada sore hari yaitu jam Wib dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan keterampilan teknik dasar dan peningkatan kemampuan fisik maka dilakukan pre-test dan post-test keterampilan

15 106 teknik dasar dan kemampuan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate di Kota Malang. 1. Deskripsi Data Adapun data yang telah terkumpul dari pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir) keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel data sebagai berikut. a) Hasil Deskripsi Data Keterampilan Teknik Dasar Berikut ini penyajian hasil deskripsi data kemampuan fisik futsal. Tabel 4.9 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Keterampilan Teknik Dasar Futsal Kelompok Eksperimen Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum Pretest 6 1,32 1,28 7,80 1,30 Posttest 6 1,22 1,18 7,20 1,20 Deskripsi data pada tabel 4.9 dimana hasil pre-test keterampilan teknik dasar futsal kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 1,23 detik dan hasil maksimum 1,28 detik dengan rata-rata 1,29 detik. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 1,22 detik dan hasil maksimum 1,18 detik dengan rata-rata 1,19 detikdari jumlah 6 orang sampel. Tabel 4.10 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Keterampilan Teknik Dasar Futsal Kelompok Kontrol Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum Pretest 6 1,33 1,29 7,87 1,31 Posttest 6 1,29 1,25 7,61 1,27 Deskripsi data pada tabel 4.10 dimana hasil pre-test keterampilan teknik dasar futsal kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 1,32 detik dan hasil maksimum 1,29 detik dengan rata-rata 1,30 detik. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 1,29 detik dan hasil maksimum 1,23 detik dengan rata-rata 1,56 detikdari jumlah 6 orang sampel.

16 107 b) Hasil Deskripsi Data Kemampuan Fisik Futsal Berikut ini penyajian hasil deskripsi data kemampuan fisik futsal. Tabel 4.11 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal (Power) Kelompok Eksperimen Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum Pretest 6 2,22 2,26 13,44 2,24 Posttest 6 2,30 2,37 14,03 2,34 Deskripsi data pada tabel 4.11 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal (power) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 2,20 meter dan hasil maksimum 2,25 meter dengan rata-rata 2,23 meter. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 2,30 meter dan hasil maksimum 2,37 meter dengan rata-rata 2,33 meter dari jumlah 6 orang sampel. Tabel 4.12 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal (Power) Kelompok Kontrol Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum Pretest 6 2,21 2,25 13,38 2,23 Posttest 6 2,27 2,30 13,72 2,29 Deskripsi data pada tabel 4.12 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal (power) kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 2,21 meter dan hasil maksimum 2,24 meter dengan rata-rata 2,22 meter. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 2,27 meter dan hasil maksimum 2,29 meter dengan rata-rata 2,28 meter dari jumlah 6 orang sampel. Tabel 4.13 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Kelincahan (Agility) Kelompok Eksperimen Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum Pretest 6 16,61 16,37 98,99 16,50 Posttest 6 16,32 15,89 96,58 16,10

17 108 Deskripsi data pada tabel 4.13 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal kelincahan (agility) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 16,61 detik dan hasil maksimum 16,37 detik dengan rata-rata 16,49 detik. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 16,32 detik dan hasil maksimum 15,89 detik dengan rata-rata 16,09 detik dari jumlah 6 orang sampel. Tabel 4.14 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Kelincahan (Agility) Kelompok Kontrol Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum Pretest 6 17,02 16,62 101,08 16,85 Posttest 6 16,74 16,41 99,76 16,63 Deskripsi data pada tabel 4.14 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal kelincahan (agility) kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 17,02 detik dan hasil maksimum 16,62 detik dengan rata-rata 16,84 detik. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 16,74 detik dan hasil maksimum 16,41 detik dengan rata-rata 16,62 detik dari jumlah 6 orang sampel. Tabel 4.15 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Kecepatan (Speed) Kelompok Eksperimen Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum Pretest 6 3,51 3,38 20,62 3,44 Posttest 6 3,18 2, Deskripsi data pada tabel 4.15 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal kecepatan (speed) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 3,51 detik dan hasil maksimum 3,38 detik dengan rata-rata 3,43 detik. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 3,18 detik dan hasil maksimum 2,98 detik dengan rata-rata 3,10 detik dari jumlah 6 orang sampel. Tabel 4.16 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Kecepatan (Speed) Kelompok Kontrol Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum

18 109 Pretest 6 3,52 3,34 20,68 3,45 Posttest 6 3,33 3,25 19,73 3,29 Deskripsi data pada tabel 4.16 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal kecepatan (speed) kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 3,52 detik dan hasil maksimum 3,34 detik dengan rata-rata 3,43 detik. Sedangkan hasil posttest memproleh hasil minimum 3,33 detik dan hasil maksimum 3,25 detik dengan rata-rata 3,28 detik dari jumlah 6 orang sampel. Tabel 4.17 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Daya Tahan (Endurance) Kelompok Eksperimen Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum Pretest 6 37,10 39,20 229,25 38,21 Posttest 6 45,90 47,10 278,40 46,40 Deskripsi data pada tabel 4.17 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal daya tahan (endurance) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 37,10 ml/kgbb/menit dan hasil maksimum 39,20 ml/kgbb/menit dengan rata-rata 38,20 ml/kgbb/menit. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 45,90 ml/kgbb/menit dan hasil maksimum 47,10 ml/kgbb/menit dengan rata-rata 46,40 ml/kgbb/menit dari jumlah 6 orang sampel. Tabel 4.18 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Daya Tahan (Endurance) Kelompok Kontrol Hasil Hasil N Mean Minimum Maximum Pretest 6 37,10 39,20 227,85 37,98 Posttest 6 42,10 43,90 258,60 43,10 Deskripsi data pada tabel 4.17 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal daya tahan (endurance) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 37,10 ml/kgbb/menit dan hasil maksimum 39,20 ml/kgbb/menit dengan rata-rata 37,97 ml/kgbb/menit. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 42,10

19 110 ml/kgbb/menit dan hasil maksimum 43,90 ml/kgbb/menit dengan rata-rata 43,10 ml/kgbb/menit dari jumlah 6 orang sampel. 2. Pengujian Data Kuantitatif a. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Sebelum dilakukannya analisis data perlu dilakukannya uji distribusi kernomalannya atau uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode llilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal adalah sebagai berikut. Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Keterampilan Teknik Dasar Kelompok N X SB L o L tabel α 0.05 Kesimpulan Eksperimen 6 1,20 0,014 0,2611 Kontrol 6 1,27 0,016 0,2357 0,319 L o < L tabel Normal L o < L tabel Normal Hasil uji normalitas yang dilakukan pada tes keterampilan teknik dasar futsal pada kelompok kontrol diperoleh nilai yaitu. 1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh L o = 0,2486 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi dengan α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal. 2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh L o = 0,2357 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi dengan α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal.

20 111 Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Kemampuan Fisik Futsal Tes Klmpok N X SB L o L tabel α 0.05 Kesim pulan Power Eksperi men 6 2,34 0,024 0,1628 Kontrol 6 2,29 0,014 0,2611 0,319 L o < L tabel Normal L o < L tabel Normal Kelincahan (Agility) Eksperi men 6 16,10 0,152 0,1864 Kontrol 6 16,63 0,110 0,2064 0,319 L o < L tabel Normal L o < L tabel Normal Kecepatan (Speed) Eksperi men 6 3,10 0,064 0,1366 Kontrol 6 3, ,2704 0,319 L o < L tabel Normal L o < L tabel Normal Daya Tahan (Endrance) Eksperi men 6 46,40 0,447 0,2019 Kontrol 6 43,10 0,651 0,2291 0,319 L o < L tabel Normal L o < L tabel Normal Hasil uji normalitas yang dilakukan pada tes kemampuan fisik futsal pada kelompok kontrol diperoleh nilai yaitu. a. Power 1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh L o = 0,1628 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal. 2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh L o = 0,2611 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal.

21 112 b. Kelincahan (agility) 1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh L o = 0,1864 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal. 2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh L o = 0,2064 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal. c. Kecepetan (speed) 1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh L o = 0,1366 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termsuk berdistribusi normal. 2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh L o = 0,2704 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal. d. Daya Tahan (endurance) 1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh L o = 0,2019 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal. 2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh L o = 0,2291 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat

22 113 disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Variansi Populasi Uji homogenitas variansi populasi dimaksudkan untuk menguji kesamaan variansi pada populasi. Uji homogenitas variansi populasi pada penelitian ini dilakukan dengan Uji F. Berikut ini hasil uji homogenitas variansi populasi dari hasil tes keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal. Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi Keterampilan Teknik Dasar Futsal X Ratarata S data F tabel Kesim F Tes Kel N dan o α 0.05 pulan Y Skor Teknik Dasar Futsal Ekspe rimen Kon trol 6 7,20 1,20 0, ,61 1,27 0,0172 1,1118 5,05 F o < F tabel Homogen F o < F tabel Homogen Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji homogenitas variansi populasi pada tabel Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh F o = 1,1118 dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh F tabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa F o lebih kecil dari pada F tabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen) dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen. Tabel 4.22 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi Kemampuan Fisik Futsal Tes Kel N X dan Y Ratarata Skor S data F o F tabel α 0.05 Kesim pulan Fisik Futsal (Power) Ekspe rimen Kon trol 6 14,03 2,34 0, ,72 2,29 0,0151 1,7531 5,05 F o < F tabel Homogen F o < F tabel Homogen

23 114 Fisik Futsal (Kelin cahan) Ekspe rimen Kon trol 6 96,58 16,10 0, ,76 16,63 0,1206 1,3801 5,05 F o < F tabel Homogen F o < F tabel Homogen Fisik Futsal (Kece patan) Ekspe rimen Kon trol 6 18,59 3,10 0, ,73 3,29 0,0299 2,3464 5,05 F o < F tabel Homogen F o < F tabel Homogen Fisik Futsal (Daya Tahan) Ekspe rimen Kon trol 6 278,40 46,40 0, ,60 43,10 0,7975 1,6279 5,05 F o < F tabel Homogen F o < F tabel Homogen Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji homogenitas variansi populasi pada tabel a. Power 1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh F o = 1,7531 dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh F tabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa F o lebih kecil dari pada F tabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen) dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen. b. Kelincahan (agility) 1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh F o = 1,3801 dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh F tabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa F o lebih kecil dari pada F tabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen) dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen. c. Kecepatan (speed) 1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh F o = 2,3464 dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh F tabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa F o lebih kecil dari pada F tabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen) dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen.

24 115 d. Daya Tahan (endurance) 1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh F o = 1,6279 dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh F tabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa F o lebih kecil dari pada F tabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen) dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen. c. Uji Signifikansi Proses penghitungan uji signifikansi pada penelitian ini menggunakan Uji t, berikut ini penjelasan hasil uji signifikansi pada tes keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal. Tabel 4.23 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi (Uji-t) Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Teknik Dasar Futsal Hasil Tes Nilai t Tes Kel N t tabel Kesim Beda o α 0.01 pulan Teknik Dasar Futsal Ekspe rimen Kon trol Pre Test Post Test 6 7,80 7,20 0,60 232, ,87 7,61 0,26 36,368 4,032 t o > t tabel Signifikan t o > t tabel Signifikan Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji signifikansi pada tabel Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 232,379 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01 %. 2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n- 1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 36,368 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01 %.

25 116 Tabel 4.24 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi (Uji-t) Pre-Test dan Post-Test Kemampuan Fisik Futsal Hasil Tes Nilai t Tes Kel N t tabel Kesim Beda o α 0.01 pulan Fisik Futsal (Power) Fisik Futsal (Kelin cahan) Fisik Futsal (Kece patan) Fisik Futsal (Daya Tahan) Ekspe rimen Kon trol Ekspe rimen Kon trol Ekspe rimen Kon trol Ekspe rimen Kon trol Pre Test Post Test 6 13,44 14,03 0,59 47, ,38 13,72 0,34 47, ,99 96,58 2,41 79, ,08 99,76 1,32 68, ,62 18,59 2,03 107, ,68 19,73 0,95 41, ,25 278,40 49,15 164, ,85 258,60 30,75 82,839 4,032 4,032 4,032 4,032 t o > t tabel Signifikan t o > t tabel Signifikan t o > t tabel Signifikan t o > t tabel Signifikan t o > t tabel Signifikan t o > t tabel Signifikan t o > t tabel Signifikan t o > t tabel Signifikan Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji signifikansi pada tabel a. Power 1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 47,222 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%. 2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 47,558 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.

26 117 b. Kelincahan (agility) 1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 79,915 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%. 2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 68,935 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%. c. Kecepatan (speed) 1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 107,573 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%. 2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 41,029 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%. d. Daya Tahan (endurance) 1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 164,841 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%. 2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh t o = 82,839 dengan harga t tabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa

27 118 t o lebih besar dari pada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%. 3. Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu sebagai berikut. a) Pemeriksaan Rekan Sejawat Langkah pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan diskusiterhadap metode serta hasil dari penelitian yang dilakukan. Pemeriksaaan rekan sejawat merupakan salah satu langkah pemeriksaan keabsahan data. Langkah pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi terhadap metode serta hasil dari penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keterbukaan dan kejujuran serta menghasilkan suatu klarifikasi terhadap penafsiran dari hasil-hasil temuan dalam penelitian. Temuan-temuan yang didapat dalam penelitian perlu adanya suatu klarifikasi untuk didapatkan suatu simpulan dari temuan tersebut. Dalam penelitian ini klarifikasi dilakukan terhadap materi yang diangkat yaitu meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal dan kesesuaian dengan metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian pengembangan. Dari diskusi yang dilakukan didapatkan bahwa materi yang diangkat sangat penting untuk diteliti dan diberikan sesuatu yang baru sehingga dapat digunakan di masa mendatang. Dari sisi metodologi didapatkan simpulan bahwa metode penelitian pengembangan merupakan cara yang tepat menghasilkan suatu hal baru yang dapat digunakan sebagai referensi pemberian solusi. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang didapat dari penelitian bahwa Pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal dapat meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal para pemain futsal secara efektif dan efisien. b) Perpanjangan Keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan ini terkait dengan peneliti sebagai salah satu instrument penelitian. Sumber data yang diperoleh berasal dari pengamatan

28 119 peneliti sendiri. Keikutsertaan peneliti ini dilakukan dalam jangka waktu yang panjang karena peneliti terlibat dalam proses penelitian dengan menjadi salah seorang pengamat. Peneliti secara keseluruhan mengamati segala bentukbentuk kejadian yang terjadi dalam penelitian untuk memperoleh keakuratan informasi dan meminimalisir terjadinya bias dalam penelitian. Dalam hal ini perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan terhadap keterlaksanaan penelitian yang kemudian dituliskan dalam bentuk catatan lapangan. Dari hasil catatan lapangan dapat diinterpretasikan hasil yang di dapat sudah cukup valid dan layak untuk dipertanggungjawabkan. c) Triangulasi Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti untuk pemeriksaan keabsahan data adalah dengan triangulasi. Adapun langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk triangulasi ini adalah sebagai berikut. 1. Triangulasi teori dimana peneliti membandingkan temuan penelitian dengan hasil teori yang didapat dilapangan dan dilakukan pembahasan. 2. Triangulasi metode dimana melakukan pengecekan terhadap subyek menggunakan pengamat yang lain. Dalam hal ini peneliti melibatkan pelatih dari tim futsal sebagai pengamat untuk memperoleh derajat kepercayaan terhadap hasil temuan penelitian. Hasil-hasil temuan lapangan dirangkum dan kemudian disajikan dalam satu hasil yang merupakan simpulan dari dua pengamatan. 3. Triangulasi sumber (experts judgements) dimana peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh temuan awal berupa permasalahan penelitian kepada salah satu ahli yang merupakan pelatih tim futsal yang diteliti dan membandingkan hasil temuan teori yang dirancang dalam produk awal untuk diberikan masukan dari para ahli atau narasumber. Dengan dilakukanya pemeriksaan terhadap keabsahan data yang didapat dalam penelitian maka diharapkan hasil dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan peneilitian.

29 120 E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan prosedur penelitian pengembangan manghasilkan empat kelompok kesimpulan analisis dan dibagi menjadi beberapa tahap yang diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Tahap Pertama (Studi Pendahuluan) Studi Pendahuluan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan yang merupakan suatu penelitian dimana secara garis besar dapat di simpulkan sebagai suatu solusi pemecahan terhadap masalah yang ditemukan di lapangan. Penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktek pendidikan. Degeng (2002:1) menyimpulkan arti dari penelitian pengembangan yaitu penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk mengembangkan suatu produk. Dalam penelitian pengembangan tidak selalu mengembangkan produk baru, bisa dengan menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan pengembangan selalu diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Tahap pelaksanaannya dimulai dari studi pendahuluan yang merupakan proses awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah. Menurut Arikunto (2009:26) Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya langkah yang akan dilalui. Studi pendahuluan merupakan identifikasi awal terhadap masalah yang ingin diungkap dan dibahas dalam penelitian. Masalah penelitian yang akan diangkat dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan ruang lingkup untuk membatasi masalah dalam penelitian. Dari ruang lingkup yang telah disusun tersebut akan dirumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian yang berlandaskan teori yang telah ada. Pada tahap ini akan dilakukan dua kegiatan yaitu analisis kebutuhan dan melakukan analisis data hasil dari analisis kebutuhan, yang dijelaskan pada bagian berikut ini.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian serta hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Studi Pendahuluan a)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas gerak yang tidak dapat terpisahkan dari segala aktivitas yang dijalani oleh seorang manusia. Awalnya manusia berolahraga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah bagaimana penelitian dilakukan sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan. Menurut Sugiyono (2012:3) secara

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Berikut Tebel 3.1 menjelaskan tempat dan waktu pelaksanaan penelitian Pengembangan Model Latihan Memukul Forehand dan Backhand Tenis Meja Berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini tempat penelitian di Sekolah Sepakbola (SSB) IPI GS Bandung yang ada di lapangan SMK VIKU kompleks TNI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian pengembangan model latihan teknik dasar bermain futsal dan latihan fisik futsal dimulai dari studi pendahuluan, pembuatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan pada kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian untuk kelas eksperimen didapatkan skor pre-test minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi/ Sampel, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi Utara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada dasarnya, langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini menyajikan hasil dari penelitian, data hasil tahap pendahuluan, data hasil tahap uji coba produk, data tahap hasil uji

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di 26 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di Jalan Pondok Pesantren Nurul Iman Desa Purworejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 6 Watampone yang beralamat di jalan jendral Urip Sumoharjo Kabupaten Bone

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen pada pendekatan kuantitatif. Menurut Ruseffendi (2010: 52) pada metode kuasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang di lapangan tepatnya di SMK Negeri 1 Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 16 kali pertemuan setiap hari selasa, kamis, dan sabtu, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Suatu hasil dari penelitian harus diuji

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Jadwal yang terencana dengan baik sangat menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen (quasi experiment) atau Eksperimen Semu (Arikunto, 008: 7). Penelitian kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push Up Sebelum Eksperimen) Skor data variabel X 1.1 dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan BB III METODOLOGI PEELITI. Desain dan Metode Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan (dalam Trianto, 010),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian Data kemampuan koneksi matematika siswa pada mata pelajaran Matematika di jaring melalui tes bentuk essai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre experimental design) dengan desain kelompok tunggal pretes dan postes (one group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Seseorang yang akan melakukan sebuah penelitian tentu memerlukan sebuah langkah-langkah yang dapat menunjang keberhasilan suatu penelitian. Posedurprosedur

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2002:102)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experiment. Metode ini digunakan karena situasi kelas sebagai tempat mengkondisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Pra-Eksperimental (Pre- Eksperimental Design). Karena perlakuan tidak menggunakan kelas control.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam 9 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 0 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 0 Bandarlampung yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasonal Untuk memperjelas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan tentang: 1. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam 5 III. METODE PENELITIAN 3. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 9 Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan 8 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan SMK Negeri Bandar Lampung tahun ajaran 0/03, yang terdiri dari 4 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya: a. SMPN 6 Banjarmasin merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Untung Suropati Gg. Bumi Manti II No. 16, Kota Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 semester genap yang terdiri atas enam kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau produk baru dan juga melihat suatu pola baru antara satu hal dan hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Skor data pre-test dalam penelitian ini adalah skor data yang diambil sebelum pelaksanaan adanya tindakan pada siswa yang menjadi sampel. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari sampai 21 Februari semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment Design dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam YLPI Pekanbaru yang beralamat di Jalan Prof. Mhd.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : 42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. Data hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. terkait masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Berikut akan dijabarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. terkait masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Berikut akan dijabarkan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini proses pengambilan data akan di mulai dari awal. Pengambilan data ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi awal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2009) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 yang terdistribusi dalam 12 kelas, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan, pelaksanaannya dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Pada bab ini, peneliti akan mengkaji beberapa pokok bahasan diantaranya deskripsi data, analisis data, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. A. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif tipe eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Pretest- Postest,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan supaya memenuhi syarat-syarat ilmiah dalam pelaksanaannya. Hal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 01-013 sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen) Yang menjadi skor data pada variable dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, yaitu metode penelitian yang merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan rancangan penelitian menjadi dua kelompok yaitu, pre experimental design (eksperimen yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain the matching only pretest posttest control group design (Fraenkel and

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam 0 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 3 Terbanggi Besar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin. 0 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 90 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan pemahaman dan generalisasi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 01/013 yang terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 6 III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 00 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen dengan menggunakan Posttest-only control group design,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci