2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Flume tank

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Flume tank"

Transkripsi

1 7 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Flume tank Flume tank atau tangki air berarus adalah sebuah bentuk konstruksi alat yang dapat menampung air dalam jumlah tertentu dan dapat digunakan sebagai alat pengamatan yang dilengkapi dengan arus air yang terkontrol (Arnold 1969). Menurut Ward (2002), swim tunnels laboraturium berfungsi sebagai alat untuk mempelajari fisologis dan respon ikan terhadap kondisi lingkungan yang terkendali. Flume tank telah digunakan untuk meneliti banyak aspek dari biologi ikan seperti: menilai kualitas ikan yang dihasilkan di hatcheries (Thomas et al yang diacu dalam Ward 2002; Bams 1967), tingkat respirasi (1981 Beamish; Bernatchez and Dodson 1985), efek dari perubahan suhu (Griffiths and Alderice 1972; Hocutt 1973; Berry and Pimentel 1985; Pettersson, Pickova, Brannas 2010; Fisher and Green 2003), tingkat metabolisme (Boeck et al. 2006; Regan et al. 2010; Fitzgibbon 2007; Chabot 2008) kecepatan renang (Fitzgibbon, Strawbridge dan Seymour 2007; Fisher Wilson 2002; Nanami 2007; Purbayanto 1999) pergerakan ikan di sekitar struktur pengalihan air (Peake et al. 1997; Toepfer, et al. 1999), dan perpindahan larva ikan di sungai (Houde 1969; Meng 1993; Childs and Clarkson 1996). Berbagai bentuk dan jenis tangki pengamatan telah dijelaskan oleh beberapa ahli yang telah menggunakan alat tersebut dalam kegiatan penelitiannya. Bentuk dan ukuran tangki pengamatan ini disesuaikan dengan kebutuhan pada pengamatan tertentu saja, sehingga banyak sekali kekurangan yang didapatkan ketika ingin digunakan untuk penelitian ataupun pengamatan aspek yang lainnya. Beamish (1978) menjelaskan berbagai prosedur pengujian dan membahas variabel. Uji kecepatan renang biasanya dilakukan di ruang pengujian (test chambers) yang terdiri dari dua tipe dasar: ruangan yang berputar dan tipe lainnya, dan air yang mengalir dalam ruangan yang tetap. Meskipun banyak tipe swim tunnels berbeda yang telah dikembangkan, mengevaluasi perubahan kapasitas renang baik ikan besar maupun ikan kecil dalam alat yang sama adalah sulit. Kebanyakan ikan juvenile terlalu besar untuk diuji dalam swim tunnels berarus gravitasi yang dirancang untuk larva ikan dan terlalu kecil untuk diuji di swim tunnel yang dirancang untuk ikan dewasa (Beamis 1978).

2 8 Pernyataan Beamis tersebut di atas semakin dipertajam oleh Jonsson et al. 2006, bahwa flume tank menjadi alat penelitian yang semakin penting dalam ekologi air, untuk menghubungkan biologis terhadap proses hydrodynamic. Belum ada sesuatu yang dapat dijadikan sebagai flume tank standar, dan tak ada flume tank yang cocok untuk menjawab setiap jenis pertanyaan penelitian. Lebih lanjut beliau membagi flume tank menjadi empat tipe desain dasar yaitu: straight, racetrack, annular and field flumes Jenis dan fungsi flume tank Beberapa penelitian yang menggunakan tangki pengamatan antara lain oseanografi, fisika fluida, biologi air, dinamika kapal dan masih banyak lagi. Keragaman tujuan dan fungsi tangki pengamatan ini memberikan sebuah ide bagi para peneliti untuk menciptakan tangki pengamatan yang multi fungsi. Penelitian mengenai tingkah laku ikan yang cukup kompleks diharapkan dapat diamati dalam satu tangki pengamatan yang sederhana. Tingkah laku ikan yang dapat dipelajari dengan menggunakan tangki air diantaranya adalah pola dan kecepatan renang ikan, kebiasaan dinamika berkelompok (schooling behaviour), laju respirasi, dan cara memperoleh serta cara memakan makanan. Bainbridge (1958) mengatakan bahwa beberapa penelitian mengenai kecepatan renang ikan telah dilakukan dengan menggunakan tangki air yang sejenis flume tank. Salah satu ikan yang diteliti kecepatan renangnya adalah ikan bleak yang menggunakan circular tank atau tangki bundar dan masih banyak lagi penelitian sejenis. Berdasarkan sistem sirkulasi air, flume tank dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sirkulasi secara horizontal, dan vertikal. Flume tank memiliki ukuran yang beraneka ragam yang secara umum dapat dibagi menjadi menjadi tiga kategori yakni: flume tank berukuran besar (>10m), sedang (5-10m), dan kecil/mini (<5m).

3 9 (a) Sumber: a). b). (b) Gambar 2 Bentuk dan jenis flume tank ukuran besar > 10 meter

4 10 (a) Sumber: a). b). (b) Gambar 3 Bentuk dan jenis flume tank ukuran sedang 5 s/d 10 meter

5 11 (a) (b) Sumber: a). b). Gambar 4 Bentuk dan jenis flume tank ukuran kecil < 5 meter Karakteristik flume tank Binnie (1955) telah membuat alat tangki air yang menghasilkan arus air yang beragam, namun arus air mengalir dengan gaya gravitasi yaitu arus yang terjadi karena air mengalir dari tempat yang lebih tinggi. Kondisi ini mengakibatkan arus air

6 12 tidak dapat terkontrol, dalam artian bahwa arus air bergerak bebas dan terjadi perbedaan kecepatan arus di tiap titik yang berbeda. Menurut Arnold (1969), flume tank yang baik haruslah memenuhi beberapa kriteria diantaranya adalah arus dapat merata, tidak ada gelembung udara, tidak terjadi turbulensi air dan air mengalir secara kontinyu. Pembuatan flume tank yang telah disesuaikan dengan kriteria tersebut akan dapat meminimalisasi ketidakstabilan arus dalam pelaksanaan percobaan. Turbulensi dan terbentuknya bubble atau gelembung udara dapat mengurangi laju air dan akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan arus air yang dihasilkan. Kecepatan arus air dapat merata dengan mengurangi benda-benda atau struktur yang dapat menghambat laju air seperti dinding yang kasar, melengkapi pemerata arus (current homogenizer/ current straighter), peletakan baling-baling dan sudut daun baling-baling yang tepat serta masih banyak lagi. 2.2 Tingkah Laku Renang Ikan Kecepatan renang Informasi tentang kecepatan renang ikan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan efesiensi alat tangkap maupun untuk mendapatkan hasil tangkapan yang selektif terhadap spesies dan ukurannya. Guna memperoleh efesiensi dan efektivitas dalam rancang bangun alat tangkap dinilai perlu untuk mempertimbangkan hal yang satu ini (Gunarso 1985). Selanjutnya menurut Drucker dan Jensen,1996 dalam Purbayanto, Riyanto dan Fitri 2010, Kecepatan renang dan ukuran tubuh ikan sangat penting dalam mendeterminasi tingkah laku pergerakannya. Menurut He (1989) bahwa kecepatan renang dapat diaplikasikan dalam bidang perikanan, khususnya dalam bidang penangkapan ikan, terutama untuk mendesain alat tangkap seperti kecepatan towing dari trawl yang berhubungan dengan kecepatan renang ikan; tinggi headline dan kecepatan renang dari ikan yang dapat meloloskan diri dengan berenang tanpa lelah; operasi penangkapan ikan seperti menggerakkan purseseine dan kecepatan renang ikan, kecepatan tenggelam (sinking) dari jaring purseseine dan kemampuan renang vertikal ikan;serta untuk

7 13 menentukan lokasi ikan seperti estimasi/perkiraan lokasi ikan berdasarkan kecepatan renang. Menurut Bainbridge (1958), metode dalam mempelajari kecepatan renang ikan ada banyak diantaranya hidrodinamika, reaksi optomotor, film gambar gerak, pengamatan terhadap gema/ akustik, penandaan elektronik dan lain-lain, namun caracara tersebut menghasilkan pendugaan yang berbeda-beda sehingga tidak didapatkan hasil pasti. Kondisi ini mengakibatkan data hasil penelitian tersebut tidak dapat dibandingkan karena adanya perbedaan pendefinisian situasi dan lain-lain, selain itu belum ada terminologi yang ditetapkan secara jelas dalam pengukuran kecepatan renang ikan. Informasi mengenai kecepatan renang ikan yang ada saat ini meskipun pengarang yang berbeda menggunakan istilah yang sama untuk jenis kecepatan tertentu, akan tetapi berbeda dalam pengertiannya. Videler (1993), mengatakan bahwa untuk mengamati ikan yang berenang secara natural dibutuhkan sebuah kondisi yang terkontrol. Ada 2 pokok berbeda yang digunakan untuk memenuhi hal tadi yaitu pertama, ikan dibujuk untuk berenang melawan arus dengan kecepatan yang berbeda-beda, sedangkan yang kedua adalah merekam dari ikan yang berenang di air diam. Gunarso (1985) mengutarakan bahwa ada beberapa pendefinisian tentang jenis-jenis kecepatan renang, diantaranya: 1) Kecepatan renang maksimum (maximum speed) adalah kecepatan renang ikan tertinggi yang dapat dilakukan oleh ikan dalam waktu satu menit (Bainbridge 1958). Boyar (1961) mengatakan pendapat yang sama mengenai pendefinisian tersebut, akan tetapi hanya dengan waktu selama 30 detik. 2) Kecepatan renang ekonomi (economic speed) adalah kemampuan kecepatan renang ikan yang dapat dilakukan dalam jangka waktu beberapa jam atau berpuluh-puluh jam. 3) Kecepatan renang kaget (burst speed) adalah kecepatan renang ikan dalam keadaan tertentu yang sangat mendesak dan mendadak. Biasanya hanya dalam waktu yang sangat singkat antara 5 sampai 10 detik. Jenis kecepatan ini biasanya terjadi ketika memburu mangsa, menghindar dari predator, ketakutan dan lainlain.

8 14 Saat ini pembagian mengenai kecepatan renang ikan telah terkaji lebih mendetail lagi sehingga terbagi dalam: 1) Kecepatan renang terus menerus (sustainable speed) yaitu kecepatan renang ikan dimana ikan tersebut berenang secara terus menerus tanpa tekanan yang cukup berarti. 2) Kecepatan renang lanjut (prolong speed) yaitu kecepatan renang ikan dimana ikan berenang dalam keadaan mempertahankan kestabilan dan daya tahan renangnya. 3) Kecepatan renang maksimum (maximum speed) adalah kecepatan renang tertinggi yang mampu dihasilkan oleh ikan dengan memberikan tekanan arus yang besar dimana ikan menghasilkan endurance yang kecil. 4) Kecepatan renang kaget (burst speed) yaitu kecepatan renang ikan yang terbentuk dikarenakan ikan tersebut kaget atau tersentak dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat (Arimoto dan Namba 1996). Bainbridge (1958) dan Videler (1993) menambahkan bahwa batasan mengenai kecepatan renang ikan sangatlah dipengaruhi oleh jenis dan ukuran ikan. Lama waktu renang akan sangat dipengaruhi oleh daya tahan renang ikan, oleh karena itu penggolongan kecepatan renang ikan tidak dapat dilihat dari berapa lama ikan berenang melainkan daya tahannya pada saat berenang. Kecepatan renang ikan dapat diketahui dengan menghitung tail beat ikan. Satuan untuk kecepatan renang ikan adalah body length per second, karena kecepatan renang ikan diukur dengan perbandingan ukuran tubuh terhadap lama waktu renang ikan. Kecepatan renang ikan dalam satuan BL/s ini dapat diubah kesatuan lainnya dalam satuan kecepatan seperti knot, m/s, km/s, mil/s dan satuan kecepatan lainnya. Infomasi mengenai kecepatan renang ikan maka akan menjadi pertimbangan dalam pembuatan alat tangkap ikan. Biasanya data ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan alat tangkap aktif. Beberapa peneliti telah meneliti mengenai kecepatan renang pada beberapa ikan sebagaimana dicantumkan pada Tabel lampiran 11 (Bainbridge 1958). Penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya menggunakan metode yang berbeda-beda dan alat yang berbeda-beda pula, misalnya flume tank, wheel dan lain-

9 15 lain. Kondisi ini mengakibatkan perbedaan dalam pendefinisian mengenai kecepatan renang yang namun dengan maksud dan tujuan yang sama (Videler 1993) Pola renang ikan (fish motion) Pola renang ikan adalah bentuk atau gambaran gerakan ikan ketika berenang, yang dipengaruhi oleh pergerakan tubuh dan sirip ikan tersebut (Blake 1983). Pola renang juga dipengaruhi oleh bentuk dari tubuh ikan (Webb 1984). Pola renang ikan disesuaikan dengan habitat dan tingkah laku ikan, sehingga dihasilkan pergerakan ikan yang berbeda-beda. Ikan-ikan yang cenderung bergerak cepat biasanya menggunakan sirip ekor ketika berenang, sedangkan ikan-ikan yang bergerak lambat biasanya menggunakan sirip pektoral dan sirip anal ketika berenang. Perbedaan penggunaan sirip tersebut akan mempengaruhi kecepatan renang dan pergerakan tubuh ikan (Videler 1993). Tidak semua ikan hanya menggunakan salah satu sirip terutama ekor sebagai alat penggerak, namun menggunakan bantuan sirip lain (Videler 1993). Pola renang ikan ini dapat digunakan untuk merancang sebuah alat tangkap yang dibuat berdasarkan bentuk tubuh dan pola tingkah laku ikan. Beberapa pola renang ikan digambarkan oleh Breder (1926) sebagai berikut : 1) Ikan berenang menggunakan sirip ekor sebagai penggerak utama 2) Ikan berenang menggunakan sirip yang lainnya sebagai penggerak utama. Lindsey (1978) menyempurnakan kembali menjadi beberapa bagian yang lebih khusus lagi yaitu: 1) Ikan berenang menggunakan tubuh dan atau sirip caudal sebagai penggerak (body and or caudal fin locomotion/ BCF locomotion) 2) Ikan berenang menggunakan sirip dorsal, anal, dan pectoral sebagai penggerak utamanya (median and or paired fin/ MPF locomotion). Akan tetapi pembagian di atas dikembangkan lagi menjadi lebih spesifik yaitu: (1) Body and or caudal fin undulation 1) Tipe Anguiliform: pola renang ikan dimana ikan tersebut melibatkan keseluruhan bagian tubuhnya dalam berenang. Ciri-ciri ikan yang tergolong dalam tipe ini adalah tubuh pipih dan panjang, dimana bentuk sirip caudalnya kecil dan bundar. Contoh belut dan sidat.

10 16 2) Tipe Subcarangiform: pola renang ikan jenis ini hampir sama dengan anguiliform hanya saja setengah bagian tubuh belakangnya saja yang bergerak mendorong pergerakan sirip caudal. Pergerakan ini dimulai dari bagian tubuh tepat di bawah sirip dorsal ikan tersebut. 3) Tipe Carangiform: untuk tipe ini ikan menggunakan sepertiga bagian tubuh belakangnya sebagai penggerak ekor. Dimana jenis ini lebih cepat dari pada tipe sub carangiform dan anguiliform. Karena ikan mengadaptasikan dirinya dengan mengurangi ketebalan tubuh bagian belakang dan memberikan titik berat pada bagian depannya. 4) Tipe Thuniform: tipe yang satu ini memiliki bentuk tubuh yang streamline, dan memiliki kemampuan renang dalam waktu yang cukup lama, sebagai contoh Thunnus spp. (2) Body and or caudal fin oscillation Tipe Ostraciiform : tipe perenang jenis ini hanya menggunakan ekornya saja dalam berenang, dengan kecepatan yang amat rendah. Sumber: Gambar 5 Body and or caudal locomotion (3) Median and or paired fin undulation 1) Sirip pectoral Tipe Rajiform termasuk pada jenis ikan pari. Ikan ini menggunakan sirip pectoral sebagai penggerak utama dalam berenang, sirip tersebut bergerak bergelombang naik turun mirip dengan kepakan sayap burung. Tipe Diodontiform termasuk didalamnya adalah ikan buntal. Sirip pectoral bergerak melebar ke bawah secara bergelombang.

11 17 2) Sirip dorsal Tipe Amiiform, ikan belut listrik Afrika yang berhabitat di air tawar tergolong pada tipe ini. Yaitu sirip dorsal yang ada sepanjang tubuh bagian dorsal -nya bergerak secara bergelombang dari depan hingga belakang. 3) Sirip anal Tipe Gymnotiform. Tergolong didalamnya antara lain ikan Black Ghost. Sama seperti tipe amiiform namun yang digunakan disini adalah sirip analnya yang memanjang pada bagian anal ikan tersebut. 4) Sirip dorsal dan anal Tipe Balistiform. ikan bergerak menggunakan sirip dorsal dan anal secara bersamaan dengan ritme yang bergelombang. Ikan pada tipe ini adalah ikan Trigger fish. (4) Median and or paired fin oscilation Sumber : Gambar 6 Median and or paired fin locomotion 1) Sirip pectoral Tipe Labriform yaitu pergerakan sirip pectoral secara acak antara pectoral kanan dan kiri tidaklah seiringan. Akan tetapi penggolongan untuk ini belum jelas karena adanya pergerakan yang komplek. Ikan kakak tua atau parrot fish tergolong pada tipe ini.

12 18 2) Sirip dorsal dan anal Tipe Tetraodontiform yaitu pergerakan dua sirip berpasangan antara dorsal dan anal yang tidak singkron. Ikan yang termasuk pada jenis ini adalah ikan matahari (mola mola). Undulation adalah pergerakan ikan yang memiliki amplitudo gerak yang berirama, sedangkan oscillation adalah pergerakan ikan yang tidak berirama.

DESAIN DAN KONSTRUKSI TANGKI MINI BERARUS (MINI FLUME TANK) UNTUK PENELITIAN TINGKAH LAKU RENANG IKAN WAZIR MAWARDI

DESAIN DAN KONSTRUKSI TANGKI MINI BERARUS (MINI FLUME TANK) UNTUK PENELITIAN TINGKAH LAKU RENANG IKAN WAZIR MAWARDI DESAIN DAN KONSTRUKSI TANGKI MINI BERARUS (MINI FLUME TANK) UNTUK PENELITIAN TINGKAH LAKU RENANG IKAN WAZIR MAWARDI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan tentang tingkah laku ikan sangat diperlukan dalam perikanan tangkap karena terkait dengan teknik dan metode penangkapan ikan. Metode penangkapan ikan tersebut

Lebih terperinci

Study of Maximum Swimming Speed Tilapia (Oreochromis Niloticus) for Fisheries Management. Abstract

Study of Maximum Swimming Speed Tilapia (Oreochromis Niloticus) for Fisheries Management. Abstract Study of Maximum Swimming Speed Tilapia (Oreochromis Niloticus) for Fisheries Management By Ridha Primeswari 1 ), Nofrizal 2 ), T. Ersti Yulika Sari 2 ) Abstract The purpose of this study was to determine

Lebih terperinci

5 PERFORMA RENANG IKAN (FISH SWIMMING PERFORMANCE)

5 PERFORMA RENANG IKAN (FISH SWIMMING PERFORMANCE) 63 5 PERFORMA RENANG IKAN (FISH SWIMMING PERFORMANCE) 5.1 Pendahuluan Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu ikan karang yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pengadaan ikan

Lebih terperinci

PERFORMA RENANG (SWIMMING PERFORMANCE) IKAN NILA (Oreochromis niloticus) AHMAD MUFLIH RIDHO

PERFORMA RENANG (SWIMMING PERFORMANCE) IKAN NILA (Oreochromis niloticus) AHMAD MUFLIH RIDHO PERFORMA RENANG (SWIMMING PERFORMANCE) IKAN NILA (Oreochromis niloticus) AHMAD MUFLIH RIDHO DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

1. Mendeskripsikan proses pelolosan ikan pada tiga jenis BRD yaitu TED super shooter, square mesh window dan fish eye

1. Mendeskripsikan proses pelolosan ikan pada tiga jenis BRD yaitu TED super shooter, square mesh window dan fish eye 85 6 PROSES PELOLOSAN IKAN MELALUI BYCATCH REDUCTION DEVICE (BRD): PERCOBAAN LABORATORIUM 6. Pendahuluan Pemasangan bycatch reduction device pada trawl ditujukan untuk mengurangi ikan-ikan hasil tangkapan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Nilai Target Strength (TS) Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Nilai target strength (TS) merupakan parameter utama pada aplikasi metode akustik dalam menduga kelimpahan

Lebih terperinci

Daya tahan dan kecepatan renang ikan selais (Kryptopterus sp.)

Daya tahan dan kecepatan renang ikan selais (Kryptopterus sp.) Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(2):99-106 Daya tahan dan kecepatan renang ikan selais (Kryptopterus sp.) [Swimming endurance and speed of catfish (Kryptopterus sp.)] Nofrizal, Muchtar Ahmad, Irwandy Syofyan

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com 2. Gerak pada Hewan Salah satu sifat makhluk hidup adalah bergerak. Hewan bergerak dengan berbagai cara, misalnya ada hewan yang berjalan, berlari, terbang, berenang, merayap, dan lain sebagainya. Hewan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode penangkapan ikan dengan menggunakan cahaya sudah sejak lama diketahui sebagai perlakuan yang efektif untuk tujuan penangkapan ikan tunggal maupun berkelompok (Ben-Yami,

Lebih terperinci

Alat dan Metode Mempelajari Tingkah Laku Ikan

Alat dan Metode Mempelajari Tingkah Laku Ikan Alat dan Metode Mempelajari Tingkah Laku Ikan Oleh: Ririn Irnawati Pokok Bahasan: 1. Alat dan metode konvensional 2. Alat dan metode mutakhir 3. Keunggulan dan kekurangan masing2 metode Pengamatan Tingkah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja.

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja. L A M P I R A N 19 Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. Soal no Jumlah siswa (%) yang menjawab option : 10,5 (A) Siswa tidak teliti membaca soal. analisa 1 79 (B*) 10,5 (C) 26% siswa berpikir

Lebih terperinci

GAYA ANGKAT PESAWAT Untuk mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

GAYA ANGKAT PESAWAT Untuk mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang GAYA ANGKAT PESAWAT Untuk mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang 1. Pendahuluan Pesawat terbang modern sudah menggunakan mesin jet, namun prinsip terbangnya masih menggunakan ilmu gaya udara seperti

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo 58 5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo Dalam pengoperasiannya, bagan rambo menggunakan cahaya untuk menarik dan mengumpulkan ikan pada catchable area. Penggunaan cahaya buatan yang berkapasitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Penelitian Kecamatan Muara Gembong merupakan daerah pesisir di Kabupaten Bekasi yang berada pada zona 48 M (5 0 59 12,8 LS ; 107 0 02 43,36 BT), dikelilingi oleh perairan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis TINJAUAN PUSTAKA Unit Penangkapan Ikan Jaring insang Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang dibentuk menjadi empat persegi

Lebih terperinci

Ledhyane Ika Harlyan. Dept. of Fisheries Resources Utilization and Marine Science Fisheries Faculty, Brawijaya University

Ledhyane Ika Harlyan. Dept. of Fisheries Resources Utilization and Marine Science Fisheries Faculty, Brawijaya University Ledhyane Ika Harlyan Dept. of Fisheries Resources Utilization and Marine Science Fisheries Faculty, Brawijaya University Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa dapat mengetahui survival escapement dari

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. MATA KULIAH : FISIKA DASAR TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. POKOK BAHASAN: Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor

Lebih terperinci

Daerah Penangkapan Ikan (fishing ground) Oleh: Ririn Irnawati

Daerah Penangkapan Ikan (fishing ground) Oleh: Ririn Irnawati Daerah Penangkapan Ikan (fishing ground) Oleh: Ririn Irnawati Deskripsi MK DPI Mata kuliah ini menjelaskan tentang posisi DPI dan manfaatnya bagi kegiatan perikanan, serta berbagai hal yang berkaitan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih TINJAUAN PUSTAKA Alat Tangkap Jaring Insang (Gill net) Jaring insang (gill net) yang umum berlaku di Indonesia adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata pada ikan merupakan salah satu indera yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. Mata pada ikan merupakan salah satu indera yang sangat penting untuk . PENDAHULUAN.. Latar Belakang Mata pada ikan merupakan salah satu indera yang sangat penting untuk mencari makan dan menghindar dari pemangsalpredator atau kepungan alat tangkap. Ketajaman penglihatan

Lebih terperinci

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B 1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara

Lebih terperinci

Lampiran 1 Gambar: (a) flexible joint coupling, (b) mechanical seal, dan (c) balingbaling, (d) conical gear, dan (e) pulley

Lampiran 1 Gambar: (a) flexible joint coupling, (b) mechanical seal, dan (c) balingbaling, (d) conical gear, dan (e) pulley LAMPIRAN 91 92 93 Lampiran 1 Gambar: (a) flexible joint coupling, (b) mechanical seal, dan (c) balingbaling, (d) conical gear, dan (e) pulley (a) (b) (c) (d) (e) Sumber: a). http://upload.ecvv.com/upload/product/20088/china_jaw_coupling200882016134310.jpg

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Ukuran Tubuh Ikan Acoustical length adalah panjang target dalam akustik pada sebuah target, dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau panjang

Lebih terperinci

Metode Menarik Perhatian Ikan (Fish Attraction) Muhammad Arif Rahman, S.Pi

Metode Menarik Perhatian Ikan (Fish Attraction) Muhammad Arif Rahman, S.Pi Metode Menarik Perhatian Ikan (Fish Attraction) Muhammad Arif Rahman, S.Pi Prinsip dari metode ini adalah mengumpulkan ikan dalam ruang lingkup suatu alat tangkap. Dalam menarik perhatian ikan, digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP

Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun 2012 Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP. 19800129200501 1 003 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) 1. PENDAHULUAN Kata Belut merupakan kata yang sudah akrab bagi masyarakat. Jenis ikan ini dengan mudah dapat ditemukan dikawasan pesawahan. Ikan ini ada kesamaan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makanan Alami Ikan Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam perkembangbiakan ikan baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan air laut. Fungsi utama

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika

Lebih terperinci

Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika

Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika PESAWAT TERBANG Dengan mempelajari bagaimana pesawat bisa terbang Anda akan mendapatkan kontrol yang lebih baik atas UAV Anda. Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika Empat gaya aerodinamik yang

Lebih terperinci

NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda

NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda I. Pilihan ganda Berilah tanda silang pada pilihan jawaban yang menurutmu tepat. Setiap nomor yang benar menghasilkan poin 1. Berdoalah

Lebih terperinci

Effect size catfish (pangasius pangasius) on resistance and speed pool for fisheries development capture

Effect size catfish (pangasius pangasius) on resistance and speed pool for fisheries development capture Effect size catfish (pangasius pangasius) on resistance and speed pool for fisheries development capture By Nafira rahmat 1 ), Nofrizal 2 ), Isnaniah 3 ) Abstract The purpose of this research is to know

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012.

Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012. Nama : Kelas : Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012. 1. Besaran yang satuannya didefinisikan lebih dulu disebut

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Morfologi Ikan BENTUK TUBUH

Morfologi Ikan BENTUK TUBUH Morfologi Ikan Ikan, didefinisikan. secara umum sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan menggunakan ship, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea

Lebih terperinci

Peran kajian kemampuan dan tingkah laku renang ikan baung (Hemibagrus sp) untuk teknologi penangkapan ikan dan usaha budidaya

Peran kajian kemampuan dan tingkah laku renang ikan baung (Hemibagrus sp) untuk teknologi penangkapan ikan dan usaha budidaya Peran kajian kemampuan dan tingkah laku renang ikan baung (Hemibagrus sp) untuk teknologi penangkapan ikan dan usaha budidaya Nofrizal 1) dan Muchtar Ahmad 1) 1) Dosen Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 evisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan PTS Semester Genap Doc. Name: K13A10FIS0PTS Version: 017-03 Halaman 1 01. Pada benda bermassa m, bekerja gaya F yang menimbulkan percepatan a. Jika gaya dijadikan

Lebih terperinci

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak????? DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika Tingkat SMA yaitu dalam bentuk Essay panjang. 2. Soal essay panjang

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

Oleh: Wazir Mawardi 1, Ari Purbayanto 2, Daniel R Monintja 2,Mulyono S. Baskoro 2, dan Budhi Hascaryo Iskandar 2

Oleh: Wazir Mawardi 1, Ari Purbayanto 2, Daniel R Monintja 2,Mulyono S. Baskoro 2, dan Budhi Hascaryo Iskandar 2 BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 141-150 REKAYASA TANGKI MINI BERARUS (MINI FLUME TANK) UNTUK PENELITIAN TINGKAH LAKU RENANG IKAN (Engineering of Mini Flume Tank for Fish

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Metode hidroakustik adalah suatu metode yang digunakan dalam. pendeteksian bawah air yang menggunakan perangkat akustik (acoustic

2. TINJAUAN PUSTAKA. Metode hidroakustik adalah suatu metode yang digunakan dalam. pendeteksian bawah air yang menggunakan perangkat akustik (acoustic 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode hidroakustik Metode hidroakustik adalah suatu metode yang digunakan dalam pendeteksian bawah air yang menggunakan perangkat akustik (acoustic instrumen), antara lain: echosounder,

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces

Lebih terperinci

Gambar 1. Pola sirkulasi arus global. (www.namce8081.wordpress.com)

Gambar 1. Pola sirkulasi arus global. (www.namce8081.wordpress.com) Arus Geostropik Peristiwa air yang mulai bergerak akibat gradien tekanan, maka pada saat itu pula gaya coriolis mulai bekerja. Pada saat pembelokan mencapai 90 derajat, maka arah gerak partikel akan sejajar

Lebih terperinci

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av Contoh Soal dan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan gaya angkat pada sayap pesawat. Rumus Minimal Debit Q = V/t Q

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL (KODE A )

KISI-KISI PENULISAN SOAL (KODE A ) KISI-KISI PENULISAN SOAL (KODE A ) Jenis Sekolah : SMK Alokasi Waktu menit Mata Pelajaran : FISIKA Jumlah Soal butir Kurikulum : K- Guru Penyusun Iksan, S.Pd NO STANDAR KOMPETENSI KLS / BENTUK UR MATERI

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling Standar Nasional Indonesia SNI 3408:2015 Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling ICS 93.160 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K13AR11FIS02UAS Version : 2016-05 halaman 1 01. Perhatikan gambar berikut ini! F=15N 5kg kasar s = 0,4 Jika benda diam, berapakah gaya

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

Soal :Stabilitas Benda Terapung

Soal :Stabilitas Benda Terapung TUGAS 3 Soal :Stabilitas Benda Terapung 1. Batu di udara mempunyai berat 500 N, sedang beratnya di dalam air adalah 300 N. Hitung volume dan rapat relatif batu itu. 2. Balok segi empat dengan ukuran 75

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto

Oleh: Agus Supriyanto Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id A. Prinsip Tahanan Dorongan: Kekuatan yang cenderung menahannya, ini disebut tahanan atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesaknya

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR MENGAPA PESAWAT DAPAT TERBANG

PRINSIP DASAR MENGAPA PESAWAT DAPAT TERBANG PRINSIP DASAR MENGAPA PESAWAT DAPAT TERBANG Oleh: 1. Dewi Ariesi R. (115061105111007) 2. Gamayazid A. (115061100111011) 3. Inggit Kresna (115061100111005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

Atraksi Fisika di Udara

Atraksi Fisika di Udara Atraksi Fisika di Udara Sekumpulan burung Pelikan, Camar dan Angsa terbang indah di udara. Suatu atraksi udara yang sangat menakjubkan! Ada rasa iri yang dapat dimengerti saat manusia menyaksikan pertunjukan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi 4 2.2. Morfologi Ikan Tambakan (H. temminckii) Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri

Lebih terperinci

SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c.

SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c. SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c. menangkap satu atau lebih proton bebas d. menangkap satu

Lebih terperinci

HIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER VI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kedalaman laut dan salinitas air laut. 2.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARFIS0UAS Version : 205-02 halaman 0. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r= 5t 2 +, maka kecepatan rata -rata antara

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Termal Kayu Meranti (Shorea Leprosula Miq.) Karakteristik termal menunjukkan pengaruh perlakuan suhu pada bahan (Welty,1950). Dengan mengetahui karakteristik termal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu alutsista laut yang strategis dan sarat dengan muatan teknologi tinggi, serta mempunyai efek psikologis yang tinggi terhadap lawan adalah kapal selam. Telah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penangkapan Ikan Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha manusia untuk menghasilkan ikan dan organisme lainnya di perairan, keberhasilan usaha penangkapan

Lebih terperinci

ABSTRAK Desty Maryam. Pengaruh kecepatan arus terhadap komponen desain jaring millenium (percobaan dengan prototipe dalam flume tank

ABSTRAK Desty Maryam. Pengaruh kecepatan arus terhadap komponen desain jaring millenium (percobaan dengan prototipe dalam flume tank PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP KOMPONEN DESAIN JARING MILLENIUM (Percobaan dengan Prototipe dalam Flume Tank) Desty Maryam SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN Paket C 2011 Program IP Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Pembacaan jangka sorong berikut ini (bukan dalam skala sesungguhnya) serta banyaknya angka penting adalah. 10 cm 11 () 10,22

Lebih terperinci

Laporan kegiatan Pembinaan Olimpiade Sains Nasional di SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP

Laporan kegiatan Pembinaan Olimpiade Sains Nasional di SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP Laporan kegiatan Pembinaan Olimpiade Sains Nasional di SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun 2012 Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP. 19800129200501 1 003 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir. Air hujan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) (Gambar 1) merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang sangat potensial

Lebih terperinci

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata

Lebih terperinci

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab Definisi Arus Pergerakkan horizontal massa air Penyebab Fakfor Penggerak (Angin) Perbedaan Gradien Tekanan Perubahan Densitas Pengaruh Pasang Surut Air Laut Karakteristik Arus Aliran putaran yang besar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Jarak Near Field (R nf ) yang diperoleh pada penelitian ini dengan menggunakan formula (1) adalah 0.2691 m dengan lebar transducer 4.5 cm, kecepatan suara 1505.06

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lentik. Jadi daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lentik. Jadi daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai Sungai sebagai perairan umum yang berlokasi di darat dan merupakan suatu ekosistem terbuka yang berhubungan erat dengan sistem - sistem terestorial dan lentik. Jadi

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 1 01. Balok bermassa 5 kg diletakkan di atas papan, 3 m dari titik A, seperti terlihat pada gambar. Jika massa papan adalah satu kilogram

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB Soal dan GLB dan GLBB Contoh Soal dan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB), materi fisika kelas 10 (X) SMA. Mencakup penggunaan rumusrumus GLBB/GLB dan membaca grafik

Lebih terperinci

Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Migrasi ikan adalah adalah pergerakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang mempunyai arti penyesuaian terhadap kondisi alam yang menguntungkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH

PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH Hidup ikan Dipengaruhi lingkungan suhu, salinitas, oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien)

Lebih terperinci

2.1. Ikan Kurau. Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut. Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus

2.1. Ikan Kurau. Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut. Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Kurau Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus eleutheronema dan Species Eleutheronema

Lebih terperinci

1 Soal latihan UTS Ganjil IPA-Fisika kelas VIII Semester 1 A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Perhatikan beberapa pernyataan berikut: 1) Dapat merubah kecepatan benda 2) Dapat berupa

Lebih terperinci

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka :

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka : 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang datar yang kasar, maka selama gerakannya... A. gaya normal tetap, gaya gesekan berubah B. gaya normal berubah, gaya gesekan tetap C. gaya normal dan gaya gesekan

Lebih terperinci

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif )

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif ) Gerak Lurus 21 GERAK LURUS Suatu benda melakukan gerak, bila benda tersebut kedudukannya (jaraknya) berubah setiap saat terhadap titik asalnya ( titik acuan ). Sebuah benda dikatakan bergerak lurus, jika

Lebih terperinci

Kuliah kedua STATIKA. Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya

Kuliah kedua STATIKA. Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya Kuliah kedua STATIKA Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya Pendahuluan Pada bagian kedua dari kuliah Statika akan diperkenalkan

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk menempuh jarak 25 meter dengan satuan detik.

Lebih terperinci

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP SAINS - FISIKA Summer Olympiad Camp 2017 - Sains SMP 1. Seorang pelari menempuh jarak d selama waktu T detik, dimana t detik pertama gerakkannya dipercepat beraturan tanpa kecepatan awal, kemudian sisanya

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU KLAS X

PENGENDALIAN MUTU KLAS X PENGENDLIN MUTU KLS X. Untuk mengukur ketebalan selembar kertas yang paling teliti menggunakan alat ukur. mistar. jangka sorong C. rol meter D. micrometer sekrup E. sferometer 2. Perhatikan gambar penunjuk

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok 1. BESARAN DAN SATUAN 1.1.Pendahuluan Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika dikaji lebih dalam dengan cara mempelajari bagaimana mengukur besaran-besaran yang

Lebih terperinci