BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang berkaitan dengan topik penelitian penulis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang berkaitan dengan topik penelitian penulis"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang berkaitan dengan topik penelitian penulis baik teori umum dan teori khusus. 2.1 Teori-teori umum yang berhubungan dengan topik yang dibahas Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling sentral yang kian hari kian disadari kegunaannya bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa komunikasi, karena setiap perilaku memiliki potensi komunikasi, bahkan pada saat seseorang tidak berkata-kata pun mereka sesungguhnya telah melakukan komunikasi. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan sehingga pesan yang disampaikan dimengerti atau di terima dengan baik oleh penerima. Komunikasi itu sendiri tidak hanya penting dalam kehidupan sehari-hari bagi individu dalam sebuah keluarga atau masyarakat, komunikasi yang efektif juga dibutuhkan dalam sebuah organisasi atau perusahaan terutama dalam mengimplementasikan visi dan misi perusahaan Definisi Komunikasi Istilah komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy (2011: 9) yaitu komunikasi dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Kata sama di sini adalah sama makna. Berdasarkan terjemahan tersebut, komunikasi dapat diartikan sebagai adanya percakapan

2 atau hubungan komunikasi yang berlangsung antara dua pihak dengan tujuan untuk memperoleh pengertian bahasa atau kesamaan makna antara dua pihak yang melakukan percakapan atau hubungan komunikasi tersebut, serta kegiatan komunikasi tersebut tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga harus persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Begitu banyak definisi mengenai komunikasi, penulis mengutip pendapat Alfikalia dan Anita Maharani, Faktor-faktor Pendukung Kompetensi Komunikasi Interpersonal Jurnal Vol. 6, No. 1, Wood (2004) yaitu, komunikasi sebagai proses sistemik di mana individu berinteraksi dengan dan melalui symbol-simbol untuk membentuk dan menginterpretasi makna. Dengan definisi komunikasi yang dikemukakan diatas tentu saja belum menyikap keseluruhan dari definisi komunikasi yang ada. Dari definisi yang telah disampaikan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan baik verbal maupun nonverbal, dari pengirim (komunikator) kepada penerimanya (komunikan) yang terjadi secara berkesinambungan sehingga terjadi kesamaan makna antara pelaku komunikasi tersebut, dan yang bertujuan untuk memberikan pesan dari narasumber atau komunikator kepada publik atau komunikan dan kegiatan komunikasi tersebut harus informatif dan persuasif agar mengerti dan menerima pesan apa yang kita sampaikan. Dalam proses ini terjadilah interaksi yang memungkinkan adanya reaksi umpan balik dari komunikan. Komunikasi erat kaitannya dengan public relations, karena dalam kegiatan public relations PT. Pertamina (Persero), komunikasi merupakan sarana dalam penyampaian pesan dari perubahan melalui public relations (komunikator) kepada publiknya (komunikan).

3 Komunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai fungsi public relations. Public relations merupakan metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama, sebagai objek studi ilmu komunikasi, dan juga memiliki peran sebagai wahana komunikasi ke dalam maupun keluar. Komunikasi dalam bidang public relations perlu diprioritaskan dalam perusahaan dan sebagai seorang public relations atau komunikator harus mampu berkomunikasi secara efektif agar pesan yang disampaikan dapat diterima publik atau komunikan dengan baik, karena publik dapat menilai dan mengakui kinerja yang baik dari perusahaan. Sehingga proses komunikasi yang dilakukan komunikator dan komunikan ini yaitu mengenai proses dari kegiatan komunikasi yang terjadi antara public relations PT. Pertamina (Persero) sebagai komunikator dengan komunikan yaitu publik yang memberikan penilaian mengenai citra perusahaan setelah mengalami suatu krisis perusahaan Public Relations Menurut Joe Marcony dalam Elvinaro Ardianto (2011: 76) mengatakan, bahwa masih banyak yang salah mengerti mengenai PR. Mereka menyamakan PR dengan agen pers dan menggeneralisasikan PR hanya memperhatikan media saja. PR adalah sebuah payung yang mencakup berbagai area dan fungsi diantaranya yaitu; communication (komunikais), community relations (hubungan komunitas), customer relations (hubungan pelanggan), consumer affairs (hubungan konsumen), employee relations (hubungan karyawan), media relations (hubungan media), dan hubungan lainnya. Fungsi PR meliputi; kreasi, produksi, dan publikasi literatur (buku), penelitian, laporan, survei,

4 materi audio visual, program-program online, newsletter (terbitan cetak berkala), poster, seminar atau workshop (lokakarya) Definis Public Relations Menurut Scott M. Cultip, Allen H. Center, Glen M. Broom (2009: 5) menyatakan Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Menurut Elvinaro Ardianto (2011: 1) Public relations merupakan sebuah ilmu dalam kelompok ilmu sosial, dan menjadi bagian ilmu dari induknya ilmu komunikasi. Public relations adalah sebuah profesi di bidang komunikasi. Istilah lain Public Relations yang banyak digunakan institusi-institusi pemerintah di Indonesia yaitu Hubungan Masyarakat (humas). Sebenarnya istilah Hubungan Masyarakat ini tidak tepat karena istilah public terjemahan yang tepat yaitu publik atau khalayak. Sedangkan masyarakat yang diterjemahkan ke dalam bahasa inggris menjadi society atau general public, pengertiannya lebih luas dari public itu sendiri. Sementara dalam setiap kegiatan public relations yang menjadi target publiknya bukan society atau general public, melainkan public, dimana public adalah bagian dari society atau general public. Definisi menurut Institute of Public Relations (IPR) seperti di kutip Nova (2009: 35) menyatakan Public relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

5 Definisi public relations yang dikutip menurut Dr. Rex F. Harlow dalam Nova (2009: 35) menyatakan bahwa Public relations merupakan fungsi manajemen yang khas yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dan masyarakatnya membantu manajemen untuk selalu mendapatkan informasi dan merespon pendapat umum, mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi krisis, dan menggunakan riset serta komunikasi yang logis dan etis sebagai sarana utamanya Kata kunci yang perlu diingat dalam mendefinisikan public relations menurut Elvinaro Ardianto (2011: 13) yaitu ; 1. Sengaja (deliberate). Kegiatan PR adalah sesuatu yang disengaja, dirancang untuk mempengaruhi, mendapatkan pengertian, memberikan informasi, dan memperoleh umpan balik (reaksi dari mereka yang terkena dampak kegiatan). 2. Terencana (planned). Kegiatan PR adalah sesuatu yang terorganisasi. Solusi masalah diketahui dan logistik dipikirkan, dengan kegiatan yang memerlukan jangka waktu. Kegiatan ini sistematis, membutuhkan riset dan analisis. 3. Kinerja (performance). PR yang efektif didasarkan pada kebijakan dan penampilan nyata dari seseorang atau sebuah organisasi. Tidak ada public relations yang dapat menciptakan simpati serta dukungan jika organisasi yang bersangkutan merupakan pemilik usaha yang tidak tanggap terhadap kepentingan masyarakat. pepatah kuno mengatakan, Anda tidak dapat membuat dompet sutra dari kuping induk babi. 4. Kepentingan publik (public interest). Dasar dari setiap kegiatan PR adalah melayani kepentingan publik dalam suatu masyarakat, bukan sekedar memperoleh keuntungan bagi organisasi. Idealnya, saling menguntungkan bagi organisasi dan masyarakat. ini adalah benang yang menjalin kepentingan diri organisasi dengan kepentingan dan urusan masyarakat. Misalnya, Atlantik Richfield Company mensponsori penyusunan program berkualitas untuk televisi pemerintah. Karena usaha ini, selain akan meningkatkan citra perusahaan, pada saat yang sama masyarakat pun mendapat keuntungan dengan ditayangkannya program seperti itu.

6 5. Komunikasi dua arah (two way communication). Kamus sering kali memberikan kesan bahwa PR terdiri hanya dari penyebaran materi melalui informasi. Namun, penting juga bahwa definisi itu termasuk umpan balik dari khalayak. Kemampuan mendengarkan adalah bagian dari keahlian komunikasi yang pokok. 6. Fungsi manajemen (management function). PR paling efektif apabila berfungsi menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh manajemen puncak. PR melibatkan konsultasi dan pengentasan masalah tingkat tinggi, tidak hanya mengeluarkan informasi setelah keputusan dibuat. PR didefinisikan oleh Denny Griswold, pendiri dan pemilik PR News sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur sebuah organisasi dengan kepentingan masyarakat, dan melaksanakan suatu program tindakan (dan komunikasi) untuk mendapatkan pengertian masyarakat dan dapat diterima oleh masyarakat. Berkaitan dengan definisi mengenai public relations yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa public relations merupakan suatu kegiatan komunikasi terencana yang dilakukan oleh perusahaan untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan publik dan publik juga dapat membantu manajemen dalam membangun, mempertahankan citra perusahaan, dan juga dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis. Dikaitkan dengan masalah dalam penelitian ini, public relations merupakan fungsi manajemen PT. Pertamina (Persero) yang dapat mengatasi publiknya ketika sedang mengalami krisis Peranan Public Relations Menurut Firsan Nova (2009: 45) bahwa ada empat peranan utama public relations yang mendeskripsikan sebagian besar praktik untuk menyesuaikan pola perilaku untuk menangani situasi yang senantiasa terjadi di dalam organisasi dan mengakomodasi ekspentasi orang lain tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam organisasi.

7 a. Pertama peranan public relations sebagai Penasehat ahli (expert prescriber) Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencari solusi dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi public relations dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dengan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar public relations (expert prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan. b. Kedua peranan public relations sebagai Fasilitator komunikasi (communication facilitator) Dalam hal ini, praktisi public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator yang membantu pihak manajemen mendengar apa yang diinginkan dan diharpakan oleh publiknya. Di pihak lain, praktisi public relations juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisai kepada publiknya. Dengan komunikasi timbal balik diharapkan dapat tercipta saling pengertian, saling percaya, saling menghargai, saling mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. c. Ketiga peranan public relations sebagai Fasilitator proses pemecah masalah (problem solving process facilitator) Peranan praktisi public relations dalam proses pemecahan persoalan public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan

8 eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi maka akan dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli public relations dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan, dan produk yang tengah didera krisis tertentu. d. Keempat peranan public relations sebagai Teknisi komunikasi (communication technician) Peranan public relations ini berbeda dengan tiga peranan public relations sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi public relations sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication. Penjelasan penulis dari keempat hal yang dikemukakan di atas mengenai peranan public relations yaitu; 1. Public relations yang berperan sebagai penasehat ahli. Publik relations disisni mampu memberikan solusi dari suatu krisis yang terjadi. PT. Pertamina (Pesero) yang mengalami krisis pada saat itu, segera menjalani peranannya dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan publik-nya. Peran public relations pada saat mengalami krisis memang sangat di perlukan, karena peran public relations dianggap sebagai sumber terpercaya dalam memberikan informasi mengenai perusahaan. Perusahaan akan sulit merangkul publik-nya apabila public relations perusahaan tersebut tidak memiliki keahlian untuk dapat mencari dan menemukan solusi ketika menghadapi masalah atau krisis. Disinilah peranan public

9 relations sebagai penasehat ahli dibutuhkan untuk membuat citra perusahaan tetap baik di mata publiknya. 2. Public relations berperan sebagai fasilitator komunikasi. Public relations disini merupakan sebagai perantara antara perusahaan dengan publiknya. Public relations didalam perusahaan berupaya sebagai mediator atau sebagai penengah antara perusahaan dengan publiknya. Pada PT. Pertamina (Persero) public relations menjadi penghubung perusahaan dengan publiknya ketika menyampaikan suatu informasi. Informasi ini merupakan pemberitahuan secara resmi dari perusahaan kepada publik-nya. Informasi tersebut dapat menimbulkan reaksi timbal balik dari publik yaitu reaksi positif dan reaksi negatif. Disinilah tugas dari public relations sebagai fasilitator komunikasi yang mampu mengatasi reaksi timbal balik tersebut agar tidak adanya kesalah pahaman. 3. Public relations berperan sebagai fasilitator proses pemecahan masalah. Semua perusahaan pasti pernah mengalami krisis, yaitu salah satunya PT. Pertamina (Persero) sebagai perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) ini juga sudah pasti pernah mengalami krisis. Peranan public relations sangat dibutuhkan dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi. Karena public relations merupakan gambaran dari perusahaan, sehingga citra perusahaan merupakan tanggung jawab dari apa yang akan dikatakan dan dilakukan oleh public relations. agar tidak berdampak pada citra perusahaan diperlukan kerja sama dalam mengatasi krisis perusahaan yang muncul secara tibatiba. 4. Public relations dalam bidang komunikasi jurnalistik merupakan peranan yang ke empat, yaitu menjelaskan mengenai kemampuan dalam menulis, pengeditan,

10 produksi audio visual, grafis, dan produksi pesan yang digunakan dalam melaksanakan program public relations. Peranan ini lebih mengutamakan kepentingan publik guna menerima informasi yang jelas, dan juga menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan media Fungsi Public Relations Menurut Firsan Nova (2009: 38) bahwa fungsi utama public relations ialah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya baik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi. Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa fungsi public relations merupakan cara bagaimana menciptakan hubungan yang baik antara internal perusahaan (karyawan) dan eksternal perusahaan (publik-nya) guna mendapatkan opini publik yang positif terhadap perusahaan Aktivitas Public Relations Menurut Firsan Nova (2009:38) aktivitas public relations yaitu menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two ways traffic communication) antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan.

11 Sasaran Public Relations Dalam menanggapi citra positif perusahaan, public reloations melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. Dalam suatu kegiatan atau aktivitas tersebut sudah pasti public relations memiliki sasaran dalam menjalankan tugasnya. Aktivitas yang dilakukan public relations pada PT. Pertamina (Persero) mempunyai sasaran-sasaran dalam memenuhi kepentinganya. Menurut kutipan H. Fayol mengenai sasaran kegiatan public relations dalam Firsan Nova (2009: 43) yaitu; a. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and image). 1. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif. 2. Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. b. Menghadapi krisis (facing of crisis). Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan Public Relations recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage. c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public causes). 1. Mempromosikan hal-hal yang menyangkut kepentingan publik. 2. Mendukung kegiatan kampanye sosial, seperti anti merokok dan menghindari obat-obatan terlarang.

12 2.2 Teori-teori khusus yang berhubungan dengan topik yang dibahas Citra Definisi Citra Citra menurut Elvinaro Ardianto (2011: 62) adalah perasaan gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi, atau lembaga; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi. Seperti fenomena gunung es, citra perusahaan di mata publik dapat terlihat dari pendapat atau pola pikir komunal saat memersepsikan realitas yang terjadi. Sehingga satu hal yang patut dipahami dari terbentuknya sebuah citra perusahaan ialah adanya persepsi yang berkembang dalam benak publik terhadap realitas yang muncul dalam media (Wasesa & Macnamara, 2010: 55). Mengacu pada pendapat Wasesa-Macnamara (2010: 55) yaitu untuk mendapatkan citra yang diinginkan oleh manajemen perusahaan, kita harus memahami secara persis proses seleksi apa yang terjadi ketika publik menerima informasi mengenai realitas yang terjadi. Dengan demikian, seberapa jauh citra akan terbantuk sepenuhnya akan ditentukan oleh bagaimana public relations mampu membangun persepsi yang didasarkan oleh realitas yang terjadi. Dari tiga definisi citra yang telah di paparkan diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa suatu citra tergantung dari kondisi interaksi yang dilakukan perusahaan dengan publik-nya. Interaksi yang dilakukan terhadap publik tersebut menimbulkan suatu pandangan dan penilaian terhadap suatu perusahaan, lembaga, atau pun organisasi yang dapat dilihat dari sudut pandang opini publik yang berbeda-beda,

13 ada yang positif dan negatif. Opini dari publik tergantung dari bagaimana publik tersebut memandang suatu permasalahan atau krisis di dalam perusahaan. PT. Pertamina (Persero) yaitu sebagai perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang bertanggung jawab atas citra perusahaan dan juga citra negara di mata publik. Terjadinya krisis di dalam perusahaan ini memang tidak diinginkan terjadi, namun kejadian krisis yang tidak disengaja dan tidak terduga ini sudah tidak dapat dielakan lagi. Peristiwa ledakan gas elpiji 3 kg di salah satu rumah warga di Jalan Mandalika 1 RT 06/06 Kelurahan Tanjungduren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada 25 Juli 2010 yang memakan korban luka-luka sebanyak 10 orang dan salah satu korbanya meninggal dunia. Peristiwa tersebut sudah pasti dan barang tentu akan terekam oleh media. Media disini berperan dalam membuat dan memberikan berita kepada publik dan dari berita yang diberikan oleh media ke pada publik tersebut akan memunculkan berbagai opini publik mengenai peristiwa tersebu dan hal itu berdampak pada citra perusahaan yaitu PT. Pertamina (Persero). Citra dengan sengaja diciptakan agar bernilai positif, dan citra itu sendiri merupakan satu aset terpenting dari suatu perusahaan, lemabaga, atau pun organisasi. Tugas perusahaan dalam membentuk citranya adalah dengan mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata publik atau masyarakatnya. Meurut Siswanto Sutojo, citra perusahan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil berbagai keputusan penting, misalnya membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan (konsumen), berlangganan (pelanggan), merekomendasikan kepada orang lain (Elvinaro Ardianto, 2011: 62-63).

14 Jenis-jenis Citra Menurut Elvinaro Ardianto (2011: 63) menyatakan ada beberapa jenis citra, yaitu sebagai berikut : a. Citra bayangan (mirror image) Jenis citra ini adalah citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. b. Citra yang berlaku (current image) Jenis citra ini adalah kebalikan dari citra bayangan atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. c. Citra yang diharapkan (wish image) Jenis citra ini adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya, citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. d. Citra perusahaan atau citra lembaga (corporate image) Jenis citra ini adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Suatu badan usaha yang memiliki citra perusahaan positif lebih mudah menjual produk atau jasanya. e. Citra majemuk (multiple image) Jenis citra ini yaitu banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Variasi citra

15 tersebut harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan harus ditegakkan secara keseluruhan. Penulis dalam penulisan skripsi ini akan membahas mengenai citra perusahaan pada PT. Pertamina (Persero). Citra perusahaan pada PT. Pertamina (Persero) merupakan sesuatu yang penting dan harus dijaga. Maka dari itu penulis ingin melakukan penelitian bagaimana PT. Pertamina (Persero) mampu atau tidak dalam mempertahankan citra pasca terjadinya ledakan gas elpiji 3kg disalah satu rumah warga Jalan Mandalika 1 RT 06/06 Kelurahan Tanjungduren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat yang memakan korban luka-luka sebanyak 10 orang dan salah satunya meninggal dunia tersebut Krisis Definisi Krisis Sesuai dengan judul penelitian yang penulis akan bahas yaitu mengenai peranan public relations pada PT. Pertamina (Persero) dalam mempertahankan citra pasca menghadapi krisis perusahaan. Perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) ini telah menghadapi krisis yang terjadi pada tanggal 25 Juli 2010 lalu, yaitu sebuah kecelakaan yaitu ledakan gas elpiji 3 kg. Dalam hal ini penulis ingin membahas lebih dalam lagi mengenai krisis. Krisis adalah isu, yaitu isu yang dihadapi perusahaan dimana isu itu telah mencapai tahap krisis. Kata krisis berasal dari bahasa Yunani, krisis yang memiliki arti keputusan (Nova, 2009: 54). Menurut Fearn-Banks yang dikutip dalam Putra oleh Elvinaro Ardianto (2011: 305) krisis adalah situasi atau kejadian besar dengan dampak negatif yang secara

16 potensial mempengaruhi sebuah organisasi atau industri, termasuk publiknya, produknya, jasanya atau nama baik. Sedangkan menurut Holsti dikutip oleh Elvinaro Ardianto (2011: 305) krisis adalah situasi-situasi yang ditandai dengan keterkejutan dan mengancam nilai-nilai penting, serta membuat keputusan dalam waktu singkat. Menurut Wasesa-Macnamara (2010: 73) krisis adalah salah satu berkah dalam PR karena saat itu organisasi berada di tengah pusaran pencitraan, dimana semua media massa datang memberikan liputan, publik memperbincangkannya setiap saat. Tidak semua krisis itu adalah krisis public relations. Suatu krisis dikatakan krisis public relations yaitu apabila krisis tersebut diketahui oleh publik dan mengakibatkan munculnya persepsi negatif terhadap perusahaan, organisasi atau citra seseorang. Krisis public relations tidak hanya menyerang perusahan besar saja, melainkan dapat menyerang siapa saja, baik individu, organisasi, maupun perusahaan, kapan dan dimana saja (Nova, 2009: 165, 55). Dapat disimpulkan krisis merupakan suatu kejadian yang tidak dapat diprediksi atau datang secara tiba-tiba, yang membawa dampak mengancam, dan dapat menyerang siapa saja baik itu perusahaan, lembaga pendidikan, organisasi, dan individu itu sendiri. Krisis ini dapat mengakibatkan dampak positif dan negatif bagi perusahaan, seperti kejadian ledakan gas elpiji 3 kg yang dapat menimbulkan berbagai opini dari publik yang mengakibatkan citra perusahaan menjadi buruk. Dalam Firsan Nova (2009: 54-55) krisis public relations adalah peristiwa, rumor, atau informasi yang membawa pengaruh buruk terhadap reputasi, citra, dan kredibilitas perusahaan. Krisis juga dianggap sebagai turning point in history life, yaitu suatu titik balik dalam kehidupan yang dampaknya memberikan pengaruh signifikan, ke arah

17 negatif maupun positif, tergantung reaksi yang diperlihatkan oleh individu, kelompok masyarakat, atau suatu bangsa. Berikut ini merupakan gambar bagan menenai krisis public relations ; Gambar 2.1 Bagan Krisis PR Types of Crisis 1. Natural Disaster Crisis 2. Industrial Accidents Crisis 3. Product Failure Crisis 4. Public Perception Crisis 5. Industrial Relation Crisis 6. Bisiness Management Crisis 7. Criminal Event Crisis 8. Management Turnover crisis 9. Hostile Takeover Crisis Stimulate Extensive - News - Media Coverage Public Affect your reputation, image, or credibility in negative way Sumber : Firsan Nova (2009: 166) Pada krisis public realtions media merupakan faktor terpenting yang dapat mentransformasi dari krisis internal menjadi krisis public raletions. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar bagan dari Firsan Nova (2009: 166) di atas. Salah satu kasus contoh krisis internal yang kemudian berubah menjadi krisis public relations yaitu sesuai dengan kasus krisis yang penulis angkat adalah kejadian ledakan gas elpiji 3 kg disalah satu rumah warga Jalan Mandalika 1 RT 06/06 Kelurahan Tanjungduren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat 25 Juli 2010 lalu. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah guna mengatasi krisis public relations tersebut. Lima langkah ini penulis mengutip dari Firsan Nova (2009 : ), yaitu sebagai berikut :

18 1. Perusahaan yang sedang mengalami krisis sebaiknya cepat memberi respon kepada publik. 2. Perusahaan harus memberikan informasi yang jujur karena publik akan lebih mudah memaafkan kesalahan apabila perusahaan itu jujur daripada perusahaan tersebut berbohong. 3. Penting bagi perusahaan untuk selalu informatif karena seperti juga masyarakat, media akan menciptakan versi mereka sendiri apabila perusahaan tidak memberikan informasi yang mereka perlukan. Rumor atau gosip bisa menyebabkan kehancuran yang lebih fatal, jadi lebih baik perusahaan mengatakan yang sebenarnya. 4. Penting untuk memperlihatkan kepada publik anda peduli karena publik akan memaafkan jika perusahaan peduli pada korban krisis. 5. Memelihara hubungan baik. Ini penting karena perusahaan bisa mempelajari banyak pendapat masyarakat dengan mendengarkan. Suatu informasi pada masa sekarang ini akan lebih cepat sekali sampai terdengar ke telinga masyarakat. Hal tersebut dikarenakan banyaknya alat untuk menyampaikan suatu informasi, mulai dari HP, media online, tv, radio, dan alat-alat komunikasi lainnya. Kecepatan informasi yang luar biasa tersebut menjadi suatu tantangan bagi setiap perusahaan untuk memiliki kemampuan dan melakukan solusi apabila terjadi krisis yang tidak diinginkan secara efektif dan profesional. Terkait dengan objek penelitian penulis, akan diteliti peranan public relations pada PT. Pertamina (Persero) ketika mengatasi krisis dan tetap dapat mempertahankan citra perusahaan agar selalu positif di mata pubik-nya. Dikarenakan menurut penulis PT. Pertamina(Persero) merupakan perusahaan

19 minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang sudah dikenal berpengalaman dan profesional Faktor-faktor Penyebab Krisis Krisis tidak dapat di prediksi datangnya. Jalan yang terbaik bagi perusahaan ialah dengan membuat perencanaan guna menghadapinya. Berikut ini merupakan sembilan jenis krisis berdasarkan penyebabnya menurut Firsan Nova, (2009: 61-81) : 1. Krisis karena bencana alam 2. Krisis karena kecelakaan industri 3. Krisis karena produk yang kurang sempurna 4. Krisis karean persepsi publik 5. Krisis karena hubungan kerja yang buruk 6. Krisis karena kesalahan strategi bisnis 7. Krisis karena terkait masalah kriminal 8. Krisis karena penggantian manajemen 9. Krisis karena persaingan bisnis Penulis dapat menyimpulkan bahwa krisis itu memang datangnya secara tiba-tiba atau tidak di duga-duga, karena penyebabnya itu bisa dari bencana alam, masalah teknis, kesalahan dari manusia itu sendiri, dan keputusan manajemen yang tidak sesuai atau tidak tepat dalam mengambil keputusan Penyelesaian Krisis Krisis mempunyai karakter, salah satu karekter krisis adalah adanya kejutan. Untuk menyelesaikan krisis, manajemen perusahaan harus memiliki crisis managemen

20 plans yang didesain secara teliti dalam menghadapi berbagai level krisis yang mungkin terjadi. Oleh karena itu jika terjadi kondisi kritis, perusahaan dapat mendefinisiskan dan merespon dengan baik (Frisan Nova, 2009: 146). Gambar 2.2 : Crisis as a tringger for change Initiation of change Communication for change Preparedness for crisis Consolidation of learning Crisis resolution Sumber : Firsan Nova (2009: 147) Gambar di atas dalam Firsan Nova (2009: 147) memperlihatkan bagaimana cara mengidentifikasi siklus krisis, yaitu dimulai dari ; a. Persiapan menghadapi krisis (prepared for crisis) b. Penyelesaian krisis (crisis resolution) c. Mengambil pelajaran dari krisis (consolidation of learning) d. Mengkomunikasikan kepada publik (communication for change) e. Berkomitmen untuk melakukan perbaikan dimasa datang (initiation of change)

21 Teori Lasswell Teori ini dikemukakan Harold Lasswell tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat (Riswandi, 2009: 39). Model komunikasi Lasswell merupakan ungkapan verbal berikut ini : a. Who (siapa) b. Say What (mengatakan apa) c. In Which Channel (dengan saluran yang mana) d. To Whom (kepada siapa) e. With What Effect? (dengan efek apa) Unsur sumber (who) mengundnag pertanyaan mengenai pengendalian pesan. Unsur pesan (say what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) menarik untuk mengkaji mengenai analisis media. Unsur penerima (to whom) banyak digunakan untuk studi analis khalayak. Unsur pengaruh (with what effect) berhubungan erat dengan kajian mengenai efek pesan pada khalayak. Oleh karena itu, model komunikasi Lasswell ini banyak diterapkan dalam komunikasi massa. Dan dapat digambarkan model Lasswell tersebut sebgai berikut : Gambar 2.3 : Model Lasswell Who Say What In Which To Whom With What Sumber : Wiryanto (2008: 17)

22 Pada penelitian ini suatu proses komunikasi memang sangat berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan pubic relations. Public Relations pada PT. Pertamina (Persero) menggunakan kelima unsur diatas dalam berinteraksi dengan publiknya ketika memberikan keterangan mengenai masalah krisis yang terjadi yaitu ledakan gas elpiji 3 kg di salah satu rumah warga Jalan Mandalika 1 RT 06/06 Kelurahan Tanjungduren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada 25 Juli Public Relations berperan sebagai komunikator atau sumber, sedangkan publik sebagai penerima pesan. Kemudian efek yang ditimbulkan saat menerima pesan yang disampaikan melalui media tersebut yang akan berdampak pada citra perusahaan (Wiryanto, 2008: 17).

23 2.3 Kerangka Pikir Berdasarkan kerangka teori di atas, maka penulis menetapkan kerangka sebagai berikut: Gambar 2.4: Kerangka Pikir Komunikasi Krisis Perusahaan Public Relations Peranan Public Relations 1. Penasehat Ahli Feedback (Publik) 2. Fasilitator Komunikasi 3. Fasilitator Proses pemecahan masalah 4. Teknisi Komunikasi Citra Perusahaan Mempertahankan Tidak Mempertahankan Publik Sumber : Hasil Pemikiran Penulis

24 Gambar di atas merupakan kompilasi antara pemikian penulis dengan berbagai sumber yang dikutip dari Firsan Nova (2009: 45-46), Onong Uchjana Effendy (2011: 9), dan Elvinaro Ardianto (2011: 1, 76). Berdasarkan kerangka pikir yang dibuat oleh penulis, dijelaskan komunikasi merupakan cara yang digunakan oleh public relations dalam menyampaikan pesan kepada publiknya ketika perusahaan mengalami atau menghadapi suatu krisis. Krisis tersebut diselelesaikan dan public relations menyampaikan pesan kepada publiknya yaitu dengan cara memanfaatkan peranan public relations yaitu dengan adanya penasehat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator proses pemecahan masalah, dan teknisi komunikasi. Setelah keempat peranan tersebut berjalan berpengaruh pada citra atau reputasi perusahaan yang sudah terbangun sejak perusahaan itu berdiri. Citra perusahaan dapat dipertahankan atau tidak dapat dipertahankan tergantung dari peranan public relations tersebut berjalan dengan baik atau tidak dan dari bagaimana publik memandang krisis perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari feedback publik kepada perusahaan. Penulis menganalisis sejarah mana peranan public relations PT. Pertamina (Persero) dalam mempertahankan citra perusahaan pasca terjadinya krisis ledakan gas elpii 3 kg pada tahun 2010.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Humas (Public Relations) Menurut Sirait (1970;16) dalam Suhandang (2012:46) public relations sebagai aktivitas yang dilakukan oleh industri, perserikatan, perusahaan, perhimpunan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern perkembangan masyarakat telah memasuki era globalisasi, seiring perkembangan era globalisasi berinteraksi dengan orang lain (berkomunikasi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Humas (Public Relations)

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Humas (Public Relations) BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Hubungan Masyarakat (Humas) 2.1.1 Pengertian Humas (Public Relations) (Cutlip, Center dan Broom, 2009:4) menyatakan bahwa, Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS presented by : B.Natalia Sari Pujiastuti, S.Psi, M.Si Exclusive for YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL KARANGTURI SEMARANG 2015 KONSEP DASAR PUBLIC RELATIONS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Hubungan Masyarakat atau Public Relations saat ini sangat populer di Indonesia, banyaknya jumlah perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan yang

Lebih terperinci

PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PASCA MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN

PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PASCA MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PASCA MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN Eka Fibriani Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Terjalinnya hubungan baik dalam sebuah perusahaan dengan publiknya baik internal maupun eksternal merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan visi dan misi sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu organisasi atau perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan informatif. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan dalam Bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Public Relations 2.1.1.1 Public Relations Public relations adalah fenomena yang mulai ramai dibicarakan pada abad ke-20, yang mana public relation adalah layaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: 1) Pengertian Umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST. Pada umumnya Humas atau Public Relations merupakan metode

BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST. Pada umumnya Humas atau Public Relations merupakan metode BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST A. Kerangka Teori 1. Definisi Public Relations Pada umumnya Humas atau Public Relations merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai bentuk komunikasi.

Lebih terperinci

Produksi Media PR Cetak

Produksi Media PR Cetak Produksi Media PR Cetak Modul ke: 07Fakultas FIKOM Humas dan Audiens Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang bertugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hubungan Masyarakat 2.1.1. Pengertian Hubungan Masyarakat Terdapat beberapa pengertian mengenai Hubungan Masyarakat, yaitu antara lain sebagai berikut: Menurut Cutlip, dkk,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Untuk memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penulis melakukan beberapa cara untuk mengumpulkan data yang di lakukan di Pemda

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN 11 BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kerangka Konsep Dasar Berdasarkan identifikasi masalah yang terdapat pada bab 1 latar belakang, penulis akan menjelaskan beberapa teori yang berhubungan dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1. Definisi Public Relations Menurut Denny Griswold yang dikutip Ardianto (2011, p.14) yang menjelaskan bahwa PR sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi adalah topik yang sering diperbincangkan, tidak hanya oleh para ilmuwan komunikasi, melainkan juga dikalangan awam. Sehingga komunikasi memiliki

Lebih terperinci

PROGRAM HUMAS PT JASA MARGA (PERSERO) TBK MELALUI PELATIHAN PELAYANAN BAGI KARYAWAN

PROGRAM HUMAS PT JASA MARGA (PERSERO) TBK MELALUI PELATIHAN PELAYANAN BAGI KARYAWAN Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 702~705 PROGRAM HUMAS PT JASA MARGA (PERSERO) TBK MELALUI PELATIHAN PELAYANAN BAGI KARYAWAN 702 Rawit Sartika AKOM BSI Jakarta rawit.rwk@bsi.ac.id

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Komunikasi menjembatani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi sekarang ini, Public Relations (PR) atau yang sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Pada beberapa buku yang biasanya mengkritik PR (atau kadang pada esai tentang PR yang dibuat mahasiswa) sering kali memulai isinya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Krisis adalah masa gawat atau saat genting, dimana situasi tersebut dapat merupakan titik baik atau sebaliknya. Menurut Davis Young dalam bukunya Building

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang berdiri sendiri maupun melebur dengan bagian yang lain. Misalnya di Pemkot Batu, Humas dilebur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan penelitian di lapangan. dalam usahanya memperoleh data yang diinginkan, kegiatan pengumpulan

BAB V PENUTUP. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan penelitian di lapangan. dalam usahanya memperoleh data yang diinginkan, kegiatan pengumpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Peneliti melakukan serangkaian kegiatan penelitian di lapangan dalam usahanya memperoleh data yang diinginkan, kegiatan pengumpulan data dilakukan oleh peneliti baik melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berarti sama, communico, communication, atau commmunicare yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. berarti sama, communico, communication, atau commmunicare yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2.1Teori Dasar 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Teori Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis yang berarti sama, communico, communication, atau commmunicare yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi memiliki istilah dalam bahasa Inggris yang disebut communication atau dari kata communis yang memiliki arti sama atau sama maknanya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Public Relations 2.1.1. Pengertian Public Relations Dengan semakin berkembangnya peran public relations di dunia kerja, membuat bertambahnya kebutuhan akan tenaga kerja profesi

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI Modul ke: 05Fakultas Frenia KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Tugas dan Fungsi Humas Manfaat Etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Press release atau yang dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai siaran pers menurut Ronald D. Smith adalah a communication format commonly used by organization to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern sekarang ini, kita hidup dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern sekarang ini, kita hidup dalam kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern sekarang ini, kita hidup dalam kondisi saling ketergantungan (interpedensi) dan saling membutuhkan. Untuk itu kita membutuhkan hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Dalam definisi dari komunikasi manusia adalah komunikasi yang menggambarkan dalam mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari sebuah individu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi, satu dari empat peran PR dalam organisasi ( communication technician,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik dipasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional. Untuk memenangkan persaingan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Public Relations Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations yang dipakai dalam penelitian ini. Berikut pendapat para ahli mengenai definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Public Relations sebagai salah satu bentuk interaksi dalam kegiatan komunikasi yang di maksudkan untuk membangun citra positif Hal tersebut di perjelas

Lebih terperinci

Etika Profesi Public Relations

Etika Profesi Public Relations Modul ke: Etika Profesi Public Relations HUMAS SEBAGAI PROFESI ETIS Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Public Relations memiliki karakteristik,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Teori Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KOMINFO PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH Disampaikan Pada Acara Bimtek Kehumasan Peran Humas Dalam Implementasi UU No. 14 Tahun 2008, Kisaran, 23 Nopember 2010 oleh S O E K A R

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini kerjasama antar negara sudah tidak asing lagi didengar. Hampir di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini kerjasama antar negara sudah tidak asing lagi didengar. Hampir di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini kerjasama antar negara sudah tidak asing lagi didengar. Hampir di setiap negara pasti memiliki kerjasama dengan negara-negara asing. Tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Komunikasi yang baik membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme.

Lebih terperinci

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH LOKAKARYA KEHUMASAN DALAM MEMBANGUN CITRA PTS DAN KOPERTIS OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH 15/03/2017 HUMAS (YY) 2 15/03/2017 HUMAS (YY) 3 15/03/2017 HUMAS (YY) 4 15/03/2017

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi telah mendorong manusia untuk mengembangkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi telah mendorong manusia untuk mengembangkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi telah mendorong manusia untuk mengembangkan suatu tekhnik dan alat untuk mempermudah dalam mengakses suatu informasi. Dengan kemajuan tekhnologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik untuk para customer-nya. Kemampuan perusahaan untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik untuk para customer-nya. Kemampuan perusahaan untuk melihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era persaingan global, semua jenis profesi, maupun jenis usaha diharuskan untuk memberikan produk dan pelayanan yang terbaik supaya dapat bersaing dengan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Harold Lasswell dalam Mulyana (2014:147) menjelaskan bahwa proses komunikasi meliputi lima unsur yaitu komunikator (Who Says), pesan (What), saluran/media

Lebih terperinci

Etika Profesi Public Relations

Etika Profesi Public Relations Modul ke: Etika Profesi Public Relations KESALAHAN ETIKA Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations Kesalahan Etika Modul 5 Syerli Haryati, SS. M.Ikom 0812-966 2614 Email:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ibis Hotel Jakarta Slipi) maka penulis menggunakan teori-teori dasar yang berkaitan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ibis Hotel Jakarta Slipi) maka penulis menggunakan teori-teori dasar yang berkaitan 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dengan judul Peranan Public Relations dalam proses pencitraan (Studi Kasus : Ibis Hotel Jakarta Slipi) maka penulis menggunakan teori-teori dasar yang berkaitan diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat saat ini, mendorong perusahaan untuk dapat berpikir strategis guna menjaga kelangsungan hidup usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap manajemen dan organisasi atau perusahaan yang satu dengan yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan operasional usaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum 2.1.1 Teori Komunikasi 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Istilah komunikasi telah banyak didefinisikan oleh pakar, akademisi, dan praktisi. Setiap ahli memasukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. Perubahan-perubahan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan identitas pada suatu perusahaan atau organisasi seringkali memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat kepedulian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran dan Fungsi Public Relations Public relations dapat berfungsi sebagai fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan public

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan public 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1 Definisi J.H Wright mengemukakan Public Relations yang modern adalah suatu rencana tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan disajikan teori-teori baik teori khusus maupun teori umum

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan disajikan teori-teori baik teori khusus maupun teori umum 14 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan teori-teori baik teori khusus maupun teori umum yang saling berkaitan dengan topik ini, secara garis besar menjelaskan peran dan strategi humas dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. memperkaya teori dalam mengkaji penelitian. Penulis tidak menemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. memperkaya teori dalam mengkaji penelitian. Penulis tidak menemukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis menggunakan beberapa jurnal penelitian terdahulu sebagai salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian. Hal ini ditujukan agar dapat memperkaya

Lebih terperinci

MARKETING PUBLIC RELATIONS

MARKETING PUBLIC RELATIONS MARKETING PUBLIC RELATIONS Iman Mulyana Dwi Suwandi www.e iman.uni.cc Seri Manajemen Pemasaran Halaman 2 Istilah marketing public relations dikemukakan pertama kali oleh Thomas L. Harris yang memberikan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI Oleh: Lena Satlita Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan Pendidikan ( Perguruan Tinggi Negeri, Dinas Pendidikan Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, profit maupun organisasi non profit. Mulai dari yayasan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, profit maupun organisasi non profit. Mulai dari yayasan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Humas Pada dasarnya, Humas (Hubungan Masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang di perlukan oleh setiap organisasi atau perusahaan, profit maupun organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era globalisasi yang semakin berkembang pesat maka persaingan yang terjadi di dalam dunia telekomunikasi juga semakin meningkat. Hal ini membawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sangat penting bagi perusahaan atau organisasi karena suatu perusahaan atau organisasi yang baik dapat dilihat dari cara mereka

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Lobby dan dimensi komunikasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM.

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Lobby dan dimensi komunikasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Lobby dan dimensi komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pertemuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjdi salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan adalah inti dari komunikasi yang dijalankan oleh Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. Pesan adalah inti dari komunikasi yang dijalankan oleh Public Relations BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesan adalah inti dari komunikasi yang dijalankan oleh Public Relations dalam suatu perusahaan, karena Public Relations yang bertugas untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Manajemen Isu dan Manajemen Krisis Modul ke: 11 Media Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan 11 Media Relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja dimana suatu ide atau informasi dialihkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. perspective (So & King:2011) mengatakan keuntungan signifikan yang benefit

BAB 2 LANDASAN TEORI. perspective (So & King:2011) mengatakan keuntungan signifikan yang benefit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Journal Building and Measuring Hotel Brand Equity: The customers perspective (So & King:2011) mengatakan keuntungan signifikan yang benefit dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat mempengaruhi reputasi. Media menggambarkan perusahaan dengan pemberitaan di media,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN CITRA TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA SEBAGAI TAMAN SENI DAN BUDAYA

PEMBENTUKAN CITRA TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA SEBAGAI TAMAN SENI DAN BUDAYA NASKAH PUBLIKASI PEMBENTUKAN CITRA TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA SEBAGAI TAMAN SENI DAN BUDAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pembentukan Citra Taman Balekambang Surakarta Sebagai Taman Seni dan Budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam. kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam. kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra (image) yang baik di semua aspek yang terkait atau berhubungan dengan organisasi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada pengelolaan komplain Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya kepada pelanggan di media sosial. Pemilihan fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publiknya. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publiknya. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan organisasi dan masyarakat tidak bisa dipandang dalam konteks relasi ekonomi saja, melainkan juga dalam bentuk relasi sosial. Prinsip ini merupakan

Lebih terperinci

Manajemen Isu dan Manajemen Krisis

Manajemen Isu dan Manajemen Krisis Manajemen Isu dan Manajemen Krisis Modul ke: 15 Pemulihan Citra Pasca Krisis Fakultas Ilmu Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya hubungan-hubungan dalam masyarakat yang lebih padat namun bersifat

BAB I PENDAHULUAN. adanya hubungan-hubungan dalam masyarakat yang lebih padat namun bersifat 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, kegiatan hubungan masyarakat merupakan kebutuhan. Humas akan terus berkembang sesuai dan sejalan dengan adanya hubungan-hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin penting, dengan adanya perkembangan sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan seorang Humas disuatu Instansi pemerintah sangat dibutuhkan, seorang Humas bukan hanya sekedar satu arah arus informasi, ia juga memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Adapun teori-teori dasar yang digunakan oleh penulis di antaranya :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Adapun teori-teori dasar yang digunakan oleh penulis di antaranya : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar/umum Adapun teori-teori dasar yang digunakan oleh penulis di antaranya : 2.1.1 Public Relations 2.1.1.1 Pengertian Public Relations Menurut Scott M. Cutlip, Allen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, apakah itu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini keterbukaan informasi publik sangatlah penting terutama untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang terus berkembang. Dalam hal ini keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Komunikasi yang baik membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan informasi untuk masyarakat luas semakin diperlukan baik dalam segala sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan maupun infrastruktur.

Lebih terperinci

OPINI PUBLIK DALAM TEORI DAN PRAKTIK

OPINI PUBLIK DALAM TEORI DAN PRAKTIK MODUL DELAPAN OPINI PUBLIK DALAM TEORI DAN PRAKTIK Opini publik yang baik adalah yang mampu mengarahkan cara pandang khalayak terhadap sebuah objek atau peristiwa sesuai kehendak si pembuat opini. Sebuah

Lebih terperinci