PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2014"

Transkripsi

1 PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2014 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LANDAK 2013

2 PENGANTAR Berdasarkan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka daerah diharuskan menyusun dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah. RKPD Kabupaten Landak tahun 2014, disusun dengan maksud memberikan arah pelaksanaan pembangunan 1 (satu) tahun ke depan serta indikasi besaran dana yang diperlukan. Pengelompokan Urusan Pemerintah dalam penyusunan RKPD Kabupaten Landak pada tahun 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; sedangkan sistematika dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun Pembangunan di Kabupaten Landak yang merupakan bagian integral pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam pelaksanaan pembangunannya sangat memerlukan dukungan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat ataupun kalangan swasta. Oleh karena itu kami menyambut baik Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Propinsi Kalimantan Barat dan Musyawarah Perencanaan Nasional yang merupakan agenda propinsi dan nasional dalam rangka meningkatkan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten. Kami berharap RKPD Kabupaten Landak Tahun 2014 yang telah disusun ini dapat dijadikan sebagai masukan yang berharga guna merumuskan kebijakan yang akan diambil untuk dilaksanakan di Kabupaten Landak. Ngabang, Mei 2014 BUPATI LANDAK, DR. Drs. ADRIANUS ASIA SIDOT, M.Si Kata Pengantar Halaman i

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Grafik BAGIAN KESATU Peraturan Bupati Landak tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Landak Tahun 2014 i ii iii v vi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Hubungan Antar Dokumen Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD Sistematika Penyusunan RKPD... 6 BAB II BAB III CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN DAN 8 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN Evaluasi Pencapaian Kinerja Indikator Makro 8 Pembangunan Daerah Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Isu Strategis dan Masalah Mendesak RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA 112 KERANGKA PENDANAAN Kondisi Ekonomi Makro Daerah Tahun 2012 dan Perkiraan 112 Tahun Tantangan serta Arah Kebijakan dan Sasaran Ekonomi 113 Makro Tahun Arah Kebijakan Keuangan Daerah BAB IV SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VI LAMPIRAN PENUTUP Kaidah Pelaksanaan Tindak lanjut Daftar Grafik Halaman ii

4 DAFTAR TABEL Tabel 1 Pencapaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan Daerah Kabupaten Landak Tabel 2 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Sumber Daya Manusia Kab. Landak yang berkualitas, berkapasitas, kreatif dan inovatif Tabel 3 Perbandingan APK tahun Tabel 4 Perbandingan APM tahun Tabel 5 Perbandingan Angka Pendaftaran Siswa tahun Tabel 6 Perbandingan Rasio Siswa terhadap Guru tahun Tabel 7 Proporsi Tenaga Pendidik yang Layak Mengajar tahun Tabel 8 NEM/UAN per Jenjang Pendidikan tahun Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Pencapaian Kinerja Sasaran Terwujudnya masyarakat Kabupaten Landak yang sehat dan sejahtera... Kondisi Sumber Daya Kesehatan di Kabupaten Landak. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatkan Pengelolaan Keuangan Daerah yang Akuntabel dan Transparan... Jumlah Anggaran dan Realisasi Pendapatan Jumlah Realisasi Pendapatan 2012 dan Realisasi Pencapaian Kinerja Sasaran Mengurangi Angka Kemiskinan dan Pengangguran Melalui Penciptaan Lapangan Pekerjaan.. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan Koperasi, Industri, Perdagangan dan UKM yang Profesional. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya industri pariwisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal... Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatkan Ekonomi Rakyat Berkelanjutkan melalui Pembangunan di Bidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kelancaran Arus Barang dan Orang... Pencapaian Kinerja Sasaran Terbukanya daerah-daerah terisolir, pedalaman dan tertinggal... Perbandingan Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Landak (dalam Km).. Pencapaian Kinerja Sasaran Mewujudkan pembangunan Kabupaten Landak yang berwasasan lingkungan hidup... Jumlah Izin Usaha Pertambangan di Kab. Landak Tahun Pencapaian Kinerja Sasaran Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Demokratis, Berkeadilan, Jujur, Bertanggung jawab, Berintegritas dan Akuntabel... Pencapaian Kinerja Sasaran Menerapkan pelayanan publik, sistem informasi terpadu, dan penjamin mutu yang berkualitas dan efisien. Jumlah Penduduk Kabupaten Landak Berdasarkan Jenis Kelamin pada tahun 2012 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatkan Kepastian Hukum, Keamanan dan Perpolitikan yang Kondusif guna Mendukung Kinerja Pemerintahan Daerah dan Iklim Investasi yang Sehat Daftar Grafik Halaman iii

5 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Jumlah PERDA yang di Undangkan/Ditetapkan Tahun Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Landak. Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Landak Tahun Realisasi dan Proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Landak Tahun Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Landak Tahun Realisasi dan Proyeksi Belanja Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Landak Tahun Rekapitulasi Realisasi dan Proyeksi (Pagu Indikatif) Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Landak Tahun Rekapitulasi Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2014 Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat Daftar Grafik Halaman iv

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Hubungan RPJP, RPJM, RKPD, Renstra SKPD dan Renja SKPD... 5 Gambar 2 Hubungan RPJP, RPJM, RKPD, Renstra SKPD dan Renja SKPD... 5 Daftar Grafik Halaman v

7 DAFTAR GRAFIK Grafik 1 Grafik 2 Grafik 3 Grafik 4 Grafik 5 Grafik 6 Grafik 7 Grafik 8 Produk Domestik Bruto (PDRB) Menurut Harga Konstan Kabupaten Landak Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Landak dan Provinsi Kalbar Tahun Sumber dan Laju PDRB Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten 11 Landak Tahun Struktur Ekonomi Kabupaten Landak Tahun Grafik perkembangan APK di Kabupaten Landak (dalam %) 18 Grafik Perkembangan APM di Kabupaten Landak (dalam %) Grafik Perbandingan Target dengan Realisasi Kondisi Ruang Kelas yang Memadai (%). 23 Perbandingan Produksi Padi (Ton) Kabupaten Landak Tahun 2007 sampai dengan tahun Daftar Grafik Halaman vi

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya sadar untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi serta untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat menuju keadaan atau kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Mengingat berbagai permasalahan pembangunan dan kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipecahkan dan dipenuhi dalam jangka waktu yang singkat serta ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka pembangunan perlu dilakukan dalam beberapa tahapan. Untuk memberikan arah terhadap tahapan-tahapan pembangunan tersebut, diperlukan suatu pedoman agar capaian dari setiap tahapan benar-benar menuju kondisi sebagaimana yang diharapkan pada awal perencanaan. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa penyusunan rencana pembangunan yang mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah baik pusat maupun daerah, menjamin keterkaitan dan konsistensi antar perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasannya serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Perencanaan pembangunan juga dimaksudkan untuk menjamin penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Dalam rangka mewujudkan hal-hal tersebut, secara makro perencanaan pembangunan di daerah disusun menurut hirarki yaitu perencanaan jangka panjang, jangka menengah maupun tahunan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun setiap tahunnya dan memuat rancangan prioritas pembangunan, rancangan kerangka makro ekonomi daerah, arah kebijakan keuangan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Penyusunan RKPD ini mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan menjadi pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah (RAPBD). RKPD Kabupaten Landak Tahun 2014 merupakan pelaksanaan tahun ketiga RPJMD Kabupaten Landak Tahun Penyusunan RKPD ini memperhatikan Bab I Halaman 1

9 kinerja pembangunan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya, kondisi yang ada dan isu strategis yang perlu ditindaklanjuti, mempertimbangkan sinergi antar sektor dan antar wilayah, memperhatikan koordinasi antar SKPD serta berbagai pihak, baik akademisi, DPRD, lembaga non pemerintah, tokoh agama dan masyarakat. Proses penyusunan RKPD Tahun 2014 dilakukan melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) m ulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga tingkat provinsi, serta memperhatikan hasil Musrenbang di Tingkat Nasional. Terkait dengan mekanisme penyelenggaraan Musrenbang tersebut, juga telah dilaksanakan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (Forum SKPD) yang menghasilkan Rencana Kerja (Renja) SKPD. Berdasarkan hasil musyawarah yang dilakukan pada tiap tingkatan pemerintahan dan Forum SKPD, maka dokumen RKPD memuat informasi rencana pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 seperti informasi Prioritas Pembangunan Daerah, Program dan Kegiatan, Penanggung jawab program, Indikator hasil serta pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai sasaran program tersebut. Data dan informasi yang disampaikan dalam RKPD ini, selanjutnya menjadi acuan bagi penganggaran pembangunan yang disusun dalam dokumen APBD. Hubungan antara RKPD dengan dokumen RPJM Daerah, keterkaitan antara dokumen RKPD dengan Dokumen Perencanaan lainnya terlihat dari keterkaitan antar dokumen perencanaan dalam RPJMD Kabupaten Landak yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; dengan ketentuan sebagai berikut: 1. RPJM Kabupaten Landak mengacu pada RPJM Provinsi Kalimantan Barat dan RPJM Nasional. 2. RPJM Daerah harus memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan ( stakeholders) melalui penyelenggaraan musrenbang RPJM Daerah. 3. RPJM Daerah dijabarkan dalam RKPD Daerah yang dijadikan pedoman dalam menyusun RAPBD dan APBD. 4. RPJM Daerah dijadikan pedoman dalam menyusun Renstra SKPD dan Renja SKPD. 5. Renja SKPD harus berpedoman pada Renstra SKPD dan mengacu pada RKPD. 6. Renja SKPD dapat dijadikan pedoman dalam menyusun RKA SKPD dan rincian APBD. Bab I Halaman 2

10 1.2. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3904) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3970); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4567); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Bab I Halaman 3

11 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita Negara Repubik Indonesia Tahun 2013 Nomor 471); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 690). 11. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 11 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Landak Tahun (Lembaran Daerah Nomor 11 Tahun 2008; Tambahan Lembaran Daerah Nomor 10); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Landak Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2012 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 23) Hubungan Antar Dokumen Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, disebutkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Renstra-SKPD, adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Sedangkan Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang juga sering disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja -SKPD), adalah dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Dalam Pasal 25 Undang-undang tersebut, maka RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan RAPBD. Hubungan dan keterkaitan antar Dokumen perencanaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Bab I Halaman 4

12 Gambar 1 Hubungan RPJP, RPJM, RKPD, Renstra SKPD dan Renja SKPD Sedangkan konsistensi antara perencanaan dengan proses penganggaran dapat diilustrasikan sebagai berikut : Gambar 2 Hubungan RPJP, RPJM, RKPD, Renstra SKPD dan Renja SKPD RKP Diserasikan melalui Musrenbang RPJM Daerah Dijabarkan RKP Daerah Pedoman RAPBD APBD Pedoman Diacu Renstra SKPD Pedoman Renja SKPD Pedoman RKA SKPD Rincian APBD 1.4. Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD 1. Maksud. a. Sebagai dokumen perencanaan tahunan dan merupakan kompilasi atas Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mendesak untuk ditangani pada Tahun Bab I Halaman 5

13 b. Sebagai dasar dan acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah Kabupaten Landak, DPRD, masyarakat dan pelaku pembangunan lainnya dalam menentukan prioritas program dan kegiatan yang akan dibiayai dari APBD Kabupaten, APBD propinsi, APBN, dana-dana dekonsentrasi, bantuan luar negeri, dan sumber pendanaan lainnya; c. Memberikan arahan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Landak dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara terpadu, terarah dan terukur pada Tahun Tujuan. a. Mewujudkan sinergi antara perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar bidang pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan. b. Menjaga konsistensi perencanaan dan pemilihan program serta kegiatan prioritas dengan Visi dan Misi Daerah. c. Menetapkan arah kebijakan, prioritas pembangunan dan plafon/pagu indikatif pendanaan berdasarkan fungsi SKPD Sistematika Penyusunan RKPD Rancangan Awal RKPD Kabupaten landak Tahun 2014 dibagi menjadi enam bab dan beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD 1.5. Sistematika Penyusunan RKPD BAB II CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN Evaluasi Pencapaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan Daerah 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Isu Strategis dan Masalah Mendesak BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2012 dan Perkiraan Tahun 2013 Bab I Halaman 6

14 3.2. Tantangan serta Arah Kebijakan dan Sasaran Ekonomi Daerah Tahun Arah Kebijakan Keuangan Daerah Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Arah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah Arah Kebijakan Belanja Daerah Arah Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Rekapitulasi Realisasi dan Proyeksi Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah BAB IV SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 BAB V BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH PENUTUP 6.1. Kaidah Pelaksanaan 6.2. Tindak Lanjut Bab I Halaman 7

15 BAB II CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN Evaluasi Pencapaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan Daerah Pembangunan Perekonomian Daerah Kabupaten Landak selama 5 (lima) tahun periode diarahkan pada peningkatan dan pengembangan bina usaha/pelaku ekonomi serta penguatan dan pemberdayaan usaha skala kecil, mikro, menengah dan koperasi serta meningkatkan kerjasama ekonomi yang kuat dan saling menguntungan dengan pihak luar, meningkatkan daya saing berusaha yang diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas tenaga kerja untuk mendukung perekonomian berbasis kerakyatan menuju agrobisnis serta pengembangan komoditi unggulan ke arah agroindustri dan penyediaan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Kabupaten Landak menuju pusat agrobisnis dan agroindustri yang maju dalam pasar regional dan internasional. Selama periode pembangunan perekonomian di Kabupaten Landak telah memberikan kontribusi terhadap hasil-hasil pembangunan ekonomi yang berbasis kerakyatan menuju pusat agrobisnis dan agroindustri di daerah ini, dengan ditandai meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari masa kritis sampai masa pertumbuhan yang relatif stabil. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu alat ukur keberhasilan kinerja ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Semakin tinggi pertumbuhan PDRB semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi. Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah, digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dapat dilihat pertumbuhan ekonomi antar tahun tanpa pengaruh naik turunnya faktor harga karena harga yang digunakan adalah harga konstan, yaitu harga pada tahun Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini telah banyak melahirkan perubahan bagi Kabupaten Landak baik dari segi ekonomi maupun sosial. Dari segi ekonomi secara makro dicerminkan oleh peningkatan pendapatan perkapita yang diikuti dengan laju pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya. Bab II Halaman 8

16 Grafik 1. Produk Domestik Bruto (PDRB) Menurut Harga Konstan Kabupaten Landak Tahun , , , , , HARGA KONSTAN 2000 ( Milyar Rp.) Grafik di atas menunjukkan perkembangan PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Landak dalam kurun waktu Nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Landak pada tahun 2010 sebesar 1.602,13 milyar rupiah meningkat menjadi 1.714,09 milyar rupiah di tahun Dengan demikian, terjadi peningkatan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 111,96 milyar rupiah yang artinya laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak tahun 2011 adalah sebesar 6,99 persen. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar 5,00 persen, berarti secara riil terjadi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Landak. Sementara itu, secara total pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011 juga mengalami peningkatan menjadi 5,94 persen. Dimana sebelumnya pada tahun 2009 terjadi penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi dari 5,45 persen pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 4,80 persen pada tahun (lihat Grafik 2) Bab II Halaman 9

17 Grafik 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Landak dan Provinsi Kalbar Tahun ,5 7,0 6,5 6,0 6,02 6,99 5,94 5,5 5,0 4,5 4,0 5,13 5,45 4,29 4,71 4,80 5,37 5,00 3,5 3, Kab.Landak Prov. Kalbar Untuk lebih meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan juga pemerataan pendapatan di Kabupaten Landak, perlu adanya peningkatan mutu sumber daya manusianya serta peningkatan infrastruktur. Keterpaduan antara program pemerintah dengan peran swasta dan masyarakat perlu diperhatikan untuk menyelaraskan langkah dalam menggali sektor-sektor potensial yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan sektor-sektor yang membentuk PDRB. Penyajian statistik pendapatan regional secara sektoral merupakan alat bantu untuk melihat perubahan dan perkembangan tersebut. Dari penyajian ini juga dapat dilihat sektor-sektor yang mengalami penurunan dan kenaikan pertumbuhan sehingga bisa digunakan untuk bahan analisis selanjutnya. Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan atau disebut juga pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2011 mencapai 6,99 persen merupakan agregasi dari pertumbuhan sektor dan sub sektor pembentuk PDRB. Selama tahun 2011, seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Bab II Halaman 10

18 Grafik 3. Sumber dan Laju PDRB Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Landak Tahun 2011 Pertanian 2,59 5,15 Pertambangan dan Penggalian 0,20 12,01 Industri Pengolahan 1,51 13,69 Listrik dan Air Bersih 0,04 14,30 Kontruksi 0,33 13,45 Perdagangan Hotel dan Restoran 1,30 5,59 Pengangkutan dan Komunikasi 0,15 6,60 Keuangan Persewaan Dan Jasa 0,50 10,37 Jasa Jasa 0,36 6,83 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 Sumber Pertumbuhan Walaupun semua sektor mengalami pertumbuhan pada tahun 2011, namun jika dibandingkan 2010, ada dua sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Sedangkan pada tahun 2010 jika dibandingkan pada tahun 2009, ada dua sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertanian, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sementara sektor lainnya mengalami percepatan pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih yang mencapai 14,30 persen. Pertumbuhan sektor tersebut terutama didorong oleh perluasan jaringan listrik di kabupaten landak. Pada tahun 2011, seluruh sektor mengalami pertumbuhan cukup tinggi dengan pertumbuhan diatas lima persen. Sumbangan masing-masing sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat berdasarkan besarnya sumber pertumbuhan masing-masing sektor. Sektor yang dominan menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Landak pada tahun 2011 adalah sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari sumber pertumbuhan terbesar yang berasal dari sektor pertanian yaitu sebesar 2,59 persen. Sektor berikutnya yang memberikan sumbangan cukup besar adalah sektor industri pengolahan yang menyumbang pertumbuhan sebesar 1,51 persen. Walaupun dengan pertumbuhan ekonomi yang paling rendah pada tahun 2011, namun sektor pertanian tetap memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak. Kontribusi terbesar sumber pertumbuhan Bab II Halaman 11

19 dari sektor pertanian adalah subsektor perkebunan. Dengan peningkatan produksi tanaman perkebunan terutama tanaman kelapa sawit dan karet, memicu pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Landak pada tahun Sejak Kabupaten Landak berdiri, kontribusi sektor pertanian memang cukup berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak. Selain itu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan juga ikut berperan penting dalam meningkatkan perekonomian di Kabupaten Landak. Struktur Ekonomi, Distribusi PDRB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Struktur perekonomian di Kabupaten Landak sampai dengan tahun 2011 masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 81,81 persen. Sektor pertanian masih menjadi sektor yang dominan di Kabupaten Landak dengan peranannya sebesar 50,49 persen. Hal ini berarti bahwa naik turunnya pertumbuhan di sektor pertanian akan sangat mempengaruhi naik turunnya pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan di Kabupaten Landak. Dengan demikian, sektor pertanian masih menjadi leading sector atau dengan kata lain sebagai sektor pemimpin bagi sektor-sektor produksi lainnya dalam menyumbang perekonomian di Kabupaten Landak. Dibandingkan dengan tahun 2010, pada tahun 2011 terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian dari 50,58 persen menjadi 50,49 persen. Grafik 4. Struktur Ekonomi Kabupaten Landak Tahun ,84 2,45 4,74 6,16 Pertanian 50,49 Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik Gas dan Air Bersih 2,81 0,34 10,48 1,68 Kontruksi Perdagangan Hotel dan Restoran Bab II Halaman 12

20 Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih tetap menjadi kontributor terbesar kedua setelah sektor pertanian dengan peranannya sebesar 20,84 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2011 terjadi penurunan peranan dari 21,62 persen menjadi 20,84 persen. Sektor industri pengolahan merupakan kontributor terbesar ketiga dengan peranannya sebesar 10,48 persen pada tahun 2011, mengalami kenaikan kontribusi dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 10,15 persen. Sektor-sektor yang lainnya hanya memberikan kontribusi kurang dari 20 persen, yaitu sektor pertambangan dan penggalian memberikan peranan sebesar 1,68 persen; sektor konstruksi 2,81 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi 2,45 persen; sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan 4,74 persen; sektor jasa-jasa 6,16 persen. Sedangkan sektor listrik, gas dan air minum memberikan kontribusi terkecil. Rendahnya peranan sektor ini disebabkan karena masih terdapat daerah-daerah yang belum mendapatkan pelayanan listrik dan air bersih. Inflasi menjadi salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu daerah karena dapat menggambarkan naik turunnya harga. Keadaan ekonomi yang makin stabil ditunjukkan oleh perkembangan laju inflasi yang kecil. Suatu daerah dikatakan memiliki stabilitas ekonomi yang lebih baik jika tingkat inflasinya lebih rendah dibandingkan daerah lain dalam suatu kurun waktu tertentu. Inflasi yang lebih tinggi berarti juga terjadinya lonjakan harga yang tajam. Hal tersebut bisa menunjukkan penurunan daya beli masyarakat. Laju inflasi Laju Inflasi Provinsi adalah angka yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai. Angka ini dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan, baik tingkat ekonomi mikro maupun makro, baik fiskal maupun moneter. Angka inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Laju inflasi provinsi menurut data yang diperoleh dari PDRB Kabupaten Landak pada tahun 2007 sebesar 5,02% dan sampai dengan tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 4,94%, untuk tahun 2012 laju inflasi provinsi diprediksi mencapai 6,72%. Bab II Halaman 13

21 Tabel 1. Pencapaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan Daerah Kabupaten Landak No Indikator *) Kondisi Tahun 2010 Pencapaian Tahun 2011 (1) (2) (5) (6) 1. Pertumbuhan PDRB Konstan (%) 5,00 6,99 2. Laju Inflasi Provinsi 5,54 4,94 3. PDRB Berlaku PDRB Konstan PDRB per Kapita (Harga Berlaku)/Tahun , ,80 6. Indeks Gini 0,2131 0, Pemerataan Pendapatan Data tdk tersedia Data tdk tersedia 8. Indeks Ketimpangan Regional Data tdk tersedia Data tdk tersedia 9. Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Penduduk (KK) Persentase Penduduk Miskin 14,05 13, Laju Pertumbuhan Penduduk/ LPP (%) 1,59 1, Angka Partisipasi Murni (APM) a. SD 93,43% 98,03% b. SMP 60,32% 71,35% c. SMU 32,49% 36,21% 14. Angka Partisipasi Kasar (APK) a. SD 115,43% 111,29% b. SMP 80,11% 81,70% c. SMU 52,59% 50,26% 15. Angka Melek Huruf 91,48 92, Angka Rata-rata Lama Sekolah 7,07 7, Angka Kelangsungan Hidup Bayi Data tdk tersedia 0, Angka Usia Harapan Hidup 65,46 65, Jumlah Penyandang Masalah Sosial Data tdk tersedia Data tdk tersedia 20. Perentase Jumlah Tenaga Kerja di Bawah Umur Data tdk tersedia Data tdk tersedia 21. Perentase Jumlah Perempuan di Lembaga Pemerintah 40,84 39, Angka Partisipasi Angkatan Kerja(%) 73,36 76, Tingkat Pengangguran Terbuka(%) 4,61 3, Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2012 Sub Bab ini memuat uraian dari hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah. Pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Landak terlihat dari sejauh mana pelaksanaan strategi dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan dikomitmenkan. Uraian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : Bab II Halaman 14

22 Sasaran 1 Meningkatnya Sumber Daya Manusia Kabupaten Landak yang berkualitas, berkapasitas, kreatif dan inovatif Sasaran ini diarahkan untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan jalur formal dan non formal yang berkualitas dengan meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja. Pada akhirnya sasaran ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diharapkan dicapai melalui 10 (sepuluh) program, yaitu: Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, Program Pendidikan Tinggi, Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga. Program-program tersebut dilaksanakan melalui 63 (enam puluh tiga) kegiatan. Alokasi anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2012 untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 97,42%. Secara rinci capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Sumber Daya Manusia Kabupaten Landak yang berkualitas, berkapasitas, kreatif dan inovatif 1 Angka Partisipasi Kasar Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) - SD/MI % 97,00 109,76 113,15 - SLTP/MTsn % 90,00 82,17 91,30 - SMU/MAN/SMK % 80,00 53,45 66,81 Rata-rata Angka Partisipasi Kasar % 89,00 81,79 91,90 2 Angka Partisipasi Murni - SD/MI % 100,00 98,54 98,54 - SLTP/MTsn % 90,00 71,55 79,50 - SMU/MAN/SMK % 60,00 40,08 66,80 Rata-rata Angka Partisipasi Murni % 83,33 70,06 84,07 Bab II Halaman 15

23 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 3 Angka Pendaftaran Siswa - SD/MI org 9.000, ,00 94,50 - SLTP/MTsn org 8.000, ,00 93,74 - SMU/MAN org 4.000, ,00 99,60 - Kejuruan org 800,00 765,00 95,63 Jumlah org , ,00 95,20 4 Rasio siswa terhadap guru - SD/MI Siswa/guru 25,64 14,93 141,78 - SLTP/MTsn Siswa/guru 8,94 12,92 55,49 - SMU/MAN/SMK Siswa/guru 8,94 19,39-16,89 Rata-rata rasio siswa terhadap guru Siswa/guru 14,51 15,75 91,46 5 Rasio siswa terhadap ruang kelas - SD/MI Siswa/kelas 23,89 25,12 105,17 - SLTP/MTsn Siswa/kelas 28,42 31,59 111,17 - SMU/MAN Siswa/kelas 28,42 33,37 117,42 Rata-rata rasio siswa terhadap ruang kelas Siswa/kelas 26,91 30,03 88,41 6 Rasio siswa terhadap sekolah - SD/MI Siswa/Sklh 180,00 123,51 68,62 - SLTP/MTsn Siswa/Sklh 250,00 195,89 78,36 - SMU/MAN Siswa/Sklh 250,00 239,19 95,68 Rata-rata rasio siswa terhadap sekolah Siswa/Sklh 226,67 185,86 82,00 7 Angka Putus Sekolah - SD/MI % 0,56 1,29 231,18 - SLTP/MTsn % 0,41 0,99 240,99 - SMU/MAN % 1,43 0,73 51,21 8 Rasio guru layak mengajar - SD/MI % 100,00 55,39 55,39 - SLTP/MTsn % 100,00 59,23 59,23 - SMU/MAN % 100,00 77,94 77,94 - Kejuruan % 100,00 72,06 72,06 Rata-rata guru layak mengajar % 100,00 66,16 66,16 9 Rasio Ruang Kelas yang kondisinya baik - SD/MI % 100,00 87,50 87,50 - SLTP/MTs % 100,00 87,40 87,40 - SMU/SMK/MA % 100,00 97,53 97,53 Rata - rata ruang kelas yang kondisinya baik % 100,00 73,56 73,56 10 Rata-rata NEM/UAN - SD/MI Nilai 6,50 6,20 95,38 - SLTP/MTsn Nilai 6,50 6,95 106,92 - SMU/MAN Nilai 6,50 6,94 106,77 - Kejuruan Nilai 6,00 7,06 117,67 Rata-rata NEM Nilai 6,38 6,77 106,24 11 Tingkat Kelulusan - SD/MI % 99,80 99,96 100,16 - SLTP/MTsn % 95,00 99,67 104,92 - SMU/MAN % 93,15 99,68 107,01 Bab II Halaman 16

24 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 12 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 55,00 31,46 57,21 13 Rasio melek huruf % 92,53 91,61 100,99 14 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) % 4,27 8,01 187,55 15 Jumlah sekolah yang menerima alat olah Sekolah 5,00 3,00 60,00 raga 16 Jumlah sarana olah raga Sarana 72,00 56,00 77,78 17 Jumlah sekolah yang mengikuti pekan olah Sekolah 24,00 20,00 83,33 raga pelajar daerah 18 Jumlah masyarakat yang ikut olah raga Orang 250,00 600,00 240,00 masal 19 Jumlah atlit yang di kirim ke tingkat provinsi Atlit 25,00 22,00 88,00 Capaian Hasil Kinerja 81,25 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Pencapaian indikator sasaran meningkatnya Sumber Daya Manusia Kabupaten Landak yang berkualitas, berkapasitas, kreatif dan inovatif dijelaskan berikut ini. Keberhasilan sasaran pendidikan dapat ditinjau dari tiga kelompok indikator yaitu Pemerataan Pendidikan, Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan serta Efisiensi Internal Pendidikan. Dalam mewujudkan sasaran ini Dinas Pendidikan Kabupaten Landak merupakan dinas yang berperan cukup besar dengan didukung oleh instansi lainnya secara sinergis. Berkaitan dengan pemerataan pendidikan dapat ditinjau dari indikator Angka Partisipasi Kasar ( APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan angka rasio antara murid, guru serta sarana pendidikan yang digunakan. Dalam tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Landak telah berhasil mencapai rata-rata Angka Partisipasi Kasar (APK) sebesar 81,79% atau 91,90% dari rencana 89,00%. Perbandingan APK tahun 2011 dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: No Angka Partisipasi Kasar Tabel 3. Perbandingan APK tahun Tahun 2011 Realisasi (%) Tahun 2012 Target (%) Realisasi 1 - SD/MI 111,29 97,00 109, SLTP/MTsn 81,70 90,00 82, SMU/MAN/SMK 50,26 80,00 53,45 Rata-rata Angka 81,08 89,00 81,79 Partisipasi Kasar Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab II Halaman 17

25 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata APK pada tahun 2012 sebesar 81,79%, naik tipis sebesar 0,71% dari tahun 2011 sebesar 81,08%. APK yang tertinggi adalah pada tingkat SD/MI yaitu 109,76 % dan terendah pada tingkat SMU/MAN/SMK yaitu 53,45%. Capaian APK yang tertinggi adalah pada tingkat SD/MI menunjukkan bahwa kinerja pada tingkat SD/MI lebih baik dari tingkat pendidikan lainnya karena anak yang bersekolah di tingkat SD/MI paling banyak dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya. Tingginya APK SD/MI disebabkan oleh banyaknya siswa usia di luar usia sekolah yang berada atau bersekolah pada tingkat pendidikan SD/MI. Grafik 5. Grafik perkembangan APK di Kabupaten Landak (dalam %) Sedangkan rata-rata angka partisipasi murni (APM) pada tahun 2012 mencapai 70,06% atau 84,07% dari rencana sebesar 83,33%. Perkembangan APM dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: No ,29 99,57 81,7 81,08 85,61 85,31 71,95 50,26 Tabel 4. Perbandingan APM tahun Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2011 Realisasi (%) Tahun 2012 RATA-RATA SMU/MAN SLTP/MTs SD/MI Target (%) Realisasi (%) 1 - SD/MI 98,03 100,00 98, SLTP/MTsn 71,35 90,00 71, SMU/MAN/SMK 36,21 60,00 40,08 Rata Rata Angka Partisipasi Murni 68,53 83,33 70,06 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata APM pada tahun 2012 mencapai 70,06% atau naik sebesar 1,53% dibandingkan dari tahun 2011 yang mencapai 68,53%. APM yang tertinggi adalah pada tingkat SD/MI yaitu 98,54% dan terendah pada tingkat SMU/MAN/SMK yaitu 40,08%. Pada tahun 2012, APM yang tertinggi adalah pada tingkat SD/MI, hal ini menunjukkan bahwa kinerja pada tingkat SD/MI masih lebih baik dari tingkat pendidikan lainnya karena anak usia SD/MI yang Bab II Halaman 18

26 bersekolah di tingkat SD/MI paling banyak dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya, diikuti sekolah tingkat SLTP/MTs, SMU/MA, dan kemudian Sekolah Kejuruan Grafik 6. Grafik Perkembangan APM di Kabupaten Landak (dalam %) 70,06 40,08 71,55 98,54 98,03 76,35 51, ,28 RATA-RATA SMU/MA SLTP/MTs SD/MI Ditinjau dari angka pendaftaran siswa yang merupakan partisipasi masyarakat dalam pendidikan menunjukkan jumlah pendaftaran sebanyak orang atau 95,20% dari target sebanyak orang. Angka pendaftaran tertinggi untuk jenjang SD/MI sebanyak orang, SLTP/MTsn adalah sebanyak orang, SMU/MAN sebanyak orang dan Kejuruan sebanyak 765 orang. Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2011 jumlah angka pendaftaran siswa pada semua jenjang pendidikan relatif menurun. Tabel perbandingan angka pendaftaran siswa tahun 2011 dengan 2012 adalah sebagai berikut: No Tabel 5. Perbandingan Angka Pendaftaran Siswa tahun Angka Pendaftaran Siswa Tahun 2011 Realisasi (orang) Target (orang) Tahun 2012 Realisasi (orang) 1 SD/MI , ,00 94,50 2 SLTP/MTsn 6.978, ,00 93,74 3 SMU/MAN 3.696, ,00 99,60 4 Kejuruan 867,00 765,00 95,63 Jumlah , ,00 95,20 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab II Halaman 19

27 Angka pendaftaran siswa (APS) tersebut menunjukkan semakin meluasnya kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuannya melalui pendidikan secara formal. Sedangkan dilihat dari rata-rata angka Rasio Siswa terhadap Guru tahun 2012 rata-rata 15,75 atau setara dengan 16 siswa untuk satu guru dari target yang ditetapkan sebesar 15 orang siswa per satu guru. Dengan demikian capaian kinerjanya sebesar 91,46%. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang rata-rata 17 siswa per satu guru realisasi Rasio Siswa terhadap Guru lebih baik. Hal ini berarti terdapat peningkatan jumlah siswa yang harus diasuh oleh seorang guru dan menunjukkan ada usaha untuk mencapai jumlah ideal atau adanya peningkatan efektifitas dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Perbandingan Rasio Siswa terhadap Guru dapat dilihat pada tabel berikut: No Tabel 6. Perbandingan Rasio Siswa terhadap Guru tahun Rasio Siswa Terhadap Tahun 2011 Tahun 2012 Guru Realisasi Target Realisasi 1 SD/MI 15,19 25,64 14,93 2 SLTP/MTsn 18,30 8,94 12,92 3 SMU/MAN 19,48 8,94 19,39 Rata-rata 17,66 14,51 15,75 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa secara umum terjadi peningkatan jumlah siswa yang harus dibimbing oleh guru pada semua jenjang pendidikan. Kondisi ini tetap perlu diantisipasi agar tidak berdampak negatif terhadap kualitas pendidikan untuk masa mendatang. Ditinjau dari segi pemerataan pendidikan menunjukkan perkembangan yang positif karena masyarakat semakin tinggi kesadarannya terhadap arti pentingnya pendidikan. Indikator lain yang berkaitan dengan Pemerataan Pendidikan dapat dilihat juga dari Rasio Siswa Terhadap Ruang Kelas pada tahun 2012 sebesar 30,03 atau setara dengan 30 siswa per kelas. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata 30,64 terjadi peningkatan sebesar 0,61% dari realisasi rata-rata sebesar 30,03 siswa per kelas. Dari setiap jenjang pendidikan peningkatan Rasio Siswa per Kelas tertinggi pada jenjang pendidikan SMU/MAN yang mencapai 33,37 atau setara dengan 33 siswa dan terendah pada jenjang SD/MI sebanyak 25,12 atau setara dengan 25 siswa. Bab II Halaman 20

28 Dari grafik di atas diketahui bahwa Rasio Siswa per Ruang Kelas terendah untuk SD/MI, sedangkan tertinggi untuk tingkat SMU/MAN, yang berarti untuk pendidikan tingkat menengah proses belajar mengajar lebih efektif dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya. Secara umum ditinjau dari Rasio Siswa per Ruang Kelas yang menunjukkan 30 orang per kelas masih cukup efektif untuk menunjang proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Landak, namun demikian apabila dikaitkan dengan peningkatan kesempatan pendidikan, peningkatan rasio tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemerataan pendidikan yang disebabkan kondisi geografis terutama di daerah pedalaman sudah mulai dapat diatasi. Sedangkan di tinjau dari jumlah siswa per sekolah/ Rasio Siswa per Sekolah menunjukkan rata-rata 186,20 atau setara dengan 186 orang per sekolah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi penurunan sebesar 11,16% dari realisasi rata-rata sebesar 175 siswa per sekolah. Hal tersebut menunjukkan semakin efektifnya kegiatan proses belajar mengajar untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Landak. Selain itu, Angka Putus Sekolah pada jenjang SD/MI paling tinggi dibandingkan dengan jenjang lainnya, yaitu 1,29% atau capaiannya 0,00 % dari yang ditargetkan 0,56%. Untuk jenjang SLTP/MTsn Angka Putus Sekolahnya mencapai 0,99% atau capainnya 0,00 % dari yang ditargetkan 0,41%, sedangkan untuk jenjang SMU/MA Angka Putus Sekolahnya mencapai 0,73% atau capaiannya 148,79% dari yang ditargetkan 1,43%. Tingginya capaian ini karena rendahnya realisasi menunjukkan semakin tinggi kinerjanya. Dari jenjang pendidikan yang ada untuk tingkat SMU/MAN, Tenaga Pendidik yang Layak Mengajar menduduki peringkat tertinggi yaitu sebesar 77,94%, sedangkan terendah pada jenjang pendidikan SD/MI yang mencapai angka 55,39% dari target yang seharusnya sebesar 100%. Sedangkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya proporsi Tenaga Pendidik yang Layak Mengajar adalah seperti tabel di bawah ini: No Tabel 7. Proporsi Tenaga Pendidik yang Layak Mengajar tahun Rasio Guru Layak Tahun 2011 Tahun 2012 Mengajar Realisasi (%) Target (%) Realisasi (%) 1 - SD/MI 55, , SLTP/MTsn 59, ,23 Bab II Halaman 21

29 SMU/MAN 77, , Kejuruan 72, ,06 Rata-rata guru layak ,155 66,16 mengajar Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum terjadi perubahan signifikan terhadap Rasio Guru yang Layak Mengajar. Hal ini perlu mendapat perhatian dari instansi terkait untuk mendorong dan meningkatkan kompetensi dan kualitas guru yang layak mengajar. Sebagai upaya mendorong peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dalam tahun 2012 telah dilaksanakan kegiatan berupa Pemilihan Tenaga Pendidik dan Tenaga Fungsional yang Berprestasi yang telah diikuti oleh para guru. Indikator lain yang berpengaruh terhadap Mutu Pendidikan adalah Kualitas dan Kuantitas Sarana Pendidikan. Ditinjau dari kondisi ruang kelasnya rata-rata sebesar 90,81% dalam kondisi yang memadai untuk proses belajar mengajar. Rasio Ruang Kelas yang Kondisinya Baik, tertinggi pada jenjang SMU/MAN sebesar 97,53% dan terendah pada tingkat SD/MI sebesar 87,50%. Kondisi sarana ruang kelas ini sangat dipengaruhi oleh faktor geografis, karena beberapa sekolah SD/MI berada di pedalaman sehingga untuk melaksanakan perawatan yang intensif cukup sulit. Sedangkan untuk tingkat SMP/MTs dan SMU/MA/Kejuruan berada di pusat kota sehingga untuk melaksanakan perawatan relatif cukup mudah. Kondisi ruang kelas yang memadai pada tahun 2011 dibandingkan dengan Tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut : Bab II Halaman 22

30 Grafik 7. Grafik Perbandingan Target dengan Realisasi Kondisi Ruang Kelas yang Memadai (%) 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, SD/MI 87,50 58,66 SLTP/MTs 87,40 70,22 SMU/MA 97,53 91,79 Rata-rata 90,81 73,56 Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam tahun 2012 untuk meningkatkan kualitas sarana telah dilaksanakan rehabilitasi gedung SD di Kabupaten Landak, selain itu juga telah dilakukan pembangunan gedung baru SD berupa penambahan ruang kelas baru. Disamping rehabilitasi dan pembangunan yang telah dilakukan pada gedung SD, juga dilakukan pembangunan gedung baru pada jenjang SMU. Sarana lain yang telah diadakan dalam tahun 2012 guna menunjang peningkatan mutu pendidikan adalah: Pengadaan Meubelair sekolah dasar dan sekolah menengah, Pengadaan Buku Pelajaran baik untuk sekolah dasar dan sekolah menengah, Pengadaan Alat Laboratorium dan Pengadaan Sarana dan Prasarana kantor. Upaya lainnya untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Landak adalah dengan menyelenggarakan Lomba Mata Pelajaran dan berpartisipasi dalam Olimpiade di tingkat propinsi, dengan harapan dapat memacu anak didik lainnya untuk meningkatkan prestasinya. Indikator lain yang dapat menunjukkan mutu pendidikan di wilayah Kabupaten Landak adalah capaian Nilai Ebta Murni (NEM) atau Ujian Akhir Nasional (UAN). Rata-rata NEM/UAN di wilayah Kabupaten Landak mencapai nilai 6,79 atau 106,92% dari target nilai rata-rata NEM/UAN sebesar 6,38. NEM/UAN per jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Bab II Halaman 23

31 No Tabel 8. NEM/UAN per Jenjang Pendidikan tahun NEM/UAN Tahun 2011 Realisasi Target Tahun 2012 Realisasi 1 SD/MI 6,38 6,50 6,20 2 SLTP/MTsn 6,74 6,50 6,95 3 SMU/MAN 6,70 6,50 6,94 4 Kejuruan 7,27 6,00 7,06 Rata-rata 6,77 6,38 6,79 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata NEM/UAN pada tahun 2012 dengan nilai 6,79 meningkat tipis sebesar 0,02% dari tahun 2011 yang mencapai nilai 6,77. NEM/UAN yang tertinggi adalah pada tingkat kejuruan dengan nilai 7,06 dan terendah pada tingkat SD/MI dengan nilai 6,20. Secara umum relative tetap NEM untuk semua jenjang pendidikan, rata-rata NEM meningkat tipis. Kondisi ini belum begitu menggembirakan mengingat jenjang SD/MI merupakan jenjang awal siswa sebelum memasuki jenjang yang lebih tinggi lagi dan menuntut mutu yang tinggi dari siswa untuk menjadi siswa terbaik, walaupun sebenarnya NEM/UAN bukan satu-satunya faktor yang menentukan kualitas hasil pendidikan. Sedangkan Tingkat Kelulusan untuk jenjang pendidikan SD/MI mencapai 99,96% dari yang ditargetkan 100%, pada jenjang SLTP/MTsn mencapai 99,67% dan pada jenjang SMU/MAN mencapai 99,68% dari yang ditargetkan 100%. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Pencapaian indikator Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV ini digambarkan pada jumlah guru berijasah kualifikasi S1/D-IV di Kabupaten Landak tahun 2012 sebanyak guru atau mencapai 31,46 % dari jumlah guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA sebanyak guru. Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Pencapaian indikator Penduduk yang Berusia >15 tahun Melek Huruf (tidak buta aksara) di Kabupaten Landak Tahun 2012 digambarkan dari jumlah penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis sebanyak orang atau mencapai 87,04 % dari jumlah penduduk usia 15th ke atas orang. Bab II Halaman 24

32 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pencapaian indikator Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Landak tahun 2012 digambarkan dari jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak di Kabupaten Landak tahun 2012 sebanyak anak. Jika dibandingkan dengan jumlah anak usia 4 6 tahun sebanyak anak maka capaian kinerjanya sebesar 8,01% Pemerintah Kabupaten Landak selama tahun 2012 dalam memberikan dan menjalankan fungsi/urusan kepemudaan dan olah raga secara ringkas ditunjukkan pada capaian kinerja yang diuraikan berikut ini: Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) Indikator ini menunjukkan perbandingan antara jumlah gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) yang dimiliki Kabupaten Landak dengan jumlah penduduk. Sampai dengan akhir tahun 2012 Kabupaten Landak belum memiliki gelanggang / balai remaja (selain milik swasta). Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Landak tahun 2012 sebanyak jiwa maka capaian kinerjanya sebesar 0,00%. Lapangan Olah Raga Indikator ini menunjukkan perbandingan antara jumlah Lapangan Olah Raga yang dimiliki Kabupaten Landak dengan jumlah penduduk. Sampai dengan akhir tahun 2012 jumlah Lapangan Olah Raga yang dimiliki Kabupaten Landak sebanyak 56 Lapangan Olah Raga. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Landak tahun 2012 sebanyak jiwa maka capaian kinerjanya sebesar 0,15%. Lapangan Olah Raga sebanyak 56 Lapangan tersebut terdiri : Lapangan Sepak Bola = 20 lap, Lapangan Basket = 1 lap, Lapangan Volley = 20 lap, Lapangan Bulu Tangkis = 6 lap, Lapangan Futsal = 4 lap, Lapangan Sepak Takraw = 3 lap, GOR = 1 lap, Kolam Renang = 1 lapangan. Pada tahun 2012 beberapa capaian kinerja keolahragaan dapat diuraikan sebagai berikut: Jumlah sekolah yang menerima Peralatan Olah Raga sebanyak 3 sekolah dari target 5 sekolah dengan capaian kinerja 60 %; Jumlah sekolah yang mengikuti pekan olah raga pelajar daerah sebanyak 20 sekolah dari target 24 sekolah dengan capaian kinerja 83,33 %; Jumlah masyarakat yang ikut olah raga masal sebanyak 250 orang dari target 600 orang dengan capaian kinerja sebesar 240 %; dan jumlah Jumlah Atlit yang di kirim ke tingkat provinsi sebanyak 22 atlit dari target 25 atlit dengan capaian kinerja 88,00%. Bab II Halaman 25

33 Walaupun dari indikator meningkatnya Sumber Daya Manusia Kabupaten Landak yang berkualitas, berkapasitas, kreatif dan inovatif telah menunjukkan tingkat keberhasilannya, namun demikian masih dijumpai beberapa kendala dan hambatan untuk lebih mengoptimalkan pencapaian kinerja sasaran tersebut diantaranya adalah: 1. Pemerataan pendidikan yang diukur beberapa indikator, diantaranya APK dan APM di Kabupaten Landak masih rendah. Rendahnya pemerataan ini akibat sulitnya transportasi dan ekonomi masyarakat serta keterbatasan dana pembangunan. 2. Kemampuan dan kelayakan guru dalam mengajar masih rendah untuk semua jenjang pendidikan. 3. Jumlah ruang kelas yang berada dalam kondisi baik belum maksimal terutama untuk pendidikan dasar mengingat sebagian besar sekolah tingkat dasar adalah SD Inpres yang berada di pedalaman yang sulit transportasi ke daerah tersebut. 4. Masih rendahnya rata-rata NEM/UAN sehingga berpengaruh terhadap lulusan sekolah dalam bersaing dengan lulusan dari sekolah di luar Kabupaten Landak. 5. Masih rendahnya minat masyarakat Kabupaten Landak terhadap olahraga menyebabkan minimnya prestasi bidang olah raga. Sebagai upaya untuk mengoptimalkan capaian sasaran di atas akan ditempuh langkahlangkah antisipasi untuk masa yang akan datang sebagai berikut: 1. Meningkatkan penanganan khusus untuk meningkatkan APK, APM dan angka pendaftaran siswa melalui pemberian bantuan, beasiswa atau program anak asuh. 2. Mendorong peran serta masyarakat melalui komite-komite sekolah untuk berperan aktif dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Landak. 3. Meningkatkan kemampuan guru melalui penyesuaian ijazah/penyetaraan. 4. Meningkatkan rehabilitasi ruang kelas yang rusak berat untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan. 5. Kurikulum muatan lokal disesuaikan dengan kondisi daerah sehingga apa yang diajarkan dalam muatan lokal dapat diaplikasikan di daerah masing-masing. Bab II Halaman 26

34 Menggalakkan olahraga dengan sering mengadakan event olahraga dimasyarakat serta mengaktifkan kejuaraan kelompok umur u ntuk mendongkrak prestasi olah raga. Sasaran 2 Terwujudnya masyarakat Kabupaten Landak yang sehat dan sejahtera Sasaran Terwujudnya masyarakat Kabupaten Landak yang sehat dan sejahtera diarahkan melalui pengendalian penduduk dengan keluarga berencana serta pemberian pelayanan kesehatan, kesejahteraan sosial, peranan wanita, anak dan remaja yang dilakukan secara selektif dan proporsional. Pada akhirnya sasaran ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas masyarakat di bidang kesehatan, kesejahteraan sosial, peranan wanita, anak dan remaja sehingga tercipta masyarakat Kabupaten Landak yang berkualitas dan sejahtera. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diharapkan dicapai melalui 22 program, yaitu (1) Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan; (2) Upaya Kesehatan Masyarakat; (3) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; (4) Perbaikan Gizi Masyarakat; (5) Pengembangan Lingkungan Sehat; ( 6) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular; ( 7) Standarisasi Pelayanan Kesehatan; ( 8) Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin; ( 9) Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya; (1 0) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita; (1 1) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia; (1 2) Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan; (13) Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; (1 4) Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata; (1 5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-paru/ Rumah Sakit Mata; (16) Optimalisasi Fungsi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Landak; (1 7) Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri; (18) Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR; ( 19) Penguatan Kelembagaan Pengarusutaman Gender dan Anak; (2 0) Keluarga Berencana; (2 1) Penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga; (2 2) Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan. Program-program tersebut terlaksana melalui 73 kegiatan. Bab II Halaman 27

35 Alokasi anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2012, untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 96,07%. Secara rinci capaian kinerja sasaran tersebut dapat dilihat dari capaian Indikatorindikator sebagai berikut: Tabel 9. Pencapaian Kinerja Sasaran Terwujudnya masyarakat Kabupaten Landak yang sehat dan sejahtera Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 1 Cakupan komplikasi kebidanan yg % 100,00 23,69 23,69 ditangani 2 Cakupan pertolongan persalinan % 67,54 88,27 130,69 oleh tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan UCI % 88,72 77,56 87,43 4 Cakupan balita gizi buruk % 100,00 100,00 100,00 5 Cakupan penemuan dan % 60,81 100,00 164,45 penanganan penderita TBC BTA 6 Cakupan penemuan dan % 82,22 100,00 121,62 penanganan penderita DBD 7 Cakupan pelayanan kesehatan % 68,20 100,00 146,63 rujukan masyarakat miskin 8 Cakupan kunjungan bayi % 47,31 100,00 211,37 9 Kunjungan pasien rawat jalan umum Orang , ,00 178,79 pada Sarana Kesehatan Puskesmas 10 Kunjungan pasien rawat jalan gigi Orang 2.444, ,00 44,52 pada Sarana Kesehatan Puskesmas 11 Kunjungan KIA pada Sarana Orang , ,00 25,68 Kesehatan Puskesmas 12 Kunjungan pasien pada RSUD Orang 1.146, , ,94 13 Banyaknya bayi lahir hidup Bayi 7.996, ,00 67,03 14 Banyaknya bayi lahir mati Bayi 43,00 16,00 162,79 15 Kader Pos Yandu Orang 1.085, ,00 171,89 16 Prosentase ketersediaan obat sesuai % 95,00 90,00 94,74 kebutuhan 17 Prosentase pengadaan obat esensial % 95,00 88,00 92,63 18 Prosentase pengadaan obat generik % 95,00 80,00 84,21 19 Persentase rumah tangga sehat % 85,00 46,04 54,16 20 Prosentase sarana air bersih % 85,00 60,00 70,59 21 Jumlah Posyandu Unit 234,00 396,00 169,23 22 Angka Kelangsungan Hidup Bayi % 1,83 0,30 183,74 23 Angka Usia Harapan Hidup Tahun 65,32 65,70 100,58 24 Persentase Posyandu Purnama dan % 40,00 0,00 0,00 Mandiri 25 Rasio tenaga kesehatan perhadap penduduk : - Dokter ( per penduduk ) Per ,00 5,28 44,03 - Dokter gigi (per Per ,00 1,58 39,62 penduduk) - Apoteker ( per penduduk ) Per ,24 1,24 55,36 - Sarjana Kesehatan Masyarakat ( per penduduk ) Per ,04 4,04 80,16 Bab II Halaman 28

36 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) - Bidan ( per penduduk ) Per ,00 46,23 37,58 - Perawat ( per penduduk ) Per ,00 215,00 99,08 - Higiene sanitasi (per Per ,84 6,84 57,77 penduduk) - Gizi ( per penduduk ) Per ,35 4,35 46,52 26 Prevalensi KB PUS , ,00 79,73 27 Jumlah Peserta KB Baru Orang , ,00 79,21 28 Penyelesaian pengaduan % 100,00 0,00 0,00 perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 29 Rata-rata jumlah anak per keluarga anak 6,12 4,57 125,33 30 Cakupan peserta KB Aktif % 75,56 64,92 85,92 31 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 68,55 68,16 99,43 Capaian Hasil Kinerja 71,05 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Landak selama tahun 2012 dalam memberikan dan menjalankan fungsi/urusan kesehatan sebagaimana ditunjukkan pada capaian indikator sasaran di atas secara ringkas diuraikan berikut ini. Cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani Cakupan kasus komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 2012 baru mencapai 23,39% dengan target 100% atau dengan capaian indikator kinerja abru mencapai 23,39%. Pada tahun 2012 di wilayah Kabupaten Landak jumlah Ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani baru mencapai 36 kasus dari 381 kasus yang terjadi atau 9,45%. Hal ini dikarenakan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan belum cukup baik dan belum diimbangi dengan ketersediaan sumber daya kesehatan yang kompeten. Cakupan pertolongan persalinan komplikasi oleh tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan Pelayanan ibu melahirkan dimulai dari kunjungan ibu hamil minimal 4 kali (K4) selama masa kehamilan. Cakupan pertolongan persalinan yang mengalami komplikasi oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan selama tahun 2012 tercatat 88,27%. Dari persalinan di Kabupaten Landak yang ada, sejumlah diantaranya mengalami komplikasi dan ditangani oleh tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi kebinanan. Kondisi ini memerlukan perhatian bagi jajaran kesehatan dengan melakukan antara lain semua penolong persalinan tradisional dilakukan pelatihan kebidanan yang berstandar baku kesehatan. Bab II Halaman 29

37 Desa /kelurahan UCI Cakupan Universal Child Immunization (UCI) pada tingkat desa/kelurahan pada tahun 2012 sebesar 77,56% dari yang ditargetkan sebesar 88,72% atau dengan tingkat capaian indikator kienerja sebesar 87,43%. Dari 156 desa/kelurahan yang ada, sebanyak 118 desa/kelurahan telah memenuhi UCI, artinya balita yang ada di 118 desa/kelurahan tersebut telah memenuhi standar imunisasi yang dibutuhkan oleh balita. Cakupan UCI tahun 2012 sangat tergantung pada kesadaran orang tua balita untuk membawa anak anaknya ke Pos PIN terdekat pada tanggal yang telah ditentukan. Kesiapan pelayanan jajaran Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Landak sudah optimal hal ini dikarenakan dukungan logistik dan sebagian besar dana operasioanal untuk kegiatan Pos PIN ini disediakan oleh Pemerintah Pusat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Cakupan penanganan Gizi Buruk Untuk tahun 2012 di Wilayah Kabupaten Landak cakupan penanganan Gizi Buruk terealisasi sebesar 100,00% yaitu dari 26 kasus Gizi Buruk yang ditemukan telah ditangani sebanyak 26 anak yang ditangani langsung oleh sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Landak. Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA+ Kasus penyakit TBC pada tahun 2012 yang dapat ditemukan dan diobati secara baik mencapai 100% dengan target 60,81% atau tingkat capaian indikator kinerja sebesar 164,45%. Jumlah penderita baru TBC BTA (+ ) yang ditemukan selama 2012 sebanyak 323 pasien, sedangkan perkiraan jumlah penderita yang ada di Kabupaten Landak sebanyak 701 penderita. Penderita DBD yang ditangani Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Landak pada beberapa desa telah menjadi penyakit endemis sehingga tiap tahun selalu terjadi kasus. Pada tahun 2012 semua kasus telah ditangani secara medis. Mengingat penyakit ini bisa menimbulkan akibat yang cukup fatal, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Landak akan terus meningkatkan pelayanan terhadap penanganan penyakit DBD ini. Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD pada tahun 2012 mencapai 100% dari 82,22% yang ditargetkan atau dengan tingkat capaian indikator kinerja sebesar 121,62%. Dari 37 kasus yang ada telah ditangani sesuai SOP sebanyak 37 pasien. Bila dibandingakn dengan tahun sebelumnya yang sebanyak 401 kasus DBD, maka terjadi penurunan kasus DBD yang sangat signifikan yaitu sebanyak 364 kasus atau 90,77%. Bab II Halaman 30

38 Hal ini menunjukan adanya kenaikan kesadaran masyarakat terhadap bahaya DBD sehingga ada kerjasama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Landak dan masyarakat dalam memberantas vektor pembawa virus DBD yaitu nyamuk Aedes Aegypty. Pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin Proses pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat miskin di Kabupaten Landak pada tahun 2012 mencapai 100% atau naik 45,47% bila dibandingkan tahun lalu yang baru mencapai 53,53%. Kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan Strata 1 sebanyak dari orang miskin yang Kabupaten Landak. Program ini berjalan dengan adanya Jamkesmas yang secara nasional diberlakukan bagi rujukan pasien tidak mampu di seluruh Kabupaten Landak. Cakupan Kunjungan Bayi Kunjungan bayi pasca natal di Kabupaten Landak mencapai 100% atau naik sedikit bila dibandingkan tahun lalu yang telah mencapai 99,17% dari kelahiran hidup bayi. Data tahun 2011 menunjukkan angka kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar sebanyak bayi dibanding bayi lahir hidup pada tahun yang sama sebanyak bayi. Kunjungan pasien rawat jalan umum pada Sarana Kesehatan Puskesmas Pasien rawat jalan yang mengunjungi Puskesmas-puskesmas di Kabupaten Landak selama 2012 tercatat sebanyak , naik orang apabila dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak orang, atau 19,71%. Sementara itu untuk pasien poli gigi selama tahun 2012 tercatat pasien naik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak pasien. Kunjungan KIA pada Sarana Kesehatan Puskesmas Kesadaran kesehatan bagi ibu dan anak di Kabupaten Landak selama tahun 2012, terlihat dari kunjungan KIA pada sarana kesehatan yang tercatat sebanyak kunjungan, atau mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak kunjungan. Kunjungan pasien pada RSUD (Pelayanan Kesehatan Rujukan & Rumah Sakit) Layanan kunjungan pasien di RSUD Kabupaten Landak pada tahun 2012 tercatat sebanyak pasien, naik sangat signifikan sebanyak dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak pasien, hal ini menunjukan naiknya tingkat kepercayaan masyarakat pada pelayanan RSUD Kabupaten Landak. Sedangkan tingkat pemanfaatan Bab II Halaman 31

39 tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) tahun 2011 sebesar 45,94%. Sedangkan frekuensi pemakaian tempat tidur atau Bed Turn Over (BTO) yang menunjukkan berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai pada tahun 2011 sebesar 67 kali. Rata-rata lama perawatan atau Length of Stay (LOS) adalah indikator yang menunjukkan rata-rata lamanya dirawat seorang pasien pada tahun 2011 sebesar 2,4 hari. Banyaknya bayi lahir hidup dan Angka Kelangsungan Hidup Pada tahun 2012, banyaknya bayi lahir hidup sebanyak Kelahiran Bayi Hidup tahun 2012 masih dibawah target sebanyak bayi atau dengan capaian indikator kinerja sebesar 67,03%. Namun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat kelahiran sebanyak anak, sedang kasus kematiannya sebanyak 16 anak, terdapat kenaikan kelahiran bayi hidup sebanyak 167 bayi hidup. Sedangkan angka kelangsungan hidup bayi terealisir 0,30% dari 1,83% yang ditargetkan atau dengan capaian indikator kinerja 183,74%. Angka Kematian bayi Pada tahun 2012, Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup sebesar 16,00. Kelahiran Hidup masih dibawah angka (target) tahun 2012 yaitu 43/1000 Kelahiran Hidup atau dengan capaian indikator kinerja sebesar 162,79%. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 3,08 terdapat kenaikan yang kurang menggembirakan. Namun demikian berdasarkan nilai normative AKABA kematian bayi sebanyak 16/1000 kelahiran masih masuk kategori rendah. Adapun nilai normative AKB adalah sebagai berikut: Lebih besar dari 100 tergolong sangat tinggi Antara tergolong tinggi Antara kategori sedang Kurang dari 20 kategori rendah Pelayanan Posyandu dan Jumkah Kader Posyandu Di Kabupaten Landak pada tahun 2012 tercatat 396 unit posyandu aktif yang ditangani oleh lebih dari kader, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak kader terjadi pengurangan 180 kader. Keberadaan posyandu sebagai ujung Bab II Halaman 32

40 tombak pelayanan kesehatan balita sangat penting, karena bersinggungan langsung dengan masyarakat. Prosentase ketersediaan obat sesuai kebutuhan Pemerintah Kabupaten Landak telah memenuhi kebutuhan obat sebesar 90,00% dari 95% yang ditargetkan atau dengan tingkat capaian indikator kinerja sebesar 94,74%. Prosentase pengadaan obat esensial Kebutuhan obat esensial yang diperlukan sebanyak 88% telah dipenuhi di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada dari target 95% atau dengan tingkat capaian indikator kinerja sebesar 92,63%. Prosentase pengadaan obat generik Obat generik yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Landak mencapai 80%. Persentase rumah tangga sehat Pada tahun 2012 di Kabupaten Landak Persentase Rumah Tangga Sehat sebesar 46,04% atau dari rumah tangga yang ada telah berprilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 46,04%, dengan target 85% atau capaian indikator kinerjanya sebesar 54,16%. Prosentase sarana air bersih Penyediaan pelayanan Pemerintah Kabupaten Landak dalam penyediaan sarana air bersih belum optimal artinya belum menjangkau seluruh masyarakat atau baru mencapai 60%. Ketersediaan Sumber Daya Kesehatan Kondisi Sumber Daya Kesehatan di Kabupaten Landak yang menunjukkan kebutuhan dan realisasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 10. Kondisi Sumber Daya Kesehatan di Kabupaten Landak Rasio tenaga kesehatan perhadap penduduk : Satuan Kebutuhan Relisasi % - Dokter ( per penduduk ) per ,28 11,06 - Dokter gigi (per penduduk) per ,58 3,06 - Apoteker ( per penduduk ) per ,24 12,40 - Sarjana Kesehatan Masyarakat ( per per penduduk ) 40 4,04 10,10 - Bidan ( per penduduk ) per ,23 9,25 - Perawat ( per penduduk ) per ,00 - Higiene sanitasi ( per penduduk ) per ,84 17,10 - Gizi ( per penduduk ) per ,35 19,77 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab II Halaman 33

41 Data di atas menunjukkan bahwa semua jenis profesi di bidang kesehatan masih sangat dibutuhkan dan perlu adanya pengadaan (rekruitmen) baru, agar pelayanan urusan kesehatan di Kabupaten Landak dapat berjalan dengan baik Pembinaan Kependudukan dan Keluarga Berencana Pembinaan Kependudukan dan Keluarga Berencana, koordinator pelaksananya adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana yang didukung oleh instansi lainnya. Sedangkan dalam rangka pembinaan keluarga berencana, Pemerintah Kabupaten Landak melalui telah melaksanakan kegiatan KB Keliling tingkat kabupaten dan kecamatan dengan pola pembinaan di Kecamatan dibuat dalam bentuk pelayanan terpadu. Hasil dari berbagai kegiatan tersebut adalah meningkatnya akseptor KB baru dan menjaga serta meningkatkan akseptor KB aktif. Peserta KB Baru Peserta KB Baru hasil penyuluhan dan kesadaran masyarakat kabupaten Landak tahun 2012 tercapai peserta turun 49 peserta dibanding tahun sebelumnya sebanyak peserta. Prevalensi KB Prevalensi KB dihitung dengan membandingkan PUS peserta KB dibandingkan dengan jumlah PUS pada kurun dan daerah yang yang sama. Capaian prevalensi KB tahun 2012 mencapai PUS dengan peserta PUS aktif sebanyak pasangan. Angka Usia Harapan Hidup Angka Usia Harapan Hidup di Kabupaten Landak berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat untuk tahun 2011 mencapai angka 65,70 tahun atau dengan tingkat capaian 100,58% dari yang ditargetkan 65,32 tahun. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Landak berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat untuk tahun 2011 mencapai angka 68,16 atau dengan tingkat capaian 99,43% dari yang ditargetkan 68,55. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran Terwujudnya masyarakat Kabupaten Landak yang sehat dan sejahtera diantaranya adalah: 1. Luasnya wilayah dan kondisi alam di Kabupaten Landak menjadi faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan. Bab II Halaman 34

42 Kurangnya tenaga bidan dan tenaga kesehatan untuk mengisi Poskesdes yang sudah dibangun. 3. Belum seluruh desa memiliki Poskesdes 4. Rendahnya kesadaraan masyarakat akan pentingnya hidup sehat. 5. Sulitnya mendapatkan data-data indikator kesehatan yang valid. Untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran Terwujudnya masyarakat Kabupaten Landak yang sehat dan sejahtera, akan ditempuh langkah langkah sebagai berikut: 1. Perubahan status RSUD menjadi Badan Layanan Umum (BLU). 2. Sosialisasi BLU kepada semua stakeholders. 3. Kebijakan dari pusat dan daerah ataupun kebijakan lintas program dan lintas sektor harus selaras dan sinkron dengan keadaan di unit pelayanan. 4. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai hidup sehat. 5. Penguatan Sistem Informasi Kesehatan melalui Profil Kesehatan. Sasaran 3 Meningkatkan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan Sasaran ini diarahkan agar terbangun suatu kelembagaan keuangan yang tangguh yang dapat mengelola keuangan sekaligus kekayaan daerah dengan menggunakan sistem yang memadai sesuai dengan ketentuan, disamping itu berusaha menggali potensi, melakukan ektensifikasi, intensifikasi sumber penerimaan daerah baik yang bersumber dari PAD maupun dana dari pemerintah pusat. Dan diharapkan sasaran ini juga dapat mewujudkan tertib administrasi keuangan, yang dapat mendukung pendapat atas audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Landak baik pada tahun 2012 maupun tahun-tahun berikutnya, serta untuk meningkatkan pengelolaan keuangan daerah yang tertib, cepat, efisien dan efektif serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diharapkan dicapai melalui 4 (empat) program, yaitu: Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa, Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dan Program Peningkatan Pengembangan sistem Bab II Halaman 35

43 Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Program-program tersebut dilaksanakan melalui 99 (sembilan puluh sembilan) kegiatan. Alokasi anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2012 untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 84,64%. Secara rinci capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 11. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatkan Pengelolaan Keuangan Daerah yang Akuntabel dan Transparan Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 1 Jumlah penerimaan PAD Rp , ,98 115,43 2 Prosentase PAD terhadap % 12,00 8,86 73,83 belanja pegawai/personalia 3 Rasio PAD terhadap Belanja % 5,00 3,97 79,40 Daerah 4 Jumlah restoran yang Buah 325,00 200,00 61,54 membayar pajak dan retribusi 5 Tingkat kepatuhan hotel % 100,00 80,00 80,00 membayar pajak 6 Ketaatan Wajib Pajak PBB % 100,00 75,00 75,00 7 Tingkat kesesuaian % 80,00 70,00 87,50 implementasi Sisdur Akuntansi 8 Tingkat implementasi SIMDA % 100,00 80,00 80,00 Keuangan 9 Tingkat ketepatan waktu % 100,00 75,00 75,00 penetapan APBD TA Tingkat ketepatan waktu % 100,00 100,00 100,00 pelayanan SP2D 11 Tingkat ketepatan waktu % 100,00 100,00 100,00 penyampaian laporan keuangan daerah 12 Tingkat ketepatan waktu % 100,00 100,00 100,00 pelayanan SPD 13 Tingkat ketepatan waktu % 100,00 100,00 100,00 pelayanan SPM 14 Tingkat Kesesuaian % 100,00 100,00 100,00 Penyelesaian laporan keuangan dengan SAP 15 Pendapat BPK terhadap laporan Keuangan 2011 Opini WTP WDP 75,00 Capaian Hasil Kinerja 83,50 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Pencapaian indikator sasaran Meningkatkan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan dijelaskan berikut ini : Jumlah realisasi penerimaan Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Landak pada tahun 2012 sebesar Rp 27,698,132, atau dengan capaian 115,43% dari yang ditargetkan Rp ,40. Jika dibandingkan dengan realisasi Pendapatan Asli Bab II Halaman 36

44 Daerah dengan Tahun 2011 sebesar Rp ,22 mengalami kenaikan sebesar Rp ,76. Jumlah anggaran dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: Tabel 12. Jumlah Anggaran dan Realisasi Pendapatan 2012 Jenis Pendapatan Anggaran Realisasi % - Pajak Daerah , ,69 105,44 - Retribusi Daerah , ,50 84,98 - Pendapatan Hasil Pengelolaan , ,97 100,00 Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - Lain-Lain PAD yang sah , ,82 242,14 Jumlah PAD , ,98 115,43 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Tabel 13. Jumlah Realisasi Pendapatan 2012 dan Realisasi 2011 Naik/(turun) Jenis Pendapatan Realisasi 2012 Realisasi 2011 % - Pajak Daerah , ,65 3,12 - Retribusi Daerah , ,12 155,38 - Pendapatan Hasil Pengelolaan , ,14 10,25 Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - Lain-Lain PAD yang sah , ,31 100,21 Jumlah PAD , ,22 34,18 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Prosentase PAD bila dibandingkan dengan belanja pegawai baik belanja langsung pegawai maupun belanja tidak langsung pegawai mencapai 8,86% atau dengan tingkat capaian 73,83% dari yang ditargetkan 12,00%. Pada tahun 2012 total belanja pegawai sebesar Rp ,03 sedangkan realisasi total PAD sebesar Rp ,63. Sedangkan rasio PAD terhadap belanja daerah mencapai 3,97% atau dengan tingkat capaian 79,40% dari yang ditargetkan 5,00%. Pada tahun 2012 jumlah belanja daerah setelah memperhitungkan urusan wajib dan urusan pilihan yang dilaksanakan sebesar Rp ,11. Bila dibandingkan rasio ini pada tahun sebelumnya maka terjadi peningkatan sebesar 0,46% dimana pada tahun sebelumnya rasio PAD terhadap Bab II Halaman 37

45 belanja daerah mencapai 3,51%. Pada tahun 2011 jumlah PAD sebesar Rp ,22 sedangkan total belanja daerah sebesar Rp ,08. Tingginya realisasi PAD bila dibandingkan dengan anggarannya tidak terlepas dari banyaknya jumlah wajib pajak atau wajib retribusi yang membayar pajak dan retribusi daerah serta tingginya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Pada tahun 2012, jumlah restoran yang membayar pajak dan retribusi sebanyak 200 wajib pajak dan retribusi atau dengan tingkat capaian 61,54% dari yang ditargetkan 325 wajib pajak dan retribusi. Sedangkan tingkat kepatuhan hotel membayar pajak mencapai 80,00% dan ketaatan wajib pajak PBB mencapai 75,00% dari yang ditargetkan 100,00%. Tingkat kesesuaian implementasi sistem dan prosedur akuntansi mencapai 70,00% atau dengan tingkat capaian 87,50% dari yang ditargetkan 80,00%. Sementara itu, tingkat implementasi SIMDA Keuangan mencapai 80,00% dimana SIMDA Keuangan baru diimplementasikan pada dua bulan terakhir tahun anggaran 2012 yang sebelumnya menggunakan sistem informasi keuangan yang dikembangkan oleh konsultan. Walaupun baru dipakai dalam beberapa bulan sudah banyak membantu Pemerintah Kabupaten Landak dalam memperlancar pembuatan Perda dan perbup tentang APBD Perubahan tahun anggaran 2012 dan APBD tahun anggaran 2013, selain penatausahaan pengelolaan keuangan daerah. Tingkat ketepatan waktu penetapan APBD tahun anggaran 2012 belum tepat waktu yang sesuai ketentuan yang berlaku harus ditetapkan pada bulan Desember tahun sebelumnya. Penetapan APBD tahun anggaran 2012 baru bisa dilaksanakan bulan Januari 2012 sehingga tingkat capaiannya mencapai 75,00% dari yang ditargetkan 100%. Pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan harus didukung oleh tingkat ketepatan waktu pelayanan SP2D kepada pihak ketiga, tingkat ketepatan waktu pelayanan SPM, tingkat ketepatan waktu pelayanan SPD, tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan daerah dan tingkat kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP). Pada tahun 2012, tingkat ketepatan waktu pelayanan SP2D kepada pihak ketiga mencapai 100% atau dengan kata lain pelayanan penerbitan SP2D tidak ada yang terlambat dan tidak ada komplain dari pihak ketiga mengenai pelayanan penerbitan Bab II Halaman 38

46 SP2D. Selain itu, tingkat ketepatan waktu pelayanan SPD dan SPM pada tahun 2012 juga mencapai 100%. Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada stakeholders memang membutuhkan usaha yang keras mengingat SKPD baru menerapkan sistem yang baru dipelajari dalam beberapa bulan, namun berkat kerjasama yang baik dengan mitra kerja maka permasalahan tersebut bisa diantisipasi dan diselesaikan sehingga SKPD bisa menyajikan laporan keuangan tepat waktu atau dengan capaian 100%. Tingkat kesesuaian laporan keuangan dengan SAP mencapai 100% mengingat laporan keuangan disusun dengan menggunakan sistem informasi keuangan yang terintegrasi. Untuk tahun buku 2011, BPK RI memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian atau penilaian yang cukup baik walaupun belum mencapai Wajar Tanpa Pengecualian. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran meningkatkan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan diantaranya adalah : 1. Kurangnya pengetahuan bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan, pejabat penatausahaan keuangan dan pengguna anggaran mengenai ketentuan pengelolaan keuangan daerah. 2. Kurangnya tanggung jawab bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan, pejabat penatausahaan keuangan dan pengguna anggaran dalam mempertanggungjawabkan uang yang dikelola. 3. Masih rendahnya disiplin bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan, pejabat penatausahaan keuangan dan pengguna anggaran dalam mengelola keuangan daerah. Untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran meningkatkan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, akan ditempuh langkah langkah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kegiatan bimbingan teknis dan pelatihan pengelolaan keuangan bagi bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan, pejabat penatausahaan keuangan dan pengguna anggaran. 2. Meningkatkan pengawasan terhadap pertanggungjawaban yang dibuat oleh bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan, pejabat penatausahaan keuangan dan pengguna anggaran. Bab II Halaman 39

47 Melakukan mind setting bagi bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan, pejabat penatausahaan keuangan dan pengguna anggaran untuk meningkatkan kinerjanya. Sasaran 4 Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran melalui penciptaan lapangan pekerjaan Sasaran Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran melalui penciptaan lapangan pekerjaan, diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja guna menghadapi perubahan lingkungan dan struktur perekonomian melalui kebijakan mengoptimalkan sinergi antara pengusaha dan tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja dengan meningkatkan keterampilan sebagai upaya peningkatan daya saing tenaga kerja. Pada akhirnya sasaran ini diharapkan dapat mendukung pemanfaatan potensi sumber daya alam secara efisien dan sinergis sehingga mampu mendukung pengembangan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diharapkan dapat tercapai melalui pelaksanaan 2 (dua) program yaitu Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja serta Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan yang didukung dengan 4 (empat) kegiatan. Alokasi anggaran yang disediakan melalui APBD Kabupaten Landak tahun 2012 sebesar Rp ,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp ,00 99,96%. Secara rinci capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: atau Tabel 14. Pencapaian Kinerja Sasaran Mengurangi Angka Kemiskinan dan Pengangguran Melalui Penciptaan Lapangan Pekerjaan Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 1 Menurunnya jumlah kecelakaan kerja Kasus ,00 2 Jumlah pencari kerja yang mendapat pelatihan Orang ,00 3 Prosentase pencari kerja yang ditempatkan % 25, ,34 4 Perusahaan yang telah menerapkan upah minimun % ,00 5 Jumlah pelanggaran terhadap kelengkapan fasilitas keselamatan Kali ,00 Bab II Halaman 40

48 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 6 jumlah perselisihan hubungan industrial yang dapat diselesaikan % 2,00 2,00 100,00 7 Upah minimum Rp/bln ,00 8 Kejadian perselisihan industrial kasus 5,00 6,00 80,00 9 Perselisihan yang difasilitasi kasus 2,00 2,00 100,00 10 Perselisihan industrial yg terselesaikan kasus 6,00 6,00 100,00 11 Jumlah SPSI klp 10,00 6,00 60,00 12 Jumlah tenaga kerja perempuan orang ,33 13 Jumlah tenaga kerja perempuan di pemerintahan orang ,88 Capaian Hasil Kinerja 74,42 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Pencapaian indikator sasaran ini dijelaskan berikut ini : Menurunnya jumlah kecelakaan kerja Indikator kinerja Menurunnya Jumlah Kecelakaan Kerja ditargetkan sebanyak 5 kasus, realisasinya sebanyak 6 kasus sehingga capaiannya sebesar 80,00%. Hal ini menunjukkan masih tingginya kecelakaan kerja yang terjadi di Kabupaten Landak. Dalam mengurangi terjadinya kecelakaan kerja perlu diadakan sosialisasi tentang keselamatan kerja dan mengikut sertakan setiap pekerja dalam program asuransi agar dapat memperoleh manfaat dari jaminan keselamatan kerja. Jumlah pencari kerja yang mendapat pelatihan Indikator kinerja Jumlah Pencari Kerja yang mendapat pelatihan ditargetkan sebanyak 160 orang, dapat direalisasikan sebanyak 80 orang atau 50,00%. Walaupun masih rendahnya jumlah pekerja yang mendapat pelatihan, tetap merupakan keberhasilan yang dicapai dengan adanya kegiatan Pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Landak. Selain itu juga dilaksanakan sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan, serta melakukan pembimbingan untuk pembuatan perjanjian kerja, peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama. Indikator Prosentase Pencari kerja yang di tempatkan Indikator Prosentase Pencari Kerja yang di tempatkan dicapai sebesar 77,34 % yaitu berasal dari Prosentase Pencari Kerja yg di tempatkan sebanyak 20,00% lebih kecil bila dibandingkan target sebesar 25,86%. Rendahnya capaiannya dikarenakan minimnya kesempatan kerja di wilayah Pemerintah Kabupaten Landak. Bab II Halaman 41

49 Indikator Perusahaan yang telah menerapkan upah minimum Indikator Perusahaan yang telah menerapkan Upah Minimum Kabupaten dapat direalisasikan sebesar 100,00% dari target 100%, maka capaian kinerjanya sebesar 100,00%. Keberhasilan ini tercapai karena adanya komitmen pengusaha dalam menerapkan besaran Upah Minimum Kabupaten yang telah disepakati. Jumlah pelanggaran terhadap kelengkapan fasilitas keselamatan Indikator kinerja jumlah pelanggaran terhadap kelengkapan fasilitas keselamatan dapat direalisasikan sebesar 40,00% dari target yaitu dari 5 kasus yang ditargetkan realisasinya sebanyak 8 kasus pelanggaran. Hal ini nampak masih rendahnya perusahaan dalam mematuhi aturan atau ketentuan terhadap kelengkapan fasilitas keselamatan. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dalam rangka memberikan sosialisasi terhadap kelengkapan fasilitas keselamatan serta secara berkala melaksanakan monitoring ke perusahaan-perusahaan dalam melihat kelengkapan fasilitas keselamatan di perusahaan. Indikator Prosentase perselisihan hubungan industrial yang dapat diselesaikan Indikator Prosentase perselisihan hubungan industrial yang dapat diselesaikan sebanyak 100% dari target yaitu dari 2 kasus perselisihan hubungan industrial yang ditargetkan, seluruhnya dapat diselesaikan. Keberhasilan ini dicapai dengan adanya kegiatan Sosialisasi Peraturan tentang Ketenagakerjaan. Upah minimum Indikator Upah Minimum Kabupaten yang telah dicapai pada tahun 2012 sebesar Rp ,00/bulan atau 94,00% dari Rp ,00. Dilihat dari besaran UMK di Kabupaten Landak masih jauh dari cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan seharihari. Ke depan pihak pemeritah dan pengusaha akan terus melakukan evaluasi terhadap besaran UMK. Kejadian perselisihan industrial Indikator Kejadian Perselisihan Industrial yang terjadi pada tahun 2012 di wilayah Kabupaten Landak sebesar 6 kasus atau 80,00% dari 5 kasus yang ditargetkan. Hal ini menjadi tugas pokok Pemerintah Kabupaten Landak dalam rangka menyelesaikan perselisihan industrial yang tejadi. Perselisihan yang difasilitasi Indikator Perselisihan yang Difasilitasi capaiannya sebesar 2 kasus atau 100,00% dari 2 kasus yang ditargetkan. Pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Landak telah Bab II Halaman 42

50 memfasilitasi penyelesaian perselisihan tentang ketenagakerjaan sebanyak 2 kasus dan telah dimediasikan. Perselisihan industrial yg terselesaikan Indikator Perselisihan yang Terselesaikan capaiannya sebesar 6 kasus atau 100,00% dari 6 kasus yang ditargetkan. Terhadap 6 kasus peselisihan industrial yang terjadi, Pemerintah Kabupaten Landak telah berhasil menyelesaikan semua perselisihan yang terjadi. Jumlah Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Indikator Jumlah Serikat Pekerja pada tahun 2012 di wilayah Kabupaten Landak capaiannya sebesar 60,00% atau 6 kelompok dari 10 kelompok yahg ditargetkan. Serikat Pekerja merupakan wadah bagi para pekerja/buruh dalam menjembatani apabila terjadi perselisihan antara pihak pekerja dengan pihak pengusaha. Dengan dibentuknya Serikat Pekerja diharapkan adanya harmonisasi antara para pekerja/buruh dengan Pihak Perusahaan. Jumlah tenaga kerja perempuan Indikator Jumlah Tenaga Kerja Perempuan di Kabupaten Landak capaiannya sebesar orang yang bekerja di Perusahaan yang tersebar di wilayah Kabupaten Landak atau sebesar 72,33% dari tenaga kerja perempuan yang ditargetkan. Jumlah tenaga kerja perempuan di pemerintahan Sedangkan indikator Jumlah Tenaga Kerja Perempuan di pemerintahan sebesar orang atau 81,88% dari orang yang ditargetkan. Tenaga kerja perempuan ini tersebar di instansi pemerintahan baik tingkat pemeritah pusat maupun pemerintah daerah. Hal ini nampak masih rendahnya capaian dari target karena kesempatan untuk bekerja di pemerintahan sangatlah terbatas. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran melalui penciptaan lapangan pekerjaan diantaranya adalah: 1) Masih rendahnya perhatian pengusaha dalam arti pentingnya keselamatan kerja. 2) Masih seringnya terjadi perselisihan atara pekerja/buruh dengan pengusaha. 3) Masih rendahnya Upah Minimum Kabupaten dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruk di wilayah Kabupaten Landak. Bab II Halaman 43

51 ) Kurangnya investor yang menanamkan modal dengan membuka lapangan pekerjaan guna memberikan kesempatan kerja yang lebih besar kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Landak. Untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran melalui penciptaan lapangan pekerjaan, akan ditempuh langkahlangkah sebagai berikut: 1) Melakukan sosialisasi kepada para pengusaha dan pekerja tentang arti pentingnya keselamatan kerja. 2) Melakukan monitoring dan evaluasi ke setiap perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Landak tentang kelengkapan fasilitas keselamatan yang sering sering dilanggar oleh perusahaan-perusahaan. 3) Melakukan pertemuan-pertemuan secara berkala dalam rangka menjalin harmonisasi antara pekerja/buruh dengan pengusaha. 4) Melakukan evaluasi terhadap besaran Upah Minimun Kabupaten dengan mengakomodir keinginan dari pihak pekerja/buruh dan pengusaha. 5) Melakukan kegiatan promosi tentang produksi unggulan dari Kabupaten Landak dalam rangka menjaring para investor dalam rangka menanamkan modalnya di Kabupaten Landak. 6) Bekerjasama dengan pihak terkait dalam rangka memberikan jaminan keamanan di wilayah Kabupaten Landak, untuk memberikan rasa keamanan dan kenyamanan investor dalam rangka menanamkan modalnya yang akhirnya memberikan kesempatan kerja yang luas kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Landak. Sasaran 5 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan koperasi, industri, perdagangan dan UKM yang profesional Sasaran kelima dari RPJMD Kabupaten Landak adalah Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan koperasi, industri, perdagangan dan UKM yang profesional, yang diarahkan untuk meningkatkan perindustrian dan perdagangan berbasis kerakyatan yang di dukung oleh pengembangan usaha mikro, Bab II Halaman 44

52 kecil, menengah dan koperasi melalui kebijakan mendorong pengembangan perdagangan secara merata dan proporsional dengan dukungan penanaman modal yang cukup. Pada akhirnya sasaran ini diharapkan dapat mendukung pemanfaatan potensi sumber daya yang tersedia di Kabupaten Landak, baik itu sumber daya manusia yang trampil maupun sumber daya alam yang melimpah, yang dikelola secara sinergi dan efisien dengan pihak-pihak terkait, sehingga mampu mendukung pengembangan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diharapkan dapat tercapai melalui pelaksanaan 10 (sepuluh) program yaitu : 1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Program ini dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dengan 1 (satu) kegiatan yaitu Pembinaan administrasi Proyek ( PAP ) PNPM Mandiri Pedesaan. 2. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program ini dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dengan 1 (satu) kegiatan yaitu Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat. 3. Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan Program ini dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dengan 2 (dua) kegiatan yaitu Lomba Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) dan Pelatihan Kader PKK Desa. 4. Program Peningkatan Hubungan dengan Organisasi Masyarakat Program ini dilaksanakan oleh Kecamatan Menyuke dan Kecamatan Menjalin dengan 2 (dua) kegiatan yaitu Fasilitasi Kegiatan Pembinaan PKK Kecamatan dan Pemberdayaan Organisasi Masyarakat. 5. Program Peningkatan Partisipasi dan Pembangunan Masyarakat Desa Program ini dilaksanakan oleh Kecamatan Sompak dengan 2 (dua) kegiatan yaitu Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat dan Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kecamatan. 6. Program Peningkatan Kelembagaan Masyarakat Desa Program ini dilaksanakan oleh Kecamatan Menjalin dan Kecamatan Sompak dengan kegiatan yang sama yaitu Pembinaan PKK Tingkat Desa. 7. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Mikro Kecil Menengah Program ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan dengan 4 (em pat) kegiatan yaitu Pemantauan Pengelolaan Penggunaan Dana Bab II Halaman 45

53 Pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, Penyelenggaraan Promosi Produk Usaha Mikro Kecil Menengah, Penyelenggaraan Promosi Produk UMKM Melalui Smesco Festival, dan Penyelenggaran Pameran Pertasi Kencana. 8. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan dengan 4 (empat) kegiatan yaitu Diklat Teknis Peningkatan Mutu Pengolahan Gula Merah dan Gula Semut, Monitoring dan Evaluasi Pasca Pelatihan, Penyelenggaraan Pameran Produk Industri, dan Pelatihan Pencelupan Warna Alam Tenun Ikat. 9. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan dengan 3 (tiga) kegiatan yait u Monitoring Harga Sembako dan Barang Strategis lainnya, Pelaksanaan Pasar Murah, dan Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa. 10. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan dengan 3 (ti ga) kegiatan yaitu Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Pameran Produk Usaha Perdagangan, dan Pembangunan Pasar Tradisional. Alokasi anggaran yang disediakan melalui APBD Kabupaten Landak tahun 2012 sebesar Rp ,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp 98,24%. Secara rinci capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: ,00 atau Tabel 15. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan Koperasi, Industri, Perdagangan dan UKM yang Profesional Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 1 Meningkatnya jumlah Koperasi Unit 105,00 118,00 112,38 2 Meningkatnya jumlah UKM Unit , ,00 99,38 3 Prosentase Jumlah Koperasi yang aktif % 67,91 71,81 105,74 4 Meningkatnya Pengusaha yang Persh 7,00 10,00 142,86 berinvestasi di Koperasi 5 Meningkatnya jumlah UKM/koperasi Unit 50,00 55,00 110,00 yang dibina 6 Prosentase Jumlah usaha mikro dan % 50 98,64 197,27 kecil 7 Jumlah instansi yang ikut promosi UKM Instansi 5,00 3,00 60,00 Bab II Halaman 46

54 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 8 Jenis peluang investasi Jenis 3,00 3,00 100,00 9 Meningkatnya Jumlah Hasil Penjualan Rp (ribu) ,70 Industri Rumah Tangga 10 Persentase kios pasar yang terisi % 100,00 100,00 100,00 11 Meningkatnya jumlah Industri Kecil Unit 160,00 427,00 266,88 dan Menengah 12 Jumlah peraturan desa yang Buah 4,00 4,00 100,00 disosialisasikan 13 Jumlah desa yang Menerima dana Buah 120,00 81,00 67,50 PNPM 14 Persentase PKK Aktif di Kabupaten % 100,00 100,00 100,00 Landak 15 Jumlah PKK yang punya usaha Kelp 20,00 4,00 20,00 16 Prosentase kasus aparat desa yang % 100,00 100,00 100,00 selesai 17 Jumlah UKM unit , ,00 89,62 18 Jumlah investor berskala nasional Investor 10,00 15,00 150,00 (PMDN/PMA) 19 Jumlah nilai investasi berskala Rp (juta) , ,08 37,08 nasional (PMDN/PMA) 20 PKK Aktif % 78,98 100,00 126,61 21 Pelaksanaan lomba desa kali 1,00 3,00 300,00 22 Kontribusi sektor Perdagangan % 5,79 20,84 359,93 terhadap PDRB 23 Ekspor Bersih Perdagangan % 34, Cakupan bina kelompok % 5 5,00 100,00 pedagang/usaha informal 25 Kontribusi sektor Industri terhadap % 11,30 10,48 92,74 PDRB Capaian Hasil Kinerja 81,10 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Pencapaian indikator sasaran ini dijelaskan berikut ini : Jumlah Koperasi dan UKM Dalam tahun 2012 jumlah kelembagaan Koperasi dan UKM ditargetkan sebanyak unit terdiri dari Koperasi sebanyak 105 unit, dan UKM sebanyak unit, dari target tersebut yang dapat direalisasikan sebanyak unit atau 99,38% terdiri dari Koperasi sebanyak 118 unit atau 112,38 %, UKM sebanyak unit atau 99,38 %. Peningkatan ini tidak terlepas dari Penyelenggaraan Pembinaan Industri Rumah Tangga, Industri Kecil dan Menengah, dan Promosi atau Pameran Kerajinan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Landak. Prosentase Jumlah Koperasi Aktif Bab II Halaman 47

55 Pada tahun 2012 indikator prosentase Jumlah Koperasi yang Aktif capaiannya sebesar 71,81% atau 105,74% dari 67,91% yang ditargetkan. Hal ini terlihat dari Jumlah Koperasi Aktif sebanyak 107 dibandingkan jumlah seluruh koperasi yang tersebar di Kabupaten Landak sebanyak 149 koperasi. Meningkatnya Pengusaha yang berinvestasi di Koperasi Indikator Meningkatnya Pengusaha yang berinvestasi di Koperasi diukur dengan pencapaian target, dari target 7 koperasi terjadi peningkatan realisasi sebesar 10 koperasi atau 142,86 % dari target. Meningkatnya jumlah UKM/koperasi yang dibina Indikator Meningkatnya Jumlah UKM/koperasi yang dibina sebanyak 55 unit atau 110,00% dari target sebesar 50 unit, sedangkan capaian prosentase jumlah usaha mikro dan kecil sebesar 98,64% atau 98,64% dari 100,00% yang ditargetkan. Jumlah instansi yang ikut promosi UKM Indikator Jumlah Instansi yang ikut Promosi UKM antara lain Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi UKM, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Sekretariat Daerah sehingga capaiannya sebesar 60% dari target yang ditentukan sebanyak 5 instansi. Jenis peluang investasi Capaian jenis peluang investasi di Kabupaten Landak sebesar 100,00% dari 3 peluang yang ditargetkan. Peluang investasi yang masih potensial di Kabupaten Landak ada 3 (tiga) yaitu: 1) Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Pade Kembayung. 2) Pengembangan Pariwisata Air Terjun Mananggar. 3) Pengembangan Kawasan Industri Mandor. Dalam Forum tersebut dilakukan business meeting desk/ one meeting antara pihakpihak yang memiliki interest besar terhadap potensi yang ditawarkan tersebut. Forum tersebut berhasil menarik minat investor dari Korea untuk menanamkan modalnya pada Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Pade Kembayung. Bab II Halaman 48

56 Meningkatnya Jumlah Hasil Penjualan Industri Rumah Tangga Indikator Meningkatnya Jumlah Hasil Penjualan Industri Rumah Tangga dapat dihitung dengan membandingkan peningkatan jumlah hasil penjualan industri rumah tangga dengan realisasi penjualan industri rumah tangga tahun Jumlah hasil penjualan industri rumah tangga pada tahun 2012 sebesar Rp ,00 sedangkan jumlah hasil penjualan industri rumah tangga pada tahun 2011 sebesar Rp ,00 atau telah terjadi peningkatan sebesar Rp ,00 atau 5,00%. Sehingga capaian indikator meningkatnya jumlah hasil penjualan industri rumah tangga sebesar 66,70% dari target peningkatan jumlah hasil penjualan industri rumah tangga sebanyak Rp ,00. Persentase kios pasar yang terisi Kegiatan dilakukan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan berupa Penataan Kios Pasar Tradisional sehingga kios yang dibangun oleh pemerintah tertata dengan baik dan memberikan keuntungan kepada para pengelola kios, dengan adanya kegiatan ini maka kios-kios pasar yang dibangun dapat terisi seluruhnya yaitu ditargetkan 21 kios, dengan realisasi 21 kios atau 100 % dari target. Meningkatnya jumlah Industri Kecil dan Menengah Indikator kinerja Meningkatnya Jumlah Industri Kecil dan Menengah dari target 160 unit, dapat direalisasi sebanyak 427 unit atau 266,88 %, dibanding dengan realisasi tahun 2011 sebesar 417 unit terjadi lonjakan peningkatan sebesar 10 unit. Namun dari peningkatan jumlah industri kecil tersebut belum terdata omset penjualannya pada tahun Indikator kinerja jumlah peraturan desa yang disosialisasikan sebesar 100% dari 4 peraturan desa yang ada. Sedangkan jumlah desa yang menerima dana PNPM sebannyak 81 desa pada tahun 2012 dari target yang telah ditetapkan sebanyak 120 desa. Capaian kinerja PKK Aktif sebesar 100% dari 156 PKK yang aktif dibandingkan dengan jumlah PKK sebanyak 156 yang tersebar di Kabupaten Landak. Jumlah investor berskala nasional (Penanaman Modal Dalam Negeri, maupun Modal Asing) sebanyak 15 investor yang terdiri dari investor dalam negeri sebanyak 10 investor dan 5 investor modal asing. Sedangkan nilai investasi berskala nasional sebesar Rp ,00 yang terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri Bab II Halaman 49

57 sebesar Rp ,00 dan Penanaman Modal Asing sebesar Rp ,00. Indikator kinerja Kunci Eksport Bersih Perdagangan sebesar 0,00 % dikarenakan belum tersedianya data mengenai eksport dan import di Kabupaten Landak. Kontribusi sektor Perdagangan dan Industri terhadap PDRB Sektor perdagangan memberi kontribusi sebesar Rp ,00 atau mencapai 20,84% terhadap PDRB berdasar harga berlaku tahun 2012 sebesar Rp ,00. Sedangkan sektor industri memberi kontribusi sebesar Rp ,00 atau mencapai 10,48% terhadap PDRB berdasar harga berlaku tahun 2012 sebesar Rp ,00. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan koperasi, industri, perdagangan dan UKM yang profesional diantaranya adalah: 1) Secara organisasi masih kekurangan SDM, karena masih ada beberapa jabatan struktural yang belum terisi; 2) Sarana pendukung untuk tugas monitoring dan pembinaan masih kurang; 3) Dana yang masih terbatas untuk kegiatan seperti: pasar murah, pasar rakyat di tiap kecamatan, dan peningkatan mutu kerajinan rakyat. 4) Dana APBD Kabaupaten Landak untuk menunjang kegiatan Koperasi, masih terbatas 5) Terbatasnya kemampuan manajemen Pengurus Koperasi, sehingga belum di kelola secara profesional. 6) Kurang berfungsinya anggota Koperasi, dalam rangka mencapai tujuan utama untuk mensejahterakan anggotanya. 7) Terbatas dana dan SDM untuk melakukan pembinaan terhadap UKM/Koperasi. 8) Sarana untuk kegiatan lapangan masih terbatas. Untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan koperasi, industri, perdagangan dan UKM yang profesional, akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: Bab II Halaman 50

58 ) Memenuhi jabatan struktural yang masih kosong; 2) Pengadaan kendaraan roda 4; 3) Adanya pasar rakyat di tiap kecamatan dan pembinaan terhadap pengrajin. 4) Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada 5) Mengusulkan penambahan anggaran guna mendukung program UKM dan Koperasi di Kabupaten Landak dengan memperhatikan kemampuan APBD. 6) Meningkatkan pembinaan, monitoring, sosialisasi dan penyuluhan pengelolaan bidang UKM/Koperasi secara berkelanjutan dan bekesinambungan. 7) Mengupayakan untuk menunjang pelaksanaan tugas khususnya terkait dengan Koperasi. 8) Perlu meningkatan pendidikan PNS melalui Diklat atau Pendidikan yang spesifik yang berkaitan dengan tugas/tupoksi di masing-masing bidang. Sasaran 6 Meningkatnya industri pariwisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal Sasaran ini diarahkan untuk meningkatkan pengembangan dan pelestarian bahasa, seni dan budaya daerah, pelestarian sejarah, museum dan kepurbakalaan dan mengembangkan potensi pariwisata daerah di Kabupaten Landak, serta kebudayaan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan yang bertumpu pada kebudayaan, peninggalan budaya dan pesona alam, mewujudkan wisata budaya dan industri pariwisata sebagai salah satu sumber penghasilan daerah, mendorong dan memfasilitasi berkembangnya obyek dan produk wisata serta meningkatkan partisipasi swasta dan masyarakat dalam pengembangan pariwisata daerah sehingga seni dan budaya yang ada tetap lestari dan dapat sebagai aset daerah guna menarik wisatawan untuk datang. Bab II Halaman 51

59 Sasaran ini dicapai melalui pelaksanaan 5 (lima) program yaitu: 1. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata dengan 4 (empat) kegiatan yaitu Pemeliharaan, perlindungan dan penjagaan Situs/BCB dan peninggalan sejarah kepurbakalaan, Fasilitasi Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Upacara Adat Robo-Robo, Fasilitasi Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Upacara Adat Tumpang Negeri dan Ziarah Akbar, dan Fasiltasi Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Upacara Adat Naik Dango. 2. Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata dengan 2 (dua) kegiatan yaitu Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah dan Penyelenggaraan Dialog Kebudayaan. 3. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata dengan 3 (tiga) kegiatan yaitu Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata, Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri, dan Promosi dan Pemasaran Potensi Objek Pariwisata. 4. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata dengan 2 (d ua) kegiatan yaitu Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata dan Pengembangan Daerah Tujuan Wisata. 5. Program Pengembangan Kemitraan Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata dengan 2 (dua) kegiatan yaitu Fasilitasi pembentukan Forum Komunikasi Antar Pelaku Industri Pariwisata dan Budaya dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Profesionalisme Bidang Pariwisata. Alokasi anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2012 untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 95,97%. Bab II Halaman 52

60 Secara rinci capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 16. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya industri pariwisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) Tersebarnya informasi % 100,00 70,00 70,00 pariwisata di Kabupaten Landak 2 Jumlah wisatawan yang berkunjung - Domestik Orang 4.960, ,00 45,36 - Mancanegara Orang 500,00 423,00 84,60 3 Jumlah wisatawan yang Orang 5.000, ,00 44,00 mengunjungi situs dan peninggalan sejarah 4 Jumlah lokasi wisata yang ada Lokasi 38,00 38,00 100,00 5 Jumlah objek wisata potensial Buah 14,00 8,00 57,14 yang dikembangkan 6 Jumlah hotel yang ada di Buah 9,00 14,00 155,56 Kabupaten Landak 7 Tingkat hunian hotel di % 85,00 60,00 70,59 Kabupaten Landak 8 Jumlah PAD dari sektor Rp ,61 pariwisata potensial yang dikembangkan 9 Prosentase Budaya daerah % 100,00 100,00 100,00 yang dapat dilestarikan 10 Jumlah situs dan peninggalan % 55,00 50,00 90,91 sejarah yang dipelihara 11 Jumlah pagelaran seni tingkat Kali 6,00 4,00 66,67 kabupaten dan Provinsi 12 Prosentase sanggar seni yang % 100,00 31,00 31,00 aktif 13 Jumlah restoran buah 345,00 325,00 94,20 Capaian Hasil Kinerja 71,07 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Pemerintah Daerah Kabupaten Landak dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas melibatkan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata. Pencapaian indikator sasaran Meningkatnya industri pariwisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal dijelaskan berikut ini : Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pencapaian keberhasilan sasaran dari Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata yang terdiri dari 3 (tiga ) kegiatan yaitu Analisa Pasar untuk Promosi dan Pemasaran Bab II Halaman 53

61 Objek Pariwisata, Pengembangan Jaringan Kerja Sama Promosi Pariwisata serta Promosi dan Pemasaran Potensi Objek Pariwisata. Untuk memelihara seni dan budaya daerah telah dilakukan beberapa kegiatan yang bertujuan agar budaya dan seni yang ada tetap ada dan terpelihara. Cara memelihara antara lain dengan tetap mendukung sanggar budaya yang telah ada melalui pemantauan dan membantu baik kegiatan maupun keuangannya. Sedangkan budaya yang ada tetap dipelihara baik yang berupa situs, cagar budaya maupun kesenian agar tetap eksis. Penjelasan pencapaian program pengembangan pemasaran pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tersebarnya informasi pariwisata di Kabupaten Landak Tersebarnya Informasi Pariwisata di Kabupaten Landak pada tahun 2012 terealisasi sebesar 70,00% dari 100,00% yang ditargetkan. Kabupaten Landak memiliki sejumlah objek wisata yang sebagian besar objek wisata budaya dan sejarah. Objek wisata budaya selalu menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan asing dan lokal khususnya bagi mereka yang hendak mempelajari budaya Dayak. 2) Jumlah wisatawan yang berkunjung Jumlah Wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Landak selama tahun 2012 berjumlah orang, yang terdiri dari orang Wisatawan Domestik dan 423 orang Wisatawan Mancanegara. Jika dibandingkan dengan targetnya untuk Wisatawan Domestik sebanyak orang dan Wisatawan Mancanegara sebanyak 500 orang maka capaiannya masing-masing sebesar 45,36% dan 84,60%. 3) Jumlah wisatawan yang mengunjungi situs dan peninggalan sejarah Dari data wisatawan yang telah dihimpun oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Landak diketahui bahwa dari yang ditargetkan sebanyak orang, seluruh Wisatawan yang berkunjung sebanyak orang berkunjung ke situs dan peninggalan sejarah atau sebesar 44,00%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2011 Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke situs dan peninggalan sejarah menurun sebanyak 267 orang wisatawan. 4) Jumlah lokasi wisata yang ada Pencapaian Jumlah Wisatawan yang mencapai orang tersebut di peroleh karena Kabupaten Landak memiliki banyak objek wisata. Objek wisata yang ada di Kabupaten Landak pada tahun 2012 mencapai 38 buah. Pencapaian indikator Jumlah Lokasi Bab II Halaman 54

62 Wisata adalah sebesar 38 buah atau 100,00% dari target sebanyak 38 buah lokasi wisata. Jumlah tersebut hanya sebagian dari seluruh situs dan peninggalan sejarah yang belum dapat dijadikan objek wisata karena kurangnya akses, sarana dan prasarana. 5) Jumlah objek yang dapat dikembangkan Jumlah Situs dan Peninggalan Sejarah yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Landak adalah sebanyak 65 buah. Untuk menambah jumlah objek wisata potensial yang dapat dikunjungi oleh wisatawan maka Pemerintah Kabupaten landak telah mengembangkan objek wisatawan potensial yang pada tahun 2012 belum disentuh. Jumlah objek yang dapat dikembangkan pada tahun 2012 mencapai 8 buah atau hanya 57,14% dari rencana pengembangan objek wisata sebanyak 14 buah. 6) Jumlah Hotel Yang ada Dukungan terhadap peningkatan pariwisata juga diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Landak melalui peningkatan kualitas dan kuantitas penginapan dan hotel. Ini untuk mencegah dan menghimpun objek potensial pendapatan asli daerah lari ke daerah lain dengan alasan kurangnya sarana hotel. Jumlah Hotel untuk dapat menampung seluruh wisatawan yang berkunjung ditargetkan sebanyak 9 buah dan telah ada serta beroperasi di Kabupaten Landak sebanyak 14 buah atau sehingga capaiannya 155,56%. 7) Tingkat hunian hotel Dari 14 buah hotel dan penginapan yang ada, tingkat okupansi atau hunian kamar selama tahun 2012 rata rata hanya mencapai 60,00% dari daya tampung. Pencapaian Tingkat Hunian Kamar Hotel mencapai 60,00% yaitu sebesar 70,59% dari target hunian kamar sebesar 85,00%. 8) Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Landak yang berasal dari sektor pariwisata pada tahun 2012 mencapai Rp ,00 atau sebesar 169,61% dari target PAD sektor pariwisata sebesar Rp ,00. 9) Prosentase Budaya daerah yang dapat dilestarikan Kekayaan budaya yang terdapat di Kabupaten Landak sebagaian besar berasal dari kebudayaan Dayak. Banyaknya budaya di Kabupaten Landak mendorong Pemerintah Kabupaten Landak untuk aktif memelihara dan mengembangkan agar dapat tetap Bab II Halaman 55

63 eksis. Prosentase budaya daerah yang dapat dilestarikan oleh Pemerintah Kabupaten Landak mencapai 100,00% atau sebesar 100,00% dari target sebesar 100,00%. 10) Jumlah situs yang dapat dipelihara Sedangkan Situs situs Baudaya yang ada di Kabupaten Landak yang dapat dipelihara mencapai 33 buah atau 90,91% dari target sebanyak 36 buah. Jumlah seluruh Situs dan Peninggalan yang ada di Kabupaten Landak sebanyak 65 buah. 11) Jumlah pagelaran seni tingkat kabupaten dan Provinsi Keragaman budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Landak dimanfaatkan oleh kalangan seniman yang terdapat di Kabupaten Landak untuk memelihara budaya yang ada. Para pekerja seni yang ada di Kabupaten Landak umumnya mendirikan sanggar sanggar seni sebagai wadah mengasah kemampuan seninya. Untuk menampung para pekerja seni tersebut, pemerintah Kabupaten Landak melaksanakan dan ikut serta sejumlah pagelaran seni. Jumlah Pagelaran Seni yang di ikusertakan Kabupaten Landak adalah sebanyak 4 kali atau sebesar 100% dari target yang sebanyak 4 kali. Adapun pagelaran seni yang diikutsertakan oleh Kabupaten Landak antara lain Upacara Adat Robo-Robo, Upacara Adat Ziarah Akbar dan Tumpang Negeri, Upacara Adat Naik Dango, dan Festival Budaya Binua Landak. Jumlah Sanggar Seni yang ada di Kabupaten Landak pada tahun 2012 adalah sebanyak 40 buah, namun yang masih aktif hanya sebanyak 24 buah atau hanya 60%. 12) Jumlah Restoran Dukungan terhadap peningkatan pariwisata juga diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Landak melalui peningkatan kualitas dan kuantitas restoran dan sekaligus sebagai wisata kuliner. Jumlah Restoran ditargetkan sebanyak 345 buah dan telah ada serta beroperasi di Kabupaten Landak sebanyak 325 buah atau sehingga capaiannya 94,20%. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran Meningkatnya industri pariwisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal diantaranya adalah : 1. Kurangnya SDM baik dari kualitas maupun kuantitas 2. Kurangnya alokasi dana untuk menunjang pelaksanaan program dan kegiatan 3. Sarana olahraga yang ada di masyarakat dan sekolah yang dirasa masih belum mencukupi. Bab II Halaman 56

64 SDM pelatih dan persiapan TC (training centre) masih minim sehingga potensi atlit belum tergali secara maksimal 5. SDM juru pelihara kurang memadai dengan kualifikasi pendidikannya dan juru pelihara yang ada usianya sudah mencapai 60 tahun, dalam pelaksanaan tugasnya kurang memahami fungsinya 6. Belum banyak masyarakat yang mempunyai pola pikir inovatif untuk menjadikan event budaya daerah yang ada sebagai kesempatan unutk memperoleh tambahan pendapatan dari kegiatan ekonomi mikro atas kehadiran pengunjung. 7. Promosi tempat wisata dan event seni sebagai daya tarik belum tergarap, peninggalan budaya berupa situs bangunan secara umum belum menarik wisatawan. 8. Tingkat profesionalisme sumber daya manusia di bidang pariwisata. 9. Rendahnya kesadaran masyarakat di perkotaan untuk tetap memelihara dan menjaga budaya budaya lokal. 10. Beberapa situs dan peninggalan sejarah yang potensial masih belum bisa dioptimalkan sebagai objek wisata karena sulitnya transportasi untuk menjangkau daerah tersebut. Untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran Meningkatnya industri pariwisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal akan ditempuh langkah langkah sebagai berikut: 1. Memberdayakan pegawai yang ada secara optimal dan mengikutkan pegawai dalam kegiatan pelatihan dan pendidikan 2. Adanya penambahan dana untuk menunjang program dan kegiatan tersebut 3. Membantu sarana olahraga yang ada di masyarakat dan sekolah yang dirasa minim sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah kabupaten 4. Meningkatkan SDM pelatih melalui penataran pelatih atau kegiatan yang sejenis yang dapat meningkatkan kompetensinya sebagai pelatih 5. Melakukan regenerasi juru pelihara dengan yang muda dengan kualifikasi pendidikan minimal SLTA dan melakukan sosialisasi tentang tupoksi juru pelihara yang dilaksanakan. 6. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa event budaya yang dilaksanakan mempunyai nilai ekonomis dan dapat meningkatkan peekonomian masyarakat Bab II Halaman 57

65 Perlu dilakukan pengkajian lokasi wisata yang akan dikembangkan mengingat pengembangan membutuhkan biaya tinggi 8. Mengembangkan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata dengan melakukan kemitraan bersama swasta dalam membangun dan mengelola objek wisata. 9. Perlu adanya gerakan mencintai budaya lokal dan memasukkan budaya lokal dalam pembelajaran di sekolah. 10. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi menuju situs dan peninggalan sejarah sehingga mudah dijangkau tentunya dengan skala prioritas. Bab II Halaman 58

66 Sasaran 7 Meningkatkan ekonomi rakyat berkelanjutkan melalui pembangunan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan Sasaran ini diarahkan kepada pengembangan komoditi unggulan ke arah agroindustri, penyediaan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat dengan menempatkan ekonomi rakyat yakni segala bentuk aktifitas produktif yang dikelola oleh rakyat sebagai basis perekonomian daerah. Pada akhirnya sasaran ini dapat menciptakan ketahanan pangan di masyarakat serta menaikkan taraf hidup dan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diharapkan dicapai melalui 10 (sepuluh) program yaitu (1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani/Pekebun; (2) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan; (3) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan; (4) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan; (5) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak; (6) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan; (7) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan; (8) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan; (9) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan; (10) Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan; (11) Program Pengembangan Budidaya Perikanan; (12) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan; (13) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air tawar; dan (14) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan). Program-program tersebut dijalankan melalui 46 kegiatan dengan alokasi anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2012 sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 94,77% dari plafon yang disediakan. Secara rinci capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 17. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatkan Ekonomi Rakyat Berkelanjutkan melalui Pembangunan di Bidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 1 Tingkat keberhasilan pencegahan % 50,00 50,00 100,00 penyakit ternak 2 Produksi jagung Ton , ,00 66,53 Bab II Halaman 59

67 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 3 Produksi kedelai Ton 35,00 14,00 40,00 4 Produksi kacang tanah Ton 1.670,00 686,22 41,09 5 Produksi Kacang hijau Ton 304,00 15,00 4,93 6 Produksi Ubi kayu Ton , ,00 47,36 7 Produksi Ubi jalar Ton 3.374, ,00 32,34 8 Produksi hortikultur Ton , ,00 102,88 9 Produktivitas jagung kw/ha 24,29 42,65 175,59 10 Produktivitas kedelai kw/ha 9,00 10,00 111,11 11 Produktivitas kacang tanah kw/ha 20,00 15,92 79,60 12 Produktivitas Kacang hijau kw/ha 20,00 7,00 35,00 13 Produktivitas Ubi kayu kw/ha 120,00 111,59 92,99 14 Produktivitas Ubi jalar kw/ha 91,00 82,47 90,63 15 Produktivitas hortikultur kw/ha 145,00 103,00 71,03 16 Luas areal persawahan Ha , ,00 54,96 17 Produksi padi sawah dan ladang Ton , ,00 73,70 18 Produktivitas padi sawah kw/ha 20,60 31,84 154,56 19 Produktivitas padi ladang kw/ha 22,00 18,79 85,41 20 Tingkat keberhasilan pembibitan % 80,00 60,00 75,00 ternak 21 Tingkat keberhasilan masyarakat % 75,00 60,00 80,00 memelihara ternak dari pemerintah 22 Tingkat pengguliran % 80,00 60,00 75,00 23 Tingakat keaktifan kelompok % 80,00 60,00 75,00 ternak 24 Tingkat ketersediaan bibit unggul bibit , ,00 80,21 25 Jumlah populasi ternak Ekor , ,00 91,11 26 Jumlah populasi unggas Ekor , ,00 182,36 27 Jumlah produksi daging ternak Kg , ,61 1,88 28 Jumlah produksi daging unggas Kg , ,60 2,09 29 Produksi benih ikan Ekor , ,00 98,29 30 Tingkat berfungsinya sarana % 90,00 75,00 83,33 budidaya perikanan 31 Produksi ikan kolam Ton 353,17 392,92 111,26 32 Tingkat kecukupan sarana budi % 80,00 80,00 100,00 daya perikanan 33 Produksi Karet Ton , ,50 88,32 34 Produktivitas karet Kg/Ha 855,20 855,20 100,00 35 Produksi Kelapa sawit Ton , ,84 121,74 36 Produktivitas Kelapa sawit Kg/Ha , ,00 100,00 37 Pruduksi Kopi Ton 600,00 744,00 124,00 38 Produktivitas Kopi Kg/Ha 68,90 10,00 14,51 39 Produksi Kakao Ton 460, ,00 260,87 40 Produktivitas Kakao Kg/Ha 800,00 200,00 25,00 41 Produksi Kemiri Ton 73,50 78,00 106,12 42 Produktivitas Kemiri Kg/Ha 1.500,00 130,00 8,67 43 Produksi kayu bulat m , ,17 345,25 44 Luas lahan karet Ha , ,00 105,01 45 Luas lahan Kepala Sawit Ha , ,50 178,58 46 Luas lahan Kopi Ha 1.198, ,00 127,71 47 Luas lahan Kakao Ha 834, ,00 221,46 48 Nilai Tukar Petani Poin 77,28 99,98 129,37 49 Regulasi Ketahanan Pangan % ,00 Bab II Halaman 60

68 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 50 Ketersediaan pangan utama kg/jiwa/thn 819,81 513,00 62,58 51 Ketahanan Pangan kuintal/org/thn 15,64 14,96 95,65 52 Kontribusi sektor pertanian % 52,46 50,49 96,24 terhadap PDRB 53 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis % 10,00 0,86 8,60 54 Kontribusi sektor kehutanan % 3,00 2,45 81,81 terhadap PDRB 55 Produksi perikanan % 118,19 78,00 66,00 56 Konsumsi ikan % 25,08 81,23 323,88 57 Tingkat kecukupan sarana budi daya perikanan % 68 70,00 102,94 Capaian Hasil Kinerja 82,85 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Pada tahun 2012, keberhasilan sararan ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Tingkat capaian keberhasilan Pencegahan Penyakit Ternak pada tahun 2012 dari target sebesar 50,00% terealisasi sebesar 50,00% atau sebesar 100,00%. Kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Landak dalam pencegahan penyakit ternak adalah luasnya penyebaran masyarakat yang memelihara ternak dan kesulitan dalam menjangkau beberapa lokasi untuk melakukan penyuluhan. Tingkat pencapaian indikator Produksi Jagung adalah sebesar 96,70% atau tercapai sebesar ,13 ton dari ton yang direncanakan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya produksi jagung sebesar ,89 ton telah mengalami penurunan sebesar 2.326,76 ton. Tingkat pencapaian indikator Produksi Kedelai adalah sebesar 40,00% atau tercapai sebesar 14 ton dari 35 ton yang ditargetkan. Produksi jagung selama 5 tahun telah mengalami tren penurunan, namun ditahun ke 5 mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari grafis dibawah ini. Produksi jagung terbesar terjadi pada tahun 2008 yang mencapai ton, namun dari segi produktivitas terjadi pada tahun 2009 yang mencapai 30 kuintal/ha. Produksi jagung pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar ton dari produksi tahun 2009 yang mencapai ton. Produksi jagung pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi jagung pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar ton dari produksi tahun 2009 yang mencapai ton. Tingkat pencapaian indikator Kacang Tanah adalah sebesar 53,91% atau tercapai sebesar 686,22 ton dari ton yang direncanakan. Apabila dibandingkan dengan produksi kacang tanah pada tahun lalu yaitu sebesar 736,31 ton maka terjadi Bab II Halaman 61

69 penurunan sebanyak 50,09 ton. Tingkat pencapaian indikator Produksi Kacang Hijau adalah sebesar 102,04% atau tercapai sebesar 15 ton dari 14,70 ton yang ditargetkan. Sedangkan tingkat pencapaian indikator produksi ubi kayu sebesar 44,00% atau tercapai sebesar ton dari ton yang ditargetkan. Komoditas andalan selain jagung dari Kabupaten landak adalah kacang tanah, secara produktivitas selama 6 tahun berturut turut mengalami kenaikan tahun 2007 produksi sebesar 11,18 kwintal/hektar tahun 2008 naik menjadi 11,83 kwintal/hektar sedangkan tahun 2009 naik lagi menjadi 12,05 kwintal/hektar, namun di tahun 2010 produktivitas kacang tanah menurun ke 11,68 kwintal/ha, pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 14,84 kw/ha dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 15,92kw/ha. Tingkat pencapaian indikator Produksi Ubi Jalar pada tahun 2012 adalah sebesar 32,34% atau hanya tercapai sebesar ton dari ton yang ditargetkan. Sedangkan tingkat pencapaian indikator Produksi hortikultura adalah sebesar 102,88% atau tercapai sebesar ton dari ton yang direncanakan. Daerah pertanian yang luas dan subur juga dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk menanam aneka sayuran, buah buahan dan tanaman obat untuk memasok kebutuhan Kabupaten Landak sendiri. Adapun jenis tanaman obat yang di produksi yaitu Jahe, Laos, Kencur, Kunyit, Lempuyang, Temulawak dan sejenisnya. Tingkat pencapaian indikator Produktivitas Jagung adalah sebesar 136,87% atau tercapai sebesar 42,65 kwintal/hektar dari 31,16 kwintal/hektar yang ditargetkan. Tingkat pencapaian indikator Produktivitas Kedelai adalah sebesar 133,33% atau tercapai sebesar 10,00 kwintal/hektar dari 7,50 kwintal/hektar yang ditargetkan. Tingkat pencapaian indikator Produktivitas Kacang Tanah adalah sebesar 106,35% atau tercapai sebesar 15,92 kwintal/hektar dari 14,97 kwintal/hektar yang ditargetkan. Tingkat pencapaian indikator Produktivitas Kacang Hijau adalah sebesar 218,75% atau tercapai sebesar 7,00 kwintal/hektar dari 3,20 kwintal/hektar yang ditargetkan. Tingkat pencapaian indikator Produktivitas Ubi Kayu adalah sebesar 132,86% atau tercapai sebesar 111,59 kwintal/hektar dari 83,99 kwintal/hektar yang ditargetkan. Tingkat pencapaian indikator Produktivitas Ubi Jalar adalah sebesar 119,85% atau tercapai 82,47 kwintal/hektar dari 68,81 kwintal/hektar yang ditargetkan. Tingkat Bab II Halaman 62

70 pencapaian indikator Produktivitas Hortikultura adalah sebesar 71,03% atau tercapai sebesar 103,00 kwintal/hektar dari 145,00 kwintal/ hektar yang ditargetkan. Tingkat capaian indikator Luas Areal Persawahan adalah sebesar 58,43% atau tercapai sebesar hektar dari hektar yang ditargetkan. Tingkat capaian indicator Produksi Padi Sawah adalah sebesar 71,77% atau tercapai sebesar ,00 ton dari ,00 ton yang ditargetkan. Gambaran umum Perkembangan Produksi Padi dari tahun 2007 sampai dengan 2012 disajikan dalam grafik berikut: Grafik 8. Perbandingan Produksi Padi (Ton) Kabupaten Landak Tahun 2007 sampai dengan tahun Produksi Padi Produksi Padi Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Produksi padi selama 6 tahun terakhir berfluktusi tertinggi terjadi pada tahun 2009 dan tahun 2010 sebesar ton dan pada tahun 2012 terjadi produksi yang rendah yang mencapai ton, belum stabilnya produksi padi karena sangat terpengaruh dengan sifat pengairan persawahan yang belum sepenuhnya mempunyai irigasi yang baik. Tingkat capaian indikator Produktivitas Padi Sawah adalah sebesar 154,56% atau tercapai sebesar 31,84 kwintal/hektar dari 20,60 kwintal/hektar yang ditargetkan. Tingkat capaian indikator Produktivitas Padi Ladang adalah sebesar 85,41% atau tercapai 18,79 kwintal/hektar dari 22,00 kwintal/hektar yang ditargetkan. Tingkat capaian indikator Tingkat Keberhasilan Pembibitan Ternak adalah sebesar 80,00% atau tercapai sebesar 60,00% dari 75,00% yang ditargetkan. Tingkat capaian indikator Tingkat Keberhasilan Masyarakat Memelihara Ternak dari Pemerintah adalah Bab II Halaman 63

71 sebesar 80,00% atau tercapai sebesar 60,00% dari 75,00% kwintal/hektar yang ditargetkan. Capaian Tingkat Pengguliran Ternak di antara masyarakat pada tahun 2012 mencapai 75,00% atau tercapai 60,00% dari target 80,00%. Begitupun dengan Tingkat Keaktifan Kelompok Ternak yang mencapai target sebesar 60,00% dari target 80,00%. Indikator Tingkat Ketersediaan Bibit Unggul dengan tingkat capaian sebesar 80,21% atau tercapai sebanyak bibit dari bibit yang ditargetkan. Tingkat capaian indikator Jumlah Populasi Daging Ternak adalah sebesar 91,11% atau tercapai sebesar ,00 ekor dari ,00 ekor yang ditargetkan. Sedangkan Tingkat capaian indikator Jumlah Produksi Daging Ternak adalah sebesar 102,82% atau tercapai sebesar ,50 kg dari ,50 kilogram yang ditargetkan Tingkat capaian indikator Jumlah Populasi Daging Unggas adalah sebesar 182,36% atau tercapai sebesar ,00 ekor dari ,50 ekor yang ditargetkan. Sedangkan tingkat capaian indikator Jumlah Produksi Daging Unggas adalah sebesar 145,11% atau tercapai sebesar ,40 kg dari ,57 kg yang ditargetkan. Tingkat capaian indikator Produksi Benih Ikan adalah sebesar 98,28% atau tercapai sebesar ekor benih ikan dari ekor benih ikan yang ditargetkan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi budidaya perikanan dari masyarakat. Sedangkan tingkat capaian indikator Tingkat Berfungsinya Sarana Budidaya Perikanan adalah sebesar 83,33% atau tercapai sebesar 75,00% dari 90,00% yang ditargetkan. Indikator yang terkait dengan program tersebut sebanyak 1 ( satu) indikator yaitu Produksi Ikan Kolam dengan tingkat capaian indikator sebesar 111,26% atau tercapai sebesar 392,92 ton dari 353,17 ton yang ditargetkan. Kabupaten Landak tidak memiliki wilayah laut sehingga penekanan produksi di tekanankan pada budidaya air tawar. Indikator sasaran yang terkait adalah sebanyak 1 (satu) indikator yaitu Tingkat Kecukupan Sarana Budi Daya Perikanan dengan tingkat capaian sebesar 100,00% atau tercapai sebesar 80,00% dari 80,00% yang ditargetkan. Pola pemasaran dan pengelolaan perikanaan oleh masyarakat di Kabupaten Landak masih banyak yang bersifat tradisional sehingga kurang memiliki nilai tambah. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Landak berupaya melakukan pelatihan pelatihan kepada petani petani ikan di daerah. Bab II Halaman 64

72 Dari hasil perkebunan berupa karet, kalapa sawit, kopi, kakao, lada, kelapa dalam dan hibrida, serta tingkat produktivitasnya telah mencapai target yang ditetapkan kecuali produktivitas kopi yang mencapai 97,09% dan produksi kakao mencapai 97,83% dari target. Produktivitas masing-masing dapat dirinci berikut, Karet mencapai 855,20 kg/ha atau 100,00% dari target 855,20 kg/ha, Kelapa Sawit mencapai kg/ha atau 100,00% dari target kg/ha, Kopi mencapai 486,27 kg/ha atau 97,09% dari target 500,83 kg/ha, Kakao dengan capaian sebesar 249,05 kg/ha atau 97,83% dari target 254,57%, dan Kemiri mencapai 433,33 kg/ha atau 106,12% dari target 433,33 kg/ha. Produksi masing-masing dapat dirinci berikut, Karet mencapai ,50 ton atau 88,32% dari target ton, Kelapa Sawit mencapai ,84 ton atau 121,74% dari target ton, Kopi mencapai 744 ton atau 124,00% dari target 600 ton, Kakao dengan capaian sebesar 460,00 ton atau 100,00 dari target 460,00, dan Kemiri mencapai 78,00 ton atau 106,12% dari target 73,50 ton. Luas Lahan masing-masing dapat dirinci berikut, karet mencapai ha, Kelapa Sawit mencapai ,50 Ha, Kopi mencapai Ha, dan Kakao seluas Ha. Produktivitas komoditi perkebunan yang menjadi andalan perekonomian Kabupaten Landak telah diupayakan peningkatannya pada tahun 2012 melalui berbagai penyuluhan, penyediaan sarana produksi yang dihibahkan kepada petani perkebunan serta pendampingan pengelolaan lahan. Kegiatan pendukung dalam rangka peningkatan produktivitas hasil perkebunan adalah Pelatihan Penanganan Hama dan Penyakit Tanaman Komoditi Perkebunan dan Pengembangan Perbenihan/Perbibitan. Hasil Kayu Bulat selama tahun 2011 mencapai ,17 m3 atau 345,25% dari target produksi sebanyak ,22 m3. Sedangkan hasil Kayu Bulat Kecil selama tahun 2012 mencapai ,07 m3 atau 54,94% dari target produksi sebanyak ,92m3. Indikator Nilai Tukar Petani merupakan perbandingan antara Indeks Harga yang diterima Petani dengan Indeks Harga yang dibayar petani dalam prosentase. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertanian, merupakan salah satu Indikator Proxy untuk melihat kesejahteraan petani. NTP juga menunjukkan daya tukar ( term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin sejahtera tingkat Bab II Halaman 65

73 kehidupan petani. Capaian NTP pada tahun 2012 ditargetkan sebesar 77,28% atau 107,47% dari capaian yang telah terealisasi sebesar 83,05%. Pemerintah Kabupaten Landak belum memiliki peraturan yang mengatur tentang kebijakan ketahanan pangan di Kabupaten Landak. Capaian indikator kinerja Kunci Ketersediaan Pangan Utama capaian kinerja sebesar 513,00 kg/tahun/jiwa penduduk. Capaian ini diperoleh dengan membandingkan ratarata jumlah ketersediaan pangan utama per tahun dikalikan dengan jiwa dibagi dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa penduduk. Indikator kinerja Kunci Produksi Perikanan capaian indikatornya sebesar 66,00%, hal ini terlihat dari jumlah produksi ikan dibandingkan target daerah sebesar 118,19%. Sedangkan Realisasi Produksi Perikanan tahun 2012 sebesar 78,00% diperoleh dengan membandingkan jumlah produksi ikan (ton) dengan target daerah dimana jumlah produksi ikan sebesar 701,96 ton dan Target Daerah sebesar 900 ton. Indikator kinerja Kunci Konsumsi Ikan capaian kinerjanya sebesar 81,23%. Hal ini terlihat dari jumlah konsumsi ikan dibandingkan target daerah dimana jumlah produksi ikan (ton) dengan target daerah dimana jumlah konsumsi ikan sebesar 24,37 ton dan Target Daerah sebesar 30 ton. Sektor pertanian memberi kontribusi paling besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Landa k. Kontribusi Sektor Pertanian sebesar Rp ,00 atau mencapai 50,49% dari PDRB berdasar harga berlaku sebesar Rp ,00. Data PDRB yang digunakan untuk pengukuran capaian indikator ini adalah PDRB berdasar harga berlaku tahun Indikator Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis merupakan perbandingan antara luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi dengan luas total hutan dan lahan kritis. Luas Hutan dan Lahan Kritis yang direhabilitasi di Kabupaten Landak tahun 2012 sebesar hektar. Bila dibandingkan dengan Luas Total Hutan dan Lahan Kritis di tahun 2012 sebesar hektar maka capaiannya kinerjanya sebesar 0,86%. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran Meningkatkan ekonomi rakyat berkelanjutkan melalui pembangunan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan antara lain adalah: 1) Kurangnya anggaran yang tersedia untuk penyelenggaraan urusan pertanian, baik yang bersumber dari APBD II, APBD I dan APBN apabila dibandingkan dengan Bab II Halaman 66

74 potensi Kabupaten Landak yang sangat besar untuk pengembangan pembangunan pertanian. 2) Sarana dan prasarana yang ada belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena sarana pendukung yang belum lengkap. 3) Masih kurangnya jumlah SDM di Lingkungan Dinas Pertanian sehingga Balai Benih yang telah dibangun belum dapat berfungsi secara maksimal. 4) Kurangnya jumlah tenaga-tenaga pertanian di tingkat lapangan yang dapat membimbing petani dalam rangka peningkatan usaha pertanian. 5) Masih kurangnya kualitas SDM, sehingga penyelenggaraan pertanian yang terkait dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi belum dapat dilaksanakan secara optimal terkait rendahnya alokasi dana bagi peningkatan kualitas SDM pertanian; 6) Masih rendahnya kualitas produk hasil pertanian Kabupaten Landak yang belum dapat bersaing dengan produk daerah lain; 7) Kurang maksimalnya kegiatan promosi produk pertanian yang disebabkan besarnya dana promosi serta kurang bersaingnya kualitas produksi pertanian Kab. Landak dengan daerah lain; 8) Belum terjangkaunya harga alat mesin pertanian oleh petani sehingga kegiatan pertanian masih dilakukan secara konvensional; 9) Masih rendahnya kepedulian dunia Perbankan terkait pemberian modal untuk pembangunan sektor pertanian; 10) Masih rendahnya kepedulian dunia usaha/investor dalam hal penanaman modal usaha di sektor pertanian. 11) Pengelolaan perikanan masih banyak yang bersifat konvensional. 12) Untuk menaikkan produksi perikanan sangat tergantung motivasi masyarakat, karena usaha perikanan masih berskala rumah tangga. 13) Kurangnya pemahaman masyarakat akan arti pentingnya reboisasi dan penghijauan; 14) Masih rendahnya minat masyarakat untuk mengembangkan tanaman kehutanan dan cenderung memilih komoditi perkebunan; dan Bab II Halaman 67

75 Untuk mengoptimalkan sasaran Meningkatnya produktivitas dan kualitas produk komoditi unggulan bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, dan perikanan maka akan diambil langkah ke depan adalah : 1) Mensinergikan produksi, pengolahan hasil pasca panen, promosi dan pemasaran hasil pertanian melalui Pembangunan Food Estate. 2) Memaksimalkan sumber dana yang ada dengan lebih meningkatkan pelaksanaan kegiatan yang langsung bersentuhan dengan petani; 3) Mengupayakan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia sesuai dengan tenaga yang dimiliki; 4) Mengusahakan penambahan tenaga, terutama tenaga pengelola balai benih kepada instansi terkait; 5) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait, terutama dengan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, untuk meningkatkan kegiatan pertanian di tingkat lapangan; 6) Mengupayakan peningkatan kualitas SDM kelompok tani maupun Gapoktan melalui kegiatan-kegiatan pelatihan dan Demplot; 7) Memberikan bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kualitas produksi, pengolahan pasca panen dan pemasaran hasil pertanian sehingga mempunyai nilai tambah dan dapat lebih bersaing dengan produk dari daerah lainnya; 8) Lebih meningkatkan partisipasi dalam kegiatan promosi hasil pertanian; 9) Mengupayakan kerjasama dengan Credit Union dalam rangka penyediaan modal untuk pembelian alat pertanian bagi petani; 10) Mengupayakan kerjasama dengan dunia perbankan agar dapat menyediakan modal bagi usaha pertanian; 11) Mengupayakan kerjasama dengan pihak ketiga (investor) agar menanamkan modal di bidang pertanian dengan pola Inti-Plasma; 12) Memberikan bantuan langsung kepada kelompok tani berupa benih unggul bersertifikat, pupuk, maupun alsintan. 13) Mempertajam prioritas program pembangunan perikanan dan memaksimalkan Program Usaha Mina Pedesaan; Bab II Halaman 68

76 14) Memberikan bantuan langsung kepada petani berupa bibit ikan; 15) Mengembangkan komoditi tanaman kehutanan yang cepat pertumbuhannya dan mempunyai nilai jual; dan 16) Membentuk kelompok wanatani sehingga masyarakat sekitar hutan tidak merusak hutan. Sasaran 8 Meningkatnya kelancaran arus barang dan orang Sasaran ini diarahkan untuk mengembangkan sarana dan prasarana transportasi darat dan sungai serta untuk meningkatkan aktivitas perdagangan, produksi dan pemasaran guna mendukung pertumbuhan perekonomian daerah. Pada akhirnya sasaran ini diharapkan dapat mendukung upaya-upaya untuk mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana wilayah guna menunjang pembangunan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diharapkan dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas. Program-program tersebut dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan. Alokasi anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2012, untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 98,50%. Secara rinci capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 18. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kelancaran Arus Barang dan Orang Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 1 Jumlah pelanggaran lalu lintas Kasus ,69 2 Menurunya jumlah kejadian kasus 95,00 140,00 52,63 kecelakaan 3 PAD dari sektor perhubungan - Terminal Rp ,50 - Parkir Rp ,65 - Pengujian kendaraan bermotor Rp ,03 4 Rasio Panjang Jalan per Jumlah % 0,06 0,03 55,99 Kendaraan 5 Tingkat kecukupan pemenuhan % 50,00 50,00 100,00 kebutuhan terhadap terminal 6 Tingkat kelayakan kondisi terminal % 80,00 80,00 100,00 7 Tingkat kecukupan pemenuhan kebutuhan terhadap dermaga % 75,00 70,00 93,33 8 Tingkat kelayakan kondisi % 80,00 75,00 93,75 dermaga Bab II Halaman 69

77 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 9 Jumlah penumpang angkutan orang ,22 darat selama satu tahun 10 Jumlah/volume angkutan barang selama satu tahun % 6,00 5,15 95,26 11 Prosentase Angkutan darat % 8 5,65 70,63 dibanding jumlah penumpang 12 Prosentase wajib uji kendaraan % 100,00 89,26 89,26 13 Tingkat kecukupan rambu lalu lintas % 78, ,54 Capaian Hasil Kinerja 80,83 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Dalam mendukung program pembangunan jalan dan jembatan telah dilaksanakan kegiatan pembangunan jalan dan pembangunan jembatan. Hasil yang telah dilaksanakan dalam dalam kegiatan pembangunan jalan meningkatnya kondisi jalan dan jembatan yang baik. dan jembatan adalah Pada tahun 2012, dari sektor perhubungan terdapat Pendapatan Asli Daerah dari Pengelolaan Terminal sebesar Rp ,00 atau 115,50% dari Rp ,00 yang ditargetkan. Pendapatan asli daerah dari Perpakiran sebesar Rp ,00 atau 212,65% dari Rp ,00 yang ditargetkan, sedangkan Pengujian Kendaraan Bermotor sebesar Rp ,00 atau 122,77% dari Rp ,00 yang ditargetkan. Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah Kendaraan merupakan salah satu indikator penting aksesibilitas daerah yang digunakan untuk melihat ketersediaan sarana jalan terhadap jumlah kendaraan dalam rangka memberikan kemudahan/akses bagi seluruh masyarakat dalam melakukan segala aktivitas di semua lokasi dengan kondisi dan karakteristik fisik yang berbeda. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan dapat dihitung dengan membandingkan panjang jalan di Kabupaten Landak yaitu sepanjang 982,420 km dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang ada di Kabupaten Landak berdasarkan data Dinas Perhubungan sebanyak kendaraan baik kendaraan roda 4 ataupun kendaraan roda 2, sehingga capaiannya sebesar 0,03 atau 1:30, artinya bahwa setiap panjang jalan sepanjang 1 km, dapat diakses kendaraan baik kendaraan roda 4 maupun roda 2 sebanyak 30 kendaraan. Pada tahun 2012 telah dilaksanakan peningkatan terminal angkutan darat yang ada di Kota Ngabang. Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut diharapkan fungsi terminal lebih maksimal. Indikator Tingkat Kecukupan Pemenuhan Kebutuhan terhadap Bab II Halaman 70

78 Terminal mencapai 80,00% atau 40,00% dari target 50%. Sedangkan Tingkat Kelayakan Kondisi Terminal mencapai 50,00% atau tercapai 40,00% dari target 80,00%. Selain itu juga telah dilaksanakan peningkatan dermaga yang ada si sekitar Kabupaten Ngabang. Dari 5 dermaga yang ada telah dilaksanakan peningkatan dalam rangka menambah fungsi dermaga sebagai sarana memudahkan transportasi bagi masyarakat. Capaian indikator Tingkat Kecukupan Pemenuhan Kebutuhan Dermaga sebesar 80,00% atau 100,00% dari target sebesar 80,00%. Sedangkan Tingkat Kelayakan Kondisi Dermaga sebesar 93,33% atau tercapai 70,00% dari target sebesar 75,00%. Jumlah Penumpang Angkutan Darat selama satu tahun tercatat sebanyak orang atau 90,22% dari target yang ditetapkan sebanyak orang. Prosentase Volume Angkutan Barang selama satu tahun tercatat 5,15% atau 95,26% dari target yang telah ditetapkan 6,00%. Prosentase Wajib Uji Kendaraan tahun 2012 tercatat 89,26% dari target yang telah ditetapkan 100,00%. Dari jumlah kendaraan yang wajib uji sebanyak 906 kendaraan sebanyak 797 kendaraan yang mengikuti uji kendaraan. Tingkat Kecukupan Rambu Lalu Lintas sebesar 75,00% atau 95,54% dari target yang telah ditetapkan 78,50%. Keberhasilan sasaran Meningkatnya kelancaran arus barang dan orang tidak terlepas dari program dan kegiatan yang telah dilaksanakan disamping faktor-faktor lainnya. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran Meningkatnya kelancaran arus barang dan orang diantaranya adalah: 1. Masih rendahnya tingkat pembangunan jalan di wilayah Kabupaten landak agar mempermudah transportasi masyarakat yang jauh dari perkotaan. 2. Masih tingginya tingkat pelanggaran lalu lintas yang terjadi di wilayah Kabupaten Landak. 3. Masih kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung transportasi di wilayah kabupaten Landak. Untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran Meningkatnya kelancaran arus barang dan orang, akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pemerintah kabupaten Landak akan menambah dan memperbaiki jalan-jalan dalam rangka mempermudah akses transportasi masyarakat dengan melihat kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Landak. 2. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai tata cara lalu lintas yang baik. Bab II Halaman 71

79 3. Menambah dan meningkatkan sarana dan prasarana dalam bidang transportasi sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses jalan-jalan antar kecamatan dalam rangka menumbuhkan perekonomian desa dengan melihat kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Landak. Sasaran 9 Terbukanya daerah-daerah terisolir, pedalaman dan tertinggal Sasaran ini diarahkan untuk mengembangkan sarana dan prasarana transportasi darat dan sungai serta untuk mempermudah akses masyarakat yang berada di daerah terisolir, pedalaman dan tertinggal guna meningkatkan aktivitas perdagangan, produksi dan pemasaran guna mendukung pertumbuhan perekonomian daerah. Pada akhirnya sasaran ini diharapkan dapat mendukung upaya-upaya untuk mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana wilayah guna menunjang pembangunan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diharapkan dicapai melalui 11 program, yaitu : 1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 2. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong 3. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 4. Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan 5. Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan 6. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya 7. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 8. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya 9. Pogram Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh 10. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 11. Program Transmigrasi Program-program tersebut dilaksanakan melalui 19 (sembilan belas) kegiatan. Bab II Halaman 72

80 Alokasi anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2012, untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah sebesar Rp ,45 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 87,16%. Secara rinci capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 19. Pencapaian Kinerja Sasaran Terbukanya daerah-daerah terisolir, pedalaman dan tertinggal Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) Panjang jalan kabupaten berdasarkan jenis permukaan 1 Aspal Km 70,00 73,35 104,79 2 Kerikil Km 75,00 75,23 100,31 3 Tanah Km 95,00 97,99 103,15 Panjang jalan kabupaten berdasarkan kondisi jalan 4 Baik km 659,78 702,87 106,53 5 Sedang km 181,73 178,78 98,38 6 Rusak km 69,35 63,27 91,23 7 Rusak Berat km 71,56 37,50 52,40 8 Panjang Jalan yang dapat dipelihara Km 45,00 36,05 80,11 9 Panjang Jalan yang dapat dibangun Km 74,00 97,71 132,04 (baru) Jumlah Jembatan 10 Baik Buah 796,00 806,00 101,26 11 Sedang Buah 53,00 53,00 100,00 12 Rusak Buah 79,00 75,00 94,94 13 Rusak Berat Buah 77,00 77,00 100,00 14 Jumlah jembatan yang dibangun Paket 7,00 16,00 228,57 15 Jumlah jembatan yang dapat Paket 8,00 11,00 137,50 dipelihara 16 Prosentase Sarana dan Prasarana Air % 90,00 60,00 66,67 Bersih Pedesaan 17 Rasio jumlah masyarakat yang % 100,00 60,00 60,00 mendapatkan air bersih 18 Berfungsinya Saluran drainase yang % 100,00 60,00 60,00 telah dibangun secara optimal 19 Tingkat kecukupan gorong-gorong % 100,00 60,00 60,00 20 Berfungsinya tebing sungai menyuke % 100,00 100,00 100,00 titik ansang kec menyuke. 21 Tingkat kecukupan talud % 100,00 70,00 70,00 22 prosentase jaringan irigasi yang dapat berfungsi dengan baik % 90,00 73,00 81,11 23 tingkat kecukupan jaringan irigasi % 80,00 48,00 60,00 Capaian Hasil Kinerja 81,20 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Dalam mendukung program pembangunan jalan dan jembatan telah dilaksanakan kegiatan pembangunan jalan dan pembangunan jembatan. Hasil yang telah dilaksanakan dalam dalam kegiatan pembangunan jalan meningkatnya kondisi jalan dan jembatan yang baik. dan jembatan adalah Bab II Halaman 73

81 Perbandingan Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Landak (dalam Km) adalah sebagai berikut : Tabel 20. Perbandingan Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Landak (dalam Km) Jenis permukaan 2007 (Km) 2008 (Km) 2009 (Km) 2010 (Km) 2011 (Km) 2012 (Km) 1 Aspal 307,31 309,92 372,58 357,16 384,98 458,33 2 Batu/Kerikil 121,05 172,45 182,12 142, ,21 3 Tanah 552,25 500,04 514,18 482,80 448,46 546,45 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa Panjang Jalan Kabupaten dengan Permukaan Aspal pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu 73,35 km menjadi 458,33 km, Jalan Permukaan Batu/Kerikil tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 mengalami peningkatan sepanjang 75,23 km menjadi sepanjang 224,21 km, sedangkan Jalan Tanah mengalami peningkatan 97,99 km menjadi 546,45 km. Pada tahun 2012 capaian Panjang Jalan Kabupaten yang Beraspal selama tahun 2012 sebesar 73,35 km atau 104,79% dari 70,00 km yang ditargetkan. Sedangkan untuk capaian Panjang Jalan Kabupaten yang Berkerikil sebesar 75,23 km atau 100,31% dari 75,00 km yang ditargetkan. Dan untuk capaian Panjang Jalan Tanah sebesar 97,99 km atau 1003,15% dari target sebesar 95,00 km. Sedangkan Panjang Jalan Kabupaten berdasarkan kondisi jalan dapat diuraikan sebagai berikut : Pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Landak telah melaksanakan perbaikan pada bidang infrasturkutur khususnya kebinamangaan. Hal ini sangat penting karena jalan merupakan sarana bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan sehari hari, dengan perbaikan jalan-jalan yang ada diharapkan pertumbuhan perekonomian di wilayah Pemerintah kabupaten Landak mengalami peningkatan. Selain itu juga, dengan perbaikan jalan dapat membuka daerah-daerah yang letaknya jauh dari kota Ngabang (pedalaman dan terisolir). Namun demikian karena masih terbatasnya anggaran dalam rangka mendukung kinerja kebinamargaan, secara bertahap dan melihat skala prioritas, Pemerintah Kabupaten Landak terus berupaya dengan melihat kemampuan keuangan daerah. Capaian Panjang Jalan Kabupaten Berdasarkan Kondisi Jalan Baik sebesar 702,87 km atau 106,53% dari 659,78 km yang ditargetkan, capaian Kondisi Jalan Sedang sebesar 178,78 km atau 98,38% dari 181,73 km yang ditargetkan, capaian Jalan Rusak Bab II Halaman 74

82 sebesar 63,27 km atau 91,23% dari 69,35 km, sedangkan capaian Jalan Rusak Berat sebesar 37,50 km atau 52,40% dari 71,56 km yang ditargetkan. Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan pada pada dasarnya untuk mempertahankan kondisi jalan sesuai dengan jenis permukaannya. Capaian Panjang Jalan yang Dapat Dipelihara sebesar 36,05 km atau 80,11% dari targetnya sebesar 45,00 km. Capaian Panjang Jalan yang Dibangun (baru) sebesar 97,71 km atau 132,04% dari 74,00 km yang ditargetkan. Pada tahun 2012, selain memperbaiki dan membangun jalan, Pemerintah Kabupaten Landak juga telah membangun dan memelihara jembatan dalam angka mendukung akses jalan yang ada, dalam memudahkan masyarakat melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, serta membuka akses daerah-daerah yang berada di pedalaman dan terisolir. Jumlah Jembatan yang ada pada tahun 2012 yang tersebar di wilayah Kabupaten Landak berjumlah buah. Capaian Jumlah Jembatan dalam Kondisi Baik sebesar 806 buah atau 101,26% dari 797 buah yang ditargetkan, capaian Jumlah Jembatan dalam Kondisi Sedang sebesar 53,00 buah atau 100,00% dari 53,00 buah yang ditargetkan, capaian jumlah jembatan dalam kondisi rusak sebesar 75,00 buah atau 94,94% dari 79,00 buah yang ditargetkan, dan jumlah jembatan dalam kondisi rusak berat sebesar 77,00 buah atau 100,00% dari 77,00 buah yang ditargetkan. Bila dilihat dari capaian mengenai jumlah jembatan berdasarkan kondisi, masih banyak jumlah jembatan yang kondisi rusak dan rusak berat. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Kabupaten Landak. Capaian Jumlah Jembatan yang dibangun di Kabupaten Landak sebesar 11 paket atau 137,50% dari 8 paket yang ditargetkan. Kebutuhan air bersih di Kabupaten Landak masih sangatlah penting dalam rangka mendukung program masyarakat yang sehat. Khususnya di pedesaan, masyarakat masih rendah kesadarannya terhadap air bersih serta masih rendahnya pula sarana dan prasarana air bersih yang dibangun di pedesaaan yang tersebar di wilayah Kabupaten Landak. Secara bertahap pemerintah kabupaten terus berupaya untuk dapat memenuhi pelayanan mengenai air bersih bagi masyarakat pedesaan, hal ini terlihat dari telah dibangunnya instalasi pengelolaan air bersih sederhana di beberapa desa. Karena Bab II Halaman 75

83 masih minimnya anggaran dan masih menggandalkan anggaran dari Pemerintah Pusat sehingga tidak dapat memenuhi dan melayani seluruh masyarakat di wilayah Kabupaten Landak. Capaian Sarana dan Prasarana Air Bersih Perdesaan dengan Kondisi Baik sebesar 60,00% atau 66,67% dari 90,00% yang ditargetkan. Dalam rangka pemenuhan air bersih untuk masyarakat di wilayah Kabupaten Landak telah dilakanakan pengadaan sarana dan prasarara air bersih. Pada tahun 2012 telah dibangun sarana air bersih sebanyak 25 paket yang tersebar di wilayah Kabupaten Landak. Pembangunan air bersih tersebut ditujukan pada daerah-daerah yang belum terlayani air bersih dari PDAM. Rasio Jumlah Masyarakat yang Mendapatkan Air Bersih baru mencapai sebesar 60,00% atau 60,00% dari 100,00% yang ditargetkan. Pemerintah Kabupaten Landak terus berupaya memberikan pelayanan bagi masyarakat yang mendapatkan air bersih. Dalam mendukung berfungsinya jalan-jalan di wilayah Kabupaten Landak yang lebih baik, Pemerintah telah membuat drainase, gorong-gorong dan talud. Pembangunan tersebut ditujukan agar jalan-jalan di wilayah Kabupaten Landak menjadi lebih baik dan berfungsi secara maksimal. Capaian Berfungsinya Saluran Drainase yang telah dibangun secara optimal sebesar 60,00% atau 60,00% dari 100,00 yang ditargetkan, demikian pula dengan capaian Tingkat Kecukupan Gorong-gorong sebesar 60,00% atau 60,00% dari 100,00% yang ditargetkan. Sedangkan Berfungsinya Tebing Sungai Menyuke Titik Ansang Kecamatan Menyuke sebesar 100,00%, dan Tingkat Kecukupan Talud capaiannya sebesar 70,00% atau 70,00% dari 100,00% dari yang ditargetkan. Selain membangun infrastuktur jalan dalam mendukung sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Landak juga telah membangun jaringan irigasi dalam rangka membantu akses pengairan bagi masyarakat dipedalaman untuk bercocok tanam, diharapakan dengan jaringan irigasi tersebut hasil bercocok tanam mengalami peningkatan, yang akhirnya dapat meningkatkan taraf perekonomian bagi masyarakat di daerah yang terpencil. Capaian Prosentase Jaringan Irigasi yang dapat berfungsi dengan baik sebesar 73,00% atau 81,11%dari 90,00% dari yang ditargetkan, sedangkan capaian Tingkat Kecukupan Jaringan Irigasi sebesar 48,00% atau 60,00% dari 80,00% yang ditargetkan. Keberhasilan sasaran Terbukanya daerah-daerah terisolir, pedalaman dan tertinggal tidak terlepas dari program dan kegiatan yang telah dilaksanakan disamping faktorfaktor lainnya. Bab II Halaman 76

84 Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran Terbukanya daerahdaerah terisolir, pedalaman dan tertinggal diantaranya adalah: 1. Terbatasnya sumber daya, sehinga belum dapat memeratakan pembangunan infrastruktur jalan di seluruh wilayah Kabupaten Landak khususnya di daerahdaerah yang masih terisolir. 2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya hidup sehat dengan mengunakan air bersih dalam kehidupan sehari hari. 3. Belum mampunya PDAM melayani air bersih ke seluruh masyarakat di Wilayah kabupaten Landak. Untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran Terbukanya daerah-daerah terisolir, pedalaman dan tertinggal, akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pemerintah kabupaten Landak akan memprioritaskan pembangunan insfrastruktur jalan di daerah daerah yang masih sulit diakses, dengan melihat kemampuan keuangan pemerintah daerah 2. Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan pengarahan kepada masyakat dalam rangka pola hidup bersih sehat dengan menggunakan air bersih dalam kehidupan seharihari. 3. Pemerintah Kabupaten akan membantu PDAM dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan air berih kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Landak. 4. Melakukan pendekatan kepada Pemerintah Pusat dalam rangka pembangunan air bersih bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Landak. Sasaran 10 Mewujudkan pembangunan Kabupaten Landak yang berwasasan lingkungan hidup Sasaran Mewujudkan pembangunan Kabupaten Landak yang berwasasan lingkungan hidup diarahkan untuk meningkatkan pembangunan wilayah dilaksanakan dengan memperhatikan tata ruang dan lingkungan hidup. Lingkungan perumahan dan pemukiman harus selalu terjaga kelayakannya, serta memanfaatkan sumber daya mineral secara optimal yang berwawasan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Pada akhirnya sasaran ini diharapkan dapat mendukung Bab II Halaman 77

85 upaya-upaya untuk mewujudkan pembangunan dan mempercepat pengembangan wilayah yang berwawasan lingkungan hidup. Untuk mewujudkan sasaran tersebut pada Tahun 2012 diharapkan dicapai melalui 20 (dua puluh) program yaitu Program Kerjasama Pembangunan, Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program Perencanaan Pembangunan Daerah, Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, Program Perencanaan Sosial dan Budaya, Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah, Program Perencanaan Pembangunan Mikro Daerah, Program Peningkatan Perencanaan SKPD, Program Perencanaan Tata Ruang, Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan, Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam, Program Pengendalian Kebakaran Hutan, Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Perlindungan Sumber Daya Air, Pembangunan Sistem Informasi Kualitas Lingkungan, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Tanah Akibat Kebakaran Hutan, dan Program Sanitasi Lingkungan. Program-program tersebut dilaksanakan melalui 64 (enam puluh empat) kegiatan. Alokasi anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2012, untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 84,54%. Capaian kinerja sasaran Mewujudkan pembangunan Kabupaten Landak yang berwasasan lingkungan hidup dapat dilihat dari capaian indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 21. Pencapaian Kinerja Sasaran Mewujudkan pembangunan Kabupaten Landak yang berwasasan lingkungan hidup Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 1 Prosentase penanganan sampah % 80,00 60,00 75,00 2 Rasio jumlah masyarakat yang telah % 90,00 75,00 83,33 mendapatkan pelayanan kebersihan / persampahan 3 Tingkat kecukupan pemenuhan TPS dan TPA % 100,00 70,00 70,00 4 Tingkat kecukupan pemenuhan jumlah truk / mobil pengangkut sampah % 100,00 75,00 75,00 5 Kapasitas jumlah truk/mobil pengangkut ton/hari 5,00 3,00 60,00 sampah per hari Bab II Halaman 78

86 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 6 Rasio wilayah yang bersih (bebas sampah) % 100,00 80,00 80,00 7 Rasio jumlah masyarakat yang mendapatkan % 100,00 80,00 80,00 air bersih 8 Persentase taman yang dapat dipelihara % 100,00 75,00 75,00 9 Tingkat kecukupan kebutuhan TPU % 100,00 80,00 80,00 10 Retribusi kebersihan Rp ,06 11 Retribusi izin gangguan lingkungan hidup Rp ,73 12 Jumlah kejadian pencemaran lingkungan Kejadian 0,00 3,00 0,00 13 Cakupan Pengawasan terhadap pelaksanaan perusahaan 32,00 23,00 71,88 amdal 14 Prosentase perusahaan yang telah memakai % 100,00 100,00 100,00 IPAL 15 Jumlah kejadian pencemaran lingkungan yang Kejadian 3,00 0,00 0,00 dapat ditangani 16 Kadar Pb (timbal) mg/l < 0,003 0, ,67 17 Kadar Hg (air raksa) mg/l 0,001 0, ,00 18 Jumlah kejadian kebakaran rumah/ruko Kasus 0,00 5,00 0,00 19 Kualitas air rata - rata tahun 2012 Sht/krg sht sehat Kurang sehat 65,00 20 Industri pertambangan yang berizin % 80,00 80,00 100,00 21 Jumlah PETI Buah 3,00 3,00 100,00 22 Jumlah potensi pertambangan Jenis 8,00 11,00 137,50 23 Produski Zinkron Ton 1.000, ,00 125,00 24 Kecamatan sudah dialiri listrik Kec 13,00 13,00 100,00 25 Tingkat kecukupan daya % 85,00 60,00 70,59 26 POTENSI Bahan galian yg di survey Lokasi 6,00 6,00 100,00 27 Izin usaha pertambangan diterbitkan Izin 105,00 85,00 80,95 (akumulatif) 28 Kontribusi sektor pertambangan terhadap % 1,61 1,68 104,35 PDRB Capaian Hasil Kinerja 77,50 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Capaian kinerja sasaran ini pada tahun 2012 ditunjukkan pada capaian indikator sasaran diatas, secara ringkas diuraikan berikut ini : Pengendalian lingkungan Pengendalian lingkungan pemukiman dalam rangka tata kehidupan masyarakat yang sehat dapat dilihat melalui indikator pengelolaan sampah. Sampah yang diproduksi masyarakat dapat menyejahterakan jika dikelola dengan baik dan menyesengsarakan masyarakat jika di biarkan tanpa pengelolaan yang baik. Pemahaman dan pengelolaan persampahan penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Pengelolaan persampahan di kelola oleh Badan Lingkungan Hidup. Pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Landak hanya dapat menangani sampah yang diproduksi masyarakat sebesar 60,00% atau dengan capaian 75,00% dari target sebesar 80,00%. Melalui usaha usaha yang telah dilakukan oleh Badan Lingkungan hidup dan Kantor Kebersihan dan Pertamanan selama tahun 2012, pelayanan kebersihan/ persampahan Bab II Halaman 79

87 telah mencakup 75,00% atau 83,33% dari 90,00% masyarakat. Kurang optimalnya penanganan sampah dikarenakan jumlah tempat pembuangan sampah (TPS) dan tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kabupaten Landak kurang mencukupi. Capaian indikator tingkat kecukupan pemenuhan TPS dan TPA pada tahun 2012 mencapai 70,00% dari target sebesar 100,00%. Berdasarkan data yang ada di Kantor Kebersihan dan Pertamanan, terdapat 10 buah TPS dan di dukung 5 buah TPU. Kantor Kebersihan dan Pertamanan memiliki sejumlah truk dan peralatan pengangkut sampah lainnya untuk memaksimalkan pengangkutan sampah. Tingkat kecukupan pemenuhan jumlah truk/mobil pengangkut sampah pada tahun 2012 mencapai 75,00% dari target sebesar 100,00%. Dengan kemampuan seperti ini, maka produksi sampah yang 25,00% belum terangkut dan secara akumulatif akan sangat potensial menjadi kota/wilayah yang kumuh dan rawat penyebaran penyakit. Truk dan mobil pengangkut sampah tersebut dapat mengangkut 10 ton sampah dari masyarakat. Kapasitas pengangkutan sampah mencapai 3 ton/ hari. Kapasitas pengangkutan ini lebih rendah dari kemampuan optimalnya, hal ini karena kurangnya perawatan terhadap truk dan mobil pengangkut sampah tersebut. Melalui pencapaian indikator indikator pendukung tersebut diatas, diperoleh pencapaian Rasio Wilayah yang Bersih (bebas dari sampah) sebesar 80,00% dari target sebesar 100,00%. Sisanya sebesar 20,00% wilayah yang ada masih kurang bebas sampah, perlu adanya partisipasi masyarakat dalam membersihan lingkungannya. Pencapaian Rasio Jumlah Masyarakat yang Mendapat Air Bersih sebesar 80,00% atau 80,00% dari 100,00% yang ditargetkan. Indikator persentase Taman yang Dapat Terpelihara sebesar 75,00% atau 75,00% dari 100,00% yang ditargetkan. Indikator lain yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai Rasio Kecukupan Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang pada tahun 2012 mencapai 80,00% atau 80,00% dari 100,00% yang ditargetkan. Untuk mengatur mengenai kebersihan, Pemerintah Kabupaten Landak mempunyai peraturan pendukung pelaksanaan yang telah di Perdakan yaitu Perda No 12 tanggal 1 Agustus Melalui peraturan daerah kebersihan, diatur pula retribusi daerah dari sektor kebersihan. Jumlah Retribusi Kebersihan Daerah selama tahun 2012 di Kabupaten Landak sebesar Rp ,00 atau hanya sebesar 102,06% dari target retribusi sebesar Rp ,00. Jika dibandingkan dengan tahun lalu maka restribusi daerah dari sektor kebersihan mengalami peningkatan sebesar Rp Bab II Halaman 80

88 ,00 atau 156,26% dari total retribusi kebersihan sebesar Rp ,00. Retribusi daerah lainnya yang telah dipungut oleh Badan Lingkungan Hidup yaitu retribusi atas izin gangguan lingkungan hidup. Jumlah Retribusi Izin Gangguan Lingkungan Hidup selama tahun 2012 sebesar Rp ,00 atau sebesar 92,73 % dari target retribusi sebesar Rp ,00. Jumlah Izin Gangguan Lingkungan yang telah dikeluarkan/ diterbitkan oleh Badan Lingkungan Hidup selama tahun 2012 sebanyak 79 izin. Pemantauan kualitas air Pemenuhan sarana dan prasarana di Kabupaten Landak dalam mengendalikan tingkat pencemaran lingkungan adalah adanya pengadaan peralatan pemantauan kualitas air beserta bangunan laboratorium seluas 275 m2. Dengan penambahan bangunan laboratorium serta peralatan pemantau kualitas air ini maka kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten Landak menjaga lingkungan dari berbagai pencemaran air semakin meningkat. Pemerintah Kabupaten Landak telah melakukan kegiatan pemantauan kualitas air. Pemantauan kualitas air tersebut dilaksanakan dalam rangka menjaga kualitas air di Kabupaten Landak, dan apabila kualitasnya menurun maka akan dilakukan tindakantindakan yang diperlukan. Masih terdapat perusahaan perusahaan tambang rakyat di Kabupaten Landak yang belum mempunyai izin resmi (PETI). Jumlah PETI yang ditemukan oleh Badan Lingkungan Hidup yang telah mencemari lingkungan sebanyak 3 perusahaan dengan 3 kejadian. Capaian Jumlah Kejadian Pencemaran Lingkungan di Kabupaten Landak di tahun 2012 adalah 100,00%. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan oleh perusahaan-perusahaan tambang maka Badan Lingkungan Hidup selama tahun 2012 telah melaksanakan pengawasan terhadap 23 Perusahaan atau sebesar 71,88% dari target sebanyak 32 perusahaan yang diawasi. Dari pengawasan terhadap 23 perusahaan itu diketahui bahwa seluruh 23 perusahaan telah mempunyai dan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau sebesar 100% dari target. Pada tahun 2012, Badan Lingkungan Hidup telah melakukan pemantauan kualitas air sebanyak 40 titik pada 13 kecamatan. Dari hasil pemantauan kualitas air tersebut, dapat diketahui seberapa jauh tingkat pencemaran air di Kabupaten Landak yang digambarkan melalui kandungan zat berbahaya khusunya timbal (Pb) dan air raksa (Hg) dalam air sungai. Bab II Halaman 81

89 Kandungan Zat Berbahaya Timbal (Pb) dalam air sungai sebesar 0,001% angka tersebut sudah diatas standar kandungan timbal yang boleh terdapat dalam air yaitu <0,003 mg/l. Sedangkan Kandungan Zat Berbahaya Air Raksa dalam air sungai yaitu 0,0002 mg/l, nilai tersebut menandakan bahwa kondisi air sungai di Kabupaten Landak telah menurun kualitasnya menjadi kurang sehat untuk di konsumsi karena bisa membahayakan kesehatan masyarakat. Rata-rata kualitas udara Kualitas udara di Kabupaten Landak sangat tergantung pada kondisi hutan yang ada dan cuaca. Cuaca panas yang berkepanjangan bisa mengakibatkan kebakaran hutan yang merembet. Pada tahun 2012, terjadi kebakaran rumah dan ruko sebanyak 5 kasus. Kebakaran di Ruko/rumah biasanya terjadi karena korsleting listrik atau ulah kecorobohan manusia. Industri pertambangan yang berizin Jumlah industri pertambangan yang ada sampai dengan tahun 2012 yang sudah memiliki izin usaha sebanyak 80,00% dari perusahaan yang ada, yaitu dari perusahaan pertambangan yang ada sebanyak 98 perusahaan dan yang sudah berijin sebanyak 79 perusahaan. Jumlah PETI Pengawasan Penertiban Kegiatan Pertambangan Rakyat. Pertambangan rakyat yang dimaksud adalah Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Jumlah kegiatan PETI yang telah diidentifikasikan terjadi pada 5 (lima) kecamatan di Kabupaten Landak ditemukan 15 usaha ekploitasi tambang emas yang tidak memiliki izin eksploitasi dari yang ditargetkan 10 usaha ekploitasi tambang emas atau capaiannya adalah 50%. Keadaan ini cukup memprihatinkan dan memerlukan penyuluhan-penyuluhan serta kesadaran pengusaha untuk mengurus izin secara legal. Pengembangan geologi dan sumber daya mineral Dari hasil survey bahan galian/pertambangan yang sudah dilaksanakan, maka terdapat potensi pertambangan yang dapat diidentifikasi di Kabupaten Landak. Pada tahun 2012 yang ditargetkan sebanyak 8 (delapan) jenis pertambangan, dan berhasil diidentifikasi sebanyak 11 jenis potensi saja yang telah dilakukan ekploitasi atau 137,50%. Bila dibandingkan tahun 2010 baru 4 (empat) jenis potensi, maka terjadi peningkatan potensi pertambangan. Dari yang telah dilakukan ekploitasi bahan pertambangan yang sudah berproduksi adalah bahan tambang Zirkon, yang tercatat ton pada tahun 2012 dari yang ditargetkan sebanyak ton. Bab II Halaman 82

90 Tingkat kecukupan daya listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Landak baru terpenuhi sebanyak 60,00% dari 85 % yang diharapkan, atau capaiannya sebesar 70,58%. Sedangkan cakupan kecamatan yang sudah teraliri listrik, maka tahun 2012 seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten landak sudah teraliri listrik. Izin Usaha Pertambangan yang diterbitkan sebanyak 85 izin atau 80,95% dari 105 izin yang telah ditargetkan pemerintah Kabupaten Landak. Berikut banyaknya izin usaha pertambangan di Kabupaten Landak pada tahun 2012 : Tabel 22. Jumlah Izin Usaha Pertambangan di Kab. Landak Tahun 2012 No Jenis Mineral Eksplorasi Operasi Produksi 1 Bauksit Zirkon Besi 2-4 Molibdenit 2-5 Emas Intan 4-7 Batubara 2-8 Kaolin Batu Gunung Pasir Pasang Pasir Kuarsa - 4 Jumlah Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Konstribusi sektor pertambangan terhadap PDRB terealisasi sebesar 1,68% dimana sektor pertambangan memberi kontribusi sebesar Rp ,00 dan PDRB Kabupaten Landak berdasar harga berlaku tahun 2012 sebesar Rp ,00. Sedangkan target yang telah ditetapkan pada tahun 2012 sebesar 1,61% sehingga capaiannya sebesar 104,35%. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran Mewujudkan pembangunan Kabupaten Landak yang berwasasan lingkungan hidup diantaranya adalah: 1. Alokasi anggaran yang terbatas untuk mendukung pelaksanaan tugas dan kegiatan. 2. Kurangnya SDM, baik yang mengisi jabatan struktural maupun staf. 3. Kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menanggapi masalah kebersihan masih rendah, dan karena kebiasaan buruk yang sudah mengakar dalam kehidupan sehingga sulit untuk mengajak masyarakat berlomba-lomba dalam kebersihan. Bab II Halaman 83

91 4. Belum ditetapkannya peraturan di tingkat pemerintah daerah yang mengatur jabatan fungsional pengawas lingkungan hidup daerah. 5. Belum adanya tenaga fungsional umum yang memadai. 6. Keterbatasan jumlah SDM serta sarana dan prasarana penunjang, maka terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan; 7. Terbatasnya IUP yang diterbitkan yaitu khusus usaha mineral bukan logam dan batuan, serta tidak semua pemegang IUP memenuhi kewajibannya; 8. Tidak adanya bantuan PLTS bagi masyarakat di Kabupaten Landak pada tahun Untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran Mewujudkan pembangunan Kabupaten Landak yang berwasasan lingkungan hidup, akan ditempuh langkahlangkah sebagai berikut: 1. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dengan mempertimbangkan besaran anggaran yang diberikan agar program kerja dan kegiatan dapat dilaksanakan. 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sesuai dengan disiplin ilmu yang dibutuhkan. 3. Memperbesar jumlah dan kapasitas sarana dan prasarana kerja serta meningkatkan anggaran operasional kerja. 4. Memberikan staf fungsional dengan tunjangannya, dan mengupayakan penyusunan peraturan daerah tentang UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup. 5. Membuat ketentuan mengenai bentuk, jumlah dan penempatan tempat pembuangan sampah yang pada satu sisi mudah digunakan dan dijangkau oleh masyarakat, dan pada sisi lain mudah disediakan oleh pengelola fasilitas publik. 6. Sosialisasi mengenai tanggung jawab atas kebersihan pada fasilitas publik sebagai tanggung jawab bersama antara pengelola dan masyarakat. 7. Membuat aturan yang jelas dan rinci mengenai tanggung jawab Kantor Kebersihan dan Pertamanan. 8. Penambahan SDM dan anggaran untuk pengadaan sarana/prasarana, serta peningkatan kualitas SDM yang ada; 9. Membangun dan mengembangkan jaringan informasi serta kerja sama antar pihak terkait; dan 10. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan terutama bagi obyek yang perlu lebih mendapatkan perhatian. Bab II Halaman 84

92 Sasaran 11 Mewujudkan tata pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, jujur, bertanggung jawab, berintegritas dan akuntabel Sasaran ini diarahkan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik ( good governance) didukung dengan aparat yang profesional dalam melaksanakan tugasnya, secara jujur bertanggung jawab dan memiliki integritas. Sasaran ini dicapai melalui pelaksanaan 41 (empat puluh satu) Program yang didukung dengan melaksanakan 915 (sembilan ratus lima belas) kegiatan dengan anggaran yang disediakan dalam APBD Tahun 2012 sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 88,48% dari plafon anggaran. Secara rinci capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 23. Pencapaian Kinerja Sasaran Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Demokratis, Berkeadilan, Jujur, Bertanggung jawab, Berintegritas dan Akuntabel Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 1 Keberadaan Standar Kompetensi % ,00 Jabatan 2 Tingkat Pemanfaatan Sistem % ,00 Informasi Kepegawaian 3 Rata-rata jabatan yang terisi % ,68 4 Tingkat kelulusan pegawai mengikuti % ,00 pendidikan D3, S1 dan S2 5 Tingkat kecukupan Bimtek di % ,78 lingkungan Pemda 6 Tingkat kecukupan Diklat Formal di % ,33 lingkungan Pemda 7 Terpenuhinya formasi PNS di % ,78 lingkungan Pemkab.Landak 8 Rasio pejabat struktural yang telah % ,00 mengikuti diklatpim 9 Jumlah Guru SD yang mengikuti Orang ,00 Sistem Belajar Jarak Jauh Program S1 di UT 10 Jumlah tenaga kesehatan yang Orang ,00 mengikuti pendidikan tenaga kesehatan 11 Ketepatan waktu penyelesaian % ,00 kenaikan pangkat PNS 12 Pegawai ikut diklat JFA Peg ,00 13 Jumlah pegawai yang mendapatkan sertifikat 14 PKPT yang terlaksana orang ,00 % ,00 15 Pelaksanaan PKPT sesuai dengan jadwal % ,00 Bab II Halaman 85

93 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 16 Prosentase LHP yang terbit sesuai % ,00 dengan PKPT 17 Jumlah tindak lanjut atas kejadian ,03 pemeriksaan Inspektorat Kab Landak 18 Tingkat penyelesaian pengaduan % masyarakat 19 Jumlah rekomendasi yang belum kejadian ,50 ditindaklanjuti 20 Prosentase SKPD yang dilakukan % ,00 pemeriksaan keuangan 21 Kelengkapan data LKPJ % ,00 22 Kelengkapan data LPPD % ,00 23 LAKIP SKPD yang dievaluasi SKPD Penjabaran Program RPJMD kedalam % 94, ,79 RKPD 25 Tingkat implementasi RPJMD dengan % 100, ,00 pembangunan tahun berjalan 26 Kelengkapan dokumen perencanaan % ,00 infrastuktur 27 Ketepatan waktu penyampaian % ,00 laporan kinerja 28 SKPD yang menyampaikan data LPPD % ,00 Daerah 29 Kesesuaian SKPD sesuai PP 41 % ,00 30 Kecukupan infrastuktur pedesaan % ,78 31 Tingkat kecukupan dokumen % ,00 perencanaan sarana prasarana infrastruktur 32 Prosentase kegiatan fisik yang tepat % ,00 waktu menyelesaikan pekerjaan 33 Ketepatan penyampaian laporan % ,00 keuangan/fisik pembangunan 34 Kejelasan tapal batas kabupaten % ,50 35 Kelengkapan uraian jabatan % Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan kesejahteraan pegawai 37 Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan ketatausahaan 38 Indeks kepuasan pegawai terhadap penerapan disiplin 39 Indeks kepuasan pegawai terhadap penerapan sanksi pelanggaran disiplin pegawai 40 Indeks kepuasan pegawai terhadap penghargaan dan prestasi kerja 41 Tingkat pemenuhan kebutuhan barang dan jasa di setiap instansi 42 Berfungsinya barang dan jasa di setiap instansi 43 Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana di setiap instansi % 100,00 73,09 73,09 % 72,94 75,84 103,97 % 100,00 73,90 73,90 % 100,00 71,62 71,62 % 100,00 65,03 65,03 % 74,04 77,71 104,96 % 100,00 79,96 79,96 % 76,18 72,18 94,75 Bab II Halaman 86

94 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) 44 Berfungsinya sarana dan prasarana di % 100,00 81,65 81,65 setiap instansi 45 Tingkat kelayakan/ kememadaian % 100,00 74,49 74,49 sarana dan prasarana kantor 46 Tingkat pelaksanaan Tupoksi dengan % 100,00 77,95 77,95 perencanaan dan ketentuan 47 Tingkat ketepatan waktu % 100,00 100,00 100,00 penyampaian LAKIP tahun Prosentase SKPD yang telah memiliki % 100,00 100,00 100,00 renstra 49 Prosentase SKPD yang telah % 100,00 100,00 100,00 menyusun LAKIP 50 Tingkat ketepatan waktu % 100,00 100,00 100,00 penyampaian Laporan Keuangan Pemda tahun Tingkat ketepatan waktu % 100,00 100,00 100,00 penyampaian LPPD Pemda Tersedianya Dokumen perencanaan ada ada ada 100,00 RPJPD yang telah ditetapkan dengan perda 53 Tersedianya Dokumen perencanaan ada ada ada 100,00 RPJMD yang telah ditetapkan dengan perda/perkada 54 Tersedianya Dokumen perencanaan ada ada ada 100,00 RKPD yang telah ditetapkan dengan perda/ perkada 55 Buku "kabupaten dalam angka'' terbit 1 terbitan 1 terbitan 100,00 56 Buku "PDRB" kabupaten terbit 1 terbitan 1 terbitan 100,00 57 Pengelolaan arsip secara baku % 46,77 0,38 0,82 58 Peningkatan SDM pengelola kearsipan kegiatan 2,00 1,00 50,00 Capaian Hasil Kinerja 77,84 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Pencapaian indikator sasaran Mewujudkan tata pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, jujur, bertanggung jawab, berintegritas dan akuntabel pada tahun 2012 dijelaskan berikut ini. Keberadaan Standar Kompetensi Jabatan Pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Landak telah memiliki Standar Kompetensi Jabatan. Standar Kompetensi jabatan merupakan dokumen yang dipakai sebagai acuan dalam menempatkan seseorang pegawai untuk menduduki suatu jabatan, agar pegawai tersebut sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dalam menduduki suatu jabatan, capaian indikator keberadaan standar kompetensi jabatan sebesar 100,00%. Bab II Halaman 87

95 Tingkat Pemanfaatan Sistem Informasi Kepegawaian Pemerintah Kabupaten Landak dalam pengelolaan kepawagaian sudah menggunakan sistem informasi kepegawaian. Harapannya dengan menggunakan sistem tersebut dapat mempermudah dalam mengelola kepegawaian di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Landak. Namun dalam pemanfaatan sistem tersebut belum dilaksanakan secara maksimal, hal ini nampak dari Tingkat pemanfaatan Sistem Informasi Kepegawaian baru mencapai 60% dari 100,00% yang ditargetkan. Tingkat kelulusan pegawai mengikuti pendidikan D3, S1 dan S2 Pemerintah Kabupaten Landak terus memberikan kesempatan pegawai dalam rangka meningkatkan kompetensinya dengan melaksanakan tugas belajar kepada pegawainya. Indikator Tingkat Kelulusan Pegawai mengikuti D3, S1 dan S2, yang mengikuti pada tahun 2012 capaiannya sebesar 90,00% dari 100,00% yang ditargetkan hal ini disebabkan karena beberapa kendala. Tingkat kecukupan Bimbingan teknis di lingkungan Pemda Selain memberikan tugas belajar kepada pegawainya, Pemerintah Kabupaten Landak juga telah menganggarakan kegiatan-kegiatan bimbingan teknis kepada pegawai di lingkungan SKPD dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kompetensi untuk mendukung tugas pokok dan fungsinya. Tingkat Kecukupan Bimtek di lingkungan Pemda baru mencapai 70,00% atau 77,78% dari 90,00% yang ditargetkan. Tingkat kecukupan Pendidikan dan Latihan Formal di lingkungan Pemda Untuk capaian Tingkat Kecukupan Diklat Formal di lingkungan Pemda baru terealisasi 50,00% atau 83,33% dari 60,00% yang ditargetkan, hal ini disebabkan masih kurangnya dukungan anggaran dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai di lingkungan Pemeritah Kabupaten Landak. Namun demikian Pemerintah Kabupaten Landak terus berupaya meningkatkan kompetensi pegawainya dalam rangka mendukung tugas pokok dan fungsinya. Terpenuhinya formasi PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Landak Selain itu, terpenuhinya formasi PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Landak mencapai 64,78% atau dengan kata lain, dari jumlah orang PNS yang dibutuhkan baru sebanyak orang PNS. Rasio pejabat struktural yang telah mengikuti diklatpim Rasio Pejabat Struktural yang telah Mengikuti Diklatpim mencapai 50,00%, dimana dari 290 pejabat struktural yang ada, baru 145 orang yang mengikuti diklatpim. Bab II Halaman 88

96 Pada tahun 2012, jumlah Guru SD yang mengikuti Sistem Belajar Jarak Jauh Program S1 di UT dan jumlah Tenaga Kesehatan yang mengikuti pendidikan tenaga kesehatan masing-masing sebanyak 17 orang. Pada tahun 2012 ketepatan waktu penyelesaian kenaikan pangkat PNS mencapai 80,00% dari yang ditargetkan 100,00%, Pemerintah Kabupaten Landak terus berupaya untuk terus memberikan pelayanan proses kenaikan pangkat bagi PNSnya. Pegawai ikut diklat JFA Lembaga pengawasan di tingkat kabupaten adalah Inspektorat Daerah Kabupaten Landak, selain itu juga terdapat pengawasan fungsional lain yang melakukan pengawasan/audit di lingkungan pemkab yaitu Inspektorat Jenderal dan BPKP, sedangkan lembaga pengawas eksternal adalah BPK. Untuk menilai keberhasilan dalam rangka pengawasan diperlakukan beberapa indikator utama antara lain adalah Jumlah Pegawai yang Mengikuti Diklat Jabatan Fungsional Auditor dari target 1 pegawai, terealisir sebanyak 3 pegawai sehingga capaiannya 300,00%. Jumlah pegawai yang mendapatkan sertifikat Jumlah pegawai yang mendapatkan sertifikat pencapaian sebesar 5000%, hal ini karena pada tahun 2012 dari 2 orang yang ditargetkan terealisasi sebesar 100 orang yang mendapatkan setifikat. PKPT yang terlaksana Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pemeriksaan, Inspektorat Kabupaten Landak menyusun PKPT, pada tahun 2012 PKPT yang terlaksana dapat tercapai 100%, yaitu jumlah obrik 18 dapat diaudit semuanya. Sedangkan pelaksanaan PKPT sesuai dengan jadwal capaiannya sebesar 100,00%. Hasil Pemeriksaan Pada tahun 2012, Jumlah Tindak Lanjut atas Pemeriksaan Inspektorat Kab Landak mencapai 36 kejadian atau 33,03% dari 109 kejadian. Sedangkan jumlah Rekomendasi yang belum ditindaklanjuti baru mencapai 40 kejadian atau 62,50% dari 64 kejadian yang ditargetkan. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan telah mengamankan keuangan negara. Jumlah nilai kerugian negara yang dapat diselamatkan/ditarik sebesar Rp ,00. Sedangkan hasil pemeriksaan yang dilaksanakan oleh BPK RI Provinsi Kalimantan Barat telah menghasilkan temuan. Hasil Temuan BPK RI yang ditindaklajuti sebanyak 29 kejadian. Sedangkan indikator Tingkat Penyelesaian Pengaduan Masyarakat di wilayah Kabupaten Landak capaiannya sebesar 0,00% dari Bab II Halaman 89

97 7,00% yang ditargetkan. Untuk prosentase SKPD yang dilakukan pemeriksaan keuangan, capaiannya sebesar 100,00% dari 100,00% yang ditargetkan. Inspektorat Kabupaten Landak pada tahun 2012 belum melaksanakan evaluasi terhadap LAKIP SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Landak. Kelengkapan data LKPJ dan LPPD Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sesuai dengan Pasal 27 ayat 2 bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Selain itu laporan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, Pemerintah Kabupaten telah menyusun laporan LPPD dan LKPJ, dalam penyusunan LPPD dan LKPJ perlu dukungan data dari setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Landak. Capaian kelengkapan data LPPD dan LKPJ sebesar 100,00%. Sedangkan ketepatan waktu penyampaian LPPD ke Kementerian Dalam Negeri dan LKPJ ke DPRD Kabupaten Landak telah tepat waktu atau capaiannya sebesar 100,00%. Sedangkan laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Landak dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah telah diserahkan tepat waktu atau capaiannya sebesar 100,00%. Prosentase SKPD yang telah memiliki Renstra dan menyusun LAKIP capaiannya sebesar 100,00%, artinya setiap SKPD telah memiliki dokumen perencanaan kedepan selama lima tahun dan telah melaporkan hasil kinerjanya yang telah dilaksanakan pada tahun 2012, sesuai dengan aturan yang berlaku. Tingkat implementasi RPJMD dengan pembangunan tahun berjalan Dalam hal perencanaan pembangunan yang memegang fungsi ini adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Landak. Kegiatan perencanaan telah dilaksanakan setiap tahun baik menyangkut fisik maupun non fisik yang menyangkut ekonomi dan sosial, indikator utama yang menyangkut BAPPEDA antara lain adalah Tingkat implementasi RPJMD dengan pembangunan tahun berjalan 50,00%, Bab II Halaman 90

98 Kelengkapan dokumen perencanaan infrastuktur 100,00%. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD, capaiannya sebesar 82,79% dari 94,91% yang ditargetkan. Pemerintah Kabupaten Landak telah memiliki dokumen perencanaan dalam melaksanakan roda pembangunan berupa : Dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan perda Dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan perda/perkada Dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan perda/perkada Pemerintah Kabupaten Landak telah mematuhi aturan tentang Jumlah pembentukan SKPD berdasarkan PP Nomor 41 tahun Sedangkan Kecukupan Infrastruktur Pedesaaan capaiannya sebesar 70,00% atau 77,78% dari 90,00% yang ditargetkan. Tingkat Kecukupan Dokumen Perencanaan Sarana Prasarana Infrastruktur capaiannya sebesar 70,00% atau 100,00% dari 70,00% yang ditargetkan, berarti dalam membangun sarana dan prasarana insfrastruktur telah berpedoman pada dokumen perencanaan, sedangkan prosentase kegiatan fisik yang tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dan ketepatan penyampaian laporan keuangan/fisik pembangunan capaiannya telah 100,00%. Selain itu, agar terciptanya pemerintahan yang efektif dan efisien perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai baik dari jumlah maupun kualitas/kelayakannya. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Landak telah berupaya memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung tugas pokok guna menggerakan roda pemerintahan Kabupaten Landak. Pada tahun 2012, Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Barang dan Jasa instansi pemerintah mencapai 77,71% atau 104,96% dari 74,04% yang ditargetkan. Pada tahun 2012, Pemerintah Landak telah bekerja sama dengan BPS Kabupaten Landak. Hasil kerjasama tersebut berupa terbitnya buku Kabupaten Dalam Angka dan PDRB Kabupaten Landak. Sedangkan penerapan arsip dinamis di Kabupaten Landak tercermin dari Pengelolaan Arsip Secara Baku dengan capaiannya sebesar 0,38% atau 0,82% dari 46,77% yang ditargetkan. Sedangkan peningkatan SDM pengelola kearsipan capaiannya 1 kegiatan atau 50,00% dari 2 kegiatan yang ditargetkan. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran tersebut diatas antara lain : Bab II Halaman 91

99 1) Aparat pengawasan yang ada belum sebanding dengan obyek yang harus diawasi. 2) Masih cukup banyak temuan pemeriksaan baik hasil pengawasan internal maupun ekternal yang belum ditindak lanjuti. 3) Data kinerja yang belum didukung dengan sistem pengumpulan data kinerja yang memadai. 4) Kewajiban untuk evaluasi LAKIP SKPD belum dapat dilaksanakan. 5) Sumber daya aparatur masih dirasa kurang, sedangkan untuk menambah relatif sulit mendapat persetujuan pemerintah pusat. 6) Kemampuan SDM yang ada masih perlu ditingkatkan. 7) Masih banyak kekurangan personil dalam jabatan fungsional maupun struktural, sementara pegawai untuk memenuhi jabatan masih kurang. 8) Sarana dan prasarana baik yang berfungsi untuk aparatur maupun publik masih relatif terbatas sehingga perlu ditingkatkan. 9) Kurangnya perencanaan dan antisipasi kondisi alam dalam pengerjaan pengadaan bangunan. 10) Rendahnya motivasi dan semangat kerja dari pegawai. 11) Kurangnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap informasi pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan. 12) Kesadaran dan kebutuhan terhadap data dan informasi sebagai alat untuk evaluasi, pengendalian, pengukuran dan pelaporan relatif kurang sehingga kegiatan collecting data relatif sulit. 13) Kurangnya perhatian dari SKPD dalam pemenuhan laporan realiasi fisik dan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban SKPD. Untuk mengatasi hambatan telah ditempuh langkah-langkah : 1) Menambah jumlah personil serta melakukan mapping dinas/kantor mana yang akan di periksa. 2) Koordinasi dengan SKPD untuk menindak lanjuti temuan dengan surat teguran. 3) Bekerjasama dengan aparat APIF untuk bersama-sama melakukan pemeriksaan, evaluasi LAKIP, dan evaluasi Laporan Keuangan Pemda. 4) Pengumpulan data kinerja dimulai pada awal tahun anggaran. 5) Mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk penambahan pegawai. 6) Mengintensifkan diklat dan bimtek pegawai. Bab II Halaman 92

100 7) Tugas belajar bagi pegawai untuk meningkatkan kualitas SDM ataupun memberi kesempatan pegawai untuk belajar lagi. 8) Meningkatkan sarana dan prasarana baik aparatur maupun publik secara bertahap sehingga penyelenggaran pemerintahan, pelayanan dan pembangunan dapat meningkat. 9) Meningkatkan motivasi dan semangat kerja pegawai melalui pendidikan dan pelatihan yang memadai dan meningkatkan insentif bagi pegawai berdasarkan beban kerja. 10) Meningkatkan informasi pembangunan kepada masyarakat. 11) Meningkatkan kesadaran satuan kerja tentang pentingnya data dan informasi melalui sosialisasi data dan informasi sebagai alat untuk evaluasi, pengendalian, pengukuran dan pelaporan. 12) Menyurati setiap SKPD yang bersangkutan untuk menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan. 13) Perlunya perencanaan yang sangat matang dalam mengantisipasi segala kemungkinan bencana alam bangunan. yang akan terjadi dalam pengerjaan proyek Sasaran 12 Menerapkan pelayanan publik, sistem informasi terpadu, dan penjamin mutu yang berkualitas dan efisien Sasaran ini diarahkan untuk memberikan jaminan mutu pelayanan kepada masyarakat melalui penerapan sistem informasi terpadu dengan mendorong peningkatan peran serta masyarakat dan mengkomunikasikan berbagai informasi kepada masyarakat tentang kebijakan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, sebagai upaya untuk memberikan kejelasan status kependudukan kepada masyarakat, memberdayakan ekonomi kerakyatan melalui Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah, Pengembangan Data/Informasi, Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi sebagai wadah bagi pengembangan usaha produktif. Bab II Halaman 93

101 Sasaran ini dicapai melalui pelaksanaan 6 (enam ) program yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan, Program Pelayanan E-KTP Kecamatan, Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah, Program Pengembangan Data/Informasi, Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi yang didukung oleh 29 (dua puluh sembilan) kegiatan. Alokasi anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2012 untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 91,04%. Secara rinci capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 24. Pencapaian Kinerja Sasaran Menerapkan pelayanan publik, sistem informasi terpadu, dan penjamin mutu yang berkualitas dan efisien No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) Prosentase penduduk ber-ktp % 100,00 100,00 100,00 yang telah mempunyai NIK 2 Angka melek huruf perempuan Orang , ,00 73,47 >15 tahun keatas 3 Rasio penduduk berakte % 26,47 20,73 78,30 kelahiran 4 Rasio antara penduduk yang % 100,00 43,07 43,07 wajib memiliki KTP dengan sudah memiliki KTP 5 Pengolahan data Sistem Sudah/ sudah Sudah 100,00 administrasi kependudukan belum 6 Jumlah kerjasama dengan media Media 15,00 5,00 33,33 massa 7 Tingkat kemudahan dalam % 86,66 75,00 86,55 mengakses informasi 8 Meningkatnya data informasi % 90,00 60,00 66,67 kabupaten yang akurat 9 Jumlah perda yang telah Perda 5,00 3,00 60,00 disosialisasikan kepada masyarakat 10 Penduduk ber KTP % 87,59 43,07 49,17 11 Jumlah Pembuat akta kelahiran akta , ,00 298,98 12 Jumlah membuat akta akta 1.370,00 0,00 0,00 perkawinan 13 kepemilikan akta kelahiran per % 26,47 207,26 783, penduduk 14 Penerapan KTP Nasioanal sudah sudah Sudah 100,00 berbasis NIK 15 Web site milik pemerintah web 1,00 1,00 100,00 daerah Capaian Hasil Kinerja 69,17 Sumber : LAKIP Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab II Halaman 94

102 Pemerintah Kabupaten Landak dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil didukung SKPD lainnya. Pencapaian indikator sasaran Menerapkan pelayanan publik, sistem informasi terpadu, dan penjamin mutu yang berkualitas dan efisien dijelaskan berikut ini : Penataan Administrasi Kependudukan Koordinator pelaksananya adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Landak yang didukung oleh instansi lainnya. Pencapaian indikator sasaran melalui program penataan administrasi kependudukan dijelaskan berikut ini. 1) Prosentase penduduk ber-ktp yang telah mempunyai NIK Pada tahun 2012 Kabupaten Landak telah menerpakan KTP nasional berbasis NIK, sedangkan dalam rangka pelaksanaan program nasional E-KTP dilaksanakan melalui program Pelayanan E-KTP Kecamatan terdiri dari 13 (tiga belas) kegiatan, dengan hasil 65,29% penduduk wajib KTP di Kabupaten Landak tahun 2012 telah terekam dalam E- KTP. Dari penduduk wajib KTP sebanyak terekam dalam E-KTP. Tabel 25. Jumlah Penduduk Kabupaten Landak Berdasarkan Jenis Kelamin pada tahun 2012 No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 NGABANG SENGAH TEMILA MENYUKE MEMPAWAH HULU AIR BESAR MANDOR JELIMPO SEBANGKI MENJALIN SOMPAK KUALA BEHE MERANTI BANYUKE HULU J u m l a h Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jumlah penduduk terbanyak adalah di Kecamatan Ngabang yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Landak dengan jumlah penduduk jiwa dengan rincian jiwa adalah laki-laki dan jiwa adalah perempuan. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Meranti dengan jumlah penduduk jiwa dengan rincian jiwa adalah laki-laki dan jiwa adalah perempuan. Bab II Halaman 95

103 Jumlah penduduk berdasarkan struktur usia di Kabupaten Landak pada tahun 2012, terbanyak adalah antara usia 20 tahun sampai dengan 24 tahun sebanyak jiwa atau 11,07% dari keseluruhan penduduk di Kabupaten Landak. Sedangkan Jumlah penduduk paling sedikit adalah diatas 75 tahun sebanyak jiwa atau 0,80% dari Keseluruhan penduduk di Kabupaten Landak, berdasarkan tabel sebagai berikut: Tabel 26. Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah > Jumlah Sumber : Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2) Rasio penduduk berakte kelahiran Sedangkan Rasio Penduduk Berakte kelahiran adalah sebesar 20,73% atau sebesar 78,30% dari target rasio sebesar 26,47%. Dengan jumlah pembuat Akta Kelahiran sebanyak akta. Dengan tingkat kepemilikan akta kelahiran per penduduk mencapai 207,00% 3) Rasio antara penduduk yang wajib memiliki KTP dengan sudah memiliki KTP Data-data kependudukan di Kabupaten Landak diolah oleh sebuah sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi. Data-data yang diolah berasal dari pengolahan datadata di tiap kecamatan di Kabupaten Landak yang berjumlah 13 Kecamatan. Indikator Rasio antara Penduduk yang Wajib Memiliki KTP dengan sudah memiliki KTP pada tahun 2012 sebesar 43,00% atau sebesar 43,00% dari target sebesar 100%. Hal tersebut bermakna bahwa baru sebagian penduduk Kabupaten Landak yang wajib KTP yang telah memiliki KTP. Bab II Halaman 96

104 4) Prosentase pengolahan data Sistem administrasi kependudukan Indikator Pengolahan Data Berbasis Sistem Administrasi Kependudukan pada tahun 2012 sebesar 100,00% atau sebesar 100% dari target. Hal tersebut bermakna bahwa semua sumber data kependudukan telah berhasil diolah menjadi data kependudukan Kabupaten Landak. 5) Angka melek huruf perempuan >15 tahun keatas Pencapaian indikator Angka Melek Huruf Perempuan diatas 15 tahun pada tahun 2012 mencapai orang atau sebesar 73,47% dari target yang telah ditetapkan sebanyak ,00. 6) Indikator jumlah kerjasama dengan media massa Pada Tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Landak dalam rangka mensosialisasikan dan mengkomunikasikan berbagai informasi kepada masyarakat tentang kebijakan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan telah bekerja sama dengan 5 media dari 15 media yang ada di wilayah Kabupaten Landak atau dengan capaian 33%. 7) Kemudahan dalam mengakses informasi kepada Publik Dalam rangka mengkomunikasikan berbagai informasi kepada masyarakat tentang kebijakan pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan pemerintahan Pemerintah Kabupaten Landak telah berhasil membuka akses ke publik tentang kebijakankebjiakannya sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luas salah satunya melalui Web site milik pemerintah Kabupaten Landak. Hal ini terbukti dengan keberhasilan indikator-indikator sebagai berikut : Indikator tingkat kemudahan dalam mengakses informasi terealisir sebesar 75,00% dari 86,66% yang ditargetkan atau dengan capaian indikator kinerja sebesar 86,55%. Sedangkan indikator meningkatnya data informasi kabupaten yang akurat sebesar 60,00% dari 90,00% yang ditargetkan atau dengan capaian 66,67%. Informasi-informasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Landak dapat dilihat juga di web site Jumlah Perda yang telah disosialisasikan kepada masyarakat sebanyak 3 perda dari 5 perda yang dihasilkan tahun Bab II Halaman 97

105 Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran Menerapkan pelayanan publik, sistem informasi terpadu, dan penjamin mutu yang berkualitas dan efisien diantaranya adalah : 1. Kurangnya jumlah pegawai serta rendahnya pengetahuan yang dimiliki pegawai. 2. Masih terdapat daerah yang masih sulit dijangkau sehingga penduduk di daerah tersebut terisolir. 3. Kesadaran masyarakat masih rendah tentang pentingnya tanda pengenal (akte/ktp/kk). 4. Sebagian masyarakat masih belum mengetahui serta memahami tentang Peraturan Daerah Kabupaten Landak serta peraturan perundang-undangan lainnya. 5. Terbatasnya jumlah personil pengelola jaringan informasi yang memadai dan kompeten. Untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran Menerapkan pelayanan publik, sistem informasi terpadu, dan penjamin mutu yang berkualitas dan efisien, akan ditempuh langkah langkah sebagai berikut: 1. Perlunya penambahan tenaga/pegawai serta diklat-diklat yang dapat meningkatkan kemampuan pegawai. 2. Efektifitas dan efisiensi dalam bekerja dan melakukannya pekerjaan dengan profesional. 3. Perlu adanya sosialisasi ke tingkat daerah terpencil dan daerah yang memerlukan sehingga tepat sasaran. 4. Sosialisasi dan penyuluhan tentang Peraturan Daerah Kabupaten Landak dan peraturan perundang-undangan lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tetap dilaksanakan secara berkelanjutan. 5. Menambah jumlah personil secara bertahap dan secara berkelanjutan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keahlian pengelola jaringan. Sasaran 13 Meningkatkan kepastian hukum, keamanan dan perpolitikan yang kondusif guna mendukung kinerja pemerintahan daerah dan iklim investasi yang sehat Bab II Halaman 98

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2013 TANGGAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perwujudan dari perencanaan pembangunan tahunan diwajibkan daerah untuk menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Subang telah memberikan hasil yang positif di berbagai segi kehidupan masyarakat. Namum demikian,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun B AB I P E N D AH U L U AN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan mempertimbangkan urutan pilihan dan ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Nota Kesepakatan...

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 JL. RAYA DRINGU 901 PROBOLINGGO SAMBUTAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang I - 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

1.1 Latar Belakang I - 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah dibagi menjadi beberapa tahapan mulai dari Perencanaan Jangka Panjang, Jangka Menengah, dan Tahunan. Dokumen perencanaan jangka panjang

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu masa bakti Kepala Daerah terpilih yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional berdampak pada terjadinya perubahan yang mendasar bagi perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang disingkat RPJMD sebagaimana amanat Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2011 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PIDIE JAYA PERATURAN BUPATI PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN (RKPK) PIDIE JAYA TAHUN 2012

BUPATI PIDIE JAYA PERATURAN BUPATI PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN (RKPK) PIDIE JAYA TAHUN 2012 BUPATI PIDIE JAYA PERATURAN BUPATI PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN (RKPK) PIDIE JAYA TAHUN 2012 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang merupakan kewenangan daerah sesuai dengan urusannya, perlu berlandaskan rencana pembangunan daerah yang disusun berdasarkan kondisi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 21 Tahun 2013 Tanggal : 31 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun BAB I PENDAHULUANN. 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun tahun 2004 tentang Sistem Perencanaann Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

Lebih terperinci