MODEL PEMBUATAN SEPTIC TANK

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PEMBUATAN SEPTIC TANK"

Fanny Widjaja
6 tahun lalu
Tontonan:

1 MODEL PEMBUATAN SEPTIC TANK Indra Mahdi, Drs, ST, MT ( Anto Purwanto, S.KM., M.Kes ( ) abstrak Sistem cubluk biasanya dilengkapi dengan kloset leher angsa, bahkan ada yang menggunakan kloset duduk. Dengan adanya kloset tersebut, memungkinkan bau tidak menyebar dan mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lainnya di dalam perpipaan atau ruang cubluk itu sendiri. Sistem cubluk dapat dibangun dibawah kloset jika lokasi untuk penempatan cubluk tersebut sangat terbatas atau penempatan kloset dengan cubluk dilakukan pada lokasi yang terpisah. Jarak maksimum letak cubluk terhadap kloset adalah 8,0 m. Diameter pipa penyalur sekurang-kurangnnya 90 mm kemiringan sekurang-kurangnnya 1:40. Keywords: Septic Tank, Pesantren, Bersih 1

2 PENDAHULUAN Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika. Objek yang sering mendapat masalah tersebut adalah pesantren para kiai bahwa memberikan himbauan kepada kaum muslimin harus memberikan perhatian yang lebih terhadap pondok pesantren dan perhatian tersebut bukan hanya monopoli para ustadz dan pengurus pondok pesantren, akan tetapi semua kaum muslimin memberikan perhatian terhadap keberlangsungan dan perkembangan pondok pesantren, kemudian mencurahkan apa yang ia bisa curahkan berupa tenaga, ilmu dan materi. Arsitek memperhatikan bangunan pondok, tenaga kesehatan memperhatikan kesehatan pondok, ahli lingkungan memperhatikan lingkungan pondok dan seterusnya. Sumbangsih yang bisa memberikan kontribusi dari institusi pendidikan khususnya teknik sipil dan kesehatan lingkungan yaitu bagaimana bangunan sanitasi khususnya saluran untuk pembuangan buang air besar, karena akan menyebabkan berbagai penyakit yang biasa terjadi di pesantren seperti gatal-gatal, scabies yang disebabkan oleh air yang tercemar. Sedangkan moto para santri adalah kebersihan itu sebagian dari iman, sehingga apabila memotret sanitasi yang ada di pesantren terbilang maka kurang tepat dengan kondisi sebenarnya. 2

3 Kondisi yang bisa di potret di lapangan, banyak pesantren yang tidak memiliki sistem pembuangan berupa septic tank sehingga di salurkan ke sungai atau kolam, sehingga berpengaruh terhadap perubahan prilaku sehingga akan menjadi kebiasaan dan hal ini akan sulit di ubah. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan pengabdian ini merupakan penerapan teknologi pada pesantren, oleh karena itu metode pelaksanaan dipilih pendekatan yang bersifat direktif atau langsung pada titik permasalahan. Rincian dari tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: 1. Interview Tahapan ini untuk mengumpulkan informasi yang lengkap dari pengelola pesantren. 2. Sosialisasi Kegiatan ini dilakukan dalam rangka diseminasi informasi mengenai manfaat sistem pembuangan eksreta dengan septic tank. 3. Edukasi. Tahapan edukasi dilakukan melalui pelatihan kepada pengelola pesantren bagaimana pembuatan sistem pembuangan eksreta dengan septic tank. 4. Implementasi Implementasi merupakan kegiatan berupa pelatihan pembuatan sistem pembuangan eksreta dengan septic tank sehingga aplikasi nya bisa mengurangi pencemaran. 5. Evaluasi Evaluasi merupakan tahapan akhir dari kegiatan pengabdian ini, evaluasi meliputi keseluruhan kegiatan yang sampaikan dalam bentuk laporan kegiatan pengabdian ini. PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan pengabdian dilakukan dengan cara pendekatan ke tokoh masyarakat 3

Pada tahap ini peneliti melakukan sosialisasi dan penjelasan mengenai program yang akan dilakukan seperti waktu dan jam pelaksanaan, kemudian jumlah audien karena akan berdampak pada penyedian snakc

4 Pada tahap ini peneliti melakukan sosialisasi dan penjelasan mengenai program yang akan dilakukan seperti waktu dan jam pelaksanaan, kemudian jumlah audien karena akan berdampak pada penyedian snakc dan konsumsi bagi audien, tetapi pondok pesantren meminta jumlah nya dilebihkan untuk kepentingan para santri supaya mendapatkan asupan gizi yang baik, teknis pelaksanaan seperti penjelasan yang akan apakah memakai alat atau tidak, ataupun dengan penjelasan biasa, kemudian melakukan pembuatan modul septic tank yang akan di simpan di pesantren. 2. Survei sekitar pesantren 4

5 5

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat fasilitas kondisi sarana air bersih dan jamban pesantren, dilihat dari kondisinya memang apabila dibandingkan dengan standar yang dikeluarkan oleh kementrian

6 Kegiatan ini dilakukan untuk melihat fasilitas kondisi sarana air bersih dan jamban pesantren, dilihat dari kondisinya memang apabila dibandingkan dengan standar yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan tidak memenuhi syarat, seperti jamban yang terbuka, membuang sisa BAB ke sungai dan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari terlihat kotor dan tidak memenuhi syarat, sehingga perlu pemberian pengetahuan mengenai efek yang akan terjadi pada kondisi kesehatan sepeti penyakit scabies, diare dan penyakit kulit serta pencernaan lainnya, kemudian apabila kita bandingkan dengan 10 besar penyakit ternyata penyakit yang tertinggi adalah diare dan penyakit kulit, hal ini berkaca dari sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari memang di bawah standar kementrian kesehatan. Mengacu pada hal terbut maka perlu ada sosialisasi mengenai sistem sarana air bersih dan jamban yang baik, yang perlu diterpakan di lingkungan pesantren. 6

7 3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengabdiann ini pertama-tama melakukan dengan mengedukasi stake holder pesantren untuk membuat kebijakan yang lingkungannya khusunya dalam hal pembuatan sarana air bersih dan jamban pesantren sesuai dengan standar dari kementrian kesehatan, hal tersebut ditujukan supaya kondisi santri dan masyarakat di wilayah sekitar bisa mengakses terhadap air bersih yang baik dan jamban yang sesuai dengan peraturan kementrian kesehatan, sehingga ada dua dimensi yang di capai yaitu hadits dari Rosululloh SAW yaitu kebersihan itu sebagian dari iman bisa diimplementasikan dan visi pemerintah mengenai Indonesia Sehat bisa tercapai. Hal tersebut bisa terjadi karena pesantren merupakan institusi yang berpengaruh terhadap kehidupan santri dan masyarakat sekitar, karena di pesantren ada seorang tokoh yang menjadi panutan dan dengan sistem yang masih feodal maka akan mudah menggerakkan masyarakat untuk membuat bersih, sehingga program pemerintah bisa terbantu dan tidak ada lagi plesetan belum sah disebut santri kalau belum pernah scabies. 7

8 8

DAFTAR PUSTAKA 1. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 2. Daryanto. 2005. Kumpulan Gambar Teknik Bangunan. Jakarta: PT. Rineka Cipta 3.

9 DAFTAR PUSTAKA 1. Chandra, B Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 2. Daryanto Kumpulan Gambar Teknik Bangunan. Jakarta: PT. Rineka Cipta 3. Notoatmodjo, S Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta 4. Soeparman dan Suparmin Pembuangan Tinja & Limbah Cair (Suatu Pengantar). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 9

dokumen-dokumen yang mirip

PROPOSAL PROGRAM JAMBAN SEHAT TIM 1000MISSIONARY MOVEMENT DESA WEOE 2010

PROPOSAL PROGRAM JAMBAN SEHAT TIM 1000MISSIONARY MOVEMENT DESA WEOE 2010 A. PENDAHULUAN Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah