LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK YOGYAKARTA. Oleh: RENDIYANTO NIM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK YOGYAKARTA. Oleh: RENDIYANTO NIM:"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK YOGYAKARTA Oleh: RENDIYANTO NIM: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL Nama : Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) Di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta : Rendiyanto NIM : Program Studi Jurusan : Teknologi Hasil Hutan : Teknologi Pertanian Pembimbing, Penguji I, Penguji II, M. Fikri Hernandi, S.Hut.,MP NIP Dr. Ir.F.Dwi Joko Priyono,MP NIP Firna Novari,S.Hut.MP NIP Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Eva Nurmarini,S. Hut.MP NIP Lulus pada tanggal :

3 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta hingga tersusunnya laporan ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak dan Ibu pembimbing lapangan dari BBKB Yogyakarta yang telah membimbing dengan baik dan sabar 2. Dosen Pembimbing, yaitu Bapak M. Fikri Hernandi, S. Hut.,MP 3. Dosen Penguji, yaitu Bapak Dr. Ir. F. Dwi Joko Priyono,MP dan Ibu Firna Novari, S.Hut,MP 4. Ketua Progam Studi Teknologi Hasil Hutan, yaitu Ibu Eva Nurmarini, S.Hut.MP 5. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian, yaitu Bapak Hamka, S.TP.M,Sc 6. Bapak Ir. H. Hasanudin,MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 7. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materi maupun doa. Semoga apa yang diberikan kepada penulis baik doa maupun dukungan moral dapat dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun. Penulis

4 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Praktek Kerja Lapang... 2 C. Hasil Yang Diharapkan... 2 BAB II.TINJAUAN UMUM LOKASI LAPANG... 4 A. Sejarah Singkat Balai Besar Kerajinan dan Batik... 4 B. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Balai Besar Kerajinab Dan Batik (BBKB)... 5 C. Lokasi dan Waktu kegiatan Praktek Kerja Lapang...12 BAB III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)...13 A. Pemotongan Ranting Bambu...13 B. Proses Pemutihan Ranting Bambu...16 C. Proses Penggorengan Ranting Bambu...18 D. Pembuatan Kertas dari Serat Pisang Abaka dan Batang Pisang Kepok...21 E. Pembuatan Kotak Kemasan Dari Kertas Seni...34 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN...41 A. Kesimpulan...41 B. Saran...41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

5 DAFTAR GAMBAR Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Bagan Struktur Balai Besar Kerajinan dan Batik Proses Pemotongan Ranting Bambu Hasil Pemotongan Ranting Bambu Potongan Ranting Bambu Hasil Pemutihan Potongan Ranting Bambu Hasil Penggorengan Proses Pemotongan Serat Pisang Abaka Pulp Setelah Proses Perebusan Pembersihan Pulp dari Soda Kaustik Penggilingan dengan Mesin Crusher Pulp dari Penggilingan Mesin Crusher Penggilingan dengan Mesin Beater Pulp dari Penggilingan Mesin Beater Pencampuran Kaporit pada Pulp Proses Pelarutan Pewarna Direk Proses Pencampuran Pewarna Direk pada Pulp Pencucian Pulp Setelah Pewarnaan Prose s Perakelan Kertas Seni Murni dan Putih Kertas Seni Berwarna Pembuatan Garis Pola Pemotongan Garis Pola Penggandengan Sisi Kotak Pemasangan Kertas Seni...38

6 24. Pemasangan Kertas Samson Kotak Batik d ari Kertas Seni Murni Kotak Pensil dari Kertas Seni Warna...39 Nomor Lampiran Halaman 27. Ranting Bambu Hasil Bleaching Ranting Bambu Hasil Penggorengan Serat Pisang Abaka Pulp Pisang Abaka Pulp Pisang Abaka Hasil Bleaching Kertas Seni dari Serat Pisang Abaka Kertas Seni Berbagai Warna Produk Kotak Batik dari Kertas Seni Kotak Tisu dari Kertas Seni Kotak Pensil dan Kotak Kartu Nama Berbagai Macam Produk dari Kertas Seni...52

7 DAFTAR TABEL Nomor Lampiran Halaman 1. Rincian Waktu Kegiatan dan Lokasi Praktik Kerja Lapangan di Balai Besar Kerajinan dan Batik...44

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini dan masa yang akan datang, kerajinan (handycraft) memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata kerajinan (handycraft) tidak hanya digunakan untuk skala pemakaian dalam rumah tangga tetapi sudah mulai masuk ke industri dan diekspor sampai keluar negeri. Untuk mengantisipasi tuntutan akan kebutuhan serta kemajuan di masa yang akan datang, maka diperlukan upaya pembangunan industri kerajinan (handycraft) yang terampil dan berinovasi baik yang memiliki skala produksi besar, menengah, atau pun skala kecil (home industry). Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memberikan tugas kepada para mahasiswa khususnya mahasiswa yang duduk di semester akhir (Semester VI) untuk mengikuti kegiatan pengalaman Praktek Kerja Lapangan (PKL). Program ini berlangsung selama dua bulan di lapangan, dimana sebelumnya para mahasiswa dibekali pengarahan dari dinas terkait seperti Dinas Kehutanan, Departemen Tenaga Kerja, dari beberapa pihak industri serta para staf pengajar Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Dengan adanya kegiatan pengalaman kerja praktek mahasiswa ini, diharapkan para mahasiswa akan lebih mengetahui dan siap menghadapi dunia kerja yang sebenarnya sehingga jika nantinya apabila sudah terjun di lapangan sebagai pekerja tidak mengalami kesulitan dan akan lebih mudah untuk beradaptasi di lingkungan pekerjaanya.

9 2 B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) Tujuan diadakanya kegiatan praktek kerja lapangan ini adalah agar mahasiswa mampu : 1. Memperluas wawasan, pengetahuan serta pemahaman tentang perusahaan secara umum dan meningkatkan keterampilan mahasiswi 2. Dapat dijadikan sebagai pengalaman sebelum memasuki dunia kerja. 3. Mampu memahami dan mengoperasikan alat, bahan, sarana dan urutan kerja yang tepat serta efisien dalam tahapan tahapan kegiatan yang dilaksanakan di lapangan. 4. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memantapkan keterampilan dan pengetahuan untuk menambah kepercayaan dan pengembangan kematangan dirinya dalam menghadapi dunia kerja. 5. Menjadikan pengalaman kerja sebagai tolak ukur untuk membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan kegiatan yang telah diterapkan di lapangan C. Hasil Yang Diharapkan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) diharapkan dapat memberikan hasil sebagai berikut : 1. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama praktek di lapangan. 2. Mahasiswa dapat memadukan antara kegiatan di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan. 3. Mahasiswa mampu mengambil pengalaman yang sesuai dengan teori atau juga dipraktekkan sewaktu melaksanakan kegiatan yang pernah dilakukan di

10 3 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda serta mampu memadukan antara pengetahuan akademik dengan pengetahuan di lapangan. 4. Menemukan terobosan baru dalam pembuatan produk-produk kerajinan (handycraft) yang mempunyai kreatifitas sehingga pemanfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

11 4 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PKL A. Sejarah Singkat Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Pada awalnya lembaga ini dirikan pada tahun 1922 dengan nama "TEXTILE INRICHTING EN BATIK PROEFSTATION" dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada perajin batik dan tekstil, yang perkembangannya kemudian lebih dikenal dengan nama Balai Penyelidikan Batik. Pada perkembangannya karena tuntutan ruang lingkup yang lebih luas maka dikembangkan menjadi Balai Penelitian Batik dan Kerajinan. Menghadapi tugas yang semakin luas, maka pada tahun 1980 Balai Penelitian Batik dan Kerajinan berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik. Pada tahun 2002 dalam rangka menyesuaikan misi organisasi dengan kebutuhan nyata masyarakat industri dan perdagangan maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik di reorganisasi lagi menjadi Balai Besar Kerajinan dan Batik. Adapun visi dan misi Balai Besar Kerajinan Dan Batik (BBKB) Yogyakarta antara lain sebagai berikut : Visi: Visi yang ingin dicapai oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik dalam tahun adalah sebagai berikut : Menjadi Pusat penelitian dan pengembangan serta pelayanan jasa teknis industri kerajinan dan batik yang kreatif dan profesional.

12 5 Misi: Dalam rangka mencapai visi beberapa hal yang akan dilakukan oleh BBKB yaitu sebagai berikut : 1. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang dibutuhkan oleh Industri kerajinan dan batik. 2. Melaksanakan standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi untuk mendukung peningkatan daya saing industri kerajinan dan batik. 3. Melaksanakan kerjasama dengan lembaga pembina industri dan perguruan tinggi untuk menciptakan sinergi pengembangan industri kerajinan dan batik 4. Memberikan pelayanan yang berkualitas, efisien dan efektif dengan system pelayanan satu pintu. 5. Menciptakan sistem pengembangan SDM untuk meningkatkan kreativitas dan kompetensi. B. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) 1. Struktur organisasi di Balai Besar Kerajinan dan Batik adalah: a. Kepala Balai: Dra. Zulmalizar, MM b. Bagian Tata Usah: Erikson Tampubolon, ST c. Sub Bagian Program dan Pelaporan: Siti Rohmatul Umah, SE.MT d. Sub Bagian Keuangan: Sri Nurwidiyanti, SE

13 6 e. Sub Bagian Kepegawaian: Heri Pramono, S.IP,SH.,MM f. Sub Bagian Umum: Dra. Maslahatul Hayah g. Bidang Pengembangan Jasa Teknis: Drs. Andreas Wisnu Pamungkas, M. Si. h. Bidang Sarana Riset dari standarisasi: Ir. Endang Pristiwati, M. Si i. Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi: Dra. Evi Yuliati Rufaida, Msi j. Bidang Pengembangan Kompetensi dan Ahli Teknologi: Sujanarto, SE k. Seksi pemasaran: Aan Eddy Antana, ST, M.Eng l. Seksi kerjasama: Ir. Ivone De Carlo, M.Si m. Seksi Informasi: Wardi, S.Sos n. Bidang Sarana Riset dan Kerajinan: Dr. Ir. Retno Widiastuti, MM, o. Seksi Sarana Riset Batik Farida, S.Teks. M.Sc p. Seksi Standarisasi: Masiswo, S.Sn, M.Sn

14 7 q. Seksi Pengujian: Pratiwi, SE r. Seksi Sertifikasi: Ir. Lies Susilaning Sri Hastuti, MM s. Seksi Kalibrasi: Isnaini, ST t. Seksi Konsultan: Bachtiar Totosantoso, SH u. Seksi Pelatihan Teknis: Suryawati Ristiani, S.Pd v. Seksi Ahli Teknologi dan inkubasi: Suharyanto, ST, MT 2. Struktur Kepegawaian Balai Besar Kerajinan dan Batik Di dalam lembaga Balai Besar Kerajinan dan Batik terdapat banyak pegawai yang terbagi kedalam sub-sub bagian dan seksi-seksi sesuai dengan tugas dan keahlian mereka masing-masing yang disebut Jabatan Fungsional diantaranya: a. Bagian Tata Usaha (TU), terdiri atas: 1) Sub Bagian Program dan Pelaporan 2) Sub Bagian Keuangan 3) Sub Bagian Kepegawaian 4) Sub Bagian Umum

15 8 b. Bidang Pengujian, terdiri atas: 1) Seksi Pengujian 2) Seksi Sertifikasi 3) Seksi Kalibrasi c. Bidang Pengembangan Kompetisi dan Alih Teknologi 1) Seksi Konsultasi 2) Seksi Pelatihan Teknis 3) Seksi Alih Teknologi dan Inkulturasi 3. Disiplin Kerja Balai Besar Kerajinan dan Batik Untuk menjalankan pekerjaan dengan baik dan teratur, Balai Besar Kerajinan dan Batik membuat peraturan-peratuan kerja yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pegawai dan kilasan peraturan-peraturan tersebut diantaranya: a. Mempunyai keahlian di dalam bidang pekerjaannya masing-masing b. Pembagian kerja c. Bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan d. Prinsip 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, dan Rajin) 4. Layanan dan Fasilitas Balai Besar Kerajinan dan Batik Layanan pada industri Balai Besar Kerajinan dan Batik adalah sebagai berikut: a. Pelatihan di bidang kerajinan dan batik b. Workshop mengenai kerajinan dan batik c. Perekayasaan peralatan untuk kerajinan dan batik d. Pengujian barang kerajinan dan batik e. Sertifikasi, meliputi spesifikasi produk tipe 1-8, dengan ruang lingkup kerajinan dan batik.

16 9 Adapun fasilitasnya antara lain: 1) Luas bangunan : m² 2) Tenaga ahli dan teknisi: 230 orang 3) Laboratorium Laboratorium kerajinan bambu, rotan, kayu, sant, kerang Laboratorium perhiasan Laboratorium proses batik Laboratorium zat warna alam Laboratorium garmen / fashion Laboratorium desain batik dan garmen Laboratorium teknologi pencemaran Laboratorium desain dan engineering Laboratorium uji komoditi LKB 4) Perpustakaan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) memiliki perpustakaan yang dilengkapi dengan buku-buku atau literatur mengenai kerajinan dan batik. Dengan lebih dari koleksi buku dan majalah, boleh dikatakan perpustakaan Balai Besar Kerajinan dan Batik terlengkap di Indonesia di bidang kerajinan dan batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik juga memiliki 1 terbitan majalah ilmiah yaitu Dinamika Kerajinan dan Batik. 5. Fungsi Berdirinya Balai Besar Kerajinan dan Batik Fungsi berdirinya Balai Besar Kerajinan dan Batik diantaranya: a. Melaksanakan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi.

17 10 b. Melaksanakan perencanaan, pengolahan dan koordinasi sarana dan prasaran kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungan Balai Besar Kerajinan dan Batik, serta penyusunan dan penerapan standarisasi industri kerajinan dan batik. c. Melaksankan Pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan produk industri kerajinan dan batik, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan. d. Melaksanakan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan pelaksanaan pelayanan dalam bidang penelitian teknis, konsultasi alih teknologi, serta rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi dan penanggulangan pencemaran industri. e. Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Balai Besar Kerajinan dan Batik.

18 11 Untuk lebih jelas bagan struktur organisasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Bagian Tata Usaha Sub Bagian Program dan Pelaporan Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Umum Bidang Pengembangan Jasa Teknis Bidang Sarana Riset dari standarisasi Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi Bidang Pengembangan Kompetensi dan Ahli Teknologi Seksi pemasaran Bidang Sarana Riset dan Standarisasi Seksi Pengujian Seksi Konsultan Seksi kerjasama Seksi Sarana Riset Batik Seksi Sertifikasi Seksi Pelatihan Teknis Seksi Informasi Seksi Standarisasi Seksi Kalibrasi Seksi Ahli Teknologi dan inkubasi Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1. Bagan Struktur Kepegawaian Balai Besar Kerajinan dan Batik

19 12 C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktik Kerja Lapang 1. Waktu Kegiatan PKL di laksanakan mulai dari tanggal 2 Maret - 2 Mei Kegiatan ini di laksanakan setiap hari kerja pada hari Senin sampai Jum at dengan waktu kerja mulai pukul sampai WIB. 2. Tempat Balai Besar Kerajinan dan Batik memiliki dua bangunan. Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang bertempat di Gedung Balai Besar Kerajinan dan Batik yang berlokasi dijalan Kusumanegara No. 7 dan Gedung Balai Besar Kerajinan dan Batik yang beralamat di jalan Sidobali No. 9 Yogyakarta.

20 BAB III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pemotongan Ranting Bambu 1. Tujuan Pemotongan ranting bambu bertujuan untuk mempermudah proses pembuatan produk dari ranting bambu tersebut. 2. Dasar Teori Bambu merupakan tumbuhan tanaman jenis rumput-rumput yang mempunyai batang berongga dan beruas-ruas, serta berakar serabut banyak sekali jenisnya dan banyak juga memberikan manfaat pada manusia. Bambu memiliki ranting-ranting kecil yang tumbuh dari batang bambu. Batang bambu memiliki ranting bukan dahana. Ranting bentuknya lebih kecil dibanding dengan daha. Kekuatan dan kelenturan memiliki manfaat yang tidak terbatas. Lopez dan Shanley (2004). Di indonesia banyak sekali jenis ranting bambu diantaranya adalah jenis ranting bambu apus, ranting bambu ampel, dan ranting bambu cendani. Dimana ranting bambu apus (Gigantochaloa apus) adalah ranting bambu memiliki sifat yang sangat liat karena berdiameter kecil mm dengan jarak ruas sampai 65 cm sehingga paling banyak dipilih untuk bahan konstruksi secara umum (Anonim, 2013). Ampel (Bambusa vulgaris Schrad. ex J.C.) adalah Bambu ampel mengandung pati rata-rata sebanyak 3,14% selama setahun sehingga mudah diserang serangga (Sulthoni, 1983). Sedangkan ranting bambu cendani (Phyllostachys aurea A. & Ch. Riviera) adalah Bambu cendani dapat digunakan untuk tangkai paying, pipa rokok, kerajinan tangan seperti tempat lampu, vas bunga, rak buku, dan berbagai mebel dari bambu.

21 14 3. Alat dan Bahan a. Alat :? Alat pemotong ranting bambu? Timbangan manual? Pulpen b. Bahan? Ketiga jenis ranting bambu? Kantong plastik? Kertas label 4. Prosedur Kerja a. Menyiapkan ketiga jenis ranting bambu yang akan dipotong b. Kemudian ranting bambu dipotong-potong dengan ukuran 1 cm Gambar 2. Proses Pemotongan Ranting Bambu c. Timbang masing-masing jenis ranting bambu sebanyak 100 gram perulangan

22 15 d. Masukan kedalam kantong plastik dan diberi nama sesuai dengan masing-masing jenis ranting bambu e. Masing-masing dari ketiga jenis ranting bambu tersebut dibuat sebanyak 3x ulangan 5. Hasil yang dicapai Dari proses pemotongan ranting bambu dapat di jadikan ranting bambu menjadi berbagai macam produk. Gambar 3. Hasil Pemotongan Ranting Bambu 6. Pembahasaan Dalam proses pemotongan ranting bambu harus teliti, karena masih menggunakan alat pemotong yang manual, agar tidak terjadi kecelakaan kerja dan agar mendapatkan ukuran yang diinginkan.

23 16 B. Proses Pemutihan Ranting Bambu 1. Tujuan Tujuan pemutihan ranting bambu adalah agar rantng bambu menjadi lebih putih dan bersih. 2. Dasar Teori Pemutihan yang dilakukan memakai bahan kimia. Proses dimulai dari perebusan air dan dicampur dengan bahan kimia pada titik didih 80 0 C karena bahan kimia H2O2 ada sistem peledakan yang terjadi pada prosesnya. 3. Alat dan Bahan a. Alat :? Kompor gas? Panci? Pengaduk? Gelas ukur? Serok? Ember? Gayung? Masker b. Bahan :? Ranting bambu ( Apus, Ampel dan Cendani)? Air? H 2 O 2 4. Prosedur Kerja a. Ranting bambu (Ampel, Apus dan Cendani), menggunakan kosentrasi sebagai berikut:

24 17 Konsentrasi K1= H 2 O ml : air 5000 ml Konsentrasi K2 = H 2 O ml : air 5000 ml Konsentrasi K3= H 2 O ml : air 5000 ml b. Konsentrasi ini untuk perebusan ranting bambu dengan waktu 25, 30, dan 35 menit dengan suhu 100 o C c. Selanjutnya H 2 O 2 dan air dimasukan kedalam panci dan direbus hingga mendidih d. Setelah mendidih masukan potongan ranting bambu yang sebelumnya sudah dicuci dengan air bersih e. Lama waktu adalah sesuai dengan konsentrasi yang diberikan f. Lalu angkat ranting bambu dan selajutnya ranting bambu dikering udarakan selama ± 1-2 hari g. Lalu jemur ranting bambu dibawah sinar matahari sampai ranting bambu kering, biasanya membutuhkan waktu ±20 menit 5. Hasil yang dicapai Dari proses pemutihan tadi, jadi dapat di ketahui bagaimana proses dan campuran yang diperlukan dalam proses pemutihan, dan mendapatkan warna putih yang bersih.

25 18 Gambar 4. Ranting Setelah Diputihkan 6. Pembahasan Dalam proses pemutihan ranting bambu seharusnya mengikuti prosedur yang ada, karena bahan kimia yang digunakan berbahaya. C. Proses Penggorengan Ranting Bambu (Pewarnaan Alami) 1. Tujuan Tujuan dilakukannya penggorengan adalah untuk mendapatkan warna yang berbeda dari ranting bambu yang sudah diproses pemutihan, agar produk yang dihasilkan akan bertambah nilai seninya. 2. Dasar Teori Dari masing-masing jenis ranting bambu menggunakan 36 sampel, dari 36 sampel tersebut dibagi menjadi 12 ulangan dangan waktu dibagi menjadi 4 bagian dengan konsentrasi : K1 = 15 ml (minyak goreng) : 100 gram (ranting bambu) K2 = 20 ml (minyak goreng) : 100 gram (ranting bambu) K3 = 25 ml (minyak goreng) : 100 gram (ranting bambu)

26 19 K4 = 30 ml (minyak goreng) : 100 gram (ranting bambu) 3. Alat dan Bahan a. Alat :? Wajan tebal? Kompor gas? Wadah minyak goreng bekas? Gelas ukur? Saringan? Kertas? Gunting? Plastik? Koran b. Bahan? Ranting bambu? Minyak goreng 4. Prosedur Kerja a. Panaskan wajan terlebih dahulu, kemudian masukan minyak goreng sebanyak kedalam wajan yang sudah panas b. Tuang potongan ranting bambu kedalam wajan yang sudah diberi minyak goreng sebelumnya c. Waktu dan kosentrasi sudah ditentukan d. Aduk potongan ranting bambu sampai berwarna hitam merata e. Setelah warna hitam merata pada potongan ranting bambu, angkat ranting bambu dan letakan di lantai dengan alas koran f. Angin-anginkan selama 1 hari

27 20 g. Jemur di bawah sinar matahari 5. Hasil yang dicapai Dari praktek yang tadi, bahwa untuk proses penggorengan bambu ini membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian dalam pengerjaannya, pengorengan ranting bambu sendiri berfungsi untuk memberikan warna alami pada ranting bambu tersebut. 6. Pembahasan Gambar 5. Ranting Setelah Digoreng Untuk mendapatkan hasil yang baik, pada saat proses penggorengan ranting bambu kita harus selalu mengaduk ranting bambu, agar ranting bambu menjadi hitam merata. D. Proses Pembuatan Kertas Seni dari Serat Pisang Abaka dan Batang Pisang Kepok 1. Tujuan Tujuan dilakukannya pembuatan pulp kertas yaitu untuk memanfaatkan limbah atau bahan non kayu yang biasanya tidak diolah

28 21 dengan baik oleh masyarakat, agar menjadi sebuah lembaran kertas yang berseni. 2. Dasar Teori Pulp merupakan bahan berupa serat berwarna putih yang diperoleh melalui proses penyisihan lignin dari biomasa (delignifikasi) (Anonim, 2014). Kertas seni merupakan salah satu jenis kertas dengan penampilan estetis yang kaya akan nuansa alami dan unik. Diolah secara khusus dengan buatan tangan (handmade), sehingga secara visual memiliki tampilan atau karakter spesifik baik dari segi tekstur, warna, corak, maupun dimensinya (Sunardiyanto, 2013). 3. Alat dan Bahan a. Alat :? Panci? Pengaduk? Kompor gas? Tabung gas? Ember? Parang? Karung? Gayung air? Gunting? Screen? Besi pemberat screen? Mesin crusher? Mensin beater

29 22 b. Bahan :? 50 liter Air? 500 gram Soda kostik (untuk pisang abaka)? 250 gram soda kostik (untuk pisang kepok)? 5 kg serat pisang abaka? 2,5 kg pelepah batang pisang kepok 4. Prosedur Kerja Adapun langkah-langkah kerja dalam pembuatan pulp adalah sebagai berikut a. Proses penyiapan bahan baku Lembaran panjang pelepah pisang abaka dipotong 2-3 cm menggunakan parang. Caranya pelepah pisang abaka di letakkan di atas kayu landasan kemudian dipotong menggunakan parang. Gambar 6. Proses Pemotongan Serat Pisang Abaca

30 23 b. Proses perebusan atau pemasakkan pulp? Timbang potongan pelepah pisang sebanyak 5 kg.? Timbang kaustik soda (NaOH) sebanyak 500 gr.? Siapkan kompor gas, letakkan panci rebusan diatas kompor lalu isi dengan air 50 liter (10 liter larutan kaustik soda).? Pelepah pisang kering dimasukkan kedalam panci kemudian diaduk lalu panci ditutup.? Nyalakan kompor (proses pemasakkan dimulai), setelah air mendidih tutup panci dibuka sedikit untuk jalan keluarnya uap dan sesekali diaduk.? Proses perebusan berlangsung kurang lebih selama 4-5 jam/ sampai pelepahnya lunak. c. Proses pencucian pertama setelah perebusan? Sebelum dicuci rebusan pelepah pisang abaka yang sudah masak ditiriskan terlebih dahulu, caranya hasil rebusan pelepah pisang diambil menggunakan serok sedikit demi sedikit dan ditaruh diatas tempat peniris. Setelah selesai hasil tirisan tersebut dimasukkan dalam karung yang kemudian dialiri dengan air menggunakan selang lalu ditekan dengan kaki (harus menggunakan sepatu bott), sampai bersih. Proses pencucian pertama bertujuan untuk membersihkan rebusan pelepah pisang dari soda kaustik (NaOH).

31 24 Gambar 7. Pulp Setelah Perebusan Gambar 8. Pembersihan Pulp Dari Soda Kaustik d. Proses penggilingan atau membuat bubur kertas? Siapkan alat penggiling/crusher, hasil rebusan pelepah pisang yang telah dicuci bersih kemudian dibagi dua dan sebagian dimasukkan dalam tabung crusher lalu diberi air hingga mata pisau dalam crusher terendam dan aduk pelan-pelan menggunakan pengaduk kayu,

32 25 crusher ditutup dan dikunci, nyalakan mesin. Proses penggilingan berlangsung selama menit (lama tidaknya tergantung kelembutan hasil dari perebusan bahan baku) kemudian mesin dimatikan stiker dicabut dan penutup crusher dibuka lalu tuangkan dalam bak penampung. Kemudian sebagian hasil pencucian pertama yang masih tersisa digiling seperti penggilingan pertama. Pulp yang sudah di crusher akan menghasilkan pulp yang kasar, karena fungsi crusher yaitu hanya untuk memisahkan serat. Gambar 9. Penggilingan dengan crusher

33 26 Gambar 10. Pulp Dari Gilingan Cruser e. Proses penggilingan kedua? Proses penggilingan kedua yaitu dengan menggunakan mesin beater, penggilingan kedua ini bertujuan untuk membuat pulp kertas menjadi lebih halus. Fungsi dari mesin beater sendiri yaitu memotong serat serat yang sudah di pisah dari hasil penggilngan oleh mesin crusher tadi. Sebenarnya hasil penggilangan ditentukan oleh permintaan konsumen atau selera pasar, karena selera pasar berbeda-beda.? Proses pengerjaan tidak jauh berbeda dengan mesin crusher, yaitu pertama masukan pulp ke dalam bak beater sampai mata pisau beater tidak terlihat, lalu masukan air sampai pulp tenggelam. Setelah itu nyalakan mesin beater, untuk waktu penggilingan yaitu 5 7 menit.

34 27 Gambar 11. Penggilingan Dengan Beater Gambar 12. Hasil Penggilingan Beater? Biasanya bahan dari pelepah pisang masih banyak mengandung lignin, jika ligninnya terlalu banyak maka dapat di kurangi dengan cara di cuci dengan air, supaya mudah dalam proses pencetakan (tidak lengket pada screen). Pelepah yang telah digiling tersebut kemudian ditiriskan menggunakan screen, lalu dicuci diatas screen dengan cara

35 28 dialiri dengan air menggunakan selang dan diremas-remas lalu diperas sampai bersih. f. Proses pemutihan (bleaching) Untuk proses pemutihan dibutuhkan air sebanyak 50 liter dan kaporit sebanyak 250 dan 500 gr. Cara pemutihan yaitu :? Pertama tama siapkan bak besar dan isi air sebanyak 40 liter.? Timbang kaporit sebanyak 250 dan 500 gr. Larutkan dengan air sebanyak 10 liter.? Siapkan screen dan letakkan diatas bak besar yang telah diisi air 40 liter tersebut. Larutan kaporit tuangkan diatas screen (penyaringan kaporit). Gambar 13. Pencampuran Kaporit Pada Pulp? Siapkan air dalam ember sebanyak 3 liter (untuk melarutkan kaporit yang masih tersisa diatas screen).? Setelah semuanya kaporit tercampur, aduk kaporit hingga rata

36 29? Kemudian masukan kaporit kedalam pulp, aduk pulp lalu diamkan selama 2 jam.? Untuk proses pemutihan yang maksimal membutuhkan waktu 4 jam. g. Proses pewarnaan pulp? Siapkan air sebanyak 1 liter, lalu rebus air tersebut? Timbang pewarna direk dan garam sebanyak 10 gr? Setelah air mendidih, campur air mendidih dengan pewarna direk, aduk hingga rata. Gambar 14. Proses Pencairan Pewarna Direk? Setelah rata masukkan pulp yang sudah diputihkan? Lalu aduk pulp hingga warna menyatu dengan pulp, lalu masukan garam, garam berfungsi untuk menguatkan warna.

37 30 Gambar 15. Pencampuran Pewarna Direk dengan Pulp ( Bleacing )? Setelah semua warna menyatu, diamkan pulp hingga dingin, lama waktu pendinginan menit.? Setelah dingin cuci pulp hingga bersih, lalu masukan pulp kedalam mesin beater, setelah selesai pulp siap dicetak. Gambar 16. Pencucian Pulp Setelah Diwarnai

38 31 h. Proses pencetakan Untuk proses pencetakan, screen yang digunakan bervariasi, yaitu screen besar dan kecil, tergantung fungsi untuk penggunaannya. Cara mencetak kertas seni :? Siapkan bak cetak kemudian isi dengan air secukupnya.? Letakkan screen diatas bak dan beri pemberat, pastikan tinggi air diatas screen kira-kira 1 cm.? Sebelum dicetak bubur kertas terlebih dahulu diencerkan ke dalam bak yang diisi dengan air.? Ambil pulp menggunakan gayung lalu tuang diatas screen dan ratakan dengan percik-percikkan sampai screen tidak terlihat.? Screen diangkat dari bak cetak, pemberat diambil.? Siapkan triplek yang dilapisi dengan kain blancu yang diletakkan diatas meja yang posisinya miring atau dimiringkan, basahi dengan air dan ratakan menggunakan rakel.? Screen yang telah ditaburi pulp diletakkan diatas triplek dan tekan bingkai screen, kemudian dirakel dengan tujuan membuang atau mengurangi airnya setelah itu angkat screen pelan-pelan.

39 32 Gambar 17. Proses Perakelan i. Proses penjemuran? Kertas seni yang telah tercetak dan masih dalam keadaan basah kemudian dijemur, apabila matahari terlalu terik maka dijemur ditempat yang agak teduh agar kertas tidak keriting/bergelombang. Proses penjemuran berlangsung selama 4-6 jam, setelah kering kertas diangkat dan biarkan beberapa saat kemudian lepaskan kertas dari papan penjemurnya maka terbentuklah lembaran kertas seni. 5. Hasil yang dicapai Hasil yang diperoleh dari proses awal hingga menjadi lembaran kertas seni yaitu dapat mengetahui cara pembuatannya dan cara membuat motif yang berbeda-beda. Dapat dikatakan pula bahwa setiap tahap proses pembuatan kertas seni ini ketelitian dalam waktu dan takaran sangat diperlukan.

40 33 Gambar 18. Kertas Seni Murni dan Putih Gambar 19. Kertas Seni Berwarna

41 34 6. Pembahasan Proses pembuatan pulp sangatlah panjang, harus dapat memahami dalam setiap langkah-langkahnya prosesnya, terutama dalam proses penggilingan, dalam proses penggilingan harus sangat teliti dalam menentukan waktu dan banyaknya bahan baku yang digiling. Ada teknik tersendiri dalam menandai bahwa pulp berkualitas baik atau tidak, yaitu jika pulp me ngambang keatas (seperti kabut) itu adalah tanda bahwa pulp tersebut masak dengan matang dan berkualitas baik. E. Pembuatan produk dari kertas seni 1. Tujuan Tujuan pembuatan produk dari kertas seni adalah adanya tambahan produk dari kertas seni yang selain menambah nilai seni juga nilai jual dari kertas seni tersebut. 2. Dasar Teori Pembuatan produk dari kertas seni ini dimulai dari proses membuat pola kemasan, menyayat sesuai pola, merekatkan dengan selotipe, memasang kertas seni, melapisi bagian dalam kotak dengan kertas samson, dan merapikan. 3. Alat dan Bahan a. Alat :? Penggaris? Pensil? Penghapus? Cutter? Gunting

42 35? Penggaris siku b. Bahan :? Karton no 30? Lem Fox/PVAc? Kertas Samson? Selotipe? Kertas seni 4. Prosedur kerja Untuk pembuatan kotak batik ukuran yang dibutuhkan yaitu : Bagian bawah Tinggi = 4 cm Lebar =19 cm Panjang = 30 cm Bagian atas Tinggi = 2,5 Lebar = 19,7 cm Panjang 30,7 cm

43 36? Pertama membuat pola dan ukuran tebal, lebar dan panjang dengan pensil dan penggaris. Gambar 20. Pembuatan Pola Garis? Lalu memotong sesuai ukuran tebal, lebar dan panjang, lalu buat pola ya ng telah digambar. Gambar 21. Pemotongan Pola Garis

44 37? Setelah selesai,kita lanjutkan dengan menggandengkan masingmasing sisi kotak dengan selotipe. Gambar 22. Penggandengan Sisi Kotak? Lalu lakukan pengolesan lem pada bagian permukaan yang akan dilapisi kertas seni dan memasang kertas seni untuk bagian tutup dan bagian dasar. Gambar 23. Pemasangan Kertas Seni

45 38? Setelah itu lakukan pemasangan kertas samson pada bagian dalam tutup maupun dasar kotak yang direkatkan dengan lem fox. Gambar 24. Pemasangan Kertas Samson? Dan untuk proses akhir adalah merapikan bagian kerutan-kerutannya. 5. Hasil yang dicapai Dari pembuatan kotak batik tadi, dapat di ketahui bahwa jika ingin berusaha pasti dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai dan mempunyai harga jual. Gambar 25. Kotak Batik (Kertas Seni Murni)

46 39 Gambar 26. Kotak Pensil (Kertas Seni Warna) 6. Pembahasan Pembuatan kotak batik ini mempunyai tingkat kesulitan yang cukup menguras tenaga, karena dalam proses pengerjaannya kita harus sangat jeli mengukur (tebal,panjang dan tinggi) dari masing-masing bagian, (bagian atas dan bagian bawah), karena jika ada kesalahan sedikit saja dapat membuat ukuran yang lainnya menjadi rusak dan Saat memotong bagian siku pada kotak yaitu dengan perkiraan ¾ cm, karena jika kita memotong terlalu dalam akan menyebabkan kotak terlihat berlubang.

47 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Pengolahan bahan baku (Ranting Bambu) yang tidak dapat dimaanfatkan dengan baik oleh masyarakat adalah suatu langkah untuk menbentuk kreativitas dan membuat terobosan baru dalam menghadapi laju ekonomi. 2. Kertas seni secara visual memiliki tampilan yang berkarakter dengan spesifikasi dari segi tekstur, warna, corak dan dimensinya. 3. Kertas seni juga memiliki nilai seni dan nilai ekonomi yang lebih. B. SARAN 1. Sebaiknya dalam proses pemotongan ranting bambu menggunakan alat yang lebih modern agar mempermudah dalam pengerjaan, dapat menghemat waktu, tenaga dan keselamatan kerja karyawan. 2. Keselamatan dan kesehatan sebaiknya dijaga, agar dapt mengikuti kegiatan dengan baik. 3. Harus teliti dalam proses pengerjaan pembuatan pulp agar dapat menghasilkan sebuah kertas yang benilai seni dan dapat digunakan dengan baik. 4. Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya kreatifitas maupun skill.

48 DAFTAR PUSTAKA Anonim Pengertian dan Bahan Baku Pembuatan Pulp Kimiatip.blogspot.com/2014/01/pengertian dan-bahan-baku -pembuatanpulp.html.(29 April 2015) Lopes dan Shanley Tanaman Bambu. Mei 2015) Sumanto, A.W Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) Balai Besar Kerajinan Anyaman dan Batik (BBKB),Yogyakarta Sunardiyanto.E Kertas Seni. (29 April 2014) Ramadhani, B Zat Warna Direk SMK Tekstil Texmaco Pemalang. (11 Mei 2015).

49 44 Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan Di Balai Besar Kerajinan dan Batik No. (1) Tanggal (2) Kegiatan/Uraian Kegiatan (3) 1. 2 Maret 2015 Orientasi Kantor a. Perkenalan Ruangan b. Pengarahan Pembimbing Lapangan Mengenai kegiatan PKL Maret 2015 Pemotongan Ranting Bambu a. Pemotongan Dengan Ukuran 1Cm. Lokasi (4) Kantor Barat Kantor Barat Ket. (5) Teori Praktek 3. 4 Maret 2015 Penimbangan Ranting Bambu a. Timbang Dengan Beret 100 Gram/ 1 Ulangan. b. Pengemasan Dan Pemberian Label Maret 2015 Proses Pemutihan a. Persiapan Alat Dan Bahan b. Campurkan Air + H2O2 Sesuai Dengan Konsentrasi. Kantor Barat Kantor Barat Praktek Praktek Maret 2015 Libur Maret 2015 c. Rebus Bahan Baku d. Setelah Mendidih Tiriskan. e. Cuci Hingga Bersih f. Kering Udarakan g. Setelah Itu Dijemur Dibawah Matahari Diangkat dan Disimpan Kantor Barat Praktek Maret Libur Maret 2015 h. Penyimpanan Kantor Praktek Barat Maret 2015 Kantor Barat Praktek Maret 2015 Proses Penggorengan Ranting Bambu a. Persiapan Alat Dan Bahan b. Proses PenggorenganSesuai Waktu Dan Konsentrasi. c. Penirisan d. DikeringUdarakan e. DijemurDibawahMatahari Libur - -

50 45 Tabel 1. lanjutan No. Tanggal (1) (2) Maret Maret Maret-2 April 2015 Kegiatan/Uraian Kegiatan (3) Lokasi (4) Ket. (5) Proses Penggorengan Ranting Kantor Praktek Bambu Barat a. PersiapanAlat Dan Bahan b. Proses PenggorenganSesuaiWaktu Dan Konsentrasi c. Penirisan d. DikeringUdarakan e. DijemurDibawahMatahari Libur - - Proses Penggorengan Ranting Bambu a. PersiapanAlat Dan Bahan b. Proses PenggorenganSesuaiWaktu Dan Konsentrasi c. Penirisan d. DikeringUdarakan e. DijemurDibawahMatahari Kantor Barat Praktek April 2015 Libur April 2015 PengarahanTentang Pembuatan Kantor Teori Kertas Seni di Kantor Timur. Timur April 2015 Perajangan Bahan Baku Kantor Praktek Timur April 2015 Perebusan Serat Abaka dan Perebusan Batang Pisang Kepok a. Persiapan Panci Perebus b. Larutkan Kostik Dengan Air c. Setelah Masak Dicuci Hingga Kostik Larut d. Siap Untuk Digiling Kantor Timur Praktek April Proses Penggilingan a. Penggilingan Craser b. Penggilingan Beater Kantor Timur Praktek April 2015 Libur April 2015 Pemutihan Menggunakan Kaporit a. Larutkan Kaporit Dengan Air b. Lakukan Perendaman Bahan Baku Selama 4 jam c. Tiriskan Kembali Dan Simpan Kantor Timur Praktek April 2015 Kunjungn Kepengrajin Jl.Sentolo Kulon,Pro go Kunjungan

51 46 Tabel 1. lanjutan No. (1) Tanggal (2) Kegiatan/Uraian Kegiatan (3) Lokasi (4) Ket. (5) April 2015 Pewarnaan (Direk) Kantor Praktek a. Siapkan Bahan Baku b. Timbang Direk Dan Garam Untuk Pewarnaan c. Diamkan Hingga Dingin d. SetelahItuDicuciKembali e. LakukanPenggilingan f. KemudianSiapDicetak Timur April 2015 Libur April 2015 Pencetakan Hingga Jadi Kertas Kantor Praktek Seni. a. Siapkan Bak Pencetak b. Masukan Pulp Kedalam Air Hingga Serat Terurai c. Lakukan Pencetakan d. Setelah Itu Siap Dijemur Sampai Kering Timur April 2015 Libur April 2015 EvaluasiPembuatanKotak Batik Kantor Teori April 2015 PembuatanKotak Batik a. Pengukuran Pola Awal b. Pemberian Kertas Samson Pada Bagian Dalam Kotak c. Pemberian Kertas Seni Pada Bagian Luar Kotak d. Kotak Siap Digunakan Timur Kantor Timur Praktek Mei 2015 Menyelesaikan Laporan PKL Kantor Barat Teori

52 47 Gambar 27. Ranting Bambu Hasil Bleacin g Gambar 28. Ranting Bambu Hasil P enggorengan

53 48 Gambar 29. Serat Pisang A baka Gambar 30. Pulp Pisang A baka

54 49 Gambar 31. Pulp Pisang Abaka Hasil B leacing Gambar 32. Kertas Seni Pisang Abaka

55 50 Gambar 33. Kertas Seni Berbagai Warna Gambar 34. Produk Kotak Batik Dari Kertas Seni

56 51 Gambar 35. Kotak Tisu Dari Kertas Seni Gambar 36. Kotak Pensil Dan Kartu Nama Dari Kertas Seni

57 Gambar 37. Berbagai Macam Produk Dari Kertas Seni 52

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : THERESIA HEPPY NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : THERESIA HEPPY NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA Oleh : THERESIA HEPPY NIM. 120 500 037 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN ANYAMAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : GUNAWAN WIBISONO NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN ANYAMAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : GUNAWAN WIBISONO NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN ANYAMAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA Oleh : GUNAWAN WIBISONO NIM. 110 500 035 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) ANYAMAN, FIGURA DARI BATOK KELAPA DAN KERTAS SENI - YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) ANYAMAN, FIGURA DARI BATOK KELAPA DAN KERTAS SENI - YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) ANYAMAN, FIGURA DARI BATOK KELAPA DAN KERTAS SENI - YOGYAKARTA Oleh Oktavianus Surya Nata NIM. 110 500 040 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA. Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA. Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM : 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM : 080 500 093 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : Veronika Idang NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : Veronika Idang NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA Oleh : Veronika Idang NIM. 120500038 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES (pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis dilingkungan Kementerian Perindustrian yang berada di bawah

Lebih terperinci

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) Oleh: Dorotea Omi Lewar NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) Oleh: Dorotea Omi Lewar NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) Oleh: Dorotea Omi Lewar NIM. 120 500 024 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK JOGYAKARTA. Oleh: NOVITA BURING NIM:

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK JOGYAKARTA. Oleh: NOVITA BURING NIM: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK JOGYAKARTA Oleh: NOVITA BURING NIM: 100 500 086 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : Aris Wihajar Sumanto NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : Aris Wihajar Sumanto NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA Oleh : Aris Wihajar Sumanto NIM. 110 500 028 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUALITAS BRIKET ARANG DARI LIMBAH SERABUT KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) DENGAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis)

PERBANDINGAN KUALITAS BRIKET ARANG DARI LIMBAH SERABUT KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) DENGAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) PERBANDINGAN KUALITAS BRIKET ARANG DARI LIMBAH SERABUT KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) DENGAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) Oleh : RENDIYANTO NIM. 120 500 034 Karya Ilmiah Sebagai

Lebih terperinci

EVO DAHLIA SULISTIKA NIM.

EVO DAHLIA SULISTIKA NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PADA LABORATORIUM ANYAMAN NON KAYU TEMPURUNG KELAPA DAN KERTAS SENI DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA Oleh: EVO DAHLIA SULISTIKA NIM. 100 500 077 PROGRAM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN dan BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh DENI ATY TRIWAHYUDI NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN dan BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh DENI ATY TRIWAHYUDI NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN dan BATIK (BBKB) YOGYAKARTA Oleh DENI ATY TRIWAHYUDI NIM. 110 500 030 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

Ø CARA MEMBUAT KERTAS DAUR ULANG. Bahan bahan : 1. Koran bekas / kertas bekas. 2. Air. 3. Lem kayu. DAUR ULANG KERTAS di SMKN 12 MALANG

Ø CARA MEMBUAT KERTAS DAUR ULANG. Bahan bahan : 1. Koran bekas / kertas bekas. 2. Air. 3. Lem kayu. DAUR ULANG KERTAS di SMKN 12 MALANG Kertas merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam kegiatan sehari-hari, sehingga pemakaian kertas setiap harinya berjumlah sangat besar. Begitu pula di SMKN 12 Malang, pemakaian kertas terebut seperti

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 1. Tempat. Penelitian ini akan di lakukan di Kampus STIPAP Beberapa kegiatan penelitian yang dilakukan seperti diperlihatkan pada tabel 3.1. No Tabel 3.1. Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

LAMPIRAN C DOKUMENTASI LAMPIRAN C DOKUMENTASI C.1 Pembuatan Reaktor Pulp 1. Penyiapan peralatan penunjang reaktor pulp Pengaduk Ternokopel Pemarut Pembaca Suhu Digital Pengatur Suhu Pemanas Motor Pengaduk Peralatan Lainnya yaitu

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

PENGOLAHAN UMBI GANYONG

PENGOLAHAN UMBI GANYONG PENGOLAHAN UMBI GANYONG Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center LPPM IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BERBISNIS DENGAN PISANG NAMA : ERMA WIDIYANTI NIM : 11.01.2948 STMIK Amikom Yogyakarta Jl. Ring Road Utara. Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Indonesia Telp: (0274)884201-207

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : Rinaldi Satryo Aditya NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : Rinaldi Satryo Aditya NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA Oleh : Rinaldi Satryo Aditya NIM. 080 500 097 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS ANGGOTA : 1. Bima Yudha D.N 2. Fadel Muhammad 3. Haryoto Sugihartono 4. Karunia Dwi Febri M 5. Rio Kusuma P 6. Rizal Juliano l Sebagaimana diketahui, kerusakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Company Profile Letak : Pemilik : Pekerja : Jam Kerja : Kapasitas Produksi/hari :... kg kacang kedelai Flowchart Proses Produksi Kacang

Lebih terperinci

Kerajinan Batik Tulis

Kerajinan Batik Tulis Kerajinan Batik Tulis Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang menjadi Identitas bangsa salah satunya batik, pada tanggal 2 Oktober 2009 pengesahan batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA. Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang

BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA. Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA 3.6 Proses Pengambilan Serat Kapuk Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang waktu 2 atau 3 pekan, yang pertama kalinya biasanya

Lebih terperinci

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT: Kecap Asin/Manis BAHAN: 1 kg kedelai putih atau hitam 3 gr ragi tempe 3 lbr daun salam 2 btg serai 3 Daun jeruk 1 lembar 4 cm lengkuas 1 sdt pokak 6 kg gula merah 1 ½ lt air untuk melarutkan gula merah

Lebih terperinci

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni Faridah, Anwar Fuadi ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet. BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. Sendok 2. Ember 3. Pipet 2 buah 4. Pengaduk 5. Kertas ph Secukupnya 6. Kaca arloji 2 buah 7. Cawan

Lebih terperinci

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Tuesday, 22 September 2009 21:05 Last Updated Tuesday, 22 September 2009 21:14 Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Berbagai macam hidangan disajikan di Hari Raya Lebaran, tidak ketinggalan

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jaring, bambu, pelampung, hand refraktometer,

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan 5.1.1 Alat yang digunakan Tabel 3.1 Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Sendok

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

CABE GILING DALAM KEMASAN

CABE GILING DALAM KEMASAN CABE GILING DALAM KEMASAN 1. PENDAHULUAN Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah, BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Home industry pembuatan tempe sebuah usaha yang memproduksi tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari satu tahun

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2009. Penelitian bertempat di Pusat Batik Desa Jarum Kecamatan Bayat

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Perbaikan Arsip Kartografik telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Februari 2010 Plt. DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA DI UNIT PENGOLAHAN HASIL BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI Oleh : Kemas Muhammad Erwansyah, S.TP NIP. 19820916200901 1010 I. PENDAHULUAN Kedelai mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apakah botol air mineral bekas dapat dijadikan lampu hias?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apakah botol air mineral bekas dapat dijadikan lampu hias? BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia menghasilkan banyak sampah dalam seharinya. Sampah tersebut menjadi polusi bagi rakyat Indonesia mulai dari sampah yang mudah hancur pada tanah dan ada juga

Lebih terperinci

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung memiliki nutrisi yang lebih komplek dibandingkan dengan beras. Jagung sangat

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL digilib.uns.ac.id BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL Hasil uji coba/eksperimen dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai dengan jenisnya yaitu tentang

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Judul Penelitian... 1 1.2 Latar Belakang Masalah... 1 1.3 Rumusan Masalah... 2

Lebih terperinci

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. SELAI PEPAYA 1. PENDAHULUAN Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. Konsistensi gel atau semi gel pada selai

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN

Lebih terperinci

. Pedoman Teknis Pengolahan Mi Sagu - 9

. Pedoman Teknis Pengolahan Mi Sagu - 9 III PROSES PEMBUATAN MI SAGU A Bahan 1 Pati Sagu Pati sagu untuk bahan baku mi sebaiknya dipilih yang berwarna putih bersih dan bebas kotoran, dengan derajat putih yang diukur menggunakan Whiteness Meter

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE NAMA : JOKO NUR CAHYANTO NIM : 10.12.4486 KELAS : S1,SI,2B PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE Pernah berkunjung ke kota Cilacap????????? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. ya, sudah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Literatur

DAFTAR PUSTAKA. Literatur DAFTAR PUSTAKA Literatur 1. Le Brass, Jean, Introduction To Rubber, Hart Publishing Company,Inc., New York City, 1965. 2. Latif, S.M, Karet, Vorkink-Van Hoeve, Bandung, 1950. 3. Pageone, Design secrets:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Ponimin merupakan sebuah industri kecil yang bergerak dalam bidang produksi tahu. UD. Ponimin ini didirikan oleh Bapak Ponimin pada tahun 1998.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan

Lebih terperinci

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg Nama : Muhammad Iqbal Zaini NPM : 24411879 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Cokorda

Lebih terperinci

kuah rasa shio [ 塩味のラーメン ] kuah rasa miso [ みそラーメン ]

kuah rasa shio [ 塩味のラーメン ] kuah rasa miso [ みそラーメン ] Lampiran Kuah rasa kecap asin [ しょうゆ味のラーメン ] kuah rasa tonkotsu [ 豚骨 ] Gb. 1 Gb.2 kuah rasa shio [ 塩味のラーメン ] kuah rasa miso [ みそラーメン ] Gb. 3 Gb. 4 28 CARA PEMBUATAN MIE CINA Dirumah anda bisa membuat mie

Lebih terperinci

SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI

SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI Suryani Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Buketrata - Lhokseumawe Email : suryani_amroel@yahoo.com Abstrak Pati (khususnya

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran,

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Kompresi merupakan pemberian tekanan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4. 1 BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan-bahan dan Alat yang Digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan : No. Alat Ukuran Jumlah 1. Digester - 1 Buah 2. Pengaduk - 1 Buah 3. Kertas PH - Secukupnya 4. Gunting - 1 Buah 5.

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju PENGOLAHAN UBI KAYU Ubi kayu segar adalah bahan pangan yang mudah rusak, oleh sebab itu setelah pemanenan petani segera menjual atau mengolah ubikayu segar sebelum menjadi rusak dan busuk. Ubikayu dapat

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan Labuhbaru Barat Pekanbaru 1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih Usaha

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS Pembuatan minyak kelapa Nama : Aditya krisnapati Nim : 11.01.2900 Kelas : D3TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 I. ABSTRAK Dengan berbagai kemajuan yang telah diperoleh dari produk

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Divisi Persuteraan Alam, Ciomas, Bogor. Waktu penelitian dimulai

Lebih terperinci

MANISAN KERING BENGKUANG

MANISAN KERING BENGKUANG MANISAN KERING BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A

SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A KARAKTERISTIK KERTAS SENI DARI RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI NaOH DAN PEWARNA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A 420 100 059 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR Oleh : Singgih Aji Saputro NIM. 070 500 064 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bersifat eksperimen. Dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada percobaan ini terdapat 6 taraf perlakuan

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci