PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI BURUH ANGKUT DENGAN ANALISA DENYUT JANTUNG PADA KARYAWAN PABRIK ROKOK. Muhammad Hermansyah*), Ayik Pusakaningwati**)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI BURUH ANGKUT DENGAN ANALISA DENYUT JANTUNG PADA KARYAWAN PABRIK ROKOK. Muhammad Hermansyah*), Ayik Pusakaningwati**)"

Transkripsi

1 PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI BURUH ANGKUT DENGAN ANALISA DENYUT JANTUNG PADA KARYAWAN PABRIK ROKOK Muhammad Hermansyah*), Ayik Pusakaningwati**) Abstract Nowadays there are many companies that ignore the importance of employee health and comfort in addition to the facilities and amenities they provide. It turned out to guarantee health and safety alone is not sufficient. Because the other hand, the employee still has the risk of disease or impaired health in their retirement years. In this case the researchers looked at the issue of the number of calories it takes employees to perform their duties. Especially for employees of transport workers, who mostly menggunakankan their muscles work. Judging from the type of work, to be sure they need quite a lot of calories. With the unwitting that because of imbalance between consumption and energy needs can lead to a decrease in labor productivity, as well as weight loss and tissue body damage. The energy consumed when a person works is a factor that is less attention, because it is considered less important when associated with a performance that showed. Whereas the use of large amounts of energy for a long time can lead to physical exhaustion. But it would be dangerous if impinge on human mental fatigue, as this will contribute to the errors of serious work. Keywords :Heart Rate, Calories, Work Leisure 1. PENDAHULUAN Persaingan perusahaan yang cukup ketat sekarang ini berimplikasi kepada perbaikan tiada henti, setiap pelaku bisnis ingin memenangkan kompetisi dalam dunia bisnis. Salah satunya dengan cara memberikan perhatian penuh terhadap produk yang mereka hasilkan. Dan tentu saja hal itu tidak terlepas dari kualitas karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut. Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya kesehatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan fasilitas yang mereka sediakan. Ternyata dengan memberi jaminan kesehatan dan keselamatan kerja saja belum mencukupi. Karena disisi lain karyawan masih mempunyai resiko terserang penyakit atau terganggu kesehatannya di masa pensiun mereka. Dalam hal ini peneliti mengamati mengenai masalah jumlah kalori yang dibutuhkan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Terutama bagi karyawan buruh angkut, yang kebanyakan menggunakankan otot mereka dalam bekerja, sudah pasti mereka membutuhkan kalori yang cukup banyak. Dengan tanpa disadari bahwa karena ketidak seimbangan antara konsumsi dan kebutuhan enersi dapat mengakibatkan penurunan produktivitas pekerja, selain juga penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh. Energi yang dikonsumsikan pada saat seseorang bekerja merupakan suatu faktor yang kurang diperhatikan, karena dianggap kurang penting bila dikaitkan dengan performansi yang ditunjukkannya. Padahal penggunaan energi dalam jumlah besar dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kelelahan fisik. Tetapi akan lebih berbahaya apabila kelelahan menimpa mental manusia, karena hal ini akan berimplikasi pada kesalahan-kesalahan kerja yang serius. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan suatu analisa guna menentukan kalori yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Media yang digunakan dalam pengukuran kalori ini adalah detak jantung dari buruh angkut tersebut.

2 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa buruh angkut masih mengalami kekurangan kalori disaat mereka bekerja. Ini terlihat dari masih adanya selisih yang cukup berarti antara jumlah kalori yang tersedia dan jumlah kalori yang dibutuhkan. Terutama kekurangan ini terjadi apabila pada hari tersebut mereka melakukan aktivitas mengangkut tembakau. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana menentukan jumlah kebutuhan kalori bagi karyawan buruh angkut? b. Bagaimana mengatur asupan gizi buruh angkut agar dapat memenuhi kebutuhan akan kalori? Secara umum yang dimaksud dengan kerja fisik (physical work) adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power). Dalam hal ini, maka konsumsi energi (energi consumption) merupakan faktor utama dan tolok ukur yang dipakai sebagai penentu berat/ringannya kerja fisik tersebut. Dalam literatur ergonomi, yang dikonsumsikan akan dinyatakan dalam unit satuan kolo kalori (Kcal) atau kilo Joules (kj) bilamana akan dinyatakan dalam Satuan Standart Internasional (SI) adalah 1 Kilo kalori (Kcal) setara dengan 4.2 kilo Joules (kj). Menurut Lehmann (194) kg adalah beban yang paling effisien untuk dibawa. Lebih ringan dari itu akan lebih baik, tetapi akan membutuhkan lebih banyak perjalanan (pengulangan), dan membawa berat tubuh yang bolak-balik akan menambah total energi yang dikonsumsi. Jika kita mengabaikan jalan kembali, dan effisiensi maksimum, menurut Teeple (302), itu terpenuhi bila beban yang diperbolehkan adalah 35% dari berat badan dengan kecepatan 4,5-5 km/jam. Berat/ringannya suatu pekerjaan bisa dilihat dari gejala-gejala perubahan yang tampak dan bisa diukur melalui pengukuran anggota tubuh/fisik manusia, antara lain seperti : 1. Laju detak jantung (heart rate) 2. Tekanan darah (blood pressure) 3. Temperatur badan (body temperature) 1

3 4. Konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumption) 5. Kandungan kimiawi dalam darah (latic aud content) Diantara cara-cara pengukuran diatas, yang paling sering digunakan adalah pengukuran laju detak jantung. Karena laju detak jantung ini dianggap paling mudah untuk diukur, meskipun metoda ini tidak langsung terkait dengan pengukuran energi fisik (otot) yang harus dikonsumsi seseorag untuk bekerja. Sebenarnya pengukuran energi fisik akan lebih akurat dengan menentukan konsumsi oksigen. Karena denyut jantung sangat sensitif terhadap temperatur dan tekanan emosi. Derajat beratnya beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Dan beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan denyut jantung antara lain tingginya pembebanan otot statis dan banyak sedikitnya otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot. Dalam hal ini otot sangat mempengaruhi kekuatan kerja setiap manusia. Karena otot erat hubungannya dengan pengeluaran energi yang digunakan manusia dalam bekerja. Selain dimanfaatkan untuk evaluasi dan perancangan tata cara kerja, hasil pengukuran energi yang dikonsumsikan untuk kerja juga bisa diaplikasikan untuk beberapa alasan yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan berikut ini : Keselamatan (safety) Pengaturan jadwal istirahat (scheduling breaks) Spesifikasi jabatan (job specification). Evaluasi jabatan (job evaluation) Tekanan factor lingkungan (environmental stress) Untuk mengetahui besarnya energi kerja fisik adalah dengan membandingkan komsumsi oksigen dan laju detak nadi/jantung yang dapat dinyatakan sebagai berikut : Operator laki-laki yang melakukan aktivitas manual fisik dengan pulsa 75 denyut atas detak permenit akan ekivalen dengan konsumsi oksigen 0.5 liter/menit atau sepadan dengan penggunaan energi 2.5 Kcal/menit. Perlu dicatat bahwa pulsa jantung wanita umumnya akan berdenyut lebih cepat (sekitar 10 denyut/menit). Bilamana tidak ada kegiatan fisik yang dilakukan misalnya dalam kondisi istirahat, biasanya pulsa akan sebesar 62 denyut/menit, dimana hal ini akan ekivalen dengan konsumsi oksigen sebesar 2.5 ml/menit atau sepadan pengeluaran energi sebesar 1.25 Kcal/menit. Dari hasil penelitian mengenai fisiologi kerja diperoleh kesimpulan bahwa 5.2 Kcal/menit akan dipertimbangkan sebagai maksimum energi yang dikonsumsikan untuk melaksanakan kerja fisik berat/kasar terus menerus. Suatu standart dari dunia barat menyatakan bahwa maksimum kalori kerja adalah 4800 kalori sehari sebagai rata-rata setahun. Tetapi nilai ini perlu ditelaah karena adanya perbedaan ukuran tubuh dan kapasitas kerja. 2

4 2. METODOLOGI PENELITIAN Dalam mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan, maka peneliti melakukan serangkaian kegiatan antara lain: a. Riset Lapangan ( Field Research ) Merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan jalan mengamati secara langsung suatu objek tertentu yang melakukan sejumlah kegiatan dalam perusahaan yang sedang diteliti atau pengamatan langsung terhadap kegiatan di lapangan. b. Riset Kepustakaan ( Library Research ) Metode penelitian berdasarkan sumber data yang diperoleh dari sejumlah buku, literature, majalah ilmiah, data informasi yang terdapat pada perpustakaan kampus, perpustakaan Kota, perpustakaan Akademi Gizi ataupun yang terdapat pada instansi tempat penelitian skripsi. c. Identifikasi dan Perumusan Masalah Dari data hasil survey dan wawancara, peneliti menentukan permasalahan yang timbul berdasarkan hipotesa sebelum,pengolahan data. d. Menentukan Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, dapat ditentukan beberapa tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini bersifat sementara, karena ada kemungkinan tujuan penelitian ini tidak dapat dicapai atau timbul tujuan yang baru. e. Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung dilapangan, wawancara dan mempelajari dokumentasi perusahaan. f. Pengolahan Data Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : Pengukuran denyut jantung buruh angkut pada saat beraktivitas Pengkonversian denyut jantung kedalam kebutuhan kalori Menentukan kandungan kalori pada makanan buruh angkut Penyusunan menu usulan dengan kandungan kalori sesuai kebutuhan g. Membuat Kesimpulan Kesimpulan dibuat berdasarkan pengolahan dan analisis data. 3

5 Survey Perusahaan Studi Literatur Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Pengumpulan Data Data Produktivitas awal Buruh angkut Data denyut jantung buruh angkut Data Kandungan kalori pada makanan Data Ekstrim dibuang Uji Keseragaman data Tidak seragam? Ya Uji Kecukupan data cukup? Ya Tidak Tambah data Pengolahan Data Pengukuran Kandungan Kalori Makanan Buruh Pengukuran Kebutuhan Kalori Buruh Angkut Pengukuran Kekurangan Kalori Buruh Angkut Usulan Perbaikan Menu Makanan Buruh Angkut Pengukuran Produktivitas setelah perbaikan Kesimpulan Penulisan Laporan Gambar 2.Diagram Alir Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data yang dilakukan demi perbaikan pemenuhan kebutuhan kalori pada buruh angkut bagian gudang. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara Penelitian Lapangan (Field Research). Dimana peneliti mengadakan pengamatan terhadap obyek yang akan diteliti. Adapun teknik yang digunakan yaitu : 1. Mengukur produktivitas buruh angkut dengan analisa Bioritmik. 2. Mengukur beban faal kerja buruh angkut dengan pengukuran denyut jantung. 3. Mengukur kebutuhan kalori buruh angkut. 4. Mengukur kandungan kalori makanan buruh. Untuk pemenuhan kebutuhan kalori buruh angkut ini, diperlakukan data-data pendukung sebagai berikut : 4

6 Pengukuran Denyut Jantung Pengukuran denyut jantung ini bertujuan untuk menentukan beban faal kerja buruh angkut. Sehingga peneliti bisa mengetahui apakah pekerjaan tersebut termasuk pekerjaan ringan, sedang ataupun berat. Alat yang digunakan dalam pengukuran denyut jantung ini adalah Heart Rate Monitor (foto alat dan contoh pemakaian terlampir). Pengukuran dilakukan pada dua (2) kondisi, yaitu yang pertama pada saat buruh mengangkut tembakau dan yang kedua pada saat diluar mengangkut tembakau (buruh melakukan kegiatan selain mengangkut tembakau). Tetapi sebelum peneliti mengukur nadi kerja dari para buruh angkut, terlebih dulu peneliti mengukur denyut jantung normal dari buruh angkut tersebut. Pengukuran dilakukan sebelum buruh angkut melakukan pekerjaannya, yaitu sebelum jam kerja dimulai. Salah satu tujuan dari pengukuran denyut jantung normal ini adalah untuk memastikan buruh dalam keadaan sehat dan tidak keadan tertekan. Pengamatan Menu Makanan Buruh Angkut Pengamatan untuk penentuan kalori ini hanya dilakukan dalam satu minggu saja (enam hari). Karena peneliti mengangap bahwa variasi dari menu makanan buruh angkut sangatlah terbatas, mengingat makanan buruh disediakan dari pihak perusahaan. Sehingga tidak ada perbedaan menu dari satu buruh dengan buruh yang lain. Sebagai catatan bahwa menu makanan saat ada kedatangan truk maupun tidak ada kedatangan truk diperlakukan sama oleh pihak perusahaan. 5

7 Pengamatan Kegiatan Buruh Angkut Pengamatan kegiatan buruh angkut ini bertujuan untuk mengetahui apa-apa saja yang dikerjakan oleh buruh angkut pada saat mereka bekerja. Pengamatan ini dilakukan pada 10 orang buruh angkut pada bagian gudang. Kegiatan buruh angkut ini dibedakan menjadi dua, yaitu yang pertama kegiatan jika truk tembakau datang dan kegiatan pada saat tidak ada yang datang. Sebenarnya tidak terdapat banyak perbedaan antara kegiatan saat truk datang dan saat truk tidak datang, Perbedaanya hanya jika tidak ada truk yang datang, maka para buruh tidak perlu memindahkankan tembakau dari truk ke gudang dan tidak perlu menimbang tembakau yang baru datang tersebut. Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada kegiatan buruh angkut saat truk datang. Karena peneliti menganggap aktivitas terberat yang dilakukan oleh buruh angkut adalah sewaktu memindahkan tembakau dari truk menuju ke gudang. Kedatangan truk tembakau ini bersifat konstan yaitu 3 truk setiap dua hari sekali. Setiap truk mengangkut kurang lebih 2375 kg tembakau (sekitar 72 keranjang). Jadi dalam satu hari diperkirakan seorang buruh angkut mengangkut kurang lebih kali/keranjang. 6

8 Perhitungan Denyut jantung Dari data denyut jantung yang diperoleh, peneliti melakukan perhitungan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan sudah mencukupi dan sudah seragam. Uji keseragaman data mengangkut tembakau 2 ( Xi X) Simpangan Baku : s = i 1 = 1,955 N 1 Tingkat kepercayaan 95% (k=2) Tingkat ketelitian 10% BKA = X+ k.s = 128,4 + (2x1,955) = 132 BKB = X - k.s = 128,4? (2x1,955) = 124 Uji kecukupan data mengangkut tembakau N 2 k 2 2 NXi ( ) ( Xi ) N = s = 0.08 Xi Dilihat dari nilai N yang lebih kecil dibandingkan N, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data sudah mencukupi. Setelah data dianggap seragam dan cukup dalam 6 hari kerja, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam aktivitas mengangkut tembakau beban faal kerjanya adalah berat. Ini dapat dilihat dari denyut jantung rata-rata mengangkut tembakau 128 denyut/menit, yang nilai tersebut termasuk dalam golongan kerja berat. Sedangkan untuk aktivitas diluar mengangkut tembakau (menjemur, menyortir dan mengangkat) beban faal kerjanya adalah agak berat atau sedang. Ini dapat dilihat dari denyut jantung rata-rata menjemur tembakau 110 denyut/menit, menyortir tembakau 107 denyut/menit dan mengangkat tembakau 114 denyut/menit, yang kesemua nilai tersebut termasuk dalam golongan kerja agak berat atau sedang. Untuk penentuan jenis faal kerja diatas peneliti membandingkan denyut buruh dengan tabel konversi faal kerja berikut ini : Jadi dengan melihat tabel konversi maka peneliti menganbil kesimpulan bahwa dalam pekerjaan buruh angkut 1,5 jam merupakan kerja berat dan dalam 5 jam merupakan kerja sedang atau agak berat. Kandungan Kalori Makanan Buruh Sebelum Perbaikan Perhitungan kandungan kalori ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan jumlah kalori yang dimiliki buruh angkut sebelum dilakukan perbaikan menu. Untuk mengetahui 7

9 kandungan kalori tersebut, peneliti menggunakan tabel konversi kandungan kalori pada makanan dari berbagai sumber literature buku gizi yang telah peneliti lampirkan. Dari data kandungan kalori makanan yang diketahui diatas, dapat ditentukan rata-rata jumlah kalori yang dimiliki buruh angkut adalah sebagai berikut : Pengujian kecukupan data kandungan kalori makanan buruh angkut : N = 0,134. Dilihat dari nilai N yang lebih kecil dibandingkan N, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data sudah mencukupi. Artinya keenam data kandungan kalori makanan ini sudah cukup mewakili. Penentuan Kebutuhan Kalori Buruh Angkut Penentuan kebutuhan kalori buruh angkut mengunakan rumus kebutuhan kalori berdasarkan koefisien tingkat pekerjaan, dituliskan sebagai berikut : Kegiatan Ringan = 1,6 x Metabolisme Basal Kegiatan Sedang = 2,5 x Metabolisme Basal Kegiatan Berat = 3,0 x Metabolisme Basal Dengan mengacu pada data denyut jantung ke-sepuluh buruh angkut, sudah dapat diketahui bahwa buruh angkut melakukan kerja berat selama 1,5 jam, kerja sedang 5 jam, dan waktu istirahat selama 1 jam. Jadi rumus yang akan digunakan hanya untuk pekerjaan sedang dan berat saja. Tentu saja yang pertama kali harus dilakukan adalah menghitung besarnya Metabolisme Basal (MB) dari setiap buruh angkut. Dengan menggunakan rumus Metabolisme basal untuk orang laki-laki sebagai berikut : M B laki-laki = 66,42 + (13,75 x BB) + (5 x TB) - (6,78 x U) Dimana: BB adalah berat badan dalam kilogram, TB adalah tinggi badan dalam centimeter, U adalah usia dalam satuan tahun. 8

10 Setelah peneliti mengetahui besarnya Metabolisme Basal bagi setiap buruh, baru kemudian peneliti menghitung kebutuhan kalori pada jam kerja (8 jam kerja). Yaitu dengan memasukkan jumlah Metabolisme Basal tersebut dalam rumus kalori kerja, dengan menggunakan rumus kerja sedang dan kerja berat. Kalori yang Dimiliki Buruh Angkut Dengan data jumlah kalori yang dimiliki buruh angkut diatas, peneliti dapat menentukan kekurangan kalori buruh angkut yang seharusnya terpenuhi dari makanan yang disediakan oleh pihak perusahaan. Dari data diatas dapat dilihat bahwa masih terdapat rata-rata kekurangan kalori sebesar kurang lebih sekitar 81,99 kal/8 jam dan kekurangan kalori terbesar 106,8576 kal/8 jam. Perlu ditegaskan kembali bahwa kekurangan jumlah kalori ini hanya terjadi pada hari kedatangan truk saja. Dari fakta inilah peneliti menganggap diperlukannya perbaikan menu makanan dari buruh angkut tersebut. Produktivitas Awal Data produktivitas awal ini diperlukan sebagai pembanding dengan produktivitas setelah perbaikan menu makanan. Pada pengukuran produktivitas buruh angkut ini peneliti mengganalisa penggunaan waktu kerja, mengingat kegiatan dari buruh angkut ini tidak memiliki waktu sandart yang pasti.penentuan produktivitas waktu yang digunakan buruh angkut, peneliti menggunakan grafik Bioritmik sebagai alat pembantu untuk mengetahui penggunaan waktu kerja oleh para buruh angkut. Sebelummya peneliti mengkategorikan kegiatan-kegiatan buruh angkut kedalam kegiatan produktif dan non produktif. Yang termasuk dalam kegiatan produktif antara lain : Menyiapkan tembakau yang akan dijemur Menyiapkan area penjemuran Menjemur tembakau Meratakan tembakau yang dijemur Menyortir tembakau Menurunkan tembakau dari truk Menimbang tembakau yang baru dating Membawa tembakau ke gudang Membolak-balik tembakau yang dijemur Menyiapkan tempat tembakau kering Memasukkan tembakau kering pada tempatnya Memasukkan tembakau kering ke gudang 9

11 Sedangkan kegiatan yang termasuk dalam kegiatan non produktif antara lain : Mengenakan atribut-atribut kerja (Topi, masker, sarung tangan) Ngobrol dengan teman Menunggu kedatangan truk Menunggu pergantian truk Duduk-duduk sambil kipas-kipas Mengambil minum Berdiri sambil istirahat Pemenuhan Kebutuhan Kalori Perbaikan Menu Makanan Perbaikan menu makanan ini dianggap penting karena dengan semakin berkembangnya pasar global, cepat atau lambat akan ditetapkan standart-standart kesehatan kerja yang akan menjadi salah satu patokan diakuinya suatu perusahaan. Dengan perhitungan yang telah dipaparkan, terlihat bahwa masih banyak jumlah kekurangan kalori yang dialami oleh buruh angkut.jika dilihat dari menu makanan harian buruh angkut, menu makanan mereka belum memenuhi kriteria empat sehat lima sempurna. Karena tidak adanya menu buah dan susu sebagai pelengkap. Padahal kalsium susu dibutuhkan untuk menjaga tulang kita agar tetap kuat. Selain itu susu merupakan salah satu sumber kalori yang kandungan karbohidrat, lemak dan proteinnya tidak terlalu tinggi, kerena sebagian besar dari kandungan susu adalah kalsium. Namun ada yang perlu diperhatikan mengenai konsumsi susu ini (terutama susu sapi), yaitu bahwa susu memiliki struktur yang rumit. Ini dikarenakan susu sapi memiliki kadar kasein (salah satu bentuk protein yang kasar dan kental) 300% lebih tinggi dibandingkan dengan ASI, sehingga terlalu berat bagi sistem pencernaan manusia. Oleh karena itu sebaiknya susu sapi tidak dikonsumsi dengan makanan lain, terutama makanan yang proses pencernaanya juga rumit seperti daging. Karena susu yang tidak bisa dicerna dengan baik akan meninggalkan residu yang menimbulkan efek toksin dan bisa menyebabkan alergi atau diare. Untuk menghindari hal tersebut, peneliti menyertakan menu susu sapi pada pagi hari sebelum buruh mulai bekerja. Sedangkan buah-buahan merupakan makanan pembentuk basa dalam tubuh kita. Dan perlu diketahui bahwa kita harus bisa menjaga keseimbangan asam basa jaringan tubuh dan darah yang harus berada pada ph 7,3-7,5 agar tetap sehat dan dapat berfungsi secara optimal. Namun jika dilihat pada menu sehari-hari masyarakat sekarang ini umumnya sebagian besar terdiri dari makanan pembentuk asam dan hanya sebagian kecil yang merupakan makanan pembentuk basa. Artinya porsi nasi dan lauk protein seperti daging, ikan/telur umumnya lebih banyak daripada buah dan sayuran segar. Sariawan, nyeri lambung, flu, atau kelebihan berat badan merupakan gejala tingkat keasaman tubuh sudah mulai tinggi. Kondisi ini bisa semakin buruk jika ditambah dengan kebiasaan makan makanan rendah energi dan makanan yang kurang bergizi. Sangat disayangkan apabila kebutuhan akan susu dan buah-buahan ini tidak terpenuhi.atas dasar tersebut diatas peneliti membuat beberapa perbaikan menu makanan buruh angkut. Selain itu agar organ-organ dalam tubuh dapat berfungsi dengan baik, tubuh membutuhkan karbohidrat sebanyak (maksimal) 60-70%, lemak 20-30% dan protein 10-15% dari kebutuhan energi total. Pada perhitungan kandungan makanan buruh dapat terlihat bahwa masih terlalu banyaknya kandungan karbohidrat, yaitu sekitar 85,6 %. Oleh karena itu peneliti merasa perlu mengurangi kandungan karbohidrat pada makanan buruh angkut dengan cara mengurangi takaran sumber karbohidrat terbesar, yaitu dari nasi. Untuk penambahan 10

12 menu makanan peneliti menggunakan kekurangan kalori terbesar sebagai patokan. Supaya buruh yang mengalami kekurangan kalori terbanyak dapat terpenuhi kebutuhan kalorinya, dan secara otomatis kekurangan kalori pada buruh lain dapat terpenuhi. Yang pertama dilakukan adalah menguragi takaran nasi ± 50 gram yang memiliki nilai kalori sebesar 89 kalori. Sehingga rata-rata kekurangan menjadi (106,85 kal + 89 kal) 195,85 kalori setiap harinya. Jadi penambahan menu yang dilakukan setidaknya mengandung rata-rata 195,85 kalori. 2. KESIMPULAN a. Jenis pekerjaan yang dilakukan buruh angkut adalah 1,5 jam pekerjaan berat, 5 jam pekerjaan sedang dan 1,5 jam istirahat dengan kebutuhan kalori rata-rata kal/ 8 jam kerja, akan mengalami kekurangan kalori pada saat mereka bekerja kurang lebih sekitar 6,5 % (106,8576 kal/8jam) dari makanan yang mereka makan setiap harinya. b. Dari perhitungan kandungan kalori makanan sesudah perbaikan rata-rata sebesar 1284,013 kal/8jam, mengalami peningkatan sebesar 9,63 % dari kandungan kalori makanan rata-rata sebelum perbaikan. Perbandingan produktivitas kerja dari sebelum perbaikan 73,99 % menjadi 74,81 %, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0.81 %. *,**) Staf Pengajar UYP Pasuruan DAFTAR PUSTAKA Arisman, Gizi dalam Daur Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Auliana, Rizqi, Gizi & Pengolahan Pangan, AdiCita Karya Nusa, Yogyakarta, Djaeni Sediaoetama, Achmad, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi, Dian Rakyat, Jakarta, E., Grandjen, Fitting the Task to the Man, Taylor & Fancis Ltd, London, Nurmianto, Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi kedua, Institut Teknologi Sepuluh November, Suma mur, Ergonomi untuk Produktivitas Kerja, Dharma Bhakti Muara Agung, VITAMIND, Temukan Golden Moment Anda Panduan Praktis Bioritme, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Edisi pertama, Guna Widya, Jakarta,

Penentuan Menu Makanan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kalori Buruh Pabrik Dengan Analisis Detak Jantung

Penentuan Menu Makanan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kalori Buruh Pabrik Dengan Analisis Detak Jantung Penentuan Menu Makanan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kalori Buruh Pabrik Dengan Analisis Detak Jantung Muhammad Hermansyah 1, M. Imron Mas ud 2 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Yudharta Pasuruan,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI DENGAN ANALISA DENYUT JANTUNG PADA BURUH ANGKUT MATERIAL DI PERUSAHAAN X *) Julianus Hutabarat Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan

Lebih terperinci

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Kerja Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS TUGAS AKHIR ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS DITINJAU DARI ASPEK BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI (Studi Kasus di PT. Bahama Lasakka, Batur, Ceper, Klaten) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar Kegiatan Belajar -6 Modul 4: Konsumsi Energi Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-4, data M Arief Latar 1 I. PENDAHULUAN Modul-4, data M Arief Latar 2 Pengantar Jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot

Lebih terperinci

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan

Lebih terperinci

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) In order that people maybe happy in their work these three things are needed: they must be fit for it, they must

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI (Studi Kasus: Proses Perontokan Padi Di KUD Desa Jatirejo Sawit, Boyolali) Disusun

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI A. DESKRIPSI Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan

Lebih terperinci

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015 FISIOLOGI KERJA (II) hanna.udinus@gmail.com Teknik industri 2015 Proses Metabolisme Proses metabolisme menghasilkan panas & energi untuk kerja lewat sistem otot manusia. Unit/satuan yang digunakan : 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia

Lebih terperinci

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kerja Pengertian atau definisi dari kerja adalah semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut

Lebih terperinci

PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST

PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST Yuanita Kusumadewi, Ketut Artana Program Studi Magister Teknik Industri, PascaSarjana Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) In order that people maybe happy in their work these three things are needed: they must be fit for it, they must

Lebih terperinci

Penerapan Alat Steaming Oven Untuk Peningkatan Produksi Rotan Di UD. Rukun Rotan Malang

Penerapan Alat Steaming Oven Untuk Peningkatan Produksi Rotan Di UD. Rukun Rotan Malang Penerapan Alat Steaming Oven Untuk Peningkatan Produksi Rotan Di UD. Rukun Rotan Malang Erni JunitaSinaga 1,*, Mujiono 1, Priscilla Tamara 1 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat kesehatan karyawan dan kenyamanan kerja dapat mencerminkan keseriusan suatu perusahaan dalam memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Ditinjau dari sisi ergonomi,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dimana melakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja dinamis. Pengukuran dilakukan seluruh anggota badan seperti pergerakan anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang diciptakan dengan tubuh yang memiliki bagian dengan fungsinya masing-masing untuk menunjang kehidupan. Tubuh manusia juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Hasil perkebunan berupa getah karet akan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL Otong Andi Juhandi (30402785) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Kontak Person : Otong Andi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gizi a. Definisi Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Menurut cara pengucapan Mesir, ghidza dibaca ghizi. Gizi adalah segala

Lebih terperinci

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG. GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG. Reguelta F. Damopoli*, A.J.M Rattu*, P.A.T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan

Lebih terperinci

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. 1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i PEDOMAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv AYAT AL-QURAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SINGKATAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) Apriani Sukmawati 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Gambar 3.1 Flow Chart

Lebih terperinci

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE 2.1. Tujuan Praktikum Setelah mengikuti praktikum, praktikan diharapkan : a. Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri, 2 Institut Teknologi Nasional Malang Kontak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

Lebih terperinci

KAJIAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU TERHADAP BEBAN KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN

KAJIAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU TERHADAP BEBAN KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU TERHADAP BEBAN KERJA DAN WAKTU Elvira Handayani dan Annisaa Dwiretnani (Dosen Teknik Sipil Unbari) Abstrak Produktivitas menjadi isu dominan dalam industri jasa konstruksi. Dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR Hendrayati 1, Sitti Sahariah Rowa 1, Hj. Sumarny Mappeboki 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan,

Lebih terperinci

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 3 BEBAN KERJA FISIK Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com BEBAN KERJA FISIK Beban

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN: Organisasi Kerja Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Organisasi Kerja Organisasi kerja terutama menyangkut waktu kerja; waktu istirahat;

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum ini, praktikan diharapkan: 1. Mampu memahami dan mengetahui kekuatan otot anggota tubuh manusia 2. Mampu memahami

Lebih terperinci

TI T PS K ESEHATA T N 1

TI T PS K ESEHATA T N 1 TIPS KESEHATAN 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter per menit, atau sekitar 7.200

Lebih terperinci

. II. TINJAUAN PUSTAKA

. II. TINJAUAN PUSTAKA . II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah dengan memecah partikel menjadi lebih kecil sehingga memudahkan akar

Lebih terperinci

HEALTH SECRET. Q & S Dept Travira Air

HEALTH SECRET. Q & S Dept Travira Air HEALTH SECRET Q & S Dept Travira Air 2009 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dilakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja statis. Pengukuran ini dilakukan pada anggota badan yaitu tangan dan kaki yang diberi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga bulan Oktober 2010 yang berlokasi di areal persawahan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko kerja yang tinggi merupakan hal yang sangat tidak diinginkan setiap orang terutama di tempat kerja. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011 di Areal Pesawahan di Desa Cibeureum, Kecamatan Darmaga,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING Ratih Setyaningrum Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan industri di Indonesia dimulai dari teknologi sederhana sampai teknologi modern. Semakin canggih teknologi yang digunakan semakin tinggi pula pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menerapkan pola hidup sehat merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Hidup dengan cara sehat sangat baik untuk kesehatan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta NUTRISI PADA ANAK Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah salah satu di antaranya adalah nyeri otot leher. Bekerja dengan posisi berdiri yang di

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adapun massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh, memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Index Massa Tubuh Index Massa tubuh adalah salah satu pengukuran status gizi antopometri seseorang dengan menggunakan tinggi badan dan berat badan. Cara ini efektif digunakan

Lebih terperinci

Studi Awal Interaksi Man-Machine Pada Mesin Cetak Genteng Sistem Banting

Studi Awal Interaksi Man-Machine Pada Mesin Cetak Genteng Sistem Banting Studi Awal Interaksi Man-Machine Pada Mesin Cetak Genteng Sistem Banting Suryadiwansa Harun, Achmad Yahya, dan Arinal Hamni Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung Jln.Prof,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian Evaluasi Kebijakan Shift Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Operator Penerimaan dan Penimbunan PT. Pertamina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) PERTEMUAN #13 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan, tantangan, bahkan dapat pula menjadi gangguan dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TAHU TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LEMAK TIDAK JENUH PADA MINYAK KELAPA SAWIT

ABSTRAK PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TAHU TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LEMAK TIDAK JENUH PADA MINYAK KELAPA SAWIT ABSTRAK PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TAHU TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LEMAK TIDAK JENUH PADA MINYAK KELAPA SAWIT Maria Stacey N, 2009. Pembimbing I : Winsa Husin,dr., MSc., MKes Pembimbing II : Dra.

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal

Lebih terperinci

PENGATURAN JUMLAH KALORI YANG DIKONSUMSI UNTUK MENENTUKAN JADWAL KERJA KARYAWAN T U G A S S A R J A N A. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

PENGATURAN JUMLAH KALORI YANG DIKONSUMSI UNTUK MENENTUKAN JADWAL KERJA KARYAWAN T U G A S S A R J A N A. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari PENGATURAN JUMLAH KALORI YANG DIKONSUMSI UNTUK MENENTUKAN JADWAL KERJA KARYAWAN T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh HELGA YULANDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin suksesnya industrialisasi tersebut dituntut tingkat efisiensi yang tinggi terhadap penggunaaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo

Lebih terperinci

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT Tri Wibawa Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta, 55281 Telp. 0274-485363 Fax. 0274-486256

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo)

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo) TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi S-1

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung SATUAN ACARA PENYULUHAN ( Gizi Seimbang Pada Lansia ) Topik Sasaran : Gizi Seimbang Pada Lansia : lansia di ruang Dahlia Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Waktu Tempat : 25 menit : Wisma Dahlia di UPT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: a. Tingkat beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana pembangunan untuk mencapai

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri pada masa kini telah berada pada masa perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari begitu banyaknya perusahaan ataupun industri-industri

Lebih terperinci

Penilaian beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi

Penilaian beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi SNI 7269:2009 Standar Nasional Indonesia Penilaian beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi ICS 13.100 Badan Standardisasi Nasional SNI 7269:2009 Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL Volume 8 No.2 Juli 2016 ISSN : 2085 1669 e-issn : 2460 0288 Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek Email : jurnalteknologi@umj.ac.id U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A PERBAIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu mengembangkan seluruh fungsional kemampuannya. Mereka memberikan sumbangan kepada masyarakat yang lain agar hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

Eko Winarti, SST.,M.Kes

Eko Winarti, SST.,M.Kes (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Nutrisi Ibu Hamil Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN 1 Tema : Nutrisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11) anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan

Lebih terperinci