Oleh : Suharno ABSTRAK
|
|
- Verawati Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN PENGETAHUAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI DENGAN KETERSEDIAAN JAMBAN KELUARGA DI DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suharno ABSTRAK Keberadaan jamban keluarga sangat penting dalam menjaga kesehatan serta mencegah penyebaran penyakit menular. Masih banyaknya keluarga (41,46%) di Desa Puskesmas DTP Sumberjaya pada tahun 2013 yang membuang tinja langsung ke kolam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, tingkat pendidikan dan status ekonomi dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majalengka Tahun Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasinya adalah seluruh kepala keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Majalengka tahun 2015 yaitu sebanyak 808 orang dan sampelnya sebanyak 89 orang. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengah responden tidak tersedia jamban keluarga (41,6%), kurang dari setengah responden berpengetahuan kurang (48,3%), sebagian besar responden berpendidikan rendah (77,5%) dan lebih dari setengah responden status ekonomi keluarga rendah (52,8%). Ada hubungan antara pengetahuan ( value = 0,004) dan status ekonomi ( value = 0,010) dengan ketersediaan jamban keluarga, namun tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015 dengan value = 0,350. Perlunya pihak puskesmas meningkatkan pemberian informasi dan penyuluhan pada masyarakat mengenai pentingnya jamban keluarga serta perlunya mendorong masyarakat untuk bergotong royong membangun jamban keluarga terutama pada keluarga dengan status ekonomi yang rendah. LATAR BELAKANG Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya. Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas masyarakat (Astuti, dkk, 2013). Bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman menyebabkan masalah pembuangan kotoran manusia meningkat dilihat dari segi kesehatan masyarakat. Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin di atasi karena kotoran manusia
2 adalah sumber penyakit yang multi komplek (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang atau 17% penduduk dunia masih buang air besar di area terbuka, dari data tersebut diatas sebesar 81% penduduk yang buang air besar sembarang (open defecation) terdapat di 10 negara dan Indonesia sebagai Negara kedua terbanyak ditemukan masyarakat buang air besar di area terbuka, yaitu India (58%), Indonesia (5%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%) (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia menggunakan fasilitas Buang Air Besar (BAB) milik sendiri (76,2%), milik bersama (6,7%), dan fasilitas umum (4,2%). Lima provinsi tertinggi untuk proporsi rumah tangga menggunakan fasilitas BAB milik sendiri adalah Riau (88,4%), Kepulauan Riau (88,1%), Lampung (88,1%), Kalimantan Timur (87,8%), dan DKI Jakarta (86,2%). Meskipun sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki fasilitas BAB, masih terdapat rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB sehingga melakukan BAB sembarangan, yaitu sebesar 12,9 persen. Lima provinsi rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB/BAB sembarangan tertinggi adalah Sulawesi Barat (34,4%), NTB (29,3%), Sulawesi Tengah (28,2%), Papua (27,9%), dan Gorontalo (24,1%) (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Penduduk di Propinsi Jawa Barat juga masih ditemukan yang buang air besar di area terbuka sebesar 33,4% pada tahun 2013 dan hasil Riskesdas tahun 2013 penduduk di Propinsi Jawa Barat yang berperilaku benar dalam BAB sebesar 87,8% lebih rendah bila dibandingkan dengan Propinsi DKI Jakarta sebesar 98,9% (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Dampak dari perilaku buang air besar sembarangan seperti ke sungai, kebun, sawah, kolam dan tempat-tempat terbuka lainnya akan merugikan kondisi kesehatan masyarakat, karena tinja dikenal sebagai media tempat hidupnya bakteri Coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit diare muntaber, dan berbagai macam penyakit kulit lainnya. Tinja adalah sumber pengembangan penyakit yang multi kompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber pada tinja dapat melalui berbagai cara, tinja dapat mengkontaminasi makanan, minuman dan sayuran. Baik melalui tangan manusia sendiri atau vektor. Tinja yang bisa mencemari air tanah yang menyebabkan penularan bibit penyakit. Penyakitpenyakit seperti typus abdominalis, kolera, desentri, hepatitis dan berbagai jenis cacing, dapat disebarkan oleh tinja (Machfoed dan Suryani, 2008). Salah satu upaya dalam menurunkan angka kesakitan balita yaitu dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat). PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS dalam upaya pencegahan penyakit pada balita yang paling sederhana dan efektif yang dapat dilakukan oleh keluarga seperti menggunakan jamban sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Pembuangan tinja yang tidak pada tempatnya dapat menyebabkan macam penyakit, hal ini mulai dari tinja yang terinfeksi mencemari tanah atau air permukaan yang terkontaminasi bibit penyakit yang berasal dari tinja diminum manusia, bisa juga tinja yang terinfeksi dihinggapi kecoa atau lalat kemudian hinggap pada makanan atau tempat meletakkan makanan (piring, sendok dan gelas) dan masih banyak orang yang mengambil air di kali untuk keperluan rumah tangga, padahal sejumlah penyakit menyebar melalui tinja seperti typus
3 abdominalis, cholera, hepatitis, dan penyakit-penyakit karena cacing. Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air besar sembarangan, antara lain anggapan bahwa membangun jamban itu mahal, lebih enak buang air besar di sungai, tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, sejak nenek moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2007). Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah. Di pihak lain bilamana masyarakat berperilaku higienis, dengan membuang air besar pada tempat yang benar, sesuai dengan kaidah kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-kasus penyakit menular (Astuti, dkk. 2013). Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 jumlah keluarga yang sudah memiliki jamban sebanyak keluarga (69,88%) dari keluarga. Adapun Puskesmas dengan jumlah keluarga yang memiliki jamban paling rendah terdapat di Puskesmas Sumberjaya yaitu sebanyak keluarga (42,43%) dari keluarga (Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2012). Berdasarkan data UPTD Puskesmas Sumberjaya pada tahun 2014 diketahui bahwa jumlah rumah sebanyak unit. Jumlah keluarga yang masih buag air besar langsung ke kolam sebanyak keluarga (10,3%). Adapun desa dengan jumlah keluarga yang masih membuang tinja langsung ke kolam paling tinggi terdapat di Desa Cidenok yaitu sebanyak 335 keluarga (41,46%) dari 808 keluarga (UPTD Puskesmas DTP Sumberjaya, 2014). Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari buku, atau media massa dan elektronik. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan, baik secara individu maupun kelompok, untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal (Notoatmodjo, 2007). Proses pendidikan menentukan pembentukan pengetahuan dan kemampuan bersikap, mulai dari keluarga hingga lingkungan yang lebih luas. Selain itu proses belajar menentukan bentuk perilaku. Mereka yang berpendidikan tinggi akan berperilaku jauh berbeda dengan berpendidikan rendah. Tingkat kecerdasan sangat menentukan dalam menghadapi tantangan atau pemecahan masalah. Masyarakat yang cerdas lebih mudah memecah masalah karena memiliki pengetahuan yang luas dan daya nalar yang tinggi (Maulana, 2009). Sementara pekerjaan masyarakat dan pendapatan masyarakat yang masih kurang ditambah lagi mahalnya harga kloset di pasaran menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya pembuatan sekaligus pemanfaatan jamban keluarga (Rinzani, 2010). Hasil studi pendahuluan di Desa Puskesmas Sumberjaya pada 10 keluarga pada keluarga yang tidak mempunyai jamban keluarga didapatkan 6 orang (60%) belum mengetahui dampak akibat tidak menggunakan jamban keluarga. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan pengetahuan, tingkat pendidikan dan status ekonomi dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun METODOLOGI PENELITIAN
4 Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan atau desain penelitian cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2010:86) yang dimaksud dengan cross sectional adalah suatu pendekatan dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau akibat, dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 No Ketersediaan Jamban Keluarga f % 1 Tidak tersedia Tersedia Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden di Desa Majalengka Tahun 2015 yang tidak tersedia jamban keluarga sebanyak 37 orang (41,6%) dan yang tersedia jamban keluarga sebanyak 52 orang (58,4%). Hal ini menunjukkan bahwa kurang dari setengah (41,6%) responden di Desa Majalengka Tahun 2015 yang tidak tersedia jamban keluarga. b. Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Buang Air Besar di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Majalengka Tahun 2015 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Keluarga tentang Buang Air Besar di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Majalengka Tahun 2015 No Pengetahuan Keluarga tentang Buang Air Besar f % 1 Kurang Baik Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden di Desa Majalengka Tahun 2015 yang berpengetahuan kurang tentang buang air besar sebanyak 43 orang (48,3%) dan yang berpengetahuan baik tentang 47 buang air besar sebanyak 47 orang (51,7%). Hal ini menunjukkan bahwa kurang dari setengah (48,3%) responden di Desa Majalengka Tahun 2015 yang berpengetahuan kurang.
5 a. Gambaran Tingkat Pendidikan Keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 No Tingkat Pendidikan f % 1 Rendah Tinggi Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden di Desa Majalengka Tahun 2015 yang berpendidikan rendah sebanyak 69 orang (77,5%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 20 orang (22,5%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar (77,5%) responden di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015 berpendidikan rendah. b. Gambaran Status Ekonomi Keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi Keluarga di Desa Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015 No Status Ekonomi Keluarga f % 1 Rendah Tinggi Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat tinggi sebanyak 42 orang (47,2%). Hal diketahui bahwa responden di Desa ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (52,8%) responden di Desa Majalengka Tahun 2015 yang staus ekonominya rendah sebanyak 47 orang (52,8%) dan yang staus ekonominya Majalengka Tahun 2015 dengan status ekonomi keluarga rendah. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Pengetahuan dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Majalengka Tahun 2015 Ketersediaan Jamban No Pengetahuan Keluarga Jumlah Tidak Tersedia tersedia f % f % f % 1 Kurang Baik Jumlah x 2 value Hasil penghitungan statistik menggunakan uji chi square pada α = 0,05 diperoleh x 2 = 9 value = 0,004 ( value < α) yang berarti
6 hipotesis nol ditolak, dengan demikian maka ada hubungan antara pengetahuan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majalengka Tahun b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 Tabel 4.6 No Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 Tingkat Pendidikan Ketersediaan Jamban Keluarga Jumlah Tidak Tersedia tersedia f % f % f % 1 Rendah Tinggi Jumlah Hasil penghitungan statistik menggunakan uji chi square pada α = 0,05 diperoleh value = 0,350 ( value > α) yang berarti hipotesis nol gagal ditolak, dengan demikian maka value 0,350 tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun c. Hubungan Status Ekonomi dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Majalengka Tahun 2015 Tabel 4.7 Hubungan antara Status Ekonomi dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Ketersediaan Jamban No Status Keluarga Jumlah Tidak Ekonomi Tersedia tersedia f % f % f % 1 Rendah Tinggi Jumlah x 2 value Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa proporsi responden dengan Hasil penghitungan statistik menggunakan uji chi square pada α = 0,05 diperoleh x 2 = value = 0,010 ( value < α) yang berarti hipotesis nol ditolak, dengan demikian maka ada hubungan antara status ekonomi dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majalengka Tahun PEMBAHASAN
7 1. Hubungan Pengetahuan dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 dengan value = 0,004. Adanya hubungan hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin baik pengetahuan maka akan mendorong terhadap ketersediaan jamban keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Sudarma (2008) bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahaun dapat ditingkatkan melalui penyuluhan, baik secara individu maupun kelompok, untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa terbentuknya praktik terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif (pengetahuan) dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa objek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui. Secara lebih operasional praktik dapat diartiakan sebagai suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulasi) dari luar objek tersebut. Respons manusia tersebut dapat bersifat pasif yang meliputi pengetahuan, persepsi dan sikap, sedangkan yang bersifat aktif merupakan tindakan yang nyata atau practice. Stimulus terdiri dari 4 unsur pokok yakni sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan dan lingkungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Bambang (2008) bawha perilaku keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan, karena pada dasarnya pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai keadaan disekelilingnya. Keluarga yang membuang tinja langsung ke sungai atau kolam karena meyakini bahwa dengan dibuangnya tinja tersebut akan mencemari lingkungan dan menjadi sumber penyakit. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Herman (2012) di wilayah Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Utara menyatakan bahwa pengetahuan kepala keluarga berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga, juga dengan hasil penelitian Herlianto (2006) di Wilayah Kerja Puskesmas Palak Bengkerung Kabupaten Bengkulu Selatan menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan jamban keluarga. Upaya meningkatkan penggunaan jamban keluarga maka perlunya meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai pentingnya ketersediaan jamban keluarga melalui kegiatan penyuluhan atau pemberian informasi oleh petugas kesehatan kepada masyarakat. 2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015 dengan value = 0,350. Tidak
8 adanya hubungan hal ini dapat dijelaskan bahwa ketersediaan jamban keluarga tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pendidikan saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti pengetahuan atau status ekonomi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Notoatmojo (2010) bahwa karena pengetahuan buang air besar yang sering kurang dipahami oleh keluarga yang tingkat pendidikannya rendah. Sehingga memberi dampak dalam mengakses pengetahuan khususnya di bidang kesehatan untuk penerapan dalam kehidupan keluarga terutama pada keluarga yang berperilaku buang air besar di sembarang tempat. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Maulana (2009) bahwa proses pendidikan menentukan pembentukan pengetahuan dan kemampuan bersikap, mulai dari keluarga hingga lingkungan yang lebih luas. Selain itu proses belajar menentukan bentuk perilaku. Mereka yang berpendidikan tinggi akan berperilaku jauh berbeda denagn berpendidikan rendah. Tingkat kecerdasan sangat menentukan dalam menghadapi tantangan atau pemecahan masalah. Masyarakat yang cerdas lebih mudah memecah masalah karena memiliki pengetahuan yang luas dan daya nalar yang tinggi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Herman (2012) di wilayah Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Utara menyatakan bahwa pendidikan berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga, juga tidak sejalan dengan hasil penelitian Herlianto (2006) di Wilayah Kerja Puskesmas Palak Bengkerung Kabupaten Bengkulu Selatan menyatakan bahwa ada hubungan pendidikan dengan penggunaan jamban keluarga. Tidak adanya hubungan hal ini dapat dijelaskan bahwa pendidikan bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi keluarga dalam ketersediaan jamban keluarga, namun juga adanya faktor lain yang lebih berpengaruih seperti pengetahuan dan status ekonomi. Pengetahuan dan ekonomi lebih berpengaruh dalam hal ini karena dengan adanya kesadaran dan didukung pendapatan akan lebih mudah membangun jamban keluarganya. Maka baik keluarga yang berpendidikan rendah maupun tinggi perlu mendapatkan perhatian dan bimbingan dari petugas kesehatan untuk memanfaatkan jamban keluarga. 3. Hubungan Status Ekonomi dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara status ekonomi dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majalengka Tahun 2015 dengan value = 0,010. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi ekonomi keluarga maka akan menjadi mudah bagi keluarga untuk membangun jamban bagi keluarganya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Chandra (2007) bahwa masih banyak terjadi pembuangan tinja secara sembarangan yang diakibatkan karena tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan dibidang kesehatan lingkungan yang kurang dan kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari generasi ke generasi. kondisi tersebut terutama ditemukan pada masyarakat di pedesaan dan daerah kumuh perkotaan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Maulana (2009) bahwa perilaku keluarga hidup bersih dan sehat sangat ditentukan oleh banyak faktor salah satunya adalah keadaan ekonomi keluarga. Ekonomi yang serba kekurangan menyebabkan
9 keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan primer bagi keluarganya termasuk dalam menjaga kesehatan keluarganya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Herman (2012) di wilayah Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Utara menyatakan bahwa pendapatan berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Herlianto (2006) di Wilayah Kerja Puskesmas Palak Bengkerung Kabupaten Bengkulu Selatan menyatakan bahwa ada hubungan pendapatan dengan penggunaan jamban keluarga. Pentingnya memperhatikan keluarga dengan status ekonomi rendah yaitu dengan adanya dorongan dari petugas kesehatan pada masayarakat untuk bergotong-royong membangun jamban keluarga terutama pada keluarga dengan status ekonomi rendah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Hubungan pengetahuan, tingkat pendidikan dan status ekonomi dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Kurang dari setengah responden di Desa Majalengka Tahun 2015 yang tidak tersedia jamban keluarga. b. Kurang dari setengah responden di Desa Majalengka Tahun 2015 yang berpengetahuan kurang. c. Sebagian besar responden di Desa Majalengka Tahun 2015 berpendidikan rendah. d. Lebih dari setengah responden di Desa Majalengka Tahun 2015 dengan status ekonomi keluarga rendah. e. Ada hubungan antara pengetahuan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun f. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun g. Ada hubungan antara status ekonomi dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015.
10 DAFTAR PUSTAKA Abdullah Syarat Membuat Jamban Sehat. htp://sanitasi.or.id/index., diakses tanggal 23 Mei Astuti, dkk Modul Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Chandra, Budiman Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit. Buku Kedokteran. Departemen Kesehatan RI Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. Herman, J Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga dengan Kepemilikan Jamban Keluarga di Wilayah Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Utara April diakses tanggal 25 Mei Jeperson, H Perilaku Buang Air Besar. diakses tanggal 25 Mei Kementerian Kesehatan RI Hasil Riskesdas Tahun Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Menuju Indonesia Sehat dan Bermutu. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Machfoedz, I. dan Suryani, E Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta : Fitramaya. Maulana Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Notoatmodjo, S Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Rinzani Syarat Membuat Jamban Sehat. Yogyakarta: Nuha. Sudarma Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Sugiyono Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. UPTD Puskesmas DTP Sumberjaya Data Sanitasasi Dasar di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Sumberjaya Tahun Majalengka: UPTD Puskesmas DTP Sumberjaya. Wawan, A. dan Dewi, M Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Jakarta. Nuha Medika. Yussiana, Elza Bisakah Pramuka Memper-cepat Pencapaian PHBS di Masyarakat?. depkes.phbs.mediafire.com, diakses tanggal 25 Mei 2015.
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,
Lebih terperinciYulisetyaningrum ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEBIASAAN BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN DI DUKUH KRAJAN DESA KARANGROWO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 Yulisetyaningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud
Lebih terperinciOleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK Pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, untuk itu setiap negara harus dapat mengurangi
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN JAMBAN SEHAT DI DUSUN II RW. 04 DESA SUKAKARYA KEC. SUKAKARYA KAB. BEKASI TAHUN 2016 Yuli Erlina
Lebih terperinciOleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK
HUBUNGAN PENDIDIKAN, PARITAS DAN KETERPAPARAN INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BUKU KIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LOJI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan
Lebih terperinciOleh : Merlly Amalia ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM EVALUASI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang 2015 Vol. 5, No. 1
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN JAMBAN SEHAT DI DUSUN II RW. 04 DESA SUKAKARYA KEC. SUKAKARYA KAB. BEKASI TAHUN 2015 Ns. Yuli
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar di sungai, pekarangan rumah, atau tempat- tempat yang tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena masyarakat yang berada di daerah pedesaan, terutama yang dilalui sungai masih banyak yang berperilaku tidak sehat dengan buang air besar di sungai, pekarangan
Lebih terperinciOleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DI DALAM RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti memiliki rumah, yang mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga. Kepemilikan jamban bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciOleh : Aat Agustini ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA PERIODE APRIL MEI TAHUN 2015 Oleh : Aat Agustini ABSTRAK Pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :
4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Kondisi Demografi Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten
Lebih terperinciSUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013
SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 MEISKE YUSUF NIM : 841 409 067 Program Studi S1 Keperawatan, Jurusan Keperawatan,
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU Tumiur Sormin*, Yuliati Amperaningsih* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Indonesia
Lebih terperinciOleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperinciSTUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015
STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015 Mahmudah FKM Uniska, Banjarmasin, Kalimantan Selatan E-mail: mahmudah936@gmail.com Abstrak Latar belakang: Diare
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciAnwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 13-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini masih mengahadapi masalah sanitasi dan perilaku untuk hidup bersih dan sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Lebih terperincipeningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia.Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kerugian akibat water-borne diseaseterjadi pada manusia dan juga berdampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Water-borne diseases merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air. Kerugian akibat water-borne
Lebih terperinciPenyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada balita,
Lebih terperincisampel probability propotional to size. Hasil penelitian dianalisa data baik univariat
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT PADA IBU DENGAN ANGKA KESAKITAN BALITA AKIBAT DIARE DI DESA GIRIMULYA WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BANJARAN KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciNisa khoiriah INTISARI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 2 TAHUN DI DESA TURSINO KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO Nisa khoiriah INTISARI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinciOleh : Suyanti ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 0-5 TAHUN DI PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Proses pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN BEROBAT PASIEN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN BEROBAT PASIEN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: H. Ade Tedi Irawan ABSTRAK Tingginya kasus
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Oleh ROSTIN GALOMAT (NIM. 841 410 062, Jurusan Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan tempat, khususnya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2017
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2017 Oleh : Sri Wahyuni* Wawan Kurniawan* Tresna Komalasari***
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 3, No 1 Januari 2018 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA
Lebih terperinciOleh : Aat Agustini ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN MUNJUL WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J
PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DIARE BALITA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT YANG BELUM MEMILIKI JAMBAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Januariska
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Rina Nuraeni ABSTRAK Tuberkulosis (TB atau TBC) merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAYAMANYA KABUPATEN POSO 1) Fitriyah G. Mursad 1) Bagian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DUSUN SEMAMBU BUNTING KELURAHAN JAMBI KECIL KECAMATAN MUARO SEBO TAHUN 1 Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3
Lebih terperinciOleh : Desi Evitasari, Selvia Septiani ABSTRAK. : Pengetahuan, Ibu Hamil, Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI WILAYAH KERJA UPTD TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Desi Evitasari, Selvia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan di masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Salah satu penyakit yang berbasis pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup
1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah suatu pemahaman yang penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup bersih
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE
HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan kehilangan cairan tubuh dalam 24 jam dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari (Word Health Organization, 2009). Gejala ini manifestasi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015
HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015 Syafriani Lecturer STIKes Tambusai Riau Syafrianifani@ymail.com ABSTRAK Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN CARA PENCEGAHAN MALARIA DI DESA JIKO UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR
Al-Sihah : Public Health Science Journal 103-111 ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN CARA PENCEGAHAN MALARIA DI DESA JIKO UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR Sulaemana
Lebih terperinciGambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013
Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas
Lebih terperinciSkripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ERIN AFRIANI J.
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN SUMBER AIR DAN KEBIASAAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008 Skripsi ini Disusun untuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciPERBEDAAN FAKTOR PERILAKU PADA KELUARGA BALITA PNEUMONIA DAN NON PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014
PERBEDAAN FAKTOR PERILAKU PADA KELUARGA BALITA PNEUMONIA DAN NON PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Eti Rohayati ABSTRAK Angka kejadian pneumonia yang
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciPromotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia sehat 2025 adalah tercapainya hak hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin hidup dalam lingkungan yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN Endah Purwaningsih, Yunita Trihapsari ABSTRAK Program Stimulasi, Deteksi dan
Lebih terperinciTINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012
TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 Zulfitri Program S1 Kesehatan Masyarakat U Budiyah Indonesia,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan ABSTRAK
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku
Lebih terperinciSTUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT
STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT Bernadeth Rante Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Abstrak : Masalah gizi semula dianggap
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA ANAK DI KELURAHAN PABBUNDUKANG KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA ANAK DI KELURAHAN PABBUNDUKANG KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP Najamuddin Andi Palancoi * * Fakultas Ilmu Kesehatan UIN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Zuraidah, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik
Lebih terperinciPuskesmas Bilalang Kota Kotamobagu
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Indriyati Mantang 1, Maria Rantung 2, FreikeLumy 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Polekkes Kemenkes Manado
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/bulan. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI Friska Wulandari 1, Suci Musvita Ayu 2 1,2 Fakultas Kesehatan masyarakat, universitas Ahmad dahlan,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Hubungan pendidikan keluarga dengan sanitasi rumah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu dan merupakan dasar individu untuk
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG Asta Kartika 1) Eko Mardiyaningsih 2) Wulansari 3) 1 Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2 Akper Ngudi
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK
ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK Ns. Yenni Lukita, S.Kep 1, Suhardi 2 1 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak 2 Mahasiswa STIK
Lebih terperinciPERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN
1 PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN Sudaryanta 1, Swasti Artanti 2, Ni matul Ulya 3 Email
Lebih terperinciOleh : Eti Wati ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA PUS DI DESA KANCANA WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Eti Wati ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI
ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI Enda Silvia Putri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar, Meulaboh Email: endasilvia@utu.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciKesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon
Serambi Saintia, Vol. V, No. 1, April 2017 ISSN : 2337-9952 Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Maya Maulida Fitri 1, Masyudi 2 1,2) Fakultas Kesehatan Masyarakat USM Email: masyudi29@gmail.com
Lebih terperinciEka Fauzia Laila ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-2 TAHUN DI KELURAHAN BENTENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTENG KOTA SUKABUMI Eka Fauzia Laila ABSTRAK AKB dan AKABA di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi seperti diare. Diare adalah suatu kondisi buang air besar dengan konsistensi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Yeti Yuwansyah Penggunaan alat kontrasepsi sangat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION OF HIV (PMTCT) OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG Dhenok Hajeng Prihestu Leksono, Siti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sindrom penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari
Lebih terperinciDisusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR KELUARGA DI DESA KERJOKIDUL KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health Organization (1) pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI Ani Murtiana 1, Ari Setiyajati 2, Ahmad Syamsul Bahri 3 Latar Belakang : Penyakit diare sampai
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciOleh : VIVI MAYA SARI No. BP
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI PEMUKIMAN NELAYAN KENAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program Studi
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN DENGAN EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Eka Rati Astuti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Alat kontrasepsi suntik
Lebih terperinci